porselen

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran gigi, kebutuhan akan restorasi gigi yang bersifat estetik meningkat, mengingat gigi merupakan faktor penting yang menunjang penampilan seseorang. Salah satu jenis material yang digunakan sebagai restorasi estetis di bidang kedokteran gigi adalah keramik atau porselen. Porselen terbuat dari jenis keramik bakaran suhu tinggi dari bahan lempung murni yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang diproses dengan pemanasan suhu tinggi. Bahan bahan utama yang terdapat dalam porselen antara lain alumina yang merupakan suatu oksida keras yang sangat kuat dan merupakan konstitusi utama keramik gigi. Selain itu terdapat boric acid yang merupakan fluks keramik dan juga digunakan feldspar, kaolin, silika, oksida dan bahan pewarna. Restorasi yang terbuat dari bahan keramik memiliki beberapa kelebihan yang meliputi sifat translusen, warnanya sesuai dengan gigi asli, dapat dibentuk sesuai dengan bentuk anatomis gigi, biokompatibilitas dengan rongga mulut baik serta koefisien termal ekspansinya hampir sama dengan gigi. Namun dibalik itu, keramik 1

description

laporan

Transcript of porselen

Page 1: porselen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran gigi, kebutuhan akan restorasi

gigi yang bersifat estetik meningkat, mengingat gigi merupakan faktor penting

yang menunjang penampilan seseorang.

Salah satu jenis material yang digunakan sebagai restorasi estetis di bidang

kedokteran gigi adalah keramik atau porselen. Porselen terbuat dari jenis keramik

bakaran suhu tinggi dari bahan lempung murni yang tahan api. Terdiri dari

senyawa logam dan non logam yang diproses dengan pemanasan suhu tinggi.

Bahan bahan utama yang terdapat dalam porselen antara lain alumina yang

merupakan suatu oksida keras yang sangat kuat dan merupakan konstitusi utama

keramik gigi. Selain itu terdapat boric acid yang merupakan fluks keramik dan

juga digunakan feldspar, kaolin, silika, oksida dan bahan pewarna.

Restorasi yang terbuat dari bahan keramik memiliki beberapa kelebihan yang

meliputi sifat translusen, warnanya sesuai dengan gigi asli, dapat dibentuk sesuai

dengan bentuk anatomis gigi, biokompatibilitas dengan rongga mulut baik serta

koefisien termal ekspansinya hampir sama dengan gigi. Namun dibalik itu,

keramik juga mempunyai beberapa kekurangan seperti porositas yang tinggi serta

strukturnya yang mudah rapuh dan fraktur. Aplikasi porselen dalam kedokteran

gigi yaitu digunakan dalam pembuatan inlay, onlay, mahkota vinir, mahkota,

jembatan dan dental implan.

Oleh karena itu pada laporan ini akan dibahas tentang porselen, mencakup

komposisi, syarat, sifat sifat, kelebihan dan kekurangan, manipulasi, klasifikasi,

indikasi dan kontra indikasi serta aplikasi porselen di bidang kedokteran gigi

1

Page 2: porselen

1.2 Rumusan Masalah

1. a. Apakah definisi dari porselen?

b. Apa saja syarat porselen dalam kedokteran gigi?

c. Apa saja komposisi porselen kedokteran gigi?

d. Bagaimana sifat, kelebihan dan kekurangan porselen?

2. a. Apa saja klasifikasi porselen?

b. Apa saja aplikasi porselen dalam kedokteran gigi?

3. Bagaimana manipulasi porselen?

4. Apa saja indikasi dan kontra indikasi porselen?

5. Apa jenis porselen yang digunakan untuk gigi tiruan?

1.3 Tujuan

1. a. Mengetahui, memahami dan menjelaskan definisi porselen.

b. Mengetahui, memahami dan menjelaskan syarat porselen dalam

kedokteran gigi.

c. Mengetahui, memahami dan menjelaskan komposisi porselen

kedokteran gigi.

d. Mengetahui, memahami dan menjelaskan sifat, kelebihan dan

kekurangan porselen

2. a. Mengetahui, memahami dan menjelaskan klasifikasi porselen.

b. Mengetahui, memahami dan menjelaskan porselen dalam kedokteran

gigi.

3. Mengetahui, memahami dan menjelaskan manipulasi porselen.

4. Mengetahui, memahami dan menjelaskan indikasi dan kontra indikasi

porselen.

5. Mengetahui, memahami dan menjelaskan porselen yang digunakan untuk

gigi tiruan.

2

Page 3: porselen

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Porselen kedokteran gigi

Porselen dapat dikatakan memiliki tempat khusus pada kedokteran gigi, karena

dengan perkembangan bahan komposit dan glass ionomer yang maju, porselen

masih dianggap memiliki hasil estetik yang paling baik dalam hal warna,

translusensi dan kestabilan.

2.2 Komposisi porselen kedokteran gigi

Porselen kedokteran gigi paling awal adalah campuran dari kaolin, feldspar dan

quartz, hingga pada 1838 Elias Wildman menemukan porselen dengan

translusensi dan warna yang menyerupai gigi. Kaolin adalah hydrated alumino

silicate yang bertindak sebagai pengikat, sangat opaque bahkan pada jumlah yang

amat kecil. Hal ini menyebabkan porselen kurang translusen. Pada porselen masa

kini kaolin dihilangkan. Quartz meupakan bahan penguat. Feldspar menghasilkan

fase glassy saat meleleh pada pembakaran, feldspar yang meleleh tadi membentuk

glass matriks.

1. Kaolin

Merupakan bahan pengikat untuk mempertahankan kepadatan dan

kekuatan porselen agar dapat dibentuk sebelum dibakar. Makin banyak

kaolin maka makin gelap porselen karena kaolin bersifat memberi warna

gelap pada porselen, sehingga akan mempengaruhi estetik dari porselen.

2. Feldspar

Bahan ini merupakan sejenis mineral yang mengandung unsur-unsur

kalium, natrium,aluminium, dan slikat. Bahan tersebut mengandung silika

dengan persentase yang besar dan dilunakkan melalui temperatur yang

tinggi. Feldspar memberikan warna transparan pada porselen dan

berfungsi sebagai fluks untuk mengikat kaolin dengan silika.

3. Silika

3

Page 4: porselen

Silika adalah silicate glass yang berkaitan dengan fusi anorganik yang

telah didinginkan tanpa mengalami kristalisasi. Silika terdiri dari quartz,

tridimite atau kristobalit.

Silika yang dipakai dalam porselen berguna sebagai penambah kekuatan.

Bahan ini melengkapi bahan dasar dan mempengaruhi warna pada

porselen serta sebagai bahan utama dalam porselen.

4. Fluks

Fluks dicampurkan pada porselen dalam pembuatannya pada temperatur

yang rendah. Fluks yang dicampurkan pada porselen terdiri dari sodium

karbonat, kalsium karbonat, natrium karbonat dan boraks. Bahan – bahan

ini merupakan low fusing material yang berguna untuk memperendah

temperatur penyatuan.

5. Bahan pewarna

Bahan ini ditambahkan untuk memberi warna pada porselen supaya sesuai

dengan warna gigi. Bahan pewarna dalam porselen adalah :

a. Titanium untuk memberi warna kuning dan dapat digunakan untuk

membuat bahan menjadi lebih opaq.

b. Kobalt untuk memberi warna kebiru – biruan.

c. Besi untuk memberi warna kecoklat – coklatan

d. Timah dan emas untuk memberi warna merah jambu.

e. Emas metalik untuk memberi warna bayangan merah kecoklatan.

f. Platina untuk memberi warna keabu – abuan

Tabel1. Komposisi porselen berdasarkan jenisnya ( Tarigan R. Tambalan inlay.

Edisi revisi, 1989:12)

Porselen Kaolin Feldspar Silika Sodium

karbonat

Boraks Kalsium

karbonat

Natrium

karbonat

% % % % % % %

High

fusing

porselen

4 81 15 - - - -

4

Page 5: porselen

Medium

fusing

porselen

6 61 19 - 1 5 2

Low

fusing

porselen

- 60 12 8 11 1 -

3.3 Proses pembuatan restorasi porselen

a. Compaction

Merupakan proses dimana powder porselen di campur air dan dibentuk pasta,

pasta ini diaplikasikan pada die yang sebelumnya telah dilapisi platinum.

Dengan tujuan porselen tadi dapat dipisah dari die, setelah restorasi terbentuk

maka dilakukan pembakaran (firing)

b. Firing.

Sebagai tahap awal pasta campuran porselen dan air dipanaskan perlahan

pada bagian depan pintu pembakar (furnace) dengan tujuan melepas air

berlebih sebelum menjadi uap, sebab uap yang terjadi akan berusaha lepas

dari porselen dan menyebabkan retaknya porselen. Setelah kering pasta

campuran porselen tadi dimasukkan dalam furnace dan dilakukan

pembakaran

c. Glazing.

Porositas selalu ada pada porselen sehingga permukaan porselen perlu di

glaze untuk mendapat permukaan halus dan kilap. Glazing dilakukan dengan

pembakaran pada suhu relatif rendah setelah konstruksi porselen selesai

BAB III

5

Page 6: porselen

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Porselen

Porselen adalah terbuat jenis keramik bakaran suhu tinggi dari bahan

lempung murni yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang

diproses dengan pemanasan suhu tinggi. Aplikasinya di kedokteran gigi sebagai

inlay dan komponen protesa.

3.2 Syarat Porselen dalam Kedokteran Gigi

a. Dapat memberikan penampilan natural gigi

b. Biokompatibel

c. Tidak toksik

d. Tidak mengiritasi

e. Tidak mengabrasi gigi antagonis

f. Tidak dapat larut dalam saliva

g. Dapat beradaptasi dengan baik dalam temperatur rongga mulut

3.3 Komposisi Porselen

a. Feldspar

Feldspar merupakan campuran dari sodium, potasium, dan aluminium

silikat dengan perbandingan tertentu untuk menentukan suhu peleburan.

Feldspar adalah mineral alami berupa anhydrous alumino-silicate, dan

dapat diperoleh dalam bentuk soda feldspar (Na2O, Al2O3, 6 SiO2), lime

feldspar (CaO, Al2O3, 6SiO2 ), dan potas feldspar (K2O, Al2O3, 6SiO2 ).

Jika dibakar akan meleleh menjadi bahan yang bening seperti gelas yang

membentuk matriks atau sebagai pengikat bagi kaolin dan quartz. Feldspar

juga digunakan sebagai bahan fluks.

b. Kaolin

6

Page 7: porselen

Merupakan bahan seperti lempung (clay) berupa hidrous alumino silikat,

dan bila ditambah air akan menjadi campuran plastis yang dapat diolah

menjadi bentuk sesuai yang dikehendaki. Porselen untuk keperluan di

bidang kedokteran gigi sedikit sekali atau bahkan tidak mengandung

kaolin. Kaolin berfungsi sebagai bahan pengikat memberi warna opak,

memudahkan manipulasi, dan mempertahankan bentuk saat pembakaran.

c. Silika

Mineral yang tahan terhadap pemanasan, dan dapat dijumpai dalam bentuk

quartz, tridymite, maupun cristobalite. Sifatnya keras, stabil, merupakan

bahan campuran terbesar dalam kaca (glass), dan porselen kedokteran gigi.

Silika merupakan stabilisator saat pemanasan sehingga menambah

strength dari porselen. Bentuk struktur kristal silika

1. Quartz dengan struktur heksagonal adalah bentuk silika yang paling

stabil. Quartz dipanaskan pada suhu 8670C akan mengalami

recontructive transformation menjadi tridymite (rhombohedral)

2. Tridymite dipanaskan pada suhu 14700C berubah menjadi

cristobalite (kubik).

3. Cristobalite dipanaskan pada suhu lebih dari 17000C melebur dan

terjadi fused quartz yang amorphous.

d. Fluks

Fluks dicampurkan pada porselen dalam pembuatannya pada temperatur

yang rendah. Fluks berfungsi menurunkan suhu pembakaran. Fluks yang

dicampurkan pada porselen terdiri dari sodium karbonat, kalsium

karbonat, natrium karbonat dan boraks.

e. Alumina Oksida

Berfungsi memberikan kekuatan, sifat opak, danmeningkatkan viskositas

keramik selama pembakaran.

7

Page 8: porselen

f. Komponen Lain

Komposisi lain ini berperan untuk menambah nilai estetika. Terdiri dari:

1. Pigmen, berkhasiat untuk memberi warna yang dikehendaki, bahan

ini bersatu dalam bubuk. Misalnya: oksida-oksida chromium,

cobalt, nickel, titanium dan besi (II) oksida. Cobalt memberi warna

kebiruan, besi memberi warna coklat, platina memberi warna

keabuan, dan titanium memberi warna kekuningan.

2. Oksida-oksida, seperti titanium dapat dipergunakan untuk membuat

bahan menjadi lebih opaque.

3. Bahan upam dan bahan noda, dapat dipakai untuk mendapatkan

hasil estetis yang dikendaki.

4. Gula dan starch, dapat diikutkan sebagai bahan pengikat.

3.4 Sifat Porselen

a. Sifat kimia

Tahan terhadap pengaruh kimia dan lingkungan dalam rongga mulut,

biokompatibel, tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

b. Sifat fisik

Keuletan dan tegangan geseknya rendah, tetapi tegangan tariknya tinggi.

c. Sifat mekanis

Kekuatan baik namun cenderung rapuh dan mudah rapuh. Bisa

ditambahkan alumina untuk menambah sifat mekanis.

Compressive strength : 331 Mpa

Tensile Strenght : 34 Mpa

Hardness : 460 kg / mm2

Terjadi pengerutan selama pembakaran.

d. Sifat termis

Penghantar panas rendah, koefisien termal expansi mendekati email dan

dentin, koefisien termal expansi lebih kecil daripada bahan lain.

e. Sifat estetis

Sangat baik karena menyerupai gigi asli.

8

Page 9: porselen

f. Sifat porus

Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung - gelembung udara yang

tidak dapat dihindari sehingga menyebabkan terbentuknya rongga di

antara partikel porselen. Hal ini yg menyebabkan porselen mudah pecah.

Untuk mengurangi porositas tersebut, beberapa peneliti menganjurkan cara

sebagai berikut :

a) Pembakaran pada tungku hampa tekanan untuk mengeluarkan air

b) Pembakaran dengan adanya suatu gas yang dapat merembes ke

luar dari porselen

c) Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultante besarnya

pori-pori

3.5 Kelebihan dan Kekurangan Porselen

a. Kelebihan

1. Estetika tinggi karena da pigmen sehingga warna bisa disesuaikan

dengan warna gigi.

2. Tidak terpengaruh cairan rongga mulut

3. Kekuatan dan kekerasan baik

4. Biokompatibel

5. Tidak iritatif

6. Tahan lama

7. Insulator panas yang baik’

8. Stabil terhadap pengaruh kontraksi dan ekspansi

9. Permukaan halus sehingga mencegah perlekatan plak dan mengurangi

insidensi karies

b. Kekurangan

1. Harganya mahal

2. Porositas tinggi

3. Mudah rapuh

4. Sukar diasah

9

Page 10: porselen

5. Kekerasan terhadap fraktur rendah

6. Diskolorisasi pada tepi porselen

7. Pada gigi sulung sulit karena ruang pulpa masih tinggi/lebar

8. Bunyi kliking bila kontak dengan gigi antagonis

9. Over/under restorasi → pecah saat pembuatan, susah diasah/tidak bisa

dikurangi sendiri

3.6 Klasifikasi porselen

a. Berdasarkan pada suhu pembakarannya:

1. High fusing (12000C - 14000C)

Memiliki strenght dan sifat translusen yang baik, serta memiliki

derajat keakuratan yang tinggi selama pemanasan. Keramik ini

digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan

2. Medium fusing (10500C- 12000C).

3. Low fusing (8000C - 10500C).

Medium fusing & Low fusing → membuat restorasi gigi tiruan

seperti gigi tiruan jembatan, mahkota gigi tiruan, dan mahkota gigi

tiruan dengan kerangka logam.

b. Berdasarkan aplikasi

1. Porselen untuk inti, ini merupakan bahan dasar untuk jaket crown,

harus memiliki sifat-sifat mekanis yang baik.

2. Porselen untuk dentin atau body, lebih translusent dari yang di atas, ini

sangat menentukan bentuk dan warna restorasi.

3. Porselen untuk enamel, membentuk bagian luar mahkota, dan paling

translusent.

c. Berdasarkan cara pembakaran

1. Pembakaran pada tekanan atmosfir.

2. Pembakaran pada tekanan yang dikurangi atau hampa tekanan.

10

Page 11: porselen

d. Berdasarkan komposisi

1. Earthenware→ sebagian besar kaolin dan quartz,feldspar min.

2. Stoneware → kaolin, quartz, dan feldspar seimbang.

3. Domestik porselen → sebagian besar kaolin dan feldspar, quartz

sedikit.

4. Dental Porselen→ terdiri dari feldspar dan quartz,tidak mengandung

kaolin.

e. Berdasarkan bahan dasar

1. Feldspatic Porcelain

Dibuat pada suhu pembakaran 10500C - 12000C. Perbandingan jumlah

feldspar dengan quartz adalah 85% dan 15%. Quartz yang rendah

menyebabkan ruang antara partikel porselen menjadi lebar sehingga

felsdpatik porselen mudah pecah karena adanya thermal shock.

2. Alumina Porcelain

Kristal alumina sebesar 50% → koefisien muai panasnya lebih

tinggi, dan kekuatanya dua kali lebih besar dari pada felsdpatik

porselen. Kekuatan yang tinggi dan sangat opaque, oleh karena itu

lebih diindikasikan pada regio posterior.

3. Metal Bonding Porcelain

Porselen yang digunakan dengan kombinasi logam mempunyai

kandungan K2O sebesar 11%-15%, dan suhu pembakarannya antara

7000C – 12000C. Meningkatkan jumlah kandungan K2O akan

menghasilkan perubahan muai panas pada porselen yang dibutuhkan

untuk berlekatan dengan logam.

f. Berdasarkan struktur pendukung

1. Reinforced ceramic core system

11

Page 12: porselen

Pada tahun 1960 Mclean dan Hughes mengembangkan bahan porselen

dengan penambahan alumina pada feldspatik glass dan dikenal sebagai

alumina reinforced porcelain jacket crown dalam hal ini alumina bertindak

sebagai crack stopper dalam mikrostruktur porselen. penambahan bahan

ini juga meningkatkan flexural strengh sehingga sistem porselen ini cocok

bagi mahkota posterior.

2. Metal ceramic

Metal ceramic menggunakan alloy, yang dahulu berbahan dasar emas,

untuk membentuk inti yang kuat dan rigid bagi ceramic yang nanti akan

menutupi inti tadi. Ceramic biasanya mengandung leucite sebagai

pengubah koefisien ekspansi termal untuk mengurangi tekanan antara

metal dan ceramic selama proses pembakaran. Versi modern dari metal

ceramic sekarang ini menggunakan leucite yang memiliki partikel lebih

halus dan dispersi yang lebih padat untuk meningkatkan kekuatan mekanik

dan kekuatan fleksural

3. Resin-bonded ceramic

Adalah benda padat multiphase yang mengandung residu kaca dengan fase

kristalin yang terdispersi secara halus. Kristalisasi yang terkontrol dari

kaca menghasilkan pembentukan kristal kecil yang tersebar di sekitar

partikel kaca. Jumlah kristal, pertumbuhannya dan ukuran kristal diatur

oleh waktu dan suhu saat proses perubahan kaca menjadi kristalin.

3.7 Aplikasi Porselen di Bidang kedokteran gigi

a. Mahkota Logam keramik

b. Gigi tiruan sebagian cekat

c. Mahkota keramik penuh

d. Inlay dan onlay

e. Veneer

f. Dental Implan

12

Page 13: porselen

3.8 Manipulasi Porselen

1. Pemadatan / Compaction

Ada 3 macam serbuk porselen yg digunakan:

a. Opaque Shade (lapisan opaque)

Untuk menutup warna jaringan di bawahnya, warna buram

b. Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body)

Lebih translusen dari pada opaque shade, menentukan warna dan

bentuk restorasi

c. Enamel Shade

Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna bisa disesuaikan

dengan gigi asli

Tujuan :

a. Agar bahan dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki

b. Agar air yang terkandung di dalam masa dapat dikeluarkan sebanyak

mungkin. Pada pembakaran akan terjadi pengerutan volumetrik sebesar 30

sampai 40% lebih banyak air yang dikeluarkan, lebih kecil pengerutan

terjadi.

Cara :

1. Menabur bubuk pada permukaan yang basah. Ini menimbulkan reaksi

kapiler sehingga membantu menarik air dari masa.

2. Kelebihan air dapat dikeringkan dengan kertas hisap setiap kali setelah

menekannya atau setelah menyapunya dengan kuas

3. Dapat dilakukan penggetaran atau vibrasi agar partikel bubuk tersusun

lebih rapat.

Keberhasilan dari tahap ini tergantung tidak hanya dari keahlian operator, tapi

juga pada ukuran partikel bubuk.

2. Pembakaran (Firing)

Pembakaran dilakukan pada tungku listrik. Elemen pemanasnya dapat

terbuat dari :

a. Alloy Ni-Cr untuk pembakaran porselen low fushing

13

Page 14: porselen

b. Platinum atau Alloy Platinum, apabila dibutuhkan suhu lebih tinggi

Hal yang perlu diperhatikan :

a. Porselen yang telah dipadatkan diletakkan di atas piring pembakaran

(terbuat dari keramik tahan bakar) dan tidak boleh berkontak dengan

dinding tungku. Bila porselen melekat padanya, elemen pemanas akan

rapuh.

b. Pembakaran dimulai dari panas yang rendah, kalau tidak air akan

menguap demikian cepat sehingga dapat meremukkan bagian porselen

yang belum terbakar.

c. Dibutuhkan pemanasan yang merata. Porselen memiliki sifat

penghantar panas yang rendah, maka dibutuhkan pemanas secara

perlahan agar diperoleh cukup waktu bagi lapisan sebelah dalam

restorasi untuk menjadi panas.

d. Mula mula jendela tungku dibiarkan terbuka agar uap air dan hasil

pembakaran bahan pengikat lainnya dapat keluar.

Ada 3 tahapan :

a. Tahap low bisque atau low bscuit, tahap ketika bahan menjadi sedikit

kaku dan fluxe mulai mengalir.

b. Tahap medium bisque atau medium bisquit, ketika telah terjadi sedikit

pengerutan dan terdapat kohesi yang lebih besar antara partikel.

c. Tahap high bisque (high biscuit), pada tahap ini tidak ada lagi terjadi

pengerutan.

3. Glazing

Keramik di glazing untuk menghasilkan permukaan yang licin dan

berkilat menjaga agar sisa sisa makanan tidak melekat. Glazing dilakukan

dengan cara memoles dengan kit pemoles porselen. Permukaaan yang

lebih halus akan mengurangi kerusakan akibat abrasi gigi atau restorasi

gigi antagonis. Glazing juga efektif dalam mengurangi perkembangan

retak dan menutupi porus yang terjadi saat pembakaran.

14

Page 15: porselen

4. Pendinginan

Harus dilakukan secara perlahan dan merata kalau tidak akan terjadi

derajat pengerutan yang berbeda pada bagian bagian restorasi keramik

yang cenderung mendorong terbentuknya stress dan menimbulkan retak

sehingga mengurangi kekuatan.

3.9 Indikasi dan Kontra Indikasi Porselen

a. Indikasi

1. Restorasi kelas I dan II pada pasien yang mengutamakan estetis

2. Pada karies gigi yang besar atau kegagalan restorasi

sebelumnya

3. Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan

4. Gigi anterior patah

5. Menutup stain

6. Diskolorisasi

7. Tekanan kunyah normal

b. Kontra Indikasi

1. Karies banyak

2. Tekanan oklusal besar

3. Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruxism atau clenching

4. Pasien usia muda dengan ruang pulpa masih lebar

5. Pasien maloklusi (porselen dapat pecah apabila terkena

tekanan)

6. Mahkota Klinis terlalu pendek (retensi kurang)

7. Preparasi konikal/mengerucut (tidak ada pegangan dan retensi)

3.10 Jenis porselen untuk gigi tiruan

Porselen yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah dental

porselen dimana kaolin yang digunakan sangat sedikit bahkan tidak ada.

15

Page 16: porselen

Jenis porselen yang digunakan untuk gigi tiruan adalah high fusing dan

medium fushing karena sifat estetis bagus dan tahan terhadap keausan.

16

Page 17: porselen

BAB IV

KESIMPULAN

Porselen adalah terbuat jenis keramik bakaran suhu tinggi dari bahan

lempung murni yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang

diproses dengan pemanasan suhu tinggi. Komposisinya terdiri dari silika, feldspar,

kaolin, fluks, alumina oksida dan komponen lainnya. Porselen memilki sifat

kimia, fisis, mekanik, estetik, termal dan porus. Dari sifat porselen tersebut

didapatkan kelebihan dan kekurangan porselen. Porselen mempunyai bermacam

macam klasifikasi. Manipulasi porselen ada 4 tahapan yaitu compaction,

pembakaran, glazing dan pendinginan. Aplikasi porselen dalam bidang

kedokteran gigi antara lain sebagai mahkota logam keramik, gigi tiruan sebagian

cekat, mahkota keramik penuh, inlay dan onlay, veneer, dental implan. Jenis

porselen yang dipakai untuk gigi tiruan adalah jenis high fusing dan medium

fusing. Pengaplikasian porselen dalam kedokteran gigi tentunya juga harus

memperhatikan indikasi dan kontra indikasi pada pasien agar perawatan efektif

dan berjalan sesuai harapan.

17

Page 18: porselen

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta :

EGC.

Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah: Slamat Tarigan. Jakarta :

Balai Pustaka.

Phillips, W. Ralph. 1991. Science Of Dental Materias. Philadelphia USA : W.B

Saunders Company.

Manapallil JJ. 2002. Basic Dental Material. Calcuta : Jaypee Brothers Med Public

www. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8437/1/020600066.pdf

18