PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

13
MENTERII<EUANGAN REPUBLIK INDONESIA' SALINAN PERATURAN I\.1ENTERIKEUANGAN NOMOR 102 /PMK.05/2009 TENTANG TAT A CARA REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINT AH PUSAT Menin1bang Mengingat MENTERI KEUANGAN, a. bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan NOlnar 171/PMK.05/2007 tcntang Sisten1 Akuntansi dan Pclaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Nilai Barang Milik Negara (BMN) pada Laparan Keuangan PClnerintah Pusat (LI<PP) perlu disajikan secara akurat, sehingga perlu dilakukan rekonsiliasi antara Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Kelnenterian NegarajLembaga; b. bahwa berdasarkan pertin1bangan sebagahnana dhnaksud dalall1 huruf a, perlu 111enetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalanl Rangka PenY'-:1sunanLaporan Keuangan Pemerintah Pusat; 1. Undang-Undang NOlnor 17 Tahun 2003 ten tang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 NOlll0r 47, Talnbahan Lembara.il Negara Republik Indonesia NOlllor 4286); 2. Undang-Undang NOlnor 1 Tahun 2004 ten tang Perbendaharaan Negara (Lenlbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tmnbahan Le111baran Negara Republik Indonesia NOlnor 4355); 3. Peraturan Pelnerintah NOlnor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pelncrintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 NOlnor 49, Tambahan Lelnbaran Negara Republik Indonesia NOlnor 4503); 4. Peraturan Pelnerintah NOlnor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegarajDaerah (Lembaran Negara RepubIik Indonesia Tahun 2006 NOlnor 20, Talnbahan Lenlbaran Negara Republik Indonesia NOlnor 4609); 5. Peraturan Pelnerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi PelIlerintah (Lelnbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 NOlTIOr25, Talnbahan Lenlbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 6. Keputusan Presiden Nomor 20jP Tahun 2005;

description

TATA CARA REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKAPENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINT AH PUSAT

Transcript of PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

Page 1: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERII<EUANGANREPUBLIK INDONESIA'

SALINANPERATURAN I\.1ENTERIKEUANGAN

NOMOR 102 /PMK.05/2009

TENTANG

TATA CARA REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKAPENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINT AH PUSAT

Menin1bang

Mengingat

MENTERI KEUANGAN,

a. bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan NOlnar171/PMK.05/2007 tcntang Sisten1 Akuntansi dan PclaporanKeuangan Pemerintah Pusat, Nilai Barang Milik Negara (BMN)pada Laparan Keuangan PClnerintah Pusat (LI<PP) perlu disajikansecara akurat, sehingga perlu dilakukan rekonsiliasi antaraDirektorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal KekayaanNegara dan Kelnenterian NegarajLembaga;

b. bahwa berdasarkan pertin1bangan sebagahnana dhnaksud dalall1huruf a, perlu 111enetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentangTata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalanl RangkaPenY'-:1sunanLaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

1. Undang-Undang NOlnor 17 Tahun 2003 ten tang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 NOlll0r 47,Talnbahan Lembara.il Negara Republik Indonesia NOlllor 4286);

2. Undang-Undang NOlnor 1 Tahun 2004 ten tang PerbendaharaanNegara (Lenlbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 05, Tmnbahan Le111baran Negara Republik IndonesiaNOlnor 4355);

3. Peraturan Pelnerintah NOlnor 24 Tahun 2005 tentang StandarAkuntansi Pelncrintahan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 NOlnor 49, Tambahan Lelnbaran Negara RepublikIndonesia NOlnor 4503);

4. Peraturan Pelnerintah NOlnor 6 Tahun 2006 tentang PengelolaanBarang Milik NegarajDaerah (Lembaran Negara RepubIikIndonesia Tahun 2006 NOlnor 20, Talnbahan Lenlbaran NegaraRepublik Indonesia NOlnor 4609);

5. Peraturan Pelnerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang PelaporanKeuangan dan Kinerja Instansi PelIlerintah (Lelnbaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 NOlTIOr25, Talnbahan LenlbaranNegara Republik Indonesia Nomor 4614);

6. Keputusan Presiden Nomor 20jP Tahun 2005;

Page 2: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

Menetapkan

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-2-

7. Peraturan' Menteri Keuangan N01110r120/PMK.06/2007 tentangPenatausahaan Barang Milik Negara;

8. Peraturan Menteri Keuanga~ NOlll0r 171/PMK.05/2007 tentangSistern Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pelllerintah Pusat;

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA CARAREKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKAPENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHPUSAT.

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Da]anl Peraturan Menteri Keuangan ini, yang dirnaksud dengan:

1. Entitas Pelaporan adalah unit peJnerintahan yang terdiri darisatu atau lebih entitas akuntansi yang Inenurut ketentuanperaturan perundang-undangan wajib Inenyalnpaikan laporanpertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

2. Entitas Akuntansi adalah unit pelnerintahan PenggunaAnggaran/Pengguna Barang dan oleh karenanya wajibmenyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuanganunhlk digabungkan pada entitas pelaporan.

3. Unit Akuntansi Pengguna Barang, yang selanjutnya disingkatUAPB, adalah unit akuntansi BMN pada tingkat KelnenterianNegara/Lenlbaga yang melakukan kegiatan penggabunganlaporan BMN dari UAPPB-E1, yang penanggung jawabnyaadalah Menteri/ Pimpinan Lelnbaga.

4. Unit Akuntansi Pelnbantu Pengguna Barang Eselon 1, yangselanjuhlya disingkat UAPPB-E1, adalah unit akuntansi BMNpada tingkat eselon 1 yang 111elakukan kegiatan penggabunganlaporan BMN dari UAPPB-W dan UAKPB yang langsung beradadi bawahnya yang penanggung jawabnya adalah PejabatEselon 1.

5. Unit Akuntansi Pelnbantu Pengguna Barang Wilayah, yangselanjutnya disingkat UAPPB-W, adalah unit akuntansi BMNpada tingkat wilayah atau unit kerja lain yang ditetapkan sebagaiUAPPB-W dan melakukan kegiatan penggabungan laporanBMN dari UAKPB,penanggung jawabnya adalah Kepala KantorWilayah atau Kepala Unit Kerja yang ditetapkan sebagaiUAPPB-W.

Page 3: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-3-

6. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, yang selanjutnyadisingkat UAKPB, adalah unit akuntansi BMN pada tingkatSatuan Kerjal Kuasa Pengguna Barang yang l11ernilikiwewenangl11engurus danl atau lTIenggui1akan BMN.

7. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkatUAP A, adalah unit akuntansi instansi pada tingkat Ken1enterianNegaral Lel11baga (Pengguna Anggaran) yang melakukankegiatan penggabungan laporan, baik keuangan 111aupun barangseluruh UAPPA-El.

8. Unit Akuntansi Pel11bantu Pengguna Anggaran Eselon 1, yangselanjutnya disingkat UAPP A-El, adalah unit akuntansi instansiyang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan111aupun barang seluruh UAPPA-W yang berada di wilayahkerjanya serta UAKPA yang langsung berada di bawahnya.

9. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah, yangselanjub1ya disingkat UAPP A-W, adalah unit akuntansi instansiyang 111elakukankegiatan penggabungan laporan, baik keuanganmaupun bara!1g seluruh UAKPA yang berada dalam wilayahkelianya.

10. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnyadisingkat UAKPA, adalah unit akuntansi instansi yangl11elakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuankerja.

11. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawabanPemerintah atas pelaksanaan APBN berupa Laporan RealisasiAnggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas LaporanKeuangan.

12. Laporan BMN adalah laporan yang menyajikan posisi BMN padaawal dan akhir suatu periode serta l11utasi BMN yang terjadiselal11aperiode tersebu t.

13. Neraca adalah laporan yang lTIenyajikan informasi posisikeuangan pelTIerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pad atanggal terten tu.

14. Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuanganyang diproses dalan1 beberapa sisteml sub sistem yang berbedaberdasarkan dokumen sUl11beryang san1a.

15. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang selanjutnya disebutDJPB, adalah unit eselon 1 pada Departemen Keuangan yangmen1punyai tugas n1erumuskan serta l11elaksanakan kebijakandan standarisasi teknis di bidang perbendaharaan negara sesuaidengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, danberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 4: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 4-

16. Oirektorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebutDJKN, adalah unit eselon 1 pada Departel11en Keuangan yang111ell1punyai tugas l11erul11uskan serta 111elaksanakan kebijakandan standarisasi teknis di bidang kekayaan negara, piu tang, danlelang, dan dalall1 hal ini 111erupakan pelaksana penatausahaanBMN di tingkat pusat pada Pengelola Barang.

17. Kantor Wilayah DJPB, yang selanjutnya disebut Kanwil DJPB,adalah instansi vertikal DJPB yang berada di bawah danbertanggung jawab langsung kepada Direktur JenderalPerbendaharaan dan dipi111pinolch seorang Kepala Kantor.

18. Kantor Wilayah DJKN, yang selanjutnya disebut Kanwil DJKN,adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara,dan dalaln hal ini 111erupakan pelaksana penatausahaan BMNdi tingkat wilayah pada Pengelola Barang.

19. Kantor Pclayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnyadisebut KPPN, adalah instansi vertikal DJPB yang beradadi bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kanwil DJPBdan dipimpin oleh seorang Kepala Kantor.

20. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yangselanjutnya disebut KPKNL, adalah instansi vertikal DJKN yangberada di ba\vah dan bertanggung jawab langsung kepadaKanwil DJKN, dan dala111 hal ini merupakan pelaksanapenatausahaan BMN di tingkat daerah pada Pengelola Barang.

21. Kementerian . NegarajLen1baga adalah Kell1enterianNegarajLell1baga Pen1erintah Non Kell1enterianNegara/Lelnbaga Negara.

22. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BMN, adalahsemua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atauperolehan lainnya yang sah.

23. Rekonsiliasi Barang Milik Negara adalah proses pencocokanlaporan nilai BMN antara dua unit pemroses atau lebih terhadapsumber data yang sa111a. .

24. Pe111utakhiran data adalah kegiatan update data dan laporanBMN dengan cara melengkapi unsur-unsur data BMN, terkaitadanya penambahan atau pengurangan nilai dan inforn1asilainnya tentang BMN.

25. Arsip Data KOll1puter, yang selanjutnya disebut ADK, adalahInedia penyin1panan digital yang berisikan data transaksi, databuku besar, dan/ atau data lainnya.

Page 5: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

26. Kode Lokasi adalah kode yang meliputi Kode Bagian AnggaranKementerian NegarajLelnbaga, Kode Eselon 1, Kode Wilayah,Kode Satuan Kerja, dan KodeJenis Kewenangan.

Pasal 2

(1) Oirektur Jenderal Kekayaan Negara atas nama MenteriKeuangan seIaku PengeloIa Barang n1enyusun Laporan BarangMilik Negara yang merupakan pertanggungjawabanpclaksanaun pengeIolaan BMN.

(2) Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nalna Menteri Keuangan111enyusun Laporan Keuangan Pen1erintah Pusat (LKPP) yangInerupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.

(3) LKPP sebagaiInana diInaksud pada ayat (2) terdiri dari LaporanRealisasi Anggaran, Neraca, Arus Kas dan Catatan Atas LaporanKeuangan.

(4) Nilai Aset Tetap daIam Neraca sebagaimana dimaksud padaayat (3) Inerupakan nilai Aset Tetap sebagaitnana tercantumpada Laporan BMN IntrakolnptabeI berdasarkan hasilpClTIutakhiran data dan rekonsiliasi BMN.

(5) Rekonsi1iasi BMN Inenghasilkan data dan nilai BMN yangdisepakati berSalTIa berdasarkan data DJPB, data DJKN dan dataKementerian NegarajLembaga, baik untuk tingkat Satuan Kerja,tingkat Wilayah, tingkat Eselon 1, Inaupun tingkat Pusat.

(6) Kegiatan pelnutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN dalalnrangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusatdidahului olch kegiatan pemutakhiran data dan rekonsiliasiinternal KelTIentcrian NegarajLelTIbaga antara unit akuntansikeuangan dan unit akuntansi barang pada setiap jenjangpelaporan.

(7) BMN dalam rangka kegiatan rekonsiliasi dan pelaporan BMNberdasarkan pengklasifikasian dalam Neraca meliputi:a. Persediaan.

b. Aset Tetap, Ineliputi:a) Tanah;

b) Gedung dan Bangunar1;c) Perala tan dan lTIesin;d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;e) Aset Tetap Lainnya;f) Konstruksi Dalam Pengerjaan.

Page 6: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTEAII<EUANGANREPUBUI< INDONESIA

-6-

c. Aset lain-lain, meliputi ;1) Aset Tidak Berwujud;2) Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalal11Operasional

Pemerintah.

BAB II

REKONSILIASI ANT ARA I<EMENTERIAN NEGARALEMBAGA DAN BENDAHARA UMUM NEGARA

Bagian KesatuPemutakhiran Data dan Rekonsiliasi Tingkat Satuan Kerja

Pasal 3

(1) Satuan kerja wajib melaksanakan pen1utakhiran data danrekonsiliasi data BMN dengan KPKNL.

(2) Pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN tingkat satuankerja dilaksanakan sesuai wilayah kerja KPKNL.

(3) Satuan kerja (UAKPB) wajib menyan1paikan data BMN berupaLaporan Barang Kuasa Pengguna yang telah direkonsiliasidengan UAKPA beserta ADK kepada KPKNL dalam rangkapen1utakhiran data setiap semester.

(4) Satuan kerja (UAKPB) l11elakukan rekonsiliasi data BMN denganKPKNL terhadap kegiatan pengelolaan BMN berupapenggunaan, pCl11anfaatan, pel11inclahtanganan danpenghapusan BMN.

(5) Hasil pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN antarasatuan kerja (UAKPB) dan KPKNL dituangkan dalal11 BeritaAcara Pemutakhiran Data dan Rekonsiliasi Data BMN Tingkat

Satuan Kerja, yang sekurang-kurangnya 111el11uat:

a. Data satuan ke1ia (UAKPB) berupa Kode Lokasi UAKPB;

b. Data BMN berupa golongan dan kodefikasi BMN, kode danuraian akun Neraca, serta nilai rupiah BMN;

c. Penjelasan atas perbedaan yang ada, khususnya untuktransaksi non keuangan yang bersulllber dari kegiatanpenggunaan, pemanfaatan, pelnindahtanganan, clanpenghapusan BMN.

Page 7: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-7 -

(6) KPKNL 111enyusun Laporan Barang Milik Negara Kantor Daerah(LBMN-KD) berdasarkan hasil pell1utakhiran data danrekonsiliasi data BMN dengan UAKPB di wilayah kerjanya.

(7) KPKNL menyalnpaikan data UAKPB yang tidak 111elakukanrekonsiI iasi kepada KPPN.

Pasal4

(1) Satuan kerja (UAKP A) 111enyall1paikan Laporan BMN, Catatanatas Laporan BMN, dan Berita Acara Pemutakhiran Data clanRekonsiliasi Data BMN Tingkat Satuan Ke1ia kepada KPPNsetia p sell1ester.

(2) Nilai Persediaan, Aset Tetap dan Aset Lain-lain berupa AsetTidak Berwujud dan Aset Yang Tidak Digunakan Dalall1 OperasiPemerintah yang tersaji dalal11 Neraca Tingkat Satuan Kerja(UAKP A) mell1iliki nilai yang salna dengan nilai BMNIntrakomptabel yang tersaji dalall1 Laporan Barang KuasaPengguna (LBKP) pada UAKPB.

(3) KPPN 111encatatnilai Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lain-lainyang disampaikan oleh UAKP A ke dalal11 Sistell1 AkuntansiUl11um sebagai nilai aset definitif, yang meliputi saldo awal dan111Utasi talnbahj kurang BMN selama periode belialan.

(4) Perbedaan nilai antara nilai realisasi belanja modal yang tercatatdi KPPN dengan nilai n1utasi talnbah aset tetap dari pell1belianyang disajikan pada neraca UAKPA harus dijelaskan dalamBerita Acara Rekonsiliasi.

(5) Kuasa Pengguna Anggaran harus ll1elnbuatpernyataanj penjelasan atas perbedaan nilai sebagail11anadimaksud pad a ayat (4) yang disebabkan kesalahanpenganggaran clan adanya perolehan BMN dari non belanjarnodal.

Pasal 5

Satuan Kerja yang tidak Inelakukan Pemutakhiran Data da'nRekonsiliasi Data BMN dengan KPKNL dikenakan sanksi sesuaiketentuan yang berlaku.

Page 8: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-8-

Bagian KeduaRckonsiliasi Tingkat Wilayah

Pasal 6

(1) UAPPB-W wajib melaksanakan rekonsiliasi data BMN denganKanwil DJKN setiap SelTIester.

(2) Rekonsiliasi data BMN tingkat wilayah antara UAPPB-W danKanwil DJKN di1aksanakan sesuai dengan wilayah kerja KanwilDJKN.

(3) UAPPB-W wajib lTIenyampaikan data BMN berupa LaporanBarang Pengguna Wilayah (LBP-W) beserta ADK kepada KanwilDJKN setiap SelTIester.

(4) Hasil rekonsiliasi data BMN antara UAPPB-W dan Kanwil DJKNdituangkan dalan1 Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN TingkatWilayah.

(5) Kanwil DJKN lTIenyusun Laporan Barang Milik Negara - KantorWilayah (LBMN-KW) berdasarkan hasil rekonsiliasi data BMNdengan UAPPB-W di lingkup wilayah kerjanya.

Pasal 7

(1) UAPP A-W 111enyampaikan Laporan BMN, Catatan atas LaporanBMN dan Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN dengan KanwilDJKN kepada Kanwil DJPB setiap sen1ester.

(2) Nilai Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lain-lain berupa AsetTidak Berwujud dan Aset Yang Tidak Digunakan Dalam OperasiPemerintah yang tersaji dalam Neraca tingkat Wilayah(UAPPA-W) lTIelniliki nilai yang SalTIa dengan Nilai BMNIntrako111ptabel yang tersaji dalal11 Laporan Barang PenggunaWilayah (LBP-W) pada UAPPB-W.

(3) Kanwil DJPB n1encatat nilai Persediaan, Aset Tetap, dan AsetLain-lain yang disalTIpaikan oleh UAPP A-W ke dalam Sisten1Akuntansi Un1U111sebagai nilai aset definitif, yang In~liputi saldoawaI dan Inu tasi talTIbahj kurang BMN SelalTIaperiode berjalan.

Page 9: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA

- 9-

Bagian KetigaRekonsiliasi Tingkat Pusat

Pasal 8

(1) UAPB wajib rnelaksanakan rekonsiliasi BMN dengan KantorPusat DJKN setiap senlester.

(2) UAPB wajib l11enyan1paikandata BMN berupa Laporan BarangPengguna (LBP)beserta ADK kepada Kantor Pusat DJKN setiapsell1ester.

(3) Hasil rekonsiliasi data BMN antara UAPB dan Kantor PusatDJKN dituangkan dalal11 Berita Acara Rekonsiliasi Data BMNTingka t Pusa t.

(4) DJKN l11enyusun Laporan BMN berdasarkan hasil rekonsiliasidata dengan UAPB.

Pasal 9

(1) UAP A menyampaikan Laporan BMN, Catatan atas LaporanBMN dan Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN Tingkat Pusatdengan Kantor Pusat DJKN kepada Kantor Pusat DJPBc.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

(2) Nilai Persediaan, Aset Tetap, Aset Lain-lain berupa Aset TidakBerwujud dan Aset Yang Tidak Digunakan Dalaln OperasiPemerintah yang tersaji dalam Neraca Tingkat KelnenterianNegara/Lembaga (UAP A) l11el11ilikinilai yal~g sal11a denganNilai BMN Intrakomptabel yang tersaji dalaln Laporan BarangPengguna (LBP) pada DAPB.

(3) DJPB l11encatat nilai Persediaan, Aset Tetap dan Aset Lain-lain

yang disampaikan oleh UAP A ke dalam Sistel11 AkuntansiUl11um sebagai nilai aset definitif, yang lneliputi saldo awal dann1utasi tambah/kurang BMN selan1a periode beljalan.

Page 10: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERII<EUANGANAEPUBLIK INDONESIA

-10 -

BAB III

REKONSILIASI PADA BENDAHARA UMUM NEGARA

Bagian Kesa tuRekonsiliasi Un1uln

Pasal10

(1) Rekonsiliasi pada Bendahara Ulnum Negara dilaksanakan olehDJPB dan DJKN secara berjenjang dalam rangka 111cngujikesesuaian antara nilai aset Inenurut Laporan BMN dengan nilaiaset di neraca untuk peri ode pelaporan yang san1a.

(2) Laporan yang digunakan untuk proses Rekonsiliasi adalahLaporan Barang Milik Negara (LBMN) dan Neraca PelnerintahPu sat.

(3) Rekonsiliasi BMN mencakup unsur data sebagai berikut:a. Kode Lokasi;b. Kode Akun Neraca;

c. Nilai Rupiah BMN.

Bagian KeduaRekonsiliasi antara KPPN dan KPKNL

Pasal11

(1) KPPN dan KPKNL melakukan rekonsiliasi data BMN setiapsell1ester, sesuai dengan wilayah kerja ll1asing-masing.

(2) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi olehKPKNL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah LBMN-KDyang dihasilkan KPKNL berdasarkan data hasil pemutakhirandata dan rekonsiliasi dengan UAKPB.

(3) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi olehKPPN sebagailnana dimaksud pada ayat (1) adalah Nilai BMNpada Neraca yang dihasilkan KPPN berdasarkan data hasilrekonsiIiasi dengan UAKP A.

(4) Rekonsiliasi sebagaimana din1aksud pada ayatdengan mekanisll1e penyampaian LBMN-KDkepada KPPN dan penyan1paian Neraca clanbelanja Inodal oleh KPPN kepada KPKNL.

(1) dilakukanoleh KPKNLdata realisasi

Page 11: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-11 -

(5) Terhadap adanya ketidaksesuaian pad a hasH rekonsiliasi BMN,KPPN dan KPKNL l11enelusuri perbedaan data satker terkait dan111elakukan perbaikan.

(6) Hasil rekonsiliasi sebagail11ana dimaksud pada ayat (1)dituangkan dalal11 Bcrita Acara Rekonsiliasi Data BMN padaBendahara UmUl11Negara Tingkat Daerah.

(7) Hasil rekonsiliasi sebagain1ana dil11aksud pada ayat (6)disan1paikan oleh KPPN/KPKNL kcpada Kanwil DJPB/K"nwilDJKN.

Bagian KetigaRekonsiliasi antara Kanwil DJPB dan Kanwil DJKN

Pasal12

(1) Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB melakukan rekonsiliasi dataBMN setiap semester, sesuai wilayah ke1ia masing-masing.

(2) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi olehKanwil DJKN sebagail11ana di111aksud pada ayat (1) adalahLBMN-KW yang dihasilkan Kanwil DJKN berdasarkan data hasilrekonsiliasi dengan UAPPB-W.

(3) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi olehKanwil DJPB sebagai111ana di111aksud pada ayat (1) adaJah NilaiBMN pada Neraca yang dihasilkan Kanwil DJPB berdasarkandata hasil rekonsiliasi dengan UAPP A-W.

(4) Rekonsilia~i sebagaimana dil11aksud pada ayat (1) dilakukandengan l11ek,anismepenyal11paian LBMN-KW oleh Kanwil DJI<Nkepada Kanwil DJPB dan penyampaian Neraca dan data realisasibelanja l110daloleh Kanwil DJPB kepada Kanwil DJKN.

(5) Terhad"p adanya ketidaksesuaian pada hasiI rekonsiIiasi BMNscbagaiIllana di111aksudpada ayat (I), Kanwil DJPB/KanwilDJKN 111enelusl1riperbedaan tersebut kepada KPPN/KPKNLdan l11clakukanperbaikan.

(6) Hasil rekonsiliasi sebagain1ana di111aksud pada ayat (1)dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN padaBendahara UlllUlll Negara Tingkat Wilayah.

Page 12: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA

- 1.2 -

(7) I-Iasil rekonsiliasi sebagail11ana dil11aksud pada ayat (6)disan1paikan oleh Kanwil DJPB/Kanwil DJKN kepada KantorPusat DJPB/Kantor Pusat DJKN.

Bagian Keell1patRekonsiliasi antara Kantor Pusat DJPB dan Kantor Pusat DJKN

Pasal13

(1) Kantor Pusat DJPB c.q. Direktorat Akuntansi dan PelaporanKeuangan dan Kantor Pusat DJKN c.q. Direktorat BMN Imelakukan rekonsiliasi data BMN setiap sell1ester.

(2) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi olehKantor Pusat DJI<N sebagaimana dill1aksud pada ayat (1) adalahLaporan BMN yang dihasilkan Kantor Pusat DJKN berdasarkandata hasil rekonsiliasi dengan UAPB.

(3) Data BMN yang digunakan sebagai bahan rekonsiliasi olehKantor Pusat DJPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahNilai BMN pada neraca yang dihasilkan Kantor Pusat DJPB cq.Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan berdasarkan datahasH rekonsiliasi dengan UAPA.

(4) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan mekanisll1e penyampaian Laporan BMN oleh DJKNkepada DJPB dan penyall1paian Neraca Pel11erintah Pusat dandata realisasi belanja l110daloleh DJPB kepada DJKN.

(5) Terhadap adanya ketidaksesuaian pada hasil rekonsiliasi BMNTingkat Pu~at, Kantor Pusat DJPB dan Kantor Pusat DJKNl11enelusuri perbedaan tersebut kepada Kanwil DJPB/KanwilDJKN dan melakukan perbaikan.

(6) Hasil rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN padaBendahara Umum Negara Tingkat Pusat.

BAB IVKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasa114

Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada setiap jenjang pelaporandilakukan secara bertahap 111ulaiTahun Anggaran 2009.

Page 13: PMK 102 2009 Tata Cara Rekonsiliasi BMN

MENTERII<EUANGANREPUBLII< INDONESIA

-13-

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara rekonsiliasi data BMNdiatur dalaI!1Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

BABVKETENTUANPENUTUP

Pasal 16

Peraturan Menteri Keuangan ini 111ulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, 111e111erintahkanpengundanganPeraturan Menteri Keuangan ini dengan penell1patannya dalanl.Berita Negara Republik Indonesia.

Diundangkan di JakartaPada tanggal 28 Mei 2009

Ditetapkan di Jakarta

fadatangga128 Mei 2009MENTERI KEUANGAN,

ttd.

SRI MUL YANI INDRA WATI

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASIMANUSIA,

ttd.

ANDI MATTALATTA