PLATYHELMINTHES

16
PLATYHELMINTHES DISUSUN OLEH : 1.AHDIENNO CHIDCA F.S (4) 2.EFAN FRIDA P. (5) 3.KAREN PUNGKI H. (11) 4.TYAS RATNA P. (27) KELAS : X-7

description

biologi platyhelminthes

Transcript of PLATYHELMINTHES

Page 1: PLATYHELMINTHES

PLATYHELMINTHESDISUSUN OLEH :1. AHDIENNO CHIDCA F.S (4)2. EFAN FRIDA P. (5)3. KAREN PUNGKI H. (11)4. TYAS RATNA P. (27)

KELAS : X-7

Page 2: PLATYHELMINTHES

FILUM PLATYHELMINTHESPlatyhelminthes, (Yunani, platy = pipih, helminthes = cacing) atau cacing pipih adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya sudah lebih maju dibandingkan Porifera dan Coelenterata.

Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. Namun, mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya.

Page 3: PLATYHELMINTHES

A. Sistem DigestiPlatyhelminthes merupakan hewan yang tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata. Platyhelminthes memiliki sistem pencernaan satu lubang.

Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus.

Page 4: PLATYHELMINTHES

B. Sistem EkskresiPlatyhelminthes umumnya tidak memiliki sistem ekskresi. Tetapi beberapa Platyhelminthes memiliki sistem ekskresi sederhana untuk menjaga kadar air dalam tubuh.

C. Sistem RespirasiSistem respirasi atau pernafasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya. gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.

Page 5: PLATYHELMINTHES

D. Sistem SyarafPlatyhelminthes memiliki beberapa macam sistem syaraf yaitu :

1. Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang paling sederhana. Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang.

2. Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara). Kelompok Platyhelminthes lainnya memiliki sistem syaraf yang tidak berkembang dengan baik.

Page 6: PLATYHELMINTHES

FE. Sistem ReproduksiOrgan reproduksi jantan dan betina Platyhelminthes berada dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuhnya. Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong hermafrodit.

Page 7: PLATYHELMINTHES

F. Cara hidup dan HabitatUmumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain. Platyhelminthes yang hidup bebas di alam memakan hewan dan tumbuhan kecil atau sisa organisme. Platyhelminthes yang menjadi parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya misalnya, siput air, sapi, babi, atau manusia.

Page 8: PLATYHELMINTHES

KLASIFIKASI1. Turbellaria

Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, faring, dan usus. Hewan ini tidak mempunyai anus. Saluran pencernaan makanan berawal dari mulut yang terdapat di bagian ventral, kurang lebih di bagian tengah tubuh. Faring dapat dijulurkan dan berhubungan dengan anus (rongga gastrovaskuler). Hewan ini mengekskresikan sisa-sisa metabolisme berupa nitrogen melalui permukaan tubuhnya. Pernafasannya dilakukan secara difusi oleh sel tubuhnya. Kelompok Turbellaria memiliki sistem saraf tangga tali.

Page 9: PLATYHELMINTHES

Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui perkawinan silang. Reproduksi secara aseksual dengan regenerasi. Contoh kelas Turbellaria adalah Dugesia dan Planaria.

Dugesia tigrina Tricladida

Page 10: PLATYHELMINTHES

2. Trematoda (cacing hisap)Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Kegunaan alat isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya.Daur hidup cacing ini terdiri dari fase seksual dan aseksual.Fase seksual terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama.Fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva berada di dalam tubuh inang perantara.

Clonorchis

Page 11: PLATYHELMINTHES

Jenis-jenis kelas ini adalah :1. Fasciola hepatica 2. Clonorchis sinensis /Opistorchis

sinensis 3. Schistosoma4. Paragonimus westermani 5. Fasciolopsis buski

Page 12: PLATYHELMINTHES

3. Cestoda (cacing pita) Cestoda tidak punya mulut dan saluran pencernaan sehingga makanannya akan langsung diserap oleh dinding tubuhnya. Sistem eksresinya sama seperti apa yang ada pada trematoda. Cestoda berkembang biak secara seksual yaitu dengan pembuahan dan perkawinan silang. Masing-masing proglotid memiliki sepasang organ reproduksi yang lengkap, yaitu ovarium dan testis, sehingga dapat mengadakan pembuahan sendiri.

Page 13: PLATYHELMINTHES

Klasifikasi Cestoda dibagi menjadi dua subclass yaitu Cestodaria dan Eucestoda. Eucesroda tebagi kedalam 11 ordo tetapi hanya 2 ordo yang merupakan parasit pada mamalia yaitu : pseudophylidae dan cyclophylidae.

Taenia pisiformis

Page 14: PLATYHELMINTHES

7 ordo diantaranya yaitu :1. Ordo Proteocephalide2. Ordo Tetraphyllidea3. Ordo Disculieptidea4. Ordo Lecanicephalidea5. Ordo Pseudophyllidea6. Ordo Trypanorhynchydea7. Ordo cycophyllidea

Page 15: PLATYHELMINTHES

Umumnya platyhelminthes menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan misalnya :

1. Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis, sehingga terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia.

2. Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya.

3. Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni. hidup di pembuluh darah dan merupakan parasit darah.

4. Paragonimus westermani (cacing paru)Cacing yang menjadi parasit dalam paru-paru manusia.

Page 16: PLATYHELMINTHES