POLA KERJASAMA_AVALIS.pdf

6
PETUNJUK PELAKSANAAN BNI KREDIT USAHA RAKYAT(KUR) POLA KERJASAMA I. KETENTUAN UMUM : 01. Latar Belakang 1. Radisi tanggal 10 Oktober 2007 telah menyetujui skim penjaminan kredit dengan nama BNI Tunas Usaha (d/h KUR). 2. CPC 104 tanggal 21 Desember 2004 tentang skim kredit program kerjasama Lembaga Non Keuangan (KKNK). 02. Maksud dan tujuan 1. Untuk meningkatkan efektivitas penyaluran kredit mikro/kecil melalui pola kerjasama dengan perusahaan inti. 2. Mempercepat peningkatan profitabilitas. 3. Meningkatkan eksposure kredit Usaha Kecil untuk menjadi market leader, di sektor pertanian dan peternakan yang masih potensial untuk dikembangkan. 4. Memperbaiki kualitas pelayanan dengan melakukan proses kredit secara cepat, namun dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit (prudential banking). 5. Meningkatkan hubungan bisnis dengan perusahaan inti. 03. Sasaran Sasaran kredit pola kerjasama adalah petani/peternak/end user yang berhubungan dengan perusahaan inti yang dinilai prospektif, serta memiliki kinerja dan potensi usaha yang baik. 04. Pola penyaluran : Pola penyaluran kredit langsung ke end user atau melalui kelompok dimana perusahaan inti bertindak sebagai avalist. 05. Persyaratan A. Perusahaan Inti 1. Perusahaan inti adalah debitur BNI (Segmen Menengah/Korporasi) dengan kolektibilitas lancar atau non debitur atau non nasabah BNI. 2. Perusahaan telah beroperasi dan berpengalaman di bidang usaha yang akan dibiayai minimal 2 (dua) tahun. 3. Apabila dipandang perlu, menyerahkan feasibility study yang dibuat oleh konsultan independent atau BNI atau perusahaan inti. 4. Tidak tercatat dalam daftar hitam (Black List) kredit macet di Bank Indonesia (BI). 5. Menyampaikan laporan keuangan audited minimal 2 (dua) tahun terakhir.

Transcript of POLA KERJASAMA_AVALIS.pdf

Page 1: POLA KERJASAMA_AVALIS.pdf

PETUNJUK PELAKSANAAN BNI KREDIT USAHA RAKYAT(KUR) POLA KERJASAMA

I. KETENTUAN UMUM :

01. Latar Belakang 1. Radisi tanggal 10 Oktober 2007 telah menyetujui skim penjaminan kredit dengan

nama BNI Tunas Usaha (d/h KUR). 2. CPC 104 tanggal 21 Desember 2004 tentang skim kredit program kerjasama

Lembaga Non Keuangan (KKNK). 02. Maksud dan tujuan

1. Untuk meningkatkan efektivitas penyaluran kredit mikro/kecil melalui pola kerjasama dengan perusahaan inti.

2. Mempercepat peningkatan profitabilitas. 3. Meningkatkan eksposure kredit Usaha Kecil untuk menjadi market leader, di sektor

pertanian dan peternakan yang masih potensial untuk dikembangkan. 4. Memperbaiki kualitas pelayanan dengan melakukan proses kredit secara cepat,

namun dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit (prudential banking).

5. Meningkatkan hubungan bisnis dengan perusahaan inti.

03. Sasaran

Sasaran kredit pola kerjasama adalah petani/peternak/end user yang berhubungan dengan perusahaan inti yang dinilai prospektif, serta memiliki kinerja dan potensi usaha yang baik.

04. Pola penyaluran :

Pola penyaluran kredit langsung ke end user atau melalui kelompok dimana perusahaan inti bertindak sebagai avalist.

05. Persyaratan A. Perusahaan Inti

1. Perusahaan inti adalah debitur BNI (Segmen Menengah/Korporasi) dengan kolektibilitas lancar atau non debitur atau non nasabah BNI.

2. Perusahaan telah beroperasi dan berpengalaman di bidang usaha yang akan dibiayai minimal 2 (dua) tahun.

3. Apabila dipandang perlu, menyerahkan feasibility study yang dibuat oleh konsultan independent atau BNI atau perusahaan inti.

4. Tidak tercatat dalam daftar hitam (Black List) kredit macet di Bank Indonesia (BI). 5. Menyampaikan laporan keuangan audited minimal 2 (dua) tahun terakhir.

Page 2: POLA KERJASAMA_AVALIS.pdf

C/Juklak BTU Kerjasama /Jun’09 Page 2 of 6

B. Petani/peternak/end user 1. Belum pernah mendapat kredit yang dibuktikan dengan hasil BI checking pada saat

permohonan kredit diajukan. 2. Mempunyai identitas diri (Pas Photo, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Surat

Nikah/Cerai) 3. Menggarap sendiri lahannya (petani pemilik penggarap) atau menggarap lahan

orang lain (petani penggarap); 4. Apabila menggarap lahan orang lain diperlukan surat kuasa/keterangan dari pemilik

lahan yang diketahui oleh Kepala Desa setempat; 5. Paling kurang berumur 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah. 6. Mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) untuk permohonan kredit diatas

Rp. 50 juta. 7. Mempunyai jenis usaha sejenis/sama. 8. Telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan inti yang antara

lain memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak. 9. Telah mendapatkan rekomendasi dari perusahaan inti. 10. Maksimum kredit per petani/peternak/end user sampai dengan Rp. 500 juta.

C. Kelompok petani/peternak/end user 1. Kelompok usaha dibentuk berdasarkan usaha sejenis atau atas kesamaan lokasi

usaha. 2. Usaha masing-masing anggota kelompok telah beroperasi minimal 1 (satu) tahun. 3. Bukti diri KTP, KK, surat nikah 4. Ada ijin usaha dari otorita setempat 5. Kegiatan usaha kelompok dapat dilakukan secara mandiri atau bekerjasama

dengan mitra usaha yang dibuat secara tertulis dalam bentuk perjanjian; 6. Mempunyai anggota yang melakukan usaha produktif 7. Mempunyai organisasi dengan pengurus aktif, minimal ketua, sekretaris, dan

bendahara 8. Mempunyai aturan kelompok yang disepakati oleh seluruh anggota. 9. Mempunyai pembukuan yang sederhana. 10. Membuat surat pernyataan tanggung renteng (Lampiran 1). 11. Ada surat pernyataan dari Ketua kelompok untuk bertindak sebagai avalis kredit

yang diberikan untuk semua anggota kelompok.

06. Kewajiban Perusahan Inti 1. Bertindak sebagai penjamin pasar, antara lain dalam hal :

a. Menyediakan kebutuhan petani/peternak/end user berupa bibit, pakan, obat-obatan, pupuk dll.

b. Memberikan supervisi kepada petani/peternak/end user sejak persiapan sampai dengan panen.

c. Membeli seluruh hasil panen/produksi d. Memotong hasil panen untuk pembayaran kewajiban pada bank

2. Bertindak sebagai : a. avalis penuh :

perusahaan menjamin seluruh fasilitaskredit yang diberikan BNI kepada mitra (petani/peternak atau end user).

b. avalis partial : perusahaan menjamin sebagian fasilitas kredit yang diberikan kepada mitra (petani/peternak atau end user)

c. rekomendator :

Page 3: POLA KERJASAMA_AVALIS.pdf

C/Juklak BTU Kerjasama /Jun’09 Page 3 of 6

perusahaan memberikan rekomendasi dan menyalurkan hasil pembayaran penjualan atas hasil produksi/panen/hasil usaha petani/peternak/end user ke rekening debitur yang ada di BNI untuk pelunasan kredit.

3. Melakukan seleksi atas mitra (petani/peternak/end user) yang layak memperoleh fasilitas kredit.

4. Mengawasi penggunaan kredit oleh petani/peternak atau end user. 5. Bertanggung jawab atas kebenaran semua data/informasi yang berkaitan dengan

pencairan/penggunaan kredit. 6. Menyerahkan kebutuhan indikatif petani/peternak/end user untuk 1 (satu) musim

panen. 7. Membuka rekening Giro Escrow Account di Cabang BNI yang ditunjuk untuk

menampung sumber pembayaran panen, menampung pendebetan rekening KMK dan KI.

07. Kewajiban Ketua Kelompok

1. Menyeleksi anggota kelompok 2. Menyusun kebutuhan kredit anggota kelompok 3. Menerima surat kuasa dari anggota kelompok untuk mengajukan permohonan kredit,

menanda tangani PK, dan menerima kredit atas nama Kelompok. (Lampiran 2) 4. Mengajukan permohonan kredit ke BNI an. Kelompok (Lampiran 3) 5. Menerima dan menyalurkan kredit kepada anggota kelompok. 6. Melakukan administrasi kredit 7. Melakukan penagihan ke anggota kelompok sebesar kewajiban masing-masing

anggota dan menyetorkan ke BNI

II. KETENTUAN KHUSUS :

1. Sifat Kredit a. Clean Up System, pada saat selesai panen outstanding kredit harus lunas/nihil. b. Aflopend/kredit dengan Angsuran

2. Jangka waktu kredit a. Kredit Modal Kerja maksimal sampai dengan 3 (tiga) tahun. b. Kredit Investasi maksimal sampai dengan 5 (lima) tahun

3. Suku bunga Disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

4. Grace Period a. Grace period dapat diberikan untuk usaha yang dibiayai sampai dengan usaha

tersebut berproduksi (menghasilkan). b. Lamanya Grace Period sampai dengan usaha tersebut berproduksi. c. Grace period diberikan untuk penundaan angsuran pokok, bunga tetap dibayar.

5. Interest During Construction (IDC) Pembayaran bunga selama proyek belum menghasilkan (IDC) dapat ditunda s/d proyek tersebut menghasilkan.

6. Agunan

a. Agunan Pokok : Kelayakan usaha dan obyek yang dibiayai b. Untuk skim dimana perusahaan inti bertindak sebagai avalis partial dan

rekomendator, mitra (petani/peternak atau end user) harus menyerahkan agunan tambahan minimal 30% dari fasilitas kredit dan agunan tersebut diikat sempurna.

Page 4: POLA KERJASAMA_AVALIS.pdf

C/Juklak BTU Kerjasama /Jun’09 Page 4 of 6

c. Ketentuan diatas tidak berlaku untuk KUR s/d Rp. 5 juta dan atau pola kerjasama dimana perusahaan inti menjadi avalis yang menjamin seluruh fasilitas kredit.

7. Disposisi / penarikan kredit

a. Syarat Disposisi 1) Seluruh persyaratan yang ada di Surat Keputusan Kredit (SKK) telah dipenuhi. 2) Perjanjian Kredit telah ditanda tangani. 3) Seluruh biaya yang ada telah disetor efektif. 4) Petani/peternak/end user wajib membuka tabungan di BNI. 5) Rekening pinjaman dibuka atas nama kelompok untuk kredit yang diberikan

kepada kelompok. 6) Telah ada surat kuasa kepada BNI untuk mendebet rekening afiliasi apabila

terjadi tunggakan atas kewajiban debitur.

b. Cara Disposisi / penarikan Kredit 1) Perusahaan inti atau ketua kelompok mengajukan permohonan pencairan kredit

ke BNI dilampiri dengan : a) Surat Kuasa dari Petani/Peternak/end user ke perusahaan inti atau ketua

kelompok untuk mencairkan kredit. b) Daftar petani/peternak/end user yang terdiri dari :

a. Nama, Alamat b. Besarnya maksimum kredit. c. Jangka waktu panen.

2) Disposisi dilakukan melalui pemindahbukuan ke rekening perusahaan inti. 3) Debitur wajib menyediakan dana minimal 1 (satu) kali total angsuran tiap

bulannya ditambah saldo minimal rekening dan diblokir oleh Bank di rekening afiliasi.

8. Penutupan Penjaminan Kredit

a. Kredit kepada petani/peternak/end user ditutup asuransi kredit ke perusahaan penjamian PT. Askrindo atau Perum Jaminan Kredit Indonesia.

b. Pada saat dilakukan proses analisa pembiayaan pola kerjasama agar diinformasikan terlebih dahulu ke perusahaan penjamin.

9. Lain-lain

Mengacu pada ketentuan KUR.

III. PROSEDUR KREDIT

1. Analisa Kredit

a. Perangkat Analisa 1) Analisa terhadap perusahaan inti

a) Analisa terhadap kemampuan perusahaan inti terkait dengan kondisi usaha dan kemampuan perusahaan sebagai avalis menggunakan : � Memorandum Analisa Pengusulan Plafond Kredit Pola Kerjasama (MAPK)

(Formulir terlampir ). � Formulir Analisa Keuangan (FAK) (Formulir terlampir) � Formulir Kunjungan Setempat (FKS) (Formulir terlampir) � Formulir Analisa Rating, sampai CRR tanpa CCR

Page 5: POLA KERJASAMA_AVALIS.pdf

C/Juklak BTU Kerjasama /Jun’09 Page 5 of 6

b) Analisa terhadap perusahaan inti untuk pola kerjasama ini berdasarkan

kepada maksimum potensi pembiayaan yang diatur sebagai berikut : � Sampai dengan Rp. 15 milyar di SKC/STA � Diatas Rp.15 milyar di USK

2) Analisa terhadap petani/peternak/end user :

� Dilakukan oleh SKC/STA � Analisa terhadap masing-masing petani/peternak/end user harus dilakukan

verifikasi dan kunjungan setempat yang dituangkan dalam Formulir Kunjungan Setempat Kolektif (Formulir terlampir)

� Formulir Analisa Kredit KUR pola kerjasama mengacu pada CPC 104 tanggal 21 Desember 2004 yang telah dilakukan penyempurnaan. (Formulir Terlampir)

� Formulir tersebut digunakan untuk menganalisa petani/peternak atau end user yang terletak pada lokasi yang sama atau per kelompok.

� Berita Acara Taksasi Agunan dibuat secara kolektif apabila agunan tersebut terletak dalam satu hamparan yang sama.

2. Persetujuan Kredit

a. Kewenangan memutus Kredit

� Kewenangan memutus plafond pola kerjasama dengan perusahaan inti sesuai dengan kewenangan memutus kredit yang berlaku.

� Kewenangan memutus kredit kepada Petani/Peternak/end user sesuai dengan kewenangan memutus kredit KUR berdasarkan maksimum kredit masing-masing petani/peternak/end user.

b. Perjanjian Kerjasama (PKS)

� PKS antara BNI dengan perusahaan avalis harus mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap mengutamakan kepentingan BNI.

� PKS dengan potensi pembiayaan pola kerjasama s/d Rp. 15 milyar dilakukan oleh SKC/STA

� PKS dengan potensi pembiayaan pola kerjasama diatas Rp. 15 milyar dilakukan oleh Divisi USK.

� Jangka waktu PKS maksimal 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang. c. Surat Keputusan Kredit (SKK)

� Surat Keputusan Kredit diterbitkan oleh SKC/STA setelah permohonan kredit mendapat keputusan/persetujuan dari PPK (Pejabat Pemutus Kredit). Surat Keputusan kredit ditujukan ke masing-masing petani/peternak atau end user.

� Dalam Surat Keputusan Kredit (SKK) ditambahkan himbauan tentang pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dengan redaksional berbunyi :

Para pihak tidak diperkenankan untuk memberi maupun menerima sesuatu berupa apapun terkait dengan pemberian fasilitas kredit. Dalam hal terdapat penyimpangan terhadap komitmen ini agar dilaporkan melalui media pengaduan Kotak Pos GCG-BNI atau email:[email protected].

d. Perjanjian Kredit (PK)

� Perjanjian kredit (PK) yang digunakan mengacu pada PK Umum atau PK Khusus yang ditentukan kemudian.

� PK dibuat masing-masing petani/peternak/end user dan ditanda tangani langsung oleh petani/peternak/end user.

Page 6: POLA KERJASAMA_AVALIS.pdf

C/Juklak BTU Kerjasama /Jun’09 Page 6 of 6

� Kredit yang diberikan kepada kelompok, penandatanganan PK dilakukan oleh ketua kelompok atas dasar surat kuasa dari anggota kelompok.

� Penandatanganan PK tidak dapat dilakukan setelah PKS jatuh tempo.

3. Pemantauan Kredit a. Perusahaan inti/ketua kelompok wajib melaporkan ke Bank, perkembangan

petani/peternak atau end user apabila terjadi kondisi memburuk disertai rencana penyelesaian.

b. Apabila petani/peternak atau end user tidak mampu melunasi kewajibannya maka segera dilakukan pendebetan rekening Giro Escrow Account perusahaan inti yang ada di BNI paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

c. Perusahaan inti /ketua kelompok wajib melaporkan rekapitulasi penggunaan kredit.

4. Penyelamatan Kredit

Kebijakan penyelamatan kredit mengacu pada BPP Perkreditan Segmen Kecil Buku I Bab IV dan ketentuan penyelamatan kredit yang berlaku.

5. LAIN-LAIN.

Hal-hal yang tidak diatur khusus tetap mengacu kepada ketentuan KUR (d/h BTU).

-----ooOoo-----