PO-Mekhubkerma.DOC

8
Rapat Kerja Nasional Karang Taruna, 29 Juni-1 Juli 2005 Lampiran Surat Keputusan No. : 015/Rakernas-KT/VII/05 Rancangan PERATURAN ORGANISASI tentang MEKANISME HUBUNGAN KERJASAMA KARANG TARUNA Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010 99

Transcript of PO-Mekhubkerma.DOC

Page 1: PO-Mekhubkerma.DOC

Rapat Kerja Nasional Karang Taruna, 29 Juni-1 Juli 2005

Lampiran Surat KeputusanNo. : 015/Rakernas-KT/VII/05

RancanganPERATURAN ORGANISASI

tentang

MEKANISME HUBUNGAN KERJASAMA KARANG TARUNA

BAB IKETENTUAN UMUM

Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010 99

Page 2: PO-Mekhubkerma.DOC

Rapat Kerja Nasional Karang Taruna, 29 Juni-1 Juli 2005

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan:1. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna adalah

hukum yang tertinggi di mana semua hukum dan peraturan organisasi lahir daripadanya, yang bersifat mengikat bagi seluruh anggota dan kelengkapan organisasi, yang selanjutnya disingkat PD/PRT;

2. Peraturan Organisasi adalah suatu peraturan yang mengatur dan mengikat seluruh aparat organisasi termasuk mekanisme kerjanya yang belum diatur dalam PD/PRT dan Keputusan TKN Karang Taruna, yang selanjutnya disingkat PO;

3. Wilayah/tingkatan organisasi Karang Taruna adalah wilayah administrasi pemerintahanan yang terdiri dari wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan atau komunitas sosial yang sederajat;

4. Temu Karya adalah forum pengambilan keputusan tertinggi pada setiap tingkatan organisasi yang diselenggarakan setiap lima (5) tahun sekali kecuali tiga (3) tahun sekali untuk tingkat desa/kelurahan, yang selanjutnya disingkat TKN untuk tingkat nasional, TKP untuk tingkat provinsi, TKB untuk tingkat kabupaten, TKK untuk tingkat kota, TKC untuk tingkat kecamatan, TKS untuk tingkat desa, dan TKL untuk tingkat kelurahan;

5. Rapat Kerja adalah forum yang dilaksanakan oleh Karang Taruna di semua tingkatan dalam rangka menjabarkan lebih lanjut hasil Temu Karya, yang selanjutnya disingkat Rakernas untuk tingkat nasional, Rakerprov untuk tingkat provinsi, Rakerkab untuk tingkat kabupaten, Rakerkot untuk tingkat kota, Rakercam untuk tingkat kecamatan, Rakerdes untuk tingkat desa, dan Rakerlur untuk tingkat kelurahan;

6. Rapat Pengurus Pleno adalah rapat yang dilaksanakan oleh pengurus tingkat wilayah yang bersangkutan secara periodik yang dihadiri oleh seluruh Pengurus, yang selanjutnya disingkat RPP;

7. Rapat Pengurus Harian adalah rapat yang dilaksanakan oleh pengurus masing-masing yang bersangkutan secara periodik sesuai dengan tingkatan wilayahnya yang dihadiri hanya oleh Pengurus Harian (PH), yang selanjutnya disingkat RPH;

8. Rapat Antardepartemen/Antarbiro/Antarbidang/Antarbagian/Antarseksi adalah rapat yang dilaksanakan dari pengurus tingkat wilayah yang bersangkutan sesuai kebutuhan, yang selanjutnya disingkat RAD untuk tingkat nasional, RABir untuk tingkat provinsi, RABid untuk tingkat kabupaten/kota, RABag untuk tingkat kecamatan, dan RASi untuk tingkat desa/ kelurahan;

9. Rapat Departemen/Biro/Bidang/Bagian/Seksi adalah rapat yang dilaksanakan oleh setiap departemen/biro/bidang/bagian/seksi dari pengurus tingkat wilayah yang bersangkutan sesuai kebutuhan, yang selanjutnya disingkat RD untuk tingkat nasional, RBir untuk tingkat provinsi, RBid untuk tingkat kabupaten/kota, RBag untuk tingkat kecamatan, dan RSi untuk tingkat desa/kelurahan;

10. Pengurus adalah pemegang mandat Temu Karya pada wilayah organisasi yang bersangkutan, yang selanjutnya disingkat PNKT untuk tingkat nasional, PKTP untuk tingkat provinsi, PKTB untuk tingkat kabupaten, PKTK untuk tingkat kota, PKTC untuk tingkat kecamatan, PKTS untuk tingkat desa, dan PKTL untuk tingkat kelurahan;

Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010 100

Page 3: PO-Mekhubkerma.DOC

Rapat Kerja Nasional Karang Taruna, 29 Juni-1 Juli 2005

11. Lembaga adalah badan (organisasi) yang melakukan usaha/kegiatan tertentu, yang meliputi lembaga kepengurusan, lembaga penghimpun mantan aktivis, unit teknis, dan kepanitiaan;

12. Kelembagaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lembaga dalam tubuh Karang Taruna;

13. Mekanisme adalah cara kerja atau tatacara yang harus ditempuh dalam melakukan sesuatu;

14. Hubungan adalah suatu jalinan antara dua pihak atau lebih yang saling menguntungkan dan bermanfaat;

15. Kerjasama adalah tindakan untuk melakukan (melaksanakan) suatu kegiatan yang ditangani oleh beberapa pihak (orang).

Pasal 2Maksud dan Tujuan

Peraturan Organisasi tentang Mekanisme Hubungan Kerjasama Karang Taruna disusun dengan maksud dan tujuan untuk memberikan pedoman bagi pengurus Karang Taruna yang bertanggung jawab disemua jajaran Karang Taruna, agar dalam menjalankan tugasnya dapat dicapai dasar pengertian dan tata cara pelaksanaannya yang seragam terutama dalam hal pelaksanaan hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain diluar organisasi Karang Taruna secara lebih baik dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Pasal 3Ruang Lingkup

Sesuai dengan maksud dan tujuannya, maka ruang lingkup PO ini meliputi:1. Sifat dan Kedudukan;2. Representasi;3. Mekanisme;4. Jangka Waktu;5. Keadaan Memaksa, Pembatalan, dan Perselisihan.

BAB IISIFAT DAN KEDUDUKAN

Pasal 4Sifat

Setiap hubungan kerjasama bersifat mengikat pihak-pihak yang terlibat sehingga harus dibuat dalam bentuk piagam kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) yang berisi batas-batas tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang jelas dan apresiasi yang akan diperoleh.

Pasal 5Kedudukan

1. Setiap perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh pengurus/unit teknis/lembaga dengan organisasi/lembaga lain tidak boleh bertentangan dengan PD/PRT, Keputusan Temu Karya, Keputusan Raker, dan kebijakan organisasi lainnya;

Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010 101

Page 4: PO-Mekhubkerma.DOC

Rapat Kerja Nasional Karang Taruna, 29 Juni-1 Juli 2005

2. Pengurus/unit teknis/lembaga dapat meninjau kembali kerjasama sebagaimana dimaksud pada pasal 4 Bab ini apabila ternyata sangat merugikan organisasi/unit teknis/lembaga.

BAB IIIPIHAK YANG BERHAK MEWAKILI

Pasal 6

Yang berhak mewakili pengurus/unit teknis/lembaga dalam penandatanganan piagam kerjasama adalah ketua pengurus/unit teknis/lembaga yang bersangkutan yang diberi mandat sesuai dengan bidangnya dengan ketua organisasi/lembaga lain tersebut.

BAB IVMEKANISME

Pasal 7

1. Usulan kerjasama dapat berasal dari organisasi/lembaga lain dan/atau atas inisiatif satu atau beberapa pengurus yang diputuskan dalam RAD/RABir/RABid/RABag/RASi, RD/RBir/RBid/RBag/RSi, RPH, atau keputusan rapat pleno lembaga dan harus dituangkan dalam risalah rapat tersebut;

2. Keputusan untuk bekerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, untuk pengurus harus dilaporkan kepada RPP terdekat berikutnya dan untuk lembaga harus disampaikan kepada pengurus pada tingkatan yang bersangkutan untuk mendapat persetujuan;

3. Setelah MoU ditandatangani, pengurus departemen/bidang/biro/bagian/seksi yang sesuai uraian tugas bertanggung jawab terhadap pokok dimaksud harus memantau pelaksanaan kerjasama tersebut dan apabila ditemukan penyimpangan, maka yang bersangkutan dapat mengusulkan agar kerjasama ditinjau kembali apakah diperbaiki sebagian atau dibatalkan;

4. Setelah kerjasama selesai dilaksanakan, pengurus yang bersangkutan harus melaporkan kepada pengurus satu tingkat di atasnya dan lembaga kepada pengurus yang bersangkutan yang berisi apresiasi yang diperoleh dan evaluasi kritis yang harus dicermati untuk kerjasama berikutnya;

5. Pembubaran kerjasama diputuskan dalam RPP untuk pengurus dan rapat pleno untuk lembaga dan harus dituangkan dalam risalah rapat tersebut.

BAB VJANGKA WAKTU

Pasal 8

Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010 102

Page 5: PO-Mekhubkerma.DOC

Rapat Kerja Nasional Karang Taruna, 29 Juni-1 Juli 2005

1. Jangka waktu kerjasama disesuaikan dengan masa jabatan pengurus/unit teknis/lembaga yang bersangkutan kecuali diputuskan lain dalam RPP atau rapat pleno lembaga;

2. Apabila telah habis jangka waktu kerjasama dan ingin diperpanjang kembali, maka syarat-syarat kerjasama juga harus diperbaharui dengan memperhatikan kondisi pada saat kerjasama itu akan diperpanjang.

BAB VIKEADAAN MEMAKSA, PEMBATALAN, DAN PERSELISIHAN

Pasal 9Keadaan Memaksa

Dalam piagam kerjasama harus dicantumkan tentang klausul keadaan memaksa (force majeure) yang sulit dihindari, seperti gempa, banjir, epidemi, huru-hara, perang, dan peraturan pemerintah yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kerjasama dan peristiwa lain yang berada di luar kekuasaan yang wajar.

Pasal 10Pembatalan

Dalam piagam kerjasama perlu diatur tentang pembatalan perjanjian, tata cara, dan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan pembatalan kerjasama dan akibat-akibatnya.

Pasal 11Perselisihan

1. Dalam piagam kerjasama harus diatur secara tegas apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan isi kerjasama dengan mengutamakan penyelesaian secara musyawarah;

2. Penyelesaian melalui pengadilan merupakan alternatif terakhir apabila musyawarah tidak tercapai;

3. Dalam piagam kerjasama perlu dicantumkan mengenai pilihan domisili hukum tetap yang disepakati oleh pihak-pihak yang bekerjasama.

BAB VIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 12

1. Dalam pembuatan piagam kerjasama harus dibuat rangkap dua, masing-masing pihak memegang satu rangkap untuk disimpan sebagai dasar untuk memantau pelaksanaan kerjasama agar sesuai dengan isinya;

2. Atas kesepakatan pihak-pihak yang terlibat, kerjasama dapat dilaksanakan melalui kantor notaris.

Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010 103

Page 6: PO-Mekhubkerma.DOC

Rapat Kerja Nasional Karang Taruna, 29 Juni-1 Juli 2005

BAB VIIIATURAN TAMBAHAN

Pasal 13Aturan Peralihan

1. Peraturan yang mengatur tentang mekanisme hubungan kerjasama yang ada masih tetap berlaku tetapi keberadaannya tidak boleh bertentangan dengan PO ini;

2. Karang Taruna pada seluruh tingkatan diharuskan untuk melakukan penyesuaian selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah PO ini ditetapkan.

Pasal 14Aturan Penutup

1. Hal-hal yang belum diatur dalam PO ini akan diatur lebih lanjut dalam keputusan lain;

2. PO tentang Mekanisme Hubungan Kerjasama Karang Taruna ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari ditemukan kekeliruan, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : ASRAMA HAJI, PONDOK GEDE - JAKARTA PADA TANGGAL : 1 JULI

2005J A M : WIB

ATAS KESEPAKATAN DAN PERSETUJUAN FORUM RAPAT KERJA NASIONAL KARANG TARUNA TAHUN 2005

PENGURUS NASIONAL KARANG TARUNA

Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010 104

Page 7: PO-Mekhubkerma.DOC

Rapat Kerja Nasional Karang Taruna, 29 Juni-1 Juli 2005

DR. DODY SUSANTO, SH, M.Si IR. RACHMAT TATANG

BACHRUDIN

Ketua Umum Sekretaris Umum

Pengurus Nasional Karang Taruna Masa Bakti 2005-2010 105