PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Wilcoxon untuk pengetahuan, Paired T-test...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Wilcoxon untuk pengetahuan, Paired T-test...
PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN WANITA
USIA DEWASA TENTANG ANTIBIOTIKA DENGAN METODE CBIA DI
KELURAHAN WARUNGBOTO, KECAMATAN UMBULHARJO KOTA
YOGYAKARTA PERIODE DESEMBER 2014 – MARET 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Prasasti Wati Nirmala
NIM : 118114133
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN WANITA
USIA DEWASA TENTANG ANTIBIOTIKA DENGAN METODE CBIA DI
KELURAHAN WARUNGBOTO, KECAMATAN UMBULHARJO KOTA
YOGYAKARTA PERIODE DESEMBER 2014 – MARET 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Prasasti Wati Nirmala
NIM : 118114133
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Do not learn knowledge to dispute over it,
to show off with it, or to boast about it.
Acquire knowledge, and learn tranquility
and dignity.
(Umar ibn Al-Khattab)
Kupersembahkan untuk Allah SWT, Tuhan Semesta Alam
Bapak, Ibu, dan Prasastinya Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan
dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes, Ph.D., Apt. selaku dosen
pembimbing atas dukungan, saran, kritik, dan arahan selama penelitian dan
penyusunan naskah ini.
2. Bapak Drs. H. Mardjuki selaku Camat di Kecamatan Umbulharjo dan Bapak
Akhmad Zainuri, S.Sos. selaku Lurah di Kelurahan Warungboto yang
membantu proses penelitian dan perizinan sehingga dapat berjalan lancar.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si.,
Apt. selaku dosen penguji yang telah memberi masukan sehingga naskah ini
menjadi lebih baik.
4. Dekan dan seluruh staf Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
5. Seluruh responden di Kecamatan Umbulharjo dan semua pihak yang telah
berperan dalam penelitian dan pembuatan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, serta pengabdian masyarakat terutama mengenai antibiotika.
Yogyakarta, 25 Agustus 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………...... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………..... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………………… vi
PRAKATA…………………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xv
INTISARI………………………………………………………………….. xvi
ABSTRACT..................................................................................................... xvii
BAB I PENGANTAR……………………………………………………..... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
1. Permasalahan………………………………………………………..... 4
2. Keaslian penelitian…………………………………………………..... 4
3. Manfaat penelitian……………………………………………………. 6
B. Tujuan Penelitian………………………………………………………… 7
1. Tujuan umum………………………………………………………..... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
2. Tujuan khusus………………………………………………………… 7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………..... 8
A. Pengetahuan…………………………………………………………… 8
B. Sikap…………………………………………………………………… 9
C. Tindakan………………………………………………………………..... 11
D.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pengetahuan, Sikap,
dan Tindakan……………………………………………………………… 13
E. Upaya-upaya untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan…………………………………………………………………… 16
1. Metode Seminar…………………………………………………….. 16
2. Metode Sumbang Saran atau Curah Pendapat……………………… 16
3. Metode Presentasi…………………………………………………….. 17
4. Metode Inquiri……………………………………………………… 17
F. CBIA…………………………………………………………………… 18
1. Pengertian CBIA……………………………………………………… 18
2. Tujuan CBIA………………………………………………………….. 19
3. Tata Cara Pelaksanaan Metode CBIA……………………………… 20
4. Syarat Dilaksanakan Metode CBIA………………………………… 21
G. Antibiotika………………………………………………………………. 22
H. Kuesioner……………………………………………………………….. 23
I. Validitas………………………………………………………………….. 25
J. Seleksi Aitem…………………………………………………………….. 26
K. Reliabilitas………………………………………………………………. 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
L. Sampling…………………………………………………………………. 28
M. Landasan Teori………………………………………………………….. 29
N. Kerangka Konsep………………………………………………………... 29
O. Hipotesis………………………………………………………………..... 29
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………..... 30
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………..... 30
B. Variabel Penelitian..…………………………………………………...... 30
1. Variabel bebas…………………………………………………........... 30
2. Variabel tergantung…………………………………………………… 30
3. Variabel pengacau terkendali………………………………………… 30
4. Variabel pengacau tidak terkendali…………………………………… 30
C. Definisi Operasional…………………………………………………….. 31
D. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………. 32
E. Instrumen Penelitian…………………………………………………… 33
F. Subyek Penelitian dan Sampling………………………………………… 34
1. Subyek Penelitian……………………………………………………… 34
2. Sampling………………………………………………………………. 35
G. Tata Cara Penelitian…………………………………………………… 37
1. Studi Pustaka………………………………………………………… 37
2. Analisis situasi………………………………………………………… 37
3. Pengembangan Kuesioner…………………………………………….. 38
4. Pelaksanaan CBIA….…………………………………………………. 41
5. Pengolahan Data………………………………………………………. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
H. Keterbatasan Penelitian………………………………………………… 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………….. 51
A. Karakteristik Demografi………………………………………………… 51
1. Usia………………………………………………………………....... 51
2. Pekerjaan…………………………………………………………….. 52
3. Tingkat Pendidikan………………………………………………….. 53
B. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Responden Sebelum
CBIA………………………………………………………………………... 54
C. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Responden Setelah CBIA..... 55
1. Pengetahuan…………………………………………………………… 55
2. Sikap………………………………………………………………… 57
3. Tindakan………………………………………………………………. 59
D. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Responden
Sebelum dan Setelah CBIA………………………………………………… 60
1. Pengetahuan…………………………………………………………… 60
2. Sikap………………………………………………………………… 61
3. Tindakan………………………………………………………………. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………. 66
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 66
B. Saran…………………………………………………………………… 67
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..... 68
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 71
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………… 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pernyataan Favorable dan Unfavorable pada Aspek
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 34
Tabel II. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner (α) 40
Tabel III. Skor untuk Aspek Pengetahuan 45
Tabel IV. Skor untuk Aspek Sikap dan Tindakan 45
Tabel V. Distribusi Jawaban Favorable dan Unfavorable untuk
Penilaian Aspek Pengetahuan 45
Tabel VI. Distribusi Jawaban Favorable dan Unfavorable untuk
Penilaian Aspek Sikap 46
Tabel VII. Distribusi Jawaban Favorable dan Unfavorable untuk
Penilaian Aspek Tindakan 46
Tabel VIII. Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Sebelum dan
Sesudah Dilakukan CBIA 46
Tabel IX. Hasil Uji Normalitas Data Sikap Sebelum dan Sesudah
Dilakukan CBIA 47
Tabel X. Hasil Uji Normalitas Data Tindakan Sebelum dan Sesudah
Dilakukan CBIA 47
Tabel XI. Perbandingan Data Sikap Responden dengan Uji
Homogenitas Varian 48
Tabel XII. Perbandingan Data Tindakan Responden dengan Uji
Homogenitas Varian 48
Tabel XIII. Hasil Uji Hipotesis Tingkat Pengetahuan Sebelum dan
Setelah Dilakukan CBIA 49
Tabel XIV. Hasil Uji Hipotesis Data Sikap Sebelum dan Sesudah CBIA 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Tabel XV. Hasil Uji Hipotesis Data Tindakan Sebelum dan
Sesudah CBIA 50
Tabel XVI. Perbandingan Jumlah Responden (%) berdasarkan Usia 52
Tabel XVII. Perbandingan Jumlah Responden (%) Berdasarkan Status
Pekerjaan 52
Tabel XVIII. Perbandingan Jumlah Responden (%) Berdasarkan Jenis
Pekerjaan 53
Tabel XIX. Perbandingan Jumlah Responden (%) Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Terakhir 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Pemilihan Jumlah Sampel dalam Penelitian 36
Gambar 2. Alur Pengujian Reliabilitas Instrumen Aspek Pengetahuan 41
Gambar 3. Perbandingan Jumlah Responden pada Pre-Intervensi
CBIA dengan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Kategori
Baik, Sedang dan Buruk 55
Gambar 4. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
pada Kategori Baik antara Post-1, Post-2, dan Post-3 CBIA 60
Gambar 5. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
dengan Kategori Baik antara Pre-intervensi, Post-1, Post-2,
dan Post-3 CBIA 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Lembar Persetujuan (Informed Consent) 72
Lampiran II. Kuesioner Penelitian Sebelum Seleksi Aitem 73
Lampiran III. Surat Izin Penelitian 77
Lampiran IV. Surat Perpanjangan Izin Penelitian 78
Lampiran V. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 79
Lampiran VI. Surat Keterangan Telah Melakukan Perpanjangan Penelitian 80
Lampiran VII. Surat Undangan Responden 81
Lampiran VIII. Konfirmasi Konten 1 82
Lampiran IX. Konfirmasi Konten 2 87
Lampiran X. Konfirmasi Konten 3 93
Lampiran XI. Hasil Uji Validitas Statistik 96
Lampiran XII. Hasil Uji Reliabilitas 98
Lampiran XIII. Hasil Uji Normalitas 103
Lampiran XIV. Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon 105
Lampiran XV. Hasil Uji Varian 106
Lampiran XVI. Hasil Uji T berpasangan 107
Lampiran XVII. Instrumen Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan yang Digunakan 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
INTISARI
Edukasi kepada masyarakat diperlukan untuk mengatasi
penggunasalahan antibiotika yang dapat menyebabkan resistensi, dalam penelitian
ini digunakan metode CBIA yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan tindakan wanita dewasa terkait penggunaan antibiotika.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu dengan rancangan time
series. Digunakan metode non-random sampling dan pengambilan sampel dengan
teknik purpose sampling. Sampling dilakukan pada 42 wanita dewasa, kemudian
diperoleh sampel sebanyak 32 responden di Kelurahan Warungboto, yang diberi
kuesioner sebelum intervensi, segera setelah intervensi, satu dan dua bulan setelah
intervensi. Normalitas data dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk, uji hipotesis
Wilcoxon untuk pengetahuan, Paired T-test untuk menguji hipotesis sikap dan
tindakan, dengan taraf kepercayaan 95%.
Jumlah responden pada aspek pengetahuan kategori baik, pre-intervensi
sebanyak 14 responden, kemudian menjadi 29 responden pada post-1, 28
responden pada post-2, dan 28 responden pada post-3. Pada sikap kategori baik
dari 17 responden pada pre-intervensi menjadi 25 responden pada post-1, 26
responden pada post-2 dan 27 responden pada post-3. Pada aspek tindakan
kategori baik, pre-intervensi sebesar 11 responden menjadi 21 responden pada
post-1, kemudian 25 responden pada post-2 dan 23 responden pada post-3.
Dapat disimpulkan bahwa metode CBIA dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan tindakan responden mengenai antibiotika.
Kata kunci: antibiotika, CBIA, pengetahuan, sikap, tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRACT
Education is needed for people to overcome antibiotics abuse that can
cause resistance, this research uses CBIA methods that intend to raise knowledge,
attitude, and adult women’s practice related to the use of antibiotics.
The type of research is quasi experimental with time series project. Non-
random sampling methods and purpose sampling technique is used in this project.
Sampling is applied to 42 adult women, and obtained 32 respondents as sample in
Umbulharjo sub-district by giving pre-intervention questionnaire, right away after
intervention, one and two months after intervention. The data normality is
analyzed by using Shapiro-Wilk test, Wilcoxon hypothesis test for knowledge,
Paired T-test to examine attitude and practice hypothesis, with 95% level of
evidence level.
In the good-categorized knowledge level, the higest pre-intervention
respondents is 29 respondents at post-1, 28 respondents at post-2, and 28
respondents at post-3 intervention. In the good-categorized attitude level, the
highest pre-intervention respondents is 25 respondents at post-1, 26 respondents
at post-2, and 27 respondents at post-3. In the good-categorized practice level, the
highest respondents is 21 respondents at post-1, 25 respondents at post-2, and 23
respondents at post-3 intervention.
It can be concluded that CBIA methods can raise knowledge, attitude,
and people’s practice toward the use of antibiotics.
Keywords: antibiotics, CBIA, knowledge, attitude, practice.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, merupakan salah satu
masalah kesehatan yang penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu
obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antibiotika. Berbagai studi
menemukan bahwa sekitar 40-60% antibiotika digunakan secara tidak tepat antara
lain untuk penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotika (Menteri
Kesehatan, 2011).
Tidak semua penyakit membutuhkan antibiotika. Ketika digunakan
secara tepat, antibiotika dapat memberikan manfaat, namun bila digunakan atau
diresepkan secara tidak tepat dapat menimbulkan kerugian yang luas dari segi
kesehatan, ekonomi bahkan kerugian untuk generasi mendatang bila terjadi
resistensi. Penulis merasa perlu memberikan edukasi lebih mengenai antibiotika
kepada masyarakat karena menurut WHO tahun 2009, Indonesia menduduki
peringkat ke-8 dari 27 negara dengan beban tinggi kekebalan obat terhadap
bakteri. Hal ini disebabkan karena masih buruknya pengetahuan dan kepedulian
masyarakat tentang penggunaan antibiotika secara tepat. Seperti misalnya, banyak
masyarakat yang menghentikan penggunaan antibiotika ketika sudah merasa
sembuh atau sudah tidak merasakan keluhan, hal ini merupakan salah satu
penyebab resistensi terhadap antibiotika tersebut. Jika terjadi resistensi, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
antibiotika tersebut tidak dapat membasmi bakteri yang bersangkutan sehingga
akan menimbulkan kerugian.
Proporsi rumah tangga yang menyimpan antibiotika tanpa resep menurut
Riskesdas (2013), di Wilayah DI Yogyakarta terdapat 90,2% rumah tangga yang
menyimpan antibiotika tanpa resep. Angka tersebut termasuk tinggi bila
dibandingkan dengan provinsi lain yang berada di Indonesia. Sedangkan, di
Indonesia proporsi rumah tangga yang menyimpan antibiotika adalah sebesar
86,1%. Menyimpan antibiotika menunjukkan status obat yang berada di rumah
tangga bisa berarti obat tersebut sedang digunakan, obat untuk persediaan jika
sakit dan bisa juga merupakan obat sisa. Berdasarkan UU No. 419 tahun 1949
pasal 3 ayat 1, disebutkan bahwa antibiotika termasuk dalam golongan obat keras
pada daftar G atau Gevaarlijk (obat-obat berbahaya) dan untuk penggunaan secara
mandiri adalah dilarang sehingga hanya dapat diperoleh dengan resep dokter
(Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 1949).
Menurut Notoatmodjo (2012a), terdapat 3 perilaku kesehatan, yaitu
pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan adanya pengetahuan, sikap, dan
tindakan, maka dapat diketahui perilaku seseorang khususnya dalam pemeliharaan
kesehatan.
Peneliti melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat dan pihak
yang terlibat dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif). Metode ini
diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
penggunaan antibiotika, sehingga resistensi terhadap antibiotika dapat dicegah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Metode CBIA digunakan karena masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan
tersebut mulai dari diskusi kelompok, mencari jawaban dan tanya jawab dengan
narasumber, sehingga diharapkan materi yang didapat akan diingat dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian dilakukan di Kecamatan
Umbulharjo yang memiliki jumlah penduduk cukup tinggi yaitu 60.255 jiwa yang
mencakup beberapa kelurahan. Kelurahan Warungboto dipilih sebagai lokasi
penelitian disebabkan karena pada kelurahan tersebut tersedia jumlah responden
yang mencukupi dan sesuai dengan kriteria inklusi peneliti dimana di kelurahan
tersebut belum pernah dilakukan kegiatan tentang antibiotika sebelumnya.
Intervensi dilakukan kepada wanita dewasa dengan rentang usia 26 sampai 45
tahun. Wanita dewasa dipilih sebagai subyek penelitian karena jika ada anggota
keluarga yang sakit pasti ibu terlibat mulai dari membawa pasien berobat,
merawat dan mengingatkan untuk meminum obat.
Menurut Brizendine (2014), ketika seorang wanita sudah berkeluarga,
maka mereka tidak hidup untuk dirinya sendiri melainkan terbagi dengan suami
dan juga anak. Semua kebutuhan tersebut akan menjadi perintah resmi biologis
bagi seorang ibu, bahkan mungkin lebih penting dari kebutuhannya sendiri.
Sedangkan menurut Sebatu (1994), ada beberapa aspek positif dari wanita
diantaranya adalah wanita sebagai pembimbing sehingga akan membantu untuk
memahami sesuatu hal dan mengajak untuk lebih berkembang, kemudian wanita
juga memiliki aspek centering, yang berhubungan dengan mempertimbangkan
dan mendengar. Setelah mendengar, wanita akan mempertimbangkan semua
saran, baru kemudian wanita akan bertindak. Dan hal positif dari wanita yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
adalah kebenaran dan kejujuran, sehingga wanita akan memberikan penjelasan
yang sederhana namun jelas, dan seluruh tindakan mereka dikendalikan oleh
kebenaran. Dengan begitu maka informasi yang diberikan diharapkan akan lebih
bermanfaat karena dapat langsung diterapkan pada tiap keluarga, dan diharapkan
akan menjadi kebiasaan masyarakat untuk menggunakan obat secara tepat.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, timbul
permasalahan untuk diteliti yaitu:
a. Seperti apakah karakteristik demografi dari wanita usia dewasa di
Kecamatan Umbulharjo tahun 2015?
b. Seperti apakah tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa
sebelum CBIA di Kecamatan Umbulharjo tahun 2015?
c. Seperti apakah tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan wanita usia dewasa
setelah CBIA di Kecamatan Umbulharjo tahun 2015?
d. Apakah terdapat peningkatan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan
responden setelah dilakukan CBIA?
2. Keaslian penelitian
Berdasarkan hasil pencarian informasi terkait pada penelitian mengenai
“peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang
antibiotika dengan metode CBIA”, belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun,
terdapat beberapa penelitian yang hampir mirip dengan yang pernah dilakukan
sebelumnya, diantaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
a. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat
mengenai Antibiotika di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta Tahun
2011, yang dilakukan oleh Maretta Putri Ardenari tahun 2012. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti tersebut
terletak pada subyek yang diteliti, waktu dan tempat pelaksanaan
penelitian. Selain itu penelitian tersebut hanya mengukur tingkat
pengetahuan masyarakat saja, sedangkan pada penelitian ini melihat pula
pada aspek sikap dan tindakan masyarakat.
b. Perbedaan Edukasi secara Ceramah dan CBIA mengenai Kanker Serviks
dan Papsmear terhadap Peningkatan Pengetahuan, Perubahan Sikap dan
Tindakan Ibu-Ibu di Kecamatan Gamping dan Kecamatan Mlati yang
Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, yang dilakukan oleh Amelia Kristina
tahun 2010. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah
dilakukan tersebut terletak pada subyek yang diteliti, waktu dan tempat
pelaksanaan penelitian. Selain itu, penelitian tersebut mengukur tingkat
pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks dan papsmear, sedangkan
penelitian yang dilakukan peneliti saat ini mengukur pemahaman
masyarakat mengenai antibiotika.
c. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terkait Penyakit Hipertensi di
Kecamatan Pakualaman Yogyakarta Periode Tahun 2012, yang dilakukan
oleh Aloysius Singgih Janu Saputro pada tahun 2013. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut, subyek yang diteliti,
waktu dan tempat penelitian. Selain itu, pada penelitian tersebut yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
diteliti adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan terkait penyakit hipertensi,
sedangkan pada penelitian ini terkait dengan antibiotika.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan menunjukkan
bahwa edukasi dengan metode CBIA dapat meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan tindakan responden.
b. Manfaat praktis
1. Bagi Masyarakat, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan antibiotika dan membuat masyarakat lebih lebih cermat
menentukan sikap serta tindakan dalam menggunakan antibiotika.
2. Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi dalam melakukan evaluasi tentang pelayanan pemberian
informasi obat antibiotika kepada masyarakat.
3. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat meningkatkan peran apoteker di
bidang kesehatan masyarakat sebagai public educator, dimana
diharapkan apoteker dapat memberikan informasi terkait obat
diantaranya termasuk fungsi, manfaat, aturan pakai, cara pakai
antibiotika dan memberikan informasi yang dibutuhkan pasien secara
lengkap dan bertanggungjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan
tindakan masyarakat tentang penggunaan antibiotika.
2. Tujuan khusus
Untuk mencapai tujuan umum tersebut, penelitian ini secara khusus
ditujukan untuk:
a. Mengidentifikasi karakteristik demografi responden di Kecamatan
Umbulharjo tahun 2015.
b. Mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang
penggunaan antibiotika sebelum dilakukan CBIA.
c. Mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang
penggunaan antibiotika setelah dilakukan CBIA.
d. Membandingkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan sebelum dan
sesudah dilakukan CBIA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yaitu penglihatan, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012a).
Pengetahuan timbul karena adanya sifat ingin tahu yang merupakan salah
satu sifat yang pada umumnya dimiliki oleh manusia. Tahu akan sesuatu diartikan
bahwa memiliki pengetahuan dan pengetahuan itu identik dengan keputusan yang
dibuat oleh seseorang terhadap sesuatu. Salah satu ciri manusia adalah sifat
keingintahuannya sangat besar akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Pengetahuan yang diperoleh akan menjadi suatu hal yang sangat berguna karena
dapat digunakan untuk melakukan peramalan tentang peristiwa di masa depan dan
ketika hal itu terjadi, maka kemungkinan hal yang lain dapat terjadi yaitu
pengetahuan dapat digunakan untuk mengendalikan hal-hal yang mungkin ingin
dihindari (Wibowo, 2014).
Dalam pengukuran tingkat pengetahuan digunakan skala dikotomi
(dichotomous scale), dalam format aitem ini subyek diminta menjawab
pertanyaan dengan memilih salah satu dari dua jawaban yang disediakan.
Beberapa alternatif jawaban yang disediakan pada skala dikotomi menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pendekatan logika “benar-salah”, “ya-tidak”, atau “suka-tidak suka”. Dalam
penelitian ini digunakan aitem pilihan jawabann “ya-tidak”, karena format aitem
ini dipandang mudah dan cepat disusun, serta mudah dipahami oleh subyek
penelitian (Supratiknya, 2014).
Cara mengukur tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan
penilaian yaitu nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah pada
tiap-tiap pertanyaan yang diajukan (Supratiknya, 2014).
Tingkat pengetahuan dikatakan baik jika responden mampu menjawab
pertanyaan benar 76% - 100% dari total pertanyaan pengetahuan, tingkat
pengetahuan sedang jika responden mampu menjawab pertanyaan 56% - 75%,
tingkat pengetahuan buruk baik bila responden menjawab 40% - 55% dan tingkat
pengetahuan tidak baik jika responden menjawab pertanyaan 0% - 39% (Arikunto,
2010). Pada penelitian ini, nilai penggolongan untuk tingkat pengetahuan kurang
baik dan tingkat pengetahuan tidak baik disederhanakan menjadi pada tingkat
pengetahuan <56% termasuk kategori buruk.
B. Sikap
Sikap didefinisikan sebagai bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang
mendukung atau memihak, maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak pada suatu obyek tertentu. Sikap juga merupakan reaksi atau tingkah
laku yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu obyek. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap obyek tersebut. Manifestasi sikap tidak dapat langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dilihat tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup, selain itu
sikap ialah kesiapan, kesediaan, untuk bertindak, dan bukan sebagai pelaksana
motif tertentu (Azwar, 2007).
Sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:
a. Menerima (recieving). Menerima diartikan bahwa subyek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.
b. Merespon (responding). Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan salah satu indikasi dari sikap. Karena
dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, terlepas pekerjaan tersebut benar atau salah, berarti orang menerima
ide tersebut.
c. Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab dengan segala sesuatu
yang dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi
(Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan mangajukan pertanyaan
yang berhubungan dengan obyek. Selain itu, pertanyaan tidak langsung dapat
dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata setuju
atau tidak setuju pada suatu obyek dengan menggunakan skala Likert
(Notoatmodjo, 2012b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Penilaian sikap juga dilakukan berdasarkan penilaian sebagai berikut,
sikap dikatakan baik jika responden mampu menjawab pertanyaan benar 76% -
100% dari total pertanyaan pengetahuan, tingkat pengetahuan sedang jika
responden mampu menjawab pertanyaan 56% - 75%, dan <56% termasuk
kategori buruk (Arikunto, 2010).
C. Tindakan
Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata dibutuhkan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas dan faktor pendukung
(Notoatmodjo, 2012a).
Tindakan adalah perwujudan dari sikap untuk bertindak. Tindakan
menurut kualitasnya terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Praktik terpimpin (guided response). Jika subyek telah melakukan sesuatu
namun masih bergantung pada tuntutan atau memakai panduan.
2. Praktik secara mekanisme (mechanism). Jika subyek sudah melakukan atau
mempraktikan suatu hal secara otomatis.
3. Adopsi (adoption). Merupakan tindakan yang telah berkembang, yang
dilakukan bukan hanya mekanisme, namun telah dilakukan modifikasi atau
tindakan yang berkualitas (Notoatmodjo, 2012a).
Pengukuran tindakan sama seperti pengukuran sikap, yaitu dapat
dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat
dilakukan dengan mangajukan pertanyaan yang berhubungan dengan obyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Selain itu, pertanyaan tidak langsung dapat dilakukan dengan cara memberikan
pendapat dengan menggunakan kata setuju atau tidak setuju pada suatu obyek
dengan menggunakan skala Likert (Notoatmodjo, 2012a).
Penilaian tindakan juga dilakukan berdasarkan penggolongan nilai
menurut Arikunto (2010), sikap dikatakan baik jika responden mampu menjawab
pertanyaan benar 76% - 100% dari total pertanyaan pengetahuan, tingkat
pengetahuan cukup baik jika responden mampu menjawab pertanyaan 56% - 75%,
dan <56% termasuk kategori buruk.
Pada penilaian untuk aspek sikap dan tindakan, digunakan metode Likert.
Responden diminta menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya yang terdiri
dari lima respon jawaban, yaitu “sangat setuju (SS)”, “setuju (S)”, “tidak setuju
(TS)”, dan “sangat tidak setuju (STS)”. Isi pernyataan dibedakan menjadi dua
kategori, favorable yaitu pernyataan-pernyataan yang jika diiyakan menunjukkan
sikap positif atau suka terhadap obyek terkait dan unfavorable yaitu pernyataan-
pernyataan yang jika diiyakan menunjukkan sikap negatif atau tidak suka terhadap
obyek. Jika isi pernyataan bersifat favorable maka masing-masing respon diberi
skor 1 pada respon STS, 2 pada respon TS, 3 pada respon S, dan 4 pada respon
SS, dan sebaliknya jika isi pernyataan bersifat unfavorable, maka masing-masing
respon diberi skor 4 pada respon STS, 3 pada respon TS, 2 pada respon S, dan 1
pada respon SS. Penggunaan jumlah genap pada opsi jawaban bertujuan untuk
memaksa subyek memilih antara jawaban favorable dan unfavorable, artinya
tidak memberi kesempatan pada subyek untuk bersikap netral, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
penggunaan opsi jawaban kurang dari 5 pilihan, agar lebih sesuai bagi kelompok
subyek dewasa yang kurang berpendidikan (Supratiknya, 2014).
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pengetahuan, Sikap,
dan Tindakan
1. Pengetahuan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan,
sikap, dan tindakan di masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2012a) dan Mubarak
(2007), pengetahuan seseorang, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Pengalaman. Pengalaman yang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun
pengalaman orang lain, dapat memperluas pengalaman seseorang.
b. Tingkat Pendidikan. Seseorang yang memiliki pendidikan lebih tinggi, akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang
yang tingkat pengetahuannya lebih rendah.
c. Keyakinan. Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.
d. Fasilitas. Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang, seperti radio, televisi, majalah,
buku, dan koran.
e. Penghasilan. Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun, bila seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber
informasi.
f. Sosial Budaya. Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
g. Usia. Semakin bertambah usia akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan
psikologis. Perubahan psikis, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru, hal ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental, taraf berpikir
seseorang semakin matang dan dewasa.
h. Minat. Minat sebagai suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat
tersebut menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada
akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.
2. Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan sikap menurut Azwar
(2007), diantaranya adalah:
a. Pengalaman pribadi. Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut
membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita
merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi
sikap kita. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan tempat kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita
sadari, kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena
kebudayaan pula yang memberi corak pengalaman individu yang menjadi
anggota kelompok masyarakat.
d. Media massa. Berbagai bentuk media massa, seperti televisi, radio, majalah,
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan
orang. Media massa membawa pesan berisi sugesti untuk mengarahkan
opini seseorang. Adanya informasi baru, akan memberi afektif dalam
menilai sesuatu sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama. Lembaga pendidikan dan
lembaga agama mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena
keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dari diri individu.
f. Pengaruh Faktor Emosional. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh
situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Terkadang suatu
bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap tersebut dapat berlaku sementara dan
segera hilang tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih bertahan lama.
3. Tindakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi aspek tindakan, diantaranya:
a. Persepsi. Responden mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Respon terpimpin. Responden dapat melakukan suatu hal sesuai dengan
urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
c. Mekanisme. Responden dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau telah menjadi kebiasaan.
d. Adopsi. Tindakan tersebut telah dikembangkan dengan baik tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Maulana, 2009).
E. Upaya-upaya untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
1. Metode Seminar
Metode seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh
beberapa orang dalam suatu sidang yang berusaha membahas atau mengupas
masalah-masalah atau hal-hal tertentu dalam rangka mencari jalan pemecahannya
atau mencari pedoman pelaksanaannya. Kelebihan metode seminar diantaranya
adalah responden mendapat keterangan teoretis yang luas dan mendalam tentang
masalah yang diseminarkan, responden mendapat petunjuk praktis untuk
melaksanakan tugasnya, dan responden dibina untuk bersikap dan berpikir secara
ilmiah. Kelemahan dari metode ini adalah waktu yang diperlukan lama, responden
menjadi kurang aktif dan dibutuhkan penataan ruang sendiri.
2. Metode Sumbang Saran atau Curah Pendapat
Sumbang saran merupakan suatu cara dalam pelatihan dengan
mengutarakan suatu masalah kepada responden kemudian responden menjawab
dengan mengemukakan pendapat sehingga masalah tersebut berkembang menjadi
masalah baru. Metode sumbang saran juga merupakan metode untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mengumpulkan ide-ide, pengalaman-pengalaman, dan memancing responden
untuk berpikir kreatif dan inovatif. Kelebihan metode ini diantarnya adalah
suasana disiplin dan demokratis dapat tumbuh, responden aktif untuk menyatakan
pendapatnya, dan melatih responden untuk berpikir dengan cepat dan tersusun
logis. Sedangkan, kelemahan metode ini adalah kurangnya waktu bagi responden
untuk berpikir dengan baik, dan tidak semua responden berbicara atau
mengajukan pendapat.
3. Metode Presentasi
Metode presentasi merupakan penyampaian informasi dan pengetahuan
dari narasumber dengan menggunakan komunikasi satu arah. Dalam metode
presentasi, narasumber penting memiliki keahlian yang spesifik terkait dengan
bahan pelatihan yang disampaikan kepada peserta pelatihan. Metode ini akan tepat
jika dilengkapi dengan alat bantu yang dapat menambah daya tarik dari materi
yang disampaikan. Begitu pula sebaliknya, jika dilakukan dengan biasa-biasa saja
aakn mengakibatkan hal yang membosankan dan monoton bagi peserta.
Kelebihan metode presentasi adalah dapat mentransfer pengetahuan kepada
responden dengan jumlah yang banyak, jika ditampilkan dengan menarik maka
akan menambah motivasi responden untuk menyimaknya. Kelemahannya adalah
sangat bergantung kepada media pendukung, serta sulit menelaah kefokusan
peserta pelatihan karena komunikasi yang terjadi hanya satu arah.
4. Metode Inquiri
Metode inquiri adalah metode dimana responden diberi tugas untuk
meneliti suatu masalah. Responden dibagi menjadi beberapa kelompok dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.
Kemudian, mereka mempelajari, meneliti dan membahas tugasnya didalam
kelompok kemudian membuat laporan yang didiskusiakan secara luas hingga
diperoleh kesimpulan. Narasumber di sini berperan sebagai fasilitator dan
motivator, bukan sebagai sumber belajar. Tujuannya adalah mengembangkan
kemampuan berpikir responden yang sistematis, logis dan kritis. Kelebihan
metode ini adalah mendorong responden untuk berpikir atas inisiatif sendiri dan
bersifat obyektif, jujur dan terbuka, situasi proses pelatihan mendorong responden
untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. Kelemahannya
adalah responden memerlukan waktu untuk berpikir dan kadang dalam
mengimplementasikannya perlu waktu yang panjang sehingga membutuhkan
waktu yang lama (Santoso, 2009).
Selain metode-metode yang disebutkan sebelumnya, cara peningkatan
pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat dilakukan juga dengan beberapa cara lain,
salah satunya dengan metode CBIA.
F. Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)
1. Pengertian CBIA
Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) merupakan metode penyampaian
informasi obat dengan melibatkan subyek secara aktif yaitu mendengar, melihat,
menulis, dan melakukan evaluasi tentang pengenalan jenis obat dan bahan aktif
yang dikandung serta informasi lain seperti indikasi, kontraindikasi, dan efek
samping. Metode ini digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
keterampilan para ibu dalam memilih obat. CBIA efektif dalam meningkatkan
pengetahuan dan mengurangi penggunaan obat-obatan di rumah tangga
(Suryawati, 2003).
2. Tujuan CBIA
Metode CBIA ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
agar dapat menelaah informasi secara kritis dan mandiri dalam mencari informasi
obat, sehingga penggunaan obat menjadi lebih aman dan efisien. Metode ini
memanfaatkan paguyuban yang begitu banyak di masyarakat, sehingga dapat
dilakukan dalam berbagai kegiatan diantaranya seperti arisan, perkumpulan
keagamaan, kelompok PKK, karena forum sosial tersebut dapat menjadi media
yang sangat bagus untuk melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat
(Suryawati, 2012)
Metode CBIA dipilih karena saat ini banyak masyarakat yang melakukan
pengobatan mandiri (self medication), termasuk mandiri dalam menggunakan
antibiotika padahal antibiotika termasuk obat berbahaya, sehingga masyarakat
perlu mengetahui cara mencari informasi yang tepat tentang obat dan dari sumber
yang dapat dipercaya, agar penentuan kebutuhan, jenis dan jumlah obat tersebut
dapat sesuai kerasionalan penggunaan obat. Metode ini diharapkan dapat
membantu meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai antibiotika dengan
pemberian informasi yang tepat, sehingga resistensi terhadap antibiotika dapat
dicegah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Tata Cara Pelaksanaan Metode CBIA
Menurut Gusnellyanti (2014), metode CBIA ini dilaksanakan dengan
cara melibatkan peserta secara aktif, namun dalam hal tersebut adalah
swamedikasi obat bebas, berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan
antibiotika. Dalam kegiatan CBIA ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari maksimal 8 orang, kemudian dipilih satu orang sebagai
ketua kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu pada kegiatan
pertama, setiap kelompok dibagikan paket obat tertentu yang telah disiapkan, lalu
peserta diminta untuk mengamati kemasan obat, mempelajari informasi yang
tertera (nama dagang, nama bahan aktif, dosis/kekuatan bahan aktif), kemudian
peserta diminta mengelompokkan obat berdasarkan bahan aktif, dan
mendiskusikan hasil pengamatan tersebut. Kegiatan pertama ini dilakukan
maksimal selama 60 menit.
Kegiatan 2 dilakukan selama tidak lebih dari 60 menit, dengan cara
mengumpulkan informasi yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan
pengobatan mandiri (nama bahan aktif, indikasi, aturan penggunaan, efek
samping, dank kontraindikasi). Kegiatan kedua ini bertujuan agar peserta berlatih
mencari informasi dari kemasan dengan cara meneliti setiap tulisan yang terdapat
pada produk. Dengan dipimpin ketua kelompok, pencarian informasi dilakukan
secara bersama-sama. Walaupun kegiatan ini dilakukan berkelompok, namun
tetap tiap peserta mencatat untuk keperluan sendiri.
Kemudian untuk kegiatan 3, dilakukan secara individual. Hal ini
bertujuan untuk memupuk keberanian peserta mencari informasi sendiri. Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengamati obat yang sering digunakan di rumah, dan melakukan pencatatan
sendiri seperti pada kegiatan sebelumnya. Setelah menjelaskan kegiatan 3, diskusi
ditutup dengan rangkuman oleh Narasumber, mengidentifikasi kembali temuan
penting yang diperoleh masing-masing kelompok dan memberikan pesan-pesan
untuk memperkuat dampak intervensi.
4. Syarat Dilaksanakan Metode CBIA
Pelaksana metode CBIA menurut Depkes RI (2008), diantaranya adalah
peserta, fasilitator, dan narasumber. Sedangkan, sarana kegiatan adalah alat bantu
kegiatan bisa berupa booklet, lembar kerja, paket obat, petunjuk kegiatan dan
tempat dilaksanakan kegiatan.
Jumlah peserta untuk metode ini sebaiknya tidak lebih dari 40 orang,
karena dalam satu kelompok kecil maksimal terdapat 8 orang peserta dan dalam
satu kali kegiatan sebaiknya tidak lebih dari 5 kelompok kecil. Peserta dapat dari
tokoh masyarakat, kader, atau masyarakat umum yang memiliki kemampuan baca
tulis dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Fasilitator dalam kegiatan ini bertugas untuk menstimulasi dinamika
diskusi, dapat juga memberikan petunjuk untuk mendapatkan informasi. Tetapi,
fasilitator tidak diperbolehkan untuk menjawab pertanyaan. Pernyataan dari
peserta tersebut sebaiknya ditulis, untuk kemudian disampaikan saat kepada
narasumber pada sesi diskusi. Fasilitator dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
atau oleh mahasiswa kesehatan.
Narasumber dalam kegiatan CBIA harus merupakan orang yang
menguasai masalah yang dibahas dalam kegiatan CBIA, misalnya obat bebas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
antibiotika atau penyakit seperti DM. Narasumber tersebut dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan baik itu dokter atau apoteker.
Alat bantu yang diperlukan dalam kegiatan ini, diantaranya adalah paket
obat sebagai sarana praktek atau alat peraga, lembar kerja untuk berdiskusi dan
menuliskan pertanyaan yang didapat. Selain itu, diberikan juga booklet yang
berisi tentang materi yang menjadi topik dalam kegiatan CBIA. Sedangkan untuk
tempat dilaksanakan CBIA diperlukan ruangan yang cukup luas sehingga
kelompok dapat mengatur duduk secara melingkar.
G. Antibiotika
Antibiotika adalah zat atau senyawa yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
organisme lainnya (BPOM, 2008). Antibiotika dapat digunakan untuk
menyembuhkan infeksi bakteri, beberapa jamur dan beberapa parasit, tetapi tidak
yang disebabkan oleh infeksi virus. Namun, antibiotika dapat menyebabkan
kerugian jika digunakan secara tidak tepat (American Academy of Family
Phisicians, 2009).
Antibiotika termasuk obat yang berbahaya, sehingga untuk
menggunakannya perlu resep dokter. Dalam penggunaannya, antibiotika diminum
sampai habis walaupun kondisi pasien sudah membaik, antibiotika sisa dari
pengobatan sebelumnya tidak boleh digunakan tanpa persetujuan dokter. Jika
tetap digunakan, mungkin antibiotika tidak dapat bekerja maksimal dan jika
berfungsi pun belum tentu dapat melemahkan atau membunuh bakteri dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tubuh. Oleh karena itu, penggunaan antibiotika sesuai resep dokter dan
dikonsumsi sampai habis dapat membantu menurunkan kemungkinan terjadinya
resistensi bakteri terhadap antibiotika (American Academy of Family Phisicians,
2009).
Resistensi bakteri terhadap antibiotika adalah kemampuan alamiah
bakteri untuk mempertahankan diri terhadap efek antibiotika. Antibiotika menjadi
kurang efektif dalam mengontrol atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Bakteri
yang menjadi target operasi antibiotika beradaptasi secara alami untuk menjadi
kebal dan tetap melanjutkan pertumbuhan demi kelangsungan hidup meski dengan
kehadiran antibiotika (Todar, 2011).
Faktor-faktor yang memudahkan berkembangnya resistensi kuman
terhadap antibiotika, diantaranya karena penggunaan antibiotika yang sering,
penggunaan antibiotika yang irrasional, penggunaan antibiotika baru yang
berlebihan, dan penggunaan antibiotika dalam waktu yang lama (Pulungan, 2010).
Pencegahan resistensi antibiotika dapat dilakukan dengan cara mematuhi
dan menjalankan petunjuk dokter salah satunya adalah dengan meminum sampai
habis dan sesuai dosis. Penggunaan antibiotika sesuai dengan resep dokter dapat
membantu menurunkan kemungkinan terjadinya resistensi bakteri terhadap
antibiotika (American Academy of Family Phisicians, 2009).
H. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
untuk dijawab, dan cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat diberikan kepada responden secara
langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Namun, bila peneliti dilakukan
pada lingkup yang tidak terlalu luas, kuesioner tersebut dapat diantarkan langsung
kepada responden sehingga waktu yang diperlukan tidak terlalu lama. Selain itu,
adanya kontak langsung antara peneliti dan responden akan menciptakan suatu
kondisi yang cukup baik sehingga responden dengan sukarela akan memberikan
data obyektif dan cepat (Sugiyono, 2011).
Menurut Notoatmodjo (2012b), beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
dalam persiapan dan penyusunan kuesioner, diantaranya adalah pertanyaan harus
singkat dan jelas, jumlah pertanyaan hendaknya dibuat sedikit mungkin agar
penjawab tidak terlalu membuang waktu, pertanyaan hendaknya cukup
merangsang minat penjawab, pertanyaan jangan sampai menimbulkan kemarahan
bagi penjawab, dan pada lembar pertama kuesioner perlu dijelaskan tujuan
penelitian, serta petunjuk atau penjelasan tentang cara menjawab atau mengisi
kuesioner.
Dalam penelitian yang melibatkan manusia sebagai subyek penelitian
diperlukan adanya jaminan legalitas penelitian yaitu dengan ethical clearance,
dengan begitu dapat dipastikan bahwa penelitian ini dilakukan secara legal dan
etis. Ethical clearance dapat diperoleh melalui perizinan yang diberikan oleh
komisi etik dan informed consent yang merupakan suatu keharusan adanya
persetujuan ini dari orang sebagai subyek penelitian (Herdiansyah, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menurut Herdiansyah (2015), bekerja dengan subyek manusia, perlu ada
aturan dan “tata krama” agar hak masing-masing manusia tersebut tidak
terganggu, salah satunya adalah dengan menggunakan pernyataan persetujuan
atau informed consent. Informed Consent merupakan kontrak bentuk sosial yang
sifatnya resmi dan berlandaskan hukum. Selain itu, dalam informed consent juga
dijelaskan mengenai deskripsi dan prosedur penelitian yang akan dilakukan
dengan sejelas-jelasnya. Di sisi lain, responden yang setuju untuk berpartisipasi
dalam penelitian juga memiliki tanggung jawab etis untuk memberikan informasi
sebenar-benarnya sepanjang informasi tersebut tidak mengganggu privasi serta
tidak beresiko mencederai subyek penelitian secara fisik maupun sosial. Informed
consent diberikan pada responden pada awal penelitian. Dalam penelitian ini
diberikan sebelum mengisi kuesioner pre-intervensi.
I. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memberi arti sejauh mana
akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya.
Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan
data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur
seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Suatu alat ukur dirancang
hanya untuk satu tujuan yang spesifik sehingga hanya menghasilkan data yang
valid hanya untuk tujuan tersebut saja (Azwar, 2014).
Terdapat beberapa jenis validitas, namun dalam penelitian ini dilakukan
validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
terhadap kelayakan atau relevansi isi tes terhadap melalui analisis rasional oleh
panel yang berkompeten atau melalui expert judgement, bukan oleh penulis aitem
atau perancang tes itu sendiri (Azwar, 2014).
Jumlah tenaga ahli yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen
adalah minimal dua orang ahli sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono,
2011).
J. Seleksi Aitem
Statistik aitem diperiksa melalui analisis aitem setelah aitem tersebut
diuji pada sekelompok sampel. Tujuannya adalah untuk memilih aitem-aitem
yang akan membentuk sebuah skala yang bersifat homogen dan memiliki daya
diskriminasi yang baik. Cara yang paling sering digunakan adalah memeriksa
korelasi antara masing-masing aitem dengan skor total serta menghitung proporsi
subyek yang memilih kunci jawaban (Supratiknya, 2014).
Prosedur yang biasa dilakukan pada seleksi aitem diantaranya adalah
koefisien korelasi aitem total, indeks reliabilitas aitem, dan indeks validitas aitem.
Korelasi aitem total dilakukan untuk menyeleksi aitem yang fungsinya sesuai
dengan fungsi tes secara keseluruhan. Uji korelasi aitem total dapat mengetahui
konsistensi antar aitem tes pengukuran. Konsistensi yang dimaksud adalah
kemampuan suatu aitem pengukuran untuk menunjukkan perbedaan pengukuran
suatu atribut pada subyek yang dikenai tes (Azwar, 2014).
Terdapat beberapa cara untuk memeriksa korelasi aitem total, yaitu
dengan korelasi Pearson product moment yang digunakan pada aitem-aitem yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
memiliki alternatif jawaban lebih dari dua dan korelasi point-biserial digunakan
pada aitem-aitem dikotomis, yaitu aitem yang hanya memiliki dua alternatif
jawaban termasuk aitem-aitem “Ya-Tidak” (Supratiknya, 2014).
Apabila koefisien korelasi mendekati 0 maka terdapat ketidaksesuaian
fungsi aitem pernyataan terhadap fungsi tes secara keseluruhan. Sedangkan nilai
korelasi negatif menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak dapat digunakan
dalam penelitian. Koefisien validitas dengan nilai >0,35 menunjukkan pernyataan
tersebut sangat berguna, 0,21-0,35 menunjukkan pernyataan dapat berguna, 0,11-
0,20 menunjukkan pernyataan dapat digunakan namun tergantung keadaan, dan
<0,11 menunjukkan pernyataan tidak berguna (Azwar, 2014).
K. Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran atau sejauh mana hasil
suatu proses dapat dipercaya. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya jika dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek
belum berubah (Azwar, 2014).
Terdapat beberapa metode pengukuran reliabilitas, salah satunya dengan
metode Alpha Cronbach. Alpha Cronbach bisa diterapkan untuk mengestimasikan
konsistensi internal item-item yang diskor secara dikotomis maupun item-item
yang diskor dengan skala yang lebih luas (Supratiknya, 2014).
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r) yang angkanya
berada dalam rentang 0-1. Semakin tinggi nilai koefisien reliabilitas atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mendekati angka 1 maka semakin tinggi reliabilitasnya, begitu pula sebaliknya,
semakin rendah atau semakin menjauhi angka 1 maka semakin rendah
reliabilitasnya (Azwar, 2014).
Menurut Budiman dan Riyanto (2013), nilai memenuhi syarat reliabel
bila memiliki nilai Alpha >0,6.
L. Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya berlaku
untuk populasi, oleh karena itu, sampel harus mewakili (representatif). Sampling
merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2011).
Jumlah responden yang dikatakan cukup layak untuk dilibatkan dalam
pengujian kuesioner adalah minimal 30 orang (Supratiknya, 2014).
Dalam penelitian ini sampel dipih secara non random. Non random
sampling merupakan metode sampling yang setiap individu atau unit dari populasi
tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih. Ada pertimbangan-
pertimbangan tertentu yang mendasari pemilihan sampel, yang biasanya
disesuaikan dengan latar belakang dari fenomena yang diangkat dan tujuan
penelitian (Herdiansyah, 2015).
Purpose sampling atau purposive sampling merupakan teknik dalam non
random sampling yang berdasarkan pada kriteria yang dimiliki oleh subyek yang
dipilih atau berdasarkan pada pertimbangan tertentu. Peneliti memilih subyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
penelitian dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk mempelajari sesuatu yang
akan diteliti (Herdiansyah, 2015).
M. Landasan Teori
Pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat dapat ditingkatkan dengan
cara memberikan edukasi. Edukasi kesehatan dapat dilakukan salah satunya
dengan metode CBIA. Dalam metode ini, masyarakat dilibatkan secara aktif dan
mandiri dalam pencarian informasi mengenai obat, dan terbukti pada penelitian
Suryawati (2003), metode CBIA dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
tindakan dalam memilih obat secara mandiri. Berdasarkan hal tersebut, metode
CBIA digunakan pada penelelitian ini sebagai bentuk edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat mengenai antibiotika.
N. Kerangka Konsep
O. Hipotesis
H0 diterima jika tidak terdapat perbedaan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan
tindakan responden sebelum dan setelah dilakukan CBIA.
H1 diterima jika tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan responden setelah
dilakukan CBIA lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum dilakukan CBIA.
CBIA
Tingkat pengetahuan,
sikap, dan tindakan
sebelum CBIA
Tingkat pengetahuan, sikap,
dan tindakan setelah CBIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu karena
peneliti memberikan perlakuan atau intervensi namun tidak memungkinkan untuk
mengontrol semua hal pada subyek uji. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah time series, dimana pengambilan data dilakukan secara berulang dalam
kurun waktu tertentu. Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan sebanyak
3 kali, selama empat bulan.
B. Variabel Penelitian
1. Variable bebas dalam penelitian ini adalah CBIA.
2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan responden.
3. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini diantaranya adalah informasi
yang didapatkan wanita dewasa sebelumnya baik secara formal maupun non-
formal, seperti mengikuti kursus, seminar, sekolah, penyuluhan.
4. Variabel pengacau tidak terkendali adalah informasi yang didapatkan wanita
dewasa sebelum mengikuti CBIA secara informal yang dapat berasal dari
penjelasan dokter atau melalui media (televisi, radio, internet, surat kabar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
C. Definisi Operasional
1. Wanita usia dewasa adalah wanita yang berusia 26 hingga 45 tahun (Depkes
RI, 2009) yang berdomisili di Kelurahan Warungboto.
2. Penggolongan tingkat pengetahuan:
a. Tingkat pengetahuan dikategorikan baik jika responden memperoleh skor
76-100%, yaitu responden mampu menjawab secara benar sebanyak 11–15
peryataan dari total 15 pernyataan.
b. Tingkat pengetahuan dikategorikan sedang jika responden memperoleh skor
56-75%, yaitu mampu menjawab secara benar sebanyak 8–10 pernyataan
dari total 15 pernyataan.
c. Tingkat pengetahuan dikategorikan rendah jika responden memperoleh skor
<56% yaitu mampu menjawab secara benar <8 pernyataan dari total 15
pernyataan.
3. Penggolongan tingkat sikap:
a. Tingkat sikap dikategorikan baik jika responden mampu menjawab
pernyataan dengan benar sebesar 76-100%, dengan perolehan skor 30-40.
b. Tingkat sikap dikategorikan sedang jika responden mampu menjawab
pernyataan dengan benar sebesar 56-75%, dengan perolehan skor 22-29.
c. Tingkat sikap dikategorikan buruk jika responden mampu menjawab
pernyataan dengan benar <56%, dengan perolehan skor <22.
4. Penggolongan tingkat tindakan:
a. Tingkat tindakan dikategorikan baik jika responden mampu menjawab
pernyataan dengan benar sebesar 76-100%, dengan perolehan skor 30-40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Tingkat tindakan dikategorikan sedang jika responden mampu menjawab
pernyataan dengan benar sebesar 56-75%, dengan perolehan skor 22-29.
c. Tingkat tindakan dikategorikan buruk jika responden mampu menjawab
pernyataan dengan benar <56%, dengan perolehan skor <22.
5. CBIA
CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) merupakan metode edukasi dengan
melibatkan subyek penelitian secara aktif pada setiap kegiatan, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden.
6. Pre dan Post Intervensi
a. Pre-intervensi merupakan keadaan tingkat pengetahuan, sikap, dan tidakan
responden sebelum dilakukan CBIA.
b. Post-1 intervensi merupakan keadaan tingkat pengetahuan, sikap, dan
tindakan responden segera setelah dilaksanakan kegiatan CBIA.
c. Post-2 intervensi merupakan keadaan tingkat pengetahuan, sikap, dan
tindakan responden 6 minggu setelah dilaksanakan kegiatan CBIA.
d. Post-3 intervensi merupakan keadaan tingkat pengetahuan, sikap, dan
tindakan responden 11 minggu setelah dilaksanakan kegiatan CBIA.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo
Kotamadya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan
dari bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Maret 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari
kuesioner yang sudah divalidasi sebelumnya (Marvel, 2012). Pengembangan
kuesioner tersebut kemudian dikonfirmasi oleh seorang expert judgement.
Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa lembar kuesioner yang
diisi oleh reponden. Kuesioner terdiri dari 15 pernyataan untuk pengetahuan yang
terdiri dari 7 penyataan favorable dan 8 pernyataan unfavorable, dengan pilihan
jawaban “ya-tidak”. Kriteria pengetahuan yang dimaksud adalah pengertian
umum mengenai antibiotika, tempat memperoleh antibiotika, cara penggunaan
antibiotika, aturan penggunaan antibiotika, dan resistensi antibiotika, kemudian 10
pernyataan yang menyatakan sikap terdiri dari 5 pernyataan favorable dan 5
pernyataan unfavorable, dan 10 pernyataan untuk tindakan yang terdiri dari 5
pernyataan favorable (pernyataan yang mendukung obyek penelitian) dan 5
pernyataan unfavorable (pernyataan yang tidak memihak). Pada aspek sikap dan
tindakan, pilihan jawaban terdiri dari empat opsi yaitu SS (sangat setuju), S
(setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Rincian pertanyaan
dalam kuesioner disajikan dalam tabel I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel I. Penyataan Favorable dan Unfavorable pada Aspek
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Favorable Unfavorable
a. Definisi 3 1 dan 2
b. Tempat memperoleh - 9 dan 10
c. Cara penggunaan antibiotika 11 13
d. Aturan pakai antibiotika 5, 6, dan 12 4 dan 8
e. Resistensi antibiotika 7 dan 15 14
Jumlah 7 8
a. Cara mendapat antibiotika - 1
b. Tempat memperoleh antibiotika 9 10
c. Penggunaan antibiotika 5 dan 8 2 dan 4
d. Cara penyimpanan 3
e. Cara memperoleh informasi
tentang antibiotika 6 7
Jumlah 5 5
a. Cara mendapat antibiotika 8 1
b. Penggunaan antibiotika 4, 7, dan 9 2, 3, dan 6
c. Resistensi antibiotika - 10
d. Alergi terhadap antibiotika 5 -
Jumlah 5 5
Tindakan
Nomor PernyataanAspek Pokok Bahasan
Pengetahuan
Sikap
Penelitian ini menggunakan booklet sebagai media promosi kesehatan
yang berisi materi terkait antibiotika sebagai acuan saat diskusi pada kegiatan
CBIA.
F. Subyek Penelitian dan Sampling
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah wanita usia dewasa yang
berdomisili di Kelurahan Warungboto.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah responden yang dapat
membaca dan menulis, tidak berlatar belakang pedidikan atau pekerjaan yang
berhubungan dengan kesehatan, tidak mengikuti kegiatan seperti seminar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
penyuluhan tentang antibiotika selama 2 tahun terakhir, dan responden yang
bersedia mengikuti setiap kegiatan selama periode penelitian.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah responden yang tidak
mengikuti setiap kegiatan penelitian secara lengkap.
2. Sampling
Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling (non random sampling). Peneliti melakukan
pemilihan responden berdasarkan kriteria inklusi, dan dilakukan hanya di satu
lokasi dari awal hingga akhir penelitian.
Pada pengambilan sampel pertama, responden yang termasuk inklusi
sebanyak 36 responden dari 42 orang yang datang. Selanjutnya 36 orang yang
termasuk inklusi dicatat lalu diserahkan kepada pihak kelurahan sebagai daftar
nama responden yang diundang pada kegiatan selanjutnya. Dari 36 orang yang
diundang tersebut, sebanyak 32 orang hadir pada post-2 intervensi, dan 34
responden hadir saat post-3 intervensi sebanyak 2 responden yang masuk kriteria
eksklusi. Oleh karena itu jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 32
responden. Alur pengambilan sampel secara rinci tersaji dalam gambar 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 1. Alur Pemilihan Jumlah Sampel dalam Penelitian
Diundang
50 responden
Datang
42 responden
Inklusi
36 responden
Eksklusi 6 responden
- 2 responden berusia
>45 tahun
- 2 responden tidak
ikutpost-1 intervensi
- 1 responden berusia
<26 tahun
- 1 responden
memiliki latar
belakang pendidikan
kesehatan
Diundang
36 reponden
Datang
32 responden
Inklusi
32 responden
Diundang
36 responden
Datang
34 responden
Inklusi
32 responden
Eksklusi 2 responden
- Keduanya tidak
hadir pada saat
post-2 intervensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
G. Tata Cara Penelitian
1. Studi pustaka
Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pustaka, yaitu membaca
literatur baik artikel maupun jurnal dari website dan buku acuan yang
berhubungan dengan tingkat pengetahuan, sikap, tindakan mengenai penggunaan
antibiotika, pembuatan kuesioner, metode penelitian, statistika, serta pengolahan
dan perhitungan data yang digunakan.
2. Analisis situasi
a. Penentuan lokasi penelitian. Lokasi untuk penelitian dipilih setelah
dilakukan observasi di Kecamatan Umbulharjo, kemudian dipilih satu
Kelurahan yaitu Kelurahan Umbulharjo yang sesuai dengan kriteria peneliti,
yaitu belum pernah dilakukan kegiatan seperti penyuluhan atau seminar
tentang antibiotika sebelumnya. Selain itu, wanita dewasa di kelurahan
tersebut termasuk aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan di kelurahan
sehingga jumlah responden yang datang diharapkan tidak kurang dari batas
minimal responden untuk penelitian yaitu 30 orang. Dari pertimbangan
tersebut data maka data yang diambil dari kelurahan sesuai dengan tujuan
penelitian.
b. Perizinan. Perizinan penelitian dilakukan terlebih dahulu sebelum penelitian
dilakukan. Perizinan diajukan mulai dari meminta surat izin melakukan
penelitian dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma kemudian surat
tersebut diserahkan ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, kemudian akan
diberikan surat tembusan untuk permohonan ijin yang diserahkan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
beberapa instansi yaitu Walikota Yogykarta, Kepala Dinas Kesehatan
Yogyakarta, kantor pemerintahan Kecamatan Umbulharjo, dan Dekan
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma untuk permohonan penelitian.
Informasi mengenai jumlah penduduk tiap kelurahan diperoleh dari data
yang terdapat di kantor Kecamatan Umbulharjo. Kemudian dari kecamatan
tersebut peneliti mengajukan satu Kelurahan yang telah direkomendasikan
dan disetujui oleh pihak Kecamatan serta mendapat persetujuan oleh pihak
dari Kelurahan yang terpilih. Perizinan pertama diperoleh untuk penelitian
selama 3 bulan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015.
Kemudian dilakukan perpanjangan untuk bulan Februari sampai bulan Mei
2015.
3. Pengembangan Kuesioner
a. Konfirmasi konten kuesioner. Uji validitas konten tidak dilakukan dalam
penelitian ini, karena kuesioner yang digunakan merupakan pengembangan
dari kuesioner tentang antibiotika yang telah divalidasi oleh expert
judgement sebelumnya (Marvel, 2012). Oleh karena itu, dalam penelitian ini
yang dilakukan adalah mengkonfirmasi konten kuesioner tersebut kepada
expert judgement, yaitu apoteker untuk mengetahui apakah kuesioner
tersebut dapat digunakan dan juga valid untuk digunakan dalam penelitian
ini. Dalam penelitian ini, dilakukan konfirmasi validitas konten kuesioner.
Hasil konfirmasi secara lengkap terdapat pada lampiran VIII, IX, dan X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Uji pemahaman bahasa. Uji pemahaman bahasa diberikan pada responden
yang bukan subyek uji, namun dengan karakteristik yang mirip dengan
subyek uji. Pengujian dilakukan dengan cara masing-masing subyek
membaca kuesioner dan selama membaca kuesioner tersebut ditunggu oleh
peneliti. Jika tidak ada pertanyaan atau konfirmasi dari subyek uji terkait
dengan pernyataan pada kuesioner, maka dianggap subyek uji paham
terhadap pernyataan pada kuesioner.
c. Uji validitas statistik. Validitas aitem pernyataan dalam kuesioner dapat
dilihat dari korelasi aitem total, dalam penelitian ini dilakukan dengan
korelasi Point-Biserial yang digunakan untuk menyeleksi data dengan
dikotomus (scoring 0 dan 1) pada aspek pengetahuan dan uji korelasi
Pearson Product Moment yang digunakan pada aitem-aitem yang memiliki
alternatif jawaban lebih dari dua, dalam penelitian ini pada aspek sikap dan
tindakan. Apabila koefisien korelasi mendekati 0 maka terdapat
ketidaksesuaian fungsi aitem pernyataan terhadap fungsi tes secara
keseluruhan, karena beda variansi jawaban tinggi sehingga menyebabkan
tidak adanya konsistensi. Sedangkan nilai korelasi negatif menunjukkan
bahwa pernyataan tersebut tidak dapat digunakan dalam penelitian.
Mengacu pada literatur (Azwar, 2014), beberapa aitem yang dihapus
tersebut antara lain, aitem nomor 8 (point-biserial: -0,007). Kemudian
dihapus pertanyaan nomor 10 (point-biserial -0,23), nomor 11 (point-
biserial: 0,09), nomor 13 (point-biserial: -0,05). Terakhir, dihapus nomor
20 pada aspek pengetahuan (point-biserial : -0,18). Tidak dilakukan seleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
aitem pada aspek sikap dan tindakan karena nilai korelasi yang ditunjukkan
Pearson product moment seluruhnya >0,35 yang menunjukkan pernyataan
sangat berguna. Hasil uji validitas statistik disajikan dalam lampiran XII.
d. Uji reliabilitas instrumen. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan
aplikasi menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan sudah reliabel
karena nilai Alpha yang didapat untuk ketiga aspek tersebut >0,60 seperti
yang terdapat di Tabel II.
Tabel II. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner (α)
Nilai Alpha
Pengetahuan 0,71
Sikap 0,66
Tindakan 0,66
Pada uji reliabilitas pengetahuan, sebelumnya dilakukan seleksi aitem
terebih dahulu karena ada beberapa aitem yang memiliki korelasi point-biserial
yang rendah. Apabila nilai α rendah akibat korelasi antar itemnya yang lemah,
maka beberapa item sebaiknya direvisi atau dihilangkan dari instrumen. Setelah
dilakukan pengurangan aitem yang memiliki korelasi antar aitem yang rendah,
nilai α pada aspek pengetahuan meningkat. Pada aspek sikap dan tindakan, hasil
uji reliabilitas sudah langsung menunjukkan hasil yang reliabel tanpa ada aitem
yang memiliki Pearson product moment yang rendah. Alur pengujian reliabilitas
instrumen aspek pengetahuan dapat dilihat dalam gambar 2. Hasil uji reliabilitas
secara lengkap pada lampiran XIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 2. Alur Pengujian Reliabilitas Instrumen Aspek Pengetahuan
4. Pelaksanaan CBIA
Pelaksanaan kegiatan CBIA dilakukan di ruang pertemuan di kantor
Kelurahan Warungboto, dengan melibatkan wanita usia dewasa sebagai
responden. Kegiatan CBIA pertama dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 19
Desember 2014. Sebelumnya, peneliti telah berdiskusi dengan Bapak Lurah
20 aitem
α: 0,61
19 aitem
α: 0,64
18 aitem
α: 0,65
17 aitem
α: 0,66
16 aitem
α: 0,67
15 aitem
α: 0,71
Hapus aitem nomor 8
point biserial: -0,007
Hapus aitem nomor 13
point biserial: -0,05
Hapus aitem nomor 11
point biserial: 0,09
Hapus aitem nomor 20
point biserial: -0,18
Hapus aitem nomor 10
point biserial: -0,23
Hasil akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengenai masalah yang diteliti, teknis pelaksanaan dan pemilihan waktu kegiatan.
Peneliti meminta pihak kelurahan untuk mengundang sebanyak 50 orang wanita
usia dewasa untuk kegiatan CBIA ini. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 42
orang wanita. Jumlah tersebut termasuk tinggi, dan hal tersebut menunjukkan
antusiasme masyarakat yang baik pada kegiatan ini. Dari informasi diketahui
bahwa sebelumnya belum pernah ada kegiatan mengenai antibiotika di daerah
tersebut.
Sebelum melaksanakan CBIA, terlebih dahulu acara dibuka oleh Bapak
Lurah kemudian dilanjutkan oleh peneliti. Peneliti memulai acara dengan
memperkenalkan diri, mengucapkan terimakasih, menjelaskan tujuan dan manfaat
pertemuan, dan menjelaskan urutan kegiatan penelitian. Kemudian, fasilitator
membagikan kuesioner pre-intervensi untuk mengetahui tingkat pengetahuan
responden mengenai antibiotika sebelum dilakukan intervensi. Setelah kuesioner
dibagikan, peneliti menjelaskan mengenai informed consent yang harus diisi serta
menjelaskan cara pengisian kuesioner. Setelah responden sudah mengerti dan
tidak ada pertanyaan, responden diberi waktu maksimal 30 menit untuk mengisi
kuesioner pretest yang kemudian dikumpulkan pada fasilitator yang berada di
sekitar responden. Setelah kuesioner dikumpulkan pada fasilitator, fasilitor
memeriksa langsung kelengkapan pengisian data diri responden dan jawaban dari
tiap pertanyaan kuesioner harus terisi seluruhnya. Kemudian kuesioner diserahkan
pada peneliti untuk diteliti kembali kelengkapan data dan isian jawabannya. Jika
ada data diri atau kolom jawaban yang belum terisi, maka kuesioner dikembalikan
kepada responden untuk dilengkapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Setelah dilakukan pretest, responden dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil, dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 8 dan 9
orang responden dalam tiap kelompoknya. Anggota kelompok memilih satu orang
untuk menjadi ketua kelompok. Setelah itu, tiap kelompok kecil masing-masing
anggotanya diberikan booklet yang berhubungan dengan antibiotika diantaranya
berupa pengertian, resistensi, contoh obat, dan cara menggunakan. Dalam tiap
kelompok kecil tersebut ada seorang fasilitator yang mendampingi dan
menstimulasi diskusi. Fasilitator tidak diperkenankan menjawab pertanyaan,
namun boleh menunjukkan letak jawaban pada booklet. Diskusi dalam kelompok
membahas isi yang terdapat dalam booklet dan cerita pengalaman pribadi
responden tentang penggunaan antibiotika. Bila ada pertanyaan atau hal yang
belum dimengerti, kelompok menuliskan pertanyaan tersebut untuk selanjutnya
ditanyakan kepada narasumber saat diskusi. Sesi diskusi kelompok kecil ini
dilakukan selama 30 menit. Setelah itu, dilajutkan dengan sesi diskusi kelompok
besar yang diisi dengan tanya jawab bersama narasumber. Sesi diskusi tersebut
berlangsung selama kurang lebih 45 menit. Setelah sesi tanya jawab dengan
narasumber selesai, fasilitator kembali membagikan kuesioner untuk diisi oleh
responden atau disebut sebagai kuesioner post-1 intervensi. Untuk mengukur
pengetahuan, sikap, dan tindakan responden setelah intervensi, maka dilakukan
post intervensi yang dilakukan tiga kali secara berkala. Namun, pada pengambilan
post-2 intervensi pada tanggal 30 Januari 2015 dan post-3 intervensi tanggal 6
Maret 2015, tidak didampingi lagi oleh narasumber dan agenda kegiatan hanya
pada pengisian kuesioner post-intervensi saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
5. Pengolahan Data
a. Manajemen Data. Dilakukan beberapa kegiatan dalam proses manajemen
data untuk melihat kesesuaian data responden dengan tujuan penelitian,
yaitu:
1) Editing
Proses editing ini dilakukan dengan memeriksa kelengkapan kuesioner
penelitian. Kelengkapan tersebut mencakup isian jawaban responden
terkait pernyataan pada aspek-aspek yang diteliti dan juga kelengkapan
responden mengisi identitas diri, bila masih ada bagian yang belum
lengkap atau belum diisi maka akan dikembalikan kepada responden
pada saat itu juga untuk dilengkapi. Pada proses ini juga dilakukan
pemilihan responden yang memenuhi kriteria inklusi sampel untuk
digunakan dalam pengolahan data selanjutnya.
2) Processing
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
menjumlahkan angka sesuai dengan skor dari setiap item pertanyaan
yang dijawab oleh responden.
3) Cleaning
Data yang sudah diproses sebelumnya, kemudian dimasukkan ke dalam
program computer untuk diperiksa kembali kebenarannya. Dalam
penelitian ini digunakan aplikasi statistik R 3.1.2 yang bersifat gratis dan
sumber terbuka (open source).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Analisis Data.
1) Skoring
Setelah responden menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti, kemudian peneliti melakukan penilaian dengan cara skoring
yaitu dengan memberi nilai pada jawaban “Ya” dan “Tidak” pada aspek
pengetahuan. Jawaban benar akan diberi nilai 1 dan jawaban yang buruk
tepat diberi nilai 0. Jawaban “Ya” tidak selalu benar, begitu pula
sebaliknya pada jawaban “Tidak” pun tidak seluruhnya salah. Selain itu
juga pemberian nilai pada jawaban “SS”, “S”, “TS” dan “STS” pada
aspek sikap dan tindakan. Poin penilaian dan skoring ditampilkan dalam
tabel III sampai tabel VII.
Tabel III. Skor untuk Aspek Pengetahuan
Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan Skor
Benar 1
Salah 0
Tabel IV. Skor untuk Aspek Sikap dan Tindakan
Tanggapan Pernyataan Aspek
Sikap dan Tindakan
Skor Pernyataan
Favorable
Skor Pernyataan
Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Tabel V. Distribusi Jawaban Favorable dan Unfavorable untuk Penilaian
Aspek Pengetahuan
Jawaban Nomor
Ya (favorable) 3,5,6,7,8,9,10,11,13,15,16,19
Tidak (unfavorable) 1,2,4,12,14,17,18,20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel VI. Distribusi Jawaban Favorable dan Unfavorable untuk Penilaian
Aspek Sikap
Nomor
Favorable 3,5,6,8,9
Unfavorable 1,2,4,7,10
Tabel VII. Distribusi Jawaban Favorable dan Unfavorable untuk Penilaian
Aspek Tindakan
Nomor
Favorable 4,5,7,8,9
Unfavorable 1,2,3,6,10
2) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang didapat saat
penelitian terdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas data
dilakukan dengan menggunakan uji Saphiro-wilk dengan aplikasi
statistik R. Dengan taraf kepercayaan 95%, jika p-value kurang dari 0,05
maka data terdistribusi tidak normal, sebaliknya jika p-value tidak kurang
dari 0,05 maka data terdistribusi normal (Istyastono, 2012).
Hasil uji normalitas pada aspek pengetahuan menunjukkan data tersebut
masing-masing terdistribusi tidak normal. Hal tersebut dilihat dari p-
value <0,05, rangkuman ditampilkan pada tabel VIII, dan secara lengkap
disajikan pada lampiran XIV.
Tabel VIII. Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Sebelum dan
Sesudah Dilakukan CBIA
Perlakuan P-value Distribusi Data
Pre intervensi 0,03 Tidak Normal
Post-1 intervensi 0,00 Tidak Normal
Post-2 intervensi 0,01 Tidak Normal
Post-3 intervensi 0,00 Tidak Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil uji normalitas data pada aspek sikap dan aspek tindakan, keduanya
menunjukkan hasil data yang terdistribusi normal. Hal tersebut dibuktikan dengan
nilai masing-masing p>0,05. Rangkuman hasil uji normalitas sikap dan tindakan
pada tabel IX dan tabel X.
Tabel IX. Hasil Uji Normalitas Data Sikap Sebelum dan Sesudah
Dilakukan CBIA
Perlakuan P-value Distribusi Data
Pre Intervensi 0,09 Normal
Post-1 intervensi 0,11 Normal
Post-2 intervensi 0,39 Normal
Post-3 intervensi 0,08 Normal
Tabel X. Hasil Uji Normalitas Data Tindakan Sebelum dan Sesudah
Dilakukan CBIA
Perlakuan P-value Distribusi Data
Pre Intervensi 0,09 Normal
Post-1 intervensi 0,64 Normal
Post-2 intervensi 0,24 Normal
Post-3 intervensi 0,15 Normal
Jika pada hasil uji normalitas ini menunjukkan data terdistribusi tidak
normal, seperti pada aspek pengetahuan, maka selanjutnya dilakukan uji
Wilcoxon dan dilakukan uji T berpasangan pada hasil data yang terdistribusi
normal. Namun, sebelum dilakukan uji T berpasangan tersebut terlebih dahulu
dilakukan uji homogenitas varian.
3) Uji Homogenitas Varian
Perlu dilakukan uji homogenitas varian untuk mengetahui data tersebut
homogen atau tidak homogen sebelum dilakukan uji hipotesis. Uji
homogenitas varian ini dilakukan pada hasil uji normalitas dengan data
terdistribusi normal, dalam penelitian ini ada dua aspek yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
data yang terdistribusi normal, yaitu data aspek sikap dan aspek tindakan.
Menurut Istyastono (2012), data dikatakan homogen bila p-value lebih
dari 0,05 dan sebaliknya jika p-value tidak lebih dari 0,05 maka data
tidak homogen. Setelah dilakukan uji homogenitas varian, diketahui
bahwa data sikap dan tindakan yang teliti menunjukkan variansi yang
seragam atau homogen karena p-value masing-masing lebih dari 0,05.
Pada aspek pengetahuan tidak diuji homogenitasnya karena dari hasil uji
normallitas sudah diketahui bahwa data tersebut tidak normal. Hasil uji
homogenitas varian pada aspek sikap dapat dilihat pada tabel XI dan
pada aspek tindakan disajikan dalam tabel XII, dan secara lengkap
ditampilkan dalam lampiran XVI.
Tabel XI. Perbandingan Data Sikap Responden dengan Uji Homogenitas
Varian
Tabel XII. Perbandingan Data Tindakan Responden dengan Uji
Homogenitas Varian
4) Uji Hipotesis
(1) Uji Wilcoxon
Uji Wilcoxon termasuk dalam pengujian non-parametrik yang dilakukan
untuk membandingkan dua kelompok data yang saling berhubungan.
Dalam uji normalitas yang telah dilakukan, hasil data pada aspek
Perbandingan P-value Varian
Pre – Post-1 intervensi 0,68 Homogen
Pre – Post-2 intervensi 0,12 Homogen
Pre – Post-3 intervensi 0,08 Homogen
Perbandingan P-value Varian
Pre – Post-1 intervensi 0,43 Homogen
Pre – Post-2 intervensi 0,65 Homogen
Pre – Post-3 intervensi 0,99 Homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pengetahuan menunjukkan data yang tidak terdistribusi normal. Oleh
karena itu, digunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui kesesuaian hasil
dengan hipotesis penelitian. Hipotesis diterima bila p-value kurang dari
0,05 sebaliknya bila p-value tidak kurang dari 0,05 maka hipotesis
penelitian ditolak. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan p-value yang
diperoleh kurang dari 0,05 seperti yang ditunjukkan dalam tabel XIII.
Tabel XIII. Hasil Uji Hipotesis Tingkat Pengetahuan Sebelum dan
Setelah Dilakukan CBIA
Perbandingan P- Value Keterangan
Pre – Post-1 intervensi 0,00 H1 Diterima
Pre – Post-2 intervensi 0,01 H1 Diterima
Pre – Post-3 intervensi 0,03 H1 Diterima
(2) Uji T Berpasangan
Uji T berpasangan digunakan untuk mengetahui nilai yang berasal dari
dua kelompok data dari subyek yang sama. Dalam penelitian ini
dibandingkan dari rata-rata nilai pre-intervensi dengan hasil dari post-
intervensi. Syarat dilakukan uji T berpasangan diantaranya adalah data
terdistribusi normal, dan sebaran data homogen, hal tersebut sesuai
dengan hasil data aspek sikap dan aspek pengetahuan pada penelitian ini.
Dalam uji t berpasangan ini, H0 adalah “data tidak berbeda” dan H1
adalah “data berbeda secara signifikan”. Dengan taraf kepercayaan 95%
jika p-value kurang dari 0,05 maka H1 diterima dan sebaliknya bila p-
value tidak kurang dari 0,05 maka H1 ditolak. Hasil uji hipotesis ini
menunjukkan bahwa masing-masing data pada aspek sikap dan tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
memiliki p-value kurang dari 0,05, seperti yang ditunjukkan dalam tabel
XV dan tabel XVI.
Tabel XIV. Hasil Uji Hipotesis Data Sikap Sebelum dan Sesudah CBIA
Perbandingan P-value Keterangan
Pre – Post-1 intervensi 0,00 H1 diterima
Pre – Post-2 intervensi 0,00 H1 diterima
Pre – Post-3 intervensi 0,00 H1 diterima
Tabel XV. Hasil Uji Hipotesis Data Tindakan Sebelum dan Sesudah
CBIA
Perbandingan P-value Keterangan
Pre – Post-1 intervensi 0,01 H1 diterima
Pre – Post-2 intervensi 0,00 H1 diterima
Pre – Post-3 intervensi 0,00 H1 diterima
H. Keterbatasan Penelitian
Pengambilan data untuk post-2 intervensi seharusnya dilakukan tepat
satu bulan setelah kegiatan CBIA, dan post-3 intervensi dilakukan dua bulan
setelah CBIA. Tetapi, dalam penelitian ini waktu pengambilan data mundur tidak
sesuai jadwal, sehingga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap, dan
tindakan responden.
Penelitian hanya dilakukan selama tiga bulan sehingga tidak diketahui
seberapa lama pemahaman responden tentang antibiotika dari intervensi tersebut
bisa bertahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini disajikan sesuai dengan tujuan penelitian
diantaranya mengukur dan membandingkan tingkat pengetahuan, sikap dan
tindakan responden sebelum dan setelah dilakukan CBIA.
A. Karakteristik Demografi
Karakteristik demografi responden yang diuraikan pada penelitian ini
terdiri dari usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan dari 32 wanita usia dewasa di
Kelurahan Warungboto.
1. Usia
Responden yang disertakan dalam penelitian ini adalah wanita dewasa
minimal berusia 26 tahun dan maksimal responden yang disertakan berusia 45
tahun. Hasil data penelitian pada Tabel IX, menunjukkan jumlah responden
tertinggi yaitu pada usia 31-35 tahun (34,34%), kemudian usia 36-40 tahun
(28,13%), lalu dilanjutkan usia 41-45 tahun (25,00%) dan usia 26-30 tahun
(12,50%). Namun, bila dikelompokkan berdasarkan penggolongan usia dewasa
awal dan akhir, maka responden dengan usia dewasa awal 26-35 tahun sebanyak
46,88% dan usia dewasa akhir 36-45 tahun sebesar 53,13%. Rangkuman hasil
perbandingan usia dewasa ditunjukkan dalam tabel XVI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel XVI. Perbandingan Jumlah Responden (%) berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Persentase (%)
26-30 tahun 4 12,50
31-35 tahun 11 34,38
36-40 tahun 9 28,13
41-45 tahun 8 25,00
Total 32 100
2. Pekerjaan
Dalam penelitian ini, distribusi karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan dibagi menjadi dua, yaitu responden yang bekerja dan tidak bekerja,
yang disajikan dalam Tabel XVII.
Responden yang paling banyak adalah responden yang tidak bekerja
yaitu sebesar 81,25%, sedangkan responden yang bekerja seperti guru, buruh,
PRT, dan wiraswasta hanya sebesar 18,75%. Hal ini dapat disebabkan salah
satunya karena pengambilan data dilakukan pada hari kerja sehingga wanita yang
bekerja tidak dapat hadir di lokasi penelitian. Sedangkan berdasarkan jenis
pekerjaan responden bervariasi seperti wiraswata, buruh, PRT, guru, dan
mayoritas ibu rumah tangga sebesar 68,75%. Rangkuman jenis pekerjaan
ditunjukkan pada tabel XVIII.
Tabel XVII. Perbandingan Jumlah Responden (%) Berdasarkan Status
Pekerjaan
Status Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)
Tidak Bekerja 26 81,25
Bekerja 6 18,75
Total 32 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel XVIII. Perbandingan Jumlah Responden (%) Berdasarkan Jenis
Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga (IRT) 22 68,75
Wiraswasta 3 9,38
Buruh dan PRT 2 6,25
Guru 1 3,13
Tidak Bekerja 4 12,50
Total 32 100
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pedidikan terakhir dalam penelitian ini dibagi menjadi empat,
yaitu lulusan SD atau sederajat, SMP atau sederajat, SMA atau sederajat, dan
lulusan perguruan tinggi (D3 dan S1).
Lulusan yang paling banyak jumlahnya adalah lulusan SMA atau
sederajat (46,88%), kemudian lulusan perguruan tinggi (28,13%), selanjutnya
lulusan SMP atau sederajat (21,88%) dan yang paling sedikit adalah lulusan SD
(3,13%). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan responden
sudah baik. Rangkuman hasil data tingkat pendidikan responden ditunjukkan pada
tabel XIX.
Tabel XIX. Perbandingan Jumlah Responden (%) Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Terakhir
Tingkat Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)
SD atau sederajat 1 3,13
SMP atau sederajat 7 21,88
SMA atau sederajat 15 46,88
Perguruan Tinggi 9 28,13
Total 32 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
B. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Responden Sebelum CBIA
Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden paling banyak berada
pada tingkat pengetahuan kategori sedang yaitu sebanyak 16 orang responden,
kemudian diikuti dengan tingkat pengetahuan tinggi yaitu 14 orang dan hanya
sebanyak 2 orang yang berada pada tingkat pengetahuan rendah. Dari hasil
tersebut dapat dikatakan responden memiliki pengetahuan tentang antibiotika
yang cukup baik yang ditunjukkan dengan jumlah responden dengan tingkat
pengetahuan sedang dan tingkat pengetahuan baik yang tidak terpaut jauh bila
dibandingkan dengan tingkat pengetahuan buruk.
Penilaian sikap dan tindakan responden pada penelitian pre-intervensi ini
sudah menunjukkan hasil yang baik, hal ini didukung dengan tidak adanya
responden dengan tingkat sikap dan tindakan pada kategori buruk. Jumlah
responden dengan sikap kategori baik pada pre-intervensi sebanyak 17 orang
responden, jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah responden pada
tingkat sikap kategori sedang yaitu sebanyak 15 responden.
Pada aspek tindakan, sebagian besar responden berada pada tingkat
tindakan kategori sedang, yaitu sebanyak 21 responden, dan sebagian lain
sebanyak 11 orang responden memiliki tingkat tindakan yang baik. Sama halnya
dengan hasil pada aspek sikap, pada aspek tindakan ini tidak ada responden yang
memiliki tingkat sikap yang buruk.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden sudah memiliki
tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan yang cukup baik sebelum dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
CBIA. Akan tetapi, pengetahuan, sikap, dan tindakan responden terkait antibiotika
tetap perlu ditingkatkan agar responden lebih mengerti terkait antibiotika dan
dapat menerapkannya kemudian hari, maka dengan begitu pengetahuan, sikap dan
tindakan responden kedepannya diharapkan minimal akan sama atau tidak terjadi
penurunan jumlah pada kategori baik, namun diharapkan hasilnya meningkat bila
dibandingan dengan sebelum dilakukan CBIA. Perbandingan jumlah responden
ketiga aspek tersebut ditunjukkan pada gambar 3.
Gambar 3. Perbandingan Jumlah Responden pada Pre-Intervensi CBIA
dengan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Kategori Baik, Sedang
dan Buruk
C. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Responden
Setelah CBIA
1. Pengetahuan
Responden dalam kegiatan ini, sudah memiliki dasar pengetahuan yang
cukup baik bila dilihat dari hasil pre-intervensi sebelumnya. Hasil penelitian pada
14
17
11
1615
21
20 0
0
5
10
15
20
25
Pengetahuan Sikap Tindakan
Baik Sedang Buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
post-1 intervensi hingga post-3 intervensi yang dilakukan setelah kegiatan CBIA
berlangsung menunjukkan adanya penurunan jumlah responden pada tingkat
pengetahuan tetapi tetap menunjukkan peningkatan yang signifikan secara
statistik. Peningkatan yang signifikan juga terjadi pada tingkat pengetahuan
responden bila dibandingkan antara pre-intervensi dengan post-1, post-2, dan
post-3 CBIA.
Post-1 intervensi dilakukan pada hari yang sama dengan pre-intervensi,
namun dilakukan setelah kegiatan CBIA berlangsung atau dilakukan segera
setelah intervensi. Post-2 intervensi dilakukan satu bulan setelah dilaksanakannya
kegiatan CBIA dan post-3 intervensi dilakukan 2 bulan setelahnya.
Setelah dilaksanakan CBIA, terjadi peningkatan jumlah responden pada
tingkat pengetahuan kategori baik yang sebelumnya sebanyak 14 orang pada saat
pre-intervensi menjadi sebanyak 29 orang responden pada post-1 intervensi.
Kemudian, setelah dilakukan post-2 intervensi didapatkan hasil yang
menunjukkan penurunan tetapi tidak sigifikan menjadi 28 orang responden, dan
jumlah yang sama yaitu 28 responden memiliki tingkat pengetahuan kategori baik
pada post-3 intervensi.
Pada saat pre-intervensi, jumlah responden paling banyak berada pada
tingkat pengetahuan kategori sedang yaitu sebanyak 16 orang. Setelah dilakukan
intervensi dan diuji kembali, hasilnya menunjukkan terjadi penurunan jumlah
responden dengan kategori ini. Hasil menunjukkan pada post-1 intervensi
sebanyak 3 orang responden memiliki tingkat pengetahuan kategori sedang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sebanyak 4 orang responden pada post-2 dan post-3 intervensi CBIA yang berada
pada tingkat pengetahuan sedang.
Sebelum dilakukan intervensi, terdapat 2 orang responden berada pada
tingkat pengetahuan kategori buruk, namun jumlah tersebut menurun bahkan tidak
ada lagi responden yang memiliki pengetahuan yang buruk setelah dilaksanakan
kegiatan CBIA. Hal tersebut menunjukkan bahwa CBIA efektif untuk
meningkatkan pengetahuan responden terkait antibiotika. Selain CBIA, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan responden
diantaranya menurut Mubarak (2007), usia responden yang semakin bertambah
atau dewasa akan mempengaruhi aspek psikologis, mental dan taraf berpikir
responden semakin matang dan dewasa, selain itu minat responden terkait
antibiotika menjadikan responden mencoba untuk menekuni atau memperhatikan
setiap penjelasan dari narasumber maupun membaca dari booklet, sehingga
diperoleh pengetahuan yang lebih dalam. Sedangkan menurut Notoatmodjo
(2007), tingkat pendidikan responden yang sebagian besar lulusan SMA atau
sederajat mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat
pendidikan yang lebih rendah. Selain itu, pengalaman diri sendiri dan melalui
pengalaman yang diceritakan orang lain pada saat diskusi juga menjadi faktor
yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan responden.
2. Sikap
Ada perbedaan tingkat sikap responden sebelum dan sesudah
dilaksanakannya CBIA. Pada saat pre-intervensi, ada sebanyak 17 orang
responden memiliki tingkat sikap yang baik, kemudian secara berangsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
meningkat menjadi sebanyak 25 orang pada post-1 intervensi, lalu 26 orang pada
post-2 intervensi dan sebanyak 27 orang memiliki sikap kategori baik pada post-3
intervensi CBIA. Setelah dilaksanakan CBIA, diketahui responden tidak hanya
baik dalam pengetahuan, namun juga tercermin dari sikap responden baik yang
lebih banyak jumlahnya dibandingan dengan pre-intervensi.
Sebanyak 15 orang memiliki tingkat sikap kategori sedang pada pre-
intervensi. Jumlah tersebut kemudian menurun menjadi sebanyak 7 orang pada
post-1, 6 orang pada post-2 dan 5 orang pada post-3 CBIA. Pada aspek ini, tidak
ada responden yang memiliki tingkat sikap kategori buruk, bahkan pada saat
sebelum intervensi. Hal ini menunjukkan sikap dari responden ini sebenarnya
sudah cukup baik, responden cukup mengerti cara menyikapi penggunaan
antibiotika dan bagaimana memperolehnya. Sikap responden tersebut bisa
dikarenakan faktor jenis kelamin, dimana wanita usia dewasa pernah mengantar
anggota keluarga yang sakit, dan merawatnya sehingga sudah tidak terlalu asing
dengan antibiotika. Meskipun begitu, tetap terjadi peningkatan pada aspek sikap
responden kategori baik, hal tersebut menunjukkan bahwa metode CBIA juga
efektif meingkatkan sikap responden terkait antibiotika.
Selain hal tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan
sikap, diantaranya menurut (Azwar, 2007) yaitu pengalaman pribadi yang telah
atau sedang dialami responden meninggalkan kesan yang kuat sehingga
membentuk dan mempengaruhi responden dalam bersikap, misalnya pernah ada
anggota keluarga responden yang alergi terhadap antibiotika, atau banyak
responden yang memperoleh resep yang terdapat antibiotika. Selain itu, pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dari orang lain yang dianggap penting, seperti narasumber dalam penelitian ini,
dapat mempengaruhi sikap responden karena ada kecenderungan dari responden
untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
3. Tindakan
Pada saat pre-intervensi, tindakan responden dalam kategori baik
sebanyak 11 responden, kemudian meningkat menjadi 21 orang responden pada
post-1, lalu bertambah jumlahnya menjadi 25 orang pada post-2 dan terjadi
penurunan jumlah pada post-3 CBIA menjadi sebanyak 23 orang responden yang
memiliki tindakan kategori baik.
Jumlah responden pada aspek tindakan kategori sedang sebanyak 21
orang responden pada saat pre-intervensi, kemudian jumlah tersebut menurun
menjadi 11 orang pada post-1, 7 orang pada post-2 dan 9 orang pada post-3
intervensi. Sama dengan yang terjadi pada aspek sikap, pada aspek tindakan ini
tidak ada responden yang memiliki tindakan dengan kategori buruk. Meskipun
begitu, hasil penelitian tetap menunjukkan terjadi peningkatan tindakan responden
bila dibandingkan dengan sebelum intervensi, sehingga membuktikan juga bahwa
CBIA merupakan metode edukasi yang mampu meningkatkan tindakan responden
terkait antibiotika. Peningkatan dari aspek tindakan responden tersebut dapat
dipengaruhi karena persepsi responden tentang antibiotika menjadi lebih baik,
melakukan respon terpimpin sesuai dengan contoh yang diberikan oleh
narasumber dan dari booklet serta diskusi yang terjadi, dan diharapkan akan
menjadi suatu kebiasaan dalam menggunakan antibiotika secara tepat. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
adanya motivasi untuk memenuhi kebutuhan sehingga mendorong seseorang
untuk melakukan tindakan secara benar (Maulana, 2009).
Penelitian ini lebih fokus pada peningkatan tingkat pengetahuan, sikap,
dan tindakan. Maka penyajian data menunjukkan aspek-aspek tersebut pada
tingkat kategori baik saja. Perbandingan jumlah responden pada aspek
pengetahuan, sikap, dan tindakan kategori baik ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
pada Kategori Baik antara Post-1, Post-2, dan Post-3 CBIA
D. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Responden
Sebelum dan Setelah CBIA
1. Pengetahuan
Metode CBIA dapat meningkatkan pengetahuan responden terkait
tentang antibiotika. Hal tersebut dibuktikan dengan perbandingan tingkat
pengetahuan responden sebelum dan setelah dilakukan CBIA. Sebelum dilakukan
CBIA, ada 2 orang responden memiliki tingkat pengetahuan yang buruk, setelah
dilakukan CBIA tidak ada lagi responden dengan tingkat pengetahuan yang buruk.
29
25
21
2826 25
28 27
23
0
5
10
15
20
25
30
35
Pengetahuan Sikap Tindakan
Post-1 Post-2 Post-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Untuk melihat ada tidaknya pengaruh intervensi, dalam penelitian ini
CBIA terhadap peningkatan pengetahuan, maka dilakukan uji normalitas terlebih
dahulu dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Apabila p-value >0,05 maka data
dikatakan terdistribusi normal, sedangkan bila p-value <0,05 maka data dikatakan
terdistribusi tidak normal.
Berdasarkan hitungan statistika dengan menggunakan aplikasi R. Pada
uji normalitas, ditemukan data tersebut seluruhnya tidak normal dilihat dari p-
value yang diperoleh masing-masing <0,05. Pada pre-intervensi (p=0,03), post-1
(p=0,00), post-2 (p=0,01), dan post-3 CBIA (p=0,00).
Setelah dilakukan uji normalitas dan diketahui hasilnya terdistribusi tidak
normal, maka selanjutnya dilakukan uji hipotetsis untuk mengetahui hipotesis
penelitian diterima atau tidak. Karena data terdistribusi tidak normal, maka
dilakukan uji Wilcoxon dengan masih menggunakan aplikasi R. Hipotesis
menggunakan uji Wilcoxon diterima bila p-value yang didapat <0,05. P-value
yang diperoleh dari pre – post-1 intervensi (p=0,00), pada pre – post-2 intervensi
(p=0,01), dan pre – post-3 intervensi (p=0,03). Dari hasil yang diperoleh,
diketahui p-value seluruhnya <0,05 sehingga menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian diterima, yaitu terjadi peningkatan yang signifikan pada tingkat
pengetahuan responden sesudah dilakukan CBIA.
2. Sikap
Sikap responden terkait antibiotika setelah CBIA sudah menunjukkan
hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum CBIA. Hal ini dapat
dilihat diantaranya dari jumlah responden dengan tingkat sikap dalam kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
baik meningkat jumlahnya dibandingkan dengan tingkat sikap pada kategori
sedang, bahkan tidak ada responden yang memiliki sikap pada kategori buruk.
Untuk melihat ada tidaknya pengaruh CBIA terhadap peningkatan sikap
responden, maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan menggunakan
uji Shapiro-Wilk. Apabila p-value >0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal,
sedangkan bila p-value <0,05 maka data dikatakan terdistribusi tidak normal.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa seluruh data yang dihasilkan
memiliki p-value >0,05, yaitu pre-intervensi (p=0,09), post-1 (p=0,11), post-2
(p=0,39), dan post-3 CBIA (p=0,89). Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa
data sikap ini terdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas dan diketahui hasil data sikap
seluruhnya terdistribusi normal, maka akan dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji T, namun sebelumnya dilakukan uji varian terlebih dahulu
untuk mengetahui variansi data homogen atau tidak homogen. Uji varian
dikatakan homogen bila p-value >0,05, sedangkan bila p-value <0,05 maka data
tersebut tidak homogen. Hasil dari data sikap setelah diuji dengan uji varian
menunjukkan bahwa data tersebut homogen, ditunjukkan dengan p-value masing-
masing >0,05 yaitu (p=0,68) pada pre-post-1, (p=0,11) pada pre-post-2 dan
(p=0,08) pada pre-post-3 CBIA.
Setelah didapat hasil varian yang homogen, kemudian dilakukan uji T
untuk mengetahui hipotesis penelitian dapat diterima atau ditolak. H1 diterima bila
hasil dari uji T ini memiliki p-value <0,05, sebaliknya bila p-value >0,05 maka H0
yang di terima. Hasil dari uji T ini menunjukkan masing-masing data memiliki p-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
value <0,05, yaitu pre- post-1 (p=0,00), pre-post-2 (p=0,00), dan pre-post-3 CBIA
(p=0,00). Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima, yaitu terdapat peningkatan
sikap yang signifikan setelah dilaksanakan CBIA.
3. Tindakan
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan tidak hanya terjadi pada
pengetahuan dan sikap responden saja, tetapi peningkatan tersebut juga terjadi
pada aspek tindakan juga. Untuk melihat ada tidaknya pengaruh CBIA terhadap
peningkatan tindakan responden, maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Apabila p-value >0,05 maka data
dikatakan terdistribusi normal, sedangkan bila p-value <0,05 maka data dikatakan
terdistribusi tidak normal.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa seluruh data yang dihasilkan
memiliki p-value >0,05 yaitu pre-intervensi (p=0,09), post-1 (p=0,64), post-2
(p=0,23), dan post-3 CBIA (p=0,14) dengan begitu dapat dikatakan bahwa data
tindakan ini terdistribusi normal
Setelah dilakukan uji normalitas dan diketahui hasil data tindakan
seluruhnya terdistribusi normal, maka sama seperti yang dilakukan pada data
sikap, dilakukan uji varian terlebih dahulu untuk mengetahui variansi data
homogen atau tidak homogen. Uji varian dikatakan homogen bila p-value >0,05,
sedangkan bila p-value <0,05 maka data tersebut tidak homogen. Hasil dari data
tindakan setelah diuji dengan uji varian menunjukkan bahwa data tersebut
homogen, ditunjukkan dengan hasil akhir masing-masing >0,05 yaitu, (p=0,42)
pada pre-post-1, (p=0,65) pada pre-post-2 dan (p=0,99) pada pre-post-3 CBIA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Setelah didapat hasil varian yang homogen, kemudian dilakukan uji T
untuk mengetahui hipotesis penelitian dapat diterima atau ditolak. H1 diterima bila
hasil dari uji T ini memiliki p-value <0,05, sebaliknya bila p-value >0,05 maka H0
yang diterima. Hasil dari uji T ini menunjukkan masing-masing data memiliki p-
value <0,05 yaitu, pre-post-1 (p=0,01), pada pre-post-2 (p=0,00) dan pada pre-
post-3 CBIA (p=0,00). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima, yaitu
terdapat peningkatan pada aspek tindakan yang signifikan setelah dilakukan
CBIA.
Hasil uji statistik pada post-intervensi mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan pre-intervensi. Selain dari intervensi yang diberikan, hal
tersebut juga didukung beberapa faktor, diantaranya semakin dewasa usia
responden maka ssemakin matang untuk bertindak termasuk tindakan dalam hal
kesehatan (Mubarak, 20017), selain itu responden memiliki tingkat pendidikan
yang baik sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih luas (Notoatmodjo, 2012a),
dan minat, rasa ingin tahu, serta kepedulian terhadap kesehatan dari responden itu
sendiri yang mendorong untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Berdasarkan uji statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam taraf
kepercayaan 95%, metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) secara efektif dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden. Perbandingan
terjadinya peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan kategori baik dapat
dilihat pada gambar 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 5. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
dengan Kategori Baik antara Pre-intervensi, Post-1, Post-2, dan
Post-3 CBIA
14
2928 28
17
25 26 27
11
21
2523
0
5
10
15
20
25
30
35
Pre-intervensi Post-1 Post-2 Post-3
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Wanita usia dewasa di Kelurahan Warungboto sebagian besar berusia 36-45
tahun (53,13%), mayoritas merupakan ibu rumah tangga (68,75%) dan
memiliki riwayat pendidikan terakhir SMA atau sederajat (46,88%).
2. Jumlah responden pre-intervensi dengan kategori baik pada aspek
pengetahuan sebanyak 14 orang responden, pada aspek sikap sebanyak 17
orang responden, dan pada aspek tindakan sebanyak 11 orang responden.
3. Jumlah responden kategori baik saat post-intervensi, aspek pengetahuan
paling baik pada saat post-1 intervensi yaitu sebanyak 29 orang responden,
aspek sikap sebanyak 27 orang responden pada post-3 intervensi, dan aspek
tindakan sebanyak 25 orang responden pada post-2 intervensi.
4. Metode CBIA secara efektif dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
tindakan responden tentang antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, pengambilan data post-2 intervensi seharusnya
dilakukan tepat satu bulan setelah intervensi dan post-3 intervensi dilakukan
tepat dua bulan setelah intervensi agar pengukuran peningkatan pengetahuan,
sikap, dan tindakan responden tersebut lebih valid.
2. Jangka waktu penelitian sebaiknya diperpanjang untuk mengetahui seberapa
lama pemahaman responden tentang antibiotika dari intervensi tersebut dapat
bertahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
AAFP, 2009, Controlling Antibiotic Resistance: Will We Someday See Limited
Prescribing Autonomy?, American Academy of Family Phisicians,
http://www.aafp.org/afp/2001/0315/p1034.html, diakses tanggal 7 Mei
2014.
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, hal. 168.
Azwar, S., 2007, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi 2, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, hal. 45.
Azwar, S., 2011, Dasar-dasar Psikometri, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal 51.
Azwar, S., 2014, Reliabilitas dan Validitas, Edisi 4, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
hal 114-149.
Badan POM RI, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Budiman dan Riyanto, 2013, Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal. 11-
22.
Brizendine, L., 2014, Female Brain, diterjemahkan oleh Ati Cahyani, Phoenix
Publishing Project, Jakarta, pp. 225.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta, hal.
204.
Depkes RI, 2008, Modul 1: Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan
Memilih Obat bagi Tenaga Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta, hal. 36-41.
Depkes RI, 2009, Profil Kesehatan 2008, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, hal.73.
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 1949, Undang-
Undang Obat Keras.
Gusnellyanti, E., 2014, Mencerdaskan Masyarakat dalam Penggunaan Obat
melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA), Artikel Kesehatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
http://binfar.kemkes.go.id/2014/09/mencerdaskan-masyarakat-dalam-
penggunaan-obat-melalui-metode-cara-belajar-insan-aktif-cbia/, diakses
tanggal 7 Mei 2015.
Herdiansyah, H., 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi,
Penerbit Salemba Humanika, Jakarta, hal. 123, 165-166.
Istyastono, E.P., 2012, Mengenal Peranti Lunak R-2.14.0 for Windows: Aplikasi
Statistika Gratis dan Open Source, Penerbit Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, hal. 25-30.
Kemkes RI, 2011, Buku Panduan Hari Kesehatan Sedunia, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, hal. 31.
Kemkes RI, 2011, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, hal. 24.
Marvel, 2012, Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Mengenai Antibiotika di Kecamatan Gondokusuman Kota
Yogyakarta tahun 2011, Skripsi, 58-60, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Maulana, H., 2009, Promosi Kesehatan, EGC, Jakarta, hal. 194-196.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika,
Jakarta.
Mubarak, W. I., 2007, Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 30.
Notoatmodjo, S., 2007, Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan,
Andi Offset, Yogyakarta, hal. 33-35.
Notoatmodjo, S., 2012a, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, hal. 138-147.
Notoatmodjo, S., 2012b, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta,
Jakarta, hal. 115-124, 153-158, 182.
Pulungan, S., 2010, Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Antibiotika dan
Penggunaannya Di Kalangan Mahasiswa Non Media Universitas
Sumatera Utara, USU, Medan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kementrian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, hal. 42-43.
Santoso, B., 2009, Skema dan Mekanisme Pelatihan: Panduan Penyelenggaraan
Pelatihan, Penerbit Yayasan Terangi, Jakarta, hal. 36-39.
Sebatu, A., 1994, Psikologi Jung: Apek Wanita dalam Kepribadian Manusia, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 79-101.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung, hal. 30-121.
Supratiknya, A., 2014, Pengukuran Psikologis, Penerbit USD, Yogyakarta, hal.
121, 127, 131-132, 179,189, 192, 198, 206-215, 269, 282.
Suara Pembaruan, 2011, Indonesia Peringkat Ke-8 Kebal Obat di Dunia,
http://www.suarapembaruan.com/home/indonesia-peringkat-ke-8-kebal-
obat-di-dunia/5414, diakses tanggal 26 April 2014.
Suryawati, S., 2003, CBIA: improving the quality of self-medication through
mother’s active learning, Essential Drugs Monitor, 32:22-23.
Suryawati, S., 2012, Kearifan Budaya Indonesia untuk Solusi Masalah Global
Penggunaan Obat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Todar, K., 2011, Online Textbook of Bacteriology,
http://textbookofbacteriology.net/bacteriology.html, diakses tanggal 7
Mei 2014.
Wibowo, A., 2014, Metodologi Penelitian Praktis, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hal. 11-12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran I. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia / Tanggal lahir :
Alamat :
No. Telp / HP :
Menyatakan bahwa :
1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian berjudul:
“Peningkatan Pengetahuan Sikap dan Tindakan Pada Dewasa Wanita di
Kecamatan Umbulharjo Tentang Antibiotika Dengan Metode CBIA”.
2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran
dan tanpa paksaan dari siapapun saya bersedia ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini dengan kondisi :
a. Secara sukarela untuk mengisi kuesioner pretest dan posttest (1, 2 dan
3) serta mengikuti kegiatan Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) yang
akan dilaksanakan dan data kuesioner tersebut digunakan untuk
kepentingan penelitian.
b. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya
dan hanya untuk kepentingan ilmiah.
3. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan keluar dan tidak
berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa menyatakan alasan apapun.
Demikian pernyataan ini saya buat sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak
manapun dan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada saya sebagai
suatu informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan tentang
penggunaan antibiotika.
Yogyakarta, Desember 2014
Yang membuat pernyataan,
( …………………………….. )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran II. Kuesioner Penelitian Sebelum Seleksi Aitem
DATA RESPONDEN
Tuliskan identitas saudara/saudari/bapak/ibu pada tempat yang telah tersedia di bawah ini.
Data ini hanya untuk keperluan penelitian saja dan dijamin kerahasiaannya.
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *(coret yang tidak sesuai)
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
No HP :
Alamat lengkap (RT/RW) :
Kelurahan : _______
Kecamatan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PETUNJUK PENGISIAN
I. Tingkat Pengetahuan mengenai Antibiotika
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
pernyataan di bawah
NO PERNYATAAN JAWABAN
Ya Tidak
1 Antibiotika dapat digunakan untuk mengobati segala
jenis penyakit.
2 Antibiotika digunakan untuk mengobati penyakit infeksi
jamur.
3 Antibiotika digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri.
4 Penggunaan antibiotika dihentikan jika gejala penyakit
sudah hilang.
5 Antibiotika harus digunakan sampai habis meskipun
gejala sudah hilang.
6 Antibiotika harus digunakan sesuai dengan petunjuk
dokter.
7 Terjadinya resistensi (kekebalan kuman) dapat
disebabkan oleh penggunaan antibiotika yang tidak
sesuai anjuran dokter.
8 Neomisin salep bisa diperoleh di apotek tanpa resep
dokter.
9 Antibiotika dapat diminum kapan saja, ketika merasa
sakit.
10 Tablet Amoksisilin bisa diperoleh di apotek dengan
resep dokter.
11 Antibiotika dapat diminum bersama susu, teh atau kopi.
12 Antibiotika yang aman dapat juga dibeli di toko/warung
obat
13 Antibiotika yang aman harus dibeli di Apotek
14 Antibiotika bisa diperoleh dari bidan/mantri
15 Antibiotika diminum 3-4 kali sehari selama 5 sampai 7
hari
16 Jika saya lupa meminum antibiotika maka saya harus
segera minum sesuai dengan dosis dan aturan pakai.
17 Neomisin salep dioleskan/digunakan 1 kali sehari
18 Resistensi artinya bakteri kebal terhadap antibiotika jadi
siapapun yang terserang bakteri tersebut tidak dapat
diobati dengan antibiotika apapun
19 Jika terjadi resistensi (kekebalan kuman) maka
antibiotika tidak dapat membasmi bakteri yang
bersangkutan
20 Penggunaan antibiotika yang tepat dapat membahayakan
semua orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
II. Pernyataan Sikap Responden Terkait Antibiotika
Berilah tanda Check (√) pada kolom tersedia yang anda anggap paling
sesuai:
STS bila Sangat Tidak Setuju
TS bila Tidak Setuju
S bila Setuju
SS bila Sangat Setuju
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
1
Setiap kali sakit, saya memilih tidak
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika
ingin menggunakan antibiotika. (Unfavorable)
2
Menurut saya, saya dapat memberikan antibiotika
yang saya gunakan kepada anggota keluarga yang
sedang sakit. (Unfavorable)
3 Saya tidak suka menyimpan antibiotika di kotak
obat untuk persiapan (Favorable)
4 Saya lebih memilih meminum antibiotika ketika
batuk daripada obat yang lain. (Unfavorable)
5
Saya lebih memilih menggunakan antibiotika
yang diresepkan dokter daripada menggunakan
sisa antibiotika keluarga lain. (Favorable)
6
Saya lebih suka memperoleh informasi tentang
antibiotika dari dokter daripada bidan dan
perawat. (Favorable)
7
Saya lebih suka memanfaatkan media internet
yang terpercaya sebagai sumber informasi
tentang antibiotika daripada brosur/leaflet.
(Unfavorable)
8
Saya lebih suka menghabiskan antibiotika yang
digunakan untuk menghindari resistensi.
(Favorable)
9
Saya lebih suka membeli antibiotika di apotek
meskipun mahal. (Favorable)
10
Saya lebih suka membeli antibiotika di
toko/warung obat karena lebih murah.
(Unfavorable)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
III. Tindakan Responden Terkait Antibiotika
Berilah tanda Check (√) pada kolom tersedia yang anda anggap
paling sesuai:
STS bila Sangat Tidak Setuju
TS bila Tidak Setuju
S bila Setuju
SS bila Sangat Setuju
No PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
1
Saya akan langsung membeli antibiotika di apotek
tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu
agar lebih hemat. (Unfavorable)
2
Saya dapat memberikan sisa antibiotika yang saya
gunakan kepada anggota keluarga lain yang sedang
sakit. (Unfavorable)
3 Jika merasa sudah sembuh, saya akan menghentikan
penggunaan antibiotika. (Unfavorable)
4
Jika ada luka bernanah saya tidak akan menggunakan
antibiotika untuk mengobatinya dengan cara
ditaburkan (Favorable)
5 Jika terjadi reaksi alergi antibiotika maka saya akan
memeriksakannya ke dokter. (Favorable)
6
Saya akan memberikan antibiotika yang sedang saya
gunakan pada hewan peliharaan yang sakit agar lekas
sembuh. (Unfavorable)
7 Saya akan mengatur alarm agar tidak lupa minum
antibiotika. (Favorable)
8
Saya tidak akan minta diresepkan antibiotika jika
saya periksa ke dokter supaya sakitnya segera
sembuh. (Favorable)
9 Antibiotika yang sudah diresepkan oleh dokter akan
saya gunakan sampai habis. (Favorable)
10
Karena takut resisten (kebal) terhadap antibiotika,
saya tidak akan mau menggunakan antibiotika yang
diresepkan oleh dokter. (Unfavorable)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran III. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran IV. Surat Perpanjangan Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran V. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran VI. Surat Keterangan Telah Melakukan Perpanjangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran VII. Surat Undangan Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran VIII. Konfirmasi Konten 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Hasil Konfirmasi Konten I
Aspek Pengetahuan
1. Perbaiki kuesioner pre terlebih dahulu, selanjutnya untuk kuesioner post
menyesuaikan
2. aitem nomor 2 jadi nomor 1, nomor 4 jadi nomor 2, nomor 1 jadi nomor 3,
nomor 6 jadi nomor 4, nomor 7 jadi nomor 6, nomor 8 jadi nomor 7.
3. Dihapus aitem nomor 3, 9, 13, 15, 20
4. aitem nomor 10, kalimat + selama 5-7 hari
5. aitem nomor 14, kalimat + atau toko obat
6. aitem nomor 16, kalimat ganti jadi jika terjadi resistensi maka tidak dapat
membasmi bakteri yang bersangkutan.
7. aitem nomor 7, kalimat ganti jadi, terjadinya resistensi dapat disebabkan oleh
penggunaan antibiotika yang tidak sesuai anjuran dokter.
8. aitem nomor 20, kalimat ganti jadi, antibiotika dapat digunakan seperlunya
saja.
9. tambahkan: pengertian, aturan pakai, dosis, cara beli.
Aspek Sikap
1. Kalimat nomor 1-5 dan 7-10 merupakan kalimat tindakan, sikap
menunjukkan keberpihakan. misalnya no. 1: saya lebih suka membeli
antibiotika langsung ke apotek daripada harus periksa ke dokter.
Aspek Tindakan
1. Aitem nomor 4,6,7,8,9,10 sudah benar
2. tambahkan, cara penggunaan, yaitu siapa yang boleh dan tidak boleh, obat
sisa apa yang harus dilakukan, cara pencegahan resistensi, dan jika terjadi
ESO apa yang harus dilakukan.
3. aitem nomor 8, kalimat + sesuai anjuran
4. aitem nomor 9, penghubung “yang” ganti jadi “meskipun”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran IX. Konfirmasi Konten 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Hasil Konfirmasi Konten II
Aspek Pengetahuan
1. aitem nomor 2, kalimat jadi: Antibiotika digunakan untuk mengobati penyakit
infeksi jamur
2. aitem nomor 3, kalimat jadi: Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk
mengobati penyakit infeksi bakteri
3. aitem nomor 9, kalimat jadi: Antibiotika yang aman dapat dibeli di apotek
4. aitem nomor 13, kalimat jadi: Jika saya lupa meminum antibiotika maka saya
harus segera minum sesuai dosis
5. aitem nomor 14, kata diperoleh diganti jadi dibeli
6. aitem nmor 19, kata seluruh manusia diganti jadi semua orang.
Aspek Sikap
1. aitem nomor 4, kalimat + dari pada obat yang lain.
2. aitem nomor 7, kalimat ganti jadi, saya lebih suka memanfaatkan media
internet sebagai sumber informasi tentang antibiotika
3. aitem nomor 10, kalimat+ karena tidak perlu pakai resep dokter
4. aitem nomor 11, kalimat jadi, saya lebih suka membeli antibiotika di apotek
karena lebih aman.
Aspek Tindakan
1. aitem nomor 1 dan 2 pilih salah satu saja
2. aitem nomor 5 bukan kalimat tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran X. Konfirmasi Konten 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hasil Konfirmasi Konten III
Aspek Pengetahuan
1. aitem nomor 3, antibiotika digunakan untuk mengobati penyakit infeksi
bakteri
2. aitem nomor 9, antibiotika yang aman dapat juga dibeli di warung/ toko obat
3. aitem nomor 14 sama dengan nomor 9
4. aitem nomor 15, jika terjadi resistensi saya tetap meminum antibiotika yang
sama
5. aitem nomor 16, jika terjadi resistensi maka antibiotika tidak dapat
membasmi bakteri yang bersangkutan.
6. aitem nomor 18, penggunaan antibiotika secara tepat dapat mencegah
terjadinya resistensi
Aspek Sikap
1. aitem nomor 2, belum menunjukkan sikap
2. aitem nomor 5, kalimat tidak jelas
3. aitem nomor 6,7,8 kalimat + daripada ….
4. aitem nomor 9, kalimat + meskipun mahal
5. aitem nomor 10, kalimat + murah.
Aspek Tindakan
-tidak ada revisi
gunakan kuesioner ini setelah diperbaikii untuk pre dan post test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran XI. Hasil Uji Validitas Statistik
Aspek Pengetahuan
Item number Point Biserial correlation with total
1 0.339084
2 0.3522763
3 0.2469871
4 0.5946941
5 0.2469871
6 0.3708017
7 0.3826347
8 -0.007388872
9 0.433274
10 -0.2308765
11 0.09095135
12 0.5594601
13 -0.04897381
14 0.508626
15 0.2762907
16 0.3538336
17 0.5394634
18 0.583732
19 0.6265191
20 -0.1773329
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Aspek Sikap
Item number Pearson's product-moment correlation with total
1 0.5498399
2 0.6852484
3 0.4661082
4 0.6080524
5 0.5277257
6 0.4340832
7 0.4465398
8 0.3676263
9 0.4297101
10 0.5402372
Aspek Tindakan
Item number Pearson's product-moment correlation with total
1 0.5622664
2 0.4670697
3 0.4758019
4 0.5363278
5 0.5113939
6 0.4695687
7 0.423488
8 0.4461415
9 0.5625785
10 0.5796694
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran XII. Hasil Uji Reliabilitas
Aspek Pengetahuan (sebelum seleksi aitem)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Seleksi Aitem
Hapus aitem nomor 8 : -0.007388872
Hapus aitem nomor 10 : -0.2308765
Hapus aitem nomor 11 : 0.09095135
Hapus aitem nomor 13 : -0.04897381
Hapus aitem nomor 20 : -0.1773329
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Aspek Pengetahuan (setelah seleksi aitem)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Aspek Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Aspek Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran XIII. Hasil Uji Normalitas
Aspek Pengetahuan
Aspek Sikap
Tidak normal
Tidak normal
Tidak normal
Tidak normal
Normal
Normal
Normal
Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Aspek Tindakan
Normal
Normal
Normal
Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran XIV. Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon
Pengetahuan
H1 Diterima
H1 Diterima
H1 Diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran XV. Hasil Uji Varian
Aspek Sikap
Aspek Tindakan
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran XVI. Hasil Uji T berpasangan
Aspek Sikap
Aspek Tindakan
H1 Diterima
H1 Diterima
H1 Diterima
H1 Diterima
H1 Diterima
H1 Diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran XVII. Instrumen Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan yang
Digunakan
KUISIONER PENELITIAN
PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN WANITA USIA DEWASA
TENTANG ANTIBIOTIKA MELALUI METODE CBIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
DATA RESPONDEN
Tuliskan identitas saudara/saudari/bapak/ibu pada tempat yang telah tersedia di bawah ini.
Data ini hanya untuk keperluan penelitian saja dan dijamin kerahasiaannya.
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *(coret yang tidak sesuai)
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
No HP :
Alamat lengkap (RT/RW) :
Kelurahan : _______
Kecamatan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PETUNJUK PENGISIAN
I. Tingkat Pengetahuan mengenai Antibiotika
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
pernyataan di bawah
NO PERNYATAAN JAWABAN
Ya Tidak
1 Antibiotika dapat digunakan untuk mengobati segala
jenis penyakit.
2 Antibiotika digunakan untuk mengobati penyakit infeksi
jamur.
3 Antibiotika digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri.
4 Penggunaan antibiotika dihentikan jika gejala penyakit
sudah hilang.
5 Antibiotika harus digunakan sampai habis meskipun
gejala sudah hilang.
6 Antibiotika harus digunakan sesuai dengan petunjuk
dokter.
7 Terjadinya resistensi (kekebalan kuman) dapat
disebabkan oleh penggunaan antibiotika yang tidak
sesuai anjuran dokter.
8 Antibiotika dapat diminum kapan saja, ketika merasa
sakit.
9 Antibiotika yang aman dapat juga dibeli di toko/warung
obat
10 Antibiotika bisa diperoleh dari bidan/mantri
11 Antibiotika diminum 3-4 kali sehari selama 5 sampai 7
hari
12 Jika saya lupa meminum antibiotika maka saya harus
segera minum sesuai dengan dosis dan aturan pakai.
13 Neomisin salep dioleskan/digunakan 1 kali sehari
14 Resistensi artinya bakteri kebal terhadap antibiotika jadi
siapapun yang terserang bakteri tersebut tidak dapat
diobati dengan antibiotika apapun
15 Jika terjadi resistensi (kekebalan kuman) maka
antibiotika tidak dapat membasmi bakteri yang
bersangkutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
II. Pernyataan Sikap Responden Terkait Antibiotika
Berilah tanda Check (√) pada kolom tersedia yang anda anggap paling
sesuai:
STS bila Sangat Tidak Setuju
TS bila Tidak Setuju
S bila Setuju
SS bila Sangat Setuju
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
1
Setiap kali sakit, saya memilih tidak
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika
ingin menggunakan antibiotika. (Unfavorable)
4 3 2 1
2
Menurut saya, saya dapat memberikan antibiotika
yang saya gunakan kepada anggota keluarga yang
sedang sakit. (Unfavorable)
4 3 2 1
3 Saya tidak suka menyimpan antibiotika di kotak
obat untuk persiapan (Favorable) 1 2 3 4
4 Saya lebih memilih meminum antibiotika ketika
batuk daripada obat yang lain. (Unfavorable) 4 3 2 1
5
Saya lebih memilih menggunakan antibiotika
yang diresepkan dokter daripada menggunakan
sisa antibiotika keluarga lain. (Favorable)
1 2 3 4
6
Saya lebih suka memperoleh informasi tentang
antibiotika dari dokter daripada bidan dan
perawat. (Favorable)
1 2 3 4
7
Saya lebih suka memanfaatkan media internet
yang terpercaya sebagai sumber informasi
tentang antibiotika daripada brosur/leaflet.
(Unfavorable)
4 3 2 1
8
Saya lebih suka menghabiskan antibiotika yang
digunakan untuk menghindari resistensi.
(Favorable)
1 2 3 4
9
Saya lebih suka membeli antibiotika di apotek
meskipun mahal. (Favorable) 1 2 3 4
10
Saya lebih suka membeli antibiotika di
toko/warung obat karena lebih murah.
(Unfavorable)
4 3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
III. Tindakan Responden Terkait Antibiotika
Berilah tanda Check (√) pada kolom tersedia yang anda anggap
paling sesuai:
STS bila Sangat Tidak Setuju
TS bila Tidak Setuju
S bila Setuju
SS bila Sangat Setuju
No PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
1
Saya akan langsung membeli antibiotika di apotek
tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu
agar lebih hemat. (Unfavorable)
4 3 2 1
2
Saya dapat memberikan sisa antibiotika yang saya
gunakan kepada anggota keluarga lain yang sedang
sakit. (Unfavorable)
4 3 2 1
3 Jika merasa sudah sembuh, saya akan menghentikan
penggunaan antibiotika. (Unfavorable) 4 3 2 1
4
Jika ada luka bernanah saya tidak akan menggunakan
antibiotika untuk mengobatinya dengan cara
ditaburkan (Favorable)
1 2 3 4
5 Jika terjadi reaksi alergi antibiotika maka saya akan
memeriksakannya ke dokter. (Favorable) 1 2 3 4
6
Saya akan memberikan antibiotika yang sedang saya
gunakan pada hewan peliharaan yang sakit agar lekas
sembuh. (Unfavorable)
4 3 2 1
7 Saya akan mengatur alarm agar tidak lupa minum
antibiotika. (Favorable) 1 2 3 4
8
Saya tidak akan minta diresepkan antibiotika jika
saya periksa ke dokter supaya sakitnya segera
sembuh. (Favorable)
1 2 3 4
9 Antibiotika yang sudah diresepkan oleh dokter akan
saya gunakan sampai habis. (Favorable) 1 2 3 4
10
Karena takut resisten (kebal) terhadap antibiotika,
saya tidak akan mau menggunakan antibiotika yang
diresepkan oleh dokter. (Unfavorable)
4 3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
BIOGRAFI PENULIS
Prasasti Wati Nirmala lahir di Wonogiri, 7 Mei
1993, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan Wagimin dan Sumiyati. Penulis telah
menempuh pendidikan di SD Negeri Tugu III
Tasikmalaya (1999-2005), SMP Negeri 1 Tasikmalaya
(2005-2008), SMA Negeri 1 Tasikmalaya (2008-2011),
dan saat ini sedang menempuh jenjang pendidikan S1
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penulis terlibat dalam
beberapa kegiatan, diantaranya panitia dalam kegiatan Desa Mitra 2012
(koordinator sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi), panitia acara donor darah
JMKI 2013 (sie Dana dan Usaha), volunteer donor darah FISTARA 2013, Panitia
acara Komunitas Sadar Sehat (Sekretaris), dan Wakil Koordinator UKF Farmasi
Islam Sanata Dharma (FISTARA) periode 2011-2012 dan periode 2012-2013.
Selain itu, penulis juga menjadi peserta beberapa kegiatan Seminar Nasional yang
diadakan di dalam dan di luar universitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI