Portofolio 3- Arif Ridha - Luka Bakar

11
1 No. ID dan Nama Peserta : dr. Arif Ridha No. ID dan Nama Wahana : RSUD Bangkinang Topik : Combusio Tanggal (kasus) : 13 Februari 2015 Presenter : dr. Arif Ridha Nama Pasien : Tn D No. RM : Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Deni Sosialita Tempat Presentasi : RSUD Bangkinang Obyektif Presentasi : Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatu s Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : bayi perempuan, 6 bulan, luka bakar Tujuan : penegakan diagnosis, Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos Data pasien : Nama : Tn D Nama klinik : RSUD Bangkinang Telp : Terdaftar sejak : Data utama untuk bahan diskusi : 1. Diagnosis/ Gambaran klinis : Combusio grade IIA 15% 2. Riwayat Pengobatan : - 3. Riwayat kesehatan/penyakit : Riwayat serupa - 4. Riwayat keluarga : - 5. Riwayat pekerjaan : Penjual Gorengan 6. Riwayat imunisasi: - Daftar Pustaka : 1. Alharbi Z, et al. Treatment of burns in the first 24 hours: simple

description

tugas internsip portofolio

Transcript of Portofolio 3- Arif Ridha - Luka Bakar

No. ID dan Nama Peserta : dr. Arif Ridha

No. ID dan Nama Wahana : RSUD Bangkinang

Topik : Combusio

Tanggal (kasus) : 13 Februari 2015Presenter : dr. Arif Ridha

Nama Pasien : Tn DNo. RM :

Tanggal Presentasi :Pendamping : dr. Deni Sosialita

Tempat Presentasi : RSUD Bangkinang

Obyektif Presentasi :

Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : bayi perempuan, 6 bulan, luka bakar

Tujuan : penegakan diagnosis,

Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos

Data pasien :Nama : Tn D

Nama klinik : RSUD BangkinangTelp : Terdaftar sejak :

Data utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis/ Gambaran klinis : Combusio grade IIA 15%

2. Riwayat Pengobatan : -

3. Riwayat kesehatan/penyakit : Riwayat serupa -

4. Riwayat keluarga : -

5. Riwayat pekerjaan :Penjual Gorengan

6. Riwayat imunisasi: -

Daftar Pustaka :

1. Alharbi Z, et al. Treatment of burns in the first 24 hours: simple and practical guide by answering 10 questions in a step-by-step form. World Journal of Emergency Surgery 2012,7:13

2. Beauchamp D, et al. Sabiston Textbook of Surgery, 18th ed. 2007. Elsevier

3. Brunicardi FC, et al. Schwartz's Principles of Surgery, 9th edition. 2010

4. WHO. Management of Burns. WHO/EHT/CPR 2004 reformatted 2007

Hasil pembelajaran :

1. Jenis luka bakar

2. Klasifikasi luka bakar

3. Penatalaksanaan luka bakar

1. Subjektif: Pasien 1 jam SMRS tersiram minyak panas pada daerah wajah, dada dan lengan kanan. Kemudian langsung dibawa ke RSUD Bangkinang. Tampak sesak disangkal, belum BAK sejak tersiram. Pasien minum ASI kuat.

2. Objektif:Primary survey:A: obstruksi -, snoring -B: napas spontan, sianosis -, hembusan udara dari hidung +, RR = 40x/menitC: N = 156x/menit, akral hangat, CRT < 2 detikD: GCS = 15, pupil isokor 2mm/2mm, refleks cahaya +/+E: S = 36,1oCStatus lokalis: - Tampak luka bakar pada daerah nasal dextra dan mental, dasar dermis, hiperemis+, bula + jernih, luas 3%- Tampak luka bakar pada thorax, dasar dermis, hiperemis+, bula + jernih, luas 10%-L: Tampak luka bakar pada brachii anterior dan antebrachii lateral, dasar dermis, hiperemis (+), bula + jernih, luas 2%F: rangsang nyeri (+), pulsasi (+) teratur, kuat, penuhM: pergerakan bebas

3. Assessment:Kriteria untuk rawat di Senter luka bakar: Derajat II >10% Luka bakar pada wajah, tangan, kaki, genital, perineum, dan sendi besar Derajat III Luka bakar elektrik, termasuk kilat Luka bakar kimia Luka bakar inhalasi Pada pasien dengan riwayat sakit sebelumnya yang dapat memperlambat penyembuhan, menjadi komplikasi dan mempengaruhi prognosis Pada pasien dengan trauma lain tetapi luka bakar memiliki resiko lebih tinggi. Pasien anak yang dirawat di RS yang tidak memiliki personel ahli. Pada pasien yang akan membutuhkan intervensi rehabilitasi, emosional dan sosial spesial.

8

Klasifikasi berdasarkan penyebabnya: api/udara air benda solid bahan kimia elektrik

Klasifikasi berdasarkan kedalaman:I: epidermisIIA: epidermis dan dermis superfisialIIB: epidermis dan dermis dalamIII: epidermis dan dermis hingga lemak subkutanIV: epidermis, dermis, subkutan, otot atau tulang

Derajat I: Nyeri dan eritem, memucat jika ditekan, barier epidermal intak. Contoh: sunburn atau luka minor akibat memasak. Luka tidak mengakibatkan skar, terapi tujuan untuk kenyamanan dengan pemberian topikal simtomatik, dengan atau tanpa NSAID.Derajat II: Dibagi menjadi dua tipe yaitu superfisial dan dalam. Luka bakar II superfisial tampak eritem dan nyeri, memucat jika ditekan dan sering didapatkan bula. Contoh: terkena air panas. Luka ini akan reepitalisasi dalam 7-14 hari. Setelah sembuh mungkin akan mengakibatkan perbedaan warna. Luka bakar II dalam hingga retikular dermis, tampak pucat dan belang, tidak memucat jika ditekan, tetapi masih nyeri jika dites pinprick. Luka akan sembuh dalam 14-35 hari, dapat mengakibatkan skar berat.Derajat III: Karateristik dengan eskar yang keras dan kasar, tidak nyeri, dan hitam, putih atau merah seperti ceri. Tidak ada epidermis atau dermis, sehingga reepitelisasi dari tepi luka. Untuk kosmetik dibutuhkan skin grafting.Derajat IV: hingga organ dibawah kulit, seperti otot, tulang dan otak.

Luas luka bakarTatalaksanaPrehospital- Stop/hentikan sumber luka bakar: termasuk melepaskan benda metal yang terkena panas.- Dialirkan air suhu ruangan 15 menit dapat menurunkan derajat kedalaman luka, tidak air dingin untuk mencegah hipotermi.- Luka bakar ditutup kain kering bersih untuk meminimalisasi kehilangan panas tubuh dan untuk mencegah kontak langsung luka dengan saraf yang terekspos.

Tatalaksana inisial- ABCDE- Eksposur gas/asap panas dapat mengakibatkan edem jalan napas. Injuri direk pada jalan napas atas dapat mengakibatkan edema/obstruksi jalan napas. Injuri jalan napas harus dicurigai dengan luka bakar wajah, rambut hidung yang hangus, sputum berkarbon, takipnea, suara serak, mengi atau stridor. Karena obstruksi jalan napas dapat terjadi dengan cepat, kontrol jalan napas harus dimonitor kontinus dan digunakan ventilator. Hal ini penting untuk pasien dengan luka bakar masif, sebelum edema mempersempit jalan napas atas.- Pasien korban ledakan atau kecelakaan deselerasi kemungkinan mengalami injury medulla spinalis sehingga harus dipasangkan cervical collar untuk imobilisasi kepala hingga kondisi telah terevaluasi.- Tekanan darah mungkin sulit dinilai pada pasien luka bakar dengan ekstremitas edem atau terbakar hangus. Pulsasi nadi dapat digunakan sebagai ukuran sirkulasi secara tidak langsung, tetapi kebanyakan pasien luka bakar tetap takikardi walaupun telah dilakukan resusitasi adekuat. Penggunaan pulsasi doppler pada ekstremitas distal dapat digunakan untuk menentukan apakah sirkulasi adekuat yang kemudian dapat juga dinilai dari urine output.- Pasien luka bakar dipasangkan kateter IV besar untuk resusitasi dan untuk luka bakar >40% dipasangkan dua kateter IV. Vena superfisial sering terjadi trombosis pada luka derajat III sehingga dapat dilakukan venaseksi pada v.saphena. CVC mungkin diperlukan untuk pasien luka bakar berat dan dapat memberikan informasi status volume di ICU. Pasien pediatri mungkin membutuhkan akses intraoseus proksimal tibia dalam keadaan darurat. - Secondary survey: PF- Diberikan anti nyeri dan perlu dipertimbangkan pemberian ansiolotik seperti benzodiazepine.- Resusitasi cairan IV diberikan pada pasien dengan luka bakar >20% (pediatri >15%) untuk mendapatkan MAP >60mmHg atau urine output >30ml/jam atau 0,5ml/kg/jam pada pasien dewasa, atau sebesar 1ml/kg/jam pada pasien pediatri dengan BB 10% diberikan TT 0,5ml. Jika belum pernah imunisasi/booster terakhir >10 tahun, diberikan tetanus imunoglobulin 250 unit.- Transfusi darah berhubungan dengan peningkatan infeksi dan mortalitas yang lebih tinggi meski diberikan pada luka bakar berat. Penelitian pediatri menyatakan batas Hb