muhtar arif

24
MEMAHAMI MUAMALAH DI LUAR JUAL BELI MATAPELAJARAN FIQIH KELAS IX SEMESTER 2 OLEH : MUHAMMAD MUCHTAR ARIF FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Transcript of muhtar arif

Page 1: muhtar arif

MEMAHAMI MUAMALAH DI LUAR JUAL BELI

MATAPELAJARAN FIQIH KELAS IX SEMESTER 2

OLEH :MUHAMMAD MUCHTAR ARIF

FAKULTAS TARBIYAHJURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Page 2: muhtar arif

SETANDAR KOPETENSI

MEMAHAMI MUAMALAH DI LUAR JUAL BELI

Page 3: muhtar arif

KOPETENSI DASAR

Menjelaskan ketentuan pinjam meminjamMenjelaskan ketentuan utang piutang,gadai, dan brog.Menjelaskan ketentuan upah.

Page 4: muhtar arif

INDIKATOR

Siswa dapat menjelaskan tentang pinjam meminjam.piutang, gadai, drSiswa dapat menjelaskan utang og. Siswa dapat menjelaskan tentang ketentuan upah.

Page 5: muhtar arif

IJARAH

DASAR HUKUM

AL-QUR’AN

AS-SUNNAH

IJMA’

RUKUN

AQID

SIGHAT AKAD

UJRAH

MA’QUD ALAIH

SYARAT

MU’JIR DAN MUSTA’JIR

SIGHAT IJAB KABUL

UJRAH (UPAH)

MA’QUD ‘ALAIH

PEMBAGIAN JENIS

HUKUM IJRAH

Page 6: muhtar arif

Pengertian ijarah (upah)

• Menurut bahasa (etimologi)• Ijarah adalah بيع .(menjual manfaat) المنفعة• Menurut syara’ (terminologi)• Ulama Hanafiyah :

• ‘aqdun ‘alal manaafi’i bi ‘audhin, artinya “akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti”.

• (Alauddin al-Kasani, Badai’ ash-Shana’i fi Tartib asy-Syara’i, Juz 4, hal. 174)

Page 7: muhtar arif

Dasar hukum

– . Al-Qur’an• Allah Swt berfirman,• �اة� ي �ح� ال ف�ي �ه�م� ت م�ع�يش� �ه�م �ن �ي ب �ا م�ن ق�س� �ح�ن� ن �ك� ب ر� ح�م�ة� ر� م�ون� �ق�س� ي ه�م�

� أ)ا خ�ر�ي س� �ع�ض,ا ب �ع�ض�ه�م ب �خ�ذ� �ت �ي ل ج�ات/ د�ر� �ع�ض/ ب ف�و�ق� �ع�ض�ه�م� ب �ا ف�ع�ن و�ر� �ا �ي الد6ن

�ج�م�ع�ون� ي م�م�ا �ر9 ي خ� �ك� ب ر� ح�م�ت� و�ر�• “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami

telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (Q.S. Az Zukhruf 43 : 32)

Page 8: muhtar arif

As-SunnahDahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman

yang tumbuh. Lalu Rasulullah Saw melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan dinar dan dirham. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

• Rasulullah Saw bersabda, “Berikanlah olehmu upah orang sewaan sebelum keringatnya kering”. (HR. Ibnu Majah)

• Rasulullah Saw bersabda, “Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada orang yang membekamnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

• Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang meminta menjadi buruh (pekerja), beritahukanlah upahnya”. (HR. Abd Razaq dari Abu Hurairah)IjmaHampir semua ulama ahli fiqih sepakat bahwa ijarah disyariatkan dalam Islam.

Page 9: muhtar arif

rukun

Menurut ulama Hanafiyah, rukun ijarah adalah ijab dan qabul antara lain dengan menggunakan kalimat : al-ijarah, al-isti’jar, al-ikhtira’ dan al-ikra.

Adapun menurut jumhur ulama, rukun ijarah ada 4 yaitu :‘Aqid (orang yang berakad) yaitu mu’jir (orang yang menyewakan atau memberikan upah) dan musta’jir (orang yang menyewa sesuatu atau menerima upah)Shighat akad yaitu ijab kabul antara mu’jir dan musta’jirUjrah (upah)Ma’qud ‘alaih (Manfaat/barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan)

Page 10: muhtar arif

Syarat

Mu’jir dan musta’jir Menurut ulama Hanafiyah, aqid (orang yang melakukan akad)

disyaratkan harus berakal dan mumayyiz (sudah bisa membedakan antara haq dan bathil/minimal 7 tahun), tidak disyaratkan harus baligh.

Shighat ijab kabulShighat ijab kabul antara mu’jir dan musta’jir. Ijab kabul sewa menyewa atau upah mengupah. Ijab kabul sewa menyewa misalnya mu’jir berkata, “Aku sewakan motor ini kepadamu 1 dirham per hari” maka musta’jir menjawab, “Aku terima sewa motor tersebut dengan harga 1 dirham per hari”.

Page 11: muhtar arif

Ujrah (upah) Para ulama telah menetapkan syarat upah : Berupa harta tetap yang diketahui oleh kedua belah pihak Tidak boleh sejenis dengan barang manfaat dari ijarah,

seperti upah menyewa rumah dengan menempati rumah tersebut

Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah Saw melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan dinar dan dirham. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Page 12: muhtar arif

• Penjelasan jenis pekerjaan• Penjelasan tentang jenis pekerjaan sangat penting dan diperlukan ketika

menyewa orang untuk bekerja sehingga tidak terjadi kesalahan atau pertentangan.

• Penjelasan waktu kerja• Tentang batasan waktu kerja sangat bergantung pada pekerjaan dan

kesepakatan dalam akad.• Tidak menyewa untuk pekerjaan yang diwajibkan kepadanya• Contohnya adalah menyewa orang untuk shalat, shaum dan lain-lain. Juga

dilarang menyewa istri sendiri untuk melayaninya sebab hal itu merupakan kewajiban istri.

• Tidak mengambil manfaat bagi diri orang yang disewa• Tidak menyewakan diri untuk perbuatan ketaatan sebab manfaat dari ketaatan

tersebut adalah untuk dirinya.• Juga tidak mengambil manfaat dari sisa hasil pekerjaannya, seperti menggiling

gandum dan mengambil bubuk atau tepungnya untuk dirinya.• Hal itu didasarkan hadits yang diriwayatkan Daruquthni bahwa Rasulullah Saw

melarang untuk mengambil bekas gilingan gandum. Ulama Syafi’iyah menyepakatinya. (Alauddin al-Kasani, Badai’ ash-Shana’i fi Tartib asy-Syara’i, Juz 4, hal. 192)

Page 13: muhtar arif

• Ijarah terbagi 2 yaitu :• Ijarah terhadap benda atau sewa menyewa• Ijarah atas pekerjaan atau upah mengupahHukum upah mengupahUpah mengupah atau ijarah ‘ala al-a’mal yakni jual beli jasa. Contohnya seperti jasa menjahit pakaian, membangun rumah dan lain-lainIjarah khususYaitu ijarah yang dilakukan oleh seorang pekerja. Hukumnya, orang yang bekerja tidak boleh bekerja selain dengan orang yang telah memberinya upahIjarah MusytarikYaitu ijarah yang dilakukan secara bersama-sama atau melalui kerja sama. Hukumnya dibolehkan bekerja sama dengan orang lain.

Page 14: muhtar arif

Hutang piutang

Rukun hutang piutang

Menambah pengembalia

n hutang

ADAB BERHUTANG

Page 15: muhtar arif

Htang piutang adalah: Memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar/ mengembalikan barang tersebut dengan jumlah yang sama

Rukun hutang piutang:1. Lafadz dari orang yang mau hutang, bisa lewat lisan atau

tulisan.2. Orang yang berhutang dan menghutangi.3. Dengan atau barang yang di hutangkan.

PENGETIAN UTANG

Page 16: muhtar arif

Menambahi pengembalian hutang:apabila orang yang berhutang itumemberikelebihan dalam membayar hutangnya,maka boleh diterima.

Tetapi apabila tambahan itu merupakan kehendak dari orang yang mengutangi, yang di cantumkan pada perjanjian atau menjadi perjanjian waktu aqad, maka tambahan itu tidak halal/riba

PENAMBHAN PENGEMBALIAN

Page 17: muhtar arif

ADAD BERUTANGAdab berutang terbagi 2 yaitu untuk musta’ir (orang yang berutang) dan mu’ir (orang yang berpiutang) :

MUSTA’IR

Tidak berutang kecuali dalam

kondisi darurat

Berniat melunasinya

Berusaha untuk berutang kepada orang yang shalih

Berutang sesuai dengan kebutuhan

Lunasi tepat pada waktunya

dan jangan menundanya

Membayar dengan cara

yang baik

Page 18: muhtar arif

Mu’ir

mu’ir (orang yang berpiutang)Niat yang benar dalam memberi

utang

Bersikap baik dalam

menagih utang

Memberi tenggang waktu jika yang

berutang belum mampu membayar pada

waktunya

Menghapus utang bagi yang

tidak mampu melunasinya

Page 19: muhtar arif

ARIYAH

HUKUM

SUNNAT WAJIB

HARAM

RUKUN/SYARAT

KEWAJIBAN PEMINJAM

MACAM-MACAM ARIYAH

Page 20: muhtar arif

• Istilah pinjam meminjam dalam istilah muamalah ialah disebut dengan ariyah ‘Ariyah secara bahasa berarti pinjaman, sedangkan menurut istilah syarak ialah akad berupa pemberiaan manfaat suatu barang yang halaldari seseorang kepada orang lain tanpa ada imbalan, dalam pinjam meminjam, dzat barang dikembalikan tanpa terkurangi atau rusak setelah diambil. Manfaatnya. ‘Ariyah termasuk salah satu bentuk tolong menolong antara sesama. Istilah ariyah disebut juga dengan pinjaman tanpa bunga karena orang yang meminjamkan barang tidak boleh meminta ongkos dari barang yang dipinjamkan dasar dari ‘ariyah

• PENGERTIAN PINJAM MEMINJAM

Page 21: muhtar arif

• Hukum pinjam meminjam adalah sunah sebagaimana tolong menolong yang lain. Namun hukum tersebut dapat berubah menjadi wajib, haram, dan sunah bergantung pada keadaan. Pinjam meminjam menjadi wajib bila dalam keadaan mendesak serta sepanjang bertujuan untuk kebaikan. Namun di haramkan melakukan pinjam meminjam bila tujuan untuk naksiat dan kejahatan.

Page 22: muhtar arif

Rukun Dan Syarat pinjam – meminjam1. Orang yang meminjamkan, Syaratnya :

a. Ikhlas dan tidak dipaksa/ terpaksa serta orang yang menghalang – halangi. Tidaksah orang yang meminjam kepada orang yang terpaksab. Barang yang dipinjamkan adalah milik sendiri atau ia adalah orang yang kuasa/bertanggung jawab untuk meminjamkan barang tersebut.2. Orang yang meminjamkan, Syaratnya :

a. Berakal, karenanya oorang gila tidak melakukan pinjam meminjamb. Tidak terpaksa atau dipaksac. Hanya mengambil manfaat dari barang yang dipinjam tanpa merusaknyad. Tidak meminjamkan barang kepada orang laine. Mengembalikan barang sesuai perjanjian

Page 23: muhtar arif

JENIS ‘ARIYAH

• 1. ‘Ariyah Mutlaq

• Yaitu pinjam-meminjam barang yang dalam akadnya tidak ada persyaratan apapun, seperti apakah pemanfaatannya hanya untuk musta’ir saja atau dibolehkan untuk orang lain dan tidak dijelaskan cara penggunaannya.

2. ‘Ariyah Muqayyad

Adalah akad meminjamkan barang yang dibatasi dari segi waktu dan pemanfaatannya, baik disyaratkan pada keduanya atau salah satunya. Maka musta’ir harus bisa menjaga batasan tersebut.

Page 24: muhtar arif

Kewajiban Peminjam1. Mengembalikan pinjaman pemiliknya apabila telah selesai. Akad pinjam meminjamberakhir apabila barang yang dipinjam telah diambil manfaatnya dan harus segeradikembalikan kepada pemilik barang. 2. Merawat barang pinjaman dengan baik. Barang pinjaman adalah amanah, karenaitu peminjam waktu ia mengembalikannya.

3. Mengganti dan memperbaiki apabila barang itu hilang atau rusak. Penggantianbarang yang hilang hukumnya adalah wajib, namun apabila orang yang meminjamtidak menuntut penggantian maka ia terbebas dari tuntutan untuk mengganti.