POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK...

58
POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO Oleh: Desy Respitarini, S.Pd.I NIM: 1320412169 TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam YOGYAKARTA 2015

Transcript of POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK...

POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK

DI DESA REJOSARI KECAMATAN KALIKAJAR

KABUPATEN WONOSOBO

Oleh:

Desy Respitarini, S.Pd.I

NIM: 1320412169

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Islam

YOGYAKARTA

2015

iii

ii

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR

حي بسم هللا الر حن الر

. رب ألحمد لل تعي به و العالمي ين و هيا امورالد عل وس دا ان أشهد هللا .و اال الال ان أشهد .ال سول محم .هللا ر

هم صل الل به و ال عل و محمد عل وسل عي ص بعد اما .اج

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad Saw., yang telah menuntun manusia menuju kebahagiaan hidup baik

di dunia maupun di akhirat.

Tesis ini merupakan kajian tentang Pola Asuh Orang Tua Tunggal dalam

Mendidik Anak di Desa Rejosari Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo.

Tentunya tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan kerjasama berbagai

pihak. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan

rasa terima kasih kepada:

1. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Prodi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Dr. H. Sumedi, M.Ag selaku pembimbing tesis.

4. Segenap dosen dan staff akademik Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

5. Bapak Kepala Desa Rejosari kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo

beserta jajarannya.

viii

6. Segenap responden dan warga Desa Rejosari kecamatan Kalikajar

Kabupaten Wonosobo.

7. Bapak dan Ibu tercinta serta adiku yang tanpa letih membimbing dan

memberi do‟a serta semangat.

8. Rekan-rekan PAI-B Mandiri 2013, Classix 2009, teman-teman Kos

Anggun. Keluarga Besar Pramuka UIN Sunan Kalijaga. Terima kasiih

telah menemani perjalanan ini.

9. Rekan-rekan di sekolah dan madrasah (MTs Masyithoh Gamping, SD

Negeri Klitren, MTs N Babadan Baru, dan SD Negeri 2 Mangunrejo),

terimakasih telah diberi kesempatan belajar bersama kalian.

10. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini baik secara

langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu. Semoga Allah senantiasa membalas segala kebaikannya.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan dalam penyusunan tesis ini, sehingga masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kami mengharap saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaanya. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

yang membutuhkanya.

Yogyakarta, 8 Oktober 2015

Penyusun,

Desy Respitarini, S.Pd.I

NIM. 1320412169

ix

ABSTRAK

DESY RESPITARINI. Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Mendidik

Anak di Desa Rejosari Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Tesis.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama

Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga 2015. Pendidikan keluarga merupakan

pondasi dasar dalam membentuk kepribadian seorang anak. Keluarga sebagai unit

terkecil dalam suatu masyarakat memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi

pendidikan, fungsi sosial, fungsi agama, dan fungsi rekreasi. Salah satu fungsi dari

keluarga adalah fungsi pendidikan, dimana kepala keluarga berkewajiban untuk

memberikan pendidikan kepada seluruh anggota keluarga, terutama kepada anak.

Pendidikan agama merupakan proses penanaman Nilai-nilai keagamaan

dalam diri peserta didik (dalam hal ini anak). Untuk menanamkan Nilai-nilai

tersebut harus dilakukan sejak dini sesuai dengan tahap pertumbuhan dan

perkembangan anak. Hal terpenting yang mempengaruhi perkembangan anak

adalah pola asuh orang tua. Adanya keluarga yang harmonis akan sangat

membantu dalam proses pendidikan agama Islam pada anak. Berdasarkan hasil

penelitian di desa Rejosari Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terdapat

beberapa keluarga single parent (orang tua tunggal) yang harus mendidik dan

membesarkan anak-anak mereka seorang diri. Mereka tidak memiliki waktu serta

pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan agama kepada anaknya.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan agama Islam anak.

Berdasarkan hasil penelitian, ada tiga tipe pola asuh yang dipakai oleh

orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo.

Yaitu: 1 orang menggunakan pola asuh demokratis, 5 orang menggunakan pola

asuh liberal/permisif, dan 3 orang menggunakan pola asuh otoriter. Dalam hal ini,

orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo

cenderung menggunakan pola asuh liberal/permisif dalam mendidik anak.

Pengaruh tipe pola asuh liberal/permisif yang diberikan orang tua tunggal

kepada anaknya, membawa beberapa pengaruh terhadap perilaku anak.

diantaranya adalah: (1) anak menganggap bahwa hubungan dengan orang tua

hanya sebatas pemenuhan materi, (2) anak berbuat sesuai dengan kehendaknya

sendiri, dan (3) anak menjadi sulit untuk diarahkan.

Kata kunci (keywords) : pola asuh, orang tua tunggal, mendidik anak.

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22

Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif اTidak

dilambangkan

Tidak

dilambangkan

ba‟ be be ة

ta‟ t te ث

ṡa‟ ṡ ثes (dengan titik

diatas)

Jim j je ج

ḥa‟ ḥ حha (dengan titik

dibawah)

Kha kh Ka dan ha خ

Dal d de د

Zal z ذzet (dengan titik

diatas)

ra‟ r er ر

Zai z zet ز

Sin s es ش

Syin sy es dan ye ش

ṣad ṣ صes (dengan titik

dibawah)

ḍad ḍ ضde (dengan titik

dibawah)

ṭa‟ ṭ te (dengan titik ط

xi

dibawah)

ẓad ẓ ظzet (dengan titik

dibawah)

„ ain„ عkoma terbalik

diatas

Gain g ge غ

Fa f ef ف

Qaf q qi ق

Kaf k ka ك

Lam l el ل

Mim m em و

Nun n en

Wawu w we و

ha‟ h ha

Hamzah „ apostrof ء

ya‟ y ye ي

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap

ditulis muta‟aqqidin يتعقدي

ditulis „iddah عدة

C. Ta’ Marbutah

1. Jika mati ditulis h

ditulis hibbah هبت

ditulis jizyah جسيت

xii

(ketentuan ini tidak diberlakukan pada kata-kata Arabyang sudah terserap

ke dalam Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali

bila dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

‟ditulis karamah al –auliya كرايت األونيبء

2. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah dan dammah

ditulis t

ditulis zakatul fiṭri زكبة انفطر

D. Vokal Pendek

kasrah ditulis i

fathah ditulis a

dammah ditulis u

E. Vokal Panjang

fathah + alif ditulis a

ditulis جبههيت

jahiliyyah

fathah + ya‟ mati ditulis

a

ditulis يسعي

yas‟a

kasrah + ya‟ mati ditulis

i

ditulis كريى

karim

dammah + wawu mati ditulis

u

ditulis فروض

furud

xiii

F. Vokal Ragkap

fathah + ya‟ mati ditulis ai

ditulis bainakum بيكى

fathah + wawu mati ditulis au

ditulis qaulun قول

G. Vokal Pendek yang Berurutan Dalam Satu Kata Dipisahkan Dengan

Apostrof

تى ditulis a‟antum أأ

ditulis u‟didat أعددث

ditulis la‟in syakartum نئ شكرتى

H. Kata Sandang Alif + Lam

a. Bila diikuti Huruf Qamariyah

ditulis al-Qur‟an انقرا

ditulis al-Qiyas انقيبش

b. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf

syamsiyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf l (el)-nya.

‟ditulis as-Sama انسبء

ditulis as-Syams انشص

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

ditulis dawi al-furud ذوي انفروض

ditulis ahl as-sunnah أهم انست

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ..................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... v

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN ........................................ x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 11

D. Kajian Pustaka ................................................................................... 11

E. Metode Penelitian.............................................................................. 15

F. Sistematika Pembahasan ................................................................... 21

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 23

A. Pola Asuh .......................................................................................... 23

1. Pengertian Pola Asuh ................................................................. 23

2. Model Pola Asuh ........................................................................ 24

B. Orang Tua Tunggal ........................................................................... 34

C. Pendidikan Anak ............................................................................... 49

1. Pengertian Pendidikan agama Islam .......................................... 50

2. Metode Pendidikan Agama Islam ............................................... 54

3. Tahap Perkembangan Anak dan Remaja ................................... 62

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak .......... 67

BAB III GAMBARAN UMUM ................................................................... 69

A. Letak dan Keadaan Geografis ........................................................... 69

B. Keadaan Masyarakat ......................................................................... 71

C. Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................. 84

BAB IV POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK

DI DESA REJOSARI KECAMATAN KALIKAJAR KABUPATEN

WONOSOBO ................................................................................................ 100

A. Pola Asuh Orang Tua Tunggal dalam Mendidik Anak .................... 105

B. Pengaruh Pola Asuh Oran Tua Tunggal Terhadap Perilaku Anak .. 150

xv

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 156

A. Kesimpulan ....................................................................................... 157

B. Saran-saran ........................................................................................ 158

C. Penutup .............................................................................................. 159

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 159

LAMPIRAN .................................................................................................. 162

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 171

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget, 63.

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 71.

Tabel 3 Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok usia, 71.

Tabel 4 Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, 73.

Tabel 5 Data penduduk berdasarkan pekerjaan, 77.

Tabel 6 Data penduduk berdasarkan agama/kepercayaan, 81.

Tabel 7 Data Orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan Kalikajar

kabupaten Wonosobo, 85.

Tabel 8 Analisis Tipe Pola Asuh Orang Tua Tunggal di Desa Rejosari

Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo, 147.

Tabel 9 Analisis pengaruh pola asuh orang tua tunggal terhadap perilaku

anak, 150

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian, 163.

Lampiran 2 Catatan Hasil Wawancara, 164.

Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup, 173.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang senantiasa berkembang dari waktu

ke waktu. Perkembangan manusia berbeda dengan makhluk-makhluk yang

lain. Dalam setiap tumbuh kembangnya, manusia membutuhkan bimbingan

serta pengarahan dari orang-orang di sekitarnya, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Bimbingan dan pengarahan itulah yang disebut

sebagai pendidikan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1

Definisi pendidikan yang disebutkan dalam undang-undang tersebut

mengandung arti bahwa tujuan dari pendidikan adalah terbentuknya manusia

yang memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, berakhlak mulia serta

berguna bagi orang-orang disekitarnya.

Senada dengan pernyataan diatas, Pendidikan agama Islam adalah

upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1.

2

memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi

dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam

hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa. Pada hakikatnya, pendidikan merupakan

proses yang direncanakan dari, oleh dan untuk manusia. Jadi, keberhasilan

dari sebuah proses pendidikan merupakan tanggug jawab manusia itu sendiri.

Menurut Maragustam, tanggung jawab pendidikan Islam merupakan

perwujudan atas pendidikan keluarga, masyarakat dan pemerintah secara

sinergis2. Dalam proses pendidikan ini, keluarga memiliki peran penting

dalam pembinaan pendidikan agama Islam bagi anak. Karena, keluarga

merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh anak begitu ia

dilahirkan.

Adapun tujuan dari pendidikan agama Islam adalah untuk

mempersiapkan manusia menjadi manusia yang menghamba kepada Allah.3

Menghamba disini bukan hanya sekedar menyembah ataupun beribadah

dalam arti sempit dengan ritual seperti salat dan lain sebagainya. Akan tetapi

adalah menyiapkan seorang hamba agar menjadi shaleh dari segala sisinya.

Baik normatif maupun sosial. Keshalehan normatif dapat dilihat dari wujud

pengabdiannya kepada Allah, sedangkan keshalehan sosial seseorang bisa

dilihat dari akhlak dan perilakunya yang arif dan bijak.

Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang umumnya terdiri

dari ayah, ibu dan anak-anak. Dimana hubungan sosialnya relatif tetap yang

2 Maragustam, Mencetak Pembelajar Menjadi Insan Paripurna (Falsafah Pendidikan

Islam), (Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), hlm. 118. 3 Ibid., hlm. 131.

3

didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi. Semua anggota

keluarga tersebut memiliki hubungan pertalian yang tidak terbatas. Selain itu,

keluarga juga merupakan suatu instansi yang terbentuk karena ikatan

perkawinan antara sepasang suami-istri yang bertujuan untuk membentuk

keluarga yang bahagia dan mendapat perlindungan Allah SWT.

Orang tua adalah orang yang pertama kali dikenal oleh anak dalam

lingkungan keluarga, maka bimbingan dan arahan sebaik mungkin harus

diberikan kepada anak. Anak merupakan anugerah dari Allah SWT, oleh

karena itu sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk merawat, menjaga

dan mendidik mereka sebaik-baiknya berdasarkan pada ajaran Islam.

Perhatian dan bimbingan yang selalu terarah pada anak akan memegang

peranan yang penting dalam menerapkan pendidikan agama.

Dalam konteks pendidikan, orang tua merupakan pendidik yang

pertama dan utama bagi anak. Orang tua merupakan model dan tokoh yang

akan pertama kali melekat dalam diri anak. Oleh karenanya, memiliki sebuah

keluarga dan orang tua yang utuh merupakan idaman dari setiap keluarga.

Ada sebuah ungkapan bahwa “Keluarga adalah tiang masyarakat dan

sekaligus tiang Negara”. Atas dasar inilah, tidak heran jika agama Islam

menaruh perhatian yang sangat serius terhadap urusan keluarga. Diantaranya

adalah yang tersebut dalam QS. At Tahrim ayat 6:

4

Artinya: “wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka

kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka yang selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.”4

Ayat tersebut mengingatkan kepada semua kepala keluarga, terutama

bapak dan ibu serta para wali untuk melindungi anggota keluarga yang

dibawah tanggunganya dari bahaya yang diibaratkan sebagai siksaan api

neraka. Sebab, dalam pandangan Islam berkeluarga bukan hanya sebuah

ikatan duiawi saja. Akan tetapi juga akan sampai kepada akhirat. Seperti yang

diharapkan dalam tujuan dari sebuah pernikahan yaitu membentuk keluarga

yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

Sekali lagi, keluarga merupakan lembaga masyarakat yang memegang

peranan kunci dalam proses pendidikan. Jadi, ayah, ibu, dan seluruh anggota

keluarga merupakan komponen penting dalam proses pembentukan dan

pengembangan pribadi. Keluarga wajib berperan sebagai sekolah guna

melanjutkan pemantapan sosialisasi kognitif. Demikian juga keluarga dapat

berperan sebagai sarana pengembangan kawasan afektif dan psikomotor.

Dalam keluarga diharapkan berlangsungnya pendidikan yang berfungsi

sebagai pembentukan kepribadian sebagai makhluk individu, makluk sosial,

makhluk susila dan makhluk keagamaan.5

Menurut Maragustam, untuk menuju pendidikan Islam dalam keluarga

yang berhasil guna, paling tidak orang tua memiliki 4 kriteria berikut:

4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung:Syaamil Quran, 2009),

hlm. 560. 5 Imam Barnadib, Pemikiran Tentang Pendidikan Baru, (Yogyakarta: Penerbit Andi

Offset, 1983), hlm. 129-130.

5

1. Haruslah memiliki wawasan pengetahuan yang luas baik

pengetahuan umum maupun pengetahuan agama yang mencukupi

untuk menghindari kesalahan strategi dalam mendidik anak.

2. Mengalokasikan waktu yang cukup bersama keluarga dalam

penanaman pembentukan kepribadian muslim, memberikan teladan

sikap dan perilaku sehari-hari.

3. Mendampingi dan memonitoring anak dalam berinteraksi dengan

lingkungan sosial budaya, terutama pergaulan sosial anak dalam

rangka internalisasi Nilai-nilai spiritual keagamaan.

4. Menciptakan suasana terbuka, musyawarah, diskusi dan dialog

dalam keluarga.6

Untuk menciptakan keluarga yang berhasil dalam mendidik anak,

keutuhan dan keharmonisan keluarga menjadi hal yang terpeting. Hubungan

keluarga yang harmonis, penuh cinta kasih dan perhatian dari kedua orang tua

akan membuat anak menjadi nyaman dan merasa aman berada dalam

lingkungan keluarga. Setelah anak menjadi nyaman dan merasa aman, maka

diharapkan proses internalisasi Nilai-nilai pendidikan agama Islam bisa

berjalan dengan baik.

Memiliki keluarga yang utuh dan harmonis merupakan idaman dari

semua keluarga. Namun, terkadang kenyataan tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Banyak permasalahan-permasalahan dalam keluarga yang

akhirnya menjadikan keadaan keluarga tidak harmonis. Bahkan tidak utuh

lagi.

Single parent (orang tua tunggal) merupakan sebuah istilah yang tidak

asing lagi di telinga masyarakat. Dimana seseorang memiliki peran ganda

sebagai orang tua (ibu dan ayah) dalam mendidik dan mengasuh anak-

anaknya. Fenomena orang tua tunggal ini merupakan salah satu dari dinamika

6 Maragustam, Mencetak Pembelajar…., hlm. 127.

6

di masyarakat. Di Indonesia sendiri banyak kita jumpai fenomena tersebut

dalam kehidupan sehari hari. Walaupun jumlahnya tidak sebanyak keluarga

yang lengkap.

Menjadi orang tua tunggal bukanlah sebuah keinginan yang dimiliki

setiap orang. Namun, terkadang keadaan ini menjadi hal yang harus dijalani

oleh sebagian orang tua. Mengasuh anak seorang diri bukanlah hal yang

mudah. Bagi seorang ibu, ia harus memiliki peran ganda, pertama sebagai ibu

yang harus mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anak, dan

yang kedua sebagai kepala keluarga yang harus memenuhi kebubutuhan

materi dan ekonomi keluarga. Sebagai seorang ayah yang terbiasa menjadi

kepala rumah tangga, ia juga harus membagi waktu, tenaga dan pikiranya

untuk mengurus dan memperhatikan anak-anaknya. Hal yang demikian itu

merupakan permasalahan yang dimiliki oleh setiap orang tua tunggal.

Termasuk orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten

Wonosobo.

Bagaimanapun juga, setiap anak memiliki hak untuk memperoleh

pengasuhan dan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya. Baik itu

dalam sebuah keluarga yang utuh maupun tidak (baca: single parent) hal ini

penting untuk diperhatikan karena dalam tahap perkembangan, seorang anak

sangat membutuhkan perhatian dari kedua orag tuanya. Sehingga, dalam

keluarga single parent tuntutan peran ganda dari seorang ayah maupun ibu

adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa terelakan lagi.

7

Orang tua tunggal dapat dikatakan sebagai tulang punggung keluarga

yang harus memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya. Adanya peran ganda

sebagai ayah sekaligus ibu atau sebaliknya menjadikan orang tua tunggal

terkadang tidak memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk anak-

anaknya. Seperti terlihat pada sebagian besar orang tua tunggal yang ada di

desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo, dari pagi mereka

sudah disibukan dengan urusan pekerjaan rumah. Mulai dari memasak,

mencuci dan membersihkan rumah. Selain itu mereka juga harus menyiapkan

anak-anaknya untuk berangkat ke sekolah. Setelah anak-anak mereka pergi ke

sekolah barulah para orang tua ini pergi untuk bekerja.

Kesibukan orang tua dalam menjalankan peranya sebagai pencari

nafkah untuk kehidupan keluarganya membuat sebagian besar dan bahkan

hampir seluruh orang tua tunggal yang ada di desa Rejosari kecamatan

Kalikajar kabupaten Wonosobo tidak memiliki waktu yang cukup untuk anak-

anaknya. Pada saat siang hari dan anak-anak mereka pergi ke sekolah, orang

tua biasanya pergi untuk bekerja dan baru akan pulang saat sore hari atau

menjelang petang. Bagitu sampai di rumah, mereka sudah merasa lelah

sehingga memilih untuk beristirahat selain mengerjakan rutinitas ibadahnya.

Dengan begitu, waktu senggang yang diberikan untuk anak-anak hampir tidak

ada. Anak-anak melihat bahwa bapak/ibunya berada di rumah, akan tetapi

mereka tidak merasakan kehadiranya.7

7 Hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 1- 14 April 2015.

8

Pembinaan dan pengawasan orang tua terhadap anak sangat diperlukan

dalam proses pendidikan dan perkembangan anak. Apalagi dalam proses

pendidikan agama, perhatian dan kepedulian orang tua menjadi kunci

keberhasilanya. Sebagai wujud kepedulian orang tua tunggal di desa Rejosari

kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo terhadap pendidikan agama Islam

anaknya, mereka menyuruh anaknya untuk pergi “mengaji”8 dengan harapan

anak-anak bisa memperoleh pendidikan yang tepat.

Biasanya, kegiatan mengaji ini dilaksanakan sekitar pukul 15.00 –

16.00 WIB. Anak-anak akan pergi ke masjid atau mushalla kemudian belajar

membaca Al-Qur’an, hafalan surah-surah pendek, bacaan salat dan lain

sebagainya. Pada waktu-waktu tersebut, biasanya anak sudah siap untuk

berangkat ke tempat “mengaji”. Akan tetapi yang terjadi adalah, sering kali

mereka tidak sampai di masjid atau mushalla yang dituju melainkan mereka

pergi bermain dengan teman-temanya. Ada yang bermain layangan, bermain

bola atau malah bersepeda keliling kampung. Bahkan ada yang bermain di

wilyah persawahan dan kemudian mencuri tanaman milik warga. Berkaitan

dengan hal tersebut, sebagain besar orang tua tidak mengetahuinya. Atau

bahkan mereka mengetahui akan tetapi tidak mau tahu dengan keadaan

tersebut.9 Mereka cenderung membiarkan dan beranggapan bahwa jika mereka

telah menyuruh anaknya untuk “mengaji” maka gugurlah kewajibanya untuk

memberikan pendidikan agama untuk anaknya. Sehingga, para orang tua

tunggal ini tidak memberikan pengarahan dan pengetahuan lain saat berada di

8 Belajar agama di masjid atau mushala setempat.

9 Hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 1- 14 April 2015.

9

rumah.10

Hal ini menjadikan anak berkehendak semaunya sendiri dan sangat

sulit untuk diarahkan.

Perhatian masyarakat desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten

Wonosobo, terutama para orang tua tunggal terhadap pendidikan agama anak-

anaknya masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan kecenderungan

mereka menanyakan berapa Nilai yang di dapat pada mata pelajaran non-

keagamaan (misalnya: Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan lain

sebagainya). Begitupun orang tua yang memasukan anaknya di Madrasah

Diniyah atau TPA, orang tua lebih sering menanyakan seberapa jauh

kemampuan anaknya dalam baca tulis Al-Qur’an atau seberapa banyak

hafalan do’a dan surat yang dimiliki dibandingkan dengan mengamati

perubahan sikap anak dari waktu ke waktu ataupun memperhatikan perilaku

anak dalam hal ibadah.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pendidikan anak dimulai

dari keluarganya. Karena keluarga adalah tempat yang pertama bagi

pembentukan kepribadian dan pendidikan anak. menurut Helmawati, jika

ingin membnetuk anak yang shalaeh dan shalehah, cerdas serta terampil, maka

harus dimulai dari keluarga.11

Jadi, sangatlah jelas bahwa seharusnya

pendidikan anak yang pertama dan utama harus didapat dari keluarga. Karena

dalam keluargalah pertama kali anak-anak mengenal lingkunganya.

10

Wawancara dengan Kepala Desa Rejosari pada tanggal 12 April 2015 pukul 10.00

WIB. 11

Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2014), hlm. 1.

10

Perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak akan sangat

mempengaruhi persepsi anak terhadap orang tua. Orang tua yang

memperakukan anaknya degan baik, memberikan perhatian serta waktu yang

cukup akan membuat anak merasa nyaman. Dengan rasa nyaman tersebut,

anak akan mudah menerima apapun arahan dan bimbingan dari orang tua.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan sebuah penelitian lebih

lanjut tentang bagaimana pola asuh orang tua tunggal untuk mendidik anak-

anaknya, terutama dalam hal pendidikan agama Islam. Oleh karenanya, perlu

dilakukan sebuah penelitian tentang “Pola Asuh Orang Tua Tunggal dalam

Mendidik Islam Anak di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten

Wonosobo”. Fokus dari penelitian ini adalah tentang bagaimana cara orang tua

tunggal mendidik anak-anaknya, serta pengaruh pola asuh orang tua tunggal

terhadap perilaku anak.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Penelitian ini

bersifat deskriptif kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah diselidiki

dengan menggambarkan atau melukiskan subyek penelitian pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.12

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola asuh orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan

Kalikajar kabupaten Wonosobo dalam mendidik anak?

12

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Remaja Rosdakarya,

2002), hlm. 3.

11

2. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua tunggal terhadap perilaku anak

di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pola asuh orang tua tunggal di

desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo dalam

mendidik anak.

b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh pola asuh orang tua

tunggal terhadap perilaku anak di desa Rejosari kecamatan Kalikajar

kabupaten Wonosobo.

2. Kegunaan Penelitian

a. Dari segi teoretik dapat menjadi karya ilmiah yang mampu

memperkaya wawasan mengenai pola asuh orang tua dalam

pendidikan agama Islam anak dan persepsi anak terhadap pola asuh

yang diterapkan oleh orang tuanya.

b. Secara praktis dapat memberikan masukan bagi orang tua tunggal

pada khususnya dan seluruh orang tua pada umumnya dalam

menanamkan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya.

D. Kajian Pustaka

Penelitian tentang pola asuh orang tua bukanlah hal yang baru dalam

dunia pendidikan. Penelitian lain yang membahas tentang pola asuh orang tua

adalah sebagai berikut:

12

Penelitian Laili Maghfiroh dalam tesisnya yang berjudul, “Pendidikan

Anak Pada Usia Dini dalam Keluarga”. Penelitian ini mengeksporasi atau

mengungkap Nilai-nilai pendidikan yang ada dalam Al-Qur’an.

Pendidikan agama Islam pada anak usia dini sangat penting diberikan

terutama dalam lingkungan keluarga. Hal ini karena masa

pertumbuhan dan masa perkembangan pada anak usia dini mengalami

kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

selanjutnya sehingga para ahli menyebutnya sebagai masa keemasan.

Pada masa ini anak lebih banyak berada dalam keluarga, karena itu

keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Keluargalah

yang mempunyai fungsi fundamental dalam mempersiapkan anak bagi

peranannya di masa depan.13

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan Nilai-

nilai pendidikan agama Islam yang ada dalam Al-Qur’an. Terutama yang

relevan dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Nilai-nilai pendidikan agama

Islam sangat penting untuk ditanamkan sejak dini dalam diri seorang anak,

bahkan sebelum anak tersebut lahir.

Penelitian Misbahul Khairani yang berjudul ”Pembentukan Karakter

Siswa Melalui Pola Asuh Orang Tua di SDIT Nurul Ilmi Tenggarong

Kabupaten Kutai Kartanegara”. Penelitian ini mengungkapkan tentang jenis-

jenis pola asuh yang digunakan orang tua dalam mendidik anak di SDIT

Nurul Ilmi dan implikasinya terhadap karakter siswa/ peserta didik. 14

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Misbahul Khairini

tersebut adalah bahwa pola asuh orang tua yang demokratis akan membawa

13

Laili Maghfiroh, Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini dalam Keluarga

(tesis), Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011, hlm. ix. 14

Misbahul Khairani, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pola Asuh Orang Tua di

SDIT Nurul Ilmi Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (tesis), Program Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2012, hlm. x.

13

implikasi yang lebih baik dari pada pola asuh yang lainya. Penelitian ini

memfokuskan pada implikasi pola asuh orang tua terhadap perkembangan

karakter anak, hingga kesimpulan yang diambilnyapun begelut dalam bidang

baik dan buruknya karakter anak dengan perlakuan pola asuh tertentu.

Tentunya, standar baik dan buruk yang dipakai telah ditentukan sebelumnya.

Sehingga, persepsi anak dengan pola asuh tertentu kurang terungkap.

Penelitian Dwi Rangga Vischa Dewayanie yang berjudul “Kerjasama

Orang Tua dan Sekolah dalam Pembentukan Karakter Siswa SDIT Salsabila

3 Banguntapan (Studi atas Forum Silaturahmi Guru dan Orang Tua). Hasil

dari penelitian ini menyatakan bahwa peran dari orang tua wali dan guru

menjadi suatu pedoman tercapai atau tidaknya penenaman pembentukan

karakter. Dalam pembentukan karakter, guru berperan sebagai pendidik,

menanamkan akhlak baik, memberikan pengajaran yang relevan melalui

cerita, dan bersikap hangat dengan peserta didik. Sedangkan orang tua

memegang peran untuk menciptakan keluarga yang rukun, mengembangkan

potensi anak dan memonitoring anak. 15

Subjek dari penelitian diatas adalah orang tua dan guru selaku

pembimbing bagi anak. Kerjasama antara orang tua dan guru hendaklah

sepdan. Mereka harus memiliki pemahaman yang sama atas pribadi seorang

anak dan kearah mana nantinya bakat dan karakter anak akan dikembangkan.

Walaupun guru memegang peranan yang penting untuk pendidikan anak,

keluarga juga memegang peran yang tidak kalah pentingnya. Sekeras apapun

15

Dwi Rangga Vischa Dewayanie, Kerjasama Orang Tua dan Sekolah dalam

Pembentukan Karakter Siswa SDIT Salsabila 3 Banguntapan: Studi atas Forum Silaturahmi Guru

dan Orang Tua, (tesis), Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hlm. 135.

14

dan sebagus apapun pendidikan di sekolah, jika seorang anak dalam

keluarganya senantiasa mendapatkan hal-hal yang negatif maka tidak akan

berhasil pendidikan karakter yang ingin dicapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Da’watul Islamiyah dengan judul

”Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Orang Tua, Motivasi Belajar dengan

Prestasi Belajar pada Siswa SMP Negeri 1 Gamping Sleman. Hasil dari

penelitian ini menyatakan bahwa persepsi pola asuh orang tua mempunyai

hubungan yang positif dengan prestasi belajar. Semakin baik persepsi pola

asuh orang tua, maka cenderung semakin tinggi prestasi belajar pada siswa.

Sebaliknya, jika persepsi pola asuh kurang baik, maka semakin rendah

prestasi belajar siswa. Begitu juga dengan motivasi belajar, ia memiliki

hubungan yang positif dengan prestasi belajar. Semakin baik motivasi belajar,

maka cenderung semakin tinggi prestasi belajar. Sebaliknya, jika semakin

rendah motivasi belajar, maka akan semakin rendah pula prestasi belajar.16

Dari sekian banyak penelitian, dapat diambil satu benang merah

bahwasanya peran dari orang tua dan persepsi orang tua tentang pola asuh

sangat berpengaruh kepada pendidikan serta akhlak dari anak tersebut.

Penelitian-penelitian diatas adalah salah satu buktinya. Kemudian, penelitian

yang disusun oleh penulis ini akan berusaha untuk mengungkapkan tentang

pola asuh orang tua tunggal yang digunakan orang tua dalam menerapkan

pendidikan agama Islam kepada anak, objek dari penelitian ini adalah pola

asuh orang tua dan pendidikan agama Islam. Selanjutnya, penelitian ini juga

16

Da’watul Islamiyah, Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Orang Tua, Motivasi

Belajar dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMP Negeri 1 Gamping Sleman, (tesis), Program

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2012, hlm. 112.

15

menjelaskan tentang persepsi anak tentang pola-pola asuh yang diterapkan

oleh orang tua mereka.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan penulis untuk

mengumpulkan data penelitian. Metode penellitian dalam penulisan tesis ini

terdiri dari:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

dengan menggunakan model studi kasus (case study). Dimana penelitian

ini mengambil data dari desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten

Wonosobo. Sedangkan beradasarkan data yang diperoleh, penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif. Yaitu penelitian yang mengahasilkan

prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau

cara kuantitatif lainya. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu koteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 17

Penelitian kualitatif digunakan

untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang

merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam

17

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosda Karya, 2006),

hlm. 30.

16

penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih

menekankan pada makna.18

Artinya, dalam penelitian ini penulis berusaha

mendeskripsikan tentang pola asuh orang tua tunggal yang ada di desa

Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo dalam memberikan

pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya serta bagaimana pengaruh

pola asuh orang tua tunggal terhadap perilaku anak.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan peelitian merupakan suatu sudut pandang dan kacamata

yang digunakan peneliti untuk memandang suatu permasalahan. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis, yaitu penulis

menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial dalam menganalisis data.

Pendekatan ini digunakan karena dalam mengasuh anak akan

menyebabkan suatu interaksi sosial antara pihak yang berbeda yaitu

orang tua, anak dan lingkungan keluarga, sehingga teori-teori yang

digunakan sebagai acuan analisis data cenderung pada ilmu-ilmu sosial

yang berkaitan dengan pendidikan.19

3. Metode Penentuan Subjek

Metode penentuan subyek adalah metode penentuan sumber data.

Sumber data sendiri adalah darimana data diperoleh.20

Subjek penelitian

terdiri dari populasi dan sampel. Populasi penelitian adalah keseluruhan

18

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)

(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 15. 19

Ibid. 20

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V

(Jakarta: PT Rineke Cipta, 2012), hlm. 102.

17

obyek penelitian.21 Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti.22

Dalam menentukan subyek penelitian, penulis menggunakan tehnik

purposive sampling. Purposive sampling adalah tehnik pengambilan

sample berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.23

Pada penellitian ini,

tujuanya adalah untuk mengetahui pola asuh yang digunakan oleh orang

tua tunggal dalam mendidik anaknya serta persepsi anak terhadap pola

asuh yang digunakan oleh orang tuanya. Adapun subjek penelitian atau

informan dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala Desa, untuk memperoleh data tentang profil desa dan keadaan

masyarakat.

b. Orang tua tunggal, sebagai pelaksana dari proses pendidikan pada anak,

serta sebagai sumber terpenting dalam penelitian ini. Karena, orang

tualah yang menangani langsung proses pendidikan anak.

c. Anak dari orang tua tunggal, untuk mengetahui pengaruh pola asuh

orang tua tunggal terhadap perilaku anak.

d. Tetangga dan kerabat serta tokoh masyarakat, untuk mengetahui

keabsahan data yang diberikan oleh informan, kususnya orang tua

tunggal dalam mendidik anak.

4. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono, “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Selanjutnya bila

21

Ibid., hlm. 108. 22

Ibid., hlm. 109. 23

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 300.

18

dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),

kuesioner (angket). Observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. 24

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.25

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa profil

desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo, berikut

dengan gambaran masyarakat secara umum. Metode dokumentasi

dilakukan untuk memperoleh data yang berupa gambaran umum lokasi

penelitian.

b. Observasi

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana

peneliti mengadakan pengamatan, baik itu secara langsung atau tidak

langsung terhadap gejala-gejala, subjek atau objek yang diselidiki, baik

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja

diadakan.26

24

Ibid., hlm. 193-194. 25

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, hlm. 201. 26

Winarno Surahman, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, (Bandung:

Tarsito, 1992), hlm. 162.

19

Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum orang

tua tunggal yang ada di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten

Wonosobo serta pandangan masyarakat sekitar tentang keadaan

keluarga dari orang tua tunggal tersebut. Hasil dari observasi akan

disusun sebagai gambaran awal tentang subjek penelitian dan kemudian

akan dirumuskan panduan wawancara untuk penelitian yang lebih

mendalam. Selain itu, hasil observasi juga merupakan catatan lapangan

yang akan digunakan untuk memperkuat data penelitian.

c. Wawancara

Wawancara dalah sekumpulan pertanyaan yang diajukan secara

verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi

atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.27

Sedangkan menurut

Sugiyono, wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.28

Metode ini digunakan untuk memperoleh keterangan dari subjek

penelitian mengenai objek penelitian. Metode ini juga merupakan

metode utama yanga kan digunakan dalam penelitian. Dengan

wawancara yang mendalam (indeept interview) diharapkan dapat

diperoleh data yang valid.

27

Rochiati Wiratmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2005), hlm. 177. 28

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 194.

20

Hasil wawancara akan dijadikan dan diterjemahkan menjadi

transkip wawancara yang kemudian akan dikodifikasi dan dituangkan

dalam bentuk tulisan. Hasil dari wawancara dan observasi inilah

nantinya yag akan dianalisis agar didapatkan kesimpulan mengenai

objek penelitian.

5. Metode analisis data

Analisis data merupakan proses menyusun dan mengolah data yang

telah sedemikian rupa sehingga dapat dipahami. Sistematika analisis data

yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan

cara dikelompok-kelompokan datanya kedalam kategori penjabaran ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam suatu pola.

Memilih data yang penting dan membuat kesimpulan. Metode analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif yang

meliputi:

a. Reduksi data: meliputi merangkum, memilih hal-hal yang pokok

kemudian memfokuskan kedalam hal yang penting dan

menjadikan tema.

b. Penyajian data: dilakukan dalam bentuk uraian secara singkat

dikategorikan dan sejenisnya.

c. Kesimpulan atau verifikasi, hal ini merupakan deskripsi atau

gambaran obyek sebelumnya dan setelah diteliti akan jelas

keadaanya.29

Adapun untuk menganalisis data-data kualitatif penulis

menggunakan pola berpikir induktif. Pola berpikir induktif adalah pola

berpikir yang bertolak dari fakta-fakta khusus kemudian ditarik

29

Ibid., hlm. 372.

21

kesimpulan-kesimpulan yang bersifat umum. Dari sini penulis berusaa

mengungkap fakta-fakta yang ada di lapangan, mempelajari, menganalisis,

menafsirkan dan kemudian menarik kesimpulan dari data yang diperoleh

dari lapangan.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan di dalam tesis ini dibagi ke dalam tiga bagian,

yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari

halaman sampul depan, halaman judul, halaman pernyataan keaslian, halaman

pernyataan bebas plagiasi, halaman pengesahan, halaman persetujuan, nota

dinas pembimbing, abstrak, halaman transliterasi, kata pengantar, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan daftar singkatan.

Bagian utama berisi uraian penelitian mulai dari bagian pendahuluan

sampai bagian penutup yang tertuang dalam bab-bab serta sub-sub bab sebagai

satu kesatuan. Pada tesis ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam lima

bab. Pada tiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari

bab yang bersangkutan. Kelima bab tersebut terdiri dari:

Bab I tesis ini berisi tentang gambaran umum penelitian tesis yang

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II mengenai landasan teori mengenai pola asuh orang tua tunggal

dalam pendidikan agama Islam anak di desa Rejosari kecamatan Kalikajar

kabupaten Wonosobo.

22

Bab III mengenai gambaran umum tentang desa Rejosari kecamatan

Kalikajar kabupaten Wonosobo. Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada

letak geografis, struktur organisasi, dan keadaan masyarakat. Berbagai

gambaran tersebut dikemukakan terlebih dahulu sebelum membahas berbagai

hal tentang pola asuh orang tua tunggal.

Bab IV berisi pemaparan data beserta analisis kritis tentang pola asuh

orang tua tunggal dalam pendidikan agama Islam anak di desa Rejosari

kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo. Pada bagian ini uraian difokuskan

pada:

1. Jenis pola asuh orang tua tunggal yang digunakan dalam mendidik anak

di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo.

2. Pengaruh pola asuh orang tua tunggal terhadap perilaku anak.

Bab V adalah penutup. Bagian ini disebut penutup yang memuat

mengenai kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban atas

pertanyaan pada rumusan masalah atau latar belakang masalah. Kemudian

saran-saran adalah masukan yang dapat dijadikan acuan pada penelitian

selanjutnya atau untuk dijadikan panduan dalam memilih pola asuh terkait

dengan pendidikan agama Islam dalam keluarga. Sedangkan pada bagian akhir

dari tesis ini akan memuat lampiran-lampiran dan daftar riwayat

hidup/curriculum vitae dari penulis.

157

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tentang pola asuh orang tua tunggal

dalam mendidik anak di desa Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten

Wonosobo, dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada tiga tipe pola asuh yang dipakai oleh orang tua tunggal di desa Rejosari

kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo. Yaitu: 1 orang menggunakan

pola asuh demokratis, 5 orang menggunakan pola asuh liberal/permisif, dan

3 orang menggunakan pola asuh otoriter. Dalam hal ini, orang tua tunggal di

desa Rejosari kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo cenderung

menggunakan pola asuh liberal/permisif dalam mendidik anak.

2. Pengaruh tipe pola asuh liberal/permisif yang diberikan orang tua tunggal

kepada anaknya, membawa beberapa pengaruh terhadap perilaku anak.

diantaranya adalah: (1) anak menganggap bahwa hubungan dengan orang

tua hanya sebatas pemenuhan materi, (2) anak berbuat sesuai dengan

kehendaknya sendiri, dan (3) anak menjadi sulit untuk diarahkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijabarkan

tetang pola asuh orang tua tunggal dalam pendidikan agam Islam anak di Desa

Rejosari kecamatan Kalikajar kabupaten Wonosobo dan persepsi anak terhadap

pola asuh orang tuanya. Ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan yang

158

penulis anggap penting untuk bisa dijadikan saran dan perhatian bagi pihak-

pihak terkait.

1. Bagi orang tua tunggal di desa Rejosari kecamatan kalikajar kabupaten

Wonosobo:

a. Hendaknya orang tua mempersiapkan sedini mungkin pendidikan

agama untuk anak-anaknya. Sehingga jika anak sejak kecil memiliki

pemahaman yang mantap akan agama Islam, akan mudah

mengarahkan anak pada waktu ia dewasa kelak

b. Orang tua hendaknya tidak menyerahkan pendidikan agama anak-

anaknya kepada guru ngaji dan guru agama yang berada di sekolah.

Karena waktu yang dihabiskan anak-anak bersama mereka sangat

sedikit jika dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan di rumah.

c. Hendaknya orang tua juga menyadari bahwa keluarga dan rumah

bukan hanya memiliki tugas untuk memenuhi kebutuhan anak dalam

hal materi saja akan tetapi, lebih dari itu keluarga dan rumah

merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak.

d. Orang tua tunggal harus memiliki pemikiran ke depan bukan hanya

untuk mendidik anaknya, akan tetapi juga mendidik dirinya sendiri

agar memiliki pengetahuan yang baik agar bisa mendidik anaknya

dengan baik.

2. Bagi semua orang tua dan calon orang tua

a. Hendaknya memiliki program khusus untuk pendidikan agama bagi

anak-anaknya. Sehingga saat memiliki anak tidak kebingungan

159

bagaimana cara mendidiknya yang akhirnya membiarkan berjalan dan

mengalir begitu saja.

b. Berusaha untuk selalu meluangkan waktu untuk anak-anak untuk lebih

mengenalnya. Jangan membuat anak merasa asing berada di rumah

dan bersama ayah dan ibunya yang menyebabkan anak-anak akan

mencari tempat dan teman yang lebih nyaman untuk dirinya. Jika hal

ini terjadi, maka dikhawatirkan anak anak memilih tempat yang salah

untuk pergaulanya.

c. Mencoba untuk lebih terbuka dan mendengarkan pendapat anak.

dengan begitu anak akan merasa dihargai dan saat anak memiliki

masalah, orang tualah yang akan pertama kali anak cari.

C. Penutup

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segenap rasa syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT. yang tak henti-hentinya mencurahkan segenap nikmat,

hiadayah serta inayah-Nya sehingga proses penyusunan tesis ini dapat

terselesaikan. Namun demikian penulis menyadari bahwa di dunia ini tidak ada

yang sempurna kecuali hanya Allah SWT. Demikian pula dengan penyusunan

dan penulisan tesis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis

dengan tangan terbuka menerima segala saran, kritik dan masukan dari semua

pihak untuk perbaikan tulisan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya, penulis terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil dalam

penyelesaian penyusunan tesin ini. Semoga Allah senantiasa memberikan

160

balasan kepada hamba-hamba-Nya yang beramal shaleh. Jazakumullah

ahsanal jaza’. Semoga karya sederhana ini bisa bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

161

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Baqi, Muhammad Fuad. Al Lu’lu’ wal Marjan, Himpunan Hadis-hadis

Shahih Yang Disepakati Oleh Bukhari dan Muslim, Terj. Salim Bahreisy,

Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset, 1996.

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran

dan Kepribadian Muslim, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.

An Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan

Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Barnadib, Imam, Pemikiran tentang Pendidikan Baru, Yogyakarta: Penerbit Andi

Offset, 1983.

Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: FIP

IKIP Yogyakarta,1987.

Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta:

Ruhama, 1995.

_______________, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Syaamil Quran.

2009.

Dewayanie, Dwi Rangga Vischa, Kerjasama Orang Tua dan Sekolah dalam

Pembentukan Karakter Siswa SDIT Salsabila 3 Banguntapan: Studi atas

Forum Silaturahmi Guru dan Orang Tua, (tesis), Program Pascasarjana

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga:

Upaya Membengun Citra Membentuk Pribadi Anak, Jakarta: Rineka

Cipta, 2014.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2009.

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Dokumen Desa Rejosari kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2014.

Feisal, Jusuf Amir Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani 1995.

162

Helmawati. Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2014.

Hidayah, Rifa. Psikologi Pengasuhan Anak, Malang: UIN Malang Press, 2009.

Islamiyah, Da’watul, Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Orang Tua, Motivasi

Belajar dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMP Negeri 1 Gamping

Sleman, (tesis), Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2012.

Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an, Yogyakarta: Teras,

2010.

Kartono, Kartini, Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan, Bandung: Mandar

Maju, Anggota IKAPI, 1995.

Khairani, Misbahul, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pola Asuh Orang Tua

di SDIT Nurul Ilmi Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (tesis),

Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2012.

Maghfiroh, Lail, Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini dalam Keluarga

(tesis), Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011.

Maragustam, Mencetak Pembelajar Menjadi Insan Paripurna (Falsafah

Pendidikan Islam, Yogyakarta: Nuha Litera, 2010.

Muallifah, Psycho Islamic Parenting, Yogyakarta: Diwa Press anggota IKAPI,

2011.

Musaheri, Pengatar Pendidikan, Yogyakarta: IRCiSoD., 2007.

Musbikin, Imam, Mendidik Anak Ala Shinchan, cet ke-2, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2004.

Mussen, Perkembangan dan Karakter Anak, Jakarta: Arca, 1994.Moleong, Lexy

J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Rosda Karya. 2009.

Nafis, Muhammad Muntahibun, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2011.

Nashohi, Fuad, Profil Orang Tua Anak Berprestasi, Yogyakarta: Insania Cita

Press, 2005.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Remaja

Rosdakarya, 2002.

Pujileksono, Sugeng, Pengantar Antropologi, Malang: UMM Press, 2009.

Prawira, Purwa Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

163

Rinanto, Andre, Peranan Audio Visual dalam Pendidikan, Yogyakarta: Yayasan

Kanisius, 1982.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D), Bandung: Alfabeta, 2009.

Surbakti, EB., Parenting anak-anak, Jakarta: Elexmedia Komputindo, 2012.

Surahman, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik,

Bandung: Tarsito, 1992.

Toha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa

Berkeadaban, Yogyakara: Pustaka Pelajar, 2012.

Wiratmaja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2005.

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

165

Lampiran 2 : Catatan Hasil Wawancara

1. Bapak Nur Ahmad

NO Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, seberapa

pentingkah pendidikan agama

Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Pendidikan agama penting untuk

kehidupan sehari-hari agar bisa

menuntun kepada jalan kebenaran

dan masuk surga.

2 Seberapa jauh pengetahuan

agama Islam anda?

Hanya sedikit, saya hanya tahu

tentang shalat dan mengaji (membaca

al-Qur’an)

3 Apa saja materi pendidikan

agama Islam yang anda

berikan kepada anak?

Belajar do’a-do’a harian dan bacaan

shalat.

4 Sudahkan anda menjalankan

ajaran Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Sudah, walaupun terkadang masih

ada kekurangan.

5 Sudahkah anda mengajarkan

pendidikan agama Islam

kepada keluarga anda?

Sudah

6 Apa yang anda harapkan dari

pendidikan agama Islam yang

anda ajarkan kepada anak-

anak anda?

Anak bisa ngaji (membaca al-Qur’an)

dan shalat.

7 Bagaimana cara anda

memberikan pendidikan

agama Islam kepada anak?

Mengjarkan anak untuk beribadah,

seperti shalat dan puasa. Serta

mengajarkan do’a-do’a harian.

8 Jika anak berbuat kesalahan,

apa yang akan anda lakukan?

Dan Jika anak berbuat baik,

apa yang akan anda lakukan?

Jika salah di tegur dan jika berbuat

baik dipuji.

9 Selain di rumah, dimana anak

anda mendapat pendidikan

agama Islam?

Di sekolah, TPA, masjid

10 Kendala apa saja yang anda

hadapi dalam memberikan

pendidikan agama Islam

kepada anak?

Waktu, kemampuan dan kurang

pengetahuan.

2. Ibu Juminah

NO Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, seberapa

pentingkah pendidikan agama

Islam dalam kehidupan

Pendidikan agama sangat penting

dalam kehidupan manusia, karena ia

adalah pedoman dan panutan hidup

166

sehari-hari? dengan pendidikan agama manusia

bisa membedakan yang benar dan

yang salah.

2 Seberapa jauh pengetahuan

agama Islam anda?

Sangat sedikit sekali. Oleh karenanya

saya sering belajar bersama dengan

anak saya untuk mempelajari lebih

lanjut.

3 Apa saja materi pendidikan

agama Islam yang anda

berikan kepada anak?

Saya tidak bisa memberikan materi

pendidikan agama Islam. Tapi yang

pasti, saya selalu berpesan kpada

anak-anak supaya tidak melanggar

perintah agama dan selalu berbuat

baik

4 Sudahkan anda menjalankan

ajaran Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Sedikit-sedikit

5 Sudahkah anda mengajarkan

pendidikan agama Islam

kepada keluarga anda?

Belum sepenuhnya, karena saya

sendiri juga masih terus belajar.

6 Apa yang anda harapkan dari

pendidikan agama Islam yang

anda ajarkan kepada anak-

anak anda?

Anak bisa menuntun orang tuanya ke

surge.

7 Bagaimana cara anda

memberikan pendidikan

agama Islam kepada anak?

Saya lebih sering menanyakan

banyak hal tentang agama kepada

anak.

8 Jika anak berbuat kesalahan,

apa yang akan anda lakukan?

Dan Jika anak berbuat baik,

apa yang akan anda lakukan?

Jika salah di tegur dan jika berbuat

baik dipuji.

9 Selain di rumah, dimana anak

anda mendapat pendidikan

agama Islam?

Di sekolah, TPA, masjid serta forum

kajian rohis di sekolah.

10 Kendala apa saja yang anda

hadapi dalam memberikan

pendidikan agama Islam

kepada anak?

Waktu, kemampuan dan kurang

pengetahuan.

3. Ibu Niyem

NO Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, seberapa

pentingkah pendidikan agama

Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Penting untuk mendekatkan diri

kepada Allah.

2 Seberapa jauh pengetahuan Hanya sedikit, saya hanya tahu

167

agama Islam anda? tentang shalat dan mengaji (membaca

al-Qur’an)

3 Apa saja materi pendidikan

agama Islam yang anda

berikan kepada anak?

Belajar do’a-do’a harian dan bacaan

shalat.

4 Sudahkan anda menjalankan

ajaran Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Sudah, walaupun terkadang masih

ada kekurangan.

5 Sudahkah anda mengajarkan

pendidikan agama Islam

kepada keluarga anda?

Sudah

6 Apa yang anda harapkan dari

pendidikan agama Islam yang

anda ajarkan kepada anak-

anak anda?

Anak bisa ngaji (membaca al-Qur’an)

dan shalat.

7 Bagaimana cara anda

memberikan pendidikan

agama Islam kepada anak?

Mengjarkan anak untuk beribadah,

seperti shalat dan puasa. Serta

mengajarkan do’a-do’a harian.

8 Jika anak berbuat kesalahan,

apa yang akan anda lakukan?

Dan Jika anak berbuat baik,

apa yang akan anda lakukan?

Jika salah diberi hukuman dan jika

berbuat baik dipuji.

9 Selain di rumah, dimana anak

anda mendapat pendidikan

agama Islam?

Di sekolah, TPA

10 Kendala apa saja yang anda

hadapi dalam memberikan

pendidikan agama Islam

kepada anak?

Waktu, kemampuan dan kurang

pengetahuan, kurang biaya.

4. Ibu Anggar

NO Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, seberapa

pentingkah pendidikan agama

Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Agar manusia bisa mentaati perintah

Allah.

2 Seberapa jauh pengetahuan

agama Islam anda?

Masih kurang pengetahuan agama

yang saya tahu hanya tentang shalat,

puasa, zakat dan mengaji (membaca

al-Qur’an)

3 Apa saja materi pendidikan

agama Islam yang anda

berikan kepada anak?

Belajar do’a-do’a harian dan bacaan

shalat.

4 Sudahkan anda menjalankan

ajaran Islam dalam kehidupan

Sudah, tapi masih kurang

168

sehari-hari?

5 Sudahkah anda mengajarkan

pendidikan agama Islam

kepada keluarga anda?

Sudah

6 Apa yang anda harapkan dari

pendidikan agama Islam yang

anda ajarkan kepada anak-

anak anda?

Anak bisa ngaji (membaca al-Qur’an)

dan shalat dan mendo’akan orang tua.

7 Bagaimana cara anda

memberikan pendidikan

agama Islam kepada anak?

Mengjarkan anak untuk beribadah,

seperti shalat dan puasa. Serta

mengajarkan do’a-do’a harian.

8 Jika anak berbuat kesalahan,

apa yang akan anda lakukan?

Dan Jika anak berbuat baik,

apa yang akan anda lakukan?

Jika salah dihukum dan jika berbuat

baik diberi hadiah jika

memungkinkan. Atau biasanya ya

dibiarkan saja.

9 Selain di rumah, dimana anak

anda mendapat pendidikan

agama Islam?

Di sekolah, TPA, masjid

10 Kendala apa saja yang anda

hadapi dalam memberikan

pendidikan agama Islam

kepada anak?

Waktu, kemampuan dan kurang

pengetahuan serta biaya.

5. Bapak Suwardi

NO Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, seberapa

pentingkah pendidikan agama

Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Penting agar bisa melaksanakan

perintah Allah

2 Seberapa jauh pengetahuan

agama Islam anda?

Masih kurang

3 Apa saja materi pendidikan

agama Islam yang anda

berikan kepada anak?

Anak disuruh untuk salat dan ngaji

(belajar membeca al-Qur’an)

4 Sudahkan anda menjalankan

ajaran Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Sudah, walaupun terkadang masih

ada kekurangan.

5 Sudahkah anda mengajarkan

pendidikan agama Islam

kepada keluarga anda?

Sudah

6 Apa yang anda harapkan dari

pendidikan agama Islam yang

anda ajarkan kepada anak-

anak anda?

Anak bisa ngaji (membaca al-Qur’an)

dan shalat. Dan selalu berbuat baik

7 Bagaimana cara anda Menganjurkan anak untuk beribadah

169

memberikan pendidikan

agama Islam kepada anak?

dan patuh kepada Allah SWT.

8 Jika anak berbuat kesalahan,

apa yang akan anda lakukan?

Dan Jika anak berbuat baik,

apa yang akan anda lakukan?

Jika berbuat salah ya didiamkan,

nanti anak akan menyadari sendiri.

9 Selain di rumah, dimana anak

anda mendapat pendidikan

agama Islam?

Di sekolah, TPA, masjid

10 Kendala apa saja yang anda

hadapi dalam memberikan

pendidikan agama Islam

kepada anak?

Kendalanya adalah pengetahuan saya

yang masih kurang tentang agama.

6. Ibu Paini

NO Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, seberapa

pentingkah pendidikan agama

Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Agar menjadi orang yang baik

2 Seberapa jauh pengetahuan

agama Islam anda?

Pengetahuan keagamaan saya masih

kurang. Maka dari itu saya menyuruh

anak untuk ngaji

3 Apa saja materi pendidikan

agama Islam yang anda

berikan kepada anak?

Iqra’ dan do’a-do’a

4 Sudahkan anda menjalankan

ajaran Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Kami selalu berusaha untuk

menjalankan ajaran agama Islam

denan sebaik-baiknya.

5 Sudahkah anda mengajarkan

pendidikan agama Islam

kepada keluarga anda?

Sudah

6 Apa yang anda harapkan dari

pendidikan agama Islam yang

anda ajarkan kepada anak-

anak anda?

Anak bisa ngaji (membaca al-

Qur’an), jadi anak yang pandai dan

shalat serta mendo’akan orang

tuanya.

7 Bagaimana cara anda

memberikan pendidikan

agama Islam kepada anak?

Menyuruh anak untuk belajar

membeca al-Qur’an, shalat dan

berpuasa.

8 Jika anak berbuat kesalahan,

apa yang akan anda lakukan?

Dan Jika anak berbuat baik,

apa yang akan anda lakukan?

Jika salah ditegur atau dihukum dan

jika berbuat baik dipuji atau diberi

hadiah

9 Selain di rumah, dimana anak

anda mendapat pendidikan

Di sekolah, TPA

170

agama Islam?

10 Kendala apa saja yang anda

hadapi dalam memberikan

pendidikan agama Islam

kepada anak?

Kendalanya adalah waktu serta tenaga

7. Ibu Muinah

NO Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, seberapa

pentingkah pendidikan agama

Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Pendidikan agama penting dalam

kehidupn sehari-hari untuk

mendekatkan diri kepada Allah

2 Seberapa jauh pengetahuan

agama Islam anda?

Hanya sebagian kecil. Saya juga

kurang paham tentang agama.

3 Apa saja materi pendidikan

agama Islam yang anda

berikan kepada anak?

Sekedar meminta anak untuk selalu

salat lima waktu

4 Sudahkan anda menjalankan

ajaran Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Sudah, walaupun terkadang masih

ada kekurangan.

5 Sudahkah anda mengajarkan

pendidikan agama Islam

kepada keluarga anda?

Sudah

6 Apa yang anda harapkan dari

pendidikan agama Islam yang

anda ajarkan kepada anak-

anak anda?

Yang terpenting adalah anak bisa

shalat dan selalu menjadi anak yang

jujur dimanapun berada.

7 Bagaimana cara anda

memberikan pendidikan

agama Islam kepada anak?

Mengjarkan anak untuk beribadah,

seperti shalat dan puasa.

8 Jika anak berbuat kesalahan,

apa yang akan anda lakukan?

Dan Jika anak berbuat baik,

apa yang akan anda lakukan?

Jika berbuat kesalahan maka saya

akan menasehatinya, jika anak saya

melakukan kebaikan saya bersyukur.

Kadang saya juga memberikan hadiah

kepada anak jika dia memiliki

prestasi yang bagus.

9 Selain di rumah, dimana anak

anda mendapat pendidikan

agama Islam?

Di sekolah, TPA, masjid

10 Kendala apa saja yang anda

hadapi dalam memberikan

pendidikan agama Islam

kepada anak?

Waktu, kemampuan dan kurang

pengetahuan.

171

8. Ibu Sri Sudiyati

NO Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, seberapa

pentingkah pendidikan agama

Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Agam adalah panutan orang hidup

2 Seberapa jauh pengetahuan

agama Islam anda?

Saya tidak terlalu mendalami dalam

hal ilmu agama

3 Apa saja materi pendidikan

agama Islam yang anda

berikan kepada anak?

Selalu menyuruh anak shalat lima

waktu.

4 Sudahkan anda menjalankan

ajaran Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Sudah

5 Sudahkah anda mengajarkan

pendidikan agama Islam

kepada keluarga anda?

sedikit

6 Apa yang anda harapkan dari

pendidikan agama Islam yang

anda ajarkan kepada anak-

anak anda?

Menjadi anak yang baik adalah

harapan saya kepada anak-anak.

7 Bagaimana cara anda

memberikan pendidikan

agama Islam kepada anak?

Menganjurkan anak untuk beribadah.

8 Jika anak berbuat kesalahan,

apa yang akan anda lakukan?

Dan Jika anak berbuat baik,

apa yang akan anda lakukan?

Kalau anak-anak salah yang ditegur

dan diberi nasehat, an kalau berbuat

baik akan saya dipuji.

9 Selain di rumah, dimana anak

anda mendapat pendidikan

agama Islam?

Di sekolah dan di masjid/langgar

10 Kendala apa saja yang anda

hadapi dalam memberikan

pendidikan agama Islam

kepada anak?

Pemahaman agama yang masih

sedikit adalah kenadala saya dalam

mendidik anak.

9. Ibu Sulistyowati

NO Pertanyaan Jawaban

1 Menurut anda, seberapa

pentingkah pendidikan agama

Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Penting untuk dijadikan pedoman.

2 Seberapa jauh pengetahuan

agama Islam anda?

Pemahaman saya baru sedikit

3 Apa saja materi pendidikan Do’a-do’a harian dan membaca iqra’

172

agama Islam yang anda

berikan kepada anak?

4 Sudahkan anda menjalankan

ajaran Islam dalam kehidupan

sehari-hari?

Sudah, walaupun terkadang masih

ada kekurangan.

5 Sudahkah anda mengajarkan

pendidikan agama Islam

kepada keluarga anda?

Walalupun hanya sedikit, saya

berusaha untuk ngajari anak.

6 Apa yang anda harapkan dari

pendidikan agama Islam yang

anda ajarkan kepada anak-

anak anda?

Harapanya anak saya bisa menjadi

anak yang baik.

7 Bagaimana cara anda

memberikan pendidikan

agama Islam kepada anak?

Menyuruh anak untuk beribadah.

8 Jika anak berbuat kesalahan,

apa yang akan anda lakukan?

Dan Jika anak berbuat baik,

apa yang akan anda lakukan?

Jika berbuat kesalahan maka saya

akan menasehatinya, jika anak saya

melakukan kebaikan saya bersyukur.

Kadang saya juga memberikan hadiah

kepada anak jika dia memiliki

prestasi yang bagus.

9 Selain di rumah, dimana anak

anda mendapat pendidikan

agama Islam?

Di sekolah, TPA, masjid

10 Kendala apa saja yang anda

hadapi dalam memberikan

pendidikan agama Islam

kepada anak?

Waktu, kemampuan dan kurang

pengetahuan.

173

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Desy Respitarini

Tempat tanggal lahir : Wonosobo, 26 Desember 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Bakulan RT 04 RW 04 Rejosari Kalikajar

Wonosobo Jawa Tengah 56372

Email : [email protected]

No. HP : 085729334595

B. Riwayat Pendidikan

a. TK : TK ‘Aisyiyah Rejosari (Lulus tahun 1997)

b. SD : SD Negeri 1 Rejosari (Lulus tahun 2003)

c. SMP : MTs Al Iman Muntilan (Lulus tahun 2006)

d. SMA : MA Al Iman Muntilan (Lulus tahun 2009)

e. S-1 : Pendidikan Agama Islam

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Lulus tahun 2013)

f. Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prodi Pendidikan Islam (2013- sekarang)

C. Pengalaman Organisasi

NO Organisasi Jabatan Tahun

1 Pramuka Pesantren Islam Al Iman

Muntilan

Sekretaris 2007/2008

2 Pramuka Pesantren Islam Al Iman

Muntilan

Bagian

Pelatihan

2007/2008

3 Organisasi Santri Pesantren Islam Al

Iman (OSPIA)

Ketua 2008/2009

4 Organisasi Santri Pesantren Islam Al Bagian 2008/2009

174

Iman (OSPIA) Pendidikan

dan Bahasa

5 Pramuka UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Bidang

Usaha

Dana/Rumah

Tangga

2011-2012

6 Pramuka UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Wakil Ketua 2012-2013

7 Pramuka UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Ketua 2013-2014

D. Pengalaman Bekerja :

1. Pembina Pramuka SDIT Internasional Luqman Al Hakim Kota Gede

Yogyakarta (2010-2014)

2. Pembina Pramuka SD Negeri Klitren 1 Kota Yogyakarta (2013-2015)

3. Pembina Pramuka MTs N Babadan Baru (Januari 2014- 2015)

4. Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab MTs Masyithoh Gamping Sleman

Yogyakarta (2013- 2015).

Motto Hidup : Idza shadaqa al-azmu wadhaha as-sabiil.

Yogyakarta, 8 Oktober 2015

Desy Respitarini