Pluralisme Agama Islam

21
Pluralisme Pandangan Agama-Agama Dibuat Oleh : Eka Dyana Yulandari 12/330812/GE/07258

description

Agama Islam

Transcript of Pluralisme Agama Islam

Pluralisme Pandangan Agama-Agama

PluralismePandangan Agama-AgamaDibuat Oleh :Eka Dyana Yulandari12/330812/GE/07258

Pluralisme?

Pluralisme berasal dari bahasa Inggris, yaitu pluralism. Asal katanya adalah plural yang artinya jamak, lebih dari satu.

Pengakuan terhadap keragaman kelompok, baik yang bercorak ras, agama, suku, aliran, maupun partai dengan tetap menjunjung tinggi aspek-aspek perbedaan yang sangat karakteristik diantara kelompok-kelompok tersebut.

Pluralisme?

Doktrin yang memandang bahwa tidak ada pendapat yang benar atau semua pendapat adalah sama benarnya.

Pluralisme?

Moqsith Ghazali, seorang tokoh pluralisme di Indonesia menyatakan bahwa,pluralisme itu bukan berarti menyamakan agama-agama. Pluralisme justru mengakui keragaman dan mempertahankan perbedaan, bukanlah memaksakan sama.

PadahalPada saat pluralisme mengatakan mengakui dan menghormati perbedaan, ketika itu pula pluralisme tidak mau menghormati perbedaan keyakinan suatu agama yang mengklaim sebagai agama yang paling benar. Inilah rancunya paham pluralisme.PLURALISME DAN AGAMA

Saat pluralisme bersentuhan dengan agama, paham ini kemudian dikenal dengan istilah pluralisme agama (religious pluralism). Ide ini menekankan terdapat kesamaan dalam dimensi esoterik agama, meskipun pada kenyataan berbeda bentuk ritual keagamaan, doktrin, kitab suci, ibadah dan segala macam yang nampak secara lahiriah.PLURALISME DAN AGAMA

Meskipun agama memiliki perbedaan dalam level eksoterik tetapi cenderung sama pada level esoterik. Sehingga tidak mengherankan apabila kemudian ada istilah Satu Tuhan, banyak jalan.PLURALISME DAN AGAMA

Lalu jika yang Absolut hanya dicapai pada level esoterik maka baginya setiap agama akan bertemu pada level ini. Padahal kenyataannya tidak demikian, bagaimana mungkin setiap agama yang memiliki konsepsi yang berbeda-beda mengenai Tuhan bisa bersatu dan bertemu. PLURALISME DAN AGAMA

Al-Quran banyak mengkritisi dimensi esoterik dari agama-agama lain. Jika sama, dalam Islam tidak akan ada sebutan untuk shirk, kafir dan dawah.Diutusnya nabi untuk berdakwah adalah justru karena di tataran esoterik berbeda. Syeikh Nawawi al-Jawi mengatakan bahwa syari'at nabi diteruskan dan disempurnakan oleh nabi setelahnyaPandangan KatolikVatikan menerbitkan penjelasan Dominus Jesus pada tahun 2000 untuk menolak paham pluralisme agama. Penjelasan ini menyatakan secara tegas penolakan Gereja Katolik terhadap paham pluralisme Agama.Pandangan ProtestanBerbeda dengan agama Katolik yang memiliki pemimpin tertinggi dalam hirarkis Gereja (Paus), dalama kalangan Protestan tidak bisa ditemukan satu sikap yang sama terhadap paham pluralisme agama. Teolog-teolog Protestan banyak yang menjadi pelopor paham ini. Meskipun demikian, dari kalangan Protestan, juga muncul tantangan keras terhadap paham pluralisme agama.

Pandangan HinduSalah satu buku yang secara keras membantah paham pluralisme agama berjudul Semua Agama Tidak Sama, terbitan Media Hindu tahun 2006. Dalam buku ini, pahama pluralisme agama disebut sebagai paham Universalisme Radikal yang intinya menyatakan, bahwa semua agama adalah sama.

Pandangan Islam

Islam mengakui adanya pluralitas agama, ras dan kultur sebagai kehendak Allah (Q.S: Hud: 118)Tapi Islam tidak mengakui pluralisme yang memandang semua agama sama. Hal itu karena adanya perbedaan fundamental secara teologis antara agama-agama.

Pandangan Islam

Islam adalah agama Tawhid yang mengakui Allah sebagai TuhanYahudi mengakui tuhan Yahweh sebagai Tuhan khusus untuk golongan merekaKristen mengimani satu Tuhan namun memiliki tiga unsur; Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruh Kudus, atau dikenal dengan Trinitas. Agama-agama non semitik seperti Hindu, Majusi, Taoisme dan lainnya beriman kepada banyak Tuhan atau golongan yang sering disebut politeistik.

Pandangan Islam

Jika pluralisme membenarkan semua agama, Islam tidaklah demikian. Islam meyakini adanya pluralitas agama-agama sebagai kehendak Allah, tapi kehendak Allah sebagaimana penjelasan Ibnu Taymiyah terbagi dua

Pandangan Islam

Pertama, Iradah kawniyah, yaitu kehendak ontologis dalam setiap eksistensi kehidupan sebagai keseimbangan; ada baik dan buruk, cahaya dan gelap, laki-laki dan perempuan, dan lain sebagainya.

Pandangan Islam

Kedua, iradah diniyah, sebagai legislator antara yang haqq dan yang bathil. Maka ada ciptaan Allah yang Allah menghendakinya secara kawniyah dan diniyah, seperti; kebaikan, kebenaran, iman, dan segala sesuatu yang dicintai yang termaktub dalam syariatNya. Dan ada juga ciptaanNya yang dikehendaki secara kawniyah namun tidak dikehendaki secara diniyah; seperti kufur, kejelekan, kebathilan dan lain sebagainya.

KesimpulanDengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semua agama memiliki kebenaran mutlak dengan konsep ajaran-ajaran yang tak bisa disamakan. Masing-masing agama menolak paham pluralisme agama yang mencoba menghilangkan perbedaan konsep tersebut. Pluralisme agama hanyalah kedok untuk mengikis keyakinan para pemeluk agama yang pada akhirnya memunculkan orang-orang ateis. Lama kelamaan, agama-agama di dunia ini kehilangan pengikutnya yang mulai bersikap skeptis terhadap agama.

KesimpulanKenyataannya, pluralisme agama tidak menjadi solusi atas keragaman agama-agama dan keharmonisan hidup manusia. Tapi, pluralisme malah menimbulkan polemik baru antar agama yang memaksakan pahamnya untuk menyamakan semua agama. Padahal, konsep masing-masing agama jelas berbeda, dan tidak bisa disamakan. Karena itulah, pluralisme agama tidak bisa dianut satu pun agama di dunia ini. Paham ini hanya akan membuat agama-agama kehilangan identitasnya dan pelan-pelan lenyap tanpa pengikut yang mempercayainya.

TERIMA KASIH