POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK...
Transcript of POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK...
POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK
DI DESA REJOSARI KECAMATAN KALIKAJAR
KABUPATEN WONOSOBO
Oleh:
Desy Respitarini, S.Pd.I
NIM: 1320412169
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam
YOGYAKARTA
2015
vii
KATA PENGANTAR
حي بسم هللا الر حن الر
. رب ألحمد لل تعي به و العالمي ين و هيا امورالد عل وس دا ان أشهد هللا .و اال الال ان أشهد .ال سول محم .هللا ر
هم صل الل به و ال عل و محمد عل وسل عي ص بعد اما .اج
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw., yang telah menuntun manusia menuju kebahagiaan hidup baik
di dunia maupun di akhirat.
Tesis ini merupakan kajian tentang Pola Asuh Orang Tua Tunggal dalam
Mendidik Anak di Desa Rejosari Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo.
Tentunya tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan kerjasama berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan
rasa terima kasih kepada:
1. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Prodi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Dr. H. Sumedi, M.Ag selaku pembimbing tesis.
4. Segenap dosen dan staff akademik Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
5. Bapak Kepala Desa Rejosari kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
beserta jajarannya.
viii
6. Segenap responden dan warga Desa Rejosari kecamatan Kalikajar
Kabupaten Wonosobo.
7. Bapak dan Ibu tercinta serta adiku yang tanpa letih membimbing dan
memberi do‟a serta semangat.
8. Rekan-rekan PAI-B Mandiri 2013, Classix 2009, teman-teman Kos
Anggun. Keluarga Besar Pramuka UIN Sunan Kalijaga. Terima kasiih
telah menemani perjalanan ini.
9. Rekan-rekan di sekolah dan madrasah (MTs Masyithoh Gamping, SD
Negeri Klitren, MTs N Babadan Baru, dan SD Negeri 2 Mangunrejo),
terimakasih telah diberi kesempatan belajar bersama kalian.
10. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Semoga Allah senantiasa membalas segala kebaikannya.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan tesis ini, sehingga masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharap saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaanya. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
yang membutuhkanya.
Yogyakarta, 8 Oktober 2015
Penyusun,
Desy Respitarini, S.Pd.I
NIM. 1320412169
ix
ABSTRAK
DESY RESPITARINI. Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Mendidik
Anak di Desa Rejosari Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Tesis.
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama
Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga 2015. Pendidikan keluarga merupakan
pondasi dasar dalam membentuk kepribadian seorang anak. Keluarga sebagai unit
terkecil dalam suatu masyarakat memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi
pendidikan, fungsi sosial, fungsi agama, dan fungsi rekreasi. Salah satu fungsi dari
keluarga adalah fungsi pendidikan, dimana kepala keluarga berkewajiban untuk
memberikan pendidikan kepada seluruh anggota keluarga, terutama kepada anak.
Pendidikan agama merupakan proses penanaman Nilai-nilai keagamaan
dalam diri peserta didik (dalam hal ini anak). Untuk menanamkan Nilai-nilai
tersebut harus dilakukan sejak dini sesuai dengan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak. Hal terpenting yang mempengaruhi perkembangan anak
adalah pola asuh orang tua. Adanya keluarga yang harmonis akan sangat
membantu dalam proses pendidikan agama Islam pada anak. Berdasarkan hasil
penelitian di desa Rejosari Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terdapat
beberapa keluarga single parent (orang tua tunggal) yang harus mendidik dan
membesarkan anak-anak mereka seorang diri. Mereka tidak memiliki waktu serta
pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan agama kepada anaknya.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan agama Islam anak.
Berdasarkan hasil penelitian, ada tiga tipe pola asuh yang dipakai oleh
orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo.
Yaitu: 1 orang menggunakan pola asuh demokratis, 5 orang menggunakan pola
asuh liberal/permisif, dan 3 orang menggunakan pola asuh otoriter. Dalam hal ini,
orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
cenderung menggunakan pola asuh liberal/permisif dalam mendidik anak.
Pengaruh tipe pola asuh liberal/permisif yang diberikan orang tua tunggal
kepada anaknya, membawa beberapa pengaruh terhadap perilaku anak.
diantaranya adalah: (1) anak menganggap bahwa hubungan dengan orang tua
hanya sebatas pemenuhan materi, (2) anak berbuat sesuai dengan kehendaknya
sendiri, dan (3) anak menjadi sulit untuk diarahkan.
Kata kunci (keywords) : pola asuh, orang tua tunggal, mendidik anak.
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22
Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif اTidak
dilambangkan
Tidak
dilambangkan
ba‟ be be ة
ta‟ t te ث
ṡa‟ ṡ ثes (dengan titik
diatas)
Jim j je ج
ḥa‟ ḥ حha (dengan titik
dibawah)
Kha kh Ka dan ha خ
Dal d de د
Zal z ذzet (dengan titik
diatas)
ra‟ r er ر
Zai z zet ز
Sin s es ش
Syin sy es dan ye ش
ṣad ṣ صes (dengan titik
dibawah)
ḍad ḍ ضde (dengan titik
dibawah)
ṭa‟ ṭ te (dengan titik ط
xi
dibawah)
ẓad ẓ ظzet (dengan titik
dibawah)
„ ain„ عkoma terbalik
diatas
Gain g ge غ
Fa f ef ف
Qaf q qi ق
Kaf k ka ك
Lam l el ل
Mim m em و
Nun n en
Wawu w we و
ha‟ h ha
Hamzah „ apostrof ء
ya‟ y ye ي
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap
ditulis muta‟aqqidin يتعقدي
ditulis „iddah عدة
C. Ta’ Marbutah
1. Jika mati ditulis h
ditulis hibbah هبت
ditulis jizyah جسيت
xii
(ketentuan ini tidak diberlakukan pada kata-kata Arabyang sudah terserap
ke dalam Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali
bila dikehendaki lafal aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.
‟ditulis karamah al –auliya كرايت األونيبء
2. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah dan dammah
ditulis t
ditulis zakatul fiṭri زكبة انفطر
D. Vokal Pendek
kasrah ditulis i
fathah ditulis a
dammah ditulis u
E. Vokal Panjang
fathah + alif ditulis a
ditulis جبههيت
jahiliyyah
fathah + ya‟ mati ditulis
a
ditulis يسعي
yas‟a
kasrah + ya‟ mati ditulis
i
ditulis كريى
karim
dammah + wawu mati ditulis
u
ditulis فروض
furud
xiii
F. Vokal Ragkap
fathah + ya‟ mati ditulis ai
ditulis bainakum بيكى
fathah + wawu mati ditulis au
ditulis qaulun قول
G. Vokal Pendek yang Berurutan Dalam Satu Kata Dipisahkan Dengan
Apostrof
تى ditulis a‟antum أأ
ditulis u‟didat أعددث
ditulis la‟in syakartum نئ شكرتى
H. Kata Sandang Alif + Lam
a. Bila diikuti Huruf Qamariyah
ditulis al-Qur‟an انقرا
ditulis al-Qiyas انقيبش
b. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf
syamsiyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf l (el)-nya.
‟ditulis as-Sama انسبء
ditulis as-Syams انشص
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
ditulis dawi al-furud ذوي انفروض
ditulis ahl as-sunnah أهم انست
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ..................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... v
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN ........................................ x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 10
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 11
D. Kajian Pustaka ................................................................................... 11
E. Metode Penelitian.............................................................................. 15
F. Sistematika Pembahasan ................................................................... 21
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 23
A. Pola Asuh .......................................................................................... 23
1. Pengertian Pola Asuh ................................................................. 23
2. Model Pola Asuh ........................................................................ 24
B. Orang Tua Tunggal ........................................................................... 34
C. Pendidikan Anak ............................................................................... 49
1. Pengertian Pendidikan agama Islam .......................................... 50
2. Metode Pendidikan Agama Islam ............................................... 54
3. Tahap Perkembangan Anak dan Remaja ................................... 62
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak .......... 67
BAB III GAMBARAN UMUM ................................................................... 69
A. Letak dan Keadaan Geografis ........................................................... 69
B. Keadaan Masyarakat ......................................................................... 71
C. Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................. 84
BAB IV POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK
DI DESA REJOSARI KECAMATAN KALIKAJAR KABUPATEN
WONOSOBO ................................................................................................ 100
A. Pola Asuh Orang Tua Tunggal dalam Mendidik Anak .................... 105
B. Pengaruh Pola Asuh Oran Tua Tunggal Terhadap Perilaku Anak .. 150
xv
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 156
A. Kesimpulan ....................................................................................... 157
B. Saran-saran ........................................................................................ 158
C. Penutup .............................................................................................. 159
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 159
LAMPIRAN .................................................................................................. 162
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 171
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget, 63.
Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 71.
Tabel 3 Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok usia, 71.
Tabel 4 Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, 73.
Tabel 5 Data penduduk berdasarkan pekerjaan, 77.
Tabel 6 Data penduduk berdasarkan agama/kepercayaan, 81.
Tabel 7 Data Orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan Kalikajar
kabupaten Wonosobo, 85.
Tabel 8 Analisis Tipe Pola Asuh Orang Tua Tunggal di Desa Rejosari
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo, 147.
Tabel 9 Analisis pengaruh pola asuh orang tua tunggal terhadap perilaku
anak, 150
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian, 163.
Lampiran 2 Catatan Hasil Wawancara, 164.
Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup, 173.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang senantiasa berkembang dari waktu
ke waktu. Perkembangan manusia berbeda dengan makhluk-makhluk yang
lain. Dalam setiap tumbuh kembangnya, manusia membutuhkan bimbingan
serta pengarahan dari orang-orang di sekitarnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Bimbingan dan pengarahan itulah yang disebut
sebagai pendidikan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:
pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1
Definisi pendidikan yang disebutkan dalam undang-undang tersebut
mengandung arti bahwa tujuan dari pendidikan adalah terbentuknya manusia
yang memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, berakhlak mulia serta
berguna bagi orang-orang disekitarnya.
Senada dengan pernyataan diatas, Pendidikan agama Islam adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1.
2
memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi
dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa. Pada hakikatnya, pendidikan merupakan
proses yang direncanakan dari, oleh dan untuk manusia. Jadi, keberhasilan
dari sebuah proses pendidikan merupakan tanggug jawab manusia itu sendiri.
Menurut Maragustam, tanggung jawab pendidikan Islam merupakan
perwujudan atas pendidikan keluarga, masyarakat dan pemerintah secara
sinergis2. Dalam proses pendidikan ini, keluarga memiliki peran penting
dalam pembinaan pendidikan agama Islam bagi anak. Karena, keluarga
merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh anak begitu ia
dilahirkan.
Adapun tujuan dari pendidikan agama Islam adalah untuk
mempersiapkan manusia menjadi manusia yang menghamba kepada Allah.3
Menghamba disini bukan hanya sekedar menyembah ataupun beribadah
dalam arti sempit dengan ritual seperti salat dan lain sebagainya. Akan tetapi
adalah menyiapkan seorang hamba agar menjadi shaleh dari segala sisinya.
Baik normatif maupun sosial. Keshalehan normatif dapat dilihat dari wujud
pengabdiannya kepada Allah, sedangkan keshalehan sosial seseorang bisa
dilihat dari akhlak dan perilakunya yang arif dan bijak.
Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang umumnya terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anak. Dimana hubungan sosialnya relatif tetap yang
2 Maragustam, Mencetak Pembelajar Menjadi Insan Paripurna (Falsafah Pendidikan
Islam), (Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), hlm. 118. 3 Ibid., hlm. 131.
3
didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi. Semua anggota
keluarga tersebut memiliki hubungan pertalian yang tidak terbatas. Selain itu,
keluarga juga merupakan suatu instansi yang terbentuk karena ikatan
perkawinan antara sepasang suami-istri yang bertujuan untuk membentuk
keluarga yang bahagia dan mendapat perlindungan Allah SWT.
Orang tua adalah orang yang pertama kali dikenal oleh anak dalam
lingkungan keluarga, maka bimbingan dan arahan sebaik mungkin harus
diberikan kepada anak. Anak merupakan anugerah dari Allah SWT, oleh
karena itu sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk merawat, menjaga
dan mendidik mereka sebaik-baiknya berdasarkan pada ajaran Islam.
Perhatian dan bimbingan yang selalu terarah pada anak akan memegang
peranan yang penting dalam menerapkan pendidikan agama.
Dalam konteks pendidikan, orang tua merupakan pendidik yang
pertama dan utama bagi anak. Orang tua merupakan model dan tokoh yang
akan pertama kali melekat dalam diri anak. Oleh karenanya, memiliki sebuah
keluarga dan orang tua yang utuh merupakan idaman dari setiap keluarga.
Ada sebuah ungkapan bahwa “Keluarga adalah tiang masyarakat dan
sekaligus tiang Negara”. Atas dasar inilah, tidak heran jika agama Islam
menaruh perhatian yang sangat serius terhadap urusan keluarga. Diantaranya
adalah yang tersebut dalam QS. At Tahrim ayat 6:
4
Artinya: “wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka
kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka yang selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”4
Ayat tersebut mengingatkan kepada semua kepala keluarga, terutama
bapak dan ibu serta para wali untuk melindungi anggota keluarga yang
dibawah tanggunganya dari bahaya yang diibaratkan sebagai siksaan api
neraka. Sebab, dalam pandangan Islam berkeluarga bukan hanya sebuah
ikatan duiawi saja. Akan tetapi juga akan sampai kepada akhirat. Seperti yang
diharapkan dalam tujuan dari sebuah pernikahan yaitu membentuk keluarga
yang sakinah, mawaddah dan rahmah.
Sekali lagi, keluarga merupakan lembaga masyarakat yang memegang
peranan kunci dalam proses pendidikan. Jadi, ayah, ibu, dan seluruh anggota
keluarga merupakan komponen penting dalam proses pembentukan dan
pengembangan pribadi. Keluarga wajib berperan sebagai sekolah guna
melanjutkan pemantapan sosialisasi kognitif. Demikian juga keluarga dapat
berperan sebagai sarana pengembangan kawasan afektif dan psikomotor.
Dalam keluarga diharapkan berlangsungnya pendidikan yang berfungsi
sebagai pembentukan kepribadian sebagai makhluk individu, makluk sosial,
makhluk susila dan makhluk keagamaan.5
Menurut Maragustam, untuk menuju pendidikan Islam dalam keluarga
yang berhasil guna, paling tidak orang tua memiliki 4 kriteria berikut:
4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung:Syaamil Quran, 2009),
hlm. 560. 5 Imam Barnadib, Pemikiran Tentang Pendidikan Baru, (Yogyakarta: Penerbit Andi
Offset, 1983), hlm. 129-130.
5
1. Haruslah memiliki wawasan pengetahuan yang luas baik
pengetahuan umum maupun pengetahuan agama yang mencukupi
untuk menghindari kesalahan strategi dalam mendidik anak.
2. Mengalokasikan waktu yang cukup bersama keluarga dalam
penanaman pembentukan kepribadian muslim, memberikan teladan
sikap dan perilaku sehari-hari.
3. Mendampingi dan memonitoring anak dalam berinteraksi dengan
lingkungan sosial budaya, terutama pergaulan sosial anak dalam
rangka internalisasi Nilai-nilai spiritual keagamaan.
4. Menciptakan suasana terbuka, musyawarah, diskusi dan dialog
dalam keluarga.6
Untuk menciptakan keluarga yang berhasil dalam mendidik anak,
keutuhan dan keharmonisan keluarga menjadi hal yang terpeting. Hubungan
keluarga yang harmonis, penuh cinta kasih dan perhatian dari kedua orang tua
akan membuat anak menjadi nyaman dan merasa aman berada dalam
lingkungan keluarga. Setelah anak menjadi nyaman dan merasa aman, maka
diharapkan proses internalisasi Nilai-nilai pendidikan agama Islam bisa
berjalan dengan baik.
Memiliki keluarga yang utuh dan harmonis merupakan idaman dari
semua keluarga. Namun, terkadang kenyataan tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Banyak permasalahan-permasalahan dalam keluarga yang
akhirnya menjadikan keadaan keluarga tidak harmonis. Bahkan tidak utuh
lagi.
Single parent (orang tua tunggal) merupakan sebuah istilah yang tidak
asing lagi di telinga masyarakat. Dimana seseorang memiliki peran ganda
sebagai orang tua (ibu dan ayah) dalam mendidik dan mengasuh anak-
anaknya. Fenomena orang tua tunggal ini merupakan salah satu dari dinamika
6 Maragustam, Mencetak Pembelajar…., hlm. 127.
6
di masyarakat. Di Indonesia sendiri banyak kita jumpai fenomena tersebut
dalam kehidupan sehari hari. Walaupun jumlahnya tidak sebanyak keluarga
yang lengkap.
Menjadi orang tua tunggal bukanlah sebuah keinginan yang dimiliki
setiap orang. Namun, terkadang keadaan ini menjadi hal yang harus dijalani
oleh sebagian orang tua. Mengasuh anak seorang diri bukanlah hal yang
mudah. Bagi seorang ibu, ia harus memiliki peran ganda, pertama sebagai ibu
yang harus mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anak, dan
yang kedua sebagai kepala keluarga yang harus memenuhi kebubutuhan
materi dan ekonomi keluarga. Sebagai seorang ayah yang terbiasa menjadi
kepala rumah tangga, ia juga harus membagi waktu, tenaga dan pikiranya
untuk mengurus dan memperhatikan anak-anaknya. Hal yang demikian itu
merupakan permasalahan yang dimiliki oleh setiap orang tua tunggal.
Termasuk orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten
Wonosobo.
Bagaimanapun juga, setiap anak memiliki hak untuk memperoleh
pengasuhan dan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya. Baik itu
dalam sebuah keluarga yang utuh maupun tidak (baca: single parent) hal ini
penting untuk diperhatikan karena dalam tahap perkembangan, seorang anak
sangat membutuhkan perhatian dari kedua orag tuanya. Sehingga, dalam
keluarga single parent tuntutan peran ganda dari seorang ayah maupun ibu
adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa terelakan lagi.
7
Orang tua tunggal dapat dikatakan sebagai tulang punggung keluarga
yang harus memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya. Adanya peran ganda
sebagai ayah sekaligus ibu atau sebaliknya menjadikan orang tua tunggal
terkadang tidak memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk anak-
anaknya. Seperti terlihat pada sebagian besar orang tua tunggal yang ada di
desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo, dari pagi mereka
sudah disibukan dengan urusan pekerjaan rumah. Mulai dari memasak,
mencuci dan membersihkan rumah. Selain itu mereka juga harus menyiapkan
anak-anaknya untuk berangkat ke sekolah. Setelah anak-anak mereka pergi ke
sekolah barulah para orang tua ini pergi untuk bekerja.
Kesibukan orang tua dalam menjalankan peranya sebagai pencari
nafkah untuk kehidupan keluarganya membuat sebagian besar dan bahkan
hampir seluruh orang tua tunggal yang ada di desa Rejosari kecamatan
Kalikajar kabupaten Wonosobo tidak memiliki waktu yang cukup untuk anak-
anaknya. Pada saat siang hari dan anak-anak mereka pergi ke sekolah, orang
tua biasanya pergi untuk bekerja dan baru akan pulang saat sore hari atau
menjelang petang. Bagitu sampai di rumah, mereka sudah merasa lelah
sehingga memilih untuk beristirahat selain mengerjakan rutinitas ibadahnya.
Dengan begitu, waktu senggang yang diberikan untuk anak-anak hampir tidak
ada. Anak-anak melihat bahwa bapak/ibunya berada di rumah, akan tetapi
mereka tidak merasakan kehadiranya.7
7 Hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 1- 14 April 2015.
8
Pembinaan dan pengawasan orang tua terhadap anak sangat diperlukan
dalam proses pendidikan dan perkembangan anak. Apalagi dalam proses
pendidikan agama, perhatian dan kepedulian orang tua menjadi kunci
keberhasilanya. Sebagai wujud kepedulian orang tua tunggal di desa Rejosari
kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo terhadap pendidikan agama Islam
anaknya, mereka menyuruh anaknya untuk pergi “mengaji”8 dengan harapan
anak-anak bisa memperoleh pendidikan yang tepat.
Biasanya, kegiatan mengaji ini dilaksanakan sekitar pukul 15.00 –
16.00 WIB. Anak-anak akan pergi ke masjid atau mushalla kemudian belajar
membaca Al-Qur’an, hafalan surah-surah pendek, bacaan salat dan lain
sebagainya. Pada waktu-waktu tersebut, biasanya anak sudah siap untuk
berangkat ke tempat “mengaji”. Akan tetapi yang terjadi adalah, sering kali
mereka tidak sampai di masjid atau mushalla yang dituju melainkan mereka
pergi bermain dengan teman-temanya. Ada yang bermain layangan, bermain
bola atau malah bersepeda keliling kampung. Bahkan ada yang bermain di
wilyah persawahan dan kemudian mencuri tanaman milik warga. Berkaitan
dengan hal tersebut, sebagain besar orang tua tidak mengetahuinya. Atau
bahkan mereka mengetahui akan tetapi tidak mau tahu dengan keadaan
tersebut.9 Mereka cenderung membiarkan dan beranggapan bahwa jika mereka
telah menyuruh anaknya untuk “mengaji” maka gugurlah kewajibanya untuk
memberikan pendidikan agama untuk anaknya. Sehingga, para orang tua
tunggal ini tidak memberikan pengarahan dan pengetahuan lain saat berada di
8 Belajar agama di masjid atau mushala setempat.
9 Hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 1- 14 April 2015.
9
rumah.10
Hal ini menjadikan anak berkehendak semaunya sendiri dan sangat
sulit untuk diarahkan.
Perhatian masyarakat desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten
Wonosobo, terutama para orang tua tunggal terhadap pendidikan agama anak-
anaknya masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan kecenderungan
mereka menanyakan berapa Nilai yang di dapat pada mata pelajaran non-
keagamaan (misalnya: Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan lain
sebagainya). Begitupun orang tua yang memasukan anaknya di Madrasah
Diniyah atau TPA, orang tua lebih sering menanyakan seberapa jauh
kemampuan anaknya dalam baca tulis Al-Qur’an atau seberapa banyak
hafalan do’a dan surat yang dimiliki dibandingkan dengan mengamati
perubahan sikap anak dari waktu ke waktu ataupun memperhatikan perilaku
anak dalam hal ibadah.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pendidikan anak dimulai
dari keluarganya. Karena keluarga adalah tempat yang pertama bagi
pembentukan kepribadian dan pendidikan anak. menurut Helmawati, jika
ingin membnetuk anak yang shalaeh dan shalehah, cerdas serta terampil, maka
harus dimulai dari keluarga.11
Jadi, sangatlah jelas bahwa seharusnya
pendidikan anak yang pertama dan utama harus didapat dari keluarga. Karena
dalam keluargalah pertama kali anak-anak mengenal lingkunganya.
10
Wawancara dengan Kepala Desa Rejosari pada tanggal 12 April 2015 pukul 10.00
WIB. 11
Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 1.
10
Perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak akan sangat
mempengaruhi persepsi anak terhadap orang tua. Orang tua yang
memperakukan anaknya degan baik, memberikan perhatian serta waktu yang
cukup akan membuat anak merasa nyaman. Dengan rasa nyaman tersebut,
anak akan mudah menerima apapun arahan dan bimbingan dari orang tua.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan sebuah penelitian lebih
lanjut tentang bagaimana pola asuh orang tua tunggal untuk mendidik anak-
anaknya, terutama dalam hal pendidikan agama Islam. Oleh karenanya, perlu
dilakukan sebuah penelitian tentang “Pola Asuh Orang Tua Tunggal dalam
Mendidik Islam Anak di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten
Wonosobo”. Fokus dari penelitian ini adalah tentang bagaimana cara orang tua
tunggal mendidik anak-anaknya, serta pengaruh pola asuh orang tua tunggal
terhadap perilaku anak.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Penelitian ini
bersifat deskriptif kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah diselidiki
dengan menggambarkan atau melukiskan subyek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.12
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola asuh orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan
Kalikajar kabupaten Wonosobo dalam mendidik anak?
12
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 3.
11
2. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua tunggal terhadap perilaku anak
di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pola asuh orang tua tunggal di
desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo dalam
mendidik anak.
b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh pola asuh orang tua
tunggal terhadap perilaku anak di desa Rejosari kecamatan Kalikajar
kabupaten Wonosobo.
2. Kegunaan Penelitian
a. Dari segi teoretik dapat menjadi karya ilmiah yang mampu
memperkaya wawasan mengenai pola asuh orang tua dalam
pendidikan agama Islam anak dan persepsi anak terhadap pola asuh
yang diterapkan oleh orang tuanya.
b. Secara praktis dapat memberikan masukan bagi orang tua tunggal
pada khususnya dan seluruh orang tua pada umumnya dalam
menanamkan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya.
D. Kajian Pustaka
Penelitian tentang pola asuh orang tua bukanlah hal yang baru dalam
dunia pendidikan. Penelitian lain yang membahas tentang pola asuh orang tua
adalah sebagai berikut:
12
Penelitian Laili Maghfiroh dalam tesisnya yang berjudul, “Pendidikan
Anak Pada Usia Dini dalam Keluarga”. Penelitian ini mengeksporasi atau
mengungkap Nilai-nilai pendidikan yang ada dalam Al-Qur’an.
Pendidikan agama Islam pada anak usia dini sangat penting diberikan
terutama dalam lingkungan keluarga. Hal ini karena masa
pertumbuhan dan masa perkembangan pada anak usia dini mengalami
kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa
selanjutnya sehingga para ahli menyebutnya sebagai masa keemasan.
Pada masa ini anak lebih banyak berada dalam keluarga, karena itu
keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Keluargalah
yang mempunyai fungsi fundamental dalam mempersiapkan anak bagi
peranannya di masa depan.13
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan Nilai-
nilai pendidikan agama Islam yang ada dalam Al-Qur’an. Terutama yang
relevan dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Nilai-nilai pendidikan agama
Islam sangat penting untuk ditanamkan sejak dini dalam diri seorang anak,
bahkan sebelum anak tersebut lahir.
Penelitian Misbahul Khairani yang berjudul ”Pembentukan Karakter
Siswa Melalui Pola Asuh Orang Tua di SDIT Nurul Ilmi Tenggarong
Kabupaten Kutai Kartanegara”. Penelitian ini mengungkapkan tentang jenis-
jenis pola asuh yang digunakan orang tua dalam mendidik anak di SDIT
Nurul Ilmi dan implikasinya terhadap karakter siswa/ peserta didik. 14
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Misbahul Khairini
tersebut adalah bahwa pola asuh orang tua yang demokratis akan membawa
13
Laili Maghfiroh, Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini dalam Keluarga
(tesis), Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011, hlm. ix. 14
Misbahul Khairani, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pola Asuh Orang Tua di
SDIT Nurul Ilmi Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (tesis), Program Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2012, hlm. x.
13
implikasi yang lebih baik dari pada pola asuh yang lainya. Penelitian ini
memfokuskan pada implikasi pola asuh orang tua terhadap perkembangan
karakter anak, hingga kesimpulan yang diambilnyapun begelut dalam bidang
baik dan buruknya karakter anak dengan perlakuan pola asuh tertentu.
Tentunya, standar baik dan buruk yang dipakai telah ditentukan sebelumnya.
Sehingga, persepsi anak dengan pola asuh tertentu kurang terungkap.
Penelitian Dwi Rangga Vischa Dewayanie yang berjudul “Kerjasama
Orang Tua dan Sekolah dalam Pembentukan Karakter Siswa SDIT Salsabila
3 Banguntapan (Studi atas Forum Silaturahmi Guru dan Orang Tua). Hasil
dari penelitian ini menyatakan bahwa peran dari orang tua wali dan guru
menjadi suatu pedoman tercapai atau tidaknya penenaman pembentukan
karakter. Dalam pembentukan karakter, guru berperan sebagai pendidik,
menanamkan akhlak baik, memberikan pengajaran yang relevan melalui
cerita, dan bersikap hangat dengan peserta didik. Sedangkan orang tua
memegang peran untuk menciptakan keluarga yang rukun, mengembangkan
potensi anak dan memonitoring anak. 15
Subjek dari penelitian diatas adalah orang tua dan guru selaku
pembimbing bagi anak. Kerjasama antara orang tua dan guru hendaklah
sepdan. Mereka harus memiliki pemahaman yang sama atas pribadi seorang
anak dan kearah mana nantinya bakat dan karakter anak akan dikembangkan.
Walaupun guru memegang peranan yang penting untuk pendidikan anak,
keluarga juga memegang peran yang tidak kalah pentingnya. Sekeras apapun
15
Dwi Rangga Vischa Dewayanie, Kerjasama Orang Tua dan Sekolah dalam
Pembentukan Karakter Siswa SDIT Salsabila 3 Banguntapan: Studi atas Forum Silaturahmi Guru
dan Orang Tua, (tesis), Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hlm. 135.
14
dan sebagus apapun pendidikan di sekolah, jika seorang anak dalam
keluarganya senantiasa mendapatkan hal-hal yang negatif maka tidak akan
berhasil pendidikan karakter yang ingin dicapai.
Penelitian yang dilakukan oleh Da’watul Islamiyah dengan judul
”Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Orang Tua, Motivasi Belajar dengan
Prestasi Belajar pada Siswa SMP Negeri 1 Gamping Sleman. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa persepsi pola asuh orang tua mempunyai
hubungan yang positif dengan prestasi belajar. Semakin baik persepsi pola
asuh orang tua, maka cenderung semakin tinggi prestasi belajar pada siswa.
Sebaliknya, jika persepsi pola asuh kurang baik, maka semakin rendah
prestasi belajar siswa. Begitu juga dengan motivasi belajar, ia memiliki
hubungan yang positif dengan prestasi belajar. Semakin baik motivasi belajar,
maka cenderung semakin tinggi prestasi belajar. Sebaliknya, jika semakin
rendah motivasi belajar, maka akan semakin rendah pula prestasi belajar.16
Dari sekian banyak penelitian, dapat diambil satu benang merah
bahwasanya peran dari orang tua dan persepsi orang tua tentang pola asuh
sangat berpengaruh kepada pendidikan serta akhlak dari anak tersebut.
Penelitian-penelitian diatas adalah salah satu buktinya. Kemudian, penelitian
yang disusun oleh penulis ini akan berusaha untuk mengungkapkan tentang
pola asuh orang tua tunggal yang digunakan orang tua dalam menerapkan
pendidikan agama Islam kepada anak, objek dari penelitian ini adalah pola
asuh orang tua dan pendidikan agama Islam. Selanjutnya, penelitian ini juga
16
Da’watul Islamiyah, Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Orang Tua, Motivasi
Belajar dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMP Negeri 1 Gamping Sleman, (tesis), Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2012, hlm. 112.
15
menjelaskan tentang persepsi anak tentang pola-pola asuh yang diterapkan
oleh orang tua mereka.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan penulis untuk
mengumpulkan data penelitian. Metode penellitian dalam penulisan tesis ini
terdiri dari:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
dengan menggunakan model studi kasus (case study). Dimana penelitian
ini mengambil data dari desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten
Wonosobo. Sedangkan beradasarkan data yang diperoleh, penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Yaitu penelitian yang mengahasilkan
prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau
cara kuantitatif lainya. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu koteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 17
Penelitian kualitatif digunakan
untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung
makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam
17
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosda Karya, 2006),
hlm. 30.
16
penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih
menekankan pada makna.18
Artinya, dalam penelitian ini penulis berusaha
mendeskripsikan tentang pola asuh orang tua tunggal yang ada di desa
Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo dalam memberikan
pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya serta bagaimana pengaruh
pola asuh orang tua tunggal terhadap perilaku anak.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan peelitian merupakan suatu sudut pandang dan kacamata
yang digunakan peneliti untuk memandang suatu permasalahan. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis, yaitu penulis
menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial dalam menganalisis data.
Pendekatan ini digunakan karena dalam mengasuh anak akan
menyebabkan suatu interaksi sosial antara pihak yang berbeda yaitu
orang tua, anak dan lingkungan keluarga, sehingga teori-teori yang
digunakan sebagai acuan analisis data cenderung pada ilmu-ilmu sosial
yang berkaitan dengan pendidikan.19
3. Metode Penentuan Subjek
Metode penentuan subyek adalah metode penentuan sumber data.
Sumber data sendiri adalah darimana data diperoleh.20
Subjek penelitian
terdiri dari populasi dan sampel. Populasi penelitian adalah keseluruhan
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 15. 19
Ibid. 20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V
(Jakarta: PT Rineke Cipta, 2012), hlm. 102.
17
obyek penelitian.21 Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti.22
Dalam menentukan subyek penelitian, penulis menggunakan tehnik
purposive sampling. Purposive sampling adalah tehnik pengambilan
sample berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.23
Pada penellitian ini,
tujuanya adalah untuk mengetahui pola asuh yang digunakan oleh orang
tua tunggal dalam mendidik anaknya serta persepsi anak terhadap pola
asuh yang digunakan oleh orang tuanya. Adapun subjek penelitian atau
informan dalam penelitian ini adalah:
a. Kepala Desa, untuk memperoleh data tentang profil desa dan keadaan
masyarakat.
b. Orang tua tunggal, sebagai pelaksana dari proses pendidikan pada anak,
serta sebagai sumber terpenting dalam penelitian ini. Karena, orang
tualah yang menangani langsung proses pendidikan anak.
c. Anak dari orang tua tunggal, untuk mengetahui pengaruh pola asuh
orang tua tunggal terhadap perilaku anak.
d. Tetangga dan kerabat serta tokoh masyarakat, untuk mengetahui
keabsahan data yang diberikan oleh informan, kususnya orang tua
tunggal dalam mendidik anak.
4. Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono, “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Selanjutnya bila
21
Ibid., hlm. 108. 22
Ibid., hlm. 109. 23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 300.
18
dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuesioner (angket). Observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. 24
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.25
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa profil
desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo, berikut
dengan gambaran masyarakat secara umum. Metode dokumentasi
dilakukan untuk memperoleh data yang berupa gambaran umum lokasi
penelitian.
b. Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan, baik itu secara langsung atau tidak
langsung terhadap gejala-gejala, subjek atau objek yang diselidiki, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja
diadakan.26
24
Ibid., hlm. 193-194. 25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, hlm. 201. 26
Winarno Surahman, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, (Bandung:
Tarsito, 1992), hlm. 162.
19
Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum orang
tua tunggal yang ada di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten
Wonosobo serta pandangan masyarakat sekitar tentang keadaan
keluarga dari orang tua tunggal tersebut. Hasil dari observasi akan
disusun sebagai gambaran awal tentang subjek penelitian dan kemudian
akan dirumuskan panduan wawancara untuk penelitian yang lebih
mendalam. Selain itu, hasil observasi juga merupakan catatan lapangan
yang akan digunakan untuk memperkuat data penelitian.
c. Wawancara
Wawancara dalah sekumpulan pertanyaan yang diajukan secara
verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi
atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.27
Sedangkan menurut
Sugiyono, wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.28
Metode ini digunakan untuk memperoleh keterangan dari subjek
penelitian mengenai objek penelitian. Metode ini juga merupakan
metode utama yanga kan digunakan dalam penelitian. Dengan
wawancara yang mendalam (indeept interview) diharapkan dapat
diperoleh data yang valid.
27
Rochiati Wiratmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005), hlm. 177. 28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 194.
20
Hasil wawancara akan dijadikan dan diterjemahkan menjadi
transkip wawancara yang kemudian akan dikodifikasi dan dituangkan
dalam bentuk tulisan. Hasil dari wawancara dan observasi inilah
nantinya yag akan dianalisis agar didapatkan kesimpulan mengenai
objek penelitian.
5. Metode analisis data
Analisis data merupakan proses menyusun dan mengolah data yang
telah sedemikian rupa sehingga dapat dipahami. Sistematika analisis data
yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan
cara dikelompok-kelompokan datanya kedalam kategori penjabaran ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam suatu pola.
Memilih data yang penting dan membuat kesimpulan. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif yang
meliputi:
a. Reduksi data: meliputi merangkum, memilih hal-hal yang pokok
kemudian memfokuskan kedalam hal yang penting dan
menjadikan tema.
b. Penyajian data: dilakukan dalam bentuk uraian secara singkat
dikategorikan dan sejenisnya.
c. Kesimpulan atau verifikasi, hal ini merupakan deskripsi atau
gambaran obyek sebelumnya dan setelah diteliti akan jelas
keadaanya.29
Adapun untuk menganalisis data-data kualitatif penulis
menggunakan pola berpikir induktif. Pola berpikir induktif adalah pola
berpikir yang bertolak dari fakta-fakta khusus kemudian ditarik
29
Ibid., hlm. 372.
21
kesimpulan-kesimpulan yang bersifat umum. Dari sini penulis berusaa
mengungkap fakta-fakta yang ada di lapangan, mempelajari, menganalisis,
menafsirkan dan kemudian menarik kesimpulan dari data yang diperoleh
dari lapangan.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan di dalam tesis ini dibagi ke dalam tiga bagian,
yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari
halaman sampul depan, halaman judul, halaman pernyataan keaslian, halaman
pernyataan bebas plagiasi, halaman pengesahan, halaman persetujuan, nota
dinas pembimbing, abstrak, halaman transliterasi, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan daftar singkatan.
Bagian utama berisi uraian penelitian mulai dari bagian pendahuluan
sampai bagian penutup yang tertuang dalam bab-bab serta sub-sub bab sebagai
satu kesatuan. Pada tesis ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam lima
bab. Pada tiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari
bab yang bersangkutan. Kelima bab tersebut terdiri dari:
Bab I tesis ini berisi tentang gambaran umum penelitian tesis yang
meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II mengenai landasan teori mengenai pola asuh orang tua tunggal
dalam pendidikan agama Islam anak di desa Rejosari kecamatan Kalikajar
kabupaten Wonosobo.
22
Bab III mengenai gambaran umum tentang desa Rejosari kecamatan
Kalikajar kabupaten Wonosobo. Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada
letak geografis, struktur organisasi, dan keadaan masyarakat. Berbagai
gambaran tersebut dikemukakan terlebih dahulu sebelum membahas berbagai
hal tentang pola asuh orang tua tunggal.
Bab IV berisi pemaparan data beserta analisis kritis tentang pola asuh
orang tua tunggal dalam pendidikan agama Islam anak di desa Rejosari
kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo. Pada bagian ini uraian difokuskan
pada:
1. Jenis pola asuh orang tua tunggal yang digunakan dalam mendidik anak
di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo.
2. Pengaruh pola asuh orang tua tunggal terhadap perilaku anak.
Bab V adalah penutup. Bagian ini disebut penutup yang memuat
mengenai kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban atas
pertanyaan pada rumusan masalah atau latar belakang masalah. Kemudian
saran-saran adalah masukan yang dapat dijadikan acuan pada penelitian
selanjutnya atau untuk dijadikan panduan dalam memilih pola asuh terkait
dengan pendidikan agama Islam dalam keluarga. Sedangkan pada bagian akhir
dari tesis ini akan memuat lampiran-lampiran dan daftar riwayat
hidup/curriculum vitae dari penulis.
157
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tentang pola asuh orang tua tunggal
dalam mendidik anak di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten
Wonosobo, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada tiga tipe pola asuh yang dipakai oleh orang tua tunggal di desa Rejosari
kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo. Yaitu: 1 orang menggunakan
pola asuh demokratis, 5 orang menggunakan pola asuh liberal/permisif, dan
3 orang menggunakan pola asuh otoriter. Dalam hal ini, orang tua tunggal di
desa Rejosari kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo cenderung
menggunakan pola asuh liberal/permisif dalam mendidik anak.
2. Pengaruh tipe pola asuh liberal/permisif yang diberikan orang tua tunggal
kepada anaknya, membawa beberapa pengaruh terhadap perilaku anak.
diantaranya adalah: (1) anak menganggap bahwa hubungan dengan orang
tua hanya sebatas pemenuhan materi, (2) anak berbuat sesuai dengan
kehendaknya sendiri, dan (3) anak menjadi sulit untuk diarahkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijabarkan
tetang pola asuh orang tua tunggal dalam pendidikan agam Islam anak di Desa
Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo dan persepsi anak terhadap
pola asuh orang tuanya. Ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan yang
158
penulis anggap penting untuk bisa dijadikan saran dan perhatian bagi pihak-
pihak terkait.
1. Bagi orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan kalikajar kabupaten
Wonosobo:
a. Hendaknya orang tua mempersiapkan sedini mungkin pendidikan
agama untuk anak-anaknya. Sehingga jika anak sejak kecil memiliki
pemahaman yang mantap akan agama Islam, akan mudah
mengarahkan anak pada waktu ia dewasa kelak
b. Orang tua hendaknya tidak menyerahkan pendidikan agama anak-
anaknya kepada guru ngaji dan guru agama yang berada di sekolah.
Karena waktu yang dihabiskan anak-anak bersama mereka sangat
sedikit jika dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan di rumah.
c. Hendaknya orang tua juga menyadari bahwa keluarga dan rumah
bukan hanya memiliki tugas untuk memenuhi kebutuhan anak dalam
hal materi saja akan tetapi, lebih dari itu keluarga dan rumah
merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak.
d. Orang tua tunggal harus memiliki pemikiran ke depan bukan hanya
untuk mendidik anaknya, akan tetapi juga mendidik dirinya sendiri
agar memiliki pengetahuan yang baik agar bisa mendidik anaknya
dengan baik.
2. Bagi semua orang tua dan calon orang tua
a. Hendaknya memiliki program khusus untuk pendidikan agama bagi
anak-anaknya. Sehingga saat memiliki anak tidak kebingungan
159
bagaimana cara mendidiknya yang akhirnya membiarkan berjalan dan
mengalir begitu saja.
b. Berusaha untuk selalu meluangkan waktu untuk anak-anak untuk lebih
mengenalnya. Jangan membuat anak merasa asing berada di rumah
dan bersama ayah dan ibunya yang menyebabkan anak-anak akan
mencari tempat dan teman yang lebih nyaman untuk dirinya. Jika hal
ini terjadi, maka dikhawatirkan anak anak memilih tempat yang salah
untuk pergaulanya.
c. Mencoba untuk lebih terbuka dan mendengarkan pendapat anak.
dengan begitu anak akan merasa dihargai dan saat anak memiliki
masalah, orang tualah yang akan pertama kali anak cari.
C. Penutup
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segenap rasa syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT. yang tak henti-hentinya mencurahkan segenap nikmat,
hiadayah serta inayah-Nya sehingga proses penyusunan tesis ini dapat
terselesaikan. Namun demikian penulis menyadari bahwa di dunia ini tidak ada
yang sempurna kecuali hanya Allah SWT. Demikian pula dengan penyusunan
dan penulisan tesis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
dengan tangan terbuka menerima segala saran, kritik dan masukan dari semua
pihak untuk perbaikan tulisan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, penulis terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil dalam
penyelesaian penyusunan tesin ini. Semoga Allah senantiasa memberikan
160
balasan kepada hamba-hamba-Nya yang beramal shaleh. Jazakumullah
ahsanal jaza’. Semoga karya sederhana ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.
161
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Baqi, Muhammad Fuad. Al Lu’lu’ wal Marjan, Himpunan Hadis-hadis
Shahih Yang Disepakati Oleh Bukhari dan Muslim, Terj. Salim Bahreisy,
Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset, 1996.
Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran
dan Kepribadian Muslim, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
An Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan
Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.
Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Barnadib, Imam, Pemikiran tentang Pendidikan Baru, Yogyakarta: Penerbit Andi
Offset, 1983.
Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: FIP
IKIP Yogyakarta,1987.
Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta:
Ruhama, 1995.
_______________, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Syaamil Quran.
2009.
Dewayanie, Dwi Rangga Vischa, Kerjasama Orang Tua dan Sekolah dalam
Pembentukan Karakter Siswa SDIT Salsabila 3 Banguntapan: Studi atas
Forum Silaturahmi Guru dan Orang Tua, (tesis), Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga:
Upaya Membengun Citra Membentuk Pribadi Anak, Jakarta: Rineka
Cipta, 2014.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2009.
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Dokumen Desa Rejosari kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2014.
Feisal, Jusuf Amir Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani 1995.
162
Helmawati. Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2014.
Hidayah, Rifa. Psikologi Pengasuhan Anak, Malang: UIN Malang Press, 2009.
Islamiyah, Da’watul, Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Orang Tua, Motivasi
Belajar dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMP Negeri 1 Gamping
Sleman, (tesis), Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an, Yogyakarta: Teras,
2010.
Kartono, Kartini, Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan, Bandung: Mandar
Maju, Anggota IKAPI, 1995.
Khairani, Misbahul, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pola Asuh Orang Tua
di SDIT Nurul Ilmi Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (tesis),
Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2012.
Maghfiroh, Lail, Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini dalam Keluarga
(tesis), Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011.
Maragustam, Mencetak Pembelajar Menjadi Insan Paripurna (Falsafah
Pendidikan Islam, Yogyakarta: Nuha Litera, 2010.
Muallifah, Psycho Islamic Parenting, Yogyakarta: Diwa Press anggota IKAPI,
2011.
Musaheri, Pengatar Pendidikan, Yogyakarta: IRCiSoD., 2007.
Musbikin, Imam, Mendidik Anak Ala Shinchan, cet ke-2, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004.
Mussen, Perkembangan dan Karakter Anak, Jakarta: Arca, 1994.Moleong, Lexy
J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Rosda Karya. 2009.
Nafis, Muhammad Muntahibun, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2011.
Nashohi, Fuad, Profil Orang Tua Anak Berprestasi, Yogyakarta: Insania Cita
Press, 2005.
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Pujileksono, Sugeng, Pengantar Antropologi, Malang: UMM Press, 2009.
Prawira, Purwa Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
163
Rinanto, Andre, Peranan Audio Visual dalam Pendidikan, Yogyakarta: Yayasan
Kanisius, 1982.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), Bandung: Alfabeta, 2009.
Surbakti, EB., Parenting anak-anak, Jakarta: Elexmedia Komputindo, 2012.
Surahman, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik,
Bandung: Tarsito, 1992.
Toha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1996.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berkeadaban, Yogyakara: Pustaka Pelajar, 2012.
Wiratmaja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005.
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
165
Lampiran 2 : Catatan Hasil Wawancara
1. Bapak Nur Ahmad
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda, seberapa
pentingkah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Pendidikan agama penting untuk
kehidupan sehari-hari agar bisa
menuntun kepada jalan kebenaran
dan masuk surga.
2 Seberapa jauh pengetahuan
agama Islam anda?
Hanya sedikit, saya hanya tahu
tentang shalat dan mengaji (membaca
al-Qur’an)
3 Apa saja materi pendidikan
agama Islam yang anda
berikan kepada anak?
Belajar do’a-do’a harian dan bacaan
shalat.
4 Sudahkan anda menjalankan
ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Sudah, walaupun terkadang masih
ada kekurangan.
5 Sudahkah anda mengajarkan
pendidikan agama Islam
kepada keluarga anda?
Sudah
6 Apa yang anda harapkan dari
pendidikan agama Islam yang
anda ajarkan kepada anak-
anak anda?
Anak bisa ngaji (membaca al-Qur’an)
dan shalat.
7 Bagaimana cara anda
memberikan pendidikan
agama Islam kepada anak?
Mengjarkan anak untuk beribadah,
seperti shalat dan puasa. Serta
mengajarkan do’a-do’a harian.
8 Jika anak berbuat kesalahan,
apa yang akan anda lakukan?
Dan Jika anak berbuat baik,
apa yang akan anda lakukan?
Jika salah di tegur dan jika berbuat
baik dipuji.
9 Selain di rumah, dimana anak
anda mendapat pendidikan
agama Islam?
Di sekolah, TPA, masjid
10 Kendala apa saja yang anda
hadapi dalam memberikan
pendidikan agama Islam
kepada anak?
Waktu, kemampuan dan kurang
pengetahuan.
2. Ibu Juminah
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda, seberapa
pentingkah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan
Pendidikan agama sangat penting
dalam kehidupan manusia, karena ia
adalah pedoman dan panutan hidup
166
sehari-hari? dengan pendidikan agama manusia
bisa membedakan yang benar dan
yang salah.
2 Seberapa jauh pengetahuan
agama Islam anda?
Sangat sedikit sekali. Oleh karenanya
saya sering belajar bersama dengan
anak saya untuk mempelajari lebih
lanjut.
3 Apa saja materi pendidikan
agama Islam yang anda
berikan kepada anak?
Saya tidak bisa memberikan materi
pendidikan agama Islam. Tapi yang
pasti, saya selalu berpesan kpada
anak-anak supaya tidak melanggar
perintah agama dan selalu berbuat
baik
4 Sudahkan anda menjalankan
ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Sedikit-sedikit
5 Sudahkah anda mengajarkan
pendidikan agama Islam
kepada keluarga anda?
Belum sepenuhnya, karena saya
sendiri juga masih terus belajar.
6 Apa yang anda harapkan dari
pendidikan agama Islam yang
anda ajarkan kepada anak-
anak anda?
Anak bisa menuntun orang tuanya ke
surge.
7 Bagaimana cara anda
memberikan pendidikan
agama Islam kepada anak?
Saya lebih sering menanyakan
banyak hal tentang agama kepada
anak.
8 Jika anak berbuat kesalahan,
apa yang akan anda lakukan?
Dan Jika anak berbuat baik,
apa yang akan anda lakukan?
Jika salah di tegur dan jika berbuat
baik dipuji.
9 Selain di rumah, dimana anak
anda mendapat pendidikan
agama Islam?
Di sekolah, TPA, masjid serta forum
kajian rohis di sekolah.
10 Kendala apa saja yang anda
hadapi dalam memberikan
pendidikan agama Islam
kepada anak?
Waktu, kemampuan dan kurang
pengetahuan.
3. Ibu Niyem
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda, seberapa
pentingkah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Penting untuk mendekatkan diri
kepada Allah.
2 Seberapa jauh pengetahuan Hanya sedikit, saya hanya tahu
167
agama Islam anda? tentang shalat dan mengaji (membaca
al-Qur’an)
3 Apa saja materi pendidikan
agama Islam yang anda
berikan kepada anak?
Belajar do’a-do’a harian dan bacaan
shalat.
4 Sudahkan anda menjalankan
ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Sudah, walaupun terkadang masih
ada kekurangan.
5 Sudahkah anda mengajarkan
pendidikan agama Islam
kepada keluarga anda?
Sudah
6 Apa yang anda harapkan dari
pendidikan agama Islam yang
anda ajarkan kepada anak-
anak anda?
Anak bisa ngaji (membaca al-Qur’an)
dan shalat.
7 Bagaimana cara anda
memberikan pendidikan
agama Islam kepada anak?
Mengjarkan anak untuk beribadah,
seperti shalat dan puasa. Serta
mengajarkan do’a-do’a harian.
8 Jika anak berbuat kesalahan,
apa yang akan anda lakukan?
Dan Jika anak berbuat baik,
apa yang akan anda lakukan?
Jika salah diberi hukuman dan jika
berbuat baik dipuji.
9 Selain di rumah, dimana anak
anda mendapat pendidikan
agama Islam?
Di sekolah, TPA
10 Kendala apa saja yang anda
hadapi dalam memberikan
pendidikan agama Islam
kepada anak?
Waktu, kemampuan dan kurang
pengetahuan, kurang biaya.
4. Ibu Anggar
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda, seberapa
pentingkah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Agar manusia bisa mentaati perintah
Allah.
2 Seberapa jauh pengetahuan
agama Islam anda?
Masih kurang pengetahuan agama
yang saya tahu hanya tentang shalat,
puasa, zakat dan mengaji (membaca
al-Qur’an)
3 Apa saja materi pendidikan
agama Islam yang anda
berikan kepada anak?
Belajar do’a-do’a harian dan bacaan
shalat.
4 Sudahkan anda menjalankan
ajaran Islam dalam kehidupan
Sudah, tapi masih kurang
168
sehari-hari?
5 Sudahkah anda mengajarkan
pendidikan agama Islam
kepada keluarga anda?
Sudah
6 Apa yang anda harapkan dari
pendidikan agama Islam yang
anda ajarkan kepada anak-
anak anda?
Anak bisa ngaji (membaca al-Qur’an)
dan shalat dan mendo’akan orang tua.
7 Bagaimana cara anda
memberikan pendidikan
agama Islam kepada anak?
Mengjarkan anak untuk beribadah,
seperti shalat dan puasa. Serta
mengajarkan do’a-do’a harian.
8 Jika anak berbuat kesalahan,
apa yang akan anda lakukan?
Dan Jika anak berbuat baik,
apa yang akan anda lakukan?
Jika salah dihukum dan jika berbuat
baik diberi hadiah jika
memungkinkan. Atau biasanya ya
dibiarkan saja.
9 Selain di rumah, dimana anak
anda mendapat pendidikan
agama Islam?
Di sekolah, TPA, masjid
10 Kendala apa saja yang anda
hadapi dalam memberikan
pendidikan agama Islam
kepada anak?
Waktu, kemampuan dan kurang
pengetahuan serta biaya.
5. Bapak Suwardi
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda, seberapa
pentingkah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Penting agar bisa melaksanakan
perintah Allah
2 Seberapa jauh pengetahuan
agama Islam anda?
Masih kurang
3 Apa saja materi pendidikan
agama Islam yang anda
berikan kepada anak?
Anak disuruh untuk salat dan ngaji
(belajar membeca al-Qur’an)
4 Sudahkan anda menjalankan
ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Sudah, walaupun terkadang masih
ada kekurangan.
5 Sudahkah anda mengajarkan
pendidikan agama Islam
kepada keluarga anda?
Sudah
6 Apa yang anda harapkan dari
pendidikan agama Islam yang
anda ajarkan kepada anak-
anak anda?
Anak bisa ngaji (membaca al-Qur’an)
dan shalat. Dan selalu berbuat baik
7 Bagaimana cara anda Menganjurkan anak untuk beribadah
169
memberikan pendidikan
agama Islam kepada anak?
dan patuh kepada Allah SWT.
8 Jika anak berbuat kesalahan,
apa yang akan anda lakukan?
Dan Jika anak berbuat baik,
apa yang akan anda lakukan?
Jika berbuat salah ya didiamkan,
nanti anak akan menyadari sendiri.
9 Selain di rumah, dimana anak
anda mendapat pendidikan
agama Islam?
Di sekolah, TPA, masjid
10 Kendala apa saja yang anda
hadapi dalam memberikan
pendidikan agama Islam
kepada anak?
Kendalanya adalah pengetahuan saya
yang masih kurang tentang agama.
6. Ibu Paini
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda, seberapa
pentingkah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Agar menjadi orang yang baik
2 Seberapa jauh pengetahuan
agama Islam anda?
Pengetahuan keagamaan saya masih
kurang. Maka dari itu saya menyuruh
anak untuk ngaji
3 Apa saja materi pendidikan
agama Islam yang anda
berikan kepada anak?
Iqra’ dan do’a-do’a
4 Sudahkan anda menjalankan
ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Kami selalu berusaha untuk
menjalankan ajaran agama Islam
denan sebaik-baiknya.
5 Sudahkah anda mengajarkan
pendidikan agama Islam
kepada keluarga anda?
Sudah
6 Apa yang anda harapkan dari
pendidikan agama Islam yang
anda ajarkan kepada anak-
anak anda?
Anak bisa ngaji (membaca al-
Qur’an), jadi anak yang pandai dan
shalat serta mendo’akan orang
tuanya.
7 Bagaimana cara anda
memberikan pendidikan
agama Islam kepada anak?
Menyuruh anak untuk belajar
membeca al-Qur’an, shalat dan
berpuasa.
8 Jika anak berbuat kesalahan,
apa yang akan anda lakukan?
Dan Jika anak berbuat baik,
apa yang akan anda lakukan?
Jika salah ditegur atau dihukum dan
jika berbuat baik dipuji atau diberi
hadiah
9 Selain di rumah, dimana anak
anda mendapat pendidikan
Di sekolah, TPA
170
agama Islam?
10 Kendala apa saja yang anda
hadapi dalam memberikan
pendidikan agama Islam
kepada anak?
Kendalanya adalah waktu serta tenaga
7. Ibu Muinah
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda, seberapa
pentingkah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Pendidikan agama penting dalam
kehidupn sehari-hari untuk
mendekatkan diri kepada Allah
2 Seberapa jauh pengetahuan
agama Islam anda?
Hanya sebagian kecil. Saya juga
kurang paham tentang agama.
3 Apa saja materi pendidikan
agama Islam yang anda
berikan kepada anak?
Sekedar meminta anak untuk selalu
salat lima waktu
4 Sudahkan anda menjalankan
ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Sudah, walaupun terkadang masih
ada kekurangan.
5 Sudahkah anda mengajarkan
pendidikan agama Islam
kepada keluarga anda?
Sudah
6 Apa yang anda harapkan dari
pendidikan agama Islam yang
anda ajarkan kepada anak-
anak anda?
Yang terpenting adalah anak bisa
shalat dan selalu menjadi anak yang
jujur dimanapun berada.
7 Bagaimana cara anda
memberikan pendidikan
agama Islam kepada anak?
Mengjarkan anak untuk beribadah,
seperti shalat dan puasa.
8 Jika anak berbuat kesalahan,
apa yang akan anda lakukan?
Dan Jika anak berbuat baik,
apa yang akan anda lakukan?
Jika berbuat kesalahan maka saya
akan menasehatinya, jika anak saya
melakukan kebaikan saya bersyukur.
Kadang saya juga memberikan hadiah
kepada anak jika dia memiliki
prestasi yang bagus.
9 Selain di rumah, dimana anak
anda mendapat pendidikan
agama Islam?
Di sekolah, TPA, masjid
10 Kendala apa saja yang anda
hadapi dalam memberikan
pendidikan agama Islam
kepada anak?
Waktu, kemampuan dan kurang
pengetahuan.
171
8. Ibu Sri Sudiyati
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda, seberapa
pentingkah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Agam adalah panutan orang hidup
2 Seberapa jauh pengetahuan
agama Islam anda?
Saya tidak terlalu mendalami dalam
hal ilmu agama
3 Apa saja materi pendidikan
agama Islam yang anda
berikan kepada anak?
Selalu menyuruh anak shalat lima
waktu.
4 Sudahkan anda menjalankan
ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Sudah
5 Sudahkah anda mengajarkan
pendidikan agama Islam
kepada keluarga anda?
sedikit
6 Apa yang anda harapkan dari
pendidikan agama Islam yang
anda ajarkan kepada anak-
anak anda?
Menjadi anak yang baik adalah
harapan saya kepada anak-anak.
7 Bagaimana cara anda
memberikan pendidikan
agama Islam kepada anak?
Menganjurkan anak untuk beribadah.
8 Jika anak berbuat kesalahan,
apa yang akan anda lakukan?
Dan Jika anak berbuat baik,
apa yang akan anda lakukan?
Kalau anak-anak salah yang ditegur
dan diberi nasehat, an kalau berbuat
baik akan saya dipuji.
9 Selain di rumah, dimana anak
anda mendapat pendidikan
agama Islam?
Di sekolah dan di masjid/langgar
10 Kendala apa saja yang anda
hadapi dalam memberikan
pendidikan agama Islam
kepada anak?
Pemahaman agama yang masih
sedikit adalah kenadala saya dalam
mendidik anak.
9. Ibu Sulistyowati
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda, seberapa
pentingkah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Penting untuk dijadikan pedoman.
2 Seberapa jauh pengetahuan
agama Islam anda?
Pemahaman saya baru sedikit
3 Apa saja materi pendidikan Do’a-do’a harian dan membaca iqra’
172
agama Islam yang anda
berikan kepada anak?
4 Sudahkan anda menjalankan
ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari?
Sudah, walaupun terkadang masih
ada kekurangan.
5 Sudahkah anda mengajarkan
pendidikan agama Islam
kepada keluarga anda?
Walalupun hanya sedikit, saya
berusaha untuk ngajari anak.
6 Apa yang anda harapkan dari
pendidikan agama Islam yang
anda ajarkan kepada anak-
anak anda?
Harapanya anak saya bisa menjadi
anak yang baik.
7 Bagaimana cara anda
memberikan pendidikan
agama Islam kepada anak?
Menyuruh anak untuk beribadah.
8 Jika anak berbuat kesalahan,
apa yang akan anda lakukan?
Dan Jika anak berbuat baik,
apa yang akan anda lakukan?
Jika berbuat kesalahan maka saya
akan menasehatinya, jika anak saya
melakukan kebaikan saya bersyukur.
Kadang saya juga memberikan hadiah
kepada anak jika dia memiliki
prestasi yang bagus.
9 Selain di rumah, dimana anak
anda mendapat pendidikan
agama Islam?
Di sekolah, TPA, masjid
10 Kendala apa saja yang anda
hadapi dalam memberikan
pendidikan agama Islam
kepada anak?
Waktu, kemampuan dan kurang
pengetahuan.
173
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Desy Respitarini
Tempat tanggal lahir : Wonosobo, 26 Desember 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bakulan RT 04 RW 04 Rejosari Kalikajar
Wonosobo Jawa Tengah 56372
Email : [email protected]
No. HP : 085729334595
B. Riwayat Pendidikan
a. TK : TK ‘Aisyiyah Rejosari (Lulus tahun 1997)
b. SD : SD Negeri 1 Rejosari (Lulus tahun 2003)
c. SMP : MTs Al Iman Muntilan (Lulus tahun 2006)
d. SMA : MA Al Iman Muntilan (Lulus tahun 2009)
e. S-1 : Pendidikan Agama Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Lulus tahun 2013)
f. Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Prodi Pendidikan Islam (2013- sekarang)
C. Pengalaman Organisasi
NO Organisasi Jabatan Tahun
1 Pramuka Pesantren Islam Al Iman
Muntilan
Sekretaris 2007/2008
2 Pramuka Pesantren Islam Al Iman
Muntilan
Bagian
Pelatihan
2007/2008
3 Organisasi Santri Pesantren Islam Al
Iman (OSPIA)
Ketua 2008/2009
4 Organisasi Santri Pesantren Islam Al Bagian 2008/2009
174
Iman (OSPIA) Pendidikan
dan Bahasa
5 Pramuka UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Bidang
Usaha
Dana/Rumah
Tangga
2011-2012
6 Pramuka UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Wakil Ketua 2012-2013
7 Pramuka UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Ketua 2013-2014
D. Pengalaman Bekerja :
1. Pembina Pramuka SDIT Internasional Luqman Al Hakim Kota Gede
Yogyakarta (2010-2014)
2. Pembina Pramuka SD Negeri Klitren 1 Kota Yogyakarta (2013-2015)
3. Pembina Pramuka MTs N Babadan Baru (Januari 2014- 2015)
4. Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab MTs Masyithoh Gamping Sleman
Yogyakarta (2013- 2015).
Motto Hidup : Idza shadaqa al-azmu wadhaha as-sabiil.
Yogyakarta, 8 Oktober 2015
Desy Respitarini