EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

48
EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syizigium aromaticum) DAN DAUN KEMANGI (Ocimum basilicium) NURHAYATI 1603410011 FAKULTAS SAINS UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

Transcript of EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

Page 1: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI

EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syizigium aromaticum) DAN

DAUN KEMANGI (Ocimum basilicium)

NURHAYATI

1603410011

FAKULTAS SAINS

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

STAF PERPUSTAKAAN
Boks Teks
NURHAYATI
Page 2: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI

EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syizigium aromaticum) DAN

DAUN KEMANGI (Ocimum basilicium)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada

Program Studi Kimia Fakultas Sains

Universitas Cokroaminoto Palopo

NURHAYATI

1603410011

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

ii

Page 4: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

iii

Page 5: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

iv

Page 6: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

v

ABSTRAK

NURHAYATI. 2020. Efektivitas Lotion Anti Nyamuk dari Formulasi Ekstrak

Daun Cengkeh (syzigium aromaticum) dan Daun Kemangi (ocimim basilicium)

(dibimbing oleh Ilmiati Illing dan Sukarti).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan konsentrasi

larutan ekstrak daun cengkeh dan daun kemangi yang efektif sebagai lotion anti

nyamuk. Daun cengkeh (syzigium aromaticum) dan daun kemangi (ocimum

basilicium) adalah tanaman yang banyak dijumpai di Kabupaten Luwu, yang

dapat digunakan sebagai anti nyamuk alami karena mengandung komponen

senyawa minyak atsiri yang tidak disukai nyamuk. Metode pada penelitian ini

melalui preparasi sampel, maserasi dengan menggunakan ethanol 96%, proses

destilasi untuk memisahkan pelarut dengan zat terlarut, pembuatan formulasi

lotion menggunakan fase minyak dan fase air dengan konsentrasi sampel yang

berbeda, kemudian dilakukan empat tahap pengujian yaitu uji organoleptik, uji

pH, uji viskositas, dan uji efektivitas untuk mengetahui kelayakan dan keefektifan

lotion anti nyamuk dari daun cengkeh (Syzigium aromaticum) dan daun kemangi

(Ocimum basilicium). Hasil penelitian diperoleh bahwa konsentrasi yang efektif

digunakan sebagai lotion anti nyamuk dari ekstrak daun cengkeh (Syzigium

aromaticum) dan daun kemangi (Ocimum basilicium) adalah konsentrasi 15 ml

dari masing- masing ekstrak.

Kata Kunci : Cengkeh, Kemangi, Lotion, Minyak Atsiri

Page 7: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “formulasi daun cengkeh dan kemangi sebagai lotion anti nyamuk”

dengan sebaik-baiknya.

skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan Strata satu (S1) pada Program Studi Kimia Fakultas Sains Universitas

Cokroaminoto Palopo. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kedua orang tua

(Namri dan Halia) yang memberikan restu, semangat, bimbingan dan mendoakan

penulis, dan juga bantuan beberapa pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, MS selaku Rektor Universitas Cokroaminoto

Palopo.

2. Ibu Pauline Destinugrainy Kasi, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains

Universitas Cokroaminoto Palopo.

3. Ibu Ilmiati Illing, S.Si., M.Pd., selaku Wakil dekan Fakultas Sains

Universitas Cokroaminoto Palopo sekaligus Pembimbing I dalam penelitian

ini. Terima kasih atas semua masukan dan kritikan membangun yang telah

diberikan kepada penulis.

4. Ibu Sukarti, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II. Terima kasih atas kesabaran

Ibu selama masa bimbingan, walau penulis banyak kekurangan dan kelalaian

5. Terima kasih atas semua masukan dan kritikan membangun yang telah

diberikan kepada penulis.

6. Bapak Muhammad Nur Alam, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo, sekaligus sebagai

asisten pembimbing.

7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

atas arahan, dukungan dan bimbingan serta ilmu pengetahuan yang telah di

berikan kepada penulis.

8. Perpustakaan Kampus Dua Universitas Cokroaminoto Palopo sebagai salah

satu sumber referensi bagi penulis.

Page 8: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

vii

9. Teman-teman seperjuangan Kimia terutama angkatan 2016 yang telah

memberikan banyak masukan untuk penyelesaian tugas akhir ini dan

memberikan semangat serta motivasi demi tersusunnya tugas akhir ini.

Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kepada semua pihak yang telah

memberikan kebaikan dan dukungan. Semoga mendapatkan balasan dari Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, oleh

karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan

perkembangan ilmu pengetahuan.

Palopo, 25 Agusutus 2020

Nurhayati

Page 9: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

viii

RIWAYAT HIDUP

NURHAYATI, lahir di Walenrang 20 Juni 1997, anak ke- 6

dari enam bersaudara. Penulis merupakan anak dari pasangan

Namri dan Halia. Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan

di sekolah dasar negeri (SDN 112 Mamara) pada tahun 2002-

2008 melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMPN 3

Lamasi pada tahun 2008-2011, kemudian penulis melanjutkan pendidikan

menengah atas di SMAN 2 Balikpapan pada tahun 2012-2015. Pada tahun 2016

penulis melanjutkan pendidikan pada Program Studi Kimia Fakultas Sains

Universitas Cokroaminoto Palopo.

Selama perkuliahan penulis aktif dalam organisasi intra maupun organisasi

ekstra kampus. Penulis pernah menjadi wakil ketua Himpunana Mahasiswa Kimia

(HMK) FSains periode 2017, penulis juga pernah menjadi pengurus wilayah

IKAHIMKI 2017, di organisasi ekstra kampus penulis aktif sebagai kader Ikatan

Mahasiswa Walenrang Lamasi (IMWAL) dan juga aktif sebagai kader Hiipunan

Mahasiswa Islam (HmI). Penulis pernah menjadi ketua KOHATI komisariat

FSAINS 2018, dan menjadi ketua KOHATI Cabang Palopo 2020. Pada akhir

perkuliahan dalam menuntut ilmu penulis menyusun skripsi yang berjudul

efektivitas daun cengekh (Szyzigium aromaticum) dan daun kemangi (Ocimum

basilicium).

Page 10: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

SURAT KETERANGAN HASIL SIMILARITY .............................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ............................. iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ...........................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

2.1 Kajian Teori...................................................................................... 4

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan.......................................................... 13

2.3 Kerangka Pikir.................................................................................. 13

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 15

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 15

3.2 Defenisi Oprasional Variabel ........................................................... 15

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 15

3.4 Alat dan Bahan ................................................................................. 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 20

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 20

4.2 Pembahasan ......................................................................................22

Page 11: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................26

5.1 Kesimpulan.......................................................................................26

5.2 Saran .................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27

LAMPIRAN ........................................................................................................ 31

Page 12: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Formula Ekstrak Daun Cengkeh dan Daun Kemangi ................................... 16

2. Formula Lotion Ekstrak Daun Cengkeh dan Daun Kemangi ....................... 20

3. Hasil Pengujian Organoleptik ....................................................................... 21

4. Hasil Uji pH .................................................................................................. 21

5. Hasil Uji Viskositas....................................................................................... 21

6. Hasil Uji Efektivitas ...................................................................................... 21

Page 13: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tanaman Cengkeh..................................................................................... 4

2. Tanaman Kemangi .................................................................................... 6

3. Nyamuk Aedes aegypti.............................................................................. 8

4. Bagan Kerangka Pikir ............................................................................... 14

5. Diagram Umum Penelitian ....................................................................... 18

6. Diagram Pembuatan Emulgator ................................................................ 19

Page 14: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

xiii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambing/Singkatan Arti dan Keterangan

DLL Dan lain- lain

mL Millimeter

oC Derajat Celcius

% Perseratus

pH Derajat Keasaman

DBD Demam Berdarah Dengue

DHF dengue hemorrhagic fever

DEET diethyle-m-toluamide

PSM pemberantasan sarang nyamuk

3 M menguras, menutup, dan mengubur

HLB Hidrofilik Lipopilik Balance

Page 15: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lotion Anti Nyamuk dengan Konsentrasi yang Berbeda ......................... 31

2. Uji Viskositas Sampel Lotion ................................................................... 31

3. Uji Organoleptik ....................................................................................... 32

4. Uji Efektivitas ........................................................................................... 32

Page 16: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

sumber daya alam hayati. Keanekaragaman ini sangat bermanfaat, terutama

dengan banyaknya spesies tumbuhan dan tanaman yang dapat digunakan sebagai

obat. Tanaman obat ini telah dijadikan obat tradisional yang turun temurun karena

obat tradisional memiliki banyak kelebihan diantaranya mudah diperoleh,

harganya yang lebih murah, dapat diramu sendiri dan memiliki efek samping yang

lebih kecil dibandingkan obat-obatan dari produk farmasi. Oleh sebab itu,

kecenderungan masyarakat untuk menggunakan obat tradisional yang berasal dari

alam atau herbal dalam pemeliharaan kesehatan.

Salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui pada masyarakat Indonesia

yaitu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk atau biasa disebut dengan

penyakit demam berdarah. Pada tahun 2018, penderita demam berdarah sebanyak

53.075 jiwa dan yang meninggal sebanyak 344 jiwa, sedangkan pada awal tahun

2019 penderita demam berdarah 13.683 jiwa dan meninggal 113 jiwa (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor

penyakit demam berdarah Dengue (DBD) yang menjadi penyakit endemik di

negara- negara tropis. Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk

Aedes aegypty (Direktorat Jendral, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan, 2011). Demam berdarah ditandai dengan demam mendadak dua

sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu

hati, disertai dengan tanda perdarahan dikulit berupa bintik bintik perdarahan, dan

ruam, kadang- kadang mimisan, muntah darah, kesadaran menurun atau syok

(Safar, 2009).

Demam dengue dan dengue hemorrhagic fever (DHF) disebabkan oleh salah

satu dari empat jenis yang berbeda yaitu tipe DEN-1, DEN-2, DEN 3 dan DEN-4

dari genus flavivirus (Widoyono, 2011). Nyamuk termasuk kelas Insecta Ordo

Diptera da Family Culcidae. Serangga ini selain mengganggu manusia dan

binatang melalui gigitannya juga dapat berperan sebagai vektor penyakit pada

Page 17: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

2

manusia dan binatang (Gandahusada, 2000). Melindungi pribadi dari resiko

penularan virus DBD, dapat dilakukan secara individu yaitu dengan menggunakan

repellent, dan mengenakan pakaian yang mengurangi gigitan nyamuk. Selain itu,

cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit demam berdarah adalah

dengan mengeliminasi atau menurunkan populasi nyamuk vektor seperti Aedes sp

(Soegiajanto, 2006).

Kegiatan pokok pengendalian vektor di Indonesia dilakukan pada nyamuk

dewasa dan jentik nyamuk. Pengendalian nyamuk dewasa dilakukan dengan

pengasapan untuk memutus rantai penularan dari nyamuk terinfeksi kepada

manusia. Khusus untuk jentik nyamuk dilakukan pemberantasan sarang nyamuk

(PSN) dengan program 3M plus dengan menguras, menutup, dan mengubur

barang bekas secara kimiawi dengan insektisida, secara biologis dengan

menggunakan musuh alami seperti predator, bakteri, dan cara lainnya seperti

menggunakan repellent, obat nyamuk bakar, kelambu, dan memasang kawat kasa.

Hingga saat ini, usaha pengendalian vektor belum menunjukkan hasil yang

memuaskan dalam hal pengendalian penyakit ini (Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia,2013).

Masyarakat cenderung menggunakan anti nyamuk bakar pasaran yang murah

dan cepat bekerja namun mengandung bahan kimia yang kurang aman jika

terhirup terlalu sering karena merupakan insektisida buatan (Cahayan dan

Andri,2011). Saat ini bentuk sediaan anti nyamuk yang banyak digunakan berupa

anti nyamuk semprot ( spray), lotion dan anti nyamuk elektrik yang mengandung

bahan kimia sintesis seperti N,N-diethyle-m-toluamide (DEET). Berdasarkan hal

tersebut peneliti tertarik untuk membuat anti nyamuk berupa lotion dari bahan

alami untuk meminimalisir efek toksik yang ada pada anti nyamuk. Bahan alami

yang dapat digunakan yaitu daun cengkeh dan daun kemangi dengan

memanfaatkan kandungan aktif minyak atsiri tanaman tersebut.

Daun kemangi (Ocimum basilicum linn), memiliki aroma wangi yang khas,

rasanya agak manis dan dingin. Aroma khasnya berasal dari daunnya. tanaman ini

dapat tumbuh baikdi daerah tropis dan tingginya dapat mecapai 1,5 meter, daun

berwarna hijau dan bunganya tersusun dalam tandan tegak kemangi hidup liar di

tempat kering yang mendapat sinar matahari (Wijayanti,2014). Selain daun

2

Page 18: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

3

kemangi peneliti juga mengkombinasikan daun cengkeh pada pembuatan lotion

ini. Minyak daun cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri yang cukup banyak

dihasilkan di Indonesia dengan cara penyulingan. Minyak daun cengkeh berupa

cairan berwarna bening sampai kekuning-kuningan, mempunyai rasa pedas, dan

berbau aroma cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi cokelat atau berwarna

ungu jika terjadi kontak dengan besi akibat penyimpanan (Agusta, 2000).

Sediaan anti nyamuk dalam bentuk lotion dipilih karena penggunaannya

sangat mudah, dan juga ramah lingkungan karena tidak menimbulkan asap dan

juga tidak mengganggu saluran pernapasan. Menurut Lachman (1994), lotion

merupakan sediaan yang berbentuk emulsi cair terdiri dari fase minyak dan fase

air yang distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di

dalamnya. Lotion merupakan sediaan yang mudah diaplikasikan dengan

penyebaran yang merata (Mirnawaty, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

Berapa perbandingan konsentrasi larutan ekstrak daun cengkeh dan daun

kemangi yang efektif sebagai lotion anti nyamuk?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

Mengetahui perbandingan konsentrasi larutan ekstrak daun cengkeh dan

daun kemangi yang efektif sebagai lotion anti nyamuk

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan informasi kepada

masyarakat tentang lotion anti nyamuk dari bahan alami yaitu daun kemangi dan

daun cengkeh, sehingga masyarakat dapat menggunakan anti nyamuk yang ramah

lingkungan dan aman bagi kesehatan.

Page 19: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Tinjauan Umum Tanaman Cengkeh dan Tanaman Kemangi

a. Tanaman Cengkeh

Cengkeh ( Eugenia aromatic atau Syzigium aromaticum) termasuk dalam

family Myrtaceae. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan di

atas adalah bunga, tangkai bunga, dan daun cengkeh. Bunga cengkeh yang sudah

kering dapat digunakan sebagai obat kolera dan menambah denyut jantung.

Minyak cengkeh sering digunakan sebagai pengharum mulut, mengobati bisul,

sakit gigi, memperkuat lendir usus dan lambung serta menambah jumlah sel darah

putih (Oktavia, 2010).

Minyak daun cengkeh telah digunakan oleh rumah sakit di Eropa untuk

mengobati infeksi gigi, virus hepatitis, bakteri, kolera, amuba disentri, infeksi

jerawat, sinusitis, flu, hipertensi serta gangguan dan tidak berfungsinya kelenjar

tiroid. Dalam ilmu pengobatan Cina disebutkan bahwa cengkeh adalah salah satu

tumbuhan yang dapat digunakan sebagai aprodisiak (Agusta, 2000). Minyak yang

lebih murah berasal dari gagang cengkeh apalagi dari daun cengkeh ternyata dapat

dijadikan bahan mentah atau bahan asal untuk diisolasi eugenolnya yang dapat

diubah menjadi isoeugenol dan suatu zat vanillin yang bermutu tinggi (Guenther,

1990).

Menurut Hapsoh dan Hasanah (2011) klasifikasi tanaman cengkeh adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Marga : Eugenia

Spesies : Eugenia aromatic : Syzigium aromaticum L.

Gambar 1. Tanaman cengkeh

(Dokumentasi pribadi, 2019)

Page 20: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

5

Komponen utama yang terkandung di dalam minyak cengkeh adalah

terpena dan turunannya, sama dengan komponen yang terdapat dalam minyak

atsiri lain. Terpena sangatlah penting dalam kegiatan industri, komponen ini

banyak digunakan dalam parfum, flavor, obat-obatan, cat plastik, dan lain

sebagainya (Lutony, 2002). Jenis terpena yang penting dalam minyak daun

cengkeh yaitu eugenol. Menurut Guenther (1990), terpena yang lainnya berupa

eugenol asetat dan caryophlene. Ketiga senyawa terpena tersebut menjadi

komponen utama penyusun minyak cengkeh dengan kadar total dapat mencapai

99% dari minyak atsiri yang dikandungnya (Lutony, 2002). Kadar eugenol dalam

minyak atsiri daun cengkeh umumnya antara 70-90%. Kandungan minyak atsiri

yang terdapat dalam minyak bunga, daun dan tangkai bunga cengkeh masing-

masing berkisar antara 15-25%, 1-4%, dan 5-7%. Rendemen minyaknya berkisar

antara 2-12%, tergantung pada jenis dan keadaan bahan baku, penanganan bahan,

serta cara dan kondisi penyulingan (Ruhnayat, 2004).

b. Tanaman Kemangi

Kemangi merupakan tanaman tahunan yang tumbuh liar yang dapat

ditessmukan ditepi jalan dan ditepi kebun. Tanaman ini tumbuh ditempat di

tempat tanah terbuka maupun agak teduh dan tidak tahan terhadap kekeringan.

Tumbuh kurang lebih 300 m di atas permukaan laut (Zainal dkk, 2016). Manfaat

kemangi sudah banyak diterapkan dalam kehidupan masyarakat sebagai

pengobatan tradisional, misalnya saja daun kemangi digunakan untuk mengobati

batuk, selesma, demam, urat saraf, encok, air susu kurang lancer, sariawan, radang

telinga, panu, muntah-muntah dan mual, peluruh kentut, peluruh haid, pembersih

darah setelah bersalin, borok, dan untuk memperbaiki fungsi lambung. Biji

kemangi digunakan untuk pengobatan sembelit, borok, kencing nanah, penyakit

mata, penenang, peluruh air kencing, pencahar, peluruh keringat, kejang perut.

Akar digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Semua bagian tanaman

digunakan sebagai pewangi, obat perangsang, disentri, dan demam. Seiring

dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat telah

memanfaatkan tanaman kemangi sebagai hasil alam yang menjadi nilai ekonomi

tinggi, biasanya masyarakat menjadikan daun kemangi kemangi sebagai

pelengkap masakan atau sebagai lalapan (Safwan dkk, 2016).

Page 21: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

6

Menurut Verma (2016), sistematika kemangi diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisio : Spermatophyta

Klasis : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Familia : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Species : Ocimum Sanctum L.

Kandungan senyawa yang terdapat pada kemangi adalah senyawa fenolik,

yaitu cirsimaritin, cirsilineol, apigenin, isotymusin, tanin, dan asam rosmarinat,

dan jumlah yang cukup besar dari eugenol (komponen utama minyak atsiri)

(Singh dkk, 2012). Daun kemangi kaya akan mineral makro yaitu kalsium, fospor,

dan magnesium, juga mengandung beta karoten dan vitamin C. Daun kemangi

juga mengandung komponen non gizi antara lain senyawa flavanoid dan eugenol,

boron, anetol, arginin dan atsiri. Komposisi yang terkandung di dalam kemangi

antara lain grotenoid 19,77± 0,01% total fenolik 2,09 ± 0,10% dan total flavanoid

1,87 ± 0,02 % (Bhattacharya dkk, 2014).

2. Tanaman yang Memiliki Potensi Sebagai Anti Nyamuk

Semua Tanaman memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang

dapat digunakan sebagai obat ataupu sebagai racun. Identifikasi senyawa

metabolit sekunder dapat dilakukan melalui uji fitokimia diantaranya yaitu

steroid, alkaloid, terpenoid, flavanoid, saponin, dan tanin ( Sukarti, 2016). Uji

fitokimia dilakukan dengan mengambil bagian tanaman seperti daun, batang, dan

biji kemudian akan diperoleh suatu cairan yang biasa disebut dengan minyak

atsiri. Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap

atau minyak terbang.

Minyak atsiri pertama kali diisolasi pada tahun 1300 oleh Arnold de

Villanova. Akan tetapi, produksi secara modern baru dilakukan oleh Lavoiser (

Perancis) sekitar tahun 1760-1770 (Agusta, 2000). Kebanyakan minyak atsiri

dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan selaput lender. Apabila kulit

Gambar 2. Tanaman kemangi

(Dokumentasi pribadi, 2019)

Page 22: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

7

terkontaminasi oleh minyak atsiri dalam waktu yang sama, kulit akan menjadi

kemerahan serta meradang dan akhirnya akan melepuh (Agusta, 2000). Tidak satu

pun minyak atsiri tersusun dari senyawa tunggal, tetapi merupakan campuran

komponen yang terdiri dari tipe-tipe yang berbeda. Minyak atsiri sebagian besar

terdiri dari senyawa terpena, yaitu suatu senyawa produk alami yang strukturnya

dapat dibagi ke dalam satuan-satuan isoprene. Satuan-satuan isoprene ini

terbentuk dari asetat melalui jalur biosintesis asam mevalonat dan merupakan

rantai cabang lima satuan atom karbon yang mengandung dua ikatan rangkap

(Gunawan, 2010). Terpena yang paling sering terdapat sebagai komponen

penyusun minyak atsiri adalah monoterpena. Monoterpena banyak ditemui dalam

bentuk asiklik, monosikliks, serta bisiklis sebagai hidrokarbon dan keturunan

yang teroksidasi seperti alkohol, aldehida, keton, fenol, oksida, dan ester. Terpena

lain di bawah monoterpen yang berperan penting sebagai penyusun minyak atsiri

adalah seskuiterpena dan diterpena (Gunawan, 2010).

Adapun tanaman yang dapat digunakan sebagai anti nyamu adalah :

a. Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Tanaman papaya (Carica Papaya L) merupakan salah satu komoditas

besar yang ada di Indonesia dan memiliki kemampuan sebagai insektisida nabati

pada larva dan nyamuk (Rahena, 2008). Penelitian yang dilakukan A’yun (2015)

dimana daun papaya mengandung alkaloid, triterpenoid, steroid, flavanoid,

saponin, dan tanin. Penelitian lainnya dilakukan oleh Cahyati (2016) mengatakan

bahwa daun papaya mengandung flavanoid, fenol, alkaloid, dan asam amino.

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun papaya seperti flavanoid,

tanin, saponin, steroid, dan alkaloid berfungsi sebagai insektisida alami dan racun

serangga (Cahyati, 2016).

b. Daun dan Batang Serai (Andropogon Nardus L)

Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponen sitronelal

32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronelil asetat

2-4%, sitral kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanillin, limonene, dan

kamfen. Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol,

dan graniol (Sastrohamidjojo, 2004). Abu dari daun dn tangkai serai mengandung

45% silika yang merupakan penyebab desikasi (keluarnya cairan tubuh secara ters

Page 23: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

8

menerus) pada kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan. Sitronelol

dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari

serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan-bahan ini sangat

bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk (Yunus, 2008).

c. Tanaman Tembelekang ( Lantana Camara Linn)

Tanaman tembelekang mengandung minyak atsiri yang dilaporkan

bertindak sebagai insektisida, penolak lebah, nyamuk dan lalat. Menurut Singh

(2011) dari hasil analisis komponen minyak atsiri tembelekang menggunakan

GCMS terdapat 9 konstituen utama yaitu trans-b carcyophyllena, sabinene,

eucalyptol, humualene, bicyclogermacrene, germacrene D,b- elemene, nerolidol,

devanone B. Komponen- komponen tersebut merupakan zat yang memberikan

aroma khas pada minyak atsiri tembelekang yang tidak disukai serangg, sehingga

dapat berpotensi sebgai anti nyamuk.

3. Nyamuk

Nyamuk Ae. Aegypti dikenal sebagai vektor penular penyakit demam

kuning, demam berdarah dengue dan chikungunya. Urutan klasifikasi dunia

hewan menurut Brown (1979), Ae. Aegypti termasuk dalam :

Philum : Anthropoda

Class : Hexapoda (insecta)

Sub class : Pterigota

Ordo : Diptera

Familia : Culcidae

Genus : Aedes

Spesies : Aedes aegypti

Nyamuk Ae. Aegypti mempunyai keefektifan menggigit yang tinggi pada

waktu siang terutama pagi hari antara pukul 08.00-13.00 dan sore hari antara

pukul 15.00-17.00 (Lubis, 1998). Beberapa faktor yang mendorong nyamuk Ae

.aegypti mencari makan adalah rasa lapar, bau yang dipancarkan oleh inang,

temperatur, kelembaban, karbondioksida, dan warna. Nyamuk Ae. Aegypti lebih

menyukai warna gelap terutama warna hitam dar ipada warna terang (Anonim,

2006). Makanan nyamuk jantan dan betina berupa sari tumbuhan dan sering pula

nectar. Darah diperlukan nyamuk betina untuk perkembangan telurnya. Nyamuk

Gambar 3. Nyamuk Aedes aegypti

(Judarwanto, 2007)

Page 24: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

9

betina dewasa yang mulai menghisap darah manusia, tiga hari kemudian mampu

bertelur, dan 24 jam kemudian nyamuk itu menghisap darah lagi selanjutnya

kembali bertelur. Walaupun nyamuk betina berumur kira-kira 10 hari, waktu itu

cukup bagi nyamuk untuk menghisap darah tersebut berulang dan menghisap

darah satu orang atau beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.

4. Repelan Nyamuk ( Anti Nyamuk)

Repelan atau anti nyamuk merupakan substansi yang digunakan untuk

melindungi diri dari serangga dengan cara melakukan penolakan terhadap

penjamu karena dapat menyamarkan atau menyembunyikan bau dari penjamu

(Remington, 1995). Penjamu adalah organisme yang menampung virus, parasit,

partner mutualisme, atau partner komensialisme, umumnya dengan menyediakan

makanan dan tempat berlindung. Lebih dari 10.000 bahan kimia telah diujikan

aktivitas repelannya, untuk melawan gigitan nyamuk dan lalat penggigit yang

lebih efektif dibanding minyak sereh yang sebelumnya dikenal secara turun

temurun sebagai repelan yang efektif (Martin dan Cook, 1961).

Aktivitas repelan (anti nyamuk) tergantung dari sifat fisika-kimia gugus

fungsi tertentu pada sturktur kimia senyawa anti nyamuk. Menurut Price (1997) ,

anti nyamuk alami yang sering digunakan pada umumnya mengandung senyawa

yang memiliki gugus fungsional seperti aldehida dan keton.Contoh produk anti

nyamuk yang beredar di pasaran yaitu gelang pengusir nyamuk, anti nyamuk

bakar, anti nyamuk semprot, dan lotion anti nyamuk yang memberikan

perlindungan efektif terhadap gigitan nyamuk dan tahan lebih lama.

5. Emulgator

Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang mengurangi tegangan

antarmuka antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan-tetesan terdispersi

dalam lapisan kuat yang mencegah koalesensi dan pemisahan fase terdispersi

(Parrot, 1974). Emulgator sering dikombinasikan untuk menggunakan emulsi

yang lebih baik yaitu emulgator dengan keseimbangan hidrofilik dan lipofilik

yang diinginkan, meningkatkan kestabilan dan sifat kohesi dari lapisan antar muka

serta mempengaruhi konsistensi dan penampakan emulsi (Gennaro, 1990).

Page 25: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

10

Emulgator dengan nilai HLB di bawah 7 umumnya menghasilkan emulsi

air dalam minyak (A/M) sedangkan emulgator dengan nilai HLB di atas 7

umumnya menghasilkan emulsi minyak dalam air. Tetapi sistem HLB tidak

memberikan indikasi tentang konsentrasi yang digunakan. Sebagai aturan,

emulgator dengan konsentrasi 2% adalah jumlah yang cukup dalam suatu formula

walaupun konsentrasi yang lebih kecil dapat memberikan hasil yang lebih baik.

Jika konsentrasi emulgator lebih dari 5% maka emulgator akan menjadi bagian

utama dari formula dan hal ini bukanlah tujuan dari penggunaan emulgator

(Martin, 1971). Kestabilan emulsi dipengaruhi oleh suhu dan waktu. Bentuk

ketidakstabilan emulsi selama penyimpanan ditunjukkan dengan terjadinya

krimming, perubahan viskositas, perubahan ukuran tetes terdispersi serta inverse

fase (Lahman, 1994).

Tahap awal dalam pembuatan suatu emulsi adalah pemilihan pengemulsi,

agar berguna dalam preparat farmasi, zat pengemulsi mempunyai kualitas tertentu.

Dalam sediaan krim pengemulsi dapat bersifat anionic, kationik,dan nonionik.

Dalam ukuran kecil preparat emulsi dapat dibuat dengan 3 metode yang umum

digunakan oleh ahli farmasi. Ketiga metode tersebut adalah metode kontinental,

metode Inggris dan metode botol. Dalam metode pertama, zat pengemulsi

dicampur dengan minyak sebelum penambahan air, pada metode kedua zat

pengemulsi ditambahkan ke dalam air agar membentuk mucilage, kemudian

perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, dan pada metode

botol digunakan minyak-minyak menguap dan minyak-minyak yang kurang

kental dan merupakan variasi dari metode pertama dan kedua (Ansel, 2005).

6. Lotion

Lotion adalah sediaan farmasi berbentuk cair yang digunakan untuk

pemakaian topikal berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan lotion

meliputi organoeptis, tipe krim lotion, PH, viskositas, sentrifugasi, dan distribusi

ukuran partikel. Kestabilan fisik sediaan lotion merupakan hal yang penting. Oleh

karena itu, warna, konsistensi, dan bau harus tetap terjaga mulai saat pembuatan

sampai terpakai habis oleh konsumen dengan perkataan lain stabilitasnya harus

tetap dipertahankan. Untuk menghasilkan lotion yang baik diperlukan suatu

formula lotion yang mengandung bahan-bahan yang cocok dengan konsentrasi

Page 26: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

11

yang sesuai (Ansel HC, 1989). Beberapa emulsifier yang digunakan dalam emulsi

antara lain natrium laurel sulfat, asam stearat, trietanolamin stearat, self

emulsifying glyceryl monostearat dan sebagainya (Wasitaatmadja, 1997).

Permasalahan dalam memformulasikan lotion adalah perbedaan fase dalam

pembuatan, yaitu fase cair dan minyak yang tidak dapat bercampur begitu

saja,sehingga pembuatan lotion dapat terbentuk dengan bantuan emulgator yang

tepat. Lotion digunakan untuk pemakaian topikal sebagai pelindung kulit

(Lachman, 1994).

7. Metode Ekstraksi

Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional adalah

metode ekstraksi. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan

senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi

perlu ditentukan terlebih dahulu. Menurut Sarker (2006) ada beberapa target

ekstraksi , diantaranya :

1. Senyawa bioaktif yang tidak diketahui

2. Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme

3. Sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan secara

struktural.

Proses ekstraksi khususnya untuk bahan yang berasal dari tumbuhan

adalah sebagai berikut:

1.Pengelompokkan bagian tumbuhan (daun, bunga, dll), pengeringan dan

penggilingan bagian tumbuhan.

2.Pemilihan pelarut

3. Pelarut polar: air, etanol, methanol, dan sebagainya

4. Pelarut semi polar: etil asetat, diklorometan, dan sebagainya

5. Pelarut non polar: n-heksan, petroleum eter, kloroform, dan sebagainya.

8. Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses

pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu

kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya

rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan

Page 27: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

12

dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan

(stimulus). Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan,

tusukan), yang bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma,

rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran

prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai dari reseptor dan diteruskan pada

susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan. Uji organoleptik dapat dilakukan

dengan menggunakan score sheet yang telah ditetapkan oleh SNI 2009 metode uji

yang dipakai yaitu uji sensori dengan menggunakan skala angka 1 sebagai nilai

terendah dan angka 9 sebagai nilai tertinggi.

9. Uji pH

pH adalah konsentrasi hidrogen ion yang bersifat asam dan basa, nilai

normal pH yaitu 7 dan jika di bawah 7 maka bersifat asam, dan jika di atas 7 maka

bersifat basa (Buck, 2002). Menurut Suwetja (2007), bahwa penentuan pH dapat

dilakukan dengan menggunakan pH meter. Elektroda pH meter dicelupkan ke

dalam larutan yang diperiksa, jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai

menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan jarum pH meter dicatat (Depkes

RI, 1995).

Pengukuran pH dari formula lotion yang telah yang telah dibuat

menggunakan pH stik, pH stik dicelupkan ke dalam sediaan lotion. Setelah

tercelup dengan sempurna, amati perubahan warna pada pH stik tersebut dan

sesuaikan dengan warna standar pada alat. Pengukuran dilakukan pada hari ke-1 ,

7, 14, 21, dan hari ke-28 (Yuliani, 2005).

10. Uji Viskositas

Uji viskositas yaitu bertujuan untuk mengukur kekentalan dari sampel.

Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur vikositas suatu

fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa berupa viskometer peluru

jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskositas emulsi merupakan

kriteria yang penting untuk mempelajari kestabilan emulsi yang tidak

berhubungan dengan viskositas absolut tetapi dengan perubahan viskositas pada

berbagai periode waktu.

Page 28: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

13

Tetesan – tetesan pada emulsi yang dibuat tergabung dengan segera dan

menunjukkan peningkatan viskositas. Jika viskositas tidak berubah dengan waktu

diterima kestabilannya bila menunjukkan sedikit kenaikan viskositas/ dalam

waktu 400 hari. Kebanyakan emulsi menjadi encer pada suhu tinggi dan

mengental bila ditempatkan pada suhu kamar.

11. Uji Efektivitas

Uji efektivitas bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari lotion. Uji ini

dilakukan dengan memasukkan tangan yang telah diolesi lotion ke dalam kandang

yang berisi nyamuk selama 30 detik. Keberhasilan uji efektivitas ini yaitu dilihat

dari banyaknya nyamuk yang hinggap selama pengujian.

2.2 Penelitian yang Relevan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmaniyati (2001) melaporkan

bahwa minyak atsiri kuncup bunga cengkeh menunjukkan aktivitas anti nyamuk

terhadap nyamuk Ae. Aegypti dengan harga RT50 (waktu untuk 50% dari jumlah

nyamuk yang tidak menghisap darah) sebesar 25,07 menit untuk lotion dengan

minyak atsiri cengkeh 1,0% v/v, dan 228,19 menit untuk lotion dengan minyak

atsiri cengkeh 2,0% v/v. Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri cengkeh

semakin tinggi efektivitas sebegai anti nyamuk terhadap nyamuk Ae. Aegypti.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agnes (2008), mengatakan bahwa

minyak atsiri daun cengkeh yang diformulasikan dengan minyak wijen pada

konsentrasi 70% sebagai obat nyamuk elektrik efektif sebagai anti nyamuk

(95,53%) terhadap nyamuk Ae. Aegypti.

Penelitian lainnya dilakukan Ramayanti, dkk (2017) dengan judul ekstrak

daun kemangi sebagai bioinsektisida dalam sediaan anti nyamuk bakar terhadap

kematian nyamuk Ae. Agypti efektif sebagai bionsektisida ( anti nyamuk bakar)

terhadap kematian nyamuk Ae. Agypti dengan nilai C50 dan LC90. Hasil yang

didapatkan pada konsentrasi 41,81% dan 101,66%.

2.3 Kerangka Pikir

Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang sangat mematikan dan

penyebaran virusnya sangat cepat. Demam berdarah merupakan penyakit yang

disebabkan oleh virus dangue yang berasal dari nyamuk aedes aegypti. Salah satu

Page 29: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

14

cara penanggulangan penyakit ini yaitu dengan penggunaan anti nyamuk, salah

satunya yaitu anti nyamuk dalam bentuk sediaan lotion. Lotion anti nyamuk dapat

dibuat dari bahan alami yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan yaitu

daun cengkeh dan daun kemangi yang mengandung minyak atsiri. Dalam

penelitian ini akan dilakukan uji efektivitas berupa uji organoleptik, uji pH, dan

uji viskositas. Selain itu dalam penelitian ini akan dilakukan varian konsentrasi

untuk mengetahui konsentrasi yang tepat dalam pembuatan formulasi daun

cengkeh dan kemangi sebagai lotion anti nyamuk. Berdasarkan kajian teortik yang

diperoleh dari eksplorasi teori yang dijadikan rujukan konvensional, maka dapat

disusun kerangka piker sebagai berikut:

Daun cengkeh (Syzigium aromaticum) dan

Daun kemangi (Ocimum basilicium)

Berpotensi sebagai anti

nyamuk

Dapat dijadikan lotion

dengan penambahan

emulgator

Uji organoleptik Uji pH Uji viskositas

Uji formula lotion ekstrak daun cengkeh dan

daun kemangi

Gambar 4. Bagan Kerangka Pikir

Data

Analisis data

Formulasi lotion ekstrak daun

cengkeh dan daun kemangi

Uji efektivitas

Page 30: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen

untuk mengetahui pengaruh penambahan emulgator pada formulasi ekstrak daun

cengkeh dan daun kemangi sebagai lotion anti nyamuk.

3.2 Definisi Operasional Variabel

1. Daun cengkeh dan daun kemangi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berwarna hijau ataupun hijau kekuningan yang digerus menggunakan

lumpang dan alu, dan melalui tahap ekstraksi sehingga diperoleh ekstrak dari

daun cengkeh dan kemangi.

2. Emulgator yang digunakan pada penelitian ini yaitu emulgator yang sudah

siap pakai dalam bentuk cair yang berfungsi sebagai bahan emulsi pada

lotion.

3. Lotion adalah sediaan farmasi berbentuk cair yang digunakan untuk

pemakaian topikal berbentuk emulsi maupun suspensi.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Bahan Alam Fakultas

Sains Kampus II Universitas Cokroaminoto Palopo dan di Universitas

Hasanuddin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan untuk evaporator,

pengambilan sampel daun cengkeh dan daun kemangi dilakukan di Desa

Cakkeawo, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Waktu penelitian ini dimulai dari

20 Januari 2020.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu gunting, lumpang dan

alu, alat- alat gelas, rak tabung, batang pengaduk, corong pisah, neraca analitik,

evaporator, penangas air, pot salep ,pH meter, viskometer, dan oven.

Page 31: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

16

b. Bahan

Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu daun cengkeh dan

daun kemangi, aquades, ethanol 96%, adeps lanae, gliserin, paraffin cair, span 60,

tween 60, probil paraben, metil paraben, asam stearat, dan ol Rosae.

3.4.2. Prosedur Kerja

a. Tahap Preparasi

1) Pembuatan ekstrak daun cengkeh dan daun kemangi

Daun cengkeh dan daun kemangi dicuci menggunakan aquades lalu

dikering anginkan.selanjutnya sampel ditimbang masing-masing sebanyak 500

gram, lalu sampel digunting kecil-kecil, digerus menggunakan lumpang dan alu.

Kemudian sampel dimasukkan ke dalam wadah maserasi, ditambahkan masing-

masing 1 liter ethanol 96% dan dibiarkan selama 24 jam. Filtrat dikumpulkan dan

diuapkan pada alat destilasi sehingga diperoleh ekstrak sampel yang kental.

2) Formulasi daun cengkeh dan kemangi sebagai lotion anti nyamuk

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan. Fase minyak dibuat dengan

melarutkan berturut-turut adeps lanae, paraffin cair, asam stearat, span 60.

Kemudian ditambahkan propil paraben, kemudian suhu dipertahankan pada 70o C.

Fase air dibuat melarutkan metil paraben dalam air panas dengan suhu 90o,lalu

suhu diturunkan pada suhu 700C ditambahkan gliserin, kemudian ditambahkan

tween 60, dipertahankan pada suhu 700 C dan ditambahkan masing-masing

ekstrak daun cengkeh, daun kemangi,dan ol rosae. Dicampurkan fase minyak ke

dalam fase air, lalu diaduk dengan kecepatan konstan.

3) Rancangan formula

Tabel 1. Formula lotion ekstrak daun cengkeh dan kemangi

Nama bahan

Formula lotion (mL)

S1 (mL) S2 (mL) S3 (mL)

Ekstrak daun cengkeh 10 15 20

dan daun kemangi

Adeps lanae 3 3 3

Gliserin 15 15 15

Paraffin cair 5 5 5

Span 60 5 5 5

Tween 60 5 5 5

Probil paraben 0,1 0,1 0,1

Metil paraben 0,1 0,1 0,1

Asam stearat 2 2 2

Page 32: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

17

Keterangan :

S1 = Volume sampel 10 ml

S2 = Volume sampel 15 ml

S3 = Volume sampel 20 ml

b. Tahap Pengujian

1) Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan dengan menggunakan score sheet yang telah

ditetapkan oleh SNI 2009 metode uji yang dipakai yaitu uji sensori dengan

menggunakan skala angka 1 sebagai nilai terendah dan angka 9 sebagai nilai

tertinggi. Pada pengujian organoleptik ada beberapa hal yang diuji diantaranya

yaitu aroma, warna, dan tekstur.

2) Uji pH

Pengukuran pH dari formula lotion yang telah dibuat menggunakan pH

meter, alat pH meter dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan aquades. Setelah itu

elektroda pH meter dimasukkan ke dalam sediaan lotion. Jarum pH meter

dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan jarum

pH meter dicatat (Depkes RI, 1995).

3) Uji Viskositas

Uji viskositas dapat dilakukan dengan menggunakan alat viskometer. Cara

penggunaan alat viskometer ini yaitu masukkan sampel pada ruang antara dinding

luar bob/rotor dengan dinding di dalam mangkuk atau cup yang pas dengan rotor

tersebut. Kemudian rotor dipasang dan alat dihidupkan. Selanjuttnya akan muncul

skala pada alat yang menunjukkan viskositas dari sampel yang diuji.

4) Uji Efektivitas

Uji efektivitas bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari lotion yang

telah dibuat. Uji ini dilakukan dengan memasukkan tangan yang telah diolesi

lotion ke dalam kandang dan terisi oleh nyamuk selama 60 detik, kemudian

dilakukan pengamatan terhadap tangan tersebut yaitu menghitung jumlah nyamuk

yang hinggap pada tangan selama pengujian.

Page 33: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

18

c. Diagram Alir Penelitian

1. Diagram umum penelitian

Daun cengkeh dan daun kemangi 500 gram

Filtrat Residu

Ditambahkan ke dalam

emulgator sesuai formula

Dikering anginkan

Digerus

Dimaserasi menggunakan ethanol 96%

Disaring

Lotion anti nyamuk

Uji organoleptik

Uji pH

Uji viskositas

Uji efektivitas

Data

Formulasi lotion anti

nyamuk ekstrak daun

cengkeh dan daun kemangi

Gambar 5. Diagram umum penelitian

Ekstrak kental

Analisis data

Di Destilasi

Page 34: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

19

2. Pembuatan Emulgator

Adeps Lanae Metil paraben

Ditambahkan air panas 90oC

Suhu diturunkan 70oC

Ditambahkan gliserin

Ditambahkan tween 60

Ditambahkan masing-masing ekstrak

daun cengkeh dan daun kemangi

Ditambahkan ol rosae

Fasa air

Dicampurkan fasa minyak

ke dalam fasa air

Diaduk dengan kecepatan

konstan hingga kental

Formula lotion anti nyamuk ekstrak

daun cengkeh dan daun kemangi

Gambar 6. Diagram pembuatan emulgator

Ditambahkan paraffin cair

Ditambahkan asam stearat

Ditambahkan span 60

Dipanaskan pada suhu 70oC

Ditambahkan propil paraben

Fasa minyak

Page 35: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

1. Preparasi Sampel

Sampel yang digunakan yaitu daun cengkeh ( syzigium aromaticum) dan

daun kemangi (ociumum basilicium) yang berwarna hijau maupun hijau

kekuningan masing-masing sebanyak 500 gram. Sampel yang diperleh kemudian

dicuci menggunakan aquades lalu, dikeringanginkan, dan digerus hingga halus.

Hasil preparasi sampel diperoleh 75 gram serbuk simplisia dari masing- masing

daun cengkeh (syzigium aromaticum) dan daun kemangi (ocimum basilicium).

2. Maserasi Sampel

Simplisia yang diperoleh kemudian dimaserasi menggunakan pelarut polar

yaitu ethanol 96% selama 24 jam, lalu larutan tersebut disaring menggunakan

kertas saring sehingga diperoleh ekstrak dari masing-masing larutan daun cengkeh

dan daun kemangi yaitu 200 mL. Filtrat dikumpulkan dan diuapkan pada alat

destilasi sehingga diperoleh ekstrak kental 50 mL dari masing- masing sampel.

Hasil ekstrak kental yang diperoleh kemudian diambil masing-masing 45 mL

untuk digunakan dalam pembuatan formula.

3. Formulasi Daun Cengkeh dan Daun Kemangi Sebagai Lotion Anti

Nyamuk

3.1. Formulasi Lotion

Formulasi lotion dibuat menggunakan fase minyak dan fase air. Masing-

masing bahan dimasukkan ke dalam wadah berdasarkan fasenya , kemudian

ditambahkan ekstrak daun cengkeh dan daun kemangi sesuai dengan konsentrasi

yang akan dibuat ( 10 ml, 15 ml, dan 20 ml). Formula daun cengkeh dan daun

kemangi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Formula lotion ekstrak daun cengkeh dan kemangi

Nama bahan

Formula lotion (mL)

S1 (mL) S2 (mL) S3 (mL)

Ekstrak daun cengkeh 10 15 20

dan daun kemangi

Adeps lanae 3 3 3

Gliserin 15 15 15

Paraffin cair 5 5 5

Span 60 5 5 5

Tween 60 5 5 5

Probil paraben 0,1 0,1 0,1

Metil paraben 0,1 0,1 0,1

Asam stearat 2 2 2

Page 36: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

21

Ket.: S1 = Volume sampel 10 mL, S2 = Volume sampel 15 m L , S3 = Volume sampel 2 mL

3.2. Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik diberikan kepada 15 orang responden dengan

menguji secara fisik lotion anti nyamuk dari ekstrak daun cengkeh dan daun

kemangi. Pengujian organoleptik dari masing- masing lotion ditunjukkan pada

tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengujian Organoleptik

Lotion 1 Lotion 2 Lotion 3

Tekstur Warna Aroma Tekstur Warna Aroma Tekstur Warna Aroma

32 37 39 40 45 46 37 40 47

3.3. Uji pH

Pengujian pH lotion dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.

Lotion dilarutkan ke dalam aquades dengan perbandingan 1 gram sampel banding

10 mili liter aquades .Hasil uji pH ditunjukkan pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji pH

Lotion 1 Lotion 2 Lotion 3

5.0 5.0 5.1

3.4. Uji Viskositas

Pengujian viskositas dilakukan menggunakan alat viskometer. Lotion

dimasukkan ke dalam alat viskometer, kemudian aalat akan menunjukkan hasil

dari pengujian sampel Hasil pengujian viskositas lotion ditunjukkan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Viskositas

Lotion 1 Lotion 2 Lotion 3

7 17 10

3.5. Uji Efektivitas

Pengujian efektivitas dilakukan dengan uji fisik menggunakan nyamuk

yang dikembang biakkan selama 10 hari, kemudain responden akan memasukkan

tangan yang telah diolesi lotion ke dalam kandang nyamuk selama waktu yang

ditentukan. Hasil pengujian efektivitas dapat dilihat pada tabel 6.

Page 37: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

22

Tabel 6. Hasil Uji Efektivitas

Waktu Kontrol Lotion 1 Lotion 2 Lotion 3

Pagi hari

(pukul 08.00)

Terdapat

nyamuk

Tidak

terdapat

nyamuk

Tidak

terdapat

nyamuk

Tidak

terdapat

nyamuk

Sore hari

(pukul 16.30)

Terdapat

nyamuk

Terdapat

nyamuk

Tidak

terdapat

nyamuk

Tidak

terdapat

nyamuk

4.2 Pembahasan

Formulasi ekstrak daun cengkeh dan daun kemangi yang digunakan untuk

membuat lotion anti nyamuk dinyatakan efektif sebagai anti nyamuk karena

ekstrak daun cengkeh maupun daun kemangi mengandung senyawa yang tidak

disukai oleh nyamuk atau bahkan dapat mematikan nyamuk. Komponen senyawa

yang dimiliki oleh daun cengkeh yang dapat digunakan sebagai anti nyamuk

adalah eugenol, dikarenakan aroma dari senyawa tersebut tidak disukai oleh

nyamuk. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan eugenol pada

tanaman cengkeh dapat digunakan sebagai fungisida,bakterisida, nematisida, dan

insektisida ( Indriasih, 2015). Kadar eugenol dalam minyak atsiri daun cengkeh

umumnya antara 70-90%. Pada ekstrak daun kemangi memiliki kandungan

senyawa aktif diantaranya yaitu flavanoid, saponin, tanin, dan minyak atsiri (

Wijayanti, 2014).

Senyawa aktif seperti flavanoid yang merupakan racun pernapasan yang

masuk ke dalam tubuh nyamuk melalui sistem pernapasan, sehingga

mengakibatkan nyamuk tidak dapat bernapas dan akhirnya menyebabkan

kematian pada nyamuk ( Kurniawan, 2011). Selain itu senyawa aktif lain pada

daun kemangi yang berperan sebagai insektisida adalah tanin yang berfungsi

sebagai racun kontak yang mengakibatkan aktifnya sistem lisis sel karena enzim

proteolitik pad sel tubuh nyamuk. Hal ini berdasarkan pendapat Harborne (1987),

bahwa senyawa tanin yang terkandung dalam ekstrak daun kemangi dapat

menurunkan aktivitas enzim pencernaan seperti amylase dan protease, sehingga

penyerapan protein dapat terganggu dan mengakibatkan kematian pada nyamuk

Page 38: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

23

karena adanya gangguan penyerapan nutrisi dan menurunnya laju pertumbuhan

pada nyamuk. Pada ekstrak daun kemangi juga terdapat senyawa minyak atsiri

yang memiliki bau yang kuat sehingga mempengaruhi indera penciuman nyamuk

yang menyebabkan efek psikologi. Di dalam senyawa minyak atsiri terdapat zat

eugenol yang berperan dalam denaturasi protein sitoplasmik, nekrosis jaringan

dan mempengaruhi sistem saraf pada nyamuk (Wijayanti, 2014).

Minyak atsiri memiliki kemampuan menyumbat lubang masuk udara

untuk pernafasan nyamuk. Nyamuk akan mati dengan gas-gas beracun hasil

metabolism dari dalam tubuhnya yang tidak dapat dikeluarkan ( Novizan, 2002).

Lotion yang dihasilkan dari formulasi ekstrak daun cengkeh dan daun kemangi

yang dibuat dengan 3 variasi konsenrasi ekstrak yang berbeda yaitu 10 ml, 15 ml,

dan 20 ml dilakukan 4 tahap pengujian yaitu uji organoleptik, uji pH, uji

viskositas, dan uji efektivitas.

4.2.1 Uji organoleptik

Pada uji organoleptik yang dilakukan pada 15 orang responden diperoleh

hasil bahwa lotion yang paling baik adalah lotion dengan konsentrasi 15 ml

karena memiliki tekstur, warna, serta aroma yang baik, sedangkan pada lotion

dengan konsentrasi 20 ml dan 10 ml tekstur dan warna yang dihasilkan masih

kurang baik hal ini dipengaruhi oleh ketidakstabilan emulgator dari lotion yang

tidak memberikan kerapatan maksimal kepada dua fase sehingga terjadi kriming

(tidak menatunya fase air dan minyak). Hal yang menyebabkan terjadinya kriming

yaitu jumlah fase terdispersi ( minyak/lemak) yang digunakan dalam lotion lebih

kecil dari fase pendispersi ( fase air), sehingga minyak tidak terdispersi merata ke

dalam fase air dan membentuk lebih banyak emulsi minyak dalam air (kriming).

Kriming bukanlah tanda pecahnya emulsi tetapi secara estetika tidak menarik (

Scovilles, 1995). Menurut persamaan stoke laju pemisahan dari fase terdispersi

dari suatu emulsi dapat dihubungkan dengan faktor- faktor seperti ukuran partikel

dari fase terdispersi, perbedaan dalam kerapatan antar fase dan viskositas fase

luar. Makin besar perbedaan kerapatan dari kedua fase, maka makin besar bola-

bola minyak dan makin menurun viskositas dari fase luar sehingga laju kriming

makin besar. Faktor- faktor dalam stoke dapat diubah untuk mengurangi laju

kriming dalam suatu emulsi ( Gennaro, 1990).

Page 39: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

24

4.2.2 Uji pH

Pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah uji pH untuk mengetahui

kadar pH dari formulasi yang dibuat. Hasil pengujian pH pada ketiga formulasi

lotion dengan konsentrasi yang berbeda menunjukkan bahwa pH yang diperoleh

sesuai dengan standar pH kulit yaitu 5,0 sampai 5,1 sehingga pH sediaan dari

ketiga formulasi lotion dengan konsentrasi yang berbeda dianggap stabil. Sediaan

harus sesuai dengan pH kulit supaya tidak mengiritasi kulit atau tidak merusak

mantel asam yang menjadi pelindung kulit paling luar. Oleh sebab itu pH sediaan

harus sedekat mungkin dengan ph fisiologis mantel asam kulit ( Wasiaatmadja,

1997). Menurut Patricia Wexler, dermatologist asal Amerika mengungkapkan

bahwa lapisan pelindung pada permukaan kulit atau (acid mantle) idealnya

memiliki kadar pH 5. Untuk wanita dewasa , kondisi terbaik pH berada dikadar

4,2 sampai 5,6. Setelah mengetahui kadar pH dari formulasi lotion yang dibaut,

selanjutnya dilakukan uji viskositas untuk mngetahui kekentalan dari lotion yang

dibuat.

4.2.3 Uji viskositas

pada ketiga formulasi lotion dari ekstrak daun cengkeh dan daun kemangi

diperoleh hasil yaitu viskositas atau kekentalan yang paling baik adalah pada

formulasi lotion yang kedua yaitu dengan konsentrasi 15 ml dengan nilai 17. Hal

ini sesuai dengan hukum stokes bahwa semakin besar viskositas maka akan

semakin kecil kecepatan kriming ( Aulton, 2002). Hasil viskositas yang paling

rendah yaitu pada formulasi lotion pertama yaitu dengan nilai 7, hal ini

disebabkan karena fase minyak tidak menyatu dengan fase air. Sedangkan pada

formula lotion ketiga menunjukkan nilai viskositas 10. Viskositas dapat

mempengaruhi stabilitas jika terjadi perubahan yang drastis. Pada pemaparan

diatas dapat dilihat bahwa formula yang dihasilkan dari ketiga konsentrasi

mengalami perubahan viskositas ( penurunan viskositas).

Adanya peningkatan ukuran fase terdispersi (minyak/lemak)

menimbulkan penurunan viskositas pada sediaan emulsi. Emulsi akan

menunjukkan stabilitas dan tingkat dispersitas yang optimal, jika lapisan tipis

menyaluti batas antar permukaan secara total, yang menyalut bola- bola kecil

menjadi semacam kultinya atau sebagai lapisan yang kaku. Jika secara kebetulan

Page 40: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

25

dua bola kecil saling bersentuhan maka lapisan tipis semacam ini member

perlindungan yang cukup untuk menghindari penggabungannya ( Voight, 1995).

4.2.4 Uji efektivitas

Pada pengujian efektivitas dilakukan dengan menggunakan nyamuk yang

dipelihara selama 10 hari sebagai bahan untuk menguji ( subjek) dan

menggunakan tangan manusia sebagai bahan untuk diuji ( objek). Kemampuan

nyamuk menjadi vektor penyakit berkaitan dengan populasi dan aktivitas

menghisap darah. Penularan penyakit terjadi karena setiap kali nyamuk

menghisap darah, sebelumnya akan mengeluarkan air liur melalui saluran

probosisinya, agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah

virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain ( Merrit dan Cummins,

1978). Aktivitas menghisap darah diperlukan oleh nyamuk betina untuk proses

pematangan telur demi kelanjutan keturunannya ( Hadi dan Koesharto, 2006).

Proses pengujian efektivitas pada formulasi lotion ini dikerjakan pada dua waktu

yaitu pagi hari dan sore hari, hal ini sesuai dengan pernyataan Hadi dan Koesharto

( 2006) bahwa perilaku menghisap darah nyamuk terjadi setiap dua sampai tiga

hari sekali pada pagi hari sampai sore hari yakni pada pukul 08.00-12.00 dan

pukul 15.00-17.00. Waktu yang digunakan dalam pengujian yaitu selama 30

menit. Penentuan waktu uji diperoleh dari hinggapnya nyamuk pada tangan yang

tidak diolesi lotion ( kontrol) yaitu membutuhkan waktu selama 30 menit,

sehingga masing – masing formula lotion diuji pada nyamuk selama 30 menit.

Pengujian efektivitas pada ketiga formula lotion diperoleh hasil bahwa

lotion yang paling efektif digunakan sebagai anti nyamuk yaitu lotion dua dan

tiga dengan masing- masing 15 ml dan 20 ml ekstrak daun cengkeh dan daun

kemangi. Pada konsentrasi ini tidak terdapat nyamuk yang menempel pada tangan

responden, sedangkan pada formula lotion satu masih terdapat nyamuk yang

menempel pada tangan responden. Namun menurut Departemen kesehatan (

2002) bahwa aktivitas menghisap nyamuk darah nyamuk ini dapat berubah oleh

pengaruh angin, suhu dan kelembaban udara. Perubahan kondisi lingkungan dapat

menyebabkan aktivitas menghisap darah nyamuk aedes aeegypti dan aedes

albopictus berubah, oleh sebab itu dalam pengujian keefektifan dari lotion anti

nyamuk diperlukan ketelitian di dalamnya agar diperoleh hasil yang sesuai.

Page 41: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

26

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa konsentrasi yang efektif digunakan sebagai lotion anti nyamuk dari ekstrak

daun cengkeh (syzigium aromaticum) dan daun kemangi (ocimum basilicium)

adalah konsentrasi 15 ml yaitu dengan perbandingan 1 : 1 dari masing- masing

ekstrak.

5.2 Saran

Adapun saran yang dari peneltian ini yaitu perlu dilakukan penambahan

zat warna agar lotion yang dihasilkan lebih menarik dan juga perlu memilih

emulgator yang sesuai dengan sifat dari bahan utama yang digunakan agar

diperoleh hasil yang maksimal

Page 42: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

27

DAFTAR PUSTAKA

Agnes. AP. 2008. Uji Aktivitas Repelan Cair Elektrik Minyak Atsiri Daun

Cengkeh (Syizigium aromaticum L) dengan Basis Minyak Wijen dan

Minyak Kedelai Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti. Yogyakarta. Skripsi.

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Agusta. A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung. Penerbit

ITB.

Ansel, C. Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi ke-IV.

Jakarta. UI-Press.

Aulton, M. E. 2002. Pharmaceutics the Science of Dosage Form Design Second

Edition 530. ELBS Fonded by British Government. 499-530.

A’yun Ainun. 2015. Analisis Fitokimia Daun Pepaya (Carica Papaya L). Balai

Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Kendalpayak. Malang.

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Brown HW. 1979. Dasar Parasitologi Klinis. Edisi 3. Jakarta. PT Gramedia.

Buck. 2002. Cinical Aromatherapy Essential Oil in Practice. 2nd ed. New York.

Churchill Livingstone.

Cahyana BT dan Andri TR. 2011. Pemanfatan Kulit Kayu Gemor(Alseodaphne

Sp) dan Cangkang Kemiri (Aleurites Molucca) untuk Obat Nyamuk Alami.

Jurnal Riset Industri Hasil Hutan.

Cahyati, W.H dan Sulastri (2016). Dosisi Konsentrasi Tawas (Al2(SO4)3)

Terhadap Kematian Larva Aedes Aegypti. Jurnal Care. Vol 4, No.2.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Hal. 1221-1223.

Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor.

Jakarta. Dirjen PPM dan PLP.

Gandahusada, Srisasi. 2000. Parasitologi Kedokteran. Jakarta. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Gennaro A. R. Lund, Walter.1990.Remington Pharmaceutical Sciences,

eighteenth editon, Easton Pennsylvania. Mack Publishing Compon.

Guenther, E. 1990. The Essential Oils. Jakarta. Diterjemahkan Ketaren.R.S.

Minyak Atsiri. Jilid IV A. UI. Press.

Page 43: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

28

Gunawan, D. dan Mulyani, S. 2010. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1.

Jakarta. Penebar Swadya.

Hadi UK, Agustina E, Sigit SH. 2006. Sebaran Jentik Aedes Aegypti (Diptera:

Culicidae) di desa Cikarawang Bogo. Di dalam : Prosiding Seminar

Nasional Hari Nyamuk 2009 (Bogor, 10 Agustus 2009). Pp. 154-159.

Bogor. APNI.

Hapsoh, Hasanah. 2001. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Medan.USU

Press.

Harborne,J. B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Bandung. Institut Teknologi Bandung.

Indriasih M., Indra C., Taufik A. 2015. Pemanfaatan Ekstrak Daun Cengkeh

(syzigium aromaticum) Jumlah Lalat yang Hinggap Selama Proses

Penjemuran Ikan Asin. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Jaelani. 2009. Aromaterapi. Jakarta. Pustaka Populer Obor.

Judarwanto. W. Perilaku Makan Anak Sekolah. Direktorat Bina Gizi. 2007.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil kesehatan Indonesia.

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/bulletin/bulletind.

Di akses pada tanggal 10 Desember 2019.

Kurniawan, B. R. Rapina, A. Sukohar dan S. Nareswari. 2015. Efektivitas Ekstrak

Ethanol Daun Pepaya (Carica papaya) sebagai Lavarsida Aedes Aegypti.

Instar III. Journal Majority. 4 (5): 76-84.

Kusuma, W. 2010. Efek Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Sanctum L) Terhadap

Kerusakan Hepatosit Mencit Akibat Minyak Sawit dengan Pemanasan

Berulang. Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret.

Lachman L.A. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri III. Yogyakarta.

Suyatmi, ed. Universitas Indonesia Press.

Lubis.IZ. 1998. Pencegahan Demam Berdarah Dengue . Majalah Kedokteran

Nusantara XXVII, 4. 222-225.

Lutony, T.L. dan Rahmayati,Y. 2000. Jakarta. Produksi dan Perdagangan Minyak

Atsri. Penebar Swadaya.

Martin, Eric.L. 1971. Dispensing of Madication. 7th Edition. Mack Publishing

Company. Easton. Pennsylvania.

Page 44: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

29

Martin, Eric., and Cook, E.F. 1961. Remington’s Practice of Pharmacy.12thEd.

Mack Publishing Comp. Pennsylvania. 1228-1252.

Merrit, R.W. and Cummins, K.W. 1978. An Intiduction to the Aquatic Insects of

North America. Kendall/Hut Publishing Company. Dubuque. Lowa. USA.

Minarwaty, Supriadi.B, Jaya. 2012. Uji Efektifitas Ekstrak Kulit Langsat

(Lansium domesticum) Sebagai Anti Nyamuk Elektrik Terhadap Nyamuk

Aedes Aegypti. Palu. Universitas Tadulako.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta. Agromedia Pustaka.

Octavia,B. 2010. Kajian Kekayaan Bakteri Indegeneous Indonesia untuk

Bioremidasi Limbah. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta.

Price, A. 1997. Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan . Diterjemahkan Oleh Andry

Hartono dan Ni Luh Gede Yasmin Asih, 23. 307-332.

Rahmaniyati.AW. 2001. Aktivitas Repelan Minyak Atsiri Kuncup Bunga Cengkeh

Terhadap Nyamuk Aedes Aeypti Secara Topikal. Yogyakarta. Skripsi.

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Remington J.P. 1995. The Sciences and Practice of Pharmacy. 19 edition, Vol. 1.

Marck Publishing Company. Easton Pensylvania.

Ruhnayat. 2004. Memproduktifkan Cengkeh Edisi 3. Cetakan 3 Jakarta. Penebar

Swadaya.

Sarker, SD, Latif Z, and Gray Al, editors. Natural Products Isolation . In: Sarker

SD, Latif Z, and Gray Al, editors . Natural Products Isolation. 2nd ed.

Totowa (New Jersey). Humana Press Inc. hal 6-10, 18.

Sastrohamidjojo,H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta. Gadjah Mada

University Press.

Singh RK, Balendra T. 2011. Composition of Lantana Camara Leaf Essential Oil.

International journal of Pharmaceutical Research and Development (ijprid)

3 (7). 52.

Soemarno. 1998. Demam Berdarah (Dengue) Pada Anak. Jakarta. Penerbit UI.

Soegjianto. 2006. Demam Berdarah Dengue edisi Kedu. Surabaya. Airlangga

University Pres.

Sukarti, Datulinggi T.,, Lomo, M.,p ., Pirda. 2016 Identifikasi Senyawa Metabolit

Sekunder Ekstrak Polar Batang Nangka( Artocarpus heterophyla Lamk)

Sebagai Pengawet Alami Sari Aren (Arenga pinnata),Prosidding Seminar

Nasional Vol.03,No. 1

Page 45: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

30

Suwetja. I. K. 2007. Biokimia Hasil Perikanan. Jilid III. Rigormortis, TMAO, dan

ATP. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Sam Ratulangi

Manado.

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh

Soendari Noerono. Gajah Mada. University Press.

Wasitaatmadja, SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Penerbit Universitas

Indonesia. Hal. 111-116.

Widyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemologi, Pemberantasan, Pencegahan dan

Pemberantasannya. Jakarta. Erlangga.

Wijayanti LA. 2014. Efek Larvasidal Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum Sp.

Linn) Terhadap Larva Instar III Culex Quinquefasciatus. Jakarta.

Universitas Islam Indonesia.

Yuliani, Sri Hartati. 2005. Formulasi Gel Repelan Minyak Atsiri Tanaman Akar

Wangi (Vitvera Zizanioidesi L. Nogh):Optimasi Komposisi Carbopol 3%

b/v- Propilenglikol. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Page 46: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

31

LAMPIRAN

1. Lotion Anti Nyamuk dengan Konsentrasi yang Berbeda

Lotion Anti Nyamuk dengan Lotion Anti Nyamuk dengan

Konsentrasi 10 mL Konsentasi 15 mL

Lotion Anti Nyamuk dengan Konsentrasi 20 ml

2. Uji Viskositas Sampel Lotion

Page 47: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

32

3. Uji Organoleptik

Uji Organoleptik Oleh Responden

4. Uji Efektivitas

Uji Efektivitas Lotion Anti Nyamuk

Page 48: EFEKTIVITAS LOTION ANTI NYAMUK DARI FORMULASI EKSTRAK …

33