Plmbut Raga Lotion

download Plmbut Raga Lotion

of 43

Transcript of Plmbut Raga Lotion

MAKALAH PELEMBUT RAGA LOTION

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah : Teknologi kosmetik

DISUSUN OLEH: Basri (08334706) Lafziah (08334029)

Dosen Pembimbing: Dr.Tetti Indrawati Msi, Apt.

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kesehatan dan kekuatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul Pelembut Raga Lotion.Adapun makalah ini berisi informasi yang kami peroleh dari berbagai sumber serta hasil diskusi bersama teman dari kelompok empat belas. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dr.Tetti Indrawati Msi,Apt selaku dosen pembimbing matakuliah teknologi kosmetik serta rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis meyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

Jakarta, Nopember 2008

Penulis

2

DAFTAR ISI

KATA PENANTAR.........................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................1 1.2 Masalah Penulisan...........................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2 1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................2 BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit................................................................................................3 2.2 Kosmetik.......................................................................................12 2.3 Pelembab ......................................................................................17

BAB 111 RANCANGAN SEDIAAN ...........................................................22 3.1 Masalah dan Pembahasan 3.2 Spesifikasi Bahan ........................................................................23 3.3 Formula .......................................................................................28 3.4 Cara Pembuatan ..........................................................................29 BAB 1V EVALUASI SEDIAAN .................................................................30 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................33 LAMPIRAN

3

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar Belakang Kulit seseorang itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, bisa karena faktor dalam (genetis dan herediter) maksudnya adalah sudah ditentukan dari turunan atau orang tua, atau faktor yang terjadi di dalam kandungan sehingga menyebabkan kulit seseorang tersebut hitam/putih, tebal/tipis maupun dari faktor luar (lingkungan dan kosmetik) yang menyebabkan perubahan kondisi kulit menjadi lebih hitam/lebih putih atau menjadi lebih tebal/tipis. Setiap jenis kulit baik itu kering, berminyak, kombinasi, sensitive, dan normal pasti memerlukan perlindungan terhadap efek-efek alam. Penuaan, matahari, lingkungan sekitar, semuanya itu berpengaruh terhadap kulit. Untuk mempertahankan kulit agar tetap halus dan lembut, maka tingkat kelembaban kulit harus dipertahankan. Padahal, kulit selalu kehilangan kelembaban alaminya melalui epidermis, yang semakin dipicu oleh: 1. Pemaparan terhadap sinar matahari, angin, dan cuaca dingin. 2. Penggunaan berlebihan produk yang mengeringkan kulit 3. Pemanas ruangan dan AC 4. Aliran sebum (akumulasi minyak saat tidur) semakin menurun dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu diperlukan asupan vitamin, sayur-sayuran, air putih yang cukup bagi tubuh, serta suatu sediaan kosmetik yang dapat membantu mempertahankan kelembaban kulit serta melindungi kulit dari kekeringan (dehidrasi), salah satunya yaitu pelembut raga lotion. Pelembut raga lotion yang akan dirancang bertujuan agar penampilan permukaan kulit yang biasanya kering dan kasar menjadi hilang, kulit nampak lebih halus dan lebih mulus, supel, lembut, dan memberi rasa segar sepanjang hari. Maka dari itu pelembut 4

raga lotion yang dibuat sebaiknya memiliki formula dimana air dan minyak tidak akan terpisah ataupun mengalami kerusakan bahkan untuk jangka waktu yang lama. 1.2 Masalah 1. Bagaimana merancang formula sediaan pelembut raga lotion yang baik 2. Ingin membuat sediaan pelembut raga lotion yang memenuhi persyaratan, baik dari segi cara pembuatan maupun evaluasi 1.3 Tujuan 1. Merancang sediaan pelembut raga lotion yang sesuai dengan formula standar 2. Membuat sediaan pelembut raga lotion yang memenuhi syarat CPKB. 1.4 Manfaat Dengan tugas ini diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat, sehingga dapat menghasilkan suatu sediaan pelembut raga lotion yang memenuhi standar.

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKAII.1 KulitII.1.1 Struktur dan Fungsi Kulit 1.1. Gambaran Umum Kulit Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar (Montagna, Renault, Debreuil). Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter persegi, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak. Kulit terbagi atas dua lapisan utama, yaitu: 1. Epidermis (kulit ari), sebagai lapisan yang paling luar. 2. Dermis (korium, kutis, kulit jangat). Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit. Epidermis Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Meskipun ada beberapa jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis, namun tetap penampilan epidermis yang menjadi tujuan utama. Dengan kemajuan teknologi, dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik. Kekebalan epidermis berbeda-beda pada bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya pada telapak kaki dan telapak tangan, lapisan yang tipis

6

berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel epidermis ini disebut keratinosit.

Para ahli histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam menjadi 5 lapisan, yakni: 1. Lapisan Tanduk (Stratum corneum), sebagai lapisan yang paling atas. Terdiri atas beberapa lapisan sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar. Secara alami, sel-sel yang sudah mati dipermukaan kulit akan melepaskan diri untuk beregenerasi. Permukaan stratum corneum dilapisi oleh suatu lapisan pelindung lembab tipis yang bersifat asam, disebut Mantel Asam Kulit. 2. Lapisan Jernih (Stratum lucidum), disebut juga lapisan barrier. Terletak tepat di bawah stratum corneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Antara stratum lucidum dan stratum granulosum terdapat lapisan keratin tipis yang disebut reins barrier (Szakall) yang tidak bisa ditembus (impermeable). 3. Lapisan Berbutir-butir (Stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut. Stoughton menemukan bahwa di dalam butir keratohyalin itu tedapat bahan logam, khususnya tembaga yang menjadi katalisator proses pertandukan kulit. 4. Lapisan Malphigi (stratum spinosum atau malphigi layer) memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Cairan limfe masih ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan malphigi ini. 5. Lapisan Basal (Stratum germinativum) adalah lapisan terbawah epidermis yang hanya tersusun oleh satu lapis sel-sel basal. Di dalam stratum germinativum juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan

7

fungsinya hanya membentuk pigmen melanin dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit-dendritnya.

Dermis Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin, yang berada di dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida. Di dalam dermis terdapat adneksa-adneksa kulit seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (subkutis/hipodermis). 1.2. Keratinisasi Sel-sel keratinosit pada lapisan basal atau lapisan induk akan memperbanyak diri, berdiferensiasi, terdesak menuju ke permukaan kulit sehingga akhirnya menjadi sel-sel yang mati, kering dan pipih dalam stratum corneum. Proses pendewasaan dari stratum germinativum sampai menjadi sel tanduk dalam stratum corneum dinamakan keratinisasi yang lamanya 14-21 hari dan sering disebut juga Cell Turn Over Time. 1.3. Susunan Kimia Kulit dan Keratin Struktur kimia dan sel-sel epidermis manusia memiliki komposisi berikut: Protein Lemak Garam mineral Air dan bahan-bahan larut air 27% 2% 0,5% 70,5%

Protein terpenting adalah albumin, globulin, musin, elastin, kolagen, dan keratin. Sel pada lapisan stratum corneum tersusun oleh keratin yang berasal dari protein, juga merupakan penyusun utama rambut dan kuku manusia. 8

1.4. Kelenjar Keringat dan Perspirasi Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu: 1. Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97% air dan mengandung beberapa mineral. Kelenjar ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai kulit kepala. Jumlahnya diseluruh badan sekitar 2 juta, menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuknya langsing, bergulung-gulung, dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya. 2. Kelenjar keringat apokrin lebih besar daripada ekrin, hanya terdapat di daerahdaerah ketiak, puting susu, daerah kelamin, dan menghasilkan cairan yang agak kental serta berbau khas pada setiap orang. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. 1.5. Kelenjar Sebasea dan Sebum Kelenjar sebasea atau kelenjar minyak menghasilkan minyak kulit (sebum) yang berguna untuk meminyaki kulit dan rambut agar tidak kering. Kelenjar sebasea terdapat di seluruh kulit, kecuali pada telapak tangan dan telapak kaki. Pada kulit kepala, kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar sebasea membesar, sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan, jika produksi minyak dari kelenjar sebasea berlebihan, terjadilah kulit yang berminyak, yang memudahkan terjadinya jerawat. 1.6. Pembuluh Darah Mekanisme suplai darah di kulit terdiri atas arteri dan vena yang berasal dari jaringan bawah kulit dan naik ke atas menuju kelenjar dan akar rambut. Suplai darah ke

9

kulit merupakan sumber suplai nutrisi ke kulit serta alat transportasi untuk bahan lainnya bagi kulit, seperti oksigen, hormon, dan enzim. Suplai darah ke kulit memang penting, tetapi kulit juga ditentukan pada faktorfaktor lain untuk hidup, misalnya glikolisis yang memberikan energi pada pembentukan keratin, sekresi sebum, sekresi keringat, dan proses-proses biologis lain, seperti pemecahan glukosa menjadi asam laktat dengan riboflavin dan nicotinamide sebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang terlibat di dalam proses itu. 1.7. Limfe dan Saraf Kelenjar limfe merupakan sistem yang sangat esensial bagi tubuh karena berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Sirkulasi cairan limfe berjalan sejajar dengan sistem saluran darah dan akhirnya mendampingi sistem pembuluh darah balik dekat jantung. Dinding pembuluh limfe mudah ditembus bakteri. Sistem saraf kulit berkaitan dengan fungsi kulit sebagai reseptor sentuhan rasa sakit dan suhu. Kulit kaya akan sel saraf sensoris kutaneous dan tempat bermuaranya ujung sel-sel saraf spinal (sistem saraf tepi) dan kranial (sistem saraf pusat).

II.1.2 Fisiologi dan Biokimia Kulit 2.1. Pernapasan Kulit Sama halnya dengan jaringan pada bagian tubuh lainnya, kulit juga bernapas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran CO2 dari kulit tergantung pada banyak faktor di luar maupun di dalam kulit, seperti temperatur udara, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas di dalam darah kulit, dilatasi pembuluh darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit, perubahan dalam proses metabolisme sel kulit, pemakaian bahan kimia pada kulit, dan lain-lain. Bahan-bahan yang menstimulasi pernapasan kulit adalah ekstrak ragi, ekstrak placenta, asam panthotenat, asam boraks, vitamin A & D, air mawar, hidrokortison, neomycin, bacitracin dan pasta zinc.

10

Bahan-bahan yang menekan atau mengurangi pernafasan kulit adalah bahan pengawet, bahan antiseptik, asam lemak, fluorida, butil alkohol, ammoniated mercury, asam benzoat, asam salisilat, sulfur, coal tar. 2.2. Mantel Asam Kulit Pada umumnya pH fisiologis mantel asam kulit berkisar antara 4,5-6,5 sehingga bersifat asam lemah. Ada tiga fungsi pokok mantel asam kulit, yaitu: 1. Sebagai penyangga (buffer) yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit. 2. Membunuh dengan sifat asamnya atau setidaknya menekan pertumbuhan mikroorganisme yang membahayakan kulit. 3. Dengan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah kekeringan kulit. Karena itu hendaknya pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat mungkin dengan pH fisiologis mantel asam kulit. Kosmetik demikian disebut kosmetik dengan pH-balanced. 2.3. Mantel Lemak Kulit Sebum di permukaan kulit merupakan lapisan lemak yang sebagian besar berasal dari kelenjar sebasea dan sebagian kecil berasal dari lemak sel-sel epidermis disebut mantel lemak kulit, yang terdiri atas trigliserida, asam-asam lemak, squalene, wax, cholesterol dan ester-esternya, fosfolipid, dan parafin. Jumlah lemak di permukaan kulit berbeda untuk tiap individu dan bagian-bagian tubuh. Seseorang mempunyai kulit kering (sebostatic) atau kulit berminyak (seborrheic) tergantung pada jumlah lemak yang diekskresikan oleh kelenjar sebasea. Klasifikasi kulit kering dan kulit berminyak tidak berlangsung seumur hidup karena bisa terjadi pergeseran antara keduanya. II.1.3. Fungsi Biologik Kulit 3.1. Proteksi Serabut elastis yang terdapat pada dermis serta jaringan lemak subkutan berfungsi mencegah trauma mekanik langsung terhadap interior tubuh. Lapisan tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar air tubuh dengan cara mencegah masuknya air dari luar tubuh

11

dan mencegah penguapan air, selain itu juga berfungsi sebagai barrier terhadap racun dari luar. Mantel asam kulit dapat mencegah pertumbuhan bakteri di kulit. 3.2. Thermoregulasi Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi dan konstriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Pada saat temperatur badan menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan pada saat temperatur badan meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas. 3.3. Persepsi Sensoris Kulit bertanggung jawab sebagai indera terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba, suhu dan nyeri melalui beberapa reseptor seperti Benda Meissner, Diskus Merkell dan Korpuskulum Golgi sebagai reseptor alba, Korpuskulum Pacini sebagai reseptor tekanan, Korpuskulum Ruffini dan Benda Krauss sebagai reseptor suhu dan Nervus End Plate sebagai reseptor nyeri. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor-reseptor tersebut dan diteruskan ke sistem saraf pusat dan selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri. 3.4. Absorbsi Beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dlm tubuh melalui dua jalur yaitu melalui epidermis dan mellui kelenjar sebasea. Material yang mudah larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibanding air dan material yng larut dalam air. 3.5. Fungsi Lain Kulit dapat menggambarkan status emosional seseorang dengan memerah, memucat maupun kontraksi otot penegak rambut. II.1 4. Jenis-jenis Kulit Berdasarkan ahli kecantikan, jenis kulit dikelompokkan menjadi beberapa jenis : a. Kulit kering

12

Kulit yang memiliki lemak permukaan kulit yang sedikit atau kurang, sehingga pada permukaan terasa kering, kasar, dan banyak lapisan kulit yang lepas atau retak, kaku, tidak elastis, dan mudah terlihat kerutan. b. Kulit Berminyak Kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan sehingga menjadi tampak mengkilat, mudah kotor, kusam, mempunyai pori-pori yang lebar sehingga permukaannya kasar dan lengket. c. Kulit Normal Merupakan kulit yang ideal yang sehat, tidak mengkilap, segar, elastis dan minyak pada permukaan dan kelembaban cukup. d. Kulit Kombinasi Kulit seseorang yang memiliki sifat campuran (a dengan b atau a dengan c) atau sebagian bersifat berminyak dan sebagian kering. e. Kulit Sensitive Kulit yang sangat peka bila kontak terhadap suatu zat. Kulit sensitif, bisa diartikan sebagai kulit yang tipis, mudah luka dan kadang kala ber-warna kemerahan. Sebagian ilmuwan atau dokter berpendapat, kulit sensitif lebih banyak ditemui pada orang Scotlandia, Irlandia, Iceland (bagian utara Eropa) dibandingkan dengan orang negara lain. Mereka yang memiliki kulit sensitif, bisa kita lihat dan diagnosa dengan kondisi di mana pembuluh darah (kapiler) dan ujung saraf terletak dekat ke permukaan kulitnya. Argumen ini pula yang sering dipakai oleh para ilmuwan untuk menjelaskan mengapa orang yang berkulit sensitif, lebih mudah kulitnya menjadi merah dan terkena iritasi setelah pemakaian produk kosmetik tertentu. Orang yang berkulit sensitif, juga lebih mudah mengalami masalah kulit melalui makanan yang dikonsumsi. Seperti makanan pedas, kafein (kopi), nikotin (rokok) dan Niacin (vitamin B3). Hal ini disebabkan karena makanan-makanan atau rokok tersebut memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit, sehingga kulit menjadi merah. f. Kulit Hiperpigmentasi Kulit yang memiliki bercak-bercak hitam. g. Kulit Berjerawat

13

Kulit yang disertai dengan jerawat yang biasanya terjadi pada kondisi jenis kulit berminyak.

II.1.5. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kulit. a. Faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol : - Cahaya Matahari - Kelembaban Udara - TemperaturYang Ekstrim - Angin - Polusi b. Faktor-faktor yang dapat dikontrol ; - Tidur - Air - Nutrisi - Olahraga - Stress - Zat-zat Beracun (Rokok,Alkohol)

14

II.2 KosmetikII.2.1. Pengertian Kosmetik Pengertian produk kosmetika sangat bercorak, bervariasi, sesuai dengan kemaknaan produk, bergantung dari siapa dari mana pengertian itu diberikan. Dapat singkat, dan dapat pula umum dan menyeluruh. Pengertian produk kosmetika yang mengikat adalah batasan pengertian yang disebutkan peraturan perundangan. Semua unsur makna produk kosmetika dijadikan dasar tolak tata aturan yang harus dipatuhi dan ditaati. Definisi kosmetik : Permenkes RI No.445/Menkes/Per/VI/1998 Kosmetik adalah sediaan paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Kep Ka BPOM RI Nomor HK 00 054 1754 Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Secara umum Kosmetik adalah bahan yang diaplikasikan secara topikal dengan tujuan untuk memperbaiki penampilan. II.2.2 Persyaratan Kosmetik Kosmetik yang akan diproduksi harus memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan, standar mutu atau Cara Produksi Kosmetika yang Baik (CPKB). CPKB adalah

15

cara produksi kosmetika dengan pengawasan menyeluruh yang meliputi aspek produksi dan pengendalian mutu untuk menjamin produk jadi yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan, aman dan bermanfaat bagi pemakainya. Produk kosmetika yang akan dipasarkan harus terdaftar di BPOM, kriteria kosmetika yang akan didaftarkan : 1. Khasiat dan Keamanan Keamanan yang cukup, yaitu tidak menggunakan bahan yang dilarang; tidak melebihi batas kadar yang ditetapkan untuk bahan, zat pengawet dan tabir surya yang diizinkan dengan pembatasan; menggunakan zat warna yang diizinkan sesuai dengan daerah penggunaannya. 2. Mutu Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari CPKB dan hanya menggunakan bahan dengan spesifikasi yang sesuai. 3. Penandaan Penandaan yang berisi informasi yang cukup, yang dapat mencegah terjadinya salah pengertian atau salah penggunaan. Produk rusak dapat ditandai adanya perubahan pada sediaan seperti bau asing, bau tidak enak, terjadi buih, tambah encer, koagulasi, pengendapan, timbul gas, dan terjadi perubahan warna. Produk kosmetika yang tidak memenuhi persyaratan produk, termasuk produk rusak, dinyatakan produk beracun dan atau produk berbahaya dan tidak dibenarkan terdapat pada ketersediaan peredaran pasar, dan harus segera ditarik dari peredaran pasarnya. II.2.3. Bahan-bahan dalam Kosmetik Bahan kosmetik adalah zat atau campuran yang berasal dari alam dan/ sintetik yang merupakan komponen kosmetika untuk dapat diedarkan dalam ketersediaan pasar dan diperdagangkan umum dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, guna tata rawat dan tata rias, bagi pemeliharaan kesehatn kulit dan demi penampilan yang menarik. Bahan kosmetik dibedakan menjadi bahan dasar, zat tambahan, dan zat aktif. Bahan dasar digunakan untuk membuat sediaan dasar dan atau dasar sediaan. Sediaan

16

dasar dijadikan dasar dan memberikan bentuk sediaan kosmetik sedangkan dasar sediaan merupakan komposisi utama sediaan kosmetik. Zat tambahan adalah bahan yang digunakan untuk memperbaiki ujud ketampakan, kekentalan, kelarutan pengawet mikroba, pengawet oksidasi dan atau menyandang fungsi pengemulsi, pembasah, penstabil, penglarutan, penjernihan, dan fungsi lain yang relevan. Zat aktif adalah bahan kosmetika yang memberikan ciri sediaan kosmetika dalam tata rawat dan tata rias, termasuk perlindungan dan koreksi keabnormalan kulit. II.2.4. Fungsi Kosmetika Fungsi produk kosmetik dalam aplikasi kosmetika meliputi perawatan, periasan, perlindungan, dan koreksi keabnormalan tubuh, untuk memelihara homesostasis kulit normal dapat melakukan fungsinya dengan semestinya, sehingga terasa nyaman dan dalam kondisi sehat. Fungsinya perlindungan dan fungsi koreksi keabnormalan tubuh dapat dikelompokkan dalam fungsi perawatan, sehingga fungsi produk kosmetika hanya mencakup 2 fungsi, yaitu fungsi pemeliharaan dan fungsi periasan. Produk kosmetika perawatan kulit biasanya cukup disebut perawatan kulit, kosmetika rawat kulit, atau cosmetic skin cares, meliputi produk kosmetika untuk mengatasi ancaman lingkungan sekitar dengan membawakan berbagai fungsi antara lain untuk: Pembersihan kulit Perangsangan metabolisme kulit Pelestarian kelembaban kulit Perlindungan kulit dari sengatan sinar UV surya Perlindungan dari infeksi mikroba Pencegahan dari kemungkinan terjadinya ketuaan kulit dini Penghambatan proses ketuaan kulit Perawanan warna kulit oleh karena pigmentasi Pemudaran noda ketuaan dan perawanan gurat dan keriput. Fungsi perawatan dibedakan menjadi perawatan dasar dan perawatan tambahan. Perawatan dasar meliputi serangkaian perawatan dengan karakter dan aplikasi yang

17

berbeda-beda, namun kesemuanya itu untuk meningkatkan dan/atau memperbaiki mutu kulit, agar tetap sehat dan normal. Perawatan dasar meliputi pembersih, pelembab, pelembut, dan dapat diperluas dengan berbagai fungsi lain seperti pelindung surya (sun protector), antioksidan, pencerahan kulit (skin whitening, lightening, bleaching), antigurat perut, antigurat mata, dan anti ketuaan kulit tersedia dalam berbagai sediaan dasar, terutama serbuk, batangan, gel, krim, dan lotion. II.2.5. Penggolongan Kosmetik Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 kelompok: 1.Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi,bedak bayi,dll 2.Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi,bath capsule,dll 3.Preparat untuk mata,misalnya maskara,eye-shadow,dll 4.Preparat wangi-wangian, misalnya parfum,toilet water,dll 5.Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray,dll 6.Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dll 7.Preparat make-up(kecuali mata), misalnya bedak,lipstick,dll 8.Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi,mouth washes,dll 9.Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll. 10.Preparat kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku,dll 11.Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab,pelindung,dll 12.Preparat cukur, misalnya sabun cukur,dll 13.Preparat untuk suntan dan suncreen, misalnya suncreen foundation,dll II.2.6. Reaksi Negatif Kosmetik Pada Kulit Ada berbagai reaksi negatif yang disebabkan oleh kosmetik, yang tidak aman baik pada kulit maupun pada sistem tubuh, antara lain : Iritasi Reaksi langsung akan timbul pada pemakaian pertama kosmetik karena salah satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat iritan.misalnya deodorant, kosmetik pemutih kulit yang mengandung mercuri, dapat langsung menimbulkan reaksi iritasi. Alergi

18

Reaksi negatif pada kulit muncul setelah kosmetik dipakai beberapa kali, terkadang setelah bertahun-tahun, karena kosmetik tersebut mengandung bahan alergenik bagi seseorang dan belum tentu dengan orang lain.misalnya, cat rambut, lipstik, parfum. Fotosensitisasi Reaksi negatif muncul setelah kulit yang ditempeli kosmetik terkena sinar matahari karena salah satu atau lebih bahan, zat warna atau zat pewangi yang dikandung oleh kosmetik itu bersifat photosensitizer, biasanya sejumlah zat pewarna dan zat pewangi dalam kosmetik riasan, parfum, tabir surya yang mengandung PABA. Jerawat Beberapa kosmetik pelembab kulit yang sangat berminyak dan lengket pada kulit seperti yang diperlukan bagi kulit kering di iklim dingin, dapat menimbulkan jerawat bila digunakan pada kulit yang berminyak, terutama dinegara tropis karena kosmetik demikian cenderung menyumbat pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri. Jenis kosmetik tersebut dinamakan kosmetik aknegenik. Intoksikasi Keracunan dapat terjadi secara lokal atau sistemik melalui penghirupan lewat mulut dan hidung, atau dengan penyerapan via kulit, terutama jika salah satu atau lebih bahan yang dikandung oleh kosmetik bersifat toksik, misalnya merkuri didalam sediaan kosmetik pemutih. Penyumbatan fisik Penyumbatan oleh bahan-bahan berminyak dan lengket yang ada didalam kosmetik tertentu, seperti pelembab atau dasar bedak terhadap pori-pori kulit atau pori-pori kecil pada bagian tubuh yang lain. Daftar kosmetik yang dapat menimbulkan reaksi negatif pada kulit: Kosmetik pemutih kulit isi merkuri Kosmetik pemutih kulit isi hidrokinon Krim untuk wajah Kosmetik tabir surya (Sunscreen) Cat rambut

19

Parfum Deodoran dan Antiperspiran Lipstik.

II.3. PelembabKulit yang menderita kelainan seperti kekeringan, penuaan, menderita jerawat, noda-noda hitam dan lain-lainnya perlu dirawat secara khusus dengan kosmetik perawatan yang umumnya mengandung bahan-bahan aktif seperti vitamin, alantoin, kolagen, hormon, sulfur dan lain-lainnya. Kosmetik pelembab atau biasanya dalam bentuk lotion perlu dikenakan terutama pada kulit kering atau kulit normal yang cenderung kering, terutama jika si pemakai akan lama berada di dalam lingkungan yang mengeringkan kulit, misalnya ruangan ber-AC. Pemilik kulit yang secara alamiah sudah berminyak, misalnya pada remaja, tidak perlu atau bahkan kadang-kadang dilarang memakai kosmetik pelembab. II.3.1 Faktor yang Menyebabkan Dehidrasi Kulit Normalnya, kulit sehat dilindungi dari kekeringan oleh bahan-bahan yang bisa menyerap air: asam amino, purin, pentosa, choline, dan derivat asam fosfat, yang jumlah totalnya 20 % dari berat lapisan stratum corneum. Bahan-bahan yang larut dalam air tersebut dapat terangkat dari kulit oleh perspirasi atau pencucian jika lapisan lemak itu diangkat, bahan-bahan yang dapat larut dalam air itu terbuka dan siraman air berikutnya akan mengangkat mereka, meninggalkan kulit yang sebagian atau sepenuhnya kehilangan karakter hidrofilik dan elastisitasnya. Demikianlah penghilangan lapisan lemak kulit menyebabkan dehidrasi kulit. Berkali-kali menggosok kulit dengan sabun atau detergen akan menimbulkan efek seperti diatas. Mula-mula lemak permukaan kulit diemulsikan dan bahan-bahan hidrofilik dalam stratum corneum dengan cepat mengering dan menjadi kasar serta pecah-pecah. Powers dan Fox (1958) telah meneliti efek berbagai detergen sebagai penyebab hilangnya air dari stratum corneum. Mereka menemukan bahwa hilangnya air kulit dipercepat oleh triethanolamine alkyl aryl sulfonate, sodium lauryl sulfate, dan produk

20

kondensasi coconut fatty acid diethanolamine. Efek mengeringkan itu bahkan lebih kuat oleh detergen cationic, sementara efek pengering dari sabun tidak sekuat itu. Pengaruh udara terhadap dehidrasi stratum corneum juga telah diketahui. Jika kelembaban relatif udara rendah (kandungan uap air dalam udara sedikit), maka risiko kekeringan kulit lebih besar. Dalam udara yang panas, stratum corneum tidak cepat mengering seperti dalam udara dingin, karena kelenjar sebasea aktif mensuplai permukaan kulit lebih cepat karena uap airnya tersapu oleh angin. Dalam udara dingin, elastisitas stratum corneum berkurang karena lilin kulit (bahan semen antara sisik-sisik keratin di stratum corneum) menjadi lebih keras dan kokoh. Selain itu, sekresi sebum juga berkurang. II.3.2. Macam-Macam Kosmetik Pelembab Kita dapat membedakan dua tipe kosmetik pelembab (emoliens), yaitu: a. Kosmetik pelembab berdasarkan lemak b. Kosmetik pelembab berdasarkan gliserol atau humektan sejenis. a. Kosmetik Pelembab berdasarkan Lemak Kosmetik pelembab tipe ini sering disebut moisturizer atau moisturizing cream. Krim ini membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit,sedikit banyak mencegah penguapan air kulit, serta menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut. Viskositas lemak tidak boleh terlalu rendah sehingga menyebar ke mana-mana di permukaan kulit atau terlalu kental sehingga membuat kulit lengket dan terlalu berminyak. Pelembab ini harus dapat menutup daerah tertentu permukaan kulit, menutup tepi-tepi tajam sisik stratum corneum, mencegah masuknya bahan-bahan asing ke dalam kulit, dan mencegah penguapan air kulit, tetapi tidak sampai mencegah sepenuhnya agar perspirasi dan pengeluaran panas badan tetap terjadi. Bahan-Bahan Dasar Bahan utama dalam krim pelembab adalah lemak (lanolin, lemak wool, fatty alcohol tinggi, lanette wax, glycerol monostearate, dan lain-lain) yang semuanya merupakan bahan pengemulsi tipe W/O. Sebagai tambahan adalah campuran minyak

21

seperti minyak tumbuhan, yang lebih baik daripada mineral oils karena lebih mudah bercampur dengan lemak kulit, lebih mampu menembus sel-sel stratum corneum, dan memiliki daya adhesi yang lebih kuat. Preparat tipe emulsi O/W, misalnya bahan-bahan emulgator nonionik, merupakan yang paling cocok untuk krim pelembab. Sabun-sabun triethanolamin juga sering direkomendasikan sebagai pelembab. Sebagai tambahan, krim O/W selalu berisi humektan (gliserol, sirup sorbitol, dan lain-lain). Air yang digunakan harus didestilasi atau dihilangkan garam-garamnya dengan ion-exchanger. Sisa-sisa besi dan tembaga berbahaya karena mempercepat terjadinya ketengikan. Karena kandungan minyak tumbuhannya yang tinggi, preparat pelembab ini mudah menjadi tengik. Karena itu penambahan antioksidan adalah esensial. Kosmetik pelembab harus dilindungi dari mikroorganisme dan jamur dengan penambahan bahanbahan pengawet. Tipe Emulsi Kosmetik pelembab berdasarkan lemak terbagi dalam berbagai bentuk, dari krim lemak anhidrous, krim emulsi W/O, emulsi ganda, krim O/W yang kaya minyak, sampai emulsi O/W cair yang mengandung air lebih dari 80 %. Berikut 3 contoh formulasi kosmetik pelembab: 1 Mineral Oil Microcrystalline wax Paraffin wax Olive oil Sesame oil Beeswax Spermaceti Anhydrous lanolin Cetyl alcohol Stearyl alcohol 18.75 4.0 1.0 37.5 2 54.0 8.0 4.0 4.0 2.0 3 29.8 2.0 3.0 30.0 5.0 4.0 2.0 -

22

Glyceryl monostearate Oleic acid Triethanolamine Borax Sodium lauryl sulfate Allantoin Perfume oil Butyl-p-hydroxybenzoate Aquadest Keterangan: 1. Rohtemen 2. Keithler 3. Mecca

0.25 0.5 37.5

6.0 1.0 19.0

1.0 1.5 0.2 0.4 0.2 19.9

b. Kosmetik Pelembab yang Didasarkan pada Gliserol dan Sejenisnya Preparat jenis ini akan mengering di permukaan kulit, membentuk lapisan yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan mempertahankannya di permukaan kulit. Preparat ini membuat kulit nampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum corneum kulit. Preparat tradisional yang berupa campuran 50:50 gliserol dengan air bunga mawar (rose water) adalah yang paling sederhana yang tercatat dalam sejarah. Tetapi konsentrasi gliserol yang tinggi itu sedikit banyak dapat mengiritasi kulit. Sekarang konsentrasi gliserol yang lazim digunakan adalah 10-20 %. Di dalam produk-produk jenis ini, gliserol dapat diganti dengan sirup sorbitol atau propylene glycol. Carbital (diethylene glycol monoethyl ether) kurang cocok karena akan menghasilkan manikmanik perspirasi pada kulit. Mucins atau bahan-bahan pembentuk gel biasanya ditambahkan tetapi hindari pemakaian bahan yang bersifat adhesive seperti gum arabica dan bahan yang jika

23

mengering membentuk lapisan resisiten, misalnya polyvinyl pyrolidone dan polyvinyl alcohol. Alkohol dalam jumlah kecil sering ditamabahkan selain bahan antiseptik seperti asam borat. Sementara air tanaman (floral waters) atau parfum yang larut dalam air digunakan sebagai pewangi. Preparat yang mengandung lemak seperti glyceryl monostearate atau lanette wax mempunyai dua fungsi pelembab (higroskopis dan lapisan lemak). Selain gliserol, madu merupakan humektan terpenting untuk kulit.

24

BAB III RANCANGAN SEDIAANIII.1 Masalah dan PembahasanNo 1 MasalahIngin dibuat sediaan yang dapat melembutkan kulit Sediaan diusahakan memiliki pH yang sama atau sedekat mungkin dengan pH kulit yaitu antara 4,56,5 Ingin dibuat sediaan yang mengering di permukaan kulit, yang menyerap uap air diudara dan mempertahankannya di prmukaaan kulit. Sediaan lotion dibuat dalam bentuk emulsi harus homogen

Alternatif Pemecahan MasalahDibuat cream,lotion, gel

Pemecahan MasalahDibuat cream

KeteranganAgar

2

Sediaan harus di buffer, dapat digunakan buffer seperti citric acid, lactic acid, amino acid, sodium citrat, potasium hidroksida. Perlu ditambahkan gliserol (gliserin), propilen glikol, sirup sorbitol, carbitol

Dibuat buffer

sediaan potassium

pH balanced

menggunakan hidroksida, dengan pH 6 Ditambahkan gliserol 2 % dan propilen glikol 6 % Kulit nampak lebih halus dan mencegah dehidrasi

3

4

Perlu ditambahkan emulgator, yang dapat digunakan cetyl alcohol, acasia, CMC stearyl alcohol Perlu ditambahkan zat pengawet, yang dapat digunakan antara lain: metylparaben, propylparaben,asam benzoat,

Digunakan cetyl alkohol 0,4 %

5

Digunakan dalamjangka waktu yang lama

Digunakan metyl paraben dan propylparaben 0,25 %

25

6

Sediaan harus mudah dituang

phenoksy etanol Perlu ditambahkan bahan pengental , yang dapat digunakan antara lain acrylates,pullulan,sodium magnesium,silicate,xantangum Perlu ditambahkan pengharum atau fragrace seperti geraniol, linalool

Digunakan acrylates 20 %

Agar diperoleh viskositas yang baik

7

Sediaan ditujukan untuk memberi kesegaran Fungsi produk dan cara pemakaian

Digunakan linalool q.s Dicantumkan pada botol atau kemasan No. Reg POM CD 1009400745 pada botol kemasan atau

Agar diperoleh lotion yang harum

8

9

Sediaan dimaksudkan untuk dipasarkan

Harus terdafar dan ada No. Reg

III.2 Spesifikasi Bahan1. Setil Alkohol (Cetyl alcohol) Pemerian Kelarutan Suhu lebur Bilangan asam Bilangan iodium Bilangan hidroksil Penyimpanan Kegunaan :berbentuk sisik, butiran, kubus atau lempengan yang licin, warna putih, bau khas lemah, rasa tawar. :larut dalam etanol (95%) P dan eter P, praktis tidak larut dalam air, kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu. :antara 450C dan 500C :tidak lebih dari 2 :tidak lebih dari 5 :antara 218 dan 238 :dalam wadah tertutup baik :pengemulsi, penstabil, pemburam, perawatan kulit, emolien, penambah viskositas air dan bukan air, pembusa. OTT :OTT dengan bahan pengoksidasi kuat.

26

2. Isopropil Myristate Pemerian Kelarutan :jernih, tidak berwarna, praktis tidak berbau. :dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol, etil asetat, minyak lemak, alkohol-alkohol berlemak dan toluen. Praktis tidak larut dalam gliserin, propilen glikol dan air. Bilangan asam Bilangan iodium Penyimpanan Kegunaan OTT :tidak lebih dari 1 :tidak lebih dari 1 :dalam wadah tertutup rapat, ditempat dingin, kering dan terlindung dari cahaya. :sebagai emolien, penetrasi kulit dan pelarut. :OTT dengan karet, plastik, nilon, polietilen, parafin padat dan bahan pengoksidasi kuat. 3. Mineral Oil Pemerian :cairan bening, mirip minyak; tidak berwarna; bebas atau praktis bebas dari fluoresensi; jika dingin, tidak berbau dan tidak berasa; jika dipanaskan berbau minyak tanah, lemah. Kelarutan :larut dalam minyak atsiri; dpt bercampur dengan sebagian besar minyak lemak kecuali minyak jarak; tidak larut dalam air dan etanol (95%) P. Bobot jenis Keasaman dan kebasaan :antara 0,845 dan 0,0905. : didihkan 10 ml dengan etanol (95%) P volume sama; etanol (95%) P tetap bereaksi netral terhadap kertas lakmus P. Viskositas kinematik Penyimpanan :tidak kurang dari 34,5 centistoke; penetapan dilakukan pada suhu 40,00. :disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, ditempat dingin dan kering.

27

Kegunaan OTT

:sebagai emolien, pelarut, lubrikan pada tablet dan kapsul, dan bahan terapeutik. :OTT dengan bahan pengoksidasi kuat.

4. Methylparaben Nama kimia Sinonim Rumus molekul Bobot molekul Pemerian Kelarutan : 4-metil-hidroksibenzoat :Metil paraben = Nipagin M :C8H8O3 :152,15 :serbuk hablur halus, warna putih, hampir tidak berbau, rasa sedikit membakar dan diikuti rasa tebal :sukar larut dalam air, larut dalam air medidih, mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam aseton P, dalam eter P, dan dalam larutan alkali hidroksida, agak sukar larut dalam gliserol P, dan dalam lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Keasaman :larutkan 200 mg dalam 250 ml air bebas karbondioksida P panas, didinginkan, netralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator merah metil LP, diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml. Suhu lebur Sisa pemijaran Identifikasi terjadi ungu kemerahan. 2. Larutkan 100 mg dalam 2 ml etanol (95%) P, didihkan, tambahkan 0,5 ml raksa (II) nitrat LP, terbentuk endapan dan beningan warna merah. Kegunaan Penyimpanan :sebagai pengawet :dalam wadah tertutup baik. :125-1280C :tidak lebih dari 0,1% :

1. Didihkan 10 mg dengan 10 ml air, dinginkan, tambahkan 0,05 ml besi (III) klorida LP,

28

5. Propil Paraben Nama Kimia Sinonim Rumus bangun Bobot molekul Pemerian Kelarutan :4-propil-hidroksi benzoate :Propil hidroksibenzoat,propyls paraben,nipasol :C10H12O3 :180,20 :serbuk hablur, warna putih, tidak berbau, tidak berasa :sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%) P dan dalam aseton P, sangat sukar larut dalam gliserol P, agak sukar larut dalam minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida. Keasaman :larutkan 200 mg dalam 250 ml air bebas karbondioksida P panas, dinginkan, titrasi dengan natrium hidroksida 0,1N menggunakan indikator merah metil LP, diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml natrium hidroksida 0,1N. Suhu lebur Sisa pemijaran Identifikasi :95-980C :tidak lebih dari 0,1% :

1. Didihkan 10 mg dengan 10 ml air, didihkan, tambahkan 0,05 ml besi (III) klorida LP, terjadi warna ungu kemerahan. 2. Larutkan 100 mg dalam 2 ml etanol (95%) P, didihkan, tambahkan 0,5 ml raksa (II) nitrat Li terbentuk endapan dan beningan warna merah. Kegunaan Penyimpanan 6. Propylene Glycol Pemerian Kelarutan :jernih, tidak berwarna, kental, praktis cairan tidak berbau, dengan rasa manis, rasa sedikit tajam seperti gliserin. :dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin dan air; larut dengan perbandingan 1:6 dalam eter; tidak dapat bercampur dengan minyak mineral ringan , tapi dapat terlarut dalam miyak esensial. :sebagai pengawet :dalam wadah tertutup baik.

29

Berat jenis Kegunaan

:antara 1,035 dan 1,037. :sebagai air. pengawet, desinfektan, humektan, pelarut, penstabil untuk vitamin, kosolven untuk bercampur dengan

Penyimpanan OTT

:dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya di tempat dingin dan kering.

:OTT dengan bahan pengoksidasi seperti potasium permanganat. :Gliserin berupa cairan bening, seperti sirup, tidak berwarna, higroskopis, tidak berbau atau dengan rasamanis diikuti dengan rasa pedas dan hangat. Mengandung sejumlah kecil air

7. Gliserin Pemerian

Kelarutan

:Dapat melarut dengan air, alcohol dan propylenglikol. Larutan mudah larut dalam Aceton, praktis tidak larut dalam chloroform, eter dan campuran minyak lemak. Sejumlah 10% b/v larutan dalam air menunjukan keadaan netral, sejumlah 2,6% larutan ialah iso-osmotik dengan serum dapat disterilisasi dengan pemeliharaan pada 1500 selama 1 jam.

Penyimpanan

:Simpan dalam wadah tertutup baik, jika disimpan pada temperatur rendah, gliserin dalam kelarutannya menjadi masa kristal. Kristal-kristal tidak mencair sampai temperature dinaikkan menjadi kira-kira 200

Kegunaan OTT

:Emolient, humectan, plasticizer, solvent, swetting agent. :OTT dengan bahan pengoksidasi kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau potasium permanganat; dengan zinc oksid dan besi.

8. Aquadest

30

Pemerian Kelarutan Berat Jenis Kegunaan Penyimpanan OTT

:cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. :dapat bercampur dengan kebanyakan pelarut polar. :0,9971 pada 250C. :pelarut. :dalam wadah tertutup rapat. :dapat bereaksi dengan obat dan bahan tambahan lain yang dapat menghidrolisis pada temperatur yang ditingkatkan. Air dapat bereaksi dengan logam alkali dan oksida-oksida seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga dapat bereaksi dengan gram-garam anhidrat untuk membentuk hidrat-hidrat dari berbagai komposisi, dan dengan material organik dan kalsium karbida.

III.3 FormulaHand and body lotion Glyceryl Alkohol Cetyl Alkohol Isopropyl Myristate Minyak mineral Methylparaben (and) Propylparaben Potassium Cetyl Phospate Acrylates /C10-30 Alkyl Acrytate Crosspolymer ( 1 % Solution) Propylene Glycol Glyserin Potassium Hydroxide Linalool ( Pragance) Air/ Aquadest % 4.00 0.40 5.00 5.00 0.25 0.80 20.00 6.00 2.00 0.50 q.s ad 100.00

III.4 Cara Pembuatan

31

Campur semua fase minyak termasuk potassium cetyl phosphate pada 800C hingga terdispersi homogen. Pada saat yang sama larutkan bahan lain selain parfum dalam air, panaskan pada suhu 800C dan masukkan ke dalam fase minyak, aduk cepatcepat. Lanjutkan pengadukan selama 3 menit pada suhu pencampuran. Kemudian dinginkan sampai suhu 400C, tambahkan parfum (fragrance).

BAB IV32

EVALUASI SEDIAAN1. Organoleptis Ambil Sediaan 2 ml dari yang telah dibuat, lihat warna, bau, rasa dari sediaan Warna Bau Rasa 2. Uji Tipe Emulsi Teteskan Emulsi pada kertas saring Lalu lihat pada kertas saring, bila air yang terserap kedalam saringan Diingikan Kuning Pucat Jeruk Manis Hasil Kuning Pucat Tidak ada bahannya Manis

dan fase minyak yang tertinggal (terbentik cincin / terbentuk aliran yang menyebar, membasahi kertas saring) maka Tipe Emulsi M/A Begitu sebaliknya Hasil menggunakan Metilen Blue : Warna sediaan menjadi biru dan Tipe Emulsinya M/A 2. Uji Sifat Aliran (Viskositas) Alat : Viskometer Brookfield Cara : Pasang Spindle pada gantungan Tahankan Spindle sedemikian rupa sampai batas spind Pasang stop kontak Nyalakan motor sambil menekan tombol Biarkan spindle berputar dan lihatlah merah pada skala Bacalah angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut Untuk menghitung Viskositas maka angka pembacaan di X factor Dengan mengubah rpm maka didapat viskositas pada berbagai ukuran

rpm 5

Dial Reading

Faktor

Viskositas

33

10 15 20 30 50 Buat Grafik dari data dengan : Sumbu X = Shearing Stress , dan Sumbu Y = Rate Of Shear Bandingkan dengan Grafik dari sifat aliran 3. Uji efektifitas Mikroba (FI IV hal 885). Prosedur : Jika wadah sediaan tidak dapat ditembus aseptic, pindahkan 20 ml Inokulasi masing-masing wadah dengan salah satu suspensi mikroba dalam masing-masing 5 tabung bakteriolog tertutup baku dan perbandingan 0,10 ml. Inokulan setara dengan 20 ml sediaan campuran Tetapkan jumlah mikroba variable dalam tiap suspensi inokulan dan hitung angka mikroba tiap ml sediaan yang digunakan dengan metode lempeng Inkubasi wadah / tabung pada suhu 20 250 C Wadah diamati pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 sesudah inokulasi Catat setiap perubahan yang terlihat Penafsiran hasil :

Suatu Pengawet dinyatakan efektif didalam contoh yang diuji, jika : a. Jumlah bakteri variable pada hari ke 14 berkurang hingga tidak lebuh dari 0,1 % dari jumlah awal b. Jumlah kapang variable selama 14 hari pertama adalah tetap atau kurang dari jumlah awal c. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa 28 hari, pengujian adalah tetap atau berkurang hingga tidak lebih dari 0,1 % dari jumlah awal

34

d. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa 28 hari, pengujian adalah tetap atau kurang dari bilangan yang disebut pada a dan b 5. Uji pH Cara : Ambil 2 ml sample 1. Celupkan kertas indicator universal kedalam sample 2. Bandingkan dengan pH pada monografi Hasil : - pHnya 5

35

LAMPIRAN

36

KEMASAN

37

sari kenangapelembut raga

LOTION

UNTUK SEMUA JENIS KULIT

NETTO: 200ml

Gambar 1: Pelembut Raga Lotion Tampak Depan

38

KEMASAN

Sari KenangaPelembut Raga Lotion

Sari Kenanga

lotion formulanya lembut dan mudah meresap di kulit. Dengan penggunaan teratur dapat menjadikan kulit lebih halus dan segar sepanjang hari. Usapkan merata setiap hari terutama sehabis mandi ke seluruh tubuh, tangan dan kaki. Ulangi setiap kali diperlukan untuk mendapatkan kulit yang anda dapatkan. KOMPOSISI: Glyseryl miristate, Cetyl alcohol, Isopropyl myristate, Mineral Oil, Methylparaben ,Propylparaben, Potassium setyl phosphate, Water / Aqua, Acrylates, Propylen glycol, Gliserin, Potassium Hydroxide, Perfume.

Netto: 200 ML PT. ISTN INDONESIA No. Reg: POM CD 1009400745

Gambar 2: Pelembut Raga Lotion Tampak Belakang

39

DAFTAR PUSTAKATranggono Dr. Retno Iswari. Spkk dan Latifah Dra. Fatma, Apt. Buku Ilmu Pengetahuan Kosmetika. Gramedia. Jakarta : 2007. Martin M. Rieger. Ph.D, Harrys Cosmetology 8th Eddition, Chemical Publishing Co.,Inc. New York.

Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 1995. Kodeks Kosmetika Indonesia, Edisi II,Volume I. Jakarta : Departemen Kesehatan RI,1993. T. Mitsui, New Cosmetic Science, editor. Elsevier. 1997. Ary Widhyasti Bandem, Fajar Waskito, Jurnal Kedokteran dan Farmasi DEXA MEDIA, No.2, Vol .19, Yogyakarta, 2006.

40

41

42

43