PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli...

256
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ASPEK MENULIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS X SEMESTER I SMA SEMINARI LALIAN NTT TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh Maria Goreti Safe NIM : 06 1224 068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

ASPEK MENULIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

UNTUK SISWA KELAS X SEMESTER I SMA SEMINARI LALIAN NTT

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Oleh

Maria Goreti Safe

NIM : 06 1224 068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

ASPEK MENULIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

UNTUK SISWA KELAS X SEMESTER I SMA SEMINARI LALIAN NTT

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Oleh

Maria Goreti Safe

NIM : 06 1224 068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan sepenuh hati, kupersembahkan skripsiku ini dalam rasa syukur yang tak

terhingga kepada Allah yang mencintaiku tanpa batas melalui para suster

Canosssian Provinsi Devine Mercy Indonesia, khususnya komunitas Samirono

Baru, Yogyakarta dan keluargaku yang memberikan perhatian dan selalu

mencintaiku serta sahabat dan teman yang mendukungku melalui doa dan

perhatiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

v

MOTO

“Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat,

supaya nyata,

bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah,

bukan dari diri kami.”

(2 Korintus 4,7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

viii

ABSTRAK

Safe, Maria Goreti. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Aspek Menulis dengan

Pendekatan Kontekstual untuk Siswa SMA Seminari Lalian NTT Tahun 2010.

Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian ini bertujuan

menghasilkan suatu produk silabus dan materi pembelajaran menulis dengan

menggunakan pendekatan kontekstual. Produk silabus dan materi ini ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT.

Pengembangan produk ini diawali dengan analisis kebutuhan siswa untuk

mengetahui minat dan materi yang dibutuhkan siswa kelas X serta kenyataan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran menulis di kelas. Analisis kebutuhan ini

dilakukan melalui dua cara yaitu wawancara dengan guru bahasa Indonesia dan

penyebaran angket kepada siswa SMA kelas X Seminari Lalian NTT.

Hasil analisis kebutuhan siswa tersebut menjadi landasan bagi penulis

untuk mengembangkan silabus dan materi pembelajaran untuk siswa kelas X

semester I. Pengembangan silabus meliputi (1) perencanaan, (2) penyusunan, (3)

penilaian, (4) pelaksanaan, (5) perbaikan, dan (6) pemantapan. Pengembangan

materi pembelajaran meliputi (1) perencanaan, (2) penyususunan, (3) penilaian,

(4) uji coba di kelas, (5) analisis hasil uji coba dan penilaian produk, (6) revisi,

dan (7) pemantapan.

Untuk mengetahui tingkat kelayakan silabus dan materi yang dihasilkan,

diadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru bahasa Indonesia SMA Seminari

Lalian NTT. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, ada beberapa hal yang perlu

direvisi, yaitu penambahan materi untuk setiap unit, tes formatif di akhir modul,

kunci jawaban untuk esai setiap unit, pada penulisan deskripsi supaya ada

pengamatan objek di luar kelas, pengembangan kontekstual hendaknya

mengakomodasikan delapan ciri kontekstual, bahan audiovisual untuk modul,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

ix

aktivitas yang dikembangkan belum kontekstual, dan modul memiliki tingkat

kesukaran yang tinggi bagi siswa di Belu.

Meskipun demikian, dengan menggunakan penilaian kuantitatif, produk

silabus dan materi pembelajaran menulis ini dinilai telah memenuhi standar

kelayakan produk dengan nilai persentase 78,20% sudah baik dan sudah

memenuhi kelayakan produk. Hal ini menunjukan bahwa produk pengembangan

ini layak dipergunakan sebagai bahan pembelajaran menulis untuk siswa kelas X

semester I SMA Seminari Lalian NTT. Produk pengembangan silabus dan materi

pembelajaran menulis dengan pendekatan kontekstual ini juga dapat digunakan

sebagai model penelitian pengembangan silabus dan materi untuk tingkatan kelas

berikutnya.

Produk ini diujicobakan pada tanggal 20 Oktober dan 21 Oktober 2010 di

kelas X.1 dan X.2 SMA Seminari Lalian NTT. Hasil uji coba menunjukan bahwa

model pembelajaran menulis dapat membantu proses pembelajaran. Namun

melalui uji coba produk, peneliti masih menemukan kelemahan produk dalam

mengalokasikan waktu dan mengkondusifkan suasana kelas. Hasil uji coba dan

umpan balik dari para siswa mengenai materi yang kurang rinci, penulis gunakan

sebagai masukan guna melakukan revisi untuk menyempurnakan produk.

Penelitian ini hanya mengembangkan silabus dan materi pembelajaran

menulis untuk kelas X semester 1 SMA Seminari Lalian NTT. Oleh karena itu,

hendaknya penelitian selanjutnya dapat mengembangkan produk pembelajaran

bahasa Indonesia aspek lainya dan untuk jenjang dan satuan pendidikan lainya.

Penelitian tentang komponen-komponen yang lain yang mendukung pembelajaran

seperti pengembangan alat evaluasi, teknik pembelajaran, metode pembelajaran,

dan sebagainya masih relevan untuk diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

x

ABSTRACT

Safe, Maria Goreti. 2011. The development of composition aspect teaching

material with conceptual approximation for Seminari Senior High School students

Lalian NTT 2010. Thesis: Yogyakarta. Indonesian Language Educational

Department, Indonesian Literature, and Regional Language Faculty of Teachers

Training and Education Sanata Dharma University Yogyakarta.

This thesis is as a development Research. The goal research produces

syllabus and teaching of composition material by used a conceptual approach.

This syllabus product and material for completing the ninth grade students first

semester in Seminari Senior High School Lalian NTT.

The development of product is stated by analysis students necessity in

order to know the tenth grade students interested and their necessity and also the

real activity implementation of composition in the class. The necessity analysis is

used two ways, they are interview with Indonesian language teacher and

questionnaire of the tenth grade Seminari students opinion Lalain NTT.

The result of students necessity will be a based on the writer for

development syllabus and learning material for the tenth of first semester students.

The development of syllabus consists of (1) planning, (2) arranging, (3)

evaluation, (4) implementation,

(5) improvement, (6) consolidation. The development of learning material consists

of (1) planning, (2) arranging, (3) evaluation, (4) try out of class, (5) analysis of

class try out and product evaluation, (6) revision, and (7) consolidation.

For understanding syllabus worthiness and the result material, they have

been evaluated by the expert lecturer of Indonesian language and literature from

Sanata Dharma university and also by Indonesian language teacher of Seminari

Senior High School Lalian NTT. Based on the result of evaluation, there are some

aspect must be revised. They are addition of material every chapter, the end

formative test hand out, answer key of essay question every chapter and on the

description composition in order to have object monitoring out of class,

conceptual development should accommodate 8 characteristics of conceptual,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xi

audiovicual material for hand out, the activity which is not developed conceptual

yet, hand out has high level difficulty for students in Belu.

Moreover, by using quantitative evaluation syllabus product and

composition learning material has been evaluated according to worthiness

standard product with 78,20% is respectable and has complied with the product

worthiness. It indicates that development product is suitable for using composition

learning the tenth grade first semester of Seminari Senior High School students

Lalian NTT. The product syllabus development and learning composition material

with conceptual approach is also could be used as a research form syllabus

development and the next level Class.

This product has been tried out on 20'h October and on 21St October 2010

in the tenth grade Seminari Senior High School Lalian NTT. The result of try out

the research still finds product weakness in arranging time and makes the class

good atmosphere about material which is not detail, the writer uses it as a

feedback for revision to perfect product.

This research only developed syllabus and learning composition material

for the tenth grade first semester Seminari Senior High School Lalian NTT.

Therefore, the next research be able to develop the product of another aspect

Indonesian language learning, something level and another educational. Research

about other components which support educational is like evaluation development

tool, learning technic, learning method, and other research.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia dan rahmatNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan

dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dari lubuk hati

yang terdalam penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka

yang secara langsung maupun tidak langsung dengan caranya masing-masing

telah membantu penulis:

1. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Prodi PBSID, FKIP, USD

Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing I yang meluangkan waktu dan

tenaga membimbing penulis dengan tekun, sabar, dan teliti, dalam menyususn

skripsi ini.

2. Dr. B. Widharyanto, M. Pd. sebagai dosen pembimbing II yang dengan sabar,

tekun, teliti membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu

untuk menguji, membimbing, memberikan kritik dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini.

4. Sdr. F. X. Sudadi yang siap sedia melayani dan membantu urusan administrasi

penulis selama proses perkuliahan sampai selesainya skripsi ini.

5. Romo Yustus Ati Bere, Pr. S. Fil. Lic. selaku Kepala Sekolah SMA Seminari

Lalian yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xiii

6. Bapak Fransiskus Asisi Manehat, S. Pd. selaku guru bahasa Indonesia SMA

Seminari Lalian, NTT yang telah memberikan izin, bantuan, masukan, dan

kerja sama kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Para siswa kelas X SMA Seminari Lalian, NTT tahun ajaran 2010/2011.

Terima kasih atas bantuan dan kerja sama yang baik. Tanpa kalian, penelitian

ini tidak akan berjalan dengan lancar.

8. Para dosen PBSID yang telah membimbing penulis sehingga dapat

menyelesaikan studinya dengan baik.

9. Madre Iolanda Vezzoli, FdCC, Pimpinan Provinsi Devine Mercy, Indonesia

yang telah memberikan dukungan, perhatian, dan doa kepada penulis sejak

kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

10. Para suster komunitas Yogyakarta: Sr. Laurentina Ferreira, Sr. Aquelina da

Costa, Sr. Elvira, Sr. Ana, Sr. Amelia, Sr. Mena, Sr. Via, Sr. Mia Eno, Sr.

Filo, Sr. Mia Subani, Sr. Bernadette, Sr. Igi, Sr. Tomasia, dan Sr. Isaura, serta

para postulan yang telah memotivasi, mendukung dengan perhatian, doa,

cinta, dan pengorbanannya selama kuliah hingga terselesaainya skripsi ini.

11. Para Suster Canossian Provinsi Devine Mercy Indonesia yang mendukung

dengan doa dan perhatian demi terselesainya skripsi ini.

12. Mama Margareta dan bapak Mikhael tercinta, kakak Ferdi dan kakak Beth,

Bas, Remon, dan Fridolin atas cinta, perhatian, dan dukungannya, sehingga

penulis bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman Prodi PBSID angkatan 2006 yang salama ini telah mendukung,

memotivasi, dan menjalin kerja sama yang baik dengan penulis. Terima kasih

atas kebersamaan kita selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xiv

14. Teman-teman Prodi PBSID angkatan 2004, 2005, 2007, 2008, 2009, 2010

yang salama ini telah mendukung, memotivasi, dan menjalin kerja sama yang

baik dengan penulis.

15. Semua sahabat dan kenalan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang

telah mendukung dengan cinta dan perhatian serta doa sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

16. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan

skripsi ini penulis terima dengan senang hati. Semoga karya ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENYESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................ vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ...................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 7

1.3 Tujuan Pengembangan .................................................................. 7

1.4 Manfaat Pengembangan ................................................................ 7

1.5 Spesifikasi Produk ......................................................................... 8

1.6 Batasan Istilah ............................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang terkait ................................................................... 12

2.2 Kajian Teori .................................................................................. 15

2.2.1 Keterampilan menulis .......................................................... 15

2.2.2 Tujuan Menulis .................................................................... 17

2.2.3 Manfaat Menulis .................................................................. 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xvi

2.2.4 Menulis Sebagai Proses ....................................................... 19

2.2.5 Aspek Menulis Dalam KTSP ............................................. 21

2.3 Pendekatan Pembelajaran Bahasa ................................................ 23

2.3.1 Pendekatan Kooperatif ........................................................ 23

2.3.2 Pendekatan Pembelajaran Aktif (Student Active Learning) 24

2.3.3 Pendekatan Komunikatif ..................................................... 24

2.3.4 Pendekatan Integratif (Keterpaduan) ................................... 25

2.3.5 Contextual Teaching And Learning (CTL) .......................... 25

2.3.5.1 Strategi Pembelajaran Kontekstual .................... 26

2.3.5.2 Elemen dan Karakter CTL ................................ 28

2.3.5.3 Komponen Pembelajaran Kontekstual .................... 30

2.3.5.4 Model CTL Bahasa dan Sastra Indonesia .......... 32

2.3.5.5 Penerapan CTL dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia ............................................................... 33

2.4 Nusa Tenggara Timur ................................................................... 38

2.4.1 Wilayah Pulau Timor ........................................................... 38

2.4.2 Tata Masyarakat di Timor ................................................... 41

2.4.3 Religi Orang Timor ............................................................. 42

2.4.4 Permukiman di Pulau Timor ................................................ 46

2.4.5 Kondisi Pendidikan di NTT ................................................ 49

2.4.6 Upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu

pendidikan ........................................................................... 51

2.5 Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa .............................. 53

2.5.1 Kriteria Pengembangan dan Penyusunan Bahan Ajar ......... 55

2.5.2 Langkah-Langkah Pengembangan Materi .......................... 58

2.6 Silabus Pembelajaran Bahasa Indonesia ...................................... 59

2.6.1 Pengembangan Silabus Berdasarkan KTSP ....................... 61

2.6.2 Model Pengembangan Silabus Bahasa Indonesia .............. 63

2.6.2.1 Pembelajaran berdasarkan satu tuntutan kompetensi

secara utuh ............................................................. 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xvii

2.6.2.2 Pembelajaran berdasarkan lebih dari satu kompetensi

dasar ....................................................................... 64

2.6.2.3 Pembelajaran berdasarkan satu atau lebih hasil belajar

dalam satu kompetensi dasar ................................. 65

2.6.2.4 Pembelajaran berdasarkan satu atau lebih hasil belajar

dalam satu kompetensi dasar ................................. 66

2.7 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........ 67

2.8 Kerangka Berpikir .............................................................................. 70

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 72

3.2 Model Pengembangan.......................................................................... 72

3.3 Prosedur Pengembangan ..................................................................... 74

3.3.1. Analisis kebutuhan ............................................................. 74

3.3.2. Pengembangan silabus ....................................................... 75

3.3.3. Pengembangan materi ........................................................ 76

3.3.4. Penilaian ............................................................................. 76

3.3.5. Revisi ................................................................................... 76

3.4 Subjek Penelitian .......................................................................... 77

3.5 Penilaian Produk ........................................................................... 78

3.6 Prosedur Penilaian......................................................................... 79

3.7 Jenis Data ..................................................................................... 80

3.8 Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 80

3.8.1 Kuesioner .............................................................................. 80

3.8.2 Wawancara............................................................................ 85

3.9 Teknik Analisis Data...................................................................... 86

3.10 Trianggulasi ............................................................................... 88

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Paparan Data Analisis dan Hasil Analisi Kebutuhan ................... 89

4.1.1 Hasil Koesioner ................................................................... 90

4.1.2 Hasil Wawancara ................................................................. 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xviii

4.2 Deskripsi Hasil Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran

Menulis .......................................................................................... 104

4.3 Paparan Hasil Penilaian Produk .................................................... 109

4.4 Revisi Produk ................................................................................ 117

4.5 Subjek Uji Coba ........................................................................... 118

4.6 Hasil Uji Coba Produk Pengembangan ......................................... 118

4.6.1 Pertemuan Pertama (uji coba I) .......................................... 118

4.6.2 Pertemuan Kedua (uji coba II) ............................................ 121

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 124

5.1.1 Kajian Produk Silabus Pembelajaran Menulis untuk Siswa

Kelas X Semester I SMA Seminari Lalian NTT ................. 124

5.1.2 Kajian Produk Materi Pembelajaran Menulis untuk Siswa

Kelas X SMA Seminari Lalian NTT .................................. 126

5.1.3 Implikasi ............................................................................. 127

5.2 Saran ............................................................................................. 128

5.2.1. Saran untuk keperluan pemanfaatan lebih lanjut ............... 128

5.2.2. Saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut ........... 128

5.2.3 Saran untuk para penulis materi pembalajaran ................... 129

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 130

LAMPIRAN .................................................................................................... 133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xix

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Tiga unsur dalam pelaksanaan pembelajaran ................................. 62

Bagan 2.2 Pembelajaran Berdasarkan Satu Tuntutan Kompetensi Dasar

Secara Utuh ................................................................................... 64

Bagan 2.3 Pembelajaran Berdasarkan Lebih dari Satu Kompetensi Dasar .... 65

Bagan 2.4 Pembelajaran Berdasarkan Satu atau Lebih Hasi1 Belajar

Dalam Satu Kompetensi Dasar ...................................................... 66

Bagan 2.5 Pembelajaran Berdasarkan Satu atau Lebih Indikator Dalam Satu

Kompetensi Dasar ........................................................................... 66

Bagan 2.6 Model Kerangka Berpikir .............................................................. 71

Bagan 3.1 Model Pembelajaran Berdasarkan Lebih Dari Satu Kompetensi

Dasar .............................................................................................. 73

Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Silabus dan Materi ................................ 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xx

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Menulis Kelas X

Semester I ...................................................................................... 22

Tabel 2.2 Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................ 61

Tabe13.1 Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis

Kelas X .......................................................................................... 74

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Terhadap Produk Silabus dan Materi

Pembelajaran .................................................................................. 78

Tabe1 3.3 Karakteristik Penilai ...................................................................... 80

Tabel 3.3a Kisi-kisi Pernyataan tentang Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

dan Strategi yang Digunakan dalam Pembelajaran Menulis ........ 82

Tabel 3.3b Kisi-kisi Pernyataan tentang Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

dengan Pendekatan Kontekstual yang Digunakan dalam

Pembelajaran Menulis .................................................................. 83

Tabel 3.3c Kisi-kisi Pernyataan tentang Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

dengan Metode Kooperatif yang Digunakan dalam Pembelajaran

Menulis .......................................................................................... 83

Tabel 3.3d Kisi-kisi Pembelajaran Aspek Menulis Siswa Kelas X Semester I

SMA Seminari Lalian NTT .......................................................... 84

Tabel 3.4e Kisi-kisi Topik Pembelajaran Menulis .......................................... 85

Tabel 3.4f Kisi-kisi Strategi dan Bentuk Desain yang Digunakan dalam

Pembelajaran Menulis ................................................................... 85

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan Bahan Ajar .................. 87

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Penilaian Produk Pengembangan dan Hasil Nilai

Rata-Rata ....................................................................................... 87

Tabel 4.1a Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dan Strategi yang Digunakan

dalam Pembelajaran Menulis ........................................................ 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xxi

Tabel 4.1b Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran

Menulis ........................................................................................... 93

Tabel 4.1c Ketertarikan Siswa Terhadap Metode Kooperatif dalam

Pembelajaran Menulis di Kelas ..................................................... 95

Tabel 4.1d Aspek Kegiatan Pembelajaran Menulis ........................................ 98

Tabel 4.1e Topik Pembelajaran Menulis ........................................................ 99

Tabel 4.1f Strategi Pembelajaran dan Bentuk Desain .................................... 101

Tabel 4.2 Pembelajaran Menulis Kelas X Semester I SMA Seminari

Lalian NTT ................................................................................... 104

Tabel 4.3 Hasil Penilain Produk Silabus dan Materi Pembelajaran

oleh Dosen Ahli Perancang Silabus dan Guru Kelas X SMA

Seminari Lalian NTT ................................................................... 111

Tabel 4.4a. Pendapat Mengenai Penyusunan Modul Pembelajaran ................ 115

Tabel 4.4b Pendapat Mengenai Kekurangan dalam Penyusunan Modul

Pembelajaran .................................................................................. 116

Tabel 4.4c Saran dan Kritik Terhadap Penyusunan Modul ........................... 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus......................................................................................... 133

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................ 137

Lampiran 3 Modul Materi Pembelajaran ....................................................... 168

Lampiran 4 Kunci Jawaban Tes Formatif ...................................................... 209

Lampiran 5 Instrumen Untuk Siswa SMA Seminari Lalian NTT Mengenahi

Aktivitas Pembelajaran Menulis ................................................. 220

Lampiran 6 Kisi-kisi Penilaian oleh Dosen terhadap Produk Silabus dan

Materi Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Kontekstual

dan Metode Kooperatif ............................................................... 225

Lampiran 7 Kisi-kisi Penilaian oleh Guru terhadap Produk Silabus dan

Materi Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Kontekstual

dan Metode Kooperatif ............................................................... 229

Lampiran 7 Kisi-kisi Penilaian oleh Siswa terhadap Produk Silabus dan

Materi Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Kontekstual

dan Metode Kooperatif ............................................................... 231

Lampiran 7 Surat Permohonan Ijin Penelitian .............................................. 233

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, ilmu,

pengalaman-pengalaman hidup yang akan kita sampaikan kepada orang lain

(pembaca) melalui perantara bahasa tulis. Menulis sebagai suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan

cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis sangat

penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir, juga

dapat menolong kita berpikir secara kritis (Tarigan,1984;21-22).

Tujuan utama penulisan adalah komunikasi. Proses penulisan meliputi

prapenulisan, menyusun, merevisi, mengedit, dan penerbitan. Ada banyak jenis

tulisan seperti ekspositori, naratif, deskriptif, imajinatif, dan persuasif. Sastra

adalah jenis tulisan yang termasuk puisi, novel, drama, dan cerita pendek.

Terlepas dari bahasa, menulis memiliki banyak peraturan termasuk tata bahasa,

ejaan, dan tanda baca (http://en.wikipedia.org/wiki/Writing). Selain itu, menurut

Tarigan (1984:23-24) setiap tulisan mengandung beberapa tujuan, tetapi karena

tujuan itu sangat beraneka ragam, bagi penulis yang belum berpengalaman ada

baiknya memperhatikan tujuan menulis yaitu, memberitahukan (informative),

meyakinkan (persuasive), menghibur (literaly), mengekspresikan perasaan dan

emosi (ekspresive).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  2

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, menulis sangat penting karena

menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dari ketiga keterampilan

lainnya yaitu berbicara, menyimak, dan membaca. Keempat keterampilan

berbahasa tersebut tidak dapat berdiri sendiri dalam proses pembelajaran. Hal

tersebut dijelaskan dengan pernyataan berikut. “Ketika seseorang berbicara dia

membutuhkan menyimak, ketika seseorang menulis dia membutuhkan membaca.”

(Widharyanto, 2006:12 dalam skripsi Nurani 2009:2). Namun menulis merupakan

kemampuan yang paling kompleks apabila dibandingkan dengan ketiga

keterampilan lain. Keterampilan menulis membutuhkan kemampuan untuk

merekonstruksi kembali segala pengetahuan yang diperoleh baik itu melalui

membaca, menyimak, maupun berbicara yang kemudian dituangkan dalam bentuk

tulisan. Pembelajaran ini dikatakan baik jika tujuan pembelajaran tercapai dengan

optimal.

Dalam menerapkan keempat keterampilan berbahasa dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di sekolah, berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), pendekatan memiliki peran penting dalam menunjang memaksimalkan

kompetensi siswa. Pendekatan adalah cara pandang atau sudut pandang yang

memiliki tingkat kecocokan yang tinggi untuk digunakan oleh satuan pendidikan

dalam memecahkan suatu permasalahan atau untuk mencapai visi, misi, tujuan,

dan hasil pendidikan.

Dalam mengembangkan materi pembelajaran, guru dapat memanfaatkan

beberapa pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan pembelajaran

bahasa ini sebagai acuan untuk menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  3

tepat guna mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran bahasa

tersebut dimaksudkan untuk membuat siswa aktif dan belajar secara efektif. Ada

lima pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu pendekatan

kooperatif, pendekatan pembelajaran aktif (Student Active Learning), pendekatan

komunikatif, pendekatan integratif (keterpaduan), dan contextual teaching and

learning (CTL).

Pendekatan kooperatif (cooperative learning) dimaknai sebagai

serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa

sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur

antarpembelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing-masing pembelajar

bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani (Kagan 1992:8

dalam Widharyanto, 2003:20). Pendekatan pembelajaran aktif (Student Active

Learning) adalah pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek dan

sekaligus objek di dalam kelas. Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran

bahasa dimaknai sebagai pembelajaran yang didasarkan pada fungsi utama bahasa

sebagai alat komunikasi. Pendekatan integritas merupakan sebuah pendekatan

yang menyatukan komponen-komponen kecakapan (keterampilan) berbahasa

dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching

And Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitakan

antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari (Muslich, 2007:41).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  4

Menurut Zahorik (dalam Mulyasa 2006:219), ada lima elemen yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual yaitu (1) pembelajaran harus

memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik, (2)

pembelajaran dimulai dari keseluruhan menuju bagian-bagiannya secara khusus,

(3) pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara menyusun

konsep sementara, melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan

dari orang lain, merevisi, dan mengembangkan konsep, (4) pembelajaran

ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa yang dipelajari, dan

(5) adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan

pengetahuan yang dipelajari.

Pendekatan kontekstual ini bertujuan memberikan kesempatan kepada

siswa agar lebih kreatif mengembangkan kompetensi yang dimiliki dengan cara

berpikir kritis dan terlibat dalam diskusi kelompok untuk saling berbagi informasi.

Dalam pembelajaran bahasa, pendekatan kontekstual cocok digunakan untuk

penerapan empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu aspek menulis, menyimak,

membaca, dan berbicara.

Selain pendekatan, sebagai fasilitator, demonstrator, dan evaluator, guru

juga berperan penting dalam proses belajar mengajar. Guru harus menyediakan

kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dengan

demikian, guru harus mandiri dan kreatif untuk menyeleksi dan menyusun bahan

ajar sesuai konteks nyata dalam hidup siswa di masyarakat. Bahan ajar tersebut

diharapkan menjadi acuan yang dipakai dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Sebagai pengelola pembelajaran, guru harus berperan dalam menciptakan iklim

belajar yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar secara nyaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  5

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut

kemandirian guru untuk membangun lingkungan yang kondusif. Hal ini ditunjang

oleh berbagai fasilitas yang menyenangkan, seperti perpustakaan, laboratorium,

pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis

antara peserta didik dan guru, dan di antara para peserta didik itu sendiri.

Sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi yang

akan diajarkannya dan mengembangkannya karena hal ini sangat menentukan

hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sebagai evaluator, guru juga hendaknya

secara terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai siswa dari waktu

ke waktu. Informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi merupakan umpan balik

terhadap proses belajar mengajar. Hasil dari evaluasi ini akan dijadikan titik tolak

untuk memperbaiki meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan

kata lain, sebagai pendidik, guru tidak terbatas pada sejumlah mata ajaran saja,

melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan

sekolah (Mulyasa, 2008:76).

Dalam menanggapi permasalah di atas, sebagai calon guru Bahasa

Indonesia, penulis ingin mempraktekkan kompetensi yang diperoleh selama

kuliah dengan menyusun bahan pembelajaran yang bisa digunakan untuk

menanggapi kebutuhan tersebut. Selain itu, pengembangan bahan ajar berbasis

kompetensi dengan pendekatan kontekstual ini disusun dengan tujuan ingin

memberikan arahan alternatif bagi guru dalam menjalankan tugas-tugas

instruksional sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  6

Peneliti memilih mengembangkan silabus dan materi pembelajaan aspek

menulis untuk kelas X semester I yang diintegrasikan dengan ketiga aspek lain

dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini bukan berarti ketiga aspek yang

lain diabaikan tetapi berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMA Seminari

Lalia NTT, penulis mendapat informasi bahwa aspek menulis sangatlah diminati

oleh para siswa. Selain alasan yang dikemukakan di atas, juga ditemukan

sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan sumber bahan ajar. Pertama, bahan

pembelajaran yang digunakan guru sangatlah terbatas. Pemanfaatan sumber bahan

pembelajaran lain belum dimanfaatkan secara maksimal. Ironisnya, buku acuan

yang dipergunakan guru pun kurang bervariasi. Kedua, buku yang dipergunakan

tidak sesuai situasi dunia nyata para siswa/tidak kontekstual.

Oleh karena itu, seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa peneliti

mengembangkan silabus dan materi pembelajaran keterampilan menulis dengan

pendekatan kontekstual dengan tujuan materi atau bahan ajar tersebut menjadi

acuan dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran keterampilan menulis

yang dikembangkan ini terdiri dari dua bidang pembelajaran yaitu keterampilan

berbahasa dan keterampilan bersastra. Dengan demikian, jenis penelitian yang

dilakukan peneliti adalah penelitian pengembangan bahan ajar. Produk akhir dari

penelitian ini adalah berupa produk silabus dan materi yang berupa modul

pembelajaran menulis dengan pendekatan kontekstual dengan harapan siswa

semakin aktif dalam menulis. Harapan lebih lanjut, aspek menulis dioptimal oleh

para siswa karena kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan

turun-temurun melainkan diperoleh dengan belajar dan berlatih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut. Bagaimana pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia

khususnya aspek menulis dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching

and Learning) untuk siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT tahun

2010?

1.3 Tujuan

Untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah di atas, peneliti akan

melakukan serangkaian penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk

berupa bahan ajar bahasa Indonesia khususnya aspek menulis dengan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk siswa kelas X semester I SMA

Seminari Lalian NTT tahun 2010.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia

Hasil pengembangan bahan ajar ini diharapkan dapat membantu guru untuk

mengajar dengan pendekatan kontekstual sesuai penerapan KTSP agar tidak

membosankan para siswa dalam proses belajar mengajar serta belajar untuk

menyediakan bahan ajar sesuai kebutuhan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  8

b. Bagi siswa

Pengembangan bahan ajar ini diharapkan dapat membantu pemahaman

siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT dalam pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya aspek menulis.

c. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada bidang

pengembangan bahan ajar

Hasil pengembangan bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan maupun perangsang bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa

saja yang ingin mengembangkan profesionalitasnya dengan

mengembangkan bahan ajar guna disumbangkan bagi dunia pendidikan.

1.5 Spesifikasi Produk yang Dihasilkan

1. Silabus

Silabus merupakan seperangkat pembelajaran beserta penilaianya. Silabus

berisi berbagai komponen yaitu: (1) identitas mata pelajaran, (2) kompetensi

dasar, (3) hasil belajar, (4) indikator, (5) materi pokok, (6) kegiatan

pembelajaran, (7) sumber pembelajaran, (8) evaluasi atau penilaian.

2. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana

kegiatan guru yang berupa rencana atau skenario pembelajaran tahap demi

tahap mengenai aktivitas yang dilakukan siswa bersama guru terkait materi

yang akan dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar yang telah

ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  9

3. Materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan kontekstual

Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk materi pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya aspek menulis dengan pendekatan kontekstual.

Materi yang dikembangkan memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Produk yang dihasilkan adalah silabus dan materi pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya aspek menulis untuk siswa kelas X Semester I SMA

Seminari Lalian NTT.

b. Silabus dan materi yang disajikan adalah materi menulis untuk

kemampuan berbahasa dan bersastra.

c. Pada modul tersebut terdapat enam bagian, yakni: (1) kompetensi dasar,

indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran dan alokasi waktu, (2) uraian

materi dan bacaan, (3) kegiatan pembelajaran, (4) latihan, (5) tugas, (6) tes

formatif dan kunci jawaban.

4. Pendekatan Kontekstual

Penelitian pengembangan ini menggunakan pendekatan kontekstual.

Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami

apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia

nyata yang berhubungan dengan tanggung jawab mereka sebagai anggota

siswa, anggota keluarga, masyarakat, negara dan bangsa. Pembelajaran

kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat

dengan pengalaman sesungguhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  10

1.6 Batasan Istilah

Batasan istilah dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam hal

penafsiran dalam memahami penelitian ini. Berbagai daftar istilah yang digunakan

sebagai berikut ini.

1. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa

untuk menguasai kompetensi dasar (Gatra, 2007:111).

2. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu proses yang sistematis dalam rangka menghasilkan

produk berupa silabus dan materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan

media gambar (Hamalik, 1981: 5).

3. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran

dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar

yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2007:190).

4. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu

atau lebih kompetensi dasar yang diterapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan

dalam silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan

perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa

yang akan dilakukan dalam pembelajaran (Mulyasa, 2007:212-213).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  11

5. Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari (Muslich, 2007:41).

6. Menulis

Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap

muka dengan orang lain (Tarigan, 1984:3).

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan disajikan beberapa acuan yang dipakai sebagai dasar

acuan untuk melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, secara berturut-turut akan

diuraikan beberapa penelitian yang sejenis, yaitu teori keterampilan menulis,

pendekatan pembelajaran bahasa, wilayah Nusa Tenggara Timur, pengembangan

materi pembelajaran bahasa, silabus pembelajaran bahasa Indonesia,

pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan kerangka berpikir.

2.1 Penelitian yang Terkait

Dalam dunia pendidikan, bahan ajar merupakan salah satu komponen

yang mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Penelitian tentang bahan

ajar dan pengembangan bahan ajar sudah banyak dilakukan dan banyak pula yang

dijadikan bahan skripsi mahasiswa. Untuk Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID), Universitas Sanata Dharma, sudah ada

beberapa orang yang membuat penelitian tentang pengembangan bahan ajar, di

antaranya sebagai berikut.

Nuring Ratri (2002) dengan judul skriprinya “Pengembangan Bahan Ajar

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas I Sekolah Menengah

Kejuruan Kelompok Ekonomi.” Ratri menggunakan pendekatan komunikatif

sesuai kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 1994. Hasil penelitiannya berupa

bahan ajar untuk satu tahun pelajaran. Materi yang dibahas dalam penelitian itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  13

adalah kriteria bahan ajar untuk siswa SMK kelas I berdasarkan kurikulum 1994

dan butir-butir bahan ajar berdasarkan kurikulum 1994.

Ambar Hestiningsih (2003) dalam skripsinya berjudul “Pengembangan

Silabus dan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Media Gambar

untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar Kanisuis Kota Baru, Yogyakarta.”

Hestiningsih menggunakan model Dick dan Carey dan model Prosedur

Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Materi yang dikembangkan adalah

pengembangan silabus dan pengembangan bahan ajar dengan media gambar untuk

siswa Sekolah Dasar (SD) kelas I, khususnya SD Kanisius Kota Baru,

Yogyakarta. Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan untuk memperoleh

informasi mengenai pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa kelas

I SD. Informasi tersebut diperoleh dengan cara pengamatan langsung di kelas dan

wawancara dengan guru kelas I. Untuk mengetahui kualitas produk diadakan uji

coba yang dilakukan oleh (1) dosen pembimbing, (2) guru kelas I SD, (3) uji coba

terhadap siswa dengan tiga kali pertemuan. Hasil uji coba kemudian digunakan

sebagai acuan dalam melakukan revisi untuk mendapatkan produk yang

maksimal.

Kalsum Muhamad Yusuf Labusu (2004) dalam skripsinya berjudul

“Pengembangan Materi Pembelajaran Membaca dalam Bidang Studi Bahasa

Indonesia di SMU Tiga Maret (Gama) Yogyakarta berdasarkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK)”. Ada dua permasalahan yang dipecahkan dalam

penelitian tersebut, (2) bagaimana kriteria penentuan materi pembelajaran

membaca berdasarkan KBK?, dan (2) bagaimana butir-butir materi pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  14

membaca berdasarkan KBK? Penelitian dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan

nontes. Instrumen tes berupa tes uraian dan pilihan ganda untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dalam membaca pemahaman. Instrumen nontes berupa

kuesioner untuk mengetahui minat dan kebutuhan akan materi membaca. Model

yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model pengembangan menurut

Jerold Camp. Materi sudah diujicobakan kepada siswa dan triangulasi dengan

guru bidang studi dan dosen pembimbing.

Fransiska Mediatrik Dwi Astuti (2007) dengan skripsi berjudul

“Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa

Kelas I SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta, Berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan.” Astuti mengembangkan penelitiannya dengan pendekatan

interaktif dan pendekatan komunikatif yang mengacu pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Hasilnya berupa produk bahan ajar yang digunakan untuk

siswa kelas I SMK, khususnya SMK Pakem, Yogyakarta.

Berdasarkan skripsi pengembangan bahan ajar yang telah dipaparkan di

atas, peneliti berkesimpulan bahwa penelitian pengembangan yang dikembangkan

oleh peneliti masih relevan untuk dilakukan. Adapun judul penelitian ini adalah

sebagai berikut. Pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia khususnya aspek

menulis dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

untuk siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT tahun 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  15

2.2 Kajian Teori

Kajian teori yang digunakan sebagai landasan teori dalam pengembangan

ini dibagi menjadi tujuh subbab, yaitu (1) keterampilan menulis, (2) pendekatan

pembelajaran bahasa (3) wilayah Nusa Tenggara Timur, (4) pengembangan materi

pembelajaran bahasa (5) silabus pembelajaran bahasa Indonesia, (6)

pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (7) kerangka berpikir.

2.2.1 Keterampilan menulis

Menulis adalah kegiatan memaparkan isi jiwa, pengalaman dan

penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai wahananya. Dengan

menulis seseorang dapat mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui

bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat.

Oleh karena itu, penulis ditantang dan dituntut untuk memanfaatkan

sebaik-baiknya kempuan bahasa tulis sehingga paparannya betul-betul merupakan

semacam peta yang dipaparkan. Menulis adalah sebuah aktivitas yang kompleks,

bukan hanya sekedar mengurutkan kalimat-kalimat tetapi lebih daripada itu.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

(Tarigan,1984:3-4). Menulis merupakan suata kegiatan yang produktif dan

ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seseorang harus terampil memanfaatkan

grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Hal ini didukung oleh Harris (1962)

melalui Bait, dkk, 1987;12) yang berpendapat bahwa kemampuan menulis berupa

(1) kemampuan menggunakan perbendaharaan kata, (2) kemampuan menyususn

kalimat efektif dan efisien, (3) kemampuan mengkoherensikan kalimat, (4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  16

kemampuan menata paragraf, (5) kemampuan menyusun karangan, dan (6)

kemampuan menerapkan kaidah penulisan menurut EYD.

Selain itu, Akhadiah, dkk (1989:41), berpendapat bahwa menulis

merupakan proses bernalar, menghubung-hubungkan berbagai fakta,

membandingkan dan sebagainya. Hal ini merupakan suatu proses, yaitu proses

penulisan. Ini berarti bahwa kita melakukan kegiatan itu dalam beberapa tahap

yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Hal ini terletak pada

prosesnya yang antara lain meliputi penentuan topik penulisan, penjabaran topik

menjadi alinea-alinea yang diorganisasikan dengan baik, pemilihan kata yang

tepat, serta gaya penyajian tulisan sehingga menghasilkan tulisan yang baik dan

menarik (Nababan, 1993:180).

Lado (dalam Achmadi, 1990:20) menyatakan bahwa menulis adalah

meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman

suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca simbol-simbol

grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa. Menulis juga

dapat dipandang sebagai upaya untuk merekam ucapan manusia menjadi bahasa

baru, yaitu bahasa tulisan. Tulisan yang dapat menghubungkan antara penulis

sebagai pemberi pesan dan pembaca sebagai penerima pesan. Pesan yang

disampaikan harus ditulis secara sistematis agar pembaca dapat menangkap pesan

dengan jelas dan tidak menimbulkan salah penafsiran.

Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara

tepat. Langkah yang ditempuh dalam menulis adalah menentukan tema yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  17

dibahas, membatasi tema pembicaraan, menentukan judul karangan, membuat

kerangka karangan, dan mengembangkan menjadi karangan yang utuh. Kegiatan

menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari seluruh proses belajar yang

dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah.

Dari teori hakikat menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak, suatu

kegiatan yang produktif dan ekspresif, proses bernalar, menghubung-hubungkan

berbagai fakta, membandingkan, proses penulisan, meletakkan atau mengatur

simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa

sehingga orang lain dapat membaca simbol-simbol grafis itu sebagai bagian

penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa. Langkah yang ditempuh dalam menulis

adalah menentukan tema yang akan dibahas, membatasi tema pembicaraan,

menentukan judul karangan, membuat kerangka karangan, dan mengembangkan

menjadi karangan yang utuh.

2.2.2 Tujuan Menulis

Menulis mempunyai tujuan yang khusus yaitu untuk menginformasikan,

melukiskan, menyarankan, dan memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang

ke dalam sebuah tulisan. Penulis memegang peranan penting. Dalam tulisan

mengandung nada yang sesuai dengan maksud dan tujuannya.

Menurut Tarigan (1983: 23-24) setiap tulisan mengandung beberapa

tujuan, tetapi karena tujuan itu sangat beraneka ragam, bagi penulis yang belum

berpengalaman ada baiknya memperhatikan tujuan menulis yaitu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  18

memberitahukan (informative), meyakinkan (persuasive), menghibur (literaly),

mengekpresikan perasaan dan emosi (ekpresive).

Selain itu, tujuan menulis menurut Hugo dalam Tarigan (1983:24-25)

adalah sebagai beriku: (1) Assignment purpose (tujuan penugasan) yaitu menulis

sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri, (2) Altruistic purpose

(tujuan altruistik) yaitu penulis bertujuan menyenangkan para pembaca,

menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca,

memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para

pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu, (3)

persuasive purpose (tujuan persuasif), tulisan yang bertujuan meyakinkan para

pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, (4) Informational purpose

(tujuan informasional, tujuan penerangan), yaitu tulisan yang bertujuan memberi

informasi atau keterangan kepada para pembaca, (5) Self ekspressive purpose

(tujuan pernyataan diri), yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau

menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca, (6) Creative purpose

(tujuan kreatif), yaitu tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-

nilai kesenian, (7) Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah) penulis

ingin memecahkan masalah yang dihadapi dengan cara menjelaskan,

menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan

gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

2.2.3 Manfaat menulis

Seseorang tentunya memiliki alasan tersendiri dalam menulis. Alasan dan

motivasi yang mendorong seseorang untuk menulis tentunya berbeda-beda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  19

Namun mereka yang terdorong dan tergerak untuk menulis seringkali bertanya,

“Mengapa saya harus menulis?” Oleh karena itu, ada baiknya kita mengetahui

manfaat dari menulis itu. Menurut (Akhadiah, dkk, 1989:1-2), manfaat menulis

adalah sebagai berikut.

Pertama, dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan

potensi diri. Kita mengetahui sampai di mana pengetahuan kita tentang suatu

topik. Kedua, melalui kegiatan menulis, kita dapat mengembangkan berbagai

gagasan. Kita terpaksa bernalar: menghubung-hubungkan serta membandingkan

fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan jika kita tidak menulis.

Ketiga, kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari serta

menguasai informasi sehubungan dengan topik yang akan ditulis. Dengan

demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun

mengenai fakta-fakta yang berhubungan. Keempat, menulis berarti

mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara

tersurat. Kelima, keterampilan menulis dapat meninjau serta meneliti gagasan kita

sendiri. Keenam, dengan menulis masalah di atas kertas, persoalan akan lebih

mudah dipecahkan karena dapat dianalisis secara tersurat. Ketujuh, kegiatan

menulis dapat mendorong kita untuk belajar lebih aktif. Kita harus menjadi

penemu sekaligus pemecah masalah bukan sekedar penyedap informasi dari orang

lain. Kedelapan, kegiatan yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta

berbahasa secara tertib.

2.2.4 Menulis Sebagai Proses

Kegiatan menulis adalah suatu proses, yaitu proses penulisan. Ini berarti kita

memerlukan kegiatan itu dalam beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan, tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  20

penulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahapan penulisan ini menunjukkan kegiatan

utama yang berbeda. Pertama, tahap prapenulisan. Dalam tahap ini yang

dilakukan adalah menentukan hal-hal pokok yang akan mengarahkan penulis

dalam seluruh kegiatan penulisan itu. Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah

menentukan topik, membatasi topik, menentukan tujuan, menentukan beban atau

materi tulisan, menyusun kerangka karangan.

Kedua, tahap penulisan. Dalam tahap ini yang dilakukan yaitu

mengembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab atau bagian

sehingga selesailah buram (draft) yang pertama. Pada tahap ini kita membahas

setiap butir topik (gagasan) yang ada dalam kerangka yang disusun. Ini berarti kita

menggunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan

sendiri.

Ketiga, tahap revisi. Dalam tahap ini yang dilakukan adalah membaca dan

menilai kembali apa yang sudah ditulis, memperbaiki, mengubah, bahkan jika

perlu memperluas tulisan tadi. Sebenarnya, revisi ini sudah dilakukan juga pada

waktu tahap penulisan berlangsung. Yang dikerjakan sekarang adalah revisi

secara menyeluruh sebelum diketik sebagai bentuk akhir naskah tersebut. Pada

tahap ini biasanya kita meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika,

ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan catatan kaki, daftar

pustaka, dan sebagainya (Akhadiah,dkk, 1989:3-5).

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Minto Rahayu, ( 2007:136-

143) bahwa menulis dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu, tahap prapenulisan,

tahap penulisan, dan tahap revisi. Pada dasarnya ketiga tahap tersebut tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  21

dipisahkan. Pada tahap prapenulisan, ditentukan pokok-pokok yang akan

mengarahkan penulis dalam sebuah kegiatan menulis. Tahap berikut yaitu

pengembangan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab atau subbab;

akhirnya selesailah buram/traf pertama. Kemudian dilakukan revisi.

Oleh karen itu, landasan yang dipakai oleh penulis dalam pengembangan

bahan ajar aspek menulis dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas X

semester I SMA Seminari Lalian NTT adalah tahapan menulis yang dikemukakan

oleh Akhadiah dan Minto Rahayu yaitu menulis dapat dilakukan dalam tiga tahap,

yaitu, tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.

2.2.5 Aspek Menulis dalam KTSP

Standar kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP

mencakup aspek kemampuan berbahasa dan bersastra. Aspek-aspek tersebut

diberikan kepada siswa dalam porsi yang seimbang dan dilaksanakan secara

terpadu. Dalam penerapan aspek bahasa dan sastra, ada dua komponen utama

yang harus dikembangkan menjadi materi pembelajaran. Kedua komponen ini

adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah

kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran atau materi pokok menghasilkan

satu kompetensi dasar. Kompetensi ini menjadi bagain dari satu kompetensi, yaitu

kompetensi yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk suatu mata pelajaran

(Soewandi, 2007:4).

Bahan pembelajaran keterampilan menulis untuk siswa kelas X semester I

adalah (1) menulis paragraf naratif, (2) paragraf deskriptif, (3) paragraf ekspositif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  22

(4) menulis puisi lama, (5) menulis puisi baru. Standar kompetensi dan

kompetensi dasar aspek menulis untuk siswa kelas X semester I dalam

pengembangan bahasa ajar ini sebagai berikut.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Kelas X semester I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menulis Berbahasa 4.Mengungkapkan informasi

dalam berbagai bentuk paragraf (narasif, deksriptif, ekspositif).

4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.

4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif.

Bersastra 8. Mengungkapkan pikiran dan

perasaan melalui kegiatan menulis puisi.

8.1 Menulis puisi lama dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima. 8.2 Menulis puisi baru dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima.

Tabel di atas menjelaskan tentang standar kompetensi dan kompetensi

dasar (SK dan KD) yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia selama satu semester khususnya untuk pembelajaran menulis. Materi

pembelajaran keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa meliputi

kemampuan pada aspek berbahasa dan bersastra. Pada aspek berbahasa siswa

dituntut untuk menguasai kemampuan menulis paragraf, yaitu paragraf deskripsi,

narasi, dan eksposisi. Kemampuan bersastra yang harus dikuasi dalam

keterampilan menulis yaitu mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui

kegiatan menulis puisi (Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, 2006:102-

103,107).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  23

2.3 Pendekatan Pembelajaran Bahasa

Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat bergantung pada

keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Dalam mengembangkan

materi pembelajaran, guru dapat memanfaatkan beberapa pendekatan

pembelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan pembelajaran bahasa ini sebagai

acuan untuk menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran yang tepat guna mencapai

tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran bahasa tersebut dimaksudkan

untuk membuat siswa aktif dan belajar secara efektif. Ada lima pendekatan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu pendekatan kooperatif, pendekatan

pembelajaran aktif (Student Active Learning), pendekatan komunikatif,

pendekatan integratif (keterpaduan), dan contextual teaching and learning (CTL).

2.3.1. Pendekatan Kooperatif

Pendekatan pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk dapat bekerja

sama dan berkompetisi secara sehat. Pembelajaran yang diadakan di kelas

merupakan variasi antara kegiatan mandiri dan kegiatan berkelompok. Tokoh

belajar kooperatif, Slavin (1995) dalam Prawiradilaga (2007:114) menyatakan

bahwa belajar kooperatif adalah metode yang memungkinkan pembelajar untuk

bekerja dan belajar dalam kelompok kecil, saling membantu satu sama lain untuk

mengatasi kesulitan belajar. Ada lima prinsip yang harus diperhatikan

(Widharyanto, 2003: 20), yaitu (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung

jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antaranggota, dan (5)

keberagaman pengelompokan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  24

2.3.2 Pendekatan Pembelajaran Aktif (Student Active Learning)

Pendekatan pembelajaran aktif menempatkan siswa sebagai gurunya

sendiri. Siswa tidak lagi menjadi obyek pembelajaran di kelas, tetapi menjadi

subjek sekaligus objek pembelajaran. Peran guru hanyalah sebagai fasilitator. Hal

ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Silberman dalam Widharyanto, dkk

(2003:14), “Ketika pembelajaran itu disebut aktif apabila siswa banyak

melakukan aktivitas. Mereka menggunakan otak mereka untuk mengkaji ide-ide,

memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari”. Singkatnya

adalah siswa, bukan guru yang harus bertanggung jawab membangun jalinan

antara pengetahuan dan keterampilan lama dan baru dalam memorinya. Sebagai

fasilitator, guru dapat berperan melalui pengaturan setting kelas, pengaturan

jalannya interaksi kelas, penyiapan bahan, dan pengaturan balikan untuk siswa.

Pendekatan Pembelajaran Aktif diterapkan melalui teknik-teknik pembelajaran

yang bervariasi sehingga siswa dapat terlibat aktif di dalamnya. Teknik-teknik

pembelajaran tersebut memungkinkan siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang

bermakna untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2.3.3 Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa didasarkan pada

fungsi utama bahasa sebagai alat komunikasi. Komunikasi diartikan sebagai

proses penyampaian maksud yang dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan,

ide, pendapat, dan lain-lain. Pada proses pendekatan ini dilandasi oleh pemikiran

bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan

yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam hal ini, bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  25

tidak dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetapi sebagai sarana untuk

berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat dan pekerjaan (Littlewood dalam

Widharyanto, 2006:11).

2.3.4 Pendekatan Integratif (Keterpaduan)

Menurut Oller (1979) dalam Lasubu (2004: 29), pendekatan integratif

merupakan sebuah pendekatan yang menyatukan komponen-komponen

kecakapan (keterampilan) berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan

berbahasa yang dimaksud adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan

menulis. Komponen-komponen tersebut diberikan secara proporsional dan

terpadu dalam waktu yang bersamaan. Dalam sebuah proses pembelajaran, guru

dapat melibatkan empat keterampilan berbahasa untuk mencapai satu tujuan

pembelajaran. Seorang guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam

menyusun perangkat pembelajaran, termasuk materi pembelajaran. Dalam hal ini

materi pembelajaran keterampilan menulis. Pendekatan ini digunakan sebagai

acuan dalam penyusunan materi. Pendekatan integratif memperbolehkan

penyusunan materi dengan menggabungkan dua atau tiga keterampilan berbahasa.

Misalnya, keterampilan menulis sebagai fokus pembelajaran digabung dengan

keterampilan mendengarkan dan keterampilan membaca.

2.3.5 Contextual Teaching And Learning (CTL)

Pengajaran kontekstual atau Contextual Teaching And Learning (CTL)

adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai dengan SMU

untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  26

akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar

sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah nyata atau masalah-masalah

yang disimulasikan. Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa

menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada

masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan tanggung jawab mereka

sebagai anggota keluarga, negara, siswa, dan tenaga kerja (University of

Washington, 2001). Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang

terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya

(Balanchard, 2001dalam Trianto, 2009:105-106).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Contextual Teaching And

Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari (Muslich, 2007:41).

2.3.5.1 Strategi Pembelajaran Kontekstual

Setya Tri Nugraha, (2009:4-5) dalam seminar nasional yang

diselenggarakan oleh Program Studi PBSID dalam rangka Dias Natalis

Universitas Sanata Dharma ke-54, 5 Desember 2009) berpendapat bahwa dalam

kelas kontekstual, tugas guru adalah menjadi fasilitator dalam membantu siswa

mencapai tujuan belajar, artinya guru dituntut untuk lebih banyak berpikir tentang

strategi pembelajaran daripada pemberian informasi. Strategi belajar lebih penting

daripada hasil (Depdiknas 2003:2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  27

Terdapat enam strategi belajar yang dapat diterapkan dalam CTL agar

pembelajar dapat menghubungkan berbagai pengetahuan dan keterampilan

berbahasa mereka dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Keenam

strategi tersebut meliputi: 1) problem based, 2) using multiple contexts, 3)

drawing upon student diversity, 4) supporting self-regulated learning, 5) using

interdependent learning groups, dan 6) employing authentic assessment

(Johnson, 2002:21-22; Bern & Erickson, 2001; Paris & Winograd, 2001;

http://vvww.cew.wisc.edu/teachnet/ctl).

Pertama, Problem Based merupakan proses belajar dapat dimulai

dengan mengajukan suatu masalah dalam kehidupan. Pembelajar menggunakan

keterampilan berpikir dan pendekatan tematis untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Melalui pemecahan masalah ini, pembelajar diharapkan dapat

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam aktivitas konkrit.

Kedua, using multiple contexts yaitu pembelajaran bahasa dan sastra

akan semakin bermakna apabila pengetahuan, sikap, dan keterampilan

berbahasa tidak lepas dari konteks sosial. Berbagai konteks pemakaian bahasa

hendaknya dihadirkan dalam proses belajar baik di dalam kelas maupun di luar

kelas. Dengan demikian, pembelajar dapat menerapkan berbagai fungsi bahasa

dengan tepat dan bermakna.

Ketiga, drawing upon student diversity, yaitu latar belakang pembelajar

yang beragam akan memunculkan nilai, aturan sosial, dan perspektif yang

berbeda-beda. Perbedaan ini akan mendorong terjadinya proses belajar dan

menambah kompleksitas pengalaman. Metode yang menekankan kooperatif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  28

kolaboratif, dan pembelajaran berkelompok akan semakin memperluas

perspektif dan pengembangan keterampilan interpersonal.

Keempat, supporting self-regulated learning, yaitu pada dasarnya

pembelajar dituntut untuk mandiri dalam belajarnya sehingga dapat menjadi

pembelajar seumur hidup. Melalui proses belajar ini, pembelajar diharapkan

mampu mencari, menganalisis, dan menggunakan berbagai informasi dan

mengekspresikannya dalam bentuk tertulis maupun lisan. Kelima, using

interdependent learning groups, yaitu pembelajar dikondisikan untuk

memberikan kontribusi pengetahuan dan kepercayaan kepada orang lain

melalui proses belajar berkelompok atau belajar masyarakat.

Dengan kondisi semacam ini, semangat kerja sama dan menjalin

komunikasi terus ditingkatkan. Keenam, employing authentic assessment, yaitu

untuk membangun pengetahuan dan keterampilan dengan cara yang bermakna

dengan melibatkan pembelajar dalam kehidupan nyata. Mereka dilibatkan

dalam berbagai peristiwa berbahasa dan bersastra dan dari pelibatan inilah

kompetensi mereka dapat dinilai. Penilaian otentik menunjukkan bahwa

pembelajaran telah terjadi dan digunakan untuk memonitor kemampuan

pembelajar.

2.3.5.2 Eleman dan Karakter CTL

Zahorik dalam Mulyasa (2006:219) berpendapat bahwa ada lima elemen

yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual yaitu (1) Pembelajaran

harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik; (2)

Pembelajaran dimulai dari keseluruhan menuju bagian-bagiannya secara khusus;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  29

(3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara: menyusun

konsep sementara, melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan

dari orang lain, merevisi, dan mengembangkan konsep; (4) Pembelajaran

ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa yang dipelajari; (5)

Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan

yang dipelajari.

Selain eleman, CTL juga memiliki karakteristik yang membedakan

dengan pendekatan pembelajara lainnya. Karakteristik pendektan kontekstual

menekankan kebermaknaan pengalaman siswa terhadap hal-hal yang

dipelajari. Siswa dikondisikan untuk menemukan relasi antara hal-hal yang

mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari. Melalui aktivitas ini, mereka

bukan belajar tentang teori-teori, melainkan mencari sesuatu yang dapat

memberikan makna bagi hidupnya. Jadi tidak ada bagian yang terpisah-

pisahkan antara pembelajaran di sekolah dengan lingkungan mereka.

Oleh karena itu, pendekatan ini harus bermuara pada hal-hal yang

dekat dengan lingkungan kehidupan siswa. Jadi, pengertian konteks di sini

dapat berupa keseluruhan situasi siswa, latar belakang, keluarga, lingkungan

tempat tinggal, lingkungan sekolah, masyarakat, gaya belajar, pengalaman

hidup, dsb. (Setiyaningsih (2009), dalam seminar nasional yang

diselenggarakan oleh Program Studi PBSID dalam rangka Dias Natalis

Universitas Sanata Dharma ke-54, 5 Desember 2009).

Selain itu, Trianto, (2009:110) berpendapat bahwa ada beberapa hal

yang membedakan pendekatan CTL dengan pendekatan lain, yaitu (1) kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  30

sama, (2) saling menunjang, (3) menyenangkan, mengasyikkan, (4) tidak

membosankan, (5) belajar dengan bergairah, (6) pemahaman integrasi, (7)

menggunakan berbagai sumber siswa aktif.

2.3.5.3 Komponen Pembelajaran Kontekstual

Pelaksanaan (CTL) memiliki tujuh komponen, yaitu konstruktivisme

(constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-

belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan

penilaian yang sebenarnya (Authentic). Adapaun penjelasan tujuh komponen

tersebut adalah sebagai berikut (Muslich, 2007: 43-49).

Pertama, konstruktivisme (constructivism) merupakan landasan berpikir

CTL yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal dan

mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar agar

siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi

oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya. Kedua, menemukan (Inquiry)

merupakan bagian sentral dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual karena

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil

mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan

menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi

(observation), bertanya (questioning), mengajukkan dugaan (hiphotesis),

pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion).

Ketiga, bertanya (Questioning) yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang

selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan

berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk : (1) menggali informasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  31

(2) menggali pemahaman siswa, (3) membangkitkan respon kepada siswa, (4)

mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, (5) mengetahui hal-hal yang sudah

diketahui siswa, (6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru,

(7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan

kembali pengetahuan siswa.

Keempat, masyarakat belajar (learning community) yaitu konsep belajar

yang diperoleh dari hasil kerja sama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari

sharing antara teman, antara kelompok, dan antara yang sudah tahu ke yang

belum tahu. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua

kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.

Kelima, pemodelan (modeling) yaitu pada dasarnya membahasakan yang

dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk

belajar dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam

pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang

dengan melibatkan siswa.

Keenam, refleksi (reflection) merupakan cara berpikir atau respon tentang

apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah

dilakukan di masa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu

sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang

apa yang diperoleh hari itu.

Ketujuh, penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) adalah proses

pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai

perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  32

perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa

siswa mengalami pembelajaran yang benar (Muslich, 2007: 43-49).

Dalam pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia khususnya aspek

menulis dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas X semester I SMA

Seminari Lalian NTT, penulis menggunakan ketujuh komponen CTL yang

dikemukakan Muslich di atas untuk pengembangan bahan ajar atau pembuatan

modul pembelajaran.

2.3.5.4 Model CTL Bahasa dan Sastra Indonesia

Desain pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan

pendekatan CTL dirancang berdasarkan komponen-komponen pembelajaran

pada umumnya. Yang membedakan adalah asumsi-asumsi teoritas yang

dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran. Pendekatan

kontekstual berasumsi bahwa konteks alami tempat siswa belajar merupakan

pijakan utama dalam pembelajaran. Desain pembelajaran secara kontekstual

tersebut dapat dirancang dengan memperhatikan lima komponen

pembelajaran, yaitu pemilihan materi, metode pembelajaran, media

pembelajaran, interaksi hasil belajar, dan penilaian hasil belajar (Pranowo,

(2009: 10-12) dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh Program

Studi PBSID dalam rangka Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-54, 5

Desember 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  33

2.3.5.5 Penerapan CTL dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Setya Tri Nugraha, (2009:2-5) dalam seminar nasional yang

diselenggarakan oleh Program Studi PBSID dalam rangka Dies Natalis

Universitas Sanata Dharma ke-54, 5 Desember 2009) mengutip pendapat Dell

Hymes yang mengemukakan bahwa penggunaan bahasa meliputi hal-hal yang

lebih dari sekedar mengetahui penyusunan kalimat yang benar secara

gramatikal. Ada banyak faktor dalam komunikasi yang menentukan

aktualisasi pemakaian bahasa secara umum yang disebut konteks (Syafi’i,

1991:7).

Pembelajar diharapkan dapat menerapkan kaidah gramatikal dalam

membentuk kalimat-kalimat yang benar dan mengetahui kapan, di mana,

kepada siapa kalimat itu diujarkan. Dengan berbekal kompetensi komunikatif

ini, seseorang dapat menyampaikan dan menginterpretasikan suatu pesan atau

menegosiasikan makna secara interpersonal dalam konteks yang spesifik dan

dapat menerapkan berbagai fungsi bahasa dalam komunikasi yang

sesungguhnya.

Untuk itulah, melalui CTL ini, diharapkan pembelajar dapat mencapai

kompetensi komunikatif yang meliputi pengetahuan penggunaan bahasa dan

kemampuan menggunakannya dalam berbagai konteks atau situasi

komunikasi. Savignon (1983:8-9) menyebutkan ada lima karakteristik

kompetensi komunikatif yang hendaknya dicapai dalam pembelajaran

sebagai berikut. (1) Kompetensi komunikatif bersifat dinamis, bergantung pada

negosiasi makna antara dua penutur atau lebih yang sama-sama mengetahui kaidah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  34

pemakaian bahasa. (2) Kompetensi komunikatif meliputi pemakaian bahasa, baik

secara tertulis maupun lisan, juga sistem simbotik yang lain. (3) Kompetensi

komunikatif bersifat kontekstual. Komunikatif selalu terjadi pada variasi situasi

tertentu. Keberhasilan komunikasi bergantung pada pengetahuan partisipan terhadap

konteks dan pengalaman. (4) Berkaitan dengan dikotomi kompetensi dan

performansi, kompetensi mengacu pada apa yang diketahui, sedangkan performansi

mengacu pada apa yang dilakukan. (5) Kompetensi komunikatif bersifat relatif, tidak

absolut, dan bergantug pada kerja sama atau partisipan. Hal inilah yang menyebabkan

adanya tingkat-tingkat kompetensi komunikatif

Selain itu, Muhammad Nurrachmat Wirjosutejo, (2009:7-9) dalam seminar

nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi PBSID dalam rangka

Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-54, 5 Desember 2009)

berpendapat bahwa aplikasi pendekatan kontekstual dalam pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia teradapat empat pendekatan yaitu pendekatan

Heiristik-Hermeneutik, model fois, model tanya jawab, dan pendekatan

filatelis.

Pertama, pendekatan Heiristik-Hermeneutik. Pada hakekatnya

hermeneutik berhubungan dengan bahasa, kita mengerti, memahami, dan

membuat interpretasi akan selalu menggunakan bahasa. Pendekatan heiristik-

hermeneutik adalah sebuah pendekatan yang mengajak para siswa untuk

memaknai sesuatu tidak hanya berdasarkan bahasa yang dipakai tetapi juga

memaknai sesuatu di luar pemakaian bahasa, atau mecari makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  35

(interpretasi) lain di balik sesuatu itu. Dalam hal ini, penulis lakukan pada

pembelajaran sastra, baik prosa maupun drama.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. (1) Siswa membaca puisi,

cerpen, penggal novel atau naskah drama. (2) Siswa memaknai apa yang

dibacakan berdasarkan penggunaan bahasa dengan kemampuan bahasanya

sendiri. (3) Siswa mempresentasikan hasil pemaknaan berdasarkan bahasa.

(4) Siswa mendiskusikan makna lain di balik bahasa yang digunakan. (5)

Siswa menuliskan makna lain yang ditemukan di balik bahasa yang

digunakan (6) Siswa mempresentasikan hasil temuannya. (7) Siswa

membandingkan makna berdasarkan bahasa dan makna lain di balik bahasa.

Kedua, model Fois. Fois ini merupakan akronim yang kepanjangannya

adalah fakta, opini, imajinasi, dan sinopsis. Fois penulis gunakan untuk

mengembangakan penullisan cerita pendek. Proses pengembangan menulis

cerpen dengan “fois” ini dilaksanakan sebagai berikut. (1) Siswa menyusun

paragraf, kurang lebih 5-7 kalimat, berdasarkan fakta yang ada di sekitarnya

dan fakta itu sangat menarik bagi diri siswa. (2) Berdasarkan paragraf fakta

yang telah ditulis, siswa menulis paragraf yang berisi opini yakni

menuangkan pendapatnya terhadap fakta yang telah ditulisnya. (3)

Berdasarkan dua paragraf tersebut, siswa berimajinasi, seandainya ia terlibat

dalam fakta dan opini tersebut. Imajinasi siswa dituangkan dalam paragraf.

(4) Berdasarkan tiga paragraf sebelumnya, siswa menyususn sinopsis cerita

yang di dalamnya teradapat pelaku, peristiwa, seting, dan permasalahan. (5)

Berdasarkan empat paragraf tersebut, dengan berfokus pada paragraf

keempat, siswa mengembangkannya menjadi sebuah cerita pendek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  36

Ketiga, Model Kata Tanya yaitu siswa memanfaatkan tujuh kata

tanya: apa, berapa, siapa, kapan, mana, mengapa, bagaimana, dalam

mengembangkan kompetensi pembelajaran. Langkah-langkahnya sebagai

berikut. (1) Siswa membentuk kelompok. (2) Guru menyampaikan

kompetensi yang harus dikuasi siswa. (3) Siswa menyusun kalimat dengan

memanfaatkan tujuh kata tanya yang fokus pertanyaan pada kompetensi yang

telah disampaikan. (4) Kalimat tanya yang telah disusun harus dicari

jawabannya. (5) Jawaban pertanyaan merupakan hasil pembelajaran.

Keempat, Pendekatan filatelis adalah pendekatan yang dilakukan

dengan mengajak atau membawa siswa bersikap sebagai seorang pengumpul

prangko. Dengan bersikap sebagai seorang pengumpul prangko, menjadikan

prangko sebagai media atau objek untuk menuangkan gagasan berdasarkan

gambar yang ada di dalamnya. Dengan demikian, pendekatan filatelis dalam

keterampilan menulis ini, kedekatan diri siswa sebagai pengumpul prangko,

dan kemudian mengembangkan kemampuan menulisnya yang bermediakan

prangko dalam sebuah tulisan yang disesuaikan dengan keinginan dan

kemampuan setiap siswa.

Proses mengembangkan keterampilan menulis dengan perangko,

pelaksanaannya adalah sebagai berikut. (1) Siswa membawa minimal tiga

perangko dari rumah dan saling menukarkan perangko sebagai kelengkapan

koleksi dan penulisan. (2) Siswa menyusun perangko sedemikian rupa pada

satu lembar kertas sesuai kreativitas masing-masing. (3) Siswa mengamati

prangko yang telah disusunnya, kemudian mengamati, meneliti, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  37

mencermati gambar yang ada di dalamnya. (4) Siswa menulis karangan

berdasarkan perangko yang telah disusunya pada lembar kertas yang lain,

baik berupa fiksi maupun nonfiksi, berupa prosa atau puisi sesuai dengan

kemampuan hasil pencermatan, dan kreatifitas masing-masing. Siswa bebas

menulis sesuatu berdasarkan prangko tersebut.

Tema tidak ditentukan karena prangko tersebut sudah tematis. Dalam

mengungkapkan gagasan, siswa diperbolehkan menulis karangan dengan

menggunakan buku-buku lain sebagai referensi sumber penulisan terutama

yang berhubungan dengan perangko. Penulisan dapat dilaksanakan di dalam

kelas maupun di luar kelas (di perpustakaan, di teras kelas, atau di taman

sekolah). Siswa boleh membawa bacaan yang berhubungan dengan perangko.

(5) Siswa melaporkan hasil kerjanya dengan mempertanggungjawabkan

melalui presentasi di dalam kelas. (6) Siswa mengumpulkan hasil karyanya,

guru mengelompokkan berdasarkan bentuk dan macamnya; prosa, puisi, fiksi,

nonfiksi. (7) Guru memberikan penilaian hasil karya siswa dengan

memperhatikan proses penulisan. (Muhammad Nurrachmat Wirjosutejo,

(2009:7-9) dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi

PBSID dalam rangka Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-54, 5

Desember 2009).

Berdasarkan empat pendekatan dalam aplikasi pendekatan kontekstual

dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di atas, dapat disimpulkan

bahwa keempat pendekatan tersebut dapat dipakai sebagai langkah-langkah

dalam pembelajaran CTL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  38

2.4 Nusa Tenggara Timur

Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah kepulauan yang

terdiri dari 566 pulau, 432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya

sampai saat ini belum mempunyai nama. Diantara 432 pulau yang sudah bernama

terdapat 4 pulau besar: Flores, Sumba, Timor dan Alor (Flobamora) dan pulau-

pulau kecil antara lain: Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang,

Parmahan, Rusah, Samhila, Solor (masuk wilayah Kabupaten Flotim/Lembata),

Pulau Batang, Kisu, Lapang, Pura, Rusa, Trweng (Kabupaten Alor), Pulau Dana,

Doo, Landu Manifon, Manuk, Pamana, Raijna, Rote, Sarvu, Semau (Kabupaten

Kupang/ Rote Ndao), Pulau Loren, Komodo, Rinca, Sebabi, Sebayur Kecil,

Sebayur Besar, Serayu Besar (Wilayah Kabupaten Manggarai), Pulau Untelue

(Kabupaten Ngada), Pulau Halura (Kabupaten Sumba Timur), dll. Dari seluruh

pulau yang ada, 42 pulau telah berpenghuni sedangkan sisanya belum

berpenghuni. Terdapat tiga pulau besar, yaitu pulau Flores, Sumba dan Timor,

selebihnya adalah pulau-pulau kecil yang letaknya tersebar, komoditas yang

dimiliki sangat terbatas dan sangat dipengaruhi oleh iklim (www.nttprov.go.id).

2.4.1 Wilayah Pulau Timor

Pulau Timor (114° - 125° BT) merupakan daerah yang umumnya terdiri

atas padang sabana dan stepa yang luas, di sana-sini terdapat deretan bukit-bukit

dan gunung-gunung dengan hutan primer dan sekunder (Suparlan dalam

Koentjaraningrat, 1971: 198). Dari gunung-gunung muncul sungai-sungai yang

memotong padang serta sabana. Letaknya yang dekat dengan Australia, maka

pengaruh angin kering yang kencang dari benua itu menimbulkan musim kemarau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  39

yang kering disertai perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam. Pada

musim kemarau, pemandangannya kering dan berdebu, dan seringkali

menyebabkan ternak mati karena kehausan. Namun pada musim hujan, angin

yang berhembus dari barat banyak menimbulkan hujan dan mengubah

pemandangan menjadi daerah yang hijau (www.nttprov.go.id).

Wilayah Pulau Timor bagian barat yang merupakan bagian dari Propinsi

Nusa Tenggara Timur (NTT) dihuni oleh beberapa kelompok etnik, antara lain:

Tetun, Bunak, Helong, Kemak, Dawan, Rote, dan Sabu. Suku bangsa dan bahasa

Dawan merupakan kelompok suku terbesar yang mendiami daratan Timor Barat

(Dashbacli, 1990: 42). Suku bangsa Dawan mendiami Kabupaten Kupang daratan

yang meliputi: kota Kupang, Bolok, Sumlili, Kelapa Lima, Oesapa, Oesao,

Nunkurus, Bipoli, Oetata, Pariti, Kukak, Oehendak, Sulamu, Nauwen, Barate,

Uwel, Oelbubuk, Kapsali, Soliu dan sekitarnya, Naikliu, Poanbaum, dan Oepoli.

Selain itu, orang Dawan juga mendiami seluruh wilayah kabupaten Timor Tengah

Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU) dan Oekusi (wilayah Timor Leste).

Setiap kelompok etnis di NTT umumnya hidup dalam komunitas-komunitas yang

hampir-hampir eksklusif sifatnya, dengan masing-masing komunitas memiliki

latar belakang budaya yang berheda-beda (Taum, 2004:72).

Orang Atoni (Dawan) tinggal di Kupang dan pedalaman pulau Timor yang

kering (Parera, 1994: 44). Orang Atoni adalah sebutan bagi "orang gunung" atau

"orang asli" Timor. Mereka adalah penduduk terbanyak di pulau Timor. Orang

Atoni tinggal relatif di tengah suku bangsa yang lain sebab di sebelah baratnya

tinggal suku bangsa Helon dan Roti, sedangkan di sebelah timurnya adalah suku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  40

bangsa Belu, Kemak dan Marae. Orang Belu atau Ema Tetun tinggal di daerah

Timor bagian tengah, dari utara hingga selatan pulau Timor, sebagian orang Belu

tinggal di wilayah Timor Lorosae (eks Portugis) (Parera, 1994: 48). Orang Kemak

tinggal di wilayah utara dekat perbatasan Timor Lorosae dan sebagian besar dari

mereka tinggal di wilayah Timor Lorosae.

Orang Marae tinggal di daerah perbatasan antara Timor Indonesia dengan

Timor Lorosae, menempati daerah di tengah pulau terus menyebar ke selatan

tetapi tidak sampai di pantai selatan. Seperti orang Belu, sebagian orang Marae

tinggal di Timor Lorosae. Orang Kupang yang tinggal di kota Kupang dan

sekitarnya merupakan orang campuran dari berbagai daerah. Diantara mereka juga

ada yang berasal dari Cina dan Arab dan dari daerah lain di Indonesia. Mereka

bercampur karena perkawinan.

Mata pencaharian sebagian besar orang Timor adalah bercocok tanam di

ladang, kecuali di Belu Selatan orang bertani di sawah (Suparlan dalam

Koentjaraningrat, 1971: 207). Tanaman mereka adalah jagung, sebagai makanan

pokok, dan ditanam juga padi huma, ubi kayu, keladi, labu, sayuran, dan ditambah

dengan tanaman kacang hijau, jeruk, kopi, tembakau, bawang dan kedelai.

Sebelum Belanda datang, penduduk Timor sudah beternak sapi, kerbau,

kuda, kambing, babi, dan unggas namun digunakan sebagai binatang korban

dalam upacara-adat. Ternak bagi mereka (khususnya kerbau dan babi) memiliki

arti yang khusus. Hal ini melambangkan kedudukan dan gengsi dalam masyarakat

dalam upacara-adat. Sapi yang dimasukkan oleh Belanda pada tahun 1912 untuk

menambah gizi penduduk merupakan ternak terbanyak di Timor. Ternak sapi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  41

dapat dipertukarkan dengan benda-benda adat dalam upacara perkawinan dan

jarang ditukarkan dengan makanan atau buah-buahan. Kini sapi menjadi ternak

yang penting dalam adat dan budaya masyarakat Timor, terlihat dalam pola

pewarisan harta kekayaan adat.

2.4.2 Tata Masyarakat di Timor

Tiap orang Timor merupakan anggota dari suatu suku yang patrilineal,

meskipun ada juga suku yang matrilineal (suku-suku di Wehali, Suai, dan Belu

Selatan) (Suparlan dalam Koentjaraningrat, 1971: 213; Parera, 1994: 79 dan 84).

Tiap suku memiliki benda pusaka dari nenek moyang suku dan dianggap sebagai

benda suci. Setiap warga suku wajib melakukan upacara terhadap benda suci

tersebut. Orang Atoni menyebut benda pusaka itu nono, dan suatu suku biasanya

disebut dengan nama benda suci nenek moyangnya itu.

Pada masa lalu, ada tiga golongan dalam masyarakat Timor, yakni Usif

(bangsawan), tob (orang biasa) dan ate (budak) yang sekarang sudah tidak ada

lagi (Suparlan dalam Koentjaraningrat, 1971: 214). Pada masyarakat Timor, pihak

pemberi istri memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada pihak penerima, dan

hal ini kadang digunakan untuk pertimbangan dalam perkawinan (kawin dengan

putri bangsawan). Sementara perkawinan pada golongan bangsawan hanya terjadi

di antara golongan bangsawan yang jumlahnya terbatas.

Selain itu, di desa-desa juga ditemui dua golongan masyarakat (Suparlan

dalam Koentjaraningrat, 1971: 214), yakni golongan pemilik desa (kuantif) dan

golongan pendatang (atoin asaot), yakni orang luar yang datang dan kawin

dengan perempuan pihak pemilik desa. Hubungan antara keduanya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  42

hubungan antara pemberi istri dan penerima istri. Mereka juga mengenal golongan

ketiga, yakni para pengembara (atain anaot). Golongan kuantif adalah orang-

orang keturunan pendiri desa dan mereka menguasai tanah-tanah desa serta

memiliki privilese atau hak istimewa untuk menjadi kepala desa. Orang dari

golongan pendatang dapat memiliki kedudukan yang terhormat karena

keistimewaan kepribadiannya, sedangkan para pengembara dianggap golongan

rendah namun dapat meningkat kedudukannya karena perkawinan dengan

perempuan lokal.

Timor wilayah Indonesia terdiri atas beberapa kerajaan (vorstendom),

kefetoran, dan ketemukungan (Suparlan dalam Koentjaraningrat, 1971: 215). Ada

beberapa kerajaan yang pernah hidup yaitu: Kupang, Timor Tengah Selatan,

Timor Tengah Utara dan Belu. Masing-masing kerajaan membawahi beberapa

satuan kekuasaan administrasi lebih kecil, yakni kefetoran (dikepalai seorang

fetor), dengan wilayah sama dengan distrik. Setiap fetor membawahi beberapa

desa, yang disebut temukung. Pada zaman sekarang pembagian itu tetap

dilanjutkan, dengan kesetaraan: vorstsndom adalah kabupaten, swapraja adalah

distrik, kefetoran adalah sama dengan kecamatan, sedangkan temukung

(ketemukungan) adalah kepada desa, yang membawahi sebuah desa induk dengan

beberapa desa kecil lainnya.

2.4.3 Religi Orang Timor

Orang Timor memeluk agama asli, yang berpusat pada penyembahan

terhadap dewa langit (Uis Neno), pencipta alam semesta, dan pemelihara

kehidupan (Suparlan dalam Koentjaraningrat, 1971: 217). Upacara-upacara yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  43

ditujukan kepadanya berkaitan dengan meminta hujan atau sinar matahari,

mendapat keturunan, kesehatan, dan kesejahteraan. Orang Timor juga percaya

pada dewa bumi (Uis Afu) dan dianggap sebagai dewi (pendamping dewa langit).

Upacara yang diadakan ditujukan untuk meminta berkah kesuburan tanah untuk

tanaman yang ditanam.

Orang Timor juga percaya pada adanya makhluk-makhluk gaib (Suparlan

dalam Koentjaraningrat, 1971: 217) yang mendiami tempat-tempat tertentu

(hutan, mata air, sungai, pohon), yang bersifat baik maupun yang bersifat jahat.

Orang melakukan upacara dan sajian untuk makhluk-makhluk halus tersebut pada

berbagai upacara. Orang Timor juga mempercayai roh-roh nenek-moyang yang

memiliki peran di dalam kehidupan manusia yang masih hidup (keturunannya)

(Suparlan dalam Koentjaraningrat, 1971: 218). Kejadian sakit dapat dianggap

sebagai kelalaian melaksanakan kewajiban upacara-adat, sebagai akibat dari

munculnya kemarahan makhluk halus. Selanjutnya, dukun dipercaya dapat

menyembuhkan sakit semacam itu dengan menggunakan berbagai mantra maupun

obat-obatan. Mereka juga mengenal peringatan dan upacara: mengenang nenek-

rnoyang, khususnya berkaitan dengan upacara-upacara lingkaran hidup dari

anggota keluarga.

Menurut Willem Foni (2002: 112), selain percaya kepada agama Katolik

dan agama lainnya sebagai agama modern, orang Timor juga mempercayai

kekuatan lain yang mempengaruh kehidupannya. Orang Timor percaya Usi Neno

atau Tuhan Allah Yang Maha Tinggi (afinit-aneset), pencipta dan penyelenggara

(amoet-apakaet), bagaikan api nan kunjung padam (apinat-aklaat) jauh tak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  44

terjangkau. Mereka juga percaya pada adanya kekuatan supra-natural yang lebih

dekat dengan kehidupan mereka yang disebut usi neno pala atau "Tuhan Allah

yang pendek", yaitu usi pah atau pah tuaf (tuan tanah) yang adalah raja lokal serta

be'i-na’i atau arwah nenek moyang. Orang Timor juga percaya adanya kekuatan

roh jahat yang selalu mengganggu keharmonisan mereka yang disebut nijabu. Usi

Neno Mnanu (jauh dan tak dapat disentuh), usi neno pala dan be'i-na’i yang lebih

dekat perlu diakrabi agar selalu hadir dalam setiap aktifitas manusia, maka ketiga

kekuatan tersebut disimbolkan dengan haumonef, yaitu kayu bercabang tiga yang

selalu diletakkan di depan rumah-suku (Umekanaf).

Orang Timor berusaha melakukan komunikasi pada kekuatan-kekuatan

supranatural serta menetralisir roh jahat (nijabu) melalui ritus / doa-doa adat. Di

dalam upacara adat selalu disertai persembahan hewan kurban disesuaikan dengan

masalah yang dihadapi. Bersama kurban hewan disampaikan pula sesajian lain

yaitu beras, sopi, sirih-pinang beralaskan kain beti atau tais. Sesajian yang

disiapkan antara lain: lilin, hewan kurban, beras, kabi/kasui (wadah dari anyaman

daun gewang (lontar)), beti atau tais (kain), uang perak, bibit tanaman atau fini,

sirih pinang, dan sopi (Foni, 2002: 118).

Dalam penyampaian doa-doa adat semua anggota suku yang

berkepentingan hadir agar dapat mendatangkan kekuatan nusa (tabua nusa).

Tabua nusa adalah persatuan, kebersamaan dan perdamaian fisik dan mental

sebagai kekuatan yang menghadirkan berkat lebih besar. Tabua nusa tidak dapat

terjadi apabila masih ada rasa dendam, permusuhan, dan lain sebagainya (Foni,

2002: 113). Tua-tua adat biasanya memanfaatkan saat-saat awal sebelum doa adat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  45

untuk mendiskusikan dan menyelesaikan konflik. Orang Timor percaya bahwa

dunia roh menyambut gembira doa-doa apabila semua yang berkepentingan hadir

tanpa kecuali dengan suasana psikologi yang damai.

Menurut Foni (2002: 116) rumah bulat setiap keluarga adalah tempat suci.

Pada tiang-sucinya (ni ainaf) di gantungkan benda-benda peninggalan nenek-

moyang yang dianggap memiliki kekuatan magis. Di bawah tiang ini terdapat batu

suci dan altar yang digunakan untuk ritual. Rumah suku (ume kanaf atau ume

mnasi), adalah rumah bulat bertiang satu sebagai tiang suci (ni ainaf). Tiang suci

ini diambil dari hutan dengan ritus tertentu yang dihadiri seluruh warga suku.

Haumonef adalah kayu bercabang tiga sebagai simbol keagamaan masyarakat

suku (melambangkan tiga kekuatan) yang ditanam di depan ume fam (umesuku)

Menurut Foni (2002: 116) gunung dan mata air adalah tempat suci suku.

Fatu kana-oe kana, gunung-batu karang dan sumber mata air yang dihormati suku

karena diyakini menjadi sumber asal mula dan pemberi kekuatan dalam

kehidupan suku. Tempat suci yang lain adalah Bakitola, yaitu mesbah batu di

kebun tobe sebagai pusat ritual dalam ritus pengolahan tanah pertanian. Foni

(2002: 116) juga men jelaskan tempat-tempat suci yang lain. Kuburan orang tua,

keluarga dan arwah nenek-moyang, oaf tola atau kandang sapi suku (marga), sane

dan pele pena di kebun yang sementara diolah, kika atau bakul penyimpanan padi

dan pohon- pohon tertentu di kebun atau sumber-sumber mata air, tempat-tempat

lain dianggap di tempati uis pah dan be’i-na’i.

Agama dan kepercayaan lokal Nusa Tenggara Timur sebagai dasar

pandangan hidup pemeluknya. Manusia tradisional pada umumnya melaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  46

kegiatan-kegiatan kulturis dengan maksud mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan

mengetahui tradisi keagamaan yang melatar belakangi penduduknya akan

memudahkan peneliti untuk mengembangkan bahan ajar yang akan dipakai untuk

proses pembelajar bagi siswa SMA di NTT.

2.4.4 Permukiman di Pulau Timor

Pada masa lalu, desa-desa di Timor dibangun di atas puncak-puncak bukit

karang dan dikelilingi dinding batu karang karena ketakutan bahaya serangan

mendadak suku-suku lain (Suparlan dalam Koentjaraningrat, 1971: 205). Selain

itu, permukiman mereka biasanya dikelilingi dinding batu karang atau semak

berduri agar aman dari berbagai serangan musuh maupun binatang buas.

Desa-desa biasanya didiami oleh sekelompok kerabat berjumlah sekitar

50-60 orang, meskipun ada juga yang besar (sekitar 250-300 orang di Belu

Selatan) karena keterbatasan alam tidak memungkinkan membangun desa kecil-

kecil yang aman (Suparlan dalam Koentjaraningrat, 1971: 205). Apabila

kelompok kerabat menjadi terlalu besar jumlahnya, maka mereka kemudian

membangun desa baru yang berdekatan, sehingga terjadi proses pemencaran

kelompok kerabat pada hamparan tanah yang luas. Pola pengembangan ini terkait

langsung dengan budaya pertanian mereka, yakni berladang tanaman jagung.

Pada zaman Belanda, kondisi semacam ini dinilai tidak menguntungkan,

maka dilakukan upaya pengumpulan penduduk ke dalam desa-desa yang besar,

sehingga mudah diawasi dari jalan raya militer. Usahanya antara lain dengan cara

membakar desa-desa terpencil, sehingga penduduknya terpaksa berkumpul di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  47

desa-desa yang ditentukan. Akibatnya, kini di desa yang lebih besar terkumpul

orang dari berbagai desa kecil yang sebelumnya terpencil dan eksklusif.

Pemerintah Belanda menganjurkan desa-desa membangun rumah dengan

bentuk baru, yakni persegi panjang untuk menjaga kesehatan penduduknya, sebab

rumah-rumah lama yang berbentuk sarang lebah dianggap tidak sehat. Namun

hanya sebagian kecil penduduk Timor yang mengikuti anjuran tersebut. Pola

perkampungan asli orang Timor terdiri atas rumah-rumah, kandang ternak, pagar

keliling dan di bagian luarnya adalah ladang pertanian mereka, sedangkan pola

rumah yang baru dibangun di tepi jalan seperti anjuran Pemerintah Belanda.

Rumah asli orang Timor berbentuk sarang lebah dengan atap dari rumbia yang

mencapai tanah. Rumah Timor biasanya terbuat dari balok kayu untuk tiang dan

bilah bambu tipis untuk dindingnya dengan atap daun rumbiya.

Sebuah rumah didiami oleh satu keluarga batih, di dalamnya mereka tidur,

makan, bekerja dan menerima tamu. Rumah juga merupakan tempat bekerja para

wanita, antara lain memasak, menenun dan menyimpan hasil kebun. Rumah juga

merupakan tempat untuk menjalankan upacara agama asli sehubungan dengan

suku mereka. Sebuah rumah terdiri atas dua bagian, yaitu bagian luar (sulak) dan

bagian dalam (natan). Bagian luar digunakan untuk menerima tamu, tempat tidur

tamu, dan tempat para anak lelaki yang sudah dewasa. Bagian dalam asalah

tempat bagi keluarga, tempat menginap anak perempuan yang sudah kawin kalau

berkunjung ke rumah orang tuanya. Keluarga tidur di bagian dalam rumah, di atas

beberapa balai yang tersedia dan sesuai dengan kedudukan dalam keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  48

Menurut Foni (2002: 107) orang Dawan umumnya tinggal dalam satu

persekutuan komunitas yang disebut kuan atau kampung. Setiap kuan dibentuk

oleh beberapa suku atau marga yang memiliki peran sebagai suku-laki-laki (lian

mone) dan suku-suku kelompok perempuan (lian feto). Setiap keluarga Dawan

tinggal dalam sebuah rumah yang disebut ume atau keluarga batih. Setiap orang

Dawan pada umumnya memiliki lima (5) buah rumah yaitu ume bubu, lopo,ume

kbat/ume kase, ume mnasi dan ume fam/kanaf (Foni, 2002: 109)

Ume kbat adalah rumah berbentuk empat persegi panjang yang dianggap

sebagai bangunan modern yang diadopsi ke dalam komunitas Atoni yang

berfungsi sebagai tempat untuk tidur dan menerima tamu. Ume bubu adalah

rumah bulat yang berfungsi ganda baik sebagai dapur, tempat penyimpanan

makanan, dan sebagai bilik tidur (Foni, 2002: 109). Ume bubu, ume kbat dan lopo

umumnya dibangun membentuk segi tiga; menghadap ke jalan raya, sedangkan

ume mnasi dan ume fam adalah rumah yang dibangun oleh semua anggota suku

atau sub suku dengan ritus tertentu dan pada tempat khusus. Ume mnasi adalah

rumah tempat berhimpun beberapa anggota kepala keluarga dalam satu marga.

Ume mnasi berada setingkat di bawah ume fam sebagai tempat berhimpun

dari cabang-cabang dalam satu suku (sub ume fam/kanaf. Ume fam/ume kanaf

melambangkan simbol pokok kehidupan suku-suku Atoni. Ume fam/kanaf selalu

dihubungkan dengan apa yang disebut fatu kana-oe kana (batu keramat dan air

keramat) masing- masing suku (Foni, 2002: 109).

Kebun atau disebut lele, bagi orang Timor merupakan kampung kedua

setelah kuan, oleh karena lele memberikan sarana kehidupan. Lele begitu penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  49

sebab merupakan gantungan hidupnya, sebagai sumber persediaan makanan. Hasil

panen juga disimpan di dalam ume bubu dan lopo. Di dalam lele ditanam berbagai

jenis tanaman umur pendek dan umur panjang. Lele atau kebun pada umumnya

dibagi atas tiga jenis yaitu lele feu, lele bane dan lele. Lele feu adalah lahan

tunggu yang baru diolah dalam periode musim tanam tertentu setelah

ditinggalkan lama tiga sampai lima tahun.

Lele bane adalah lahan yang diolah setiap tahun atau lahan yang tidak

tinggalkan setelah diolah pada periode musim tanam tertentu. Lele feu dan lele ve

biasanya didominasi dengan berbagai jenis tanaman pangan. Pada bagian tentu

dimana terdapat aliran air biasanya diempang untuk ditanami dengan pisang, tebu,

pepaya, talas dan lain-lainnya yang dianggap sebagai tanaman penghibur.

Empangan erosi tersebut yang biasanya cukup subur dan disebut kuni. Selain

kuni, orang Dawan sejak dulu membuat empangan-empangan batu mengelilingi

badan lele yang disebut bata, atau dalam pertanian modern yang dikenal dengan

terasering (Foni, 2002: 99).

Dari penjelasan tentang Nusa tenggara Timur dengan berbagai adat,

kepercayaan dan pola hidup di atas sangatlah membantu penulis untuk

mengembangkan bahan ajar bahasa Indinesia untk siswakelas X SMA Seminari

lalian NTT.

2.4.5 Kondisi Pendidikan di NTT

Pembangunan bidang pendidikan mengalami peningkatan yang cukup

berarti, hal ini ditandai dengan umumnya layanan pendidikan dasar telah

dinikmati oleh sebagian besar rakyat NTT. Namun demikian, hanya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  50

mengandalkan terpenuhinya layanan pendidikan dasar, kualitas dan daya saing

sumber daya manusia NTT belum memadai, karena masih tingginya dominasi

tenaga kerja yang berpendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD) yang mencapai

69,59 %. Keadaan ini tentunya tidak dapat menjawab berbagai kebutuhan dan

daya saing yang terjadi pada lingkup regional, nasional maupun internasional.

Dengan demikian, layanan pendidikan di NTT belum mampu merespon

kebutuhan dan tuntutan pasar kerja.

Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dilihat dari indikator

tingkat kelulusan Sekolah Menengah Umum terjadi penurunan. Pada tahun

2005/2006 dengan jumlah peserta 25.593 siswa, yang lulus sebanyak 17.964

siswa atau 70.19% jika dibandingkan dengan tahun pelajaran 2007/2008 dari

jumlah peserta 29.688 siswa yang lulus sebanyak 18.629 atau 62.75% dengan

standar nilai ujian yakni 5,00%. Secara kuantitas prosentase kelulusan mengalami

penurunan, namun secara kualitas terjadi peningkatan mutu pendidikan yang

ditandai dengan peningkatan standar nilai kelulusan.

Selanjutnya untuk tingkat pendidikan sekolah menengah kejuruan, pada

tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Pada tahun ajaran 2005/2006

jumlah peserta sebanyak 7.683 siswa yang lulus 5.557 siswa atau 73.21% jika

dibandingkan dengan tahun ajaran 2007/2008 dengan jumlah peserta 8.705 siswa,

yang lulus sebanyak 7.277 siswa atau 83.60%. dan tingkat pertumbuhan kelulusan

antara tahun 2005/2006 sampai tahun 2007/2008 sebesar 28,32 % per tahun

(http://www.nttprov.go.id).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  51

2.4.6 Upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan

Segala upaya seperti peningkatan mutu guru, mutu siswa dan sarana-

prasarana pendukung ditingkatkan dengan harapan bisa membantu meningkatkan

mutu lulusan siswa. Salah satu wujud untuk membantu guru, siswa, dan sekolah

untuk meningkatkan mutu lulusan/pendidikan kita adalah melakukan bedah SKL

dengan kegiatan rentetannya berupa pembuatan kisi-kisi soal, menyusul paket

soal. Soal-soal ini nantinya akan diuji dan dianalisis hasilnya, selanjutnya

ditindaklanjuti di sekolah masing-masing (Thobias Uly) dalam

(http://www.timorexpress.com).

Selain itu, upaya perbaikan pendidikan di NTT ditempuh dengan

pelaksanaan evaluasi Ujian Nasiaonal (UN). Evaluasi untuk mengetahui

permasalahan selama pelaksanaan UN. Evaluasi ini melibatkan tim pemantau

independen (TPI) tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang berlangsung di LPMP

NTT. Rapat koordinasi evaluasi terhadap pelaksanaan UN, itu dihadiri dua orang

dari masing-masing daerah yang merupakan utusan dari Dewan Pendidikan dan

lembaga perguruan tinggi. Pelaksanaan UN 2010 diawasi oleh lembaga

independen yang berasal dari perguruan tinggi.

Hasil evaluasi tersebut dirumuskan dan direkomendasikan kepada

pemerintah pusat agar diambil kebijakan yang tepat untuk mengatasi

permasalahan yang dialami di NTT. Setelah rapat koordinasi dengan TPI dan

Dewan Pendidikan, LPMP NTT juga melakukan rakor dengan para Kepala Pinas

PPO di seluruh NTT untuk membahas hal yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  52

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di NTT, secara umum ada

tiga aspek yang mempengaruhi kualitas pendidikan yakni, dukungan sarana, SDM

khususnya guru dan dukungan dana (Ismail Kasim dalam

http://www.nttprov.go.id).

Sarana dan prasarana pendukung, sangat menentukan kualitas pendidikan

di suatu daerah. Sementara kualitas SDM, khususnya guru, sangat vital dalam

menentukan kualitas anak didiknya. "Salah satu indikatornya adalah kualifikasi

pendidikan apakah sudah sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru

dan dosen dimana guru minimal S-1.

Ternyata sebagian besar guru di NTT yakni 44.977 guru dari 60.603 guru

(74,22 persen) belum S-1. Sementara pendanaan juga sangat penting karena

apapun program yang direncanakan tentu membutuhkan dana untuk

merealisasikannya. "Apalagi dengan kondisi geografis NTT yang cukup sulit,

maka pendanaan sangat penting untuk menunjang pendidikan di NTT

(http://www.nttprov.go.id).

Dengan mengetahui wilayah kepulauan yang terdapat di NTT dan keadaan

kondisis pendidikan di NTT serta upaya pemerintah daerah untuk peningkatan

mutu pendidikan tersebut, maka pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia

dengan pendektan konteksttual dikhususkan untuk siswa SMA kelas X SMA

Seminari Lalian NTT lebih bervariasi disesuaikan dengan kondisi dan situasi

setempat dengan kebiasaan dan adat istiadat yang dihayati dalam masyarakat

setempat dengan harapan dapat meningkatan mutu pendidikan di NTT, khusunya

di Timor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  53

2.5 Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa

Materi pembelajaran bahasa adalah keseluruhan bahan yang akan

diajarkan kepada siswa sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi

dasarnya. Materi pembelajaran merupakan bagian pokok yang tidak boleh

dipisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa

yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran

menempati proses yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum yang harus

dipersiapkan supaya pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran yaitu

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.

Ada beberapa jenis materi pembelajaran menurut BNSP (2006:4) yaitu

fakta, konsep, prinsip, prosedur, sikap/nilai. Pertama, fakta adalah segala yang

berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama obyek, peristiwa, sejarah,

lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen sesuatu benda,

dan sebagainya. Kedua, materi konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-

pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi,

pengertian, khusus, hakekat, inti/isi, dan sebagainya. Ketiga, materi prinsip yaitu

berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi penting yang meliputi dalil,

rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang

menggambarkan implikasi sebab akibat. Keempat, materi prosedur yaitu meliputi

langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu

aktivitas dan kronologi suatu sistem. Kelima, materi sikap atau nilai yaitu

merupakan hasil belajar aspek afektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  54

Dalam BNSP, (2006b:9) terdapat dua pendekatan untuk menentukan

urutan materi pembelajaran yaitu pendekatan prosedural dan pendekatan hierarkis.

Pendekatan prosedural adalah pendekatan yang menggambarkan langkah-langkah

secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan tugas. Pendekatan

hierarkis yaitu pendekatan yang menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang

dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah.

Materi yang akan diajarkan kepada siswa, haruslah memenuhi beberapa

kriteria untuk menyeleksi materi agar tepat digunakan dan mencapai tujuan yang

diharapkan. Adapun kriteria pengembangan materi menurut Puskur (2003:17)

yaitu sahih (valid), tingkat kepentingan (significance), kebermanfaatan (utility),

layak dipelajari (learnability), dan menarik minat (Interest).

Pertama, sahih (valid) yaitu materi pembelajaran yang akan disampaikan

harus benar-benar teruji kebenaranya dan kesahianya. Diharapkan materi yang

disampaikan harus baru, tidak ketinggalan zaman dan dapat memberikan suatu

pengalaman, penambahan pemahaman baru pada siswa. Kedua, tingkat

kepentingan (significance) yaitu dalam memilih materi perlu dipertimbangkan tiga

hal : (1) sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari, (2) penting untuk

siapa, (3) serta di mana dan mengapa penting sehingga materi yang dipilih benar-

benar diperlukan siswa. Ketiga, kebermanfaatan (utility) yaitu materi yang

diberikan diharapkan mempunyai manfaat, memberikan pengetahuan dan

keterampilan kepada siswa baik secara akademis maupun non-akademis.

Keempat, layak dipelajari (learnability) yaitu materi diharapkan layak dipelajari

oleh siswa, baik dari aspek kesulitannya, maupun kelayakan materi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  55

digunakan sehingga memberikan manfaat. Kelima, menarik minat (interest) yaitu

materi hendaknya menarik minat dan dapat memberikan motivasi kepada siswa

untuk mempelajari sehingga akan mengembangkan kemampuan siswa untuk

mengembangkan kemampuanya.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, langkah yang harus dilakukan oleh

perancang materi adalah: (1) mengumpulkan bahan, (2) menyeleksi bahan, (3)

mengurutkan bahan dan membuat penjenjangan bahan, (4) menyajikan bahan, (5)

mengevaluasi bahan (Widharyanto, dkk 2003: 52).

2.5.1 Kriteria Pengembangan dan Penyusunan Bahan Ajar

Untuk menilai berhasil tidaknya pembelajaran di kelas, guru perlu

memperhatikan tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran yang merupakan dasar

bagi pemilihan teknik, bahan ajar, pemilihan alat peraga, serta umpan balik.

Dengan memahami tujuan tersebut, guru dapat dengan mudah merumuskan tujuan

pembelajaran dari pokok bahasan atau sub-pokok bahasan yang akan diajarkan,

(Raestiyah, 1982:56).

Di samping memahami tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran, guru

juga harus memahami pengembangan dan penyusunan bahan ajar. Bahan ajar

yang akan dikembangkan oleh guru harus memenuhi kriteria pengembangan dan

penyusunan bahan ajar. Perlu adanya kriteria pengembangan dan penyusunan

bahan ajar yaitu agar bahan ajar yang dihasilkan sesuai dengan kurikulum yang

berlaku dan sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Dasar kriteria pengembangan

bahan ajar ini adalah analisis kebutuhan pembelajar. Ada tiga kriteria

pengembangan bahan ajar, yaitu (1) tujuan pembelajaran harus sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  56

tujuan pendidikan, (2) materi harus memiliki ciri: keterpaduan, keanekaan,

autentisitas bahan, (3) ada gradasi atau pengurutan materi, meliputi kegiatan

memilih, menyeleksi, mengurutkan, dan mengevaluasi (Firdaus, 1987:4-5).

Pertama, tujuan pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pendidikan.

Rumusan tujuan pembelajaran harus berdasarkan analisis kebutuhan pembelajar

dan sesuai dengan tujuan pendidikan. Tujuan pembelajaran yang telah tercapai

menunjukkan bahwa pembelajar telah menguasai kemampuan komunikatif yang

diberikan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pembelajar.

Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, tercapai pula tujuan pendidikan.

Kedua, materi yang akan dikembangkan harus memenuhi ciri keterpaduan,

keanekaan, keandalan, dan autentik. Yang dimaksud dengan keterpaduan adalah

keterpaduan dari tiga aspek: penggunaan, kebahasaan, dan pemahaman dalam

topik-topik pembelajaran. Yang dimaksud dengan keanekaan adalah keanekaan

atau kebervariasian dalam hal urutan sajian, cara rnemerintah siswa, jenis

aktivitas, jenis latihan, dan pengerjaannya. Yang dimaksud dengan keandalan

adalah bahan ajar yang dikembangkan harus memiliki daya hafal, daya

keterlatihan yang lebih tinggi dari bahan ajar yang sebelumnya. Yang dimaksud

dengan autentisitas bahan adalah bahan yang dipilih harus autentik atau asli.

Ketiga, ada gradasi materi. Peneliti akan memilih bahan yang sesuai dan

tepat untuk pembelajar kelas X. Setelah itu, peneliti menyeleksi bahan-bahan yang

sudah dikumpulkan sesuai dengan aspek pemahaman, aspek kebahasaan, dan

aspek penggunaan. Lalu, peneliti akan mengurutkan bahan-bahan tersebut dengan

urutan alamiah. Terakhir, peneliti akan mengevaluasi bahan-bahan yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  57

disusun agar siap digunakan. Karena bahan ajar tidak mungkin diberikan asal saja,

penyusun bahan ajar (dalam hal ini guru) harus mengetahui langkah-langkah

menyusunan bahan agar nantinya bahan ajar dapat dimengerti siswa dengan baik.

Ada tiga langkah yang harus diperhatikan oleh penyusun bahan ajar.

Pertama, sasaran harus sesuai dengan tujuan. Agar sesuai dengan tujuan, kita

perlu mengadakan analisis kebutuhan pembelajar, dalam hal ini pembelajar di

sekolah kejuruan. Penyusun bahan ajar harus mengetahui lingkup materi yang

akan diberikan, dan membatasi bahan materi berdasarkan kemampuan pembelajar

dan waktu yang tersedia.

Kedua, seleksi bahan/materi dan latihan dengan tepat. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam menyeleksi bahan dan latihan: (1) bahan harus

benar berdasarkan kaidah bahasa, kaidah bentuk, dan pemakaian variasi bahasa,

dan kenyataan kultural masyarakat, (2) bahan harus sesuai dengan sasaran, tingkat

kemampuan siswa, minat dan perhatian pembelajar, tuntutan prinsip pengajaran,

dan etika masyarakat, (3) bahan menarik meliputi isi, bahasa benar, bertumpu

pada hal-hal yang diketahui, memuat informasi baru, latihan merangsang berpikir,

ada gambar, peta, peraga atau ilustrasi yang sesuai dengan teks dan benar dalam

hal urutan dan letak, (4) ada tiga tipe bahan yang dapat diberikan kepada

pembelajar, yaitu bahan yang berhubungan dengan ilmu yang dipelajari, variasi

dari cerita luas, dan percakapan, dan (5) bahan tahan lama, maksudnya adalah

mengandung kebenaran umum.

Ketiga, teknik penyajian berdasarkan urutan penyajian dan pembagian

bahan. Dalam mengurutkan penyajian, kita dapat menggunakan prinsip dari yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  58

mudah ke yang sukar, dan prinsip dari yang paling berguna ke yang kurang

berguna. Tata bahasa dalam kebahasaan tidak diurutkan dari tata bahasa mana

yang mudah untuk didahulukan, dan yang sulit untuk dikemudiankan.

Pertimbangan yang utama adalah berdasarkan kemampuan komunikatif yang

diperlukan pembelajar (Setyaningsih, 1999).

2.5.2 Langkah-Langkah Pengembangan Materi

Menurut Widharyanto, (2003: 55) pengembangan materi dan media

pembelajaran merupakan langkah yang harus dilakukan setelah guru menyusun

silabus pembelajaran. Dalam pengembangan materi dan media pembelajaran

bahasa perlu dipertimbangkan beberapa pendekatan dalam pembelajaran yang

diisyaratkan dalam Kurikulun Hasil Belajar, seperti Student Active Learning

beserta metode dan teknik-tekniknya, pendekatan tematis, dan pendekatan

komunikatif. Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah pengembangan materi

dan media pembelajaran menurut Kurikulum Berbasis Kompetansi (KBK) dengan

uraian sebagai berikut. (1) pilih kompetensi dasar, hasil belajar beserta

indikatornya yang terdapat dalam Kurikulum Hasil Belajar (KHB), (2) uraian

materi yang akan diajarkan harus sesuai dengan indikator hasil belajar yang akan

dicapai, (3) pilih media yang relevan, baik yang berwujud auditif, visual, atau

audio visual, (4) susunan urutan aspek-aspek materi yang akan diajarkan secara

sistematis, (5) berikan uraian singkat setiap aspek materi agar dapat membimbing

siswa untuk mempelajari materi tersebut, (6) sertakan aspek materi yang harus

dipelajari oleh siswa di bawah uraian singkat, (7) sertakan beberapa kegiatan

pembelajaran yang memungkinkan siswa beraktivitas sesuai dengan minat siswa

dan metode serta teknik yang relevan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  59

Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, harus memperhatikan

langkah-langkah pengembangan materi dan media pembelajaran, supaya materi

dan media yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dapat

tersampaikan dengan optimal. Selain itu materi akan mudah diterima oleh siswa

sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2.6 Silabus Pembelajaran Bahasa Indonesia

Silabus merupakan suatu penjabaran operasional suatu kurikulum. Dengan

demikian silabus berisi uraian yang secara teknis lebih rinci daripada kurikulum.

Lebih lanjut Richard (1987) menjelaskan bahwa silabus berisi uraian mengenai isi

suatu bahan pembelajaran, urutan penyajian, pengalokasian waktu, sumber--

sumber evaluasi, dan kegiatan pembelajaran. Silabus merupakan seperangkat

rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaianya. Oleh karena itu,

silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang

saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar.

Ada tujuh komponen silabus yang dapat membantu dan memandu para

guru dalam mengelola pembelajaran, yaitu kompetensi dasar, indikator, hasil

belajar, langkah pembelajaran, alokasi waktu, sarana dan sumber belajar, dan

penilaian. Adapun tujuh komponen silabus itu adalah sebagai berikut.

Pertama, kompetensi dasar. Komponen ini dalam silabus sangat

dianjurkan, hal ini berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan

target kompetensi yang harus dicapai. Kedua, Indikator yaitu merupakan

kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  60

dan menilai ketercapaian hasil belajar serta target kompetensi dasar yang sudah

dicapai. Ketiga, hasil belajar yaitu mencerminkan kemampuan siswa dalam

memenuhi tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.

Hasil belajar harus dapat dicapai siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi, demi

tercapainya tujuan pembelajaran. Keempat, langkah pembelajaran yaitu

merupakan penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting, artinya bagi

materi-materi yang memerlukan prasarat tertentu. Selain itu, pendekatan

pembelajaran yang bersifat spiral (mudah ke sukar, kongkret ke abstrak, dekat ke

jauh) juga memerlukan urutan pembelajaran yang terstruktur. Kelima, alokasi

waktu yaitu untuk mempelajari suatu materi. Di dalam penentuan alokasi waktu

bergantung pada besarnya materi, keluasan materi, dan kedalaman materi.

Keenam, sarana dan sumber belajar yaitu sangat membantu siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Yang dimaksud sarana pembelajaran dalam hal ini

penggunaan media gambar berseri. Ketujuh, penilaian yaitu merupakan

serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data

tentang proses dan hasil belajar siswa. Penilaian merupakan tolak ukur dalam

melihat keberhasilan siswa, apakah kompetensinya dapat tercapai atau tidak.

Berikut ini contoh format silabus yang sesuai dengan KTSP (BNSP, 2006: 19)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  61

Tabe1 2.2 Contoh Format Silbus

Nama Sekolah : ............................................

Mata Pelajaran : ............................................

Kelas/Semester : ............................................

Standar Kompetensi : ............................................

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran

Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajara

2.6.1 Pengembangan Silabus Berdasarkan KTSP

Menurut BNSP (2006:14) silabus adalah rencana pembelajaran pada satu

atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Indikator,

Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber/Bahan/Alat Belajar. Dalam hal ini standar

kompetensi dan kompetensi dasar dijabarkan ke dalam materi pokok

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian untuk penilaian.

Menurut Widharyanto, (2003:37) dalam perencanaan pembelajaran terdapat tiga

unsur penting yaitu (1) tujuan yang berupa kompetensi-kompetensi yang akan

dikembangkan, (2) cara mengembangkan kompetensi tersebut, (3) cara

mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dicapai. Hubungan ketiga unsur

perencanaan pembelajaran disajikan dalam bagan di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  62

PERENCANAA

Bagan 2.1 Tiga unsur dalam pelaksanaan pembelajaran

Menurut BNSP (2006: 14) terdapat delapan prinsip pengembangan

silabus, yaitu ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan

kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Adapun kedelapan prinsip pengembangan

itu adalah sebagai berikut. Pertama, ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan

yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Kedua, relevan. Cakupan, kedalaman,

tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan

tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta

didik. Ketiga, sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi. Keempat, konsisten. Adanya hubungan

yang konsisten (ajeg, taat, dan asas) antara setiap kompetensi dasar, indikator,

materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. Kelima,

memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,

dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

Keenam, aktual dan kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman

belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,

TUJUAN

METODE PENILAIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  63

teknologi, seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

Ketujuh, fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi

keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di

sekolah dan tuntutan masyarakat. Kedelapan, menyeluruh. Komponen silabus

mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

Kedelapan prinsip pengembangan silabus harus dapat tercapai sehingga

kompetensi dasar yang akan dicapai dapat tercapai sesuai tujuan. Di dalam

menyusun silabus perlu memperhatikan prinsip tersebut, hal ini untuk

mengantisipasi supaya arah pembelajaranya tidak salah.

2.6.2 Model Pengembangan Silabus Bahasa Indonesia

Model pengembangan silabus yang digunakan sebagai acuan sesuai

dengan pendekatan Active Learning, dalam hal pengembanganya diharapkan

siswa bisa aktif dalam pembelajaran menulis. Widharyanto (2003:41) menjelaskan

bahwa sebelum menyusun silabus terlebih dahulu harus mencermati tingkat

kedalaman dan keluasan setiap cakupan materi yang ada dalam kompetensi dasar,

hasil belajar, dan indikator hasil belajar. Apabila tingkat keluasan dan kedalaman

cukup, maka pengembangan kompetensi dasar tersebut dapat menjadi satu unit

pembelajaran. Namun apabila kompetensi dasar itu terlalu luas dan dalam

cakupan materinya, maka kompetensi dasar perlu dijabarkan menjadi lebih dari

satu unit pembelajaran. Ada empat model pengembangan silabus bahasa

Indonesia yaitu, pembelajaran berdasarkan satu tuntutan kompetensi secara utuh,

sebagai berikut. Pertama, pembelajaran berdasarkan satu tuntutan kompetensi

secara utuh. Kedua, pembelajaran berdasarkan lebih dari satu kompetensi dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  64

Ketiga, pembelajaran berdasarkan satu atau lebihh hasil belajar dalam satu

kompetensi dasar.

2.6.2.1 Pembelajaran berdasarkan satu tuntutan kompetensi secara utuh

Pembelajaran dirancang dan dikembangkan hanya berdasarkan satu

kompetensi dasar yang ada dalam Kurikulum Hasil Belajar (KHB). Model ini

dapat ditempuh oleh guru manakala cakupan materi yang terdapat dalam satu

kompetensi dasar.

Bagan 2.2 Pembelajaran berdasarkan satu tuntutan kompetensi secara utuh

2.6.2.2 Pembelajaran berdasarkan lebih dari satu kompetensi dasar

Pembelajaran dapat juga dirancang dan dikembangkan dari dua atau lebih

kompetensi dasar dalam Kurikulum Hasil Belajar (KHB). Model ini dapat

ditempuh manakala guru melihat bahwa untuk mencapai dua kompetensi dasar

yang berbeda itu, materi pembelajaranya dapat sama. Cara ini menguntungkan

karena dapat mempercepat penyelesaian keseluruhan kompetensi dalam satu

program semester atau satu program tahunan.

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator  Indikator

Pembelajaran 

……………………… 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  65

Bagan 2.3. Model pembelajaran berdasarkan lebih dari satu kompetensi dasar

2.6.2.3 Pembelajaran berdasarkan satu atau lebih hasil belajar dalam satu

kompetensi dasar

Pembelajaran dapat juga diracang dan dikembangkan dari satu atau lebih

hasil belajar dalam satu kompetensi dasar. Model ini ditempuh manakala dalam

satu hasil belajar, keluasan dan kedalamn cakupan materi pembelajaranya tidak

terlalu kompleks, tetapi justru memiliki kaitan materi. Dalam model pembelajaran

ini satu kompetensi dasar dicapai melalui satu atau lebih unit pembelajaran. Satu

kompetensi dasar dicapai secara berulang-ulang melalui hasil belajar yang

berbeda-beda.

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar 

Hasil BelajarHasil Belajar

Indikator 

Pembelajaran

…………… 

Indikator IndikatorIndikator 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  66

Bagan 2.4 Model pembelajaran berdasarkan satu atau lebih hasil belajar dalam satu kompetensi dasar . 2.6.2.4 Pembelajaran berdasarkan satu atau lebih indikator dalam satu

kompetensi dasar.

Bagan 2.5 Pembelajaran berdasarkan satu atau lebih indikator dalam satu kompetensi dasar.

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar  Hasil BelajarHasil Belajar

Indikator  IndikatorIndikatoIndikator IndikatorIndikator 

Pembelajaran

……………… 

Pembelajaran

……………… 

Kompetensi dasar

Hasil Belajar Hasil Belajar 

Indikator  Indikator IndikatorIndikator

Pembelajaran 

………………………

Pembelajaran

…………… Pembelajaran 

………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  67

Pembelajaran dapat juga diracang dan dikembangkan dari satu atau lebih

hasil belajar dalam satu kompetensi dasar. Model ini ditempuh manakala dalam

satu hasil belajar, keluasan dan kedalamn cakupan materi pembelajaranya tidak

terlalu kompleks, tetapi justru memiliki kaitan materi. Dalam model pembelajaran

ini satu kompetensi dasar dicapai melalui satu atau lebih unit pembelajaran. Satu

kompetensi dasar dicapai secara berulang-ulang melalui hasil belajar yang

berbeda-beda.

2.7 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran tidak hanya

mengembangkan silabus. Silabus secara umum masih luas cakupanya, belum

memuat secara rinci apa yang harus dilakukan guru dan peserta didik dalam

mencapai kompetensi. Oleh karena itu, dalam setiap komponen silabus, guru

dituntut harus membuat perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran

merupakan bagian penting yang harus perhatikan dalam menerapkan KTSP.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan guru yang

berupa rencana atau skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai aktivitas

yang dilakukan siswa bersama guru terkait materi yang akan dipelajari siswa

untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan (Wahab, dkk, 2007:7).

Oleh karena itu, RPP merupakan pedoman yang sangat penting, dalam

keadaan seperti apapun guru harus membuat RPP sebagai pendoman tercapainya

suatu kompetensi. Menurut Mulyasa (2008:157) terdapat dua fungsi RPP dalam

implementasi KTSP, yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  68

pembelajaran dengan rincian sebagai berikut. Pertama, fungsi perencanaan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap

melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Kedua,

fungsi pelaksanaan, yaitu untuk menyukseskan implementasi KTSP, RPP harus

disusun secara sistemastik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa

kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan

demikian, RPP berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran yang

direncanakan.

Dalam proses pengembangan RPP guru harus memperhatikan minat

peserta didik terhadap materi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

dijadikan bahan acuan. Guru tidak hanya berperan sebagai transformator, tetapi

harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu

belajar siswa dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang

sesuai untuk menunjang pembentukan kompetensi dasar. Supaya tercapainya

tujuan dalam setiap kompetensi, berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus

diperhatikan dalam pengembangan RPP dalam penelitian ini. (a) Kompetensi

yang dirumuskan dalam RPP harus jelas. (b) Rencana pembelajaran harus

sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran

dan pembentukan kompetensi peserta didik. (c) Kegiatan yang disusun dan

dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar

yang telah ditetapkan. (d) RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh,

serta jelas pencapainanya. Dalam pengembangan RPP harus menyesuaikan KTSP

dan dilaksanakan sesuai kompetensi yang ingin dicapai. Format satuan pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  69

harus dikembangkan sendiri oleh guru dengan memperhatikan berbagai ketentuan

serta kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik. Berikut merupakan

contoh format RPP.

Tabe1.2 Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Standar Kompetensi :

Indikator :

A. Alokasi Waktu

B. Tujuan Pembelajaran

C. Materi Pembelajaran

D. Metode Pembelajaran

E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi Waktu

1 2

Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

F. Sumber dan Media Pembelajaran

G. Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  70

2.8 Kerangka Berpikir

Bahan ajar ini dikembangkan berdasar kerangka berpikir di bawah ini.

1) Peneliti menentukan subjek penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas X SMA Seminari Lalian NTT.

2) Peneliti menentukan dasar pengembangan bahan bahan ajar yaitu mengacu

pada silabus dan bahan ajar menulis dengan pendekatan kontekstual.

3) Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan mengadakan wawancara

dengan guru bahasa Indonesia SMA Seminari Lalian dan menyebarkan

koesioner kepada siswa SMA Seminari Lalian NTT.

4) Berdasarkan wawancara dan hasil kuesioner peneliti menyusun silabus dan

materi pembelajaran.

5) Hasil penyusunan silabus dan materi pembelajaran bahasa Indonesia dinilai

oleh pakar bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma dan

guru bahasa Indonesia SMA Seminari Lalian Atambua, NTT.

6) Berdasarkan hasil penilaian dengan beberapa catatan sebagai masukan dari

dosen dan guru, peneliti merevisi silabus dan materi pembelajaran.

7) Hasil pengembangan berupa modul pembelajaran menulis dengan

pendekatan kontekstual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  71

Penilaian

Subjek Penelitian

Siswa kelas X SMA Seminari Lalian NTT

Guru Bahasa Indonesia

Wawancara

Kuesioner

Analisis kebutuhan

Silabus dan materi pembelajaran

Guru bahasa Indonesia

Dosen PBSID

Revisi

Pendekatan kontekstual Modul pembelajaran

bahasa Indonesia aspek menulis

Bagan 2.6 Model Kerangka Berpikir

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

72

BAB III

METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN

Bab III berisi tentang metode penelitian. Dalam bab ini dikemukakan

tentang (I) jenis penelitian, (2) model pengembangan, (3) prosedur

pengembangan, (4) subjek penelitian, (5) data penelitian, (6) penilaian produk, (7)

jenis data, (8) instrumen pengumpulan data, (9) teknik analisis data, dan (10)

trianggulasi.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian pengembangan. Penelitian ini

mengembangkan silabus dan materi pembelajaran bahasa Indonesia yang dikemas

dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan metode

kooperatif. Dalam hal ini penelitian pengembangan dimaksudkan menghasilkan

suatu produk silabus dan materi yang berupa modul pembelajaran yang membuat

siswa semakin aktif dalam menulis.

3.2 Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan dalam penyusunan silabus dan

materi menulis untuk siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT ini

berdasarkan pada satu kompetensi dasar. Hal ini didasarkan pada tahap

pencapaian dua kompetensi dasar yang berbeda, materi yang digunakan dapat

sama. Cara ini lebih menguntungkan karena dapat mempercepat penyeleseaian

keseluruhan kompetensi dalam satu program semester atau satu program tahunan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  73

(Widharyanto,2003:42). Dari model ini dapat disusun suatu silabus pembelajaran

dan materi pembelajaran yang sesuai dengan proses pembelajaran menulis di

kelas X. Berikut disajikan model pembelajaran yang hanya didasarkan pada satu

tuntutan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum hasil belajar (KHB). Model

ini dapat ditempuh oleh guru mana kala cakupan materi yang terdapat dalam satu

kompetensi dasar.

Bagan 3.1 Pembelajaran Berdasarkan Lebih dari Satu Kompetensi Dasar

Berdasarkan KTSP, peneliti mengembangakan silabus berdasarkan materi

pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber

belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah. Berikut ini akan disajikan

bentuk pemetaan pembelajaran menulis di kelas X semester I.

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator  Indikator

Pembelajaran

……………………… 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  74

Tabe1 3.1 Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Kelas X

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis Berbahasa 4.Mengungkapkan informasi

dalam berbagai bentuk paragraf (narasif, deksriptif, ekspositif).

4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.

4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif.

Bersastra 8. Mengungkapkan pikiran dan

perasaan melalui kegiatan menulis puisi.

8.1 Menulis puisi lama dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima. 8.2 Menulis puisi baru dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis untuk

siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT terdiri dari analisis

kebutuhan, pengembangan silabus, pengembangan materi, penilaian, dan revisi.

3.3.1. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan siswa SMA Seminari Lalian NTT dilakukan dengan

dua cara, yaitu kuesioner dan wawancara. Kuesioner digunakan untuk mengetahui

informasi dari siswa dengan cara menggunakan angket. Informasi tersebut

diperoleh dari siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT. Sedangkan

wawancara dilakukan dengan guru bahasa Indonesia Seminari Lalian NTT untuk

mendapatkan informasi mengenai proses pembelajaran menulis di kelas X dengan

penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  75

3.3.2. Pengembangan silabus

Pengembangan silabus meliputi empat tahap, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, perbaikan, dan pemantapan. Pertama, tahap perencanaan. Pada tahap

ini penyusun silabus harus mengumpulkan berbagai informasi dan

mempersiapkan referensi yang relevan dengan kompetensi dasar yang ingin

dicapai. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya perpustakaan,

multi media, dan lingkungan.

Kedua, pelaksanaan. Tahap ini penyususn silabus perlu menganalisis

seluruh perangkat Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai kegiatan

pertama. Kegiatan ini menghasilkan pemahaman yang utuh tentang hakekat

Kurikulum Berbasis Kompetensi, Struktur Kurikulum, dan Pelaksanaan

Kurikulum.

Ketiga, tahap perbaikan. Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji ulang

traf silabus yang selesai disusun. Sebelum digunakan, traf silabus dapat

dimintakan masukan kepada guru lain yang lebih profesional, kepala sekolah, ahli

kurikulum, ahli penilaian yang mempunyai kualifikasi dalam bidang tersebut.

Keempat, tahap pemantapan silabus. Tahap ini sebagai suatu rangkaian

yang utuh, silabus yang telah dilaksanakan perlu ditinjau kembali. Catatan-catatan

mengenai berbagai komponen pembelajaran yang diperoleh berdasarkan

pelaksanaan perlu direnungkan dan direfleksikan kembali (Widharyanto, dkk.

2003:43).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  76

3.3.3. Pengembangan materi

Pengembangan materi pembelajaran bahasa menurut Widharyanto dkk.

(2003:55) perlu dipertimbangkan beberapa pendekatan pembelajaran yang

diisyaratkan dalam kurikulum hasil belajar seperti Student Active Learning beserta

metode, dan tekniknya, pendekatan tematis, dan pendekatan komunikatif. Dalam

konteks KBK, pengembangan materi dapat dilakukan melalui beberapa langkah

yaitu sebagai berikut. (a) Mengidentifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar,

dan indikator. (b) Menguraikan materi dan menyesuaikan dengan indikator hasil

belajar. (c) Memilih media yang relevan. (d) Menyusun aspek materi yang

dikembangkan secara sistematis. (e) Memberikan uraian singkat setiap aspek

materi sehingga dapat membimbing siswa mempelajari materi. (f) Menyatakan

aspek materi yang harus dipelajari siswa. (g) Menyatakan beberapa kegiatan

pembelajaran yang memungkinkan siswa beraktivitas sesuai dengan minat siswa

dengan metode dan teknik yang relevan.

3.3.4. Penilaian

Penilaian produk dari dosen dan guru bahasa Indonesia dilakukan untuk

mengukur validitas, efektifitas, dan efisiensi produk yang telah dihasilkan. Hasil

penilaian digunakan untuk merevisi dan menyempurnakan produk.

3.3.5. Revisi

Pada tahap revisi, komponen yang dinilai kurang pada tahap penilaian

akan diperbaiki untuk menyempurnakan produk sehingga memenuhi kriteria

yang ditentukan. Tanggapan, saran atau kritik digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk revisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  77

Supaya arahan pengembangan silabus dapat tercapai dan runtut sesuai

tahapan dan proses pengembangan, maka perlu dibuat bagan. Model

pengembangan silabus yang telah dijabarkan di atas dapat digambarkan dengan

bagan di bawah ini tentang prosedur pengembangan silabus materi tersebut.

Untuk lebih jelas, di bawah ini dijelaskan dalam bentuk bagan.

Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Silabus dan Materi

3.4 Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian pengembangan bahan ajar dengan

pendekatan kontekstual dan metode kooperatif adalah siswa SMA Seminari Lalian

NTT kelas X semester I. Jumlah siswa kelas X Seminari Lalian NTT sebanyak 73

orang yang dibagi dalam tiga kelas. Dalam penelitian ini, peneliti hanya

mengambil satu kelas sebagai sampel yang terdiri dari 21 orang.

Analisis Kebutuhan 

Pengembangan Uji Coba Produk Silabus dan Materi Pembelajaran 

Pengembangan 

Masukan dari Siswa 

Analisis Hasil Uji Coba 

Draf Silabus dengan Materi 

Revisi

Produk Silabus dan Materi 

Penilaian Produk Ahli Perancang Silabus 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  78

3.5 Penilaian Produk

Pelaksanan penilaian produk ini bertujuan untuk mendapatkan masukan,

tanggapan, dan penilaian terhadap kelayakan produk pengembangan dengan

harapan dapat meningkatkan mutu produk pengembangan silabus dan materi

pembelajaran. Produk pengembangan silabus dan matari pembelajaran dinilai

oleh dosen Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Sanata

Dharma dan guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA

Seminari Lalian NTT. Berikut ini kisi-kisi penilaian terhadap produk silabus dan

materi pembelajaran menulis menggunakan pendekatan kontekstual untuk siswa

kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT tahun ajaran 2010/2011.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Terhadap Produk Silabus dan Materi Pembelajaran

Menulis Dengan Pendekatan Kotekstual

I : Sangat tidak setuju

2 : Tidak setuju

3 : Setuju

4 : Sangat setuju

No Pendapat tentang 1 2 3 4Silabus a. Silabus sesuai dengan karakteristik pembelajaran Bahasa

Indonesia untuk kelas X semester I.

1

b. Data (keterangan/bahan yang dapat dijadikan dasar kajian pengembangan bahan ajar) mendukung proses pembelajaran.

Materi a. Adanya kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar.

2

b. Materi pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia khususnya aspek menulis sudah sesuai dengan tingkat kognitif, kepribadian, dan minat siswa kelas X semester I dan dapat dipercaya sebagai bahan untuk mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  79

c. Peyajian materi dalam pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia aspek menulis mendorong keaktifan siswa dalam berpikir dan belajar.

d. Penyajian materi memiliki gradasi (dari yang mudah ke yang sukar).

e. Instruksi yang diberikan pada setiap latihan dalam pengembangan bahan ajar ini sudah jelas.

f. Pengembangan bahan ajar ini sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Teknik a. Penggunaan pendekatan yaitu pendekatan kontekstual

dalam pengembangan bahan ajar ini dapat memotivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia

a. Metode kooperatif dalam pengembangan bahan ajar ini dapat membantu siswa dalam belajar bahasa Indonesia.

3

b. Pendekatan kontekstual dan metode kooperatif sesuai untuk mengembangan bahan ajar bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis.

Gambar a. Gambar yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar

ini sudah menarik bagi siswa.

4

b. Gambar dalam pengembangan bahan ajar ini dapat memudahkan proses menulis.

5. Secara garis besar, bagaimana pendapat Anda terhadap modul ini?

6. Adakah kekurangan dalam penyusunan modul ini?

7. Apa saran dan kritik Anda dalam penyusunan modul ini?

3.6 Prosedur Penilaian

Penilaian produk pengembangan ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap

pertama, silabus dan materi pembelelajaran menulis menggunakan pendekatan

kontekstual dinilai oleh dosen bidang studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Tahap kedua, penilaian dilakukan oleh guru bahasa Indonesia. Adapun

karakteristik penilai yang dipilih adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  80

Tabe1 3.3 Karakteristik Penilai

No Penilai Karakteristik 1 Ahli perancang silabus dan

materi pembelajaran Bahasa Indonesia

a. memiliki kualifikasi keahlian tingkat S3 dalam bidang pengembangan silabus dan materi pembelajaran bahasa Indonesia.

b. memiliki pengalaman dan keterampilan di bidang pembelajaran Bahasa Indonesia

2 Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

a. memiliki kualifikasi keahlian tingkat Sl/S2 bidang studi pendidikan bahasa

b. memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang pembelajaran bahasa Indonesia

(Kurniasari, 2007:47)

3.7 Jenis Data

Data dalam penelitian pengembangan ini berupa data kuantitatif dan data 

kualitatif. Data kuantitatif berupa informasi yang diperoleh dengan menggunakan 

kuesioner kemudian dijelaskan secara kualitatif. Sedangkan data kualitatif berupa 

informasi dan tanggapan, masukan dan saran berdasarkan penilaian ahli perancang

silabus, dan guru hahasa Indonesia kelas X SMA Seminari Lalian NTT yang 

diperoleh melalui wawancara dan kuesioner.

3.8 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dari penelitian pengembangan ini berupa

kuesioner dan wawancara. Berikut ini deskripsi lebih lanjut mengenai kedua hal

tersebut.

3.8.1 Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan memperoleh

informasi mengenai pembelajaran menulis di kelas X semester I SMA Seminari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  81

Lalian NTT. Kuesioner atau angket merupakan serangkaian pertanyaan tertulis

yang ditujukan kepada siswa (dalam penelitian: responden) mengenai masalah-

masalah tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari siswa tersebut

(Nurgiyantoro, 2001:54). Angket kebutuhan dan minat siswa ditujukkan kepada

siswa untuk mengetahui kebutuhan dan minat siswa akan materi menulis dengan

pendekatan kontekstual yang akan dikembangkan oleh peneliti serta topik-topik

yang diinginkan para siswa SMA Seminari Lalian NTT.

Dalam pembuatan instrumen pengumpulan data terlebih dahulu dibuat

kisi-kisi. Kisi-kisi tersebut dibuatkan dalam tabel. Tabel 3.4a merupakan kisi-kisi

pernyataan tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan strategi yang

digunakan dalam pembelajaran menulis di kelas X SMA Seminari Lalian NTT.

Tabel 3.4b adalah kisi-kisi pernyataan tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual yang digunakan dalam pembelajaran menulis di

kelas X SMA Seminari Lalian NTT. Tabel 3.4c adalah kisi-kisi pernyataan

tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif yang

digunakan dalam pembelajaran menulis di kelas X SMA Seminari. Tabel 3.4d

adalah kisi-kisi pembelajaran aspek menulis siswa kelas X semester I SMA

Seminari Lalian NTT. Tabel 3.4e merupakan kisi-kisi tentang topik pembelajaran

menulis. Dan tabel 3.4f merupakan kisi-kisi strategi dan bentuk desain yang

digunakan dalam pembelajaran menulis. Keenam tebel kisi-kisi koesioner keadaan

pembelajaran menulis di kelas X SMA Seminari Lalian NTT adalah sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  82

Tabel 3.4a Kisi-kisi Pernyataan tentang Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dan

Strategi yang Digunakan dalam Pembelajaran Menulis.

No Pertanyaan Jumlah Nomor dalam

instrumen1 Sebelum memulai pelajaran menulis, guru selalu

mempersiapankan siswa. 1 1

2 Dalam setiap pelajaran menulis guru menyampaikan tujuan dan manfaat pelajaran menulis.

1 2

3 Guru mendorong semangat siswa untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia terutama aktivitas menulis.

1 3

4 Guru menggunakan strategi pembelajaran yang menarik perhatian siswa.

1 4

5 Setujukah dengan strategi pembelajaran menulis yang digunakan guru di dalam kelas?

1 5

6 Cara pembelajaran menulis yang menarik akan mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menulis.

1 6

7 Cara penyajian materi menulis yang menarik akan mudah dipahami.

1 7

8 Materi menulis paragraf naratif (cerita berdasarkanurutan waktu dan kejadian/peristiwa) disampiakan dengan baik di kelas.

1 8

9 Materi menulis paragraf deskriptif (menggambarkan tempat/ciri-ciri orang secara jelas) disampaikan oleh guru di kelas dengan baik.

1 9

10 Materi menulis paragraf ekspositif (menjelaskan sesuatu secara jelas, misalnya proses pembuatan ‘tais’) disampaikan dengan baik di kelas.

1 10

11 Materi menulis puisi lama (pantun: jenaka, pantun remaja, pantun orang tua) disampaikan dengan baik di kelas.

1 11

12 Materi menulis puisi baru (puisi ketuhanan, percintaan, dll) disampaikan dengan baik di kelas.

1 12

13 Materi menulis paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, puisi lama dan puisi baru yang saya peroleh menarik.

1 13

14 Tugas/kegiatan yang diberikan dalam menulis menyenangkan.

1 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  83

Tabel 3.4b Kisi-kisi pernyataan tentang Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan

Pendekatan Kontekstual yang Digunakan dalam Pembelajaran Menulis.

No Pertanyaan Jumlah Nomor dalam

instrumen 1 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstual

dalam pembelajaran paragraf naratif. 1 15

2 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstualdalam pembelajaran paragraf deskriptif.

1 16

3 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstualdalam pembelajaran paragraf ekspositifdisampaikan dengan baik di kelas.

1 17

4 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstualdalam pembelajaran menulis puisi lama.

1 18

5 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstualdalam pembelajaran menulis puisi baru.

1 19

6 Setujukah materi menulis paragraf naratif, deskriptif, eskpositif, puisi lama, dan puisi baru menggunakan pendekatan kontekstual?

1 20

Tabel 3.4c Kisi-kisi Pernyataan tentang Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan

Metode Kooperatif yang Digunakan dalam Pembelajaran Menulis.

No Pertanyaan Jumlah Nomor dalam

instrumen1 Guru saya menggunakan metode kooperatif dalam

pembelajaran paragraf naratif. 1 21

2 Guru saya menggunakan metode kooperatif dalam pembelajaran paragraf deskriptif.

1 22

3 Guru saya menggunakan metode kooperatif dalam pembelajaran paragraf ekspositif disampaikan dengan baik di kelas.

1 23

4 Guru saya menggunakan metode kooperatif dalam pembelajaran menulis pusi lama.

1 24

5 Guru saya menggunakan metode kooperatif dalam pembelajaran menulis puisi baru.

1 25

6 Setujukah materi menulis paragraf naratif, deskriptif, eskpositif, puisi lama, dan puisi baru mengguankan metode kooperatif .

1 26

13 Dalam pembelajaran menulis guru saya menggunakan metode pembelajaran berbasis perpustakaan.

1 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  84

No Pertanyaan Jumlah Nomor dalam

instrumen14 Materi pembelajaran menulis yang Anda peroleh di

kelas dapat Anda temukan di perpustakaan, rumah, atau lingkungan sekitar.

1 28

15 Dalam pembelajaran menulis terdapat sumber belajar lain untuk memperdalam materi pembelajaran misalnya, surat kabar, majalah atau internet.

1 29

16 Siswa tertarik dengan pembelajaran menulis yang diajarkan guru.

1 30

17 Banyak manfaat yang saya peroleh dalam pembelajaran menulis.

1 31

Selain kisi-kisi mengenai pembelajaran menulis, berikut ini akan disajikan

mengenai kisi-kisi analisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran menulis siswa

kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT. Dalam analisis kebutuhan terdapat

lima belas pertanyaan yang ditujukan kepada siswa. Dari lima belas pertanyaan

tersebut dibagi menjadi tiga komponen penting yang meliputi (1) kegiatan

pembelajaran aspek menulis, (2) topik pembelajaran menulis, dan (3) strategi

pembelajaran dan bentuk desain yang digunakan.

Tabel 3.4d Kisi-kisi Pembelajaran Aspek Menulis Siswa Kelas X Semester I SMA

Seminari Lalian NTT.

No Butir Pertanyaan Jumlah Nomor dalam

instrumen1 Keadaan menulis dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia di kelas. 1 1

2 Faktor penyebab menulis menjadi sulit 1 2 3 Hal-hal yang lakukan ketika mendapat tugas menulis. 1 3 4 Kegiatan yang dilakukan ketika pembelajaran

menulis. 1 4

5 Bentuk latihan yang paling disukai. 1 5 6 Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, aspek yang

paling disukai. 6

7 Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, aspek yang paling tidak disukai.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  85

Tabel 3.4e Kisi-kisi Topik Pembelajaran Menulis

No Butir Pertanyaan Jumlah Nomor dalam

instrumen 1 Topik yang diinginkan ketika pembelajaran menulis

paragraf narasi. 1 8

2 Topik yang diinginkan ketika pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

1 9

3 Topik apakah yang diinginkan ketika pembelajaran menulis paragraf eksposisi

1 10

4 Topik yang diinginkan ketika pembelajaran menulis puisi lama dan puisi baru

1 11

Tabel 3.4f Kisi-kisi Strategi dan Bentuk Desain yang Digunakan dalam Pembelajaran

Menulis

No Butir Pertanyaan Jumlah Nomor dalam

instrumen 1 Aktivitas pembelajaan menulis yang sangat disuka 1 11 2 Aktivitas pembelajaan menulis yang tidak sangat

disukai 1 12

3 Cara belajar seperti apa yang disukai 1 13 4 Bentuk desain yang diharapkan. 1 14

Tabel di atas merupakan tabel kisi-kisi kuesioner mengenai minat dan kebutuhan

siswa dalam pembelajaran menulis di kelas X SMA Seminari Lalian NTT. Kuesioner

tersebut digunakan untuk mengetahui apa yang menjadi minat dan kebutuhan

siswa dalam pembelajaran menulis di kelas. Melalui pertanyaan-pertanyaan

tersebut diharapkan peneliti dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan siswa

dalam pembelajaran menulis.

3.8.2 Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi dari responden dengan melakukan tanya jawab sepihak (Nurgiyantoro,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  86

2001: 55). Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang

pembelajaran bahasa Indonesia yang komunikatif dan memiliki kompetensi yang

baik, serta mengetahui keefektivitasan produk materi pembelajaran yang telah

diterapkan dalam pembelajaran di kelas nyata. Berikut kisi-kisi pedoman

wawancara yang dilakukan terhadap guru bahasa Indonesia SMA Seminari

Lalian.

1. Metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran.

2. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam merancang pembelajaran.

3. Kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran.

4. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis.

5. Cara mengetahui kebutuhan dan minat siswa.

6. Strategi yang digunakan.

7. Tipe belajar yang disukai siswa.

8. Jenis tes yang digunakan dalam pembelajaran.

3.9 Teknik Analisis Data

Data penelitian pengembangan ini diperoleh dengan kuesioner analisis

kebutuhan, wawancara, dan penilaian produk silabus materi pembelajaran menulis

dengan pendekatan kontekstual. Data dari hasil kuesioner analisis kebutuhan

siswa disajikan secara kualitatif. Teknik analisis data dimulai dengan

mendiskripsikan hasil data yang diperoleh dari kuesioner tanggapan siswa dengan

teknik deskriptif presentase dengan rumus sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  87

Data dari hasil wawancara akan didiskripsikan sebagai bentuk penjelasan

kualitatif. Sedangkan data dari penilaian produk silabus dan materi pembelajaran

menulis dengan pendekatan kontekstual dicari sebagai dasar revisi untuk

meningkatkan kualitas silabus nilai rata-rata pembelajaran. Berikut ini rumus dan

bobot pilihan yang dipergunakan.

Untuk memperjelas dalam proses penilaian modul dan pencarian nilai rata-rata,

berikut akan disajikan kriteria penilaian produk pengembangan dan hasil nilai

rata-rata.

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan bahan ajar

Tingkat Pencapaian Nilai Kualifikasi

85% - 100% 4 Baik sekali 75% - 84% 3 Baik 60% - 74% 2 Cukup 40% - 59% 1 Kurang 0% - 39% 0 Sangat kurang

(Nurgiantoro, 2001:399)

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Penilaian Produk Pengembangan dan Hasil Nilai Rata-Rata

No Pendapat Anda tentang Jumlah Penulai Nilai Rata

1 Program Silabus 2 Materi 3 Gambar 4 Teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  88

3.10 Trianggulasi

Pertama, instrumen yang berupa angket dan bahan ajar dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing. Kedua, peneliti mengkonfirmasikan kepada guru

bahasa Indonesia. Ketiga, bahan ajar yang sudah dikembangkan dinilai oleh dosen

ahli, guru bahasa Indonesia, dan diujicobakan kepada siswa.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

89

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

Bab IV berisi hasil pengembangan. Dalam bab ini disajikan paparan

analisis kebutuhan mengenai pengembangan silabus dan materi pembelajaran

menulis menggunakan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas X semester I

SMA Seminari Lalian NTT yang meliputi: (1) analisis kebutuhan berupa

kuesioner dan wawancara, (2) deskripsi hasil pengembangan silabus dan materi

pembelajaran menulis, (3) penilaian produk berdasarkan penilaian ahli perancang

silabus serta penilaian guru bahasa dan sastra Indonesia kelas X SMA Seminari

Lalian NTT, (4) revisi produk. Hasil pengembangan dipaparkan sebagai berikut.

4.1 Paparan Data Analisis dan Hasil Analisi Kebutuhan

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada bab tiga, peneliti akan

mengembangkan silabus dan materi pembelajaran menulis dengan pendekatan

kontsekstual untuk siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT. Data

analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi kebutuhan siswa kelas

X semester I SMA Seminari Lalian NTT terhadap pembelajaran menulis. Data ini

diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang segala hal yang

berhubungan dengan pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Seminari

Lalian NTT.

Data dapat diperoleh melalui (1) kuesioner yang diisi oleh siswa kelas X

semester I SMA Seminari Lalian NTT dan (2) wawancara dengan guru bahasa

Indonesia SMA Seminari Lalian NTT. Hasil analisis kebutuhan yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  90

peneliti digunakan untuk membuat suatu produk silabus dan materi pembelajaran

menulis menggunakan pendekatan kontekstual.

4.1.1 Hasil Kuesioner

Kuesioner analisis kebutuhan terdiri dari 31 butir pernyataan dan 15 butir

pertanyaan. Kuesioner tersebut terbagi dalam empat bagian yaitu (1) pernyataan

tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan strategi yang digunakan dalam

pembelajaran menulis, (2) pernyataan mengenai penggunaan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran menulis, (3) pernyataan ketertarikan siswa

terhadap metode kooperatif , (4) pertanyaan tentang kebutuhan siswa dalam

pembelajaran menulis. Kuesioner dibagikan kepada siswa kelas X semester I

SMA Seminari Lalian NTT yang terdiri dari 20 siswa.

4.1.1.1 Paparan dan analisis data kuesioner

Bagian pertama mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan strategi

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis. Hal ini diperlukan

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

menulis. Hasil data tersebut digunakan untuk mencapai kompetensi yang akan

dicapai. Dari data yang diperoleh, peneliti dapat mengembangkan langkah--

langkah dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa kelas X

semester I SMA Seminari Lalian NTT.

Bagian ini terdiri dari 15 pertanyaan dengan alternatif jawaban, sangat

tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Hasil kuesioner dapat dilihat

dalam Tabel di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  91

Tabel 4.1a Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dan Strategi yang Digunakan dalam

Pembelajaran Menulis.

Jawaban STS TS S SS

No Pertanyaan

F % F % F % F % 1 Sebelum memulai pelajaran menulis, guru selalu

mempersiapankan siswa. 13 61,9 8 38,0

2 Dalam setiap pelajaran menulis guru menyampaikan tujuan dan manfaat pelajaran menulis.

6 28,5 15 71,4

3 Guru mendorong semangat siswa untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia terutama aktivitas menulis.

8 38,0 13 61,9

4 Guru menggunakan strategi pembelajaran yang menarik perhatian siswa.

6 28,5 15 71,4

5 Setujukah dengan strategi pembelajaran menulis yang digunakan guru di dalam kelas?

15 71,4 6 28,5

6 Cara pembelajaran menulis yang menarik akan mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menulis.

12 57,1 9 42,8

7 Cara penyajian materi menulis yang menarik akan mudah dipahami.

6 28,5 15 71,4

8 Materi menulis paragraf naratif (cerita berdasarkanurutan waktu dan kejadian atau peristiwa) disampaikan dengan baik di kelas.

16 76,1 5 23,8

9 Materi menulis paragraf deskriptif (menggambarkan tempat/ciri-ciri orang secara jelas) disampaikan oleh guru di kelas dengan baik.

9 42,8 12 57,1

10 Materi menulis paragraf ekspositif (menjelaskan sesuatu secara jelas, misalnya proses pembuatan ‘tais’) disampaikan dengan baik di kelas.

1 4,7 1 4,7 9 42,8 10 47,6

11 Materi menulis puisi lama (pantun: jenaka, pantun remaja, pantun orang tua) disampaikan dengan baik di kelas.

8 38 13 61,9

12 Materi menulis puisi baru (puisi ketuhanan, percintaan, dll) disampaikan dengan baik di kelas.

6 28,5 15 71,4

13 Materi menulis paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, puisi lama dan puisi baru yang saya peroleh menarik.

12 57,1 9 42,8

14 Tugas/kegiatan yang diberikan dalam menulis menyenangkan.

11 52,3 10 47,6

F : Frekuensi

% : Presentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  92

Berdasarkan Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 61,9% siswa setuju

sebelum memulai pelajaran guru perlu memeriksa kesiapan siswanya, 38,0%

siswa sangat setuju. Dua puluh delapan koma lima persen siswa setuju apabila

dalam setiap pembelajaran menulis guru selalu menyampaikan tujuan dan manfaat

pembelajaran menulis, dan 71,4% siswa sangat setuju. Tiga puluh delapan persen

siswa setuju apabila guru mendorong semangat siswa untuk mengikuti pelajaran

menulis, dan 61,9% sangat setuju. Guru menggunakan strategi pembelajaran yang

menarik perhatian siswa 28, 5% siswa sangat setuju.

Lima puluh tujuh koma satu persen siswa setuju dengan cara pembelajaran

menulis yang menarik dan mengembangakan siswa dalam belajar menulis, 42,8%

sangat setuju. Dua puluh delapan koma lima persen siswa setuju dengan cara

penyajian materi menulis yang menarik dan mudah dipahami, 71,4% siswa sangat

setuju. Tujuh puluh enam koma satu persen siswa setuju dengan materi menulis

naratif di kelas disampaikan dengan baik dan 23,8% sangat setuju. Empat puluh

dua koma delapan persen siswa setuju materi menulis paragraf deskriptif

disampaikan dengan baik dan 57,1% sangat setuju. Empat puluh tujuh koma

delapan persen siswa setuju dengan materi menulis paragraf ekpositif yang

disampaikan dengan baik dan 47,6% siswa sangat setuju, 4,7 tidak setuju, dan 4,7

sangat tidak setuju. Tiga puluh delapan persen siswa setuju materi menulis puisi

lama di kelas disampaikan dengan baik, dan 61,9% sangat setuju. Dua puluh

delapan koma lima persen siswa setuju dengan materi pembeiajaran menulis puisi

baru di kelas disampaikan dengan baik dan 71,4% siswa sangat setuju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  93

Lima puluh tujuh koma satu persen siswa setuju materi menulis paragraf

naratif, deskriptif, ekspositif, puisi lama, dan puisi baru yang diperoleh menarik

dan 47,8% siswa sangat setuju. Lima puluh dua koma tiga persen siswa setuju

dengan tugas/kegiatan yang diberikan dalam menulis menyenangan dan 47,1%

siswa sangat setuju.

Bagian kedua mengenai penggunaan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran menulis di kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT. Bagian

ini berisi enam butir pertanyaan dengan alternatif jawaban sangat tidak setuju,

tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Hasil kuesioner dapat dilihat dalam Tabel

di bawah ini.

Tabel 4.1b Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis

Jawaban STS TS S SS

No Pertanyaan

F % F % F % F % 1 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstual

dalam pembelajaran paragraf naratif . 2 9,5 5 23,8 14 66,6

2 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran paragraf deskriptif.

2 9,5 9 42,8 10 47,6

3 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran paragraf ekspositif disampaikan dengan baik di kelas.

1 4,7 11 52,3 9 42,8

4 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstualdalam pembelajaran menulis puisi lama.

1 4,7 9 42,8 11 52,3

5 Guru saya menggunakan pendekatan kontekstualdalam pembelajaran menulis puisi baru.

1 4,7 7 33,3 13 61,9

6 Setujukah materi menulis paragraf naratif, deskriptif, eskpositif, puisi lama, dan puisi baru menggunakan pendekatan kontekstual?

1 4,7 7 33,3 13 61,9

F : Frekuensi

% : Presentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  94

Ketika menyampaikan materi guru saya menggunakan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran paragraf naratif di kelas 9,5% siswa tidak setuju,

23,8% setuju, dan 66,6% sangat setuju. Ketika menyampaikan materi guru saya

menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran paragraf deskriptif di

kelas 47,8 setuju, 9,5% tidak setuju, dan 47,6% siswa sangat setuju. Ketika

menyampaikan materi guru saya menggunakan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran paragraf ekspositif di kelas 9,5% tidak setuju, 52,3,8% siswa

setuju, dan 47,8% siswa sangat setuju.

Ketika menyampaikan materi guru saya menggunakan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran menulis puisi lama di kelas 9,5% tidak setuju,

42,8% setuju, dan 52,3% sangat setuju. Ketika menyampaikan materi guru saya

menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis puisi baru di

kelas 33,3% setuju, 9,5% tidak setuju, dan 61,9% sangat setuju.

Bagian ketiga berisi mengenai ketertarikan siswa terhadap metode

kooperatif dalam pembelajaran menulis. Bagian ini terdiri dari dua belas butir

pertanyaan dengan alternatif jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan

sangat setuju. Hasil kuesioner dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  95

Tabel 4.1c Ketertarikan Siswa Terhadap Metode Kooperatif dalam Pembelajaran

Menulis di Kelas

Jawaban STS TS S SS

No Pertanyaan

F % F % F % F % 1 Guru saya menggunakan metode kooperatif

dalam pembelajaran menulis paragraf naratif.1 4,7 10 47,6 10 47,6

2 Guru saya menggunakan metode kooperatifdalam pembelajaran paragraf deskriptif.

2 9,5 11 52,3 8 38,9

3 Guru saya menggunakan metode kooperatifdalam pembelajaran paragraf ekspositifdisampaikan dengan baik di kelas.

1 4,7 6 28,5 14 66,6

4 Guru saya menggunakan metode kooperatifdalam pembelajaran menulis puisi lama.

1 4,7 13 61,9 7 33,3

5 Guru saya menggunakan metode kooperatifdalam pembelajaran menulis puisi baru.

1 17 80,9 13 61,9

6 Setujukah materi menulis paragraf naratif, deskriptif, eskpositif, puisi lama, dan puisi baru mengguankan metode kooperatif .

1 4,7 12 57,1 8 38

7 Dalam pembelajaran menulis (narasi, puisi lama, puisi baru), guru saya menggunakan metode pembelajaran berbasis perpustakaan.

1 4,7 1 4,7 4 19 15 71,4

8 Materi pembelajaran menulis yang Anda peroleh di kelas dapat Anda temukan di perpustakaan, rumah, atau lingkungan sekitar.

10 47,6 11 52,3

9 Dalam pembelajaran menulis terdapat sumber belajar lain untuk memperdalam materi pembelajaran misalnya, surat kabar, majalah atau internet.

1 4,7 7 33,3 13 61,9

10 Siswa tertarik dengan pembelajaran menulis yang diajarkan guru.

7 33,3 14 66,6

11 Banyak manfaat yang saya peroleh dalam pembelajaran menulis.

4 19 17 80,9

F : Frekuensi

% : Presentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  96

Ketika menyampaikan materi, guru saya menggunakan metode kooperatif

dalam pembelajaran menulis paragraf naratif 47,6% setuju 47,6, dan sangat tidak

setuju 4,7 %. Ketika menyampaikan materi guru saya menggunakan metode

kooperatif dalam pembelajaran paragraf deskriptif 52,3% setuju, 38,9 sangat

setuju, dan 9,5 tidak setuju. Ketika menyampaikan materi guru saya menggunakan

metode kooperatif dalam pembelajaran paragraf ekspositif 28,5% setuju, 66,6%

sangat setuju, dan dan sangat tidak setuju 4,7 %. Ketika menyampaikan materi,

guru saya menggunakan metode kooperatif dalam pembelajaran menulis puisi

lama 61,9% setuju, 33,3% sangat setuju, dan sangat tidak setuju 4,7 %. Ketika

menyampaikan materi, guru saya menggunakan metode kooperatif dalam

pembelajaran menulis puisi baru 80,9% setuju, 61,9% sangat setuju, dan tidak

setuju 4,7 %. Setujukah materi menulis paragraf naratif, deskriptif, eskpositif,

puisi lama, dan puisi baru mengguankan metode kooperatif 57,1% setuju, 38%

sangat setuju, dan tidak setuju 4,7%.

Dalam pembelajaran menulis (narasi, puisi lama, puisi baru), guru saya

menggunakan metode pembelajaran berbasis perpustakaan 19,4% setuju, 71,4 %

sangat setuju, tidak setuju 4,7 %, dan sangat tidak setuju 4,7 %. Materi

pembelajaran menulis yang Anda peroleh di kelas dapat Anda temukan di

perpustakaan, rumah, atau lingkungan sekitar 47,6% dan setuju, 52,3 %. Dalam

pembelajaran menulis terdapat sumber belajar lain untuk memperdalam materi

pembelajaran misalnya, surat kabar, majalah atau internet 33,3 % setuju, 61,9 %

sangat setuju, dan tidak setuju 4,7. Siswa tertarik dengan pembelajaran menulis

yang diajarkan guru 33,3 % setuju, dan 66,6 % sangat setuju. Banyak manfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  97

yang saya peroleh dalam pembelajaran menulis 19 % setuju, dan 80,9 % sangat

setuju.

Bagian keempat berisi tentang kebutuhan siswa dalam pembelajaran

menulis. Bagian ini terdiri dari lima belas pertanyaan yang memungkinkan siswa

untuk memilih lebih dari satu jawaban pertanyaa-pertanyaan tertentu. Dari lima

belas pertanyaan tersebut dapat dibagi menjadi tiga komponen penting yang

meliputi (1) aspek kegiatan pembelajaran menulis, (2) topik pembelajaran

menulis, dan(3) strategi pembelajaran dan bentuk desain.

Berdasarkan analisis kebutuhan sebanyak 9,5% siswa berpendapat bahwa

sangat sulit mengenai pembelajaran menulis bahasa Indonesia di kelas, 95,2%

berpendapat bahwa sulit dan 71,4% siswa merasa mudah. Delapan puluh lima

koma tujuh persen siswa berpendapat bahwa faktor pribadi (suka/tidak suka),

merupakan faktor yang membuat menulis menjadi sulit, 76,1% disebabkan karena

kurang latihan, 9,5% karena materi yang disampaikan kurang menarik, dan 4,7%

media kurang mendukung. Hal yang dilakukan siswa ketika mendapat tugas

menulis yang baru dan tidak mengerti, 95,5% memilih bertanya kepada guru,

95,5% memilih membaca buku, 85,7% memilih bertanya kepada teman, dan 4,7%

membiarkan saja. Kegiatan yang dilakukan di kelas ketika mendapat

pembelajaran menulis; 95,2% siswa memilih berlatih menulis, 90,4% memilih

diskusi. Seratus persen siswa berpendapat bahwa bentuk latihan yang paling

disukai adalah membaca dan merangkum hasil bacaan, 95,2% berdiskusi untuk

mengemukakan pendapat, 95,2% menyimak siaran atau berita dan menuliskan

kembali, dan 90,4% menulis berita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  98

Berdasarkan hasil kuesioner tentang aspek pembelajaran menulis di SMA

Seminari Lalian NTT, dapat disimpulkan bahwa para siswa berpendapat bahwa

kegiatan pembelajaran menulis sangat sulit karena faktor pribadi (suka/tidak

suka). Tapi jika para siswa mendapat tugas menulis dan mengalami kesulitan,

biasanya mereka bertanya kepada guru atau membaca buku referensi di

perpustakaan. Selain itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menulis, para siswa

sering mengadakan latihan menulis. Latihan yang paling disukai adalah membaca

dan merangkum (menulis) kembali hasil bacaan tersebut.

Tabel 4.1d Aspek Kegiatan Pembelajaran Menulis

Jawaban No

Pertanyaan F %

1 Keadaan pembelajaran menulis Bahasa Indonesia di kelas. 20 95,2 2 Faktor penyebab menulis menjadi sulit. 18 85,7 3 Hal yang dilakukan ketika mendapat tugas menulis. 20 95,2 4 Kegiatan yang dilakukan ketika pembelajaran menulis. 20 95,2 5 Bentuk latihan yang paling disukai. 21 100

F : Frekuensi

% : Presentase

Topik yang diinginkan ketika pembelajaran menulis naratif 95,2%

memilih pendidikan di Timor, 80,9% memilih kesehatan, 80,9% memilih

lingungan, dan 71,4 memilih sosial. Topik yang diinginkan ketika pembelajaran

menulis paragraf deskriptif 90,5% memilih lingkungan alam di Timor, 80,9%

memilih pendidikan, 76,1% memilih kesehatan, dan71,4% memilih sosial. Topik

yang diinginkan ketika menulis paragaraf ekspositif 85,7 memilih budaya Timor,

71,4 % memilih pariwisata, 66,6% memilih lingkungan, dan 61,9 memilih

pendidikan. Topik yang diinginkan ketika pembelajaran menulis puisi lama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  99

puisi baru 100% memilih percintaan, 71,4% memilih lingkungan, 71,4 memilih

keadaan social, dan 66,6% memilih budaya.

Berdasarkan hasil kuesioner tentang topik-topik yang diinginkan dalam

pembelajaran menulis paragraf narasi, eksposisi, deskripsi, puisi lama dan puisi

baru dapat disimpulkan bahwa para siswa SMA Seminari Lalian NTT memilih

topik atau tema Pendidikan untuk pembelajaran menulis narasi. Sedangkan

Lingkungan Alam untuk pembelajaran menulis deskripsi, Budaya Timor untuk

menulis paragraf eksposisi, dan tema Percintaan untuk menlis puisi lama dan

puisi baru. Oleh karena itu, penulis mengembangkan bahan ajar berdasarkan

tema-tema tersebut.

Tabel 4.1e Topik Pembelajaran Menulis

Jawaban No

Pertanyaan F %

1 Topik apakah yang diinginkan ketika pembelajaran menulis paragraf narasi

20 95,2

2 Topik apakah yang diinginkan ketika pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

19 90,5

3 Topik apakah yang diinginkan ketika pembelajaran menulis paragraf eksposisi

18 85,7

4 Topik apakah yang diinginkan ketika pembelajaran menulis puisi lama

21 100

5 Topik apakah yang diinginkan ketika pembelajaran menulis puisi baru

21 100

F : Frekuensi

% : Presentase

Aktivitas pembelajaran menulis yang sangat disukai siswa 85,7% memilih

inkuiri, 85,7% memilih pembelajaran berbasis perpustakaan, 33,3% kooperatif,

dan 28,5% memilih permainan. Empat puluh tujuh persen siswa tidak menyukai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  100

aktivitas permainan, 23,8% tidak menyukai aktivitas kooperatif, dan 4,7 % tidak

menyukai inkuiri. Sembilan puluh lima koma dua persen siswa menyukai belajar

dengan metode berdiskusi dala kelompok (kooperatif), 42,8% menyukai belajar

dengan metode inkuiri, dan 38 % siswa menyukai metode berbasis perpustakaan.

Selain itu, para siswa mengusulkan tema pendidikan dan budaya untuk

diterapkan dalam pengembangan bahan ajar. Hal ini terlihat dari persentase siswa

yaitu sembilan puluh koma lima persen siswa memilih topik mengenal pendidikan

di Timor yang disajikan peneliti, 90,5% memilih mengenal budaya Timor, 19%

memilih keyakinan di Timor, dan 19% memilih mengenal pendidikan di Timor.

Empat koma tujuh persen siswa mengusulkan topik mengenal pendidikan iman

dan 4,7% mengususlkan topik yang diambil dari kebiasaan sehari-hari

(kontekstual).

Berdasarkan kuesioner tentang strategi pembelajaran dan bentuk desain,

para siswa lebih memilih aktivitas pembelajaran dengan metode inkuiri,

pembelajaran berbasis perpustakaan, dan metode kooperatif. Selain itu, para siswa

mengusulkan metode atau cara belajar lain yaitu diadakan tanya jawab sebelum

pembelajaran berlangsung, ulangan/tes sebelum pembelajaran, dan dalam proses

pembelajaran hendaknya guru menciptakan suasana kekeluargaan agar

pembelajaran tidak membosankan. Hasil dari kuesioner ini menjadi bahan

pertimbangan peneliti dalam pengembangan bahan ajar untuk siswa SMA

Seminari Lalian NTT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  101

Tabel 4.1f Strategi Pembelajaran dan Bentuk Desain

Jawaban No

Pertanyaan F %

1 Aktivitas pembelajaran menulis yang disukai 18 85,7 2 Aktivitas pembelajaran menulis yang tidak disukai 10 47,6 3 Cara belajar yang disukai 20 95,2 4 Topik yang disukai 19 90,5 5 Usulan topik lain 1 4,7

F : Frekuensi

% : Presentase

4.1.2 Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMA

Seminari Lalian NTT dapat diketahui beberapa hal penting berkaitan dengan

minat siswa dan kenyataan pembelajaran bahasa Indonesia kelas X selama ini.

Pertama, saat menyusun rencana pembelajaran guru tidak mengalami

kesulitan tetapi saat menerapkan materi pembelajaran, guru kadang mengalami

kesulitan karena adanya perbedaan kemampuan siswa dalam menangkap suatu

materi. Ilmu-ilmu dasar harus tetap diperhatikan guru dalam pembelajaran

menulis misalnya ejaan, struktur kalimat, pembentukan kata, dll.

Kedua, siswa menyukai penggunaan pendekatan kontekstual dan metode

kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini sesuai dengan

karakteristik siswa pada umumnya (kelas X) yang memiliki tipe bersosialisasi

sesuai usianya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia,

maka peneliti mengembangkan bahan ajar menulis dengan pendekatan

kontekstual dan metode kooperatif. Materi ini dikembangkan peneliti karena

pendekatan kontekstual dan metode kooperatif dalam pembelajaran keterampilan

menulis sangat diminati oleh para siswa di sekolah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  102

Ketiga, siswa membutuhkan instruksi atau arahan yang jelas dalam proses

pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami dengan baik apa

yang harus dilakukan dan siswa dapat lebih aktif terlibat dalam pembelajaran.

Peneliti mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan tersebut. Bahasa yang

digunakan dalam materi pembelajaran ini adalah bahasa yang sederhana dan

mudah dipahami siswa.

Keempat, dalam menerapkan keempat aspek berbahasa, guru bahasa

Indonedia SMA Seminari Lalian NTT berpendapat bahwa siswa SMA Seminari

Lalian NTT lebih menyukai keterampilan menulis daripada ke-3 keterampilan

lainnya. Hal ini terjadi karena para siswa dimotivasi oleh guru bahasa Indonesia

dengan beberapa usaha, di antaranya hasil karya siswa ditempelkan di majalah

dinding kelas, dan jika hasil karya siswa dinilai memenuhi syarat suatu tulisan,

maka tulisan siswa ditempelkan di majalah dinding sekolah, yang dinilai sebagai

hasil karya yang baik. Usaha lain yang dilakukan oleh guru yaitu hasil karya siswa

ditukarkan dengan hasil karya siswa dari sekolah lain. Dengan demikian, para

siswa termotivasi untuk menuangkan ide-ide kreatif yang dimilikinya dalam

bentuk tulisan.

Kelima, seorang guru harus selalu menyajikan pembelajaran menulis yang

terintegrasi dengan keterampilan berbahasa yang lain (membaca, mendengarkan,

dan berbicara). Hal ini sesuai dengan minat siswa terhadap pembelajaran bahasa

Indonesia terutama menulis yang dilengkapi dengan keterampilan berbahasa yang

lain. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengembangkan kegiatan-kegiatan

pembelajaran yang mencakup berbagai keterampilan berbahasa dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  103

kompetensi utama keterampilan menulis. Salah satu contoh, Unit IV Religiusitas

di Timor, selain menulis puisi sebagai tujuan pembelajaran akhir, siswa juga

dilibatkan dalam kegiatan menyimak rekaman pembacaan pantun, membacakan

puisi yang ditulis dalam kelompok, dan mempresentasikan hasil kerja (puisi).

Keenam, materi yang dipelajari harus sesuai dengan perkembangan siswa

kelas X SMA. Siswa kurang menyukai jenis materi yang berupa hafalan, konsep

(menyusun definisi), dan prosedur. Siswa kesulitan memahami apabila siswa

dihadapkan pada materi dengan bentuk hafalan, konsep, dan prosedur. Siswa kelas

X sebaiknya diberikan pemahaman sederhana tentang materi yang dipelajari.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengembangkan materi pembelajaran menulis

dengan menggunakan ketiga jenis materi tersebut dalam porsi yang sedikit.

Peneliti menyajikan permainan-permainan bahasa sehingga siswa lebih tertarik

pada pembelajaran.

Ketujuh, guru menggunakan evaluasi tertulis berdasarkan pemetaan

Kompetensi Dasar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa membutuhkan

penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar mereka mengetahui

kekurangan dan kelebihan hasil kerjanya. Berdasarkan kenyataan dan minat siswa

tersebut, peneliti mengembangkan tes tertulis dalam produk bahan ajar menulis

dalam sebagian unit pembelajaran, yaitu Unit III Mengenal Budaya Timor, dan

Unit IV Percintaan.

Dari hasil wawancara tersebut, peneliti berkesimpulan bahawa para siswa

menyukai pembelajaran kreatif yaitu secara perorangan dan kelompok. Selain itu,

kegiatan pembelajaran yang dilengkapi dengan permainan bahasa disukai oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  104

siswa. Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti menyusun kegiatan

pembelajaran dalam pengembangan bahan ajar dengan melibatkan siswa dalam

aktivitas berkelompok.

4.2 Deskripsi Hasil Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran

Menulis

Silabus pembelajaran menulis didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Dalam pembelajaran menulis kelas X semester I terdapat

lima kompetensi dasar (KD) yang terbagi dalam dua standar kompetensi (SK)

yaitu berbahasa dan bersastra. Pengembangan silabus dan materi pembelajaran

menulis untuk siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT yang sesuai

dengan KTSP dapat dilihat pada pada Tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Pembelajaran Menulis Kelas X Semester I SMA Seminari Lalian NTT

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis Berbahasa 4.Mengungkapkan informasi

dalam berbagai bentuk paragraf (narasif, deksriptif, ekspositif).

4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.

4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif.

Bersastra 8. Mengungkapkan pikiran dan

perasaan melalui kegiatan menulis puisi.

8.1 Menulis puisi lama dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima. 8.2 Menulis puisi baru dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  105

Pada tahap pengembangan silabus, langkah pertama yang dilakukan oleh

peneliti yaitu memilih salah satu kompetensi dasar. Berdasarkan kompetensi

dasar, peneliti merumuskan indikator. Indikator dirumuskan dengan kata kerja

operasional, selain itu peneliti juga merumuskan komponen lain seperti materi

pokok, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, alat/bahan/sumber, dan penilaian.

Setelah pengembangan silabus dilakukan, peneliti mengembangkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dikembangkan untuk melengkapi silabus

yang telah dibuat. Di dalam RPP komponen kegiatan pembelajaran disusun lebih

rinci sesuai dengan formatnya diberi alokasi waktu yang disesuaikan pada

kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Setelah pengembangan RPP selesai dilakukan, peneliti mengembangkan

materi pembelajaran menulis dengan pendekatan kontekstual. Komponen yang

terdapat dalam materi antara lain standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

indikator. Komponen tersebut perlu dicantumkan agar siswa dapat mengetahui

tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada setiap pembelajaran. Bentuk

penyajian materi terdiri dari uraian materi yang dipadukan dengan pendekatan

kontekstual dan latihan-latihan yang disesuaikan dengan materi.

Aktivitas kegiatan pembelajaran dibuat untuk meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran menulis di kelas, begitu juga dengan latihan-latihan

yang dilakukan. Proses pembelajaran kontekstual yang dilakukan sesuai dengan

media gambar yang diberikan dan latihan disesuaikan dengan tingkatan gradasi

kesulitan soal yaitu dari yang mudah kearah yang lebih sukar, sehingga siswa

dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Peneliti memadukan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  106

kontekstual dalam pembelajaran menulis dengan harapan bisa meningkatkan

aktifitas menulis di kelas X. Berikut ini akan dijelaskan hasil pengembangan

masing-masing unit.

a. Unit I (Lampiran 3)

Tema yang digunakan pada unit satu dalam produk silabus dan materi

pembelajaran menulis yang dibuat adalah “Mengenal Pendidikan di Timor”.

Tema tersebut dipilih berdasarkan analisis kebutuhan dan didasarkan kesesuainya

antara materi pembelajaran yang akan diajarkan. Kompetensi dasar yang

digunakan pada pengembangan silabus pembelajaran unit satu yaitu menulis

gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk

paragraf naratif. Berdasarakan kompetensi dasar tersebut, peneliti merumuskan

dua indikator yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Kedua indikator itu

yaitu (1) mengarah pada kemampuan membuat kerangka kejadian/peristiwa

secara runtut, (2) kemampuan menulis paragraf narasi dengan mengurutkan

kejadian atau peristiwa sesuai kerangka paragraf narasi.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu metode kooperatif

(kerja sama secara kelompok). Teknik ini sangat memudahkan siswa dalam proses

memupuk keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok.

Latihan-latihan memungkinkan siswa lebih berpikir aktif untuk menulis

dan melatih kerja sama. Latihan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai yaitu menulis gagasan dengan pola urutan waktu dan tempat dalam

bentuk paragraf naratif, dengan tujuan akhir siswa dapat menulis paragraf narasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  107

b. Unit 2 (Lampiran 3)

Tema yang digunakan pada unit dua dalam produk silabus dan materi

pembelajaran menulis adalah “Lingkungan Alam”. Tema tersebut dipilih

berdasarkan analisis kebutuhan dan disesuaikan dengan kompetensi dasar menulis

kelas X semester l. Pada unit ini pembuatan indikator disesuaikan dengan

kompetensi dasar yang terdapat dalam KTSP yaitu menulis hasil observasi dalam

bentuk paragraf deskriptif. Dalam unit dua ini terdapat dua indikator yang

dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar. kedua indikator tersebut adalah (1)

mengenali ciri-ciri paragraf deskripsi (2) menulis paragraf deskripsi berdasarkan

hasil observasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu

metode kooperatif. Strategi ini memungkinkan siswa untuk belajar bekerja sama

dengan kelompok dan menumbuhkan proses diskusi yang membuat siswa

semakin aktif dalam pembelajaran menulis deskripsi. Latihan yang digunakan

dikombinasikan dengan model kerja sama. Latihan-latihan disesuaikan dengan

tujuan akhir pebelajaran yaitu menulis hasil oservasi dalam bentuk paragraf

deskripsi.

c. Unit 3 (Lampiran 3)

Unit 3 dalam produk pengembangan silabus dan materi pembelajaran

menulis bertema “Mengenal Budaya Timor”. Tema ini didasarkan dari hasil

analisis kebutuhan. Dalam unit 3 ini materi disesuaikan dengan kompetensi dasar

yang ada dalam KTSP yaitu menulis gagasan logis dan sistematis dalam bentuk

ragam paragraf ekposititf. Dalam modul ini, peneliti menyusun indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  108

berdasarkan kompetensi dasar. Terdapat dua indikator yang disusun dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kedua indikator yang dimaksud

adalah (1) mengklasifikasikan pengembangan paragraf eksposisi, (2) menulis

gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk paragraf eksposisi.

Dalam unit ini peneliti menggunakan metode kooperatif yaitu

pembelajaran dengan cara kerja sama dan diskusi kelompok. Dalam model ini

guru mefasilitasi keaktifan siswa dalam belajar menulis melalui proses belajar

dengan kerja sama kelompok sehingga menumbuhkan diskusi. Latihan-latihan

yang diberikan banyak menggunakan model kerjasama dengan pendekatan

kontekstual. Latihan yang diberikan mengarah pada tujuan pembelajaran yaitu

menulis gagasan logis dan sitematis dalam bentuk paragraf eksposisi.

d. Unit 4 (Lampiran 3)

Produk pengembangan silabus dan materi pembelajran menulis pada unit 4

bertema “Percintaan”. Tema tersebut didasarkan pada hasil analisis kebutuhan

pembelajaran menulis kelas X semester I. Kompetensi dasar dalam pembelajran

ini mengarah pada kompetensi bersastra yaitu menulis puisi lama dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima.

Dalam unit 4 ini ada dua kompetensi dasar yang mengarah pada

kompetensi bersastra yang dikemas dalam satu tema, yaitu tema percintaan. Dua

kompetensi dasar tersebut yaitu (1) menulis puisi lama dengan memperhatikan

bait, irama, rima, dan (2) menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama,

rima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  109

Berdasarkan kompetensi dasar yang ada dalam KTSP telah disusun

masing-masing kompetensi dasar terdiri dari dua indikator yang mengarah pada

peningkatan kemampuan siswa untuk aktif dalam menulis puisi lama dan puisi

baru sehingga tercapinya tujuan yang diinginkan. Indikator untuk kompetensi

puisi lama yaitu (1) mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait,

irama, dan rima, (2) menulis pantun/syair dengan memperhatikan bait, irama,

dan rima. Dan indikator untuk kompetensi puisi baru yaitu (1) mengidentifikasi

puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima, (2) menulis puisi baru dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima.

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode kooperatif yaitu

kerjasama dan diskusi dalam kelompok. Dalam penerapan metode ini disesuaikan

pada indikator dengan pendekatan kontekstual. Latihan-latihan yang diberikan

mengarah pada proses keaktifan siswa dalam menulis puisi lama dan puisi baru

dengan pendekatan kontekstual yang mengarah pada daya imajinasi siswa.

Latihan-latihan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu

menulis puisi lama dan puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, rima.

4.3 Paparan Hasil Penilaian Produk

Hasil penilaian produk pengembangan terdiri dari dua penilaian yang

meliputi penilaian dari dosen ahli perancang silabus pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia, dan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia SMA

Seminari Lalian NTT. Hasil penilaian ini digunakan sebagai bahan masukan untuk

revisi pengembangan modul pembelajaran aspek menulis dengan pendekatan

kontekstual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  110

Penilaian dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Seminari

Lalian NTT, Bapak Fransiskus Asisi Manehat, S. Pd. dilakukan pada tanggal 15

Oktober 2010. Sedangkan penilaian dari dosen ahli perancang silabus dilakukan

pada tanggal 19 Oktober 2010 yaitu oleh Dr. B.Widharyanto, M. Pd. dan Dr.

Yuliana Setyaninggsih, M. Pd.

Dari hasil penilaian ahli perancang silabus dan guru bahasa Indonesia di

SMA Seminari Lalian NTT, diperoleh masukan dan saran melalui lembar

penilaian dan konsultasi secara langsung dengan para penilai produk

pengembangan. Adapun berbagai komponen yang dinilai yang berkaitan dengan

relevansi pembuatan modul pembelajaran menulis kelas X SMA Seminari Lalian

NTT dengan rincian sebagai berikut. Pertama, program silabus meliputi:

kesesuain dengan karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia dan pendukung

dalam proses pembelajaran. Kedua, materi yang meliputi: kesesuain penyusunan

indikator dengan materi, kesesuaian isi sesuai dengan tingkat kognitif,

kepribadian, dan minat siswa, penyajian materi mendorong keaktifan siswa dalam

berpikir dan belajar, penyajian materi memiliki gradasi dari yang mudah ke yang

sukar, instruksi yang diberikan dalam setiap latihan sudah jelas, dan kesesuaian

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam KTSP. Ketiga, teknik

meliputi: penggunaan pendekatan dan metode yang dapat membantu dan

memotivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia dan sesuai untuk

mengembangkan keterampilan menulis. Keempat, gambar: meliputi gambar yang

digunakan sudah menarik dan dapat memudahkan proses menulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  111

Selain ada empat penilaian mengenai hasil produk pengembangan,

terdapat tiga pertanyaan sebagai saran dan kritik dalam pembuatan modul.

Adapun ketiga pertanyaan, yaitu (1) secara garis besar bagaimana pendapat Anda

mengenai penyusunan modul pembelajaran ini, (2) adakah kekurangan dalam

penyusunan modul pembelajaran, dan (3) apa saran dan kritik Anda dalam

penyusuna modul pembelajaran ini. Penilaian produk silabus dan materi

pembelajaran menulis yang dilakukan oleh dosen ahli perancang silabus dan guru

bahasa Indonesia SMA Seminari Lalian NTT dapat dikemukakan secara rinci

dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Penilain Produk Silabus dan Materi Pembelajaran oleh Dosen Ahli

Perancang Silabus dan Guru Kelas X SMA Seminari Lalian NTT.

Nilai No Aspek yang dinilai Bobot1 2 3

Rata-Rata

Ket.

Program Silabus a. Sesuai dengan karakteristik

pembelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas X semester I.

3 3 4 83% 1

b. Dapat mendukun proses pembelajaran.

3 3 4 83%

Materi a. Kesesuaian indikator dengan

kompetensi. 3 3 4 83%

b. Isi dan materi sudah sesuai dengan tingkat kognitif kepribadian, dan minat siswa kelas X semester I dan dapat dipercaya sebagai bahan untuk mengajar.

2 3 4 75%

c. Peyajian materi mendorong keaktifan siswa dalam berpikir dan belajar.

2 3 4 75%

d. Penyajian materi memiliki gradasi (dari mudah ke yang sukar).

3 3 4 83%

e. Instruksi yang diberikan pada setiap latihan sudah jelas.

2 4 4 83%

f. Sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dalam kurikulum KTSP.

2 4 4 83%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  112

Nilai No Aspek yang dinilai Bobot1 2 3

Rata-Rata

Ket.

Teknik a. Penggunaan pendekatan kontekstual

dapat memotivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia.

3 3 3 75%

b. Metode kooperatif dalam pembelajaran dapat membantu siswa dalam belajar bahasa Indonesia.

3 3 3 75%

c. Sesuai untuk mengembangan keterampilan menulis.

3 3 3 75%

Gambar a. Gambar yang digunakan sudah

menarik untuk siswa. 3 3 3 75%

b. Gambar dapat memudahkan proses menulis.

3 2 3 66%

  Total  

Berdasarkan data hasil penilaian ahli perancang silabus serta guru Bahasa

dan Sastra Indonesia kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT, masukan

yang diberikan berkenaan dengan produk silabus dan materi pembelajaran

menulis adalah sebagai berikut.

1. Program Silabus

Komponen program silabus dibagi menjadi dua bagian yang pertama,

kesesuaian silabus dengan karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia untuk

kelas X semester I memperoleh nilai rata-rata 83,33% yang berarti komponen

program silabus sudah baik dan bisa diterima. Kedua, program silabus dapat

mendukung proses pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 83%  yang berarti

bahwa komponen ini dapat diterima. Tidak ada revisi yang berkenaan dengan

program silabus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  113

2. Materi

Komponen materi dibagi menjadi enam bagian. Bagian pertama,

kesesuain komponen indikator dengan kompetensi dasar memperoleh nilaia rata-

rata 83,33% yang berarti komponen materi ini sudah baik dan bisa diterima.

Kedua, Isi dan materi sudah sesuai dengan tingkat kognitif, kepribadian, dan

minat siswa kelas X semester I dan dapat dipercaya sebagai bahan untuk mengajar

memperoleh nilai rata-rata 75% hal ini berarti komponen tersebut baik clan bisa

diterima. Ketiga, Peyajian materi mendorong keaktifan siswa dalam berpikir dan

belajar memperoleh nilai rata-rata 75%°. Hal ini berarti penyajian materi sudah

baik dan bisa diterima. Keempat, Penyajian materi memiliki gradasi (dari yang

mudah ke yang sukar) memperoleh nilai rata-rata 83,33% hal ini berarti penyajian

materi sudah sesuai dengan gradasi dari yang mudah ke yang sukar, sehingga

penyajian sudah bisa diterima. Kelima. Instruksi yang diberikan pada setiap

latihan sudah jelas memperoleh nilai rata-rata 83%.  Hal ini menunjukan bahwa

intruksi yang diberikan dalam latihan sudah baik dan bisa diterima. Keenam,

Sesuai dengan standar kompetensi, Kompetensi dasar dalam kurikulum KTSP

memperoleh nilai rata-rata 83%. Hal ini menunjukkan bahwa materi sudah sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetesi dasar dalam KTSP sudah sangat baik

dan bisa diterima.

3. Teknik

Komponen penilaian teknik yang digunakan dalam produk pengembangan

ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama, Penggunaan pendekatan kontekstual

dapat memotivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia  75%. Hal ini penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  114

gambar dan membantu siswa. Kedua, Metode kooperatif dalam pembelajaran

dapat membantu siswa dalam belajar bahasa Indonesia 75%. Dan ketiga, Sesuai

untuk mengembangan keterampilan menulis 75%.  Hal ini menunjukkan bahwa

teknik yang digunakan sudah baik dan sesuai dengan keterampilan menulis.

4. Gambar

Komponen penilaian gambar dibagi menjadi tiga bagian. Pertama,

Gambar yang digunakan sudah menarik untuk siswa memperoleh nilai rata-rata

75%.  Hal ini menunjukan bahwa gambar yang digunakan sudah baik. Kedua,

Gambar dapat memudahkan proses menulis memperoleh nilai rata-rata 66%. Hal

ini menunjukan bahwa gambar sudah cukup bisa mempermudah dalam proses

menulis, akan tetapi perlu sedikit perbaikan guna meningkatkan kualitas gambar

sebelumnya.

Keseluruhan penilain produk pengembangan silabus dan materi

pembelajaran menulis untuk siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT

yang dilakukan oleh ahli perancang silabus dan guru Bahasa Indonesia,

menunjukan bahwa 78,20 % sudah baik dan sudah memenuhi kelayakan produk.

Akan tetapi masih ada beberapa hal yang harus direvisi. Masukan yang diberikan

oleh ahli perancang silabus dan materi bahasa dan sastra Indonesia serta guru

bahasa dan sastra Indonesia terhadap hasil pengembangan silabus dan materi

pembelajaran menulis. Sesuai dengan saran dan masukan yang diberikan oleh ahli

perancang silabus dan materi pembelajaran Bahasa Indonesia serta guru Bahasa

dan Sastra Indonesia SMA Seminari Lalian NTT, peneliti akan melakukan revisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  115

agar pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis dapat lebih

sempurna.

Selain penilaian dari ahli perancang silabus dan guru bahasa dan sastra

Indonesia, terdapat tiga tanggapan mengenai pembuatan produk pengembangan

materi pembelajaran menulis untuk kelas X. Tanggapan tersebut diperoleh dari

dosen ahli perancang silabus, guru bahasa Indonesia SMA Seminari Lalian NTT.

Tanggapan mengenai pembuatan silabus dan materi pembelajaran menulis dapat

digunakan untuk merevisi produk. Berikut tanggapan mengenai produk

pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis untuk siswa kelas X.

Tabel 4.4a. Pendapat Mengenai Penyusunan Modul Pembelajaran

Evaluator Tanggapan

1. Dosen I Ciri-ciri pendekatan kontekstual belum terakomodasi dalam pengembangan materi ini.

2. Dosen 2 Materi kooperatif belum kelihatan implementasinya dalam rancangan dan produk. Modul secara umum sudah cukup baik hanya barangkali memiliki tingkat kesukaran yang tinggi untuk siswa di Belu.

3. Guru Pada umumnya sudah baik, akan tetapi uraian materinya perlu diuraikan lebih rinci. Aspek kolaborasi, komunikasi, refleksi dituankan juga dalam modul.

4. Siswa 1 Pada umumya sudah baik tapi uraian materinya perlu dikembangkan lagi.

5. Siswa 2 Pada umumya sudah baik tapi uraian materinya perlu dikembangkan.

6. Siswa 3 Pada umumya sudah baik tapi uraian materinya perlu dikembangkan.

7. Siswa 4 Secara umum memang telah baik hanya saja perlu ada bagain pengembangan materi sehingga wawasan siswa menjadi luas dan tidak terpaku pada hal itu-itu saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  116

Tabel 4.4b Pendapat Mengenai Kekurangan dalam Penyusunan Modul

Pembelajaran

Evaluator Tanggapan

1. Dosen I Materinya kurang. Aktivitas yang dikembangkan belum masuk bagian kontekstual.

2. Dosen 2 1. Kunci jawaban atau rubrik untuk esai setiap unit belum ada. 2. Tes formatif di akhir modul belum ada. 3. Tidak ada bahan audiovisual untuk modul?

3. Guru Kekurangnannya menurut saya urain materinya sedikit lebih rinci agar siswa dapat mengetahui secara rinci pula.

4. Siswa 1 Ya ada, sebab ciri untuk menentukan satu bentuk itu harus bersifat lebih terperinci yaitu dengan menguraikan ciri-ciri dari masing-masing paragraf agar kita dapat membedakan dan menentukan bentuk-bentuk paragraf.

5. Siswa 2 Ya ada, karena lewat modul ini siswa diberi keterangan lewat materi yang sudah jelas dan ciri ataupun bentuk, ataupun jenis umum dan dari satu paragraf belum ada.

6. Siswa 3 Tidak ada, karena dalam modul ini telah diberikan contoh-contoh yang sudah jelas dan terperinci sehingga tidak menyulitkan pada waktu menulis atau menyusun paragraf.

7. Siswa 4 Ada, misalnya hanya menyuruh siswa untuk berpikir lewat materi saja. Paling kurang harus memberikan gambaran yang masih samar kepada siswa sehingga siswa merasa tertantang untuk mendapatkan jawabannya.

Tabel 4.4c Saran dan Kritik Terhadap Penyusunan Modul

Evaluator Tanggapan

1. Dosen I Materi perlu dilengkapi. Perhatikan pengembangan kontekstual yang mengakomodasikan delapan ciri kontekstual.

2. Dosen 2 Kekurangan pada no.6, sebaiknya dilengkapi. 3. Guru 1. urain materi di tambah lagi

2. materi menulis deskripsi juga dilakukan pengamatan di luar kelas

4. Siswa 1 Apaila seorang mau mengklasifiaksian bentuk paragraf, maka perlu ada satu bentuk ciri dasar agar seseorang mudah menentukan paragraf karena ada beberapa paragraf yang sama, misalnya eksposisi dan persuasi, kedua paragraf ini sama-sama menguraikan sesuatu, maka sangat sulit untuk menentukan bentuk dari kedua paragraf ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  117

Evaluator Tanggapan

5. Siswa 2 Kalau boleh beri penerangan terhadap siswa melalaui satu gambaran yang samar namun menunjuk pada apa yang akan diterangkan sehingga siswa merasa terdorong untuk menemukan titik terang dari gambaran yang samar itu. Cantumkan juga ciri, bentuk umum, dan jenis-jenis paragraf.

6. Siswa 3 Kritik: penyusunan modul ini perlu diperbanyak jumalah dan halamannya. Saran: perlu perbaikan contoh-contoh sehingga lebih memudahkan dalam menulis paragraf.

7. Siswa 4 Penyusunan modul ini sudah baik hanya saja dalam point teknik, objek yang dipakai sebaiknya yang sedang ngetren saat ini sehingga siswa lebih meminatinya.

4.4 Revisi Produk

Berdasarkan hasil penilaian, tanggapan, kritik, dan saran dari para ahli

pengembangna bahan ajar Bahasa Indonesia, guru bahasa Indonesia, dan para

siswa kelas X SMA Seminari Lalian NTT ada beberapa hal yang perlu revisi

dalam modul pembelajaran menulis, yaitu penambahan materi pada modul

pembelajaran, introduksi yang jelas dalam latihan dan tugas, gambar perlu

diperjelas, media pembelajaran ditambah media audio-visual, implementasi

kontekstual dalam modul pembelajaran, serta tes formatif dan kunci jawaban

setiap unit. Selain itu, tingkat kesukaran yang tinggi dalam modul bagi siswa di

Belu. 

Hasil dari para ahli pengembangna bahan ajar Bahasa Indonesia, guru

bahasa Indonesia, dan para siswa kelas X SMA Seminari Lalian NTT dapat

dipergunakan untuk merevisi produk supaya lebih sempurna. Dalam hal ini

peneliti telah merevisi mengenai penambahan materi pada modul pembelajaran,

introduksi yang jelas dalam latihan dan tugas, gambar diperjelas, media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  118

pembelajaran ditambah media audio-visual, implementasi kontekstual dalam

modul pembelajaran serta tes formatif dan kunci jawaban. Selain itu, tingkat

kesukaran yang tinggi dalam modul bagi siswa juga peneliti telah merevisi

sehingga materi mudah dipahami oleh siswa.  Dengan demkian, modul

pengembangan bahan ajar menulis dengan pendekatan kontekstual diharapkan

lebih mengembangkan kognitif siswa.  

 

4.5 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester I SMA

Seminari Lalian NTT. Jumlah siswa sebagai subjek uji coba adalah 20 siswa.

4.6 Hasil Uji Coba Produk Pengembangan

Berikut ini dipaparkan hasil uji coba lapangan atau pengimplementasian

materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan kontekstual secara

langsung di kelas X SMA Seminari Lalian NTT. Kegiatan uji coba lapangan

dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 21 Oktober dan 22

Oktober 2010, bertempat di SMA Seminari Lalian NTT.

4.6.1 Pertemuan Pertama (uji coba I)

Pertemuan pertama uji coba produk pengembangan materi pembelajaran

menulis dengan pendekatan kontekstual dilaksanakan pada hari Kamis, 21

Oktober 2010, pukul 11.15–12.35 WIT atau dua jam pelajaran (90 menit) dengan

jumlah siswa 20 orang. Tema yang digunakan adalah “Mengenal Pendidikan di

Timor”. Kompetensi dasar yang diujicobakan adalah menulis hasil observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  119

dalam bentuk paragraf deskriptif. Secara lengkap keseluruhan silabus dan materi

pembelajaran menulis yang digunakan terlampir. Dalam kegiatan pembelajaran di

kelas, respon yang diberikan siswa sangat baik. Hal itu terlihat dari sikap

keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan tanggapan siswa dalam

lembar penilaian silabus dan materi pembelajaran menulis Siswa SMA Seminari

Lalian NTT (lampiran 6).

Dalam kegiatan uji coba pada pertemuan pertama tersebut, sebelum

kegiatan pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan materi yang

diberikan yaitu menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif dengan

tujuan (1) siswa dapat mengenali ciri-ciri paragraf deskripsi, (2) siswa dapat

menulis paragraf deskripsi berdasarkan hasil observasi, dan (3) siswa dapat

menyunting paragraf deskriptif yang ditulis teman. Setelah penjelasan singkat

dilanjutkan dengan kuis tebak gambar yang terdiri dari lima gambar. Kegiatan ini

lamanya 5 menit. Gambar-gambar tersebut dirahasiakan oleh guru. Guru hanya

membacakan deskripsi dari setiap gambar dan siswa menebak berdasarkan

pendeskripsian itu. Siswa yang menjawab benar diberi point/nilai sebagai

penghargaan. Dengan demikian, semua siswa turut aktif dan senang dengan kuis

tersebut.

Selanjutnya selama 10 menit siswa diberi kesempatan membaca teks (dua

contoh) paragraf deskripsi dan menjawab tiga pertanyaan yang telah disediakan

guru untuk mengidentifikasi ciri-ciri paragraf deskripsi. Ketiga pertanyaan

tersebut adalah sebagai berikut. (1) Manakah penginderaanmu yang paling

merasakan dan menikmati tulisan tersebut? (2) Pendengaran, penglihatan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  120

penciuman, peraba, pengecap, atau kelima-limanya?, Sebutkan objek yang

dideskripsikan pada kutipan tersebut!, (3) Berdasarkan jawaban-jawaban Anda,

simpulkan definisi dan ciri-ciri paragraf deskripsi! Ketiga pertanyaan tersebut

didiskusikan dalam kelompok 4-5 orang. Aktivitas tersebut dilakukan untuk tahap

apersepsi.

Pada kegiatan inti, siswa mengamati objek di luar kelas secara

berkelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Kegiatan itu dilakukan selama 7 menit.

Berdasarkan hasil pengamatan itu, siswa menulis paragraf deskripsi. Kegiatan itu

dilakukan selama 18 menit. Dan selanjutnya hasil kerja dari masing-masing

kelompok dipresentasikan di depan kelas dan kelompok yang belum/sudah

presentasi memberikan tanggapan terhadap kelompok yang presentasi. Tanggapan

tersebut berupa komentar, masukan, saran, atau kritik. Kegiatan itu dilakukan

selama 10 menit. Selanjutnya 5 menit dipakai guru untuk membuat kesimpulan

dari pembelajaran yang baru saja dilakukan. Dan 10 menit terakhir dipakai untuk

refleksi dan penugasan yang masing-masing waktunya 5 menit. Demikialah

penjelasan singkat uji coba produk pengembangan materi menulis dengan

pendekatan kontekstual.

Dalam uji coba produk ini, beberapa kendala yang dihadapi guru adalah

(1) guru harus memberikan pengarahan yang sejelas-jelasnya kepada siswa, (2)

situasi kelas cukup ramai karena siswa berdiskusi dengan teman yang lain, (3)

saat mengadakan observasi atau pengamatan objek di luar kelas siswa sangat

antusias tapi ketika waktu observasi berakhir, siswa cenderung untuk tetap berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  121

di luar kelas, (4) saat presentasi, semua kelompok tidak tampil kecuali kelompok

dua dan emapat yang presentasi karena keterbatasan waktu.

Kemudahan yang dialami selama kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) siswa

cukup antusias, terlihat pada awal pembelajaran, siswa senang dengan kegiatan

“kuis tebak gambar” sehingga dengan spontan dan rebutan untuk menebak

gambar yang dideskripsikan guru, (2) siswa mudah memahami penjelasan dari

guru mengenai kegiatan observasi di luar kelas; (3) dengan pendekatan

kontekstual dengan kegiatan mengamati objek di luar kelas, ketertarikan siswa

untuk belajar cukup besar dan terlihat bersemangat, sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan cukup baik.

4.6.2 Pertemuan Kedua (uji coba II)

Pertemuan kedua uji coba produk pengembangan materi pembelajaran

menulis dengan pendekatan kontekstual dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Oktober

2010, pukul 11.15–12.35 WIT atau dua jam pelajaran (90 menit) dengan jumlah

siswa 20 orang. Tema yang digunakan adalah “Percintaan” Kompetensi dasar

yang diujicobakan adalah menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama,

dan rima. Secara lengkap keseluruhan silabus dan materi pembelajaran menulis

yang digunakan terlampir. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, respon yang

diberikan siswa maupun guru sangat baik. Hal itu terlihat dari sikap keantusiasan

siswa dalam kegiatan pembelajaran dan tanggapan siswa dalam lembar penilaian

silabus dan materi pembelajaran menulis Siswa SMA Seminari Lalian NTT

(lampiran 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  122

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan

materi yang diberikan yaitu menulis puisi baru. Setelah penjelasan singkat selesai,

guru memberikan dua contoh puisi kepada siswa dalam kelompok yang terdiri

dari 4-5 orang. Dalam kelompok, para siswa harus menganalisis puisi tersebut

berdasarkan tema, pilihan kata, dan rima. Hal ini dilakukan untuk memberikan

pemahaman pada siswa agar siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik.

Aktivitas tersebut dilakukan dalam 15 menit untuk tahap apersepsi.

Setelah apersepsi, guru memberikan contoh cara menulis puisi berdasarkan

cuplikan lagu “Everything I Do” siswa menyimak cuplikan lagu tersebut sambil

menuliskan kata-kata kunci. Kegiatan ini dilakukan selama 10 menit. Kemudian

mereka menulis puisi secara berantai dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.

Kegiatan itu dilakukan selama 10 menit. Selanjutnya secara individu, siswa

menulis puisi berdasarkan pengalamannya tentang cinta. Kegiatan menulis puisi

ini dilakukan dalam waktu 10 menit. Kegiatan terakhir dari kegiatan inti adalah

setiap siswa membacakan puisinya di depan kelas. Kegiatan ini dilakukan selama

15 menit. Kegiatan uji coba yang kedua ini ditutup dengan (1) guru

menyimpulkan pembelajara, (2) refleksi, (3) penugasan. Ketiga kegiatan ini

dilaksanakan masing-masing dalam waktu 5 menit.

Demikianlah penjelasan singkat uji coba produk pengembangan materi

menulis dengan pendekatan kontekstual. Dalam uji coba produk, guru tidak

menagalami kesulitan karena (1) siswa cukup antusias, terlihat pada awal

pembelajaran, siswa selalu bersemangat dan tertarik dengan cuplikan lagu yang

digunakan; (2) siswa mudah memahami penjelasan dari peneliti mengenai cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  123

menulis puisi menggunakan kata-kata kunci yang ditemukan dari cuplikan lagu;

(3) dengan media audio-visual, ketertarikan siswa untuk belajar cukup besar dan

terlihat bersemangat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Media audio-visual yang berupa lagu ini juga dapat membantu mereka dalam

berimajinasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

124

BAB V

PENUTUP

Pada BAB V berisi kesimpulan dan saran. Pertama, kesimpulan yang

terdiri dari tiga hal yaitu (1) kajian produk silabus pembelajaran menulis untuk

siswa kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT, (2) kajian produk materi

pembelajaran menulis untuk siswa kelas X SMA Seminari Lalian NTT, dan (3)

implikasi. Kedua, saran yang terdiri dari (1) saran untuk keperluan pemanfaatan

lebih lanjut, (2) saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut, dan (3) saran

untuk para penulis materi pembalajaran.

5.1 Kesimpulan

Hasil dari produk pengembangan ini terdiri atas silabus, materi

pembelajaran menulis dengan pendekatan kontekstual. Produk tersebut telah

direvisi berdasarkan (1) penilaian ahli perancang silabus dan materi pembelajaran

Bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma dan (2) penilaian guru bahasa

Indonesia SMA Seminari Lalian NTT, (3) uji coba produk di kelas X Semester I

SMA Seminari Lalian NTT.

5.1.1 Kajian Produk Silabus Pembelajaran Menulis untuk Siswa Kelas X

Semester I SMA Seminari Lalian NTT

Produk pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis dengan

pendekatan kontekstual untuk siswa kelas X SMA Seminari Lalian NTT dimulai

dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan merupakan suatu cara untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  125

mendapatkan informasi mengenai kebutuhan siswa terhadap materi pembelajaran

menulis.

Data atau informasi tersebut diperoleh melalui kuesioner dan wawancara.

Kuesioner analisis kebutuhan dibagikan kepada 20 siswa kelas X SMA Seminari

Lalian NTT untuk mengetahui minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran

menulis, pelaksanaan pembelajaran menulis, serta kebutuhan siswa dalam

pembelajaran menulis. Wawancara ditujukan kepada guru mata pelajaran bahasa

dan sastra Indonesia SMA Seminari Lalian NTT untuk mendapatkan informasi

mengenai pembelajaran menulis di kelas X dan saran mengenai program

pembelajaran menulis.

Setelah proses analisis kebutuhan yang berupa kuesioner dan wawancara

dilakukan tahapan selanjutnya yaitu mengembangkan silabus yang sesuai dengan

KTSP, yaitu (1) identitas silabus, (2) indikator, (3) materi pembelajaran, (4)

langkah pembelajaran, (5) penilaian, (6) alokasi waktu, dan (7) alat/bahan/sumber.

Sesuai dengan kriteria silabus yang ada dalam KTSP, silabus dapat dikembangkan

kemudian produk tersebut dinilai oleh dosen ahli pembelajaran bahasa Indonesia

dan guru bahasa Indonesia SMA Seminari Lalian NTT.

Hasil dari penilaian silabus dan materi pembelajaran menulis untuk kelas

X semester I sudah sesuai kriteria dengan nilai rata-rata 78,20 % sehingga produk

tersebut dapat diterima. Akan tetapi masih ada beberapa hal yang perlu direvisi

mengenai materi pembelajaran, introduksi, gambar, implementasi kontekstual

serta tes formatif dan kunci jawaban setiap unit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  126

Berdasarkan hasil revisi pada produk pengembangan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa produk silabus dan materi pembelajaran menulis sudah baik

sesuai dengan kriteria penilaian pada bab 3. Sehingga modul pembelajaran sudah

dapat dipergunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran menulis di kelas

X semester I SMA Seminari Lalian NTT.

5.1.2 Kajian Produk Materi Pembelajaran Menulis untuk Siswa Kelas X

SMA Seminari Lalian NTT

Program pengembangan materi pembelajaran menulis disusun berdasarkan

silabus yang telah disusun sebelumnya. Penyusunan materi pembelajaran

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas X semester I SMA Seminari

Lalian NTT dalam memperoleh pembelajaran menulis yang sesuai dengan tingkat

minat dan kebutuhan siswa. Materi yang disusun menggunakan pendekatan

kontekstual untuk meninggkatkan aktifitas pembelajaran menulis siswa.

Proses penyusunan materi disesuaikan pada hasil analisis kebutuhan siswa

kelas X semester I SMA Seminari Lalian NTT. Materi yang sudah jadi dinilai

melalui angket penilaian dan konsultasi secara langsung dengan dosen Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma serta guru Bahasa dan

Sastra Indonesia SMA Seminari Lalian NTT. Materi pembelajaran menulis yang

disusun terdiri atas komponen : (1) tema, (2) kompetensi dasar, (3), indikator, (3)

uraian materi, (4) latihan dan tugas, dan (5) tes formatif . Setelah materi selesai

dikembangkan, produk pengembangan dinilai oleh dosen ahli pembelajaran

bahasa dan guru bahasa Indonesia SMA Seminari Lalian NTT. Hasil penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  127

yaitu produk pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis sudah baik

dan dapat diterima dengan nilai rata-rata 78,20 %.

Selain penilaian dari dosen ahli dan guru bahasa Indonesia, produk

pengembangan ini diujicobakan di kelas X SMA Seminari Lalian NTT. Uji coba

ditujukan untuk mengetahui efektifitas materi yang disampaikan kepada siswa dan

untuk mendapatkan umpan balik yang berupa tanggapan dari siswa mengenai

produk pengembangan. Hasil tanggapan dari siswa digunakan untuk merevisi

mengenai berbagai kekurangan dalam produk pengembangan.

Setelah dilakukan revisi dan konsultasi dengan dosen bahasa dan sastra

Indonesia Universitas Sanata Dharma, dihasilkan produk pengembangan jadi

materi pembalajaran menulis dengan pendekatan kontekstual. Sesuai dengan hasil

penilaian dan revisi yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengembangan materi pembelajaran menulis sudah memiliki kriteria kelayakan

produk dan dapat diterima sebagai bahan pembelajaran menulis untuk siswa kelas

X semester I SMA Seminari Lalian NTT.

5.1.3 Implikasi

Hasil dari produk pengembangan silabus dan materi pembelajaran menulis

dapat diterapkan untuk pembelajaran menulis kelas X semester I SMA Seminari

Lalian NTT. Hal ini karena produk ini didasarkan pada hasil analisis kebutuhan di

SMA Seminari Lalian NTT. Modul pembelajaran ini dapat diterapkan pada

sekolah lain, akan tetapi perlu menyesuaikan model pembalajaran ini dengan

kondisi dan keadaan siswa di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  128

5.2 Saran

Saran-saran dalam pengembangan produk ini diarahkan pada tiga hal yaitu

saran untuk keperluan pemanfaatan produk, saran untuk keperluan

pengembangan lebih lanjut, dan saran untuk para penulis materi pembelajaran.

5.2.1. Saran untuk keperluan pemanfaatan lebih lanjut

Proses pemanfaatan produk pengembangan ini diarahkan bagi peningkatan

kemampuan siswa dalam proses pembelajran menulis. Produk pengembangan

yang dihasilkan ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menulis dengan

model baru sehingga siswa tidak bosan.

Hasil produk pengembangan yang berupa silabus dan materi pembelajran

dengan pendekatan kontekstual akan memudahkan guru dalam menyampaikan

materi. Selain itu produk pengembangan ini juga akan memudahkan siswa dalam

menangkap informasi dan meningkatkan aktivitas pembelajran menulis di kelas

X. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan produk ini yaitu guru perlu

menyesuaikan karakteristik setiap siswa memungkinkan terjadinya sedikit

perubahan dalam proses dengan pendekatan dan metode yang digunakan sehingga

mampu meningkatkan aktivitas kelas.

5.2.2. Saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut

Saran yang perlu dikemukakan untuk keperluan pengembangan lebih lanjut

ada empat hal yaitu sebagai berikut. (1) Penelitian pengembangan ini ditujukkan

pada sekolah menengah umum kelas X semester I. Oleh karena itu,

pengembangan silabus dan materi pembelajran menulis untuk jenjang dan satuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  129

pendidikan yang lain masih dapat dijadikan sebagai topik penulisan skripsi. (2)

Hasil produk pengembangan silabus dan materi yang dikembangkan pada

penelitian ini hanya terbatas pada pembelajran menulis. Oleh karena itu, peneliti

selanjutnya dapat mengembangakan silabus dan materi pembalajaran yang lainnya

seperti membaca, menyimak, dan berbicara. (3) Dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kontekstual dan metode kooperatif. Oleh karena itu,

bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan pendekatan lain. (4) Penelitian ini

hanya terbatas pada produk pengembangan silabus dan materi pembelajran

menulis. Oleh karena itu, peneliti yang lain dapat meneliti dan mengembangkan

komponen-komponen yang lain seperti pengembangan teknik pembelajran, model

penilaian dan sebagainya yang masih relevan untuk diteliti.

5.2.3 Saran untuk para penulis materi pembalajaran

Saran yang perlu dikemukakan untuk para penulis materi pembalajaran ada dua

hal yaitu adalah sebagai berikut. (1) Pengembangan silabus dan materi

pembelajaran hendakanya didasarkan pada hasil analisis kebutuhan dan keadaan

lapangan dan bukan hanya karena pendapat dari orang lain yang belum jelas

kebenaranya. Hal ini perlu dilakukan agar materi yang dihasilakan sesuai dengan

kebutuhan siswa. (2) Pemilihan dan pengembangan materi hendaknya

menggunakan metode tertentu yang jelas tujuannya dan semakin mendukung

dalam proses penyampaian materi. Selain itu media yang digunakan diharapkan

menarik minat siswa dalam belajar, jangan sampai mengganggu aktifitas siswa

dalam belajar. 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

130

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemapuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Pedoman Pengembangun Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.

Bait, Urias, dkk.1987. Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Sekolah Dasar Kabupaten Kupang. Depdikbud: Jakarta.

Firdaus, Zalfahnur Z, Rosmid Rosa.1987. Telaah Kurikulum bahasa Indonesia

SMA. Jakarta: Karunika Universitas terbuka.

Hertiningsih, Ambar. 2003. Pengembangan Silahus dan Materi Pembelajaran

Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 Semester I dan II SD Kanisius Kotabaru. Skripsi. Yogyakarta : USD.

http://karya-ilmiah.um.ac.id; diakses, 7/1/2010.

http://en.wikipedia.org/wiki/Writing; diakses, 3/10/2010.

http://www.nttprov.go.id; diakses, 7/1/2010.

http://www.timorexpress.com; diakses, 7/1/2010.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, Mansyur. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Dasar

Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Bumi Aksara: Jakarta.

Nasution, S. 1982. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT Bina Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  131

Nurani, Monica Dewi. 2009. Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Katerampilan Menulis dengan Media Audio Visual untuk Siswa Kelas VII Semester II SMP Pangudi Luhur Santo Vincentius Sedayu. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah:

Sebuah Pengantar Teori dan Pelaksanaan. Yogyakarta BPFE.

Nugraha, Setya Tri. 2009. Makalah Seminar Nasional yang Diselenggarakan oleh

Program Studi PBSID dalam Rangka Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-54, 5 Desember 2009).

Pranowo. 2009. Makalah Seminar Nasional yang Diselenggarakan oleh Program

Studi PBSID dalam Rangka Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-54, 5 Desember 2009).

Purbadi, Yohanes Djarot. 2010. Tata Suku dan Tata Spasial pada Arsitektur

Pemukiman Suku Dawan di Desa Kaenbaon di Pulau Timor (Disertasi). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Grasindo: Jakarta.

Setiyaningsih, Yuliana. 2009. Makalah Seminar Nasional yang Diselenggarakan oleh Program Studi PBSID dalam Rangka Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-54, 5 Desember 2009.

Sindora. 2004. Pengembangan Materi Pembelajaran Menulis Cerita dengan Media

Gambar untuk Sisswa Kelas III SD Kanisius Kota Baru II Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : USD.

Tarigan. 1989. Pengajaran Kompetensi bahasa. Angkasa: Bandung.

Tarigan, Djago dan H. G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampila Berbahasa. Angkasa: Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  132

Tarigan, Hendri Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.

Tarigan, Heri Guntur. 1990. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarno, dkk.1992. Tata Bahasa Dawan. Depdikbud: Jakarta.

Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia:Untuk SMA Kelak X. Erlangga: Jakarta.

Umar Hamalik. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rossda.

Widharyanto, B, dkk. 2003 Student Active Learning sebagai salah Satu Pendekatan Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Pusat Penelitian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia .PBSID.FKIP.USD.

Wirjosutejo, Muhammad Nurrachmat. 2009. Makalah Seminar Nasional yang

Diselenggarakan oleh Program Studi PBSID dalam Rangka Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-54, 5 Desember 2009.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  133

SILABUS

Nama Sekolah : SMA Seminari Lalian, NTT Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : X Semester : 1 Standar Kompetensi : Menulis Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)

Unit Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian AlokasiWaktu

Sumber/ Bahan/

Alat

UNIT 1

MENGENAL BUDAYA TIMOR

Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif

Paragraf naratif • contoh paragraf

naratif • pola pengembangan

paragraf naratif (urutan waktu, tempat)

• ciri/ karakteristik paragraf naratif

• kerangka paragraf naratif

• penggunaan kata ulang dalam paragraf naratif

• Membaca paragraf naratif.

• Mengidentifikasi struktur paragraf naratif

• Menulis paragraf naratif

• Menggunakan kata ulang dalam paragraf naratif

• Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman

• Mendiskusikan paragraf naratif

• Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif

• Menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa

• Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif

• Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan

Jenis Tagihan: • tugas Individu • praktik • ulangan Bentuk Instrumen: • uraian bebas • pilihan ganda

4 jp buku teks yang terkait dengan naratif buku EyD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  134

kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD.

• Menggunakan kata ulang dalam paragrafnaratif

UNIT 2

MENGENAL

LINGKUNGAN ALAM DI TIMOR

Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif

• Paragraf deskriptif • contoh paragraf

deskriptif • pola pengembangan

paragraf deskripsi • ciri/ karakteristik • paragraf deskriptif • Kerangka paragraf

deskriptif • contoh penggunaan

frasa ajektif dalam paragraf deskriptif

• Membaca paragraf deskripsi

• Mengidentifikasi karakteristik paragraf deskriptif

• Menulis paragraf deskriptif

• Menggunakan frasaajektif dalam paragraf deskriptif

• Menyunting paragraf deskriptif yang ditulis teman

• Mendiskusikan paragraf deskriptif

• Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif berdasarkan hasil pengamatan

• Menyusun kerangka paragraf deskriptif

• Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf deskriptif

• Menggunakan frasa ajektif dalam paragraf deskriptif

• Menyunting paragraf deskriptif yang ditulis teman

Jenis Tagihan: * tugas

individu * praktik * ulangan Bentuk Instrumen: •uraian bebas •pilihan ganda

4 jp buku yang terkait dengan deskripsi buku EyD

UNIT 3

MENGENAL

PENDIDIKAN DI TIMOR

Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf

• contoh paragraf ekspositif

• pola pengembangan paragraf ekspositif

• Membaca paragraf ekspositif

• Mengidentifikasi karekteristik paragraf ekspositif

• Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif

• Menyusun kerangka paragraf ekspositif

Jenis Tagihan: • tugas

individu • praktik • ulangan

buku yang terkait dengan eksposisi buku EyD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  135

ekspositif • contoh penggunaan kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif

• penggunaan kata penghubung dalam paragraf

• Menulis paragraf ekspositif dengan menggunakan kata penghubung yang tepat

• Mengidentifikasi kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif

• Menyunting paragraf ekspositif yang ditulis teman

• Mendiskusikan paragraf eksposistif

• Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf ekspositif dengan menggunakan kata penghubung yang tepat

• Mengidentifikasi kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif

• Menyunting paragraf ekspositif yang ditulis teman.

Bentuk Instrumen: • uraian

bebas pilihan ganda

KESASTRAAN Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi

No Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian AlokasiWaktu

Sumber/ Bahan/

Alat

UNIT 4

MENCINTAI TUHAN DAN

A. Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan

Contoh puisi lama (pantun, syair) • bait • irama

• Membaca puisi lama (pantun, syair)

• Mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan

(1) Mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait, irama, dan rima

Jenis Tagihan: • tugas

individu • produk

4 jp buku kumpulan puisi lama Internet/ media massa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  136

SESAMA rima

• rima • perbedaan

pantun dengan syair

bait, irama, dan rima

• Menulis pantun/ syair dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

• Menyunting puisi lama (pantun/ syair) yang dibuat teman

(2) Membedakan bentuk pantun dan syair

(3) Menulis pantun/ syair dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

(4) Menyunting puisi lama (pantun/syair) yang dibuat teman

Bentuk Instrumen: uraian bebas

B. Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

Contoh puisi baru • ciri-ciri puisi

baru • bait • rima • irama

• Membaca puisi baru

• Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima

• Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

• Menyunting puisi baru yang dibuat teman

(5) Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima

(6) Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

(7) Menyunting puisi baru yang dibuat teman

Jenis Tagihan: • tugas

individu • produk Bentuk Instrumen: • uraian

bebas • pilihan

ganda

4 jp buku kumpulan puisi internet/ media massa

(Contoh Silabus/Model Silabus: Sekolah Mengah Atas dan Madrasah Aliyah;2006:102-107).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

137

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UNIT I

Sekolah : SMA Seminari Lalian NTT

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : X / 1

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Aspek : Menulis

A. Standar Kompetensi :

Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,

deskriptif, ekspositif).

B. Kompetensi Dasar :

Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam

bentuk paragraf naratif.

C. Indikator :

1. Siswa mampu membuat kerangka kejadian/peristiwa secara runtut.

2. Siswa mampu menulis paragraf narasi dengan mengurutkan kejadian

atau peristiwa sesuai kerangka paragraf narasi.

D. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat membuat kerangka kejadian/peristiwa secara runtut.

2. Siswa dapat menulis paragraf narasi dengan mengurutkan kejadian atau

peristiwa sesuai kerangka paragraf narasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  138

E. Materi Pembelajaran

• Narasi adalah kisahan atau jenis wacana yang sifatnya bercerita baik

berdasarkan pengalaman, pengamatan maupun berdasarkan rekaan

pengarang (Gunawan, dkk., 1997:26).

• Pola pengembangan paragraf narasi

Pola pengembangan paragraf narasi harus memiliki satu gagasan pokok

yang didukung oleh gagasan-gaagasan pendukung yang diwujudkan

dalam kalimat-kalimat pendukung. Kalimat-kalimat tersebut berisikan

rangkaian perbuatan yang diurutkan sesuai dengan urutan waktu dan

tempat berlangsungnya (Tukan, 2006:11).

• Ciri/ karakteristik paragraf narasi

Narasi dapat bersifat fakta dan fiksi (cerita rekaan). Narasi yang bersifat

fakta antara lain biografi dan autobiografi, sedangkan yang berupa fiksi

berupa cerpen dan novel (Tim Edukatif, 2007:73).

• Ada lima langkah dalam menulis paragraf narasi, yaitu menetapkan tema

tulisan, menetapkan tujuan tulisan, mengumpulkan bahan tulisan,

membuat kerangka tulisan, dan mengembangkan tulisan.

• Kerangka paragraf narasi

Paragraf narasi disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa secara

kronologis atau berurutan. Perhatikan contoh di bawah ini!

a. Suatu sore aku berjalan-jalan di kota itu

b. Sore jam 17.00 kami tiba di Kupang dan terus ke pelabuhan

Namosain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  139

c. Jam 07.00 pagi hari ketiga waktu Surabaya

d. Jam 09.00 hari keempat kami tiba di Semarang.

• Conto h paragraf narasi

Di bawah ini adalah contoh pengembangan kerangka paragraf narasi di

atas.

“Suatu sore aku berjalan-jalan di kota itu. Seorang bapak kira-kira

empat puluh tahun mendekati aku. Ia langsung akrap denganku. Pria

yang tidak dikenal itu menawarkan kepadaku untuk mengungsi ke Jawa.

Ia berjanji akan menyekolahkanku di sana. Tanpa berpikir panjang aku

setuju. Lalu, aku pamit. Berat rasanya meninggalkan tenda-tenda darurat

itu. Tetapi kupikir masa depan di atas segala-galanya. Aku berangkat

bersama 120 temanku. Kami meninggalkan kamp Haliwen menuju

Kupang dengan menumpang empat bus. Sepanjang jalan aku melihat

banyak tenda. Di depannya berkibar bendera merah putih.

Sore jam 17.00, kami tiba di Kupang dan terus ke pelabuhan

Namosain. Mentari kemerahan tenggelam di balik pulau Semau.

Sinarnya menerpa kapal yang kami tumpangi. Para penumpang berebut

naik ke atas KM Dobonsolo.

Jam 07.00 pagi hari ketiga waktu Surabaya, kami tiba di

pelabuhan Tanjung Perak. Kami seperti bermimpi. Di sana empat bis

Patas telah menanti kami. Barang-barang bawaan kami dinaikan di atas

bis ber-AC itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  140

Jam 09.00 hari keempat, kami tiba di Semarang. Kami berhenti di

depan RS. Karyadi. Keesokan harinya kami menuju Salatiga. Di sana

kami masuk di sebuah kompleks panti asuhan. Lima hari kemudian,

kami dipisahkan. Lima puluh orang berangkat ke Bandung, dua puluh

orang ke Ambarawa. Tiga puluh orang ke Kabupaten Gunung Kidul, dua

puluh orang lagi ke Boro, Sleman-Yogyakarta. Aku ditempatkan di

daerah Boro” (Rosindus JM. Tae, 2006:25-32).

F. Metode Pembelajaran

1. Diskusi kelompok

2. Tanya Jawab

3. Penugasan

4. Presentasi

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Ket.

1 Kegiatan Awal

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Guru memberikan gambaran tentang paragraf

naratif.

5 menit

5 menit

2 Kegiatan Inti

1. Siswa mencermati gambar/foto dalam kelompok

kecil (4-5 orang).

2. Siswa menyusun kalimat dengan memanfaatkan

“tujuh kata Tanya” dalam kelompok.

3. Siswa menjawab pertanyaan yang telah disusun

berdasarkan gambar/foto tsb. Jawaban tsb.

5 menit

10 menit

20 menit

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  141

merupakan hasil pengembangan paragraf narasi.

4. Setiap kelompok memperesentasikan hasil

tulisannya di depan kelas dan kelompok lain

memberi tanggapan.

5. Siswa mengedit tulisannya berdasarkan tanggapan

dari siswa lain.

6. Setelah mengedit, siswa menempelkan tulisan

kelompoknya pada majalah dinding (mading)

sekolah.

10 menit

5 menit

3 Kegiatan Akhir

1. Refleksi

2. Guru menyimpulkan pembelajaran

3. Penugasan.

5 menit

5 menit

5 menit

H. Sumber Pembelajaran

1. Gunawan, Asrom, dkk. 1997. Belajar Mengarang: Dari Narasi Hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ejaan Yang Disempurnakan: Balai Pustaka.

3. Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indinesia untuk SMA kelas X.

Jakarta: Erlangga.

4. Rusmanto. 2004. Rohani: Kesucian Zaman Sekarang. Yogyakarta: Kanisius.

5. Tae, Rosindus J. M. 2006. Mendaur Badai Menepis Resah. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

I. Penilaian:

a. Jenis Tagihan:

1. tugas individu

2. ulangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  142

b. Bentuk Instrumen:

1. uraian bebas

2. pilihan ganda

3. jawaban singkat

Mengetahui Yogyakarta, 10 Oktober 2010

Kepala Sekolah SMA Seminari Lalian Guru Mata Pelajaran

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  143

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UNIT II

Sekolah : SMA Seminari Lalian NTT

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : X / 1

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Aspek : Menulis

A. Standar Kompetensi

Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,

deskriptif, ekspositif).

B. Kompetensi Dasar

Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.

C. Indikator

1. Siswa mampu mengenali ciri-ciri paragraf deskripsi.

2. Siswa mampu menulis paragraf deskripsi berdasarkan hasil observasi

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

3. Siswa mampu menyunting paragraf deskriptif yang ditulis teman.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengenali ciri-ciri paragraf deskripsi.

2. Siswa dapat menulis paragraf deskripsi berdasarkan hasil observasi

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

3. Siswa dapat menyunting paragraf deskriptif yang ditulis teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  144

E. Materi Pembelajaran

1. Pengertian deskripsi adalah tulisan yang berusaha memberikan perincian

atau melukiskan dan mengemukakan objek (orang, tempat, suasana, atau

hal lain).

2. Ciri/karakteristik paragraf deskripsi yaitu ada tiga, yaitu (1) bertujuan

untuk melukiskan suatu objek, (2) paragraf deskripsi berhubungan

dengan hal yang menyentuh pengidera yaitu penglihatan, pendengaran,

penciuman, pengecap atau perabaan yang dijelaskan secara terperinci,

(3) penyajian urutan ruang (perincian disusun secara berurutan, (4) unsur

perasaan lebih tajam dari pada pikiran.

3. Langkah-langkah menulis paragraf deskripsi adalah (1) menentukan

tema tulisan, (2) mengumpulkan bahan tulisan, (3) menyiapkan kerangka

tulisan, (4) mengembangkan tulisan.

4. Contoh paragraf deskripsi

"Tapi tadi sore Mama kelihatan murung sekali. Aku pikir Mama

sedang sakit." Ibuku diam beberapa saat. Ia bangun dari duduknya dan

mencuci periuk untuk menanak nasi. Ia berdiri sebentar sambil

memperbaiki kain tais yang sudah longgar di pinggangnya. "Mama

banyak berpikir tentang hasil ujian akhirmu. Mama takut kalau nanti

kamu tidak lulus ujian."

Aku bisa memahami perasaan ibuku saat itu. Kalau aku sampai

tidak lulus ujian, maka aku harus mengulang setahun lagi di bangku

SMP. Itu sama saja aku mengulang biaya. "Tenang saja, Ma. Aku pasti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  145

lulus. Mama jangan terlalu cemas, nanti sakit." "Mama ingin kamu

lulus agar bisa daftar lagi ke SMA. Kamu ini anak pertama. Kamu

yang harus mengharumkan nama baik suku kita. Tapi Mama lebih

ingin agar suatu saat kamu bisa hidup mandiri. Menemukan

kehidupan yang lebih baik." "Iya Mama, tenang saja, aku pasti lulus.

Masa' Mama tidak percaya aku?" Aku mencoba meyakinkan,

walaupun aku sendiri juga sangat mencemaskan hasil ujian akhirku.

Standar nilai yang ditetapkan dari Departemen Pendidikan

Nasional rasanya terlalu tinggi, sehingga aku juga meragukan hasil

ujian akhirku. "Kalau tidak lulus nanti bagaimana?" Kali ini ibuku

kelihatan lebih serius dan sepertinya mulai cemas lagi. "Mama

percaya saja, aku pasti lulus. Soal-soal ujian kemarin dapat aku

selesaikan dengan cukup baik. Kalaupun sampai tidak lulus juga, aku

bisa ikut ujian ulang." (Paineon, 2009:13-14).

F. Metode Pembelajaran

1. Diskusi kelompok

2. Tanya Jawab

3. Penugasan

4. Presntasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  146

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi Waktu

Ket.

1 Kegiatan Awal

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Guru memberikan gambaran tentang paragraf

deskripsi

5 menit

5 menit

2 Kegiatan Inti 1. Kuis tebak gambar 2. Siswa membaca dua contoh kutipan paragraf

deskripsi dan menandai ciri-cirinya. 3. Siswa mengerjakan latihan dalam kelompok kecil

(4-5 orang). 4. Siswa mengamati objek di luar kelas. 5. Siswa menulis paragraf deskripsi berdasarkan

hasil pengamatannya. 6. Setiap kelompok memperesentasikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas dan kelompok lainmemberi tanggapan.

7. Guru menyimpulkan pembelajaran

5 menit 10 menit 15 menit 7 menit 18 menit 10 menit 5 menit

3 Kegiatan Akhir

1. Refleksi

3. Penugasan.

5 menit

5 menit

H. Sumber belajar/bahan :

1. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

2. Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

3. Gunawan, Asrom, dkk. 1997. Belajar Mengarang: Dari Narasi Hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga.

6. Depdiknas. Ejaan Yang Disempurnakan: Jakarta: Balai Pustaka.

7. Paineon, Ruben. 2009. Unu. Yogyakarta: Juxtapose.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  147

I. Penilaian

Jenis Tagihan:

1. tugas individu

2. ulangan

Bentuk Instrumen:

1. uraian bebas

2. pilihan ganda

3. jawaban singkat

Mengetahui Yogyakarta, 10 Oktober 2010

Kepala Sekolah SMA Seminari Lalian Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  148

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UNIT III

Sekolah : SMA Seminari Lalian NTT

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : X / 1

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Aspek : Menulis

A. Standar Kompetensi

Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,

deskriptif, ekspositif).

B. Kompetensi Dasar :

Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf

ekspositif.

C. Indikator

1. Siswa mampu mengklasifikasikan pengembangan paragraf eksposisi

2. Siswa mampu menyusun kerangka paragraf ekspositif.

3. Siswa mampu menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk

paragraf eksposisi.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengklasifikasikan pengembangan paragraf eksposisi.

2. Siswa mampu menyusun kerangka paragraf ekspositif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  149

3. Siswa dapat menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk

paragraf eksposisi.

E. Materi Pembelajaran

1. Eksposisi adalah tulisan yang berusaha menerangkan, menjelaskan, dan

menguraikan masalah, persoalan, atau ide yang dapat memperluas

pandangan pembaca (Asrom Gunawan, dkk., 1997:42).

2. Syarat menulis paragraf eksposisi yaitu (1) penulis harus mengetahui

masalah atau persoalan yang akan ditulis. (2) penulis harus mempunyai

kemampuan unmtuk menganalisis persoalan secara jelas dan konkret.

3. Ada lima langkah dalam menulis eksposisi, yaitu menetapkan tema

tulisan, menetapkantujuan tulisan, mengumpulkan bahan tulisan,

membuat kerangka tulisan, dan mengembangkan tulisan.

4. Contoh paragraf ekspositif

Boti merupakan desa terakhir di Timor yang masih

mempertahankan adat dan tata cara kehidupan sesuai tradisi nenek

moyang mereka dengan sangat ketat. Tidak seperti di daerah lainnya di

Timor, agama Kristen tidak pernah masuk ke daerah ini. Pelanggaran

terhadap aturan dapat menyebabkan pengucilan.

Penduduk Boti hanya menggunakan pakaian yang mereka tenun

dari benang katun yang mereka pintal sendiri demikian pengakuan

mereka. Meski begitu, kami melihat beberapa perempuan Boti memakai

kaus bertanda gambar partai politik. Boleh jadi, kaus-kaus itu hasil

pembagian cuma-cuma semasa kampanye beberapa waktu lalu. Rupanya

memang pengaruh dunia luar terlalu sulit dihindari sepenuhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  150

Di sisi lain, tradisi yang mereka pertahankan ini pula yang

memberi tambahan pemasukan bagi penduduk Boti. Pasalnya, banyak

wisatawan mancanegara yang berkunjung ke tempat ini, termasuk

penjualan tenun ikat yang semakin banyak diminati. Di perkampungan ini

terdapat beberapa umekebubu, rumah khas Timor. Satu umekebubu

ditempati Ratu Boti dan lainnya oleh anggota keluarga Kerajaan Boti.

Sedangkan Raja Boti sendiri beristirahat di bangunan yang lebih

menyerupai lopo, tempat pertemuan. Bangunan ini berbentuk bundar

tanpa dinding dengan atap lontar menyerupai bentuk kubah dan menutupi

sebagian besar bagian samping.

Seperti lopo, umekebubu berbentuk kubah pula tetapi tertutup

hingga ke tanah. Pintunya terletak di satu sisi bangunan tersebut,

tingginya tidak lebih dari satu meter sehingga mereka yang akan masuk

ke umekebubu harus berjongkok.

Umekebubu selain berfungsi sebagai kamar bagi para perempuan

juga sebagai dapur. Bagian atas kubah umekebubu biasanya dipergunakan

sebagai tempat penyimpanan terutama hasil pertanian. Asap yang timbul

dari dapur membuat hasil pertanian tersebut tahan lama.

Tepat di bagian belakang istana raja Boti, terdapat tempat pertemuan,

lopo, yang lebih terbuka dengan lantai berupa tumpukan batu marmer

yang belum dipoles. Bangunan ini disangga oleh empat pilar mewakili

empat klan yang membantu Raja Boti. Di sinilah, Raja Boti dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  151

masyarakatnya bertemu mendiskusikan masalah-masalah di wilayah

mereka.

Penduduk Boti tidak lebih dari 319 jiwa, sebagian tinggal di sekitar istana

dan sebagian lagi di perkampungan sekitar. Mereka memeluk

kepercayaan yang disebut dengan Halaika. Pemeluk Halaika dilarang

untuk berpindah kepercayaan. Warga luar Boti yang menikah dengan

warga Boti diharuskan memeluk Halaika. Bila warga Boti memutuskan

berpindah kepercayaan maka ia harus keluar dari Boti, seperti yang

dialami oleh putra sulung sang Raja sendiri.

Perkampungan ini terasa teduh dengan rimbunnya daun-daun

lontar, pohon kelapa dan pisang. Suasana kampung terasa damai, dari jauh

terdengar suara kokok ayam dan anjing yang menggonggong. Rasanya

waktu berhenti berputar di sini. Boleh jadi justru kedatangan kami ke desa

ini mengusik kepolosan mereka dan memutar jarum jam lebih cepat serta

membawa mereka ke abad XXI tanpa disadari. Pasti sangat sulit bagi Raja

dan masyarakat Boti untuk tetap mempertahankan tradisi dengan besarnya

tekanan dari dunia modern.

Perjalanan menuju Boti dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua

jam dari So’e, ibu kota Timor Tengah Selatan. Jalannya berliku-liku, naik

turun bukit kapur. Hanya setengah perjalanan saja yang bisa kita nikmati

jalanan beraspal selebihnya jalanan berbatu sehingga mengguncang-

guncang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  152

Sepanjang jalan menuju ke Boti kita akan disuguhi pemandangan

panorama kering dan tandus. Maklum saja, bumi Timor sudah sejak

beberpa waktu tak dibasahi hujan. Sekalipun demikian, suasana yang

terasa adalah damai dengan lambaian nyiur pohon kelapa dan barisan

pohon lontar yang tahan terhadap alam kering seperti di Timor ini

(http://lagulamaku.blogspot.com).

F. Metode Pembelajaran

1. Diskusi kelompok

2. Tanya Jawab

3. Penugasan

4. Presentasi

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Ket.

1 Kegiatan Awal

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Guru memberikan gambaran tentang paragraf

eksposisi

5 menit

5 menit

2 1. Siswa membaca teks bacaan dan

membedakan macam-macam paragraf (narasi,

deskripsi, eksposisi, persuasi, dan

argumentasi).

2. Siswa membaca teks bacaan untuk

mengklasifikasikan macam-macam paragraf

eksposisi (definisi, proses, klasifikasi,

identifikasi, narasi, dan perbandingan).

5 menit

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  153

3. Siswa mencermati potongan gambar, memilih

salah satu gambar dan menulis dengan pola

pengembangan paragraf eksposisi sesuai

dengan ketentuan yaitu kelompok satu

menulis mengembangkan karangan eksposisi

definisi, kelompok kedua ekposisi proses dst.

4. Siswa saling menukar hasil kerja untuk

mendapat masukan/koreksi dari kelompok

lain.

5. Siswa membetulkan hasil kerja sesuai

masukan dari kelompok lain.

6. Siswa mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas.

25 menit

10 menit

5 menit

15 menit

3 Kegiatan Akhir

1. Refleksi

2. Guru menyimpulkan pembelajaran

3. Penugasan.

5 menit

5 menit

5. menit

H. Sumber belajar/bahan :

1. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

2. Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

3. Gunawan, Asrom dkk. 1997. Belajar Mengarang: Dari Narasi Hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga.

4. Depdiknas. Ejaan Yang Disempurnakan: Jakarta: Balai Pustaka.

5. (http://lagulamaku.blogspot.com).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  154

I. Penilaian

Jenis Tagihan:

1. tugas individu

2. ulangan

Bentuk Instrumen:

1. uraian bebas

2. pilihan ganda

3. jawaban singkat

Mengetahui Yogyakarta, 10 Oktober 2010

Kepala Sekolah SMA Seminari Lalian Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  155

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UNIT IV A

Sekolah : SMA Seminari Lalian NTT

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : X / 1

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Tahun Pelajaran : 2010/2011

A. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi.

B. Kompetensi Dasar :

Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan rima.

C. Indikator

1. Siswa mampu mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan

bait, irama, dan rima.

2. Siswa mampu menulis pantun/ syair dengan memperhatikan bait, irama,

dan rima.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait,

irama, dan rima.

2. Siswa dapat menulis pantun/ syair dengan memperhatikan bait, irama, dan

rima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  156

E. Materi Pembelajaran

1. Puisi adalah ragam sastra yang terkait oleh irama (KBBI, 2005 : 903).

2. Bait adalah kumpulan larik sajak yang menjadi satuan struktur sajak yang

ditentukan oleh jumlah larik atau pola irama (Abdul Rozak Zaidan, dkk,

2004:40).

3. Rima adalah pengulanganbunyi berselang, baik di dalam larik maupun

pada akhir sajak yang berdekatan. Bunyi yang beriramam itu ditampilkan

oleh tekanan, nada tinggi atau perpanjangan suara (Abdul Rozak Zaidan,

dkk, 2004:171).

4. Irama adalah alunan bunyi dalam pembacaan puisi atau tembang yang

ditimbulkan oleh peraturan rima dan satuan sintaksis yang dapat

diwujudkan dalam tekanan yang mengeras lembut, tempo yang mencepat

lambat, dan nada yang meninggi rendah di antara batas-bats yang

diwujudkan dalam jeda atau yang biasa disebut ritme (Abdul Rozak

Zaidan, dkk, 2004:90).

5. Puisi lama adalah puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat (hasil

ciptaan masyarakat lama). Bentuk puisi lama yaitu pantun, syair, karmina,

talibun, gurindam, mantra, bidal, dan seloka (Abdul Rozak Zaidan, dkk,

2004:162).

a. Pantun adalah bentuk puisi Indonesia, tiap baris terdiri atas empat

baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik terdiri atas empat kata, baris

pertama dan kedua biasanya untuk tumpuan saja dan baris ketiga

merupakan isi (KBBI, 2005 ; 827).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  157

Contoh Pantun :

Buah mengkudu kusangka manis

Kandis terletak dalam pulam

Gula madu kusangka manis

Manis lagi senyummu tuan

Daripada makan mentimun

Lebih baik makan ketela

Daripada duduk melamun

Lebih baik kita berdoa

b. Syair adalah bentuk puisi melayu lama yang tiap baitnya terdiri atas

empat larik dengan rima yang sama. Isinya berupa cerita yang

mengandung mite, unsure sejarah, unsure agama, atau rekaan

belaka.sifatnya menghibur dan mendidik (Abdul Rozak Zaidan, dkk.

2004:197).

Contoh Syair

Syair Si Burung Pungguk

Pungguk bangsawan hendak meniti

Tidak diberi kakanda satir

Adinda jangan tuan bersyair

Jikalau tuan guruh dan petir

Inilah taman orang bahari

Pungguk, wahai jangan tuan ke mari

Bukannya tidak kakanda beri

Jikalau tuan digoda peri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  158

c. Karmina adalah pantun dua seuntai (pantun kilat), baris pertama

sebagai sampiran, baris kedua berupa sindiran dengan rumus rima a a

(KBBI, 2005 : 509).

Contoh Karmina :

Jarum dulu barulah kaca

Senyum dulu barulah baca

Kayu lurus dalam lalang

Kerbau kurus banyak tulang

d. Talibun adalah puisi lama yang jumlahnya lebih dari 4 baris, biasanya

antara 16-20 baris, serta mempunyai persamaan bunyi pada ahkir baris

(KBBI, 2005 : 1128).

Contoh Talibun :

Permata jatuh ke rumput,

Jatuh ke rumput gilang-gilang,

Ditempuh dilanda jangan,

Rumput sarat sela bersela

Di mata sungguh pun luput,

Di hati tidak kunjung hilang,

Siang menjadi angan-angan,

Malam menjadi impian pula.

e. Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri atas dua larik

bersajak a a. Baris pertama merupakan sebab atau syarat dan baris

kedua merupakan akibat atau kesimpulan; keduanya merupakan

kesatuan yang utuh dan isinya biasanya merupakan nasehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  159

Contoh gurindam:

Barang siap meninggalkan zakat

Tiadalah hartanya beroleh berkat

(Abdul Rozak Zaidan, dkk, 2004:80).

f. Mantra adalah doa dalam agama Hindu, puisi Melayu lama yang

dianggap mengandung kekuatan gaib, yang biasanya diucapkan oleh

pawang atau dukun untuk mempengaruhi kekuatan alam semesta atau

binatang.

Contoh mantra:

Pulanglah engkau kepada rimba sekampung

Pulanglah engkau kepada rimba yang besar

Pulanglah engkau kepada gaun gunung

Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berhulu

Pulanglah engkau kepada kolam yang tidak berorang

Pulanglah engkau kepada mata air yang tiada kering

Jika engkau tidak kembali, matilah engkau

(Abdul Rozak Zaidan, dkk, 2004:127).

g. Bidal adalah peribahasa atau pepatah yang mengandung nasehat dan

sindiran dalam bentuk kalimat singkat dengan memperhitungkan rima

atau keindahan bunyi.

Contoh bidal:

Ikut hati mati, ikut rasa binasa (Abdul Rozak Zaidan, dkk,.

2004:43).

h. Seloka adalah jenis puisi yang biasanya terdiri dari empat larik

berirama a a a a seperti syair, terdiri atas lampiran dan isi seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  160

pantun serta dapat berdiri sendiri tanpa ada hubungan antara lampiran

dan isi atau yang biasanya disebut pantun berantai.

Contoh sekola:

Ada seekor burung pelatuk

Cari makan di kayu buruk

Tuan umpama ayam pungguk

Segan mencakar rajin mematuk

(Abdul Rozak Zaidan, dkk, 2004:185).

F. Metode Pembelajaran

1. Penugasan

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

4. Ceramah

5. Demonstrasi

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Ket.

1 Kegiatan Awal

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Guru memberikan gambaran tentang puisi

lama .

5 menit

5 menit

2 1. Siswa membaca dua teks puisi lama.

2. Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok

(4-5 orang) untuk mengklasifikasikan dua

jenis puisi lama yang telah dibaca.

3. Siswa membaca pantun

5 menit

10 menit

5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  161

4. Siswa menjawab pertanyaan yang

berhubungan dengan pantun tersebut.

5. Siswa berlatih menulis puisi lama

berdasarkan penginderaannya dengan

memperhatikan bait, rima, dan irama.

6. Siswa membacakan puisinya di depan kelas.

10 menit

20 menit

15 menit

3 Kegiatan Akhir

1. Refleksi

2. Guru menyimpulkan pembelajaran

3. Penugasan.

5. menit

5. menit

5. menit

 H. Sumber belajar/bahan :

1. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

2. Zaidan, Abduk Rozak, dkk. 2004. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

3. Depdiknas. Ejaan Yang Disempurnakan: Jakarta: Balai Pustaka.

I. Penilaian

Jenis Tagihan:

1. tugas individu

2. ulangan

Bentuk Instrumen:

1. uraian bebas

2. pilihan ganda

3. jawaban singkat

Mengetahui Yogyakarta, 10 Oktober 2010

Kepala Sekolah SMA Seminari Lalian Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  162

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UNIT IV B

Sekolah : SMA Seminari Lalian Atambua NTT

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : XII / 1

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Aspek : Menulis

A. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi .

B. Kompetensi Dasar

Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima.

C. Indikator

1. Siswa mampu mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan

rima.

2. Siswa mampu menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan

rima.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima.

2. Siswa dapat menulis puisi baru dengan memerhatikan bait, irama, dan

rima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  163

E. Materi Pembelajaran

1. Puisi adalah adalah ragam sastra yang bahasanya terkait oleh rima dan tata

puitika yang lain. Puisi merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya

dipilih dan ditata secara format sehingga mempertanjam kesadaran orang

akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan

bunyi, irama, dan makna khusus (Abdul Rozak Zaidan, dkk, 2004:159).

2. Puisi baru/puisi modern adalah puisi yang sudah dipengaruhi oleh puisi

Barat.

3. Ciri-ciri puisi baru yaitu penulisannya masih banyak dipengaruhi puisi

lama. Terutama syair. Namun syarat-syarat penyusunannya sudah lebih

longgar. Tidak terkait lagi oleh susunan kata, rima, ataupun sampiran dan

isi. Hanya saja dalam hal jumlah baris puisi baru masih memiliki

persyaratan. Karena itu penamaan berdasarkan jumlah barisnya, yaitu puisi

dua seuntai, puisi tiga seuntai, puisi empat seuntai, puisi lima seuntai, puisi

enam seuntai, puisi tujuh seuntai, puisi delapan seuntai, dan soneta yaitu

puisi yang terdiri dari empat belas baris dengan pola 4-4-3-3 (Asep Juanda

& Kaka Rosdyanti, 2006:283).

4. Bait adalah kumpulan larik sajak yang menjadi satuan struktur sajak yang

ditentukan oleh jumlah larik atau pola irama (Abdul Rozak Zaidan, dkk,

2004:40).

5. Rima adalah pengulanganbunyi berselang, baik di dalam larik maupun

pada akhir sajak yang berdekatan. Bunyi yang beriramam itu ditampilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  164

oleh tekanan, nada tinggi atau perpanjangan suara (Abdul Rozak Zaidan,

dkk, 2004:171).

6. Irama adalah alunan bunyi dalam pembacaan puisi atau tembang yang

ditimbulkan oleh peraturan rima dan satuan sintaksis yang dapat

diwujudkan dalam tekanan yang mengeras lembut, tempo yang mencepat

lambat, dan nada yang meninggi rendah di antara batas-bats yang

diwujudkan dalam jeda atau yang biasa disebut ritme (Abdul Rozak

Zaidan, dkk, 2004:90).

7. Menurut jenisnya, puisi baru/modern dapat dibedakan menjadi tujuh jenis,

yaitu balada, romance, elegi, ode, himne, epigram, dan satire.

a. Balada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita, bisa berbentuk belada

dengan dilagukan.

b. Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang

terhadap kekasih.

c. Elegi adalah sajak yang menggambarkan kesedihan, suara sukma yang

meratap-ratap, batin yang merintih-rintih.

d. Ode adalah sajak lirik yang bertema mulia.

e. Epigram adalah pernyataan arif, ringkas, dan bernas yang diungkapkan

dengan gaya yang halus. Epigram dapat berupa sajak.

f. Himne adalah sajak pujaan kepada Tuhan atau sajak keagamaan.

g. Satire adalah sajak yang berisi kritik atau sindiran yang keras terhadap

kepincangan-kepeincangan yang terjadi dalam masyarakat (Andy

Soenaryo, 2010:VIII).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  165

8. Contoh puisi romantis

Cinta Sejati

Kujalani hidup mengaruhi samudra

Mengayuh dayung menjalankan bahtera

Mencari penawar rasa di hati

Mencari makna cinta sejati

Kini kutahu makna cinta

Cinta bukanlah sekedar rasa

Cinta bukanlah sekedar tutur kata

Dan cinta, bukan sekedar pengorbanan raga

Jika cinta sekedar rasa

Pasti hati ‘kan tersiksa

Jika cinta sekedar ucapan

Manusia pasti dalam kebinasaan

Jika cinta sekedar pengorbanan

Tiada jiwa ini merasa aman

Cinta sejati adalah perasaan

Terungkap dengan ucapan

Tertuang dengan pengorbanan

http://www.anggrekbiru.com/puisi-cinta.html

F. Metode Pembelajaran

1. Diskusi kelompok

2. Tanya Jawab

3. Penugasan

4. Presentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  166

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Ket.

1 Kegiatan Awal

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Guru memberikan gambaran tentang puisi baru.

5 menit

5 menitt

2 1. Siswa membaca dua teks puisi baru.

2. Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok (4-5

orang) untuk menganalisis puisi berdasarkan

tema, pilihan kata, dan rima.

3. Siswa menukarkan hasil kerja kelompoknya

dengan kelompok lain dan bersama guru siswa

membuat kesimpulan bersama untuk

menemukan jawabannya.

4. Guru memberikan contoh cara menulis puisi

melalui cuplikan film “Tanah Air Beta” (siswa

menyimak film sambil menuliskan kata-kata

kunci dalam film tersebut).

5. Siswa menulis puisi secara berantai dalam

kelompok berdasarkan kata-kata kunci yang

ditemukan dari cuplikan film “Tanah Air Beta”.

6. Siswa menulis puisi secara individu untuk

mengungkapkan suasana perasaannya tentang

persahabatan.

7. Siswa mempresentasikan puisi di depan kelas.

5 menit

10 menit

5 menit

10 menit

10 menit

10 menit

15 menit

3 Kegiatan Akhir

1. Guru menyimpulkan pembelajaran

2. Refleksi

3. Penugasan.

5. menit

5. menit

5. menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  167

H. Sumber belajar/bahan :

1. Zaidan, Abduk Rozak, dkk. 2004. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

2. Juanda, Asep dan Kaka Rosdyanto. 2006. Intisari: bahasa dan sastra

Indonesia untuk SMA Kelas X, XI, XII.Bandung: Pustaka Setia.

3. http://www.anggrekbiru.com/puisi-cinta.html

I. Penilaian

Jenis Tagihan:

1. tugas individu

2. ulangan

Bentuk Instrumen:

1. uraian bebas

2. pilihan ganda

3. jawaban singkat

Mengetahui Yogyakarta, 10 Oktober 2010

Kepala Sekolah SMA Seminari Lalian Guru Mata Pelajan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  168

Setelah mempelajari kompetensi ini, siswa diharapkan dapat:

(1) Mengenali karakteristik paragraf narasi, (2) menyusun kerangka paragraf naratif

berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa, (3) mengembangkan kerangka yang telah

dibuat menjadi paragraf naratif, dan (4) menyunting paragraf naratif yang ditulis

teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD.

Standar Kompetensi

Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif).

Kompetensi Dasar

Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat

dalam bentuk paragraf naratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  169

Mengenali karakteristik paragraf narasi

1

Narasi  adalah  cerita.  Cerita  ini  didasarkan  atas  urutan  kejadian  atau 

peristiwa. Narasi dapat bersifat fiktif (cerita rekaan) dan fakta (nonfiktif). Narasi 

yang  bersifat  fiksi:  cerpen  dan  novel  (peristiwa  rekaan  atau  imajinasi 

pengarang). Narasi yang besifat fakta: biografi dan autobiografi (peristiwa yang 

benar‐benar  ada/bukan  rekaan  pengarang).  Langka‐langkah  dalam  menulis 

paragraf  narasi  yaitu  menentukan  tema,  menentukan  tujuan  penulisan, 

mengumpulkan  bahan  tulisan,  menyiapkan  kerangka  tulisan,  dan 

mengembangkan  tulisan. Karakteristik/ciri‐ciri paragraf narasi yaitu ada  tokoh, 

alur, latar, dan konflik (Tim Edukatif, 2006:73). 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  170

Di bawah ini contoh paragraf narasi. Perhatikan dan cermatilah karakteristiknya.

Paragraf narasi di atas berisi sebuah fakta. Apabila dicermati, paragraf

tersebut berisi urutan peristiwa berikut: bangun pukul 040.30, mandi, misa,

berpakaian, mengecek buku, sarapan, berangkat sekolah, belajar di sekolah, dan

pulang sekolah. Rangkaian peristiwa tersebut dialami oleh tokoh aku. Aku

mengalami ‘konflik” dengan dirinya sendiri, yaitu kebiasaannya setiap hari.

Supaya lebih jelas, sekarang perhatikan contoh narasi fiksi di bawa ini.

  “Hei…kamu yang di belakang itu, maju ke depan  sini.” Busyet! Aku kaget sekali ketika ditunjuk  oleh  seorang  panitia  MOS  (Masa Orientasi  Sekolah).  Rupanya  seorang  panitia MOS  berhasil  menagkap  mataku  sedang melihat  ke  tempat  lain,  dan  tidak memperhatikan  mereka.  Aku  maju  sambil tersenyum untuk mengusur gugup. 

“Kamu  juga! Gadis hitam manis  itu. Ya, kamu maju! Maju ke sini! .“ Panitia menunjuk lagi  seorang  gadis  hitam  manis.  Tapi,  ah ternyata  gadis  itu  cantik  sekali.  Senyumnya sungguh manis dan kelihatan ramah. Rupanya si  cantik  itu  juga  tertangkap  karena  sedang menertawai  aku.  Gadis  yang  ditunjuk  itu kemudian  maju  mendekatiku.  Sekilas  aku melihat  ia  tersenyum  padaku.  Aku  seperti tersengat  listrik  saat  melihatnya  (Ruben Paineon, 2009:70).  

  Kegiatan di sekolahku demikian padatnya. Setiap hari aku masuk 7.00 pagi. Agar tidak terlambat, aku salalu bangun pukul 04.30. Setelah mandi, aku mengikuti misa pagi. Kemudian aku segera mengenakan seragam sekolah. Tak lupa aku lihat lagi buku‐buku  yang harus  aku bawa. Ya,  sekedar mengecek, apakah buku‐buku yang aku bawa sudah sesuai dengan jadwal hari itu. Selanjutnya aku sarapan pagi. Lalu, kira‐kira ukul 06.30 aku berangkat ke sekolah. Seperti biasa, aku ke sekolah berjalan  kaki  karena  jarak  sekolah  dan  asrama  tidak  begitu  jauh.  Aku memang membiasakan diri beragkat pagi.  

Di sekolah aku belajar kurang lebih enam jam. Jam pelajaran berakhir pukul 12.45.  Itu  untuk  hari‐hari  biasa.  Hari  Rabu,  aku  pulang  pukul  14.30  karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dulu. Khusus hari Sabtu, aku biasanya pulang lebih awal, yaitu pukul 11.00. (Tim Edukatif, 2006:73; dirubah sesuai konteks). 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  171

Teks di atas menggambarkan seorang siswa baru yang sedang menjalani masa orientasi sekolah. Tokoh aku mengalami rangkaian peristiwa gugup dan rasa tertarik dengan si gadis hitam manis. Sebagai siswa baru di satu sekolah, ia harus menjalani masa orientasi yang menegangkan.

Peristiwa tersebut sekaligus menggambarkan konflik batin antara tokoh aku dengan panitia MOS. Berdasarkan contoh tersebut, jelaslah bahwa narasi memiliki karakteristik/ciri-ciri yang khas yaitu ada tokoh, alur, latar, dan konflik.

Sekarang, bacalah teks ini, lalu kerjakan latihan yang mengiringinya.

Memasuki tahun ketujuh tinggal di tanah Jawa, aku rindu kembali ke tanah

kelahiranku. Tujuanku untuk “kari ai funan” (tabur bunga) di makam orang tua

dan saudara-saudaraku. Aku minta izin dan pamit. Aku tiba di Dili tanggal 17

September. Aku membeli bunga, lilin, kemenyan untuk kuletakkan di atas pusara

orang tuaku. Aku turun di Penfui dan kemudian mengambil bus jurusan Kefa-

Atambua. Malam hari aku tiba di hotel Liurai Atambua. Pagi-pagi aku

menumpang ojek menuju Haliwen. Aku mencari tetanggaku yang dulu

menyelamatkan aku. Ternyata mereka masih tinggal di sana. Gubuk-gubuk yang

terbuat dari terpal masih tegak berdiri. Terpal-terpalnya banyak yang sudah usang

dan banyak yang sudah bocor.

Pagi-pagi aku mempersiapkan ranselku. Lilin-lilin, kemenyan, dan bunga

yang kubeli dari Yogyakarta kupersiapkan. Aku pamit dan dengan mikrolet ke

perbatasan. Setibanya di perbatasan, aku minta izin pada petugas untuk masuk.

Aku ditanya macam-macam. Mereka melarang aku. Mereka meminta surat-

suratku. Aku katakan bahwa aku ke sini saat itu tidak memakai surat. Sekarang

aku mau kembali ke rumahku di Dili.

Orang-orang yang masuk diperiksa satu persatu. Aku menunggu untuk diperiksa terakhir. Kini tiba giliranku untuk melaporkan diri. Petugas meminta surat-suratku. Aku katakana bahwa aku tidak punya surat-surat karena saat itu kami dipaksa mengungsi. Kemudian ia mengambil nama-nama orang yang tidak

Latihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  172

Berdasarkan kutipan cerpen di atas, tulislah karakteristik paragraf narasi, yaitu: 

1. Tokoh cerita : .................................................................................................................. 

2. Watak cerita :...................................................................................................................  

3. Alur cerita  : ................................................................................................................ 

4. Konflik  : ................................................................................................................... 

5. Latar  : ..................................................................................................................  

boleh masuk kota Dili. Ia menanyakan nama orang tuaku. Setelah aku memberitahukan nama orang tuaku, petugas itu mengatakan, nama-nama itu tidak boleh kembali ke kota Dili . Aku katakana bahwa orang tuaku sudah meninggal saat badai di kota Dili.

Petugas itu katakana biar sudah meninggal, anaknya tidak boleh masuk. Aku menangis dan memanggil nama ibuku Stella. Aku katakan, “Kamu mati tanpa harga. Kini aku seorang diri di tanah rantau.” Kemudian aku berteriak memanggil nama ayahku. Aku mangatakan, “Ayah, dahulu engkau bilang bahwa hidup kita akan bergelimang harta, jika kita sukses berjuang untuk merah putih. Tetapi kini aku kehilangan tanah air dan terlebih kehilangan kamu.” Dalam hati aku berkata, “Sudah jatuh tertimpa tangga”. Kami menjadi gelandangan entah sampai kapan? (Rosindus Tae, 2006:25-33).

Tulis latihan Anda di sini!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  173

Menyusun kerangka paragraf naratif  

Topik : Niat Kecil Bukanlah Hal yang Kecil Kerangka:   ‐ Saya pergi ke toko buku ‐ Suasana toko buku ramai, banyak pengunjung. ‐ saya melihat  seorang  ibu menyalin  sebuah  buku  cerita  bergambar  pada  kerta 

lusuh yang dibawanya. ‐ Saya ingin membantu dengan membelikan buku tersebut tapi harga buku itu mahal ‐ Akhirnya saya tidak membantunya tapi saya jadi kesal, marah, dan malu dengan diri 

sendiri karena malu berbuat baik. 

Paragraf narasi disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa secara

kronologis atau berurutan. Paragraf dikembangkan dari sebuah topik. Caranya

dengan merinci peristiwa atau kejadian yang mendukung topik.

Perhatikan contoh di bawah ini!

Rangkaian kerangka di atas dapat membentuk paragraf narasi tentang tokoh

“Saya” yang mengalami konflik batin. Di bawah ini adalah contoh

pengembangan kerangka paragraph narasi di atas.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  174

Niat Kecil Bukanlah Hal yang Kecil Siang  itu,  saya pergi  ke  sebuah  toko buku.  suasana  toko buku  tersebut 

cukup  ramai.  Bapak‐ibu, muda‐mudi,  anak‐anak,  dan  beberapa  suster  terlihat sibuk melihat‐lihat dan mencari buku. Sama  seperti mereka, kami pun melihat‐lihat buku yang dipajang. 

Tiba‐tiba  saya melihat  seorang  ibu  yang  sedang duduk di  lantai  sambil sedikit membungkuk untuk menyalin sebuah buku cerita bergambar. Dia sedang sibuk mencatat yang tertulis di buku ke dalam kertas yang dibawanya. Kertas itu terlihat sedikit lusuh. 

Saya mengamatinya  untuk  beberapa  saat.  Sepertinya  la  tidak merasa malu  dan  takut.  Dia  asyik  dengan  kesibukannya.  Dalam  hati,  saya  bertanya‐tanya, "Mengapa ibu itu menyalin cerita dari buku itu?" Mungkin ia berasal dari keluarga  tidak mampu  sehingga  tidak mempunyai  cukup  uang  untuk membeli buku cerita bergambar tersebut. 

Dalam diri saya muncul keinginan untuk menyapa ibu itu. Saya ingin tahu mengapa  atau  untuk  siapa  ibu  itu menyalin  cerita dari  buku  cerita  bergambar tersebut. Mungkin saya bisa membantu membelikan buku  itu. Saya menuju  rak buku yang ada di dekatnya. Saya pura‐pura melihat‐lihat buku yang ada di  rak tersebut. 

Tiba‐tiba muncul keraguan dalam diri saya. Saya menjadi bimbang untuk memulai komunikasi dengan ibu itu. Muncul perasaan takut dan malu dalam diri saya.  Setelah melihat  harga  buku  yang  disalin  oleh  ibu  itu  saya menjadi  tidak berniat  untuk membantu membelikannya. Buku  tersebut mahal. Akhirnya  saya mengurungkan niat saya untuk menyaha ibu itu. 

Setibanya di rumah, Saya menyesal karena saya tidak jadi melaksanakan niat saya. Muncul perasaan malu kepada diri sendiri. Mau menolong orang  lain saja  takut,  pikir  saya.  Saya  kecewa  karena  ragu‐ragu  untuk  berbuat  kebaikan. Sepertinya  saya  sudah  tidak  punya  hati  dan  kepedulian  kepada  orang  lain. Muncul  juga  perasaan  marah  karena  saya  terlalu  memikirkan  ini  semua. Mengapa  saya  harus  terlalu  memperhitungkan  hal‐hal  kecil  ini.  Tapi  mau bagaimana? Toh semua itu sudah lewat dan tidak akan terulang. 

Ternyata memiliki niat baik saja belum cukup. Niat baik  itu masih harus diwujudkan  dalam  tindakan  nyata. Memang, mewujudkan  suatu  niat  baik  itu tidak selalu mudah. Ada banyak halangan yang harus kita hadapi. Halangan  itu bisa berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain. Halangan yang berasal dari diri sendiri, misalnya berupa rasa takut dan  ragu. Apalagi  jika hal  itu menyang‐kut  orang  lain,  orang  yang  tidak  dikenal.  Mungkin  juga  kita  takut  untuk dianggap sok sosial atau ingin mencari muka (Rusmanto, 2004:40). 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  175

Tulis latihan Anda di sini! 

 

Cermatilah gambar

di samping ini atau

gambar/foto Anda dan

tuliskanlah kerangka

peristiwa dari gambar

tersebut dan

kembangkanlah menjadi

sebuag paragraph narasi..

Gambar tersebut adalah

cerita bersambung tentang kisah seorang anak desa yang dengan susah payah

karena keterbatasan ekonomi, ia bisa menamatkan sekolahnya sampai perguruan

tingga dan akhirnya mendapat pekerjaan yang layak sesuai cita-citannya

Latihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

176

Menulis paragraf narasi

Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan turun-temurun

melainkan diperoleh melalui belajar dan berlatih. Oleh karena itu, agar Anda kreatif

dalam hal menulis, Anda perlu melatih diri terus-menerus. Agar Anda berkembang

dalam kompetensi menulis paragraf narasi, maka, kerjakanlah tugas berikut.

1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang!

2. Pilihlah salah satu gambar /foto yang Anda bawa dan kembangkanlah menjadi

paragraf narasi dengan memanfaatkan “tujuh kata tanya (apa, berapa, siapa,

kapan, mana, mengapa, bagaimana)”.

3. Tentukalah tema tulisan Anda! Termasuk narasi fiktif atau narasi nofiktif?

4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil karya di depan kelas dan kelompok

lain memberi tanggapan atas hasil karya yang dipresentasikan.

Tanggapilah hasil kerja teman kelompok lain

Kelompok Komentar

1

2

3

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

177

Menyunting paragraf narasi

Menyunting berarti mengedit, yaitu memperbaiki tulisan berdasarkan kaidah

bahasa yang baik dan benar. Hal-hal yang diperbaiki dari sebuah tulisan di antaranya

adalah ejaan, tata kata, susunan kalimat, pembentukan paragraf, dan organisasi

tulisan. Kegiatan menyunting perlu dilakukan karena sebuah karangan atau tulisan

yang selesai dibuat bisanaya masih memiliki kesalahan. Berdasarkan hasil suntingan

itulah, penulis memperbaiki tulisannya.

1. Tukarkan paragraf narasi hasil karya kelompok Anda dengan hasil karya

kelompok yang lain! Lalu suntinglah paragraf narasi karya kelompok tersebut.

2. Perbaikilah karya

kelompok Anda

berdasarkan suntingan

tadi agar tulisan

kelompok Anda

menjadi paragraf

narasi yang berbobot.

3. Publikasikan tulisan

kelompok Anda

dengan menempelkan

pada majalah dinding

kelas Anda!

3

Latihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

178

Kerjakanlah tugas ini di rumah Anda!

Tugas di Rumah

1. Pilihlah satu topik di bawah ini dan buatlah paragraf narasi! a. belajar bersama  b. studi banding c. kegiatan ekstrakurikuler d. Guru/pahlawan tanpa tanda jasa. 

2. Paragraf  narasi  ditulis  berdasarkan  langkah‐langkah  pengembangan paragraf  narasi  yaitu  mulai  dengan  menentukan  tema  sampai pengembangan karangan! 

3. Suntinglah  paragraf  narasi  Anda  dengan  cermat  (perhatikan  ejaan, penulisan kata,    penggunaan kata sambung, dll)! 

4. Kumpulkan pada guru minggu depan pada jam pelajaran Bahasa Indonesia.   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

179

Kerjakanlah lima pertanyaan di bawah ini!

1. Apa itu paragraf narasi?

2. Sebutkan ciri/karakteristik paragraf narasi!

3. Sebutkanlah lima langkah dalam menulis

paragraf narasi!

4. Tentukanlah sebuah tema dan buatlah

kerangka paragraf narasi!

5. Kembangkanlah kerangka paragraf narasi

(no.4) menjadi sebuah tulisan narasi

menarik.

Tes Formatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

180

Setelah mempelajari kompetensi ini, siswa diharapkan dapat:

Mengenali ciri-ciri paragraf deskripsi (2) Menulis paragraf deskripsi berdasarkan

hasil observasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Standar Kompetensi

Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif,

ekspositif).

Kompetensi Dasar

Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

181

Info:   

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan  sesuatu dengan  jelas dan 

terperinci sehingga pembaca seolah‐olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau 

dapat merasakan hal yang dideskripsikan .Tulisan deskripsi dapat dibedakan menjadi 

dua macam:   deskripsi sugestif dan deskripsi  teknis  (deskripsi ekspositoris). Deskripsi 

sugestif  adalah  deskripsi  yang  tujuannya membangkitkan  daya  khayal,  kesan  atau 

sugesti  tertentu  seolah‐olah  pembaca  melihat  sendiri  objek  (yang  dideskripsikan) 

secara  keseluruhan  seperti  yang  dialami  secara  fisik  oleh  penulis.  Deskripsi  teknis 

adalah  deskripsi  yang  tujuannya  memberikan  identifikasi  atau  informasi  objek 

sehingga pembaca dapat mengenalnya  jika bertemu atau berhadapan dengan objek 

itu.  Langka‐langkah  dalam menulis  deksripsi  yaitu menentukan  tema, menentukan 

tujuan  penulisan, mengumpulkan  bahan  tulisan, menyiapkan  kerangka  tulisan,  dan 

mengembangkan tulisan (Tim Edukatif: 2007:23). 

1

Mengenali ciri-ciri paragraf deskripsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

182

Kuis tebak gambar

Kuis tebak gambar

Buatlah kelompok A dan B yang masing terdiri dari 5-6 orang. Kelompok A

membacakan pernyataan yang menjelaskan gambar-gambar itu dan kelompok B

berusah menebak gambar tersebut.

Kuis tebak gambar

Objek tersebut termasuk salah satu

tempat di Indonesia. Objek tersebut

memiliki beberapa suku dan bahasa

daerah dengan ciri khas dialek masing-

masing. Ia terkenal sebagai tempat

penghasil cendana.

Ciri-ciri tumbuhan ini adalah:

1. Aroma wangi. 2. Batangnya bisa diproduk menjadi

rosario, tasbih, kipas, dan berbagai ukiran.

3. Di Indonesia, tumbuhan ini banyak ditemukan di NTT, khususnya di Pulau Timor dan daerah lain di Indonesia yaitu di Jawa dan Bali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

183

Dia adalah orang yang pernah menjadi

orang nomor satu di NTT. Moto

hidupnya adalah “Sehati sesuara

membangun NTT baru”. Siapakah

orang tersebut?

Sebuag gunung di Timor yang telah dijadikan taman nasional oleh pemerintah. Gunung tersebut dijuluki “Ibunya” Pulau Timor. Kawasan wisata ini terkenal dengan gunung batu marmer karena gunung itu menyimpan kekayaan alam berupa marmer. Kawasan wisata yang berjarak sekitar 140 km sebelah timur laut dari Kota Kupang ini memiliki luas wilayah sekitar 12.000 hektar dan dihuni oleh salah satu suku tertua di Nusa Tenggara Timur, yaitu Suku Dawan.

Desa  di  Timor  yangg  masih mempertahankan  adat  dan  tata  cara kehidupan sesuai tradisi nenek moyang secara  sangat  ketat.  Pelanggaran terhadap  aturan  dapat  menyebabkan pengucilan.  Penduduk  setempat  hanya menggunakan  pakaian  yang  ditenun dari  benang  katun  yang  mereka  pintal 

sendiri. 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

184

Setelah main tebak-tebakan, dalam kelompok kecil (4-5 orang) bacalah dua

contoh kutipan paragraf deskripsi di bawah ini dan jawablah beberapa tertanyaan

di bawah ini!

Contoh 1

"Tapi tadi sore Mama kelihatan murung sekali. Aku pikir Mama sedang sakit." 

Ibuku  diam  beberapa  saat.  Ia  bangun  dari  duduknya  dan mencuci  periuk  untuk menanak nasi. Ia berdiri sebentar sambil memperbaiki kain tais yang sudah longgar di pinggangnya. "Mama banyak berpikir tentang hasil ujian akhirmu. Mama takut kalau nanti kamu tidak lulus ujian."  

 

Aku  bisa memahami  perasaan  ibuku  saat  itu.  Kalau  aku  sampai  tidak  lulus ujian, maka aku harus mengulang setahun  lagi di bangku SMP.  Itu sama saja aku mengulang biaya. "Tenang saja, Ma. Aku pasti  lulus. Mama  jangan terlalu cemas, nanti sakit." "Mama  ingin kamu  lulus agar bisa daftar  lagi ke SMA. Kamu  ini anak pertama. Kamu yang harus mengharumkan nama baik suku kita. Tapi Mama lebih ingin agar suatu saat kamu bisa hidup mandiri. Menemukan kehidupan yang lebih baik." "Iya Mama, tenang saja, aku pasti lulus. Masa' Mama tidak percaya aku?" Aku mencoba meyakinkan, walaupun aku sendiri juga sangat mencemaskan hasil ujian akhirku. 

 

Standar nilai yang ditetapkan dari Departemen Pendidikan Nasional rasanya terlalu  tinggi,  sehingga  aku  juga  meragukan  hasil  ujian  akhirku.  "Kalau  tidak lulus nanti bagaimana?" Kali ini ibuku kelihatan lebih serius dan sepertinya mulai cemas  lagi.  "Mama percaya  saja, aku pasti  lulus. Soal‐soal ujian  kemarin dapat aku selesaikan dengan cukup baik. Kalaupun sampai tidak lulus juga, aku bisa ikut ujian ulang." (Paineon, 2009:13‐14). 

Latihan 1 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

185

Contoh 2

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

Setelah memahami contoh-contoh deskripsi tersebut, kerjakan latihan berikut

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dalam kelompok

yangterdiri dari 4-5 orang!

a. Manakah penginderaanmu yang paling merasakan dan menikmati tulisan

tersebut? Pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba, pengecap, atau

kelima-limanya?

b. Sebutkan objek yang dideskripsikan pada kutipan tersebut!

c. Berdasarkan jawaban-jawaban Anda, simpulkan definisi dan ciri-ciri

paragraf deskripsi!

Pantai Lasiana

Malam sudah larut. Udara sangat dingin karena hujan baru saja mengguyur 

tanah  palang  di    pinggir  kota  yang  porak‐poranda  diterjang  bencana  alam.  Dari 

genangan air  terpantul cahaya  rembulan yang pada malam  itu  tampak malu‐malu 

memperlihatkan wajahnya. Tidak terdengar  lagi canda bocah‐bocah yang sore tadi 

berlari‐lari di  lapangan. Hanya  suara kodok dan  jangkrik yang  terdengar bagaikan 

sebuah  simponi.  Semua  penghuni  tenda‐tenda  darurat  sudah  terlelap 

membayangkan  hari  esok  yang  tidak  pasti  karena  seluruh  harta  benda  mereka 

hancur. 

Di  ujung  lapangan  berdiri  tenda  darurat  yang  dihuni  sebuah  keluarga 

dengan tiga orang anak. Marsel, kepala keluarga tampaknya belum tidur.  Istri dan 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

186

Menulis paragraf deskripsi berdasarkan hasil observasi

Lembar kerja siswa

Agar dapat membuat deskripsi yang baik, Anda perlu mempertajam

pengamatan dan pendengaran, menguasai karakteristik deskripsi, dan memahami

topik-topik deskripsi. Paran pengamatan dalam menulis deskripsi sangatlah

penting. Oleh karena itu, amatilah objek di luar kelas (situasi ruang guru, di taman

sekolah, situasi perpustakan, ruang belajar, atau asrama Anda!

Marilah berlatih menulis paragraf deskripsi dalam kelompok yang terdiri dari

4-5 orang!

1. Buatlah paragraf deskripsi sugestif atau deskripsi teknis (deskripsi

ekspositoris) minimal tiga paragraf.

2. Tukarkan hasil karya Anda dengan teman Anda agar mendapat

masukan/koreksi!

3. Presentasikanlah hasil kerja kelompok di depan kelas!

4. Suntinglah hasil kerjakelompok Anda sesuai masukan dari teman kelompok

lain agar menjadi tulisan deskripsi yang bermutu.

Nama Kelompok:  

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 

………………………………………………………………………………………………………………………………………………….................................................................................................... 

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Latihan 4 

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

187

Lembar Kerja Siswa

Setiap kelompok mempresentasikan

hasil kerja kelompok secara lisan dan

kelompok lain menanggapi dengan

memberikan komentar.

Lembar komentar terhadap kelompok yang presentasi

Nama Komentar

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

………………………………………..

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Nama:  

…………………………………………………………………………………………………………………………… 

…………………………………………………………………………………………………………………………… 

…………………………………………………………………………………………………………………………… 

………………………………………………………………………………..………………………………………… 

…………………………………………………………………………………………………………………………… 

……………………………………………………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

 

 

188

Untuk menjadi penulis yang baik, Anda harus sering berlatih menulis. Oleh

karena itu, kerjakan tugas berikut ini di rumah Anda.

Kerjakanlah lima pertanyaan di bawah ini!

1. Apa itu paragraf deskprisi?

2. Sebutkan dan jelaskan 2 macam deskripsi!

3. Sebutkanlah lima langkah dalam menulis

paragraf deskripsi!

4. Tentukanlah sebuah tema dan buatlah

kerangka paragraf deskripsi!

5. Kembangkanlah kerangka paragraf deskripsi (no.4) menjadi sebuah tulisan

deskripsi yang menarik.

 

Tulislah  paragraf  deskripsi  berdasarkan pengamatan  terhadap objek di bawah  ini  (setiap objek minimal 2 paragraf)! 

a. Salah satu tempat wisata yang menarik di Timor 

b. Rumah/asrama Anda c. Taman/Kebun/sawah  Anda d. Lingkungan sekolah Anda 

 

Tugas

Tes Formatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  189

Setelah mempelajari kompetensi ini, siswa diharapkan dapat:

(1) Mengenali ciri-ciri paragraf eksposisi dan mengklasifikasikan

pengembangan paragraf eksposisi. (2) Menulis gagasan secara logis dan

sistematis dalam bentuk paragraf eksposisi.

Standar Kompetensi

Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,

deskriptif, ekspositif).

Kompetensi Dasar

Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam jenis ragam paragraf

eksposisi.

UNIT III

MENGENAL

BUDAYA TIMOR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  190

Dalam paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan. Semua jenis

pengembangan itu bertujuan sama, yaitu memberikan penjelasan. Beberapa jenis

pengembangan eksposisi adalah, (1) eksposisi definisi, (2) eksposisi proses, (3)

eksposisi klasifikasi (pembagian), (4) eksposisi ilustrasi (contoh), (5) eksposisi

perbandingan dan pertentangan, (6) eksposisi laporan.

Untuk mengenal cirri-ciri jenis pengembangan paragraf eksposisi tersebut,

di bawah ini disajikan beberapa paragraf. Bacalah dengan cermat kemudian

kerjakanlah latihan yang menyertainya.

Info:   Paragraf  eksposisi  adalah  tulisan  yang  berusaha  menerangkan, 

menjelaskan,  dan  menguraikan  masalah,  persoalan,  atau  ide  yang  dapat 

memperluas  pandangan  pembaca.  Jika  dibandingkan  dengan  tulisan  deskripsi, 

argumentasi  dan  narasi,  eksposisi  lebih  menonjolkan  tujuan  memperluas 

pandangan dan  pengetahuan  pembaca. Ada  dua  syarat  yang  hendak  dikuasai 

jika kita hendak menulis eksposisi, yaitu mengetahui masalah yang akan ditulis 

dan mempunyai  kemampuan menganalisis persoalan  secara  jelas dan  konkret. 

Ada lima langkah dalam menulis eksposisi, yaitu menentukan tema, menentukan 

tujuan  penulisan, mengumpulkan  bahan  tulisan, menyiapkan  kerangka  tulisan, 

dan mengembangkan tulisan (Tim Edukatif, 2006:73). 

1 Mengenali ciri-ciri paragraf eksposisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  191

Salah satu dari sekian kebudayaan daratan Belu adalah Tarian Likurai. Tarian likurai adalah  tarian  perang  yang  didendangkan  ketika  menyongsong  para  pahlawan  yang pulang dari perang. Tarian adat  ini ditarikan oleh  feto‐feto  (perempuan) dengan  irama gembira  sambil menari dengan berlenggak‐lenggok diikuti derap kaki yang cepat sebagai ekspresi kegembiraan dan kebanggaan menyambut kedatangan kembali para pahlawan dari medan perang (http://www.atambua‐ntt.go.id). 

Tradisi yang tak kalah menariknya adalah tradisi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam  tradisi,  di  tengah  rangkaian  atau  tahapan  perkawinan  adat  di  Nusa  Tenggara Timur,  dikenal  pembayaran  belis  atau  mas  kawin.  Tahapan  ini  dilaksanakan  sesudah tahapan  peminangan  dengan membawa  sirih  pinang  dari  pihak  laki‐laki  kepada  pihak perempuan. Selanjutnya, pembayaran belis, kemudian dilaksanakan upacara perkawinan. Adapun,  ragam  belis  dapat  berupa  emas,  perak,  uang,  maupun  hewan.  Belis  berupa hewan umumnya kerbau, sapi, atau kuda. Di daerah tertentu belis berupa barang khusus berupa gading gajah (www.nttprov.go.id). 

Masyarakat  Dawan  sangat  terkenal  dengan  budaya  gotong  royong.  Mereka megenal tiga jenis kerja gotong royong, yaitu hone, meopbua, dan okomama. Ketiga jenis adat gotong royong ini bersumber dari landasan filsafat hidup orang dawan “Meop tabua, nekaf  mese  ansao  mese”  (bekerja  sama  dengan  sehati  sepikiran)  (Yosep  Yapi  Taum, 2004:184). 

Sedikitnya  tiga  juta  rakyat  Indonesia  menjadi  korban  perdagangan  manusia (human traficking) secara  internasional. Dari angka tersebut, 1,5  juta orang di antaranya berusia  bawah  18  tahun.  Data  terungkap  dalam  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh mahasiswa  Australia,  David  Wyatt,  yang  mengambil  tugas  akhir  program  Australian Consortium  for  In‐Country  Indonesian  Studies  (ACICIS)  di  Universitas  Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (6/6/2011). 

 

Melamar  merupakan  tradisi  turun‐temurun  yang  dilaksanakan  pihak  pria  dan keluarganya  ketika  hendak  meminang  gadis  pujaannya.  Indonesia  sangat  kaya  akan tradisi tersebut. Di Jawa, Minang, Nias, Aceh, hingga Nusa Tenggara Timur. Setiap daerah  memiliki tradisi dengan keunikan masing‐masing (www.wedding.net.com). 

Setiap kali dilakukan upacara ritual persembahan hewan kurban kepada pah Tuaf, masyarakat Dawan sdah memiliki semacam formula mantra. Contoh mantra orang Dawan adalah sebagai berikut. O i… ( O…) lasi net sen (Maksud kami hendak persembahkan) tonja net sen (Tutur kami hendak antarkan). in abo sin : Kepada leluhurku semua An honni : anak kandungmu An ta’o : anak ciptaanmu (dst.) (Yosep Yapi Taum, 2004:187).  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  192

Setelah kalian

membaca dan

mencermati keenam

paragraph tersebut,

kerjakanlah latihan

berikut bersama teman

kelompok Anda! Setiap

kelompok terdiri dari 4-

5 orang!

1. Klasifikasikan paragraf mana yang termasuk paragraf definisi, proses,

klasifikasi, pertentangan/perbandingan, ilustrasi/contoh, dan laporan!

2. Setelah kalian klasifikasikan, tulislah ciri-ciri atau karakteristik paragraf-

paragraf tersebut!

3. Berdasarakan diskusi kelompok, presentasikan hasil kerja kelompok Anda di

kelas dan kelompok lain menanggapinya!

Lembar kerja siswa

Paragraf Eksposisi 

No Definisi  Proses  Klasifikasi  Pertentanagn/

perbandingan 

Ilustrasi/ 

contoh 

Laporan 

1            

2            

3            

4            

Latihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  193

Dalam sebuah paragraf biasanya terdapat beberapa jenis pengembangan

paragraf eksposisi. Oleh karena itu, bacalah 3 paragraf di bawah ini!

Wilayah Pulau Timor bagian barat yang merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dihuni oleh beberapa kelompok etnik, antara lain: Tetun, Bunak, Helong, Kemak dan Dawan, Rote dan Sabu. Suku Dawan merupakan kelompok suku terbesar yang mendiami daratan Timor Barat. Suku Dawan mendiami Kabupaten Kupang yang meliputi: kota Kupang, Bolok, Sumblili, Kelapa Lima, Oesapa, Oesao, Nungkurus, Bipoli, Oetata, Pariti, Kukak, Oehendak, Selamu, Nauwen, Barate, Uwel, Oelbubuk, Kapsali, Saliu, dan sekitarnya. Selain itu, 0rang Dawan juga mendiami seluruh wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS),

Timor Tengah Utara (TTU), dan Oekusi (wilayah Timor Leste (Yoseph Yapi Taum, dkk., 2004:172).

Masyarakat Dawan adalah masyarakat ritual yang memiliki begitu banyak tradisi ritual. Dalam bidang sastra, masyarakat Dawan memiliki sastra Bonet. Bonet adalah jenis tururan berirama atau puisi lisan yang sering kali dilagukan. Tuturan membentuk satuan-satuan berupa penggalan yang ditandai dengan jeda. Satuan-satuan ini membentuk bait atau kuplat. Jumlah larik tidak selalu sama. Ciri lainnya adalah pengulangan bentuk. Berdasarkan isi dan fungsinya, Bonet dapat dibedakan atas empat jenis yaitu puji-pujiankepada arwah (boennitu), puji-pujian dalam suasana cerita (ko’an), penyambuatan tamu, dan nyanyian kerja (boenmepu) (Yoseph Yapi Taum, dkk., 2004:184).

Kekhasan orang Dawan antara lain terlihati dari bentuk ragawinya yang merupakan pencampuran antara unsur Melanesia dan Negrito, sehingga kalau seseorang berada di antara orang Dawan, mereka tidak merasa berada di antara orang Melayu. Karakteristik lain dari suku Dawan adalah demikian banyaknya ritus keagamaan ‘asli’ yang menandai setiap kegiatan hidup mereka, sekalipun mayoritas orang Dawan sudah memeluk agama Kristiani. Oleh karena itulah, masyarakat Dawan disebut oleh Valens Boy (1986: 15-23) sebagai "masyarakat ritual". Salah satu tradisi ritus agraris yang masih hidup dan terus dikembangkan dalam masyarakat Dawan sampai sekarang ini adalah Tradisi Fua Pah, sebuah tradisi pemujaan roh yang dilaksanakan di tempat-tempat tertentu seperti di kebun-kebun, gunung-gunung dan bukit-bukit (Yoseph Yapi Taum, dkk., 2004:172).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  194

Menulis paragraf eksposisi

Setelah Anda membaca dan mencermati ketiga paragraf tersebut,

berkelompoklah dengan teman Anda! Setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang.

Kemudian kerjakan latihan berikut bersama teman kelompokmu!

1. Analisislah ke-3 paragraf di atas, terdapatkah jenis eksposisi definisi,

kalsifikasi, proses, identifikasi, dan perbandingan?

2. Tentukanlah indikator yang menandai paragraf eksposisi definisi, kalsifikasi,

proses, identifikasi, dan perbandingan?

Setelah kalian memahami konsep paragraf ekposisi dan jenis pengembangannya,

terapkan konsep tersebut dengan mengerjakan latihan berikut dalam kelompok

kecil (4-5 orang).

1. Cermatilah potongan-potongan gambar di bawah ini!

2. Pilihlah satu gambar dan buatlah

satu paragraf dari ke lima jenis

paragraf eksposisi yang telah

Anda ketahui! Kelompok pertama

mengerjakan jenis paragraf

eksposisi definisi, kelompok dua

paragraf eksposisi klasifikasi dan

seterusnya sampai kelompok 5

mengembangkan paragraf

eksposisi prosedur/proses.

3. Tukarkan hasil kerja kelompok

Anda dengan kelompok lain agar mendapat informasi baru sekaligus

dikoreksi oleh kelompok lain!

4. Perbaikilah tulian Anda berdasarkan hasil koreksi dari kelompok lain!

2

Latihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  195

1. Menulis paragraf eksposisi

Siswa melaporkan karangan yang ditulis

dalam kolompok.

Setiap kelompok diwakilkan oleh satu

orang untuk melaporkan hasil kerja

kelompoknya dan kelompok lain

menanggapi dengan memberikan

komentar.

Lembar komentar terhadap karangan siswa lain dalam kelompok kecil

Nama Komentar

…………………………

…………………………..

…………………………

…………………………

…………………………

…………………………

…………………………………………………….

…………………………………………………….

……………………………………………………..

…………………………………………………….

…………………………………………………….

……………………………………………………

Nama Kelompok:  

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………… 

Lembar Kerja Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  196

Kerjakanlah lima pertanyaan di bawah ini!

1. Apa itu paragraf ekspedisi?

2. Syarat apa sajakah yang hendak dikuasai saat hendak menulis paragraf

ekspedisi?

3. Sebutkanlah lima langkah dalam menulis paragraf narasi!

4. Tentukanlah sebuah tema dan buatlah kerangka paragraph narasi!

5. Kembangkanlah kerangka paragraf ekspedisi (no.4) menjadi sebuah tulisan

ekspedisi menarik.

Pilihlah satu budaya yang mengesan/menarik di daerah Anda dan tulislah dengan pola pengembangan paragraf eksposisi dengan menggunakan jenis-jenis pengembangan paragraf eksposisi!

Tugas

Tes Formatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  197

Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi lama dan

puisi baru

Kompetensi Dasar

Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

A. Menulis Puisi Lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  198

Setelah mempelajari kompetensi ini, siswa diharapkan dapat: 

(1) Mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait, irama, dan rima.

(2) Menulis pantun/syair dengan memperhatikan bait, irama, dan rima.

Info Sastra: Bait: kumpulan larik sajak yang menjadi satuan struktur

sajak, yang ditentukan oleh jumlah larik. Irama: alunan bunyi atau

tembang yang ditimbulkan oleh peraturan rima dan satuan sintaksis yang

dapat diwujutkan dalam tekanan yang mengeras lembut, tempo yang

cepat melambat, dan nada yang meninggi rendah di antara batas-batas

yang diwujutkan dalam jeda; ritme. Rima: pengulangan bunyi yang

berselang, baik di dalam larik maupun pada akhir sajak yang berdekatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  199

Mengidentifikasi Bentuk-Bentuk Puisi Lama

Jenis puisi yang masih sangat populer dalam masyarakat, yaitu pantun dan

syair. Berikut ini ada dua contoh puisi lama. Bacalah dengan cermat dan

pahamilah isinya.

Puisi Lama 1

Buah mengkudu kusangka manis,

Kandis terletak dalam puan;

Gula madu kusangka manis,

Manis lagi senyummu tuan!

Orang berkanjang dalam perahu,

Mari kerat batang beringin;

Bagaimana bunga tak layu?

Embun jatuh di tempat lain.

Dari mana punai melayang,

Dari paya turun ke padi;

Dari mana kasih sayang,

Dari mata turun ke hati

 

Puisi Lama 2

Pada zaman dahulu kala

Tersebutlah sebuah cerita

Sebuah negeri yang aman sentosa

Dipimpin sang raja nan bijaksana

Negeri bernama Pasir Luhur

Tanahnya luas lagi subur

Rakyat teratur hidupnya makmur

Rukun sejahtera tiada terukur

Raja bernama Darmalaksana

Tampan rupawan elok parasnya

Adil dan jujur penuh wibawa

Gagah perkasa tiada tandingnya

(http://biodata-datadiri.blogspot.com)

 

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  200

Latihan

Untuk lebih mengetahui jenis puisi di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

ini dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang!

1. Manakah jenis puisi lama di atas yang termasuk pantun dan mana yang syair?

2. Berdasarkan tiga contoh puisi lama di atas, tuliskan persamaan dan perbedaan

pantun dan syair!

3. Apa isi dari kedua puisi lama di atas?

4. Selain pantun dan syair, sebutkan macam-macam puisi lama yang terdapat dalam

sastra Melayu lama!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  201

Menulis Puisi Lama 

Karya yang sastra bermutu memberikan kesadaran kepada pembaca tentang

kebenaran-kebenaran hidup. Meskipun bentuknya sederhana, pantun mengandung

nilai-nilai kehidupan yang patut direnungkan. Perhatikan pantun di bawah ini!

Mengintai kejora di malam hari 

Hanya kelihatan menjelang pagi 

Terimakasih sahabat kerana memahami 

Segala kelemahan diriku ini 

 

 Suara si pungguk mendayu‐dayu 

Memuja bulan tak pernah jemu 

Biar di dunia kuhimpun rindu 

Di akhirat sana kumohon bertemu 

 

Anak haruan mati terperangkap 

belut itu dikatakan sepat 

Padamu sahabat daku berharap 

Di sudut hatiku namamu terpahat 

 

Yang merah itu dikatakan cinta 

Yang indah itu dikatakan berharga 

Bagaimana akhirnya persahabatan kita 

semoga menuntun hingga ke Surga 

 

 

 

 tersungging senyum manis di bibirmu 

Hilanglah duka terpancar rindu 

Kuukir namamu di dasar kalbu 

persahabatan menjadi dambaku 

 

 Indah sungguh bunga di taman 

Disusun orang buat ucapan 

Ingin kuselam hatimu teman 

Begitu sukarnya mencari jawaban 

 

 Merenung langit di kala senja 

Mengharap fajar akan menjelma 

Padamu Tuhan kupanjatkan doa 

Persahabatan ini subur selamanya 

 (http://biodata‐datadiri.blogspot.com) 

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  202

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Apa tema pantun di atas?

2. Apa isi pantun di atas?

3. Apa pesan dari pantun di atas?

Menulis puisi lama membutuhkan inspirasi. Inspirasi atau

ilham setiap orang berbeda-beda. Maka, setelah mengetahui

bentuk-bentuk puisi lama, saat ini adalah saat yang tepat bagi

Anda untuk belajar menulis puisi lama. Oleh karena itu

kerjakanlah soal-soal di bawah ini!

1. Jika Anda terpesona dengan seorang gadis cantik (bagi yang laki-laki) atau

pemuda cakap (bagi yang perempuan) ungkapkan perasaaan Anda lewat

sebuh puisi lama (pantun/syair) dengan memperhatikan bait, rima, dan

irama!

2. Bacalah puisi lama hasil karya Anda di depan kelas!

3. Kerjakan soal-soal di atas dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5

orang!

Latihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  203

Untuk lebih memperluas pemahaman Anda, sebagai latihan, selesaikankan

tugas di bawah ini di rumah Anda dan kumpulkan minggu depan!

1. Ungkapkanlah perasaann Anda dalam sebuah pantun persahabatan!

2. Apa makna dari pantun yang Anda buat?

3. Carilah contoh macam-macam puisi lama yang telah Anda sebutkan di

majalah, surat kabar, buku antologi puisi, internet, dan sumber lain!

4. Salin atau potonglah halaman yang berisi puisi lama tersebut dan

buatkanlah dalam bentuk kliping! Jangan lupa menulis sumber naskah dan

nama pengarangnya.

5. Tempelkanlah puisi karya Anda pada (majalah dinding) mading sekolah!

Tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  204

Setelah mempelajari kompetensi ini, siswa diharapkan dapat: 

(1) Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima. (2) Menulis puisi

baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi puisi lama

dan puisi baru

Kompetensi Dasar

Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

B. Menulis Puisi Baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  205

Mengidentifikasi bentuk-bentuk puisi baru 

Bacalah dua puisi di bawah ini dengan cermat!

1

Sahabat (Carrie Jacobs Bond) 

 Sahabat adalah hadiah yang kau  

berikan untuk dirimu sendiri 

Itulah asalah satu lagu kenanganku 

Maka aku meletakkanmu di antara 

lagu kenanganku yang terbaik 

Karena kau memiliki hal‐hal 

yang terbaik 

Diantara kado yang kuberikan 

kepadamu 

Yang paling menghibur dan sejati 

Yang paling sering kupikirkan 

Adalah kado untuk diriku sendiri 

yaitu kamu 

(Alice Gray, 2005:43).

 

Persahabatan adalah sebuah berlian (Sally J. Knower) 

 Persahabatan adalah sebuah berlian 

yang terkubur dalam  tanah sebuah harta karun yang sangat 

berharga tetapi sebelumnya, 

persahabatan  itu perlu digali kemudian diasah dan digosok 

ini membutuhkan beliung, sekop, dan kerja keras 

yang memakan waktu dan menimbulkan rasa sakit, sampai kemilaunya terlihat; gemerlapnya kado kasih 

bagi kita bertiga pertama untuk Tuhan 

untukmu dan untukku 

(Alice Gray, 2005:26) 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  206

Untuk menambah pengetahuan Anda, bacalah dua puisi di atas dengan cermat dan

diskusikan hal-hal berikut ini bersama teman kelompok Anda (4-5 orang).

1. Identifikasikanlah jenis-jenis rima yang terdapat dalam puisi tersebut!

2. Tandailah bunyi-bunyi yang mengalami perulangan!

3. Pengalaman apakah yang memberi inspirasi penulisan puisi tersebut!

4. Ditinjau dari isinya, termasuk jenis apakah puisi tersebut?

1. Carilah dua buah puisi karya penyair Indonesia

tentang ‘Percintaan’!

2. Mengidentifikasi puisi-puisi tersebut

berdasarkan bait, irama, dan rima!

Tugas

Latihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  207

Menulis puisi puisi baru

Puisi sebagai saran untuk mengungkapkan perasaan. Dan penyair berperan

sebagai instrumen yang melahirkan puisi. Menulis puisi membutuhkan inspirasi.

Inspirasi atau ilham setiap orang berbeda-beda. Maka, sekarang adalah saatnya

Anda membagikan inspirasi/ilham itu dalam bentuk menulis puisi. Sebagai

latihan, kerjakan dalam kelompok kecil (4-5 orang) soal-soal di bawah ini!

1. Pilihlan sebuah gambar dari beberapa gambar di bawah ini dan tuliskan

sebuah puisi untuk mengekspresikan perasaan Anda! Agar lebih mudah,

daftarkan dulu semua kosakata yang berhubungan dengan gambar tersebut.

2. Tukarkan hasil kerja kelompok

Anda dengan kelompok lain

untuk mendapat masukkan dan

saran!

3. Tiap anggota mengutus satu

orang untuk membacakan puisi

buatan kelompok Anda di depan

kelas!

4. Siswa yang belum/telah tampil, mencoba menangkap isi setiap bait dari puisi

yang dibacakan teman dan tuliskan pada lembar kerja siswa di bawah ini.

2

Latihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  208

Lembar Kerja Siswa

Untuk memperluas pemahaman Anda, kerjakanlah tugas di bawah ini di rumah

Anda!

1. Bualah sebuah puisi berdasarkan

pengalaman Anda tentang

persahabatan!

2. Identifikasikanlah puisi yang Anda

tulis berdasarkan bait, irama, dan rima!

3. Agar lebih mudah, daftarkan dulu

semua kosakata yang berhubungan

dengan gambar tersebut (lihat contoh

daftar kosakata di bawah ini).

4. Tugas dikumpulkan minggu depan!

5. Puisi karya Anda akan akan ditempelkan pada mading sekolah.

 

Tugas

Bait Puisi                                                                         Isi Puisi 

 

      

      

      

      

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  209

1. Narasi adalah kisahan atau jenis wacana yang sifatnya bercerita baik

berdasarkan pengalaman, pengamatan maupun berdasarkan rekaan

pengarang.

2. Ciri-ciri/karakteristik paragraf narasi dapat bersifat fakta dan fiksi (cerita

rekaan). Narasi yang bersifat fakta antara lain biografi dan autobiografi,

sedangkan yang berupa fiksi berupa cerpen dan novel.

3. Lima langkah dalam menulis paragraf narasi, yaitu menetapkan tema tulisan,

menetapkan tujuan tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, membuat kerangka

tulisan, dan mengembangkan tulisan.

4. Tema: Meraih Mimpi

Kerangka pengembangan paragraf narasi adalah

a. Suatu sore aku berjalan-jalan di kota itu

b. Sore jam 17.00 kami tiba di Kupang dan terus ke pelabuhan Namosain.

c. Jam 07.00 pagi hari ketiga waktu Surabaya

d. Jam 09.00 hari keempat kami tiba di Semarang.

5. Pengembangan paragraf narasi berdasarkan kerangka pengembangan paragraf

narasi (no 4) adalah sebagai berikut.

Kunci Jawaban Tes Formatif UNIT I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  210

“Suatu sore aku berjalan-jalan di kota itu. Seorang bapak kira-kira empat puluh

tahun mendekati aku. Ia langsung akrap denganku. Pria yang tidak dikenal itu

menawarkan kepadaku untuk mengungsi ke Jawa. Ia berjanji akan

menyekolahkanku di sana. Tanpa berpikir panjang aku setuju. Lalu, aku pamit.

Berat rasanya meninggalkan tenda-tenda darurat itu. Tetapi kupikir masa depan

di atas segala-galanya. Aku berangkat bersama 120 temanku. Kami

meninggalkan kamp Haliwen menuju Kupang dengan menumpang empat bus.

Sepanjang jalan aku melihat banyak tenda. Di depannya berkibar bendera merah

putih.

Sore jam 17.00, kami tiba di Kupang dan terus ke pelabuhan Namosain. Mentari

kemerahan tenggelam di balik pulau Semau. Sinarnya menerpa kapal yang kami

tumpangi. Para penumpang berebut naik ke atas KM Dobonsolo.

Jam 07.00 pagi hari ketiga waktu Surabaya, kami tiba di pelabuhan Tanjung

Perak. Kami seperti bermimpi. Di sana empat bis Patas telah menanti kami.

Barang-barang bawaan kami dinaikan di atas bis ber-AC itu.

Jam 09.00 hari keempat, kami tiba di Semarang. Kami berhenti di depan RS.

Karyadi. Keesokan harinya kami menuju Salatiga. Di sana kami masuk di sebuah

kompleks panti asuhan. Lima hari kemudian, kami dipisahkan. Lima puluh orang

berangkat ke Bandung, dua puluh orang ke Ambarawa. Tiga puluh orang ke

Kabupaten Gunung Kidul, dua puluh orang lagi ke Boro, Sleman-Yogyakarta.

Aku ditempatkan di daerah Boro” (Rosindus JM. Tae, 2006:25-32).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  211

1. Paragraf  deskripsi  tulisan  yang  berusaha memberikan  perincian  atau melukiskan  dan 

mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (sperti orang, tempat, suasana atau hal 

lain).  

2. Dua macam paragraf deskripsi adalah deskripsi  sugestif dan deskripsi  teknis  (deskripsi 

ekspositoris). Deskripsi  sugestif  adalah  deskripsi  yang  tujuannya membangkitkan  daya 

khayal,  kesan  atau  sugesti  tertentu  seolah‐olah  pembaca melihat  sendiri  objek  (yang 

dideskripsikan)  secara  keseluruhan  seperti  yang  dialami  secara  fisik  oleh  penulis. 

Deskripsi teknis adalah deskripsi yang tujuannya memberikan identifikasi atau informasi 

objek  sehingga  pembaca  dapat mengenalnya  jika  bertemu  atau  berhadapan  dengan 

objek itu. 

3. Lima  langkah  dalam menulis  paragraf  deksripsi  yaitu menentukan  tema, menentukan 

tujuan  penulisan,  mengumpulkan  bahan  tulisan,  menyiapkan  kerangka  tulisan,  dan 

mengembangkan tulisan.  

4 a. Tema: Maria anak teladan 

   b. Kerangka Paragraf 

1. Maria si gadis kecil berumur 7 tahun dari keluarga yang miskin 

2. Maria adalah anak rajin 

3. Maria selalu jalan kaki ke sekolah yang waktu tempu 2 jam 

4. Sekolahnya di balai desa; tidak ada kursi dan meja 

5. Maria selalu berprestasi di sekolahnya. 

Kunci Jawaban Tes Formatif UNIT II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  212

5. Pengembangan kerangka menjadi karangan naratif 

  Kemiskinan memang sudah menjadi musuh bersama. Namun terkadang kemiskinan 

justru menjadi pemicu  semangat untuk  terus berjuang.  Inilah  yang dilakukan oleh Maria, 

gadis kecil yang terus berjuang baik di rumah maupun di sekolah meski dalam kondisi yang 

serba kekurangan.  

  Selepas  subuh, Maria  biasa  telah  terjaga.  Gadis  yang  baru  berumur  7  tahun  ini 

terbiasa membantu orang tuanya sebelum berangkat ke sekolah, misalnya mencuci piring. 

Jika perkerjaan  rumahnya  telah  selesai barulah gadis manis  ini   mandi dan berangkat  ke 

sekolah.  

  Menurut orang tuanya, Maria bisanya berjalan kaki  ke sekolah karena tidak punya 

cukup biaya, ia harus berjalan sekitar 2 jam untuk tiba di sekolah. Meski Maria gembira bisa 

bersekolah yang menumpang dibalai desa. Berdiri atau duduk di tanah saat belajar karena 

sekolah  tidak ada  kursi. Namun  semua  itu  tidak mengurangi  semangt Maria dan  teman‐

temannya untuk menuntut ilmu. Usai bersekolah ia tak lantas bersantai. Ia biasa membantu 

orang tuanya bekerja di ladang. Orang tuanya berharap bisa mewujutkan cita‐cita anaknya 

menjadi  guru.  Meski  dirundung  kemiskinan,  prestasi  Maria  tidak  tidak  diragunan.  Ia 

termasuk siswa yang pintar di sekolahnya. 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  213

1. Eksposisi  yaitu  tulisanyang  berusaha  menerangkan,  menjelaskan, 

danmenguraikan  masalah  persoalan,atau  ide  yangdapat  memeprluas 

pandangan  pembaca.  Jika  dibandingkan  dengan  deskripsi,  argujmenatsi  dan 

narasi,  eksposisis  lebih  menonjolkan  tujuan  memperluas  pandangan  dan 

pengetahuan pembaca. 

2. Ada dua syarat yang hendak dikuasai  jika kita hendak menulis ekspedisi, yaitu 

mengetahui  masalah  yang  akan  ditulis  dan  mempuanya  kemampuan 

menganalisis persoalan secara jelas dan konkret. 

3. Ada  lima  langkah  dalam  menulis  ekspedisi,  yaitu  menentukan  tema, 

menentukan  tujuan  penulisan,  mengumpulkan  bahan  tulisan,  menyiapkan 

kerangka tulisan, dan mengembangkan tulisan.  

4. a. Tema: Tari Likurai 

       b. kerangka tulisan paragraf ekspedisi 

    1) Tari likurai adalah tari dari Belu, NTT yang berbatasan dengan Timor Lesta 

    2) Tari ini ditarikan pada acara vestival budaya dan syukuran 

    3) caranya para wanita menapit gendang bawah ketiak membentuk  

                    barisan/lingkaran 

Kunci Jawaban Tes Formatif UNIT III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  214

    4) gendang yang diapit itu dibunyikan secara dinamis, ritmik, dengan beraneka 

                    ragam bunyi 

    5) laki‐laki juga turut menari dengan membawa sebuah selendang/kalewang  

                   adat 

    6) teriakan itu menggelegar menambah riuh‐rendah suasana pesta  

                    menunjukkan  kejantanan mereka 

5. Pengembangan kerangka karangan ekspedisi sebagai berikut. 

 

                     

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  215

         

         

  

 

 

 

  Pada  setiap  hari  raya  keagamaan,  festival  budaya  dan  acara  syukuran, tarian  Likurai  selalu  dipertontonkan.  Tarian  ini  dengan  mudah  dijumpai  di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Memang, sejatinya Tarian Likurai  ini berasal  dari  Daerah  Belu.  Bahkan  Kabupaten  Belu  identik  dengan  Kabupaten Likurai.  Kabupaten  yang  beribukotakan  Atambua  ini,  terletak  di  jantung  Pulau Timor,  penghasil  kayu  cendana  (ai‐kamelin)  terbesar  di  dunia.  Kabupaten  Belu berbatasan  darat  langsung  dengan  Negara  Timor  Leste.  Walau  berasal  dari Kabupaten  Belu,  namun  tari  Likurai  sudah  dikenal  luas  dan merakyat  di  seluruh Daratan  Timor,  dari  Timor  Barat  sampai  Timor  Leste;  gaungnya  telah  sampai  ke pulau‐pulau  sekitarnya  di Nusantara  ini  dan  bahkan  telah  tiba  ke mancanegara. Bulan  lalu,  sejumlah  wanita  Belu,  Timor  menarikan  Likurai  ini  di  Perkumpulan Keluarga Flobamora, di Belanda. 

  Para wanita Timor, tua‐muda, besar‐kecil, entah berpendidikan tinggi atau pun  buta  aksara,  baik  orang  berada maupun  kaum  sederhana,  semua  berpadu mengapit  tambur di bawah  ketiaknya,  lalu membentuk barisan  atau  lingkaran di antara mereka kadang belasan wanita, kadang puluhan, kadang malah bisa ratusan wanita, memukul atau membunyikannya secara dinamis, ritmik, dengan beraneka ragam bunyi atau warna pukulan, namun tetap menjaga kekompakan, tempo, juga dipadukan dengan gerakan  tubuh, badan meliuk  secara beraturan kesana‐kemari seiring bunyi‐bunyian yang dihasilkan dari pukulan gendang tersebut. Gendang  ini dalam bahasa Tetun Belu disebut Tihar. Tihar  ini pasti dipunyai oleh setiap rumah tangga di Kabupaten Belu. Para wanita Timor tentu menyimpan Tihar di rumahnya. Menabuh Tihar disebut Basa‐Tihar atau He’uk. 

  Selain Tihar,  satu atau dua wanita  lainnya  tidak akan membawa Tihar ke dalam  lingkaran para penari  itu,  tetapi membawa Tala. Tala  adalah  sejenis  gong kecil,  terbuat  dari  logam,  ukurannya  sebesar  piring  makan,  yang  sangat  cocok ditabuhkan berpaduan dengan pukulan Tihar. 

  Di  samping  para  wanita‐‐yang  menabuh  gendang  apitan  bawah  ketiak dengan penuh ritmik‐dinamis gerakan  tubuhnya, ditambah  lengkingan gong‐‐para lelaki pun, karena dibakar semangat oleh keramaian bunyi‐bunyian Tihar, Tala dan gerak lincah‐gemulai para wanita itu, masuk meronggeng dalam lingkaran. 

  Kadang,  para  lelaki  tampil  lebih  heboh  daripada  para  wanita.  Sering mereka membawa selendang kecil berukuran panjang dua meter dan mereka akan berperangai  seperti  elang mengepakkan  sayap mencari mangsa.  Kadang malah mereka membawa kelewang adat, di mana di pangkal kelewang  itu diikat rambut dari  kepala  musuh  yang  pernah  ditebas  dengan  kelewang  sakti  itu  untuk menunjukkan sifat kepahlawanan leluhur Timor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  216

1. Puisi adalah ragam sastra yang terkait oleh irama .

2. Pusi lama adalah puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat (hasil ciptaan

masyarakat lama). Puisi baru/puisi modern adalah puisi yang sudah dipengaruhi

oleh puisi Barat.

3 (a) Bait adalah kumpulan larik sajak yang menjadi satuan struktur sajak yang

ditentukan oleh jumlah larik atau pola irama, (b) Rima adalah pengulanganbunyi

berselang, baik di dalam larik maupun pada akhir sajak yang berdekatan. Bunyi

yang beriramam itu ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi atau perpanjangan

suara. (c) Irama adalah alunan bunyi dalam pembacaan puisi atau tembang yang

ditimbulkan oleh peraturan rima dan satuan sintaksis yang dapat diwujudkan

dalam tekanan yang mengeras lembut, tempo yang mencepat lambat, dan nada

yang meninggi rendah di antara batas-bats yang diwujudkan dalam jeda atau yang

biasa disebut ritme.

4. Macam-macam puisi lama yaitu pantun, syair, karmina, talibun, gurindam, mantra,

bidal, dan seloka.

a. Pantun adalah bentuk puisi Indonesia, tiap baris terdiri atas empat baris yang

bersajak (a-b-a-b), tiap larik terdiri atas empat kata, baris pertama dan kedua

biasanya untuk tumpuan saja dan baris ketiga merupakan isi.

Kunci Jawaban Tes Formatif UNIT IV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  217

b. Syair adalah bentuk puisi melayu lama yang tiap baitnya terdiri atas empat

larik dengan rima yang sama. Isinya berupa cerita yang mengandung mite,

unsure sejarah, unsure agama, atau rekaan belaka.sifatnya menghibur dan

mendidik.

c. Karmina adalah patun dua seuntai (pantun kilat), baris pertama sebagai

sampiran, baris kedua berupa sindiran dengan rumus rima a a.

d. Talibun adalah jumlah puisi lama yang jumlahnya lebih dari 4 baris,

biasanya antara 16-20 baris, serta mempunyai persamaan bunyi pada ahkir

baris .

e. Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdir atas dua larik bersajak a a.

Baris pertama merupakan sebab atau syarat dan baris kedua merupakan

akibat atau kesimpulan; keduanya merupakan kesatuan yang utuh dan isinya

biasanya merupakan nasehat.

f. Mantra adalah doa dalam agama Hindu, puisi Melayu lama yang dianggap

mengandung kekuatan gaib, yang biasanya diucapkan oleh pawang atau

dukun untuk mempengaruhi kekuatan alam semesta atau binatang.

g. Bidal adalah peribahasa atau pepatah yang mengandung nasehat dan sindiran

dalam bentuk kalimat singkat dengan memperhitungkan rima atau keindahan

bunyi.

h. Seloka adalah jenis puisi yang biasanya terdiri dari empat larik berirama a a

a a seperti syair, terdiri atas lampiran dan isi seperti pantun serta dapat

berdiri sendiri tanpa ada hubungan antara lampiran dan isi atau yang bisanya

disebut pantun berantai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  218

5. Pantun

Buah mengkudu kusangka

manis

Kandis terletak dalam pulam

Gula madu kusangka manis

Manis lagi senyummu tuan

Daripada makan mentimun

Lebih baik makan ketela

Daripada duduk melamun

Lebih baik kita berdoa

6. Menurut jenisnya, puisi baru/modern dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu

balada, romance, elegi, ode, himne, epigram, dan satire.

a. Blada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita, bisa berbentuk belada dngan

dilagukan.

b. Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap

kekasih.

c. Elegi adalah sajak yang menggambarkan kesedihan, suara sukma yang

meratap-ratap, batin yang merintih-rintih.

d. Ode adalah sajak lirik yang bertema mulia.

e. Himne adalah sajak pujaan kepada Tuhan atau sajak keagamaan.

f. Epigram adalah pernyataan arif, ringkas, dan bernas yang diungkapkan

dnegan gaya yang halus. Epigram dapat berupa sajak.

g. Satire adalah sajak yang berisi kritik atau sindiran yang keras terhadap

kepincangan-kepeincangan yang terjadi dalam masyarakat (Andy Soenaryo,

2010:VIII).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  219

7. Puisi baru

Memoir Cinta

(Sr. Chika, FdCC)

Saat kumenatap langit pagi itu Hatiku diliputi kehabagian yang mendalam

Seiring dengan merdunya kicauan burung pembuka pagi Aku dibawa pada sebuah kenangan akan cinta

Dalam harapan kesunyian Aku teringat akan dia

Kenangan bersama kala itu kembali membayang Meski kini dia tak di sini

Menyusuri lorong kehidupan Membagi cinta

Menangis dalam kekalutan Tertawa dalam kebahagiaan bersama

Kini kenangan itu bembentang di antara jutaan cinta Jauh di lubuk hati

Kuingin kenangan itu terulang kembali Namun kusadari itu tak mungkin terjadi karena kita berbada

Senyum manismu Genggaman erat tanganmu

Nada-nada indah dari petikan gitarmu Tatapan matamu kini hanya sebuah memoir

Oh mentari pagi Kutitipkan doaku untuk dia

Biar yang kuasa menjadi belahan jiwanya selamanya

(www.safegoreti.wordpress.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  221

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  222

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  223

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  225

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  227

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  229

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  231

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filediadakan penilaian oleh dosen ahli pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan guru

  233

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI