POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU...

18
POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU KUHP Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H.,M.Hum. Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional

Transcript of POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU...

Page 1: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU KUHP

Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H.,M.Hum.

Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional

Page 2: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

RKUHP (RUUHP): Politik Pembaharuan Hukum Pidana (1)

• Penyusuan RKUHP sebagai wujud pembaharuan hukum sudahdigariskan dalam politik pembangunan hukum Indonesia sejak GBHN I hingga RPJPN.

• Draft RKUHP sudah disiapkan sejak tahun 1977 dan terusdisempurnakan hingga yang diajukan terakhir ke Prolegnas 2015-2019 adalah RKUHP rancangan 2015.

• RKUHP tidak hanya mengemban misi “dekolonisasi” dengan bentuk“rekodifikasi” tetapi mengemban misi lain yaitu: demokratisasi hukum pidana dengan masuknya tindak pidana

terhadap hak asasi manusia dan hapusnya tindak pidanapenaburan permusuhan atau kebencian (haatzaai-artikelen)yang merupakan tindak pidana formil dirumuskan kembalisebagai tindak pidana penghinaan yang merupakan tindakpidana materiil.

konsolidasi hukum pidana karena perkembangan pesat hukumpidana di luar KUHP

adaptasi dan harmonisasi terhadap berbagai perkembanganhukum yang terjadi baik sebagai akibat perkembangan di bidangilmu pengetahuan hukum pidana maupun perkembangan nilai-nilai, standar, dan norma yang diakui oleh bangsa-bangsaberadab di dunia internasional.

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL (RPJPN 2005-2025) a.l: Tatanan hukum yang menciptakan

kepastian hukum. Pembangunan hukum diarahkan untuk

mendukung terwujudnya sistem hukum nasional yang mantap bersumber pada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaruan hukum dengan tetap memerhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku

Pembangunan materi hukum diarahkan untuk melanjutkan pembaruan produk hukum dalam rangka menggantikan peraturan perundang-undangan warisan kolonial agar dapat mencerminkan nilai-nilai sosial dan kepentingan masyarakat Indonesia

Sampai hariini tidak adaterjemahanresmi KUHP dari WvS

Page 3: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Lanjutan (2)

•Wetboek van Strafrecht (WvS) masih berlakuberdasarkan Pasal II Aturan PeralihanUndang-Undang Dasar 1945 dengandikeluarkan UU No.1/1946 tentang PeraturanHukum Pidana (Semula hanya untuk Jawa danMadura). UU No.1/1946 dengan segalaperubahannya baru diberlakukan ke seluruhIndonesia dengan UU No. 73/1958.

Page 4: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Susunan RUHP terdiri dari 2 Buku

Buku Kesatu berisi:

Pedoman penerapan Buku Kedua serta UU di luar KUHP baru dan Perda yang mengatur Ketentuan Pidana, kecualiUU di luar KUHP menentukan lain sehingga Buku Kesatuini merupakan legi generali bagi Undang-Undang di luarKUHP.

Pengertian Istilah Buku Kesatu ditempatkan dalam Bab V karena tidak hanya berlaku bagi KUHP baru ini melainkanberlaku pula bagi UU yang bersifat lex specialis, kecualiditentukan lain menurut UU.

Buku Kedua berisi: Perumusan tindak pidana:

▪ Perbuatan yang dilarang

▪ Pertangungjawaban Pidana

▪ Sanksi Pidana yang akan dijatuhkan.

RUUKUHP tidak membedakan lagi antara tindak pidana (strafbaarfeit) berupa kejahatan (misdrijven)dan pelanggaran(overtredingen). Kedua macam tindak pidana tersebut dipakai istilah “tindak pidana”

Apa yang Baru dari RKUHP?

Page 5: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

KUHP (WvS) memfokuskan padaperbuatan atautindak pidana (Daad-Strafrecht).

RUUKUHP memfokuskan pada aspek-aspekindividual si pelaku tindak pidana (Daad-daderStrafrecht).

Ada keseimbangan faktor objektif(perbuatan/lahiriah) dan faktor subjektif(orang/batiniah/sikap batin).

Perumusan pemidanaan, baik berupa pidana maupun tindakan, didasarkanpada: tujuan dan hakikat pemidanaan; pedoman pemidanaan; pedoman penerapan pidana penjara; Alternatif pidana kemerdekaan; penghindaran penjatuhan pidana penjara jangka pendek; pidana dan tindakan bagi anak.

Subyek TP:▪ Anak▪ Orang dewasa▪ Korporasi

Page 6: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan)

mencegah dilakukannya Tindak Pidana dengan menegakkan norma hukum demi pelindungan dan pengayoman masyarakat;

memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan danpembimbingan agar menjadi orang yang baik dan berguna;

menyelesaikan konflik yang ditimbulkan akibat Tindak Pidana, memulihkan keseimbangan, serta mendatangkan rasa aman dandamai dalam masyarakat; dan

menumbuhkan rasa penyesalan dan membebaskan rasa bersalahpada terpidana.

Page 7: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Untuk orang dewasa/umum Untuk Korporasi

1. kesalahan pembuat Tindak Pidana;2. motif dan tujuan melakukan Tindak

Pidana;3. sikap batin pembuat Tindak Pidana;4. Tindak Pidana dilakukan dengan

direncanakan atau tidak direncanakan;5. cara melakukan Tindak Pidana;6. sikap dan tindakan pembuat sesudah

melakukan Tindak Pidana;7. riwayat hidup, keadaan sosial, dan

keadaan ekonomi pembuat TindakPidana;

8. pengaruh pidana terhadap masa depanpembuat Tindak Pidana;

9. pengaruh Tindak Pidana terhadapkorban atau keluarga korban;

10. pemaafan dari korban dan/ataukeluarganya; dan/atau

11. nilai hukum dan keadilan yang hidupdalam masyarakat.

1. tingkat kerugian atau dampak yang ditimbulkan;

2. tingkat keterlibatan pengurus Korporasidan/atau peran personel pengendaliKorporasi;

3. lamanya Tindak Pidanayang telah dilakukan;

4. frekuensi Tindak Pidana oleh Korporasi;5. bentuk kesalahan Tindak Pidana;6. keterlibatan pejabat;7. nilai hukum dan keadilan yang hidup

dalam masyarakat8. rekam jejak Korporasi dalam melakukan

usaha atau kegiatan;9. pengaruh pemidanaan terhadap

Korporasi; dan/atau10. kerja sama Korporasi dalam penanganan

Tindak Pidana.

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan PidanaRingannya perbuatan, keadaan pribadi pembuat, atau keadaan pada waktudilakukan Tindak Pidana atauyang terjadi kemudian dapatdijadikan dasar pertimbanganuntuk tidak menjatuhkanpidana atau tidakmengenakan tindakan denganmempertimbangkan segikeadilan dan kemanusiaan.

Page 8: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Jenis pidana pokok: 1. pidana mati2. pidana penjara3. pidana kurungan4. pidana denda5. pidana tutupan.

Jenis Pidana :a. pidana pokok; b. pidana tambahan; danc. pidana yang bersifat khusus yang

selalu diancamkan secara alternatif(Pidana Mati).

Pidana pokok : pidana penjara pidana tutupan pidana pengawasan pidana denda pidana kerja sosial.Urutan pidana menentukan berat atau ringannya pidana.

Jenis Pidana

Dalam pidana pokok diatur jenis pidana baru berupa pidana tutupan, pidana pengawasan dan pidana kerja sosial.

Pidana pengawasan dan pidana kerja sosial bersama dengan pidana denda dikembangkan sebagai alternatif dari pidana perampasan kemerdekaan jangka pendek

Dengan pelaksanaan ketiga jenis pidana ini terpidana dapat dibantu untuk membebaskan diri dari rasa bersalah, di samping untuk menghindari efek destruktif dari pidana perampasan kemerdekaan.

KUHP Lama

KUHP Baru

Page 9: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Pidana penjara dijatuhkan untuk seumur hidupatau untuk waktu tertentu paling lama 15 tahunberturut-turut atau paling singkat 1 Hari, kecualiditentukan minimum khusus.

Jika ada pilihan antara pidana mati dan pidanapenjara seumur hidup atau terdapat pemberatanpidana penjara untuk waktu tertentu, dapatdijatuhkan untuk waktu 20 tahun berturut-turut.

Pidana penjara untuk waktu tertentu tidak bolehdijatuhkan lebih dari 20 (dua puluh) tahun.

Pembebasan Bersyarat (Pasal 75) Jika narapidana seumur hidup telah

menjalani pidana penjara palingsedikit 15 (lima belas) tahun denganberkelakuan baik,narapidana tersebutdapat mengajukan pembebasanbersyarat.

Pembebasan bersyarat dapatdiberikan setelah narapidana seumurhidup menjalani pidana penjara 10 (sepuluh) tahun terhitung sejakpermohonan diajukan.

Masa pembebasan bersyarat dijalani5 (lima) tahun di luar lembagapemasyarakatan.

Pidana Penjara

Page 10: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Pertimbangan lain utk tdk dijatuhi pidana penjara

1. terdakwa berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun atau di atas 75 (tujuh puluh lima) tahun;

2. terdakwa baru pertama kali melakukan Tindak Pidana;3. kerugian dan penderitaan korban tidak terlalu besar;4. terdakwa telah membayar ganti rugi kepada korban;5. terdakwa tidak menyadari bahwa Tindak Pidana yang dilakukan akan menimbulkan kerugian

yang besar;6. tindak pidana terjadi karena hasutan yang sangat kuat dari orang lain;7. korban tindak pidana mendorong atau mengerakkan terjadinya Tindak Pidana tersebut;8. Tindak Pidana tersebut merupakan akibat dari suatu keadaan yang tidak mungkin terulang

lagi;9. kepribadian dan perilaku terdakwa meyakinkan bahwa ia tidak akan melakukan Tindak

Pidana yang lain;10. pidana penjara akan menimbulkan penderitaan yang besar bagi terdakwa atau

keluarganya;11. pembinaan di luar lembaga pemasyarakatan diperkirakan akan berhasil untuk diri terdakwa;12. penjatuhan pidana yang lebih ringan tidak akan mengurangi sifat berat Tindak Pidana yang

dilakukan terdakwa;13. Tindak Pidana terjadi di kalangan keluarga; dan/atau14. Tindak Pidana terjadi karena kealpaan.

Pembatasan:▪ bagi Tindak Pidana yang

diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih atau

▪ diancam dengan pidana minimum khusus atau

▪ Tindak Pidana tertentu yang sangat membahayakan,merugikan masyarakat,atau merugikan keuangan atau perekonomian negara.

Page 11: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Penjara Pidana Denda Kategori III s.d. V▪ diancam dengan pidana penjara di bawah 5 (lima) tahun▪ tanpa korban;▪ korban tidak mempermasalahkan; atau▪ bukan pengulangan Tindak Pidana.

Penjara Pidana Tambahan

Jika tujuan pemidanaan tidak dapat dicapai hanya denganpenjatuhan pidana penjara, pembuat Tindak Pidana terhadapharta benda yang hanya diancam dengan pidana penjara jugadapat dijatuhi pidana tambahan berupa pembayaran ganti rugikepada korban.

Pembayaran Ganti Rugikpd Korban

Dapatmenjadi

Dapatmenjadi

Page 12: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Penjara dapat dgn cara mengangsur

Jika ancaman pidana penjara di bawah 5 (lima) tahun dan hakim menjatuhkan pidana penjara 1 (satu) tahun atau kurang, atas permohonan terdakwa hakim dapat menjatuhkan pidana yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengangsur.

adanya kondisi yang sangat gawat ataumenimbulkan akibat lain yang sangatmengkhawatirkan apabila terdakwa menjalanipidana secara berturut-turut.

Pertimbanganhakim

Caranya:Dilaksanakan paling lama 2 (dua) Hari dalam 1 (satu) minggu atau 10 (sepuluh) Hari dalamsebulan dengan ketentuan jumlah atau lama mengangsur tidak melebihi 3 (tiga) tahun.

Jika tidak dipatuhi, narapidana wajibmenjalankan pidana secara berturut-turut tanpamengangsur sesuai dengan putusan hakim

Perlu Kesiapan SDM Pengawas

Page 13: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Pidana Tutupan

Mempertimbangkan keadaan pribadi dan perbuatanpembuat TP.

Dijatuhkan kepada terdakwa yang melakukan Tindak Pidana karena terdorong oleh maksud yang patut dihormati.

Kecuali jika cara melakukan atau akibat dari TindakPidana tersebut sedemikian rupa sehingga terdakwa lebih tepat untuk dijatuhi pidana penjara.

Page 14: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Pidana pengawasan dapat dijatuhkan kepada terdakwa denganmempertimbangkan keadaan pribadi dan perbuatannya.

Pidana pengawasan dijatuhkan untuk waktu paling lama 3 (tiga) tahun.

Syarat penjatuhan pidana pengawasan:a. terpidana tidak akan melakukan Tindak Pidana kembali;b. terpidana dalam waktu tertentu yang lebih pendek dari

masa pidana pengawasan harus mengganti seluruh atau sebagian kerugian yang timbul akibat Tindak Pidana yang dilakukan; dan/atau

c. terpidana harus melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan tertentu tanpa mengurangi kemerdekaan beragama dan kemerdekaan berpolitik.

Pengawasan pelaksanaan pidana pengawasan dilakukan olehjaksa dan Pembimbing Kemasyarakatan.

Jika selama dalam pengawasan terpidana melanggar syaratjaksa berdasarkan pertimbangan pembimbing kemasyarakatandapat mengusulkan kepada hakim untuk memperpanjang masa pengawasan yang lamanya tidak melampaui maksimum 2 (dua) kali masa pengawasan yang belum dijalani.

Jaksa dapat mengusulkan pengurangan masa pengawasan kepada hakim jika selama dalam pengawasan terpidana menunjukkan kelakuan yang baik,berdasarkan pertimbanganpembimbing kemasyarakatan.

Pidana Pengawasan

Terdakwa yang melakukan Tindak Pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dapat dijatuhi pidana pengawasan

1. Jika terpidana selama menjalani pidana pengawasan melakukan Tindak Pidana dan dijatuhi pidana yang bukan pidana mati atau bukan pidana penjara,pidana pengawasan tetap dilaksanakan.

2. Jika terpidana dijatuhi pidana penjara, pidana pengawasan ditunda dan dilaksanakan kembali setelah terpidana selesai menjalani pidana penjara.

Page 15: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Pidana Denda (1)

Pidana denda paling banyak ditetapkan berdasarkan:1. kategori I Rp1.000.000,00(satu juta rupiah);2. kategori II Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); 3. kategori III Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); 4. kategori IV Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta

rupiah); 5. kategori V Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); 6. kategori VI Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah); 7. kategori VII Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah);

dan8. kategori VIII Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).Dalam hal terjadi perubahan nilai uang, ketentuan besarnya pidana denda ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

hakim wajib mempertimbangkan kemampuanterdakwa denganmemperhatikan penghasilan danpengeluaranterdakwasehubungan dengan keadaan pribadi dan kemasyarakatannya.

Page 16: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Jika penyitaan dan pelelangan kekayaanatau pendapatan tidak cukup atau tidakmemungkinkan untuk dilaksanakan, pidanadenda yang tidak dibayar diganti dengan:▪ pidana kerja sosial▪ pidana pengawasan atau▪ pidana penjara dengan ketentuan

pidana denda tersebut tidak melebihipidana denda Kategori yg ditentukan

Lama pidana pengganti: a. untuk pidana pengawasan paling singkat

1 bln dan paling lama 1 tahun dgn syaratPsl 86 (3). atau

b. untuk pidana penjara pengganti paling singkat 1 bln dan paling lama 1 (satu) tahun yang dapat diperberat paling lama 1 tahun 4 bulan jika ada pemberatan pidana denda karena perbarengan.

Perhitungan lama pidana pengganti didasarkan pada ukuran untuk setiap pidana denda Rp50.000,00 atau kurang yang disepadankan dengan:▪ satu jam pidana kerja sosial pengganti;

atau▪ satu hari pidana pengawasan atau pidana

penjara pengganti. Jika setelah menjalani pidana pengganti,

sebagian pidana denda dibayar, lama pidana pengganti dikurangi menurut ukuran yang sepadan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Pidana Denda (2)

Jika penyitaan danpelelangan kekayaan ataupendapatan tidak dapatdilakukan, pidana denda di atas kategori I yang tidakdibayar diganti denganpidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama sebagaimana yang diancamkan kpd ybs.

1. Pidana denda dapat dibayar dengan cara mengangsur dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan putusan pengadilan.

2. Jika pidana denda tidak dibayar penuh dalam jangka waktu yang telah ditentukan,kekayaan atau pendapatan terpidana dapat disita dan dilelang untuk melunasi pidana denda yang tidak dibayar.

Page 17: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Pidana Denda (3)

1) Jika Tindak Pidana hanya diancamdengan pidana denda,dapat dijatuhkanpidana tambahan atau tindakan.

2) Setiap Orang yang telah berulang kalidijatuhi pidana denda untuk TindakPidana yang hanya diancam denganpidana denda dapat dijatuhi pidanapenjara paling lama 6 (enam) Bulan ataupidana pengawasan bersama-sama dengan pidana denda.

Pemberatan

Page 18: POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU …seminar.ipkemindo.com/wp-content/uploads/2018/04/Enny-Nurbaningsih... · Tujuan pemidanaan (Keadilan lebih diutamakan) mencegah dilakukannya

Pidana Kerja Sosial

1) Pidana kerja sosial dapat dijatuhkan kepada terdakwayang melakukan Tindak Pidana yang diancam denganpidana penjara di bawah 5 (lima) tahun dan hakim menjatuhkan pidana penjara tidak lebih dari 6 (enam) Bulan atau pidana denda tidak lebih dari Kategori II

2) Pertimbangan Penjatuhannya:a. pengakuan terdakwa terhadap Tindak Pidana yang

dilakukan;b. kemampuan kerja terdakwa; c. persetujuan terdakwa sesudah dijelaskan

mengenai tujuan dan segala hal yang berhubungandengan pidana kerja sosial;

d. riwayat sosial terdakwa;e. pelindungan keselamatan kerja terdakwa;f. keyakinan agama dan politik terdakwa; dang. kemampuan terdakwa membayar pidana denda.

3) Pelaksanaan pidana kerja sosial tidak boleh dikomersialkan.

4) Pidana kerja sosial dijatuhkan paling singkat 8 jam dan paling lama 240 jam.

5) Pelaksanaan pidana kerja sosial dapat diangsurdalam waktu paling lama 6 bln denganmemperhatikan kegiatan terpidana dalammenjalankan mata pencahariannya dan/ataukegiatan lain yang bermanfaat.

6) Jika terpidana tidak memenuhi seluruh atausebagian kewajiban menjalankan pidana kerjasosial tanpa alasan yang sah, terpidanadiperintahkan:a. mengulangi seluruh atau sebagian pidana

kerja sosial tersebut; b. menjalani seluruh atau sebagian pidana

penjara yang diganti dengan pidana kerja sosial tersebut; atau

c. membayar seluruh atau sebagian pidana denda yang diganti dengan pidana kerja sosial atau menjalani pidana penjara sebagai pengganti pidana denda yang tidak dibayar.