Portofolio Asma Bronkiale
-
Upload
dayita-aprituti -
Category
Documents
-
view
17 -
download
3
description
Transcript of Portofolio Asma Bronkiale
PORTOFOLIO
ASMA BRONKIALE
Diajukan Kepada :
dr. Yanu Kintoro Sudibya
dr. Endang Purwanti
Disusun oleh :
dr. Puspita Prihatini
RSUD MURANGAN SLEMAN
Pada hari ini tanggal 19 Juli 2014 telah dipresentasikan portofolio oleh :
Nama peserta : dr. Lukluk Purbaningrum
Dengan judul/ topic : Asma Bronkiale
Nama Pendamping : dr. Yanu dan dr. Endang Purwanti
Nama Wahana : RSUD Murangan Sleman
No. Nama Peserta Presentasi No Tanda tangan
1 dr. Puspita Prihatini 1
2 dr. Hilma nadhifa 2
3 dr. Andy Hafidz 3
4 dr. Indah Kusumaningrum 4
5 dr. Debby Nurima D 5
6 dr. Arifatul Unsiyanah 6
7 dr. Dika Riskiardi 7
8 dr. Bidayati 8
9 dr. Fitria Puspita 9
10 dr. Lukluk Purbaningrum 10
11 dr. Rizky Ahmad 11
12 dr. Cindy Qullubi 12
Nama Peserta : dr. Puspita Prihatini
Nama Wahana : RSUD Murangan Sleman
Topik : Asma Bronkiale
Tanggal (kasus) : 12 Juni 2014
Nama Pasien : Ny. R
No. RM :
Tanggal Presentasi : 19 Juli2014
Nama Pendamping : dr. Yanu Kintoro Sudibya dan dr. Endang Purwanti
Tempat Presentasi : RSUD Murangan
Obyektif Presentasi :
- Keilmuan, diagnostic dan manajemen, dewasa
- Deskripsi : Perempua, 58 tahun, sesak nafas dan batuk, Asma Bronkiale Persisten Ringan Eksaserbasi Akut
- Tujuan : Memberikan penatalaksanaan pada pasien asma bronkiale persisten ringan eksaserbasi akut
Bahan Bahasan : Kasus
Cara Membahas : Presentasi dan diskusi
Data Pasien :
- Nama : Ny. R
- Nomor Registrasi :
DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI
1. Diagnosis/ Gambaran klinis
Asma Bronkiale Persisten Ringan Eksaserbasi Akut dengan Batuk Pilek
2. Riwayat pengobatan
Pasien rutin menggunakan Budesonide inhalasi.
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit
Pasien menderita asma sudah sekitar 4 tahun. Pasien datang ke UGD dengan keluhan sesak. Kekambuhan sesak nafas ±2 kali dalam seminggu, gejala sesak nafas pada malam hari kambuh ±1-2 kali dalam sebulan. Pasien sudah rutin menggunakan inhaler budesonide.
4. Riwayat Keluarga
Ayah pasien memiliki riwayat penyakit Asma. Ibu pasien memiliki riwayat hipertensi.
5. Riwayat pekerjaan
Ibu rumah tangga.
6. Lain – lain
DAFTAR PUSTAKA
1. PDPI. 2003. Konsesus Asma (Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di indonesia)
HASIL PEMBELAJARAN
1. Subyektif
Pasien mengeluh sesak nafas kambuh-kambuhan sejak ±3 tahun yang lalu. Dalam satu minggu pasien mengaku sesak nafas kambuh 2-3 kali. Jika malam pun sesak nafas terkadang kambuh kurang lebih 2 kali dalam sebulan. Pasien saat datang ke UGD mengeluh sesak dan mengeluh batuk pilek. Batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pasien datang ke UGD karena sesak nafas yang dirasakan tidak membaik meskipun setelah memakai inhaler. Riwayat penyait Hipertensi disangkal. Riwayat diabetes mellitus disangkal.
2. Objektif
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan jasman,i diagnosis utama adalah Asma Bronkial Persisten Ringan Eksaserbasi Akut. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- Gejala klinis :
Sesak nafas dialami sejak kurang lebih 3 tahun kekambuhan. Sesak nafas kambuh terutama saat dingin dan jika terkena asap rokok. Riwayat menggunakan inhaler (+). Riwayat edema ekstremitas (-).
No Jenis pemeriksaan
Hasil
1 Vital Sign TD 130/90. Nadi 94x/menit. RR 36x/menit. T 36°C
2 Kepala CA -/-
SI -/-
Edema periorbita -/-
3 Leher dbn
4 Thorax S1/S2 regular. Simetris SDV +/+. Ronki -/-. Wheezing ++/+
5 Abdomen Supel. Timpani. BU (+) Normal. Nyeri Tekan (-)
6 Ekstremitas Akral hangat. Nadi kuat. Edema (-)
3. Assessment
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Berbagai sel inflamasi berperan terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel. Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau pencetus inflamasi saluran napas pada penderita asma. Inflamasi terdapat pada berbagai derajat asma baik pada asma intermiten maupun asma persisten. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan
atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.
Faktor presipitat :
RIWAYAT PENYAKIT / GEJALA :
Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator
HAL LAIN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM RIWAYAT PENYAKIT :
Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan pengobatan
PEMERIKSAAN JASMANI
Gejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan jasmani dapat normal. Kelainan pemeriksaan jasmani yang paling sering ditemukan adalah mengi pada auskultasi. Pada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar normal walaupun pada pengukuran objektif (faal paru) telah terdapat penyempitan jalan napas. Pada keadaan serangan, kontraksi otot polos saluran napas, edema dan hipersekresi dapat menyumbat saluran napas; maka sebagai kompensasi penderita bernapas pada volume paru yang lebih besar untuk mengatasi menutupnya saluran napas. Hal itu meningkatkan kerja pernapasan dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak napas, mengi dan hiperinflasi. Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu ekspirasi paksa. Walaupun demikian mengi dapat tidak terdengar (silent chest) pada serangan yang sangat berat, tetapi biasanya disertai gejala lain misalnya sianosis, gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan otot bantu napas.
KLASIFIKASI DERAJAT BERAT ASMA BERDASARKAN GAMBARAN KLINIS (dalam pengobatan)
4. Plan
- Diagnosis
Derajat Asma Gejala Gejala MalamI. Intermiten Bulanan * Gejala < 1x/minggu
* Tanpa gejala di luar
serangan
* Serangan singkat
* £ 2 kali sebulan
II. Persisten Ringan
Mingguan
* Gejala > 1x/minggu,
tetapi < 1x/ hari
* Serangan dapat
mengganggu aktiviti
dan tidur
* > 2 kali sebulan
III. Persisten Sedang
Harian
* Gejala setiap hari
* Serangan mengganggu
aktiviti dan tidur
*Membutuhkan
bronkodilator
setiap hari
* > 1x / seminggu
IV. Persisten Berat
Kontinyu
* Gejala terus menerus
* Sering kambuh
* Aktiviti fisik terbatas
* Sering
Diagnosis utama adalah Asma Bronkial persisten ringan eksaserbasi akut.
- Pengobatan
Pengobatan berikut ini biasanya diberikan berbarengan untuk dapat sesegera mungkin mengatasi serangan asma.
Pemberian oksigen:
Oksigen diberikan 4-6 L/menit untuk mendapatkan saturasi O2 90% atau lebih.
Agonis beta-2:
Agonis beta-2 aksi singkat biasanya diberikan secara nebulasi setiap 20 menit selama satu jam pertama (salbutamol 5 mg atau fenoterol 2,5 mg, tarbutalin 10 mg). Nebulasi bisa dengan oksigen atau udara. Pemberian secara parenteral agonis beta-2 dapat dilakukan bila pemberian secara nebulasi tidak memberikan hasil. Pemberian bisa secara intramuskuler, subkutan atau intravena.
Adrenalin (epinefrin )
Obat ini dapat diberikan secara intramuskuler atau subkutan bila:
- Agonis beta 2 tidak tersedia - Tidak ada respon terhadap agonis beta 2 inhalasi.
Bronkodilator tambahan:
Kombinasi agonis beta-2 dengan antikolinergik (Ipratropium Bromida) memberikan efek bronkodilator yang lebih baik dari pada diberikan sendiri-sendiri. Obat ini diberikan sebelum mempertimbangkan aminofilin. Mengenai aminofilin dalam mengatasi serangan ini masih
ada kontroversi. Walaupun ada manfaatnya, akan tetapi aminofilin intravena tidak dianjurkan dalam 4 jam pertama pada penanganan serangan asma. Aminofilin intravena dengan
dosis 6 mg per kgBB diberikan secara pelan (dalam 10 menit) diberikan pada penderita asma akut berat yang perlu perawatan dirumah sakit, bila penderita tidak mendapat teofilin
dalam 48 jam sebelumnya.
Kortikosteroid:
Kortikosteroid sistemik dapat mempercepat penyembuhan serangan yang refrakter terhadap obat bronkodilator. Pemberian secara oral sama efektifnya dengan intra vena dan lebih disukai karena lebih gampang dan lebih murah. Kortikosteroid baru memberikan efek minimal setelah 4 jam. Kortikosteroid diberikan bila:
- Serangan sedang dan berat. - Inhalasi agonis beta-2 tidak memperlihatkan perbaikan atau:
Serangan timbul walaupun penderita telah mendapat kortikosteroid oral jangka panjang.
Serangan sebelumnya juga membutuhkan kortikosteroid oral.
Kriteria untuk perawatan dirumah sakit: Respon terhadap pengobatan dalam 1-2 jam tidak adekuat. Penyempitan berat saluran nafas menetap ( APE < 40% perkiraan / nilai terbaik pribadi ). Riwayat asma berat, apalagi bila membutuhkan perawatan dirumah sakit. Penderita dengan resiko tinggi. Keluhan sudah berlansung lama sebelum datang ke rumah sakit. Tempat tinggal jauh/ jelek kondisinya.
Kriteria untuk masuk Ruang Rawat Intensif:
- Tidak ada respon terhadap pengobatan awal di bagian gawat darurat dan / atau keadaan memburuk dengan cepat.
- Adanya disorientasi, mengantuk atau kehilangan kesadaran. - Adanya ancaman henti nafas: hipoxemia walaupun sudah diberi oksigen ( PO2 < 60 mHg dan /
atau PCO2 > 45 mmHg )
Diruang rawat intensif kemungkinan diperlukan tindakan intubasi bila:
- Keadaan terus memburuk walaupun terapi sudah optimal. - Pasien kelelehan. - PCO2 meningkat.
- Pendidikan
Telah dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membatu proses penyembuhan dengan memberikan penjelasan terkait pengobatan asma dan pentingnya mengenali faktor pencetus kambuhnya asma
- Konsultasi
Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan ahli gizi sehingga diharapkan adanya integrasi antara pola makan dan terapi dari dokter, sehingga penderita selalu dalam kondisi stabil.
Kegiatan Periode Hasil yang Diharapkan
Kepatuhan minum obat, pola makan dan pemantauan Glukosa darah
5 hari post opname, 2 minggu sekali pada 2bulan pertama dan 1 bulan sekali pada bulan berikutnya
Segera diketahui terkait penyesuaian obat, keteraturan dalam minum obat dan pola makan. Dalam hal ini dikonsultasikan dengan ahli gizi
Laboratorium contoh kimia darah
1 bulan sekali pada 1bulan pertama selanjutnya 3 bulan sekalipada bulan berikutnya
Parameter laboratorium semuanya membaik termasuk fungsi ginjal
Ro Thorax 1 bulan lagi Terjadi proses perbaikan
Nasihat Setiap kali kunjungan Kepatuhan minum obat dan pola hidup serta tetap semangat dan tidak bosan untuk mengkonsumsi obat