PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileoptimasi proses pencampuran lotion virgin...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileoptimasi proses pencampuran lotion virgin...
OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL DENGAN KAJIAN PENELITIAN
KECEPATAN PUTAR MIXER DAN WAKTU PENCAMPURAN MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm )
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
I Made Soma Putra Antar Nusa
NIM : 058114035
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL DENGAN KAJIAN PENELITIAN
KECEPATAN PUTAR MIXER DAN WAKTU PENCAMPURAN MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm )
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
I Made Soma Putra Antar Nusa
NIM : 058114035
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanggal 21 Agustus 2009
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Yeremia 29 : 11
Karya ini dengan segenap hati, segenap akal budi dan segenap kekuatan kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia-Nya Kedua orang tuaku, sebagai ungkapan bakti dan
hormatku. Semua orang yang kukasihi
Angkatanku, angkatan 2005 Dan Almamaterku.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : I Made Soma Putra Antar Nusa Nomor Mahasiswa : 058114035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL DENGAN KAJIAN PENELITIAN
KECEPATAN PUTAR MIXER DAN WAKTU PENCAMPURAN MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta. Pada Tanggal: 21 Agustus 2009 Yang menyatakan,
I Made Soma Putra Antar Nusa
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur, sembah dan hormat, kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab
oleh karena kasih karunia-Nya penulis dimampukan untuk menyelesaikan
penelitian dan skripsi yang berjudul “Optimasi Proses Pencampuran Lotion Virgin
Coconut Oil dengan Kajian Penelitian Kecepatan Putar Mixer dan Waktu
Pencampuran Menggunakan Metode Desain Faktorial”. Penyusunan skripsi ini
dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana farmasi
(S. Farm) dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Peneliti mampu menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, juga
karena didukung oleh banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
tak lupa ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Mama, Papa, Mbak Prima, dan Pakde Sugeng yang selalu mendoakan,
mendukung, memberi semangat dan atas perhatiannya selama ini terhadap
penulis.
2. Romo Petrus Sunu Hardiyanta SJ, M.Sc., dan Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si.,
Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan dedikasi
untuk membimbing, memberi saran, dan kritik yang membangun bagi penulis.
3. Ibu Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt dan Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti,
M. Pharm., Apt., atas dedikasi dan kesediaannya untuk meluangkan waktu
sebagai dosen penguji, sekaligus memberikan kritik dan saran yang
membangun bagi penulis.
4. Ibu Rita Suhadi M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Semua dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas bimbingannya
selama ini.
6. Ade dan Berto atas suka duka, kerjasama, bantuan, kebersamaan, dan
dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman UKK-A (Dani, Nixon, Yoyok, Berto, Erlin, Sinta, Sekar, Imel,
Ani, Ana, David, Inuz, Mia, Dewi, Happy, Adrian, Prima, Rini, Budi, Agus,
Widi.) yang memberi dukungan dan semangat.
8. Teman-teman di kontrakan, Agus, Wisely, Hadian dan Fian atas bantuannya
selama ini.
9. Teman-temanku di kelas A 2005 atas dukungannya selama ini dan teman-
teman angkatan 2005 atas kekompakan dan kebersamaan kita selama ini.
10. Teman-teman di lab Farmasi Fisika (Ong, Omega, Pan-pan, Tyas, Suci) dan
Jovan atas kerjasama dan bantuanya.
11. Mas Agung, Pak Musiffin, Mas sigit, Mas Ottok dan Mas Iswandi, serta
laboran-laboran lain atas dukungan dan bantuannya.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini
mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan
skripsi ini, semoga penelitian dan skripsi ini berguna bagi ilmu pengetahuan.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Agustus 2009
Penulis
I Made Soma Putra Antar Nusa
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari kecepatan putar mixer dan waktu pencampuran atau interaksi antara keduanya yang paling berpengaruh dominan terhadap sifat fisik dan stabilitas lotion yang dihasilkan. Formula yang akan dioptimasi adalah formula optimum yang telah diperoleh pada penelitian Hartanto (2007).
Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental murni menggunakan metode desain faktorial. Subyek dalam penelitian ini adalah lotion VCO. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecepatan putar mixer dan lama pencampuran. Berturut-turut,level rendah dan tinggi yang digunakan adalah, untuk kecepatan putar mixer, 500 rpm dan 700 rpm, dan untuk lama pencampuran 10 menit dan 20 menit. Variabel tergantung adalah daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas, stabilitas setelah penyimpanan selama satu bulan, dan ukuran droplet. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan menggunakan yate’s treatment dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan percobaan diperoleh hasil yang menunjukan. Kecepatan putar dominan dalam menentukan respon daya sebar dan viskositas lotion VCO. Untuk respon ukuran droplet, pergeseran viskositas, dan pergeseran ukuran droplet tidak dipengaruhi oleh kecepatan putar, waktu pencampuran atau interaksi antara keduanya. Melalui superimposed contour plot, dapat diketahui area optimum dari daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas yang diperkirakan sebagai proses pencampuran optimum pada level yang diteliti.
Kata kunci : lotion, virgin coconut oil, kecepatan putar mixer, waktu
pencampuran, desain faktorial.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABTRACT The aim of this study was to determine the effect of mixing rate and mixing duration or interaction of both which have dominant influence to physical properties and stability of the lotion produced. The optimized formula used is the optimum formula from Hartanto’s (2007) study. This study was an experimental research, by using factorial design method. The subject in this study was VCO lotion. The independent variable of this study were mixing rate and mixing duration. High level and low level used for mixing rate were 500 rpm and 700 rpm, and for mixing duration were 10 minutes and 20 minutes, respectively. Whereas, the dependent variables were spreadibility, viscosity, viscosity shift, stabilization after one month storage, and droplet’s size. The study data result was analyzed statistically by applying Yate’s treatment with 95% of confidence. The experiment showed that mixing duration and mixing rate influence VCO lotion physical characteristic and physical stabilization. The mixing rate was dominant in determining the spreadibility response and VCO lotion viscosity. Droplet’s size, viscosity shift, and droplet’s size shift was not affected by mixing rate and mixing duration or interaction of both. Contour plot superimposed showed the area of the spreadibility, viscosity, and which was assumed as the optimum mixing process on the level studied. Keyword: lotion, virgin coconut oil, mixing rate, mixing duration, factorial
design.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….....................i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….........iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………...........v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .........................................vi
PRAKATA…………………………………………………………………...……..…vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………..…...….ix
INTISARI…………………………………………………………………..………..….x
ABSTRAK………………………………………………………………...…..…...…..xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...…...xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………...……….….xvi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….......xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………...xviii
BAB I. PENGANTAR…………………………………………………………….........1
A. Latar Belakang…………………………………………………….......................1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………………..…..3
C. Manfaat Penelitian.…………………………………………………………..…...3
D. Keaslian Penelitian.…………………………………………………………..…..3
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..…..4
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………………………..5
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Virgin Coconut Oil……………………………...…………………………..……5
B. Emulsi……………….......……………………………………………….…….…6
C. Lotion………………………………………………………………...….……….7
D. Moisturizer……………………………………………………...………….…….8
E. Pencampuran……………………………………………………...…….………..9
F. Pembentukan Droplet…………………………………………………………….9
G. Mixer……………………………………………………...………….…………12
H. Uji Sifat Fisik………...……………………………………………….………...13
1. Daya Sebar………………………………………………………….....13
2. Viskositas…………………………………………………………......13
H. Stabilitas Emulsi...................................................................................................14
1. Creaming...............................................................................................14
2. Flokulasi................................................................................................15
3. Koalesen................................................................................................15
4. Inversi....................................................................................................16
I. Mikromeritik........................................................................................................17
J. Metode Desain Faktorial......................................................................................18
K. Landasan Teori.....................................................................................................19
L. Hipotesis………………………………………………………………………...21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………….……….22
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………………...…22
B. Variabel Dalam Penelitian…………………...…………………………………22
C. Devinisi Oprasional……………………………………………………….…….22
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Bahan dan Alat Penelitian……………………………………...……………….24
1. Bahan Penelitian………………………………………………………24
2. Alat Penelitian……………………………………………..………….24
E. Tata Cara Penelitian…………………………………………………………….24
1. Formula………………………………………………………………..24
2. Pembuatan Lotion……………………………………………………..25
3. Penentuan Tipe Emulsi Lotion VCO………………………………….25
4. Pengujian Daya Sebar……………………………………………..…..26
5. Pengujian Viskositas………………………………………………….26
6. Mikromeritik…………………………………………………………..27
7. Pengujian Stabilitas…………………………………………...………27
F. Analisis Hasil………………………………………………………...…………27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………..………………………………….30
A. Pembuatan Lotion Virgin Coconut Oil (VCO).....................................................30
B. Penentuan Tipe Emulsi Lotion VCO....................................................................33
1. Penambahan Salah Satu Fase secara Berlebih......................................33
2. Penambahan Zat Warna Larut Air........................................................33
3. Pencucian dengan Air............................................................................34
C. Sifat Fisik dan Stabilitas Lotion VCO..................................................................35
1. Uji Sifat Fisik Lotion.............................................................................38
a. Distribusi Ukuran Partikel (Droplet)...........................................38
b. Daya Sebar ..................................................................................42
c. Viskositas.....................................................................................44
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Uji Stabilitas..........................................................................................46
a. Pergeseran Viskositas...................................................................46
b. Uji Persen Pemisahan...................................................................48
c. Pergeseran Ukuran Partikel (Droplet)..........................................49
D. Optimasi Proses Pencampuran.............................................................................53
1. Daya Sebar............................................................................................53
2. Viskositas..............................................................................................54
3. Pergeseran Viskositas............................................................................55
4. Contour Plot Super Imposed.................................................................56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………….……………………….57
A. KESIMPULAN....................................................................................................58
B. SARAN................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..60
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….61
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………………..95
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rancangan Percobaan Desain faktorial.......................................................25
Tabel II. Respon Hasil Percobaan...............................................................................36
Tabel III. Respon hasil Percobaan (Efek Waktu pencampuran, Kecepatan Putar Mixer dan Interaksi antara keduanya)....................................................................37
Tabel IV. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Ukuran Droplet................... 41
Tabel V. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Daya Sebar..............42
Tabel VI. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Viskositas................43
TabelVII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Pergeseran Viskositas....................................................................................................47
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan Antara Fluid Shear dan Laplace Surface Force........................10
Gambar 2. Kemungkinan Perubahan Bentuk yang Terjadi..........................................11
Gambar 3. Variasi dari Rata-Rata Diameter Droplet, dengan Kajian Faktor Waktu Pencampuran Pada Variasi Waktu yang Ditentukan...................................12
Gambar 4. Hasil Pengujian Tipe Lotion VCO dengan Menggunakan Metilen Blue....34 Gambar 5. Grafik Hubungan Ukuran Droplet Terhadap Frekuensi Droplet.................39 Gambar 6. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran
Terhadap Ukuran Droplet ...........................................................................40 Gambar 7. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran
Terhadap Daya Sebar .................................................................................42 Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran
Terhadap Viskositas ...................................................................................44 Gambar 9. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran
Terhadap Pergeseran Viskositas .................................................................47 Gambar 10. Grafik Pergeseran Distribusi Partikel Percobaan 1......................................49
Gambar 11. Grafik Pergeseran Distribusi Partikel Percobaan a......................................50
Gambar 12. Grafik Pergeseran Distribusi Partikel Percobaan b......................................50
Gambar 13. Grafik Pergeseran Distribusi Partikel Percobaan ab....................................50
Gambar 14. Contour Plot Daya Sebar Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)......................54
Gambar 15. Contour Plot Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)........................55
Gambar 16. Contour Plot Pergeseran Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO).....56
Gambar 17. Super Imposed Contour Plot Pergeseran Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)....................................................................................................57
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Penimbangan…………………...…..………………………………..61
Lampiran 2. Data Sifat fisik ………………………...………...……………………......62
Lampiran 3. Data Stabilitas…………………………...……...………………………....63
Lampiran 4. Data Mikromeritik.......................................................................................65
Lampiran 5. Frekuensi Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet........................................74
Lampiran 6. Perhitungan Efek Sifat Fisik dan Stabilitas.................................................76
Lampiran 7. Persamaan Regresi.......................................................................................80
Lampiran 8. Perhitungan Yate’s Treatment ………………….....………………...…….85
Lampiran 9. Dokumentasi................................................................................................93
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Minyak kelapa sangat baik untuk melembabkan kulit yang kasar dan
keriput. Minyak kelapa membantu mengangkat sel kulit mati dan menggantinya
dengan sel-sel baru sehingga kulit menjadi elastis dan kuat (Sukartin dan
Sitanggang, 2005). Akan tetapi jika minyak kelapa langsung digunakan pada kulit
akan menimbulkan rasa yang kurang nyaman oleh karena itu VCO dibuat dalam
bentuk lotion.
Sebelumnya, telah dilakukan penelitian oleh (Hartanto, 2007) mengenai
optimasi formula dari lotion VCO dan diperoleh formula optimum untuk lotion
VCO. Suatu formula dikatakan optimum jika sediaan yang dihasilkan memiliki
sifat fisik dan stabilitas fisik yang sesuai dengan persyaratan mutu lotion. Dalam
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya proses pencampuran lotion VCO
dilakukan secara manual. Proses pencampuran manual yang dilakukan
menggunakan mortir dan stamper. Faktor-faktor penting dalam proses
pencampuran seperti suhu, waktu pencampuran dan kecepatan putar mixer tidak
dapat ditentukan, sehingga keterulangan dalam pembuatan lotion VCO ini sulit
tercapai. Kekurangan dari penelitian tersebut adalah belum adanya optimasi
proses pembuatan agar diperoleh hasil pencampuran yang memiliki sifat fisik
yang diharapkan.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kebanyakan produk farmasi terdiri dari banyak komponen, sehingga
dalam proses produksi memerlukan pencampuran dari berbagai macam komponen
tersebut untuk menjamin homogenitas dari tiap-tiap komponen (Aulton, 2002).
Optimasi proses dilakukan agar setiap kali proses produksi dilakukan dapat
diperoleh produk dengan kualitas yang seragam (Martin, 1993).
Proses pencampuran akan berpengaruh pada emulsi yang dihasilkan
melalui pengecilan ukuran droplet yang dihasilkan sebagai fase dispers. Proses
pencampuran dapat mengecilkan ukuran partikel berkaitan dengan mixer yang
digunakan yaitu planetary mixer yang gigi-giginya dapat memperkecil ukuran
partikel (Lantz dan Schwartz, 1990).
Faktor yang berpengaruh dan dapat dikendalikan dalam proses
pencampuran terhadap sifat fisik lotion adalah kecepatan putar mixer, waktu
pencampuran dan suhu pencampuran. Di dalam penelitian ini dilakukan optimasi
proses pencampuran terhadap faktor kecepatan putar dan waktu pencampuran.
Pencampuran tergantung pada waktu pencampuran akan tetapi
pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin tercapainya homogenitas
yang dikehendaki, sebab proses pencampuran dan pemisahan pada saat yang sama
berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt,1994). Selama proses
pencampuran kecepatan putar yang digunakan akan menimbulkan gaya geser pada
lotion yang dapat menyebabkan perubahan sifat fisik dari lotion. Oleh karena itu
diperlukan optimasi terhadap kecepatan putar mixer dan waktu pencampuran
untuk memperoleh hasil pencampuran yang optimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
B. Perumusan Masalah
1. Antara kecepatan putar mixer, waktu pencampuran, atau interaksi keduanya,
manakah yang paling berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas lotion
VCO?
2. Apakah diperoleh area proses pembuatan lotion yang optimum menurut sifat
fisik dan stabilitas lotion VCO dengan menggunakan metode desain faktorial?
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai sediaan lotion yang
menggunakan bahan-bahan dari alam.
2. Manfaat metodologis
Menambah informasi dalam bidang kefarmasian mengenai penggunaan
metode desain faktorial.
3. Manfaat praktis
Mengetahui kondisi optimal antara kecepatan putar mixer dan waktu
pencampuran yang menentukan sifat fisik dan stabilitas lotion VCO.
D. Keaslian Penulisan
Sejauh pengetahuan penulis, penelitian mengenai Optimasi Proses
Pencampuran Lotion Virgin Coconut Oil Dengan Kajian Penelitian Kecepatan
Putar Mixer dan Waktu pencampuran Menggunakan Desain Faktorial, belum
pernah dilakukan. Penelitian ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Hartanto, W pada tahun 2007, dimana untuk optimasi proses pencampuran dengan
kajian penelitian kecepatan putar mixer dan waktu pencampuran menggunakan
desain faktorial tidak dilakukan oleh penulis sebelumnya.
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap terhadap sifat fisik dan
stabilitas lotion VCO.
2. Memperoleh area proses pembuatan lotion yang optimum menurut sifat fisik
dan stabilitas lotion VCO dengan menggunakan metode desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Virgin Coconut Oil
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari daging
buah kelapa (Cocos nucifera L.) yang masih segar (Shilhavy, 2005). VCO
merupakan minyak yang diperoleh dari buah kelapa tanpa mengalami pemanasan.
VCO mempunyai kenampakan bening serta mengandung banyak asam laurat.
VCO mengandung asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty
Acid/MCFA) (Timoti, 2005).
Kandungan asam lemak (terutama asam laurat dan oleat) dalam VCO,
sifatnya melembutkan kulit. Minyak kelapa ini akan membantu menghilangkan
sel kulit yang sudah mati yang membuat kulit menjadi lebih halus (Lucida, 2008).
VCO merupakan hasil olahan kelapa, yang baru berkembang dengan nilai
ekonomi yang sangat tinggi, karena manfaatnya begitu besar untuk kesehatan
tubuh manusia. Minyak kelapa murni merupakan bahan baku industri pangan,
farmasi dan kosmetik, terutama untuk perawatan tubuh.(Anonim, 2008).
Minyak ini juga membantu menjaga kulit agar tetap lembut dan halus,
serta mengurangi risiko terkena kanker kulit. Minyak kelapa dapat menghilangkan
sel mati di permukaan luar kulit, dan membuat kulit lebih halus. Mekanisme VCO
sebagai moisturizer adalah dengan cara membentuk lapisan tipis di permukaan
kulit (occlusives) yang mencegah hilangnya air dari dalam kulit (Schwartz, 2006).
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Emulsi
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak
tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi
butir-butir kecil dalam cairan yang lain (Anief, 2000)
Suatu emulsi terdiri dari fase dispers (fase internal atau fase diskontinyu),
medium dispers (fase eksternal atau fase kontinyu), dan ketiga yang diketahui
sebagai emulsifying agent. Diameter tetesan fase dispers umumnya berada dalam
rentang 0,1 - 10µm meskipun ada yang lebih kecil dari 0,001 µm dan lebih besar
dari 100 µm (Allen, 2002).
Emulsi dibuat dalam bentuk sediaan, jika ada dua zat yang tidak saling
campur yang harus terdispersi menjadi satu kesatuan. Biasanya merupakan
campuran polar (air) dan nonpolar (minyak). Jika fase minyak terdispersi dalam
fase air maka disebut emulsi fase minyak dalam air (O/W), sedangkan jika fase air
terdispersi dalam fase minyaknya maka disebut emulsi fase air dalam minyak
(W/O). Emulsi tipe W/O tidak larut dalam air, lebih sulit dicuci dengan air
dibandingkan emulsi tipe O/W, mengikat air, occlusive, dan berminyak.
Sedangkan emulsi tipe O/W dapat larut air, dapat dicuci dengan air, tidak
menyerap air, nonocclusive, dan tidak berminyak (Allen, 2002).
Semua emulsi memerlukan bahan anti mikroba karena fase air
mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawet sangat penting
dalam emulsi minyak dalam air, karena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi
(Anonim, 1995). Kesulitan muncul pada pengawetan sistem emulsi, sebagai
akibat memisahnya bahan antimikroba dari fase air yang sangat memerlukanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
atau terjadinya kompleksasi dengan bahan pengemulsi yang akan mengurangi
efektivitas (Anonim, 1995).
C. Lotion
Lotion adalah emulsi yang encer atau suspensi yang ditujukan untuk
aplikasi luar. Lotion memiliki efek lubrikasi dan diaplikasikan pada area
intertriginous yaitu pada area dimana kulit dapat saling bergesekan, seperti pada
sela-sela jari, paha, atau lengan (Allen, 2002).
Lotion memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan
kulit yang luas. Setelah diaplikasikan dapat menimbulkan kesan halus, lembut,
dan tidak berminyak. Lotion biasanya berupa emulsi dengan tipe minyak dalam
air dengan maksud agar lotion segera mengering setelah diaplikasikan pada kulit
dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan kulit
(Wilkison and More, 1982).
Uji penentuan tipe emulsi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
emulsi yang dibuat bertipe A/M atau M/A. Uji yang dilakukan antara lain :
1. Uji miscibility dalam minyak atau air. Emulsi hanya akan tercampur
dengan liquid yang memiliki fase kontinyu yang sama.
2. Uji staining. Menggunakan pewarna yang larut air atau minyak, yang
pada salah satunya akan terlarut, dan mewarnai fase kontinyu
(Aulton, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Moisturizer
Produk yang digunakan untuk perawatan dan penanganan kulit kering
disebut emmollient atau moisturizer. Moisturizer dapat menghambat siklus kulit
kering dan mempertahankan kelembutan kulit. Kata moisturizer sering
disinonimkan dengan emollient, tetapi moisturizer biasanya mengandung
humektan yang akan membasahi stratum corneum (Maibach, 2000).
Moisturizer merupakan proses emollient yang diformulasikan khusus
sebagai krim yang berminyak dan lotion yang dapat melembabkan kulit kering.
Produk emollient seperti moisturizer mempuyai bahan yang larut minyak atau
larut air (emulgator) dalam jumlah banyak yang dapat mengurangi hilangnya air
dari kulit . Efek ini didapat karena terbentuknya lapisan tipis di permukan kulit
(occlusive) yang dapat menjaga kelembaban lapisan kulit terluar (Ash and
Michael, 1977).
Aplikasi moisturizer pada kulit akan berpengaruh pada perubahan visual
dari permukaan kulit. Rasio antara minyak dan air sangat penting, seperti tipe
minyak dan sejumlah tipe bahan tambahan lainnya (emulsifiers, humektan, dll.).
kombinasi dari bahan dasar berpengaruh pada permulaan rasa saat produk dipakai,
bagaimana produk dapat menyebar ke seluruh kulit, seberapa cepat produk diserap
oleh kulit, dan bagaimana rasanya kulit setelah pemakaian. Moisturizer
diharapkan dapat meningkatkan hidrasi kulit dan untuk memodifikasi sifat fisika
dan kimia alami yang dimiliki kulit yaitu menjadi halus, lembut, dan kenyal.
(Maibach, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
E. Pencampuran
Pada proses pembuatan emulsi, yang perlu diperhatikan adalah metode
untuk mencampurkan fase-fasenya, kecepatan pencampuran, lama pencampuran,
temperatur dari masing-masing fase, dan pendinginan setelah pencampuran yang
berpengaruh terhadap distribusi ukuran droplet, viskositas, dan stabilitas dari
emulsi yang dihasilkan (Lieberman, Rieger, dan Banker, 1996). Pencampuran
adalah suatu proses yang bertujuan untuk menangani dua pertikel atau lebih bahan
yang belum tercampur, sehingga setiap unit (partikel, molekul, dll) dari bahan
tersebut dapat berinteraksi dengan bahan lain (Aulton, 2002). Prinsip dasar
pencampuran terletak pada penyusupan partikel bahan yang satu diantara partikel
bahan yang lainya (Voigt, 1994).
Pencampuran tergantung pada lama pencampuran, meskipun demikian
pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin tercapainya homogenitas
ideal yang dikehendaki, sebab proses pencampuran maupun proses pemisahan
pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt, 1994).
Peningkatan suhu harus dijaga selama proses pencampuran, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya pemadatan atau kristalisasi yang terlalu
cepat atau tidak sesuai dengan senyawa yang memiliki titik leleh tinggi selama
proses pencampuran (Lieberman, Rieger, dan Banker, 1996).
F. Pembentukan Droplet
Droplet terbentuk oleh karena droplet primer yang besar mendapat tekanan
dari proses pengadukan, yang menyebabkan pemanjangan dari semua atau pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bagian tertentu dari droplet primer tersebut, yang kemudian diikuti dengan
peningkatan permukaan dari bagian yang mengalami pemanjangan (menjadi tidak
stabil), kemudian droplet primer pecah menjadi droplet-droplet, biasanya menjadi
satelit droplet yang lebih kecil (Peters, 1997).
Pada dasarnya pendekatan bagaimana shearing forces bekerja pada droplet
dapat diketahui, hal tersebut dapat diwujudkan kedalam bentuk droplet dengan
menggunakan perhitungan Laplace.
1 11 2
PR R
σ ⎛ ⎞∆ = +⎜ ⎟⎝ ⎠
Perubahan bentuk droplet (gambar 1) berdasarkan dua parameter, Webber
number, definisi awal, rasio viskositas dan R, dimana:
Viskositas fase droplet dRViskositas fase kontinyu c
µµ
= =
Pada rasio viskositas rendah, R< 0,2 droplet pada shear flow pertama akan
bergabung pada 45o akan membentuk ellipsoidal droplet. Peningkatan aliran yang
menyebabkan shear yang membentuk droplet dengan pengekoran yang tajam
yang kemudian pecah menjadi satelit droplet. droplet dengan R ~ 1,0 membentuk
dumb-bells dimana dengan peningkatan shear burst akan membentuk droplet
yang speris dengan beberapa droplet satelit. Peningkatan R akan menghasilkan
droplet yang panjang dan ramping, R> 3,8 droplet tidak pecah tetapi membentuk
ellipsoidal droplet (Peters,1997).
Gambar 1. Hubungan Antara Fluid Shear dan Laplace Surface Force
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Pada elongtional flow (gambar 2) dan nilai R kecil ellipsodial droplet
berhubungan dengan flow, terkadang bergabung dengan satelit droplet yang lebih
kecil. Droplet dengan R yang lebih besar pada elongional flow membentuk
ellipsoidal droplet sehubungan dengan flow dan tidak pecah (Peters, 1997).
Hubungan antara ellipsoidal droplet dengan deformasi, menurut Taylor.
Deformation, D’ 19 /16 1 19 /16 12 1
d cdL B R RWeL B R R 1
γ µσ
− +⎛ ⎞ ⎛ ⎞= = =⎜ ⎟ ⎜ ⎟+ +⎝ ⎠ ⎝ ⎠
++
Gambar 2. Kemungkinan Perubahan Bentuk yang Terjadi (Peters, 1997)
Sejauh ini kondisi dalam pencampuran selalu dianggap alirannya tetap,
akan tetapi pada prakteknya sangat mungkin pencampuran dibawah kondisi
turbulence. Waktu didalam proses pencampuran penting dalam menentukan: (a)
mampu menjamin gross mixing, (b) menjamin kesetimbangan distribusi ukuran
droplet, dan (c) menghindari pencampuran berlebih yang membutuhkan biaya
energi yang lebih besar, kapasitas berlebih, dan kemungkinan merusak produk.
Efek dari agitasi pada kecepatan yang berbeda pada mean ukuran droplet dapat
dilihat pada gambar 3. Dalam sistem agitasi ini, peningkatan kecepatan putar dari
350- 500 rpm tidak menghasilakan pengurangan dalam mean diameter ukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
droplet. berdasarkan hal tersebut dapat ditarik suatu penjelasan penting mengenai
batas droplet produk yang dihasilkan sehubungan dengan waktu pencampuran
(Peters, 1997).
Gambar 3. Variasi dari Rata-Rata Diameter Droplet, dengan Kajian Faktor Waktu
Pencampuran pada Variasi Waktu yang Ditentukan
G. Mixer
Mixer yang dapat digunakan untuk memperoleh sediaan semisolid yang
homogen adalah planetary mixer dan sigma blade. Sedangkan mixer untuk
sediaan semifluid adalah planetary mixer karena dapat membersihkan lotion yang
menempel pada dinding wadah dan menjamin homogenitas produk serta proses
transfer panas lebih baik (Aulton, 2002).
Disebut planetary mixer karena pencampurannya dilakukan oleh roda
gigi planetary yang dipasangkan pada mixer blade dengan gesekan disekitar ring
gear mengitari mixer blade. Kelemahan terbesar dari alat ini adalah terbatasnya
jumlah batch yang dapat diproduksi (Lantz dan Schwartz, 1990). Sebuah stirrer
mekanik (mixer) dengan variasi impellers dapat digunakan untuk menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
emulsi. Bagian propeller harus ditempatkan secara langsung dalam system agar
dapat mengemulsikan fase yang dicampur. Caranya dengan mendorong campuran
dari liquid melewati sela-sela propeller pada tekanan tinggi, hal tersebut akan
menyebabkan droplet pecah (Allen, 2002).
H. Uji Sifat Fisik
1. Daya Sebar
Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan
tempat aplikasinya, yang mencerminkan kelicinan (lubricity) tiap tetes cairan atau
preparasi semisolid yang berhubungan langsung dengan koefisien gesekan. Daya
sebar merupakan karakteristik yang penting dari formulasi sediaan topikal dan
bertanggung jawab untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan bahan obatnya,
dan kemudahan penggunannya. Faktor yang mempengaruhi daya sebar adalah
kekakuan formula, kecepatan dan lama tekanan yang menghasilkan kelengketan,
temperatur pada tempat aksi. Kecepatan penyebaran bergantung pada viskositas
formula, kecepatan evaporasi pelarut dan kecepatan peningkatan viskositas karena
evaporasi (Garg et al., 2002).
2. Viskositas
Viskositas adalah pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir;
makin tinggi viskositas, maka semakin besar tahanannya (Martin, 1993).
Viskositas, elastisitas, dan rheologi merupakan karakteristik formulasi yang
penting dalam produk akhir sediaan semisolid. Peningkatan viskositas akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menaikkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan menurunkan daya sebar
(Garg et al., 2002)
I. Stabilitas Emulsi
Emulsi yang stabil adalah dimana droplet fase dispersnya tetap memiliki
sifat asalnya dan terdistribusi merata dalam fase kontinyu. Bermacam-macam
devisasi dari emulsi dapat terjadi (Aulton, 2002).
1. Creaming
Creaming adalah pemisahan emulsi menjadi dua bagian, dimana satu
bagian memiliki fase dispers yang lebih banyak dari bagian yang lain. Contoh
yang sederhana adalah creaming dari susu, ketika droplet lemak secara perlahan
muncul kepermukaan dari produk. Hal tersebut bukanlah masalah instabilitas
yang serius, karena dispersi seragam yang dapat dihasilkan kembali dengan
menggojog emulsi. Meskipun demikian hal tersebut tidak diinginkan, peningkatan
creaming sangat memungkinkan terjadinya koalesen dari droplet, karena kedua
hal tersebut sangat erat hubungannya. Emulsi yang mengalami creaming, terlihat
tidak elegan (Aulton, 2002).
Pertimbangan dari aplikasi kualitatif dari hukum “Stokes” menunjukan
bahwa kecepatan pembentukan creaming dapat dikurangi dengan metode berikut :
a. Pembuatan emulsi dengan ukuran droplet yang kecil: Sebuah agen pengemulsi
tidak hanya akan menstabilkan emulsi tetapi juga memfasilitasi proses
emulsifikasi yang sebenarnya untuk menghasilkan produk dengan ukuran
droplet yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Meningkatkan viskositas dari fase kontinyu. Menyimpan produk pada
temperatur rendah akan meningkatkan viskositas dari fase kontinyu dan
mengurangi energi kinetik dari sistem.
c. Mengurangi perbedaan densitas antara dua fase creaming dapat diatasi secara
keseluruhan jika densitas antara dua fase identik.
d. Kontrol dari konsentrasi fase dispers. Konsentrasi fase dispers yang lebih
tinggi akan menghasilkan halangan pada pergerakan droplet dan menyebabkan
pengurangan dari creaming (Aulton, 2002).
2. Flokulasi
Flokulasi disebabkan oleh droplet yang terdispersi menjadi sekumpulan
dalam emulsi. Droplet memiliki kekhasan tersendiri sebagai satu unit, tetapi
sekumpulan droplet menunjukkan secara fisik sebagai satu unit, hal tersebut akan
meningkatkan terjadinya creaming. Flokulasi mendahului terjadinya creaming,
semua faktor yang menangani atau mencegah flokulasi akan menjaga kesetabilan
emulsi (Aulton, 2002).
3. Koalesen
Koalesen dari droplet minyak pada emulsi O/W ditahan oleh lapisan
emulsifier yang terabsorbsi kuat secara mekanis disekitar tiap-tiap droplet. Dua
droplet yang berdekatan satu sama lain akan menyebabkan permukaan yang
berdekatan tersebut menjadi rata. Perubahan bentuk dari bentuk bulat menjadi
bentuk lain meningkatkan luas permukaan dan menyebabkan peningkatan energi
bebas permukaan total, penyimpangan bentuk ini akan tertahan dan pengeringan
film fase kontinyu dari antara dua droplet akan tertunda, jadi koalesen adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menyatunya droplet-droplet menjadi ukuran yang lebih besar yang menyebabkan
pemisahan dari fase dispers membentuk suatu lapisan dimana perubahan ini
bersifat ireversible (Aulton, 2002).
4. Inversi
Merupakan proses dimana emulsi berubah dari satu tipe ke tipe lainya
misalnya dari O/W ke W/O. Range yang paling stabil untuk konsentrasi fase
dispers adalah 30-60%. Jika sejumlah fase dispers mendekati atau melebihi batas
maksimum secara teori dari 74 % dari total volume, maka fase inversi dapat
terjadi. Penambahan substansi yang dapat merubah solubilitas dari agen
pengemulsi kemungkinan dapat menyebabkan inversi. Proses yang terjadi adalah
irreversibel (Winfield, 2004).
Uji stabilitas emulsi penting untuk mengetahui kesetabilan selama periode
waktu tertentu. Uji-uji yang dilakukan adalah:
a. Uji makroskopik: stabilitas fisik emulsi dapat diketahui dengan uji derajat
creaming atau koalesen yang terjadi pada periode waktu tertentu, pengujian ini
dilakukan dengan cara menghitung ratio emulsi yang mengalami pemisahan
dan dibandingkan dengan volume total emulsi. Pengujian dilakukan dengan
cara memasukan lotion dalam suatu tabung bersekala kemudian diamati
pemisahan yang terjadi dalam periode tertentu, untuk kemudian dibandingkan
dengan volume total emulsi.
b. Analisis ukuran droplet: jika rata-rata droplet bertambah seiring berjalannya
waktu (bersamaan dengan menurunnya jumlah droplet), dapat diasumsikan
koalesen adalah penyebabnya. Oleh karena itu dapat dimungkinkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
membandingkan nilai dari koalesen untuk sejumlah formulasi emulsi yang
bervariasi menggunakan metode ini.
c. Perubahan viskositas: sudah ditunjukan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi perubahan viskositas emulsi. Adanya variasi ukuran atau
perubahan ukuran droplet, dapat dideteksi dengan adanya perubahan
viskositas secara nyata (Aulton, 2002).
J. Mikromeritik
Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Satuan
ukuran partikel yang sering digunakan dalam mikromeritik adalah mikrometer
(µm). Data tentang ukuran partikel diperoleh dalam diameter partikel dan
distribusi ukuran partikel, sedangkan bentuk partikel memberikan gambaran luas
tentang luas permukaan spesifik partikel, dan teksturnya (Martin, 1993).
Ukuran partikel merupakan diameter rata-rata dari suatu sampel, dimana
sifat sampel pada umumnya adalah polidispers, bermacam-macam diameter
dengan range atau rentang yang lebar. Sampel dengan ukuran yang sama disebut
monodispers akan tetapi sangat jarang ditemukan sampel seperti ini. Dalam
mikromeritik ada dua metode dasar untuk mengetahui ukuran partikel yaitu
metode mikroskopik dan metode pengayakan. Metode mikroskopik merupakan
metode sederhana yang hanya menggunakan satu alat mikroskop, yang bukan
merupakan alat yang rumit dan memerlukan penanganan yang khusus (Martin,
1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kerugian dari metode mikroskopi adalah bahwa garis tengah yang
diperoleh hanya dua dimensi dari pertikel tesebut, yaitu dimensi panjang dan
lebar. Selain itu jumlah partikel yang harus dihitung sekitar 300-500 partikel agar
mendapat suatu perkiraan yang baik dari distribusi, sehingga metode ini
membutuhkan waktu dan ketelitian. Pengujian mikromeritik dari suatu sampel
harus tetap bahkan jika digunakan metode analisis ukuran pertikel yang lain,
karena adanya gumpalan dari masing-masing partikel dari satu komponen sering
kali dideteksi dengan metode mikroskopik (Martin, 1993).
K. Metode Desain Faktorial
Penelitian design faktorial dimulai dengan menentukan faktor dan level
yang diteliti. Penelitian design faktorial yang paling sederhana adalah penelitian
dengan dua faktor dan dua level (Armstrong dan james,1996). Jumlah percobaan
untuk penelitian design faktorial dihitung dari jumlah level yang digunakan dalam
penelitian, dipangkatkan dengan jumlah faktor yang digunakan. Jumlah percobaan
untuk penelitian dengan 2 level dan 2 faktor adalah 22 = 4. Penamaan formula
untuk jumlah percobaan = 4 adalah formula (1)untuk percobaan I, formula a untuk
percobaan II , formula b untuk percobaan III, dan formula ab untuk percobaan IV
(Bolton,1997).
Rumusan yang berlaku untuk desain faktorial :
Y = Bo + Ba X1 + Bb X2 + Bab X1 X2
Keterangan : Y = respon X1 = level faktor pertama X2 = level faktor kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
X1 X2 = level faktor pertama dikalikan level factor kedua Bo = rata-rata respon seluruh formula Ba, Bb, Bab = koefisien yang dihitung dari hasil percobaan Ba, Bb, Bab = ∑ XY / 2n
Berdasarkan persamaan di atas, dengan substitusi secara matematis, dapat
dihitung besarnya efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi. Besarnya
efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level
tinggi dan rata- rata respon pada level rendah. Konsep perhitungan efek menurut
Bolton (1997) sebagai berikut :
efek faktor I = ( ){ } { }2
1 baba −+−
efek faktor II = ( ){ } { }2
1 aabb −+−
efek interaksi = { } ( ){ }2
1−−− abab
Adanya interaksi dapat juga dilihat dari grafik hubungan respon dan level
faktor. Jika kurva menunjukkan garis sejajar, maka dapat dikatakan bahwa tidak
ada interaksi antar eksipien dalam menentukkan respon. Jika kurva menunjukkan
garis yang tidak sejajar, maka dapat dikatakan bahwa ada interaksi antar eksipien
dalam menentukkan respon (Bolton,1997).
L. Landasan Teori
Pada penelitian ini akan dibuat sediaan lotion Virgin Coconut Oil. Minyak
kelapa murni dapat mencegah pembentukan radikal bebas dan memberi
perlindungan terhadap radikal bebas dan mencegah noda akibat proses penuaan
atau akibat paparan sinar matahari. Minyak kelapa ini akan membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menghilangkan sel kulit yang sudah mati yang membuat kulit menjadi lebih halus
(Lucida, 2008).
Untuk mendapatkan sediaan lotion yang baik, harus dilakukan dengan
proses yang tepat. Proses pencampuran merupakan faktor yang sangat penting
dalam pembuatan lotion VCO ini, terutama terhadap sifat fisik sediaan yang
dihasilkan, yang juga berpengaruh terhadap stabilitas lotion itu sendiri. Dalam
proses pembuatan emulsi faktor suhu memiliki pengaruh yang cukup besar.
Peningkatan suhu selama proses pencampuran harus selalu dijaga untuk
mengurangi proses kristalisasi yang terlalu cepat pada bahan-bahan yang memiliki
titik leleh tinggi selama pencampuran.
Hasil pencampuran dipengaruhi oleh waktu pencampuran, meskipun
demikian pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin tercapainya
homogenitas ideal yang dikehendaki, sebab proses pencampuran maupun
pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt,
1994). Sifat fisik lotion juga dipengaruhi oleh kecepatan putar mixer. Proses
pencampuran dapat mengecilkan ukuran droplet karena berkaitan dengan mixer
yang digunakan yang dengan gigi-giginya dapat mengecilkan ukuran droplet
(Lantz dan Schwatz, 1990). Droplet terbentuk oleh karena droplet primer yang
besar mendapat tekanan dari proses pengadukan, yang menyebabkan
pemanjangan dari semua atau pada bagian tertentu dari droplet primer tersebut,
yang kemudian diikuti dengan peningkatan permukaan dari bagian yang
mengalami pemanjangan, kemudian droplet primer pecah menjadi droplet-droplet,
biasanya menjadi satelit droplet yang lebih kecil (Peters, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Selain ketiga faktor diatas sifat fisik lotion juga dipengaruhi oleh
tegangan, jenis pencampuran, alat pencampuran dan rheologi masing-masing
bahan. Dalam penelitian ini dipilih faktor yang berpengaruh dan dapat
dikendalikan yaitu kecepatan putar mixer dan waktu pencampuran, untuk
memperoleh hasil pencampuran yang optimal.
Kedua faktor tersebut diperkirakan merupakan faktor yang berpengaruh
besar untuk memperoleh emulsi dengan sifat fisik yang baik dilihat dari daya
sebar dan viskositas lotion. Stabilitas formula dilihat berdasarkan hasil yang
didapat selama satu bulan penyimpanan (dilihat dari pergeseran viskositas dan
perubahan ukuran droplet). Melalui penelitian ini nantinya dapat diketahui efek
dari kedua faktor tersebut atau interaksi keduanya yang berpangaruh dominan
terhadap sifat fisik dan stabilitas lotion VCO yang dihasilkan. Hasil uji sifat fisik
dan stabilitas lotion, kemudian dihitung menggunakan desain faktorial, sehingga
dapat ditemukan area optimum proses pembuatan lotion VCO dalam batas yang
diteliti.
M. Hipotesis
a. Ada hubungan antara kecepatan putar, waktu pencampuran, dan interaksinya
terhadap respon sifat fisik dan stabilitas lotion VCO.
b. Diperoleh area proses pembuatan lotion yang optimum menurut sifat fisik
dan stabilitas lotion VCO dengan menggunakan metode Desain Faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan
metode desain faktorial, yaitu dengan menentukan proses pencampuran yang
optimum dalam menghasilkan lotion VCO sesuai yang diharapkan baik dari sifat
fisik maupun stabilitas.
B. Variabel Dalam Penelitian
1. Variabel bebas :kecepatan putar mixer (500 dan 700rpm) dan waktu
pencampuran (10 dan 20 menit).
2. variabel tergantung : daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas setelah
penyimpanan, ukuran droplet, dan stabilitas lotion.
3. Variabel pengacau terkendali : alat percobaan, kualitas bahan yang
digunakan, formula lotion, suhu pencampuran (70 oC), wadah pencampuran,
kemasan lotion.
4. Variabel pengacau tak terkendali : suhu penyimpanan, kelembaban selama
proses pembuatan dan cara penyimpanan.
C. Definisi Operasional
1. Virgin Coconut Oil (VCO) dengan merk Klentik Putih, mengandung lauric
acid 50,06 %, palmitic 7,54 %, caprilic 5,11 %, capric 6,66 % dan stearic
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
7,23 %. VCO merupakan salah satu hasil olahan dari daging buah kelapa
(Cocos nucifera L.) yang masih segar.
2. Lotion yang mengandung VCO dalam formula yang sesuai pada penelitian
Hartanto (2007), formula pada penelitian ini adalah sediaan topikal semi fluid
dan dapat diaplikasikan pada kulit dan mempunyai daya sebar yang khas
dengan membentuk lapisan tipis pada kulit.
3. Kecepatan putar adalah laju perputaran mesin yang digunakan secara
terkendali pada saat proses pencampuran komponen-komponen lotion.
4. Lama pencampuran adalah waktu yang digunakan secara terkendali pada saat
pencampuran-pencampuran komponen lotion.
5. Daya sebar adalah kemampuan lotion untuk diaplikasikan merata pada kulit
yang dalam penelitian diuji menggunakan horizontal double plate, daya sebar
yang dikehendaki 5-7 d. Pa.s.
6. Viskositas yang optimum adalah adalah viskositas yang mudah bagi lotion
untuk dimasukkan ke dalam wadah, dikeluarkan dari wadah saat digunakan,
dan memiliki daya sebar yang baik saat diaplikasikan ke kulit, pada penelitian
ini nilai viskositas yang dikehendaki adalah 15-17 d. Pa.s.
7. Pergeseran viskositas adalah persen rasio selisih viskositas lotion setelah
penyimpanan dan viskositas lotion setelah pembuatan dengan viskositas
setelah pembuatan. Nilai pergeseran viskositas maksimal adalah 10%.
8. Persen pemisahan adalah rasio volume pemisahan lotion dengan volume
awalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
9. Ukuran droplet merupakan diameter fase dispers (droplet) yang diamati
dengan menggunakan mikroskop, dan memiliki nilai optimal 20 – 50 µm.
Dipilih rentang tersebut karena menurut Daniels (2005) pada range tersebut
tidak ada dampak negatif terhadap stabilitas dan sifat fisik dari emulsi.
D. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Virgin Coconut Oil
(VCO), gliserin (kualitas farmasetis), minyak lemon (kualitas farmasetis),
cetyl alcohol (kualitas farmasetis), polisorbate 80 (kualitas farmasetis),
nipagin (kualitas farmasetis), asam stearat (kualitas farmasetis), trietanolamin
(kualitas farmasetis), dan aquadest.
2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah glasswares (PYREX-
GERMANY), timbangan analitik, waterbath, termometer, mixer, stopwatch,
horizontal double plate, Viscotester seri VT 04 (RION-JAPAN), mikroskop
Boeco Germany model number BM-180.
E. Tata Cara Penelitian
1. Formula
Berdasarkan optimasi formula yang telah dilakukan oleh Hartanto
(2007) telah diperoleh formula optimum, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
A. VCO 110 g Polysorbate 80 20 g B. Cetyl alcohol 6,4 g Asam stearat 9,6g C. Gliserin 40 g TEA 2,4 g Nipagin 5,2 g Aquadest 25 g Minyak lemon 1,6 g Aquadest 55 g
Tabel I. Rancangan Percobaan Desain faktorial Formula Lama pencampuran (menit) Kecepatan putar mixer (rpm)
1 10 500 a 20 500 b 10 700 ab 20 700
2. Pembuatan lotion
VCO dan polysorbate 80 (fase A) dipanaskan di atas waterbath hingga
suhu 50oC. Cetyl alcohol dan asam stearat (fase B) dipanaskan di atas
waterbath hingga 50oC. Gliserin, TEA, Nipagin, dan sedikit aquadest (1/3
jumlah total aquadest) (fase C), dipanaskan di atas waterbath hingga 50oC.
Campuran A dan B dicampur menjadi satu dalam mixer pada suhu 70oC,
selama 10 menit untuk level rendah dan 20 menit untuk level tinggi.
Kecepatan yang digunakan 500 rpm untuk level rendah dan 700 rpm untuk
level tinggi kemudian tambahkan campuran C dan juga tambahkan minyak
lemon dengan pengadukan yang kontinyu hingga terbentuk emulsi selama tiga
menit. Tambahkan aquadest secara perlahan-lahan. Dilakukan 6 kali replikasi
untuk masing-masing formula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Penentuan tipe emulsi lotion VCO
a. Sejumlah kecil emulsi diteteskan di atas permukaan air dan diamati yang
terjadi. Jika emulsi menyebar dan bercampur dengan air, menunjukkan
bahwa air merupakan fase eksternal dari emulsi tersebut.
b. Sejumlah kecil zat warna yang larut air diteteskan di dalam emulsi dan
amati yang terjadi. Jika zat warna menyebar di dalam emulsi menunjukkan
bahwa air merupakan fase eksternal. Diamati di bawah mikroskop untuk
memastikan, kemudian di foto.
c. Hanya emulsi tipe M/A yang mudah dicuci dengan air dari tangan atau
suatu barang (Voigt, 1994).
4. Pengujian daya sebar
Uji daya sebar lotion dilakukan segera setelah pembuatan dengan cara
menimbang lotion seberat 1 gram, diletakkan di tengah horizontal double
plate. Di atas lotion diletakkan horizontal double plate lain dan pemberat 125
gram, diamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya.
Pengukuran dilakukan setelah 48 jam setelah pembuatan.
5. Pengujian viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat viskosimeter seri VT 04
(RION-JAPAN) dengan cara : lotion dimasukkan dalam wadah dan dipasang
pada portable viskotester. Viskositas lotion diketahui dengan mengamati
gerakan jarum penunjuk vikositas. Uji ini dilakukan 2 kali yaitu (1) dilakukan
48 jam setelah pembuatan dan (2) setelah disimpan selama 1 bulan.
Pengukuran dilakukan 10 kali untuk masing-masing produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
6. Mikromeritik
Setelah dilakukan kalibrasi mikroskop, dilakukan pengamatan ukuran
partikel sebanyak 500 buah (Martin, 1993) dimulai dari percobaan (1)
kemudian percobaan (a), (b), dan (ab).
7. Pengujian stabilitas
Lotion dimasukkan ke dalam tabung berskala, sampai skala 20 pada
tabung. Amati pemisahan fase yang terjadi pada hari ke-0 dan 30.
F. Analisis Hasil
Data yang diperoleh adalah data uji daya sebar, viskositas dan pergeseran
viskositas, pergeseran ukuran droplet, stabilitas, serta modus ukuran droplet.
Dengan menggunakan metode desain faktorial, maka dapat dihitung besarnya
pengaruh kecepatan putar mixer, waktu pencampuran atau interaksi keduanya,
sehingga dapat diketahui faktor yang dominan dalam menentukan sifat fisik dan
stabilitas lotion VCO dalam penelitian ini.
Masing-masing uji sifat fisik dan stabilitas lotion dibuat persamaan desain
faktorial dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Selanjutnya
respon yang diperoleh dibuat contour plot untuk masing-masing respon uji.
Kemudian masing-masing contour plot digabungkan menjadi satu contour plot
super imposed yang telah dipilih berdasarkan parameter kualitas yang ditentukan.
Area yang ditemukan, selanjutnya digunakan sebagai area proses pencampuran
yang optimun terbatas pada level yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Analisis Yate’s treatment dilakukan untuk mengetahui secara signifikan
dari setiap faktor dan interaksi dalam mempengaruhi respon. Bardasarkan analisis
Yate’s treatment maka dapat diketahui pengaruh setiap faktor terhadap respon.
Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor terhadap respon terlebih
dahulu ditentukan hipotesis alternatif (H1). H1 diterima jika H0 ditolak, dan hal ini
terjadi jika harga F hitung lebih besar dari F tabel. Dengan demikian berarti faktor
berpengaruh signifikan respon yang diperoleh. F tabel diperoleh dari Fα
(numerator, denumerator) dengan taraf kepercayaan 95%. Sebagai numerator
merupakan derajat bebas interaksi dalam penelitian ini, yaitu 1, sedangkan
denumeratornya adalah derajat bebas experimental error yaitu 20, maka diperoleh
F tabel untuk faktor dan interaksi pada semua respon yaitu F0,05(1,20) = 4,35.
Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hi:
a. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan kecepatan rendah
berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan
kecepatan tinggi.
b. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan waktu pencampuran
level rendah berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat
dengan waktu pencampuran level tinggi.
c. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan menggunakan
kecepatan level rendah, waktu pencampuran level rendah dan tinggi
berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menggunakan kecepatan level tinggi, waktu pencampuran level rendah dan
tinggi.
2. H0 :
a. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan kecepatan rendah tidak
berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan
kecepatan tinggi.
b. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan waktu pencampuran
level rendah tidak berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang
dibuat dengan waktu pencampuran level tinggi.
c. Sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan menggunakan
kecepatan level rendah, waktu pencampuran level rendah dan tinggi tidak
berbeda dengan sifat fisik dan stabilitas lotion yang dibuat dengan
menggunakan kecepatan level tinggi, waktu pencampuran level rendah dan
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)
Lotion Virgin Coconut Oil (VCO) yang dibuat merupakan suatu emulsi
bertipe oil in water (O/W), dimana fase minyak berada di dalam fase airnya.
Lotion ini bertujuan untuk moisturizer, dimana VCO sebagai zat aktifnya, yang
dapat memberi efek moist pada kulit, dimana VCO akan mencegah hilangnya air
dari permukaan kulit, sehingga kelembaban kulit tetap terjaga. Hal tersebut
diperkuat dengan adanya gliserin yang juga berfungsi sebagai moisturizer.
Dalam pembuatan lotion VCO, bahan-bahan yang digunakan dibagi
menjadi tiga fase untuk memperoleh pencampuran yang homogen. Fase A, terdiri
dari VCO dan polysorbate 80 dimana polysorbate 80 dilarutkan dalam VCO. Fase
B terdiri dari cetyl alcohol dan asam stearat. Fase C yang berfungsi sebagai fase
air, terdiri dari Gliserin TEA, nipagin, aquadest. Bahan lain yang ditambahkan
adalah minyak lemon dan aquadest.
Pada pembuatan lotion VCO ini, polysorbate 80 berfungsi sebagai
emulsifyer nonionik yang bersifat hidrofilik. Ketika dicampur dengan fase minyak
dapat menurunkan tegangan permukaan fase minyak terhadap fase air. Gliserin
memiliki dua fungsi yaitu sebagai moisturizer sekaligus surfaktan. Gliserin
dicampur dengan fase air untuk menurunkan tegangan permukaan fase air
terhadap fase minyak. Dispersi kedua fase dapat terjadi karena turunnya tegangan
permukaan masing-masing fase. Menurut aturan Banchroft, fase dimana
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
emulgator terlarut maka fase tersebut adalah sebagai medium pendispersi. Pada
penelitian ini emulgator larut dalam fase air, sehingga minyak terdispersi dalam
fase air. Pengadukan akan membantu proses dispersi dengan memperkecil ukuran
droplet fase dispers (VCO) sehingga fase dispers dapat terdispersi dalam medium
dispers. Selain itu semakin banyak emulgator yang tebentuk maka fase minyak
yang terdispersi dalam fase air juga akan semakin banyak.
Droplet terbentuk oleh karena droplet primer yang besar mendapat
tekanan dari proses pencampuran, yang menyebabkan pemanjangan dari semua
atau pada bagian tertentu dari droplet primer tersebut, yang kemudian diikuti
dengan peningkatan permukaan dari bagian yang mengalami pemanjangan
(menjadi tidak stabil), kemudian droplet primer pecah menjadi droplet-droplet,
biasanya menjadi satelit droplet yang lebih kecil (Peters, 1997)
Cetyl alcohol berfungsi sebagai thickening agent, yang dapat
meningkatkan viskositas medium dispers. Asam stearat dapat berfungsi sebagai
emulsifying agent, dalam penelitian ini asam stearat akan bereaksi dengan
trietanolamin (TEA) yang bersifat basa sehingga menimbulkan reaksi penyabunan
membentuk sabun stearat yang berfungsi sebagai emulsifying agent. Nipagin
berfungsi sebagai bahan pengawet untuk menjaga emulsi yang terbentuk tidak
rusak saat penyimpanan pada jangka waktu tertentu.
Aquadest yang digunakan juga dipanaskan diatas waterbath karena jika
suhu aquadest lebih rendah dari suhu pencampuran akan menimbulkan shock
cooling yang akan mengakibatkan bahan-bahan yang memiliki titik leleh tinggi
akan kembali berbentuk padatan dan dapat merusak sifat fisik lotion. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pembuatan lotion VCO yang pertama kali dilakukan adalah memanaskan tiap-tiap
fase diatas waterbath pada suhu 50oC (Hartanto, 2007) untuk mempermudah
pencampuran karena cetyl alcohol dan asam stearat berupa padatan.
Fase A dituang dalam wadah pencampuran di dalam water bath yang
suhunya telah diatur 70oC, kemudian fase B dituangkan, lalu diaduk dengan
kecepatan 500 rpm untuk level rendah dan 700 rpm untuk level tinggi dan
dicampur hingga homogen. Langkah selanjutnya fase C dituang kemudian
tanbahkan minyak lemon dan ditunggu selama tiga menit untuk memberikan
kesempatan bahan-bahan tersebut tercampur homogen. Terakhir aquadest
dituangkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk selama 10 menit untuk level
rendah dan 20 menit untuk level tinggi hingga emulsi terbentuk.
Dalam proses pembuatan ini digunakan kecepatan putar mixer 500 dan
700 rpm dengan waktu masing-masing 10 dan 20 menit, merupakan hasil orientasi
yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Hasil orientasi menunjukkan
bahwa 500 rpm merupakan kecepatan putar mixer terendah yang dapat
menghasilkan lotion VCO dengan sifat fisik yang cukup baik dan ketika
kecepatan ditingkatkan, pada kecepatan 700 rpm masih dihasilkan lotion yang
baik. Untuk waktu, dipilih 10 menit dan 20 menit dengan kecepatan masing-
masing 500 dan 700 rpm, juga berdasarkan hasil orientasi yang dilakukan sebelum
penelitian dilaksanakan, dimana 10 menit merupakan waktu tercepat yang dapat
menghasilkan sifat fisik lotion yang cukup baik, dan pada waktu 20 menit tetap
dihasilkan lotion yang baik secara visual. Pada saat proses pencampuran terjadi
reaksi saponifikasi antara asam stearat dengan TEA. Reaksi saponifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
membutuhkan suhu optimum yaitu antara 80-100oC. Pada penelitian ini
digunakan suhu pencampuran 70oC di atas waterbath berdasarkan hasil orientasi
(sebatas level faktor yang diteliti) dimana pada suhu ini dihasilkan lotion dengan
sifat fisik yang cukup baik
B. Penentuan Tipe Emulsi Lotion VCO
Lotion yang diaplikasikan haruslah nyaman saat diaplikasikan pada kulit.
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Hartanto, 2007) tipe lotion yang nyaman
diaplikasikan pada kulit adalah tipe O/W, di mana fase minyak terdispersi dalam
fase air, sehingga tidak lengket saat digunakan. Melalui uji penentuan tipe emulsi
ini dapat diketahui apakah emulsi (lotion) yang dibuat sudah sesuai dengan tipe
emulsi penelitian sebelumnya yaitu emulsi tipe O/W.
1. Penambahan Kuantitas Salah Satu Fase
Ambil sejumlah lotion kemudian letakan pada gelas arloji, kemudian
tambahkan salah satu fase secara berlebih. Fase yang ditambahkan secara
berlebih dalam uji ini adalah air. Lotion VCO dari tiap percobaan dapat
bercampur dengan air, hal ini menunjukkan bahwa fase eksternal lotion adalah
air. Hasil ini menunjukkan bahwa lotion yang dihasilkan adalah emulsi tipe
O/W.
2. Penambahan Zat Warna Larut Air
Zat warna yang digunakan adalah methylen blue, pewarna ini merupakan
pewarna yang larut dalam air. Pengamatan dilakukan dengan cara
mengoleskan sejumlah lotion pada gelas objek kemudian ditambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
beberapa tetes methylen blue lalu diamati di bawah mikroskop. Terlihat
methylen blue yang ditambahkan menyebar mengelilingi droplet yang tetap
berwarna putih. Methylen blue yang bersifat larut dalam air bercampur dengan
fase eksternal, maka dapat disimpulkan bahwa lotion yang dihasilkan
merupakan emulsi dengan tipe O/W. Hasil pengamatan dengan penambahan
methylen blue dapat dilihat pada gambar berikut :
Percobaan 1 Percobaan a
Percobaan b Percobaan ab
Gambar 4. Hasil Pengujian Tipe Lotion VCO dengan Menggunakan Methylen Blue (Perbesaran 40 x 10)
3. Pencucian dengan Air
Hanya emulsi tipe O/W yang mudah dicuci dengan air (Voigt, 1994). Lotion
VCO dioleskan pada tangan dan kemudian dibilas dengan air. Uji dilakukan
dengan mengoleskan sedikit lotion pada permukaan kulit kemudian dibilas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dengan air mengalir. Hasilnya lotion dengan cepat tergerus air, tanpa
meninggalkan kesan berminyak pada permukaan kulit, maka disimpulkan bahwa
lotion VCO bertipe O/W.
Berdasarkan pada hasil dari ketiga uji yang telah dilakukan, maka
disimpulkan bahwa lotion yang dihasilkan merupakan emulsi yang bertipe O/W.
Prediksi untuk mengetahui tipe emulsi dapat juga dengan melihat sifat emulgator
yang digunakan. Emulgator yang digunakan dalam formula ini adalah TEA dan
asam stearat, dimana asam stearat akan membentuk garam ketika ditambahkan
TEA yang bersifat basa, melalui proses penyabunan membentuk garam stearat
yang larut air (fase di mana emulgator larut adalah fase eksternal) maka lotion ini
dapat dipastikan bertipe O/W.
C. Sifat Fisik dan Stabilitas Lotion VCO
Lotion dapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan sifat fisik dan
stabil selama penyimpanan. Parameter sifat fisik lotion yang diuji adalah daya
sebar dan viskositas. Parameter stabilitas yang diteliti adalah pergeseran viskositas
setelah penyimpanan selama satu bulan, ukuran droplet, perubahan ukuran droplet
setelah penyimpanan selama satu bulan, serta persen pemisahan lotion yang
terjadi selama satu bulan.
Berikut ini adalah respon sifat fisik dan stabilitas fisik yang diperoleh
dalam penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel II. Tabel Respon Hasil Percobaan
Percobaan Daya Sebar (cm)
Viskositas (d Pa.s)
Pergeseran Viskositas
(%)
Modus Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet
% Pemisahan
1 6,05 ± 0,19 17,33 ± 0,82 4,80 ± 2,37 21,01 0,00±0,00 a 6,68 ± 0,16 16,17 ± 0,98 7,58 ± 7,83 21,01 0,00±0,00 b 6,22 ± 0,14 17,00 ± 0,63 0,93 ± 2,27 21,01 0,00±0,00 ab 6,65 ± 0,40 16,33 ± 0,52 4,17 ± 5,10 15,01 0,00±0,00
Daya sebar diukur dengan cara menghitung rata-rata diameter penyebaran
lotion pada suatu plate kaca bundar berskala. Cara pengukuran daya sebar adalah
dengan meletakkan 1 g lotion pada sebuah plate kaca bundar berskala, kemudian
ditimpa dengan kaca penutup ditambah beban yang beratnya 125 g, dan
didiamkan selama 1 menit. Nilai diameter rata-rata yang diperoleh dari hasil
penyebaran lotion menunjukkan daya sebar lotion saat diaplikasikan pada kulit
(Garg et al., 2002). Nilai daya sebar pada umumnya, berbanding terbalik dengan
viskositas. Semakin besar nilai daya sebar, maka viskositas pada umumnya
semakin kecil. Sebaliknya semakin besar nilai viskositas semakin kecil daya
sebar. Pada sediaan semifluid diameter penyebarannya antara 5-7 (Garg et al.,
2002).
Viskositas lotion diukur menggunakan Viscotester RION seri VT 04.
dengan melihat skala terdapat pada alat. Pengukuran viskositas dilakukan
sebanyak dua kali yaitu pada 48 jam setelah pembuatan lotion VCO dan pada hari
ke-30. Pengukuran 48 jam setelah pembuatan dimaksudkan untuk melihat nilai
viskositas dari sediaan lotion, dan pengujian viskositas setelah penyimpanan
selama 30 hari dimaksudkan untuk melihat perubahan viskositas dari lotion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dari kedua data viskositas tersebut, kemudian dapat diketahui nilai
pergeseran viskositas yang terjadi mampu mengindikasikan ketidakstabilan lotion.
Selain itu, dilihat juga apakah terjadi pemisahan emulsi atau tidak. Lotion yang
stabil idealnya tidak mengalami perubahan viskositas dan pemisahan fase emulsi
akan tetapi, emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil secara
termodinamika (Allen, 2002), maka perlu untuk diketahui seberapa besar
perubahan viskositas dan pemisahan fase emulsi yang terjadi. Ukuran droplet
dilihat dengan menggunakan mikroskop, kemudian dihitung dan diperoleh
frekuensi terbanyak dari ukuran droplet yang terukur.
Pada penelitian ini, cara untuk menentukan faktor yang berpengaruh
signifikan antara kecepatan putar, waktu pencampuran, dan interaksinya terhadap
daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas, ukuran droplet dan stabilitas lotion
dihitung dengan menggunakan metode statistik Yate’s treatment, yaitu suatu
teknik analisis secara statistik untuk menilai secara obyektif signifikansi pengaruh
relatif dari berbagai faktor dan interaksi terhadap respon yang diperoleh. Hasil
dari perhitungan ini tidak memuat arah respon. Metode statistik yang digunakan
untuk menghitung efek rata- rata dari setiap faktor maupun interaksinya untuk
melihat pengaruhnya terhadap respon. Perhitungan yang dihasilkan memuat arah
respon, yaitu desain faktorial.
Tabel III. Respon Hasil Percobaan (Efek Kecepatan Putar Mixer, Waktu Pencampuran dan Interaksi Antara Keduanya)
Respon Kecepatan Putar Waktu Pencampuran Interaksi Daya Sebar 0,53 0,07 |- 0,1| Viskositas |-0,91| |-0,09| |0,25|
Pergeseran viskositas 3,01 |-3,64| 0,23 Modus Ukuran droplet |-3| |-3| |-3|
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dari perhitungan efek kecepatan putar, waktu pencampuran dan interaksi
keduanya, dapat dilihat faktor yang berpengaruh terhadap sifat fisik dan
kesetabilan lotion. Dalam menentukan faktor yang dominan tidak memperhatikan
tanda positif dan negatif, dan hanya memperhatikan nilainya. Tanda positif berarti
meningkatkan respon dan tanda negatif berarti menurunkan respon. Semakin
besar nilai efek suatu faktor jika dibandingkan dengan yang lain, maka faktor
tersebut berpengaruh terhadap sifat fisik dan kesetabilan lotion.
2. Uji Sifat Fisik Lotion
a. Distribusi Ukuran Partikel (Droplet)
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari partikel (droplet) yang
berukuran kecil. Ukuran droplet yang diukur dengan mikroskop pada penelitian
ini memiliki interval ukuran antara 0- 60 µm. Pengukuran droplet dapat digunakan
untuk mengetahui stabilitas lotion dalam penyimpanan, sehingga dapat
dihubungkan dengan stabilitas lotion setelah disimpan selama satu bulan.
Pada pengujian ini dilakukan dengan mengukur ukuran droplet pada
masing-masing formula sebanyak 500 partikel (Martin, 1993) dan diamati dengan
perbesaran 40X10, hasil pengukuran kemudian dikonversi pada ukuran yang
sebenarnya menurut lensa objektif dan okuler pada mikroskop. Kemudian
diperoleh modus dari masing-masing formula. Dalam pengukuran ini parameter
yang diamati adalah modus bukan mean, karena mean didapat dari rata-rata
ukuran droplet yang beragam, sehingga tidak dapat menggambarkan kondisi yang
sebenarnya, maka bisa saja droplet dengan ukuran yang sama tapi distribusi
ukurannya berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Untuk lebih jelas distribusi ukuran partikel pada lotion dapat dilihat pada
grafik berikut :
Perbandingan Frekuensi Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet Masing-Masing Percobaan
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
3 9 15 21 27 33 39 45 51 57
Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet (µm)
Frek
uens
i Uku
ran
Dro
plet
Percobaan 1 Percobaan a Percobaan b Percobaan ab
Gambar 5. Grafik Hubungan Ukuran Droplet Terhadap Frekuensi Droplet
Pada penelitian ini range ukuran droplet yang diinginkan adalah 20-50 µm,
karena pada range ini ukuran partikel tidak memiliki dampak negatif terhadap
stabilitas fisik lotion (Daniels, 2005). Dari grafik dapat dilihat bahwa droplet dari
masing masing formula memiliki ukuran yang bervariasi dan range yang cukup
lebar. Jika dilihat dari grafik maka frekuensi modus ukuran droplet yang paling
sering terbentuk (modus) adalah 21,005 untuk formula 1, a dan b sedangkan untuk
formula ab yang paling sering terbentuk adalah pada frekuensi modus ukuran
droplet 15,005. Pembentukan droplet dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan
pada droplet primer yang berukuran besar, tekanan menyebabkan droplet primer
yang berukuran besar akan pecah menjadi droplet-droplet yang berukuran lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kecil. Formula ab akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk membentuk
droplet yang berukuran lebih kecil karena menggunakan faktor kecepatan putar
dan waktu pencampuran level tinggi. Pada penelitian ini droplet yang dihasilkan
terlihat ada yang berukuran besar dan terlihat satelit-satelit droplet disekitarnya
hal ini terjadi kemungkinan karena peningkatan aliran yang menyebabkan shear
yang membentuk droplet dengan pengekoran yang tajam yang kemudian pecah
menjadi satelit droplet, kemudian droplet membentuk dumb-bells dimana dengan
peningkatan shear burst akan membentuk droplet yang speris dengan beberapa
droplet satelit (Peters, 1997). Berdasarkan perhitungan menggunakan metode
desain faktorial yang dapat dilihat pada tabel III, maka diketahui bahwa baik
faktor kecepatan putar, waktu pencampuran atau interaksi antara kedua faktor,
tidak ada yang berpengaruh dominan terhadap ukuran partikel.
Pengaruh Kecepatan Terhadap Ukuran Droplet
1516171819202122
500 550 600 650 700
Kecepatan (rpm)
Uku
ran
part
ikel
(µm
)
Level Rendah WaktuLevel Tinggi Waktu
Pengaruh Waktu Terhadap Ukuran Droplet
1516171819202122
10 12 14 16 18 20Waktu (menit)
Uku
ran
part
ikel
(µ
m)
Level Rendah KecepatanLevel Tinggi Kecepatan
Gambar 6a. Gambar 6b. Gambar 6. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran Terhadap
Ukuran Droplet
Berdasarkan grafik 6a, maka dapat dilihat bahwa pada level rendah waktu,
adanya kenaikan kecepatan putar tidak berpengaruh terhadap ukuran droplet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Namun pada level tinggi waktu, peningkatan kecepatan putar menyebabkan
penurunan ukuran droplet. Pada grafik 6b, pada level rendah kecepatan adanya
kenaikan waktu tidak berpengaruh terhadap ukuran droplet. Pada level tinggi
kecepatan putar, adanya peningkatan waktu akan mengecilkan ukuran droplet.
Tabel IV. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Ukuran Droplet Source Degrees of freedom Sum of Squares Mean Squares F Hitung
Between: Kecepatan 1 6 6 0,7692
Waktu 1 24 24 3,0769 Interaksi 1 6 6 0,7692 Within:
Error 20 156 7,8 Total 23 192
H1 diterima dan H0 ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel ( F 1;20)
Dalam penelitian ini, F tabel adalah 4,35. Berdasarkan analisis Yate’s treatment,
maka tampak bahwa dari masing-masing faktor yaitu kecepatan putar dan waktu
pecampuran, maupun interaksi keduanya tidak berpengaruh signifikan secara
statistik terhadap nilai respon ukuran droplet lotion VCO yang dihasilkan.
Kemungkinan pada level waktu 10 dan 20 menit dan pada level kecepatan
500 dan 700 rpm ukuran droplet sudah mencapai batas dimana kecepatan dan
waktu pencampuran sudah tidak berpengaruh lagi terhadap ukuran droplet. Pada
menit-menit awal proses pencampuran ukuran droplet akan turun secara drastis,
kemudian sampai waktu tertentu ukuran droplet tidak akan berubah. Hal ini
kemungkinan dikarenakan kapasitas dari emulgator sudah maksimal untuk dapat
membentuk ukuran droplet yang lebih kecil lagi, sehingga penambahan waktu
tidak berpengaruh lagi terhadap ukuran droplet yang terbentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Daya Sebar
Pada perhitungan menggunakan faktorial desain, baik kecepatan putar
maupun waktu pencampuran, masing-masing mempengaruhi respon daya sebar.
Nilai positif pada kecepatan putar menunjukan kecepatan putar akan menaikan
respon daya sebar dan merupakan faktor yang dominan terhadap daya sebar.
Sedangkan interaksi antar kedua faktor akan menurunkan respon daya sebar.
Grafik berikut ini akan menggambarkan pengaruh peningkatan kecepatan
putar dan waktu pencampuran terhadap respon daya sebar lotion VCO.
Pengaruh Kecepatan Terhadap Daya Sebar
6
6,2
6,4
6,6
6,8
500 550 600 650 700
Kecepatan (rpm)
Day
a Se
bar (
cm)
Level Rendah WaktuLevel Tinggi Waktu
Pengaruh Waktu Terhadap Daya Sebar
6
6,2
6,4
6,6
6,8
10 12 14 16 18 20
Waktu (menit)
Day
a Se
bar (
cm)
Level Rendah KecepatanLevel Tinggi Kecepatan
Gambar 7a. Gambar 7b.
Gambar 7. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran Terhadap Daya Sebar
Berdasarkan grafik tersebut, maka dapat dilihat bahwa semakin tinggi
kecepatan putar pencampuran dengan level rendah waktu maka akan
meningkatkan respon daya sebar, semakin tinggi kecepatan putar pencampuran
dengan level tinggi waktu juga akan menaikan respon daya sebar (gambar 7a).
Semakin tinggi waktu pencampuran yang dibutuhkan dengan level rendah
kecepatan akan menurunkan respon daya sebar, sedangkan semakin tinggi waktu
pencampuran yang dibutuhkan dengan level tinggi kecepatan, respon daya sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
meningkat (gambar 7b). Berikut ini adalah hasil perhitungan Yate’s treatment
menggunakan taraf kepercayaan 95% untuk respon daya sebar :
Tabel V. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Daya Sebar Source Degrees of freedom Sum of Squares Mean Squares F Hitung
Between: Kecepatan 1 1,7067 1,7067 27,9399
Waktu 1 0,0267 0,0267 0,4366 Interaksi 1 0,06 0,067 0,9823 Within:
Error 20 1,2217 0,0611 Total 23 3,0150
H1 diterima dan H0 ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel ( F 1;20)
Dalam penelitian ini, F tabel adalah 4,35. Berdasarkan perhitungan Yate’s
treatment, untuk respon daya sebar, efek kecepatan putar memiliki nilai F hitung
yang lebih besar dari F tabel sehingga kecepatan putar secara signifikan
berpengaruh terhadap respon daya sebar. Sedangkan faktor yang lain memiliki F
hitung yang lebih kecil dari F tabel sehingga dapat dikatakan daya sebar tidak
dipengaruhi oleh waktu pencampuran atau interaksi antara keduanya secara
signifikan. Kecepatan putar mixer akan mengakibatkan rantai polimer dari
polysorbate 80 yang melingkupi droplet rusak dan hal tersebut akan menurunkan
viskositas dari lotion. Daya sebar meningkat, karena nilai daya sebar berbanding
terbalik dengan nilai viskositas (Garg et al., 2002). Berarti untuk memperoleh
daya sebar lotion VCO yang diinginkan kita dapat mengoptimalkan kecepatan
putar, sebab faktor lain tidak berpengaruh signifikan terhadap daya sebar. Waktu
pencampuran tidak berpengaruh signifikan terhadap respon daya sebar
kemungkinan dikarenakan pada level waktu yang diteliti ukuran droplet yang
terbentuk sudah mencapai batas ukuran droplet yang dapat terbentuk sehubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dengan level waktu yang diteliti, dimana ukuran droplet akan berpengaruh
terhadap viskositas. Hal ini kemungkinan dikarenakan kapasitas dari emulgator
sudah maksimal untuk dapat membentuk ukuran droplet yang lebih kecil,
sehingga penambahan waktu tidak dapat memperkecil ukuran droplet lagi.
c. Viskositas
Viskositas merupakan faktor yang penting dalam sediaan lotion. Semakin
tinggi viskositas maka sediaan semakin sulit mengalir. Viskositasnya yang terlalu
tinggi maka akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam pengaplikasian pada
kulit, karena sediaan sulit mengalir. Juga pada saat mengeluarkan sediaan dari
kemasan menjadi lebih sulit jika dibandingkan dengan sediaan yang
viskositasnya lebih rendah. Jika sediaan terlalu encer maka sediaan akan menetes
saat diaplikasi pada kulit sehingga sediaan tidak tinggal seluruhnya pada
permukaan kulit. Oleh karena itu viskositas harus optimum sesuai dengan tujuan
aplikasi. Pengaruh kecepatan putar, waktu pencampuran dan interaksi keduanya
terhadap respon viskositas dapat dilihat dalam grafik:
Pengaruh Kecepatan Terhadap Viskositas
16
17
18
500 550 600 650 700
Kecepatan (rpm)
Visk
osita
s (d
Pa.s
)
Level Rendah WaktuLevel Tinggi Waktu
Pengaruh Waktu Terhadap Viskositas
16
17
18
10 12 14 16 18 20
Waktu (menit)
Visk
osita
s (d
Pa.s
)
Level Rendah KecepatanLevel Tinggi Kecepatan
Gambar 8a. Gambar 8b.
Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran Terhadap Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan grafik tersebut, pengaruh kecepatan putar terhadap viskositas,
dapat dilihat bahwa pada level rendah waktu, adanya penambahan kecepatan
mengakibatkan menurunnya viskositas. Demikian juga halnya pada level tinggi
waktu adanya penambahan kecepatan mengakibatkan turunnya viskositas (gambar
8a). Pengaruh waktu terhadap viskositas, pada level rendah kecepatan dengan
naiknya waktu akan menurunkan respon viskositas, sedangkan pada level tinggi
kecepatan adanya kenaikan waktu, mengakibatkan kenaikan viskositas (gambar
8b). Berikut ini adalah hasil perhitungan Yate’s treatment menggunakan taraf
kepercayaan 95% untuk respon viskositas.
Tabel VI. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Viskositas
Source Degrees of
freedom Sum of Squares Mean Squares F Hitung Between: Kecepatan 1 5,0417 5,0417 8,7681
Waktu 1 0,0417 0,0417 0,0725 Interaksi 1 0,3750 0,3750 0,6522 Within:
Error 20 11,5000 0,5750 Total 23 16,9583
H1 diterima dan H0 ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel ( F 1;20)
Dalam penelitian ini, F tabel adalah 4,35. Berdasarkah hasil perhitungan Yate’s
treatment, kecepatan putar secara signifikan berpengaruh terhadap viskositas. Hal
tersebut dapat dilihat, untuk respon viskositas, efek kecepatan putar memiliki nilai
F hitung yang lebih besar dari F tabel. Faktor yang lain memiliki F hitung yang
lebih kecil dari F tabel sehingga dapat dikatakan viskositas tidak dipengaruhi oleh
waktu pencampuran atau interaksi antara keduanya secara signifikan.
Viskositas lotion dipengaruhi oleh fase kontinyu dan fase internal dari
sistem emulsi. Fase internal disini adalah minyak yang dilingkupi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
polysorbate 80. Pada penelitian ini, kecepatan putar mixer diduga dapat
mengakibatkan sebagian rantai polimer dari polysorbate 80 putus, dan hal tersebut
akan menurunkan viskositas fase eksternal lotion. Pada saat yang bersamaan
sebagian polysorbate 80 yang rantai polimernya tidak putus dan sabun stearat
akan membentuk droplet, sehingga walaupun droplet yang terbentuk kecil akan
tetapi viskositas dari lotion cenderung menurun. Pada penelitian ini kecepatan
putar mixer berpengaruh secara signifikan secara statistik terhadap respon
viskositas, berarti untuk memperoleh viskositas lotion VCO yang diinginkan kita
dapat mengoptimalkan kecepatan putar, sebab faktor lain tidak berpengaruh
signifikan terhadap viskositas. Waktu pencampuran tidak berpengaruh signifikan
terhadap respon daya sebar kemungkinan dikarenakan pada uji ini droplet yang
terbentuk sudah mencapai batas ukuran droplet terkecil yang dapat terbentuk
sehubungan dengan level waktu yang diteliti, sehingga tidak berpengaruh
terhadap viskositas. Ukuran droplet berpengaruh terhadap nilai viskositas,
pengurangan ukuran droplet akan menaikan viskositas. Semakin luas distribusi
ukuran partikel, makin rendah viskositasnya (Martin, 1993).
3. Uji Stabilitas.
a. Pergeseran Viskositas
Perubahan viskositas akan mempengaruhi kemampuan basis lotion untuk
tetap mempertahankan zat aktif tetap terdispersi didalamnya. Suatu sediaan
dianggap memiliki kesetabilan yang baik jika perubahan viskositas yang terjadi
kurang dari 10%, diharapkan lotion masih dapat menjaga fase dispers tetap
terdispersi didalamnya. Jika setelah penyimpanan selama satu bulan sediaan lotion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tidak mengalami perbedaan viskositas dengan lotion setelah 48 jam pembuatan,
sediaan tersebut dapat dikatakan stabil. Berdasarkan perhitungan menggunakan
desain faktorial, pada tabel III, terlihat bahwa faktor yang dominan berpengaruh
terhadap respon pergeseran viskositas adalah waktu pencampuran.
Untuk melihat hubungan pengaruh peningkatan level waktu dan kecepatan
putar terhadap pergeseran viskositas lotion sebagai salah satu parameter stabilitas
lotion, dapat dilihat pada grafik berikut.
Pengaruh Kecepatan Terhadap Pergerseran Viskositas
0,52,54,56,58,5
500 550 600 650 700
Kecepatan (rpm)
Perg
eser
an
Visk
osita
s (%
)
Level RendahWaktuLevel Tinggi Waktu
Pengaruh Waktu Terhadap Pergeseran Viskositas
0,52,54,56,58,5
10 12 14 16 18 20
Waktu (menit)
Perg
eser
an
Visk
osita
s (%
)
Level Rendah KecepatanLevel Tinggi Kecepatan
Gambar 9a. Gambar 9b.
Gambar 9. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran Terhadap Pergeseran Viskositas
Jika pergeseran viskositas mengalami penurunan, menunjukkan bahwa
sediaan relatif stabil karena pergeseran viskositas yang terjadi kecil. Grafik diatas
menunjukkan pada pengaruh kecepatan terhadap pergeseran viskositas bahwa
pada level rendah maupun level tinggi waktu, adanya kenaikan kecepatan putar
akan menyebabkan naiknya persen pergeseran viskositas (gambar 8a). Pada level
tinggi dan rendah Kecepatan putar, adanya kenaikan waktu, mengakibatkan
menurunnya persen pergeseran viskositas (gambar 8b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berikut ini adalah hasil perhitungan Yate’s treatment menggunakan taraf
kepercayaan 95% untuk pergeseran viskositas.
Tabel VII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Pergeseran Viskositas Source Degrees of freedom Sum of Squares Mean Squares F Hitung
Between: Kecepatan 1 54,2703 54,2703 2,2110
Waktu 1 79,6068 79,6068 3,2433 Interaksi 1 0,3243 0,3243 0,0132 Within:
Error 20 490,9019 24,5451 Total 23 625,1034
H1 diterima dan H0 ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel ( F 1;20)
Dalam penelitian ini, F tabel adalah 4,35. Berdasarkan analisis Yate’s treatment,
maka tampak bahwa dari masing-masing faktor yaitu kecepatan putar dan waktu
pecampuran, maupun interaksi keduanya tidak berpengaruh signifikan secara
statistik terhadap nilai respon pergeseran viskositas lotion yang dihasilkan. Berarti
antara kecepatan putar, waktu pencampuran, maupun interaksi keduanya tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pergeseran viskositas. Pergeseran
viskositas kemungkinan lebih dipengaruhi oleh faktor formula itu sendiri, dimana
formula pada penelitian ini merupakan formula optimum, sehingga diharapkan
memiliki profil stabilitas sesuai dengan yang diharapkan. Dimana pada penelitian
sebelumnya (Hartanto, 2007) polysorbate 80, dominan dalam menentukan
pergeseran viskositas.
b. Uji Persen Pemisahan
Uji ini dilakukan dengan cara memasukkan sediaan lotion pada tabung
bersekala, selanjutnya diamati terjadinya pemisahan emulsi selama satu bulan.
Persen pemisahan emulsi diperoleh dengan menghitung rasio antara emulsi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
memisah dengan total emulsi. Besarnya persen pemisahan menunjukan tingkat
kesetabilan dari suatu emulsi, semakin besar persen pemisahan berarti semakin
tidak stabil, karena hal ini menunjukan bahwa basis emulsi (lotion) tidak dapat
mempertahankan fase dispersnya sehingga akhirnya memisah dan membentuk
fase penyusunnya. Dari pengamatan hasil percobaan diperoleh hasil, tidak terjadi
pemisahan emulsi menjadi fase-fase penyusunnya secara visual, sehingga dapat
dikatakan lotion yang dihasilkan relatif stabil secara visual.
c. Pergeseran Ukuran Partikel (Droplet)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah emulsi yang terbentuk
mengalami koalesen atau tidak, yang diindikasikan dengan adanya pergeseran
distribusi ukuran droplet kearah ukuran yang lebih besar. Kemungkinan seiring
berjalannya waktu droplet didalam sediaan akan saling bersatu menjadi ukuran
yang lebih besar. Uji dilakukan dengan cara membandingkan grafik antara ukuran
droplet setelah pembuatan dengan ukuran droplet setelah penyimpanan selama
satu bulan secara visual saja. Berikut grafik distribusi ukuran droplet setelah
pembuatan dibandingkan dengan setelah penyimpanan selama satu bulan.
Grafik hubungan ukuran droplet terhadap frekuensi droplet
0
50
100
150
200
3 9 15 21 27 33 39 45 51 57
Ukuran Droplet (µm)
Frek
uens
i Dro
plet
setelah pembuatan
setelah penyimpanan
Gambar 10. Grafik Pergeseran Distribusi Ukuran Partikel Percobaan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Grafik hubungan ukuran droplet terhadap frekuensi droplet
050
100150200250300
3 9 15 21 27 33 39 45 51 57
Ukuran Droplet (µm)
Frek
uens
i Dro
plet
setelah pembuatan
setelah penyimpanan
Gambar 11. Grafik Pergeseran Distribusi Ukuran Partikel Percobaan a.
Grafik hubungan ukuran droplet terhadap frekuensi droplet
0
50
100
150
200
250
3 9 15 21 27 33 39 45 51 57
Ukuran Droplet (µm)
Frek
uens
i Dro
plet
setelah pembuatan
setelah penyimpanan
Gambar 12. Grafik Pergeseran Distribusi Ukuran Partikel Percobaan b
Grafik hubungan ukuran droplet terhadap frekuensi droplet
0
50
100
150
200
250
3 9 15 21 27 33 39 45 51 57
Ukuran Droplet (µm)
Frek
uens
i Dro
plet
setelah pembuatansetelah penyimpanan
Gambar 13. Grafik Pergeseran Distribusi Ukuran Partikel Percobaan ab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Menggunakan metode mikromeritik dapat diketahui distribusi ukuran
droplet baik setelah pembuatan atau penyimpanan selama satu bulan, kemudian
data yang diperoleh disajikan dalam bentuk grafik untuk dilihat apakah terjadi
pergeseran ukuran partikel. Jika dilihat berdasarkan grafik maka hampir semua
formula mengalami pergeseran distribusi ukuran droplet dari pengukuran setelah
pembuatan dengan setelah penyimpanan selama satu bulan. Tampak pada grafik
terjadi peningkatan ukuran droplet dan juga peningkatan frekuensi droplet dengan
ukuran yang lebih besar.
Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sediaan lotion
tersebut mengalami koalesen, akan tetapi meskipun cenderung mengalami
koalesen, lotion yang terbentuk tetap memiliki viskositas dan daya sebar yang
acceptable. Koalesen merupakan salah satu indikasi ketidakstabilan lotion, akan
tetapi secara visual lotion yang dibuat tidak terlihat terjadi pemisahan. Hanya saja
ukuran droplet berukuran besar bertambah dengan seiring berkurangya droplet
berukuran kecil (Aulton, 2002)
Melalui penelitian ini dapat dibuat suatu rangkuman sebagai berikut.
Berdasarkan uji ukuran partikel, tidak ada faktor yang berpengaruh dominan
terhadap respon ukuran droplet, hal ini kemungkinan droplet sudah mencapai
batas ukuran yang dapat terbentuk pada level kecepatan dan waktu pencampuran
yang diteliti, kemungkinan hal ini disebabkan karena kapasitas dari emulgator
sudah maksimal untuk dapat membentuk ukuran droplet yang lebih kecil,
sehingga penambahan waktu tidak dapat memperkecil ukuran droplet lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Daya sebar dan viskositas lotion dipengaruhi oleh ukuran droplet, fase
internal dan viskositas dari fase eksternal. Dari hasil percobaan, ukuran droplet
yang dihasilkan semakin kecil (sehubungan dengan kapasitas emulgator),
seharusnya hal tersebut akan menaikkan respon viskositas, akan tetapi viskositas
yang dihasilkan cenderung menurun. Hal ini kemungkinan diakibatkan rantai
polimer dari polysorbate 80 yang putus oleh karena putaran mixer dan pada saat
yang bersamaan sebagian polysorbate 80 yang rantai polimernya tidak putus dan
juga sabun stearat akan membentuk droplet, sehingga walaupun droplet yang
terbentuk kecil akan tetapi viskositas dari lotion cenderung menurun.
Dalam penelitian ini faktor yang berpengaruh signifikan secara statistik
terhadap respon daya sebar adalah kecepatan putar mixer, yang diduga dapat
menyebabkan sebagian rantai polimer dari polysorbate 80 putus yang akibatnya
akan menurunkan viskositas fase eksternal dari lotion yang dihasilkan. Nilai daya
sebar berbanding terbalik dengan nilai viskositas (Garg et al., 2002). Demikian
halnya pada respon viskositas, kecepatan putar mixer akan mengakibatkan
menurunnya viskositas dari fase kontinyu karena kecepatan putar mixer akan
mengakibatkan rantai polimer dari polysorbate 80 putus dan hal tersebut akan
menurunkan viskositas fase eksternal lotion, sehingga viskositas menurun.
Pada uji pergeseran viskositas antara kecepatan putar dan waktu
pencampuran atau interaksi antara keduanya tidak ada yang berpengaruh
signifikan terhadap kesetabilan lotion. Hal ini kemungkinan pergeseran viskositas
lebih dipengaruhi oleh faktor formula itu sendiri (Hartanto, 2007), dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
formula pada penelitian ini merupakan formula optimum, sehingga diharapkan
memiliki profil stabilitas sesuai dengan yang diharapkan.
Pada uji pergeseran ukuran droplet terjadi peningkatan ukuran droplet dan
juga peningkatan frekuensi droplet dengan ukuran yang lebih besar. Dengan
melihat data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sediaan lotion tersebut
mengalami koalesen, akan tetapi perubahan ukuran droplet yang terjadi tidak
signifikan, hal ini terlihat dari distribusi ukuran droplet formula setelah pembuatan
dan penyimpanan tidak ada perbedaan yang berarti. Hal ini karena formula yang
digunakan dalam penelitian ini adalah formula optimum. Demikian juga pada uji
persen pemisahan, secara visual tidak terjadi pemisahan sehingga dapat dikatakan
lotion stabil selama penyimpanan hal ini juga kemungkinan disebabkan oleh
formula yang optimum berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hartanto
(2007).
D. Optimasi Proses Pencampuran
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi area proses
pencampuran yang optimum sehingga didapatkan sediaan yang optimum.
Parameter yang digunakan dalam optimasi formula adalah daya sebar, viskositas
dan pergeseran viskositas. Daya sebar yang optimum menjamin pemerataan pada
kulit ketika diaplikasikan. Viskositas yang optimum menjamin kemudahan dalam
pengeluaran dari kemasan dan saat aplikasi pada kulit. Pergeseran viskositas yang
diharapkan adalah seminimal mungkin sehingga lotion tetap dapat
mempertahankan viskositasnya dan zat aktif (VCO) tetap terdispersi didalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Masing-masing respon pengukuran sifat fisik dan stabilitas dibuat dengan
desain faktorial agar dapat dibuat contour plot. Berdasarkan contour plot yang
diperoleh ditentukan masing-masing area respon optimum yang diinginkan.
Kemudian masing-masing contour plot digabungkan menjadi satu super imposed
contour plot, area yang diperoleh merupakan proses pencampuran yang optimum
terbatas pada kecepatan putar mixer dan waktu pencampuran.
1. Daya Sebar
Berdasarkan respon daya sebar yang diproleh dalam penelitian, maka
setelah dihitung menggunakan metode desain faktorial, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut: Y = 3,955+ 0,00385.x1 + 0,052.x2 – 0,00007x12
dengan persamaan tersebut, maka dapat diperoleh contour plot untuk daya sebar
sebagai berikut :
Gambar 14. Contour Plot Daya Sebar Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)
Area yang diarsir dalam contour plot tersebut merupakan area proses
pencampuran yang optimum untuk memperoleh respon daya sebar yang
dikehendaki terbatas pada level kecepatan putar dan waktu pencampuran yang
diteliti. Respon daya sebar yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah 6,1cm –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
6,5cm. Alasan pemilihan respon yang dikehendaki untuk daya sebar ini mengacu
pada daya sebar untuk sediaan semifluid, daya sebar yang dikehendaki adalah 5cm
sampai 7cm (Garg et al, 2002). Dengan demikian area daya sebar dalam
penelitian ini merupakan area daya sebar yang dapat digunakan untuk
memperoleh proses pencampuran optimum lotion VCO.
2. Viskositas
Respon viskositas dari keempat percobaan yang diperoleh, menghasilkan
persamaan desain faktorial sebagai berikut Y =21,785 – 0,00825.x1 – 0,1555.x2 +
0,000245.x12. Dari persamaan tersebut maka dapat dibuat contour plot untuk
Gambar 15. Contour Plot V
respon viskositas sebagai berikut:
iskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)
Ar optimum ea yang diarsir pada contour plot tersebut merupakan area
proses pencampuran berdasarkan respon viskositas. Viskositas optimum yang
dipilih dalam menentukan area yang diarsir juga diambil dari nilai viskositas
sediaan lotion yang telah beredar di pasaran dan berdasarkan peneltian
sebelumnya (Hartanto, 2007). Lotion tersebut memiliki viskositas sebesar 15 d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pa.s. ( untuk produk yang beredar dipasaran) dan 17 d Pa.s (Hartanto, 2007)
berdasarkan hal tersebut, maka dipilih range untuk viskositas optimum adalah 14
d. Pa.s – 19 d Pa.s. maka viskositas tersebut dapat digunakan untuk menentukan
area proses pencampuran, terbatas pada kecepatan putar dan waktu pencampuran.
3. Pergeseran Viskositas
Untuk respon pergeseran viskositas, diperoleh persamaan desain faktorial
sebagai berikut : Y = 2,87 + 0,0162.x1 – 0,502.x2 + 0,00023.x12. Dan dari
persamaan yang diperoleh tersebut, dihasilkan contour plot untuk respon
viskositas adalah sebagai berikut :
Gambar 16. Contour Plot Pergeseran Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)
umPergeseran viskositas dapat digunakan untuk menentukan area optim
proses pencampuran, terbatas pada kecepatan putar dan waktu pencampuran.
Pergeseran viskositas yang yang diperbolehkan untuk mempertahankan stabilitas
lotion yang dihasilkan adalah ≤ 10%. Dengan memiliki pergeseran viskositas ≤
10%, maka lotion yang dihasilkan masih dapat menjaga dispersi fase internal
dalam fase eksternalnya, dan hal ini dapat menjamin bahwa sediaan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masih stabil. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh area optimum untuk
persen pemisahan seperti yang terdapat pada area yang diarsir pada contour plot
tersebut, terbatas pada kecepatan putar dan waktu pencampuran.
4. Super Imposed Contour Plot
Area optimum proses pencampuran dapat diprediksi dengan melihat area
encamp puran optimum dari tiap-tiap respon sifat fisik dan stabilitas,garis-garis
pada area optimum, kemudian digabungkan dalam satu kurva yang tampak pada
gambar berikut :
Gambar 17. Super Imposed Contour Plot Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)
B abilitaserdasarkan contour plot super imposed tersebut, sifat fisik dan st
fisik lotion dapat ditentukan area optimumnya untuk proses pencampuran lotion
VCO guna mendapatkan lotion sesuai yang dikehendaki. Oleh karena itu, dengan
menentukan salah satu titik pada area yang diarsir tersebut maka dapat dibuat
lotion yang memiliki sifat fisik dan stabilitas yang dikehendaki, terbatas pada
level kecepatan putar dan waktu pencampuran yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Kecepatan Putar dominan dalam menentukan respon daya sebar dan viskositas
lotion VCO. Pada respon pergeseran viskositas dan ukuran droplet tidak ada
faktor yang dominan menentukan respon, karena signifikansi pengaruh respon
tidak dapat dibuktikan dengan analisis yate’s treatment.
2. Diperoleh area kecepatan putar dan waktu pencampuran yang optimum untuk
proses pencampuran lotion VCO.
B. SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas lotion VCO
sebagai moisturizer dan keamanan lotion VCO ketika diaplikasikan pada kulit.
2. Perlu dilakukan kualifikasi alat yang digunakan, untuk membuat sediaan
lotion, agar diperoleh hasil yang lebih valid.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, Second Edition, 263-266, 301-324, American Pharmacheutical Association, USA
Armstrong, A.N., And James, K. C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design
and Interpretation, 131-143, Taylor & Francis Ltd, London Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, 71-73, Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 6, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2008, Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO),http://kaltim.litbang. deptan.go .id /pdf/liptan/pembuatan%20vco.pdf, diakses tanggal 12 juni
2009 Ash, I. and Michael, 1977, A Formulary of Cosmetic Preparation, 278-279,
Cehmical Publishing Co., New York Aulton, M. E., 2002, Pharmacheutics: The Science of Dosage Form Design, 188-
195, 342-344, 352-358 ELBS, Churchill Livingstone Botlon, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
Ed, 84-85, 308-326, 533-545, Marcel Decker inc, New York. Daniels, Rolf, 2005, Galenic Principles of Modern Skin Care Products,
http://www.azonano.com/details.asp?ArticleID=1292, diakses pada tanggal 8 Juli 2009
Garg, A., Aggrwal, D., Garg, S., and Singla, A.K, 2002, Spreading of Semisolid
Formulation : An Update, Pharmaceutical Technology, September, 2002, 84-102
Hartanto, W, 2007, Optimasi polisorbate 80 dan Gliserin Sebagai Emulsifying
Agent Dalam Lotion Virgin Coconut Oil dengan Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi,56, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Lucida, H., Hosiana, V., dan Muharmi, V., 2008, Pengaruh Virgin Coconut Oil (VCO) Didalam Basis Krim Terhadap Penetrasi Zat Aktif, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Andalas Padang, diakses tanggal 12 Agustus 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lantz, R. J. Jr., dan Schwartz J. B., 1990, Mixing, in Lieberman, H. A., Lachman, L., and Schwartz, J. B., Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets, Vol. 2, 2nd Ed, 1-70, Marchel Dekker, Inc, New York
Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker., G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage
Forms : Dispers System, 2nd Ed., 76-80, 206, Marcell Decker Inc., New York
Martin. A., Swarbick, J., Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, Physycal
Chemical Principles in The Pharmacheutical Science 2 edisi 3, diterjemahkan oleh Yoshita, 522-537,1077-1119, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Maibach, Howard I., 2000, Cosmeceuticals, 73-75 Marcel Decker Inc., University
of California, California Peters D.C., 1997, Dynamics of emulsification, Mixing in the Process Industries: Second Edition by A. W. NIENOW, N. Harnby, M. F. Edwards (Editors), 294-310, Publisher: Butterworth-Heinemann Setiaji, A. H., Bambang, 2005, Menyingkap Keajaiban Minyak Kelapa Virgin
Coconut Oil, Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu, Yogyakarta Shilhavy, B., 2005, Virgin Coconut Oil, Topical Traditional, Inc, Philippines. Schwartz, R.A., 2006, Moisturizer, http://emedicine.medscape.com/article/
1067211 -overview. Diakses pada 23 Juni 2009 Sukartin, J. K., dan Sitanggang, M., 2005, Gempur Penyakit dengan VCO, 4,
Agro Media Pustaka, Jakarta Timoti, H., 2005, Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut
Oil (VCO), 1-3, PT Nawapanca Adhicipta Voigt, R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, 9-15, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta Wilkinson, J.B., and More, R.J., 1982, Harry’s Cosmeticology, 7th Ed., 50,69, Chemical Publishing Company, Inc., New York Winfield, A.J., Richards, R.M.E., 2004, Pharmaceutical Practice, 3rd Ed., 201, Churchill Livingstone, Spain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data penimbangan
Berdasarkan optimasi formula yang telah dilakukan oleh Hartanto, W.,
(2007) telah diperoleh formula optimum, yaitu sebagai berikut:
A. VCO 110 g Polysorbate 80 20 g B. Cetyl alcohol 6,4 g Asam sterarat 9,6g C. Gliserin 40 g TEA 2,4 g Nipagin 5,2 g Minyak lemon 1,6 g Aquadest 25 g D. Aquadest 55 g
Rancangan percobaan Desain faktorial
Formula Lama pencampuran (menit) Kecepatan putar mixer (rpm)
1 10 500 a 20 500 b 10 700 ab 20 700
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 2
Data sifat fisik
Replikasi Percobaan 1 Percobaan a Percobaan b Percobaan ab
a 6,15 6,95 6,35 6,25
b 6,05 6,5 6,05 7,4
c 5,75 6,8 6,35 6,7
d 5,9 6,6 6,3 6,45
e 6,2 6,65 6,2 6,45
f 6,25 6,6 6,05 6,65
X 6,05 6,68 6,22 6,65
SD 0,19 0,16 0,14 0,40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 3
Data stabilitas
Percobaan 1
Percobaan Viskositas setelah pembuatan (dpa,s)
Viskositas setelah penyimpanan 1 bulan
(dpa.s) Pergeseran
viskositas (%) a 17 18 5,88 b 18 17 5,56 c 16 17 6,25 d 17 17 0,00 e 18 17 5,56 f 18 17 5,56 X 17,33 17,17 4,80
SD 0,82 0,41 2,368
Percobaan a
Percobaan Viskositas setelah pembuatan (dpa,s)
Viskositas setelah penyimpanan 1 bulan
(dpa.s) Pergeseran
viskositas (%) a 15 18 20,00 b 17 18 5,88 c 17 17 0,00 d 15 17 13,33 e 17 17 0,00 f 16 17 6,25 X 16,17 17,33 7,58
SD 0,98 0,52 7,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Percobaan b
Percobaan Viskositas setelah pembuatan (dpa,s)
Viskositas setelah penyimpanan 1 bulan
(dpa.s) Pergeseran
viskositas (%) a 17 17 0,00 b 17 17 0,00 c 17 17 0,00 d 18 17 5,56 e 17 17 0,00 f 16 16 0,00 X 17,00 16,83 0,93
SD 0,63 0,41 2,27
Percobaan ab
Percobaan Viskositas setelah pembuatan (dpa,s)
Viskositas setelah penyimpanan 1 bulan
(dpa.s) Pergeseran
viskositas (%) a 17 17 0,00 b 16 17 6,25 c 16 18 12,50 d 17 17 0,00 e 16 17 6,25 f 16 16 0,00 X 16,33 17,00 4,17
SD 0,52 0,63 5,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 4
Data mikromeitik
Percobaan 1(a) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 20 6,01 - 12 9,005 0 113 12,01- 18 15,005 44 166 18,01 - 24 21,005 172 64 24,01 - 30 31,505 187 46 30,01 - 36 33,005 62 48 36,01 - 42 39,005 22 20 42,01 - 48 45,005 11 16 48,01 - 54 51,005 2 6 54,01 - 60 57,005 0 1
Percobaan 1(b) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 5 6,01 - 12 9,005 0 12 12,01- 18 15,005 80 74 18,01 - 24 21,005 198 78 24,01 - 30 27,005 156 127 30,01 - 36 33,005 36 100 36,01 - 42 39,005 22 53 42,01 - 48 45,005 7 38 48,01 - 54 51,005 1 10 54,01 - 60 57,005 0 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Percobaan 1(c) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 1 6,01 - 12 9,005 11 6 12,01- 18 15,005 155 121 18,01 - 24 21,005 151 158 24,01 - 30 27,005 95 106 30,01 - 36 33,005 55 80 36,01 - 42 39,005 23 13 42,01 - 48 45,005 8 8 48,01 - 54 51,005 2 5 54,01 - 60 57,005 0 2
Formula 1(d) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 9 1 12,01- 18 15,005 129 93 18,01 - 24 21,005 153 159 24,01 - 30 27,005 130 22 30,01 - 36 33,005 57 86 36,01 - 42 39,005 16 126 42,01 - 48 45,005 4 12 48,01 - 54 51,005 2 1 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula 1(e) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 4 0 12,01- 18 15,005 36 68 18,01 - 24 21,005 173 150 24,01 - 30 31,505 160 185 30,01 - 36 33,005 101 79 36,01 - 42 39,005 22 16 42,01 - 48 45,005 4 1 48,01 - 54 51,005 0 1 54,01 - 60 57,005 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Formula 1(f) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 1 6,01 - 12 9,005 1 4 12,01- 18 15,005 38 102 18,01 - 24 21,005 168 197 24,01 - 30 31,505 161 128 30,01 - 36 33,005 101 56 36,01 - 42 39,005 24 12 42,01 - 48 45,005 6 0 48,01 - 54 51,005 1 0 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula a(a) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 0 15 12,01- 18 15,005 118 99 18,01 - 24 21,005 246 127 24,01 - 30 27,005 128 173 30,01 - 36 33,005 8 57 36,01 - 42 39,005 0 25 42,01 - 48 45,005 0 4 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula a(b) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 2 6,01 - 12 9,005 2 18 12,01- 18 15,005 129 99 18,01 - 24 21,005 180 145 24,01 - 30 27,005 161 157 30,01 - 36 33,005 25 57 36,01 - 42 39,005 2 13 42,01 - 48 45,005 1 8 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Formula a(c) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 6 10 12,01- 18 15,005 105 190 18,01 - 24 21,005 198 168 24,01 - 30 31,505 144 110 30,01 - 36 33,005 44 21 36,01 - 42 39,005 2 1 42,01 - 48 45,005 0 0 48,01 - 54 51,005 1 0 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula a(d) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 1 6,01 - 12 9,005 1 7 12,01- 18 15,005 135 172 18,01 - 24 21,005 222 166 24,01 - 30 27,005 115 119 30,01 - 36 33,005 23 30 36,01 - 42 39,005 2 5 42,01 - 48 45,005 0 0 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 2 0
Formula a(e) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 1 6,01 - 12 9,005 0 3 12,01- 18 15,005 88 89 18,01 - 24 21,005 266 232 24,01 - 30 31,505 123 142 30,01 - 36 33,005 23 31 36,01 - 42 39,005 0 2 42,01 - 48 45,005 0 0 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Formula a(f) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0
6,01 - 12 9,005 1 1 12,01- 18 15,005 94 96 18,01 - 24 21,005 201 275 24,01 - 30 31,505 162 105 30,01 - 36 33,005 37 22 36,01 - 42 39,005 5 1 42,01 - 48 45,005 0 0 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula b(a) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 0 4 12,01- 18 15,005 84 81 18,01 - 24 21,005 249 115 24,01 - 30 27,005 143 145 30,01 - 36 33,005 18 84 36,01 - 42 39,005 5 41 42,01 - 48 45,005 1 22 48,01 - 54 51,005 0 6 54,01 - 60 57,005 0 2
Formula b(b) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 2 4 12,01- 18 15,005 147 74 18,01 - 24 21,005 241 106 24,01 - 30 27,005 94 169 30,01 - 36 33,005 13 89 36,01 - 42 39,005 3 41 42,01 - 48 45,005 0 15 48,01 - 54 51,005 0 2 54,01 - 60 57,005 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Formula b(c) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 10 8 12,01- 18 15,005 156 116 18,01 - 24 21,005 186 212 24,01 - 30 27,005 116 118 30,01 - 36 33,005 27 42 36,01 - 42 39,005 4 3 42,01 - 48 45,005 1 0 48,01 - 54 51,005 0 1 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula b(d) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 4 4 12,01- 18 15,005 200 100 18,01 - 24 21,005 196 218 24,01 - 30 27,005 80 119 30,01 - 36 33,005 17 54 36,01 - 42 39,005 2 3 42,01 - 48 45,005 1 2 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula b(e) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 6 2 12,01- 18 15,005 114 69 18,01 - 24 21,005 205 247 24,01 - 30 27,005 142 142 30,01 - 36 33,005 26 36 36,01 - 42 39,005 7 4 42,01 - 48 45,005 0 0 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Formula b(f) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 1 2 12,01- 18 15,005 91 67 18,01 - 24 21,005 230 238 24,01 - 30 27,005 142 150 30,01 - 36 33,005 33 40 36,01 - 42 39,005 3 3 42,01 - 48 45,005 0 0 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula ab (a) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 2 0 12,01- 18 15,005 222 76 18,01 - 24 21,005 233 196 24,01 - 30 31,505 42 185 30,01 - 36 33,005 1 36 36,01 - 42 39,005 0 5 42,01 - 48 45,005 0 2 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula ab (b) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 0 6,01 - 12 9,005 15 0 12,01- 18 15,005 318 101 18,01 - 24 21,005 126 190 24,01 - 30 31,505 39 175 30,01 - 36 33,005 2 30 36,01 - 42 39,005 0 4 42,01 - 48 45,005 0 0 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Formula ab (c) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 2 6,01 - 12 9,005 24 6 12,01- 18 15,005 233 117 18,01 - 24 21,005 135 221 24,01 - 30 31,505 87 116 30,01 - 36 33,005 18 35 36,01 - 42 39,005 2 1 42,01 - 48 45,005 1 2 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula ab (d) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan 0 - 6 3 0 1 6,01 - 12 9,005 18 42 12,01- 18 15,005 276 258 18,01 - 24 21,005 169 165 24,01 - 30 31,505 33 26 30,01 - 36 33,005 4 7 36,01 - 42 39,005 0 1 42,01 - 48 45,005 0 0 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Formula ab (e) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah Pembuatan Setelah Penyimpanan0 - 6 3 0 2 6,01 - 12 9,005 0 2 12,01- 18 15,005 105 136 18,01 - 24 21,005 239 234 24,01 - 30 31,505 131 111 30,01 - 36 33,005 21 15 36,01 - 42 39,005 4 0 42,01 - 48 45,005 0 0 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
Formula ab (f) Interval Nilai Tengah Frekuensi
Setelah PembuatanSetelah
Penyimpanan 0 - 6 3 0 1 6,01 - 12 9,005 3 1 12,01- 18 15,005 105 105 18,01 - 24 21,005 233 182 24,01 - 30 27,005 130 165 30,01 - 36 33,005 24 40 36,01 - 42 39,005 4 6 42,01 - 48 45,005 1 0 48,01 - 54 51,005 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 5
Frekuensi Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet
Percobaan 1 Frekuensi Total Replikasi
Interval
Nilai Tengah
1 2 3 4 5 6 0 - 6 3 0 0 0 0 0 0 0 6,01 - 12 9,005 0 0 11 9 4 1 25 12,01- 18 15,005 44 80 155 129 36 38 482 18,01 - 24 21,005 172 198 151 153 173 168 1015 24,01 - 30 27,005 187 156 95 130 160 161 889 30,01 - 36 33,005 62 36 55 57 101 101 412 36,01 - 42 39,005 22 22 23 16 22 24 129 42,01 - 48 45,005 11 7 8 4 4 6 40 48,01 - 54 51,005 2 1 2 2 0 1 8 54,01 - 60 57,005 0 0 0 0 0 0 0
Percobaan a Frekuensi Total Replikasi
Interval
Nilai Tengah
1 2 3 4 5 6 0 - 6 3 0 0 0 0 0 0 0 6,01 - 12 9,005 0 2 6 1 0 1 10 12,01- 18 15,005 118 129 105 135 88 94 669 18,01 - 24 21,005 246 180 198 222 266 201 1313 24,01 - 30 27,005 128 161 144 115 123 162 833 30,01 - 36 33,005 8 25 44 23 23 37 160 36,01 - 42 39,005 0 2 2 2 0 5 11 42,01 - 48 45,005 0 1 0 0 0 0 1 48,01 - 54 51,005 0 0 1 0 0 0 1 54,01 - 60 57,005 0 0 0 2 0 0 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Percobaan b Frekuensi Total Replikasi
Interval
Nilai Tengah
1 2 3 4 5 6 0 - 6 3 0 0 0 0 0 0 0 6,01 - 12 9,005 0 2 10 4 6 1 23 12,01- 18 15,005 84 147 156 200 114 91 792 18,01 - 24 21,005 249 241 186 196 205 230 1307 24,01 - 30 27,005 143 94 116 80 142 142 717 30,01 - 36 33,005 18 13 27 17 26 33 134 36,01 - 42 39,005 5 3 4 2 7 3 24 42,01 - 48 45,005 1 0 1 1 0 0 3 48,01 - 54 51,005 0 0 0 0 0 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0 0 0 0 0 0
Percobaan ab Frekuensi Total Replikasi
Interval
Nilai Tengah
1 2 3 4 5 6 0 - 6 3 0 0 0 0 0 0 0 6,01 - 12 9,005 2 15 24 18 0 3 62 12,01- 18 15,005 222 318 233 276 105 105 1259 18,01 - 24 21,005 233 126 135 169 239 233 1135 24,01 - 30 27,005 42 39 87 33 131 130 462 30,01 - 36 33,005 1 2 18 4 21 24 70 36,01 - 42 39,005 0 0 2 0 4 4 10 42,01 - 48 45,005 0 0 1 0 0 1 2 48,01 - 54 51,005 0 0 0 0 0 0 0 54,01 - 60 57,005 0 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 6
Perhitungan efek sifat fisik dan stabilitas
1. Perhitungan Persamaan daya sebar Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi Respon (cm)
-1 (-) (-) (+) 6,05 a (+) (-) (-) 6,68 b (-) (+) (-) 6,22 ab (+) (+) (+) 6,65
Dimana faktor A = kecepatan, dan faktor B adalah waktu.
Efek Faktor A = ( )( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−
21 baba
=( )( ) ( )6,68 6,05 6,65 6,22
2
⎡ ⎤− + −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= 0,53
Efek Faktor B = ( )( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−
21 aabb
=( )( ) ( )6,22 6,05 6,65 6,68
2
⎡ ⎤− + −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= 0,07
Efek Faktor AB = ( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −−−
2)1(abab
=( )( ) ( )6,65 6,22 6,68 6,05
2
⎡ ⎤− − −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= - 0,1 2. Perhitungan Persamaan Viskositas sebelum penyimpanan selama 1 bulan Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi Respon (cm)
-1 (-) (-) (+) 17,33 a (+) (-) (-) 16,17 b (-) (+) (-) 17 ab (+) (+) (+) 16,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Dimana faktor A = kecepatan, dan faktor B adalah waktu.
Efek Faktor A = ( )( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−
21 baba
=( )( ) ( )16,17 17,33 16,33 17
2
⎡ ⎤− + −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= -0,915
Efek Faktor B = ( )( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−
21 aabb
=( )( ) ( )17 17,33 16,33 16,17
2
⎡ ⎤− + −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= -0,085
Efek Faktor B = ( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −−−
2)1(abab
=( )( ) ( )16,33 17 16,17 17,33
2
⎡ ⎤− − −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= 0,245
3. Perhitungan Persamaan pergeseran Viskositas Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi Respon (cm)
-1 (-) (-) (+) 4,80 a (+) (-) (-) 7,58 b (-) (+) (-) 0,93 ab (+) (+) (+) 4,17
Dimana faktor A = kecepatan, dan faktor B adalah waktu.
Efek Faktor A = ( )( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−
21 baba
=( )( ) ( )7,58 4,80 4,17 0,93
2
⎡ ⎤− + −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= 3,01
Efek Faktor B = ( )( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−
21 aabb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
=( )( ) ( )2,95 4,80 4,17 7,58
2
⎡ ⎤− + −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= -3,64
Efek Faktor C = ( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −−−
2)1(abab
=( )( ) ( )4,17 2,95 7,58 4,80
2
⎡ ⎤− − −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= 0,23
4. Perhitungan Persamaan Mikromeritik Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi Respon (cm)
-1 (-) (-) (+) 21,005 a (+) (-) (-) 21,005 b (-) (+) (-) 21,005 ab (+) (+) (+) 15,005
Dimana faktor A = kecepatan, dan faktor B adalah waktu.
Efek Faktor A = ( )( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−
21 baba
=( )( ) ( )21,005 21,005 15,005 21,005
2
⎡ ⎤− + −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= -3
Efek Faktor B = ( )( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −+−
21 aabb
=( )( ) ( )21,005 21,005 15,005 21,005
2
⎡ ⎤− + −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= -3
Efek Faktor C = ( ) ( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −−−
2)1(abab
=( )( ) ( )15,005 21,005 21,005 21,005
2
⎡ ⎤− − −⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
= -3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 7. Persamaan regresi
1. Daya sebar
Persamaan Umum
Y = b0 + b1.x1 + b2.x2 + b12.x12
Percobaan (1)
6,05 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12 .................(I)
Percobaan (a)
6,68 = b0 + 700b1 + 10b2 + 7000b12 .................(II)
Percobaan (b)
6,22 = b0 + 500b1 + 20b2 + 10000b12 ..................(III)
Percobaan (ab)
6,65 = b0 + 700b1 + 20b2 + 14000b12 ...................(IV)
Eliminasi persamaan (I) dan (III)
6,05 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12
6,22 = b0 + 500b1 + 20b2 + 10000b12 -
-0,17 = -10b2 – 5000b12 .......................................(V)
Eliminasi persamaan (II) dan (IV)
6,68 = b0 + 700b1 + 10b2 + 7000b12
6,65 = b0 + 700b1 + 20b2 + 14000b12 -
0,03 = -10b2 -7000b12 ......................................(VI)
Eliminasi Persamaan (V) dan (VI)
-0,17 = -10b2 – 5000b12
-0,03 = -10b2 -7000b12 -
- 0,14 = 2000 b12
b12 = - 0,00007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Substitusi nilai b12 ke persamaan (V)
-0,17 = -10b2 – 5000b12
-0,17 = -10b2 – 5000 (-0,00007)
-0,17 = -10b2 + 0,35
-10b2 = -0,52
b2 = 0,052
Substitusi nilai b2 dan b12 ke persamaan (1) dan (II)
(I) 6,05 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12
6,05 = b0 + 500b1 + 10 (0,052) + 5000(-0,00007)
6,05 = b0 + 500b1 + 0,17
5,88= b0 + 500b1..........................(VII)
(II) 6,68 = b0 + 700b1 + 10(0,052) + 7000(-0,00007)
6,68 = b0 + 700b1 + (0,52) + (-0,49)
6,65 = b0 + 700b1 .........................(VIII)
Eliminasi persamaan (VII) dan (VIII)
5,88 = b0 + 500b1
6,65 = b0 + 700b1 –
-0,77 = -200b1
b1 = 0,00385
Substitusi ke persamaan (VII)
5,88 = b0 + 500(0,00385)
5,88 = b0 +1,925
b0 = 3,955
Maka persamaan formula optimum untuk daya sebar adalah
Y = 3,955+ 0,00385.x1 + 0,052.x2 – 0,00007x12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Viskositas
Persamaan Umum
Y = b0 + b1.x1 + b2.x2 + b12.x12
Percobaan (1)
17,33 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12 .................(I)
Percobaan (a)
16,17 = b0 + 700b1 + 10b2 + 7000b12 .................(II)
Percobaan (b)
17 = b0 + 500b1 + 20b2 + 10000b12 ..................(III)
Percobaan (ab)
16,33 = b0 + 700b1 + 20b2 + 14000b12 ...................(IV)
Eliminasi persamaan (I) dan (III)
17,33 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12
17 = b0 + 500b1 + 20b2 + 10000b12 -
0,33 = -10b2 – 5000b12 .......................................(V)
Eliminasi persamaan (II) dan (IV)
16,17 = b0 + 700b1 + 10b2 + 7000b12
16,33 = b0 + 700b1 + 20b2 + 14000b12 -
-0,16 = -10b2 -7000b12 ......................................(VI)
Eliminasi Persamaan (V) dan (VI)
0,33 = -10b2 – 5000b12
-0,16 = -10b2 -7000b12 -
0,49 = 2000 b12
b12 = 0,000245
Substitusi nilai b12 ke persamaan (V)
0,33 = -10b2 – 5000b12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
0,33 = -10b2 – 5000 (0,000245)
0,33 = -10b2 – 1,225
-10b2 = 1,555
b2 = - 0,1555
Substitusi nilai b2 dan b12 ke persamaan (1) dan (II)
(II) 17,33 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12
17,33 = b0 + 500b1 + 10(-0,1555) + 5000(0,000245)
17,33 = b0 + 500b1 – 0,33
17,66 = b0 + 500b1..........................(VII)
(II) 16,17 = b0 + 700b1 + 10(-0,1555) + 7000(0,000245)
16,17 = b0 + 700b1 + (-1,555) + 1,715
16,01 = b0 + 700b1 .........................(VIII)
Eliminasi persamaan (VII) dan (VIII)
17,66 = b0 + 500b1
16,01 = b0 + 700b1 -
1,65 = -200b1
b1 = -0,00825
Substitusi ke persamaan (VII)
17,66 = b0 + 500(-0,00825)
17,66 = b0 -4,125
b0 = 21,125
Maka persamaan formula optimum untuk daya sebar adalah
Y =21,785 – 0,00825.x1 – 0,1555.x2 + 0,000245.x12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. Pergeseran viskositas
Persamaan Umum
Y = b0 + b1.x1 + b2.x2 + b12.x12
Percobaan (1)
4,80 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12 .................(I)
Percobaan (a)
7,58 = b0 + 700b1 + 10b2 + 7000b12 .................(II)
Percobaan (b)
0,93 = b0 + 500b1 + 20b2 + 10000b12 ..................(III)
Percobaan (ab)
4,17 = b0 + 700b1 + 20b2 + 14000b12 ...................(IV)
Eliminasi persamaan (I) dan (III)
4,80 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12
0,93 = b0 + 500b1 + 20b2 + 10000b12 -
3,87 = -10b2 – 5000b12 .......................................(V)
Eliminasi persamaan (II) dan (IV)
7,58 = b0 + 700b1 + 10b2 + 7000b12
4,17 = b0 + 700b1 + 20b2 + 14000b12 -
3,41 = -10b2 -7000b12 ......................................(VI)
Eliminasi Persamaan (V) dan (VI)
3,87 = -10b2 – 5000b12
3,41 = -10b2 -7000b12 -
0,46 = 2000 b12
b12 = 0,00023
Substitusi nilai b12 ke persamaan (V)
3,87 = -10b2 – 5000b12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3,87 = -10b2 – 5000 ( 0,00023)
3,87 = -10b2 – 1,15
-10b2 = 5,02
b2 = - 0,502
Substitusi nilai b2 dan b12 ke persamaan (1) dan (II)
(III) 4,80 = b0 + 500b1 + 10b2 + 5000b12
4,80 = b0 + 500b1 + 10(- 0,502) + 5000(-0,00023)
4,80 = b0 + 500b1 – 6,17
10,97 = b0 + 500b1..........................(VII)
(II) 7,58 = b0 + 700b1 + 10(- 0,502) + 7000(-0,00023)
7,58 = b0 + 700b1 + (-5,02) + (-1,61)
14,21 = b0 + 700b1 .........................(VIII)
Eliminasi persamaan (VII) dan (VIII)
10,97 = b0 + 500b1
14,21 = b0 + 700b1 –
-3,24 = - 200b1
b1 = 0,0162
Substitusi ke persamaan (VII)
10,97 = b0 + 500(0,0162)
10,97 = b0 + 8,1
b0 = 2,87
Maka persamaan formula optimum untuk daya sebar adalah
Y = 2,87 + 0,0162.x1 – 0,502.x2 + 0,00023.x12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 8. Perhitungan Yate’s Treatment
1. Perhitungan Yate’s Treatment daya sebar.
Waktu 10 20
6,25 6,35 6,05 6,05 5,75 6,35 5,9 6,3 6,2 6,2
500
6,25 6,05 Tot 36,3 37,3 73,6
6,95 6,25 6,5 7,4 6,8 6,7 6,6 6,45
6,65 6,45
700
6,6 6,65
Kecepatan
Tot 40,1 39,9 80 76,4 77,2 153,6 I. 6,25∑ =Χ2 2 + 6,052 + 5,752 +5,92 +6,22 +6,252 + 6,352 + 6,052 +6,352 +6,32
+6,22 +6,052 + 6,952 +6,52 + 6,82 + 6,62 + 6,652 + 6,62 +6,152 +7,42 +6,72 +6,452 +6,452 +6,652
= 219, 8 + 231, 98 + 268,135 + 264, 9 = 986,055
II. ( )
n
2∑Χ =
( )2153,524
= 23562,2524
= 983,0400
IIIC =( ) ( )2 276,4 77,1
12+
= 5836,96 5944, 4112+
= 983,0667
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
III R =( ) ( )2 273,6 79,9
12+
= 5416,9 6384,0112+
= 984,7467
IV. ( ) ( ) ( ) ( )2222
nIV
nIII
nII
nI CRCRCRCR ∑∑∑∑ +++
=( ) ( ) ( ) ( )2 2 236,3 40,1 37,3 39,8
6 6 6 6+ + +
2
= 1317,69 1608,01 1391, 29 1584,046
+ + +
= 5901,036
= 984,8333 a. SSC = IIIC – II
= 983,0667– 983,0400 = 0,0267
b. SSR = IIIR – II = 984,7467– 983,0400 = 1,7067
c. SSRC = IV – IIIC – IIIR + II = 984,8333– 983,0667– 984,7467+ 983,0400 = 0,0600
d. SSW = I – IV = 986,055– 984,8333 = 1,2217
e. SST = I – II = 986,055– 983,0400 = 3,0150
Tabel
Source Degrees of
freedom Sum of Squares Mean Squares E Between:
Rows 1 1,7067 1,70667 27,9399727Collumns 1 0,0267 0,02667 0,43656207Interaction 1 0,0600 0,06000 0,98226467
Within: Error 20 1,2217 0,06108 Total 23 3,0150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2. Perhitungan Yate’s Treatment Viskositas sebelum penyimpanan.
Waktu 10 20
17 17 18 17 16 17 17 18 18 17
500
18 16 Tot 104 102 206
15 17 17 16 17 16 15 17 17 16
700
16 16
Kecepatan
Tot 97 98 195 201 200 401 I. 17∑ =Χ2 2 + 182 + 162 +172 +182 +182 + 152 + 172 +172 +152 +172 +162 +
172 +172 + 172 + 182 + 172 + 162 +172 +162 +162 +172 +162 +162
= 1806 + 1573 + 1736 + 1602 = 6717
II. ( )
n
2∑Χ = ( )
24401 2
=24
160801
= 6700,0417
III R = ( ) ( )12
195206 22 +
=12
3802542436 +
= 6705,0833
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
IIIC = ( ) ( )12
200201 22 +
=12
4000040401+
= 6700,0833
IV. ( ) ( ) ( ) ( )2222
nIV
nIII
nII
nI CRCRCRCR ∑∑∑∑ +++
= ( ) ( ) ( ) ( ) 2222
698
6102
697
6104
+++
= 10816 9409 10404 96046
+ + +
= 402536
= 6705,5 f. SSR = IIIR – II
= 6705,083 – 6700,417 = 5,0417
g. SSC = IIIC – II = 6700,083 – 6700,417 = 0,0417
h. SSRC = IV – IIIC – IIIR + II = 6705,5 – 6700,833– 6705,083+ 6700,417 = 0,3750
i. SSW = I – IV = 6717 – 6705,5 = 11,5
j. SST = I – II = 6717 – 670042 = 16,958
Tabel
Collumns Degrees of freedom Sum of SquaresMean
Squares F Hitung Between:
Rows 1 5,0417 5,04167 8,768116 Collumns 1 0,0417 0,04167 0,072464 Interaction 1 0,3750 0,37500 0,652174 Within:
Error 20 11,5000 0,57500 Total 23 16,9583
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Perhitungan Yate’s Treatment pergeseranViskositas.
Waktu 10 20
5,88 0 5,56 0 6,25 0
0 5,56 5,56 0
500
5,56 0 Tot 28,81 5,56 34,37
20 0 5,88 6,25
0 12,5 13,33 0
0 6,25
700
6,25 0
Kecepatan
Tot 45,46 25 70,46 74,27 30,56 104,83 I. 5,88∑ =Χ2 2 + 5, 562 + 6,252 +02 + 5, 562 + 5, 562 + 202 + 5,882 +02 +13,332
+02 +6,252 + 02 +02 + 02 + 5, 562 + 02 + 02 +02 +6,252 +12, 52 +02 +6,252 +02
= 166, 3777 + 104, 5505 + 30,9136 + 234,375 = 1082,9921
II. ( )
n
2∑Χ =
( )2104,8324
= 10989,328924
= 457,8887
III R =( ) ( )2 234,37 70,46
12+
= 1181, 2969 4964,611612+
= 512,1590
IIIC =( ) ( )2 274,27 30,56
12+
= 5516,0329 1822, 436112+
= 537,4955
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
IV. ( ) ( ) ( ) ( )2222
nIV
nIII
nII
nI CRCRCRCR ∑∑∑∑ +++
=( ) ( ) ( ) ( )2 2 228,81 45,46 5,56 25
6 6 6+ + +
2
6
= 830,0161 2066,6116 30,9136 6256
+ + +
= 3552,54136
= 592,0902 k. SSR = IIIR – II
= 512,1590 – 457,8887 = 54,2703
l. SSC = IIIC – II = 537,4955 – 457,8887 = 79,6068
m. SSRC = IV – IIIC – IIIR + II = 592,0902– 537,4955 – 512,1590 + 457,8887 = 0,3243
n. SSW = I – IV = 1082,9921 – 592,0902 = 490,9019
o. SST = I – II = 1082,9921 – 457,8887 = 625,1034
Tabel
Source Degrees of freedom Sum of Squares Mean Squares F Hitung Between:
Rows 1 54,2703 54,2703 2,2110 Collumns 1 79,6068 79,6068 3,2433 Interaction 1 0,3243 0,3243 0,0132 Within:
Error 20 490,9019 24,5451 Total 23 625,1034
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
4. Perhitungan Yate’s Treatment Mikromeritik
Waktu
10 20
27,005 21,005
21,005 21,005
15,005 21,005
21,005 15,005
21,005 21,005
500
21,005 21,005 Tot 126,03 120,03 246,06
21,005 21,005
21,005 15,005
21,005 15,005
21,005 15,005
21,005 21,005
700
21,005 21,005
Kecepatan
Tot 126,03 108,03 234,06 252,06 228,06 480,12 I. 27,005∑ =Χ2 2 + 21,0052 + 15,0052 +21,0052 +21,0052 +21,0052 + 21,0052 +
21,0052 + 21,0052 +15,0052 +21,0052 +21,0052 + 21,0052 +21,0052 + 21,0052 + 21,0052 + 21,0052 + 21,0052 +21,0052 +15,0052 +15,0052 +15,0052 +21,0052 +21,0052
= 2719,26015 + 2431,20015 + 2647,26015 + 1999,08015 = 9796,8006
II. ( )
n
2∑Χ =
( )2480,1224
= 230515, 211424
= 9604,8006
IIIR =( ) ( )2 2246,06 234,06
12+
= 60545,5236 54784,083612+
= 9610, 8006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
III C =( ) ( )2 2252,06 228,06
12+
= 63534, 2436 52011,363612+
= 9628,8006
IV. ( ) ( ) ( ) ( )2222
nIV
nIII
nII
nI CRCRCRCR ∑∑∑∑ +++
=( ) ( ) ( ) ( )2 2 2126,03 126,03 120,03 108,03
6 6 6 6+ + +
2
= 15883,5609 15883,5609 14407, 2009 11670, 48096
+ + +
= 57844,80366
= 9640,8006 p. SSR = IIIR – II
= 9610, 8006 – 9604,8006 = 6,00000
q. SSC = IIIC – II = 9628,8006– 9604,8006 = 24,000
r. SSRC = IV – IIIC – IIIR + II = 9640,8006– 9628,8006– 9610, 8006 + 9604,8006 = 6,0000
s. SSW = I – IV = 9796,8006 – 9640,8006 = 156,0000
t. SST = I – II = 9796,8006 – 9604,8006 = 192,0000
Tabel Source Degrees of freedom Sum of Squares Mean Squares E
Between: Rows 1 6,0000 6,00000 0,7692308
Collumns 1 24,0000 24,00000 3,0769231 Interaction 1 6,0000 6,00000 0,7692308
Within: Error 20 156,0000 7,80000 Total 23 192,0000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 9 Dokumentasi
Formula 1 Formula a
Formula b Formula ab
Proses pembuatan lotion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Uji pemisahan lotion percobaan 1 Uji pemisahan lotion percobaan a
Uji pemisahan lotion percobaan b Uji pemisahan lotion percobaan ab
Formula 1 Formula a
Formula b Formula ab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BIOGRAFI PENULIS
I Made Soma Putra Antar Nusa lahir di Yogyakarta pada
tanggal 9 Maret 1987, merupakan anak kedua dari
pasangan I Made Sunamayanta dan Cecilia Sriwinarti,
serta memiliki seorang kakak bernama Luh Gde
Primasari Mahardewi. Penulis telah menempuh
pendidikan di TK Karyarini Yogyakarta tahun ajaran
1991/1992 sampai dengan 1992/1993, SD Nologaten
Yogyakarta tahun ajaran 1993/1994 sampai dengan
1995/1996, SD 3 Tiyinggading Bali tahun ajaran
1996/1997, SD 2 Bajera Bali tahun ajaran 1996/1997 sampai dengan 1998/1999,
SLTP N 1 Selemadeg Bali tahun ajaran 1999/2000 sampai dengan 2001/2002,
kemudian melanjutkan pendidikan di SMA 9 Yogyakarta sampai dengan
2002/2005, selepas dari SMA, penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah, penulis juga aktif
mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, diantaranya anggota tim Basket
Farmasi 2005-2008, CO dekorasi pelepasan wisuda (2007), MC Pharmacy
Performance (2007), Teater Titrasi (2007), sie transportasi Sumpahan Apoteker
(2006). Penulis juga pernah menjadi asisten dosen Praktikum Botani Dasar selama
dua tahun (2007 dan 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI