PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

127
PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA DAKWAH KAMPUS SYAHID UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.) Oleh: Ahmad Sobiyanto NIM. 1111032100027 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H./2015 M.

Transcript of PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Page 1: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

PLURALISME AGAMA

DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA DAKWAH KAMPUS

SYAHID

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.)

Oleh:

Ahmad Sobiyanto

NIM. 1111032100027

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H./2015 M.

Page 2: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

PLURALISME AGAMADALAM PANDANGAN AKTIVIS LEN{BAGA DAI(WAH KAMPUS

SYAHID UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ushuluddin

untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Theologi Islarn (S.Th.I.)

OlehAhmad Sobivanto

NIM: 1117032100027

PembimbingwDrs. Zahruddin AR, M.M.Si.

NIP. 1 952041 9 I 98 1 03 1 005

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMAFAKUTTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

IAKARTA1,436IJ.12015 M.

Page 3: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGANAKTIYIS LEMBAGA DAKWAH KAMPUS SYAHID UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan daiam sidang munaqasyah FakultasUshuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Juli 2015. Skripsi ini telahditerima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.i.)pada Program Studi Perbandingan Agama.

.iakarta, 24 Juli 2015

Sidang Nlunaqasyah

Sekretaris Meran gJeap Anggota,

Anggota,

2001 wDrs. Zahruddin AR" M.A.NIP: I 952041 9 198 103 1005

Iil

NIF:197 12201 101 1001 NIP: I 959041 3 199603200 I

NIP:19560417 NIP: I 9471 0 I 9l 97703 I 002

Page 4: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

LEMBAR PERNYATAAN

. Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 8 Juli 2015

Ahmad Sobiyanto

IV

Page 5: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

v

“ Melakukan Yang Terbaik, Akan Mendapatkan

Hasil Yang Terbaik “

Page 6: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

vi

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa cinta dan kasih saying

Tulisan ini penulis persembahkan untuk

Ayah dan Ibu

Serta Almamaterku

Page 7: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

vii

ABSTRAK

Ahmad Sobiyanto

Pluralisme Agama dalam Pandangan Aktivis Lembaga Dakwah

Kampus Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada dasarnya tidak ada satu pun agama di dunia ini yang tidak

mengajarkan nilai-nilai dan pesan-pesan moral bagi seluruh pemeluknya.

Begitu pun sebaliknya semua agama masing-masing tidak ada yang

mengajarkan pemeluknya untuk berbuat kejahatan atau pun keburukan

baik terhadap sesama pemeluk agama maupun terhadap pemeluk agama

yang berbeda (the other). Sayangnya Islam yang juga memiliki visi dan

tujuan demikian, masih dipandang negatif di mata Barat. Keberadaan

kelompok-kelompok garis keras yang merupakan bagian dari Islam

membuat nama Islam begitu familiar dengan kekerasan, terrorisme dan

anarkisme. padahal kaum Intelektual Muslim Indonesia seperti Nur Cholis

Madjid, Abdul Muqhsith Ghazali, Azyumardi Azra dan lain-lain yang

notabene nya beragama Islam dari kampus Islam terkemuka UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tidaklah pula berfaham sama dengan kelompok-

kelompok Islam garis keras tersebut. Para Intelek / Cendikiawan Muslim

UIN Jakarta tersebut justeru begitu antusias terkait dengan kajian-kajian

lintas agama, terlebih isu-isu perbedaan dan keragaman agama.

Keberagaman agama merupakan hal yang tidak dapat terbantahkan adanya

(sunnatullah). Perbedaan agama dalam keragaman (plurality)itu

merupakan hal yang mutlak terjadi di dunia ini. Untuk dapat mengatasi

perbedaan (plurality) agama tersebut dibutuhkan suatu cara bersikap untuk

dapat memberikan pemahaman akan keberadaan agama yang berbeda-

beda tersebut yang dinamakan pluralisme (pluralism) agama.Untuk dapat

mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan suatu proses yang disebut

pluralisasi (pluralization)agama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan aktivis

Lembaga Dakwah Kampus Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap Pluralisme Agama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purpossive sampling, dengan wawancara mendalam (indeepth-interview).

Informan / nara sumber penelitian ini adalah mahasiswa aktivis Lembaga

Dakwah Kampus Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni 30

informan di 11 Fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari hasil penelitian terhadap ketiga subjek peneletian tersebut

telah tergambar bahwa pandangan mereka terhadap pluralisme agama

walaupun tidak sepaham ataupun sepakat dengan paham tersebut yang

Page 8: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

viii

menyetarakan agama di sisi Tuhan, namun mereka tidak berfikir untuk

mengkafirkan bahkan men-judge untuk menyalahkan aliran atau paham

tersebut. Justeru menariknya, walaupun begitu tegasnya argumen mereka,

kerjasama dan koeksistensi hidup beragama sangatlah dianjurkan dan

menjadi penting demi kehidupan yang lebih baik sebagai bagian dari

pengamalan UUD 1945 demi menjaga kerukunan umat beragama.

Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat

memperoleh gambaran mutakhir dan objektif mengenai pandangan aktivis

Lembaga Dakwah Kampus Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya

yang tak terhingga, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

keluarga sahabat serta ummatnya.

Tiada kata yang indah selain doa dan ucapan terimakasih atas semua pihak

yang telah bersedia membantu proses penyelesaian skripsi yang berjudul

“Pluralisme Agama Dalam Pandangan Aktivis Lembaga Dakwah Kampus

Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” sehingga semuanya dapat berjalan

dengan lancar. Karena tanpa adanya kerjasama yang baik, tentunya proses

penyelesaian skripsi ini tidak akan terjadi.

Sehubungan dengan hal itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, baik secara langsung maupun tidak

langsung selama proses penulisan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Kedua orang tuaku, Sukiman dan Khotimah yang selalu mendoakan dan

memberikan pengorbanan yang tiada tara kepada penulis. Terima kasih

atas didikan kalian, karena tanpa kalian semua penulis tidak akan sampai

seperti sekarang ini. Serta buat keluargaku yang selalu memberi semangat.

2. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengarahan secara

umum terkaid dengan penulisan skripsi ini.

3. Drs. Zahruddin AR, M.M.Si., selaku pembimbing skripsi yang telah

membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan

skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas wawasan dan

waktu yang telah diberikan.

4. Syaiful Azmi, MA., selaku dosen penasihat yang sangat bijaksana

terhadap mahasiswa dan juga telah memberikan rekomendasi penelitian

ini, penulis ucapkan terima kasih.

Page 10: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

x

5. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayaullah Jakarta yang

telah mendidik dan memberikan ilmmu pengetahuan kepada penulis.

6. Dr. Ahmad Ridho, DESA, dan Dra. Halimah Mahmudy, MA., selaku

ketua jurusan dan sekretaris jurusan Perbandingan Agama Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

persetujuan penlisan skripsi ini.

7. Rekan-rekan peneliti dan surveyor di Lembaga Survei Indonesia (LSI),

Umam Biladi Kusuma, S.Th.I., Dillia MA., Aziz Arrai, Anang Fathoni,

Saiful Fajar dan kawan-kawan yang telah banyak memberikan support dan

masukkan kepada penulis.

8. Ikhwan-akhwat LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Budi

Gunawan dan kawan-kawan, yang telah bersedia direpotkan penulis untuk

proses wawancara skripsi ini.

9. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi

untuk terus meraih kebaikan-kebaikan, Fahmi Dzilfikri, Siti Nurhayati, Ifa

Nur Rofiqoh, Muhammad Afis Sena, Nur Jaman, Lailatul Fawaidah,

Fadhilati Haqiqiyah, Anto Suryanto, M. Ali Mansur serta seluruh

mahasiswa Perbandingan Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011

yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Sukses selalu untuk kita

semua.

10. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Lampung (HML) Kota Tangerang

Selatan, Merina Tri Rahma Okta, S.Pd., Abdurrahman, S.Sy., Ade

Septiawan Putra, S.Sy., Mar’atus Sholihah, S.Kep., Brillian, Septi, S.Pd.,

Hendra S.Sy., Sirwanto S.Kom., dan lain-lain tanpa terkecuali yang telah

banyak memberikan wawasan kedaerahan dan keindonesiaan.

11. Sahabat-sahabatku, Amelia Sariningsih, S.Kep., yang telah banyak

membantu memberikan saran kepada penulis. Dedi Setiawan, Helmi

Suhaimi, Lely Warliah, S.Si., Sena M. Arofah, S.Sy., Annisa Fauziah,

S.Si., Waslan Abdul Kholik, Herman Teguh Irawan, Tri Maemanah,

S.Th.I., Nur Azizah, S.Pd., Irma Fachriani, S.Pd., dan masih banyak yang

lainnya. Semoga senantiasa dalam kesuksesan.

Page 11: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

xi

12. Sahabat-sahabat Aura Entertainment dan GR Enterteinment, Levran

Hutahaean, Ragil Alamsyah, Rino Brahmantya Mangunsaputro, Remon

Saputra, Rizky Gustiansyah, Katarina Butar Butar, S.Pd., Mama Bella,

Prima Anjar, Marcello, Dhesal Salma, Lisanty Lumban Gaol, dan kawan-

kawan. Sukses selalu untuk karir kita.

13. Rekan-rekan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Jakarta, Fudholi, Sofyan,

Andi, Lita S.Pd, Dini, Lely, Khoir, Nurul dan kawan-kawan. Semoga

senantiasa mendapat rahmat Allah swt.

14. Seluruh dewan guru, Mujiaman, S.Pd., Shohirin, S.Pd., Tawakkal, Nur

Kholis, SH., Nur Yadi, yang banyak memberikan doa dan motivasi kepada

penulis, serta rekan-rekan alumni SMA Negeri 1 Candipuro Lampung

Selatan angkatan 2007, 2008 dan 2009, Ahmad Syaiful, S.Kom., Okta

Sektiawati, Amd.Keb., Jumani, Septi DJ, Nia Kurniasih, Amd.Keb.,

Yuyun Hapsariyanti, S.Pd., Hendro, Heri Susanto dan kawan-kawan,

penulis ucapkan banyak terima kasih atas doa dan motivasinya.

15. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, atas

dukungan moral dan mater sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Teriring doa kepada semua pihak yang telah membantu seluruh proses

penulisan skripsi ini semoga rahmat dan karunia Allah SWT selalu menyertai

mereka. Semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak, apabila terdapat kekurangan dan kekhilafan penulis baik

yang disengaja maupun tidak disengaja selama proses penyelesaian skrpsi ini.

Jakarta, 8 Juni 2015

Penulis

Page 12: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan Pembimbing........................................................................ii

Lembar Pengesahan Panitia Ujian..........................................................................iii

Lembar Pernyataan..............................................................................................iv

Motto....................................................................................................................v

Persembahan........................................................................................................vi

Abstrak................................................................................................................vii

Kata Pengantar...............................................................................................ix

Daftar Isi................................................................................................................xii

Pedoman Transliterasi.........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................1

B. Pembatasan Rumusan Masalah..............................................8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................8

D. Metode Penelitian.................................................................9

E. Tinjauan Pustaka...................................................................13

F. Sistematika Penulisan............................................................14

BAB II PLURALISME AGAMA

A. Penegertian Pluralisme Agama.............................................16

B. Sejarah Pluralisme Agama....................................................22

C. Ajaran Pluralisme Agama....................................................24

D. Pluralisme Agama Dalam Agama-Agama.............................28

E. Pluralisme Agama Dalam Islam.............................................29

1. Pluralisme Agama Dan Sejarah Islam.........................30

2. Pluralisme Agama Dan Al-Qur’an..............................31

3. Pluralisme Agama Dan Tokoh Muslim Indonesia.......34

BAB III LDK SYAHID UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Sejarah Berdiri Lembaga Dakwah Kampus Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta..............................................................37

B. Lambang LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta........38

C. Visi Misi LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...... 39

D. Struktur Organisasi LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.................................................................................40

E. Struktur Kepengurusan LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2014-2015...............................................................41

F. Tugas Kerja Kepengurusan LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.............................................................46

G. Sarana dan Prasarana LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta..................................................................................53

BAB IV PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS

LDK SYAHID UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 13: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

xiii

A. Arti Pluralisme Agama Menurut Aktivis LDK Syahid UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta...................................................54

B. Sikap AktivisLDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap Pluralisme Agama...................................................57

C. Kesetaraan Agama-Agama..................................................69

D. Kerjasama Antar Umat Beragama .......................................60

E. Menjunjung Tinggi Perdamaian Antar-Umat Beragama.........61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................64

B. Saran......................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................66

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................69

Page 14: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

PEDONIAN TRANSLTTERASI ARAB LATIN

i Penulisan transliterasi ini n-rengikuti buku Pedoman Penulisan Karya

Ilriiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang ditei'bitkan oleh Center For Qtmlily

Det,elopntent and Assurance (CeQDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut

adalah daftar aksara Arab dan paclanannya dalarn aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan

LJ b be

(-,1 t te

(J ts te dan es

J '' -lv

c h h dengan garis bawah

e kh ka dan ha

J d de

J dz de dan zet

.) r er

) Z zet

S ES

sy es dan ye

LF S es dengan garis di bawah

L-F d de dengan garis di bawah

.t t te dengan garis di bawah

T zet dengan garis di bawah

t Koma terbalik di atas hadap kanan

I gh ge dan ha

(--9 f ef

q ki

x'iv

Page 15: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

dJ k ka

d 1 el

A m em

o n en

s w we

-A h ha

apostrof

L.c v ye

I

Page 16: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang majemuk atau heterogen.

Bangsa kita mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan adat

istiadat (tradisi). Keberagaman bangsa Indonesia ini merupakan salah satu sumber

kekayaan yang tidak ternilai harganya. Hal tersebut seharusnya menjadi nilai

tambah bagi aset khazanah kebudayaan suatu bangsa manakala keberagaman itu

dapat saling berdampingan dan bersikap saling hormat-menhormati antara budaya

satu dengan budaya lainnya.

Kekayaan akan kemajemukan bangsa Indonesia bukanlah suatu perkara

yang tanpa masalah. Keberagaman yang begitu kompleks pada kemajemukan

bangsa Indonesia, tak jarang pada gilirannya justeru menimbulkan banyak

permasalahan sosial. Hal ini dikarenakan dalam kehidupannya, manusia memiliki

kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain dimana interaksi sosial sendiri

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan

antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun

antara orang-perorangan dengan kelompok manusia (Soekanto, 2006: 55).

Dalam proses interaksi di masyarakat, sering kali timbul berbagai macam

problema yang disebabkan oleh keadaan ketika dua atau lebih motivasi atau

dorongan berperilaku yang tidak sejalan diharuskan untukdiekspresikan secara

bersamaan. Hal ini lah yang disebut konflik (Weiten, 2004). Konflik menurut

Syafa’atun Elmirzanah, terjadi karena terdapat ketegangan yang mungkin

Page 17: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

2

disebabkan karena pengalaman-pengalaman diskriminasi, ketidakadilan atau

kesalahpahaman yang berkaitan dengan status yang tidak sah dalam masayarakat,1

sehingga terjadi pemaksaan keinginan antara satu bagian dengan bagian lainnya,

dan masing-masing ingin mendapatkan lebih dari yang seharusnnya didapatkan.

Keadaan kehidupan bermasyarakat yang terdiri dari beragam agama yang dianut

warganya merupakan sumber konflik sosial yang bersifat laten. Konflik sosial

yang disebabkan oleh perbedaan agama ini telah terjadi di Indonesia dengan

menimbulkan berbagai kerugian, baik yang bersifat material maupun korban jiwa

sehingga mengancam integritas kehidupan berbangsa dan bernegara.2

Kebhinekaan agama merupakan kenyataan aksiomatis (tidak bisa

dibantah) dan merupakan keniscayaan sejarah (historical necessary) yang bersifat

universal.3 Pluralitas agama harus dipandang sebagai bagian dari kehidupan

manusia dimana hal ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dilenyapkan, tetapi

harus tetap disikapi dengan baik. Pluralitas agama dapat berpotensi melahirkan

berbagai macam benturan, konflik, kekerasan, dan sikap anarkis terhadap

penganut agama lain apabila tidak dapat dsikapi dengan baik.4

Potensi konflik dalam interaksi antaragama antara lain dapat disebabkan

karena unsur internal dari agama itu sendiri. Setiap agama selalu memiliki dua

klaim yakni klaim kebenaran (truth claim) yang berisi keyakinan bahwa

agamanya lah yang paling benar dan klaim keselamatan (salvation claim) yang

1 Syafa’atun Elmirzanah, Pluralisme Konflik Dan Perdamaian: Studi Bersama Antar-

Iman, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h.110. 2 Rolan B.F. Pasaribu, Konflik Sosial, h.474.

3 Hendar Riyadi, Melampaui Pluralisme: Etika Al-Qur’an tentang Keragaman Agama

(Jakarta: RMBOOKS &PSAP, 2006), h.59-60. 4 Attabik dan Sumiarti, Pluralisme Agama: Studi Tentang Kearifan Lokal Di Desa

Karangbenda Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, (Purwokerto: P3M STAIN Purwokerto,

2008), h.2.

Page 18: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

3

menganggap agamanya lah yang paling benar, seperti yang pernah terjadi di dunia

Kristen yang berpandangan bahwa di luar Gereja tak ada keselamatan

(extraecclisiam nulla salus), sebelum diadakannya konsili Vatikan II.5

Konsekuensinya, agama yang lain pastilah dikategorikan salah atau sesat sehingga

harus diluruskan, dan juga dianggap tidak membawa kepada keselamatan. Oleh

karena itu, upaya melakukan dakwah agama menjadi keniscayaan dalam rangka

“meluruskan” masyarakat agar kembali “ke jalan yang benar” sesuai dengan

klaim kebenaran dari internal masing-masing agama tersebut.

Sikap ekslusivitas dan sensitivitas beragama menjadikan masyarakat

gampang terpicu oleh propaganda yang menyebabkan terjadinya konflik

antaragama. Jika keyakinan tersebut tidak dikontrol dan diatur, yang akan terjadi

adalah perbenturan dan konflik antaragama atas nama truth claim maupun

salvation claim tersebut. Padahal, dalam pandangan John Hick, manusia memiliki

respon yang sama dalam respon yang negative, tertutup dan eksklusif, sampai

respon yang positif, terbuka terhadap eksistensi ketuhanan yang dapat menggeser

dan menaikkan derajat dan level spiritual seseorang sedikit demi sedikit dan

secara gradual menuju eksistensi ketuhanan tersebut atau apa yang disebut sebagai

“keselamatan”, “moksha” atau “pencerahan”(salvation), atau yang dinamakan

Hick dalam bukunya yang lain radical self transcendence (transendensi-diri

radikal) dalam berbagai bentuknya.6

Kearifan masyarakat mengekspresikan klaim kebenaran itulah yang

menjadi hal penting mengingat masyarakat kita terdiri dari berbagai penganut

5 Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h. 18.

6 Thoha, Tren Pluralisme Agama…, h. 82.

Page 19: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

4

agama, dan terbelah dalam berbagai aliran keagamaan. Sikap saling toleransi,

menghormati dan bersikap santun terhadap penganut agama lain merupakan hal

yang ditekankan agar agama membawa kedamaian, bukan kekerasan dan konflik.7

Hal ini yang disebut sebagai kesadaran akan pluralisme.

Pluralisme merupakan pengakuan atas perbedaan, dan perbedaan itu

sesungguhnya sunatullah dan merupakan sesuatu yang nyata serta tidak bisa di

pungkiri. Pluralisme pada tujuannya tidak sebatas menghendaki pengakuan atas

keperbedaan itu, melainkan juga penghormatan atas kenyataan perbedaan.8 Hal ini

sangat penting mengingat kesadaran akan keberagaman dan perbedaan merupakan

landasan berfikir yang terbuka dan dapat saling hormat menghormati antar

kelompok masyarakat yang berbeda, terutama dalam masalah agama.

Pluralisme yang seharusnya dapat diterima di kalangan masyarakat

sebagai sebuah cara untuk memahami kenyataan pluralitas, pada gilirannya berada

dalam keadaan berlawanan dengan kelompok yang menolak ide-ide dan paham

pluralisme itu sendiri. Hal ini dikarenakan ide dan tujuan daripada visi masing-

masing saling bertetangan. dalam kelompok Islam, kita mengenal istilah

kelompok radikal atau radikalisme dimana Radikalisme merupakan paham, sikap,

atau perilaku yang ditandai dengan ciri-ciri antara lain intolerensi, fanatik,

eksklusif, dan revolusioner. Radikalisme sering mengatasnamakan Islam, oleh

karena itu Radikalisme Islam senantiasa menjadi wacana walau radikalisme

agama-agama lainnya juga ada.9

7 Attabik dan Sumiarti, Pluralisme Agama..., h.4.

8 Ngainun Naim: Pluralisme sebagai Jalan Pencerahan Islam: Telaah Pemikiran M.

Dawam Rahardjo,(Tulungagung: Jurnal Salam, 2012), h.276. 9 Susanti, Kendala Radikalisme Dalam Mewujudkan Civil Society Di Indonesia,

(Universitas Terbuka), h.3.

Page 20: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

5

Citra Islam di mata Barat ternyata masih dalam keadaan yang negatif.10

Stereotip tersebut disebabkan dimana sikap kekerasan, radikalisme, fanatisme,

revolusioner, terorisme dan intoleransi selalu dikaitkan dengan Islam, baik di

Timur Tengah maupun di negara Islam lainnya. Radikalisme yang berujung pada

terorisme menjadi masalah penting bagi umat Islam Indonesia dewasa ini. Dua isu

itu telah menyebabkan Islam dicap sebagai agama teror dan umat Islam dianggap

menyukai jalan kekerasan suci untuk menyebarkan agamanya. Sekalipun

anggapan itu mudah dimentahkan, namun fakta bahwa pelaku teror di Indonesia

adalah seorang Muslim garis keras sangat membebani psikologi umat Islam secara

keseluruhan. 11

Selain itu, hal ini tentu akan berdampak kepada sebuah anggapan

bahwa Islam jauh dari nilai-nilai perdamaian dan sikap pluralisme, walaupun

sebenarnya dari fenomena sejarah kita dapat melihat bahwa radikalisme dan

fundamentalisme itu selalu ada dalam setiap agama-agama di dunia termasuk juga

tidak dapat dipungkiri ada di dalam Islam.

Di Indonesia kita tidak dapat menutup mata akan kehadiran kelompok-

kelompok yang berada dalam tipologi Islam fundamental dan boleh dikatakan

radikal yang diduga merupakan pengaruh faham dari timur tengah. Beberapa

tokoh Islam Indonesia seperti Azyumardi Azra mengatakan dalam surveinya

bahwa gerakan radikalisme Islam memiliki genealogi dengan gerakan Islam salafi

yang berkembang di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi. Sebagian tokoh-tokoh

gerakan Islam radikal di Indonesia adalah keturunan Arab. Seperti, Habieb Riziq

10

Azyumardi Azra, Mencermati Citra Barat Tentang Islam, dalam Alirman Hamzah,

Citra Islam Di Mata Barat(Sejarah Dan Perkembangan Orientalisme), (Padang: IAIN Press,

2003), h. x. 11

Abu Rokhmad, Radikalisme Islam Dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal, (Undip,

Semarang), h.2.

Page 21: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

6

Syihab yang memimpin Front Pembela Islam (FPI), Ja’far Umar Thalib

memimpin Lasykar Jihad, Abu Bakar Ba’asyir memimpin Majelis Mujahidin

Indonesia (MMI), Habieb Husein al-Habsyi memimpin Ikhwanul Muslimin,

Hafidz Abdurahman memimpin Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).12

Radikalisme Islam di Indoneisa, menurut Menurut Khamami Zada, dalam

kajiannya tentang kelompok Islam radikal seperti Front Pembela Islam (FPI),

Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), KISDI, Laskar Ahlu Sunnah wal Jamaah,

memandang Islam sebagai agama dan ideology, antara lain memperjuangkan

Islam secara kaffah, mendasarkan faham dan praktik keagamaan atas generasi

salaf yang saleh (salaf al-salihin), sangat memusuhi Negara-negara barat yang

dianggap sebagai setan besar dan sangat memusuhi kelompok Islam liberal karena

dianggap telah menghancurkan Islam dengan tafsir agama yang rasional dan

kontekstual.13

Konsekuensi dari keyakinan terhadap sistem yang lengkap (kaffah)

tersebut membuat Islam tidak merasa perlu mengambil sistem-sistem kehidupan

lain, apalagi yang tidak bersentuhan langsung dengan nilai-nilai tauhid. Dalam

konteks inilah lahir penolakan terhadap berbagai sistem kehidupan yang berasal

dari Barat; seperti kapitalisme, sekularisme, materialisme, dan pluralisme;

termasuk sistem lokal yang dianggap tidak sesuai.14

Salah satu organisasi pemuda Islam di Indonesia yang juga mempunyai

visi memperjuangkan Islam secara kaffah adalah Lembaga Dakwah Kampus. Hal

12

Rudi Pranata, “An Indonesianist’s View of Islamic Radicalism” dalam Tempo, Pebruari

15-21, 2005, h. 44 13

Hamami Zada, Islam Radikal, Pergulatan Ormas-Ormas Islam Garis Keras di

Indonesia. (Jakarta: Teraju, 2002), dalam Nur Syam, Radikalisme Dan Masadepan Hubungan

Agama-Agama:Rekonstruksi Tafsir Sosial Agama,

Dipresentasikan pada tanggal 10 Oktober 2005, h. 12. 14

Ali Said Damanik, Partai Keadilan: Tarnsformasi 20 Tahun Gerakan tarbiyah di

Indonesia. (Jakarta: Teraju, 2002), h. 76.

Page 22: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

7

ini yang menurut Afwan Faizin dapat dilihat dari sistem ajarannya tentang konsep

Risalah Islam. Ia merupakan sistem ajaran yang dianggap mengandung

keseluruhan aturan hidup yang mesti diwujudkan dalam masyarakat Islam. Upaya

mewujudkan risalah Islam ini perlu dilakukan melalui Jihad, yaitu bentuk

perjuangan suci untuk merubah situasi yang belum Islami menjadi situasi yang

Islami.15

Lembanga Dakwah Kampus yang dapat dikatakan berada di kalangan

modern dengan berbagai macam pemikiran yang ada di lingkungan kampus

pembaharu di Indonesia adalah LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di

mana organisasi ini berada di sebuah kampus yang sudah familiar dengan

berbagai macam isu pemikiran dari mulai pemikiran yang radikal, moderat,

maupun liberal. Pada lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terkenal

dengan banyaknya tokoh-tokoh Islam pembaharu, organisasi ini melaksanakan

aktifitas dakwah dengan semangat jihad untuk memperjuang Islam yang Kaffah.

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka penelitian

terhadap Aktifis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terkait dengan paham Pluralisme Agama ini menjadi penting

untuk dilakukan, mengingat peran lembaga ini yang memegang peranan strategis

sebagai intelektual muda bangsa Indonesia. Untuk maka penulis mengambil judul

skripsi PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA

DAKWAH KAMPUS SYAHID UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.

15

Afwan Faizin, Gerakan Kaum Muda Islam Dan Pluralisme Agama (Studi Kasus

Pandangan Lembaga Dakwah Kampus Di Jakarta), h.2.

Page 23: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

8

B. Pembatasan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan dalam rangka menghasilkan

pembatasan yang sistematis, terarah dan jelas, maka penulis membuat batasan

masalah dalam penelitian ini, yaitu:

a. Makna Pluralisme Agama Menurut aktivis LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

b. Sikap Aktivis LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap

Pluralisme Agama.

c. Kesetaraan Agama-Agama.

d. Kerjasama Antar-Umat Beragama.

e. Menjunjung Tinggi Perdamaian Antar-Umat Beragama.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah skripsi ini adalah: bagaimana pandangan aktivis

LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pluralisme agama?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan secara jelas tentang

pandangan aktivis LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan untuk

mengetahui bagaimana aktivis LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memandang Pluralisme Agama.

Page 24: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

9

Tujuan yang lebih khususnya adalah; pertama, untuk mengetahui

pandangan keagamaan aktivis LDK Syahid, kedua, untuk memberikan

penjelasan umum tentang aktivis LDK Syahid dalam menyikapi pluralisme

agama, ketiga memberikan wawasan studi keagamaan kepada masyarakat

umum, terutama bagi umat beragama.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan mampu memberikan

suatu kontribusi khazanah keilmuan terhadap kajian keagamaan kepada umat

beragama di Indonesia, khususnya bagi aktivis LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam proses menuju kehidupan umat yang lebih baik

dan berwawasan ke-Indonesiaan, dan juga dapat menjadi rujukan dan referensi

bagi para civitas akademika di bidang keagamaan khususnya mahasiswa

jurusan Perbandingan Agama ke depan.

D. Metode Penelitian

Dalam mempermudah penyelesaian skripsi ini, penulis menyusun langkah-

langkah metode penelitian sebagaimana yang akan dijelaskan pada bagian ini.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sebagaimana alamat sekretariat LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berada.

Page 25: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

10

2. Pendekatan Penelitian

Dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis melakukan

penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagaimana

pengertiannya, metodologi kualitatif merupakan prosedur peneitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati.16

Dengan pendekatan ini, penulis hanya mendeskripsikan apa yang

diamati dan ditemukan pada saat penelitian. Dalam menunjang dan

memperkuat hasil penelitian ini, penulis juga menggunakan metode

wawancara dan observasi kepada objek penelitian yaitu aktivis LDK Syahid

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi (Pengamatan)

Penulis terjun langsung kepada objek penelitian guna

mengambil data dengan alat bantu berupa kamera dengan tanpa

menggunakan standar-standar tertentu. Pengamatan semacam ini

diperlukan untuk melihat secara apa adanya tentang bagaimana pola

pemikiran aktivis LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

terutama bagi pemahaman mereka tentang pluralisme agama.

16

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1997) h.3.

Page 26: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

11

b. Wawancara

Wawancara diartikan sebagai proses mendapatkan keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab dengan

tatap muka secara langsung antara peneliti dengan responden.

Wawancara kepada objek penelitian digunakan untuk mendapatkan

data dan informasi yang mendalam dan memadai dengan cara

menggali semaksimal mungkin informasi dan keterangan dari

responden.17

c. Metode Kepustakaan

Metode Kepustakaan dilakukan guna mendapatkan data

skunder dengan cara mendapatkan informasi dari sumber-sumber

referensi baik berupa artikel, koran, majalah, buku, maupun jurnal.

Metode ini digunakan untuk menunjang data primer yang berasal dari

hasil wawancara dan pengamatan di lapangan. Selain itu, metode ini

juga dapat mendukung teori-teori yang relevan terkait dengan

permasalahan yang akan dibahas penulis, terutama pada tori yang telah

dikemukakan para ahli sebelumnya yang kemudian dijadikan rujukan

oleh penulis.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam pengumpulan data sebagai alat bantu penelitian

sangat dibutuhkan guna memperlancar proses penelitian yang dilakukan.

17

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

Dan Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-I, h.138

Page 27: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

12

Dalam penelitian ini, instrumen atau alat bantu yang penulis gunakan dalam

proses pengumpulan data di lapangan adalah berupa kamera digital, video

recorder dan alat tulis yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan

informasi yang telah didapat dari objek penelitian. Dengan alat bantu

tersebut, diharapkan data-data yang telah didapatkan dapat tersimpan dan

terdokumentsikan dengan baik yang selanjutnya menjadi referensi penulis

selama proses penelitian dilakukan.

5. Metode Analisis Data

Setelah data-data berhasil dikumpulkan, langkah berikutnya adalah

menganalisa data. Metode pengolahan data yang dipakai adalah metode

analisis isi (content analysis) yaitu menghimpun dan menganalisa dokumen-

dokumen resmi, buku-buku kemudian diklasifikasi sesuai dengan masalah

yang di bahas dan dianalisa isinya. Atau membandingkan data satu dengan

lainnya, kemudian diinterprestasikan dan akhirnya di beri kesimpulan.18

Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif analisis. Analisis semacam ini memiliki pengertian

bahwa dalam penelitian di lapangan, penulis menggunakan dasar

penggambaran yang objektif terhadap objek penelitian, dengan pendekatan

kualitatif.

Adapun data yang diperoleh ialah berasal dari pengamatan dan

wawancara di lapangan yang kemudian dideskripsikan dalam bentuk uraian.

18

Sumardi suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1993), hal, 87.

Page 28: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

13

Hal ini bertujuan agar penmuan yang didapatkan peneliti dapat dengan mudah

dimengerti oleh pembaca.

E. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini sudah sudah ada beberpa tulisan mengenai pluralisme agama

menurut beberapa pandangan baik dalam pandangan tokoh maupun lembaga.

Selain dari pada itu, tulisan mengenai LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dari beberapa asper pun telah banyak dikaji. Namun tulisan yang khusus

membahas pluralisme agama dalam pandangan Lembaga Dakwah Kampus Syahid

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara lengkap dan terbaru belum dikaji kembali

dan belum ditemui.

Afwan Faizin, dalam bukunya Lembaga dakwah kampus dan sikap

pluralisme: model pengkaderan dan sikap terhadap non-muslim (2008), adalah

sebuah buku yang membahas tentang lembaga dakwah kampus terhadap

pluralisme dari sisi pengkaderan dan sikap terhadap non-muslim. Dalam buku ini,

walaupun telah ditulis tentang pluralisme, namun pembahasannya cukup luas

yakni mencakup pluralisme politik dan kebangsaan, terutama terhadap sikap

terhadap non-muslim, sehingga belum terlalu fokus pada pluralisme agama,

berikut pemaparan aktivis yang komprehensif.

Oktaviana Nur Handayani, dalam skripsi yang berjudul Pluralisme Dan

Toleransi, Studi Pengaruh Pemahaman Mahasiswa Kependidikan Islam Fakultas

Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta Atas Pluralisme Agama Terhadap Tingkat Toleransi (2014), hanya

Page 29: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

14

mengungkapkan pluralisme agama dan toleransi serta dampaknya bagi mahasiswa

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Faidah Umami, dalam tesisnya yang berjudul Pluralisme Dalam Al-

Qur’an, Telaah Pemikiran Abdul Muqhsith Ghazali Dan Ali Mustafa Ya’qub

Terhadap Ayat-Ayat Pluralistik (2013), walaupun telah dkemukakan tentang

pluralisme agama, namun inti dari pembahasannya adalah terkait dengan

pluralisme dalam al-qur’an, dimana dalam hal ini lebih fokus kepada pemikiran

kedua tokoh tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Bagian ini menjelaskan pembagian bab secara menyeluruh, disertai uraian

pada masing-masing bab secara singkat.19

Sistematika penulisan dalam penelitian

ini, terdiri dari :

BAB I. Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. Kajian Teori, yang meliputi pengertian pluralisme, sejarah

pluralisme, ajaran pluralisme agama, pluralisme agama dalam

agama-agama, pluralisme agama dalam al-qur’an dan

pluralisme agama dan tokoh muslim Indonesia.

BAB III. Bab ini terdiri dari deskripsi tentang profil LDK Syahid UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, berupa Sejarah Berdiri Lembaga

19

Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,dan Disertasi),

(Ciputat: CEQDA UIN Jakarta, 2007) Cet. Ke-I, h.21.

Page 30: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

15

Dakwah Kampus Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lambang LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Visi

Misi LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Struktur

Organisasi LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Struktur Kepengurusan LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2014-2015, Tugas Kerja Kepengurusan LDK Syahid

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Sarana dan Prasarana

LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV. Bab ini merupakan inti dari pembahasan yang terdiri dari

analisa penemuan lapangan, Arti Pluralisme Agama Menurut

aktivis LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sikap

aktivis LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap

Pluralisme Agama, Kesetaraan Agama-Agama, Kerjasama

Antar-Umat Beragama dan Perdamaian Antar-Umat Beragama.

BAB V. Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 31: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

16

BAB II

PLURALISME AGAMA

A. Penegertian Pluralisme Agama

Pengertian tentang pluralisme agama memang terlihat banyak sekali

disalahfahami dan mengandung pengertian yang kabur.1 Betapapun demikian,

penulis akan mencoba mendefinisikan pengertian pluralisme agama dari beberapa

sumber yang telah penulis kutip. Pluralisme agama, secara etimologis,

mengandung dua unsur kata yatu pluralisme dan agama. Untuk itu, penulis akan

membahas keduanya secara berurutan, dimulai dari pengertian pluralisme, agama,

dan pluralisme agama.

Pluralisme berasal dari bahasa inggris plural, mendapat akhiran–isme,

yang memberikan arti paham, ajaran atau aliran. Plural memiliki arti bentuk

jamak, jamak atau banyak.2 Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, berarti

sifat atau keadaan jamak.3. Kemajemukan tersebut, nampaknya terjadi dalam

sistem sosial maupun politik di masyarakat, sebagaimana tertulis di dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, bahwa pluralisme berarti suatu keadaan masyarakat yang

majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya).4

Pluralisme (Latin: jama‟- banyak) dalam Ensiklopedia Lintas Agama,

merupakan sebutan untuk sekumpulan manusia yang hidup dalam purna

1 Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis, ( Jakarta: Perspektif,

2005), h. 12. 2 Kamus Ilmiyah Populer, h. 612, lihat juga Kamus inggeris-Indonesia, h. 435.

3 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:

Moderen English Press, 2002), h. 1174-1175. 4 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II (Jakarta, Balai Pustaka,

1994), h. 883.

Page 32: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

17

perbedaan, baik perbedan suku, pekerjaan, tradisi, cara berfikir, bahkan budaya

yang dihormati dan agama yang dianut.5 Dari pengertian ini, pluralisme berarti

sejumlah masyarakat majemuk yang hidup dalam perbedaan, termasuk perbedaan

agama yang diantut.

Pengertian lain dari Pluralisme, selain sebagai suatu keadaan, pluralisme

juga dapat berarti suatu prinsip hidup dalam masyarakat. Hal ini seperti sebagai

mana pengertian dalam kamus Oxford, pluralisme memiliki dua dimensi makna

yaitu, a). exintence in one society of a number of groups that belong to different

races or have different or religious beliefs (keberadaan sejumlah kelompok orang

dalam satu masyarakat yang terdiri dari ras, pilihan politik dan kepercayaan

agama yang berbeda-beda), b). principle that these different groups can live

together peacefully in one society (prinsip bahwa kelompok-kelompok yang

berbeda itu dapat hidup bersama secara damai dalam satu masyarakat).6

Dari pengertian dalam poin b tersebut, pluralisme lebih tepat digunakan

dalam arti prinsip hidup bersama dalam perbedaan, sebagaimana akhiran –isme

yang berarti paham atau prinsip hidup masyarakat.

Selain dari pengertian di atas, penulis juga mengutip beberapa pendapat

tokoh yang membahas mengenai pluralisme.

Cak Nur, sebagaimana dikutip oleh Budhy Munawar-Rachman dalam

buku yang berjudul Islam, Pluralisme dan Toleransi Keagamaan karya Mohamed

Fathi Osman, mengatakan bahwa Pluralisme harus dipahami sebagai pertalian

5 Abujamin Rohman, Ensiklopedia Lintas Agama, (Jakarta: PerpustakaanNasional RI:

Katalog Dalam Terbitan, 2009), h. 598. 6 AS. Hornby, Oxford Advenced Learner’s Dictionary of Current English, (Oxford:

Oxford University Press, 1987), h. 953.

Page 33: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

18

sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban, yang merupakan suatu

keharusan demi keselamatan manusia, sebagai berikut:

... Pluralisme tidak dapat hanya dipahami dengan mengatakan bahwa

masyarakat kita adalah majemuk, beraneka ragam, terdiri dari berbagai

suku dan agama, yang justru hanya menggambarkan kesan fragmentasi.

Pluralisme juga tidak boleh dipahami sekadar sebagai. “kebaikan negatif ”

(negative good), hanya ditilik dari kegunaannya untuk menyingkirkan

fanatisme (to keep fanaticism at bay). Pluralisme harus dipahami sebagai

“pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban” (genuine

engagement of diversities within the bonds of civility). Bahkan pluralisme

adalah juga suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia, antara lain

melalui mekanisme pengawasan dan pengimbangan yang dihasilkannya.

Dalam Kitab Suci bahkan disebutkan bahwa Allah menciptakan

mekanisme pengawasan dan pengimbangan antara sesama manusia guna

memelihara keutuhan bumi, dan merupakan salah satu wujud kemurahan

Tuhan yang melimpah kepada umat manusia “...Sekiranya Allah tidak

menahan suatu golongan atas golongan yang lain, niscaya binasalah bumi

ini. Tetapi, Allah penuh karunia atas semesta alam,” (Q, 2:251).7

Dari pengertian Cak Nur mengenai pluralise tersebut, dapat kiranya

dipahami bahwa pluralisme bukanlah hanya sebuah pengakuan, namun dengan

jalan pertalian dan ikatan demi keutuhan bumi. Bahkan beliau juga mengutip

salah satu ayat al-Qur‟an, dimana Allah sendiri telah mengawasi dan

menyeimbangkan berbagai golongan manusia dan memberikan karunia kepada

seluruh alam.

Mohamed Fathi Osman, dalam bukunya yang berjudul Islam, Pluralisme

dan Toleransi Keagamaan, juga berpendapat tentang pengertian pluralisme:

Pluralisme adalah bentuk kelembagaan di mana penerimaan terhadap

kemajemukan terjadi dalam suatu masyarakat tertentu atau di dunia secara

keseluruhan. Maknanya lebih dari sekadar toleransi moral atau keberadaan

bersama (koeksistensi) yang pasif. Toleransi adalah soal perasaan dan

perilaku individual, sementara koeksistensi semata-mata merupakan

7 Budhy Munawar-Rachman, Kata Pengantar, dalam Mohamed Fathi Osman, The

Childern of Adam: an Islamic Perspective on Pluralism, (Washington DC; Center for Muslim-

Christian Understanding, Georgetown University, 1996). Diterjemahkan leh Irfan Abubakar,

Islam, Pluralisme dan Toleransi Keagamaan: Pandangan al-Quran, Kemanusiaan, Sejarah, dan

Peradaban, (Jakarta: Democracy Project-Yayasan Abad Demokrasi, 2006), h. xiv-xvi.

Page 34: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

19

penerimaan terhadap pihak lain, sekadar dalam batas tidak terjadinya

konflik. Sementara itu, pluralisme mensyaratkan langkah-langkah

kelembagaan dan hukum yang melindungi dan mensahkan kesetaraan dan

mengembangkan rasa persaudaraan di antara seluruh umat manusia

sebagai individu atau kelompok, baik bersifat bawaan ataupun perolehan.

Begitu pula, pluralisme menuntut suatu pendekatan yang serius dalam

memahami pihak lain dan kerja sama yang membangun untuk kebaikan

semua. Semua manusia seharusnya menikmati hak dan kesempatan yang

sama, serta memenuhi kewajiban yang sama sebagai warga negara dan

warga dunia.8

Dalam pengertian ini, Osman menegaskan kembali bahwa pluralisme

bukan hanya sekedar toleransi atau pun kebersamaan pasif, namun lebih dari itu,

pluralisme menuntut kesetaraan, persaudaraan, keseriusan dalam memahami pihak

lain dan membangun kerjasama yang saling menguntungkan bagi semua

kalangan. Pendapat tersebut pun didukung oleh Kautsar Azhari Noer, yang

mengatakan bahwa pluralisme juga mengandung arti bahwa kelompok-kelompok

minoritas dapat berperan-serta secara penuh dan setara dengan kolompok

mayoritas dalam masyarakat, sembari mempertahankan identitas dan perbedaan

mereka yang khas.9

Definisi dari kata agama, nampaknya menimbulkan berbagai macam

perdebatan dan perselisihan dari berbagai perspektif keilmuan. Memang cukup

sulit untuk mendefinisikan agama yang kemudian dapat diterima dan disepakati

oleh semua kalangan.10

Hal ini juga diakui oleh W.C. Smith, seorang pakar ilmu

8 Osman, The Childern of Adam: an Islamic on Pluralism, (Washington DC; Center for

Muslim-Christian Understanding, Georgetown University, 1996. Diterjemahkan oleh Irfan

Abubakar, Islam, Pluralisme dan Toleransi Keagamaan: Pandangan al-Quran, Kemanusiaan,

Sejarah, dan Peradaban, (Jakarta: Democracy Project-Yayasan Abad Demokrasi, 2006), h. 2-3. 9 Kautsar Azhari Noer, Islam dan Pluralisme; Catatan Sederhana untuk Karya Fathi

Osman, dalam Mohamed Fathi Osman, The Childern of Adam: an Islamic Perspective on

Pluralism, (Washington DC; Center for Muslim-Christian Understanding, Georgetown University,

1996). Diterjemahkan leh Irfan Abubakar, Islam, Pluralisme dan Toleransi Keagamaan:

Pandangan al-Quran, Kemanusiaan, Sejarah, dan Peradaban, (Jakarta: Democracy Project-

Yayasan Abad Demokrasi, 2006), h. 191-192. 10

Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h. 12.

Page 35: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

20

perbandingan agama, bahwa selain luar biasa sulit untuk dapat mendefinisakannya

juga terdapat definisi membingungkan yang beragam.11

Meskipun sulit mencari

pengertian yang sempurna menganai agama, tetapi dapat diidentifikasi bentuk-

bentuk yang menjadi ciri khas agama, seperti kebaktian, pemisahan yang sakral

dan yang profan, kepercayaan pada jiwa, kepercayaan pada Tuhan, penerimaan

atas wahyu yang supranatural dan pencarian keselamatan.12

Oleh karena itu,

menurut Thoha, setidaknya kita dapat menggunakan tiga pendekatan dalam

mendefinisikan kata agama, yakni dari segi fungsi, institusi dan substansi.

Secara etimologi, kata “agama” berasal dari bahasa Sanksekerta untuk

menunjuk sistem kepercayaan dalam tradisi agama Hindu dan Budha di India. Ia

terdiri dari kata “A” yang berarti “tidak” dan “gama” yang berarti “kacau”.13

Dari

pengertian ini, agama berarti suatu peraturan yang menghindarkan manusia dari

kekacauan di bumi serta mengantarkan mereka dalam keteraturan dan ketertiban.

Menurut Thoha, Para ahli sejarah sosial, cenderung mendefinisikan agama

sebagai sebuah institusi historis, yaitu suatu pandangan hidup yang terinstitusi

yang dapat dengan mudah membedakan antar agama yang satu dengan yang

lainnya, seperti membedakan dari ritual, etika dan sistem kemasyarakatan dalam

ajaran agama-agama. Sedangkan para sosiolog dan antropolog cenderung

mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya, yaitu suatu sistem kehidupan

yang megikat manusia ke dalam golongan atau kelompok sosial. Para teolog,

fenomenolog dan ahli sejarah agama lebih melihat agama dari sudut substansi

11

Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h. 12. 12

Mukti Ali, Agama, Universalitas dan Pembangunan, (Bandung: Badan Penerbit IKIP,

1971), h. 4. 13

Zainal Arifin, Perkembangan Fikiran terhadap Agama, (Medan: Firman Islamiah,

1957), h.19.

Page 36: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

21

yang asasi sebagai sesuatu yang sakral, yang sebagaimana masih menurut Thoha

juga dyakini oleh Rudolf Otto dan Mircea Eliade.14

Dari definisi agama tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama adalah

mencakup seluruh jenis kepercayaan dan keyakinan, baik yang berketuhanan

maupun yang tidak berketuhanan, baik berupa sekte maupun ideologi modern

seperti komunisme, humanisme,sekularisme dan lainnya.15

Konsep Pluralisme Agama, di Kalangan umat Islam klasik pernah

diistiahkan dengan istilah wahdat al adyan,16

yakni yang mengajarkan bahwa

pada hakikatnya, agama-agama bertujuan sama dan mengabdi kepada Tuhan yang

sama Esa. Berdasarkan dictionary meaning, pluralisme agama bermakna

menghormati keunikan yang dimiliki oleh masing-masing agama.17

Dengan

memahami antara definisi Pluralisme dan Agama, maka dapat kita simpulkan

bahwa pluralisme agama adalah suatu faham atau gagasan bahwa kelompok-

kelompok, agama, atau ideologi dalam masyarakat yang berbeda-beda dapat hidup

secara berdampingan dalam suatu komunitas, tetap memiliki posisi setara, saling

memahami dan bekerjasama, tetapi tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau

ajaran agama masing-masing.

14

Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h.14. 15

Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h. 14. 16

Fathimah Usman, Wahdat Al-Adyan: Dialog Pluralisme Agama, (Yogyakarta:Lkis,

2002), h. 2. 17

Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h. 15, lihat juga Anis Malik Thoha, Doktrin

Pluralisme Agama; Telaah Konsep dan Implikasinya bagi Agama-Agama, Dialogia, 01 (Juni,

2011), h. 3.

Page 37: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

22

B. Sejarah Pluralisme Agama

Terlepas dai berbagai perdebatan mengenai asal-usul munculnya ide

pluralisme agama, penulis fokus kepada sejarah pluralisme yang berasal dari

dunia barat. Berawal dari pencerahan di Eropa abad ke-18 Masehi, yang kemudian

menimbulkan berbagai macam ide-ide rasional dan pembebasan sehingga

munculah liberalisme yang kemudian mempengaruhi timbulnya pluralisme

agama.18

Liberalisme sendiri memuat unsur kebebasan, toleransi, persamaan dan

keragaman atau pluralisme. Berikut ini beberapa sumber yang telah penulis kutip

mengenai sejarah pluralisme agama. Oleh karena faham “liberalisme” pada

awalnya muncul sebagai madhhab sosial politis, maka wacana pluralisme yang

lahir dari rahimnya, termasuk gagasan pluralisme agama muncul dan hadir dalam

kemasan “pluralisme politik” yang merupakan produk dari “liberalisme politik.19

Pluralisme agama bermula dari dunia barat yang dipengarui oleh

modernisasi yang menyebabkan timbulnya ide atas respon konflik agama yang

terjadi pada saat itu.20

Untuk itu penulis telah mengutip pendapat Muhammad

Legenhausen sebagaimana tertulis di sebuah jurnal penelitian agama berikut:

...Menurut Muhammad Legenhausen, ide pluralisme agama pada awalnya

adalah ide yang digagas sebagai respon teologis atas perkembangan yang

berlaku di masyarakat Barat ketika itu. Konflik agama terjadi di mana-

mana sehingga menimbulkan ribuan korban jiwa. Atas nama agama,

masing-masing pihak menghabisi pihak lain yang berseberangan

dengannya. Dalam kondisi seperti inilah kemudian lahir gerakan

liberalisme. Gerakan liberalisme pada awalnya bersifat politis karena

tujuannya hanya untuk membatasi intervensi gereja dalam administrasi

pemerintahan. Akan tetapi, pada abad 19, gerakan liberalisme menular ke

18

Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h. 16. 19

Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h. 17. 20

Attabik & Sumiarti, Pluralisme Agama: Studi Tentang Kearifan Lokal Di Desa

Karangbenda Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, (Purwokerto: P3M STAIN Purwokerto,

2008), h. 2.

Page 38: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

23

barisan Kristen Protestan sehingga melahirkan apa yang disebut Protestan

Liberalisme.21

Dari dunia politik inilah, yang kemudian melebar ke arah ideologi, teologi

dan agama. Liberalisme kemudian merambah ke dunia Kristen dan kemudian

berkembang sehingga semakin banyak orang yang terpengaruh akan ide-ide

pluralisme ini seperti John Hick dan kawan-kawan.

Tidak bisa dinafikan, gerakan ini (liberalisme) sangat kuat dipengaruhi

oleh konsep modernisme yang juga sedang berkembang saat itu. Di antara

penggagas gerakan ini adalah teolog Protestan Fredrich Schleiermacher

(1768-1834), yang pikiran-pikirannya banyak mempengaruhi John Hick.

Ide-ide dasar pluralisme agama dapat ditelusuri dari tulisan

Schleiermacher. Schleiermacher menilai bahwa agama adalah urusan

privat; esensinya terletak pada jiwa dan diri manusia dalam interaksinya

dengan Yang Mutlak, bukan pada institusi tertentu dari agama atau

bentuk-bentuk eksternalnya. Selain Schleiermacher, Rudolf Otto (1869-

1937), seorang teolog Jerman mempunyai pandangan bahwa pada

prinsipnya agama memiliki satu esensi yang sama, yaitu kesucian (The

Holy). The holy ini mencakup hal-hal yang rasional dan hal-hal yang

irrasional. Akan tetapi, unsur terakhirlah sesungguhnya yang permanen

dalam agama dan yang disebutnya sebagai numinous. Di samping

Schleiermacher dan Otto, asal-usul ide pluralisme agama dapat dilacak

pada pemikir-pemikir seperti Ernst Troeltch (1865-1923), Wilhem Dilthey

(1833-1911), Arnold Toynbee (1889-1975) dan para pemikir

Romantisisme.22

Walaupun telah mewarnai Eropa pada saat itu, pluralisme agama

nampaknya belum begitu menyentuh ke semua lapisan kalangan masyarakat.

Sebagaimana kita akui pluralisme agama berawal dari dunia Kristen23

, yang pada

saat itu pada mulanya masih berpandangan bahwa di luar Gereja tak ada

keselamatan (extraecclisiam nulla salus), tetapi kemudian melepaskan pandangan

tersebut. Klaim keselamatan itu tidak diberlakukan kembali setelah diumumkan

21

Attabik & Sumiarti, Pluralisme Agama..., h. 2. 22

Attabik & Sumiarti, Pluralisme Agama..., h. 2. 23

Budhy Munawar-Rachman, Argumen Islam Untuk Sekularise, Islam Progresif Dan

Perkembangan Diskursusnya, (Jakarta: GRASINDO, 2010), h. LIII

Page 39: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

24

Konsili Vatikan II tahun 1962 yang mendeklarasikan doktrin “keselamatan

umum” bahkan bagi agama selain Kristen.24

C. Ajaran Pluralisme agama

Pluralisme agama memiliki inti-inti pemahaman yang memiliki beberapa

ajaran sebagaimana yang akan penulis paparka dari berbagai sumber berikut ini.

John Hick menawarkan sebuah pemikiran tentang pluralisme agama yang

ia sebut sebagai global theory (teori global). Ia melontarkan gagasan atau tesis

pluralismenya, yaitu “the transformation from selfcentredness to Reality-

centredness” (transformasi dari pemusatan diri menuju pemusatan Realitas).25

Di sini dapat dicatat bahwa Hick menggunakan terminilogi “self” (diri)

sebagai ganti “religion” (agama) mengikuti “kacamata Smithian”26

yang

digunakannya untuk melihat fenomena agama. Sebagaimana telah diketahui

bahwa, menurut Smith istilah “agama” tidak lagi patut untuk merangkul dan

mengakomodasi fenomena-fenomena keagamaan yang hidup dan terus

berkembang, sehingga harus ditinggalkan sepenuhnya diganti dengan istilah

“himpunan tradisi” dan “iman”.

24

Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h. 18. 25

Thoha, Tren Pluralisme Agama ..., h. 81. 26

Pandangan John Hick banyak juga terpengaruh pemikiran Smith, dia meneruskan

pandangan Smith yang menyatakan bahwa penyebab perselisihan antar agama adalah definisi

“agama” itu sendiri. Oleh karena itu Smith mencoba merubah definisi “agama”. Menurut Smith

mendefinisikan “agama” sebagai suatu yang dianggap oleh orang sebagai nama sekumpulan

keyakinan-keyakinan yang terorganisir yang terus berkembang dari masa ke masa, harus diganti

dengan tradisi-tradisi yang terhimpun dalam sejarah manusia sebagai hasil interaksi antara

berbagai kumpulan dari anasir keagamaan dan budaya yang hidup sehingga membentuk sistem

tersendiri yang kemudian disebut tradisi Hindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Muslim. Selain itu

Smith melontarkan gagasan faith (iman yang sifatnya sangat pribadi). Dari penjelasannya tentang

agama, berakibat pada tidak adanya istilah al-haq dan al-batil, semua agama sama saja. Istilah self

yang dikemukakan John Hick ini bermula dari pendapat Smith tersebut. Lihat Tren Pluralisme

Agama, h. 73-75.

Page 40: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

25

Berangkat dari “iman Smithian” ini, yang oleh Hick didefinisikan sebagai

something of vital religious significance (sesuatu makna keagamaan yang vital),

Hick berteori bahwa “iman” dalam arti seperti ini mengambil bentuk-bentuk yang

beragam dan berbeda dalam konteks tradisi-tradisi historis yang beragam di

seluruh dunia. Keadaan spiritual ini terbentuk di dalam kesadaran dan jiwa

seseorang, menurut anggapan Hick, sebagai akibat dari hasil dari pengalaman

spiritualnya dalam merespons Realitas ketuhanan yang absolute.

Dengan kalimat ini, Hick memahami “iman” ini sebagai the exercise of

cognitive freedom (penggunaan kebebasan kognitif). Dan dalam hal ini semua

manusia sama, yaitu mulai dari respons yang negative, tertutup, dan eksklusif

sampai respons yang positif, terbuka terhadap eksistensi ketuhanan yang dapat

menggeser dan menaikkan derajat dan level spiritual seseorang sedikit demi

sedikit dan secara gradual menuju eksistensi ketuhanan tersebut atau apa yang

disebut sebagai “keselamatan”, “moksha” atau “pencerahan”, atau yang

dinamakan Hick dalam bukunya yang lain radical self transcendence

(transendensi-diri radikal) dalam berbagai bentuknya.27

Pertama kita melihat dari pendapat John Hick, seorang tokoh pluralis

dimana pendapatnya banyak dikutip oleh orang Kristen maupun penganut agama

lain. Pandangan John Hick sebagaimana ditulis oleh Ahmad Mutaqien, antara lain

akan dipaparkan berikut ini.

Semua agama adalah respon terhadap keberadaan tertinggi yg bersifat

transenden (Allah-yang disebut The Real). Dari sini dapat dikatakan bahwa The

27

Thoha, Tren Pluralisme Agama…, h. 82.

Page 41: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

26

Real adalah penyebab dan sekaligus menjadi pusat titik dimana segala agama

meresponnya. Untuk itu bisa dikatakan bahwa antara agama yang satu dengan

yang lainnya mendapat posisi yang sama dan setara.

Untuk selanjutnya, “The Real” itu melampaui konsep manusia sehingga

semua agama tidak sempurna dalam relasinya terhadap “The Real” tersebut.

Maksudnya adalah bahwa kesempurnaan, menurut Hick adalah hanya dimiliki

oleh The Real itu tadi, yang melampaui segala konsepsi tentang manusia. Oleh

karena itu, tentang agama-agama John Hick berkata, “agama-agama tidak

mungkin semuanya benar secara penuh; mungkin tidak ada yang benar secara

penuh; mungkin semua adalah benar secara sebagian”.28

Artinya bahwa

menurutnya, agama yang ada di dunia ini adalah bentuk daripada respon terhadap

yang maha sempurna, The Real, sehingga agama terkadang memiliki unsur

kebenaran sempurna sebagaimana The Real tersebut. Dengan demikian tidak

suatu agama manapun yang aling dan lebih dari yang lainnya.

John Hick membedakan “The Real” sebagai realitas ultimat dan “The

Real” yang ditangkap dan dipersepsikan oleh agama-agama sebagai Personae

(berpribadi): Allah, Yahweh, Krisna, Syiwa atau Impersonae (tidak berpribadi):

Tao, Nirguna Brahman, Nirwana, Dharmakaya. Di sini Hick lebih cenderung

melihat The Real kepada sebuah metafisik yang impersonal, yakni suatu zat yang

tak terhingga.

Keselamatan adalah proses perubahan manusia dari berpusat pada diri

sendiri (self-centered) menjadi berpusat pada Realitas tertinggi (Real-centered).

Ketika manusia dapat berproses merubah egoisitas pada diri sendiri menjadi

28

Ahmad Muttaqin, Rekonstruksi Gagasan Pluralisme Agama (Telaah atas Buku

Pluralisme Agama, Musuh agama-agama Karya Adian Husaini), ( T.Tp: Al-AdYaN, 2014), h. 99.

Page 42: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

27

manusia yang menyatu dengan Realitas tertinggi, maka keselamatan adalah suatu

hal yang menyertainya. Sedangkan kriteria untuk mengetahui apakah seseorang

sudah diselamatkan atau tidak adalah kehidupan moral dan spiritualnya yang

mencerminkan kekudusan. Diantara kualitas-kualitas itu adalah: belas kasihan,

kasih kepada semua manusia, kemurnian, kemurahan hati, kedamaian batin dan

ketenangan, sukacita yang memancar.29

Menurut Harold Coward, pluralisme agama mempunyai teori bahwa Yang

satu berwujud Yang banyak, yaitu bahwa Tuhan hanya Satu dan sama bagi semua

agama. Namun harus difahami, walaupun harus mampu untuk bersikap arif

kepada agama lain, menurut Coward , seorang pluralis harus tetap berpijak pada

agama yang diyakini secara konsisten. Selanjutnya masih menurut Coward,

pluralisme akan memperkaya rohani kita serta memperkuat keyakinan terhadap

agama sendiri.30

Selanjutnya, pluralisme agama mengajak keterlibatan aktif dengan orang

yang berbeda agama tidak hanya sekedar toleransi, tetapi memahami sebagaimana

yang dikatakan oleh Cak Nur yang penulis kutip di bagian awal. Artinya tidak

hanya sekedar cukup hidup bersama dengan agama lain, namun harus ada rasa

saling memahami dan bekerjasama, tanpa menghilankan ciri spesifik masing-

masing.

Thoha, mengatakan bahwa pluralisme agama memiliki inti memberikan

legitimasi kepada semua agama, termasuk ideologi yang ada, agar dapat hidup

berdampingan bersama secara damai, aman, penuh tenggang rasa, toleransi, dan

saling menghargai. Selain itu, pluralisme agama menghendaki agar tidak

29

Ahmad Muttaqin, Rekonstruksi ..., h. 99. 30

Usman, Wahdat..., h. 67-68.

Page 43: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

28

memandang superioritas suatu agama atas yang lainnya. Setidaknya inilah yang

mnurut Thoha yang merupakan nilai-nilai yang ingin diwujudkan oleh tren-tren

tersebut dan dikenal dengan istilah pluralisme agama secara luas.31

Abdul Azis Sachedina, profesor berkebangsaan Mesir, sepakat bahwa

umat beragama memiliki kesamaan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan di

mana dapat dibangun hubungan yang saling menghargai, dan penuh kedamaian di

antara mereka. Pada dasarnya menurut Sachedina, umat manusia adalah sejajar,

dalam artian setiap insan memiliki kehormatan sebagai manusia yang sama, tanpa

membedakan agama, etnis, dan budaya.32

Pluralisme agama, mengajarkan bahwa pada hakikatya agama-agama

bertujuan sama dan mengabdi kepada Tuhan yang Esa. Perbedaan dari masing-

masing agama hanyalah pada bentuk luar dan namanya saja, demikian menurut

Fathimah Usman. Jadi, lanjut Usman, agama apapun semua agama manapun

adalah berkedudukan setara karena berasal dari sumber yang satu, yaitu Tuhan.

Wahdatul al-adyan, meminjam istilah dari al-Hallaj, menyalahkan orang yang

menyalahkan agama lainnya, da menekankan bahwa agar seseorang dapat patuh

dan konsisten pada ajaran agama masing-masing, yang masih menurut Usman,

konsep ini sama sekali bukan menyatukan agama-agama.33

D. Pluralisme Agama Dalam Agama-Agama

Menurut Adian Husaini, paham pluralisme agama telah menyerbu semua

agama. Klaim-klaim kebenaran mutlak atas masing-masing agama diruntuhkan

karena berbagai sebab dan alasan. Salah satu contoh adalah dalam agama Yahudi

31

Thoha, Tren Pluralisme Agama..., h.5. 32

Muhammad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin

Kebersamaan, (Jakarta: Kompas, 2003), h. 4. 33

Usman, Wahda..., h. 2.

Page 44: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

29

adalah bahwa terdapat nama Mendelsohn (1729-1786), yang menggugat

kebenaran eksklusif agama Yahudi. Menurut jaran Yahudi, kata Mendelsohn,

seluruh penduduk bumi mempunyai hak yang sah atas keselamatan, dan sarana

untuk mencapai keselamatan tersebar sama luas, bukan hanya melalui agama

Yahudi, seperti umat manusia itu sendiri.34

Dalan dunia Kristen, menurut Husaini, yang mempunyai pandangan

pluralis, menyatakan bahwa semua agama adalah jalan yang sama-sama sah

menuju inti dari realitas agama. Adalah John Hick, tokoh pluralisme Kristen

terkemuka, menyatakan bahwa pluralisme menyatakan bahwa agama-agama besar

mewujudkan persepsi, konsepsi dan respon yang bebeda-beda tentang The Real

atau The Ultimate, juga bahwa tiap-tiap agama menjadi jalan untuk menemukan

keselamatan dan pembebasan.35

Di dunia Islam, pluralisme juga mendapat perhatian tersendiri. Dalam hal

ini, penulis akan membahas pluralisme dalam Islam yang akan dijelaskan dalam

bagian berikutnya.

E. Pluralisme Agama Dalam Islam

Islam sebagai agama yang rahmatallilalamin, ditujukan kepada umat

manusia. Pandangannya tentang kehidupan mencakup seluruh makhluk dan

mengangapnya sebagai satu kesatuan yang membentuk harmoni.36

kehidupan

manusia yang beeragam telah menjadi bagian dari umat Islam sendiri sejak zaman

Nabi Muhammad SAW hingga sekarang.

34

Adian Husaini, Pluralisme Agama: Musuh Agama-Agama, (T. Tp, DDII, 2010), h. 3.

Lihat juga Harold Coward, When Religion Becomes Evil, (New York: HarperSanFransisco, 2002). 35

Husaini, Pluralisme Agama..., h. 5. 36

Surahman Hidayat, Islam, Pluralisme & Perdamaian, (Jakarta: Fikr, 1998), h. 13.

Page 45: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

30

Pluralisasi agama diakui oleh Qur‟an, memang ada dan terjadi (Q.S. Ali

Imran 85, bahwa agama-agama sudah ada dan beragam)37

.

38

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali

tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat

Termasuk orang-orang yang rugi.”

Hal ini menunjukkan bahwa Islam sendiri telah memiliki konsep

pluralisme agama dan telah meyakini bahwa keberadaan agama-agama lain ialah

merupakan sunnatullah yang tidak dapat terbantahkan keberadaannya. Ini

menunjukkan bahwa pada dasarnya Islam sebagai agama yang rahmatalilalamin,

telah mempunyai landasan pemikiran tersendiri tentang konsep pluralisme agama

yang tak bisa lepas dari aspek sejarah, ayat maupun pemikiran tokoh Muslim

sendiri.

Pada bagian ini penulis akan menyampaikan bebeberapa sumber yang

berkaitan dengan Islam dan Pluralisme Agama baik dari sejarah Islam, ayat-ayat

al-Qur‟an maupun dari beberapa tokoh Muslim.

1. Pluralisme Agama dan Sejarah Islam

Sejarah Islam yang tentunya dapat kita telusuri pada Zaman nabi

Muhammad SAW, menunjukkan betapa pluralisme agama telah mendapat

tempat tersendiri di kalangan umat Muslim. Zaman Nabi SAW (usia Islam

masyarakatnya sekitar 10 tahun jalan), pluralistis dan pluralisme agama

37

Rohman, Ensiklopedia Lintas Agama..., h.599 38

Q.S. Ali Imran (3:85).

Page 46: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

31

dan umat sudah pernah ada pada masyarakat Madinah (Islam, Yahudi dan

Nasrani, bahkan golongan munafiqin juga mereka hidup bermasyarakat

sama). Dalam Islam sendiri, pengalaman satu masjid dapat dikunjungi

oleh muslimin yang lain yang tentuya berbeda madzhab, sudah merupakan

kesaksian bahwa pluralistis tidak mendatangkan masalah dan kesukaran

kehidupan bersama.39

2. Pluralisme Agama dan Al-Qur’an

Beberapa ayat al-Qur‟an yang membahas tentang pluralisme

agama, akan penulis bahas di bagian ini. Agar tidak terjadi

kesalahpahaman, beberapa ayat yang membahas pluralisme agama, akan

disertakan dengan tafsiran dan pendapat para tokoh Muslim.

Cikal bakal dari faham ini, di dalam al-Qur‟an banyak dikutip dari

surat al-Baqarah ayat 256.40

“tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang

sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan

beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang

kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah

Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” 41

39

Rohman, Ensiklopedia..., h.599. 40

Usman, Wahdat..., h. 70. 41

Q.S. al-Baqarah (2;256)

Page 47: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

32

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam memberi penjelasan akan

kebebasan kepada manusia di dalam hal memilih dan menentukan agama

mereka masing-masing sesuai dengan pertimbangannya.42

Nurcholis Madjid mengatakan bahwa sikap keagamaan yang

merupakan hasil paksaan dari pihak luar tidaklah otentik karena telah

kehilangan dimensi paling mendalam dan mendasarnya yaitu kemurnian

atau keikhlasan.43

Dari sinilah terlihat betapa Islam mempedulikan

kemurnan dan keikhlasan kepada semua manusia di bumi untuk dapat

memilih dan menentukan agama yang mereka yakini.

Selain memberi kebebasan dan tidakadanya paksaan dalam

beragama, Islam, di dalam al-Qur‟an juga mengakui akan keberadaan dari

pada agama-agama lain selain Islam. pengakuan ini antara lain terdapat

dalam surat al-Baqarah ayat 62 sebagai berikut:

44

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-

orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara

mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian

dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan

mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula)

mereka bersedih hati.”45

42

Usman, Wahdat..., h. 71 43

Usman, Wahdat..., h. 71. 44

Q.S. al-Baqarah (2;62) 45

Q.S. al-Baqarah (2:62).

Page 48: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

33

Ayat lainnya yang juga menunjukan akan pengakuan Islam

terhadap eksistensi dari agama-agama lain ialah surat al-An‟am ayat 108

sebagai berikut:

46

“dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka

sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah

dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami

jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.

kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia

memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”

Disini dijelaskan bahwa eksistensi dari pada agama, suku, ras dan

budaya lain, tidak dibeda-bedakan oleh Allah SWT. Hal ini memang

diakui adanya dalam tafsiran dari ayat ini menurut Wahbah al-Zuhaili

yang menyatakan bahwa setiap orang yang beriman dan beramal saleh

serta memegang teguh agamanya (agama apapun), maka mereka termasuk

orang-orang yang berntung. Dari ayat tadi, yang dimaksud dengan aktifitas

kategori amal saleh menurut Usman yakni maksudnya adalah bahwa

masing-masing umat beragama ditantang untuk saling berlomba-lomba

dalam kebaikan dalam bentuk yang nyata.47

Selain dari pada itu, ayat lain yang menunjukkan bahwa Tuhan

telah menghendaki perbedaan sebagaimana terdapat dalam surat Hud ayat

118:

46

Usman, Wahdat..., h. 71-72. 47

Usman, Wahdat..., h. 72.

Page 49: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

34

48

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia

umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih pendapat,”49

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa ketunggalan dalam beragama

dan berkeyakinan tidaklah dikehendaki Tuhan.50

3. Pluralisme Agama dan Tokoh Muslim Indonesia

Tokoh Muslim Indonesia, banyak yang juga memiliki pemikiran

tersendiri terkait pluralisme agama. Beberapa di antara tokoh Muslim yang

ada di Indonesia yang mendukung pluralisme agama ini akan penulis kutip

beserta pendapatnya mengenai konsep pluralisme agama.

Di Indonesia, isu pluralisme dan dialog antar umat beragama

menjadi marak setelah diusung oleh Nurcholis Madjid, Mukti Ali, Djohan

Efendi, dan pada tahun-tahun berikutnya dilanjutkan oleh Budhi Munawar

Rahman dengan Paramadinanya, Ulil Abshar Abdalla dan kawan-kawan

dengan Jaringan Islam Liberal (JIL)-nya.51

Nurcholis Madjid, mengenai pluralisme agama menyatakan bahwa

sikap pluralis, bisa bisa terekspresi dalam macam-macam rumusan

misalnya agama-agama lain adalah jalan yang sama-sama sah untuk

mencapai Kebenaran yang sama, agama-agama lain berbicara secara

48

Departemen Agama RI, Mushaf al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,

2009),h. 235. 49

Q.S. Hud (11:118). 50

Abdul Muqhsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama, (Depok: Kata Kita, 2009), h.

xvi. 51

M. Zainuddin, Pluralisme Agama; Pergulatan Dialogis Islam-kristen di Indonesia,

(Malang: UIN-Maliki Press, 2010),

Page 50: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

35

berbeda, tetapi merupakan kebenaran-kebenaran yang sama sah, atau

setiap agama mengekspresikan bagian penting sebuah kebenaran. Menurut

beliau, Islam sebagai sebuah pandangan keagamaan, bersifat inklusif dan

merentangkan tafsirannya ke arah yang semakin pluralis. Menurutnya,

agama adalah hasil ekspressi dari Tuhan yang sama. Lanjutnya bahwa

filsafat perenial membagi agama pada level esoterik dan eksoterik dimana

agama pada dasarnya sama dalam hal esoterik, hanya berbeda pada level

eksoterik saja.52

Pluralisme agama menurut Muqsith Ghazali adalah suatu sistem

nilai yang memandang keberagaman atau kemajemukan agama secara

positif sekaligus optimis dengan menerimanya sebagai kenyataan

(sunnatullah), dan berupaya agar berbuat sebaik mungkin berdasarkan

kenyataan tersebut.53

Abdul Muqsith Ghazali, berpendapat bahwa pluralisme agama

adalah sebuah keniscayaan, Tuhanlah yang menghendaki makhluk-Nya

bukan hanya berbeda dalam realitas fisikal, melainkan juga berbeda-beda

dalam ide, gagasan, keyakinan dan agama.54

Hal ini menurutnya

didasarkan atas sebagaimana disebut dalam firman-Nya antara lain dalam

surat Hud 11:11855

sebagai berikut:

52

Husaini, Pluralisme Agama..., h. lxxvii. 53

Ghazali, Argumen Pluralisme Agama..., h. 68. 54

Ghazali, Argumen Pluralisme Agama..., h. xvi. 55

Departemen Agama RI, Mushaf al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,

2009),h. 235.

Page 51: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

36

56

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia

umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih pendapat,”57

“Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat

yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat)”58

Selain dari ayat tersebut, Banyak ayat-ayat al-Qur‟an yang

digunakan Muqsith Ghazali untuk menguatkan argumennya, kurang-lebih

terdapat 44 ayat, yaitu: al-Baqarah (2): 62,111,112,129,148, 217, 256, Ali

„Imran (3): 19, 85, al-Nisa‟ (4): 13, 14, 114, 171, 123. 125, 163, al-Maidah

(5): 3, 17, 44, 48, 54, 66, 69, al-An‟am (6): 108, al-Tawbah (9): 30, al-

Anbiya‟ (21): 25, 94, al-Hajj (22): 23, 40, 78, al-Ankabut (29): 46, 61, 62,

63, Sajdah (32): 25, Saba‟ (34): 25, al-Shu‟ara‟ (42): 13, al-Jathiyah

(45):18, al-Hujurat(49): 13, al-Mumtahanah (60): 7,8,9, dan al-Kafirun

(109): 6. Dengan demikian, telah diketahui bahwa betapa al-Qur‟an

sebagai pedoman umat Islam telah banyak memberi perhatian untuk

pluralitas agama.

56

Departemen Agama RI, Mushaf al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,

2009),h. 235. 57

Q.S. Hud (11:118). 58

Q.S. Hud (11:118).

Page 52: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

37

BAB III

GAMBARAN UMUM

LEMBAGA DAKWAH KAMPUS SYAHID UIN SYARIH

HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Sejarah Berdiri Lembaga Dakwah Kampus Syahid

Tanggal 28 Mei 1996, dua puluh orang mahasiswa dari berbagai latar

belakang tradisi intelektual dan budaya yang berbeda, berhimpun dalam satu

barisan berhasil mensolidkan diri dalam kepengurusan awal LDK Syahid. Hari itu

secara resmi Lembaga Dakwah kampus Syarif Hidayatullah resmi dilantik oleh

sekjen KMU. Sebagai ketua pertamanya terpilih Deka Kurniawan ( Mahasiswa

Fakultas Ushuluddin)1

Sebetulnya embrio lembaga dakwah ini telah muncul dari era 80‟an.

Seiring dengan represifitas pemerintah saat itu yang melarang gerakan apapun

muncul di kampus-kampus, hal ini diperparah dengan dibekukannya NKK

(normalisasi kehidupan kampus)/ BKK (badan koordinasi kemahsiswaan).

Tekanan dari penguasa saat itu tidak menyurutkan semangat para Founding

Father LDK. Mereka tetap bersemangat untuk mengkaji keislaman dan semakin

percaya diri menunjukan jati diri keislamannya. Walau tak jarang sedikit para

akhwat keluar dari universitas atau sekolah-sekolah karena untuk keidealisan

mereka mempertahankan hijab syar’i. kegeraman para kader dakwah ini

memuncak dengan ditandai momentum “revolusi jilbab” diawal tahun 90‟an,

1Dokumentasi LDK Syahid, diperoleh ketika selesai wawancara pada tanggal 17 Mei

2015

Page 53: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

38

Page 54: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

39

C. Visi dan Misi

VISI: Terciptanya insan-insan dakwah yang memiliki kekokohan

spiritualitas, intelektualitas, solidaritas dengan etos profesionalisme menuju

kampus yang islami dalam rangka mewujudkan khairu ummah.

MISI :

1. Tarbiyah Madal Hayah (pendidikan sepanjang hidup).

2. Amal Shalih (perbuatan yang baik).

3. Amar Ma’ruf Nahi Munkar (memerintahkan yang baik dan mencegah

yang munkar).

4. Khidmatul Ummah (pengabdian kepada umat).

5. Wihdatul Ummah dan Ukhuwah Islamiyah (persatuan umat dan

persaudaraan Islam)

Page 55: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

40

D. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI Lembaga Dakwah Kampus Syahid

Bagan. 1. Struktur Organisasi LDK Syahid

Keterangan:

Koordinasi =

Instruksi =

KetuaUmum

Sekretaris

Kesekretariatan

S.B.Event

KOMDA (KOMISARIAT DAKWAH DI TIAP-TIAP FAKULTAS)

Biro.Syiar Biro.HUMED Biro.Keputrian

IKADA

Biro.Pengembangan

Akademik Bakat

dan Keilmuan

Bendahara

KetuaKeputrian WakilKetua

S.B. MKM

Biro P.E

S.B.Pembinaan S.B.PSDM

PSU

LTQ

Pembina

Biro.Kaderisasi

ANGGOTA LDK SYAHID

FSLDK

BANTEN

Page 56: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

41

E. Struktur Kepengurusan LDK Syahid 2015-2016

Ketua Umum : Budi Gunawan (FDIK/MHU/2012)

Wakil Ketua : Z. R. Syahriah Gufron (FISIP//IP/2012)

Sekretaris : Riyan Apriyansyah (FEB/PSY/2012)

KA Keputrian : Siti Ipah Masripah (FITKA/P.KIM/2012)

Bendahara 1 : Della Fuziah (FITK/P.BIO/2012)

Bendahara 2 : Meisarah Marsa (FISIP/HI/2012)

1. Biro Keputrian

Kordinator : Iwe Mantika Sari (FITK/PGMI/2012)

Staff : Ayu Yuniarti S. A. (FITK/P.BIO/2012)

Si Lestari (FITK/P.FIS/2012)

Seha (FITK/PBI/2012)

Azka Azzahra (FITKP.BI/2012)

Nur Intan Saputri (FDIK/KESSOS/2012)

Cory Selviana Devi (FKIK/KESMAS/2012)

2. Biro Kesekretariatan

Kordwan : Asep Syahrul M. (FITK/PAI)

Korwat : Trisiawani Agustin (FPsi/Psi/2012)

Page 57: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

42

Staff : Desma Yushintari (FITK/P.FIS/2012)

Hisna Humairah (FDI/DI/2012)

Irniyati (FITK/PGMI/2012)

Risa Ratnasari (FPsi/Psi/2012)

Syifa Fauziah Jamal (FEB/MNJ/2012)

3. Biro Pengembangan Ekonomi

Korwan : Heri Permana (FSH/PS/2012)

Korwat : Melani Shabrina (FST/KIM/2012)

Staff : Agung Wibowo (FST)

M Reza Syahputra (FITK/P.FIS/2012)

Nur Aliyah (FITK/P.IPS/2012)

Nurrohma Diani (FITK/P.IPS/2012)

Nurlaela Royna Efendi (FAH/2012)

Suci Kurniawati (FITK/PGMI/2012)

Alamas

Nusaibah (Fpsi/Psi/2012)

4. Lembaga Tahfidz Quran (LTQ)

Korwan : Ahmad Zulfikar (FITK /PMTK/2011)

Page 58: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

43

Korwat : Haifa Nadwatul U.N.R. (FITK/P.FIS/2012)

Staff : Tazkiatun Nafs A (FSH/IH/2012)

Nada Elmaula Mayasari (FDIK/2012)

Dimas Tri Atmojo (FITTK/PBSI/2011)

Hanifah (FITK/PBA/2012)

Agung Nugroho (FSH/2011)

Tiara Ayu Nurul „Ain (FITK/PMTK/2012)

Nadhia Eka Silviana (FKIK/2011)

M Rif‟at Hanin Hidayat (FSH/2011)

Toyyibah (FKIK/2012)

Abdillah Ahsan (FST/2011)

Fathimah Himmatina (FSTAGR/2011)

Utih Amartiwi (FST/2011)

Hanifah Arbi‟atun Nisa (FDIK/MD/2012)

Nurul Inayah (FKIK/PBA/2011)

Syahidah Fitria Amalia (FKIK/2012)

Siti Khadijah Nurfijri (FDIK/MHU/2011)

5. Bidang Pos Solidaritas Umat (PSU)

Korwan : Saeful Hilmi (FDIK/BPI/2012)

Korwat : Sevi Sophia (FSH/2012)

Staff : Denia (FSH/2012)

Rikah (FITK/MP2012)

Hafsoh (FAH/2012)

Page 59: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

44

Khoirul Bahri Basyarudin (FDIK/MDI/2012)

Dendy Harmadi (FITK/P.IPS/2012)

Ferdiansyah (FDIK/2011)

Patra Rusdianto (FEB/MNJ/2011)

6. Bidang Kaderisasi

Korwan : Didin Rohidin (FITK/P.IPS/2012)

Korwat : Saiyidah Nafisah (FDIK/KESSOS/2012)

a. Sub Bidang PSDM

Ahmad Rizky M (FITK/P.FIS/2012)

Oggy Prayitno (FPsi/Psi/2012)

Farah Kamalia (FST/KIM/2012)

Ranita Sari (FAH/BSI/2012)

Annisa Dwi Yuliana (FST/SI2012)

b. Bidang Pembinaan

Yudhistira Prasetya A (FKIK/KESMAS2012)

M Fahri Akbar (FISIP/HI/2012)

Sri Wahyuni (FDI/DI/2012)

Lili Qudrotin (FPsi/Psi/2012)

Page 60: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

45

7. Bidang Syiar

Korwan : Alendy Senda (FST/SI/2012)

Korwat : Hanna Izzatul Jannah (FPsi/Psi/2012)

a. Sub Bidang Event

Husai Faiz Karimi (FST/TI/2012)

Annisa Dina Aolia (FEB/Akt/2012)

Afrian (FDIK)

Zahiah Mantik (FITK/MP/2012)

Sarah Aprilia (FKIK/KesMas/2012)

b. Bidang Manajemen Kemakmuran Masjid (MKM)

Irfan (FDI/DI/2012)

Suanah (FITK/P.FIS/2012)

Sumiyati (FITK/P.MTK/2012)

Lupita sari (FITK/P.BIO/2012)

Eka Wahyuingsih (FITK/P.FIS/2012)

8. Biro Humas dan Media (HUMED)

Korwan : Azmi Agnia (FKIK/PSPD/2012)

Korwat : Mardiah (FDI/DI/2012)

Staff : Yayi Ania (FITK/P.FIS/2012)

Raden Dhiva Putra (FPsi/Psi/2012)

M Jabbar Al-Basith (FST/SI/2012)

Page 61: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

46

Rindo

Ayu Lindasari (FITKPGMI/2012)

Widda Durriyah (FITK/MP/2012)

Windi Septina Dewi (FST/2012)

9. Bidang Pengembangan Akademik, Bakat, dan Kelilmuan (PABK)

Korwan : Arif Setiawan (FSH)

Korwat : Shofwatunnisa (FST/KIM/2012)

Staff : Taifuri Muhammad Iqbal (FAHBSA/2012)

Indra Saputra (FISIP)

Yeni Rahayu (FST/AGR/2012)

A‟alimatul Muflihatin (FEB/AKT/2012)

Nuraini (FDIK/KPI/2012)

Idha Chusaini (FDIK)

F. Tugas Kerja

a. Ketua Umum2

1. Penanggung jawab dan pemegang kebijakan organisasi

2. Pengontrol keseluruhan program kerja organisasi

3. Menjadi juru bicara organisasi

2 Dokumentasi LDK Syahid, diperoleh ketika selesai wawancara pada tanggal 17 Mei

2015

Page 62: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

47

4. Memberikan instruksi dan berkoordinasi dengan ketua bidang pusat

dan ketua-ketua KOMDA

5. Berkoordinasi dengan Pembina, ikada dan direktur LSO (PSU dan

LTQ)

b. Wakil Ketua

1. Mewakili ketua umum ketika berhalangan hadir

2. Membantu ketua umum dalam mengkoordinasikan program-program

organisasi

3. Menjadi delegasi organisasi di forum UKM

4. Bertanggung jawab kepada ketua umum

c. Ketua Keputrian

1. Ketua Keputrian berwenang dan bertanggung jawab terhadap aktivitas

da‟wah muslimah secara keseluruhan

2. Mengkoordinasikan semua kegiatan dakwah di bidang keputrian

3. Menjadi juru bicara organisasi yang berkaitan dengan kemuslimahan

4. Bertanggung jawab kepada ketua umum

Biro Keputrian

1. Meningkatkan khasanah keilmuan dan wawasan ke-Islaman muslimah

2. Menggali dan memberdayakan keterampilan, kreativitas dan potensi

kader akhwat

3. Membantu Ketua keputrian dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab kemuslimahan

4. Bertanggungjawab dengan Ketua Keputrian

d. Sekretaris Umum

Page 63: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

48

1. Penanggung jawab dan pemegang kebijakan administrasi dan

kesekretariatan organisasi secara menyeluruh

2. Mengkoordinir biro Kesekretariatan

3. Berkoordinasi dengan sekretaris bidang, biro, komda, dan LSO

4. Bertanggung jawab kepada ketua umum

Biro Kesekretariatan

1. Membantu sekretaris umum dalam hal pengelolaan administrasidan

kesekretariatan organisasi

2. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan sekretariat LDK Syahid

3. Bertanggung jawab kepada sekertaris

e. Bendahara

1. Penanggung jawab dan pemegang kebijakan keuangan keorganisasian

2. Mengkoordinir biro Pengembangan Ekonomi

3. Melaporkan kondisi keuangan organisasi pada setiap rapat harian

pengurus

4. Merapikan administrasi keuangan berbasis computer

5. Berkoordinasi dengan bendahara bidang, biro, komda, dan LSO

6. Bertanggung jawab kepada ketua umum

Biro Pengembangan Ekonomi

1. Melakukan usaha organisasi yang bersifat mandiri

2. Melakukan usaha mandiri dan memiliki administrasi keuangan yang

baku

3. Mengembangkan potensi ekonomi organisasi dalam rangka

menciptakan iklim kemandirian finansial

Page 64: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

49

4. ertanggung jawab kepada Bendahara

f. Bidang Kaderisasi

1. Melaksanakan pengkaderan yang berorientasi pada pengembangan

pemahaman dakwah yang berkesinambungan dan bersinergi dengan

bidang-bidang di LDK syahid

2. Membangun pola perekrutan dan pembinaan Anggota LDK

3. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan data base kader/Anggota

4. Berkoordinasidengansemuabidang PSDM komda.

5. Bertanggung jawab kepada ketua umum

Sub. Bidang PSDM

1. Merekomendasikan nama-nama untuk ditempatkan pada pelaksanaan

agenda dakwah di tingkat Universitas.

2. Memberdayakan anggota secara optimal

3. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan data base kader

4. Memberikan pembekalan tsaqofahkader melalui forum kajian

5. Bertanggung jawab kepada ketua bidang kaderisasi

Sub. Bidang Pembinaan

1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan Mentoring dan PKD 1

2. Membina fikriyah, ruhiyah, dan jasadiyah anggota

3. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan penjagaan database

kader

4. Bertanggung jawab kepada ketua bidang kaderisasi

Page 65: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

50

g. Bidang Syi’ar

1. Penanggung jawab pelaksanaan program-program kerja yang

berorientasi pada pemasyarakatan syiar-syiar Islam melalui berbagai

metode dan sarana

2. Menyebarkan opini dan fikroh Islam melaui berbagai publikasi dan

kegiatan sosial dakwah lainnya

3. Bertanggung jawab kepada ketua umum

Sub. Bidang Kegiatan Masjid

1. Menjalankan syi‟ar Islam lewat tablig di masjid atau musholla sekitar

kampus

2. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pengelola SC UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Menjadikan Masjid Al-Jamiah sebagai salah satu basis pergerakan

dakwah Islamiyah di kampus

4. Bertanggung jawab kepada ketua bidang syi‟ar

Sub. Bidang Event

1. Mengelola kegiatan-kegiatan Syiar Islam dalam berbagai event (PHBI,

rekrutmen, kemuslimahan, kewirausahaan, dll)

2. Bertanggung jawab kepada ketua bidang syi‟ar

h. Bidang Humas dan Media

1. Menjaga citra positif LDK secara khusus, dan UIN secara umum

2. Membangun pengembangan jaringan organisasi dengan lembaga lain

sesuai dengan visi dan misi organisasi

Page 66: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

51

3. Menjalin jaringan kerja dakwah di tingkat kampus, daerah, provinsi

dan nasional (misal: FSLDK)

4. Menjaga kerjasama dengan lembaga dan insitusi dakwah lainnya

5. Menghidupkan Syi‟ar Islam dan marketing dakwah LDK lewat media

6. Membentuk opini masyarakat kampus melalui media

7. Bertanggung jawab kepada ketua umum

i. Bidang Pengembangan Bakat Akademik dan Keilmuan

1. Menjalankan halaqoh diskusi keislaman dan umum dalam lingkup

internal kader

2. Melakukan pendataan IPK pengurus

3. Mengadakan dan memfasilitasi training keprofesian

4. Meningkatkan kemampuan dan wawasan kader melalui tugas baca

5. Menfasilitasi kader untuk meningkatkan keterampilan kemampuan

kader dalam berbahasa atau seni

6. Menjalankan dan memfasilitasi program-program yang berkaitan

dengan pengembangan kesenian dan kesehatan kader secara khusus

dan mahasiswa secara umum

7. Meningkatkan partisipasi kader dalam kompetisi akademik dan non

akademik dalam skala nasional

8. Berkoordinasi dengan litbang dan keilmuan komda

9. Bertanggungjawab kepada ketua umum LDK Syahid

Page 67: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

52

j. Pos Solidaritas Ummat (PSU)

1. Menginventarisasi, mengelola dan mengembangkan dana donator

melalui sarana ZIS dan wakaf

2. Memiliki administrasi yang baku

3. Membangun kepedulian sosial anggota melalui pelayanan masyarakat

praktis

4. Menyebarkan opini dan fikroh Islamiyah kepada masyarakat melalui

kegiatan sosial

5. Mengumpulkan,mengelola dan menyalurkan infak untuk ummat

6. Bertanggung jawab kepada ketua umum

k. Lembaga Tahfidz Qur’an

1. Mengoptimalkan program tahsin dan tahfidz

2. Menjadi wadah pembelajaran Al-Qur‟an bagi civitas akademika UIN

(mahasiswa, dosen, danpengurus) secara umum dan ADK secara

khusus

3. Meningkatkan kualitas bacaan dan pemahaman terhadap Al-Qur‟an

4. Meningkatkan semangat menghafal Al-Qur‟an

5. Bertanggung jawab kepada ketua umum

l. Komisariat Dakwah (KOMDA)

1. Bertanggung jawab terhadap pengembangan dakwah di fakultas

sesuaidengan spesialisasi masing-masing fakultas dalam bentuk

aktivitas keilmuan, peningkatan profesionalitas, syiar, dan kaderisasi.

Page 68: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

53

2. Mengkoordinasikan anggota di fakultas masing-masing

3. Mendata dan merekap anggota yang ada di fakultas

4. Bertanggung jawab terhadap pemberdayaan anggota di fakultas

5. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum LDK Syahid

G. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasana tempat LDK Syahid dalam berdakwah di kampus

meliputi:

1. Sekretariat di Student Centre (SC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Masjid Al-Jamiah di Student Centre (SC) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Aula Student Centre (SC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Aula Madya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Auditorium Harun Nasution

6. Auditorium FISIP

7. Ruang kelas di fakultas-fakultas serta area dalam kampus

8. Kampus dua dan tiga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9. Peralatan ATK, inventaris dari senior LDK Syhahid dan fasilitas

pendukung lainnya dalam berdakwah yang diberikan dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Semua fasilitas ini berasal dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang diberikan kepada Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Student

centre (SC), selain itu anggaran kegiatan LDK Syahid juga diperoleh dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan donator-donatur yang mendukung

kegiatan LDK Syahid.

Page 69: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

54

BAB IV

PLURALISME AGAMA MENURUT AKTIVIS LDK SYAHID

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Arti Pluralisme Agama Menurut aktivis LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ditanya mengenai arti dari istilah pluralisme agama, jawaban dan

komentar mereka beragam. Mereka memberikan pemaparan masing-masing

mengenai apa yang dimaksud pluralisme agama sesuai dengan apa yang mereka

ketahui. Salah satu nya mengatakan bahwa pluralisme agama hanya sebatas

mengakui akan keberadaan agama lain sebagaimana penulis kutip dari wawancara

dengan salah satu aktivis berikut ini.

“..pluralisme sebenarnya bias sih, banyak pendapat.. pluralisme

merupakan bahasan yang tak pernah selesai karena banyak perbedaan...

kalau pluralisme itu mengakui keberadaan agama lain, saya termasuk

setuju,.. akui saja... bahkan rasul juga banyak mncontohkan pola-pola

interaksi dengan non-muslim..”1

Masih seputar pengakuan terhadap agama lain, ada pula yang mengatakan

bahwa pluralisme agama merupakan sebuah paham yang berkaitan dengan

pengakuan atau klaim suatau agama terhadap agama lain seperti istilah toleransi,

kesamaan agama, kebenaran semua agama dan lain-lain. Pluralisme agama

diidentifikasikan dengan toleransi beragama.

1 Wawancara dengan Informan IU10.

Page 70: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

55

“Pluralisme dalam agama berkaitan erat dengan toleransi beragama.

Tentang menghargai kebebasan pemeluk agama untuk menjalankan

peribadatan agamanya.”2

Menurut Informan diatas, pluralisme agama sangat erat dengan toleransi

agama yang menghargai kebebasan setiap pemeluk agama untuk menjalankan

peribadatannya masing-masing.

“Jadi saya memahami bahwa pluralisme agama adalah sebuah toleransi

umat beragama.”3

Kutipan di atas disampakan oleh aktivis lainnya yang menyebutkan bahwa

pluralisme agama memiliki arti sebuah toleransi umat beragama.

Selain dari makna pluralisme agama yang diidentifikasikan dengan

toleransi, ada pula yang memaknai pluralisme sebagai sebuah paham yang

menganggap semua agama itu sama, sesuai dengan yang penulis kutip sebagai

berikut:

“Pluralisme adalah paham yang mengatakan bahwa semua agama sama.”4

Kesamaan semua agama dimaksudkan kepada pengakuan bahwa semua

agama sama-sama benar dan sama-sama selamat. Semua agama adalah benar, dan

semua pemeluk agama akan selamat. Kebenaran dan keselamatan tidaklah

dimonopoli oleh salah satu agama, sebagaimana salah satu dari makna pluralisme

agama John Hick yang penulis kutip pada BAB II skripsi ini.

Pendapat lain seputar arti dari pluralisme agama yang srupa dengan

pendapat aktivis di atas adalah pendapat aktivis berikut ini:

2 Wawancara dengan Informan IA3.

3 Wawancara dengan Informan IA5

4 Wawancara dengan Informan IA1.

Page 71: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

56

“Sebuah paham yang menyatakan bahwa semua agama itu benar, dan

mempunyai kedudukan yang sama di sisi Tuhan.”5

Hal ini juga senada dengan pengertian pluralisme agama yang dipaparkan

oleh aktivis lainnya, sebagaimana kutipan dbawah ini:

“Pluralisme agama itu paham yang menyamakan semua agama itu benar.

Semuanya akan masuk surga, hanya beda jalan aja.”6

Menurut kutipan di atas, pluralisme agama adalah suatu paham yang

menyamakan semua agama, bahwasannya agama itu sama-sama benar, akan

sama-sama selamat di surga kelak, walupun hanya berbeda jalan yang ditempuh

atau agama yang dianut.

Hal senada disampaikan oleh aktivis yang lain, yang juga mengatakan

bahwa pluralisme agama adalah paham yang menyamaratakan semua agama, atau

menganggap semua agama benar.

“Singkatnya, pluralisme agama adalah paham yang menyamaratakan

semua agama. menganggap semua agama adalah benar.”7

Dari beberapa keterangan aktifis LDK tersebut, dapat difahami bahwa

secara umum, mereka mengerti apa yang dinamakan dengan pluralisme agama,

dimana pluralisme agama adalah suatu paham yang menghendaki adanya

kesetaraan agama-agama, tidak adanya superioritas salah satu agama, dan

keselamatan terbuka bagi semua agama.

Dengan demikian, aktivis LDK Syahid telah memahami dan mengerti arti

dari pada apa yang disebut dengan istilah pluralisme agama, sesuai dengan

5 Wawancara dengan Informan IU7

6 Wawancara dengan Informan IA2.

7 Wawancara dengan Informan IA4

Page 72: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

57

penyampaian mereka dan gaya bahasa mereka masing-masing yang telah penulis

kemukakan. Pengetahuan mereka tentang definisi atau istilah dari pluralisme

agama di atas, menandakan bahwa mereka tidak lagi asing dengan isu-isu

pluralisme agama.

B. Sikap Aktivis LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap

Pluralisme Agama.

Pluralisme agama, sebagaimana pengertiannya yang menghendaki

kesetaraan agama-agama dihadapan Tuhan, tidaklah sepaham dengan pemikiran

aktivis LDK Syahid. Ketika diwawancarai mengenai sikap terhadap paham yang

menganggap bahwa semua agama itu setara di hadapan Tuhan, salah seorang

aktivis menjawab“...Tidak setuju dengan sikap pluralisme agama...”8 demikian

yang disampaikan oleh seorang aktivis LDK Syahid. Alasan dari penolakan ini,

secara tegas dipaparkan dalam kutipan berikut:

Saya dengan tegas menolak penyebaran faham ini terutama di kalangan

muslimin. Karena akan mengikis aqidah mereka dan berdampak buruk

pada ibadah dan akhlak serta berujung pada kehancuran umat dunia

akhirat.9

Berdasarkan keterangan tersebut, penolakan faham ini dikarenakan atas

kekhawatiran akan terkikisnya aqidah mereka, dan berdampak buruk pada ibadah

yang akan berujung kepada kehancuran.

Dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, paham ini dinilai kurang

tepat. “...Pluralisme agama kurang tepat dalam menjalin kerukunan ummat

8 Wawancara dengan Informan IU3

9 Wawancara dengan Informan IA9

Page 73: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

58

beragama, karena sudah ada toleransi...”10

jadi cukuplah dengan toleransi yang

tinggi terhadap umat beragama lain, dan bukan paham pluralisme agama yang

menghendaki semua agama memiliki posisi yang sama, karena itu sudah masuk

ke ranah akidah seperti yang dipaparkan dalam kutipan d bawah ini:

Selagi tidak membawa masalah aqidah, tapi kalau sudah membawa

masalah aqidah, saya tidak setuju.11

Masalah aqidah memang menjadi hal yang mutlak bagi aktivis LDK

Syahid. Sehingga segala hal yang berhubungan dengan akidah dan keyakinann,

maka mereka bersikap tegas. Sebagaimana dikutip di atas, bahwa segala hal

kemaslahatan terhadap agama lain, itu hal yang wajar, selagi tidak menyinggung

ke ranah keyakinan dan akidah. Namun jika telah memasuki ranah agama,

sebagaimana pluralisme agama, maka dtolaknya.

Pluralisme hanya berlaku dalam ranah politik dan kemanusiaan.

Pluralisme agama, dimana dikatakan mencampuri ranah akidah dan keyakina,

maka aktivis LDK Syahid tidak menyetujuinya. “...Sangat tidak setuju, yang tepat

itu kita saling toleransi antar umat beragama...”12

demikian papar seorang aktivis

LDK Syahid..

Dari beberapa pemaparan di atas, dapat diambil garis besar, bahwa aktivis

LDK Syahid, dengan tegas menolak akan paham pluralisme agama. penolakan ini

dikarenakan pluralisme agama dianggap telah mencampuri dan merambah ke

dalam ranah aqidah dan keyakinan mereka, yang akan berdampak kepada

kerusakan dan kehancuran umat. Untuk itu, maka toleransi adalah sebuah hal

10

Wawancara dengan Informan IU3 11

Wawancara dengan Informan IU8 12

Wawancara dengan Informan IA2

Page 74: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

59

yang dikatakan cukup menjadi solusi dalam menjaga kehidupan umat beragama

yang majemuk.

C. Kesetaraan Agama-Agama

Menurut pandangan aktivis LDK Syahid, kesetaraan Agama-Agama,

memiliki dua pengertian, yakni kesetaraan di mata negara, dan setara di mata

Tuhan. Untuk membahas kedua hal tersebut, berikut pemaparan aktivis LDK

Syahid:

“Yang setara hanya hal fisik, dan yang membedakan adalah ketakwaan.

Sementara setara dalam hal fisik bahwa manusia itu tidak membedakan

yang kaya dan yang miskin.”13

Dari pendapat tersebut, menurutnya kesetaraan agama-agama di dunia ini

adalah untuk masalah fisik, serta tidak membedakan antara yang kaya dan yang

miskin di dunia ini, apapun agamanya. Sedangkan perbedaan adalah untuk

masalah ketakwaan. Hal ini menunjukkan bahwa toleransi antar-umat beragama

sangat dijunjung tinggi.

“Kita punya hak yang sama, tapi hanya dalam konteks kemasyarakatan,

tidak dalam hal aqidah.”14

Menyamaratakan perilaku untuk berbuat kebaikan dengan cara

memuliakan orang terdekat walaupun penganut agama lain, dalam pandangan

aktivis LDK, itu sangat diperintahkan. Bahkan menurut keyakinan merek, Islam

memerintahkan hal demikian.

“Islam pun memerintahkan untuk memuliakan penganut agama lain

apabila mereka adalah tetangga kita. Rasulullah saw bersabda “ barang

13

Wawancara dengan Informan IU1. 14

Wawancara dengan Informan IU6

Page 75: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

60

siapa yang beriman kepda hari akhir hendaklah kita memuliakan

tetangganya” hadis riwayat Bukhori dan Muslim”.15

Dari pernyataan ini mengandung arti bahwa bukan hanya dengan tetangga

sesama penganut satu agama, namun memuliakan penganut agama lain, adalah

merupakan suatu perilaku terpuji yang dianjurkan Rasulullah saw, yang dalam hal

ini menurut aktivis LDK danjurkan dalam Islam. Pemahaman semacam ini tidak

lagi memandang status agama dari orang terdekat, namun lebih melihat kepada

sisi kemanusiaan dan muamalah.

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kesetaraan

agama-agama dalam pandangan para aktivis tersebut, walaupun tidak berlaku

dalam masalah akidah dan keyakinan mereka, namun hal ini justeru suatu

keharusan dimana untuk bersikap egaliter, tidak menyamakan status sosial dan

agama terhadap orang terdekat dalam hal urusan kemanusiaan dan muamalah. Hal

ini menunjukkan nilai toleransi yang sangat tinggi terhadap umat penganut agama

yang berbeda.

D. Kerjasama Antar-Umat Beragama

Walaupun prinsip tegas aktivis LDK Syahid akan pluralisme agama,

namun itu bukan berarti bahwa sikap mereka terhadap agama lain itu tidak lah

begitu acuh tak-acuh. Hal ini telah penulis singgung sebagaimana terdapat dalam

bagian sebelumnya di poin c di atas. Toleransi agama telah dirasa cukup dijadikan

sebagai jembatan penghubung dalam muamalah keseharian terhadap pemeluk

agama lain.

15

Wawancara dengan Informan IU7.

Page 76: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

61

Walaupun demikian, kerjasama antar-umat beragama dalam pandangan

aktivis LDK Syahid, bisa bekerjasama dengan baik. Tentu kerjasama semacam ini

yang tidak ada kaitannya dengan kerjasama akidah ataupun keyakinan.

Dalam hal aqidah, atau keyakinan saling toleran, dan dalam hal muamalah

bisa bekerjasama dengan baik.16

Dikatakan bahwa Islam sebagaimana yang mereka yakini, juga tetap

menjamin hak-hak pemeluk agama lain, dalam hal sosial kemanusiaan. “...Dan

dalam aspek sosial pun, Islam tetap menjaga hak mereka...”17

. Jadi jelaslah bahwa

kerjasama antar-umat beragama menurut aktivis LDK Syahid adalah suatu hal

yang wajar manakala hal tersebut bukan berada pada ranah akidah, sebagaimana

dikatakan pada pemaparan sebelumnya.

Ketika ditanya apakah umat antar agama dapat berdampingan,

bekerjasama, dan damai, Seorang aktivis menjawab “...Dapat berdampingan,

bekerjasama, dan damai. Selama bukan bekerjasama dalam hal akidah.”18

Jadi

jelaslah bahwa untuk urusan dunia, mereka sangatlah tidak mempermasalahkan,

atau bahkan dianjurkan, sebagai bagian dari muamalah.

E. Menjunjung Tinggi Perdamaian Antar-Umat Beragama

Perdamaian antar-umat beragama yang menjadi bagian tak terpisahkan

dari perdamaian dunia, memang sepertinya sulit dicapai, apabila tidak ada

kesadaran akan perbedaan. sikap toleransi, sebagaimana diungkapkan oleh

seorang aktivis LDK Syahid dibawah ini, menjadi hal yang dirasa penting dalam

menjaga perdamaian antar-umat beragama.

16

Wawancara dengan Informan IA8 17

Wawancara dengan Informan IU7. 18

Wawancara dengan Informan IA6

Page 77: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

62

“....ketika kita tidak menyepakati itu ya kita tinggal bersikap jangan

mengikuti, tidak perlu men-judge apalagi sampai mengkafirkan,

menyalahkan atau menyesatkan..”19

Toleransi beragama ataupun berpaham sebagaimana dikutip di atas,

menurut salah seorang aktivis LDK Syahid menjadi hal yang mutlak dilakukan.

Hal semacam ini untuk menghindari adanya konflik-kinflik ketegangan dari

perseslisihan. Ketika terjadi perbedaan pemahaman, minal sikap yang diambil

adalah dengan tidak mengikuti, dan jangan sampai mengkafirkan. Toleransi

semacam ini merupakan salah satu hal yang harus dijaga dalam menjaga

perdamaian antar-umat beragama.

Keyakinan yang berbeda telah disadari adanya oleh mereka. Dan itu yang

disebut sebagai kesadaran akan pluralitas. Yang terpenting, menurut mereka

adalah bagaimana dapat menciptakan perdamaian. “...Walaupun ada yang

memiliki keyakinan yang berbeda, namun tidak ada alasan bagi kita untuk tidak

memberikan keamanan bagi siapapun karena kerukunan agama adalah bentuk

menciptakan perdamaian...”20

. Tidak alasan untuk bersikap arogan dan agresif.

Keamana bagi sesama umat beragama, menjadi hal yang penting.

Lebih lanjut mengenai bagaimana cara mewujudkan perdamaian, lebih

lanjut seorang aktivis menambahkan:

“Cukup dengan menjaga komunikasi yang baik dengan orang non muslim

terdekat seperti tetangga kita atau teman dekat kita. Tidak mengganggu

saat mereka sedang beribadah. Wallahu „alam bishawab.”21

19

Wawancara dengan Informan IU9. 20

Wawancara dengan Informan IU4. 21

Wawancara dengan Informan IU2.

Page 78: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

63

Pemikiran semacam ini menunjukkan bahwa betapa tegasnya pemikiran

aktivis LDK Syahid terhadap akidah dan keyakinan, pun hal ini dibarengi dengan

perilaku toleran terhadap penganut agama lain.

“...Untuk menjaga kerukunan, kita terapkan agamaku, agamaku dan

agamamu, agamamu. Kita menghargai agama mereka dan tidak mengganggu

ibadahnya...”22

sebagaimana disampaikan seorang aktivis LDK Syahid, adalah

cara yang dianggap dapat menjalin dan menjaga kerukunan hidup antar umat

beragama. Tentunya kesemua itu dengan catatan bahwa kesemuanya itu diluar

daripada hal-hal yang mencampuri akidah dan keyakinan. “...Tidak saling

mengganggu, saling menghormati masing-masing agama...”23

tambah aktivis

lainnya.

Dengan demikian jelas lah bahwa aktivis LDK Syahid dengn tegas telah

memaparkan hal terkait dengan pandangan mereka mengenai pluralisme agama.

dalam hal ini mereka tidak sepakat dengan paham ini karena berkaitan dengan hal

aqidah dan keyakinan mereka. Namun demikian, untuk hal toleransi, mereka

sangat menjunjung tinggi. Selain itu, perdamaian dan kerjasama antar umat

beragama serta kesamaan hak pemeluk agama di dunia ini harus dilindungi.

22

Wawancara dengan Informan IU1 23

Wawancara dengan Informan IA14

Page 79: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya,

maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa, dari beberapa informan aktifis

LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan tidak sependapat

dengan konsep kesetaraan agama-agama sebagaimana konsep pluralisme agama.

Pendapat dari sebagian besar informan cenderung sepemikiran dan sejalan

mengenai konsep pluralisme agama.

Islam, sebagaimana yang diyakini LDK Syahid, bukanlah suatu agama

yang tidak mempedulikan nilai-nilai kemanusiaan. Namun LDK Syahid

mendukung apa yang dinamakan dengan konsep koeksistensi antar-umat

beragama. Karena hal tesebut juga pernah dipraktikkan oeh Muhammad SAW

pada masa itu. Sehingga hidup damai dan berdampingan dengan agama yang

berbeda, tidaklah menjadi masalah bagi LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Namun mereka tidak sependapat dengan konsep dimana semua agama

memiliki kebenaran yang sama, setara dan sederajat. Islam sudah menjadi agama

mereka, sekaligus kepercayaan mereka. Kerjasama dengan agama lein berlaku di

luar ranah teologi, menurut mereka.

Walau demikian, LDK Syahid tidak langsung men-judge atau

mengkafirkan bahkan menyalahkan orang yang mendukung konsep pluralisme

agama itu sendiri. Mereka lebih bersikap jika meeka tidak sepakat terhadap suatu

hal, mereka lebih memilih untuk tidak mengikuti dalam artian mereka

Page 80: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

65

meninggalkannya. Pluralisme hanya berlaku dalam ranah sosial dan kemanusiaan,

tetapi tidak untuk agama.

B. Saran

Sebuah faham yang memang itu berbeda dengan paham yang lainnya

dapat menimbulkan ketidaksepahaman dan penolakan terhadap paham tersebut.

Namun setidaknya terdapat sebuah pelajaran dan sikap yang menjadi sebuah

solusi bagaimana jalan tengah dari perselisiahn paham tersebut.

Pluralisme agama sebagaimana konsep yang dianggap berasal dari barat

yang mengendaki kesetaraan agama-agama, sebaiknya ditanggapi dan difahami

dengan mencari jalan tengah dan mengambil sisi positif dari konsep tersebut.

Pluralisme agama yang menghendaki akan tiadanya lagi tindakan saling klaim

akan keberanaran yang berakibat pada konflik agama-agama, dapat dijadikan

sebagai pelajaran positif. Adapun hal yang kita tidak sepakati dari konsep ini,

misalkan yang masuk ke ranah teologi, dapat kita sesuaikan dengan iman dan

keyakinan kita.

Demikanlah sebagaimana LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sebagai organisasi yang memegang peran penting bagi kaum intelek muda,

memandang pluralisme agama. bagaiman pun LDK Syahid tetap berada dibawah

naungan kampus yang plural dari segi pemikiran, budaya dan faham, dan juga

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangsa dalam bingkai NKRI.

Page 81: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

66

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Ali, Muhammad. Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan

Menjalin Kebersamaan. Jakarta: Kompas, 2003.

Ali, Mukti. Agama, Universalitas dan Pembangunan. Bandung: Badan Penerbit

IKIP, 1971.

Arifin, Zainal. Perkembangan Fikiran terhadap Agama. Medan: Firman

Islamiah, 1957.

Azra, Azyumardi. Mencermati Citra Barat Tentang Islam, dalam Alirman

Hamzah, Citra Islam Di Mata Barat(Sejarah Dan Perkembangan

Orientalisme. Padang: IAIN Press, 2003.

Baehr, Peter, et.all, Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi Manusia, Jakarta:

Yayasan Obor, 2001, cet. Ke-2

Coward, Harold. When Religion Becomes Evil. New York: HarperSanFransisco,

2002.

Damanik, Ali Said, Partai Keadilan: Tarnsformasi 20 Tahun Gerakan tarbiyah di

Indonesia. Jakarta: Teraju, 2002.

Departemen Agama RI. Mushaf al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Pena Pundi Aksara,

2009.

Djamas, Nurhayati, Agama dalam Keragaman Etnik di Indonesia , Jakarta:

Balitbang Depag, 1998.

Elmirzanah, Syafa’atun. Pluralisme Konflik Dan Perdamaian: Studi Bersama

Antar-Iman. Yogyakarta: Pustaka Pelaja, 2002.

Faizin, Afwan. Lembaga dakwah kampus dan sikap pluralisme: model

pengkaderan dan sikap terhadap non-muslim. Jakarta: Kerjasama

Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2008.

Fatah, Eep Saifullah, Zaman Kesempatan: Agenda-agenda Demokratisasi Pasca

Orde Baru, (Bandung: Mizan, 2000, h. 248.

Furkon, Aay Muhammad, Partai Keadilan Sejahtera; Idelogi dan Praksis Politik

Kaum Muda Muslim Indonesia, Jakarta: Teraju, 2004.

Ghazali, Abdul Muqsith. Argumen Pluralisme Agama; Membangun Toleransi

Berbasis al-Qur’an. Depok: KataKita, 2009.

Hidayat, Komaruddin. Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik.

Jakarta: Paramadina, 1996.

Hidayat, Surahman. Islam, Pluralisme & Perdamaian. Jakarta: Fikr, 1998.

Hornby, AS. Oxford Advenced Learner’s Dictionary of Current English. Oxford:

Oxford University Press, 1987.

Husaini, Adian. Pluralisme Agama: Musuh Agama-Agama. T. Tp, DDII, 2010.

Kimlicka, Willy. Kewargaan Multikultural. Jakarta: LP3ES, 2003.

Page 82: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

67

Kusuma, M. Indradi dan Efendi, Wahyu. Kewarganegaraan Indonesia. Jakarta:

GANDI, 2002.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

1994.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi Dan Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Muttaqin, Ahmad. Rekonstruksi Gagasan Pluralisme Agama (Telaah atas Buku

Pluralisme Agama, Musuh agama-agama Karya Adian Husaini). T.Tp:

Al-AdYaN, 2014.

Nasuhi, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,dan

Disertasi. Ciputat: CEQDA UIN Jakarta, 2007.

Nurjannah, Dan dakwah kampus begitu indah: sebuah pengalaman Forum Study

Islam Nurjannah. Jakarta: Al Fahmu Press, 2006.

Osman, Mohamed Fathi. The Childern of Adam: an Islamic Perspective on

Pluralism. Washington DC; Center for Muslim-Christian Understanding,

Georgetown University, 1996. Diterjemahkan leh Irfan Abubakar, Islam,

Pluralisme dan Toleransi Keagamaan: Pandangan al-Quran,

Kemanusiaan, Sejarah, dan Peradaban. Jakarta: Democracy Project-

Yayasan Abad Demokrasi, 2006.

Pranata, Rudi. “An Indonesianist’s View of Islamic Radicalism” dalam Tempo,

Februari 15-21, 2005

Rachman, Budy Munawar dan Shofan, Moh. Argumen Islam Untuk Pluralisme:

Islam Progresif dan Perkembangan Diskursusnya. Jakarta: Grasindo,

2010.

Rahmat, M. Imdadun. Arus baru Radikal Islam: Transmisi Gerakan Revivalisme.

Jakarta: Erlangga.

Riyadi, Hendar. Melampaui Pluralisme: Etika Al-Qur’an tentang Keragaman

Agama. Jakarta: RMBOOKS & PSAP, 2006.

Rohman, Abunjamin. Ensiklopedia Lintas Agama. Jakarta: PerpustakaanNasional

RI, 2009.

Rokhmad, Abu. Radikalisme Islam Dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal.

Undip, Semarang, ttp.

Salim, Peter dan Salim, Yenny. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:

Moderen English Press, 2002.

Sandhiyudha, Arya. Renovasi dakwah kampus, Kalimatun 'Anil Fityah. 2006.

Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press,

2005.

Senderson, Stephen. Sosiologi Makro. Jakarta: Rajawali Press, 1993.

Sitompul, Agussalim. Menyatu dengan umat, menyatu dengan bangsa: pemikiran

keislaman keindonesiaan HMI, 1947-1997. Jakarta: Kerjasama PT. Logos

Wacana Ilmu dengan Lembaga Indonesia Adidaya, 2002.

Page 83: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

68

Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo, 1998.

Sularto, St. Haji Agus Salim (1884-1954): tentang perang, jihad, dan pluralisme.

Jakarta: Penerbit Gramedia, 2004.

Suparlan, Parsudi. Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungannya. Jakarta:

Rajagrafindo, 1984.

Thoha, Anis Malik. Doktrin Pluralisme Agama; Telaah Konsep dan Implikasinya

bagi Agama-Agama. T.Tp: Dialogia, 2011.

Thoha, Anis Malik. Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis. Jakarta: Perspektif,

2005.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II.

Jakarta, Balai Pustaka, 1994.

Tim Penyusun SPMN FSLDK Nasional UI dan ITB. Risalah manajemen dakwah

kampus: panduan praktis pengelolaan lembaga dakwah kampus :

standarisasi pelatihan manajemen nasional. Jakarta: , Studia Pustaka,

2004.

Tobroni & Arifin, Syamsul. Islam: Pluralisme Budaya dan Politik. Yogyakarta:

SIPRESS, 1996.

Usman, Fathimah. Wahdat Al-Adyan: Dialog Pluralisme Agama.

Yogyakarta:Lkis, 2002.

Yaqin, M. Ainul. Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk

Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media, 2005.

Zada, Hamami. Islam Radikal, Pergulatan Ormas-Ormas Islam Garis Keras di

Indonesia. Jakarta: Teraju, 2002.

Zainuddin, M. Pluralisme Agama; Pergulatan Dialogis Islam-kristen di

Indonesia. Malang: UIN-Maliki Press, 2010.

Zamroni. Pengantar Pengembangan Teori Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana,

1992, Cet. Ke-2.

Skripsi

Farhah, Siti. Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Prososial Mahasiswa

Pengurus Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Jurnal

Attabik dan Sumiarti. Pluralisme Agama: Studi Tentang Kearifan Lokal Di Desa

Karangbenda Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Purwokerto: P3M

STAIN Purwokerto, 2008.

Naim, Ngainun. Pluralisme sebagai Jalan Pencerahan Islam: Telaah Pemikiran

M. Dawam Rahardjo. Tulungagung: Jurnal Salam, 2012.

Susanti, Kendala Radikalisme Dalam Mewujudkan Civil Society Di Indonesia.

Universitas Terbuka, ttp.

Page 84: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Lampiran 1: Dokumentasi pengambilan data LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 85: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Lampiran 2: Buku Program Kerja Badan Pengurus Harian LDK Syahid UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 86: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Lampiran 3: Proses wawancara dan pengambilan data di sekretariat LDK Syhid

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 87: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Lampiran 4: Hasil Wawancara Dengan Aktivis LDK Syahid

Kode Informan : IA1

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam berada di atas agama yang lain dalam artian Islam adalah agama

yang paling benar dan selain Islam salah.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Islam adalah agama yang paling benar dan yang lain salah.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Agama yang lain bukanlah agama yang sempurna karena terdapat

penyelewengan dari akal manusia, dan juga Allah Maha Mengetahui

dengan hal yang terbaik buat hambaNya, oleh karena itu agama Islam ini

dijadikan satu-satunya agama yang Allah ridhoi... Islam adalah agama

yang sempurna dan mafhum mukholafahnya agama yang selain Islam

tentunya bukan agama yang sempurna.

Dan juga Allah menjadikan agama ini sebagai ni’mat yang paling besar

dan tentunya dirsakan oleh orang-orang yang berpegang teguh dengan

agama Islam ini. Dan Allah juga telah meridloi agama Islam dan mafhum

mukholafnya Allah tidak ridhoi dengan agama selain Islam.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Di agama yang lain ada sebuah kebenaran namun kemungkaran yang

lebih dominan yang bisa menghapus seluruh kebenaran yang ada di

dalamnya. Dan kita tidak bisa mengatakan agama itu benar karena ada

hal yang benar, karena agama yang benar bukan pendapat kita,

melainkan atas perintah wahyu yang Allah turunkan kepada nabi

Muhammad saw.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Masalah masuk surga atau tidak, Allah Yang Maha Tahu, siapa dari kita

yang bisa menjamin sesorang untuk masuk surga? Namun Allah

mengarahkan kita bahwasannya Islam merupakan jalan untuk masuk

surga, dan yang selain Islam merupakan jalan yang tak mungkin

mengatarkan seorang hamba untuk masuk surga. Karena seorang hamba

masuk surga karena telah diridhoi oleh Allah. Bagamana seoran non

muslim masuk surga sedangkan Allah tidak ridloi dengan agama yang

dianutnya.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Hubungan Islam dengan agama yang lainnya telah diatur oleh Allah

dalam al-Qur’an. Islam adalah agama yang rohmatallilalamin penuh

dengan kasih sayang, dan menjunjung tinggi perdamaian. Islam melarang

pengikutnya untuk memerangi seorang non Muslim yang tidak

memeranginya, Islam juga menjaga muamalah antara muslim dengan non

Page 88: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

muslim. Dan pada intinya, walaupun agama selain Islam agama yang

tidak benar, tapi Islam tidak memerintahkan untuk memerangi mereka

kecuali jika mereka mereka mulai memerangi Islam.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme adalah paham yang mengatakan bahwa semua agama sama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak setuju karena agama adalah wahyu bkanlah pemikiran dan akal

manusia semata.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Semua agama tidaklah setara dan Allah sangat jelas telah memilih Islam

sebagai agama yang diridhoinya dari agama yang lainnya.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Sikap kita adalah menjelaskan bahwa pemahaman seperti itu adalah

salah, dengan cara mendakwahinya dengan metode diskusi, ceramah dll.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Pluralisme itu buatan manusia... kenapa kita jadikan dia sebagai solusi

untuk sebuah perdamaian?tentunya Islam jalan satu-satunya yang akan

menyelesaikan permasalahan dan menciptakan sebuah perdamaian.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Untuk menjaga kerukunan beragama,kita harus faham denga Islam dan

paham dengan non Islam. dan setelah kita tahu mana yang benar dan yag

salah, kita ambil yang benar dan tinggalkan yang salah, dan kita harus

mengetahui bahwa Islam mengetahui bahwa Islam mengajarkan

kerukunan dengan orang non muslim selama mereka tidak mengganggu

kesejahteraan dan agama orang Islam.

Page 89: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA 2

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam sebagai agama yang benar, karena aama di sisi Allah itu yah Islam

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Yah agama yang paling benar, saya tidak bermain kata dan berfilsafat,

tapi saya meyakini Islam adalah agama yang benar dilihat dari

ajarannya.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Sudah tegas; untukmu lah agama mu, untukku lah agama ku, tidak ada

paksaan dalam agama dan juga toleransi terhadap perbedaan itu.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Saya yakin di agama lain pun ada kebenaran, tapi lebih banyak sesatnya

dan ajarannya sudah tidak murni lagi. Kenapa saya yakin, karena kan kita

sudah diberi akal untuk memahami wahyu, dan saya paham selama ini

agama Islam benar.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Iya tidak akan masuk surga, karena ajaran Islam ajaran yang benar,

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Hubungannya baik-baik saja kak,

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme agama itu paham yang menyamakan semua agama itu benar.

Semuanya akan masuk surga, hanya beda jalan aja.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak setuju. Yah kali semua agama itu benar hanya saja jalannya saja

yang beda jalan aja masa?. Tapi liat jalannya itu lho, yang sangat sangat

berbeda. Dari konsep ketuhanannya juga berbeda. Masa mau disamakan.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Kurang paham pertanyannya, kalau dalam Islam menyamaratakan agama

itu gak ada, tapi yang ada menjunjung tinggi toleransi.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Sangat tidak setuju, yang tepat itu kita saling toleransi antar umat

beragama.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak tepat, kan pluralisme itu akhirnya meyakini ajaran yang dianut itu

bukanlah agama yang paling benar. Tiap orang itu malah harus

mempunyai sikap meyakini agamanya yang paling benar, karena kan ini

berkaitan dengan keimanan seseorang dan jalan hidupnya.

Page 90: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Cukup singkat. Untukmulah agamamu, untukku lah agamaku. Tidak ada

paksaan dalam agama dan saling toleransi.

Page 91: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA 3

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Tidak setara.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Ya karena kebenaran ajarannya terdapat dalam al-Qur’an yang langsung

merupakan firman Allah dan tidak ada campur tangan manusia dalam

ayat-ayatnya.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

No komen.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

No komen.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

No komen.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

No komen.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme dalam agama berkaitan erat dengan toleransi beragama.

Tentang menghargai kebebasan pemeluk agama untuk menjalankan

peribadatan agamanya.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak. Meski semua agama mengajarkan kebaikan, namun Islam tetaplah

menjadi agama yang paling sempurna.islam mencintai kedamaian, namun

untuk hal-hal yang bersifat syari’at tidak dapat diganggu gugat. Misalnya

kebebasan beribadah ataupun keharusan untuk mengucapkan selamat

hari raya atas agama lain yang memang tidak dibenarkan dalam ajaran

kita.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

No komen.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak setuju dengan sikap pluralisme agama.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

No komen.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Intinya adalah kita tetap menjalankan kewajiban kita sebagai umat

muslim tanpa mengganggu pemeluk agama lain untuk menjalankan

kewajibannya. Lakum dinukum waliyadin.

Page 92: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA 4

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Posisi Islam di antara agama-agama lain adalah sebagai agama yang

memiliki kebenaran mutlak dan satu – satunya agama yang benar.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Lebih tepatnya adalah hanya Islam yang benar. Hal itu bisa dibuktikan

mulai dari konsep ketuhanan, sejarah hingga kitab suci nya dan hanya

Islam lah agama satu-satu nya yang benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Tentang agama lain, dalam al-Qur’an Allah mengatakan dengan jelas

bahwa Islam lah satu-satunya agama yang benar dan agama lain

bukanlah agama yang benar. Terdapat dalam QS Ali-Imran:19 dan

102,QS Al-Maidah:3,

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Tidak ada agama yang benar selain Islam.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Bagaimana mau masuk surga bila yang mereka sembah adalah Dzat yang

bukan pencipta surga?

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat

beragama seperti yang Rasulullah saw contohkan di Madinah. Tetapi

tidak ada toleransi dalam hal aqidah. Namun untuk saat ini, seakan-akan

Islam digambarkan sebagai agama teroris dan penuh kebencian oleh

media. Padahal Islam lah yang dizhalimi oleh pihak lain.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Singkatnya, pluralisme agama adalah paham yang menyamaratakan

semua agama. menganggap semua agama adalah benar.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak, karena paham tersebut bukan untuk menciptakan perdamaian antar

umat beragama dengan iming-iming toleransi, bahkan merusak nilai

toleransi umat beragama itu sendiri. Bahkan ini dapat merusak aqidah

semua umat beragama. Jika semua agama itu benar, apakah mungkin

Allah menciptakan Tuhan tandingan selain Dia?dan jika semua agama itu

benar, mengapa semua agama saat ini selain Islam sangat membenci

Islam? bukankah tidak ada agama yang mengajarkan kebencian?

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Untuk menentukan sebuah hukum dalam Islam, saya masih belum meliki

cukup keilmuan, namun dalam persepsi saya pribadi, hal tersebut sangat

menyimpang dalam ajaran Islam. karena Islam membatasi toleransi

Page 93: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

dalam segi aqidah antar umat beragama. Dan dalam ayat al-Qur’an dan

hadis tidak ada yang menyatakan bahwa semua agama itu adalah sama

(benar). Pun para ulama dan salafus shalih tidak ada yang menyatakan

demikian.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Ini adalah perang. Perang dalam ranah pemikiran. Perang untuk

menjatuhkan aqidah umat Islam. maka dari itu, saya pun memeranginya

dalam hal karya dan juga emikiran. Tidak dibenarkan jika memerangi

dengan cara kekerasan dan fisik, kecuali jika kaum pluralis memulai

serangan fisik juga. Namun jika ingin berdebat, bantahlah dengan cara

yang baik dan santun. Karena Islam tidak menyukai kekerasan, namun

mencintai perdamaian.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak. Karena faktanya, tanpa adanya paham pluralisme, rasul dapat

hidup berdampingan dengan Yahudi dan Nasrani. Pun di saat Khulafaur

Rasyidin.namun sekarang dengan berkembangnya faham tersebut, umat

Islam semakin didiskriminasi dan terzhalimi. Padahal umat Islam tidak

pernah mengganggu mereka dan menganiaya kaum mereka. Contoh di

Palestian dan Myanmar.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Hanya satu. Menjunjung tinggi toleransi antar-umat beragama, baik

dalam hal beribadah atau muamalah. Tetapi tidak dalam hal aqidah.

Namun disamping toleransi yang dijalankan, harus memiliki kode etik

nilai-nilai kesopanan. Karena perdamaian antar umat beragama bukanlah

hal yang mustahil dalam dunia ini.

Page 94: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA 5

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam adalah agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Tidak.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

No komen.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Tidak.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Iya.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

No komen.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Jadi saya memahami bahwa pluralisme agama adalah sebuah toleransi

umat beragama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

No komen.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Saling menghormati keyakinan masing-masing.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Mungkin lebih kepada toleransi, karena secara singkat plural itu jamak.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Dengan menghormati keyakinan setiap umat. Agamamu agamamu,

agamaku agamaku.

Page 95: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA 6

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Mutlak, Tidak setara. Islam adalah penyempurna dari agama-agama

seblumnya.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Mutlak, paling benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Sudah tertera dalam surat al-Kafirun..

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Mutlak, Islam paling benar.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Mutlak.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

No komen.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme agama adalah menganggap semua agama benar.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Tidak.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak setuju dengan pluralisme agama.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Dapat berdampingan, bekerjasama, dan damai. Selama bukan

bekerjasama dalam hal akidah.

Page 96: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA7

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Bisa hidup berdampingan.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Ya, dengan rujukan al-Qur’an dinyatakan di dalamnya bahwa agama

yang mulia di sisi Allah adalah Islam. ketauhidan juga menjadi hal yang

asasi menunjukkan kebenaran agama ini.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Bagiku agamaku, bagimu agamamu. Tafsir mengenai ayat ini adalah

dalam hal aqidahtidak ada istilah kerjasama, namun dalam hal muamalah

diperbolehkan. Artinya Islam pun tidak membatasi diri pemeluknya dan

merasa paling benar meskipun sebenarnya kebenaran Islam sudah jelas.

Bahkan kita harus menunjukkan kebaikan agama ini untuk semesta

alam.bukan memaksa mereka untuk mengikuti kita.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Jika yang dimaksud kebenaran dalam arti selamat, maka saya meyakini

tidak ada. Karena sejatinya aqidah adalah penentu kehidupan hari akhir

kelak. Pendapat saya ini merujuk pada tiga hal:

1. Ajaran ketauhidan telah berlangsung sejak dahulu, dari dari adam

sampai nabi Muhammad. Jadi tidak ada celah dimana ketauhidan itu

menghilang begitu saja. Bahkan di zaman kekosongan sebelum

kedatangan Muhammad pun ada ahli kitab yang meyakini kebenaran

agama ini.

2. Paman Rasulullah, Abu Thalib yang setia pada perjuangan Rasul dan

meyakini bahwa benarlah perjuangan yang dibawa oleh Muhamad

tidak masuk surga karena tidak menyatakan syahadat itu lewat

qoul/ucapannya

3. Kesempurnaan atau syumulnya ajaran agama Islam yang mengatur

hal-hal yang paling kecil, keseharian sampai hal besar seperti

thoharoh, menejemen waktu, bahkan urusan kenegaraan, menjadi

bukti bahwa Islam sangat menjaga individunya dan memelihara

kehidupan masyarakatnya.

Jika yang dimaksud dengan kebenaran adalah dalam hal etika, perilaku,

kebaikan, maka saya meyakini bahwa hal tersebut pun juga diajarkan oleh

agama lain.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Sudah dijawab di nomer 3.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Page 97: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Ya, sebuah coontoh yang baik dimana semua agama bisa hidup

berdampingan. Namun satu hal yang perlu disadari adalah bahwa dimasa

itu pun nabi dan kaum Yahudi tak lepas juga dari konflik. Dimana

beberapa perjanjian dilanggar. Sehingga saya mengambil kesimpulan

perdamaian itu bukan berarti tidak pernah ada konflik. Contoh lainnya

dalam keluarga, mungkin kita menganggap keluarga kita harmonis, tapi

kita pasti tau keharmonisan bukan berarti tidak ada konflik sama sekali.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Paham yang menganggap bahwa semua agama sama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

tidak, karena sumber proses, aturan dan lainnya, masing-masing agama

berbeda. Bahkan Tuhannya pun berbeda.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Saya tidak bisa menghukumi, tapi menurut saya itu adalah hal yang lucu,

dan mustahil. Karena agama-agama mau disetarakan dhadapan Tuhan

yang mana kak? Soalnya Tuhannya kan beda-beda.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Jika definisi yang berkembang adalah adalah menganggap semua agama

itu sama, maka saya kurang setuju. Yang menjadi inspirasi saya adalah

surat al-kafirun. Toleransi beragama nya sudah sangat jelas.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Sepertinya no.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Dalam hal aqidah, atau keyakinan saling toleran, dan dalam hal

muamalah bisa bekerjasama dengan baik.

Page 98: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA8

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam adalah salah satu agama samawi yang Allah turunkan syariatnya

kepada nabi Muhammad saw dan harus disampaikan kepada ummatnya.

Islam membenarkan risalah-risalah agama samawi yang sebelumnya

turun, karena agama tersebut merupakan agama yang juga mentauhidkan

Allah swt.islam tidak membenarkan adanya Tuhan selain Allah.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Memang hal itu adanya demikian, artinya memang Islam adalah agama

yang paing benar, yang harus kita anut dan harus kita jalankan

syari’atnya. Tidak ada satupun hukum Islam yang kontradiksi ataupun

berlawanan antara yang satu dengan yang lain. Sekalipun terkadang

bahwasannya manusia melihat hukum Allah itu merupakan hukum yang

begitu kejam. Itu kan hanya sebagian orang dan segelintir orang yang

menyatakan demikian. Beda halnya dengan agama-agama yang lain.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Di dala al-Qur’an tentang agama-agama Allah berfirman bahwa

bahwasannya agama yang paling benar di sisi Allah adalah Islam.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Sebetulnya semua ajaran, semua agama, itu menginginkan bagaimana

umatnya itu lebih baik lagi. Bagaimana umatnya itu patuh terhadap

risalah yang diturunkan oleh Tuhan kepada para nabiNya. Namun sudah

kita dapati sekarang banyak agama-agama yang tidak sesuai bahkan itu

sudah semuanya agama itu salah melakukan apa dalam menjalankan

syariatnya itu sudah melakukan kesalahan-kesalahan bukan dari sisi

syariatnya saja, tetapi dari aqidahnya pun sudah tidak benar. Sehingga

bisa kita katakan agama-agama selain agama Islam adalah agama yang

tidak benar. Sekalipun di dalamnya ada sedikit kebenaran, tetapi bisa

dikatakan itu hanya lima persennya saja seperti itu, artinya yang

mengajak kepada suatu kebenaran. Namun kebanyakan dari agama-

agama tersebut terdapat besar sekali kesalahan-kesalahan, sehingga

agama yang paling suci adalah agama Islam itu sendiri.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Pendapat saya bahwasannya memang orang yang tidak beriman kepada

Allah dan beriman kepada Rasul-Nya, tidak beriman kepada malakan dan

kitab-kitab-Nya, dan tidak memenuhi rukun iman yang enam itu, maka dia

tidak mempunyai hak untuk masuk surga. Karena agama terakhir yang

diturunkan, agama yang diturunkan kepada nabi terakhir, yaitu kepada

Nabi Muhammad saw, adalah agama Islam yang sudah sempurna.

Dimana agama Islam ini sudah layak di setiap zamannya, dan juga sangat

Page 99: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

layak di mana pun ia berada. Sehingga untuk masuk surga dan tidaknya,

jelas, orang yang tidak beragama Islam, itu tidak mungkin masuk ke

dalam surga. Karena agama-agama yang lain tersebut menyembah selain

kepada Allah swt. Beda dengan agama Islam dimana agama Islam adalah

agama yang memerintahkan ataupun mensyari’atkan kepada ummatnya

untuk menyembah kepada Allah swt. Ketika satu saja hal yang sangat

krusial dalam hal aqidah sudah berbeda, maka berbeda pula akibatnya.

Misalnya kita ketahui orang yang beragama tertentumisalnya menyembah

patung, dan lain-lain. Sehingga ini tidak mungkin mendapatkan suatu

keselamatan karena dia sudah musyrik telah menduakan kepda Allah.

Karena musyrik merupakan suatu kezhaliman yang sangat besar. Dan

Allah tidak akan pernah memaafkan orang-orang yang menduakan Allah

swt.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Sejauh yang saya ketahui bahwasannya hubungan antara agama Islam

dengan agama-agama yang lain..

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Paham yang menganggap bahwa semua agama sama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

tidak, karena sumber proses, aturan dan lainnya, masing-masing agama

berbeda. Bahkan Tuhannya pun berbeda.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Saya tidak bisa menghukumi, tapi menurut saya itu adalah hal yang lucu,

dan mustahil. Karena agama-agama mau disetarakan dhadapan Tuhan

yang mana kak? Soalnya Tuhannya kan beda-beda.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Jika definisi yang berkembang adalah adalah menganggap semua agama

itu sama, maka saya kurang setuju. Yang menjadi inspirasi saya adalah

surat al-kafirun. Toleransi beragama nya sudah sangat jelas.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Sepertinya no.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Dalam hal aqidah, atau keyakinan saling toleran, dan dalam hal

muamalah bisa bekerjasama dengan baik.

Page 100: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA9

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari padanya

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Ya, dipandang dari orisinalitas kitab sucinya yang tetap bertahan

kesuciannya dari segala bentuk revisi dan perubahan isi. (Q.S. Al-Hijr),

orisinalitas sumber hukum Islam didukung juga dengan ilmu sanad yang

yang tidak dimiliki agama lain. Islam murni wahyu karena Muhammad

saw adalah nabi yang buta huruf jadi tidak mungkin mengubah wahyu...

selain itu, Islam adalah agama yang komprehensif (syumul) hukum-

hukunya karena encakup seluruh seluruh aspek kehidupan manusia dan

dapat diterima secara sains tidak hanya ritual belaka seperti agama lain.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Barangsiapa yang mencari-cari agama lain selain Islam, maka sekali-

sekali tidak akan diterima dan di akhirat termasuk orang-orang yang

merugi (Q.S. Ali-Imran)

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Tidak ada. Karena agama-agama sebelum yang dibawa Nabi Muhammad

saw hnya berlaku di zaman nabi itu juga. Agama lain sisanya adalah

bentukan hawa nafsu manusia yang hanya akan membawa pada

kehancuran. Sedangkan agama Islam murni berasal dari Pencipta

manusia sendiriyang tahu yang mana yang baik dan yang buruk bagi

mereka.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Haram surga bagi orang yang dihatinya tidak ada iman kepada Allah swt.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Sangat rukun dan damai, berdampingan dengan umat agama lain.

Rasulullah saw tidak memerangi mereka kecuali mereka mulai

menyerang.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Paham yang menganggap bahwa semua agama benar, dan semua umat

beragama setara di hadapan Tuhan.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak setuju. Karena paham tersebut sangat tidak logis. Paham ini seolah

membuat agama baru yng tak bahnya dengan agama-agama pada

umumnya.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Page 101: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Paham ini mengingkari firman Allah Q.S. Ali-Imran(3:8), barangsiapa

mencari agama selain agama Islam, maka sesekali tidaklah akan diterima

(agama itu) daripadanya. Dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang

rugi.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Saya dengan tegas menolak penyebaran faham ini terutama di kalangan

muslimin. Karena akan mengikis aqidah mereka dan berdampak buruk

pada ibadah dan akhlak serta berujung pada kehancuran umat dunia

akhirat.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Plualisme sama sekali bukanlah langkah yang tepat. Karena pluralisme

seolah-olah membuat agama baru. Yang tak ubahnya seperti agama lain

bahkan lebih destruktif.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Langkah yang harus dilakukan adalah mendidik umat dan menaanamkan

pemahaman yang komprehensif mengenai agama.

Page 102: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam adalah agama yang benar, karena agama di sisi Allah itu adalah

Islam

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Agama yang paling benar, adalah agama yang benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Bagimu agamamu, bagiku agamaku, ada di surat al-kafirun.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Agama yang benar adalah Islam.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Tidak. Karena yang paling benar adalah Islam

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Rasul selalu berbuat adil dan tidak memeranginya.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme agama adalah paham yang menyamakan semua agama itu

benar.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak setuju.karena Islam yang benar.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Tidak setuju dengan paham ini.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Toleransi itu cukup. Tidak perlu pluralisme agama yang membawa ke

arah menyamakan semua agama. jadi saya tidak setuju.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak. Karena sesunggunya Islam telah banyak mencontohkan perilaku

atau akhlak dengan non muslim. Salah satunya dengan toleransi.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Saling menghargai dan toleransi. Tidak mengganggu satu dengan yang

lainnya.

Page 103: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA11

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam ada agama yang menyempurnakan dari agama-agama sebelumnya.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Bukan yang paling benar, tapi agama yang benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Agama yang paling mulia di sisi Allah hanyalah Islam. sudah jelas.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Sudah terjawab bahwa Islam lah agama yang benar dan tidak ada yag

sebanding dengannya.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Islam adalah agama yang selamat.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Piagam madinah adalah contoh bagi kita bahwa Rasul sangat menjaga

hubungan baik dengan non Islam, walaupun pada kenyataannya umat

Islam banyak dimusuhi oleh non Islam.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme agama adalah paham yang menganggap semua agama itu

benar dan setara di sisi Tuhan.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak , karena yang kita lakukan adalah sesuai keyakinan saya. Dan Islam

telah sempurna.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Bukan kapasitas saya, namun saya tidak mengimani faham semacam ini.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Saya menolaknya, karena saya percaya bahwa Islam adalah agama yang

sempurna.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak karena ini sudah merambah masalah aqidah, jadi lebih baik

toleransi.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Tidak mengganggu satu sama lain, saling menjaga dan menumbuhkan

perdamaian dan kerukunan.

Page 104: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA12

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam adalah agama yang rahmatalilalamin. Dan penyempurna dari

agama yan lain

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Islam adalah agama yang laing benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Saling menjaga toleransi.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Ada, tapi semua itu tidak sebanding dengan penyelewengan ajaran dan

kitab serta ketauhidan.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Tidak. Karena musyrik.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Rasul sebagai suri tauladan yang baik telah memberikan hal terbaik

terkait pergaulan dengan non mslim. Berlaku adil dan bijak, walalu

teraniaya.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Paham yang menyamakan semua agama. berhubungan dengan toleransi

agama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak, karena Islam adalah yang paling benar.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Al-Qur’an telah mengajarkan toleransi yang lengkap. Tidak perlu

pluralisme agama.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Saya menolak pluralisme agama.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Kurang tepat. Karena merambah ke ranah aqidah. Lebih tepatnya saling

menghargai.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Menjaga agar saling damai, tidak menganggu satu sama laain, sesuai

dengan perintah bagimu agamamu, bagiku agamaku.

Page 105: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA13

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Sebagai penyempurna agama sebelumnya.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Iya. Paling benar. Bisa dibuktikan dari keotentikannya al-qur’an.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Islam lah agama yang paling benar.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Islam yang benar dan sempurna.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

No koment. Allah yang menentukan.tapi musyrik tidak akan masuk surga.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Sangat menjunjung toleransi

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Menganggap semua agama itu setara.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Tidak dianjurkan. Dan menurut saya ini tidak dicontohkan dalam al-quran

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak sepakat. Menolaknya.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak. Tidak ajaran untuk menyamakan semua agama dalam keyakinan

saya.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Menjunjung tinggi toleransi antar-umat beragama, saling menjaga

perdamaian. Dan tidak saling memusihi.

Page 106: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA14

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Satu-satunya yang benar. Mutlak.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Islam telah sempurna. Benar. Dan tidak ada yang menandinginya.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Bagimu agamamu, bagiku agamaku.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Islam yang benar.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Tidak. Mutlak.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat

beragama seperti yang Rasulullah saw contohkan di Madinah. Tetapi

tidak ada toleransi dalam hal aqidah.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme agama adalah paham yangmenganggap semua agama benar.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Saya rasa tidak diajarkan.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Menolak.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak. Tidak ada ajaran menyamakan semua agama dalam Islam.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Tidak saling mengganggu, saling menghormati masing-masing agama.

Page 107: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA15

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam adalah agama yang benar.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Buakn paling benar. Tapi benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Sesungguhnya agama yang diridhoi Allah hanyala Islam.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Tidak ada. Karena Islam lah agama yang benar.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Wallahu ‘alam. tetapi bisa dlihat dari agamanya. Karena musyrik tidak

akan masuk surga,

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Baik-baik saja dan penuh toleransi, hanya saja islam dianggap musuh.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Semua agama diangap benar dan sama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak, Islam yang benar.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Saya rasa tidak dibolehkan menyamakan sebuah ajaran. Karena beda.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak setuju.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Bukan. Tapi toleransi yang tepat.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Bagiu agamamu, bagiku agamaku. Itu paling sederhana.

Page 108: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU 1

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Posisi Islam di antara agama lain adalah pelengkap dan penyempurna

apa yang disampaikan rosul-rosul sebelumnya.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Bukan paling benar, tapi agama yang Islam itu benar. Jika paling benar,

berarti agama lain juga benar. Sudah Allah katakan bahwa Islam adalah

agama yang benar/lurus.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Al-Qur’an menjelaskan bahwa agama di luar Islam itu tidak akan senang

sebelum umatnya mengikuti agama mereka.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

e. Tidak. Karena agama yang benar itu Islam. Sudah Allah katakan bahwa

Islam adalah agama yang benar/lurus.

f. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Nama agama Islam itu setelah nabi Muhammad turun, nah agama yang

dibawa nabi-nabi sebelumnya agama tauhid.jika masa sebelum nabi

Muhammad turun, mereka bertauhid kepada Allah maka dia masuk surga.

Tapi jika umat nabi Muhammad yang berislam yang tidak menyekutukan

Allah, maka dia akan masuk surga. Tapi jika tidak masuk agama Islam,

dia tidak masuk surga.

g. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Hubungan noni dengan Islam yang terjalin pada zaman nabi tentram.

Walaupun orang-orang kafir tidak akan tenang jika umat Islam masih ada

di muka bumi ini.

h. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Menerima agama lain.

i. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak. Karena agama yang benar itu Islam.

j. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Yang setara hanya hal fisik, dan yang membedakan adalah ketakwaan.

Sementara setara dalam hal fisik bahwa manusia itu tidak membedakan

yang kaya dan yang miskin. Sementara kesetaraan agama sama di mata

Tuhan jelas salah. Karena ketakwaan yang sudah bersyahadatlah yang

lebih tinggi kedudukannya, dan tidak setara.

k. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Saya menerima agama lain tidak untuk diikuti, jadi saya menghargai

sistem pluralisme.

Page 109: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

l. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Mungkin karena dengan pluralisme agama kita bisa saling toleransi

dalam beribadah.

m. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Untuk menjaga kerukunan, kita terapkan agamaku, agamaku dan

agamamu, agamamu. Kita menghargai agama mereka dan tidak

mengganggu ibdahnya.

Page 110: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU 2

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Posisi Islam d antara agama-agama lain adalah sebagai penyampurna.

Ditandai dengan kitab al-Qur‟an yang merupakan kitab terakhir

penyempurna kitab-kitab terdahulu.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Agama Islam bagi saya paling benar. Oleh karenanya saya tetap

berpegang teguh kepada agama ini.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Saya rasa ada di dalam surah Al-Kafirun “ bagimu Agamamu, bagiku

Agamaku”. Sikap tegas dan sangat toleransi terhadap agama.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Bagi saya Islam adalah agama yang rahmatallilalamin. Semua aspek

kehidupan sudah diatur dalam agama ini melalui firman Allah dalam al-

Qur‟an dan Sunnah nabi Saw, jadi bagi saya agama Islam adalah agama

yang paling benar.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Yang saya tahu, sebaik apapun orang jika ia tidak beriman kepada Allah

dan Rasulullah Muhammad saw, maka sia-sia.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Rasulullah saw sangat toleran terhadap orang yang berbeda agama.

bahkan terhadap tetangganya yang Yahudi, beliau selalu ramah

terhadapnya. Islam mengajarkan toleransi yang tinggi. Rasulullah saw

melalui piagam Madinnah memperlihatkan bahwa agama Islam

mengajarkan sesuatu yang sangat adil. Tidak mengganggu agama lain

kecuali mereka memerangi Islam.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Yang saya ketahui tentang pluralisme agama adalah menganggap semua

agama itu sama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Saya sangat tidak setuju. Karena jika semua agama sama, apa yang bisa

dijadikan pelajaran? Islam dengan agama lain adalah berbeda. Dari

teologinya saja sudah berbeda. Islam adalah penyempurna dari agama

lain.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Jelas tidak tepat. Kita ini memang ada di negara plural. Banyak agama

yang dianut masyarakatnya, namun bukan berarti harus disamakan

semuanya. Toleransi adalah di mana kita tidak mengganggu orang lain

Page 111: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

dalam beribadah menurut kepercayaannya. Bagimu agamamu, bagiku

agamaku. Pokoknya ada di dalam surah al-Kafirun ; 1-6.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Sikap saya hanya bisa memberikan paham yang benar ke teman-teman

terdekat saya. Saya juga bersahabat dengan umat kristen, dan saya

jelaskan cara toleransi yang benar ke mereka.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak tepat. Karena paham itu terlalu memaksakan kepercayaan orang

lain, mencampuradukkan ilmu ketuhanan.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Cukup dengan menjaga komunikasi yang baik dengan orang non muslim

terdekat seperti tetangga kita atau teman dekat kita. Tidak mengganggu

saat mereka sedang beribadah. Wallahu „alam bishawab.

Page 112: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IA3

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam itu adalah agama yang berdampingan dengan agama apapun dalam

hal selain akidah dan ibadah.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Tidak. Islam adalah agama yang benar, bukan yang paling benar. Karena

jka paling benar, berarti agama yang lain adalah agama yang benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Al-Qur’an memandang agama lain, dilihat dari cara penyembahan dan

tauhid seperti majusi yang menyembah ap...

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Bisa jadi selain Islam ada kebenaran, seperti agama Kristen yang

menggunakan Injil pada dahulu yang murni yang belum banyak

perubahan. Tetapi itupun sebagian sudah tercakup dalam agama Islam.

masalah pentingnya adalah kebenaran cara ibadah dan tauhid dan

sebagai seorang muslim, harus mengikuti Islam secara kaffah.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Jelas tidak masuk surga.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Nabi saw mencontohkan toleransi yang baik terhadap non muslim.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Paham mentoleransi adanya perbedaan dalam agama-agama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak setuju, semua agama pada dasarnya selalu diperkenalkan oleh

Tuhan. Yang membedakan agama yang satu dengan agama yang lainnya

adalah cara beribadahnya, aqidah serta tauhidnya.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Jika hanya sekedar toleransi beragama, tidak perlu menerima paham

pluralisme. cukup dengan berpegangan pada kode etik dengan non

muslim. Toleransi di dalam al-Qur’an jauh lebih keren kok.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak setuju dengan sikap pluralisme agama.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Pluralisme agama kurang tepat dalam menjalin kerukunan ummat

beragama, karena sudah ada toleransi.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Saling toleransi, tetapi bukan dalam masalah ibadah dan aqidah.

Page 113: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU4

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam setara dengan agama yang lain untuk urusan dunia.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Islam agama yang benar sesuai keyakinan saya,

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Bagimu agamamu, bagiku agamaku.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Islam adalah agama yang benar.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Wallahu ‘alam bishawab.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Rasulullah mengajarkan untuk berbuat baik dengan menonjolkan akhlak.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme agama adalah menyamakan semua agama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak setuju.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Tidak.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak setuju dengan pluralisme agama.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak. Namun kita harus bersikap kepada siapapun orangnya dengan

latar belakang agama apapun sebagai manusia yang punya hak yang

sama di dunia ini.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Walaupun ada yang memiliki keyakinan yang berbeda, namun tidak ada

alasan bagi kita untuk tidak memberikan keamanan bagi siapapun karena

kerukunan agama adalah bentuk menciptakan perdamaian.

Mencontohkan sebagai muslim yang baik.

Page 114: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU5

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam adalah agama universal yang yang mengatur segala sendi

kehidupan. Islam adalah agama yang benar.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Islam agama yang benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Sudah diatur dalam kitab suci.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Kita tidak bisa memaksakan kebenaran ke penganut agama lain, begitu

sebaliknya, meskipun Islam agama yang benar.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Tidak.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Rasulullah sebagai suri tauladan yang baik, sangat toleran terhadap non

Muslim.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme agama adalah menganggap semua agama benar.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak setuju. Ini sebagai bentuk kerusakan berfikir.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Setara di hadapan bangsa,iya.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak. Ini salah.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Bukan pluralisme agama, tapi pluralitas. Pluralitas adalah ide yang tepat

untuk menciptakan kerukunan umat beragama di Indonesia.kita sadar

akan kemajemukan, terutama kemajemukan beragama.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Biarkan mereka memeluk agamanya masing-masing dan kita menghargai

serta bertoleransi dalam hal itu. Karena ini adalah cara kita untuk

menghargai kebesaran bangsa Indonesia.

Page 115: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU6

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Menurut saya, karena saya beragama Islam, percaya pada Islam, maka

saya akan menjawab bahwa agama Islam lah agama yang dridhoi Allah

dan yang laing benar d antara agama-agama lain. Dan merupakan agama

yang rahmatalilalamin.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Sebagamana kitab al-Qur’an yang saya percayai sebagai pedoman umat

Islam, maka telah jelas bahwa dalam Q.S. Ali-Imron:19 menyatakan

susungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam . jadi,

dari ayat di atas kesimpulan yang saya tarik dari pengetahuan yang saya

punya dan yakini bahwa hanyalah Islam agama yang benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Al-Qur’an sangat menghargai agama lain. Jauh sebelum lahir istilah

toleransi, pluralisme agama dll, al-Qur’an telah berabad-abad lalu

menjelaskan tentang ajaran tersebut. Salah satu contohnya dalam surat

al-Kafirun:6.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Kebenaran ada, tapi dari segi penyelewengan ajaran lebih dominan. Dari

teologi, dan lain-lain juga.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Sesuai dengan yang saya yakini, Islam lah agama yang benar, jadi agama

lain mungkin pada zaman nabi Isa bisa masuk surga. Namun setelah

penyelewengan sampai saat ini. Wallahu ‘alam bishawab.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Rasul sangat menjaga toleransi antar umat beragama. Pada saat

perjanjian hudaibiah antar Rasul dengan kaum kafir Quraisy dalam

menjaga perdamaian. Tapi ya itu, perjanjian itu yang dilanggar oleh

kaum kafir Quraisy.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Toleransi umat beragama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak. Islam adalah agama yang benar.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Kita punya hak yang sama, tapi hanya dalam konteks kemasyarakatan,

tidak dalam hal aqidah.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Saling menghormati hanya dalam konteks kehidupan bermasyarakat.

Tidak dalam hal aqidah.

Page 116: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Selama hanya sebatas konteks kemasyarakatan dan tdak dalam hal

beraqidah.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Mungkin saja bisa. Tapi dengan catatan dan komitmen dengan janji yang

ada, dan menjunjung tinggi toleransi dalam bermasyarakat, bukan

beraqidah.

Page 117: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU7

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Agama Islam sebagai penyempurna agama-agama lainnya. Terutama

agama samawi Yahudi dan Nasrani... sebagaimana surat al-Maidah:3

“pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan Aku

sempurnakan bagimu nikmat Ku”. Dan sabda Rasulullah saw: tidak

tersisa sedikitpun dari apa-apa yang mendekatkan kalian ke surga dan

menjauhkan kalian ke neraka. Kecuali telah dijelaskan (diriwyatkan oleh

at-tahabari)

Adapun dalil aqlinya bahwa agama Islam mengajarkan seluruh aspek

dunia maupun akhirat, hubungan manusia dengan Allah ta’ala sebagai

Tuhannya, maupun dengan manusia secara mendetail...oleh karena it,

agama Islam sebagai penyempurna. Islam juga sebgai penutup dari

agama-agama lain.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Ya, tentu Islam adalah agama yang paling benar. Tanpa ada sedikit

keraguan di dalamnya. Landasannya Q.S. Ali-Imran:19. Dalil aqlinya

adalah bahwa ajaran Islam berbanding lurus dengan fitrahtabiat manusia

yang lurus. Oleh karenanya, segala sesuatu yang diperintahkan oleh Islam

pasti disana ada kebaikan bagi manusia. begitu pula tidaklah Islam

melarang sesuatu pun kecuali di sana terdapat bahayadampak negatif

bagi manusia dan ini terbutki secara ilmiah.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Al-Qur’an mewasiatkan agar mencukupkan dengan hanya berpegang

teguh agama Islam dan mewanti-wanti dari agama lain. Dalilnya al-

Baqarah ayat 28:” wahai orang-orang yang beriman, masuklah kepada

agama Islam secara menyeluruh. Dan janganlah kalian mengikuti

langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya ia ialah musuh yang nyata.”

Menjelaskan bahwa agama lain tidak mengikuti petunjuk dan sandara

yang kuat kecuali hanya mengikuti nenek moyang dan prasangkaan

semata...

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Ya tentu ada. Tapi kebenaran ini tidak bisa membuat suatu yang salah

menjadi benar. Terutama kekeliruan pada permasalahan pokok agama.

kemudian tidaklah ada kebenaran pada agama lan kecuali kebenaran itu

ada di dalam Islam. maka cukuplah dengan Islam kita mengenal

kebenaran.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Ya, mereka tidak akan masuk surga sampai mereka masuk Islam dan

meninggalkan agama mereka berdasarkan firman Allah ta’ala Q.S. Ali-

Imran:85. “ barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak

Page 118: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

aka pernah diterima dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang

merugi”.

“demi zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya, tidaklah ada

seorang dari umat ini Yahudi dan pada Nasrani kemudian ia mati dalam

keadaan tidak beriman kepada yang aku diutus dengan-Nya, kecuali ia

termasuk penduduk neraka “. (HR.Muslim).

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Islam sangat menjaga hak manusia dalam berbagai hal. Dalam masalah

keyakinan saja, Islam hanya mengajak penganut agama lain tanpa ada

paksaan... Al-Baqarah:256. “Tidak ada paksaan dalam agama”. islam

memberikan kebebasan beragama dengan catatan tanpa

mencampuradukkan agama Islam dengan agama yang lain. Al-Kafirun:6

“ bagi kalian agama kalian, bagi ku agama ku”.

Dan dalam aspek sosial pun, Islam tetap menjaga hak mereka. Tidak

semua darah orang non-Muslim itu halal ditumpahkan. Bahkan dalam

keadaan bertentangan melarang membunuh orang yang tidak ikut

berperang dari kalangan orang-orang lemah seperti orang tua, wanita,

anak-anak. Bahkan tumbuhan dan bangunan dilarang untuk

dibumihanguskan.

Islam pun memerintahkan untuk memuliakan penganut agama lain

apabila mereka adalah tetangga kita. Rasulullah saw bersabda “ barang

siapa yang beriman kepda hari akhir hendaklah kita memuliakan

tetangganya” (HR Bukhari dan Muslim).

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Sebuah paham yang menyatakan bahwa semua agama itu benar, dan

mempunyai kedudukan yang sama di sisi Tuhan.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Sangat tidak setuju, karena secara naluri, manusia hanya menerima satu

kebenaran. Oleh karenanya, Allah mengisahkan di dalam al-Qur’an

bahwa orang Yahudi dan Nasrani saling menyesatkan, maka tidak masuk

akal kalau ada anggapan bahwa semua agama itu sama. Buka surat al-

Baqarah:113.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Sesat dan menyesatkan. Karena pandangan seperti ini hanya dibangun di

atas prasangka semata. Secara akal dan syar’i bertentangan. Secara akal

sudah dijelaskan pada soal kedua, secara syar’i telah dijelaskan juga

pada nomer 5 poin b.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Menolak keras. Karena bertentangan dengan syari’at Islam yang lurus.

Page 119: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak sama sekali. Islam sudah cukup sempurna mengatur segala hidup

dan kehidupan manusia.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Sdah dijelaskan pada nomer 6 poin b.

Dan dalam aspek sosial pun, Islam tetap menjaga hak mereka. Tidak

semua darah orang non-Muslim itu halal ditumpahkan. Bahkan dalam

keadaan bertentangan melarang membunuh orang yang tidak ikut

berperang dari kalangan orang-orang lemah seperti orang tua, wanita,

anak-anak. Bahkan tumbuhan dan bangunan dilarang untuk

dibumihanguskan.

Islam pun memerintahkan untuk memuliakan penganut agama lain

apabila mereka adalah tetangga kita. Rasulullah saw bersabda “ barang

siapa yang beriman kepda hari akhir hendaklah kita memuliakan

tetangganya” (HR Bukhari dan Muslim).

Page 120: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU8

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Karena saya sendiri orang Islam, pemahaman saya tentang Islam yakin

bahwa agama di sisi Allah yang menurut Allah bilang hanyalah Islama.

Jadi Islam di antara agama-agama yang lain, adalah Islam yang paling

tinggi dan tidak ada yang setara dengan Islam.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Ya, tentu Islam adalah agama yang paling benar.karena meyakini selain

Allah itu musyrik.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Sesungguhnya agama yang diridhoi Allah hanyalah Islam.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Dulu sebelum diselewengkan, ada. Tapi sudah diselengkan. Lagi pula

setelah turun Islam, maka Islam sebagai agama yang menyempurnakan

dari agama sebelumnya.

e. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Islam mencintai perdamaian, dan Nabi tidak pernah mengajarkan

kerusakan, termasuk dengan selain Islam.

f. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Banyak ya pengertiannya,.

g. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

tapi yang saya yakini tidak meliputi masalah-masalah aqidah.

h. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Kalau sudah menyerat-nyeret masalah aqidah. Itu tidak bisa diganggu

gugat.

i. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak sepakat karena itu nanti munculnya liberalisasi agama.

j. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Selagi tidak membawa masalah aqidah, tapi kalau sudah membawa

masalah aqidah, saya tidak setuju.

k. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Kalau toleransi kita harus ramah terhadap sesama Muslim ya itu saya

setuju.

Page 121: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU9

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam sampaikapanpun tetap akan menjadi agama yang rahmatalilalamin

di antara agama-agama yang lain. Agama yang memang diridhoi Allah di

antara agama-agama yang lain. Dulu ajaran taurat, injil, zabur, itu

benar, diturunkan pada nabi-nabi sebelum Muhammad, namun dari yang

saya fahami bahwa sekarang keotentikannya diragukan.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Islamlah agama yang benar. Agama yang paling benar. Itu sudah menjadi

keyakinan saya. Yang paling diridhoi itu agama Islam.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Sesungguhnya agama yang diridhoi Allah hanyalah Islam.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Dulu sebelum diselewengkan, ada. Tapi sudah diselengkan. Lagi pula

setelah turun Islam, maka Islam sebagai agama yang menyempurnakan

dari agama sebelumnya.

e. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Nabi telah banyak mencontohkan, namun tidak untuk masalah aqidah.

f. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Semua agama itu benar.

g. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Islam lah yang paling benar.

h. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Beberapa ulama berbeda pendapat ya, jadi saya tidak bisa asbun.

i. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Kalau setara, ya tidak sepakat ya terutama menyangkut aqidah.

j. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Kita saling mengharga pandangan masing-masing saja. Saya rasa itu.

k. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

ketika kita tidak menyepakati itu ya kita tinggal bersikap jangan

mengikuti, tidak perlu men-judge apalagi sampai mengkafirkan,

menyalahkan atau menyesatkan.

Page 122: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU10

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Islam adalah agama penyempurna, kita tidak menafikkan adanya agama

Yahudi dan Nasrani, makanya kita memepelajari tentang agama-agama

yang dibawa leh nabi dan disempurnakan oleh Rosululloh.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Kan dalil yang digunakan banyak ulama kan innadiena indallahilislam,

ya, jadi kita sebagai umat Islam ya harus mengimani. Itu udah jadi harga

mutlak. Tapi di sisi lain kita juga harus sikap kita terhadapa agama yang

berbeda, itu tidak perlu terlalu anti.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Sesungguhnya agama yang diridhoi Allah hanyalah Islam.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Saya yakin Islam agama yang benar.

e. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Nabi ketika di Madinnah, itu tidak hanya memimpin kalau tidak salah ada

20 suku dan beragam agama,

f. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Semua agama itu benar.

g. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Islam lah yang paling benar.

h. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Kalau menurut saya enggak. Ini masuknya kajian liberalisasi agama.

menurut saya ya. Karena seperti itu. Ketika semua sederajat, lalu aapa

yang kita harus perjuangkan?saya meyakini bahwa Islam lah yang laing

Tinggi.

i. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Islam yang paling sempurna.

j. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Kalau sudah membawa aqidah, saya tidak setuju.

k. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Kita harus tegas bahwa kita ini berbeda, tapi perbedaan ini tidak

membuat kita harus berpisah. Kita harus tetap aja bermasyarakat seperti

biasa. Itu Islam yang saya pahami.

Page 123: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU11

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Sebagai penyempurna.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Ya. Paling benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Bagimu agamamu, bagiku agamaku.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Tidak ada.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Allah yang tahu segalanya.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Tenteram dan damai,

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Semua agama dianggap benar.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Jelas tidak. Ada di surat al-kafirun.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak mengimani.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak tepat. Semua itu sudah dijelaskan dalam al-kafirun.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Saling toleransi dan tidak mengganggu,

Page 124: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU12

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Sebagai penyempurna agama rosul sebelumnya.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Ya. Islam adalah agama yang benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Tidak ada paksaan dalam agam.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Ada. Namun telah diselewengkan.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Tidak ada yang bisa menjamin setiap orang bisa masuk surga.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Toleran

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Semua agama disamakan kebenarannya.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak setuju.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Tidak sepakat.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Sebaiknya tidak dibolehkan jarena menyangkut aqidah dan keyakinan

saya,

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak tepat. Toleransi dalam al-quran telah diajarkan.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Toleransi. Ya dengan tidak mengganggu dan saling menciptakan

perdamaian.

Page 125: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU13

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Menurut saya, Islam adalah agama yang rahmatalilalamin. Islam agama

penyempurna. Dan paling tinggi di antara yang lain.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Ya, paling benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Dalam alkafirun telah dijelaskan bahwa bagimu agamamu, bagiku

agamaku.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Ada tapi dari sisi ajaran kebaikannya. Tapi dari sisi ajaran kitabnya dan

ketauhidan nya, Islamlah yang benar.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Wallahu ‘alam bishshawab. Islam yang saya imani dan Islam lah yang

diridhai Allah swt.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Hubungannya baik dan tetap dijaga agar baik.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Paham membenarkan semua agama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak. Karena yang benar adalah Islam.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Dalam hal akidah, tidak. Dalam hal kemasyarakatan, dan negara, ia.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak setuju. Karena toleransi bergama sudah dicontohkan rosul.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak tepat. Itu terlalu memasuki ranah keyakinan sebagai umat

beragama.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Toleransi antar umat beragama. Dengan menjaga hubungan baik kita

dengan non islam dan tidak menganggunya.

Page 126: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU14

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Posisi Islam di antara agama lain adalah penyempurna apa yang

disampaikan rosul-rosul sebelumnya.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Bukan paling benar, tapi agama yang Islam itu benar.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Al-Qur’an menjelaskan bahwa agama Islam adalah yang diridhoi Allah.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Sudah Allah katakan bahwa Islam adalah agama yang benar/lurus.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Tidak.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Tenteram dan damai.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Menyetarakan agama-agama

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Tidak. Karena agama yang benar itu Islam.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Setara dalam hal apa dulu. Kalau dalam akidah tidak. Kalau dalam hal

bersosial. Iya.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Menghargai. Namun tidak mengikuti.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Bisa jadi, selama tujuannya baik.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Dengan mendukung toleransi dan perdamaian antar umat beragama.

Saling menghormati agama lain.

Page 127: PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKTIVIS LEMBAGA ...

Kode Informan : IU15

a. Bagaimana posisi Islam di antara agama-agama lain?

Penutup dan penyempurna agama terdahulu.

b. Apakah agama Islam itu paling benar?

Agama Islam bagi saya paling benar.agama yang paling diridhoi.

c. Bagaimana al-Qur’an berbicara mengenai agama lain?

Bagimu Agamamu, bagiku Agamaku”.

d. Apakah selain agama Islam tidak ada kebenaran?

Bagi saya Islam adalah agama yang rahmatallilalamin. Sudah sempurna.

e. Apakah umat selain Islam tidak masuk surga?

Setahu saya tidak.

f. Bagaimana anda melihat hubungan Islam dan agama lainnya? Mengingat

dulu Nabi Muhammad saw telah mencontohkannya di madinah?

Rasulullah saw sangat toleran terhadap orang yang berbeda agama.

hubungannya damai.

g. Apa yang anda ketahui tentang pluralisme agama?

Pluralisme agama adalah menganggap semua agama itu sama.

h. Apakah anda setuju dengan paham bahwa semua agama itu benar?

Saya sangat tidak setuju.berbeda.

i. Bagaimana hukumnya, bolehkah menganggap bahwa semua agama

memiliki posisi yang setara di hadapan Tuhan?

Jelas tidak. Islam sebagai agama yang benar.

j. Bagaimana sikap anda terhadap paham pluralisme agama tersebut?

Tidak setuju.

k. Dalam menjaga kerukunan umat beragama, apakah pluralisme agama

menjadi sebuah paham yang tepat?

Tidak. Toleransi agama adalah paling tepat.

l. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam menjaga kerukunan antar-

umat beragama?

Saling menjaga dan menghormati. Tidak saling mengganggu.