Skripsi Unnes Enny

download Skripsi Unnes Enny

of 180

Transcript of Skripsi Unnes Enny

SI

S TA

NEGERI

SE

M

U N IV E R

PEMAHAMAN GURU IPS TERHADAP PENILAIAN KELAS BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP NEGERI KECAMATAN JEPARA

ARAN G

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Enny Sudaryanti NIM 3201403036

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada : Hari Tanggal : Jumat : 13 Juli 2007

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Abraham Palangan NIP : 130529944

Drs. Mochammad Arifin, M.Si NIP : 131286677

Mengetahui Ketua Jurusan Geografi

Dra. Erni Suharini, M.Si NIP : 131764047

ii

LEMBAR KELULUSAN

Skripsi yang berjudul Pemahaman Guru IPS terhadap Penilaian Kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Kecamatan Jepara telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal : :

Penguji Skripsi,

Drs. Sutardji Drs. NIP : 130894849

Anggota I

Anggota II

Abraham Palangan NIP. 130529944

Drs. Mochammad Arifin, M. Si NIP : 131286677

Mengetahui Dekan FIS UNNES

Drs. H. Sunardi, MM NIP. 130367998

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,

Juli 2007

Enny Sudaryanti NIM. 3201403036

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto: Jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar ( QS. Al-Baqarah 153). Keberhasilan akan terwujud apabila dilakukan dengan kesungguhan hati, kerja keras, doa, dan percaya diri kita terhadap apa yang kita lakukan. Keindahan adalah kesederhanaan dan kejujuran.

PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan untuk: Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa, semangat dan kasih sayangnya. Mbak endang, mas dikin dan si kecil dani terima kasih doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya. Untuk sahabatku Erna, Embry, Noni, Susan, Wahyu, Arinta, Ferani, Ardias, dani, denok, Okti, Mas didi terima kasih atas semangatnya dan bantuannya. Teman-teman Pend. Geografi Angkatan 2003 Almamaterku Anak-anak kost panji sukma

v

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pemahaman Guru IPS tentang Penilaian Kelas Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan (KTSP) di SMP Negeri di Kecamatan Jepara. Penulisan menyadari sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. H. Sunardi, MM. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. 3. Dra. Erni Suharini, M.Si. Ketua Jurusan Geografi UNNES atas segala bantuan dalam penyususnan skripsi ini. 4. Drs. Abraham Palangan selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Moch. Arifin, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Sutardji selaku dosen penguji atas masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

vi

7. Drs.H. Sunarko, M.Pd selaku dosen wali yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti selama studi. 8. Bapak dan Ibu dosen jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 9. Kepala Bappeda Kabupaten Jepara dan Kepala SMP Negeri Kecamatan Jepara yang telah memberikan ijin penelitian. 10. Bapak Ibu guru SMP Negeri Kecamatan Jepara yang telah ikut serta membantu pelaksanaan penelitian. 11. Bapak, Ibu serta saudara-saudaraku yang telah memberikan dorongan materiil dan spritual hingga terselesainya skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan dan kerjasamanya yang telah diberikan dalam penelitian ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan yang telah mereka berikan selama ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, Juli 2007 Penulis

Enny Sudarnyanti NIM : 3201403036

vii

SARI Enny Sudaryanti. 2007 : Pemahaman guru IPS terhadap Penilaian Kelas Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Kecamatan Jepara. Skripsi, Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci: Pemahaman Penilaian Kelas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemahaman terhadap penilaian kelas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengerti dengan sungguh-sungguh terhadap penilaian kelas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah dipelajari atau diingat sebelumnya untuk dapat diaplikasikan dalam kegiatan penilaian hasil belajar siswa. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas ini merupakan nama lain dari penilaian otentik, yang mana landasan teoritis penilaian berbasis kelas terangkum dalam pengembangan penilaian otentik. Penilaian berbasis kelas merupakan pendekatan penilaian yang lebih menitikberatkan pada penilaian yang sebenarnya. Salah satu prosedur penilaian yang digunakan dalam penilaian berbasis kelas adalah penilaian portafolio yang dianggap memenuhi salah satu prinsip dalam penilaian berbasis kelas yaitu penilaian harus dilakukan secara komprehensif, adil dan berkesinambungan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa jauh tingkat pemahaman guruguru IPS terhadap penilaian kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Kecamatan Jepara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman guru-guru IPS terhadap penilaian kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Kecamatan Jepara. Adapun manfaat dalam penelitian adalah dapat memberikan masukan dan pengetahuan bagi para peneliti di bidang pendidikan, memberikan masukan bagi pihak sekolah terutama dalam penerapan kegiatan penilaian kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan dapat dijadikan acuan dalam penerapan kegiatan penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru pengampu mata pelajaran IPS SMP Negeri Kecamatan Jepara. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena semua guru IPS di SMP Negeri Kecamatan Jepara dijadikan sebagai sampel penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode angket atau kuesioner. Data yang diperoleh menggunakan analisis deskriptif persentase. Dari hasil analisis persentase dapat diketahui bahwa pemahaman guru IPS terhadap penilaian berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Negeri Kecamatan Jepara yang mencakup konsep dasar penilaian, konsep dasar penilaian berbasis kelas, konsep dasar penilaian otentik, konsep dasar penilaian viii

portofolio dan penerapan penilaian berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran IPS adalah baik (76,02%). Adapun besarnya persentase masing-masing sub variabel dari pemahaman guru terhadap penilaian berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP adalah sebagai berikut : pemahaman terhadap konsep dasar penilaian adalah baik (79,44%), pemahaman terhadap konsep dasar penilaian berbasis kelas adalah baik (77,98%), pemahaman terhadap konsep dasar penilaian otentik adalah baik (72,12%), pemahaman terhadap konsep dasar penilaian portofolio adalah baik (70,74%) dan pemahaman guru tentang penerapan penilaian berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam mata pelajaran IPS adalah baik (79,26%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemahaman Guru IPS terhadap penilaian kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah dilakukan menunjukkan pemahaman Guru IPS di SMP Negeri Kecamatan Jepara mempunyai tingkat pemahaman yang baik. Saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1) Guru-guru pengampu mata pelajaran IPS agar lebih memahami konsep penilaian portofolio, agar lebih paham terhadap konsep dan cara penerapannya. 2). Sekolah agar dapat mengirimkan Guru-guru IPS untuk mengikuti kegiatan penataran tentang sosialisasi KTSP.

ix

DAFTAR ISIHalaman HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii PERNYATAAN............................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v PRAKATA....................................................................................................... vi SARI............................................................................................................... viii DAFTAR ISI..................................................................................................... x DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Permasalahan ........................................................................................ 4 C. Penegasan Istilah................................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6 F. Sistematika Skripsi................................................................................ 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian................................................................................................ 8 1. Pengertian Penilaian.................................................................. 8 2. Fungsi dan Tujuan Penilaian................................................... 11 3. Prinsip-prinsip Penilaian ......................................................... 13 4. Penilaian Berdasarkan KTSP .................................................. 15 B. Penilaian Berbasis Kelas ..................................................................... 17 1. Pengertian Berbasis Kelas....................................................... 17 2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Berbasis Kelas .......................... 19 3. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas ................................ 21 4. Manfaat Penilaian Berbasis Kelas........................................... 22 x

5. Bentuk dan Jenis Penilaian Berbasis Kelas............................. 23 6. Penerapan Penilaian Berbasis Kelas ....................................... 25 C. Penilaian Otentik................................................................................. 26 1. Pengertian Penilaian Otentik................................................... 26 2. Karakteristik Penilaian Otentik ............................................... 27 3. Tujuan dan Prinsip-prinsip Penilaian Otentik ......................... 28 4. Pelaksanaan Penilaian Otentik ................................................ 29 D. Penilaian Portofolio............................................................................. 30 1. Pengertian Penilaian Portofolio............................................... 30 2. Manfaat dan Tujuan Penilaian Portofolio ............................... 31 3. Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio ................................. 33 4. Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio........................................ 34 5. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Portofolio .................. 36 6. Pelaksanaan Penilaian Portofolio............................................ 39 E. Mata Pelajaran IPS ............................................................................. 41 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS ............... 41 2. Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran IPS......................... 42 3. Pelaksanaan Penilaian dalam KTSP pada 4. Mata Pelajaran IPS.................................................................. 44 5. Indikator Penilaian .................................................................. 45 6. Stndar Ketuntasan Belajar Siswa .......................................... 46 F. Pemahaman Guru terhadap Penilaian dalam KTSP............................ 46 1. Pengertian Pemahaman ........................................................... 46 2. Kajian Pemahaman Guru IPS terhadap Penilaian Berbasis Kelas ......................................................... 49 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Variabel Penelitian .......................................... 51 1. Populasi ................................................................................... 51 2. Sampel..................................................................................... 51 3. variabel.................................................................................... 52

xi

B. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 53 C. Instrumen Penelitian ........................................................................... 54 1. Penyusunan Item ..................................................................... 54 2. Analisis Angket....................................................................... 55 D. Metode Analisis Data.......................................................................... 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................... 59 B. Pembahasan......................................................................................... 92 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................................... 101 B. Saran.................................................................................................. 102 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABELHalaman Tabel 1. Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio ........................................... 33 Tabel 2. Data Jumlah Guru IPS di SMP Negeri Kecamatan Jepara ............... 51 Tabel 3. Kriteria Deskriptif Persentase ........................................................... 58 Tabel 4. Lokasi SMP Negeri di Kecamatan Jepara......................................... 60 Tabel 5. Status Kepegawaian Responden ....................................................... 60 Tabel 6. Lama Pengalaman Mengajar Responden.......................................... 61 Tabel 7. Pendidikan Responden...................................................................... 61 Tabel 8. Rata-rata Persentase Skor Pemahaman Guru tentang Penilaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ............. 62 Tabel 9. Rekapitulasi tabel 8........................................................................... 63 Tabel 10. Rata-rata Persentase Pemahaman pada Sub variabel Konsep Dasar Penilaian................................................................................ 64 Tabel 11. Rekapitulasi Tabel 10...................................................................... 64 Tabel 12. Indikator Batir Soal Pemahaman Guru tentang Konsep Dasar Penilaian .................................................................. 65 Tabel 13. Rata-rata Persentase Skor Pemahaman Guru tentang konsep Dasar Penilaian Berbasis Kelas....................................................... 66 Tabel 14. Rekapitulasi Tabel 13...................................................................... 66 Tabel 15. Indikator Butir Soal Pemahaman Guru tentang Konsep Dasar Penilaian Otentik............................................................................. 67 Tabel 16. Rata-rata Persentase Skor Pemahaman Guru tentang Konsep Dasar Penilaian Otentik................................................................... 68 Tabel 17. Rekapitulasi Tabel 16...................................................................... 69 Tabel 18. Indikator Butir Soal Pemahaman tentang Konsep Dasar Penilaian Otentik............................................................................. 69 Tabel 19. Rata-rata Persentase Skor Pemahaman Guru tentang Konsep Dasar Penilaian Portofolio .............................................................. 70 Tabel 20. Rekapitulasi Tabel 19...................................................................... 71 xiii

Tabel 21. Indikator Butir Soal Pemahaman tentang Konsep Dasar Penilaian Portofolio .............................................................. 71 Tabel 22. Rata-rata Persentase Skor Pemahaman Guru tentang Penerapan Penilaian dalam Mata Pelajaran IPS.............................. 73 Tabel 23. Rekapitulasi Tabel 22...................................................................... 73 Tabel 24. Indikator Butir Soal Pemahaman tentang Penerapan Penilaian dalam Mata Pelajaran IPS ............................................................... 74 Tabel 25. Pemahaman Guru tentang Penilaian Berdasarkan KTSP di SMP Negeri Kecamatan Jepara................................................... 76 Tabel 26. Rekapitulasi Tabel 25...................................................................... 77 Tabel 27. Pemahaman Guru tentang Konsep Dasar Penilaian di SMP Negeri Kecamatan Jepara................................................... 79 Tabel 28. Rekapitulasi Tabel 27...................................................................... 80 Tabel 29. Pemahaman Guru tentang Konsep Dasar Penilaian Berbasis Kelas di SMP Negeri Kecamatan Jepara.......................... 82 Tabel 30. Rekapitulasi Tabel 29...................................................................... 83 Tabel 31. Pemahaman Guru tentang Konsep Dasar Penilaian Otentik di SMP Negeri Kecamatan Jepara...................................... 85 Tabel 32. Rekapitulasi Tabel 31...................................................................... 86 Tabel 33. Pemahaman Guru tentang Konsep Dasar Penilaian Portofolio di SMP Negeri Kecamatan Jepara ................................. 87 Tabel 34. Rekapitulasi Tabel 33...................................................................... 88 Tabel 35. Pemahaman Guru tentang Penerapan Penilaian berdasarkan KTSP........................................................................... 90 Tabel 36. Rekapitulasi Tabel 35...................................................................... 91

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Peta administrasi Kecamatan jepara ......................................... 105 Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian dan Persebaran Sekolah di Kecamatan Jepara ................................................................. 106 Lampiran 3. Kisi-Kisi Ujia Coba Instrument................................................ 107 Lampiran 4 Instrument Uji Coba Penelitian ................................................. 109 Lampiran 5.Uji Validitas dan Reabilitas Penelitian...................................... 135 Lampiran 6. Perhitungan Validitas Angket Penelitian................................. 141 Lampiran 7. Perhitungan Reabilitas Angket ................................................. 142 Lampiran 8. Kisi-kisi Instrument .................................................................. 143 Lampiran 9. Instrument Penelitian................................................................ 145 Lampiran 10. Data Hasil Penelitian .............................................................. 146 Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Negeri semarang Fakultas Ilmu Sosial................................................................ 151 Lampiran 10. Surat Rekomendasi dari BAPPEDA Kabupaten Jepara ......... 153 Lampiran 11. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian ........................ 154

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dan berkaitan langsung dengan aspek kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu, kelompok dan masyarakat. Melalui pendidikan diharapkan Negara dapat maju dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan tuntutan zaman. Disamping itu pendidikan juga dituntut maju dan berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu pemerintah selalu mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan baik secara konvensional maupun inovatif. Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan adalah penyempurnaan kurikulum. Peningkatan kurikulum dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, ramai, terbuka, demokratis dan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan Warga Negara Indonesia. Kurikulum yang baik mampu menyediakan pengalaman belajar yang mencakup baik konsep maupun proses dimana ada keseimbangan antara kemampuan konseptual dan kemampuan prosedural. Pengalaman belajar yang mencakup konsep maupun proses dimana ada keseimbangan antara kemampuan konseptual dan kemampuan prosedural. Pengalaman belajar ini juga membantu siswa untuk memberikan sumbangan yang positif untuk masa

1

2

depan dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan yang tidak hanya lingkup Indonesia tetapi mencakup lingkup yang lebih luas (Depdiknas 2003; 1). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan

penyempurnaan dari KBK agar lebih familiar dengan guru, karena guru banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan selalu relevan dan kompetitif. Penyempurnaan kurikulum ini dilakukan berdasarkan hasil kajian para pakar pendidikan yang tergabung di Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan juga masukan dari masyarakat yang terfokus terhadap dua hal yakni 1) pengurangan beban belajar kurang lebih 10%, 2) penyedarhanaan kerangka dasar dan struktur kurikulum. Penyempurnaan tersebut mencakup sikronisasi kompetensi untuk setiap mata pelajaran antar jenjang pendidikan, beban belajar dan jumlah mata pelajaran serta validasi empirik terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar (Mulyasa 2006:10). Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum opersional yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial dan budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik (Mulyasa 2006;8). Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan penjabaran dari standar isi dan standar kompetensi kelulusan. Di dalamnya memuat kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, ketrampilan dan

3

sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran (BP Dharma Bhakti 2007; 9). Menurut Hamid Hasan dalam seminar Nasional Pendidikan UNNES pada tanggal 15 Maret 2007 menyatakan bahwa komponen penilaian hasil belajar harus juga diungkap dalam sebuah dokumen kurikulum. Para pengembang kurikulum harus juga memiliki model penilaian (assessment) hasil belajar yang sesuai dengan informasi mengenai pengetahuan yang dimiliki peserta didik maka pencil and paper test dengan bentuk soal obyektif dapat digunakan. Meskipun demikian haruslah diingat bahwa kompetensi bukan hanya pengetahuan tetapi seperti dikemukakan oleh Becker (1997) dan Gordon (1988) dalam Hamid Hasan (2007: 8) kompetensi meliputi pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, sikap dan minat. Oleh karena itu tes yang hanya mampu mengungkapkan pengetahuan dan pemahaman kurang tepat digunakan untuk aspek kompetensi lainnya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sistem penilaian dilandasi oleh prinsip validitas, reabilitas, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif dan mendidik (BP dharma Bakti 2007:7). Sehubungan hal tersebut, pendekatan penilaian yang digunakan adalah pendekatan penilaian berbasis kelas, yaitu pendekatan penilaian yang menitikberatkan pada penilaian sebagai alat pembelajaran bukan tujuan pembelajaran (Nurhadi 2004: 164). Penilaian berbasis kelas ini merupakan nama lain penilaian otentik. Penilaian otentik lebih dikenal dalam kajian penilaian pendidikan. Hakikat

4

keduanya sama. Landasan teoritis penilaian berbasis kelas terangkum dalam pengembangan penilaian otentik (Nurhadi 2004: 167). Salah satu prosedur dalam penilaian berbasis kelas adalah penilaian portofolio. Penilaian portofolio digunakan dalam penilaian berbasis kelas karena penilaian tersebut memenuhi kriteria dari salah satu prinsip dalam penilaian berbasis kelas yaitu penilaian harus dilakukan secara komprehensif, adil dan berkesinambungan (Nurhadi 2004: 167). Agar guru dapat menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam kegiatan pembelajaran maka guru harus memiliki pemahaman tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) termasuk didalam sistem penilaian dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk itu peneliti ingin meneliti sejauh mana pemahaman guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terutama pemahaman guru IPS terhadap penilaian kelas yang digunakan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Kecamatan Jepara.

B. Permasalahan Sehubungan mulai diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP maka masalah yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah seberapa jauh tingkat pemahaman guru-guru IPS tentang penilaian kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Kecamatan Jepara?

5

C. Penegasan Istilah Penegasan istilah diperlukan untuk menghindari salah pengertian tentang judul penelitian ini dan untuk membatasi penelitian ini agar tidak meluas dan tetap pada pengertian yang dimaksud, maka perlu diberikan batasan konsep permasalahan sebagai berikut : 1. Pemahaman Pemahaman merupakan kegiatan mengerti dengan sungguh-sungguh atau mengerti secara cerdas tentang masalah, fakta, gagasan atau implikasi (Rahman 2003; 92). Dalam penelitian ini pemahaman merupakan tingkat pengetahuan para guru IPS dalam kegiatan Penilaian kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2. Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Guru IPS merupakan guru yang mengajar pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Mata pelajaran IPS terdiri dari Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi yang saling terkait. 3. Penilaian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehinggga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (BSNP 2006; 9). Dalam penelitian ini penilaian yang dimaksud merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan guru dalam proses

6

pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu penilaian berbasis kelas. 4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan agar sesuai dengan karakteristik, kondisi dan potensi daerah, sekolah dan peserta didik masing-masing satuan pendidikan (Baedhowi 2007; 2-3). Berdasarkan uraian diatas judul penelitian ini adalah Pemahaman Guru IPS terhadap Penilaian Kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Kecamatan Jepara.

D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman guru-guru IPS terhadap penilaian kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Kecamatan Jepara.

E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat peneliti mengadakan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pengetahuan bagi para peneliti bidang pendidikan.

7

2. Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah, terutama dalam penerapan kegiatan penilaian kelas berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3. Bagi guru dan calon guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penerapan kegiatan penilaian kelas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

F. Sistematika Skripsi 1. Bagian awal terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. 2. Bagian inti dari skripsi ini terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut : BAB I Berisi latar belakang, permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika skripsi. BAB II Berisi teori-teori yang mendukung dan mendasari penelitian yaitu penilaian, penilaian berbasis kelas, penilaian otentik, penilaian portofolio, mata pelajaran IPS, Pemahaman guru terhadap penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). BAB III Memuat metode penelitian yang berisi populasi, sampel, metode pengumpulan data, variabel-variabel, teknik pengumpulan data, Instrumen penelitian dan metode analisis data.

8

BAB IV BAB V

Hasil penelitian dan pembahasannya. Merupakan penutup dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran.

Adapun bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penilaian 1. Pengertian Penilaian Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran karena proses pembelajaran guru perlu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran telah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjuk arah yang lebih luas, konsep-konsep tersebut pada umumnya berkisar pada pandangan sebagai berikut : a. Penilaian tidak hanya diarahkan kepada tujuan pendidikan yang ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang ditimbulkan dan efek sampingnya. b. Penilaian tidak hanya melalui pengukuran perilaku siswa, tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen-komponen

pendidikan, baik proses maupun keluaran. c. Penilaian tidak hanya untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuantujuan yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapaianya.

9

10

d. Mengingat luasnya tujuan dan objek penilaian, maka alat yang digunakan dalam penilaian sangat beraneka ragam, tidak hanya tes, tetapi juga alat penilaian bukan tes. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (BSNP 2006; 9). Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu obyek. untuk dapat menentukan nilai suatu obyek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Ciri dari penilaian adalah adanya obyek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya dengan kriteria. Perbandingan tersebut bisa bersifat mutlak dan bersifat relatif. Perbandingan bersifat mutlak artinya perbandingan tersebut

menggambarkan posisi obyek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedangkan perbandingan bersifat relatif artinya hasil

perbandingan lebih menggambarkan posisi suatu obyek yang dinilai terhadap obyek lainnya dengan bersumber pada kriteria yang sama. Dengan demikian, penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment

11

merupakan mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu dalam penilaian selalu ada obyek/program, kriteria, dan interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasilhasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu, dalam hal ini obyek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itu penilaian hasil belajar berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiensinya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa : a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi, b. Penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang biasa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya,

12

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum serta untuk mengetahui kesulitan siswa, d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan, e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. 2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Fungsi dari penilaian adalah sebagai berikut : a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional. Dengan demikian penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan intruksional. b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain. c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tua. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

13

Sedangkan tujuan dari penilaian adalah sebagai berikut : a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat

diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan

pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya. b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan pengajaran penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya memanusiakan atau membudayakan manusia, dalam hal ini para siswa agar menjadi manusia yang berkualitas dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral dan ketrampilan. c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaanya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapai hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga biasa disebabkan oleh program pengajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut.

14

Misalnya kekurangtepatan dalam memilih dan menggunakan metode mengajar dan alat bantu pengajaran. d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa. Dalam memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran serta kendala yang dihadapinya. Laporan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan, misalnya Kanwil Diknas, melalui petugas yang menanganinya. Sedangkan pertanggungjawaban kepada masyarakat dan orang tua disampaikan melalui laporan kemajuan belajar siswa (raport) pada setiap akhir program dan akhir semester ( Sudjana 2002: 4). 3. Prinsip-prinsip Penilaian Dalam proses pelaksanaan penilaian guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yaitu sebagai berikut : a. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif yang berarti bahwa penilaian didasarkan atas sampel prestasi yang cukup banyak baik macam maupun jenisnya

sehingga pelaksanaan penilaian secara sinambung dan penggunaan bermacam-macam teknik pengukuran. b. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian (grading). Penskoran berarti proses pengubahan prestasi menjadi

15

angka-angka, sedangkan penilaian merupakan memproses angkaangka hasil kuantitatif prestasi dalam hubungannya dengan kedudukan siswa yang memperoleh angka-angka tersebut dalam skala tertentu. c. Penilaian berorientasi pada norm-referenced dan criterionreferenced. Norm-referenced evaluation merupakan penilaian yang diorentasikan pada suatu kelompok tertentu sehingga selalu bersifat kompetitif intrakelompok sedangkan criterion-referenced evaluation adalah penilaian yang diorentasikan pada suatu standar absolut tanpa dihubungkan dengan suatu kelompok terentu, d. Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar-mengajar. Berarti bahwa tujuan penilaian disamping untuk mengetahui status siswa dan menaksir

kemampuan belajar serta penguasaannya terhadap bahan pengajar, juga digunakan sebagai feedback (umpan balik) baik kepada siswa maupun pengajar atau guru, e. Penilaian harus bersifat komparabel. Artinya setelah tahap pengukuran yang menghasilkan angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama harus

memperoleh nilai yang sama pula, f. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri. Sumber ketidakberesan dalam penilaian terutama adalah tidak jelasnya sistem penilaian itu sendiri bagi

16

para guru: apa yang dinilai serta macam skala penilaian yang dipergunakan dan makna masing-masing skala itu ( Ngalim Purwanto 2002; 73-75).

4. Penilaian Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Penilaian hasil belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking dan penilaian program. 1. Penilaian kelas Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapain kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan (DP Dharma bakti 2007: 4). Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran dan penentuan kenaikan kelas. 2. Tes Kemampuan Dasar

17

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes

kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas II.

3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan sertifikasi Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai sertifikasi, kinerja dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah. 4. Benchmarking Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan ditingkat sekolah, daerah atau nasional. Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional pada akhir satuan pendidikan. 5. Penilaian Program Penilaian program dilakukan Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontiu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar,

18

fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya denagn tuntutan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman. Penilaian yang digunakan untuk menilai kemajuan siswa dalam belajar, dengan menggunakan penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas ini merupakan nama lain dari penilaian otentik. Penilaian otentik lebih dikenal dalam kajian penilaian pendidikan. Hakikat keduanya sama, landasan teoritis penilaian berbasis kelas terangkum dalam pengembangan penilaian otentik (Nurhadi 2004: 167). Sedangkan salah satu prosedur dalam penilaian berbasis kelas adalah penilaian portofolio. Penilaian portofolio digunakan dalam penilaian berbasis kelas sebab penilaian tersebut memenuhi kriteria dari salah satu prinsip dalam penilaian berbasis kelas yaitu penilaian harus dilakukan secara komprehensif, adil dan berkesinambungan (Nurhadi 2004: 167).

B. Penilaian Berbasis Kelas 1. Pengertian Berbasis Kelas Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan pengusaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum (Surapranata 2004: 4).

19

Pendekatan

penilaian

berbasis

kelas

merupakan

pendekatan

penilaian yang lebih menitikberatkan pada penilaian yang sebenarnya, yaitu penilaian sebagai alat pembelajaran bukan tujuan pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran, oleh karena itu disebut penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil-hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsipprinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Penilaian berbasis kelas harus memperhatikan tiga ranah yaitu pengetahuan (cognitive), Ketiga sikap ranah (affective), dan ketrampilan dinilai secara

(psychomotoric).

tersebut

sebaiknya

proporsional yang disesuaikan dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan (Santoso, 2003: 3). Pengumpulan informasi dapat dikatakan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, didalam atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus untuk penilaian aspek sikap atau nilai dengan tes atau non tes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan belajar mengajar (diawal, tengah dan akhir). Bila informasi tentang hasil belajar siswa telah terkumpul dalam jumlah yang memadai, maka guru perlu membuat keputusan terhadap prestasi siswa: a. Apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan

20

b. Apakah siswa telah memenuhi syarat untuk maju ke tingkat lebih lanjut c. Apakah siswa harus mengulang bagian-bagian tertentu d. Apakah siswa perlu memperoleh cara lain sebagai pedalaman e. Apakah siswa perlu menerima pengayaan serta pengayaan apa yang perlu diberikan f. Apakah perbaikan dan pendalaman program atau kegiatan pembelajaran, pemilihan bahan atau bahan ajar dan penyusunan silabus telah memadai (Santoso, 2003: 8). Selanjutnya penilaian berbasis kelas ini diarahkan pada empat hal yaitu sebagai berikut : a. Menelusuri agar proses pembelajaran anak tetap sesuai rencana. b. Mengecek apakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran. c. Mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. d. Menyimpulkan apakah anak didik telah mencapai komptensi yang ditetapkan atau belum (Nurhadi 2004: 166). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran untuk menilai kemajuan siswa dalam belajar,

21

sehingga penilaian ini berperan sebagai alat pembelajaran dan dapat menilai apa yang seharusnya dinilai. 2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Berbasis Kelas Sebagaimana penilaian pada umumnya penilaian berbasis kelas berfungsi untuk : a. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas. b. Sebagai umpan balik dalam program perbaikan program

pengajaran. c. Sebagai alat pendorong dalam meningkatkan kemampuan peserta didik. d. Sebagai alat untuk peserat didik melakukan evaluasi terhadap kinerjanya serta bercermin diri (intropeksi). (Surapranata dan Hatta 2004; 6). Sedangkan tujuan penilaian berbasis kelas dalah sebagai berikut : a. Menjamin agar proses pembelajaran peserta didik tetap sesuai dengan kurikulum. Guru mengumpulkan informasi kemajuan peserta didik melalui berbagai jenis penilaian kelas untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi yang telah

ditentukan sesuai waktu yang telah ditentukan. b. Memeriksa kelemahan dan kelebihan yang dimiliki peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. c. Mencari dan menentukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran. Melalui penilaian berbasis

22

kelas guru dapat menganalisis kelemahan yang terjadi sehingga pengajaran yang lebih efektif dapat segera dilakukan. d. Menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai seluruh atau sebagaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kesimpulan ini sangat penting dilakukan sebagai bagian dari pelaporan yang disampaikan kepada peserta didik, orang tua, sekolah, atau pihak lain yang memerlukan pelaporan hasil pendidikan (Surapranata 2004: 4). 3. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas Menurut Nurhadi (2004: 166-167) prinsip-prinsip yang digunakan dalam penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut : a. Penilaian berorientasi pada pencapaian kompetensi. b. Guru menilai apa yang seharusnya dinilai, bukan melulu pengetahuan siswa. c. Proses penilaian berlangsung terus-menerus. d. Penilaian dilaksanakan secara berkelanjutan dan mencakup semua aspek. e. Menilai dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber. f. Mengukur pengetahuan dan ketrampilan siswa. g. Mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan pengalaman. h. Isi, perintah, dan tugas-tugas yang berhubungan dengan penilaian bersifat kontekstual dan relevan. i. Proses dan produk kedua-duanya dapat diukur.

23

Selain itu juga hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut : a. Tujuan program pembelajaran setiap mata pelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik didasarkan atas kompetensi yang telah ditetapkan yaitu berupa standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapain hasil belajar. b. Standar keberhasilan yang harus dicapai oleh peserta didik didasarkan atas kriteria yang dijadikan rujukan. Oleh karena itu perlu ada kesepakatan dan batasan penggunaan kriteria, agar kulaitas pencapaian kriteria akan selalu diperbaiki dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan kualitas. c. Penilaian berbasis kelas sebagai penilaian internal yang dilakukan oleh guru merupakan bagian integral dari penilaian eksternal yang dilakukan oleh pihak lain seperti ujian akhir Nasional. Penilaian eksternal diharapkan akan merujuk pada hasil penilaian internal. d. Model penilaian berbasis kelas menitik beratkan pada aspek perbaikan mutu pengajaran bagi guru dan pembelajaran bagi peserta didik di kelas dengan berpedoman pada rambu-rambu kurikulum. e. Pemanfaatan hasil penilaian berbasis kelas akan sangat beragam dari satu penilaian dengan penilaian lain, sehingga setiap penilaian dalam melakukan perbaikan mutu pembelajaran berbeda satu dengan yang lain.

24

4. Manfaat Penilaian Berbasis Kelas Penilaian berbasis kelas merupakan penilaian yang dirancang khusus untuk menilai kemampuan siswa, sehingga penilaian kelas bermanfaat sebagai : a. Memberi umpan balik pada program jangka pendek yang dilakukan oleh peserta didik dan guru dalam kegiatan proses belajar sehingga memungkinkan pembuatan koreksi hasil

penilaian, b. Memberi kegunaan hasil pembelajaran peserta didik dengan melibatkan peserta didik secara maksimal, c. Membantu pembuatan laporan lebih bagus dan menaikkan efisiensi pembelajaran, d. Mendorong pengajaran sebagai proses penilaian formatif yng melibatkan banyak waktu untuk melakukan umpan balik dan hasil peserta didik. Penilaian berbasis kelas juga sangat bermanfaat bagi peserta didik yaitu untuk : a. Memantau pembelajaran dirinya secara baik, b. Menitik beratkan pada kebutuhan perubahan kemmapuan

ketrampilan dan nilai. Selain itu juga penilaian berbasis kelas juga bermanfaat bagi orang tua untuk : a. Mengetahui kelemahan dan peringkat anaknya,

25

b. Mendorong orang tua peserta didik untuk melakukan bimbingan kepada anaknya, c. Melibatkan orang tua peserta didik untuk melakukan diskusi dengan guru/sekolah dalam hal perbaikan kelemahan peserta didik. 5. Bentuk dan Jenis Penilaian Berbasis Kelas Standar kompetensi dan kompetensi dasar maupun indicator tertentu dapat dinilai melalui tes tertulis, tetapi kompetensi dasar dan indicator lainnya efektif dinilai dengan tes parktek. Secara umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum. Berbagai jenis penilaian berbasis kelas antara lain adalah sebagai berikut : 1). Tes tertulis (paper and pen) Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajiannya dalam bentuk tertulis. Peserta didik memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Tes tertulis dapat diberikan pada saat ulangan harian dan ulangan umum. Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihgan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat dan uraian (esai). Tes tertulis sangat cocok untuk hampir semua kompetensi yang terdapat dalam kurikulum. 2). Penilaian proyek Penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan mulai dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevalusian hingga

26

penyajian data. Penilaian ini akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada proses pembelajaran tertentu, kemampuan dan peserta didik dalam peserta mengaplikasikan didik untuk

pengetahuan,

kemampuan

mengkomunikasikan informasi. 3). Penilaian unjuk kerja (performance) Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. 4). Penilaian produk Penilaian produk merupakan penilaian berbasis kelas tehadap penguasaan ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk (proses) dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik (produk) tertentu. 5). Penilaian otentik Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu

mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran benar-benar dikuasai dan dicapai. 6). Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran dalam

27

kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. ( Surapranata dan Hatta 2004: 18-21). 6. Penerapan Penilaian Berbasis Kelas Penilaian berbasis kelas dilaksanakan secara terus menerus dan berkala. Terus menerus berarti penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran, sedangkan berkala berarti penilaian dilaksanakan setelah mempelajari satu kompetensi, pada akhir jenjang satuan pendidikan dan setiap akhir semester. Penerapan penilaian berbasis kelas dilakukan sesuai dengan jenis dan bentuk penilaian yang digunakan di kelas. Dalam penggunaan penilaian berbasis kelas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan: a. Guru memahami lebih awal pembelajaran peserta didik dan mampu menerapkan pengajaran yang tepat. b. Guru menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran peserta didik dan mampu menerapkannya. c. Guru menentukan kompetensi peserta didik. d. Guru memilih teknik penilaian berbasis kelas yang tepat untuk memberikan umpan balik perbaikan pengajaran bagi guru dan pembelajaran bagi peserta didik. e. Guru memilih gaya pengajaran secara konsisten sehingga dapat diterapkan dengan mudah dan jelas teknik penilaian berbasis kelas.

28

f. Guru dan peserta didik mampu menggunakan informasi hasil belajar peserta didik secara maksimal melalui teknik penilaian berbasis kelas. g. Guru dan peserta didik menelaah hasil teknik penilaian berbasis kelas dan menentukan apakah terdapat perubahan. h. Peserta didik perlu menggunakan teknik penilaian berbasis kelas yang digunakan di kelas.

C. Penilaian Otentik 1. Pengertian Penilaian Otentik Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Nurhadi 2004: 172). Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authentic assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bias memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami

kemacetan belajar, guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat.

29

Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan disepanjang proses pembelajaran, assessment tidak hanya dilakukan diakhir periode (semester) pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar (seperti EBTA/Ebtanas/UAN), tetapi dilakukan bersama dan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran (Nurhadi 2004: 168). 2. Karakteristik Penilaian otentik Ketentuan pokok yang harus ditaati dalam menetapkan penilaian otentik adalah sebagai berikut : a. Penilaian merupakan bagian yang terpisahkan dari proses pembelajaran (a part instruction). b. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata (real world problem). c. Penilaian menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. d. Penilaian bersifat holistic yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomtorik. Menurut Nurhadi (2004: 173) mengemukakan bahwa karakteristik authentic assessment adalah sebagai berikut : a. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience). b. Dilaksanakan berlangsung. c. Mencakup penilaian pribadi (self assessment) dan releksi. selama dan sesudah proses pembelajaran

30

d. Yang diukur ketrampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. e. Berkesinambungan. f. Terintegrasi. g. Dapat digunakan sebagai umpan balik. h. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas. 3. Tujuan dan Prinsip-prinsip Penilaian Otentik Tujuan penilaian otentik adalah untuk: 1) menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu, 2) menentukan kebutuhan pembelajaran, 3) mendorong dan membantu siswa, 4) membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik, 5) menentukan strategi pembelajaran, 6) akuntabilitas lembaga, 7) meningkatkan kualitas pendidikan (Santoso, 2003: 6). Sedangkan prinsip-prinsip dari penilaian otentik adalah sebagai berikut: a. Keeping track, yaitu harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. b. Checking up, yaitu harus mampu mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran. c. Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi kesalahan-salahan yang

menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran.

31

d. Summing up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. (Muslich 2007 : 92). 4. Pelaksanaan Penilaian Otentik Pada pelaksanaanya penilaian otentik ini dapat menggunakan berbagai jenis penilaian diantaranya adalah: 1) tes standar kompetensi, 2) tes buatan guru, 3) catatan kegiatan, 4) catatan anekdot, 5) skala sikap, 6) catatan tindakan, 7) konsep pekerjaan, 8) tugas individu, 9) tugas kelompok atau kelas, 10) diskusi, 11) wawancara, 12) catatan pengamatan, 13) peta perilaku, 14) portofolio, 15) kuesioner, dan 16) pengukuran sosiometri (Santoso 2003: 8). Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar penilaian prestasi siswa menurut Nurhadi (2004: 174) adalah sebagai berikut : a. Proyek/kegiatan dan pelaporannya. b. Hasil tes tertulis (ulangan harian, semester, atau akhir jenjang pendidikan). c. Portofolio (kumpulan karya siswa selama satu semester atau satu tahun). d. Pekerjaan rumah. e. Kuis. f. Karya siswa. g. Presensi atau penampilan siswa. h. Demontrasi.

32

i. Laporan. j. Jurnal. k. Karya tulis. l. Kelompok diskusi. m. Wawancara.

D. Penilaian Portofolio 1. Pengertian Penilaian Portofolio penilaian portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan ketrampilan siswa yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya (Nurhadi 2004: 174-175). Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannnya dalam kurun waktu tertentu (Sanjaya, 2005; 195). Portofolio merupakan kumpulan bahan pilihan yang memberikan informasi bagi suatu penilaian kinerja secara obyektif sesuai tujuan pengajaran yang ada dalam kurikulum atau sesuai persyaratan kualitas yang ditentukan (depdiknas, 2002: 79).

33

Menurut Grounlund (1998; 159) dalam Nurhadi (2004: 175) portofolio merupakan berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Menurut Balitbang portofolio diartikan sebagai Wujud benda fisik dan suatu proses sosial pedagogis. Dalam wujud benda fisik portofolio merupakan dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan dalam satu bundel. Sebagai suatu proses pedagogis portofolio merupakan kumpulan pengalaman belajar yang terdapat dalam pikiran siswa berupa pengetahuan ketrampilan, nilai dan sikap. Menurut Elni Rusoni (2002) dalam Nurhadi (2004: 175) merupakan kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha perkembangan dan kecakapan mereka dalam suatu bidang atau lebih. Kumpulan tersebut harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu (BP Dharma Bakti 2007; 42). Jadi penilaian portofolio merupakan penilaian dari proses pembelajaran kinerja siswa yang bersifat otentik dan demokratis sebagai dokumen hasil pekerjaan siswa yang tersimpan dalam suatu bundel. 2. Manfaat dan Tujuan Penilaian Portofolio Penilaian Portofolio Memiliki beberapa manfaat di antaranya : a. Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan portofolio, kemampuan yang siswa. Artinya melalui hanya penilaian sekedar

informasi

didapatkan

bukan

pengetahuan saja, akan tetapi juga sikap dan ketrampilan,

34

b. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang autentik, artinya penilaian portofolio memberikan gambaran nyata tentang kemampuan siswa yang sesungguhnya karena portofolio adalah dokumen asli yang berisi tentang sekumpulan karya siswa. Melalui dokumen itulah tergambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya, c. Penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat

mendorong siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik dan lebih sempurna, siswadapat belajar optimal, tanpa merasa tertekan. Hal ini dimungkinkan sebab penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan secara terus-menerus. Setiap hasil kerja siswa dimonitor dan diberi komentar, d. Penilaian portofolio dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, oleh sebab itu setiap respon siswa dalam proses pembelajaran diberikan reinforcement, dengan demikian siswa akan segera mengetahui kekurangan dilakukannya, e. Penialain portofolio dapat mendorong para orang tua siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini disebabkan setiap perkembangan siswa yang digambarkan melalui hasil kerja siswa, orang tua dimintai komentarnya (Sanjaya 2004; 196). Tujuan utama penerapan portofolio sebagai alat penilaian untuk mendokumentasikan semua hasil belajar siswa dalam sebuah bundel untuk dianalisis membuat nilai rapor siswa, dimana penilaian siswa ditentukan berdasarkan semua indikator proses dan hasil belajar yang tersimpan dalam catatan atau bundel dokumentasi (Nurhadi, 2004; 176). dan kelebihan dari proses pembelajaran yang

35

3. Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio Ada beberapa perbedaan esensial antara penilaian portofolio dengan penilaian tes. Perbedaan antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 1 Perbedaan Penilaian Portofolio dengan Penilaian Tes TES PENILAIAN PORTOFOLIO

1. Tes biasanya dilakukan untuk 1. Penilaian portofolio menilai seluruh menilai kemampuan intelektual siswa melalui penguasaan aspek perkembangan siswa baik intelektual, ketrampilan, minat sikap dan

materi pembelajaran,

2. Guru berperan sangat dominan 2. Peserta didik terlibat dalam proses dalam sedangkan proses siswa penilaian berperan penilaian dengan menilai dirinya sendiri mengenai kemampuan

sebagai orang yang dinilai,

beserta dalam perkembangannya,

3. Kriteria penilaian ditentukan satu 3. Kriteria penilaian ditentukan sesuai untuk semua, dengan karakteristik siswa,

4. keputusan berdasarkan penilaian 4. Proses penilaian beserta pengambilan ditentukan sendiri oleh guru, keputusan dilakukan dengan cara kolaboratif antara guru, siswa dan orang tua, 5. Penilaian berorintasi hasil belajar, dilakukan pada dengan 5. Penilaian berorintasi pada kemajuan, usaha yang dilakukan siswa

pencapaian

termasuk pencapaian hasil belajar,

6. Penilaian merupakan kegiatan 6. Penilaian merupakan bagian integral yang terpisah dari proses dari proses pembelajaran,

pembelajaran, 7. Penilaian melalui tes biasanya 7. Penilaian portofolio dilakukan selama dilakukan pada akhir program pembelajaran. proses pembelajaran berlangsung.

36

4. Prinsip-Prinsip penilaian Portofolio Berbeda dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah yaitu sebagai berikut: a. Saling Percaya Penilaian portofolio adalah peniliaian yang melibatkan siswa secara aktif sebagai pihak yang di evaluasi. Antara guru sebagai evaluator dan siswa sebagai pihak yang dievaluasi harus saling percaya. Siswa harus mempunyai kepercayaan bahwa evaluasi yang dilakukan guru bukan semata-mata untuk menilai hasil pekerjaannya, akan tetapi hasil sebagai suatu upaya pemberian umpan balik untuk meningkatkan hasil belajar, b. Keterbukaan Portofolio adalah penilaian yang dilaksanakan secara terbuka, artinya guru sebagai orang yang memberikan nilai atau kritik, akan tetapi siswa yang dievaluasi perlu memahami mengapa kritik itu muncul, oleh sebab itu guru harus terbuka melalui argumentasi yang tepat dalam setiap memberikan penilaian, c. Kerahasiaan Sebelum dilaksanakan pameran, kerahasiaan dokumen (evidence) setiap siswa perlu dijaga. Hal ini untuk menunbuhkan kepercayaan

37

setiap siswa. Berbagai komentar yang diberikan guru terhadap proses pembelajaran dan hasil karya siswa, biar siswa yang bersangkutan yang tahu. Hal ini untuk menjaga perasaan siswa, jangan sampai ada kesan siswa merasa direndahkan dan dipermalukan didepan temantemannya, apalagi komentar yang menyangkut kemampuan dan pribadi siswa yang bersangkutan, d. Milik Bersama Guru dan peserta didik harus merasa bahwa evidence portofolio adalah milik bersama, oleh sebab itu semua pihak harus menjaganya secara baik. Guru dan siswa perlu sepakat dimana evidence itu disimpan. Hal ini akan mempermudah manakala siswa atau guru memerlukannya, e. Kepuasan dan Kesesuaian Hasil akhir penilaian portofolio adalah ketercapaian kompetensi seperti yang dirumuskan dalam kurikulum. Ketercapaian itu selanjutnya dapat dilihat dari evidence (hasil karya) yang diorganisasikan oleh guru dan siswa. Guru dan siswa akan merasa puas manakala kompetensi itu telah tercapai. Oleh karena itu, terkumpulnya evidence merupakan kepuasan baik guru maupun bagi siswa, f. Budaya Pembelajaran Penilaian portofolio pada proses pembelajaran guru tidak hanya menuntut siswa untuk menghafal sejumlah fakta atau pengetahuan taraf terendah, akan tetapi harus membelajarkan siswa pada taraf tinggi,

38

g. Refleksi Penilaian portofolio harus memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk melalukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Melalui refleksi, siswa dapat menghayati tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan yang telah mereka peroleh, serta pemahaman mereka tentang kompetensi yang telah dimilikinya, h. Berorientasi pada Proses dan hasil Penilaian portofolio bertumpu pada dua sisi yang sama penting yaitu sisi proses dan hasil belajar secara seimbang. Penilaian portofolio mengikuti setiap aspek perkembangan siswa, bagaimana cara belajar siswa, bagaimana motivasi belajar siswa, sikap, minat, kebiasaan dan lain sebagainya dan pada akhir yang dimiliki siswa akan tetapi juga menilai proses pembelajaran yang dilakukan siswa (Sanjaya 2005; 198-200). 5. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Portofolio Sebagai paradigma baru, penilaian portofolio memiliki keunggulan dan tentunya kelemahan dalam penyelenggaraanya di kelas. Sebagai keunggulan yang dimiliki teknik penilaian portofolio adalah sebagai berikut : a. Penilaian Portofolio dapat Menilai Kemampuan Siswa secara Menyeluruh

39

Penilaian portofolio melalui pengumpulan evidence dapat menilai kemampuan siswa secara utuh, yang tidak hanya menilai kemampuan unjuk kerja tetapi termasuk sikap dan motivasi belajar. Disamping itu penilaian portofolio menilai dua sisi yang sama pentingnya yaitu sisi proses dan hasil belajar,

b. Penilaian Portofolio Dapat Menjamin Akuntabilitas Akuntabilitas (pertanggungjawaban) sekolah terhadap siswa orang tua dan masyarakat, melalui penilaian portofolio dapat lebih terjamin, sebab siswa dapat lebih teruji dengan melihat setiap perkembangan siswa, c. Penilaian Portofolio merupakan Bagian penilaian yang Bersifat

Individual Kekhasan penilaian portofolio adalah memungkinkan guru untuk melihat peserta didik sebagai individu yang masing-masing memiliki perbedaan, baik perbedaan dalam segi kemampuan, minat ataupun bakat termasuk perbedaan cara belajar. Dengan perbedaan guru dapat menyesuiakan diri dalam pengelolaan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, d. Penilaian Portofolio merupakan Penilaian yang Terbuka Melalui dokumentasi evidence yang tersusun secara sistematis dan terorganisir, setiap pihak yang berkepentingan seperti oang tua, kepala sekolah, komite sekolah dan lain sebagainya dapat menguji kemampuan siswa. Oleh sebab itu penilaian portofolio merupakan

40

penilaian yang terbuka. Hal ini merupakan kelebihan yang memiliki arti yang sangat penting, yang tidak dimiliki oleh jenis penilaian lainnya, e. Penilaian Portofolio Bersifat Self Evaluation Bahwa setiap siswa dapat menilai dirinya sendiri dan dapat melakukan refleksi sehingga mereka dapat menentukan kompetensi mana yang belum tercapai atau perlu penyempurnaan dan kompetensi mana yang sudah tercapai. Melalui self evaluation dapat

menumbuhkan tanggung jawab bagi dirinya sendiri (Sanjaya 2005; 200-201). Disamping kelebihan, penilaian portofolio juga memiliki

kelemahan di antaranya : a. Memerlukan Waktu dan Kerja Keras Dalam penilaian portofolio guru dituntut untuk dapat meperhatikan setiap siswa secara individual, memantau perkembangannya,

mendorong agar mereka lebih banyak beraktivitas, mengumpulkan setiap pekerjaan siswa untuk diberi komentar, dan lain sebagainya. Semua itu memerlukan tenaga ekstra. Oleh karena itu, guru yang kurang memiliki motivasi yang kuat dalam menjalankan profesinya, akan sulit melaksanakan penilaian model ini, b. Penilaian Portofolio Memerlukan Perubahan Cara Pandang Mengubah cara pandang itu bukanlah sesuatu yang mudah, akan tetapi memerlukan kerja keras. Orang tua dan masyarakat yang sudah terbiasa menganggap keberhasilan proses pendidikan diukur dari

41

sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran melalui pendekatan kuantitatif, akan sulit menerima bahwa keberhasilan itu ditentukan secara kualitatif. Demikian halnya dengan guru. Guru yang sudah terbiasa melaksanakan proses pembelajaran dengan

menyampaikan materi pelajaran untuk diingat dan dihafal siswa, akan sulit melaksanakan pembelajaran dengan gaya portofolio, dimana siswa didorong untuk lebih banyak beraktivitas, mencari dan menemukan sendiri hingga kompetensi tercapai sesuai dengan tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum; setiap perkembangan dan perubahan siswa dimonitor dan diberi catatan secara terus-menerus,

c. Penilaian Portofolio Memerlukan Perubahan Gaya Mengajar Gaya belajar siswa akan ditentukan oleh keberadaan guru. Mereka akan belajar manakala ada guru sebagai sumber belajar. Mereka akan sulit manakala dilepas oleh guru untuk belajar. Mengubah pola belajar siswa bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan kesabaran dan kesungguhan. d. Penilaian Portofolio Memerlukan Perubahan Sistem Pembelajaran Selama ini sistem pembelajaran yang berlaku di Indonesia adalah sistem klasikal, di mana setiap kelas memiliki rombongan belajar yang sangat banyak yaitu 40-45 orang bahkan lebih. Sistem pembelajaran yang demikian akan sulit untuk menilai portofolio, belum lagi setaip guru harus mengajar banyak kelas (Surapranata dan Hatta 2004 : 9092).

42

6. Pelaksanaan Penilaian Portofolio Penilaian terdiri atas langkah-langkah pengamatan, pencatatan, penganalisaan, dan penarikan kesimpulan pengamatan dilakukan terhadap hasil tes, perilaku siswa sehari-hari, pengerjaan tugas-tugas dan aktivitas diluar sekolah. Hasil pengamatan tersebut kemudian dicatat. a. Hasil tes dicatat pada portofolio masing-masing (format nilai tes tertulis), b. Tugas-tugas terstruktur dicatat pada portofolio masing-masing siswa (format tugas terstruktur), c. Perilaku sehari-hari dicatat pada portofolio masing-maasing siswa (format perilaku harian), d. Aktivitas diluar sekolah yang menunjang belajar dicatat pada portofolio masing-masing siswa (format aktivitas di luar sekolah). Catatan tersebut dianalisis secara terbuka, kemudian diberi nilai dan komentar. Terakhir, guru menarik kesimpulan tentang nilai akhir masing-masing siswa berdasarkan semua indikator yang ada (Nurhadi, 2004; 182). Dalam pelaksanaan penilaian guru harus menyusun kriteria penilaian yang akan digunakan untuk pencapaian indikator hasil belajar yang diinginkan. Penggunaan penilaian portofolio dapat menjamin mutu pendidikan apabila kriteria tentang proses dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan dengan jelas. Oleh karena itu, guru perlu merumuskan kriteria yang jelas, baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun

43

hasil yang diharapkan. Dalam proses portofolio guru harus menentukan dengan jelas: 1). Apa saja yang perlu dilakukan peserta didik; 2). Bagaimana peserta didik melakukanya; 3). Waktu yang diperlukan; 4). Prasyarat yang perlu dimiliki siswa; 5) Sarana dan prasarana yang harus digunakan (Surapranata dan Hatta 2004: 121) kriteria penilaian sangat bergantung pada karakteristik kompetensi dasar yang telah ditentukan. Kriteria penilaian juga sangat bergantung pada bagaimana cara kita menilai dan portofolio yang akan dinilai.

E. Mata Pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai

SMP/MTs/SMPLB. Ilmu pengetahuan sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan

44

bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai (Mulyasa 2006: 125). Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (Sosiologi, Sejarah, Geografi, Politik, Hukum dan Budaya). Geografi, Sejarah dan Antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran Geografi memberikan wawasan berkenaan dengan wilayahwilayah, sedangkan Sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Ilmu Ekonomi merupakan ilmuilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas ekonomi yang berkenaan dengan pembuatan keputusan, sedangkan Sosiologi merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep, peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial (Sugiarto 2007: 8). Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan dimasyarakat. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki ruang lingkup yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut: a. Manusia, tempat dan lingkungan b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan c. Sistem sosial dan budaya d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

45

Jadi Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu kajian mata pelajaran yang merupakan suatu interdisipliner ilmu yang saling terkait dalam hubungan dengan gejala sosial dengan mengkaji manusia, waktu, budaya dan ekonomi masyarakat. 2. Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran IPS Menurut Nursid Sumaatmaja (1980) dalam Sugiarto (2007: 6) Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun menimpa kehidupan masyarakat. Mata Pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mengenal konsep-konsep lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan

berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional maupun global (Mulyasa 2006: 125-126).

46

Sedangkan karakteristik mata pelajarana IPS adalah sebagai berikut: a. Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupakan gabungan dari unsur-unsur Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum dan Politik, Kewarganegaraan, Sosiologi bahkan bidang Humaniora, Pendidikan dan Agama b. Standar komptensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu c. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta

kehidupan manusia secara keseluruhan (Sugiarto 2007: 9).

3. Pelaksanaan Penilaian dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan pada mata Pelajaran IPS Dalam menjaring hasil belajar siswa, pelaksanaan dapat

menggunakan kombinasi dari berbagai teknik penilaian yaitu :

47

a. Tes Tertulis (paper and pen) Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis dapat berbentuk tes obyektif (pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan), maupun bentuk tes subyektif (uraian). Dalam hal penilaian berbasis kelas guru disarankan untuk lebih banyak menggunakan tes uraian daripada tes tertulis lainnya. Hal ini disebabkan tes uraian dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemampuan siswa dalam mengorganisasikan gagasannya secara sistematis. b. Tes Penampilan (performance) Tes penampilan adalah penilaian yang menuntut siswa untuk melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung. c. Penilaian Penugasan (proyek) Penilaian penugasan atau proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Penugasan bertujuan untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam mengintegrasikan semua pengetahuan yang telah dimilikinya dalam bentuk laporan atau karya tulis. d. Penilaian portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Portofolio dapat

48

diartikan sebagai wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial paedagogis, dan sebagai adjective. Sebagai benda fisik portofolio adalah bundel yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil kerja siswa yang terkumpul dalam satu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre test), tugastugas terstruktur, hasil tes akhir (post test) dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial paedogogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran siswa, baik yang berwujud pengetahuan (cognitive), sikap (affective) dan ketrampilan

(phsychomotoric). Sebagai adjective, portofolio seringkali disandingkan dengan konsep lain misalnya konsep penilaian sehingga dikenal dengan istilah penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment) ( BP Dharma bakti 2007: 11- 48). 4. Indikator Penilaian Dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas diperlukan indikator penilaian. Indikator penilaian merupakan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan atau respon yang ditunjukkan atau dilakukan oleh siswa berkaitan

dengan kemampuan dasar setelah menyelesaikan satu satuan pelajaran tertentu ( Depdiknas 2002: 8).

Indikator yang dapat dijadikan acuan untuk menilai kemampuan siswa antara lain: 1). Tes formatif dan sumatif 2). Tugas terstruktur 3). Perilaku harian siswa

49

4). Laporan aktivitas diluar sekolah berdasarkan indikator-indikator tersebut, guru dapat membuat kesimpulan sejauh mana seorang siswa telah belajar dan berapa nilai yang akan diperolehnya (Santoso 2003 : 9). 5. Standar Ketuntasan Belajar Siswa Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat

kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

F. Pemahaman Guru terhadap Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian Pemahaman Menurut Maman Rachman (2003; 92) adalah kegiatan mengerti dengan sungguh-sungguh atau mengerti secara cerdas tentang masalah, fakta, gagasan atau implikasi. Menurut The Liang Gie dalam Maman Rachman (2003; 92) bahwa pemahaman dapat dicapai dengan lima cara yaitu : a. Menyatukan dan menghubung-hubungkan berbagai fakta atau gagasan, b. Mendeduksi sesuatu dari premis-premis,

50

c. Menyesuaikan berbagai fakta/gagasan baru dengan pengetahuan yang mapan, d. Meninjau gagasan dalam hubungannya dengan ketetapan dan kepentingannya, e. Menghubungkan suatu fakta atau gagasan dengan sesuatu yang diketahui, universal dan terikat pada kaidah. Menurut Bloom (1956) dalam Anas Sudijono (1995: 50) pemahaman (comprehension) merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif. Disini pemahaman berarti kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu itu diketahui atau diingat, mencakup kemmapuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain. Pengetahuan tentang pemahaman dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu: 1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya. 2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagian yang terdahulu dengan diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari garfik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. 3) Tingkat tertinggi adalah pemahaman ektrapolasi, dari pemahaman ini diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat

membuat ramalan tentang konsekuensi ataupun masalahnya (Sudjana 2004: 24).

51

Pemahaman termasuk dalam ranah kognitif tingkat rendah, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan namun tidak berarti bahwa pengetahuan tidak perlu diperhatikan, sebab untuk memahami sesuatu terlebih dahulu harus mengetahui atau mengenal sesuatu tersebut. Menurut Suharsimi (1997, 112) pemahaman seseorang dapat membuktikan bahwa Ia mampu menghubungkan fakta-fakta atau konsepkonsep secara sederhana. Selanjutnya Ia menambah bahwa memahami sesuatu, seseorang akan dapat membedakan, mempertahankan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan,

menuliskan kembali, memberi contoh dan memperkirakan. Dengan demikian, jelaslah bahwa pengetahuan dan pemahaman tidak dapat dipisahkan meskipun dapat dibedakan. Hakikat pengetahuan adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakan, sedangkan pemahaman adalah kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta atau konsep-konsep yang telah diketahui dengan segala sesuatu. Dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberi contoh, menuliskan kembali, memperkirakan, tersebut mengklasifikasikan menunjukkan dan

mengikhtisarkaan.

Kriteria

pemahaman

mengandung arti lebih dalam daripada pengetahuan.

52

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dengan sungguh-sungguh terhadap sesuatu telah dipelajari atau diingat sebelumnya untuk diaplikasikan. 2. Kajian pemahaman guru IPS terhadap penilaian berbasis kelas Peranan guru dalam pembelajaran adalah membantu siswa mencapai indikator hasil belajar. Untuk mengetahui sejauh mana siswa mencapai indikator hasil belajar, guru tidak hanya dengan melihat sepintas karena dengan cara itu guru tidak akan memperoleh gambaran obyektif. Oleh karena itu guru perlu mengadakan penilaian. Untuk mampu melaksanakan penilaian berbasis kelas, maka guru dituntut untuk mampu menguasai daan memahami karakteristik dalam pengembangan penilaian berbasis kelas antara lain : a. Standar kompetensi yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam setiap mata pelajaran, b. Kompetensi dasar yaitu kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki lulusan, c. Rencana penilaian yaitu jadwal kegiatan penilaian dalam satu semester dikembangkan bersamaan pengembangan silabus, d. Proses penilaian bahwa pemilihan dan pengembangan teknik penilaian dilakukan dengan sistem pencatatan dan pengelolaan, e. Proses implementasi bahwa menggunakan berbagai teknik penilaian,

53

f. Pencatatan dan pelaporan terhadap proses hasil penilaian yang telah dilakukan. (Depdiknas 2002; 13). Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pemahaman yang benar terhadap penilaian berbasis kelas, seorang guru diharapkan mampu menerapkan penilaian berbasis kelas tersebut pada kegiatan pembelajaran siswa di kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi, Sampel dan Variabel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciriciri yang telah ditetapkan (Nazir, 1999 : 325). Populasi dalam penelitian ini adalah Guru-guru IPS SMP Negeri Kecamatan Jepara yang terdapat pada 6 SMP Negeri. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi (Nazir, 1999 : 325). Sampel dalam penelitian ini adalah diambil seluruhnya dari populasi yang ada karena jumlah guru IPS di kecamatan Jepara sebanyak 24 guru karena sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto bahwa apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi atau total sampling. Tabel 2 Data Jumlah Guru IPS di SMP Negeri Kecamatan Jepara NO 1 2 3 4 5 6 Nama Sekolah SMP Negeri 1 Jepara SMP Negeri 2 Jepara SMP Negeri 3 Jepara SMP Negeri 4 Jepara SMP Negeri 5 Jepara SMP Negeri 6 Jepara Jumlah ( Sumber : Data Penelitian 2007) Jumlah Guru IPS 4 5 3 3 5 4 24

54

55

3. Variabel Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Arikunto 2002; 100). Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pemahaman guru IPS tentang penilaian berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Kecamatan Jepara, maka definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman

guru IPS terhadap penilaian berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sub variabel penelitian ini yaitu: pemahaman guru terhadap konsep dasar penilaian, pemahaman guru terhadap konsep dasar penilaian berbasis kelas, pemahaman guru terhadap konsep dasar penilaian otentik, pemahaman guru terhadap konsep dasar penilaian portofoliodan pemahaman guru dalam penerapan penilaian berdasarkan KTSP pada mata pelajaran IPS. Indikator sub variabel dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pemahaman guru terhadap konsep dasar penilaian adalah: a) pengertian penilaian, b) fungsi dan tujuan penilaian, c) prinsip-prinsip penilaian, d) penilaian dalam KTSP. b. Pemahaman guru terhadap konsep dasar penilaian berbasis kelas adalah: a) pengertian penilaian berbasis kelas, b) fungsi dan tujuan penilaian berbasis kelas, c) prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas, d) manfaat penilaian berbasis kelas, e) bentuk dan jenis penilaian berbasis kelas, f) penerapan penilaian berbasis kelas.

56

c. Pemahaman guru terhadap konsep dasar penilaian otentik adalah: a) pengertian penilaian otentik, b) karakteristik penilaian otentik, c) tujuan dan prinsip-prinsip penilaian otentik, d) penerapan penilaian otentik. d. Pemahaman guru terhadap konsep dasar penilaian portafolio adalah: a) pengertian penilaian portafolio, b) manfaat dan tujuan penilaian portafolio, c) perbedaan penilaian berbasis portafolio dengan penilaian berbasis tes, d) prinsip-prinsip penilaian portafolio, e) kelebihan dan kekurangan penilaian portafolio, f) penerapan penilaian potofolio. e. Pemahaman guru dalam penerapan penilaian berdasarkan KTSP pada mata p