PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · STUDI PERBANDINGAN PEMAHAMAN OBAT...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · STUDI PERBANDINGAN PEMAHAMAN OBAT...
STUDI PERBANDINGAN PEMAHAMAN OBAT TRADISIONAL
BERDASAR KEMASAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN
WIROGUNAN DENGAN DESA MAGUWOHARJO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
AGUS KADARMAN
NIM : 058114033
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
STUDI PERBANDINGAN PEMAHAMAN OBAT TRADISIONAL
BERDASAR KEMASAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN
WIROGUNAN DENGAN DESA MAGUWOHARJO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
AGUS KADARMAN
NIM : 058114033
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi
STUDI PERBANDINGAN PEMAHAMAN OBAT TRADISIONAL
BERDASAR KEMASAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN
WIROGUNAN DENGAN DESA MAGUWOHARJO
Yang Diajukan Oleh :
Agus Kadarman
NIM : 058114033
Skripsi ini telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt.
Tanggal :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahan pada :
Bapa di Surga, Yesus Kristus dan bunda Mariayang telah memberkatiku setiap saat
Almarhum papaku Jong Tek Hwa B.A. yangsemasa hidupnya telah memberikan kasih dancinta tak terhingga kepadaku
Mamaku Mok Ting Soen
Sahabat sahabat ku
Untuk orang-orang yang tidak mengenalkunamun membaca karya tulis ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari, bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya
dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing dan penguji
yang selalu memberikan arahan, saran, kritik, dan dorongan serta kesabaran
dalam membimbing sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat
berjalan dengan baik.
2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku Dosen Penguji skripsi dan pembimbing
akademis yang telah memberikan saran dan kritik yang yang bermanfaat
sehingga penyusunan skripsi menjadi lebih baik.
3. Dr. C. J. Soegihardjo selaku Dosen Penguji skripsi yang telah memberikan
saran dan kritik sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat berjalan
dengan lancar.
4. Dinas Perijinan Kota Yogyakarta, Walikota Yogyakarta, Camat Mergangsan,
Lurah Wirogunan yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu
penulis memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
5. Lita Septiana, atas segala cinta, kasih sayang, perhatian, motivasi, dan nasihat
untuk belajar tentang hidup pada penulis selama ini.
6. Seluruh responden di Kelurahan Wirogunan yang telah meluangkan waktu
mengisi kuisioner dan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
7. Teman-teman Dota dan Travian Made, Edvan, Nixon, Inus, Yoyok, Hadian
dan David atas kebersamaan dan dorongan semangat bagi penulis.
8. Kakakku Indra Kariadi yang telah mendukung dan berkorban untuk
memotivasi penulis.
9. Sepeda motor jupiter mx “Sonia” yang telah menemani penulis dalam
melakukan penelitian dan mengikuti keinginan egois penulis ke mana saja.
10. Teman-teman FKK dan FST 2005 atas segala kemurahan hati telah menerima
penulis sebagai bagian hidup kalian.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 10 Juli 2010
Agus Kadarman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis initidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkandalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juli 2010
Agus Kadarman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
INTISARI
Penggunaan Obat Tradisional di Indonesia terus meningkat, mengingatkuatnya budaya dan tradisi memakai jamu baik untuk maksud pengobatan,memelihara kesehatan, mencegah penyakit maupun memulihkan kesehatan.Umumnya informasi tentang obat tradisional hanya diperoleh dari kemasannya saja.Oleh karena itu perlu diteliti bagaimana pemahaman masyarakat terhadap informasipada kemasan obat tradisional. Tingkat pemahaman informasi pada kemasan obattradisional antara daerah yang satu dengan yang lain dapat beragam bergantung padakondisi masing-masing daerah. Oleh karena itu perlu diteliti perbandingan tingkatpemahaman informasi pada kemasan obat tradisional antara dua daerah.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangansurvey epidemiologi deskriptif. Instrumen penelitian berupa kuisioner. Data yangdiperoleh diolah dengan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat terhadapinformasi pada kemasan obat tradisional tergolong tinggi untuk nama produk(97,08%), indikasi (88,61%), keterangan kadaluwarsa (74,37%), cara pemakaian(88,61%) dan komposisi (78,77%). Sedangkan yang masih tergolong rendah adalahlogo (4,76%), nomor batch (10,00%), efek samping (47,22%), kontraindikasi(47,71%) dan nomor ijin edar (30,00%). Dengan analisis statistik menunjukkanadanya perbedaan yang signifikan terhadap informasi pada kemasan obat tradisionalantara dua daerah yang diteliti.
Kata kunci: pemahaman, obat tradisional, kemasan, masyarakat, perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
The usage of traditional medicine in Indonesia is increasing, cosidering thestrength of the culture and tradition in consuming the herbal medicine formedicating, perserving the health,preventing, and recovering from the disseasses. It isvery common that the information about the traditional medicine is only from thepackage, this way the society’s understanding on the traditional medicine package.The information understanding level on the traditional medicine package may vary inone place to another, it depends on condition in each region.Thus, the research onhow the understanding of society toward the package of traditional medicine isnecessary.
The approach used here was the non-experimental research with descriptiveepidemiology research design. The instrument of research was questionnairemethod. The gained data were examined with descriptive statistic.
The result of research showed that the understanding of society toward theinformation in the traditional medicine package is high in the product’s name, for97.08%. It is 74.37 % on the information of expiry, 88.61% in the way of consumingmedicine, and 78.77% in composition. Therefore, the society’s low understanding arein the logo; for 4.76% ,batch number for 10.00%, side effect for 47.22%,contradiction is for 47,71% and distribution lisence number for 30.00%
The statistic analysis showed that there are two significant differences towardthe information on the traditional medicine package among two regions which wereanalyzedKey words: understanding, traditional medicine, package, resident, comparative
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PRAKATA....................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... viii
INTISARI ........................................................................................................ ix
ABSTRACT..................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
BAB I PENGANTAR...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1. Permasalahan ........................................................................................... 3
2. Keaslian penelitian................................................................................... 3
3. Manfaat penelitian ................................................................................... 3
B. Tujuan Penelitian......................................................................................... 4
1. Tujuan umum........................................................................................... 4
2. Tujuan khusus .......................................................................................... 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .............................................................. 5
A. Perilaku Kesehatan...................................................................................... 5
B. Teori tentang Perilaku ................................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Teori adopsi inovasi Rogers..................................................................... 6
2. Model perubahan perilaku dari Green ..................................................... 8
3. Model kepercayaan kesehatan dari Rosenstock....................................... 9
C. Obat Tradisional .......................................................................................... 9
1. Penggolongan obat tradisional................................................................. 10
2. Peraturan obat tradisional ........................................................................ 12
3. Persepsi masyarakat tentang obat tradisional .......................................... 14
4. Wilayah Desa dan Kelurahan................................................................... 15
5. Pemahaman ibu-ibu terhadap obat tradisional berdasar kemasan di Desa Maguwoharjo
...................................................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 18
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 18
B. Definisi Operasional.................................................................................... 18
C. Variabel Penelitian ...................................................................................... 19
D. Subyek Penelitian dan Teknik Sampling .................................................... 19
E. Instrumen Penelitian.................................................................................... 20
F. Tata Cara Penelitian..................................................................................... 22
1. Studi pustaka dan sampling tempat.......................................................... 22
2. Penyebaran kuisioner ............................................................................... 22
3. Analisis data penelitian ............................................................................ 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 24
A. Karakteristik Responden ............................................................................. 24
1. Usia .......................................................................................................... 24
2. Pendidikan................................................................................................ 25
3. Pekerjaan.................................................................................................. 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4. Pengeluaran perbulan............................................................................... 26
B. Pemahaman Terhadap Informasi pada Kemasan Obat Tradisional ............ 27
1. Logo ......................................................................................................... 28
2. Nomor ijin edar ........................................................................................ 34
3. Nomor batch ............................................................................................ 37
4. Nama produk............................................................................................ 40
5. Khasiat atau kegunaan ............................................................................. 41
6. Efek samping ........................................................................................... 44
7. Cara pemakaian........................................................................................ 46
8. Keterangan kadaluarsa ............................................................................. 49
9. Kontraindikasi.......................................................................................... 52
10. Komposisi .............................................................................................. 55
11. Evaluasi pemahaman informasi pada kemasan secara keseluruhan ...... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 59
A. Kesimpulan ................................................................................................. 59
B Saran............................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61
LAMPIRAN..................................................................................................... 63
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pemahaman responden mengenai logo...................................... 28
Tabel II. Pemahaman responden mengenai nomor ijin edar.................... 33
Tabel III. Pemahaman responden mengenai nomor batch........................ 36
Tabel IV. Pemahaman responden mengenai nama produk/merk.............. 39
Tabel V. Pemahaman responden mengenai khasiat atau kegunaan......... 41
Tabel VI. Pemahaman responden mengenai efek samping....................... 43
Tabel VII. Pemahaman responden mengenai cara pemakaian................... 46
Tabel VIII. Pemahaman responden mengenai keterangan kadaluwarsa..... 48
Tabel IX. Pemahaman responden mengenai kontraindikasi..................... 51
Tabel X. Pemahaman responden mengenai komposisi........................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo jamu............................................................................... 13
Gambar 2. Logo herbal terstandar............................................................ 13
Gambar 3. Logo fitofarmaka.................................................................... 14
Gambar 4. Karakteristik usia responden.................................................. 23
Gambar 5. Karakteristik tingkat pendidikan responden.......................... 24
Gambar 6. Karakteristik pekerjaan responden........................................ 25
Gambar 7. Karakteristik pengeluaran perbulan responden..................... 26
Gambar 8. Tingkat pemahaman kemasan obat tradisional..................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian.......................................................................... 62
Lampiran 2. Perhitungan jumlah sampel............................................................... 66
Lampiran 3. Karakteristik responden.................................................................... 67
Lampiran 4. Hasil kuisioner pemahaman tentang kemasan obat tradisional…… 70
Lampiran 5. Perbandingan pemahaman Informasi pada kemasan obat
tradisional.............................................................................................................. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Obat tradisional merupakan produk yang pada saat ini sudah sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Obat tradisional tidak hanya bermanfaat untuk
pengobatan (kuratif), tetapi juga dapat bermanfaat dalam peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) (Soedibyo, 1998).
Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung
meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis yang
berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Sementara
ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat
tradisional relative lebih aman dibandingkan obat sintesis. Walaupun demikian
bukan berarti tanaman obat atau obat tradisional tidak memiliki efek samping
yang merugikan, bila penggunaannya kurang tepat. Dengan informasi yang cukup
diharapkan masyarakat lebih cermat untuk memilih dan menggunakan suatu
produk obat tradisional atau tumbuhan obat dalam upaya kesehatan.
Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi dan pengawasan
mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani (Anonim, 2005). Di
samping itu kemanfaatan obat tradisional juga tergantung dari ketepatan
penggunaannya. Umumnya informasi tentang obat tradisional hanya didapat dari
informasi yang ada pada kemasan obat tradisional. Informasi pada kemasan obat
tradisional dapat menjadi petunjuk bagi masyarakat dalam memilih dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengonsumsi obat tradisional yang aman dan sesuai dengan kebutuhannya.
Pemahaman masyarakat tentang obat tradisional yang mereka dapat lewat
informasi di kemasan obat tradisional mungkin saja beragam, sehingga
memungkinkan terjadinya penggunaan yang tidak tepat, apalagi bila tidak ada
informasi dari tenaga kesehatan yang terkait. Oleh sebab itu perlu diteliti
bagaimana pemahaman masyarakat terhadap informasi pada kemasan obat
tradisional.
Dalam upaya mengatasi kurangnya pengetahuan dan pemahaman
masyarakat mengenai informasi pada kemasan obat tradisional, pemerintah telah
melakukan berbagai upaya. Diantaranya adalah dengan penyuluhan informasi
kesehatan dan pengadaan fasilitas kesehatan di berbagai daerah. Namun pada
kenyataannya, tingkat pemahaman masyarakat suatu daerah dengan daerah
lainnya mengenai informasi obat tradisional pada kemasan berbeda-beda.
Wirogunan adalah sebuah Kelurahan yang terletak di Kecamatan
Mergangsan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Pada wilayah
Kelurahan Wirogunan tidak terdapat Rumah Sakit maupun Puskesmas yang dapat
menunjang kesehatan maupun pengetahuan mengenai kesehatan terutama dalam
hal ini adalah pengetahuan mengenai kemasan obat tradisional. Berdasarkan
kondisi ini maka perlu dilakukan evaluasi pemahaman obat tradisional berdasar
kemasannya pada ibu-ibu masyarakat Kelurahan Wirogunan Yogyakarta (wilayah
kota).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. Permasalahan
a. Bagaimanakah karakteristik ibu-ibu responden pengguna obat tradisional di
kelurahan Wirogunan?
b. Bagaimana pemahaman ibu-ibu di Kelurahan Wirogunan terhadap informasi
pada kemasan obat tradisional yang meliputi logo, nomor izin edar, nama
produk, komposisi, cara pemakaian, khasiat, kontraindikasi, efek samping,
nomor batch, dan keterangan kadaluwarsa?
2. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai “Evaluasi Pemahaman Ibu-ibu Mengenai Obat
Tradisional Berdasar Kemasan pada Masyarakat Kelurahan Wirogunan” belum
pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama
pada tempat tersebut. Penelitian terkait pernah dilakukan oleh Wisely (2008)
dengan judul ”Studi tentang Pemahaman Obat Tradisional berdasarkan informasi
pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada
Masyarakat Desa Maguwoharjo”. Penelitian ini berbeda dalam hal kondisi subyek
penelitian, tempat penelitian, dan waktu penelitian. Hal ini mendorong penulis
untuk melakukan penelitian ini.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan di bidang kefarmasian, terkait dengan perilaku kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
b. Manfaat praktis
Dapat menjadi acuan bagi pihak terkait khususnya pemerintah dalam
pemerataan peningkatan pemahaman masyarakat mengenai informasi kemasan
obat tradisional, yang berkaitan dengan peningkatan mutu kesehatan masyarakat
di berbagai daerah.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diharapkan akan memberi informasi mengenai pemahaman ibu-ibu
tentang kemasan obat tradisional, serta melihat evaluasi pemahaman ibu-ibu
terhadap obat tradisional berdasarkan informasi pada kemasan antara daerah yang
satu dengan yang lain.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu-ibu responden pengguna obat tradisional di
Kelurahan Wirogunan.
b. Mengetahui evaluasi pemahaman ibu-ibu di Kelurahan Wirogunan terhadap
informasi pada kemasan obat tradisional yang meliputi logo, nomor izin edar,
nama produk, komposisi, cara pemakaian, khasiat, kontraindikasi, efek
samping, nomor batch, dan keterangan kadaluwarsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Perilaku Kesehatan
Smet (1994) mendefinisikan perilaku kesehatan sebagai suatu sifat seperti
kepercayaan, harapan, motivasi, nilai-nilai persepsi dan unsur-unsur kognitif lain,
karakteristik kepribadian termasuk afektif, status emosional dan sifat individu,
aksi dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan perawatan kesehatan,
perbaikan kesehatan dan peningkatan kesehatan.
Skinner mendefinisikan perilaku kesehatan sebagai suatu respon seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau suatu objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Dari batasan ini, perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi : (a) perilaku
pemeliharaan kesehatan (health maintenance), (b) perilaku pencarian dan
penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku
pencarian pengobatan (health seeking behavior) (c) perilaku kesehatan lingkungan
(Notoatmodjo, 2007).
Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit, dan tidak
merasa sakit (disease but no illness) sudah barang tentu tidak akan bertindak apa-
apa terhadap penyakitnya tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga
merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha
(Notoatmodjo, 2007). Lima macam reaksi dalam proses mencari pengobatan,
yaitu
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Shopping, adalah proses mencari alternatif sumber pengobatan guna
menemukan seseorang yang dapat memberikan diagnosis dan pengobatan
sesuai dengan harapan si sakit,
2. fragmentation, adalah proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan
pada lokasi yang sama, contohnya: berobat ke dokter, sekaligus ke shinshe
dan dukun,
3. procrastination, adalah proses penundaan pencarian pengobatan meskipun
gejala penyakitnya sudah dirasakan,
4. self medication, adalah pengobatan sendiri dengan menggunakan berbagai
ramuan atau obat-obatan yang dinilai tepat baginya, dan
5. discontinuity, adalah penghentian proses pengobatan (Sarwono, 2007).
B. Teori tentang Perilaku
Beberapa teori yang sering digunakan untuk analisa perilaku kesehatan
individu maupun suatu kelompok masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Teori Adopsi Inovasi Rogers
Menurut Teori Inovasi Rogers, implisit dalam proses perubahan perilaku
adalah adanya suatu gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan yang
diharapkan untuk diterima oleh individu tersebut. Teori ini dikenal sebagai
innovation decision process. Proses ini terdiri dari lima tahap, yaitu mengetahui
atau menyadari tentang adanya ide baru (awareness), menaruh perhatian terhadap
ide tersebut (interest), memberi penilaian (evaluation), mencoba memakainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
(trial) dan bila menyukainya maka setuju untuk menerima ide atau hal baru
tersebut (adoption) (Sarwono, 2007)..
Dari pengalaman dilapangan serta penelitian mengenai penerapan teori ini
ternyata membuat Rogers menyimpulkan bahwa proses adopsi ini tidak berhenti
setelah suatu inovasi diterima atau ditolak. Situasi ini kelak dapat berubah lagi
sebagai akibat dari pengaruh lingkungannya. Rogers mengubah teori itu dan
membagi proses pembuatan keputusan menjadi empat tahap, yaitu
a. Tahap knowledge
Mula-mula individu menerima informasi dan pengetahuan yang berkaitan
dengan suatu ide baru, ini menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh
tentang obyek atau topik tersebut.
b. Tahap persuasion
Oleh petugas kesehatan, tahap knowledge tersebut digunakan untuk membujuk
atau meningkatkan motivasi individu guna bersedia menerima obyek atau
topik yang dianjurkan tersebut.
c. Tahap decision
Tergantung pada hasil persuasi petugas atau pendidik kesehatan dan
pertimbangan pribadi individu, maka dalam tahap decision dibuat keputusan
untuk menerima atau justru menolak ide tersebut.
d. Tahap confirmation
Pada tahap ini, individu akan meminta dukungan dari lingkungan atas
keputusan yang telah diambil tersebut. Bila lingkungan memberikan dukungan
positif maka perilaku yang baru tersebut tetap dipertahankan, sedangkan bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
ada keberatan dan kritik dari lingkungan terutama dari kelompok acuannya,
maka biasanya adopsi itu tidak jadi dipertahankan dan individu kembali lagi
pada perilaku semula. Sebaliknya suatu penolakan pun akan dapat berubah
menjadi adopsi apabila lingkungannya justru memberikan dukungan agar
individu menerima ide baru tersebut. Tidak setiap orang mempunyai
kecepatan yang sama dalam hal mengadopsi sesuatu yang baru (Sarwono,
2007).
2. Model perubahan perilaku dari Green
Suatu teori lain dikembangkan oleh Lawrence Green yang mengatakan
bahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku (non perilaku). Selanjutnya
faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor: faktor-faktor
predisposisi, pendukung, dan pendorong. Faktor predisposisi (predisposing
factors) mencakup pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma
sosial, dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat.
Faktor pendukung (enabling factors) ialah tersedianya sarana pelayanan kesehatan
dan kemudahan untuk mencapainya, sedangkan faktor pendorong (reinforcing
factors) adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan. Green menyatakan bahwa
pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah dan
menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar searah dengan tujuan kegiatan
sehingga menimbulkan perilaku positif dari masyarakat terhadap program tersebut
dan terhadap kesehatan pada umumnya (Sarwono, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Model kepercayaan kesehatan dari Rosenstock
Menurut Rosenstock (1982) model kepercayaan kesehatan mencakup lima
unsur utama (Sarwono, 2007). Unsur utama adalah persepsi individu tentang
kemungkinannya terkena penyakit tersebut akan lebih cepat merasa terancam.
Unsur yang kedua adalah pandangan individu tentang beratnya penyakit tersebut
(perceived seriousness), yaitu risiko dan kesulitan apa saja yang akan dialaminya
dari penyakit itu. Semakin berat risiko suatu penyakit maka semakin besar
kemungkinan individu itu terserang penyakit tersebut sehingga timbul ancaman
yang besar dari dalam dirinya (perceived threast). Ancaman ini mendorong
individu untuk melakukan tindakan pencegahan atau penyembuhan penyakit.
Beberapa alternatif tindakan ditawarkan oleh petugas kesehatan untuk mengurangi
ancaman tersebut. Individu akan mempertimbangkan, apakah alternatif tersebut
dapat mengurangi ancaman penyakit. Sebaliknya, konsekuensi negatif dari
tindakan yang dianjurkan (biaya yang lebih mahal, rasa malu, takut akan rasa
sakit, dan sebagainya) seringkali menimbulkan keinginan individu untuk
menghindari alternatif yang dianjurkan petugas kesehatan. Dalam memutuskan,
menerima atau menolak alternatif tindakan tersebut, diperlukan satu unsur lagi
yaitu faktor pencetus (cues to action) yang dapat datang dari dalam diri individu,
nasehat orang lain, kampanye kesehatan, dan lain-lain (Sarwono, 2007).
C. Obat tradisional
Definisi obat tradisional menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009
tentang kesehatan bab I pasal 1 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
1. Penggolongan obat tradisional
Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat
pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi tiga
kategori yakni dengan logo sebagai penanda pada kemasan adalah sebagai
berikut.
a. Jamu atau obat tradisional Indonesia
Jamu harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
(1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,
(2) klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, dan
(3) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan
tingkat pembuktiannya yaitu tingkat pembuktian umum dan medium. Jenis klaim
penggunaan harus diawali dengan kata-kata: ”Secara tradisional digunakan untuk
….” atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran. Contoh : Antangin®,
Buyung Upik®, Kuku Bima®.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 1. Logo jamu(ranting daun terletak dalam lingkaran)
b. Obat Herbal Terstandar (OHT)
Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah
distandarisasi. Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
(1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,
(2) klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik,
(3) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan
dalam produk jadi, dan
(4) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat
pembuktian umum dan medium. Contoh : Diapet®, Lelap®, Tolak Angin®.
Gambar 2. Logo herbal terstandar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Fitofarmaka
Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan
produk jadinya telah distandarisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteria sebagai
berikut.
(1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,
(2) klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik,
(3) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan
dalam produk jadi, dan
(4) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat
pembuktian medium dan tinggi. Contoh : X-Gra®, Tensigard®, Stimuno®.
Gambar 3. Logo fitofarmaka(jari-jari daun yang kemudian membentuk bintang terletak dalam lingkaran)
(Anonim, 2004)
2. Peraturan obat tradisional
a. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pasal 105
(2) Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta alat
kesehatan harus memenuhi standard dan atau persyaratan yang
ditentukan.
Penjelasan pasal
Standar untuk obat tradisional adalah buku Material Medika
Pasal 106
(1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah
mendapat izin edar.
Penjelasan pasal
Obat dan bahan obat tradisional yang dibuat secara sederhana oleh
industri rumah tangga seperti jamu racik dan jamu gendong tidak
diwajibkan memiliki ijin edar dan belum dikenakan sanksi pidana
sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini.
b. Berdasarkan keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana
pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka:
Pasal 17
(2) Informasi minimal yang harus dicantumkan pada kemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel I. Informasi yang harus dicantumkan pada kemasan obat tradisional,obat herbal terstandar dan fitofarmaka
No. Informasi yang harus dicantumkan Pembungkus/Bungkus luar
1. Nama Obat tradisional/Obat herbalterstandar/Fitofarmaka
√
2. Bentuk sediaan √3. Besar kemasan √4. Komposisi √5. Logo Obat tradisional/Obat herbal
terstandar/Fitofarmaka√
6. Nama pendaftar √7. Alamat pendaftar √
Nama industri negara asal/pemberilisensi/penerima kontrak
√
Alamat industri negara asal/pemberilisensi/penerima kontrak
√
8. Nomor ijin edar √9. Nomor batch √10. Batas kadaluwarsa √11. Klaim penggunaan √12. Kontraindikasi ±13. Efek samping ±14. Interaksi obat ±15. Cara penyimpanan √16. Informasi khusus sesuai ketentuan yang
berlaku, misalnya:- Bersumber babi
- Kandungan alkohol- Pemanis buatan
√√√
Keterangan
√ = informasi harus dicantumkan
± = informasi dapat dicantumkan dengan menyebutkan ”Lihat Brosur”
3. Persepsi masyarakat tentang obat tradisional
Persepsi masyarakat bermacam-macam tentang obat tradisional, dari yang
tidak percaya sampai yang fanatik. Tidak percaya karena tidak semanjur obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
modern, bentuk dan kemasannya tidak meyakinkan, bahkan ada yang
menyebutnya dirty drug. Sebaliknya yang fanatik dengan obat tradisional
mengganggap bahwa yang berasal dari alam pasti baik dan aman sehingga
menggunakan bertahun-tahun, obat tradisional dapat menyembuhkan kausal
penyakit dan bukan sekedar simtomatik (Hakim, 2002).
Persepsi lain yang justru membahayakan dan memperburuk citra obat
tradisional adalah mengganggap obat tradisional sepoten dan memiliki onset
secepat obat modern. Hal tersebut rupanya dimanfaatkan oleh produsen yang
tidak bertanggung jawab untuk menambahkan bahan-bahan kimia (obat) yang
ternyata berbahaya ke dalam produknya. Masyarakat secara tidak sadar terkecoh
kerena tidak tahu akan bahaya yang kelak dialaminya, dan produsen lebih
bergairah karena produknya merajai pasar tanpa merasa bersalah telah meracuni
sekian juta manusia (Hakim, 2002).
4. Wilayah Desa dan Kelurahan
Maguwoharjo adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Depok,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Wirogunan adalah sebuah
Kelurahan yang terletak di Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Indonesia.
Berdasarkan UU No.5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa, definisi
desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan kelurahan adalah suatu wilayah yang
ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung di bawah Camat, yang tidak berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri.
Menurut PP No.72 tahun 2005 tentang desa, disebutkan bahwa desa
bukanlah bawahan Kecamatan, karena Kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah Kabupaten / kota, dan desa bukan merupakan bagian dari
perangkat daerah. Berbeda dengan Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur
wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat
dirubah statusnya menjadi kelurahan. Perubahan status desa menjadi Kelurahan
memperhatikan syarat-syarat yaitu luas wilayah, jumlah penduduk, prasarana dan
sarana pemerintahan, potensi ekonomi, dan kondisi sosial budaya masyarakat.
Desa yang diubah menjadi Kelurahan, Lurah dan perangkatnya diisi dari pegawai
negeri sipil.
Menurut survei yang dilakukan Supardi (2001) mengenai “Pola
Penggunaan Obat, Obat Tradisional dan Cara Tradisional dalam Pengobatan
Sendiri di Indonesia” dapat disimpulkan bahwa pola penggunaan obat tradisional
di wilayah desa lebih tinggi dibandingkan wilayah kota. Semakin tinggi tingkat
pendidikan suatu masyarakat, maka kecenderungan masyarakat tersebut untuk
mengkonsumsi obat tradisional akan semakin menurun. Semakin rendah tingkat
ekonomi suatu masyarakat, maka kecenderungan masyarakat tersebut dalam
mengkonsumsi obat tradisional akan semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
5. Pemahaman Ibu-ibu terhadap Obat Tradisional berdasar Kemasan di
Desa Maguwoharjo
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Wisely (2008) di Desa
Maguwoharjo. Pada penelitian tersebut didapat persen pemahaman terhadap
informasi pada kemasan obat tradisional sebesar 69,3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan survei epidemiologi deskriptif. Survei epidemiologi adalah survei
terhadap fenomena kesehatan dalam masyarakat yang dilakukan tanpa adanya
perlakuan (manusia). Survei epidemiologi deskriptif adalah penelitian yang tujuan
utamanya melakukan eksplorasi-deskriptif terhadap fenomena kesehatan di
masyarakat. Penelitian ini hanya menyuguhkan sedeskriptif mungkin fenomena
yang terjadi, tanpa mencoba menganalisa bagaimana dan mengapa fenomena
tersebut terjadi (Pratiknya, 2001).
B. Definisi Operasional
1. Pemahaman : kemampuan untuk mengartikan, menjelaskan dan
menangkap arti dari informasi yang terdapat pada kemasan obat tradisonal.
2. Obat tradisional : obat dengan bahan berupa bahan tumbuhan segar
ataupun simplisia yang dibuat dengan meramu sehingga dihasilkan jamu
berbentuk cairan ataupun serbuk kering.
3. Kemasan : pembungkus luar yang tidak bersentuhan dengan isi, yang
memiliki berbagai informasi seperti logo, nomor izin edar, nama produk,
komposisi, cara pemakaian, khasiat, kontraindikasi, efek samping, nomor
batch, keterangan kadaluwarsa.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Masyarakat : ibu-ibu yang pernah mengkonsumsi obat tradisional, berusia
26-60 tahun, yang sudah atau pernah menikah.
5. Karakteristik responden : data pribadi responden, yang meliputi umur,
pekerjaan, tingkat pendidikan, pengeluaran perbulan.
C. Variabel Penelitian
Pemahaman masyarakat terhadap informasi pada kemasan obat tradisional.
D. Subyek penelitian dan teknik sampling
Subyek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang sudah atau pernah
menikah, berusia di bawah 60 tahun, yang pernah mengkonsumsi obat tradisional
dan bertempat tinggal di Kelurahan Wirogunan.
Jumlah subyek ditentukan sesuai rumus berikut (Notoatmodjo, 2002):
n : besar sampel yang diambil
N : besar populasi
d : tingkat signifikansi (10 %)
Perhitungan jumlah sampel minimal yang diambil adalah sebagai berikut.
≈ 98, diambil 120 sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pengambilan sampel lebih besar daripada sampel minimal dengan tujuan
jika ada sampel yang tidak memenuhi syarat penelitian, maka jumlah sampel yang
diambil masih memenuhi jumlah sampel minimal. Pada penelitian ini seluruh
sampel yang diambil memenuhi syarat, sehingga jumlah sampel yang diambil
adalah 120.
Untuk menentukan subyek penelitian, digunakan teknik sampling.
Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu tabel
random. Hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa
setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
diseleksi sebagai sampel. Berdasarkan data jumlah total RT yang terdapat di
Kelurahan Wirogunan adalah 76 RT, kemudian dengan menggunakan tabel
random diambil 30 RT. Dari 30 RT diambil empat sampel pada tiap RT. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik undian (lottery technique).
Pengambilan sampel dari tiap RT dilakukan dengan mengumpulkan data
mengenai ibu-ibu yang berusia antara 26-60 tahun dan sudah atau pernah
menikah. Setelah data tersebut didapatkan kemudian dilakukan teknik undian
untuk menentukan sampel yang akan diambil (Sevilla; dkk, 1993).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner. Pengertian
kuisioner adalah alat pengumpul data disebut angket, dan sumber datanya berupa
orang atau dikenal dengan istilah responden (respondent). Kuesioner tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
terdiri dari dua bagian yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang mengacu pada
permasalahan penelitian ini.
Bagian pertama dari kuesioner merupakan jenis pertanyaaan terbuka yang
berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden. Disebut pertanyaan terbuka
karena jawaban tidak disediakan dan responden harus mengisi sendiri.
Bagian kedua dari kuesioner berisi pemahaman masyarakat terhadap
informasi pada kemasan obat tradisional. Untuk setiap butir pernyataan diberi
empat alternatif jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS)
dan sangat tidak setuju (STS). Responden diwajibkan untuk memilih salah satu
jawaban pada setiap pernyataan tersebut. Peneliti melihat kecenderungan jawaban
dengan menjumlahkan persentase jawaban responden yaitu S+SS dan ST+STS.
Setelah diperoleh persentase dan dilakukan interpretasi data, maka dilakukan
penarikan kesimpulan. Pernyataan dalam kuesioner ini terdiri dari dua sifat, yaitu
favourable dan unfavourable. Hal ini bertujuan untuk menghindari stereotipe
jawaban. Menurut Azwar (1988), suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal
positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau yang
memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut yang favorable. Sebaliknya,
suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap. Hal
negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya tidak memihak atau tidak mendukung
terhadap objek sikap, dan karenanya disebut dengan pernyataan unfavorable.
Sebagai kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai sikap, maka suatu skala
hendaknya berisi sebagian pernyataan favorable dan sebagian pernyataan yang
unfavorable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
F. Tata Cara Penelitian
1. Studi pustaka dan sampling tempat
Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka, mencari literatur-literatur
yang ada mengenai obat tradisional, perilaku kesehatan, metodologi penelitian
dan perhitungan statistik yang diperlukan. Dilanjutkan dengan mencari jumlah RT
tiap pedukuhan yang terdapat di Kelurahan Wirogunan, kemudian diambil secara
acak berdasarkan tabel random.
2. Penyebaran kuisioner
Penyebaran kuisioner dilakukan pada RT yang telah terpilih. Dimana pemilihan
ini dilakukan secara random dari keseluruhan RT yang ada di kelurahan
Wirogunan. Kuisioner yang disebarkan adalah kuisioner yang lolos hasil uji
validitas dan relibilitas yang telah dilakukan pada penelitian berjudul “Studi
Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasar Kemasan dan Motivasi Pemilihan
Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan Pada Masyarakat Desa Maguwoharjo
Depok Sleman” (Wisely, 2008).
3. Analisis data penelitian
Pengolahan data dilakukan dengan metode statistik deskriptif dengan
teknik perhitungan persentase kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan
grafik. Penghitungan persentase dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
P : persentase jawaban (dalam %)
A : jumlah jawaban yang sejenis
B : jumlah responden total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi beberapa aspek, antara lain: usia,
pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran per bulan.
1. Usia
Usia berpengaruh terhadap banyaknya pengalaman seseorang dalam
melakukan pengobatan. Seseorang yang berusia di atas 60 tahun mempunyai
frekuensi untuk melakukan swamedikasi yang semakin menurun (Holt dan Hall,
1990). Oleh karena itu, usia responden dalam penelitian ini dibatasi hingga umur
60 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar (26,7%) responden
berusia antara 26 sampai 30 tahun.
26-30
26,7%
31-35
18,3%36-40
15,8%
41-45
15,8%
46-50
7,5%
51-55
9,2%
56-60
6,7%
Gambar 4. Karakteristik usia ibu-ibu responden di KelurahanWirogunan
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan responden merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh, baik itu terhadap tingkat daya tangkap responden terhadap
informasi, pengetahuan, sikap dan minat responden terhadap suatu alternatif
pemeliharaan kesehatan. Seperti yang dinyatakan oleh Holt dan Hall (1990),
tingkat pendidikan seseorang dalam hubungannya dengan sikap terhadap
kesehatan, termasuk dalam hal pengobatan sendiri merupakan salah satu faktor
yang menentukan karena pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas seseorang
terhadap berbagai informasi kesehatan yang ada di masyarakat. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa sebagian besar (48,3%) responden adalah lulusan
SLTA atau sederajatnya.
lulus SD
15%D3
5%
S2
1%
lulus
SLTP/sederajat
23,3%
lulus
SLTA/sederajat
48,3%
S1
7,5%
Gambar 5. Karakteristik tingkat pendidikan ibu-ibu responden diKelurahan Wirogunan
3. Pekerjaan
Pekerjaan dapat mempengaruhi hubungan sosial di masyarakat.
Lingkungan pekerjaan juga dapat memberi informasi yang mampu mengubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sikap seseorang. Hal ini dapat menentukan perilaku masing-masing individu,
termasuk perilaku dalam memilih alternatif pemeliharaan kesehatan. Menurut
Sarwono (2007), pekerjaan dapat mempengaruhi pada tingkat sosial seseorang
dan interaksi didalam kelompok sosial tersebut dapat mempengaruhi cara pandang
dan minat terhadap sesuatu. Selain itu pekerjaan juga dapat berpengaruh pada
perilaku kesehatan seseorang karena adanya kebutuhan sebagai upaya pemenuhan
tuntutan kelompok sosialnya. Dari hasil penelitian menunjukan pekerjaan
responden sebagai ibu rumah tangga memiliki persentase terbesar, yakni 51,7%.
SWASTA
14%
PENSIUNAN
1,7%BURUH
6,7%DOKTER
1,7%GURU
5,8%
WIRASWASTA
5,8%
DAGANG
6,7%
DOSEN
1,7%
PNS
3,3%
IRT
51,7%
Gambar 6. Karakteristik pekerjaan ibu-ibu responden di KelurahanWirogunan
4. Pengeluaran perbulan
Keadaan ekonomi berpengaruh pada usaha seseorang dalam mewujudkan
status kesehatan yang lebih baik. Seseorang dengan pendapatan yang relatif lebih
besar akan mempunyai kesempatan yang lebih besar dalam menggunakan fasilitas
kesehatan yang lebih baik. Menurut Schawart dan Hoopes (1990), tingkat
pendapatan turut menentukan pengambilan keputusan pengobatan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pendapatan secara umum akan mempengaruhi daya beli serta pertimbangan
ekonomi dalam memilih upaya pemeliharaan kesehatan. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa sebagian besar (59,2%) responden memiliki pengeluaran
perbulan sebesar <Rp.1.500.000. Pertanyaan pengeluaran perbulan di sini terkait
dengan pendapatan, peneliti lebih mudah menanyakan pengeluaran perbulan
responden dari pada pendapatan perbulan.
<1.500.000
59,2%
1.500.000-
2.500.000
20,8%
2.500.000-
3.500.000
11,7%
>3.500.000
8,3%
Gambar 7. Karakteristik pengeluaran perbulan ibu-ibu responden diKelurahan Wirogunan
B. Pemahaman Terhadap Informasi pada Kemasan Obat Tradisional
Pemahaman masyarakat terhadap informasi pada kemasan obat tradisional
meliputi beberapa aspek. Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan No. HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang
kriteria dan tata laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka, informasi minimal yang harus dicantumkan pada kemasan berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tentang: logo, nomor izin edar, nama produk, komposisi, cara pemakaian, khasiat,
kontraindikasi, efek samping, nomor batch, dan keterangan kadaluwarsa.
logo
4,8%ijin edar
30% nomor batch
10%nama
produk/merk
97,1%
efek samping
47,2%
khasiat
77,8%cara pemakaian
88,6%
Ket kadaluarsa
74,4%
Kontraindikasi
47,7%
Komposisi
78,8%
Gambar 8. Tingkat pemahaman kemasan obat tradisional ibu-iburesponden di Kelurahan Wirogunan
1. Logo
Tingkat pemahaman masyarakat tentang logo khususnya pada kemasan
obat tradisional, yang meliputi penanda atau logo dan klaim khasiat serta
keamanan dari obat bahan alam Indonesia (jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka) tergolong rendah. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat pemahaman
masyarakat tentang logo sebesar 4,8%.
Jika dilihat dari rendahnya pemahaman masyarakat tentang logo, maka hal
ini menimbulkan berbagai persoalan, di antaranya apakah pembuktian khasiat
secara klinik dipahami sebagai upaya perlindungan masyarakat dan dijadikan latar
belakang pemilihan penggunaan obat tradisional, dan apakah perusahaan obat
khususnya obat tradisional akan saling berlomba untuk mendapatkan kepercayaan
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel II. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunanmengenai logo
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganAda 3 macam obat tradisional yang sayakenal, yaitu: Jamu, Obat Herbal Terstandardan Fitofarmaka.
5,8 94,2 TIDAKSETUJU
Saya tidak tahu logo diatas adalah logoJamu.
Logo Jamu yang saya kenal seperti logodibawah.
94,2 5,8 SETUJU
Saya tahu ini adalah logo Obat HerbalTerstandar.
2,5 97,5 TIDAKSETUJU
Saya tahu ini adalah logo Fitofarmaka.
4,2 95,8 TIDAKSETUJU
Saya tidak tahu bahwa Jamu belum terujikeamanan dan khasiatnya, baik padahewan uji (praklinis) maupun manusia(klinis).
90,8 9,2 SETUJU
Saya tidak tahu bahwa Obat HerbalTerstandar sudah teruji keamanan dankhasiatnya pada hewan uji (praklinis)
95,8 4,2 SETUJU
Saya tidak tahu bahwa Fitofarmaka sudahteruji keamanan dan khasiatnya, baik padahewan uji (praklinis) maupun manusia(klinis).
98,3 1,7 SETUJU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Penanda obat bahan alam Indonesia
Pernyataan pertama yang tercantum pada kuisioner adalah ”Ada 3 macam
obat tradisional yang saya kenal, yaitu: Jamu, Obat Herbal Terstandar dan
Fitofarmaka”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 2,5% responden (3 orang)
menjawab sangat setuju, 3,3% responden (4 orang) menjawab setuju, 90,8%
responden (109 orang) menjawab tidak setuju, dan 3,3% responden (4 orang)
menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar responden cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan tersebut,
dengan persentase sebesar 94,2%.
Berdasarkan keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.4.2411 pasal 1 ayat (2) tentang ketentuan pokok pengelompokan dan
penandaan obat bahan alam Indonesia, obat bahan alam indonesia dikelompokkan
menjadi 3 yaitu: jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
1) Jamu
Pernyataan ke-2 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tidak tahu
logo diatas adalah logo Jamu. Logo Jamu yang saya kenal seperti logo
dibawah”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 76,7% responden (92 orang)
menjawab sangat setuju, 17,5% responden (21 orang) menjawab setuju, 4,2%
responden (5 orang) menjawab tidak setuju, dan 1,7% responden (2 orang)
menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar responden cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan
persentase sebesar 94,2%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berdasarkan keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.4.2411 pasal 5 tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan
obat bahan alam indonesia, logo jamu berupa ranting daun yang terletak dalam
lingkaran dan bertuliskan ”JAMU”.
2) Obat herbal terstandar
Pernyataan ke-3 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tahu ini
adalah logo Obat Herbal Terstandar”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa
1,67% responden (2 orang) menjawab sangat setuju, 0,8% responden (1 orang)
menjawab setuju, 9,2% responden (11 orang) menjawab tidak setuju, dan 88,3%
responden (106 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab tidak setuju
pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 97,5%.
Berdasarkan keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.4.2411 pasal 7 tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan
obat bahan alam indonesia, logo obat herbal terstandar berupa 3 pasang jari-jari
daun yang terletak dalam lingkaran dan bertuliskan ”OBAT HERBAL
TERSTANDAR”.
3) Fitofarmaka
Pernyataan ke-4 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tahu ini
adalah logo Fitofarmaka”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 0,8%
responden (1 orang) menjawab sangat setuju, 3,3% responden (4 orang)
menjawab setuju, 4,2% responden (5 orang) menjawab tidak setuju, dan 91,7%
responden (110 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab tidak setuju
pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 95,8%.
Berdasarkan keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.4.2411 pasal 8 tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan
obat bahan alam indonesia, logo fitofarmaka berupa jari-jari daun yang kemudian
membentuk bintang yang terletak dalam lingkaran dan bertuliskan
”FITOFARMAKA”.
b. Klaim khasiat serta keamanan obat bahan alam Indonesia
1) Jamu
Pernyataan ke-5 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tidak tahu
bahwa Jamu belum teruji keamanan dan khasiatnya, baik pada hewan uji
(praklinis) maupun manusia (klinis)”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa
77,5% responden (93 orang) menjawab sangat setuju, 13,3% responden (16
orang) menjawab setuju, 4,2% responden (5 orang) menjawab tidak setuju, dan
7,5% responden (9 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju pada
pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 90,8%.
Berdasarkan keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.4.2411 pasal 2 ayat (1) butir (b) tentang ketentuan pokok
pengelompokkan dan penandaan obat bahan alam indonesia, klaim khasiat dan
keamanan pada jamu harus dibuktikan secara empirik (belum diuji baik secara
praklinis maupun klinis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2) Obat Herbal Tersandar
Pernyataan ke-6 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tidak tahu
bahwa Obat Herbal Terstandar sudah teruji keamanan dan khasiatnya pada
hewan uji (praklinis)”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 87,5% responden
(105 orang) menjawab sangat setuju, 8,3% responden (10 orang) menjawab
setuju, 2,5% responden (3 orang) menjawab tidak setuju dan 1,7% responden (2
orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut,
dengan persentase sebesar 95,8%.
Berdasarkan keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.4.2411 pasal 3 ayat (1) butir (b) tentang ketentuan pokok
pengelompokan dan penandaan obat bahan alam indonesia, klaim khasiat dan
keamanan pada obat herbal terstandar harus dibuktikan secara ilmiah atau
praklinis.
3) Fitofarmaka
Pernyataan ke-7 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tidak tahu
bahwa Fitofarmaka sudah teruji keamanan dan khasiatnya, baik pada
hewan uji (praklinis) maupun manusia (klinis)”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 96,7% responden (116 orang) menjawab sangat setuju, 1,7%
responden (2 orang) menjawab setuju dan 1,7% responden (2 orang) menjawab
sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan
persentase sebesar 98,3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berdasarkan keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.4.2411 pasal 4 ayat (1) butir (b) tentang ketentuan pokok
pengelompokan dan penandaan obat bahan alam indonesia, klaim khasiat dan
keamanan pada fitofarmaka harus dibuktikan melalui uji klinik.
2. Nomor ijin edar
Tingkat pemahaman masyarakat tentang nomor ijin edar pada kemasan
obat tradisional, yang meliputi : kebiasaan membaca responden, persepsi dan
pengetahuan responden tergolong rendah. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat
pemahaman masyarakat tentang nomor ijin edar sebesar 30,0%. Obat yang tidak
mencantumkan nomor ijin edar merupakan produk yang belum terdaftar yang
berarti obat tersebut palsu.
Tabel III. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunanmengenai nomor ijin edar
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganSaya selalu membaca informasi tentangnomor ijin edar.
15,8 84,2 TIDAKSETUJU
Bagi saya informasi tentang nomor ijinedar itu tidak penting.
59,2 40,8 SETUJU
Saya tahu bahwa nomor ijin edardikeluarkan oleh Departemen Kesehatan(DEPKES) dan diawasi oleh BadanPengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
45,8 54,2 TIDAKSETUJU
Dari nomor ijin edar saya dapatmengetahui obat tersebut palsu atau tidak.
9,2 90,8 TIDAKSETUJU
Proses pendaftaran nomor ijin edar merupakan suatu proses evaluasi atau
penilaian obat, yang meliputi evaluasi atau penilaian aspek efikasi (kemanjuran),
keamanan dan mutu. Menggunakan obat yang tidak mencantumkan nomor ijin
edar dapat beresiko tidak terjaminnya kebenaran kandungan dan mutu obat. Setiap
produk obat memiliki nomor ijin edar dan informasi siapa industri farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pendaftar produk obat tersebut serta beberapa informasi lainnya. Nomor ijin edar
yang dipalsukan akan dapat ditelusuri dengan melihat kesesuaian kode nomor
dengan fisik produk serta data pada Badan Pengawas Obat dan Makanan.
a. Kebiasaan membaca responden
Pernyataan ke-8 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya selalu
membaca informasi tentang nomor ijin edar”. Hasil dari kuisioner menyatakan
bahwa 7,5% responden (9 orang) menjawab sangat setuju, 8,3% responden (10
orang) menjawab setuju, 4,2% responden (5 orang) menjawab tidak setuju, dan
80,0% responden (96 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab tidak setuju
pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 84,2%.
Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang kriteria dan tata
laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang nomor izin edar.
b. Persepsi responden mengenai nomor ijin edar
Pernyataan ke-9 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya
informasi tentang nomor ijin edar itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 43,3% responden (52 orang) menjawab sangat setuju, 15,8%
responden (19 orang) menjawab setuju, 26,7% responden (32 orang) menjawab
tidak setuju, dan 14,2% responden (17 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 59,2%. Perlu diketahui
bahwa penggunaan obat yang tidak mencantumkan nomor registrasi sangatlah
beresiko karena kebenaran kandungan dan mutu obat tidak terjamin.
c. Pengetahuan
1) Pendaftaran obat tradisional
Pernyataan ke-10 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tahu
bahwa nomor ijin edar dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan (DEPKES)
dan diawasi oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)”. Hasil
dari kuisioner menyatakan bahwa 10,8% responden (13 orang) menjawab sangat
setuju, 35,0% responden (42 orang) menjawab setuju, 45,0% responden (54
orang) menjawab tidak setuju, dan 9,2% responden (11 orang) menjawab sangat
tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase
sebesar 54,2%.
Berdasarkan keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 pasal 2 ayat (1) tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran
obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka, nomor ijin edar
dikeluarkan dan diawasi oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
2) Melihat obat palsu melalui nomor ijin edar
Pernyataan ke-11 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Dari nomor ijin
edar saya dapat mengetahui obat tersebut palsu atau tidak”. Hasil dari
kuisioner menyatakan bahwa 3,3% responden (4 orang) menjawab sangat setuju,
5,8% responden (7 orang) menjawab setuju, 10,0% responden (12 orang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menjawab tidak setuju, dan 80,8% responden (97 orang) menjawab sangat tidak
setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung
menjawab tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar
90,8%.
Salah satu cara untuk mengetahui obat palsu adalah dengan melihat nomor
ijin edar. Nomor ijin edar yang dipalsukan akan dapat ditelusuri dengan melihat
kesesuaian kode nomor dengan fisik produk serta data pada Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM). Kepentingan adanya nomor ijin edar juga ditegaskan
didalam pertimbangan butir (a) keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan
No. HK.00.05.41.1384 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
3. Nomor batch
Tingkat pemahaman masyarakat tentang nomor batch pada kemasan obat
tradisional, yang meliputi kebiasaan membaca responden, persepsi, dan
pengetahuan responden tergolong rendah.
Tabel IV. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunanmengenai nomor batch
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganSaya selalu membaca informasi tentangnomor batch.
12,5 87,5 TIDAKSETUJU
Bagi saya informasi tentang nomor batchitu tidak penting.
86,7 13,3 SETUJU
Saya tahu bahwa nomor batch digunakanuntuk memudahkan penelusuran jika adaobat yang gagal produksi atau rusak.
4,2 95,8 TIDAKSETUJU
Dari hasil penelitian diperoleh tingkat pemahaman masyarakat tentang
nomor batch sebesar 10,0%. Nomor batch yang tercantum pada kemasan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
juga merupakan hal penting untuk diperhatikan. Nomor batch merupakan kode
yang diberikan oleh industri farmasi yang bertujuan untuk memudahkan
dilakukan penelusuran balik bila terjadi suatu masalah pada produk obat yang
beredar dipasaran, baik masalah keamanan dan ataupun masalah mutu.
a. Kebiasaan membaca responden
Pernyataan ke-12 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya selalu
membaca informasi tentang nomor batch”. Hasil dari kuisioner menyatakan
bahwa 5,0% responden (6 orang) menjawab sangat setuju, 7,5% responden (9
orang) menjawab setuju, 2,5% responden (3 orang) menjawab tidak setuju, dan
85,0% responden (102 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab tidak setuju
pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 87,5%.
Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang kriteria dan tata
laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang nomor batch.
b. Persepsi responden mengenai nomor batch
Pernyataan ke-13 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya
informasi tentang nomor batch itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 71,7% responden (86 orang) menjawab sangat setuju, 15,0%
responden (18 orang) menjawab setuju, 4,2% responden (5 orang) menjawab tidak
setuju, dan 9,2% responden (11 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 86,7%. Sebagian
responden berpendapat bahwa nomor batch merupakan label harga (barcode)
yang biasa mereka temui di toko-toko, sehingga mereka merasa hal tersebut
tidaklah penting untuk diketahui.
c. Pengetahuan
Pernyataan ke-14 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tahu
bahwa nomor batch digunakan untuk memudahkan penelusuran jika ada
obat yang gagal produksi atau rusak”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa
2,5% responden (3 orang) menjawab sangat setuju, 1,7% responden (2 orang)
menjawab setuju, 17,5% responden (21 orang) menjawab tidak setuju, dan 78,3%
responden (94 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab tidak setuju
pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 95,8%. Sebagian besar
responden berpendapat bahwa nomor batch merupakan label harga (barcode)
yang biasa mereka temui di toko-toko.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI, No: 246/Menkes/
Per/V/1990 bab 1 pasal 1 ayat (15) tentang izin usaha industri obat tradisional dan
pendaftaran obat tradisional, nomor batch digunakan untuk memudahkan
dilakukan penelusuran balik bila terjadi suatu masalah pada produk obat yang
beredar dipasaran, baik masalah keamanan dan ataupun masalah mutu.
Jika pada beberapa kemasan obat tradisional memiliki nomor batch yang
sama berarti obat tradisional tersebut diproduksi pada waktu yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Nama produk
Tingkat pemahaman masyarakat tentang informasi nama produk pada
kemasan obat tradisional, yang meliputi : pengetahuan dan kebiasaan membaca
responden tergolong tinggi. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat pemahaman
masyarakat tentang nama produk sebesar 97,1%. Masyarakat lebih percaya dan
lebih memilih obat tradisional yang sudah terkenal dimasyarakat daripada yang
belum, hal ini dikarenakan ketakutan masyarakat akan beredarnya obat tradisional
palsu.
Tabel V. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunan mengenainama produk/merk
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganSaya tahu pada setiap kemasan obattradisional pasti terdapat namaproduk/merk.
94,2 5,8 SETUJU
Saya tidak pernah memperhatikan namaproduk/merk, yang saya perhatikan adalahwarna kemasannya.
- 100,0 TIDAKSETUJU
a. Pengetahuan
Pernyataan ke-15 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tahu pada
setiap kemasan obat tradisional pasti terdapat nama produk/merk”. Hasil
dari kuisioner menyatakan bahwa 81,7% responden (98 orang) menjawab sangat
setuju, 12,5% responden (15 orang) menjawab setuju dan 5,8% responden (7
orang) menjawab tidak setuju,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar responden cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan
persentase sebesar 94,2%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang kriteria dan tata
laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang nama produk atau merk.
b. Kebiasaan membaca responden
Pernyataan ke-16 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tidak
pernah memperhatikan nama produk/merk, yang saya perhatikan adalah
warna kemasannya”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 10,0% responden
(12 orang) menjawab tidak setuju, dan 90,0% responden (108 orang) menjawab
sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden
menjawab tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar
100,0%.
Menurut responden warna kemasan bukanlah indentitas yang baik untuk
diingat dan diperhatikan, karena tak jarang bentuk dan warna kemasan ditiru
produk lain. Tujuannya adalah mendompleng atau mendongkrak popularitas
supaya bisa bersaing dengan produk yang ditiru.
5. Khasiat atau kegunaan
Tingkat pemahaman masyarakat tentang informasi khasiat yang ada pada
kemasan obat tradisional, yang meliputi : kebiasaan membaca responden, persepsi
dan pengetahuan responden tergolong cukup tinggi. Dari hasil penelitian
diperoleh tingkat pemahaman masyarakat tentang informasi khasiat sebesar
77,8%. Indikasi menunjukkan kemanfaatan dari obat yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengobati suatu penyakit. Informasi tentang indikasi berguna untuk panduan
penggunaan obat, termasuk menyaring informasi dari promosi obat yang banyak
dilakukan, sehingga penggunaan obat akan benar sesuai dengan jenis dan kondisi
penderita. Penggunaan obat akan tidak efektif bila tidak sesuai indikasi.
Tabel VI. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunanmengenai khasiat atau kegunaan
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganSaya selalu membaca informasi tentangkhasiat/kegunaan yang ada pada kemasan.
75,0 25,0 SETUJU
Bagi saya informasi tentangkhasiat/kegunaan itu tidak penting.
4,2 95,8 TIDAKSETUJU
Saya tahu setiap bahan penyusun yang adapada kemasan memiliki khasiat/kegunaantersendiri
66,7 33,3 SETUJU
a. Kebiasaan membaca responden
Pernyataan ke-17 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya selalu
membaca informasi tentang khasiat/kegunaan yang ada pada kemasan”.
Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 67,5% responden (81 orang) menjawab
sangat setuju, 7,5% responden (9 orang) menjawab setuju, 10,8% responden (13
orang) menjawab tidak setuju, dan 14,2% responden (17 orang) menjawab sangat
tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar
75,0%. Penggunaan obat dikatakan tepat dan benar jika seorang konsumen cermat
dan kritis terhadap apa yang mereka konsumsi, sehingga didalam penggunaannya
obat dapat menghasilkan efek yang optimal dan meminimalkan potensi resiko.
Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang kriteria dan tata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang khasiat atau kegunaan.
b. Persepsi responden mengenai khasiat atau kegunaan
Pernyataan ke-18 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya
informasi tentang khasiat/kegunaan itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 2,5% responden (3 orang) menjawab sangat setuju, 1,7%
responden (2 orang) menjawab setuju, 2,5% responden (3 orang) menjawab tidak
setuju, dan 93,3% responden (112 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 95,8%. Informasi
tentang indikasi penting untuk diketahui, karena infomasi ini digunakan sebagai
panduan penggunaan obat termasuk menyaring informasi dari promosi obat yang
banyak dilakukan, sehingga penggunaan obat akan benar sesuai dengan jenis dan
kondisi penderita.
c. Pengetahuan
Pernyataan ke-19 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya tahu
setiap bahan penyusun yang ada pada kemasan memiliki khasiat/ kegunaan
tersendiri”. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 46,7% responden (56 orang)
menjawab sangat setuju, 20,0% responden (24 orang) menjawab setuju, 8,3%
responden (10 orang) menjawab tidak setuju, dan 13,3% responden (30 orang)
menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
besar responden cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan
persentase sebesar 66,7%.
Ada sebagian responden (33,3%) cenderung tidak setuju dengan
pernyataan tersebut, menurut Handayani dan Suharmiati (2002), komposisi obat
tradisional yang biasa diproduksi oleh industri obat tradisional dalam bentuk obat
tradisional pada umumnya tersusun dari bahan baku yang sangat banyak dan
bervariasi sehingga memungkinkan terjadinya tumpang tindih pemanfaatan
tanaman obat.
6. Efek samping
Tingkat pemahaman masyarakat tentang informasi efek samping pada
kemasan obat tradisional, yang meliputi : kebiasaan membaca responden, persepsi
dan pengetahuan responden tergolong cukup rendah. Dari hasil penelitian
diperoleh tingkat pemahaman masyarakat tentang informasi efek samping 47,2%.
Sama halnya dengan informasi indikasi pada kemasan obat tradisonal, informasi
tentang efek sampingpun berguna sebagai panduan penggunaan obat, termasuk
menyaring informasi dari promosi obat yang banyak dilakukan, sehingga
penggunaan obat akan benar sesuai dengan jenis dan kondisi penderita.
Tabel VII. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunanmengenai efek samping
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganSaya selalu membaca informasi tentangefek samping.
55,0 45,0 SETUJU
Bagi saya informasi tentang efek sampingitu tidak penting.
39,2 60,8 TIDAKSETUJU
Menurut saya semua obat tradisional tidakmemiliki efek samping.
74,2 25,8 SETUJU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a. Kebiasaan membaca responden
Pernyataan ke-20 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya selalu
membaca informasi tentang efek samping”. Hasil dari kuisioner menyatakan
bahwa 45,0% responden (54 orang) menjawab sangat setuju, 10,0% responden
(12 orang) menjawab setuju, 5,8% responden (7 orang) menjawab tidak setuju,
dan 39,2% responden (47 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju pada
pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 55,0%. Penggunaan obat
dikatakan tepat dan benar jika seorang konsumen cermat dan kritis terhadap apa
yang mereka konsumsi, sehingga didalam penggunaannya obat dapat
menghasilkan efek yang optimal dan meminimalkan potensi resiko.
Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang kriteria dan tata
laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang efek samping.
b. Persepsi responden mengenai efek samping
Pernyataan ke-21 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya
informasi tentang efek samping itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 30,0% responden (36 orang) menjawab sangat setuju, 9,2%
responden (11 orang) menjawab setuju dan 60,8% responden (73 orang)
menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar responden cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dengan persentase sebesar 60,8%. Perlu diketahui bahwa penggunaan obat yang
tidak mencantumkan efek samping sangatlah beresiko karena kebenaran
kandungan dan mutu obat tidak terjamin.
c. Pengetahuan
Pernyataan ke-22 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Menurut saya
semua obat tradisional tidak memiliki efek samping”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 63,3% responden (76 orang) menjawab sangat setuju, 10,8%
responden (13 orang) menjawab setuju, 15,0% responden (18 orang) menjawab
tidak setuju, dan 10,8% responden (13 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 74,2%.
Sebagian besar responden (74,2%) cenderung setuju dengan pernyataan
tersebut, padahal pernyataan tersebut tidaklah benar. Menurut Winata (2003)
sangat keliru bila mengganggap obat tradisional tidak memiliki efek samping,
karena bagaimanapun tanaman obat sebagai bahan baku obat tradisional
mengandung zat kimia yang dapat menimbulkan reaksi saat berinteraksi dengan
tubuh.
7. Cara pemakaian
Tingkat pemahaman masyarakat tentang informasi cara pemakaian pada
kemasan obat tradisional, yang meliputi : kebiasaan membaca responden, persepsi
dan pengetahuan responden tergolong tinggi. Dari hasil penelitian diperoleh
tingkat pemahaman masyarakat tentang cara pemakaian sebesar 88,6%. Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tentang cara pemakaian berguna sebagai panduan penggunaan obat, sehingga
penggunaan obat akan benar sesuai dengan jenis dan kondisi penderita.
Tabel VIII. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunanmengenai cara pemakaian
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganSaya selalu membaca informasi tentangcara pemakaian yang ada pada kemasan.
87,5 12,5 SETUJU
Bagi saya informasi tentang carapemakaian itu tidak penting.
2,5 97,5 TIDAKSETUJU
Bagi saya cara pemakaian untuk semuaobat tradisional sama.
19,2 80,8 TIDAKSETUJU
a. Kebiasaan membaca responden
Pernyataan ke-23 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya selalu
membaca informasi tentang cara pemakaian yang ada pada kemasan”. Hasil
dari kuisioner menyatakan bahwa 85,0% responden (102 orang) menjawab sangat
setuju, 2,5% responden (3 orang) menjawab setuju, 7,5% responden (9 orang)
menjawab tidak setuju, dan 5,0% responden (6 orang) menjawab sangat setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung
menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 87,5%.
Penggunaan obat dikatakan tepat dan benar jika seorang konsumen cermat dan
kritis terhadap apa yang mereka konsumsi, sehingga didalam penggunaannya obat
dapat menghasilkan efek yang optimal dan meminimalkan potensi resiko.
Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang kriteria dan tata
laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang cara pemakaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Persepsi responden mengenai cara pemakaian
Pernyataan ke-24 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya
informasi tentang cara pemakaian itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 0,8% responden (1 orang) menjawab sangat setuju, 1,7%
responden (2 orang) menjawab setuju, 6,7% responden (8 orang) menjawab tidak
setuju dan 90,8% responden (109 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 97,5%.
Menurut Soesilo (1995), suatu obat yang penggunaanya tidak disertai
informasi yang benar dan tepat akan menyebabkan tidak tercapainya sasaran
upaya kesehatan, bahkan dapat memungkinkan terjadinya efek yang merugikan
seperti keracunan dan timbulnya efek samping. Obat akan bermanfaat apabila
digunakan secara tepat dan benar, demikian juga dengan obat tradisional.
c. Pengetahuan
Pernyataan ke-25 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya cara
pemakaian untuk semua obat tradisional sama”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 12,5% responden (15 orang) menjawab sangat setuju, 6,7%
responden (8 orang) menjawab setuju, 12,5% responden (15 orang) menjawab
tidak setuju, dan 68,3% responden (82 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 80,8%.
Dari pernyataan tersebut tidaklah benar jika cara pemakaian semua obat
tradisional sama, cara pemakaian salah satunya harus memperhitungkan faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
usia. Hal ini berkaitan dengan dosis dan indikasi dari obat tradisional tersebut.
Menurut Stoklosa dan Ansel (1996) umur seseorang menjadi pertimbangan dalam
menentukan dosis pemakaian obat utamanya untuk anak-anak dan orang yang
lanjut usia.
8. Keterangan kadaluwarsa
Tingkat pemahaman masyarakat tentang keterangan kadaluwarsa pada
kemasan obat tradisional, yang meliputi : kebiasaan membaca responden, persepsi
dan pengetahuan responden tergolong cukup tinggi. Dari hasil penelitian
diperoleh tingkat pemahaman masyarakat tentang keterangan kadaluwarsa sebesar
74,4%. Menurut Chosin (2001) waktu kadaluwarsa adalah salah satu penanda
yang banyak digunakan sebagai indikator mutu dan keamanan terhadap paparan
waktu.
Tabel IX. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunanmengenai keterangan kadaluwarsa
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganSaya selalu membaca informasi tentangtanggal kadaluawarsa yang ada padakemasan.
64,2 35,8 SETUJU
Bagi saya informasi tentang tanggalkadaluawarsa itu tidak penting.
8,3 91,7 TIDAKSETUJU
Menurut saya semua obat tradisionalmemiliki tanggal kadaluawarsa.
44,2 55,8 TIDAKSETUJU
Menurut saya obat tradisional yang sudahkadaluwarsa masih boleh dikonsumsi.
2,5 97,5 TIDAKSETUJU
a. Kebiasaan membaca responden
Pernyataan ke-26 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya selalu
membaca informasi tentang tanggal kadaluawarsa yang ada pada kemasan”.
Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa 55,8% responden (67 orang) menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sangat setuju, 8,3% responden (10 orang) menjawab setuju, 5,0% responden (6
orang) menjawab tidak setuju, dan 30,8% responden (37 orang) menjawab sangat
tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar
64,2%.
Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang kriteria dan tata
laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang tanggal kadaluwarsa.
b. Persepsi responden mengenai keterangan kadaluwarsa
Pernyataan ke-27 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya
informasi tentang tanggal kadaluawarsa itu tidak penting”. Hasil dari
kuisioner menyatakan bahwa 3,3% responden (4 orang) menjawab sangat setuju,
5,0% responden (6 orang) menjawab setuju, 5,0% responden (6 orang) menjawab
tidak setuju dan 86,7% responden (104 orang) menjawab sangat tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung
menjawab tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar
91,7%. Sangatlah penting untuk selalu memperhatikan tanggal kadaluwarsa pada
kemasan, guna menghindari efek yang merugikan seperti keracunan dan
timbulnya efek samping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Pengetahuan
1) Ada atau tidaknya tanggal kadaluwarsa
Pernyataan ke-28 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Menurut saya
semua obat tradisional memiliki tanggal kadaluawarsa”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 27,5% responden (33 orang) menjawab sangat setuju, 16,7%
responden (20 orang) menjawab setuju, 9,2% responden (11 orang) menjawab
tidak setuju, dan 46,7% responden (56 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 55,8%.
Ada sebagian besar responden (55,8%) menyatakan obat tradisional tidak
memiliki tanggal kadaluwarsa, hal tersebut tidaklah benar karena obat tradisional
dapat mengalami penurunan mutu dan keamanan akibat kondisi lingkungan
penanganan, pengangkutan dan penyimpanan sebelum digunakan (Chosin, 2001).
2) Obat tradisional yang kadaluwarsa
Pernyataan ke-29 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Menurut saya
obat tradisional yang sudah kadaluwarsa masih boleh dikonsumsi”. Hasil
dari kuisioner menyatakan bahwa 2,5% responden (3 orang) menjawab sangat
setuju, 1,7% responden (2 orang) menjawab tidak setuju, dan 95,8% responden
(115 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden cenderung menjawab tidak setuju pada pernyataan
tersebut, dengan persentase sebesar 97,5%. Obat tradisional yang sudah
kadaluwarsa tidak boleh dikonsumsi karena terjadi penurunan mutu dan
keamanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
9. Kontraindikasi
Tingkat pemahaman masyarakat tentang kontraindikasi pada kemasan obat
tradisional, yang meliputi : kebiasaan membaca responden, persepsi dan
pengetahuan responden tergolong cukup rendah. Dari hasil penelitian diperoleh
tingkat pemahaman masyarakat tentang kontraindikasi sebesar 47,7%.
Kebanyakan responden tidak paham tentang informasi kontraindikasi, terutama
pengertian serta manfaat dari informasi kontraindikasi.
Tabel X. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunanmengenai kontraindikasi
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganSaya selalu membaca informasi tentangkontraindikasi.
40,8 59,2 TIDAKSETUJU
Bagi saya informasi tentang kontraindikasiitu tidak penting.
17,5 82,5 TIDAKSETUJU
Menurut saya semua orang boleh minumobat tradisional, walaupun sedang hamildan menyusui atapun mengalami gangguanfungsi organ.
39,2 60,8 TIDAKSETUJU
Menurut saya kontraindikasi sama artinyadengan efek samping.
93,3 6,7 SETUJU
a. Kebiasaan membaca responden
Pernyataan ke-30 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya selalu
membaca informasi tentang kontraindikasi”. Hasil dari kuisioner menyatakan
bahwa 25,8% responden (31 orang) menjawab sangat setuju, 15,0% responden
(18 orang) menjawab setuju, 15,0% responden (18 orang) menjawab tidak setuju,
dan 44,2% responden (53 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab tidak setuju
pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 59,2%. Kebanyakan
responden tidak membaca informasi tentang kontraindikasi, hal ini mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
disebabkan karena ketidakpahaman responden baik itu pengertian maupun
manfaat dari informasi kontraindikasi.
Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang kriteria dan tata
laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang kontraindikasi.
b. Persepsi responden mengenai kontraindikasi
Pernyataan ke-31 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya
informasi tentang kontraindikasi itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 13,3% responden (16 orang) menjawab sangat setuju, 4,2%
responden (5 orang) menjawab setuju, 22,5% responden (27 orang) menjawab
tidak setuju, dan 60,0% responden (72 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 82,5%. Beberapa
responden menganggap informasi tentang kontraindikasi tidak penting karena
responden tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kontraindikasi.
c. Pengetahuan
(1) Penggunaan obat tradisional pada ibu hamil, menyusui atau yang
mengalami gangguan fungsi organ
Pernyataan ke-32 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Menurut saya
semua orang boleh minum obat tradisional, walaupun sedang hamil dan
menyusui atapun mengalami gangguan fungsi organ”. Hasil dari kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menyatakan bahwa 29,2% responden (35 orang) menjawab sangat setuju, 10,0%
responden (12 orang) menjawab setuju, 18,3% responden (22 orang) menjawab
tidak setuju, dan 42,5% responden (51 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 60,8%.
Masih ada responden (39,2)% yang menganggap setiap obat tradisional
aman dikonsumsi oleh wanita hamil dan menyusui ataupun yang mengalami
gangguan fungsi organ. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat masa
kehamilan merupakan masa yang rentan terhadap interaksi atau komplikasi dari
zat atau makanan atau asupan yang masuk terutama bagi janin dalam kandungan.
Suhadi (2000) menyatakan bahwa penggunaan obat tradisional tidak boleh
berlebihan terutama bila seseorang dalam keadaan hamil karena dikhawatirkan
dapat menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan. Begitu juga untuk yang
mengalami gangguan fungsi organ.
(2) Pengertian kontraindikasi
Pernyataan ke-33 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Menurut saya
kontraindikasi sama artinya dengan efek samping”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 80,0% responden (96 orang) menjawab sangat setuju, 13,3%
responden (16 orang) menjawab setuju, 4,2% responden (5 orang) menjawab tidak
setuju, dan 2,5% responden (3 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 93,3%. Kebanyakan
menilai kontraindikasi sama artinya dengan efek samping, hal tersebut tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
benar. Kontraindikasi adalah setiap keadaan, teristimewa setiap keadaan penyakit
yang menyebabkan suatu cara pengobatan tidak tepat atau tidak dikehendaki,
sedangkan efek samping adalah efek lain yang ditimbulkan selain efek utama. Jadi
keliru bila menganggap kontraindikasi sama dengan efek samping.
10. Komposisi
Tingkat pemahaman masyarakat tentang komposisi pada kemasan obat
tradisional, yang meliputi: kebiasaan membaca responden, persepsi dan
pengetahuan responden tergolong tinggi. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat
pemahaman masyarakat tentang komposisi sebesar 78,8%. Banyaknya komponen
penyusun obat tadisional yang ditulis dalam bahasa latin, menjadi salah satu
kendala bagi responden untuk bisa lebih peduli terhadap kegunaan masing-masing
bahan penyusun obat tradisional.
Tabel XI. Pemahaman ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunanmengenai komposisi
Pernyataan SS+S TS+STS KecendrunganSaya selalu membaca informasi tentangkomposisi yang ada pada kemasan.
61,7 38,3 SETUJU
Bagi saya informasi tentang komposisi itutidak penting
21,7 78,3 TIDAKSETUJU
Menurut saya obat tradisional tidak bolehmengandung bahan kimia obat.
95,8 4,2 SETUJU
a. Kebiasaan membaca responden
Pernyataan ke-34 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Saya selalu
membaca informasi tentang komposisi yang ada pada kemasan”. Hasil dari
kuisioner menyatakan bahwa 45,8% responden (55 orang) menjawab sangat
setuju, 15,8% responden (19 orang) menjawab setuju, 12,5% responden (15
orang) menjawab tidak setuju, dan 25,8% responden (31 orang) menjawab sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar
61,7%. Kebanyakan responden (38,3%) tidak membaca informasi tentang
komposisi, hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya komponen penyusun
obat tadisional yang ditulis dalam bahasa latin.
Berdasarkan Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.
HK.00.05.41.1384 tahun 2005 bab V pasal 17 ayat (2) tentang kriteria dan tata
laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
informasi yang tercantum pada pembungkus salah satunya harus berisi informasi
tentang komposisi
b. Persepsi responden mengenai komposisi
Pernyataan ke-35 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Bagi saya
informasi tentang komposisi itu tidak penting”. Hasil dari kuisioner
menyatakan bahwa 6,7% responden (8 orang) menjawab sangat setuju, 15,0%
responden (18 orang) menjawab setuju, 17,5% responden (21 orang) menjawab
tidak setuju, dan 60,8% responden (73 orang) menjawab sangat tidak setuju. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
tidak setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 78,3%. Beberapa
responden menganggap informasi tentang komposisi tidak penting karena
ketidaktahuan responden terhadap kegunaan masing-masing bahan yang
digunakan dalam obat tradisional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Pengetahuan
Pernyataan ke-36 yang tercantum pada kuisioner adalah ”Menurut saya
obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia obat”. Hasil dari
kuisioner menyatakan bahwa 80,8% responden (97 orang) menjawab sangat
setuju, 15,0% responden (18 orang) menjawab setuju, 3,3% responden (4 orang)
menjawab tidak setuju, dan 0,8% responden (1 orang) menjawab sangat tidak
setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung
menjawab setuju pada pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 95,8%.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI, No: 246/Menkes/
Per/V/1990 bab V pasal (23) butir (c) tentang izin usaha industri obat tradisional
dan pendaftaran obat tradisional, obat tradisional tidak boleh mengandung bahan
kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat sebagai obat.
11. Evaluasi pemahaman informasi pada kemasan secara keseluruhan
Pada penelitian ini didapat persen pemahaman terhadap informasi pada
kemasan obat tradisional secara keseluruhan di Kelurahan Wirogunan yakni
55,6%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Wisely (2008) didapat persen
pemahaman terhadap informasi pada kemasan obat tradisional secara total di Desa
Maguwoharjo yakni 69,3%. Tingkat pemahaman terhadap informasi pada
kemasan obat tradisional di Desa Maguwoharjo lebih tinggi dibandingkan dengan
Kelurahan Wirogunan. Hal ini dapat disebabkan adanya Puskesmas di Desa
Maguwoharjo, di mana Puskesmas yang terletak di Dusun Nanggulan ini
memiliki program pembinaan pengobatan tradisional dan telah tersertifikasi oleh
ISO 9001:2000 sedangkan di Kelurahan Wirogunan tidak terdapat fasilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
kesehatan yang memadai seperti Rumah Sakit dan Puskesmas. Pola penggunaan
obat tradisional di desa lebih banyak dibandingkan di kota, hal ini dapat
disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi ekonomi dan pendidikan di wilayah
desa dan kota. Semakin tinggi tingkat ekonomi suatu masyarakat, maka
kecenderungan dalam memakai obat tradisional akan semakin menurun,
sedangkan semakin rendah tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka
kecenderungan dalam memakai obat tradisional akan semakin naik (Supardi,
2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Profil ibu-ibu responden di Kelurahan Wirogunan adalah berusia 26-30 tahun
(26,7%), bertingkat pendidikan lulus SLTA atau sederajat (48,3%), pekerjaan
ibu rumah tangga (51,7%), dengan pengeluaran per bulan <Rp.1.500.000,-
(59,2%).
2. Pemahaman masyarakat terhadap informasi pada kemasan obat tradisional
tergolong tinggi untuk nama produk (97,1%), indikasi (88,6%), keterangan
kadaluwarsa (74,4%), cara pemakaian (88,6%) dan komposisi (78,8%).
Sedangkan yang masih tergolong rendah adalah logo (4,8%), nomor batch
(10,0%), efek samping (47,2%), kontraindikasi (47,7%) dan nomor ijin edar
(30,0%). Hasil evaluasi terhadap informasi pada kemasan obat tradisonal
secara keseluruhan di Kelurahan Wirogunan adalah persen pemahaman ibu-
ibu sebesar 55,6%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai informasi pada kemasan
obat tradisional di berbagai daerah oleh tenaga kesehatan khususnya apoteker.
2. Perlu dilakukan pemerataan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah
Sakit di Indonesia oleh pemerintah guna meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan di seluruh Indonesia.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3. Perlu dilakukan penelitian sejenis di seluruh wilayah Indonesia agar
didapatkan gambaran mengenai pemahaman masyarakat seluruh Indonesia
terhadap kemasan obat tradisional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1990, Keputusan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/Per/V/1990tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional Dan Pendaftaran ObatTradisional, Departemen Kesehatan Republik Indoensia, Jakarta
Anonim, 1994, Good Pharmacy Practice : in Community and Hospital PharmacySetting, WHO/Pharm./DAP 96.1
Anonim, 2004, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan RepublikIndonesia No. HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan PokokPengelompokkan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, BadanPengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2005, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan RepublikIndonesia No. HK.00.05.4.1380 tentang Pedoman Cara Pembuatan ObatTradisional Yang Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan RepublikIndonesia, Jakarta
Anonim, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009Tentang Kesehatan, http://www.komisiinformasi.go.id/assets/data/arsip/UU_36_Tahun_2009.pdf, diakses tanggal 10 Agustus 2010
Azwar, S., 1988, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi I, PustakaPelajar, Yogyakarta
Chosin, A., 2001, Kajian Waktu Dasaluwarsa Obat Tradisional Bentuk Serbuk,Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,http//digilib.litbang.depkes.go.id/, diakses tanggal 4 agustus 2008
Hakim, L., 2002, Kajian Strategis Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan
Obat Alam Indonesia, Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat
Indonesia XXI, 9-17, Universitas Surabaya, Surabaya
Handayani, L., dan Suharmiati, 2002, Meracik Obat Tradisional Secara Rasional,Medika, Vol. XXVIII, Tahun 2002, 648-651
Holt, G. A., dan Hall, L., 1990, The Self-Care Movement, Handbook of
Nonprescription Drugs, 9th
edition, 1-10, AphA, Washington D.C
Notoadmojo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, P.T. Rineka Cipta,Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, 133-151, 205-217,Rhineka Cipta, Jakarta
Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan, Cetakan 5, 89-107, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta
Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan, 1-9,54-79, UGM Press, Yogyakarta.
Schwartz, W.K., & Hoopes, JM., 1990, Patient Assesment and Drug Consultatin,
Handbook of Non Prescription Drugs, 9th
edition, 11-20, AphA,Washington D.C
Sevilla, C. G., Ochave, J. A., Punsalo, T. E., Regala B. P., and Uriarte, G. G.,1993, Pengantar Metode Penelitian, diterjemahkan oleh Tuwu, A., Edisi I,UI Press, Jakarta
Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, 7-32, Gramedia Widiasaranai Indonesia,Jakarta
Soedibyo, B. R. A. Mooryati, 1998, Alam Sumber Kesehatan dan kegunaannya,1-11, Balai Pustaka, Jakarta
Supardi, S., 2001, Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan ObatTradisional dalam Pengobatan Sendiri di Indonesia,
http://digilib.litbang.depkes.go.id/files/disk1/28/jkpkbppk-gdl-grey-2003-sudibyo-1393-obat-sudibyo.pdf, diakses tanggal 7 Juni 2010
Soesilo, S., 1995, Perkembangan dan Pelaksanaan Kebijakan Obat Nasional diIndonesia, 2-3, UGM, Yogyakarta
Stoklosa, M. J., and Ansel, H. C., 1996, Pharmaceutical Calculations, 10th
edition, 57-77, William and Willkins, USA
Suhadi, R., 2000, Keluarga Sehat dengan Biaya Murah Melalui Sistem PerawatanSendiri, Seri Menyongsong Milenium ke-3, Mencegah Penyakit LebihMurah daripada Mengobati Penyakit, 95-111, USD, Yogyakarta
Winata, S. D., 2003, Cara Bijak Menggunakan Obat Herbal, Meditek, Vol. XI,Tahun 2002, 50-55
Wisely, 2008, Studi tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasar Kemasan dan
Motivasi Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada
Masyarakat Desa Maguwohardjo Depok Sleman, skripsi USD, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
Kuisioner
Alamat : ……………
Umur : ……………
Pekerjaan : ……………
Tingkat Pendidikan Terakhir : ……………
Pengeluaran per bulan : a. < 1.500.000
1.500.000 – 2.500.000
2.500.000 – 3.500.000
>3.500.000
PENGETAHUAN TENTANG KEMASAN OBAT TRADISIONAL
Petunjuk
Baca dan pahami setiap pernyataan dengan baik kemudian berilah tanda (X)
pada kolom yang telah tersedia. Pilihan jawaban atas pernyataan-pernyataan
tersebut adalah sebagai berikut :
STS : bila Anda menjawab Sangat Tidak Setuju terhadap pertanyaan
TS : bila Anda menjawab Tidak Setuju terhadap pertanyaan
S : bila Anda menjawab Setuju terhadap pertanyaan
SS : bila Anda menjawab Sangat Setuju terhadap pertanyaan
Jawaban yang diberikan tidak akan mendapat penilaian BENAR atau SALAH,
sebab jawaban yang paling benar adalah yang sesuai dengan apa yang Anda
ketahui.
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Saya cinta kebudayaan Indonesia X
Contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No Pernyataan SS S TS STS
1. Ada 3 macam obat tradisional yang saya kenal, yaitu: Jamu,Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.
2.
Saya tidak tahu logo diatas adalah logo Jamu.Logo Jamu yang saya kenal seperti logo dibawah.
3.
Saya tahu ini adalah logo Obat Herbal Terstandar.
4.
Saya tahu ini adalah logo Fitofarmaka.
5. Saya tidak tahu bahwa Jamu belum teruji keamanan dankhasiatnya, baik pada hewan uji (praklinis) maupun manusia(klinis).
6. Saya tidak tahu bahwa Obat Herbal Terstandar sudah terujikeamanan dan khasiatnya pada hewan uji (praklinis)
7. Saya tidak tahu bahwa Fitofarmaka sudah teruji keamanandan khasiatnya, baik pada hewan uji (praklinis) maupunmanusia (klinis).
8. Saya selalu membaca informasi tentang nomor ijin edar.9. Bagi saya informasi tentang nomor ijin edar itu tidak
penting.10. Saya tahu bahwa nomor ijin edar dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan (DEPKES) dan diawasi oleh BadanPengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
11. Dari nomor ijin edar saya dapat mengetahui obat tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
palsu atau tidak.12. Saya selalu membaca informasi tentang nomor batch.13. Bagi saya informasi tentang nomor batch itu tidak penting.14. Saya tahu bahwa nomor batch digunakan untuk
memudahkan penelusuran jika ada obat yang gagal produksiatau rusak.
15. Saya tahu pada setiap kemasan obat tradisional pasti terdapatnama produk/merk.
16. Saya tidak pernah memperhatikan nama produk/merk, yangsaya perhatikan adalah warna kemasannya.
17. Saya selalu membaca informasi tentang khasiat/kegunaanyang ada pada kemasan.
18. Bagi saya informasi tentang khasiat/kegunaan itu tidakpenting.
19. Saya tahu setiap bahan penyusun yang ada pada kemasanmemiliki khasiat/kegunaan tersendiri
20. Saya selalu membaca informasi tentang efek samping.21. Bagi saya informasi tentang efek samping itu tidak penting.22. Menurut saya semua obat tradisional tidak memiliki efek
samping.23. Saya selalu membaca informasi tentang cara pemakaian
yang ada pada kemasan.24. Bagi saya informasi tentang cara pemakaian itu tidak
penting.25. Bagi saya cara pemakaian untuk semua obat tradisional
sama.26. Saya selalu membaca informasi tentang tanggal
kadaluawarsa yang ada pada kemasan.27. Bagi saya informasi tentang tanggal kadaluawarsa itu tidak
penting.28. Menurut saya semua obat tradisional memiliki tanggal
kadaluawarsa.29. Menurut saya obat tradisional yang sudah kadaluwarsa
masih boleh dikonsumsi.30. Saya selalu membaca informasi tentang kontraindikasi.31. Bagi saya informasi tentang kontraindikasi itu tidak penting.32. Menurut saya semua orang boleh minum obat tradisional,
walaupun sedang hamil dan menyusui atapun mengalamigangguan fungsi organ.
33. Menurut saya kontraindikasi sama artinya dengan efeksamping.
34. Saya selalu membaca informasi tentang komposisi yang adapada kemasan.
35. Bagi saya informasi tentang komposisi itu tidak penting36. Menurut saya obat tradisional tidak boleh mengandung
bahan kimia obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 2. Perhitungan jumlah sampel
Jumlah wanita usia 26 sampai 60 tahun
No. Kelompok umur Jumlah (P) *)
1. 26-35 1.4012. 36-45 1.3163. 46-55 9514. 56-60 264
Total 3932
Keterangan : *)Jumlah penduduk tahun 2009, Sumber : Kelurahan Wirogunan
n : besar sampel yang diambil
N : besar populasi
d : tingkat signifikansi (10 %)
Perhitungan jumlah sampel minimal yang diambil:
≈ 98, diambil 120 sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 3. Lokasi penelitian di Kelurahan Wirogunan
Pedukuhan LokasiBintaran RW 01/RT 02
RW 01/RT 03RW 02/RT 04RW 02/RT 06RW 03/RT 08RW 03/RT 09RW 03/RT 10
Surokarsan RW 04/RT 15RW 05/RT 16RW 05/RT 18RW 06/RT 20RW 06/RT 21RW 07/RT 24
Wirogunan RW 09/RT 29RW 10/RT 32
Joyonegaran RW 11/RT 36RW 12/RT 38RW 12/RT 39
Mergang Lor RW 14/RT 46RW 16/RT 50RW 16/RT 51
Nyutran RW 18/RT 57RW 19/RT 59RW 19/RT 61RW 20/RT 62RW 21/RT 65RW 21/RT 66RW 21/RT 67
Mergangsan Kidul RW 24/RT 74RW 24/RT 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 4. Karakteristik responden
NO USIA(TAHUN)
ALAMAT PENDIDIKAN PEKERJAAN PENGELUARAN
1 29 BINTARAN SLTA IRT <1.500.0002 30 BINTARAN SD IRT <1.500.0003 35 BINTARAN SMP SWASTA <1.500.0004 32 BINTARAN D3 PNS 1.500.000-2.500.0005 56 BINTARAN SMU IRT 1.500.000-2.500.0006 42 BINTARAN SD IRT <1.500.0007 46 BINTARAN SD IRT <1.500.0008 28 BINTARAN S2 DOSEN >3.500.0009 27 BINTARAN SLTA SWASTA <1.500.00010 33 BINTARAN SLTA DAGANG 1.500.000-2.500.00011 35 BINTARAN SD IRT <1.500.00012 37 BINTARAN SMP IRT <1.500.00013 51 BINTARAN SMP IRT 2.500.000-3.500.00014 28 BINTARAN SLTA DAGANG 1.500.000-2.500.00015 34 BINTARAN SLTA SWASTA <1.500.00016 26 BINTARAN SMP IRT <1.500.00017 48 BINTARAN SD IRT 1.500.000-2.500.00018 44 BINTARAN S1 WIRASWASTA 2.500.000-3.500.00019 28 BINTARAN SLTA SWASTA 1.500.000-2.500.00020 28 BINTARAN SMA IRT <1.500.00021 35 BINTARAN SMU GURU <1.500.00022 32 BINTARAN SMA IRT 1.500.000-2.500.00023 38 BINTARAN SMA SWASTA <1.500.00024 36 BINTARAN SLTA SWASTA <1.500.00025 41 BINTARAN SMP IRT <1.500.00026 52 BINTARAN SLTA IRT <1.500.00027 32 BINTARAN S1 DOKTER 2.500.000-3.500.00028 36 BINTARAN SLTA IRT <1.500.00029 39 SUROKARSAN SMP BURUH <1.500.00030 28 SUROKARSAN SLTA IRT >3.500.00031 26 SUROKARSAN SLTP IRT 1.500.000-2.500.00032 45 SUROKARSAN SMK IRT <1.500.00033 56 SUROKARSAN SLTA WIRASWASTA >3.500.00034 41 SUROKARSAN SMEA IRT 1.500.000-2.500.00035 35 SUROKARSAN SMA IRT <1.500.00036 31 SUROKARSAN SMA IRT <1.500.00037 38 SUROKARSAN SMA SWASTA <1.500.00038 26 SUROKARSAN S1 GURU >3.500.00039 29 SUROKARSAN D3 IRT <1.500.00040 43 SUROKARSAN SLTA SWASTA 1.500.000-2.500.00041 42 SUROKARSAN SMK IRT <1.500.00042 36 SUROKARSAN SMK WIRASWASTA <1.500.00043 38 SUROKARSAN SMP IRT <1.500.00044 31 SUROKARSAN SD IRT <1.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
45 53 SUROKARSAN SMA IRT 2.500.000-3.500.00046 44 SUROKARSAN SD IRT <1.500.00047 39 SUROKARSAN SD IRT <1.500.00048 27 SUROKARSAN SD IRT <1.500.00049 34 SUROKARSAN SD IRT <1.500.00050 34 SUROKARSAN SMA DAGANG >3.500.00051 30 SUROKARSAN SLTA WIRASWASTA <1.500.00052 47 SUROKARSAN SD IRT <1.500.00053 40 WIROGUNAN D3 IRT 1.500.000-2.500.00054 51 WIROGUNAN SMP IRT <1.500.00055 34 WIROGUNAN S1 PNS 1.500.000-2.500.00056 39 WIROGUNAN S1 SWASTA 2.500.000-3.500.00057 42 WIROGUNAN SLTA IRT <1.500.00058 46 WIROGUNAN SMA WIRASWASTA >3.500.00059 52 WIROGUNAN SMP BURUH <1.500.00060 57 WIROGUNAN SD PENSIUNAN 1.500.000-2.500.00061 28 JOYONEGARAN SMA GURU 2.500.000-3.500.00062 35 JOYONEGARAN SMEA DAGANG 2.500.000-3.500.00063 36 JOYONEGARAN SMK GURU 1.500.000-2.500.00064 46 JOYONEGARAN SMK IRT 1.500.000-2.500.00065 32 JOYONEGARAN SLTA IRT 1.500.000-2.500.00066 56 JOYONEGARAN D3 PENSIUNAN 1.500.000-2.500.00067 30 JOYONEGARAN SMP BURUH <1.500.00068 28 JOYONEGARAN SLTA IRT 1.500.000-2.500.00069 27 JOYONEGARAN SMP IRT <1.500.00070 37 JOYONEGARAN SMP IRT <1.500.00071 32 JOYONEGARAN SMP IRT <1.500.00072 46 JOYONEGARAN SLTA IRT <1.500.00073 48 MERGANG LOR SMA IRT <1.500.00074 42 MERGANG LOR SMU IRT 2.500.000-3.500.00075 59 MERGANG LOR SLTA IRT 1.500.000-2.500.00076 41 MERGANG LOR SMP IRT <1.500.00077 53 MERGANG LOR SMP SWASTA <1.500.00078 29 MERGANG LOR SLTP IRT 1.500.000-2.500.00079 44 MERGANG LOR SMP IRT <1.500.00080 29 MERGANG LOR SMP IRT <1.500.00081 31 MERGANG LOR SD IRT <1.500.00082 33 MERGANG LOR S1 IRT >3.500.00083 50 MERGANG LOR SLTA GURU 1.500.000-2.500.00084 28 MERGANG LOR SMA PNS 2.500.000-3.500.00085 27 NYUTRAN SMU IRT <1.500.00086 27 NYUTRAN SMA SWASTA <1.500.00087 30 NYUTRAN SD IRT <1.500.00088 33 NYUTRAN SMP DAGANG <1.500.00089 56 NYUTRAN SMU IRT 1.500.000-2.500.00090 55 NYUTRAN SD IRT <1.500.00091 41 NYUTRAN SD IRT <1.500.00092 40 NYUTRAN SLTP WIRASWASTA >3.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
93 28 NYUTRAN SLTA SWASTA <1.500.00094 28 NYUTRAN SMK WIRASWASTA <1.500.00095 29 NYUTRAN D3 GURU <1.500.00096 32 NYUTRAN S1 DOSEN 2.500.000-3.500.00097 36 NYUTRAN SLTA IRT 1.500.000-2.500.00098 45 NYUTRAN SMP BURUH <1.500.00099 56 NYUTRAN SMP BURUH <1.500.000100 45 NYUTRAN SLTP BURUH <1.500.000101 51 NYUTRAN SMP SWASTA <1.500.000102 53 NYUTRAN SLTA DAGANG >3.500.000103 28 NYUTRAN SMEA GURU 2.500.000-3.500.000104 27 NYUTRAN SMA SWASTA <1.500.000105 41 NYUTRAN SMA IRT <1.500.000106 39 NYUTRAN SMA IRT <1.500.000107 40 NYUTRAN S1 DOKTER >3.500.000108 49 NYUTRAN D3 DAGANG 2.500.000-3.500.000109 53 NYUTRAN SARJANA
MUDASWASTA 2.500.000-3.500.000
110 29 NYUTRAN SMEA SWASTA <1.500.000111 42 NYUTRAN SMA PNS <1.500.000112 35 NYUTRAN SD IRT <1.500.000113 57 MERGANGSAN
KIDULSD IRT <1.500.000
114 54 MERGANGSANKIDUL
SMP BURUH <1.500.000
115 41 MERGANGSANKIDUL
SLTA IRT 1.500.000-2.500.000
116 43 MERGANGSANKIDUL
SLTP SWASTA 2.500.000-3.500.000
117 28 MERGANGSANKIDUL
SMK SWASTA <1.500.000
118 29 MERGANGSANKIDUL
SLTA IRT <1.500.000
119 36 MERGANGSANKIDUL
SMEA DAGANG 1.500.000-2.500.000
120 40 MERGANGSANKIDUL
SLTP BURUH <1.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 5. Hasil kuisioner pemahaman tentang kemasan obat tradisional
No Pernyataan SS S TS STS1. Ada 3 macam obat tradisional yang saya kenal, yaitu:
Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.3
2,54
3,310990,8
43,3
2.
Saya tidak tahu logo diatas adalah logo Jamu.Logo Jamu yang saya kenal seperti logo dibawah.
9276,7
2117,5
54,2
21,7
3.
Saya tahu ini adalah logo Obat Herbal Terstandar.
21,7
10,8
119,2
10688,3
4.
Saya tahu ini adalah logo Fitofarmaka.
10,8
43,3
54,2
11091,7
5. Saya tidak tahu bahwa Jamu belum teruji keamanandan khasiatnya, baik pada hewan uji (praklinis)maupun manusia (klinis).
9377,5
1613.3
54,2
97,5
6. Saya tidak tahu bahwa Obat Herbal Terstandar sudahteruji keamanan dan khasiatnya pada hewan uji(praklinis)
10587,5
108,3
32,5
21,7
7. Saya tidak tahu bahwa Fitofarmaka sudah terujikeamanan dan khasiatnya, baik pada hewan uji(praklinis) maupun manusia (klinis).
11696,7
21,7
- 21,7
8. Saya selalu membaca informasi tentang nomor ijinedar.
97,5
108,3
54,2
9680,0
9. Bagi saya informasi tentang nomor ijin edar itu tidakpenting.
5243,3
1915,8
3226,7
1714,2
10. Saya tahu bahwa nomor ijin edar dikeluarkan olehDepartemen Kesehatan (DEPKES) dan diawasi oleh
1310,8
4235,0
5445,0
119,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).11. Dari nomor ijin edar saya dapat mengetahui obat
tersebut palsu atau tidak.4
3,37
5,812
10,097
80,812. Saya selalu membaca informasi tentang nomor batch. 6
5,09
7,53
2,510285,0
13. Bagi saya informasi tentang nomor batch itu tidakpenting.
8671,7
1815,0
54,2
119,2
14. Saya tahu bahwa nomor batch digunakan untukmemudahkan penelusuran jika ada obat yang gagalproduksi atau rusak.
32,5
21,7
2117,5
9478,3
15. Saya tahu pada setiap kemasan obat tradisional pastiterdapat nama produk/merk.
9881,7
1512,5
75,8
-
16. Saya tidak pernah memperhatikan nama produk/merk,yang saya perhatikan adalah warna kemasannya.
- - 1210,0
10890,0
17. Saya selalu membaca informasi tentangkhasiat/kegunaan yang ada pada kemasan.
8167,5
97,5
1310,3
1714,2
18. Bagi saya informasi tentang khasiat/kegunaan itu tidakpenting.
32,5
21,7
32,5
11293,3
19. Saya tahu setiap bahan penyusun yang ada padakemasan memiliki khasiat/kegunaan tersendiri
5646,7
2420,0
108,3
3013,3
20. Saya selalu membaca informasi tentang efek samping. 5445,0
1210,0
75,8
4739,2
21. Bagi saya informasi tentang efek samping itu tidakpenting.
3630,0
119,2
- 7360,8
22. Menurut saya semua obat tradisional tidak memilikiefek samping.
7663,3
1310,8
1815,0
1310,8
23. Saya selalu membaca informasi tentang carapemakaian yang ada pada kemasan.
10285,0
32,5
97,5
65,0
24. Bagi saya informasi tentang cara pemakaian itu tidakpenting.
10,8
21,7
86,7
10990,8
25. Bagi saya cara pemakaian untuk semua obattradisional sama.
1512,5
86,7
1512,5
8268,3
26. Saya selalu membaca informasi tentang tanggalkadaluawarsa yang ada pada kemasan.
6755,8
108,3
65,0
3730,8
27. Bagi saya informasi tentang tanggal kadaluawarsa itutidak penting.
43,3
65,0
65,0
10486,7
28. Menurut saya semua obat tradisional memiliki tanggalkadaluawarsa.
3327,5
2016,7
119,2
5646,7
29. Menurut saya obat tradisional yang sudah kadaluwarsamasih boleh dikonsumsi.
32,5
- 21,7
11595,8
30. Saya selalu membaca informasi tentang kontraindikasi. 3125,8
1815,0
1815,0
5344,2
31. Bagi saya informasi tentang kontraindikasi itu tidakpenting.
1613,3
54,2
2722,5
7260,0
32. Menurut saya semua orang boleh minum obattradisional, walaupun sedang hamil dan menyusuiatapun mengalami gangguan fungsi organ.
3529,2
1210,0
2218,3
5142,5
33. Menurut saya kontraindikasi sama artinya dengan efek 96 16 5 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
samping. 80,0 13,3 4,2 2,534. Saya selalu membaca informasi tentang komposisi
yang ada pada kemasan.55
45,819
15,815
12,531
25,835. Bagi saya informasi tentang komposisi itu tidak
penting8
6,718
15,021
17,573
60,836. Menurut saya obat tradisional tidak boleh mengandung
bahan kimia obat.97
80,818
15,04
3,31
0,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 6. Izin dinas perizinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BIOGRAFI PENULIS
Agus Kadarman, merupakan anak kedua dari
pasangan Jong Tek Hwa BA (Alm) dan Moek Ting
Soen. Lahir di Yogjakarta, pada tanggal 2 Maret 1987.
Pendidikan awal dimulai di Taman Kanak-Kanak
Pangudi Luhur, Yogyakarta pada tahun 1992-1993,
Sekolah Dasar Pangudi Luhur, Yogyakarta pada tahun
1993-1999. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Negeri 1 (satu), Yogyakarta pada tahun 1999-2002. Kemudian naik ke jenjang
Sekolah Menengah Umum Negeri 9 (sembilan), Yogyakarta pada tahun 2002-
2005. Selanjutnya pada tahun 2005 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan
Tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan masa
studi pada tahun 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI