pleno jatuh

download pleno jatuh

of 25

Transcript of pleno jatuh

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.A. LATAR BELAKANG

    Geriatri sangat dekat dengan kesan tua dan lanjut usia. Namun, geriatri mengacu

    pada cabang ilmu kedokteran yang secara khusus berfokus pada penyediaan leyanan

    kesehatan bagi para manula. Seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam merawat

    kemampuan fungsional, kualitas hidup dan ketergantungan dari orang tua.

    Memperlakukan orang tua benar-benar berbeda dari memperlakukan orang dewasa lain.

    Geriatri adalah cabang ilmu tentang memperlakukan pasien tua serta memastikan

    pengasuh tahu cara merawat panuaan kerabat mereka. Terkadang, itu menjadi perlu untuk

    memperlakukan geriatrician dan keluarga serta pasien tua.

    Seseorang dapat terlihat lebih muda atau lebih tua dari usianya. roses menua

    bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang berusia lanjut, melainkan suatu proses

    normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan kematian. Namun

    demikian, efek penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia !" tahun.

    roses menua seyogyanya dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak selalu

    menyebabkan gangguan fungsi organ atau penyakit. Tetapi berbagai faktor seperti factor genetic, gaya hidup dan lingkungan mungkin lebih besar mengakibatkan gangguan

    fungsi daripada penambahan usia itu sendiri. #isisi lain, hubungan antara usia dan

    penyakit sangat erat.

    | 1

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    2/25

    $%$ &&

    &S&

    '.( Skenario

    )aki-laki *+ tahun masuk rumah sakit dengan keluhan menurut keluarganya tiba-tiba

    terpeleset dan jatuh terduduk di depan kamar mandi tadi pagi. Setelah itu kedua tungkai tidak

    dapat digerakkan, tetapi kalau diraba atau dicubit masih dirasakan oleh penderita.

    Sejak seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas serta nafsu makan sangat

    berkurang tetapi tidak demam. enderita selama ini mengidap dan minum obat penyakit kencing

    manis dan tekanan darah tinggi, kedua mata dianjurkan untuk operasi tetapi penderita selalu

    manolak.

    Anamnesa

    a. &dentitas diri

    - Nama Mr - mur *+ tahun

    b. /eluhan tama tungkai tidak bisa digerakkan namun diraba atau dicubit

    masih drasakanc. /eluhan enyerta

    - $atuk-batuk - %gak sesak napas serta nafsu makan menurun namun tidak demam- #M dan 0ipertensi

    '.' Terminologi '.'.(1atuh suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat

    kejadian mengakibatkan mengakibatkan sesorang mendadak terbaring2 terduduk di lantai2

    tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.'.3 &dentifikasi Masalah'.3.(. Mengapa tungkai tidak bisa digerakkan4'.3.'. Mengapa pasien terpeleset4'.3.3. 0ubungan konsumsi obat dengan keluhan sekarang4'.3.!. emeriksaan yang perlu dilakukan4

    '.! $rainstorming

    '.!.( ada kasus ini pasien dinyatakan jatuh terpeleset. Mekanisme trauma Seseorang

    yang jatuh terpeleset kemungkinan bisa ke depan atau ke belakang. 1ika jatuh ke

    depan maka kemungkinan akan mengalami trauma capitis atau cidera ekstremitasatas sebagai akibat menahan tubuh dengan tangan. Sedangkan jika jatuh ke

    | 2

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    3/25

    belakang maka kemungkinan akan mengalami trauma capitis atau cidera

    ekstremitas atas atau cidera tulang belakang 56ertebra7. ada kasus ini tidak

    dikeluhkan adanya trauma capitis atau cidera ekstremitas atas, cidera yang terjadi

    hanya berupa tungkai yang tidak dapat digerakkan tapi masih berasa. &ni berarti

    bahwa kemungkinan yang mengalami gangguan adalah persarafan motorik tungkai tersebut sementara saraf sensoriknya masih berfungsi dengan baik.Secara

    anatomis tungkai 5ekstremitas bawah7 dipersarafi oleh serabut saraf dari 6ertebra

    segmen lumbal dan sacral. 1adi kemungkinan besar ketika terjatuh, pasien

    tersebut mengalami trauma 6ertebra segmen lumbal-sakral yang mengakibatkan

    tertekannya ramus-ramus saraf di cornu anterior atau bagian dari kornu anterior

    dari segmen lunbosakral tersebut yang tertekan yang berfungsi sebagai saraf

    motorik pada kedua tungkai yang mengakibatkan tungkai tidak dapat digerakkan.

    '.!.' asien pada skenario mengalami jatuh disebabkan oleh gangguan penglihatan

    yang dialami sebagai komplikasi dari penyakit diabetes melitus yang dialami oleh

    pasien. Meskipun telah mendapatkan terapi pengobatan dari dokter mengenai

    penyakitnya, akan tetapi kemungkinan pasien tidak teratur dalam meminum

    obatnya, baik karena kekurangan dosis akibat jarang minum obat maupun

    kelebihan dosis akibat menurunnya daya ingat yang terjadi pada usia lanjut akibat

    proses menua sehingga dia tidak lupa apakah sudah minum obat atau belum.

    Selain itu, ketidakdisiplinan dalam meminum obat bisa jadi disebabkan karena

    kurangnya perhatian keluarga dalam hal ini. ntuk itu perlu anamnesis tambahan

    mengenai bagaimana hubungan pasien dengan anggota keluarganya yang

    terdekat. /emungkinan lain yang juga bisa menjadi pertimbangan adalah

    meskipun pasien meminum obatnya dengan teratur, akan tetapi dalam skenario

    dikatakan ia kurang nafsu makan, ditambah lagi dengan batuk-batuk dan sesak

    nafas yang dialaminya yang tentu saja memerlukan energi yang diperoleh darimakanan, menyebabkan pasien mengalami hipoglikemia yang mengakibatkan

    pasien tersebut jatuh.Semua yang disebutkan di atas dapat memperparah penyakit

    diabetes melitus yang dialami pasien dan komplikasi kronik yang bisa timbul dan

    yang paling mungkin terjadi adalah katarak akibat diabetes melitusnya 5katarak

    komplikata7 sebab di dalam skenario dikatakan bahwa pasien sudah dianjurkan

    untuk operasi mata tetapi ia selalu menolak. %kibatnya, ia bisa jatuh karena

    6isusnya menurun di samping karena faktor-faktor lingkungan, seperti pencahayaan lampu yang tidak baik di rumahnya, dan sebagainya.

    | 3

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    4/25

    '.!.3• #iuretik 5obat 0T7 89 penderita sering ke kamar kecil• enghambat :-bloker dan %-bloker ; hipotensi ortostatik• NS% ; ulkus pada lambung; melena; anemia• iolitik, analgetik, psikotropik, %?@

    inhibitor dll

    | 4

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    5/25

    A. =e6iew keadaan lingkungan tempat jatuh apakah licin2bertingkat-tingkat dan tidak datar,

    pencahayaannya dll

    $. emeriksaan Bisis

    (. Mengukur tanda 6italnya Tekanan darah 5tensi7, nadi, pernafasan5respirasinya7 dan suhu

    badannya 5panas2hipotermi7

    '. /epala dan leher apakah terdapat penurunan 6isus, penurunan pendengaran, nistagmus,

    gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bising.

    3. emeriksaan jantung kelainan katup, aritmia, stenosis aorta, sinkope sinus carotis dll

    !. Neurologi perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer, kelemahan otot,

    instabilitas, kekakuan, tremor, dll

    A. Muskuloskeletal perubahan sendi, pembatasan gerak sendi, problem kaki 5podiatrik7,

    deformitas dll

    ?. %ssesmen Bungsionalnya

    Seyogyanya dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebiasaan pasien danaspek fungsionalnya dalam lingkungannya, ini sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya

    jatuh ulangan. ada assesmen fungsional dilakukan obser6asi atau pencarian terhadap

    (. Bungsi gait dan keseimbangan obser6asi pasien ketika bangkit dari duduk dikursi, ketika

    berjalan, ketika membelok atau berputar badan, ketika mau duduk dibawah dll.

    '. Mobilitas dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat $antu 5 kursi roda,

    tripod, tongkat dll7 atau dibantu berjalan oleh keluarganya.

    3. %ktifitas kehidupan sehari-hari mandi, berpakaian, berpergian, kontinens. Terutama

    kehidupannya dalam keluarga dan lingkungan sekitar 5 untuk mendeteksi juga apakah

    terdapat depresi dll 7

    '.A )earning

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    6/25

    '.A.'Mahasiswa mengetahui /ontrol neural dari pergerakan 5locomotion7'.A.3 Mahasiswa mengetahui siklus berjalan'.A.!Mahasiswa mengetahui pemeriksaan pada gangguan berjalan

    '.A.AMahasiswa mengetahui komplikasi-komplikasi yang dialami oleh pasien usia lanjut

    yang menderita diabetes melitus dan mengakibatkan jatuh'.A.* mahasiswa mengetahui penangan jatuh pada lansia

    '.* embahasan )earning

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    7/25

    lateral lamina &E hingga E&&&. $anyak sel-sel pada lamina ini adalah interneuron yang

    mengadukan sinaps dengan F dan H motor neuron pada lamina & .

    Traktus kortikospinalis menimbulkan pengaruh fasilitasi dan inhibisi pada interneuron spinal dan

    motor neuron. %kti6asi traktus kortikospinalis umumnya menimbulkan potensial eksitatorik

    postsinaptik pada interneuron dan motorneuron dari otot-otot fleksor dan potensial inhibitorik

    postsinaptek pada otot-otot ekstensor.

    • Traktus kortikoru!ral dan ru!rospinal

    #ari korteks serebri serabut-serabut menuju ke nukleus rubra ipsilateral pada tegmentum

    mesensefalon. Traktus rubrospinal berasal dari nukleus ruber yang menyilang garis tengah pada

    persilangan tegmental 6entral dan turun melalui tegmentum pons lateral dan messensepalon

    menuju medula spinalis. ada medula spinalis jaras ini terdapat dibagian arterior traktus

    kortikospinalis lateralis pada funikulus lateralis. Serabut-serabutnya bersinaps pada setiap

    tingkatan medula spinalis pada aspek lateral lamina E, E& dan E&&&. Bungsi traktus

    ini memfasilitasi fleksor dan inhibisi ekstensor motor neuron I,:,H terutama yang mensarafi

    bagian distal lengan.

    • Traktus "esti!ulospinal

    Traktus 6estibulospinal ini berjalan menuju funikulus anterior dan bersinaps dengan sel-sel pada

    lamina E&& dan E&&&.Trataktusvestribulospinal lateral berjalan pada seluruh panjang medula

    spinalis, sedangkan trakatus vestibulospinal medial berjalan hingga setinggi bagian atas torakal.

    Stimulasi traktus vestibulosspinal lateral mencetuskan potensial eksitatorik postsinaptik

    pada motor neuron ekstensor yang mensarafi otot-otot leher, punggung, anggota gerak. Stimulasi

    traktus 6estibulospinal medial tidak mempengaruhi motor neuron anggota gerak. 1aras-jaras

    6estibulospinal berhubungan dengan postural tubuh saat gerakan kepala dan pemeliharaan tonus

    postural. 1aras sistem motorik yang berasal dari korteks serebri dan batang otak mencapai medula spinalis dan secara fungsional terdiri atas ' sistem proyeksi

    umum,6entromedial dan lateral. Sistem 6entromedial batang otak terdiri atas serabut-

    serabut yang berasal dari nukleus interstisial 5?ajal7, kolikulus superior, formasio retikularis

    5mesensefalik, pons, medula oblongata7, dan inti 6estibularis. Traktus yang terbentuk dari

    serabut ini berakhir pada aspek 6entral dan medial kornu anterior 5termasuk lamina E&& dan

    E&&&7. 1aras 6entromedial terutama berkaitan dengan pemeliharaan postur tegak, gerakan

    terintegrasi dari badan dan anggota gerak dan progresi gerakan anggota gerak. 1aras iniumumnya memfasilitasi aktifitas motor neuron yang berproyeksi pada otot-otot ekstensor | 7

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    8/25

    dan meninginhibisi akti6itas motor neuron yang berproyeksi pada otot-otot fleksor. Sitem lateral

    batang otak terdiri atas serabut-serabut yang berasal darinukleus rubber magnoseluler

    kontralateral yang menuju medula spinalis melalui traktus rubrosspinalis, dan serabut-serabut

    dari bagian 6entrolateral tegmentum pontis kontralateral yang menuju medula spinalis melalui

    kolumna lateralis medula spinalis. Serabut jaras lateral ini berakhir pada aspek dorsal danlateral kornu anterior, termasuk lamina E, E& dan E&&. 1aras ini berhubungan dengan gerakan

    halus terutama tangan dan kaki. 1aras ini umumnya menfasilitasi aktifitas motorneuron untuk

    otot-otot fleksor dan menginhibisi akti6itas untuk otot-otot ekstensor.

    • #ere!elum

    Serbelum terletak di fossa posterior, dibelakang pons dan medula oblongata. #ipisahkan dari

    serebrum dibagian atasnya oleh tentorium serebeli. Serebelum terdiri atas 3 komponen anatomis

    utama yaitu, lobus flokulonodular 5archiserebelum7 lobus anterior 5paleo serebelum7 dan lobus

    posterior 5neoserebelum7. )obus flokulonoduler menerima proyeksi terutama dari inti-

    inti 6estibuler. )obus anterior terutama pada bagian 6ermis menerima input darijaras

    spinocerebelaris. )obus posterior menerima proyeksi dari hemisfer serebri. /orteks serebelum

    terdiri atas 3 lapisan yaitu, lapisan molekuler, lapisan sel-sel purkinje dan lapisan granuler. ada

    hemisfer serebri terdapat ! pasang inti yaitu fastigial, globosus, emboliformis dan

    dentatus. Terdapat 3 pasang berkas proyeksi utama yaitu pedunkulus serebeli superior5brachiumconjuncyi6um7, pedunkulus serebeli media 5brachium pontis7 dan pedunkulus serebeli inferior

    5corpus restiforme7 Bungsi serebelum adalah sebagai pusat koordinasi untuk

    mempertahankan keseimbangan dan Tonus otot. Serebelum diperlukan untuk

    mempertahankan postur dan keseimbangan untuk berjalan dan berlari.

    • Basal $an$lia

    $asal ganglia adalah kompleks inti subkortika yang komponen utamanya terdiri atas nukleus

    kaudatus, putamen dan globus palidus. /omponen lain dari basal ganglia adalah kompleks inti

    amigdaloid dan klaustrum. /ompleks inti lain yang mempunyai hubungan erat dengan basal

    ganglia adalah nukleus subthalamikus dan substansia nigra. /ontrol akti6itas motorik dilakukan

    melaluiberbagai sirkuit yang melibatkan basal ganglia, korteks serebri dan serebelum kemudian

    diteruskan melalui jaras motorik desendens yang selanjutnya mempengaruhi akti6itas lower

    motorneuron.Gerakan yang dipengaruhi oleh basal ganglia adalah yang berhubungan dengan

    postur, gerakan otomatis 5ayunan tangan waktu berjalan7, dan gerakan terampil. $asal ganglia

    diduga mempunyai peran dalam perencanaan gerakan dan sinergi gerakan.

    | 8

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    9/25

    • %edula spinalis

    Serabut-serabut dari traktus piramidalis dan berbagai jarasekstrapiramidalis, dan serabut aferen

    yang memasuki medula spinalis melalui radiks posterior, berakhir pada badan sel atau dendrit

    dari F: motor neuron besar dan kecil dan motor neuron secara langsung atau melaluiinterneuron dalam medula spinalis. Serabut saraf dengan diameter yang lebih besar 5alpha-

    (7 berjalan langsung menuju otot-otot ekstrafusal berakhir sebagai motor end plate. Serabut saraf

    dari H motor neuron mensarafi muscle spindle. nit dasar dalam pengorganisasian pada medula

    spinalis adalah refleks-refleks spinal. =efleks spinal ini mendapat pengaruh inhibisa dan eksitasi

    dari pusat-pusat yang lebih tinggi. =efleks spinal diakti6asi dan dipertahankan oleh stimulus

    eksternal. Terdapat suatu interaksi yang berkesinambungan antara input sensorik,

    eksitasi interneuron melalui jaras spinal dan supraspinal dan output motorik. @fek akti6itas pusatyang lebih tinggi adalah memodifikasi dan mengatur akti6itas dalam refleks spinal. Suatu

    lengkung refleks spinal terdiri atas suatu neuron sensorik, satu atau lebih interneuron dan neuron

    motorik dengan akson dan cabang-cabangnya menuju ke serabut-serabut otot dari motor unit.

    Spinal refleks berhubungan dengan eksitasi inhibisi, kontraksi otot secara

    bersama 5cocontraction7 dan persarafan timbal balik otot-otot antagonis. /eutuhan refleks spinal

    ini penting dalam terjadinya gerakan yang merupakan dasar dari proses berjalan

    '.*.' Kontrol neural dari per$erakan (lo&omotion

    ntuk mempertahankan postur tubuh tedapat pengaruh tonik dari berbagai pusat yang lebih

    tinggi. /ontrol ini juga berperan dalam pergerakan. #isini pesan tonik dari pusat yang lebih

    tinggi diterjemahkan kedalam suatu output lokomotor ritmik atau periodik. $rown 5(C((7

    mengemukakan bahwa gerakan berjalan ditimbulkan oleh neuron-neuron yang terletak dalam

    medula spinalis.

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    10/25

    neuron yang merupakan asal dari traktus rubrospinalis, 6estibulospinalis dan retikulospinalis

    berada dalam keadaan aktif secara ritmis. Suatu kelompok neuron adrenergik yang terletak pada

    locus ceruleus dan bagian bawah batang otak mengirimkan akson-aksonnya

    kedaerahlumbosakral medula spinalis. /elompok neuron ini diduga yang menjadi perantara aksi

    dari mecencephalic locomotor region. &nformasi assenden dari medula spinalis dikirmkankepusat yang lebih tinggi selama pergerakan. Traktus spinoselebralis membawa input untuk

    serebelum dari muscle spindle, organ tendon dan aferen persendian. Neuron traktus

    spinoseleberalis dorsalis menerima input spesifk dari aferen otot sehingga mudah

    terpengaruh, sedangkan traktus spinoserebelaris 6entralis menerima input dari perifer yanglebih

    difus dan lebih lemah sehingga lebih sulit dipengaruhi. /edua neuron traktus spinoserebelaris

    dorsalis dan 6entralis berada dalam keadaan aktif 5secara fasik7 selama pergerakan. /edua

    traktus spinoserebelaris ini mengirimkan informasi yang berbeda kepada serebelum. Traktusdorsalis mengirimkan informasi mengenai aktifitas otot, sedangkan traktus

    6entralis mengirimkan informasi mengenai proses aktif dalam medula spinalis 5pembangkitan

    pola untuk pergerkan7. &nformasi eferen mempunyai ' peran penting dalam proses berjalan,

    yang pertama adalah memulai program motorik dari satu fase ke fase berikutnya. Selama proses

    berjalan terdapat ' fase dalam satu siklus langka yaitu fase mengayun 5swing phase7 dilakukan

    oleh otot-otot fleksor dan fase berdiri 5stance phase7 dilakukan oleh otot-otot ekstensor. eran

    informasi aferen lain selama proses berjalan adalah membuka dan menutup jaras refleks pada

    berbagai bagian dari suatu siklus melangkah 5step cycle7. Stimulasi pada bagian atas kaki pada

    fase mengayun 5fleksi7 menambah fleksi tungkai, demikian juga halnya pada fase stance

    5ekstensi7.

    '.*.3 siklus berjalan

    Satu siklus berjalan2gait dimulai dari tumit salah satu kaki mengenai lantai 5heel strike7 hingga

    heel strike berikutnya pada kaki yang sama, disebut (""D total siklus berjalan. Titik-titik

    tertentu dari siklus ini dapat diamati.

    • " D heel strike pada permulaan fase berdiri 5stance phase7K(AD kaki bagian depan

    menyentuh lantai, disebut juga foot flatK 3"D tumit terangkat dari lantai 5heel off7

    • !AD lutut dan panggul menekuk untuk mempercepat kaki kedepan dalam antisipasi fase

    mengayun 5swing phase7 disebut knee band

    • *"D jari-jari terangkat dari lantai, akhir dari fase berdiri untuk mengawali fase

    mengayun, disebut toe off. ada pertengahan ayunan diperlukan dorsofleksi kaki untuk

    mencegah jari-jari menyentuh lantai.

    | 10

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    11/25

    • (""D tumit kaki yang sama kembali menyentuh lantai.Selama total siklus berjalan, fase

    berdiri meliputi *"D total siklus danfase mengayun !"D.

    'ase )ase dari siklus !er*alan+

    • " L (AD fase heel strike

    • (A L 3"D fase mid stance• 3" L !AD fase push off

    • !A L *"D fase acceleration of the swing leg

    ada akhir dari fase berdiri dari satu kaki dan permulaan fase berdiri kaki lainnya terdapat suatu

    saat dimana tubuh ditopang oleh kedua tungkai. Base double support ini berlangsung selama

    ((D dari siklus. anjang langkah 5stide length7 adalah jarak dari satu hell strike ke heel

    strike berikutnya dari kaki yang sama, rata-rata (A* cm. Step length adalah jarak antara heel

    strike kaki yang satu dengan kaki lainnya, rata-rata separuh dari jarak stride length. )ebar langkah 5stride width7 ditentukan dari jarak antara kedua garis tengah kedua kaki, rata-rata +

    lebih kuran 3,A cm. Sudut kaki 5foot angle7 adalah sudut yang terbentuk pada saat melangkah

    dimana sumbu kaki memotong garis arah berjalan, rata-rata *,J L *,+. )amanya satu siklus

    jalan adalah lebih dari ( detik 5(,"3 lebih kurang 3,A7. 1umlah langkah 5step7 ((J2menit, stride

    *"2menit. #ari angka-angka tersebut diatas bisa terdapat berabagai 6ariasi.

    Pada proses !er*alan diperlukan+

    mekanisme refleks yug sederhana pada tingkat medula spinalis. =efleks-refleks postural dan

    berdiri yang mempertahankan tubuh tetap tegak dengan meningkatkan tonus otot-otot

    antigrafitasi, refleks-refleks leher dan labirin untuk mempertahankan tonus yang

    diperlukan, refleks tegak 5righting refle>es7 untuk mempertahankan posisi kepala, anggota gerak

    dan batang tubuh, integrasi fungsi-fungsi motorik dari koretks piramidal, mekanisme otomatis

    melalui basal ganglia untuk postur, tonus dan gerakan yang berhubungan serta

    sinergisme, fungsi-fungsi kordinasi serebelum, unsur-unsur sensorik terutama porprioseptif untuk menginformasikan posisi indi6idual dari masing-masing bagian badan dan untuk

    memberikanorientasi ruang yang memadai.

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    12/25

    dipindahkan pada tungkai penpopang. /emudian berat badan ditopang sesaat oleh tumit dari

    tungkai yang beregrak maju, kemudian oleh kaki hingga tumit terangkat dan akhirnya oleh

    bagian depan kaki. Sehingga gerakan berjalan 5gair7 yang normal merupakan

    tahapanpenopangan tumit jari dan maju. el6is sedikit berputar kesisi tungkai yang bergerak

    kedepan 5rotasi pel6is !" pada masing"masing sisi7, dan turun A" pada sisi kaki yang mengayun5pel6ic tilt7. Selama berjalan tungkai juga mengalami rotasi, femur +o, tibia C". dari awal

    gerakan 5toe off7 tungkai mengalami rotasiinterna yang mencapai puncaknya pada mid stance

    5(A-'"D siklus berjalan7, kemudian terjadi rotasi eksterna hingga fase push off. $ersamaan

    dengan gerakan batang tubuh dan tungkai, terdapat gerakan ayunan anggota atas asosiatif

    dengan arah berlawanan pada masing-masing sisi ekstremitas.

    Akti"itas otot dalam siklus !er*alan #alam siklus berjalan, otot-otot tungkai dibagi dalam

    beberapa kelompok antara lain kelompok otot pretibial, kelompok otot betis 5calf7,

    kelompok kuadriseps, kelompok hamstring, kelompok abduktor, kelompok aduktor./elompok

    otot pretibial paling aktif pada fase heel strike. ada fase stance terdapat sedikit aktifitas otot ini

    karena otot otot dorsikfleksor juga merupakan in6ertor e6ertor. ada fase swing terdapat sedikit

    aktifitas kelompok ini yaitu dalam mengangkat jari dari lantai. /elompok otot betis 5calf7,

    terutama gastrocnemius dan soleus, mempunyai akti6itas maksimal selama push off untuk

    memindahkan pusat gra6itasi kedepan. /elompko kuadriseps mempunyai akti6itas maksimal

    sesaat setelah heel strike, bekerja sebagai peredam kejut pada saat lutut menekuk.

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    13/25

    bekerja sebagai peredam kejut. %kti6itas lainnya terjadi saat push off. 1uga membantu rotasi

    eksterna pada tungkai.

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    14/25

    C. lambat kemudian cepat lalu lari

    (". naik tangga

    asen juga diminta untuk berdiri segera dari duduk, berdiri tegak, berjalan dan berhenti tiba-tiba,

    dan berbalik dengan cepat atas perintah 5tes Bournier7. $erbagai kelainan gait yang merupakan

    hal yang penting dalam diagnosapenyakit saraf.

    Gait aki!at kelema,an Gangguan gait akibat kelemahan adalah disebabkan oleh penyakit berat

    dan lama hingga menyebabkan atrofi yang menyeluruh. Gangguan gait ini tidak

    khas menunjukkan suatu penyakit neurologik atau kerusakan fokal sistem saraf.Gangguan gait

    berupa ketidak seimbangan 5unsteadiness7 dan mengharapkan bantuan. asien tampak

    bergoyang-goyang ke satu sisi dan lainnya, meyerupai ataksia. asien terlihat ingin bersandar di

    kursi untuk memperoleh pegangan atau bersandar ke dinding. Gerakannya lambat dan lutut

    tampak gemetar.

    Gait ataksik. Terdapat ' bentuk gait ataksik, yaitu sebagai akibat dari ataksia sensorik

    dan yang berhubungan dengan gangguan pada mekanisme koordinasi

    5gangguan serebelum7.

    Gait pada ataksia sensoris /elainan ini paling sering disebabkan oleh terjadinya jaras

    proprioseptif pada medula spinalis 5posterolateral sclerosis, multiple sclerosis, tabes dorsalis7.

    Sering disebut sebagai gait akibat ataksia spinalis. $isa juga didapatkan pada neuropati perifer

    danle pada batang otak dimana terdapat gangguan konduksi sensasi kinestetik. Gangguan rasa

    posisi dan gerak dari bagian tubuh 5persendian, otot dan tendon dari kaki dan tungkai7

    danhilangnya orientasi spasial menyebabkan ataksia. asen tidak menyadari posisi tungkainya

    dalam ruang, bila tidak dibantu dengan impuls 6isual. asen bisa berjalan normal bila mata

    terbuka, namun bila mata tertutup terjadi berjalan menjadi tidak teratur dan menyentak 5jerky7,

    dan pasen berjalan dengan langkah lebar. aktu berjalan kaki dilemparkan dan yang jatuh

    pertama adalah tumit dan kemudian jari-jari, ini akan menimbulkan suara 5slapping sound atau

    double tap7

    Gait pada ataksia sere!eler #isebabkan gangguan mekanisme koordinasi serebelum dan

    sistim penghubungnya. %taksia terjadi baik saat mata tertutup mauoun terbuka. )esi pada

    6ermis2garis tengah terdapat gangguan gait berupa jalan bergoyang, semopoyongan, ireguler,

    mengayun kesatu sisi dan sisi lainnya, gerakan tiba-tiba kedepan2kesamping, titubasi dan

    langkah lebar. Tidak mampu berjalan tandem atau mengikuti garis lurus pada lantai. #apat

    | 14

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    15/25

    dijumpai tremor dan gerakan bergoyang pada seluruh tubuh. adakelainan yang terlokalisir pada

    satu hemisfer serebelum atau jaraspenghubungnya,atau penyakit 6estibuler unilateral, didaptakan

    goyangan atau de6ial menetap ke sisi lesi. ada percobaan untuk berjalan mengikuti garis lurus

    atau tandem, membelok kearah sisi lesi. ada saat berjalan mengelilingi kursi baik searah

    maupun berlawanan arah dengan jarum jam, pasen secara konsisten jatuh kearah sisi lesi. adasaat berjalan beebrapa langkah kebelakang dan kedepan bisa terdapat de6iasi kompas

    Gait spastik Terdapat ' jenis spastik, yaitu yang berhubungan dengan gangguan

    jaraskortikospinalis unilateral dan bilateral.

    Gait pada ,emiple$i spastik aling sering akibat penyakit serebro6askuler, namun dapat juga

    oleh berbagai lesi yang menyebabkan terputusnya iner6asi piramidal pada separuh tubuh.

    Terdapat hemiparese spastik kontralateral terhadap lesi, disertai dengan tonus dan refleks yang

    meningkat. %nggota badan atas berada dalam keadaan fleksi dan aduksi pada bahu, fleksi pada

    siku, fleksi pada pergelangan tangan dan sendi interfalang. %nggota badan bawah berada dalam

    keadaan ekstensi pada pinggul dan lutut, dengan plantar fleksi pada kaki dan jari-jari. Terdapat

    deformitas ekuinus pada kaki. ada saat berjalan, lengan pada sisi yang terkena dalam keadaan

    fleksi dan kaku dan tidak mengayun secara normal. Tungkai dalam keadaan ekstensidan kaku

    sehingga pasen menyeret kakinya dan jari-jarinya menggores lantai. ada setiap langkah pel6is

    dimiringkan kedepan untuk membantu mengangkat jari dan lantai, dan mengayunkan tungkainyakedepan berbentuk setengah lingkaran 5sirkumduksi7. Terdapat suara khas yang dihasilkan akibat

    goresan jari-jari di lantai. $erputas pada sisi yang lumpuh lebih mudah daripada ke sisi yang

    sehat. ada hemiparese ringan dapat dijumpai hilangnya ayunan lengan pada sisi yang terkena,

    bisa merupakan tanda diagnostik yang bermakna.

    Gait pada paraple$ia spastik Terdapat parese spastik pada kedua ekstremitas bawah, bisa

    dijumpai posisi kaki ekuinus,pemendekan tendon achilles, spasme obturator,aduktor. asen

    berjalan dengan kedua kaki kaku dan diseret, dengan jarijari menggores lantai. $isa juga

    terdapat aduksi dari paha sehingga kedua lutut bersilangan satu sam alain pada setiap

    melangkah. &nimenghasilkan langkah gunting 5scissors gait7. )angkahnya pendek dan

    lambat,kaki tampaknya lengket ke lantai.

    Gait spastik ataksik /eadaan spastik ataksik terdapat pada penyakit yang mengenai

    traktus piramidalis dan kolumna lateralis 5sklerosis posterolateral7 yaitu pada

    anemia pernisiosa dan sklerosis multiple. 1enis ataksia bisa berupa ataksia serebeler atau

    | 15

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    16/25

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    17/25

    atau melakukan tendangan pada bola khayalan. Terdapat kesulitan untuk

    memulai gerakan pada saat bangkit, berdiri dan berjalan, dan hilangnya

    urutan5sePuences7 gerakan majemuk. asen berjalan lambat dan diseret dengan langakh-

    langkah pendek. Terdapat kesulitan mengangkat kaki dari lantai atau berdiri namun tidak

    memajukan kakinya. Sering terdapat gegenhalten.

    T,e steppa$e $ait Gangguan berjalan ini terdapat dalam hubungannya dengan foot drop

    dan disebabkan oleh kelemahan atau paralisis dorsifleksi kaki dan2atau jari kaki. aktu

    jalan kaki bisa diseret atau diangkat tinggi untuk mengkompensasi foot drops. Terdapat

    fleksi yang berlebihan pada panggul dan lutut, kaki dilemparkan kedepan dan jari-jari

    turun dengan suara yang khas sebelum tumit atau bagian depan kaki meneganai lantai.

    asen tidak dapat berdiri pada tumitnya. Gait ini bisa unilateral atau bilateral. enyebab

    yang paling sering adalahfaresis tibialis anterior dan2atau ekstensor digitorum danhallucis

    longus, yang disebabkan karena lesi pada ner6us peroneus komunis atau profunda, lesi

    pada segemen )!-S( atau kauda ekuina. Boot drops dan steppage gait bisa juga terdapat

    pada poliomyelitis,. SM% 5progressi6e spinal muscular attrophy7, %)S, penyakit

    ?harcot-Marie-Tooth, dan neuritis perifer.

    Gait distro)ik (/addin$ $ait Terdapat pada berbagai keadaan miopati dimana terdapat

    kelemahan pada otot-otot gelang panggul. aling khas terdapat pada distropi otot, tetapi

    dapat juga pada miosists atau penyakit spinomuskuler. $erdiri dan berjalan

    dengan lordosis yang berlebih, saat jalan terdapat goyangan yang nyata akibat

    kesulitanmemfiksasi pel6is. asen berjalan dengan langkah yang lebar dan terlihat

    rotasi pel6is yang berlebihan, memutar atau emlempar pel6isnya dari satu sisi ke

    sisi lainnya pada setiap langkah untuk memindahkan berat badannya.

    Gerakan kompensasi kelateral ini terutama disebabkan karena kelemahan otot-

    otot gluteal. asen sulit naik tangga, bila tidak dibantu dengan tangan yang

    menarikkeatas. Terdapat kesulitan berdiri dari posisi berbaringatau duduk tanpa

    bantuan tangannya 5mendaki pada dirinya sendiri7. addling gait ini juga terdapat

    pada dislokasi panggul.

    Gait -an$ !er,u!un$an den$an parese dan paralisis Gangguan berjalan dapat terjadi

    pada berbagai kelumpuhan. arese gastroknemius dan soleus, pasen tidak dapat berdiri

    pada jari kaki, saat berjalan tumit lebih dulu mengenai lantai, dan kaki terseret parese

    otot hamstring,terdapat kelemaham fleksi otot lutut. arese otot kuadrispes femoris,

    kelemahan ekstensi lutut, tidak mampu naik atau turun tangga atau bangkit dari

    | 17

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    18/25

    posisi berlutut tanpa menahan lututnya, bila jalan lutut harus dijada tetap lurus, bila lutut

    menekuk pasen cenderung jatuh. $erjalan mundur lebih mudah daripada maju. arese

    n.peroneus superfisialis, kelemahan e6ersi, pasen berjalanmenggunakan sisi luar kakinya.

    Gait pada keadaanlainn-a ada chorea 0untington. $isa didapatkan cara berjalan seperti

    menari. ada athetosis gerakan pada bagian distal tubuh menjadi lebihjelas selama berjalan dan

    disertai menyeringai. ada keadaan pasca ensefalitis saat jalan bila didapatkan unsur

    melompat. ada berabgai keadaan gangguan pisikis bisa dijumpai cara berjalan yangkhas. ada

    keadaan deprsi pasen berjalan membungkuk dengan langkah lambat. ada keadaan mania pasen

    berjalan tegak dan o6eraktif. ada iritasi n. ischiadicus pasen berjalan condong ke sisi sakait

    untuk mencegah regangan pada saraf tersebut, berjalan dengan langkah kecil-kecil dengan lutut

    semipleksi, badan dibungkukkan kedepan dan kesisi yang sakit 5tanda neri7. ada keadan histeria

    bisa didapatkan gangguan berjalan atau bahkan pasen tidak mampu berdiri.pada pemeriksaan

    tonus, kekuatan otot-otot dan koordianasi yang dilakukan saat berbaring mungkin normal. ?ara

    berjalannya aneh, tidakdapat dikonfirmasikan dengan suatu pola penyakit organik

    tertentu. Gerakan yang tidak teratur dengan unusr-unsur ataksia spatisitas dan berbagai jenis

    kelainan lainnya. Gerakannya berlebihan dengan mengayun kekanan atau kekiri, nampak seperti

    hendak jatuh tapi biasanya dapat dicegah. $ila jatuh, cara jatuhnya sedemikian shingga tidak

    mencederai dirinya. ?ara berjalannya bisa menyerupai monoplegi, hemiplegi atau paraplegi.

    '.*.A komplikasi-komplikasi yang dialami oleh pasien usia lanjut yang menderita diabetes

    melitus dan mengakibatkan jatuh

    /omplikasi #M pada usia lanjut ada yang akut dan ada pula yang kronik.

    /omplikasi #M akut antara lain ketoasidosis, koma diabetikum, dan sebagainya. Sedangkan

    komplikasi #M kronik antara lain makroangiopati, mikroangiopati dan neuropati. /omplikasi

    akibat makroangiopati terutama akan meningkatkan mortalitas, sedangkan komplikasi

    mikroangiopati akan meningkatkan morbiditas. /omplikasi mikroangiopati antara lain retinopati

    diabetik dan nefropati diabetik komplikasi makroangiopati antara lain terjadinya atherosklerosis

    yang menimbulkan komplikasi lebih lanjut pada serebro6askular sedangkan komplikasi berupa

    neuropati, disebut juga neuropati diabetik, yang tersering adalah neuropati perifer. $erbagai

    komplikasi yang disebutkan di atas dapat menyebabkan jatuh pada usia lanjut. Selain itu,

    kesalahan dalam mengkonsumsi obat antidiabetik oral oleh karena kelebihan2kekurangan dosis

    dan ketidakseimbangan antara asupan makanan dan obat antidiabetik oral dengan akti6itas

    | 18

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    19/25

    sehari-hari yang menyebabkan hipoglikemi2hiperglikemi juga dapat membuat jatuh pada usia

    lanjut. Semuanya akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.

    =etinopati #iabetik dan /atarak /omplikata. %da kaitan yang kuat antara

    hiperglikemia pada penderita #M dengan dengan insidens dan berkembangnya retinopati.

    Manifestasi dini retinopati berupa mikroaneurisma 5pelebaran 6askular kecil7 dari arteriole

    retina. %kibatnya terjadi perdarahan, neo6askularisasi dan jaringan parut retina yang dapat

    mengakibatkan kebutaan.

    Ganguan penglihatan lainnya adalah katarak disebabkan komplikasi dari penyakit

    diabetes melitus 5katarak komplikata7. ada katarak komplikata akibat #M ini, terjadi

    penimbunan sorbitol dalam lensa oleh karena kekurangan insulin. erlu diketahui, bahwa

    hiperglikemi pada #M menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel dan jaringan yang

    dapat mentranspor glukosa tanpa memerlukan insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan

    termetabolisasi habis secara normal melalui glikolisis, tetapi sebagian dengan perantaraan enQim

    aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol yang akan tertumpuk dalam sel2jaringan dan

    menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi jaringan tersebut. enumpukan sorbitol pada

    lensa ini mengakibatkan katarak dan kebutaan.

    /edua penyakit tersebut merupakan faktor resiko intrinsik sebagai komplikasi #M.

    asien pada skenario dianjurkan untuk operasi mata akan tetapi pasien selalu menolak.

    Sementara itu, retinopati diabetik dan katarak sebenarnya dapat diobati jika ditangani lebih dini.

    /atarak dapat dioperasi dengan cara memasang lensa artifisial, sedangkan retinopati diabetik

    dapat diobati dengan fotokoagulasi retina di mana sinar laser difokuskan pada retina sehingga

    menghasilkan parut korioretinal yang di tempatkan dikutub posterior retina. engobatan ini juga

    dapat menekan neo6askularisasi dan perdarahan yang terjadi pada retinopati diabetik.

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    20/25

    masuknya mikroorganisme dan toksin dari sawar darah otak dan mempermudah terbentuknya

    mikro-aneurisme.

    Neuropati diabetika merupakan komplikasi 6askulitis di susunan saraf perifer.

    %noksia akibat mikrotrombosis dan mudah terkena substansi toksik merupakan mekanisme yang

    mendasari disfungsi susunan saraf perifer, terutama komponen sensoriknya.

    Neuropati diabetik, selain sebagai komplikasi dari 6askulitis juga disebabkan karena pada

    jaringan saraf terjadi penimbunan sorbitol dan fruktosa serta penurunan kadar mioinositol yang

    menimbulkan neuropati. erubahan biokimia dalam jaringan saraf akan mengganggu akti6itas

    metabolik sel-sel Schwann dan menyebabkan kehilangan akson. %kibatnya, kecepatan konduksi

    motorik akan berkurang, selanjutnya timbul nyeri, parestesia, berkurangnya sensasi getar dan

    proprioseptik dan gangguan motorik yang disertai hilangnya refleks-refleks tendon dalam dan

    kelemahan otot. 0al-hal tersebut dapat memungkinkan pasien lansia pada kasus mengalami

    jatuh.

    Nefropati #iabetik

    Nefropati diabetik bermanifestasi secara dini sebagai proteinuria dan merupakan

    komplikasi dari penyakit hipertensi yang mengenai ginjal. Selain itu, pada nefropati diabetik,

    terjadi kebocoran pembuluh darah glomerulus akibat penyakit diabetes sehingga glukosa dapat

    keluar bersama urin dan terjadilah glukosuria.

    1atuh yang dialami oleh penderita usia lanjut pada skenario kemungkinan disebabkan

    oleh karena banyaknya glukosa darah yang terbuang melalui urin akibat nefropati diabetik

    sehingga kadar glukosa dalam darah kurang. Terlebih lagi jika ternyata pada anamnesis

    tambahan, pasien seringkali melakukan akti6itas fisik yang cukup berat untuk orang seusianya

    tanpa didukung asupan makanan yang adekuat disertai mengkonsumsi obat antidiabetik, maka

    akan terjadi hipoglikemia dan otak kekurangan gukosa sebagai satu-satunya sumber energi

    sehingga mengakibatkankan pasien tersebut jatuh.

    0ipoglikemi

    0ipoglikemia dapat terjadi pada penderita yang tidak mendapat dosis obat

    antidiabetik yang tepat, tidak makan cukup atau dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

    /ecenderungan hipoglikemia pada orang tua disebabkan oleh mekanisme kompensasi dalam

    tubuh berkurang dan asupan makanan yang tidak adekuat karena kurangnya nafsu makan yang

    | 20

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    21/25

    umumnya terjadi pada orang tua. Selain itu, hipoglikemia tidak mudah dikenali pada orang tua

    karena timbul perlahan-lahan tanpa tanda akut 5akibat tidak ada refleks simpatis7 dan dapat

    menimbulkan disfungsi otak sampai koma yang jika berlangsung lama dapat menyebabkan

    kerusakan otak permanen.

    0ipoglikemia juga dapat terjadi akibat penurunan ekskresi dan metabolisme

    klorpropamid 5salah satu obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea dengan waktu paruh yang

    lama7 pada usia lanjut.

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    22/25

    farmakodinamik pada lansia terhadap obat-obatan yang dikonsumsi di dalam tubuh penderita

    juga berperan penting dalam kasus ini. erubahan-perubahan tersebut melalui beberapa

    mekanisme, antara lain terjadi perubahan jumlah reseptor obat, perubahan afinitas, transduksi

    sinyal dan perubahan target organ obat pada lansia. 0al ini mungkin bisa menjelaskan bahwa

    meskipun penderita meminum obat antidiabetik oralnya, efek obat tersebut dalam tubuh tidak maksimal. %danya polifarmasi yang terjadi pada usia lanjut yang menyebabkan terjadinya

    interaksi antara obat yang satu dengan yang lainnya, dapat menimbulkan

    hipoglikemia2hiperglikemia yang dapat memperbesar kemungkinan jatuhnya penderita tersebut

    '.*.* penanganan jatuh pada lansia

    a.

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    23/25

    • 1ika penglihatan pasien dapat dikoreksi dengan penggunaan kaca mata atau alat bantu

    lainnya.

    • /ondisi kesehatan pasien tidak memungkinkan.

    d. Bisioterapi.

    Setelah dilakukan tindakan operasi untuk mengatasi fraktur dibutuhkan fisioterapi 5 rehabilitasi 7

    yang penting untuk mengembalikan fungsi alat gerak dan mengurangi disabilitas selama masa

    penyembuhan. enggunaan alat bantu berjalan misalnya tongkat biasanya dibutuhkan untuk

    membantu permulaan berjalan kembali dan untuk mendukung aktifitas sehari-hari lainnya.

    e. erbaikan status giQi.

    enyusunan menu disesuaikan dengan kebutuhan kalori pasien setiap harinya dan kemampuan

    untuk mencerna makanan. emberian makanan diberikan secara bertahap.dimulai dengan porsi

    kecil tetapi sesering mungkin diberikan.

    f. /ontrol penyakit dan penggunaan obat-obatan.

    0indari polifarmasi yang justru lebih banyak menimbulkan efek samping,khususnya pada

    pasien beresiko tinggi.

    g. endidikan keluarga.

    1ika fraktur yang diderita oleh pasien mengharuskan immobilisasi untuk beberapa lama.keluarga

    harus senantiasa mengawasi,merawat pasien dengan mencegah pasien terlalu banyak berbaring

    5 posisi diubah-ubah 7 untuk mencegah dekubitus dan penyakit iatrogenik. $erikan perhatian dan

    kasih sayang agar pasien tidak merasa terisolasi dan depresi.

    BAB III

    | 23

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    24/25

    PENUTUP

    KE#I%PULAN

    roses menua hingga saat ini masih merupakan misteri yang belum banyak terjawab. erubahan fisiologis yang terjadi pada proses menua yang erat kaitannya

    dengan berkurangnya cadangan fisiologis seiring bertambahnya usia, sangat

    mempengaruhi seorang usia lanjut dalam mempertahankan kondisi homeostasis.

    erubahan yang terjadi serta kemampuan mempertahankan homeostasis ini terjadi secara

    indi6idual, walaupun terjadi pada seluruh indi6idu yang menua.

    emahaman mengenai proses menua serta perubahan yang terjadi akan sangat

    mempengaruhi cara pandang kita bila menghadapi seorang usia lanjuit yang sakit.

    Sehingga pada akhirnya mempengaruhi penatalaksanaannya.

    #ARAN

    ada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Namun

    tidak perlu berkecil hati, harus selalu optimis, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat

    di usia lanjut. 1adi walaupunb usia sudah lanjut, harus tetap menjaga kesehatan. harus

    selalu menjaga, merawat, memelihara dan menyayangi kesehatan. Makan makanan yang

    bergiQi dan seimbang, Minum air putih (.A L ' liter,

  • 8/18/2019 pleno jatuh

    25/25

    DA'TAR PU#TAKA

    (. 1uniarto, %hmad. '""'. Biologi Sel. 1akarta @G?.'. =obbins, dkk. '""J. Buku Ajar Patologi Edisi VI . 1akarta @G?.

    3. angkahila, impie. %nti-%ging Medicine Memperlambat enuaan, Meningkatkan

    /ualitas 0idup. '""J. 5online7. 5 http 22books.google.co.id2books4

    idO *f b @G)0s?RpgO %(3RlpgO %(3RdPOTeori wear and tearRsourceOblR

    otsOi CiT0)160RsigOd UeVTn@Af1!b=Eioda -

    60A p&RhlOidRsaO ReiO