Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC...

48
Edi Cahyono’s Experience: [ http://www.geocities.com/edicahy ] Edi Cahyono’s experiencE - 1 - Pledoi Sudisman POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa kekuatan² kontra-revolusioner dalam waktu singkat telah berhasil memukul dengan menimbulkan kerusakan² berat pada PKI, mengharuskan kita jang masih bisa meneruskan perdjuangan revolusioner ini untuk melakukan kritik dan otokritik sebagai satu²nja tjara jang tepat untuk bisa menamukan kekurangan² dan kesalahan² baik di bidang teori, politik dan organisasi, dan kemudian memperbaikinja.” Malapetaka jang telah-menimbulkan kerugian berat kepada PKI dan gerakan revolusioner Rakjat Indonesia sesudah tardjadi dan gagalnya “Gerakan 30 September” telah menjingkap tabir jang dalam waktu tjukup lama menutupi kelemahan² berat PKI. Pimpinan PKI telah mendjalankan avonturisme, jaitu dengan mudah sadja tanpa mengindahkan ketentuan² organisasi melibatkan diri ke dalam “Gerakan 30 September” jang tidak berdasarkan kesedaran dan kejakinan jang tinggi massa Rakjat. Dan karena itu telah menjebabkan terpentjilnja Partai dari massa Rakjat. Sebaliknja sesudah kalahnja “Gerakan 30-September” pimpinan Partai mendjalankan garis oportunisme kanan, jaitu menjerahkan nasib Partai dan gerakan revolusioner pada kebidjaksanaan Presiden Sukarno. Ini adalah puntjak kelemahan² dan kesalahan² berat PKI baik di bidang ideologi, politik dan organisasi. Politbiro menginsjafi akan tanggung-djawabnja jang paling besar dalam hal kelemahan² dan kesalahan² berat dalam Partai selama ini. Oleh karena itu Politbiro sangat memperhatikan dan menghargai se-tinggi²nja kritik setjara Marxis-Leninis dari kader² dan anggota² serta kritik² setjara djudjur dari simpatisan² Partai jang dinjatakan dengan berbagai tjara. Politbiro bertekad untuk melakukan otokritik setjara Marxis-Leninis, mengamalkan adjaran Lenin dan teladan Kawan Musso dalam melakukan kritik otokritik setjara Marxis-Leninis. Lenin mengadjarkan bahwa “Sikap sesuatu

Transcript of Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC...

Page 1: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi C

ahyo

no’s

Expe

rienc

e: [

http

://ww

w.ge

ociti

es.c

om/e

dica

hy ]

Edi Cahyono’s experiencE- 1 -

Pledoi SudismanPOLITBIRO CC PKI

Dalam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabunke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

kekuatan² kontra-revolusioner dalam waktu singkat telah berhasilmemukul dengan menimbulkan kerusakan² berat pada PKI,mengharuskan kita jang masih bisa meneruskan perdjuanganrevolusioner ini untuk melakukan kritik dan otokritik sebagaisatu²nja tjara jang tepat untuk bisa menamukan kekurangan² dankesalahan² baik di bidang teori, politik dan organisasi, dankemudian memperbaikinja.”

Malapetaka jang telah-menimbulkan kerugian berat kepada PKIdan gerakan revolusioner Rakjat Indonesia sesudah tardjadi dangagalnya “Gerakan 30 September” telah menjingkap tabir jangdalam waktu tjukup lama menutupi kelemahan² berat PKI.Pimpinan PKI telah mendjalankan avonturisme, jaitu denganmudah sadja tanpa mengindahkan ketentuan² organisasimelibatkan diri ke dalam “Gerakan 30 September” jang tidakberdasarkan kesedaran dan kejakinan jang tinggi massa Rakjat.Dan karena itu telah menjebabkan terpentjilnja Partai dari massaRakjat. Sebaliknja sesudah kalahnja “Gerakan 30-September”pimpinan Partai mendjalankan garis oportunisme kanan, jaitumenjerahkan nasib Partai dan gerakan revolusioner padakebidjaksanaan Presiden Sukarno. Ini adalah puntjak kelemahan²dan kesalahan² berat PKI baik di bidang ideologi, politik danorganisasi.

Politbiro menginsjafi akan tanggung-djawabnja jang paling besardalam hal kelemahan² dan kesalahan² berat dalam Partai selamaini. Oleh karena itu Politbiro sangat memperhatikan danmenghargai se-tinggi²nja kritik setjara Marxis-Leninis dari kader²dan anggota² serta kritik² setjara djudjur dari simpatisan² Partaijang dinjatakan dengan berbagai tjara. Politbiro bertekad untukmelakukan otokritik setjara Marxis-Leninis, mengamalkan adjaranLenin dan teladan Kawan Musso dalam melakukan kritik otokritiksetjara Marxis-Leninis. Lenin mengadjarkan bahwa “Sikap sesuatu

Page 2: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 2 -

partai politik terhadap kesalahannja sendiri adalah salah satu tjarajang penting dan terpertjaja untuk mengukur kesungguhan partaiitu dan bagaimana ia dalam praktek menunaikan kewadjiban²terhadap klasnja dan Rakjat pekerdja. Terus terang mengakuikesalahan, menjelidiki sebab²nja, menganalisa keadaan jang telahmenimbulkan, dan dengan teliti mendiskusikan tjara² untukmemperbaikinja, itulah tanda suatu partai jang serius; itulah tjaraia harus menundjukkan kewadjiban²nja, itulah tjara ia harusmendidik dan melatih klas, dan kemudian massa”1 (digaris-bawahioleh Lenin).

Pada bulan Agustus 1948, Kawan Musso telah memberikan teladandalam Politbiro CC PKI untuk melakukan kritik dan otokritiksetjara bebas, setjara Marxis-Leninis terhadap kelemahan2 dankesalahan² berat PKI selama tahun² berlangsungnja RevolusiAgustus 1945. Berkat kritik dan otokritik jang tidak kenal ampunterhadap kelemahan² dan kosalahan² itu, telah ditemukan djalankeluar jang bertudjuan untuk menegakkan kembali PKI sebagaipelopor klas buruh Indonesia, mengembalikan tradisi baik PKIpada waktu sebelum dan selama Perarig Dunia ke-II dan untukmembikin PKI memperoloh hegemoni dalam pimpinan revolusi.2

Perdjuangan intern-Partai dalam pembangunan kembali PKI jangmenderita pukulan berat dalam “Peristiwa Madiun”. danpelaksanaan Djalan Baru (Resolusi Politbiro CC PKI Agustus1948) telah melahirkan Politbiro baru pada tahun 1951.Pengalaman sampai dengan terdjadinya “Gerakan 30 September”1965 menundjukkan, bahwa Politbiro jang dipilih padatahun1951, dan jang terpilih kembali oleh CC Partai hasil KongresNasional Ke-V dan Ke-VI, bukan sadja tidak berhasil melaksanakanKoreksi Besar Musso, tetapi telah melakukan penyelewengan² seriusdari Marxisme-Leninisme. Sebagai akibatnja, PKI tidak dapatmemenuhi tugasnja dalam sedjarah, sebagai pelopor klas buruhdan pemimpin perdjuangan pembebasan Rakjat Indonesia.

Mengingat beratnja kelemahan dan kesalahan² jang melibat seluruhPartai, Politbiro memandang perlu untuk menjusun analisa jang

1 Lenin, Komunisme “Sajap Kiri”, Penjakit Ke-kanak²-an.2 Djalan Baru Untuk Republik Indonesia (Resolusi Politbiro, CC PKI, Agustus1948).

Page 3: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 3 -

lengkap, supaja setiap anggota Partai dapat mempeladjari se-baik²nja dan supaja dapat mentjegah terulangnja kembalikelemahan² dan kesalahan² jang sama di masa datang. Tetapi dalamkeadaan meradjalelanja teror putih jang paling ganas dan palingkedjam dari diktatur militer djendral² kanan AD Suharto-Nasutionsekarang ini, tidak mudah untuk melakukan kritik dan otokritikse-lengkap²nya itu. Untuk mentjukupi keperluan jang mendesak,perlu lebih dulu dikemukakan soal² jang pokok di bidang ideologi,politik dan organisasi, untuk didjadikan pegangan mempeladjarikelemahan² dan kesalahan² Partai dalam gerakan pembetulanfikiran sekarang ini.

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati Politbiromenjadjikan otokritik ini. Politbiro mengharap kepada setiapanggota Partai untuk menganbil bagian aktif dan kritis dalammendiskusikan kelemahan² dan kesalahan² pimpinan Partai danberusaha sekuat tenaga untuk menjempurnakan Otokritik PolitbiroCC PKI ini, dengan menarik peladjaran² dari pengalamannjamasing² baik setjara kolektif maupun setjara perorangan. Politbiromengharap supaja tiap anggota Partai berpegang teguh pada garis“persatuan-kritik-persatuan” dan “menerima peladjaran dari jangsudah² supaya lebih waspada di kemudian hari; mengobati penjakituntuk menjelamatkan sisakit,” agar dapat mentjapai dua tudjuan,jaitu kedjernihan dalam ideologi dan persatuan diantara kawan²”3

Dengan berpegang teguh pada pedoman jang tepat ini Politbirojakin bahwa setiap anggota Partai akan mengambil bagian dalamgerakan mempeladjari dan mengatasi kelemahan² serta kesalahanini dengan tekad untuk membangun kembali PKI jang Marxis-Leninis, memperkuat persatuan dan solidaritet Komunis,mempertinggi kewaspadaan ideologi, politik dan organisasi sertamempertinggi semangat djuang untuk mentjapai kemenangan.

POKOK² KELEMAHAN² DI BIDANG IDEOLOGI

Resolusi Djalan Baru dalam menundjukkan sebab utamakesalahan² prinsipiil di lapangan organisasi dan politik PKI dalam

3 Mao Tjetung, Laporan Pada Sidang Pleno Ke-7 CC Ke -VI PKT, 1945 (TjatatanPenerbit: Sumber dari kutipan tersebut adalah Mao Tjetung, Peladjaran KitaDan Situasi Dewasa ini, pidato Kawan Mao Tjetung di depan rapat kader tinggidi Jenan, tanggal 12 April 1944)

Page 4: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 4 -

masa Revolusi Agustus mengatakan:

“Politbiro berpendapat, bahwa kesalahan² prinsipiil tsb di atasterutama disebabkan karena lemahnja ideologi Partai.”

Kelemahan² dan kesalahan² berat jang diderita oleh Partai dalamperiode sesudah tahun 1951 tidak bisa tidak djuga bersumber padakelemahan² ideologi, terutama pada pimpinan Partai. Kelemahanideologi ini bersumber dari asal klas burdjuis ketjil dan kurangnyamenguasai Marxisme-Leninisme. Lenin mengadjarkan, buhwa“tanpa teori revolusioner tak mungkin ada gerakan revolusioner,”dan bahwa “peranan pedjuang pelopor itu dapat dilakukan hanjaoleh partai jang berpedoman kepada teori jang paling madju.”4

Pengalaman kaum Komunis Indonesia membenarkan sepenuhnjaadjaran Lenin itu. Kelemahan² dan kesalahan² berat jang telahmenjebabkan PKI tidak dapat memenuhi tugasnja sebagai peloporklas buruh Indonesia, oleh karena pimpinan Partai bukan sadjatidak berhasil memadukan teori revolusioner dengan praktekkongkrit revolusi Indonesia, tetapi bahkan telah menempuh djalanjang terlepas dari pedoman teori jung paling madju. Pengalamanitu menundjukkan bahwa PKI belum berhasil memperolehpimpinan inti jang terdiri dari elemen² proletar, jang sungguh²memiliki pengertian jang se-tepat²nja tentang Marxisme-Leninisme, pengertian jang sistimatis dun tidak sepotong²,pengertian jang praktis dan tidak abstrak.

Partai kita mempunjai kelemahan² ideologi jang mempunjai akarsedjarah jang lama, jaitu subjektivisme. Dasar sosial ideologisubjektivisme adalah klas burdjuis ketjil. Indonesia adalah negeriburdjuis ketjil, dimana perusahaan² pemilik ketjil sangat banjak,terutama pertanian perorangan. Partai kita dilingkung oleh klasburdjuis ketjil jang sangat besar, dan banjak anggota Partai berasaldari klas ini. Tidak bisa tidak fikiran² dan kebiasaan² burdjuis ketjilterbawa masuk ke dalam Partai. Metode berfikir burdjuis ketjiladalah subjektif berat sebelah dalam menindjau masalah². Tidakbertolak dari kenjataan objektif, dari imbangan kekuatan klas² jangobjektif, tetapi dari kemauan subjektif, perasaan subjektif danangan² subjektif. Subjektivisme inilah jang mendjadi sumberideologi kesalahan² dogmatisme atau empirisisme di.bidang teori,

4 Lenin, Apa Jang Harus Dikerdjakan?

Page 5: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 5 -

oportunisme kanan atau oportunisme “kiri” di bidang politik danliberalisme atau sektarisme di bidang organisasi, jang pernahterdjadi dalam Partai kita.

Dalam masa pelaksanaan Djalan Baru terdjadi perdjuangan dalamPartai kita melawan subjektivisme. Akan tetapi perdjuangan ituternjata belum berhasil mentjabut sampai keakar²nya ideologisubjektivisme. Ini terbukti dari pengalaman Kongres Nasional Ke-V Partai. Dalam Kongres ini telah dilakukan kritik jang tadjamterhadap subjektivisme jang merupakan perintang pelaksanaanResolusi Djalan Baru. Tapi bersamaan dengan itu Kongres telahmembikin kesalahan jang sama dengan menerima ManifesPemilihan Umum PKI, jang mengadjukan program untukmembentuk Demokrasi Rakjat melalui Pemilihan Umum. Iniadalah pernjataan dari opor tunisme “kiri” dan kanan sekaligus.Ditindjau dari segi program jang terlalu djauh, melampaui apajang bisa ditjapai berdasarkan sjarat² objektif adalah merupakankesalahan “kiri”. Tetapi ditindjau dari djalan fikiran bahwaDemokrasi Rakjat akan dapat ditjapai melalui pemilihan umum,djadi setjara damai, adalah merupakan kesalahan kanan.

Dalam periode sesudah tahun 1951, subjektivisme tetap tumbuh,makin lama makin besar dan melahirkan oportunisme kanan jangberpadu dengan pengaruh revisionisme modern jang terdjadi dalamGerakan Komunis Internasional. Ini merupakan benang hitamoportunisme kanan jang mendjadi tjri pokok kesalahan² PKI dalamperiode tersebut. Tumbuh dan perkembangan kelemahan² sertakesalahan² itu oleh karena faktor² sebagai berikut:

Pertama, tidak dihidupkannja tradisi kritik dan otokritik setjaraMarxis-Leninis di dalam Partai terutama di dalam pimpinan Partai.Salah satu tjontoh adalah mengenai penggantian Manifes PemilihanUmum PKI. Setelah diketahui bahwa Manifes Pemilihan Umumitu salah, segera ditjabut dan diganti dengan program jang lain,jaitu untuk pemerintah Koalisi Nasional. Tetapi tindakan itu tidakdisertai deagan kritik dan otokritik setjara luas dan dalam mengenaisumber ideologi dari kesalahan itu, untuk mendjaga “prestisepimpinan”. Oleh karena itu tindakan mengganti Manifes PemilihanUmum dengan program untuk Pemerintah Koalisi Nasional masihbelum mengikis sikap oportunis menghadapi Pemilihan Umumdalam rangka demokrasi burdjuis. Mengenai soal ini lebih landjut

Page 6: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 6 -

akan kita kupas di belakang.

Gerakan² pembetulan fikiran atau gerakan beladjar jang.kadang²diadakan oleh Partai kurang dilaksanakan dengan serius dankonsekwen, kurang disimpulkan setjara baik, dan tidak diikutidengan tindakan² organisasi jang diperlukan. Gerakan² beladjarlebih banjak ditudjukan kepada bawahan dan boleh dikatakan tidakpernah ditudjukan untuk melakukan kritik dan otokritik dikalangan pimpinan. Kritik dari bawah tidak diberi saluran jangbaik, bahkan ditekan.

Tidak dihidupkannya tradisi kritik dan otokritik setjara Marxis-Leninis di dalam Partai, terutama di dalam pimpinan Partai disatufihak dan lemahnja teori kader² Partai pada umumnja difihak lainmenumpulkan daja kritik dan kewaspadaan ideologi kader² Partaipada umumaja, dan khususnja kader² pimpinan.

Kedua, menjusupnja pengaruh ideologi burdjuis jang melalui duadjalan, jaitu pada waktu Partai menggalang front persatuan denganburdjuis nasional, dan penburdjuisan diri di kalangan kader2terutama pimpinan setelah mendapatkan kedudukan² di dalamlembaga² pemerintahan den semi-pemerintah. Makin banjaknjakader² Partai duduk dalam lembaga² pemerintahan-dan semi-pemerintah di pusat dan daerah menimbulkan “lapisan kaumburuh jang diburdjuiskan” dan ini merupakan “saluran² jangsebenarnja bagi reformisme.”5 Keadaan demikian itu tidak terdapatpada masa sebelum Revolusi Agustus 1945.

Ketiga, revisionisme modern mulai menjusup ke dalam Partaiketika setjara tidak kritis Sidang Pleno Ke-IV CC Kongres Ke-Vmenerima laporan jang membenarkan garis Kongres Ke-20 PKUSdan mendjadikan garis “meatjapai sosialisme setjara damai melaluidjalan parlementer” sebagai garis PKI. Djalan damai sebagaisalahsatu tjiri revisionisme modern ini telah lebih dipakukan lagidalam Kongres Nasional Ke-VI PKI dengan ditjantumkannjadalam Konstitusi Partai kata² bahwa “adalah suatu kemungkinanbahwa sistim Demokrasi Rakjat sebagai tingkat peralihan kesosialisme di Indonesia ditjapai dengan djalan damai, djalanparlementer. PKI dengan sekuat tenaga berdjuang untuk

5 Lenin, Imperialisme Tingkat Tertinggi Kapitalisme.

Page 7: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 7 -

mendjadikan kemungkinan ini suatu kenjataan”. Garis revisionisini bahkan diperkuat kembali dalam Kongres Nasional PKI ke-VII dan tidak pernah dikoreksi, walaupun ketika itu Partai kitasudah sadar bahwa pimpinan PKUS sedjak Kongres Ke-20 telahmenempuh djalan revisionisme modern.

Dalam menghadapi revisionisme modern pimpinan PKUS,pimpinan PKI jang sudah sangat terikat oleh persekutuan denganburdjuasi nasional, telah mengambil sikap jang tidak tegas. Sikapitu diambil terutama dari segi menjelamatkan kepentinganpersekutuannja dengan burdjuasi nasional dan bukan dari segikepentingan jang jelas dari proletariat. Meskipun pada tahun²belakangan pimpinan PKI mengetjam berbagai garis revisionismemodern pimpinan PKUS, dan dari sikapnja ini PKI mendapattempat terhormat dalam barisan kaum Marxis-Leninis sedunia,tetapi masih tetap memelihara hubungan baik dengan pimpinanPKUS, dan pengaruh revisonisme dalam Partai tidak dikikis samasekali.

Pengalaman PKI memberikan peladjaran bahwa sikap mengetjamrevisionisme modern PKUS tidak berarti bahwa PKI sendiriotomatis sudah bebas dari kesalahan² oportunisme kanan jang samadengan jang dilakukan oleh kaum revisionis modern. PengalamanPKI memberi peladjaran bahwa revisionisme modern, bahajaterbesar dari Gerakan Komunis Internasional, adalah djuga bahajaterbesar bagi PKI. Revisionisme modern bukan “bahaja jang latentetapi tidak akut,”6 melainkan bahaja jang kongkrit dan telahmenimbulkan kerusakan² berat pada PKI dan menimbulkankerugian besar bagi gerakan revolusioner Rakjat Indonesia. Olehkarena itu sama sekali tidak boleh meremehkan bahaja revisionismemodern dan harus dilakukan perdjuangan tak kenal ampunterhadapnya. Sikap tegas melawan revisionisme moden di segalabidang hanja dapat dilakukan setjara efektif apabila Partai kitameninggalkan garis “memelihara persahabatan dengan kaumrevisionis modern.”

Adalah satu kenjataan bahwa PKI disatu fihak mengetjamrevisionisme modern pimpinan PKUS, tetapi difihak lain djugamendjalankan kesalahan² revisionis, karena merevisi adjaran²

6 D.N. Aidit, Djadilah Komunis Jang Baik, Dan Lebih Baik Lagi.

Page 8: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 8 -

Marxisme-Leninisme tentang perdjuangan klas, negara danrevolusi. Selain itu, pimpinan PKI bukan sadja tidak meagadakanperdjuangan di bidang teori terhadap aliran² revolusioner lain jangbisa menjesatkan proletariat seperti jang diadjarkan oleh Lenin,7

tetapi malahan setjara sukarela memberikan konsesi² teori.Pimpinan PKI telah menjamakan tiga komponen Marxisme, jaitumaterialisme filsafat, ekonomi politik dan sosialisme ilmu, dengan“tiga komponen adjaran Bung Karno”; hendak mendjadikanMarxisme sebagai ideologi klas buruh milik nasion jang di dalamnjaterdapat klas² penghisap jang bermusuhan dengan klas buruh.

POKOK² KESALAHAN DI BIDANG POLITIK

Kesalahan² oportunisme kanan di bidang politik jang kita tindjauini meliputi tiga persoalan, jaitu (1) djalan untuk mentjapaiDemokrasi Rakjat Indonesia, (2) masalah kekuasaan negara dan(3) pelaksanaan front persatuan nasional.

Oportunisme kanan di bidang politik, menampakkan dirinyapertama-tama dan terutama mengenai djalan damai atau djalanrevolusi untuk mentjapai Demokrasi Rakjat di Indonesia sebagaitingkat peralihan ke sistim sosialis. Salah satu perbedaan danpertentangan azasi antara Marxisme-Leninisme denganrevisionisme baik klasik maupun modern adalah djustru terletakpada soal djalan mentjapai sosialisme. Marxisme-Leninismemengadjarkan mentjapai sosialisme melalui djalan revolusi proletardan untuk negeri² djadjahan, setengah djadjahan dan setengahfeodal seperti Indonesia melalui Revolusi Demokrasi Rakjat lebihdulu. Sedangka revisionisme mengchajalkan djalan damai.

Bagaimanakah proses terdjadi dan berkembangnja kesalahanmengenai soal ini?

Selama masa 15 tahun sedjakk tahun 1951, PKI telah menempuhperdjuangan legal dan parlementer. Menggunakan bentukperdjuangan legal dan parlementer adalah salah satu tjara jang harusdigunakan oleh partai proletariat revolusioner dalam keadaan dansjarat tertentu sebagaimana didjelaskan oleh Lenin dalam karjanjaKomunisme “Sajap Kiri” Penjakit Ke-kanak²an. Menolak

7 Lenin, Apa Jang Harus Dikerdjakan?

Page 9: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 9 -

menggunakan bentuk perdjuangan parlementer pada saatperdjuangan itu diperlukan, dan bermain dengan revolusi ketikasjarat²nja belum tersedia, adalah salah.

Perdjuangan parlemeater sebagai bentuk perdjuangan legal jangdilakukan oleh Partai pada tahun 1951 pada pokoknja adalahbenar, sesuai dengan sjarat² objektif pada waktu itu. Keadaanobjektif waktu itu jalah bahwa gelombang revolusi sedang surut,tenaga² penggerak revolusi belum bangkit kembali, bagian besarRakjat jang sebelum Revolusi Agustus belum pernah mengalamikemerdekaan politik masih menaruh harapan pada domokrasiburdjuis.

Pada tahun² permulaan periode tersebut Partai mentjapai hasil²tertentu dalam perdjuangan politik maupun dalam pembangunanPartai. Hasil jang penting dalam masa itu jalah dirumuskannjasoal² pokok revolusi Indonesia. Telah dirumuskan bahwa revolusiIndonesia tingkat sekarang adalah revolusi burjuis demokratis tipebaru, jang tugasnja melikwidasi imperialisme dan sisa² feodalismeserta membangun sistim Demokrasi Rakjat sebagai tingkatperalihan ke sosialisme. Tenaga² penggerak revolusi adalah klasburuh, kaum tani dan burdjuis ketjil, tenaga pimpinannja jalahklas buruh dan kekuatan massa utamanja jalah kaum tani. Telahdirumuskan pula bahwa burdjuasi nasional adalah kekuatanrevolusi jang bimbang, jang dalam batas² tertentu dan pada waktutertentu bisa memihak revolusi, tetapi pada waktu jang lain bisamengchianati revolusi. Partai djuga telah merumuskan bahwa klasburuh, untuk dapat memenuhi kewadjibannja sebagai pemimpinrevolusi Indonesia harus menggalang front persatuan revolusionerdengan semua klas dan golongan revolusioner lainnja, atas dasarpersekutuan buruh dan tani di bawah pimpinan klas buruh.

Tetapi, suatu kekurangan jang sangat penting, jang di kemudianhari merupakan penjelewengan oportunisme kanan ataurevisionisme, jalah, bahwa Partai belum mentjapai persatuan fikiranjang se-djernih²nja mengenai usaha² pokok, bentuk perdjuanganpokok revolusi Indonesia. CC Partai pernah mendiskusikanmasalah ini setjara garis besar, tetapi untuk waktu² selandjutnjatidak pernah membitjarakan setjara mendalam sehinggamemungkinkan ditjapainja pengertian tunggal jang setepat²nja,sebagai sjarat untuk ditjapainja pengertian tunggal dan tepat di

Page 10: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 10 -

seluruh Partai.

Adalah suatu kesalahan besar bagi suatu partai jang memikul tugassedjarah memimpin revolusi seperti PKI, tidak mendjadikanmasalah usaha² pokok, bentuk perdjuangan pokok revolusi Indo-nesia sebagai persoalan seluruh Partai, melainkan hanja persoalansebagian ketjil di kalangan pimpinan dan kader² tertentu Partai.Dengan demikian fikiran majoritet dalam Partai telah dipasifkanmengenai masalah jang maha penting bagi revolusi itu.

Revolusi Indonesia, walaupun pimpinannja adalah klas buruh,tetapi massanja jang terutama adalah kaum tani. Karena ketjilnjadjumlah klas buruh Indonesia, maka metode² perdjuangan klasburuh jaitu pemogokan umum jang merupakan peloporkebangkitan tenaga² penggerak revolusi lainnya jang kemudianmeningkat ke pemberontakan bersendjata, seperti jang terdjadidalam revolusi burdjuis demokratis Rusia 1905,8 tidak dapatmendjadi bentuk perdjuangan pokok atau metode revolusi Indo-nesia.

Revolusi Tiongkok telah memberikan peladjaran tentang bentukperdjuangan pokok revolusi di negeri djadjahan, setengah djadjahandan setengah feodal, jaitu perdjuangan Rakjat bersendjata melawankontra revolusi bersendjata. Sesuai dengan hakekat revolusi adalahrevolusi agraria, maka hakekat perdjuangan Rakjat bersendjata ituadalah perdjuangan bersendjata kaum tani dalam revolusi agrariadibawah pimpinan klas buruh. Praktek revolusi Tiongkok pertama-tama adalah merupakan pentrapan Marxisme-Leninisme berdasarkondisi² kongkrit Tiongkok. Bersamaan dengan itu ia djugamengungkapkan hukum umum bagi revolusi² Rakjat di negeri²djadjahan, setengah djadjahan dan setengah feodal.

Revolusi Indonesia, untuk sampai kepada kemenangan jang penuh,harus djuga menempuh djalan revolusi Tiongkok. Ini berarti bahwarevolusi Indonesia tak terelakkan harus mendjalankan bentukpokok perdjuangan Rakjat bersendjata melawan kontra revolusibersendjata, jang hakekatnya adalah revolusi agraria bersendjatakaum tani dibawah pimpinan proletariat.

8 Lenin, Kuliah Tentang Revolusi 1905.

Page 11: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 11 -

Revolusi agraria jang mendjadi hakekat revolusi Indonesia tingkatsekarang, bukanlah reform agraria model burdjuasi jang hanjamembuka djalan bagi perkembangan kapitalisme di desa. Revolusiini akan membebaskan buruh-tani, tani-miskin dan tani sedangdari penindasan feodal tuan-tanah asing maupun pribumi denganmensita tanah tuan-tanah dan membagikannja setjara tjuma²kepada buruh-tani dan tani-miskin orang seorang sebagai hak milikperseorangan. Revolusi demikian hanja bisa menang djikadilakukan dengan bersendjata dibawah pimpinan klas buruh.Revolusi ini tidak dapat dipaksakan dari luar. Ia akan terdjadiberdasarkan kesedaran dan kejakinan jang tinggi dari kaum tani,jang diperolehnja berkat perngalaman perdjuangan mereka sendiridan pendidikan klas buruh.

Djelaslah bahwa dalam keadaan sjarat² revolusi belum tersediakewadjiban PKI baik melalui pekerdjaan politik, pekerdjaan agitasi-propaganda dan pekerdjaan organisasi harus mendidik seluruhanggota, klas buruh dan kaum tani mengenai bentuk perdjuanganpokok revolusi Indonesia itu. Segala bentuk pekerdjaan legal danparlementer harus diabdikan kepada usaha² atau bentukperdjuangan pokok itu dan sama sekali tidak boleh merintangiproses mematangnja perdjuangan bersendjata.

Pengalaman selama 15 tahun jang lalu, memberi peladjaran bahwadimulai dari tidak tegas² menjangkal djalan damai dan kurangberpegang teguh pada hukum umum revolusi di negeri² djadjahan,setengah djadjahan dan setengah feodal, PKI makin lama makintenggelam dalam perdjuangan parlementer dan bentuk²perdjuangan legal lainnja. Pimpinan Partai bahkan telahmendjadikan bentuk² perdjuangan itu sebagai bentuk pokokperdauangan untuk mentjapai tudjuan strategi revolusi Indone-sia. Legalitet Partai bukan dipandang sebagai salah satu tjaraperdjuangan pada waktu tertentu dan dalam keadaan tertentu,tetapi didjadikan prinsip dan bentuk² perdjuangan lain²nja harusmengabdi pada prinsip itu. Sampaipun ketika kontra-revolusibukan sadja sudah merampas legalitet Partai, tetapi djuga sudahmerampas hak² kemanusiaan orang² Komunis, “legalitet” itu masihhendak dipertahankan dengan sekuat tenaga.

9 D.N. Aidit, Laporan pada Sidang Pleno ke-2 CC Kongres Ke-VI PKI.

Page 12: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 12 -

Seperti telah disebutkan di muka, “djalan damai” mulai dipakukandalam Partai ketika Sidang Pleno Ke-IV CC PKI (1956)9

mensahkan dokumen jang menerima garis revisionisme modernKongres Ke-20 PKUS. Dalam keadaan garis revisionisme sudahdipakukan ke dalam Partai tidaklah mungkin ada garis strategidan taktik jang tepat, jang Marxis-Leninis. Perumusan garisstrategis dan taktik² pokok Partai, dimulai dengan kekaburan antara“djalan damai” atau “djalan revolusi bersendjata”, jang dalam prosesperkembangan achirnja “djalan damai” jang berkuasa.

Dalam sjarat² demikian itulah dirumuskan Garis Umum PKImelalui Kongres Nasional Ke-VI (1959), jaitu “meneruskanpenggalangan front persatuan Nasional dan meneruskanPembangunan Partai untuk menjelesaikan tuntutan² RevolusiAgustus 1945.” Berdasarkan garis umum Partai itu ditetapkansembojan “Mengibarkan Tripandji Partai,” jaitu (1) Pandji FrontNasional, (2) Pandji Pembangunan Partai dan (3) Revolusi Agustus1945. Garis umum tersebut dimaksudkan sebagai djalan menudjuDemokrasi Rakjat Indonesia.

Pimpinan Partai berusaha untuk mendjelaskan bahwa TripandjiPartai berarti tiga sendjata utama untuk memenangkan RevolusiDemokrasi Rakjat jang seperti dikemukakan oleh Kawan MaoTjetung adalah “suatu Partai jang berdisiplin baik dipersendjataidengan teori Marxisme-Leninisme, menggunakan metode otokritikdan erat berhubungan dengan massa Rakjat; suatu tentara dibawahpimpinan Partai, jang sedemikian itu; suatu front persatuan darisemua klas dan golongan revolusioner dibawah pimpinan Partaijang sedemikian.”10

Sendjata utama kedua berarti perdjuangan Rakjat bersendjatamelawan kontrarevolusi bersendjata dibawah pimpinan Partai. Inihendak diganti oleh pimpinan Partai dengan sembojan“mengibarkan Pandji Revolusi Agustus 1945”. Memangdidjelaskan bahwa “Pandji Revolusi Agustus memakukan artipenting dari penggunaan pengalaman² perdjuangan selamaRevolusi Aguatus 1945” dan “bahwa dalam mempertahankankedaulatan Indonesia adalah sangat penting rol dari peperangan

10 Mao Tjetung, Pilihan Tulisan². Edisi Inggris Djilid IV.11 D.N. Aidit, Kibarkan Tinggi² Pandji Revolusi.

Page 13: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 13 -

gerilja,”11 akan tetapi dalam praktek tidak ada usaha kedjurusanitu.

Untuk membuktikan bahwa djalan jang ditempuh bukan “djalandamai” jang oportunis itu, pimpinan Partai selalu mengatakantentang adanja dua kemungkinan, jaitu kemungkinan djalan damaidan kemungkinan djalan tidak damai; dan bahwa makin baik Partaibersiap menghadapi kemungkinan djalan tidak damai, makinterbuka kemungkinan djalan damai. Tetapi perkataan² demikianitu sebenarnja djustru menundjukkan adanja dualisme mengenaidjalan jang ditempuh oleh pimpinan Partai. Dengan demikiankepada anggota² Partai, klas buruh dan massa Rakjat pekerdja selaluditanamkan harapan akan djalan damai jang sebenarnja tidak ada.

Dalam praktek pimpinan Partai bukannja mempersiapkan seluruhbarisan Partai, klas buruh dan massa Rakjat menghadapikemungkinan djalan tidak damai. Bukti jang sedjelas²nja adalahtragedi jang paling menjedihkan sesudah terdjadi dan gagalnja“Gerakan 30 September”. Dalam waktu singkat kontra-revolusitelah dapat membunuh dan menangkap ratusan ribu orang²Komunis dan orang² revolusioner non-Komunis dalam keadaanpasif, serta melumpuhkan organisasi PKI dan ormas² revolusioner.Keadaan demikian pasti tidak akan terdjadi seandainja pimpinanPartai tidak menjimpang dari djalan revolusi.

Pimpinan Partai mengemukakan bahwa “Partai tidak bolehmendjiplak teori perdjuangan bersendjuta di luar negeri, tetapiharus mendjalankan Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perdjuangan(MKTBP),12 jaitu: perdjuangan gerilja di desa (terutama terdiridari buruh-tani dan tani-miskin); aksi² revolusioner oleh kaumburuh (terutama buruh transport) di kota², dan pekerdjaan intensifdi kalangan kekuatan bersendjata musuh”. Pimpinan Partaimengkritik sementara kawan, karena dianggapnja dalam beladjardari pengalaman perdjuangan bersendjata Rakjat Tiongkok hanjamelihat persamaannja. Sebaliknja pimpinan Partai mengemukakanperbedaan² sjarat jang harus diperhitungkan sehinggakesimpulannja jalah bahwa metode jang khas bagi revolusi Indo-nesia adalah “MKTBP.”

12 D.N. Aidit, Kibarkan Tinggi² Pandji Revolusi.

Page 14: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 14 -

Menggunakan pengalaman negeri² lain setjara dogmatis adalahsalah. Tetapi menolak menggunakan menggunakan pengalamannegeri lain jang telah terudji kebenarannja sebagai salah satu teorirevolusi Rakjat adalah djuga salah. Lenin mengadjarkan bahwa“suatu gerakan jang mulai di sebuah negeri jang muda dapatberhasil baik hanja djika ia mengolah pengalaman negeri² lainsetjara kritis dan mengudjinja setjara bebas.”13

Kenjataan membuktikan bahwa “teori MKTBP” bukan hasilpengolahan pengalaman setjara kritis dari negeri lain jang dipadudengan praktek kongkrit Indonesia, sehingga merupakan salah satuteori revolusi jang chas Indonesia. Revolusi Rusia tahun 1905seperti diterangkan oleh Lenin dalam Kuliah Tentang Revolusi1905 adalah merupakan kombinasi dari pemogokan² kaum buruh,perdjuangan anti feodal kaum tani di desa² dan pemberontakantentara, dengan pemogokan buruh sebagai pelopornja. RevolusiTiongkok djuga mengkombinasikan perang agraria revolusioner,pekerdjaan di desa² dan kota² jang diduduki oleh musuh danpekerdjaan dalam kekuatan bersendjata musuh, dengan perangagraria revolusioner sebagai bentuk pokoknja.

“Tiga bentuk perdjuangan” jang harus dikombinasi, masing²dipimpin bukan menuruti djalan revolusi, tetapi menuruti “djalandamai.” Perdjuangan kaum tani untuk melawan penghisapan danpenindasan sisa² feodalisme, apabila mendapat pimpinan jang tepattidak bisa tidak pasti berkembang ke arah bentuknja jang tertinggijaitu revolusi agraria untuk membebaskan kaum tani daripenindasan tuan-tanah. Perdjuangan ini hanja mungkin mentjapaikemenangan sempurna apabila dilakukan dengan bersendjatadibawah pimpinan PKI. Tetapi pimpinan Partai tidak memusatkanpimpinannja ke arah perkembangan perdjuangan tani jang semakintinggi dan mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinanjang bisa terdjadi.

Ketika mulai ada kebangkitan aksi² sefihak kaum tani jang langsungmelawan tuan-tanah pribumi, bukannja dikembangkan ke arahbentuknja jang lebih tinggi, tetapi telah dibelokkan denganmelantjarkannja berbagai gerakan lainnja jang tidak bersifatmelawan tuan-tanah, seperti Gerakan Kebudajaan Baru (GKB),

13 Lenin, Apa Jang Harus Dikerdjakan?

Page 15: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 15 -

Gerakan 1001 Dan Naik Produksi dan Gerakan Membasmi Tikus.Sudah tentu bagi gerakan tani revolusioner tidak salah untukmelantjarkan kegiatan menaikkan produksi, membasmi hama danmenaikkan taraf kebudajaan kaum tani. Tetapi semua ini harusmengabdi tudjuan pokok gerakan tani revolusioner, jaitu revolusiagraria anti feodal. Oleh karena itu tidak semestinja dinilaidemikian tingginja sehingga membelokkan arah gerakan tanirevolusioner mendjadi gerakan reformis.

Di kota, walaupun penderitaan hidup kaum buruh makin berat,tetapi karena tidak mendapatkan pimpinan jang.semestinja, aksi²kaum buruh jang mempunjai arti politik makin lama makinberkurang. Memang pernah terdjadi aksi² kaum buruh jangkelihatannja besar dan mempunjai arti politik penting, jaitupengambilalihan perusahaan² Belanda, Inggris dan Belgia. Tetapihasil jang sabenarnya dari aksi itu hanja memberikan keuntungankepada segelintir kaum kabir, dan tidak memperbaiki sama sekalipenghidupan kaum buruh jang bersangkutan. Ketjuali itu karenapimpinan Partai memandang bahwa perusahaan² imperialis jangdikuasai oleh pemerintah RI sebagai milik nasional, maka aksi²kaum buruh selandjutnja telah ditekan. Sebaliknya banjakdilakukan kegiatan baik oleh Sarekat Buruh setjara langsungmaupun melalui Dewan² Perusahaan jang ditudjukan untukmemperbesar produksi, menjehatkan djawatan, memperbaikiekonomi dll jang tidak memperbaiki nasib kaum buruh dan tidakmempertinggi semangat revolusioner kaum buruh.

Berpangkal pada pendirian jang salah bahwa “Angkatan BersendjataRI bukanlah angkatan bersendjata jang reaksioner,”14 maka soal“bekerdja di kalangan kekuatan bersendjata musuh” diartikansebagai “mengintegrasikan alat² negara jang penting denganRakjat,” atau “mengeratkan hubungan dwitunggal Rakjat danAngkatan Bersendjata.” Ini berarti mengintegrasikan alat kekerasanklas² penindas dengan klas² tertindas. Kesalahan demikian terdjadikarena pimpinan Partai mengingkari adjaran Marxisme-Leninismetentang negara, memandang RI bukan negara burdjuis danAngkatan Bersendjata RI bukan alat negara burdjuis. PimpinanPartai melupakan kenjataan bahwa Angkatan Bersendjata RI setjarakeseluruhan, walaupun dilahirkan oleh Revolusi Agustus, tetapi

14 D.N. Aidit, Kibarkan Tinggi² Pandji Revolusi.

Page 16: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 16 -

sedjak revolusi itu gagal dan kekuasaan negara djatuh sepenuhnjadi tangan burdjuis reaksioner, dengan sendirinja mendjadi alatkekuasaan klas jang menguasai negara itu. Asal klas dari para bintaradan terutama jang banjak dari anak² kaum buruh dan kaum tanimemang dapat merupakan elemen jang memihak Rakjat. Tetapihal ini tidak mengubah kedudukan angkatan bersendjata setjarakeseluruhan sebagai alat negara jang mengabdi kepentingan klasjang berkuasa.

Untuk memenuhi tugas sedjarahnja jang besar, berat, tetapi mulia,jaitu memimpin revolusi Rakjat anti-imperialisme, anti-feodalismedan anti kapitalisme birokrasi, kaum Marxis-Leninis Indonesiaharus tegas meninggalkan djalan damai jang revisionis itu,meninggalkan”teori MKTBP” dan mengibarkan tinggi² pandjirevolusi Rakjat bersendjata. Seperti djuga pengalaman revolusiRakjat Tongkok jang djaja, kaum Marxis-Leninis Indonesia harusmenggalang daerah basis revolusioner; mereka harus “membangundesa² jang terbelakang mendjadi daerah basis jang madju,terkonsolidasi, mendjadi benteng² revolusioner jang besar setjaramiliter, politik, ekonomi dan kebudajaan.”15

Bersamaan dengan mengurus masalah jang paling pokok ini, kitaharus pula melakukan bentuk² perdjuangan jang lain; perdjuanganbersendjata tidak akan madju djika tidak dikoordinasi denganbentuk² perdjuangan lainnja.

o o o o o o o

Garis oportunisme kanan pimpinan Partai djuga ditjerminkandalam sikapnja mengenai negara, chususnja negara RI. Marxisme-Leninisme mengadjarkan bahwa “negara adalah suatu alatkekuasaan klas, suatu alat untuk menindas klas jang satu oleh klasjang lainnja”; bahwa “bentuk² negara burdjuis sungguh sangatbermatjam-ragam, tetapi hakekatnja adalah sama ….. diktaturburdjuasi” dan bahwa “penggantian negara burdjuis oleh negaraproletar” (di Indonesia melalui negara Demokrasi Rakjat -Politbiro) “tidak mungkin~tanpa revolusi kekerasan”16

Berdasarkan adjaran Marxisme-Leninisme tentang negara itu, maka

15 Mao Tjetung, Revolusi Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok, Edisi Inggris.16 Lenin, Negara dan Revolusi.

Page 17: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 17 -

sedjak gagalnja Revolusi Agustus 1945, tugas PKI seharusnjamendidik klas buruh dan Rakjat pekerdja lainnja bahwaperdjuangan untuk kebebasan mereka tak terelakkan akan sampaikepada keharusan “penggantian negara burjuasi” oleh negara Rakjatdibawah pimpinan klas buruh, melalui “revolusi kekerasan”. Tetapipimpinan PKI telah mendjalankan garis oportunis jangmenimbulkan ilusi di kalangan Rakjat terhadap demokrasiburdjuis. Perkembangan garis oportunis mengenai negara itu adalahsebagai berikut:

Dalam rangka mendjalankan taktik menarik kembali burdjuasinasional ke dalam front persatuan nasional, PKI telah menjokongpemerintah Wilopo (permulaan tahun 1952) dan pemerintah² RIsesudah pemerintah Wilopo ketjuali pemerintah BurhanudinHarahap dari Masjumi - jang programnja agak madju. Dengansikapnja itu PKI dapat menarik burdjuasi nasional dalam frontpersatuan dan mentjegah terbentuknja pemerintah reaksioner.Tetapi dalam kelandjutannja PKI telah mendjalankan praktek jangmeninggalkan kedudukannja sebagai partai proletar jang bebasterhadap pemerintah burdjuasi. PKI telah tidak menunaikantugasnja setjara penuh dalam menelandjangi kebangkrutandemokrasi burdjuis. Lebih² lagi ketika PKI menggunakanpemilihan umum dan perdjuangan parlementer bukan untukmempertjepat keusangan parlementerisme setjara politik, tetapimalahan memperkuat parlementerisme.

PKI menghadapi pemilihan umum parlemen jang pertama denganprogram untuk membentuk pemerintah Koalisi Nasional, jaitusuatu pemerintah front persatuan dari elemen² demokratistermasuk kaum Komunis. Dengan programnja untuk pemilihanunum itu, PKI mendjalankan kesalahan seperti jang dilakukanoleh kaum demokrat burdjuis ketjil dan oportunis, jang oleh Lenindikatakan “mendesakkannja kepada Rakjat faham jang salah bahwapemilihan umum di dalam negara modern” (batja di dalam negaraburdjuis - Politbiro) “benar² dapat menentukan kehendak majoritetdari Rakjat pekerdja dan mendjamin pelaksanaannja”17

Tuntutan pembentukan Pemerintah Koalisi Nasional mendjadiprogram tuntutan PKI, jang kemudian mendapat bentuk pada

17 Lenin, Negara dan Revolusi.

Page 18: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 18 -

tuntutan pembentukan Kabinet Gotong Rojong berporoskanNasakom. Dengan mendjadikan pembentukan Pemerintah KoalisiNasional sebagai tuntutan politik terpenting, telah menanamkanilusi bahwa dibawah kekuasaan diktatur burdjuasi tanpa adanjakekuatan bersendjata dibawah pimpinan Partai, mungkindilahirkan suatu pemerintah front persatuan dari elemen²demokratis termasuk kaum Komunis sesuai dengan rasa keadilanRakjat, dan jang akan mempermudah tertjapainja tudjuan² strategi.Kampanje untuk menuntut Kabinet Gotong Kojong berporoskanNasakom telah mendesak ke belakang propaganda tentang negaraDemokrasi Rakjat, dan dengan dekikian merintangi perkembangankesedaran revolusioner klas buruh dan Rakjat pekerdja lainnja.

Puntjak penjelewengan pimpinan Partai dari adjaran² Marxisme-Leninisme mengenai negara adalah lahirnja”teori dua aspek dalamkekuasaan negara RI. Sesudah lahirnja teori “dua aspek”, makahanja dalam pembitjaraan mengenai negara setjara umum sadjamasih agak dipegang dalil² Marxisme-Leninisme. Tetapi dalammembitjarakan soal negara setjara kongkrit, jaitu negara RI, makadalil² Marxisme-Leninisme itu tidak berlaku sama sekali.

“Teori dua aspek” memberikan pandangan mengenai negara dankekuasaan negara sebagai berikut:

“Susunan ekonomi (basis) masjarakat Indonesia sekarangmasih kolonial dan setengah-feodal. Tetapi disamping itudjuga terdapat perdjuangan Rakjat untuk melawan sistemekonomi tersebut, dan berdjuang untuk ekonomi jangnasional dan demokratis.

“Kenjataan² dari basis ini tertjermin djuga dalambangunan atas, termasuk djuga dalam kekuasaan negara,chususnja dalam kabinet. Dalam kekuasaan negaratertjermin kekuatan jang melawan sistim ekonomikolonial dam feodal disamping kekuatan jang membelaimperialis, sisa² feodalisme, kaum kapitalis birokrat dankaum komprador….

“Kekuasaan negara RI, ditindjau sebagai satu kontradiksimerupakan kontradiksi antara dua aspek jang salingberlawanan. Aspek pertama: aspek jang mewakili

Page 19: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 19 -

kepentingan² Rakjat (diwudjudkan oleh sikap dan politikjang madju dari Presiden Sukarno jang didukung olehPKI dan golongan² Rakjat lainnja). Aspek kedua: aspekjang mewakili musuh² Rakjat (diwud judkan oleh sikapdan politik dari kekuatan kanan atau kepalabatu). AspekRakjat telah merupakan aspek pokok, dan memegangperanan memimpin dalam kekuasaan negara RI.”18

“Teori dua aspek” djelas merupakan penjelewengan oportunismeatau revisionisme, karena mengingkari adjaran Marxisme-Leninisme bahwa”negara adalah suatu alat kekuasaan klas tertentujang tidak dapat didamaikan dengan antipodenja. (klas jangberlawanan dengannja).”19 Tidak mungkin RI dikuasai bersamaoleh Rakjat dan musuh² Rakjat.

Dalam masjarakat Indonesia memang terdapat kekuatan² jangberdjuang melawan sistim ekonomi kolonial dan setengah-feodaljaitu klas buruh, kaum tani, burdjuis ketjil dan dalam batas²tertentu djuga burdjuasi nasional. Akan tetapi menganggap bahwakekuatan² itu mempunjai konsepsi jang sama untuk “ekonominasional dan demokratis” adalah salah. Ada dua konsepsi jangberlainan satu sama lain, jaitu konsepsi burjuasi nasional dankonsepsi proletariat. Diselubungi dengan nama apa sadja, seperti“ekonomi nasional dan demokratis”, “ekonomi terpimpin”, dsb,konsepsi burdjuasi nasional tidak lain menghendaki perkembangankapitalisme dalam negeri setjara penuh.

Konsepsi proletariat adalah untuk ekonomi Demokrasi Rakjat jangberarti: nadionalisasi semua kapital dan perusahaan imperialis,komprador dan kaum reaksioner lainnja serta pembagian tanahmilik tuan-tanah kepada kaum tani setjara tjuma². Ini adalahekonomi peralihan ke sosialisme jang hanja mungkindiselenggarakan sesudah berdirinja diktatur Demokrasi Rakjat,jaitu kekuasaan bersama klas² anti-imperialis dan anti-feodaldibawah pimpinan proletariat. Dalam ekonomi Demokrasi Rakjatsektor sosialis jaitu perusahaan² vital jang dimiliki oleh negaraRakjat memegang pimpinan dalam seluruh kehidupan ekonominegeri.

18 D.N. Aidit, Kibarkan Tinggi² Pandji Revolusi.19 Lenin. Negara dan Revolusi.

Page 20: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 20 -

Sebelum terbentuk kekuasaan Demokrasi Rakjat, perdjuanganRakjat di bidang ekonomi tidak mungkin melahirkan susunanekonomi Demokrasi Rakjat. Pengambilalihan perusahaan²imperialis dan adanja perusahaan² negara dibawah kekuasaan RItipe lama, tidak melahirkan sektor sosialis dalam ekonomi, karenaperusahaan negara tersebut tidak mendjadi milik Rakjat, jangdiurus oleh negara Rakjat, tetapi djatuh ke tangan kaum kabir.Demikian djuga UUPA samasekali.tidak membebaskan kaum tanidari penindasan dan penghisapan sisa² feodalisme.

Meniadakan perbedaan konsepsi burdjuasi nasional dan konsepsiproletariat, dan menjatukannja dalam perumusan “ekonominasional dan demokratis” tanpa mempersoalkan keharusanterbentuknja kekuasaan Demokrasi Rakjat lebih dulu, berartiditinggalkannja pendirian klas proletar dan penjerahan kepadaburdjuasi. Djelaslah bahwa lahirnja konsepsi ekonomi seperti“Deklarasi Ekonomi” (Dekon) tidak berarti bahwa kekuatan klasburuh dan Rakjat pekerdja lainnja jang berdjuang melawanekonomi kolonial dan setengah-feodal sudah ditjerminkan dalamkekuasaan negara. Unsur Demokrasi Rakjat tidak mungkintumbuh dalam kekuasaan negara jang mewakili kepentinganimperialisme dan sisa² feodalisme.

Dalam kekuasaan negara RI memang terdapat kontradiksi, jaitukontradiksi antara kaum komprador dan elemen² tuan-tanah jangmewakili kepentingan imperialisme dan sisa² feodalisme disatufihak, dengan burdjuasi nasional jang dalam batas² tertentu anti-imperialisme dan anti-feodalisme difihak lain. Tetapi kedudukanburdjuasi nasional dalam kekuasaan negara tidak dapat dikatakanmewakili kepentingan Rakjat dan oleh karena itu tidak dapatdinamakan segi Rakjat dalam kekuasaan negara. Kontradiksidemikian itu tidak akan menghasilkan perubahan watak klas negarasetjara fundamentil.

Duduknja pemimpin² Partai dalam pomerintahan baik di pusatmaupun di daerah djuga tidak dapat diartikan berubahnja kwalitetsegi jang diduduki burdjuasi nasional mendjadi segi Rakjat. Karenagabungan kekuatan burdjuasi nasional dan prolatariat bukannjadipimpin oleh proletariat, tetapi dipimpin oleh burdjuasi nasional.Kedudukan pemimpin² Partai dalam pemerintah jang tidakmemegang kekuatan riil itu, adalah sebagai konsesi politik dari

Page 21: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 21 -

burdjuasi nasional jang memerlukan sokongan dari Rakjat dalamkontradiksi menghadapi burdjuasi komprador dan dalam batas²tertentu djuga dengan kaum imperialis.

Burdjuasi nasional dengan sokongan massa Rakjat jang dipimpinoleh PKI dalam batas² tertentu dapat mendesak burdjuasikomprador dalam kekuasaan negara. Keadaan itu ditundjukkanoleh adanja tindakan² politik pemerintah RI seperti penbatalanKMB, pembebasan Irian Barat, diterimanja Undang² PerdjandjianBagi Hasil, Undang² Pokok Agraria, politik penghantjurankekuatan bersendjata kontra-revolusioner DI/TII, PRRI/Permesta,diterimanja Manipol dan Dekon, politik luar negeri anti-imperialis,dll.

Pimpinan Partai jang sudah terdjerumus ke dalam lumpuroportunisme menilai peristiwa² itu terlalu tinggi, jaitu bahwa”aspekRakjat” telah merupakan aspek pokok, dan memegang perananmemimpin dalam kekuasaan negara RI. Se-olah² Rakjat Indone-sia sudah dekat dengan akan lahirnja kekuasaan Rakjat. Dan karenamenganggap bahwa kekuatan burdjuasi nasional dalam kekuasaannegara adalah benar² sebagai “aspek Rakjat,” maka pimpinan Partaitelah berbuat se-gala²nja untuk membela dan mengembangkan“aspek Rakjat” itu. Pimpinan Partai sudah benar² meleburkan diridalam kepentingan burdjuasi nasional.

Djelaslah bahwa pimpinan Partai telah menggunakan teori tentangkontradiksi dalam kekuasaan negara setjara subjektif. Ketjuali itudengan menganggap kedudukan burdjuasi nasional sebagai segiRakjat dalam kekuasaan negara RI dan Presiden Sukarno sebagaipemimpinnja, berarti menganggap bahwa bardjuasi nasionalmampu memimpin revolusi burdjuis demokratis tipe baru. Inibertentangan dengan keharusan dan kenjataan sedjarah.

Pimpinan PKI mengatakan bahwa “teori dua aspek” samasekalitidak sama dengan “teori perubahan.struktur.”20 dari pemimpin²Partai Komunis Italia jang revisionis itu. Tetapi baik setjara teorimaupun berdasar kenjataan praktek tidak ada perbedaan antara

20 Pemimpin Partai Komunis Italia menganggap bahwa diktatur proletariat diItalia dapat dibentuk bukan melalui revolusi proletar dengan menghantjurkanmesin negara burdjuis, tetapi melalui perubahan ber-angsur² dalam strukturnegara, dengan menggunakan UUD Italia dan dengan tjara parlementer.

Page 22: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 22 -

kedua “teori” itu. Ke-dua²nja bertolak dari djalan damai mentjapaisosialisme, ke-dua²nja mengchajalkan perubahan setjara ber-angsur² perimbangan intern dan susunan negara; ke-dua²nja sama²menolak djalan revolusi dan ke-dua²nja sama² revisionis.

“Teori dua.aspek” jang anti-revolusi itu djelas dinjatakan dalamketerangan bahwa “Perdjuangan PKI mengenai kekuasaan negarajalah mendorong supaja aspek pro-Rakjat makin besar dan bisaberdominasi, sedangkan kekuatan² jang anti Rakjat dikeluarkandari kekuasaan negara”21

Oleh pimpinan Partai djalan jang anti-revolusi itu bahkandinamakan djalan “revolusi dari atas dan dari bawah.” Dari atasberarti bahwa PKI harus mendorong kekuasaan negara untukmelakukan tindakan² revolusioner guna mengadakan perubahan²dalam personalia dan aparatur negara. Sedang dari bawah berartimembangkitkan, mengorganisasi dan memobilisasi Rakjat untukmentjapai perubahan² tersebut.22 Sungguh suatu fantasi jang luarbiasa! Pimpinan Partai tidak beladjar dari kenjataan bahwa KonsepsiPresiden Sukarno tentang pembentukan Kabinet Gotong-Rojong(Pemerintah Koalisi Nasional tipe baru) sudah delapan tahun sedjakdiumumkan, belum pernah dan tidak ada tanda² akandilaksanakan, walaupun terus dituntut. Apalagi perubahankekuasaan negara!

Lenin memang pernah menundjukkan terbukanja kemungkinan“aksi dari atas”, jaitu ketika terdapat kemungkinan mengambilbagian dalam pemerintah revolusioner sementara mendjelangrevolusi Rusia tahun 1905. Ketika itu adalah periode daripergolakan² politik dan revolusi² telah mulai.23 Apabila tidakmungkin bertindak dari atas menurut Lenin harus dilakukantekanan dari bawah, dan untuk itu proletariat harus dipersendjatai.

Djelaslah betapa bedanja situasi dan sjarat² jang diadjukan Lenintentang terbukanja kemungkinan “Aksi dari atas” dan sjarat² “aksidari bawah” dengan situasi dan sjarat² di Indonesia tentang “revolusidari atas dan dari bawah”. Jang satu diadjukan bukan hanja dalam

21 D.N. Aidit, Kibarkan tinggi² Pandji Revolusi.22 D.N. Aidit, Kibarkan tinggi² Pandji Revolusi.23 Lenin, Dua Taktik Sosial Demokrasi Dalam Revolusi Demokrasi.

Page 23: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 23 -

situasi relatif damai, tetapi djuga setjara oportunis.

“Teori dua aspek” adalah sama dengan pemutarbalikkan Kautskyterhadap Marxisme tentang negara. Kautsky setjara teori tidakmenjangkal bahwa negara adalah alat kekuasaan klas. Jangdikaburkan atau dihilangkan oleh Kautsky jalah “bahwapembebasan klas tertindas tidaklah mungkin bukan hanja tanparevolusi jang keras, tetapi djuga tanpa penghantjuran aparatkekuasaan negara jang ditjiptakan oleh klas jang berkuasa . . .24

Untuk membersihkan diri dari lumpur oportunisme, Partai kitaharus membuang “teori dua aspek dalam kekuasaan negara” danmenegakkan kembali adjaran² Marxisme-Leninisme tentang negaradan revolusi.

o o o o o o o

Salah satu kesalahan penting jang dikoreksi dalam Djalan Baruadalah kelalaian PKI menggalang front persatuan nasional selamaberlamgsungnja Revolusi Agustus 1945. Kaum Komunis telah lalaimengadakan front persatuan nasional sebagai sendjata revolusinasional terhadap imperialisme.25

Dalam periode sesudah tahun 1951, masalah menggalang frontpersatuan nasional ditetapkan sebagai salahsatu tugas Partai.Bahkan Kongres Nasional Ke-V PKI menetapkan bahwamenggalang front persatuan nasional merupakan tugas urgenkedua. Garis ini tetap diteruskan dalam Kongres Nasional Ke-VIPartai dan seterusnja. Front nasional ditempatkan sebagai soalpertama dalam “Garis Umum” Partai atau pandji pertama dariTripandji Partai. Ini menundjukkan bagaimana pimpinan Partaimenilai front persatuan nasional. Dari “melalaikan” pada tahun45-an, berubah mendjadi menomer-satukan front persatuannasional.

Kongres Nasional Ke-V Partai pada pokoknja telah memetjahkansetjara teori tentang front persatuan nasional. Telah dirumuskanbahwa persekutuan buruh dan tani adalah basis dari front persatuan

24 Lenin, Negara dan Revolusi.25 Lihat Djalan baru Untuk Republik Indonesia (Resolusi Politbiro CC PKI, Agustus1948).

Page 24: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 24 -

nasional. Mengenai burdjuis nasional, berdasar pengalamanRevolusi Agustus telah ditarik peladjaran bahwa klas ini bersikapbimbang. Dalam keadaan tertentu burdjuasi nasional ikut danberfihak kepada revolusi, dan dalam keadaan lain ikut burdjuasikomprador memukul tenaga penggerak revolusi dan mengchianatirevolusi (provokasi Madiun dan menjetudjui persetudjuan KMB).Berdasarkan sikap bimbang burdjuasi nasional ini telah dirumuskansikap jang harus didjalankan oleh PKI, jaitu harus senantiasaberusaha menarik burdjuasi nasional ke fihak revolusi, tetapi harusdjuga ber-djaga² kemungkinan burdjuasi nasional mengchianatirevolusi. PKI harus mendjalankan politik bersatu dan berdjuangterhadap budjuasi nasional.

Meskipun demikian, oleh karena kelemahan ideologi subjektivismebelum terkikis dari dalam Partai, chususnja dalam pimpinan Partai,maka Partai kita telah terseret dalam kesalahan jang makin lamamakin dalam, sehingga achirnja Partai kehilangan kebebasan dalamfront persatuan dengan burdjuasi nasional. Kesalahan ini telahmengakibatkan Partai dan proletariat ditempatkan sebagai embel²burdjuasi nasional.

Proses berkembangnya kesalahan² dalam melaksanakan frontpersatuan nasional dapat dikemukan setjara ringkas sebagai berikut:

Bersamaan dengan dilakukannja pembangunan kembali Partaipada tahun 1951, dilakukanlah usaha² untuk menarik kembaliburdjuasi nasional ke fihak Rakjat. Dengan menggunakankontradiksi antara burdjuasi nasional dengan burdjuasi komprador,Partai berhasil menarik burdjuasi nasional ber-angsur² ke fihakRakjat. Ini dimulai pada waktu perdjuangan melawan razziaAgustus Sukiman dan perdjuangan untuk mendjatuhkanpemerintah Sukiman jang berhasil dengan terbentuknja kabinetWilopo. Ketika itu dan untuk tahun² berikutnja Partai masih lemahdan persekutuan buruh dan tani belum tergalang. Djadi frontpersatuan dengan burdjuasi nasional tergalang dan berkembangtidak diatas dasar jang kuat, jaitu persekutuan buruh dan tanidibawah pimpinan klas buruh.

Pimpinan Partai menilai terbentuknja front persatuan.denganburdjuasi nasional membukakan kemungkinan bagi perkembangandan pembangunan Partai dan bagi pekerdjaan Partai jang terdekat,

Page 25: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 25 -

jaitu menggalang persekutuan buruh dan kaum tani anti-feodalisme.26 Dari penilaian inilah lahirnja kesimpulan bahwamenggalang front persatuan nasional adalah tugas urgen pertamaPKI. Dalam kesimpulan ini tersirat pengertian bahwa jang diartikanfront persatuan nasional itu adalah terutama front persatuandengan burdjuari nasional.

Dalam keadaan belum tergalangnja persekutuan buruh dan tanisetjara kuat, front persatuan dengan burdjuasi nasional dapatberlangsung terus oleh karena dua sebab, pertama, dalamkontradiksinja menghadapi burdjuasi komprador, burdjuasinasional memerlukan sokongan dari klas buruh; kedua, karenaPartai memberikan sokongan jang diperlukan itu tanpamenimbulkan kechawatiran akan mengantjam kedudukanburdjuasi nasional.

Tergalangnja front persatuan dengan burdjuasi nasional melahirkanpemerintahan jang dalam batas² tertentu mendjalankan politikanti-imperialis dan memberikan sedikit kelonggaran kepada PKIdan organisasi² massa revolusioner. Keadaan itu memang agak unikuntuk mengembangkan Partai, chususnja di desa² untukmenggalang persekutuan buruh dan tani. Sjarat untuk menggalangpersekutuaa buruh dan tani setjara politikpun sudah ada, jaituadanja program agraria revolusioner.

Tetapi dalam bekerdjasama dengan burdjuasi nasional inikelemahan² ideologi dalam Partai, chususnja dalam kalanganpimpinan Partai telah berkembang, mendapat pengaruh dariideologi burdjuis-melalui kerdjasama.itu. Berkembangnjakelemahan ideologi dalam Partai menjebabkan makin lama Partaimakin kehilangan kebebasan dalam front persatuan denganburdjuasi nasional. Partai terlalu banjak memberi konsesi² kepadaburdjuasi nasional sampai menghilangkan peranan memimpinnjasetjara bebas.

Salah satu wudjud hilangnja kebebasan Partai dalam frontpersatuan dengan burdjuasi nasional adalah penilaian dan sikappimpinan Partai terhadap Bung Karno. Pimpinan Partai tidakbersikap bebas terhadap Bung Karno, selalu menghindari

26 D.N. Aidit, Peladjaran Dari Sedjarah PKI (Pidato ulangtahun ke-40 PKI).

Page 26: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 26 -

pertentangan dan sebaliknja selalu menondjolkan persamaan ataupersatuan Partai dengan Bung Karno. Umum melihat tidak adapolitik Bung Karno jang tidak disokong oleh PKI. Sampaipuntanpa melalui perdjuangan pimpinan Partai menerima pengakuanBung Karno sebagai Pemimpin Besar Revolusi dan pemimpin“aspek Rakjat” dalam kekuasaan negara RI. Dalam tulisan² dandalam pidato² pemimpin² Partai banjak dikemukakan bahwa apajang dilakukan oleh PKI ketjuali berdasar adjaran Marxisme-Leninisme djuga berdasar “adjaran Bung Karno”, bahwa PKImengalami perkembangan pesat karena melaksanakan ide BungKarno tentang persatuan Nasakom, dan bah kan konsepsi sistimDemokrasi Rakjat Indonesia itupun sesuai dengan pokok² fikiranBung Karno jang dikemukakan dalam pidato Lahirnja Pantjasila(1 Djuni 1945).27 Dengan demikian pimpinan Partai tidakmendidikkan kepada klas buruh dan Rakjat pekerdja lainnjatentang keharusan pimpinan revolusi berada di tangan proletariatdan partainja, jaitu PKI.

Pimpinan Partai mombanggakan bahwa lahirnja Manipol berartiperdjuangan Rakjat Indonesia jang gigih dibawah pimpinan PKItelah berhasil membawa massa jang luas untuk mengakuikebenaran Program PKI.28

Tertjapainja suatu program bersama untuk front persatuan adalahbaik; dalam arti ini lahirnja Manipolpun mempunjai arti jang baik,sebab sampai batas² tertentu mempersatukan fikiran berbagai klasdan golongan anti-imperialis mengenai bagian tertentu dari soal²revolusi Indonesia. Tetapi tidaklah benar bahwa lahirnja Manipoldengan penegasan²nja berarti pengakuan massa luas terhadapkebenaran program PKI. Sebab hanja bagian² tertentu sadja dariProgram Partai jang sama dengan Manipol.

Kaum Komunis tidak boleh naif, menganggap klas² lain jang bukantermasuk tenaga² penggerak revolusi dengan mudah menerimaProgram PKI. Mereka menerima bagian² jang termasuk dalamprogram tuntutan Partai, jang sekiranja memang sesuai dengankepentingan mereka. Sedang jang tidak sesuai, misalnja mengenai

27 Laporan Politik D.N. Aidit pada Sidang Pleno Ke-4 CC Kongres Nasional Ke-V PKI.28 D.N. Aidit, Kibarkan tinggi² Pandji Revolusi.

Page 27: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 27 -

peranan memimpin klas buruh, mengenai program agrariarevolusioner dll tidak mereka terima. Terhadap bagian² jang sudahmereka terima itupun tidak ada djaminan akan dilaksanakan.Dalam pada itu kaum reaksioner jang masih berdominasi dalamkekuasaan negara menerima setjara munafik Manipol untukmenjesuaikan diri dengan arus keadaan. Oleh karena itu betapapundilaksanakan setjara konsekwen Manipol tidak akan sama denganProgram PKI. Djadi menjatakan bahwa melaksanakan […] samadengan […] Program PKI jang diterima oleh burdjuasi, melainkanprogram burdjuasi nasional jang diterima oleh PKI danmenggantikanProgram PKI.

Pengorbanan prinsip dalam front persatuan dengan burdjuasinasional berkembang lebih djauh lagi dengan ditjantumkannja apajang dinamakan “Garis umum Ravolusi Indonesia” jangdirumuskan “Dengan front persatuan nasional jang bersokoguruburuh dan tani, berporoskan Nasakom, berlandaskan idiilPantjasila, menjelesaikan revolusi national-demokratis menudjuSosialisme Indonesia”29 Apa jang dinamakan “Garis UmumRevolusi Indonesia” ini samasekali tidak berbau revolusi. Karenadari tiga sjarat untuk memenangkan revolusi jaitu partai Marxis-Leninis jang kuat, perdjuangan Rakjat bersendjata dibawahpimpinan Partai dan front persatuan nasional, hanja tinggal frontpersatuan nasional sadja. Inipun bukan lagi front persatuan nasionalrevolusioner, karena tidak dipimpin oleh klas buruh, tidakberlandaskan persatuan klas buruh dan kaum tani dibawahpimpinan klas buruh, tetapi berlandaskan Nasakom. Dikatakanbahwa tanpa poros Nasakom front persatuan nasional sama denganroda tanpa as, jang pasti tidak bisa berputar.30

Pimpinan Partai mengatakan bahwa sembojan “kegotong-rojongannasional berporoskan Nasakom tidak mungkin mengaburkan isiklas dari front persatuan nasional.”31 Pernjataan ini tidak benar,karena partai² politik di luar partai klas buruh terutama mewakiliburdjuasi nasional, komprador, kabir dan tuan-tanah. Karenapartai² komprador jaitu Masjumi dan PSI telah dilarang, maka

29 D.N. Aidit, Laporan kepada Sidang Pleno Ke-4 CC PKI, Mei 1965.30 D.N. Aidit, Laporan umum Kepada Kongres ke-VII PKI (1962).31 D.N. Aidit, Kibarkan tinggi² Pandji Revolusi.

Page 28: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 28 -

kaum komprador dan tuan-tanah mentjari saluran ke dalam partai²atau organisasi lainnja, baik jang beraliran nasionalis maupunagama. Djadi isi klas Nasakom adalah klas buruh, burdjuasinasional dan bahkan terdapat elemen² komprador, kabir dan tuan-tanah. Teranglah bahwa mendjadikan Nasakom sebagai porosbukan sadja mengaburkan isi klas dari front persatuan nasional,tetapi mengubah sama sekali arti front persatuan nasionalrevolusioner mendjadi persekutuan klas buruh dengan semua klas,termasuk klas² reaksioner atau kolaborasi klas.

Kesalahan tersebut harus dibetulkan. Partai harus membuang“Garis Umum Revolusi Indonesia” jang salah itu dan harus kembalipada konsepsi jang benar jaitu front persatuan nasional revolusionerberbasiskan persekutuan buruh dan tani dibawah pimpinan klasburun.

Pengorbanan prinsip dalam front persatuan dengan burdjuasinasional djuga disebabkan karena Partai tidak melakukan setjaratepat analisa kongkrit atas sutuasi kongkrit. Dalam tulisanMasjarakat Indonesia Dan Revolusi Indonesia (MIRI jang disahkanoleh Sidang Pleno Ke-V CC PKI, bulan Juli 1957 sebagai diktatpeladjaran bagi sekolah² partai) dikatakan bahwa menggulingkanimperialisme adalah tugas primer dari dua tugas urgenmenggulingkan imperialisme dan sisa² feodalisme. Garis demikianini djuga terdapat dalam dokumen² Partai lainnja dengan berbagaivariasi, seperti “udjung tombak-dewasa ini ditudjukan terhadapmusuh terpokok jaitu imperialisme,”32 bahwa “kontradiksi pokokdi Indonesia dewasa ini jalah kontradiksi antara Rakjat Indonesiadisatu fihak dengan kaum imperialis difihak lain”33 Dari pandanganjang salah mengenai keadaan kongkrit jang demikian itulahlahirnjja sembojan “menempatkan kepentingan klas dibawahkepentingan nasionall”34 jang diambil setjara dogmatis darisembojan kaum Komunis Tiongkok jang tepat pada waktumemobilisasi perlawanan terhadap agresi imperialis Djepang.

Kesalahan itu tidak memungkinkan Partai menggalangpersekutuan buruh dan tani jang kuat dan terkonsolidasi, meskipun

32 D.N. Aidit, Pidato pada Konferensi Teori Ke-1 PKI.33 D.N. Aidit, Kibarkan tinggi² Pandji Revolusi.34 D.N. Aidit, Laporan pada Sidang pleno Ke-2 CC kongres Ke-VI PKI.

Page 29: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 29 -

pengaruh Partai meluas ke desa². Sebab dibawah sembojan jangsalah “menggulingkan imperialisme adalah tugas primer”, makasemua kontradiksi diantara klas² di dalam negeri, termasukkontradiksi antara tuan-tanah dengan kaum tani diharuskantunduk pada “kontradiksi pokok dengan kaum imperialis.”

Sesudah Revolusi Agustus 1945 jang gagal itu, ketjuali di IrianBarat, kaum imperialis tidak memegang kekuasaan politik setjaralangsung di Indonesia. Kekuasaan politik di Indonesia berada ditangan kaum komprador dan tuan-tanah jang mewakilikepentingan imperialisme dan sisa² feodalisme. Di Indonesia djugatidak sedang terdjadi agresi imperialis. Dalam keadaan demikian,djika tidak ada kesalahan² politik PKI, maka kontradiksi antaraklas² reaksioner jang berkuasa dengan Rakjat akan berkembangmendjadi tadjam dan merupakan kontradiksi pokok di Indone-sia. Tugas primer revolusi Indonesia adalah menggulingkankekuasaan klas² reaksioner dalam negeri jang djuga mewakilikepentingan kaum imperialis, chususnja imperialis AS. Dan hanjadengan djalan itulah dapat dilakukan penggulingan setjara njataimperialisme dan sisa² feodalisme.

Mengkoreksi kesalahan² Partai dalam front persatuan denganburdjuasi nasional tidak berarti bahwa sekarang Partai tidak perlumenggalang persatuan dengan klas ini. Selama susunan ekonomiIndonesia masih kolonial dan setengah-feodal, selama itu tetapada lapisan dari klas burdjuis jang mengalami tindasan dariimperialisme dan mengalami hambatan² dari sisa² feodalisme.Lapisan dari klas burdjuis itu jalah burdjuasi nasional jang dalambatas² tertentu anti-imperialisme dan sisa² feodalisme. Atas dasarpersekutuan buruh dan tani dibawah pimpinan klas buruh, Partaiharus berusaha untuk menarik klas burdjuis nasional untukmemihak revolusi.

o o o o o o o

Demikianlah pokok² kesalahan oportunisme kanan PKI di bidangpolitik jang berkumbang ke revisionisme dan mentjapai puntjaknjamendjelang terdjadinja “Peristiwa 30 September.” Pada waktupenjelewengan ke kanan telah menjeluruh dan sempurna,muntjullah ketjenderungan lain jang berlawanan jaituketjenderungan “kiri”. Ketjenderungan “kiri” ini berupa penilaian

Page 30: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Edi Cahyono’s experiencE- 30 -

jang ber-lebih²an terhadap kekuatan Partai, klas buruh dan Rakjatpekerdja, mem-besar²kan hasil perdjuangan Rakjat sertameremehkan kekuatan² kaum reaksioner.

Situasi politik dalam negeri ketika itu memang mulaimenundjukkan adanja ketegangan². Aksi² Rakjat mandapatkankemenangan² politik, misalnja: pemboikotan film AS; pengusiran“Peace Corps” AS; tindakan terhadap Ampai dan Bill Parmer,larangan terhadap Manikebu; pengambilalihan perusahaan²Inggris; pembubaran BPS dan Partai Murba; aksi menentang agresiAS terhadap Vietnam makin mendapat dukungan luas. Di berbagaidaerah mulai terdjadi aksi² sefihak kaum tani untuk memenangkantuntutan turun sewa. Sebagai reaksi terhadap kemenangan²perdjuangan Rakjat itu, kaum reaksioner dalam negeri denganberkomplot dengan kaum imperialis AS djuga meningkatkanaktivitetnja, menimbulkan provokasi² terhadap kaum buruh dantani, menjebarkan dokumen palsu, dsb.

Tesis 45 tahun PKI disatu pihak menegaskan bahwa “Kaumkapitalis birokrat bukan sadja makin memperburuk keadaanekonomi Indonesia dewasa ini, tapi djuga berusaha merebutkekuasaan politik dengan djalan kudeta.” Difihak lain menegaskanbahwa “Perlawanan jang makin meningkat dari Rakjat Indonesiaterhadap imperialisme, feodalisme dan kekuatan kontra-revolusioner di dalam negeri menundjukkan buhwa dewasa initelah terdapat situasi revolusioner jang makin menandjak danmematang di negeri kita.”

Menurut Lenin situasi revolusioner atau periode revolusioneradalah saat² apabila “‘bangunan atas’ jang lama telah meretak dariatas sampai kebawah, apabila aksi politik jang terbuka di fihakklas² dan massa jang mentjiptakan bangunan atas baru untuk dirimereka sendiri telah mendjadi suatu kenjataan.”35 Dibandingdengan apa jang dikatakan Lenin itu, situasi politik di Indonesiaketika itu, dengan terdjadinja aksi² ambilalih perusahaan² Inggris,demonstrasi² anti-imperialis dan anti-kabir jang terdjadi ber-turut²di ibukota dan kota² besar lainnja belum dapat dikatakan sudahmentjapai taraf situasi revolusioner, apalagi “situasi revolusionerjang makin menandjak dan mematang.” Tuntutan² berbagai aksi

35 Lenin, Dua Taktik Sosial Demokrasi Dalam Revolusi Demokrasi.

Page 31: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

jang puntjaknja adalah demonstrasi² itu pada hakekatnja masihdalam rangka tuntutan bagian atau reform. Sedangkan di kalangankaum tani sebagai kekuatan utama revolusi Indonesia tingkataksinja masih belum tinggi dan belum luas. Apa jang dianggaptiap hari ada ribuan aksi² di desa², adalah tidak njata, sebab aksi²petisi tertulis, perbaikan saluran air dll dihitung dalam mendjumlahaksi. Aksi² jang langsung melawan tuan-tanah pribumi belumbanjak dan belum nerata.

Kesimpulan tentang “situasi revolusioner jang makin mematang”tidak lain adalah karena metode berfikir jang mandjadikankemauan subjektif, perasaan subjektif dan angan² subjektif sebagaikenjataan. Pimpinan Partai takut melihat kenjataan jang berlainandengan kemauan subjektifnja. Pimpinan Partai tidak senang kalauComite² daerah dan badan² Partai lainnja melaporkan kenjataanbahwa tingkat perkembangan aksi² massa belum seperti jang sudahdisimpulkan. Akibatnja untuk menjenangkan kemauan subjektifpimpinan dikemukakan taksiran jang ber-lebih²an mengenai aksi²massa, chususnja aksi tani.

Pimpinan Partai berusaha meningkatkan “situasi revolusioner jangmakin mematang itu” mendjadi “revolusi.” Ini dikemukakan dalamStatement Politbiro CC PKI, 17 Agustus 1965.

Dalam statement itu diserukan bahwa kaum Komunis harusbekerdja lebih keras “guna mengembangkan situasi revolusionersekarang ini sampai kepada puntjaknja,” supaja Rakjat “dapatmentjapai bukan sadja kemenangan² jang lebih besar lagi, tetapidjuga kemenangan² jang fundamentil.” Inilah puntjak kesalahanjang lain, jang “kiri,” jang telah menjeret pimpinan Partai ke dalamavonturisme dan telah menimbulkan bentjana besar bagi Partaidan gerakan revolusioner pada umumnja.

KESALAHAN² POKOK DI BIDANG ORGANISASI

Garis politik jang salah jang berkuasa dalam Partai, tidak bolehtidak tentu diikuti oleh garis organisasi jang salah pula. Makinlama dan makin dalam berkuasanja garis politik jang salah dalamPartai, makin besar pula kesalahan² di bidang organisasi, makinbesar kerugian² jang ditimbulkannja. Oportunisme kanan jangmerupakan garis politik salah Partai dalam periode sesudah tahun

Edi Cahyono’s experiencE- 31 -

Page 32: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

1951, diikuti oleh penjelewengan ke kanan pula di lapanganorganisasi, jaitu liberalisme dan legalisme.

Garis liberalirme di bidang organisasi menampakkan diri padaketjenderungan untuk mendjadikan PKI suatu partai jangberanggota se-banjak²nja, suatu organisasi jang longgar, jangdinamakan partai Masalah apakah Partai Komunis perlumempunjai keanggotaan se-banjak²nja (partai massa), ataukeanggotaan tidak perlu banjak² asal kwa1itetnja tinggi (partaileader), merupakan persoalan bagi Partai² Komunis di berbagainegeri. Mula² dengan melalui plan peluasan anggota dan organisasiPKI menempuh garis untuk mendjadi partai massa. Tetapi padatahun² belakangan ini dinjatakan bahwa PKI adalah partai massadan partai kader sekaligus. Dengan partai massa dimaksudkankeanggotaan jang banjak dan pengaruh jang luas serta dalam dikalangan massa. Dengan partai kader dimaksud keanggotaan partaijang dipersendjatai dengan Marxisme-Leninisme jang merupakanelemen² aktif dan memimpin di kalangan massa.

Bagaimana seharusnja Partai Marxis-Leninis diorganisasi,bagaimana seharusnja sifat² partai Marxis-Leninis itu, sudahdibentangkan setjara djelas oleh Lenin dan Stalin. PKI telahmengambil intisari dari sifat² partai Marxis-Leninis denganmentjantumkan dalam Konstitusinja bahwa “PKI adalah barisandepan dan bentuk organisasi klas jang tertinggi dari proletariatIndonesia.”

Sesungguhnja, bukanlah soal jang harus diperdebatkan apakahsuatu Partai komunis (Marxis-Leninis) harus merupakan partaiMassa atau partai kader. Kedua²nja tertjakup dalam sifat² partaijang intisarinja telah ditjantumkan dalam Konstitusi PKI itu.Kepeloporan Partai dalam klas buruh hanja bisa dipenuhi apabiladisatu fihak Partai merupakan barisan jang paling depan dariseluruh barisan klas buruh dan difihak lain ia tak terpisah dariseluruh barisan klas buruh.

Stalin mendjelaskan arti kepeloporan Partai sebagai berikut: “Partaiharus menjerap semua elemen terbaik dari klas buruh, pengalamanmereka, semangat revolusioner mereka, pengabdian mereka jangtak mementingkan diri untuk proletariat. Tetapi untuk betul²mendjadi pelopor, Partai harus dipersendjatai dengan teori

Edi Cahyono’s experiencE- 32 -

Page 33: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

revolusioner, dengan pengetahuan hukum² gerakan, denganpengetahuan hukum² revolusi. Tanpa ini ia tidak akan dapatmengarahkan (directing) perdjuangan proletariat, mumimpin pro-letariat .... Partai harus berdiri pada barisan terdepan klas buruh;ia harus melihat lehih djauh dari klas buruh; ia harus memimpinproletariat, dan tidak mengekor gerakan spontan”.36

Tulisan Stalin itu djelas menundjukkan sjarat² jang harus dipenuhioleh suatu partai Marxis-Leninis untuk memenuhi fungsinjasebagai partai pelopor klas buruh. Sjarat² itu djuga djelasmenundjukkan bahwa anggota partai bukanlah sembarang orangdari kalangan klas buruh, tetapi adalah element terbaik darikalangan klas buruh, jang dipersendjatai dengan teori Marxisme-Leninisme. Tidak semua orang dari kalangan klas buruh memenuhisjarat untuk mendjadi anggota partai. Dalam arti ini partai Marxis-Leninis adalah partai leader.

Stalin djuga mendjelaskan bahwa “Partai tidak dapat hanjamendjadi barisan pelopor. Bersamaan dengan itu ia harus mendjadibarisan klas, bagian dari klas, berhubungan erat dengannja melaluisemua nadi² dari hidupnja. Perbedaan antara pelopor dan bukan[...] klas buruh, antara anggota² partai dan orang non-partai takdapat lengkap sampai klas² lenjap… Tetapi Partai akan berhentimendjadi partai bila perbedaan ini diperluas, mendjadi tjelah, bilaia mengurung dirinja dalam rumah kerang dan mendjadidipisahkan dari massa non-Partai. Partai tidak dapat memimpinklas bila ia tidak berhubungan dengan massa non-Partai, bila takada ikatan antara Partai dengan massa non-Partai, bila Massa itutidak menerima kepemimpinannja”37 (digaris bawahi menurutaslinja - Politbiro)

Keterangan Stalin tersebut menundjukkan keharusan partai-Marxis-Leninis memiliki karakter massa. Karena kepeloporan Partaihanja bisa diwudjudkan apabila Partai dapat bersatu-padu danmendapat sokongan dari Massa non-Partai. Dan sokongan massahanja bisa diperoleh Partai, apabila ia dapat mengambil sikap jangtepat terhadap Rakjat dan dengan tjara² jang tepat memimpinRakjat, apabila ia dapat membela kepentingan² Rakjat di segala

36 J.W. Stalin, Masalah² Leninisme.37 J.W. Stalin, Masalah² Leninisme.

Edi Cahyono’s experiencE- 33 -

Page 34: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

lapangan, pertama-tama di lapangan politik.

Djelaslah bahwa karakter massa Partai atau sifat Partai massa bukanpertama-tama ditandai oleh djumlah anggota jang banjak,melainkan ditandai pertama-tama olah eratnja hubungan Partaidengan massa, oleh garis politik Partai jang membela kepentinganmassa Rakjat, atau ditandai oleh dilaksanakannja garis massa Partai.Dan garis massa Partai ini hanja dapat dipertahankan apabila sjarat²kepeloporan Partai dipegang teguh, apabila anggota2 Partai terdiridari elemen² terbaik dari proletariat jang dipersendjatai denganMarxisme-Leninisme. Oleh karena itu membangun partai Marxis-Leninis jang berkarakter massa tidak mungkin tanpamengutamakan pendidikan Marxisme-Leninisme.

Dalam waktu beberapa tahun belakangan ini, PKI telah menempuhgaris pembangunan partai jang menjalahi prinsip² Marxisme-Leninisme di lapangan organisasi. Setelah berhasil meluaskananggota dan organisasi melalui plan² djangka pendek, Partai telahmelaksanakan ber-turut² Plan 3 Tahun Pertama (Organisasi danPendidikan), Plan 3 Tahun Kedua (Pendidikan dan Organisasi)dan mulai Plan 4 Tahun (Tentang Kebudajaan, ldeologi danOrganisasi). Melalui plan² djangka pendek, Plan 3 tahun Pertamadan Kedua PKI telah meluas ke seluruh negeri, ke pulau² dansukubangsa² di seluruh Indonesia, dengan keanggotaan lebih dari3 djuta orang. lni adalah suatu hasil jang besar.

Tetapi bersamaan dengan itu makin tumbuh liberalisme dalamPartai. Walaupun Plan 3 tahun Kedua dinjatakan mementingkanpendidikan ideologi, tetapi dalam praktek tetap di-tekan²kan padapeluasan anggota dan organisasi. Plan peluasan anggota telahdilaksanakan tanpa mengindahkan kemampuan organisasi untukmengurus anggota² baru dan mendidiknja. Karena mengedjardjumlah jang ditetapkan dalam plan, Maka pelaksanaan perluasananggota telah berdjalan dengan melanggar ketentuan² KonstitusiPartai. Begitu dibikin longgarnja organisasi PKI, sehingga setiaporang jang menjatakan setudju terhadap Program PKI diterimamendjadi anggota. Tidak djelas lagi bedanja anggota partai dengananggota organisasi massa jang berada dibawah pimpinan Partai.Sjarat² keanggotaan barisan pelopor klas buruh ditinggalkan samasekali.

Edi Cahyono’s experiencE- 34 -

Page 35: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Perluasan keanggotaan partai setjara liberal itu tidak bisa dipisahkandengan garis politik menempuh djalan damai. Dengan keanggotaanpartai jang besar dimaksudkan untuk memperbesar pengaruh Partaidalam front persatuan dengan burdjuis nasional. Dan dengan Partaijang makin besar, dengan terus bersatu dengan burdjuasi nasional,maka dapatlah ditjapai imbangan kekuatan jang memungkinkanmengalahkan kekuatan kepalabatu sama sekali. Kepentingan djalandamai mendjadi djelas ditjerminkan dalam organisasi denganadanja P1an 4 Tahun Partai.

Jang dipentingkan bukan lagi pendidikan dan latihan kader²Marxis-Leninis untuk persiapan revolusi, untuk bekerdja di-tengah² kaum tani menggalang basis² revolusi, tetapi pendidikanintelektuil untuk melajani keperluan pekerdjaan front persatuandengan burdjuasi nasional, dan untuk mengisi berbagai kedudukandi dalam lembaga² negara jang diperoleh berkat kerdjasama itu.Sembojan “mengintegrasikan diri setjara total dengan kaum tani”mendjadi omongkosong sadja. Jang dipraktekkan bukan mengirimkader² terbaik ke desa², tetapi menarik kader² dari desa ke kota,dari daerah ke pusat.

Agar supaja martabat PKI tinggi di mata burdjuis dun dihormatisebagai partai orang² terpeladjar, maka menurut Plan 4 Tahunsemua kader tinggi Partai diwadjibkan menamatkan pendidikantingkat akademi, kader² menengah Partai tingkat sekolah landjutanatas, dan kader² bawahan tingkat landjutan pertama. Untukkeperluan ini banjak akademi, perguruan dan kursus² didirikan.Begitu dalamnja intelektualisme sudah menguasai pimpinan Partai,sehingga semua tokoh Partai dan tokoh gerakan rakjat, diharuskanmembuat 4 buah karangan (skripsi) untuk mendapat gelar sardjanaMarxis.

Makin dalam Partai terperosok ke dalam lumpur oportunismekanan atau revisionisme, makin hilang pula kewaspadaanorganisasi, berkembanglah legalisme dalam organisasi. PimpinanPartai telah kehilangan prasangka klasnja terhadap kepalsuandemokrasi burdjuis. Seluruh kegiatan Partai menundjukkan se-olah² begitu pastinja djalan damai itu. Pimpinan Partai tidakmembangkitkan kewaspadaan massa anggota akan bahaja serangankaum reaksioner jang terus menerus mentjari kesempatan. Karena

Edi Cahyono’s experiencE- 35 -

Page 36: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

legalisme di lapangan organisasi inilah, maka dalam waktu singkatkontra-revolusi telah berhasil melumpuhkan PKI setjara organisasi.

Liberalisme dalam organisasi telah merusak prinsip demokrasi in-tern-Partai, merusak pimpinan kolektif dan menimbuhkanpimpinan dan kekuasaan perseorangan, otonomisme, jangmemupuk tumbuhnja kultus individu. Jang dipraktekkan bukanlagi sentralisme-demokrasi, jaitu demokrasi jang dipusatkan, jangharus berdjalan atas dasar garis massa, memadukan pimpinandengan massa, tetapi komandoisme atas dasar kemauan dunkepentingan subjektif pimpinan. Setjara formil, ketentuan²demokrasi intern-Partai, ketentuan² prinsip pimpinan kolektifbukannja ditiadakan sama sekali. Dan setjara formil keputusan²badan² pimpinan diambil dengan suara bulat. Akan tetapibersamaan dengan itu tidak djarang pula diambil keputusan² tanpamelalui badan² pimpinan Partai jang seharusnja kompeten. Tjarajang salah, jang bertentangan dengan prinsip² Marxis-Leninis itutelah berdjalan antara lain disebabkan oleh faktor² sebagai berikut:

Pertama, kesalahan organisasi, chususnja, dalam tjara kerdja, jangmemberikan kesempatan kepada pimpinan Partai untukmembangun saluran² tersendiri diluar kontrol Politbiro dan CC.Hal ini menjebabkan badan pimpinan Partai jang kompeten sepertiPolitbiro tidak ditempatkan pada tempat jang semestinja, tidakdidjadikan tempat untuk memetjahkan segala soal urusan Partaidan revolusi. Melalui saluran² tersendiri itu pimpinan dapatmengambil langkah² politik dan organisasi termasuk penempatankader, dan tidak djarang Politbiro hanja mensahkan langkah² jangsudah diambil oleh pimpinan itu, atau mempertimbangkan suatusoal dengan pengetahuan jang kurang lengkap dan mendalammengenai persoalannja.

Kedua, adanja sikap kurang ktitis baik dalam Politbiro, CCmaupun badan² Partai lainnja terhadap pimpinan. Sudah mendjadikelaziman, apa jang dikatakan pimpinan dianggap benar, dan tanpamelalui pendiskusian dan pemikiran jang mendalam, dilaksanakan.Sikap kurang kritis itu antara lain djuga diaobabkan karenalemahnja teori, jang menjebabkan kurang kuatnja landasan untukmenjangkal pendapat pimpinan bila dirasa pendapat itu keliru.Pada beberapa tahun belakangan, sesudah Partai menjusun grup

Edi Cahyono’s experiencE- 36 -

Page 37: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

pekerdja teori, maka pemimpin² Partai pada umumnja makinterpisah dari persoalan² teori. Djika ada diskusi jang menjangkutpersoalan teori, boleh dikata hanja pekerdja teori sadjalah jangmengambil bagian aktif. Ketjuali itu djuga ada kekurangankeberanian dalam menjatakan sikap jang tidak menjetudjui garispimpinan.

Ketiga, dalam Partai telah ditanamkan kepertjajaan jang mem-besar²kan segi persatuan-bulat Partai. Se-olah² tak ada lagiperbedaan fikiran mengenai soal² prinsip. Karena itu dipandangsebagai sesuatu jang tidak normal bila ada perbedaan prinsip denganpimpinan. Suasana demikian itu telah menimbulkan keenggananbagi kader² Partai untuk menjatakan setjara terbuka dan bebasfikiran dan perasaannja mengenai garis pimpinan jang dipandangtidak tepat. Sekalipun tidak setjara terbuka dan bebas serta tidakdinjatakan dalam forum² kolektif Partai, sebenarnja terdapatsedjumlah kader jang tidak menjetudjui garis politik dan organisasipimpinan Partai jang oportunis atau revisionis itu. Akan tetapifikiran dan perasaan kader² itu tidak mendapat tanggapan setjarabaik dari pimpinan. Kekurangan kebebasan menjatakan fikirandan perasaan kader² djuga dipengaruhi oleh adanja politikpenempatan kader jang “pilih kasih” dan dalam batas² tertentuadanja isolasi terhadap kader² tertentu.

Dalam keadaan liberalisme menguasai garis organisasi Partai, makatidak mungkin dilaksanakan langgam kerdja Partai, jaitu“memadukan teori dengan praktek, berhubungan erat denganmassa dan melakukan otokritik.” Dan tidak mungkin djugadilaksanakan metode memimpin jang intinja adalah memadukanpimpinan dengan massa, jang harus dilaksanakan dengan atasanmemberi tjontoh kepada bawahan.

Jang terdjadi bukan lagi pemaduan kebenaran umum Marxisme-Leninisme dengan praktek kongkrit revolusi Indonesia, tetapimengkompromikan adjaran² Marxisme-Leninisme denganpandangan burdjuasi; mensistimatiskan serta mengembangkanpandangan dan teori burdjuasi; dan atas nama sembojan “meng-Indonesiakan Marxisme,” “mengembangkan MarxismeLeninismesetjara kreatif,” mengubah Marxisme-Leninisme.

Garis berhubungan erat dengan massa, memadukan pimpinan

Edi Cahyono’s experiencE- 37 -

Page 38: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

dengan massa, memang hanja dapat diwudjudkan apabiladilaksanakan dengan konsekwen pengintegrasian diri dengan massaRakjat, terutama dengan kaum buruh, buruh-tani dan tani-miskin.Dan dalam melaksanakan garis ini atasan harus memberi tjontohkepada bawahan. Akan tetapi tidak demikian jang terdjadi. Banjakkader Partai, terutama kader² tinggi Partai, lebih chusus lagi jangmemiliki ketjakapan² untuk memenuhi kebutuhan pekerdjaan diberbagai lembaga pemerintah dan semi-pemerintah, telahmentjapai taraf hidup jang djauh berbeda dari kaum buruh danRakjat pekerdja umumnja. Mereka telah menikmati fasilitet² sepertijang diperoleh pedjabat² tinggi pemerintah.

Dalam Partai bahkan telah berlaku konvensi, bahwa pemimpin²Partai dan pemimpin² organisasi massa revolusioner di pusatmaupun di daerah harus mempunjai rangkapan djabatan resmi,supaja mendapat tambahan otoritet, supaja tidak hanja mendjaditokoh Partai tetapi djuga tokoh berbagai golongan, tokoh nasionalatau tokoh Rakjat sedaerah. Dengan berlakunja konvensi ini banjakpemimpin² Partai maupun ormas jang kegiatannja sebagian besarditjurahkan dalam lembaga² pemerintahan dan semi-pemerintah.Ini mengakibatkan berkurangnja perhatian jang ditudjukan kepadakehidupan Partai, baik di bidang ideologi maupun organisasi.

Di daerah² dan terutama di pusat tjara hidup sebagian pemimpin²Partai tidak lagi menjesuaikan diri dengan massa Rakjat jang masihmenderita, tetapi menjesuaikan diri dengan burdjuasi. Ini semuadilakukan dengan predikat “sesuai dengan kebesaran Partai”,“mempertinggi martabat Partai”, “meninggalkan tjara kuno”, dsb.Bahkan diantara pemimpin² Partai sudah ada jang djatuh ke moralbedjat burdjuis jang menodai moral Komunis.

Dalam suasana seperti tersebut di atas tidak mungkin dilaksanakanpengintegrasian dengan massa Rakjat jang paling menderita.Seruan² “basmi puas diri,” “djadilah Komunis jang baik dan lebihbaik lagi,” “pendidikan keluarga Komunis,” dsb, tidak lebihdaripada tabir asap untuk menutupi kemunafikan dan kemerosotanmoral di kalangan pimpinan Partai. Seruan² itu memang tidakditudjukan kepada pimpinan. Se-olah² kader² di luar pimpinansadjalah jang melakukan perbuatan² jang tidak sesuai dengan moralKomunis. Bersamaan dengan seruan² itu “tjara hidup burdjuis”terus berlangsung di kalangan pimpinan Partai.

Edi Cahyono’s experiencE- 38 -

Page 39: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

Kader² daerah apabila melihat ke pusat bukannja menemukanketeladanan tentang kesederhanaan Komunis baik dalamkehidupan Partai maupun kehidupan pribadi, tetapi menemukanketeladanan tentang “kemewahan,” “kemodernan,” “kebesaran”Komunis baik dalam kehidupan Partai maupun dalam kehidupanpribadi pimpinan Partai tidak mendengarkan kritik² jang djudjurdari kawan² tertentu, tetapi menganggap kritik² itu sebagai“keterbelakangan,” “tidak menggunakan fasilitet setjara maksimaluntuk kepentingan Partai dan Rakjat,” “tidak meninggikanmartabat Partai,” dsb, dsb.

Demikianlah setjara pokok garis politik jang salah jang berkuasadalam Partai telah diikuti oleh garis jang salah di lapangan organisasijang merusak prinsip² partai Marxis-Leninis, merusak sendi²organisasi Partai jaitu sentralisme-demokrasi, merusak langgamkerdja dan metode memimpin Partai.

Untuk menegakkan PKI sebagai partai Marxis-Leninis harusdibongkar sampai keakar²nja liberalisme di lapangan organisasidan sumber ideologi jang melahirkannja. PKI harus dibangunkembali sebagai partai tipe Lenin, partai jang dapat memenuhitugasnja sebagai barisan depan dan bentuk organisasi klas jangtertinggi dari proletariat Indonesia, partai jang memikul tugassedjarah memimpin massa Rakjat Indonesia untuk memenangkanrevolusi anti-imperialisme, anti-feodalisme dan anti-kapitalisme-birokrasi menudju ke sosialisme. Partai jang demikian itu harusmemiliki sjarat² ideologi: dipersendjatai dengan teori Marxisme-Leninisme dan bebas dari subjektivisme, oportunisme danrevisionisme modern; politik: memiliki program jang tepattermasuk program agraria revolusioner, menguasai masalah² strategidan taktik revolusi Indonesia - menguasai bentuk perdjuanganpokok jaitu perdjuangan tani bersendjata dibawah pimpinan pro-letariat dan bentuk² perdjuangan lainnja, dan pandai menggalangfront persatuan revolusioner dari klas² dan golongan² anti-imperialisme dan anti-feodalisme berbasiskan persekutuan buruhdan tani dibawah pimpinan klas buruh; organisasi: kuat dan berakardalam di kalangan massa Rakjat, terdiri dari anggota² Partai jangterpertjaja, berpengalaman dan terbadjakan dan mendjadi teladandalam mendjalankan tugas² nasional.

Pembangunan kembali Partai dewasa ini kita lakukan dalam

Edi Cahyono’s experiencE- 39 -

Page 40: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

keadaan berkuasanja rezim teror kontra-revolusioner jang palingkejam dan paling ganas. Legalitet Partai dan hak² kemanusinanorang² Komunis sudah dirampas samasekali. Oleh karena itu Partaiharus disusun dan bekerdja sepenuhnja setjara illegal. Dalambekerdja sepenuhnja setjara ilegal, Partai harus pandaimenggunakan setjara penuh kesempatan² jang dimungkinkanuntuk melakukan kegiatan² setjara legal sesuai dengan keadaan,melakukan tjara² jang dapat diterima oleh massa untukmembangkitkan perdjuangan massa dan meminpinnja setingkatdemi setingkat ke perdjuangan jang lebih tinggi.

Sudah terang bahwa dalam keadaan Partai harus sepenuhnjabekerdja setjara ilegal, tidak mungkin dilaksanakan setjara penuhsentralisme-demokrasi Partai, terutama demokrasi intern-Partai.Dalam keadaan demikian setiap badan pimpinan Partai harusberusaha keras untuk mengetahui dan mengurus setjara tepatfikiran dan perasaan anggota² Partai. Untuk itu harus didjalankandengan konsekwen langgam kerdja, metode memimpin danpimpinan kolektif Marxis-Leninis.

Dalam membangun kembali PKI jang Marxis-Leninis perhatianjang se-besar²nja harus ditjurahkan untuk membangun Partai didesa², menggalang basis² revolusi.

Tugas membangun kembali partai Marxis-Leninis seperti tersebutdi atas adalah pekerdjaan jang berat dan penuh bahaja sertamemakan waktu lama, karena itu harus didjalankan dengan berani,tekun, teliti, sabar dan ulet.

D J A L A N K E L U A R

Setelah mengetahui kelemahan² dan kesalahan² Partai dalamperiode sesudah tahun 1951 seperti telah dibentangkan di muka,dan jang telah menimbulkan kerusakan² berat pada PKI dangerakan revolusioner Rakjat Indonesia, djelaslah bahwa tugasmendesak jang dihadapi oleh Marxis-Leninis Indonesia dewasaini, pertama jalah membangun kembali PKI sebagai partai Marxis-Leninis jang bersih dari subjektivisme, oportunisme danrevisionisme modern.

Untuk membangun kembali partai Marxis-Leninis sedemikian itu,

Edi Cahyono’s experiencE- 40 -

Page 41: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

kader² Partai di semua tingkat dan kemudian anggota² Partai, harusmentjapai kebulatan fikiran mengenai kesalahan² Partai di waktujang lalu dan mengenai djalan baru jang harus ditempuh.

Sebagai akibat pukulan teror putih ketiga Partai telah kehilanganbanjak kader jang mempunjai pengalaman lama dalam pekerdjaanPartai dan pekerdjaan gerakan massa revolusioner. Meskipundemikian, apabila telah ditjapai kebulatan fikiran,mengenaikesalahan² pokok Partai di waktu jang lalu dan djalan baru jangharus ditempuh dari kader² jang kini masih ada, akan dapatditegakkan setapak demi setapak pimpinan jang stabil di semuatingkat, Sang akan sanggup memenuhi tugasnja memimpin Partaidan Rakjat Indonesia mengatasi kesulitan demi kesulitan selamameradjalelanja kontra-revolusi dan surutnja gelombang revolusi,serta membawa madju setindak demi setindak perdjuangan Rakjat,dan achirnja, memimpin pasang gelombang revolusi jang pastidatang.

Untuk mentjapai kebulatan fikiran itu perlu diadakan gerakanpembetulan fikiran di seluruh Partai. Dengan gerakan pembetulanfikiran kita bermaksud untuk mengubah fikiran jang salah di masajang lampau mendjadi fikiran jang benar. Untuk dapat menempuhdjalan jang benar adalah mutlak harus meninggalkan djalan jangsalah. Tidak mungkin menempuh djalan jang benar apabila djalanjang salah tidak ditinggalkan sama sekali.

Dalam situasi dewasa ini tidak mudah untuk mentjapai kebulatanfikiran mengenai semua kesalahan di masa jang lalu sampai padasoal jang se-ketjil²nja. Tetapi jang mutlak perlu jalah kebulatanfikiran mengenai soal² jang pokok seperti jang dibentangkan didalam otokritik ini. Tanpa memahami masalah² pokok itu,seseorang kawan tidak akan dapat mengambil bagian didalammemikul tugas besar, berat tetapi mulia, jaitu menegakkan partaiMarxis-Leninis Indonesia sebagai djaminan adanja pimpinan jangterpertjaja atas Revolusi Demokrasi Rakjat Indonesia.

Sebagaimana telah dianalisa di muka, kesalahan² oportunis danrevisionis di lapangan politik dan organisasi Partai jang kita koreksiini bukan hanja hasil dari sjarat² sosial dan sedjarah pada masadasawarsa terachir sadja, tetapi djuga mempunjai akar jang lebihdjauh lagi, pada sjarat² sosial dan sedjarah sedjak berdirinja Partai

Edi Cahyono’s experiencE- 41 -

Page 42: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

kita. Oleh karena itu sama sekali tidak boleh ada anggapan bahwasoalnja sudah beres setelah dilakukan kritik dan otokritik ini. Djikaideologi subjektivisme belum dilikwidasi dari dalam Partai, apalagidjika masih ada di dalam pimpinan Partai, selama itu Partai tidakakan terhindar dari kesalahan² oportunisme kanan atauoportunisme “kiri,” karena Partai tidak akan mungkin menganalisasituasi politik setjara tepat dan tidak akan mungkin memberikanpetundjuk kerdja setjara tepat pula. Adalah pertama-tama mendjadikewadjiban pimpinan dan kader² Central, kemudian pimpinandan kader² Daerah di semua tingkat untuk dengan segala daja dansepenuh hati memerangi subjektivisme.

Subjektivisme hanja dapat dilawan setjara efektif dan dilikwidasiapabila seluruh Partai ditingkatkan kemampuannja untukmembedakan antara ideologi proletar dengan ideologi burdjuisketjill serta dikembangkannja kritik dan otokritik. Meningkatkankemampuan seluruh Partai untuk membedakan antara ideologiproletar dengan ideologi burdjuis ketjil hanja mungkin ditjapaidengan memperdalam pendidikan Marxisme-Leninisme. Partaiharus mendidik anggota²nja untuk mentrapkan metode Marxis-Leninis dalam menganalisa situasi politik dan menilai kekuatan²klas jang ada, sehingga tidak dilakukan analisa dan penilaian jangsubjektif. Partai harus membawa perhatian para anggotanja kepadapenelitian dan mempeladjari keadaan sosial dan ekonomi sehinggabisa menenturan taktik² perdjuangan dan metode kerdjanjamembantu anggota²nja sehingga memahami bahwa tanpapenelitian sjarat² aktuil mereka akan terdjerumus ke dalam fantasi.

Timbulnja kesedaran atas kesalahan² Partai di waktu jang lalumerupakan sjarat jang sangat baik untuk memahami djiwarevolusioner Marxisme-Leninisme. Oleh karena itu kaum Marxis-Leninis Indonesia harus berusaha dengan sekuat tenaga untukmengatasi kesulitan² jang ditimbulkan oleh teror putih dewasa inibagi usaha² mempeladjari Marxisme-Leninisme.

Pengalaman perdjuangan Partai selama masa² jang silammenundjukkan betapa pentingnja bagi kaum Marxis-Leninis In-donesia jang bertekad untuk mempertahankan Marxisme-Leninisme dan melawan revisionisme modern, untuk selainmempelajari adjaran² Marx, Engels, Lenin dan Stalin, djuga setjarachusus mempeladjari fikiran² Mao Tjetung, jang telah berhasil

Edi Cahyono’s experiencE- 42 -

Page 43: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

setjara tjemerlang dalam mewarisi, mempertahankan danmengembangkan Marxisme-Leninisme sampai ke puntjaknja padazaman sekarang.

PKI hanja akan dapat mengibarkan tinggi² pandji Marxisme-Leninisme apabila bersikap tegas dalam melawan revisionismemodern jang dewasa ini berpusat pada grup pimpinan PKUS.Melawan revisionisme modern tidak mungkin dilakukan sambilterus memelihara persahabatan dengan kaum revisionis modern.PKI harus meninggalkan sikapnja jang salah rnengenai hubungandengan kaum revisionis modern di masa jang lalu. Kesetiaanterhadap internasionalisme proletar hanja mungkin diwudjudkandengan sikap jang tak kenal ampun dalam melawan revisionismemodern, karena revisionisme modern merusak internasionalismeproletar, mengchianati perdjuangan proletariat dan Rakjat tertindasseluruh dunia.

Dalam membangun kembali Partai kaum Marxis-Leninis Indo-nesia harus mengarahkan perhatiannja untuk mentjiptakan sjarat²guna memimpin revolusi agraria kaum tani bersendjata jang akanmerupakan bentuk pokok perdjuangan untuk memenangkanRevolusi Demokrasi Rakjat Indonesia. Ini berarti bahwa perhatianterbesar harus ditjurahkan untuk membangun kembali organisasi²Partai di desa. Perhatian terbesar harus ditjurahkan untukmemetjahkan masalah membangkitkan, mengorganisasi, danmemobilisasi kaum tani dalam revolusi agraria anti-feodal.Pengintegrasian Partai dengan kaum tani terutama dengan buruh-tani dan tani-miskin harus sungguh² diwudjudkan. Karena hanjamelalui pengintegrasian inilah Partai dapat memimpin kaum tanidan kaum tani akan sanggup mendjadi benteng RevolusiDemokrasi Rakjat jang tak terkalahkan.

Sebagai akibat pukulan teror putih ketiga, organisasi² Partai didesa pada umumnja mengalami kerusakan lebih berat, sehinggabekerdja di desa lebih sukar dan lebih berat. Tetapi ini tidakmengubah kebenaran hukum bahwa Revolusi Demokrasi RakjatIndonesia kekuatan utamanja adalah kaum tani, dan daerahbasisnja adalah desa. Dengan bartekad bulat, se-gala²nja untukmassa Rakjat,-kaum Marxis-Lenninis Indonesia pasti dapatmengatasi kesulitan² jang berat itu. Dengan sepenuhnja pertjajakepada massa, bersandar kepada massa, kaum Marxis-Leninia In-

Edi Cahyono’s experiencE- 43 -

Page 44: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

donesia pasti dapat mengubah desa² Indonesia jang terbelakangmendjadi benteng² revolusi jang besar dan terkonsolidasi baiksetjara militer, politik dan kebudajaan.

Kaum tani Indonesia paling berkepentingan atas RevolusiDemokrasi Rakjat. Karena hanja revolusi inilah jang akanmembebaskan mereka dari hidup jang terbelakang dan serbapintjang sebagai akibat penindasan feodal. Hanja revolusi inilahjang akan memberikan kepada kaum tani sesuatu jang di-idam²kandi sepandjang hidup dan untuk hidupnja, jaitu tanah. Oleh karenaitu betapapun berat dan ber-liku²nja, kaum tani pasti menempuhdjalan revolusi untuk tanah dan kebebasan.

Djelaslah bahwa tugas kedua kaum Marxis-Leninis Indonesiasekarang jalah mentjiptakan sjarat² jang diperlukan bagi revolusiagraria bersendjata kaum tani dibawah pimpinan proletariat. Djikakaum Marxis-Leninis Indonesia berhasil membangkitkan,mengorganisasi dan memobilisasi kaum tani untuk melakukanrevolusi agraria anti-feodal, maka terdjaminlah kepemimpinan klasburuh atas Revolusi Demokrasi Rakyat, dan terdjamin pulakemenangannja.

Meskipun demikian, Partai harus tetap berusaha untuk […] satuanrevolusioner dengan klas² dan golongan² anti-imperialis […]feodalisme lainnja. Atas dasar persekutuan buruh dan tani dibawah[…] buruh, Partai harus berusaha menarik kaum burdjuis ketjil[…] demokratis lainnja, dan harus pula menarik burdjuasi nasional[…] tambahan dalam Revolusi Demokrasi Rakjat. Sjarat objektif[…] kan digalangnja front persatuan revolusioner jang luas.

Diktatur militer djendral² kanan AD Nasution-Suharto tidak […]djelmaan kekuasaan klas² jang paling reaksioner di dalam negeri[…] komprador, kapitalis-birokrat dan tuan-tanah. Klas²reaksioner […] dibenggoli oleh klik djendral² kanan ADmendjalankan diktatur […] Indonesia, bertindak sebagai andjingpendjaga kepentingan imperialis […] imperialisme AS di Indone-sia. Oleh karena itu berkuasanja diktatur militer djendral² kananAD pasti memperhebat penindasan dan penghisapan imperialismedan feodalisme atas Rakjat Indonesia.

Diktatur militer djendral² kanan AD hanja mewakili kepentingan

Edi Cahyono’s experiencE- 44 -

Page 45: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

minoritas jang sangat ketjil dan menindas majoritet jang sangatbesar Rakjat Indnesia. Oleh karena itu diktatur militer djendral²kanan AD pasti mendapat perlawanan dari massa Rakjat luas.Diktatur militer klik djendral² kanan AD djuga tidak mewakilimassa pradjurit dari Angkatan Bersendjata RI. Oleh karena ituperlawanan terhadap diktatur militer djendral² kanan AD djugatimbul dari kalangan pradjurit. Djelaslah bahwa dalamperdjuangan untuk menghantjurkan diktatur militer djendral²kanan AD terdapat kemungkinan menggalang front jang sangatluas.

Situasi sekarang berbeda dari situasi pada waktu teror putih kedua(provokasi Madiun). Sekarang tidak seluruh kekuatan tengah ikutbersama kontra-revolusi memukul kekuatan² penggerak revolusi.Sajap kiri kekuatan tengah karena djuga mendjadi sasaran pukulankontra-revolusi, melakukan perlawanan. Makin lama makin luasgolongan tengah jang melawan diktatur militer djendral² kananAD. Partai harus terus menggalang front persatuan dengankekuatan ini.

Djadi tugas urgen ketiga jang dihadapi kaum Marxis Leninis In-donesia adalah menggalang front persatuan revolusioner denganklas² dan golongan² anti-imperialis dan anti-feodal atas dasarpersekutuan buruh dan tani dibawah pimpinan klas buruh.

Dengan demikian djelaslah bahwa untuk memenangkan RevolusiDemokrasi Rakjat kaum Marxis-Leninis Indonesia harusmengibarkan tinggi² tripandji Partai jaitu:

Pandji pertama, pembangunan partai Marxis-Leninis jang bebasdari subjektivisme, oportunisme dan revisionisme modern.

Pandji kedua, perdjuangan Rakjat bersendjata jang hakikatnjaperdjuangan kaum tani bersendjata untuk revolusi agraria anti-feodal dibawah pimpinan klas buruh.

Pandji ketiga, front persatuan revolusioner atas dasar persekutuanburuh dan tani dibawah pimpinan klas buruh.

Demikianlah Politbiro telah melakukan otokritik atas kelemahan²dan kesalahan² berat Partai dalam periode sesudah tahun 1951jang telah menimbulkan kerugian² berat pada Partai dan seluruh

Edi Cahyono’s experiencE- 45 -

Page 46: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

gerakan revolusioner.

Tugas² jang dihadapi kaum Marxis-Leninis Indonesia amat berat.Mereka harus bekerdja dalam keadaan di-kedjar² teror jang palingganas dan paling kedjam jang tak ada taranja dalam sedjarah. Akantetapi kaum Marxis-Leninis Indonesia tidak ragu² bahwa denganmengkoreksi kesalahan² Partai pada masa jang telah lalu merekakini sedang menempuh djalan jang benar, djalan RevolusiDemokrasi Rakjat. Betapapun pandjang, ber-liku² dan banjakkesulitan, inilah satu²nja djalan menudju ke Indonesia Baru jangbebas dan demokratis, Indonesia jang sungguh² mendjadi milikRakjat Indonesia. Untuk mana harus berani menempuh djalanpandjang.

Kaum Marxis-Leninis dan kaum revolusioner Indonesiaberdasarkan pengalaman perdjuangannja sendiri tidak ragu² akankebenaran tesis Kawan Mao Tjetung, bahwa kaum imperialis dankaum reaksioner adalah matjan kertas. Nampaknja sadja merekamenakutkan, tetapi sebenarnja mereka lemah. Ditindjau daripandangan jang djauh Rakjatlah jang sesungguhnja kuat. Diktaturmiliter djendral² kanan AD jang kini berkuasa adalah djuga matjankertas. Nampaknja sadja mereka kuat dan menakutkan, tetapimereka sebenarnja lemah, karena tidak didukung bahkan ditentangoleh Rakjat dan di dalamnja sendiri penuh dengan kontradiksi,saling berebut rezeki dan kekuasaan. Kaum imperialis terutamaimperialis AS jang mendjadi sandaran diktatur militer djendral²kanan AD adalah djuga matjan kertas. Nampaknja sadja merekaitu kuat dan menakutkan, tetapi sebenarnja mereka lemah dansedang menudju keruntuhannja. Kelemahan kaum imperialis,chususnja imperialis AS ditundjukkan oleh ketidak-mampuanmereka menundukkan Rakjat Vietnam jang heroik dan ketidak-mampuan mereka membendung gelombang perdjuangan anti-imperialisme Rakjat sedunia, termasuk di AS sendiri jang sedangmenerdjang dengan dahsjat.

Ditindjau dari strategi, kaum imperialis dan kaum reaksionerlainnja adalah lemah, dan karena itu kita harus meremehkannja.Dengan meremehkan musuh setjara strategi dapat ditimbulkankeberanian untuk melawannja dan kejakinan untukmengalahkannja. Bersamaan dengan itu, kita harus mengindahkanmusuh, memperhitungkan sepenuhnja kekuatan mereka didalam

Edi Cahyono’s experiencE- 46 -

Page 47: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

taktik, dan tidak melakukan tindakan² avonturir terhadap mereka.

Sekarang kita berada dalam zaman dimana imperialisme sedangmengalami keruntuhan setjara total, dan sosialisme sedangmenudju kemenangan di seluruh dunia. Tidak ada kekuatan jangdapat mentjegah keruntuhan total imperialisme dan kaumreaksioner lainnja, dan tidak ada kekuatan jang dapat menahankemenangan sosialisme di seluruh dunia. Diktatur militer djendral²kanan AD sebagai andjing pendjaga kepentingan imperialisme diIndonesia djuga tak akan dapat menghindarkan diri darikeruntuhannja. Pembunuhan dan penjiksaan setjara kedjam danbiadab terhadap ratusan ribu Komunis dan demokrat dan jangsampai sekarang terus mereka lakukan, tidak akan dapatmembendung kebangkitan dan perlawanan Rakjat beserta kaumKomunis. Sebaliknja segala kekedjaman dan kebiadaban itu pastimenimbulkan perlawanan setimpal dari Rakjat. Kaum Komunisakan menebus pengorbanan ratusan ribu kawan itu dengan tekaduntuk lebih baik lagi mengabdi kepada Rakjat, revolusi dan Partai.

Kaum Marxis-Leninis Indonesia jang sedang menderita pukulanteror putih ketiga menjatakan rasa terimakasih jang se-dalam²njaatas solidaritet kaum Marxis-Leninis seluruh dunia. Solidaritet itumeneguhkan kejakinan kaum revolusioner Indonesia tentang takterpisahkannja perdjuangan pembebasan nasional mereka denganperdjuangan proletariat internasional untuk sosialisme. KaumMarxis-Leninis Indonesia berusaha sekuat tenaga untuk memenuhiharapan² terbaik kaum Marxis-Leninis sedunia, untuk denganteguh mempertahankan Marxisme-Leninisme dan melawanrevisionisme modern, bekerdja lebih baik untuk pembebasan Rakjatdan negerinja serta untuk revolusi proletar sedunia.

Kaum Marxis-Leninis Indonesia jang bersatupadu dalam fikirandan bertekad untuk menempuh djalan revolusi, dengan pertjajasepenuhnja pada Rakjat, bersandar pada Rakjat, bekerdja denganberani, tekun, teliti, sabar, ulet dan waspada, pasti akan dapatmemenuhi tugas sedjarahnja, memimpin Revolusi DemokrasiRakjat, menghantjurkan diktatur militer djendral² kanan AD danmembangun kekuasaan jang samasekali baru, jaitu DiktaturDemokrasi Rakjat. Dengan Diktatur Demokrasi Rakjat, jaitukekuasaan bersama klas² don golongan² anti-imperialis dan anti-feodal dibawah pimpinan klas buruh, Rakjat Indonesia akan

Edi Cahyono’s experiencE- 47 -

Page 48: Pledoi Sudisman Edi Cahyono’s Experience: [ ... · POLITBIRO CC PKI D alam Statement Politbiro CC PKI menyambut ulangtabun ke-46 Partai, antara lain dinjatakan “Kenjataan bahwa

melenjapkan sampai ke-akar²nja imperialisme dan sisa² feodalismeserta membangun masjarakat baru jang bebas dan demokratis,menudju ke sosialisme, dimana tiada penindasan dan penghisapanoleh manusia atas manusia lainnja.

Marilah kita bersatupadu menempuh djalan revolusi, jang diterangioleh adjaran² Marxisme-Leninisme, djalan bagi pembebasan pro-letariat dan Rakjat-Indonesia menudju ke sosialisme.

POLITBIRO CC PKI

Djawa Tengah, September 1966

o o o o o o o

Edi Cahyono’s experiencE- 48 -

Modified & Authorised by: Edi Cahyono, WebmasterDisclaimer & Copyright Notice © 2005 Edi Cahyono’s Experience