Plasenta Dan Cairan Amnion

15
PLASENTA DAN CAIRAN AMNION Longginus Arief Tricahyono

description

obsgyn

Transcript of Plasenta Dan Cairan Amnion

Page 1: Plasenta Dan Cairan Amnion

PLASENTA DAN CAIRAN AMNION

Longginus Arief Tricahyono

Page 2: Plasenta Dan Cairan Amnion

• Trofoblas terdiri atas 2 lapis, Sitotrofoblas dan Sinsisiotrofoblas.• Sebagian sel trofoblas terus menembus bagian dalam lapisan

endometrium mendekati lapisan basal endometrium di mana terdapat pembuluh spiralis, kemudian terbentuk lakuna yang berisi plasma ibu.

• Proses pelebaran darah arteri spiralis sangat penting sebagai bentuk fisiologik yaitu model mangkuk. Hal ini dimungkinkan karena penipisan lapisan endotel arteri akibat invasi trofoblas yang menumpuk lapisan fibrin di sana.

• Proses invasi trofoblas tahap keua mencapai bagian miometrium arteri spiralis terjadi pada kehamilan 14 – 15 minggu dan saat ini perkembangan plasenta telah lengkap.

• Apabila model mangkuk tersebut kurang sempurna, akan timbul kekurangan pasokan darah ibu yang berakibat iskemia plasenta dan terjadi preeklampsia. Lakuna yang terbentuk akan menjadi ruang intervili.

Page 3: Plasenta Dan Cairan Amnion

• Sel trofoblas awal kehamilan disebut sebagai vili primer, kemudian akan berkembang menjadi sekunder dan tersier pada trimester akhir.

• Bagian dasar sel trofoblas akan menebalyang disebut korion frondosum dan berkembang menjadi plasenta. Sementara itu, bagian luar yang menghadap kavum uteri disebut korion laeve yang diliputi oleh desidua kapsularis. Desidua yang menjadi tempat implantasi plasenta disebut desidua basalis.

• Dan pada usia kehamilan 8 minggu (6 minggu dari nidasi) zigot telah melakukan invasi terhadap 40 – 60 arteri spiralis di daerah desidua basalis.

Page 4: Plasenta Dan Cairan Amnion

Struktur Plasenta

• Vili akan berkembang seperti akar pohon di mana di bangian tengahnya mengandung pemb.darah janin.

• Bagian tengah vili adalah stroma yang terdiri atas fibroblas, sel Hoffbauer, dan cabang kapiler janin.

• Bagian luar yaitu sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas yang pada kehamilan akhir lapisan sitotrofoblas akan menipis.

• Sinsisiotrofoblas yang menebal dan melipat disebut sebagai simpul (syncitial knots).

• Sitotrofoblas yang mengalami hipertrofi, petanda hipoksia.

Page 5: Plasenta Dan Cairan Amnion

Arus Darah Utero-Plasenta

• Janin dan plasenta dihubungkan dengan tali pusat yang berisi 2 arteri yang kembali dari janin berisi darah kotor dan 1 vena yang berisi darah penuh O2.

• Tali pusat berisi massa mukopolisakarida yang disebut Jeli Wharton dan bagian luar adalah epitel amnion. Panjangnya bervariasi, 30-90 cm.

• Pemb.darah tali pusat berkembang dan berbetung seperti heliks, agar terdapat fleksibilitas dan terhindar torsi.

• Pada kehamilan aterm, arus darah tali pusat berkisar 350 ml/menit dan arus darah uteroplasenta 500-700 ml/menit.

• Patologi berkurangnya arus darah uteroplasenta, misalnya preeklampsia, mengakibatkan PJT.

• Hal lain yang mempengaruhi fungsi plasenta, yaitu solusio plasentas, plasenta previa, kontraksi hipertonik, dan obat epinfrin.

Page 6: Plasenta Dan Cairan Amnion

• Angiotensin-II pada kadar faali merupakan zat yang mempertahankan arus darah uterplasenta karena pengaruh pada produksi prostasiklin. Namn bila tinggi, akan terjadi vasokontriksi.

• Obat penghambat angiotensin seperti ACE inhibitor, kontraindikasi pada kehamilan.

• Posisi tidur ibu terlentang pada kehamilan aterm dapat mengurangi arus darah aortokaval yang disebabkan himpitan uterus sehingga arus darah ke uterus berkurang

Page 7: Plasenta Dan Cairan Amnion

Transfer Plasenta

• Plasenta merupakan organ yang berfungsi respirasi, nutrisi, ekskresi, dan produksi hormon.

• Transfer zat melalui vili terjadi melalui mekanisme difusi sederhana, difusi terfasilitasi, aktif, dan pinositosis.

• Yang mempengaruhi transfer : berat molekul, solubilitas, dan muatan ion.

Page 8: Plasenta Dan Cairan Amnion

Fungsi Plasenta

• Pertukaran gas terpenting ialah oksigen dan karbondioksida. Saturasi oksigen pada ruang intervili plasenta ialah 90%, sedangkan tekanan parsial ialah 90 mmHg. Perbedaan kadar ion H+ dan tingginya kadar karbondioksida dari sirkulasi janin memungkinkan pertukaran dngan oksigen. (Efek Bohr)

• Perbedaan 5 mmHg antara ibu dan janin memungkinkan pertukaran CO2 pada plasenta. Ikatan CO2 dengan Hb bergantung pada faktor yang mempengaruhi pelepasan O2. Jadi karbamino Hb meningkat bila oksigen dilepas. (Efek Haldane)

• Metabolisme karbohidrat ditentukan oleh kadar glukosa yang dipasok ibu.• Pada pertengahan kemahilan, 70% glukosa akan mengalami metabolisme

dengan cara glikolisis, 10% melalui jalur pentosafosfat, dan sisanya disimpan dalm bentuk glikogen dan lemak.

Page 9: Plasenta Dan Cairan Amnion

• Pada kehamilan aterm utilisasi glukosa menurun 30%.• Janin membutuhkan asam lemak untuk pembentukan membran sel dan

cadangan yang berguna untuk sumber energi pada periode neonatus dini.• Janin mampu menyintesis protein dari asam amino yang dipasok lewat

plasenta.• Pada aterm, janin menumpuk 500g protein. Globulin imun juga diproduksi

janin seperti IgM yang terbentuk pada kehamilan 20 minggu, disamping IgA dan IgG.

Page 10: Plasenta Dan Cairan Amnion

Hormon dan Protein Plasenta

• Plasenta dan janin merupakan suatu kesatuan organ endokrin yang berperan memproduksi hormon.

Page 11: Plasenta Dan Cairan Amnion

Selaput dan Cairan Amnion

• Merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat.• Bagian dalamnya berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel

kuboid yang asalnya ektoderm. Dan bagian luarnya ialah jaringan mesenkim yang berasal dari mesoderm. Lapisan amnion ini berhubungan dengan korion laeve.

• Lapisan dalam amnion merupakan mikovili yang berfungsi mentransfer cairan dan metabolik. Lapisan ini menghasilkan zat penghambat metalloproteinase.

• Sel mesenkim berfungsi menghasilkan kolagen sehingga selaput menjadi lentur dan kuat.

• Di samping itu, jaringan tersebut menghasilkan sitokin dan selaput amnion menghasilkan zat vasoaktif, dengan demikian selaput amnion mengatur peredaran darah dan tonus pembuluh lokal.

Page 12: Plasenta Dan Cairan Amnion

• Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan kekuatan selaput. Pada perokok dan infeksi terjadi pelemahan pada ketahanan selaput sehingga pecah.

• Sejak awal kehamilan cairan amnion telah dibentuk. Cairan amnion merupakan pelindung dan bantalan untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan.

• Fungsi cairan amnion yang juga penting ialah menhambat bakteri karena mengandung zat seperti fosfat dan seng.

Page 13: Plasenta Dan Cairan Amnion

Pembentukan Cairan

• Selaput amnion meliputi plasenta mendapat difusi dari pemb.darah korion di permukaan.

• Volume cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata ialah 800mL, cairan amnion mempunyai pH 7,2 dan massa jenis 1,0085.

• Sebelum 20 minggu, cairan amnion berasal dari rembesan kulit, selaput amnoin, dan plasenta. Dan setelah 20 minggu, berasal dari urin janin.

• Janin juga meminum cairan amnion (diperkirakan 500mL/hari).• Selain itu, cairan ada yang masuk ke paru sehingga penting untuk

perkembangannya.

Page 14: Plasenta Dan Cairan Amnion

Makna Klinik

• Secara klinik cairan amnion akan bermanfaat untuk deteksi dini kelainan kromosom dan kelainan DNA dari 12 minggu sampai 20 minggu.

• Polihimdramnion merupakan cairan amnion yang terlalu banyak (> 2 L) yang mungkin berkaitan dengan diabetes atau trisomi 18.

• Sebaliknya, cairan yang kurang disebut Oligohidramnion yang berkaitan dengan ginjal janin, trisomi 21 atau 13, atau hipoksia janin.

• Oligohidramnion dapat dicurgai bila terdapat kantong amnion yang kurang dari 2 x 2 cm, atau indeks cairan pada 4 kuadran kurang dari 5 cm.

• Pada cairan amnion terdapat alfa feto protein (AFP) yang berasal dari janin, sehingga dapat dipakai untuk menentukan defek tabung saraf.

Page 15: Plasenta Dan Cairan Amnion

• Kadar AFP yang rendah, estriol, dan kadar tinggi hCG merupakan penanda sindrom Down. Gabungan penanda tersebut dengan usia bu >35 th akan mampu meningkatkan likelihood ratio menjadi 60% untuk deteksi sindrom Down.

• Pada akhir kehamilan dan persalinan terjadi peningkatan corticotropin-releasing hormone (CRH), sehingga diduga hormon ini (dihasilkan di hipotalamus, adrenal, plasenta, korion, selaput amnion) berperan pada persalinan.