PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska...
-
Upload
nguyenxuyen -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · SMK BOPKRI I Yogyakarta Fransiska...
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Fransiska Rahardini
NIM: 051334011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Fransiska Rahardini
NIM: 051334011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Sebagai ungkapan kasihku kepada:
Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Bapa Yosef, atas
rancanganNya yang begitu indah dan kekuatanNya yang
memampukanku untuk menyelesaikan kuliahku ini Terima kasih untuk segala cinta, perhatian, doa, dan
dukungan dari orang-orang terdekat di hatiku: untuk
Bapak Yulianus Suhardi dan Ibu Theresia Ngadirah serta
sahabat-sahabatku
Satu hal yang membuatku terharu,
Ketika aku hampir putus asa,
Kalian ulurkan kasih yang menguatkan,
Ketika aku merasa kecewa,
Kalian berikan kehangatan, membangkitkan,
Ketika aku berbuat kesalahan,
dengan tulus ikhlas kalian memaafkan,
Ketika aku meraih kesuksesan,
Kepada kalian pertama kali kupersembahkan penghargaan,
Terima kasih atas segala kasih sayang dan semangat yang
kalian berikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil
Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki
(Gandhi)
Jalani hidup tanpa ketakutan, hadapi semua masalah
dan yakinlah bahwa kita dapat mengatasi semua itu
Keep your heart open to dreams. For as long as there’s a
dream,
there is hope, and as long as there is hope, there is joy in living
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta
Fransiska Rahardini Universitas Sanata Dharma
2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan pengelolaan kartu aktiva tetap melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 22 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus menggunakan waktu 3 jam pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) instrumen observasi terhadap guru, (2) instrumen observasi terhadap siswa, (3) instrumen observasi terhadap kelas, (4) kuesioner motivasi belajar, (5) instrumen refleksi oleh guru mitra, dan (6) instrumen refleksi oleh siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada pra penelitian = 58,25; pada siklus I = 60,86; dan pada siklus II = 67,45. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran akuntansi khususnya materi pengelolaan kartu aktiva tetap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF JIGSAW IN ACCOUNTING SUBJECT TO
INCREASE STUDENT’S LEARNING MOTIVATION A Case Study: The 11th Grade Students of The Accounting Department
of BOPKRI I Vocational High School Yogyakarta
Fransiska Rahardini Sanata Dharma University
2011
This research aims to find out how to know the progress of student’s motivation in learning Accounting with the topic of discussion is fixed assets management through the implementation of cooperative learning method of Jigsaw. It is a Classroom Action Research (CAR). The research subjects are 22 students of the 11th grade students of Accounting Department of BOPKRI I Vocational High School Yogyakarta in 2010/2011 academic year.
The classroom action research was conducted in two cycles, which every cycle lasted in three hour lesson. The primary components of the research consisted of (1) instruments for teacher observation, (2) instruments for student observation, (3) instruments for classroom observation, (4) learning motivation questionnaire, (5) instruments of reflection of teacher’s partner and, (6) instruments for reflection from students towards the cooperative learning method of Jigsaw. Based on the analysis the result can be concluded that the result of calculating the average value of student’s learning motivation in pre research is 58,25; in the first cycle is 60,86; and in the second cycle is 67,45. The implementation of cooperative learning method of Jigsaw in Accounting subject especially in the topic of discussion can increase the learning motivation of students of the 11th grade of Accounting Department of BOPKRI I Vocational High School Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA”.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
tidaklah mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerja sama, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus
selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran
dalam memberikan bimbingan, memberikan nasehat, serta memberikan kritik
dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,
dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
5. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran proses kuliah selama ini;
8. Ibu Dra. Indri Pamiyarti selaku Kepala Sekolah SMK BOPKRI I Yogyakarta
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
9. Ibu Ertyn Tyas Prabandari S.Pd selaku guru mitra dalam penelitian tindakan
kelas ini;
10. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta,
khususnya untuk kelas XI Jurusan Akuntansi yang telah membantu kelancaran
pelaksanaan penelitian;
11. Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku Bapak Yulianus Suhardi dan Ibu
Theresia Ngadirah terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, nasehat,
pengorbanan, serta dukungan baik moril, materiil, maupun spiritual yang telah
diberikan selama ini;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
12. Keluarga besar Asrama Syantikara khususnya kepada Suster Benedicte CB
terima kasih atas segala kasih sayang dan didikannya selama penulis tinggal di
asrama;
13. Teman-temanku di Asrama Syantikara: U6, UBB, Kopel 11, dan Sint Pieter
(Mbak Santi, Mbak Mika, Mbak Maria, Mbak Frima, Mbak Lani, Mbak Sinta,
Kak Gusti, Kak Siska, Berta, Cindy, Clara, Lisa, Windy, Neng, Elis, Endah,
Dida, Lin, Rini, Veni, Zha Zha, Sari, Tina, Renti, Nita, Melly, Tia, Bella,
Galih, dan Reni) terima kasih atas kebersamaannya selama ini sehingga telah
membuat kehidupan di asrama menjadi terasa indah;
14. Semua teman-teman PAK 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, terima kasih untuk kebersamaan selama di kampus Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta;
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi;
16. Akhirnya buat kota Yogyakarta, terima kasih atas berbagai kenangan indah
dan kenangan pahit yang penulis dapatkan dan tidak akan pernah penulis
lupakan dalam hidup ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIK ................................................................... 7
A. Metode Pembelajaran Cooperative Learning .................................. 7
B. Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw ............... 11
C. Motivasi Belajar .............................................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Penelitian Tindakan Kelas .............................................................. 16
E. Kerangka Berpikir ........................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 22
C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 22
D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 23
E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 27
F. Analisis Data ................................................................................... 30
BAB IV GAMBARAN UMUM ...................................................................... 32
A. Sejarah SMK BOPKRI I Yogyakarta ............................................. 32
B. Visi, Misi, dan Tujuan SMK BOPKRI I Yogyakarta ..................... 33
C. Sistem Pendidikan SMK BOPKRI I Yogyakarta ............................ 35
D. Kurikulum SMK BOPKRI I Yogyakarta ........................................ 36
E. Organisasi Sekolah SMK BOPKRI I Yogyakarta .......................... 39
F. Sumber Daya Manusia SMK BOPKRI I Yogyakarta .................... 51
G. Siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta ................................................ 51
H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK BOPKRI I
Yogyakarta ...................................................................................... 52
I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMK BOPKRI I
Yogyakarta ...................................................................................... 53
J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah SMK
BOPKRI I Yogyakarta .................................................................... 55
K. Hubungan SMK BOPKRI I Yogyakarta dengan
Instansi Lain .................................................................................... 56
L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan SMK BOPKRI I
Yogyakarta ...................................................................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN .................................. 60
A. Deskripsi Penelitian ........................................................................ 60
1. Observasi Pendahuluan ............................................................. 60
a. Observasi Guru ..................................................................... 61
b. Observasi Siswa .................................................................... 65
c. Observasi Kelas ..................................................................... 68
2. Siklus Pertama .......................................................................... 74
a. Perencanaan ........................................................................... 74
b. Tindakan ................................................................................ 77
c. Observasi .............................................................................. 81
d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............................................ 88
e. Refleksi ................................................................................. 90
3. Siklus Kedua ............................................................................ 95
a. Perencanaan .......................................................................... 95
b. Tindakan ............................................................................... 98
c. Observasi .............................................................................. 102
d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............................................ 108
e. Refleksi ................................................................................. 110
B. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebagai Dampak
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .............. 115
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN .................... 119
A. Kesimpulan ..................................................................................... 119
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 120
C. Saran ............................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 122
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ................................................................... 29
Tabel 5.1 Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ....................................... 63
Tabel 5.2 Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran ....................................... 66
Tabel 5.3 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian .................... 67
Tabel 5.4 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ...................................... 70
Tabel 5.5 Aktivitas Guru pada Siklus I .............................................................. 81
Tabel 5.6 Kegiatan Siswa pada Siklus I ............................................................. 85
Tabel 5.7 Kondisi Kelas pada Siklus I ............................................................... 87
Tabel 5.8 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I .............................. 88
Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I ....................... 90
Tabel 5.10 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I .................................. 92
Tabel 5.11 Aktivitas Guru pada Siklus II ............................................................ 102
Tabel 5.12 Kegiatan Siswa pada Siklus II ............................................................ 106
Tabel 5.13 Kondisi Kelas pada Siklus II .............................................................. 107
Tabel 5.14 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 109
Tabel 5.15 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II ..................... 111
Tabel 5.16 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II .................................. 113
Tabel 5.17 Indikator Keberhasilan Tingkat Motivasi Belajar Siswa
pada Pra Penelitian, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 125
Lampiran 2 Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran ..... 157
Lampiran 3 Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran .... 158
Lampiran 4 Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Proses
Pembelajaran .................................................................................. 159
Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses
Pembelajaran ................................................................................... 160
Lampiran 6 Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa ......................................... 162
Lampiran 7 Instrumen Pengamatan Kelas ......................................................... 163
Lampiran 8 Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum Pembelajaran ...................... 164
Lampiran 9 Kuesioner Motivasi Belajar Setelah Pembelajaran ........................ 166
Lampiran 10 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat
Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 168
Lampiran 11 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran
dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ........................... 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan proses komunikasi
antara guru dan siswa. Di dalam komunikasi tersebut, guru menyampaikan
pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa. Komunikasi tidak selalu dapat
berjalan dengan lancar bahkan terkadang menimbulkan kebingungan bagi siswa,
salah pengertian dan salah konsep. Dalam interaksi belajar, berhasilnya proses
belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah semata-mata untuk kepentingan
siswa. Dikatakan demikian karena tujuan dari proses belajar mengajar itu adalah
untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap
mental/nilai-nilai.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, dan menyenangkan akan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan
kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara formal
di sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara
terencana baik yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, keterampilan maupun
sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menurut Ali (1987:13), aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada
pada diri siswa. Namun demikian bukanlah peran guru menjadi tersisihkan,
melainkan diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi
bertindak sebagai director dan facilitator of learning (pengaruh dan pemberi
fasilitas untuk terjadinya proses belajar). Para siswa bisa juga saling mengajar
dengan sesama siswa lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa
dalam batas-batas tertentu pembelajaran oleh rekan sebaya ternyata lebih efektif
daripada pembelajaran oleh guru. Metode pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainnya dalam tugas-
tugas yang terstruktur disebut metode pembelajaran kooperatif (cooperative
learning). Dalam metode ini guru bertindak sebagai fasilitator.
Kondisi pembelajaran di SMK BOPKRI I Yogyakarta pada umumnya
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru,
walaupun para siswa diberi kesempatan untuk bertanya tetapi mereka tidak
memanfaatkan kesempatan tersebut. Kemungkinan para siswa merasa bosan
mendengarkan ceramah sehingga sebagian siswa tidak tertarik, dan tidak
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Sikap siswa tersebut tampak
pada saat guru mengajar, mereka merasa jenuh dan mengantuk sehingga mereka
merasa enggan untuk mengikuti pembelajaran. Dengan sikap tersebut, tentu saja
akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa
Ada berbagai metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar, salah satunya adalah metode pembelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Sejak tahun 2004 telah
diterapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan kini telah berubah
menjadi kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang menggunakan paradigma pembelajaran konstruktivistik dalam kegiatan
pembelajarannya. Esensi dari konstruksi adalah ide bahwa siswa harus
menemukan dan mengtransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi
lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan
dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan
menerima pengetahuan.
Tugas guru adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan : (1)
menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi
kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (3)
menyadarkan bagi siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar
(Sagala, 2005:88). Tetapi dalam praktiknya, pendidikan kita masih didominasi
oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta yang harus
dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan,
kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar mengajar, sehingga
kegiatan belajar mengajar lebih memperlihatkan proses transfer pengetahuan atau
konsep-konsep dari guru kepada peserta didik.
Hal inilah yang mendasari pentingnya seorang guru memiliki kemampuan
dan ketepatan dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswanya. Salah satu metode pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang dapat diterapkan oleh guru
adalah cooperative learning tipe jigsaw. Tipe ini dapat membantu guru dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dalam metode ini, para
siswa tidak hanya berinteraksi dengan sesama anggota kelompok tetapi juga
berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain. Dengan kondisi pembelajaran
seperti ini diharapkan para siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dan menyelidiki dampaknya terhadap motivasi belajar siswa.
Penelitian ini selanjutnya dituangkan dalam judul “Penerapan Metode
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran
Akuntansi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki bagaimana penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan motivasi
belajar siswa pada proses pembelajaran akuntansi khususnya dalam materi
pengelolaan kartu aktiva tetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah
bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi
melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi melalui
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk lebih meningkatkan
pembelajaran di kelasnya dan akan semakin terbiasa melakukan penelitian
tindakan kelas khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna,
berharga, dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia
pendidikan dan memperoleh pengetahuan dalam menganalisis suatu masalah
kemudian pada akhirnya dapat mengambil suatu kesimpulan yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Bagi SMK BOPKRI I Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan
dalam mata pelajaran akuntansi di SMK BOPKRI I Yogyakarta dalam upaya
peningkatan kualitas pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
A. Metode Pembelajaran Cooperative Learning
1. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning
Menurut Lie (2002:12), sistem pengajaran yang memberi kesempatan
kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-
tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong
atau cooperative learning. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.
Menurut Kagan (1994:8), cooperative learning merupakan suatu
model pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan
pada pertukaran informasi terstruktur antar pelajar dalam grup yang bersifat
sosial dan masing-masing pelajar bertanggung jawab atas pembelajaran yang
mereka jalani. Sementara menurut Nurhadi (2004:112), cooperative learning
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa
semakin aktif dalam mempelajari dan memperoleh berbagai konsep atau teori,
pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam
pembelajaran yang menggunakan metode cooperative learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pengembangan kualitas diri siswa dapat dilakukan secara bersama-sama.
Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik
digunakan untuk tujuan belajar baik yang sifatnya kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dengan demikian cooperative learning dapat diartikan sebagai
suatu metode pembelajaran dengan cara berkelompok, dimana setiap anggota
kelompok mempunyai tanggung jawab terhadap anggota kelompoknya yang
lain dengan cara bekerja sama.
2. Unsur-Unsur Pembelajaran Cooperative Learning
Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2002), ada lima unsur yang
harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif antara lain:
a. Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Kerja sama dan usaha setiap anggota turut mempengaruhi keberhasilan kelompok. Abdurrahman dan Bintoro (Nurhadi, 2004) menjelaskan bahwa saling ketergantungan ini dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan mencapai tujuan, (b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah.
b. Tanggung jawab perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas
dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
c. Tatap muka Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Interaksi tatap muka semacam ini sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Sinergi ini tidak bisa didapatkan begitu saja dalam sekejap, tetapi hal ini merupakan suatu proses kelompok yang cukup panjang. Para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
d. Komunikasi antar anggota Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.
3. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning
Menurut Slavin dan Stahl (Solihatin dan Raharjo, 2007:10-12), langkah-
langkah dalam pembelajaran cooperative learning dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Langkah pertama adalah merancang rencana pembelajaran. Pada langkah ini perlu ditetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran, sikap dan keterampilan sosial yang diharapkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Dalam perancangan proses pembelajaran, materi dan tugas-tugas perlu distruktur sedemikian rupa sehingga mencerminkan sistem kerja dalam kelompok-kelompok kecil. Artinya bahwa materi dan tugas-tugas itu adalah untuk dibelajarkan dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi kerja kelompok. Agar kegiatan belajar bersama dalam kelompok dapat berjalan dengan baik dan efektif, maka perlu dijelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini perlu, karena dengan demikian siswa tahu dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung
b. Langkah kedua adalah merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Pada tahap ini dalam menyampaikan materi, guru tidak lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menyampaikan materi secara panjang lebar, karena pemahaman dan pendalaman materi akan berlangsung dalam kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi dengan tujuan agar siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan. Pada saat kegiatan belajar dalam kelompok kecil, guru mulai memonitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya.
c. Langkah ketiga adalah observasi kegiatan belajar siswa. Selama melakukan observasi, guru berusaha untuk mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi, sikap, dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Pemberian pujian dan kritik yang membangun merupakan aspek penting yang diperlukan dalam tahap ini.
d. Langkah keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah dipresentasikannya. Setelah kegiatan presentasi berakhir, guru mengajak siswa untuk membuat refleksi diri terhadap proses pembelajaran dengan tujuan untuk melihat dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau pun sikap atau perilaku menyimpang yang dilakukan selama proses pembelajaran.
4. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (Catur Rismiati dan Susento, 2007:228), ada lima tipe
pembelajaran kooperatif diantaranya:
a. Student Teams Achievement Division (STAD) Dalam tipe ini, siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar
kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang yang terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setelah semua kelompok sudah selesai mengerjakan soal, guru memberikan kunci jawaban dan meminta siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan. Kemudian guru mengadakan kuis.
b. Teams Games Tournament (TGT) Tipe ini hampir sama dengan STAD. Yang membedakannya adalah
dalam tipe TGT ini tidak ada kuis, tetapi hasil belajar akan dievaluasi dengan menggunakan permainan akademik seperti cepat tepat. Skor team secara keseluruhan akan ditentukan oleh prestasi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
c. Learning Together Dalam tipe ini guru menjelaskan materi pembelajaran. Setelah itu siswa
dibagi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam orang untuk mengerjakan lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Kemudian siswa mengerjakan kuis secara individual yang mana kuis tersebut akan dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.
d. Group Investigation Dalam metode ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap
kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran, kemudian menjelaskannya kepada seluruh siswa di kelas. Diharapkan untuk menerima tanggung jawab besar untuk menentukan apa yang dipelajari, mengorganisasikan kelompok mereka sendiri tentang bagaimana cara menguasai materi, dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikannya kepada seluruh siswa di kelas.
e. Jigsaw Dalam tipe ini, tiap kelompok terdiri dari lima atau enam orang. Setiap
anggota kelompok diminta untuk mempelajari satu bagian materi pelajaran kemudian menjelaskannya kepada anggota kelompok yang lain, kemudian guru mengadakan kuis.
B. Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
Metode pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dikembangkan dan
diuji oleh Elliot Aronson et all (Anita Lie, 2002:69). Menggunakan jigsaw, siswa-
siswa ditempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggotakan lima sampai
enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks,
dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya.
Sebagai contoh, bila materi tekstualnya adalah tentang cooperative learning,
seorang siswa di tim akan bertanggung jawab untuk mempelajari STAD, seorang
untuk Jigsaw, seorang untuk Group Investigation dan satu atau dua orang lainnya
akan menjadi ahli (expert) untuk dasar penelitian dan sejarah cooperative
learning. Para anggota dari tim-tim yang berbeda, tetapi membicarakan topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang sama (kadang-kadang disebut expert group atau kelompok ahli) bertemu
untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topik tersebut. Setelah itu
siswa kembali ke tim asalnya dan mengajarkan sesuatu yang telah mereka pelajari
dalam expert group kepada anggota-anggota lain di timnya masing-masing.
Setelah pertemuan dan diskusi tim asal, siswa mengerjakan kuis secara individual
tentang berbagai materi belajar.
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Dalam bahasa latin, motivasi berasal dari kata motivum yang
menunjukkan bahwa ada alasan tentang mengapa sesuatu itu bertindak.
Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar
(Wuryani, 1986:143). Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu
energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai sesuatu
yang mengarahkan aktivitas siswa untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh siswa tercapai. Dikatakan “ keseluruhan”, karena biasanya
ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menurut W. S. Winkel (1989:92), motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan
belajar.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk
memahami dan mengembangkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya
mampu membangkitkan kebutuhan siswanya untuk berprestasi.
2. Tipe-Tipe Motivasi
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor
pendorong yang berasal dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku
terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Individu
bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku
yang tidak dapat kita lihat sumbernya dari luar. Individu yang melakukan
kegiatannya didorong oleh motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah
untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu (Prayitno,
1989:10-11).
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Winkel, 1984:27). Motivasi
ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
di dalam diri siswa untuk belajar, dikatakan demikian karena tujuan utama
individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak
di luar aktivitas belajar itu sendiri (Prayitno, 1989:14).
3. Peranan Motivasi Belajar
Menurut Uno (2002:27), ada beberapa peranan penting dari motivasi
dalam belajar dan pembelajaran antara lain :
a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak
yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilaluinya.
b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,
jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati
manfaatnya bagi anak.
c. Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini, tampak bahwa motivasi
untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Teknik-Teknik Motivasi
Menurut Uno (2007:34), ada beberapa teknik motivasi yang dapat
dilakukan dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pernyataan penghargaan secara verbal
b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan
c. Menimbulkan rasa ingin tahu
d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
f. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar
g. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu
konsep dan prinsip yang telah dipahami.
h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya.
i. Menggunakan simulasi dan permainan
j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya
di depan umum.
k. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa
dalam kegiatan belajar.
l. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Pengertian PTK
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom
Action Research (CAR), yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:3), ada tiga kata yang membentuk
pengertian tersebut yaitu:
1. Penelitian
Penelitian ini berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan
Tindakan berhubungan dengan suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini berbentuk
rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas
Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi
mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama
dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan
istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pendapat lain dikemukan oleh Susento (2007:1), bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan bentuk khusus dari penelitian tindakan.
Kekhususannya terletak pada: (1) situasi sosial yang dimaksud adalah situasi
kelas, dan (2) tindakan atau praktik yang dimaksud adalah pembelajaran
dalam kelas tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep
penelitian tindakan kelas ditujukan untuk memperbaiki suatu proses
pembelajaran untuk dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, sesuai
dengan kurikulum yang ada saat ini.
Website PPPG tertulis Bandung (Susento, 2007:1) menyajikan dua
karakteristik dari penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Permasalahan yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu
berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi
guru. Oleh karena itu, PTK dapat dilaksanakan jika guru sejak awal
memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan hasil
pembelajaran yang ia hadapi di kelas. Kemudian dari persoalan itu, guru
menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara
profesional
2. PTK diindikasikan oleh adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk
memperbaiki proses belajar-mengajar di kelas. Oleh karena itu, ciri khas
PTK terletak pada adanya tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan
suatu bentuk penelitian yang mengarah kepada tindakan-tindakan secara
terstruktur terhadap sekelompok siswa pada waktu yang sama dalam rangka
peningkatan kualitas proses pembelajaran.
2. Manfaat PTK
Menurut website PPPG tertulis Bandung (Susento, 2007), manfaat PTK antara
lain sebagai berikut:
a. Inovasi pembelajaran Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah,
mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri dan berangkat dari persoalannya tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.
b. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada tingkat kelas, PTK
akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat secara empirik dan bukan sekedar pemahaman secara teoritik.
c. Peningkatan profesionalisme guru Guru yang profesional tidak akan merasa enggan melakukan berbagai
perubahan dalam praktik pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya. PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, kemudian meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-perbaikan secara profesional. Guru yang profesional perlu melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap praktik pembelajarannya di kelas sehingga guru pada akhirnya akan mendapat otonomi secara profesional.
3. Tahap-Tahap Pelaksanaan PTK
Dalam tahap PTK dilakukan kegiatan-kegiatan yang membentuk siklus. Tiap-
tiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut (Susento, 2007:5):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Perencanaan tindakan Menyusun rencana tindakan untuk menguji secara empiris hipotesis
tindakan. Rencana tindakan mencakup semua langkah tindakan secara rinci, segala keperluan untuk melaksanakan tindakan, dan berbagai kendala yang mungkin timbul beserta cara mengatasinya.
b. Pelaksanaan tindakan Melaksanakan semua rencana tindakan dalam proses pembelajaran di kelas.
c. Observasi tindakan Mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi bertujuan untuk
mengumpulkan data yang berisi tentang pelaksanaan tindakan dan dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran. Dalam melaksanakan observasi, guru bisa dibantu oleh pengamat luar (teman sejawat atau orang yang berkompeten).
d. Refleksi terhadap tindakan Memproses data yang diperoleh dari observasi tindakan. Data yang diperoleh ditafsirkan, dianalisis dan disimpulkan. Refleksi dapat dilakukan guru dengan bantuan pengamat atau orang lain yang berkompeten. Berdasarkan hasil refleksi kemudian dilakukan evaluasi terhadap tindakan, yaitu untuk menilai sejauh mana tindakan telah dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK selesai. Jika tindakan belum dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK masih dilanjutkan ke siklus kegiatan yang baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan Tindakan
(Aksi)
Observasi Perencanaan Tindakan
Refleksi
Pelaksanaan Tindakan
(Aksi)
Observasi Perencanaan Ulang
Refleksi
SIKLUS I
SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
E. Kerangka Berpikir
Rendahnya motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran akuntansi
disebabkan karena kebiasaan belajar bersama dalam kelompok (diskusi
kelompok) belum terbentuk. Terbukti masih dijumpai dalam kelas terdapat
beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh, tidur-tiduran, bermain handphone,
ataupun asyik membicarakan hal-hal lain dengan teman di luar materi pelajaran
pada saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut dapat terjadi
karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan
karena selama ini guru hanya memakai metode ceramah dan latihan soal saja.
Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan tipe yang paling
sederhana dari tipe-tipe pembelajaran kooperatif lainnya. Dengan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw diharapkan sebagai upaya dalam peningkatan motivasi
belajar siswa. Karena dalam pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif tipe jigsaw siswa diajak untuk belajar dalam kelompok-kelompok
(kelompok asal dan kelompok ahli) yang memungkinkan mereka dapat saling
berdiskusi dan masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk menguasai
salah satu bagian materi belajar dan kemudian mengajarkan bagian itu kepada
anggota-anggota lain dalam kelompoknya sehingga diharapkan nantinya akan
dapat merangsang siswa untuk tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran
dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang bersifat mandiri yang dilakukan oleh peneliti dalam
lingkungan sekolah. Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan
masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMK BOPKRI I Yogyakarta, Jl. Cik Ditiro
No. 37 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2010
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI
I Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah peningkatan motivasi belajar siswa melalui
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran
akuntansi.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga siklus yang akan dijabarkan sebagai
berikut:
1. Kegiatan Pra Penelitian
a. Observasi pada guru
Observasi terhadap guru meliputi kegiatan pra pembelajaran (melakukan
apersepsi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai), kegiatan
inti (penguasaan materi pelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar),
pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian
proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa, dan kegiatan penutup
(melakukan refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut setelah pembelajaran).
b. Observasi pada siswa
Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau
berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran.
Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati pada saat
pembelajaran. Observasi terhadap siswa meliputi kegiatan pra
pembelajaran (siswa siap mengikuti proses pembelajaran), kegiatan inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa menanggapi pembahasan
pembelajaran, siswa mencatat hal-hal penting), kegiatan penutup (siswa
mengerjakan tugas dengan baik, secara pribadi maupun dalam kelompok).
c. Observasi pada kelas
Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-
praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, observasi
demikian dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam
menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas.
Observasi anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik
kelas, tata letaknya, dan suasana pembelajaran dalam kelas (kerja sama
dan hubungan antar siswa).
2. Siklus Pertama
Kegiatan yang dilakukan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan yang berupa
penyiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang meliputi:
1). Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi
siswa secara heterogen. Kelompok ini biasanya terdiri dari 4-5 orang
siswa yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, ras atau etnik.
Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah rencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
lembar observasi guru, dan lembar observasi siswa.
2). Peneliti menyiapkan instrumen pengumpulan data yang meliputi:
a) Instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa berupa
kuesioner sebelum dan setelah pembelajaran.
b) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas
c) Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses
belajar terkait dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
d) Instrumen observasi terhadap kelas
e) Instrumen refleksi oleh guru mitra
f) Instrumen refleksi oleh siswa
b. Tindakan
Pada tahap ini penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai
dengan rencana tindakan yang telah dibuat pada saat perencanaan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membagi siswa dalam kelompok
Siswa dibagi dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari
4-5 orang yang anggotanya dilihat dari prestasi akademik, jenis
kelamin, ras atau etnik. Dalam 1 kelompok, masing-masing siswa
diberi nama orang pertama, orang kedua sampai orang kelima.
Kemudian orang pertama dari masing-masing kelompok berkumpul
dan membentuk kelompok yang diberi nama “Kelompok para ahli I”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Hal yang sama juga dilakukan oleh orang kedua sampai orang kelima.
Selanjutnya guru membagikan materi kepada masing-masing
kelompok para ahli. Fungsi kelompok adalah untuk mendalami materi
bersama teman kelompoknya.
2) Pembahasan
Guru bersama siswa melakukan pembahasan materi dengan metode
tanya jawab.
3) Kuis
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi, maka
guru mengadakan kuis/ulangan seputar materi yang diberikan.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak
pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi: pengamatan terhadap guru,
pengamatan terhadap siswa, pengamatan terhadap kelas serta pengamatan
atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan dan dalam hal ini motivasi
belajar siswa dapat dilihat dengan melihat kemauan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran (kuesioner). Pengamatan juga dilakukan
menggunakan perekaman dengan video camcorder.
d. Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil
observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua
macam refleksi yang dilakukan yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir digunakan untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan
pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya
(penyesuaian rencana pembelajaran atau instrumen yang perlu
disempurnakan).
2) Refleksi pada akhir siklus pertama digunakan untuk mengetahui
apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan
tindakan telah tercapai.
3. Siklus Kedua
Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama
dengan siklus pertama, hanya tindakannya yang berbeda. Tindakan pada
siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
Demikian juga halnya dengan siklus ketiga, hasil refleksi siklus pertama dan
kedua akan disempurnakan dalam siklus ketiga.
E. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen Pra Penelitian
a. Instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas (catatan anekdotal,
lampiran 2).
b. Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar di kelas ( catatan anekdotal, lampiran 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Instrumen observasi terhadap kelas (catatan anekdotal, lampiran 4).
2. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
persiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan
instrumen:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam RPP ini guru menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan
dilakukan dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang
harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan
yang direncanakan.
2) Grouping
Dalam pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini,
siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Tindakan
Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw yang telah direncanakan. Instrumen yang diperlukan meliputi:
instrumen untuk mengobservasi guru (lampiran 5), instrumen untuk
mengobservasi perilaku siswa (lampiran 6), instrumen untuk
mengobservasi kelas (lampiran 7) dan instrumen motivasi belajar siswa
menggunakan kuesioner sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw (lampiran 8 & lampiran 9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 3.1 Operasional Variabel Motivasi Belajar
Nomor butir Variabel Indikator Positif Negatif
Motivasi belajar 1. adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. adanya penghargaan dalam belajar
5. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. adanya lingkungan belajar yang kondusif
1, 7, 10 2, 12, 13 3, 6 15, 16, 17 5, 20 9, 18
4, 8, 11 14 19
Untuk mengukur motivasi belajar ini menggunakan skala Likert dengan
empat alternatif jawaban yang diberi tanda checklist (√) pada lembar yang
telah disediakan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah sangat setuju
(SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2,
dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1.
c. Refleksi
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan
belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa hal tersebut terjadi demikian,
dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Komponen-komponen refleksi
dapat digambarkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Analisis pemaknaan penjelasan penyimpulan tindak lanjut.
Instrumen yang digunakan adalah lembar refleksi guru dan lembar refleksi
siswa (lampiran 10 & lampiran 11).
F. Analisis Data
Untuk menganalis data diperlukan suatu cara atau metode analisis data
hasil penelitian agar dapat diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan
mudah dipahami. Dalam penelitian ini, digunakan analisis data sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu pemaparan data/informasi tentang suatu gejala yang
diamati. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan informasi tentang:
a. Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru, kegiatan siswa, dan
kondisi kelas pada saat proses pembelajaran.
b. Kegiatan siklus pertama yang meliputi tahap perencanaan, tahap tindakan
atau kegiatan dilakukan, hasil observasi, refleksi dari kegiatan
pembelajaran yang berlangsung, dan tingkat keberhasilan dari penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Analisis Komparatif
Analisis komparatif yaitu membandingkan antara setiap indikator motivasi
belajar siswa pada pra penelitian, siklus I, dan siklus II dengan menerapkan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melalui kriteria motivasi belajar.
Analisis komparatif ini digunakan untuk mengetahui perubahan setiap kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
motivasi belajar siswa pada pra penelitian, siklus I, dan siklus II. Hasil setiap
perubahan pada kriteria motivasi belajar dianalisis untuk mengungkapkan ada
atau tidaknya perubahan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Teknik analisis komparatif ini menggunakan instrumen penelitian berupa
kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
1. Pada tanggal 19 Januari 1967 SMEA BOPKRI Yogyakarta didirikan oleh
Pengurus Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Semula menempati gedung di Jl.
Jenderal Sudirman No. 57 Yogyakarta, sekarang untuk SMPS BOPKRI
Yogyakarta.
2. Pada tahun 1968 pindah di Jl. Jendral Sudirman No. 24 Yogyakarta (sekarang
untuk SD BOPKRI Gondolayu).
3. Pada tahun 1974 mendapat status Berbantuan
4. Pada tanggal 1 Maret 1974 SMEA BOPKRI Yogyakarta pindah tempat di
Jalan Wardani No. 2 Kotabaru Yogyakarta.
5. Pada tanggal 28 Desember 1977 mendapat status Bersubsidi
6. Pada tahun 1986 status atau jenjang akreditasinya Disamakan, berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tertanggal 6
Januari 1986 Nomor : 01/C/Kep/I.86.
7. Mulai bulan Juli 1997 pindah di Jl. Cik Di Tiro No.37 Yogyakarta. Namanya
diganti menjadi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta.
8. Pada tahun 1991 akreditasi yang kedua statusnya tetap sama yaitu Disamakan
9. Pada 1998 akreditasi yang ketiga statusnya tetap sama yaitu Disamakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
10. Pada tahun 2005 akreditasi untuk program keahlian Akuntansi dengan
peringkat akreditasi A.
11. Pada tahun 2006 akreditasi untuk program keahlian Administrasi Perkantoran
dengan peringkat akreditasi A.
12. Pada tahun 2009 membuka program keahlian Multi Media
13. Pada tahun 2009 akreditasi untuk program keahlian Akuntansi dengan
peringkat akreditasi A.
B. Visi, Misi, dan Tujuan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
1. Visi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
Menjadi SMK unggul yang menghasilkan lulusan cerdas, terampil, mandiri,
berani berkompetisi, dan berdasarkan kasih.
2. Misi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
a. Melaksanakan proses belajar mengajar secara optimal dalam iklim yang
kondusif berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
b. Mengembangkan etos kerja yang produktif dan efisien
c. Mengembangkan sekolah dengan instansi lain
d. Mengembangkan sarana dan prasarana sekolah
3. Tujuan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
a. Tujuan Umum
1) Mengembangkan sistem pembelajaran dan keterampilan kerja praktik.
2) Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3) Meningkatkan budaya kerja yang sesuai dengan dunia kerja
4) Memberikan bekal sikap mental, perilaku luhur, dan kepribadian yang
kuat.
5) Menumbuhkan semangat bersaing dan berkompetisi
6) Meningkatkan hubungan yang baik dengan DU/DI dan instansi lain
7) Memperbaiki ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan yang
memadai.
8) Mengadakan media, alat praktik, dan buku sumber yang lengkap
b. Tujuan Program Keahlian Akuntansi
Menyiapkan peserta didik agar memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang kompeten dalam:
1) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa
2) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang
3) Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan
c. Tujuan Program Keahlian Administrasi Perkantoran
1) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik
lisan maupun tertulis kepada relasi dengan memperhatikan norma dan
lingkungan masyarakat.
2) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi
untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
3) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan,
melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas menjadi
tanggung jawabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola
surat/dokumen sesuai dengan standar operasi dan prosedur untuk
mendukung tugas pokok lembaga.
5) Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga
diperoleh manfaat bagi masing-masing pihak.
6) Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola administrasi
keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan.
C. Sistem Pendidikan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
Tujuan pendidikan dan tingkat satuan pendidikan di SMK BOPKRI 1
Yogyakarta mengacu pada tujuan umum pendidikan yaitu:
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Konsekuensi dari tujuan tersebut sekolah harus memberikan bekal
keilmuan untuk studi lebih lanjut dan mempersiapkan lulusan menjadi tenaga
kerja yang handal dan sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha/Industri/Kerja
(DU/DI/DK), maka SMK BOPKRI 1 Yogyakarta melaksanakan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG), yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dua tempat yaitu di
sekolah dan di dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di Dunia
Usaha/Industri/Kerja.
Perlu diketahui bahwa mulai tahun pelajaran 1996/1997 SMK BOPKRI 1
Yogyakarta (saat itu bernama SMEA BOPKRI 1) telah melaksanakan Praktik
Industri bagi siswa sesuai yang digariskan dalam Kurikulum 1994, walaupun
kurikulum terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan, yaitu
kurikulum 1999, kurikulum 2004, dan saat ini menggunakan kurikulum edisi
2006, siswa-siswi SMK BOPKRI 1 tetap melaksanakan Praktik Industri.
Sekolah menjadwalkan Praktik Industri setiap tahunnya pada bulan April
sampai dengan bulan Juli tahun yang bersangkutan dengan total waktu 4 bulan,
kecuali apabila DU/DI/DK yang menghendaki jadwal tersendiri. Sedangkan siswa
yang mengikuti Praktik Industri adalah siswa kelas XI program keahlian
Administrasi Perkantoran dan Akuntansi.
D. Kurikulum SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum dimaksudkan untuk
memperlancar proses kegiatan belajar mengajar dan membina pengembangan
program studi untuk mempersiapkan lulusan yang cakap dan terampil sesuai
dengan tuntutan kurikulum.
SMK BOPKRI 1 Yogyakarta saat ini sudah menggunakan Kurikulum
2006 atau yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(KTSP). KTSP merupakan pengembangan kurikulum 2004 (KBK) dan
merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dikembangkan di
masing-masing satuan pendidikan dan komite sekolah, yang berisi: Tujuan Satuan
Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Kalender Pendidikan, dan Silabus. KTSP ini sudah mulai diterapkan pada tahun
pelajaran 2006/2007 mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Berikut hal-hal yang
berkaitan dengan KTSP:
1. Struktur Program sesuai dengan Standar Isi, yang meliputi:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
f. Muatan lokal
g. Pengembangan diri (diarahkan ke bimbingan karier dan pengembangan
kreativitas).
2. Standar ketuntasan belajar
a. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam satu
kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria ketuntasan ideal
untuk masing-masing indikator 75 %.
b. SMK BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan kentutasan belajar minimal
untuk kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif 6,00 dan untuk
kelompok mata pelajaran produktif 7,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3. Standar kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika,
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
c. Lulus ujian sekolah
d. Lulus ujian nasional dengan kriteria:
1) Nilai ujian nasional untuk 3 mata pelajaran minimum 4,25
2) Nilai ujian produktif minimum 7,00
3) Rata-rata ketiga nilai tersebut ditambah nilai ujian produktif minimum
5,50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Organisasi Sekolah SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA
Ket: Garis komando
Garis konsultasi
Pengurus Yayasan BOPKRI Yogyakarta
Komite Sekolah Kepala Sekolah
Kantor Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Koordinator BP/BK - BKK
Wakil Kep.Sek Urusan - Kurikulum - Humas/Hubin
Guru/Wali Kelas
Wakil Kep.Sek Urusan - Kesiswaan - Sarana Prasarana
Ketua Prog. Keahlian
Akuntansi
Guru/Wali Kelas
Siswa SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
Ketua Prog. Keahlian
Admin.Perkantoran
Kepala Tata Usaha
Ketua Program Keahlian
Multimedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tugas Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah SMK BOPKRI 1 yang sekarang dibantu oleh Wakil Kepala
Sekolah, mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi seluruh kegiatan
pendidikan di sekolah ini dengan perincian sebagai berikut:
a Program tahunan, semesteran berdasarkan kalender pendidikan
b Jadwal pelajaran pertahunan, persemesteran termasuk penetapan jenis
mata pelajaran/diklat/kompetensi/bidang pengembangan/bidang
studi/bidang pengajaran/keterampilan dan pembagian tugas guru.
c Program RPP berdasarkan buku kurikulum
d Pelaksanaan jadwal RPP menurut alokasi waktu yang telah ditentukan
berdasarkan kalender pendidikan.
e Pelaksanaan ulangan/tes/hasil evaluasi belajar untuk kenaikan dan UN
f Penyusunan kelompok murid/siswa berdasarkan norma penjurusan
g Penyusunan norma penilaian
h Penetapan kenaikan kelas
i Laporan kemajuan hasil belajar murid/siswa
j Penetapan dalam peningkatan proses belajar mengajar
1. Mengatur administrasi kantor
2. Mengatur administrasi murid/siswa
3. Mengatur administrasi pegawai
4. Mengatur administrasi perlengkapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
5. Mengatur administrasi keuangan
6. Mengatur administrasi perpustakaan
7. Mengatur pembinaan murid/kesiswaan
8. Mengatur hubungan dengan masyarakat
Agar kegiatan kepala sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal
diperlukan adanya jadwal kerja kepala sekolah yang meliputi kegiatan-
kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan.
2. Guru
Tugas Guru SMK BOKPRI 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Guru mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pengajaran
di sekolah berdasarkan kurikulum yang berlaku. Di samping tugas pokok
tersebut, guru membantu kepala sekolah dalam melaksanakan dan
mengatur:
1) Administrasi murid/siswa
2) Administrasi kepegawaian
3) Administrasi perlengkapan
4) Administrasi keuangan
5) Administrasi perpustakaan
6) Administrasi perkantoran
7) Administrasi pembinaan kesiswaan, termasuk program BP
8) Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat
Tugas tambahan tersebut terutama diberikan kepada guru yang di
sekolahnya belum tersedia tenaga khusus Tata Usaha sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Bagi guru pada sekolah menengah kejuruan, di samping tugas
melaksanakan tugas pokok pendidikan dan pengajaran mereka mendapat
tugas tambahan membantu kepala sekolah dalam hal mengatur:
1) Program pengajaran
2) Pembinaan kesiswaan termasuk program BP
3) Pengelolaan kelas
4) Pengelolaan perpustakaan
5) Kegiatan jurusan/instalasi
6) Pengelolaan laboratorium/ruang praktik
c. Guru mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang
program-program pengajaran melakukan kegiatan:
1) Penyusunan jadwal kegiatan sekolah
2) Penyusunan pembagian tugas guru
3) Penyusunan jadwal pelajaran
4) Penyusunan jadwal evaluasi belajar
5) Penyusunan laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala
d. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang
kesiswaan melakukan kegiatan:
1) Penyusunan program pembinaan kesiswaan OSIS
2) Pelaksanaan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata-tertib
sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3) Pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS
4) Pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi
5) Penyusunan pembinaan siswa secara berkala dan insidental
6) Pemilihan calon penerima beasiswa bagi siswa yang berbakat
e. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah sebagai
wali kelas, melakukan kegiatan:
1) Penyusunan laporan keadaan kelas pada akhir tahun ajaran
2) Pembuatan statistik bulanan siswa
3) Penyusunan jadwal pelajaran kelas
4) Pencatatan jumlah kehadiran siswa mingguan dan bulanan
5) Pencatatan penerimaan uang SPP
6) Pengisian daftar nilai siswa
7) Pendataan alamat siswa
8) Pembuatan catatan khusus tentang siswa
9) Pencatatan mutasi siswa
f. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang
bimbingan dan penyuluhan, melakukan kegiatan:
1) Penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan
yang meliputi: waktu kegiatan, metode bimbingan dan penyuluhan,
peralatan dan biaya, teknik pengolahan data hasil bimbingan dan
penyuluhan serta petugas bimbingan dan penyuluhan.
2) Koordinasi dengan wali kelas, guna penanggung jawab bidang
pembinaan kesiswaan dan orang tua/wali murid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3) Penyusunan dan pelaksanaan program kerja sama dengan instansi lain
yang relevan baik pemerintah maupun swasta.
4) Evaluasi pelaksanaan BP
5) Penyusunan statistik hasil evaluasi BP
6) Penyusunan dan pemberian saran dan pertimbangan pemilihan jurusan
bagi siswa.
g. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang
perpustakaan sekolah melakukan kegiatan :
1) Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka
2) Pengurusan pelayanan perpustakaan
3) Perencanaan pengembangan perpustakaan
4) Pemeliharaan dan perbaikan buku/bahan pustaka
5) Penyusunan laporan bulanan
h. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah sebagai
ketua jurusan/kepala instalasi melakukan kegiatan :
1) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan jurusan
2) Koordinasi penggunaan laboratorium/tempat praktik
3) Peningkatan prestasi dalam jurusan yang bersangkutan
4) Observasi dan evaluasi kemajuan dan kemampuan siswa dalam
jurusan yang bersangkutan.
5) Penyusunan laporan perkembangan jurusan/instalasi
i. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah untuk
mengajar praktik melakukan kegiatan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1) Praktik di laboratorium/di tempat praktik
2) Pengembangan praktik di laboratorium/tempat praktik
3) Pemeliharaan alat praktik laboratorium/praktik kejuruan
4) Perencanaan kegiatan praktik
5) Penyiapan bahan/alat untuk pelajaran praktik sesuai dengan
jurusannya.
6) Pengkoordinasian kegiatan praktik
7) Perencanaan kebutuhan bahan/alat praktik
8) Pengawasan pelaksanaan praktik
9) Koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat/dunia usaha dalam
rangka praktik siswa.
10) Penyusunan laporan kemajuan praktik siswa
j. Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang
hubungan melakukan kegiatan:
1) Pengaturan dan penyelenggaraan hubungan sekolah dengan orang
tua/wali siswa.
2) Pembinaan hubungan antar sekolah dengan BP3
3) Pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga pemerintah,
dunia usaha dan lembaga sosial lainnya.
4) Pemberian informasi tentang keadaan sekolah kepada masyarakat
lingkungannya.
5) Pertemuan konsultasi dengan dunia usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
6) Penyusunan laporan pengembangan hubungan antar sekolah dengan
masyarakat.
3. Pegawai/Karyawan
Karyawan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta sebanyak 8 orang terdiri dari 3 orang
karyawan tetap yayasan dan 5 orang karyawan tidak tetap.
a. Kepala Tata Usaha bertugas:
1) Membantu kepala sekolah dalam bidang administrasi
2) Mengatur/mengawasi tugas masing-masing karyawan serta melakukan
pembinaan secara kontinu.
3) Tata laksana data kepegawaian, entry data kesiswaan, data mutasi
siswa dan data kuesioner.
4) Pelaksanaan urusan administrasi kesiswaan termasuk administrasi
kegiatan siswa, mutasi siswa dan hal lain yang berkaitan dengan
kesiswaan.
5) Membuat konsep dan mengetik surat atau pekerjaan lain yang perlu
diketik.
6) Membuat daftar gaji/honorarium, laporan bulanan/triwulanan dan
DSO.
7) Membuat daftar nilai siswa, daftar peserta UN, presensi siswa, raport,
legger dan kelengkapannya termasuk perangkat tata tertib
sekolah.
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Petugas Tata Usaha I bertugas:
1) Membantu bendahara komite sekolah/operasional keuangan sekolah.
2) Menerima pembayaran SPP dan keuangan lain yang ditetapkan
sekolah serta membuat laporan secara rutin.
3) Mengerjakan data kartu pembayaran SPP dan membuat rekapitulasi
penerimaan uang.
4) Mengerjakan data buku raport, agendaris dan arsip beasiswa, data
prestasi dan alumnus serta kegiatan kesiswaan.
5) Mencatat data logistik barang habis pakai dan mencatat inventaris
barang-barang kerumahtanggaan.
6) Mengerjakan rekap presensi guru dan karyawan
7) Mengerjakan pembayaran dan potongan-potongan gaji/honorarium
8) Mengerjakan tugas lain yang diberikan pimpinan
c. Petugas Tata Usaha II bertugas:
1) Mengerjakan buku tugas induk siswa termasuk entry data siswa,
kemajuan kelas, presensi siswa, klapper, raport, legger dan daftar nilai
siswa.
2) Melaksanakan administrasi umum, agenda surat masuk dan surat
keluar.
3) Mengerjakan pembukuan keuangan sekolah dan membuat laporan
keuangan ke yayasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4) Pengelolaan dan penyimpanan raport, buku induk siswa, klaper, kartu
buku, presensi siswa, daftar nilai.
5) Pelayanan surat-surat keterangan, legalisir dan layanan umum
6) Mempersiapkan perlengkapan presensi guru dan karyawan serta
membantu penggandaan dan edaran-edaran.
7) Menerima telepon dan menerima tamu untuk kepala sekolah
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan
d Petugas tata Usaha III bertugas:
1) Operator komputer, mesin tulis/tik dan melaksanakan pengerjaan dan
pengetikan surat dan lain-lain.
2) Mencatat inventarisasi barang/peralatan sekolah termasuk laporannya.
3) Penomoran barang inventaris sesuai kode barang inventaris, mengatur
penyimpanan dan perawatannya.
4) Mengelola perpustakaan sekolah dalam hal urusan sirkulasi buku dan
pengembaliannya, pelayanan kepada siswa, kartu peminjam,
katalogisasi agendaris dan arsiparis perpustakaan serta entry data.
5) Memelihara dan menjaga kebersihan, perawatan serta penataan
buku/ruang perpustakaan.
6) Membantu pembina perpustakaan dalam perencanaan kebutuhan
buku.
7) Menerima telepon dan menerima tamu untuk kepala sekolah
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
e Petugas kebersihan I bertugas:
1) Membersihkan ruang kelas timur, lantai atas dan lantai bawah, dan
tempat parkir.
2) Membersihkan ruang perpustakaan dengan terasnya, teras bagian barat
dan ruang piket.
3) Satpam/petugas keamanan, setelah pekerjaan utama selesai
4) Menjaga keamanan dan ketertiban sekolah yang menyangkut
lingkungan, baik orang maupun barang yang berada dalam lingkungan
sekolah serta membuka/menutup pintu gerbang utama sesuai
kebutuhan.
5) Mengontrol pengamanan dan keamanan lingkungan, kendaraan warga
sekolah termasuk kerapian parkir.
6) Menyiapkan pengeras suara untuk upacara dan untuk kepentingan lain
sesuai kebutuhan.
7) Membantu menjaga sekolah dalam tugas jaga malam
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan
f Petugas kebersihan II bertugas :
1) Membersihkan tiga ruang kelas barat, ruang praktik mengetik, ruang
praktik komputer dan ruang kajur.
2) Melayani kegiatan praktik komputer dan praktik mengetik
3) Mengantar surat-surat ke instansi lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4) Menjaga pintu gerbang, membantu penjaga sekolah dalam hal
kebersihan dan keamanan lingkungan serta pemeliharaan keamanan.
5) Menjaga dan merapikan parkir kendaraan serta menjaga keamanannya.
6) Menyiapkan pengeras suara untuk upacara dan kepentingan lain sesuai
kebutuhan.
7) Menjaga kebersihan lingkungan, penataan dan pemeliharaan tanaman
serta melaksanakan tugas serabutan sesuai kebutuhan.
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan
g. Petugas kebersihan III bertugas:
1) Membersihkan ruang kantor kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang
koperasi, ruang guru, ruang wakil kepala sekolah, ruang UKS dan
ruang OSIS.
2) Membersihkan halaman sekolah, kamar mandi/WC guru dan siswa.
3) Menerima telepon dan menerima tamu untuk kepala sekolah
4) Membantu menjaga koperasi sekolah
5) Membuat minuman untuk guru/karyawan dan mengedarkannya
6) Menyiapkan dan mengedarkan daftar presensi guru
7) Menjaga kebersihan lingkungan dan memelihara tanaman
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
h. Satpam bertugas:
1) Sebagai penjaga sekolah termasuk jaga malam
2) Membuka dan menutup ruangan sekolah dan pintu gerbang sekolah
F. Sumber Daya Manusia SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
Sumber daya manusia yang ada meliputi: kepala sekolah, para guru, dan
karyawan yang bekerja untuk SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Jumlah sumber daya
yang ada sebanyak 41 orang, terdiri dari guru dan karyawan dengan rinciannya
sebagai berikut :
1. Guru tetap PNS dipekerjakan sebanyak 12 orang
2. Guru yayasan sebanyak 1 orang
3. Guru tidak tetap sebanyak 20 orang
4. Karyawan/Pegawai tetap sebanyak 3 orang
5. Karyawan/Pegawai tidak tetap sebanyak 5 orang
G. Siswa SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
Rekapitulasi data siswa meliputi jumlah siswa tiap kelas berdasarkan jenis
kelamin pada setiap program keahlian tahun ajaran 2010/2011 di SMK BOPKRI
1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Jumlah Siswa Kelas X Kelas XI Kelas XII
No Program Keahlian
L P L P L P
Jumlah
1 Akuntansi 5 11 7 15 - 22 60 2 Administrasi
Perkantoran 3 24 4 17 3 21 72
3 Multi Media 11 13 18 10 - - 52 Total 19 48 29 42 3 43 184
H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
SMK BOPKRI 1 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang letaknya
strategis karena berada di tengah-tengah kota sehingga mudah dijangkau oleh
siswa, guru maupun karyawan. Tanah dan gedung yang ditempati SMK BOPKRI
1 Yogyakarta adalah milik Yayasan BOPKRI Yogyakarta, dengan luas tanah
seluruhnya 1200 m2 terdiri dari luas bangunan gedung 671m2 dan luas halaman
untuk upacara dan olahraga 449 m2. Bangunan yang ada di komplek sekolah
BOPKRI di Jalan Cik Di Tiro No. 37 Yogyakarta merupakan bangunan/gedung
yang permanen terdiri bangunan berlantai satu dan sebagian gedung berlantai dua.
Ruang kelas seluruhnya ada 6 ruang. Ukuran ruang kelas tidak terlalu besar
sehingga kurang nyaman untuk belajar dan sirkulasi udara kurang begitu baik,
meskipun begitu fasilitas di dalam kelas sudah cukup lengkap. Selain ruang kelas
dan ruang guru masih terdapat ruang-ruang yang lain yaitu:
1. Ruang Kepala Sekolah
2. Ruang Wakil Kepala Sekolah
3. Ruang Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Ruang Ketua Jurusan
5. Ruang BP
6. Ruang TU
7. Ruang OSIS
8. Ruang UKS
9. Perpustakaan
10. Kantin sekolah
11. Laboratorium komputer
12. Laboratorium multimedia
13. Kamar mandi (toilet) siswa
14. Kamar mandi (toilet) guru
15. Gudang
16. Dapur
Lingkungan sekolah sendiri sudah cukup bersih, hal ini juga berkat adanya
karyawan yang selalu setia membersihkan sekolah, dengan menyapu dan
mengepel lantai setiap hari. Hanya saja tanaman di luar kelas masih terlihat
kurang rapi sehingga masih diperlukan perawatan. Halaman sekolah cukup besar
sehingga dapat menyediakan tempat parkir untuk siswa, guru, dan karyawan yang
membawa kendaraan bermotor.
I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan
Fasilitas belajar yang ada di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
1. Papan tulis
Papan tulis yang tersedia cukup memadai untuk digunakan dalam proses
belajar-mengajar dan terletak di tengah-tengah dinding depan kelas.
2. Meja dan kursi belajar
Kondisi meja dan kursi belajar siswa sudah cukup lama, meskipun begitu
tetap masih bisa digunakan untuk belajar. Di beberapa kelas masih terlihat
kelebihan meja dan kursi yang tidak digunakan. Tetapi kesadaran para siswa
dalam menjaga fasilitas ini kurang baik terlihat banyak meja-meja yang
bercorat-coret hal-hal yang tidak sepantasnya dan digunakan untuk
menyimpan barang-barang yang tidak berguna.
3. Sumber belajar
Sumber belajar yang ada di sekolah ini meliputi:
a. Kurikulum yang mengikuti perkembangan zaman, perpustakaan, buku
paket, dan buku-buku lain yang relevan.
b. Laboratorium
Terdapat 2 laboratorium, yaitu laboratorium komputer dan laboratorium
untuk multimedia.
c. Jaringan internet
Lewat jaringan internet yang dapat diakses secara gratis, para siswa dapat
mencari sumber belajar berupa artikel atau jurnal ilmiah lewat sarana
tersebut. Jaringan yang dimiliki cukup cepat dan mudah dalam
pengaksesannya sehingga dapat lebih membantu siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4. Media penunjang
Di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta terdapat media penunjang kegiatan
pembelajaran antara lain
a) Komputer sebanyak 40 buah
b) Mesin ketik manual sebanyak 73 buah
c) Mesin kalkulator sebanyak 40 buah
d) OHP sebanyak 2 buah
e) Mesin stensil sebanyak 2 buah
f) Laptop sebanyak 2 buah
g) LCD sebanyak 1 buah
h) Radio/tape recorder sebanyak 1 buah
i) Televisi sebanyak 1 buah
j) Parabola sebanyak 1 buah
J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah
Komite Sekolah yang dulunya dikenal dengan Majelis Sekolah
beranggotakan masyarakat yang peduli akan peningkatan mutu pendidikan
kejuruan, terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, pengalaman, dan usia
merupakan wadah untuk merumuskan seluruh kebijakan pelaksanaan PSG pada
SMK, maka tanggung jawabnya antara lain :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pelaksanaan PSG, mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan
evaluasi/penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Menampung dan merumuskan standar kompetensi, keterampilan yang akan
ditetapkan menjadi kemampuan tamatan SMK secara bersama-sama.
3. Menyelenggarakan pelaksanaan pembuatan akad kerjasama antara pihak
dunia usaha/industri dengan SMK.
4. Menyelenggarakan pelaksanaan lomba Keterampilan Siswa (LKS, gebyar
SMK, Uji Kompetensi, Uji Profesi (kalau sudah mungkin) untuk para siswa
SMK).
5. Mencarikan peluang untuk mendapatkan sumber dana selain dari yang telah
ada, antara lain mengupayakan pemasaran barang hasil unit produksi dan lain-
lain.
K. Hubungan antara SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dengan Instansi Lain
SMK BOPKRI 1 Yogyakarta menjalin hubungan dengan beberapa instansi
lain untuk kepentingan kegiatan kependidikan. Instansi yang menjalin hubungan
dengan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta sampai saat ini adalah sebagai berikut:
1. Universitas Sanata Dharma (USD)
Hubungan antara SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dengan USD terjalin dengan
mahasiswa USD untuk melaksanakan Program Pelaksanaan Lapangan (PPL).
Dalam hal ini, sekolah menyediakan fasilitas yang diperlukan mahasiswa PPL
seperti siswa, guru pamong, pembimbing observasi, media untuk
pembelajaran, dan lain-lain. Sedangkan pihak USD, dalam hal ini
mahasiswa PPL membantu kelancaran kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
belajar-mengajar, seperti membantu piket, mengajar, menyelesaikan tugas-
tugas administrasi, dan lain-lain.
2. Bappeda Sleman, KPPD Sleman, Koperasi Bethesda, KPN Sejahtera,
Dinas P. Kota Yogyakarta, Kantor Pos Yogyakarta, Pemerintah Provinsi
DIY.
Hubungan antara SMK BOPKRI I dengan DI/DU (Bappeda Sleman, KPPD
Sleman, Koperasi Bethesda, KPN Sejahtera, Dinas P. Kota Yogyakarta,
Kantor Pos Yogyakarta, Pemerintah Propinsi DIY) terjalin dengan adanya
program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Praktik Industri (PI). Kegiatan
peserta PSG dan PI di institusi pasangan merupakan kegiatan bekerja
langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya untuk menguasai kompetensi
keahlian yang benar dan terstandar, memasukkan sikap dan etos kerja positif
sesuai dengan persyaratan tenaga kerja profesional di bidangnya.
Program pelatihan di DI/DU berisi standar kompetensi yang harus dikuasai
peserta, jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh peserta, jadwal
pekerjaan peserta, rencana pembimbingan, penilaian proses dan hasil kerja
peserta. Siswa melaksanakan kegiatan praktik DI/DU yang menjadi dasar
kejuruan dalam melaksanakan praktik keahlian produktif. Pelaksanaannya
dalam bentuk ”on the job training” yang berbentuk kegiatan yang
mengerjakan kegiatan produksi dan jasa sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan
SMK adalah satuan pendidikan yang mempunyai tugas berat karena
mempunyai peran ganda dalam melaksanakan proses pendidikan, begitu juga
dengan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Peran ganda tersebut adalah:
1. Menyiapkan hasil lulusan yang mempunyai kompetensi dalam bidangnya,
handal, terampil, berkualitas, dan mampu bersaing di dunia kerja.
2. Memberi bekal keilmuan para lulusan untuk dapat dan mampu meneruskan
belajar ke perguruan tinggi.
Proses belajar mengajar yang baik, tertib, lancar merupakan kunci utama dalam
pencapaian tujuan pendidikan sehingga perlu dievaluasi secara terus-menerus.
Ujian akhir kelas XII merupakan salah satu alat ukur nasional untuk menentukan
keberhasilan proses pembelajaran sekolah. Nilai Ujian Nasional yang tinggi
menggambarkan semakin baiknya kualitas pendidikan di sekolah dan sebaliknya
nilai Ujian Nasional yang rendah dapat diindikasikan kurang berhasilnya proses
pendidikan di sekolah.
Untuk meningkatkan kualitas lulusan, SMK BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki
beberapa program antara lain:
1. Mengadakan les untuk mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional
yang bekerjasama dengan PRIMAGAMA.
2. Mengadakan tambahan jam pelajaran untuk mata pelajaran yang diujikan pada
Ujian Nasional pada semester genap.
3. Mengadakan uji coba Ujian Nasional dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
a Sekolah
b Yayasan BOPKRI
c Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
d Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
4. Melaksanakan program kemitraan dengan 2 guru mitra 1 guru Bahasa Inggris
dari SMKN 1 Yogyakarta dan 1 guru Matematika dari SMKN 7 Yogyakarta.
5. Melaksanakan program Sister School dengan SMKN 7 Yogyakarta
6. Mengadakan pembekalan mental dan spiritual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada kelas XI Jurusan Akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta ini
dilakukan dalam dua siklus atau dua kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada
hari Kamis, 23 September 2010, dan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 21
Oktober 2010. Sebelum penelitian tersebut dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu
mengadakan observasi pendahuluan (pra penelitian) dan diskusi dengan guru
mitra yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di
kelas XI Jurusan Akuntansi tersebut. Untuk observasi pendahuluan dan
pelaksanaan masing-masing siklus membutuhkan waktu 3 x 45 menit atau 3 jam
pelajaran. Berikut adalah uraian hasil observasi pendahuluan dan penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada masing-masing siklus:
1. Observasi Pendahuluan
Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Agustus
2010 pada jam ke tujuh sampai jam ke sembilan (pukul 11.30 WIB – 13.15
WIB). Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Ertyn Tyas Prabandari S.Pd
sebagai guru bidang studi akuntansi. Jumlah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi
pada tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 15 siswa
berjenis kelamin perempuan dan 7 siswa berjenis kelamin laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pada saat observasi pendahuluan ini ada 2 siswa yang absen sehingga hanya
ada 20 siswa yang hadir pada saat jam pelajaran akuntansi ini berlangsung.
Adapun materi yang dipelajari pada saat observasi pendahuluan ini adalah
aktiva tetap, dengan standar kompetensi kemampuan mengelola kartu aktiva
tetap dan kompetensi dasar kemampuan menyiapkan pengelolaan kartu aktiva
tetap, mengidentifikasi data, serta mengidentifikasi penyusutan dan akumulasi
penyusutan aktiva tetap. Dalam observasi pendahuluan ini, ada tiga hal yang
diobservasi yaitu guru, siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil
observasi pendahuluan:
a. Observasi guru (observing teacher)
Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam
catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru (lampiran 2a, halaman
172). Pada kegiatan awal pembelajaran, guru melakukan kegiatan
apersepsi dengan mengucapkan salam kepada siswanya, dan memeriksa
kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Guru justru tidak
menyampaikan tujuan dari pembelajaran padahal apabila guru
menyampaikan tujuan pembelajaran setidaknya akan menimbulkan
motivasi yang positif dari siswanya. Guru juga melakukan pengulangan
materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan tujuan untuk
mengingatkan kembali ke siswa dan mendorong siswa untuk terpacu
dalam mempelajari materi yang baru. Selama menjelaskan materi, guru
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan cara memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
beberapa pertanyaan kepada siswanya. Guru juga memberikan soal-soal
latihan untuk dikerjakan oleh siswanya. Selama pembelajaran guru
menggunakan media white board sebagai sarana pembelajaran. Selama
kegiatan ini guru juga berusaha membantu dan membimbing siswa jika
siswanya mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihannya,
sehingga tidak jarang guru berkeliling kelas untuk mengecek hasil
pekerjaan siswanya. Setelah siswa mengerjakan soal latihan kemudian
guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal latihan tadi untuk
dibahas bersama-sama. Selama proses pembahasan soal latihan, guru
terkadang memberi pertanyaan ke siswa untuk merangsang pengetahuan
mereka, tetapi dalam kenyataannya hanya ada beberapa siswa saja yang
mau menjawab. Guru dirasakan masih kurang bisa memotivasi siswanya
selama proses pembelajaran sehingga ada beberapa siswa yang justru
terlihat bosan, asyik mengobrol dengan temannya, dan ada beberapa
siswa yang tidur di kelas. Guru akan menegur siswa yang membuat
kegaduhan di kelas. Di akhir kegiatan pembelajaran, guru mengucapkan
salam penutup. Guru tidak memberikan kesimpulan materi pelajaran
kepada siswanya. Dari rangkaian kegiatan guru tersebut dapat dilihat
dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 5.1 Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran
No Deskriptor Ya Tidak Catatan1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran, dan media √
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan rencana kegiatannya √
5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√
6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
√
7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
√
8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
√
11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
√
13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
√
14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara
√
15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
√
16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
√
17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
√
18
Guru menghasilkan pesan yang menarik √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
19 Guru menggunakan media secara efektif dan efisien
√
20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√
21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran
√
22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi
guru-siswa dan siswa-siswa √
24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
√
25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
√
26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
√
27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan
kompetensi
32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
√
33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar
√
34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
√
35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
√
37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
√
38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi
√
39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan
√
Catatan: lihat lampiran 5a halaman 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Observasi siswa (observing student)
Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan
anekdotal hasil observasi kegiatan siswa (lampiran 3a, halaman 174).
Sebelum memulai pembelajaran, siswa terlebih dahulu mempersiapkan
diri untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa memberitahukan kepada
guru siapa saja yang tidak masuk pada hari itu. Kemudian siswa tampak
cukup agak antusias pada awal pembelajaran dimana siswa
mempersiapkan materi pelajaran dan perlengkapan lain yang diperlukan
termasuk soal yang akan dibahas. Namun ada beberapa siswa yang tidak
membawa soal sehingga mendapat teguran dari guru. Selanjutnya guru
pun mulai menjelaskan materi. Di awal pembelajaran hampir semua
perhatian siswa tertuju pada guru. Ketika di tengah-tengah pembelajaran
saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan ternyata ada
beberapa siswa yang justru bersikap acuh tak acuh. Banyak siswa yang
asyik dengan kegiatannya sendiri, mereka justru ‘ngobrol’ dengan teman-
temannya di luar materi pelajaran dan ada juga yang justru asyik tidur-
tiduran di kelas. Keadaan seperti itu menunjukkan bahwa di antara siswa
tidak memiliki motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini
disebabkan siswa mengalami kebosanan dalam mengikuti rutinitas
pembelajaran dimana mereka selama ini di kelas hanya mendengarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
penjelasan dari guru dan mereka diminta untuk mengerjakan soal-soal
latihan saja. Dari rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.2 Kegiatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
√
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
√ Pada saat awal pembelajaran saja
3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
√
4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan
tugas/latihan soal dengan baik √
6 Siswa mendapat teguran dari guru
√
7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa
√
8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran
√
9 Siswa menjawab pertanyaan guru
√
10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal
√
Catatan: lihat lampiran 6a halaman 181
Selain observasi secara langsung terhadap siswa, untuk
mengetahui tingkat motivasi belajar siswa maka digunakan kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sebagai alat pengumpul data sehingga diketahui data awal karakteristik
siswa. Berikut adalah hasil analisis motivasi belajar pada pra penelitian:
Tabel 5.3 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian
No Indikator Skala Kategori Frekuensi Presentase 21 – 24 Sangat Tinggi 6 30 % 18 – 20 Tinggi 11 55 % 16 -17 Cukup 3 15 % 14 – 15 Kurang 0 0 %
1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil
6 – 13 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 20 100 %
10 – 12 Sangat Tinggi 3 15 % 9 Tinggi 5 25 % 8 Cukup 4 20 % 7 Kurang 7 35 %
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3 – 6 Sangat Kurang 1 5 % Jumlah 20 100 %
7 – 8 Sangat Tinggi 2 10 % 6 Tinggi 8 40 % 5 Cukup 9 45 % 4 Kurang 1 5 %
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan
2 – 4 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 20 100 %
14 – 16 Sangat Tinggi 0 0 % 12 – 13 Tinggi 10 50 %
11 Cukup 5 25 % 10 Kurang 4 20 %
4 Adanya penghargaan dalam belajar
4 – 9 Sangat Kurang 1 5 % Jumlah 20 100 %
7 – 8 Sangat Tinggi 8 40 % 6 Tinggi 1 5 % 5 Cukup 9 45 % 4 Kurang 2 10 %
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
2 – 3 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 20 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
10 -12 Sangat Tinggi 0 0 % 9 Tinggi 7 35 % 8 Cukup 6 30 % 7 Kurang 4 20 %
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif
3 – 6 Sangat Kurang 3 15 % Jumlah 20 100 %
Catatan: lihat lampiran 8a halaman 183
Dari tabel 5.3 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa
selama proses pembelajaran. Pada pra penelitian ini jumlah siswa yang
hadir adalah 20 siswa. Dari data di atas tampak bahwa untuk indikator
adanya hasrat dan keinginan berhasil diperoleh nilai mean sebesar 19,55.
Pada indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar diperoleh
nilai mean sebesar 8,10. Untuk indikator adanya harapan dan cita-cita
masa depan diperoleh nilai mean sebesar 5,55. Kemudian untuk indikator
adanya penghargaan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 11,20.
Selanjutnya untuk indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
diperoleh nilai mean sebesar 5,85. Untuk indikator adanya lingkungan
belajar yang kondusif diperoleh nilai mean sebesar 7,85. Berdasarkan hasil
analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar
siswa pada pra penelitian = 58,25.
c. Observasi kelas (observing classroom)
Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas terdapat 2 white
board, 1 papan absensi siswa, 1 meja dan 1 kursi untuk guru, serta ada 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
meja dan kursi untuk para siswanya. Kelas juga memiliki ventilasi yang
memadai, pencahayaan yang cukup, dan lingkungan yang cukup bersih
sehingga dapat mendukung proses pembelajaran. Saat itu jumlah siswa
yang hadir ada 20 siswa dan 2 siswa lainnya absen. Suasana kelas di awal
pembelajaran terasa cukup kondusif dimana hampir seluruh siswa tampak
antusias mengikuti pembelajaran. Tetapi pada saat guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal-soal latihan justru ada beberapa siswa yang
bersikap tidak peduli sehingga hal ini membuat suasana kelas menjadi
agak gaduh karena di antara siswa ada yang asyik mengobrol dengan
teman-temannya di luar materi pelajaran. Setelah soal-soal latihan selesai
dikerjakan, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut di white
board. Dalam hal ini tidak ada kegiatan yang menarik dalam pembelajaran
yang dapat membangkitkan kebutuhan siswa dalam belajar. Guru pun
cukup bijaksana dalam memberi teguran bila siswa bersikap melampaui
batas. Di akhir pembelajaran guru tidak memberi kesimpulan, tetapi hanya
mengucapkan salam saja. Suasana serta aktivitas kelas selama proses
pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan
kelas (lampiran 4a halaman 176). Dari rangkaian keadaan kelas tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 5.4 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas
mendukung proses pembelajaran √ White board,
meja kursi, almari
2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran
√ Hanya pada awal pembelajaran
3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat mengerjakan latihan soal
4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas
√
5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam
belajar √
7 Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan
√
8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan
√
Catatan: lihat lampiran 7a halaman 182
Berdasarkan hasil observasi terhadap guru, perilaku siswa, dan
suasana kelas berikut ini disajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil
observasi pendahuluan. Selama pembelajaran berlangsung, guru
menggunakan metode ceramah dan diskusi.Metode ceramah merupakan suatu
metode dimana guru mentransfer materi pembelajaran kepada siswa secara
lisan. Selain dipandang mudah untuk diterapkan, metode ceramah juga
digunakan untuk menghemat waktu dan tenaga. Sedangkan metode tanya
jawab digunakan untuk merangsang pengetahuan siswa, dan biasanya metode
ini digunakan pada saat menjelaskan latihan soal. Kedua metode tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
memang sudah baik apabila diterapkan dalam proses pembelajaran, akan
tetapi penggunaan metode tersebut yang secara rutin dan tidak adanya
kegiatan yang menarik dalam pembelajaran tentunya akan menimbulkan
kebosanan pada diri siswa. Selain itu, pemberian soal-soal latihan secara terus
menerus dalam satu jam pelajaran juga dapat menimbulkan kebosanan pada
diri siswa. Tampak ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan
justru ada beberapa siswa yang masih bersikap acuh tak acuh, asyik berbicara
dengan teman-temannya di luar materi pelajaran. Kurangnya penghargaan
oleh guru yang diberikan kepada siswa menyebabkan tidak adanya semangat
dan hasrat untuk berkompetisi antar siswa dan kurangnya pengawasan
menyebabkan ada beberapa siswa yang tidur-tiduran di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan beberapa
permasalahan dalam pembelajaran salah satunya yaitu kurangnya motivasi
belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini tampak pada
kurangnya hasrat dan keinginan berhasil pada diri siswa, siswa kurang
memiliki sikap terhadap harapan dan cita-cita masa depan, tidak adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar, dan kondisi lingkungan yang kurang
kondusif untuk belajar. Peneliti menduga akar dari permasalahan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya kebosanan siswa terhadap
metode yang diterapkan oleh guru yang dirasa masih kurang bervariasi dan
rendahnya kebutuhan siswa akan belajar sehingga akan menghambat proses
pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, alternatif pemecahannya yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi dan
menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar, misalnya dengan
menggunakan metode dan media yang bervariasi sehingga proses
pembelajaran lebih sesuai dengan materi dan kondisi kelas. Ada berbagai
model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dimana masing-masing
model memiliki langkah-langkah yang bervariasi.
Dari permasalahan tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra
bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternatif selain metode
ceramah dan tanya jawab, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Dalam metode ini tugas guru sebagai fasilitator terutama ketika diskusi
berjalan, sehingga guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Guru tidak
perlu berceramah panjang seperti pada pembelajaran sebelumnya. Siswa
diharapkan tidak merasa bosan mendengarkan ceramah dari guru karena
dalam metode jigsaw ini, siswa bekerja sama dengan siswa yang lain di dalam
kelompok. Kegiatan diskusi ini berbeda dengan diskusi yang biasanya. Jika
diskusi pada umumnya, siswa hanya membahas suatu masalah di dalam
kelompok kemudian mencatat hasil diskusi dan jika perlu ada presentasi.
Sekilas siswa memang terlibat aktif dalam diskusi, namun jika dilihat lebih
mendalam kemungkinan hanya ada beberapa siswa yang aktif dan
bersungguh-sungguh berdiskusi sedangkan siswa yang lain justru sibuk
sendiri dan bahkan bergantung pada jawaban temannya. Berbeda dengan
diskusi pada umumnya, dalam metode jigsaw ini siswa berdiskusi dalam dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli). Semula siswa bergabung
dengan kelompok asal dimana di dalamnya terdiri dari beberapa siswa yang
mempunyai pertanyaan/permasalahan yang berbeda-beda. Selanjutnya siswa
kemudian bergabung dengan kelompok ahli dimana terdiri dari beberapa
siswa yang memiliki permasalahan yang sama. Di dalam kelompok ahli, siswa
mendiskusikan masalah yang didapatkannya. Dengan menerapkan metode
jigsaw ini siswa lebih bebas dalam mengungkapkan pendapat, pertanyaan, dan
kesulitan mereka. Dalam diskusi di metode jigsaw ini, selain berdiskusi siswa
juga berkewajiban untuk menjelaskan hasil diskusinya kepada siswa yang lain
di dalam kelompok asal sehingga siswa mempunyai tanggung jawab untuk
menjelaskan materi yang didapatnya kepada siswa yang lain dengan sebaik-
baiknya. Dengan demikian secara tidak langsung siswa harus terdorong untuk
dapat memahami materi yang didapatkannya. Tugas guru adalah sebagai
fasilitator bagi siswa jika siswa menemui kesulitan baik ketika berdiskusi
dalam kelompok maupun ketika presentasi. Dengan menerapkan metode
jigsaw ini tidak menutup kemungkinan akan timbul pertanyaan serta
perdebatan yang dikarenakan perbedaan pendapat antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya sehingga diharapkan suasana kelas akan menjadi
lebih hidup dan bervariasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Siklus Pertama
Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Kamis, 23 September
2010 pada jam ketujuh sampai dengan jam kesembilan. Jumlah waktu yang
digunakan untuk pembelajaran adalah 3 x 45 jam pelajaran (dari pukul 12.00
WIB sampai dengan pukul 14.15 WIB). Materi pembelajaran pada siklus
pertama ini adalah aktiva tetap, dengan standar kompetensi kemampuan
mengelola kartu aktiva tetap, dan kompetensi dasar kemampuan membukukan
mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap serta sub pokok bahasan adalah
penghentian aktiva tetap. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra
yaitu Ibu Ertyn Tyas Prabandari S.Pd. Peserta pembelajaran adalah siswa
kelas XI Jurusan Akuntansi semester gasal pada tahun pelajaran 2010-2011.
Jumlah siswa pada kelas XI Jurusan Akuntansi adalah 22 siswa. Adapun
metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah tipe jigsaw. Berikut
ini dideskripsikan penerapan metode jigsaw pada siklus yang pertama:
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan
pada siklus pertama ini adalah sebagai berikut:
1). Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran
mencakup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP), materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
presentasi (handout), dan kartu soal. Berikut ini disajikan uraian
masing- masing perangkat pembelajaran:
(a). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti dan guru mitra bekerja sama membuat RPP. RPP ini
dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran,
skenario pembelajaran, dan evaluasi yang semuanya telah dibuat
secara rinci dan sistematis (lampiran 1a halaman 125).
(b). Materi Presentasi
Peneliti dan guru mitra bekerja sama membuat hand out dengan
pokok bahasan penghentian aktiva tetap. Hand out akan dibagikan
kepada masing-masing siswa. Isi hand out mencakup materi
tentang penghentian aktiva tetap yang akan digunakan pada saat
pembelajaran (lampiran 1c halaman 151).
(c). Kartu Soal
Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat kartu soal yang
memuat daftar soal-soal latihan yang harus dikerjakan siswa di
dalam kelompok ahli, kemudian dijelaskan dalam kelompok asal
untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas (lampiran 1a
halaman 135).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2). Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif yang terdiri
dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang dilakukan
adalah menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya.
Pemetaan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membagi siswa ke
dalam kelompok-kelompok yang bersifat heterogen. Pada tahap ini
peneliti dan guru membentuk empat kelompok asal dan lima kelompok
ahli. Untuk kelompok asal diberi nama kelompok A, B, C, dan D.
Kelompok asal dibentuk dengan cara siswa mengurutkan huruf A
sampai dengan huruf D dari tempat duduk masing-masing. Kemudian
oleh guru mitra masing-masing siswa dalam kelompok asal tadi diberi
kartu soal yang berwarna merah, kuning, hijau, ungu, dan biru.
Dengan demikian siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna
merah maka akan menjadi anggota kelompok ahli merah, kemudian
siswa yang mendapat kartu soal berwarna kuning akan menjadi
anggota kelompok ahli kuning, begitu seterusnya sehingga diperoleh
lima kelompok ahli (kelompok ahli merah, kuning, hijau, ungu, dan
biru).
3). Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data yang
meliputi:
a). Instrumen (kuesioner) untuk mengetahui motivasi belajar siswa.
Kuesioner akan dibagikan kepada siswa sebelum dan sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pembelajaran (lampiran 8 halaman 164 dan lampiran 9 halaman
166).
b). Instrumen observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran (lampiran 5 halaman 160).
c). Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran (lampiran 6 halaman 162).
d). Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (lampiran 7 halaman
163).
e). Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses
pembelajaran (lampiran 10 halaman 168).
f). Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses
pembelajaran (lampiran 11 halaman 170).
b. Tindakan
Pada tahap ini, peneliti dan guru mitra mengimplementasikan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan.
Langkah-langkah pada tahap tindakan ini adalah sebagai berikut:
1). Penyampaian prosedur pelaksanaan
Sebelum materi pelajaran mengenai penghentian aktiva tetap
diberikan, guru memberikan pengantar. Hal tersebut bertujuan untuk
mengantar siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada
hari itu. Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
materi penghentian aktiva tetap dan suasana kelas pun cukup kondusif.
Pada awal pembelajaran guru terlebih dahulu menyampaikan prosedur
pelaksanaan pembelajaran. Namun guru tidak secara terbuka
menyampaikan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw ini. Kemudian guru membagi siswa ke dalam sejumlah
kelompok (kelompok asal), dan di dalam kelompok asal masing-
masing siswa akan mendapatkan kartu soal berwarna yang berbeda-
beda dimana di dalam kartu soal yang berwarna itu nantinya akan
menjadi penentu untuk bergabung dalam kelompok ahli. Setelah
bergabung dalam kelompok asal, selanjutnya siswa diminta untuk
bergabung dengan siswa yang lain yang memiliki kartu soal yang
berwarna sama yang selanjutnya akan disebut sebagai kelompok ahli.
Kemudian di dalam kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi
membahas soal latihan yang diberikan. Selanjutnya siswa akan
kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil diskusi kepada siswa
yang lain di dalam kelompoknya. Selama guru menyampaikan
prosedur pelaksanaan, suasana kelas sedikit kurang kondusif, hal ini
disebabkan siswa masih bingung dan kurang jelas dengan prosedur
pelaksanaan pembelajarannya.
2). Pembagian siswa ke dalam kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada dua macam kelompok
yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap awal perencanaan
pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat
kelompok dengan anggota lima sampai enam orang. Pada tahap ini
guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut anggota-
anggotanya. Selama pembentukan kelompok asal suasana kurang
kondusif, ada beberapa siswa yang membuat gaduh yang mungkin
dikarenakan merasa kurang puas dengan anggota kelompoknya atau
bahkan sebaliknya. Setelah berkumpul dalam kelompok asal kemudian
guru mempersilakan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan
kelompok ahli, suasana semakin kurang kondusif dikarenakan siswa
masih bingung mencari kelompok ahlinya.
3). Diskusi
Setelah siswa berkumpul di dalam kelompok ahli, selanjutnya guru
meminta siswa untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal latihan
dalam kartu soal yang telah didapatkannya. Di sini masing-masing
kelompok ahli mendapatkan soal latihan yang berbeda-beda. Untuk
kelompok ahli berwarna kuning mendapatkan soal tentang pertukaran
aktiva tetap yang tidak sejenis, kelompok ahli berwarna ungu
mendapatkan soal tentang penjualan aktiva tetap yang menimbulkan
laba, kelompok ahli berwarna merah mendapatkan soal tentang
penjualan aktiva tetap yang menimbulkan rugi, kelompok ahli
berwarna biru mendapatkan soal tentang pertukaran aktiva tetap yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
sejenis, dan untuk kelompok ahli berwarna hijau mendapatkan soal
tentang penghentian pemakaian aktiva tetap. Selama berdiskusi di
dalam kelompok ahli suasana kelas terkendali. Sesekali ada juga
beberapa siswa yang membuat kegaduhan kecil dan berbicara di luar
materi diskusi. Selama diskusi ini, aktivitas guru adalah mendampingi,
memotivasi, dan memantau siswa. Jika ada siswa yang mengalami
kesulitan, guru membantu siswa memecahkan kesulitan tersebut.
Setelah berdiskusi dalam kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke
kelompok asal untuk kemudian menyampaikan hasil diskusinya
bersama kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. Dengan
demikian masing-masing siswa akan menerima dan memberikan
informasi kepada siswa yang lain.
4). Pembahasan
Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa
membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam
forum diskusi pada masing-masing kelompok ahli. Kemudian guru
menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil jawaban
dari diskusinya tadi. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan jawabannya, kemudian guru juga memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban
temannya atau menyatakan pendapat yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
5). Kuis
Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran hari
itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi pembahasan.
Guru membagi soal kepada para siswa kemudian siswa diminta untuk
mengerjakannya. Kuis berlangsung tertib dan siswa pun mengerjakan
soal sendiri-sendiri.
c. Observasi
Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1). Pengamatan terhadap guru
Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama
proses pembelajaran pada siklus pertama ini disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 5.5 Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Deskriptor Ya Tidak Catatan1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran, dan media √
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai dan rencana kegiatannya
√
5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
√
7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
√
8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
√
11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
√
13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
√
14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara
√
15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
√
16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
√
17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
√
18 Guru menghasilkan pesan yang menarik
√
19 Guru menggunakan media secara efektif dan efisien
√
20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√
21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran
√
22 Guru merespon positif partisipasi siswa
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
√
24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
√
25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
√
26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
√
27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai
dengan kompetensi √
32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
√
33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar
√
34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
√
35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
√
36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
√
37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
√
38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi
√
39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan
√
Catatan: lihat lampiran 5b halaman 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Pada tabel 5.5 menunjukkan aktivitas guru selama proses
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam siklus pertama ini
menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas,
media pembelajaran, dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan
awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan
melakukan apersepsi. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang
alur pembelajaran berdasarkan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw tetapi hanya sekilas saja. Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru melaksanakan pembelajaran secara runtut,
terkoordinasi, dan bersifat kontekstual sehingga proses pembelajaran
berlangsung sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Guru juga
dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan menunjukkan respon positif
terhadap partisipasi siswa tersebut sehingga siswa menjadi lebih
antusias dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru menggunakan bahasa lisan yang baik dan benar.
Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan refleksi melalui
lembar refleksi dan menyimpulkan proses pembelajaran. Dalam siklus
yang pertama ini guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, mulai dari presentasi materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pelajaran, pembentukan kelompok, dan memotivasi siswa agar terlibat
dalam kegiatan pembelajaran.
2). Pengamatan terhadap siswa
Pengamatan terhadap siswa dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.6 Kegiatan Siswa Pada Siklus I
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
√ Siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
√
3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
√
4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas/latihan
soal dengan baik √
6 Siswa mendapat teguran dari guru √ 7 Ada persaingan yang sehat dari
diri siswa √
8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran
√
9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 10 Siswa mendapat penghargaan dari
guru baik verbal maupun non verbal
√
Catatan: lihat lampiran 6b halaman 196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pada tabel 5.6 menunjukkan kegiatan siswa pada siklus
yang pertama ini. Sebelum pembelajaran dimulai siswa menyiapkan
alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Siswa
mendengarkan penjelasan dari guru tentang tugas dan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw. Pada awal penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw ini, siswa mengalami kebingungan terhadap alur metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena pada awal pelaksanaan
pembelajaran, guru hanya sekilas saja menjelaskan prosedur
pembelajaran sehingga terjadi kesalahpahaman di antara siswa dan hal
ini mengakibatkan suasana kelas menjadi agak gaduh. Tetapi keadaan
tersebut tidak berlangsung lama karena guru memberi arahan dan
waktu kepada siswa untuk memahami jalannya pembelajaran ini.
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa agak sedikit ribut
karena membahas soal-soal latihan yang dibahas dalam kelompok.
Pada kegiatan akhir para siswa melakukan evaluasi pembelajaran dan
melakukan refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3). Pengamatan terhadap kelas
Pengamatan terhadap kelas dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan. Adapun kondisi kelas dalam proses
pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.7 Kondisi Kelas Pada Siklus I
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas
mendukung proses pembelajaran
√ White board, meja kursi, almari
2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran
√ Hanya pada awal pembelajaran
3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat mengerjakan latihan soal
4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas
√
5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam
belajar √
7 Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan
√
8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan
√
Catatan: lihat lampiran 7b halaman 197
Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup
kondusif dalam proses pembelajaran dan hal ini dapat mendukung
proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Dari tabel itu
menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw akan mendukung suasana pembelajaran menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
d. Tingkat motivasi belajar siswa
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak
yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Sebagai salah satu
bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya
hasrat atau keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini disajikan
analisis terhadap motivasi belajar siswa pada siklus I berdasarkan data
kuesioner
Tabel 5.8 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I
No Indikator Skala Kategori Frekuensi Presentase
21 - 24 Sangat Tinggi 5 23 % 18 - 20 Tinggi 12 55 % 16 -17 Cukup 4 18 % 14 – 15 Kurang 1 4 %
1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil
6 - 13 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
10 – 12 Sangat Tinggi 11 50 % 9 Tinggi 6 27 % 8 Cukup 3 14 % 7 Kurang 2 9 %
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3 - 6 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
7 – 8 Sangat Tinggi 10 45 % 6 Tinggi 9 41 % 5 Cukup 3 14 % 4 Kurang 0 0 %
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan
2 - 4 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
14 - 16 Sangat Tinggi 1 4 % 12 – 13 Tinggi 14 64 %
11 Cukup 1 4 % 10 Kurang 4 18 %
4 Adanya penghargaan dalam belajar
4 - 9 Sangat Kurang 2 10 % Jumlah 22 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
7 - 8 Sangat Tinggi 4 18 % 6 Tinggi 13 59 % 5 Cukup 5 23 % 4 Kurang 0 0 %
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
2 - 3 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
10 -12 Sangat Tinggi 6 27 % 9 Tinggi 11 50 % 8 Cukup 3 14 % 7 Kurang 2 9 %
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif
3 – 6 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
Catatan: lihat lampiran 8b halaman 198
Dari tabel 5.8 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa
selama proses pembelajaran. Pada siklus I ini jumlah siswa yang hadir
adalah 22 siswa. Dari data di atas tampak bahwa untuk indikator adanya
hasrat dan keinginan berhasil diperoleh nilai mean sebesar 18,63. Pada
indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar diperoleh nilai
mean sebesar 9,59. Untuk indikator adanya harapan dan cita-cita masa
depan diperoleh nilai mean sebesar 6,45. Kemudian untuk indikator
adanya penghargaan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 11,36.
Selanjutnya untuk indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
diperoleh nilai mean sebesar 5,95. Untuk indikator adanya lingkungan
belajar yang kondusif diperoleh nilai mean sebesar 8,95. Berdasarkan hasil
analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar
siswa pada siklus I = 60,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
e. Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan
penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat motivasi belajar siswa.
Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan
berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Refleksi
dilakukan pada guru mitra maupun pada siswa. Berikut ini dipaparkan
hasil refleksi siklus pertama:
1). Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran
dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I
No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen
pembelajaran a. Materi Ajar b. Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Soal Kuis/Tes Bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
a. Baik b. Cukup c. Cukup d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik
2 Selama kerja dalam kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun
Dalam kelompok masing-masing siswa dapat bekerja sama dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Proses kegiatan belajar mengajar berjalan lebih teratur dan baik, serta dapat membangun dan memotivasi siswa untuk rajin belajar
4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan
Belum pahamnya siswa tentang prosedur pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini sehingga terjadi kesalahpahaman antara guru dan siswa
5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan
Ya
Catatan lihat lampiran 9b halaman 199
Tabel 5.9 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat
pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dapat
dilihat dalam tabel bahwa dari 9 komponen pembelajaran sebanyak
66,67 % komponen terkategorikan baik dan 33,33 % termasuk ke
dalam kategori cukup baik. Siswa mendukung positif kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini. Hal ini terlihat dengan cara
siswa turut aktif dalam kerja kelompok, tidak mengacaukan kegiatan
atau melamun sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Namun demikian, belum pahamnya siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
tentang prosedur pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini menjadi
hambatan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus yang
pertama ini.
2). Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
Tabel 5.10 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran
dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I
Skala Penilaian % No Aspek yang Diamati Sangat Senang
Senang Tidak Senang
Sangat Tidak Senang
1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini a. Topik Akuntansi
yang Dipelajari b. Materi Ajar c. Lembar Kerja Siswa
(LKS) d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Keterampilan
Kooperatif yang Dilatihkan
23 %
18 % 10 %
32 % 18 % 23 %
77 %
82 % 90 %
68 % 82 % 77 %
0 %
0 % 0 %
0 % 0 % 0 %
0 %
0 % 0 %
0 % 0 % 0 %
Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat
untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berikutnya seperti yang telah anda ikuti
100 % 0 %
Ya Tidak 3 Selama kerja dalam
kelompok siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
a. Mendengarkan orang lain
b. Mengajukan pertanyaan
c. Mengorganisasikan ide-ide saya
d. Mengorganisasikan kelompok
e. Mengacaukan kegiatan
f. Melamun
100 %
82 %
68 %
95 %
14 %
9 %
0 %
18 %
32 %
5 %
86 %
91 % Komentar 4 Keuntungan yang saya
peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
• Lebih mudah memahami materi pelajaran
• Kegiatan belajar mengajar tidak membosankan
Komentar 5 Hambatan yang saya
temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan
• Kelas menjadi ramai • Kurang dapat memahami soal latihan
Catatan lihat lampiran 10b halaman 200
Dari tabel 5.10 menunjukkan respon siswa terhadap perangkat
dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berkaitan dengan
perangkat pembelajaran, sebanyak 77 % siswa mengaku senang
terhadap topik akuntansi yang dipelajari, sebanyak 82 % mengaku
senang terhadap materi yang dipelajari, sebanyak 90 % mengaku
senang terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat, sebanyak 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
% mengaku senang terhadap suasana kelas selama proses
pembelajaran, sebanyak 82 % siswa mengaku senang pada penampilan
guru, dan sebanyak 77 % siswa mengaku senang terhadap
keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Seluruh siswa (100 %)
mengaku berminat untuk mengikuti penerapan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk
kegiatan siswa dalam kelompok, sebanyak 100 % siswa mengaku
mendengarkan orang lain, sebanyak 82 % siswa mengajukan
pertanyaan, sebanyak 68 % siswa mengorganisasikan ide-ide dalam
kelompok, sebanyak 95 % siswa mengorganisasikan kelompok,
sebanyak 86 % siswa tidak mengacaukan kegiatan, dan sebanyak 91 %
siswa tidak melamun ketika mengikuti proses pembelajaran.
Keuntungan yang diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw menurut para siswa adalah lebih mudah dalam mempelajari
materi pelajaran dan pembelajaran pun tidak terasa membosankan.
Sedangkan hambatan yang dihadapi adalah kelas menjadi agak ramai
dan sulit untuk memahami soal latihan.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa
hal yang harus diperbaiki pada siklus pertama ini yaitu perlunya
penjelasan yang lebih rinci dari guru tentang prosedur pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini sehingga diharapkan para siswa
tidak lagi mengalami kebingungan dalam hal pembentukan kelompok asal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dan kelompok ahli. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru mitra,
maka peneliti dan guru mitra berusaha untuk lebih dapat menjelaskan
kepada siswa mengenai prosedur pembelajaran termasuk maksud dari
pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli sehingga tidak terjadi lagi
kesalahpahaman dengan para siswa pada siklus kedua nantinya.
3. Siklus Kedua
Siklus kedua ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2010
pada jam ketujuh sampai dengan jam kesembilan. Jumlah waktu yang
digunakan untuk pembelajaran adalah 3 x 45 menit (dari pukul 12.00 WIB
sampai dengan pukul 14.15 WIB). Materi pembelajaran pada siklus kedua ini
adalah pencatatan aktiva tidak berwujud dengan standar kompetensi
kemampuan mengelola kartu aktiva tetap dan kompetensi dasar kemampuan
melakukan inventarisasi fisik aktiva tetap secara periodik Jumlah siswa yang
hadir sebanyak 22 siswa. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus kedua:
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan
pada siklus kedua ini adalah sebagai berikut:
1). Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
mencakup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan kartu soal,
sedangkan untuk materi pembelajaran menggunakan dari buku paket
saja.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran,
skenario pembelajaran, dan evaluasi yang semuanya telah dibuat
secara rinci dan sistematis (lampiran 1b halaman 140).
b. Kartu Soal
Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat kartu soal yang
meliputi daftar pertanyaan yang harus dikerjakan siswa di dalam
kelompok ahli, kemudian dijelaskan dalam kelompok asal untuk
kemudian dipresentasikan di depan kelas (lampiran 1b halaman
148).
2). Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif yang
terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang
dilakukan adalah menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya.
Pemetaan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membagi siswa ke
dalam kelompok-kelompok yang bersifat heterogen. Pada tahap ini
peneliti dan guru membentuk empat kelompok asal dan lima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
kelompok ahli. Untuk kelompok asal diberi nama kelompok A, B, C,
dan D. Kelompok asal dibentuk dengan cara siswa mengurutkan huruf
A sampai dengan huruf D dari tempat duduk masing-masing.
Kemudian oleh guru mitra masing-masing siswa dalam kelompok asal
tadi diberi kartu soal yang berwarna merah, kuning, hijau, ungu, dan
biru. Dengan demikian siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna
merah maka akan menjadi anggota kelompok ahli merah, kemudian
siswa yang mendapat kartu soal berwarna kuning akan menjadi
anggota kelompok ahli kuning, begitu seterusnya sehingga diperoleh
lima kelompok ahli (kelompok ahli merah, kuning, hijau, ungu, dan
biru).
3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data yang
meliputi:
a) Instrumen (kuesioner) untuk mengetahui motivasi belajar siswa.
Kuesioner akan dibagikan kepada siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran (lampiran 8 halaman 164 dan lampiran 9 halaman
166).
b). Instrumen observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran (lampiran 5 halaman 160).
c). Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran (lampiran 6 halaman 162).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
d). Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (lampiran 7 halaman
163).
e). Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses
pembelajaran (lampiran 10 halaman 168).
f). Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses
pembelajaran (lampiran 11 halaman 170).
b. Tindakan
Pada tahap tindakan, peneliti dan guru mitra mengimplementasikan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan.
Langkah-langkah dalam tahap tindakan ini adalah sebagai berikut:
1). Penyampaian prosedur pelaksanaan
Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan prosedur
pembelajaran. Namun disini guru berusaha untuk secara lebih terbuka
menyampaikan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Kemudian guru membagi siswa ke dalam sejumlah kelompok
(kelompok asal), dan di dalam kelompok asal masing-masing siswa
akan mendapatkan kartu soal berwarna yang berbeda-beda dimana di
dalam kartu soal yang berwarna itu nantinya akan menjadi penentu
untuk bergabung dalam kelompok ahli. Setelah bergabung dalam
kelompok asal, selanjutnya siswa diminta untuk bergabung dengan
siswa yang lain yang memiliki kartu soal yang berwarna sama yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
selanjutnya akan disebut sebagai kelompok ahli. Kemudian di dalam
kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi membahas soal latihan
yang diberikan. Selanjutnya siswa akan kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan hasil diskusi kepada siswa yang lain di dalam
kelompoknya. Selama guru menyampaikan prosedur pelaksanaan,
suasana kelas sedikit kurang kondusif, hal ini disebabkan siswa masih
bingung dan kurang jelas dengan prosedur pelaksanaan
pembelajarannya.
2). Pembagian siswa ke dalam kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada dua macam kelompok
yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal
sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap awal perencanaan
pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat
kelompok dengan anggota lima sampai enam orang. Pada tahap ini
guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut anggota-
anggotanya. Selama pembentukan kelompok asal suasana kurang
kondusif, ada beberapa siswa yang membuat gaduh yang mungkin
dikarenakan merasa kurang puas dengan anggota kelompoknya atau
bahkan sebaliknya. Setelah berkumpul dalam kelompok asal kemudian
guru mempersilakan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan
kelompok ahli, suasana semakin kurang kondusif dikarenakan siswa
masih bingung mencari kelompok ahlinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3). Diskusi
Setelah siswa berkumpul dalam kelompok ahli, selanjutnya guru
meminta siswa untuk mendiskusikan pertanyaan dalam kartu soal yang
didapatkannya. Di sini masing-masing kelompok ahli mendapatkan
pertanyaan yang berbeda-beda. Untuk kelompok ahli berwarna ungu
mendapatkan pertanyaan tentang merek dagang, kelompok ahli
berwarna biru mendapatkan pertanyaan tentang franchise, kelompok
ahli berwarna kuning mendapatkan pertanyaan tentang goodwill,
kelompok ahli berwarna hijau mendapatkan pertanyaan tentang hak
paten, dan untuk kelompok ahli berwarna merah mendapatkan
pertanyaan tentang hak cipta. Selama berdiskusi di dalam kelompok
ahli suasana kelas terkendali, hanya saja suasana sedikit ramai dan hal
ini dikarenakan selama berdiskusi dalam kelompok setiap siswa saling
bertukar pendapat. Sesekali ada juga beberapa siswa yang membuat
kegaduhan kecil dan ada beberapa diantaranya justru ada yang
berbicara di luar materi diskusi, dan hal ini dikarenakan ada kelompok
yang telah selesai terlebih dahulu berdiskusi dibandingkan dengan
kelompok lain. Selama kegiatan berdiskusi ini, guru selalu
mendampingi, memotivasi, dan memantau siswa. Jika ada siswa yang
mengalami kesulitan, guru pun berusaha membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi diskusi. Setelah
berdiskusi dalam kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
kelompok asal untuk mengutarakan hasil diskusinya bersama
kelompok ahli kepada anggota kelompok asal Dengan demikian
masing-masing siswa akan menerima dan memberikan informasi.
Jalannya diskusi baik dalam kelompok asal dan kelompok ahli pada
siklus yang kedua ini lebih cepat bila dibandingkan dengan siklus yang
pertama, karena siswa sudah terbiasa dengan metode jigsaw.
4). Pembahasan
Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama dengan
siswa membahas semua pertanyaan yang telah didiskusikan oleh siswa
di dalam kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu
kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap
kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya,
kemudian guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi atau memberikan pendapat yang berbeda. Reaksi
dari tiap-tiap kelompok ketika ditunjuk untuk mempresentasikan hasil
diskusinya sangat beragam, ada yang dengan antusias
mempresentasikan jawaban, ada yang presentasi sambil diselingi
dengan gurauan, ada juga yang kaku dalam mempresentasikan
jawaban.
5). Penyimpulan
Setelah seluruh kelompok selesai mempresentasikan jawaban mereka,
selanjutnya guru bersama siswa mencoba untuk menarik kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dari seluruh rangkaian pembelajaran. Dalam penyimpulan ini, guru
mengutarakan inti-inti dari materi yang telah dibahas dalam diskusi.
Guru juga mengutarakan pertanyaan-pertanyaan singkat kepada siswa
untuk menguji pemahaman mereka.
c. Observasi
Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1). Pengamatan terhadap guru
Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan pada siklus kedua. Aktivitas guru selama
proses pembelajaran pada siklus kedua disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.11 Aktivitas Guru Pada Siklus II
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan
ruang, alat pembelajaran, dan media
√
2 Guru memeriksa kesiapan siswa
√
3 Guru melakukan kegiatan apersepsi
√
4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya
√
5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√
6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
√
8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
√
11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
√
13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
√
14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara
√
15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
√
16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
√
17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
√
18 Guru menghasilkan pesan yang menarik
√
19 Guru menggunakan media secara efektif dan efisien
√
20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√
21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran
√
22 Guru merespon positif partisipasi siswa
√
23 Guru memfasilitasi terjadinya √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
√
25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
√
26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
√
27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis
√
28 Guru menumbuhkan sikap produktif
√
29 Guru melakukan penilaian awal
√
30 Guru memantau kemajuan belajar
√
31 Guru memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
√
32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
√
33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar
√
34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
√
35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
√
36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
√
37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
√
38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi
√
39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan
√
Catatan: lihat lampiran 5c halaman 207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Pada tabel 5.11 menunjukkan aktivitas guru selama proses
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam siklus yang kedua ini
menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas,
media pembelajaran, dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan
awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan
melakukan apersepsi. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang
alur pembelajaran berdasarkan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dengan lancar sehingga para siswa pun tidak lagi mengalami
kebingungan dalam mengikuti proses pembelajaran. Selama proses
pembelajaran berlangsung, guru melaksanakan pembelajaran secara
runtut, terkoordinasi, dan bersifat kontekstual sehingga proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan. Guru juga dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan
menunjukkan respon positif terhadap partisipasi siswa sehingga siswa
menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selama proses
pembelajaran berlangsung, guru menggunakan bahasa lisan yang baik
dan benar. Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan
refleksi melalui lembar refleksi dan menyimpulkan proses
pembelajaran. Dalam siklus yang kedua ini guru mampu
mengorganisasikan proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, mulai
dari presentasi materi pelajaran, pembentukan kelompok, dan
memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2). Pengamatan terhadap siswa
Pengamatan terhadap siswa dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.12 Kegiatan Siswa Pada Siklus II
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
√
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
√
3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
√
4 Siswa mencatat hal-hal penting
√
5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik
√
6 Siswa mendapat teguran dari guru
√
7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa
√
8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran
√
9 Siswa menjawab pertanyaan guru
√
10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal
√ .
Catatan: lihat lampiran 6c halaman 210
Dari tabel 5.12 menunjukkan kegiatan siswa pada siklus yang
kedua menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan proses
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara runtut dan baik. Sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
pembelajaran dimulai, siswa menyiapkan alat tulis yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Para siswa pun mendengarkan
penjelasan dari guru tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran
dengan seksama karena mengingat pada siklus yang pertama sempat
terjadi kesalahpahaman antara guru dan siswa maka disini guru
mengajak siswanya untuk lebih memperhatikan penjelasannya. Siswa
pun mempraktikkan prosedur pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini
dengan baik. Secara keseluruhan siswa justru terlihat antusias dan aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran ini.
3). Pengamatan terhadap kelas
Pengamatan terhadap kelas dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan. Adapun kondisi kelas dalam proses
pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.13 Kondisi Kelas Pada Siklus II
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran
√
2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran
√ Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan serius
3 Siswa membuat keributan/kegaduhan
√ .
4 Siswa mengerjakan latihan soal
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
5 Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan
√
6 Guru memberikan penghargaan verbal dan non verbal
√ Pada saat siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru
7 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran
√
8 Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran
√ Sumber belajar tidak ada di kelas tetapi ada di perpustakaan
Catatan: lihat lampiran 7c halaman 211
Dari tabel 5.13 menunjukkan kondisi kelas selama proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas yang
ada di dalam kelas dapat mendukung proses pembelajaran Meskipun
ada beberapa siswa yang membuat keributan, namun kondisi kelas
masih dapat terjaga dan masih cukup kondusif untuk melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ini.
d. Tingkat motivasi belajar siswa
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak
yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Sebagai salah satu
bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya
hasrat atau keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini disajikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
analisis terhadap motivasi belajar siswa pada siklus II berdasarkan data
kuesioner:
Tabel 5.14 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus II
No Indikator Skala Kategori Frekuensi Presentase 21 - 24 Sangat Tinggi 12 54 % 18 - 20 Tinggi 7 32 % 16 -17 Cukup 3 14 % 14 – 15 Kurang 0 0 %
1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil
6 - 13 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
10 – 12 Sangat Tinggi 17 77 % 9 Tinggi 3 14 % 8 Cukup 2 9 % 7 Kurang 0 0 %
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3 - 6 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
7 – 8 Sangat Tinggi 12 54 % 6 Tinggi 7 32 % 5 Cukup 3 14 % 4 Kurang 0 0 %
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan
2 - 4 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
14 - 16 Sangat Tinggi 10 45 % 12 – 13 Tinggi 7 32 %
11 Cukup 3 14 % 10 Kurang 2 9 %
4 Adanya penghargaan dalam belajar
4 - 9 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
7 - 8 Sangat Tinggi 14 64 % 6 Tinggi 8 36 % 5 Cukup 0 0 % 4 Kurang 0 0 %
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
2 - 3 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
10 -12 Sangat Tinggi 15 68 % 9 Tinggi 3 14 % 8 Cukup 3 14 % 7 Kurang 1 4 %
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif
3 – 6 Sangat Kurang 0 0 % Jumlah 22 100 %
Catatan: lihat lampiran 8c halaman 212
Dari tabel 5.14 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa
selama proses pembelajaran. Pada siklus II ini jumlah siswa yang hadir
adalah 22 siswa. Dari data di atas tampak bahwa untuk indikator adanya
hasrat dan keinginan berhasil diperoleh nilai mean sebesar 20,09. Pada
indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar diperoleh nilai
mean sebesar 10,81. Kemudian untuk indikator adanya harapan dan cita-
cita masa depan diperoleh nilai mean sebesar 6,72. Untuk indikator
adanya penghargaan dalam belajar diperoleh nilai mean sebesar 12,90.
Selanjutnya untuk indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
diperoleh nilai mean sebesar 7,00. Untuk indikator adanya lingkungan
belajar yang kondusif diperoleh nilai mean sebesar 9,77. Berdasarkan hasil
analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar
siswa pada siklus II = 67,45.
e. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan
hasil observasi terhadap tingkat motivasi belajar siswa. Refleksi yang
dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
sebagai refleksi pada akhir siklus kedua. Refleksi dilakukan pada guru
mitra maupun pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi pada siklus
kedua:
1). Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Tabel 5.15 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran
dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II
No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen
pembelajaran a. Materi Ajar b Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Soal Kuis/Tes Bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
a. Baik b. Cukup c. Baik d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik
2 Selama kerja dalam kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun
Untuk siklus kedua ini para siswa lebih bisa bekerja sama dengan baik dibandingkan dengan siklus yang pertama
3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Proses kegiatan belajar mengajar pada siklus yang kedua ini membuat siswa untuk semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
terlibat aktif dalam proses pembelajaran
4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan
Keseriusan siswa dalam berdiskusi masih kurang
5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan
Ya
Catatan lihat lampiran 9c halaman 213
Tabel 5.15 menunjukkan kesan guru mitra terhadap
perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw setelah melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan
perangkat pembelajaran yang diterapkan. Dari tabel dapat dilihat
bahwa dari 9 komponen pembelajaran sebanyak 77,78 % komponen
terkategorikan baik dan 22,22 % komponen terkategorikan cukup baik.
Siswa mendukung positif kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
ini. Hambatan yang masih dihadapi pada siklus kedua ini adalah
berkaitan dengan masalah siswa yang terkadang saja masih ada yang
tidak mau serius dalam mengikuti pembelajaran. Namun secara
keseluruhan guru memberikan tanggapan positif terhadap jalannya
proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada siklus yang kedua ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2). Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran
koperatif tipe jigsaw
Tabel 5.16 Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II
Skala Penilaian % No Aspek yang Diamati Sangat Senang
Senang Tidak Senang
Sangat Tidak Senang
1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini a. Topik Akuntansi
yang Dipelajari b. Materi Ajar c. Lembar Kerja Siswa
(LKS) d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Keterampilan
Kooperatif yang Dilatihkan
18 %
27 % 14 %
0 % 9 % 14 %
82 %
73 % 86 %
91 % 91 % 86 %
0 %
0 % 0 %
9 % 0 % 0%
0 %
0 % 0 %
0 % 0 % 0%
Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat
untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berikutnya seperti yang telah anda ikuti
100% 0%
Ya Tidak 3 Selama kerja dalam
kelompok siswa a. Mendengarkan orang
lain b. Mengajukan
pertanyaan c. Mengorganisasikan
ide-ide saya
100 %
86 %
86 %
0 %
14 %
14 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
d. Mengorganisasikan kelompok
e. Mengacaukan kegiatan
f. Melamun
95 %
9 %
0 %
5 %
91 %
100 % Komentar 4 Keuntungan yang saya
peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
• Lebih mudah memahami materi pelajaran
• Lebih bersemangat untuk belajar akuntansi
Komentar 5 Hambatan yang saya
temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan
• Kelas menjadi ramai
Catatan lihat lampiran 10c halaman 214
Tabel 5.16 menunjukkan respon siswa terhadap perangkat
dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berkaitan dengan
perangkat pembelajaran, sebanyak 82 % siswa mengaku senang
terhadap topik akuntansi yang dipelajari, sebanyak 73 % mengaku
senang terhadap materi yang dipelajari, sebanyak 86 % mengaku
senang terhadap lembar kerja siswa (LKS) yang dibuat, sebanyak 91
% mengaku senang terhadap suasana kelas selama proses
pembelajaran, 91 % siswa mengaku senang pada penampilan guru, dan
sebanyak 86 % siswa mengaku senang terhadap keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
kooperatif yang dilatihkan. Seluruh siswa (100 %) mengaku berminat
untuk mengikuti penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk kegiatan siswa dalam
kelompok, sebanyak 100 % siswa mengaku mendengarkan orang lain,
sebanyak 86 % siswa mengajukan pertanyaan, sebanyak 86 % siswa
mengorganisasikan ide-ide dalam kelompok, sebanyak 95 % siswa
mengorganisasikan kelompok, sebanyak 91 % siswa tidak
mengacaukan kegiatan, dan sebanyak 100 % siswa tidak melamun
ketika proses pembelajaran. Keuntungan yang diperoleh dari
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut para siswa
adalah lebih mudah dalam mempelajari materi dan membuat siswa
menjadi lebih bersemangat untuk belajar. Sedangkan hambatan yang
dihadapi adalah kelas menjadi agak ramai. Pada siklus II ini
menunjukkan bahwa keseluruhan komponen pembelajaran sudah baik
dan proses pembelajaran sudah berjalan dengan lancar. Terlihat bahwa
motivasi belajar siswa sudah meningkat dibandingkan dengan pada
saat pra penelitian dan pada siklus I.
B. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah
laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu,
motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak
yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Indikator-indikator sebagai
penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya hasrat dan
keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya
harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya
kegiatan yang menarik untuk belajar, dan adanya lingkungan belajar yang
kondusif. Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan motivasi
belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian, siklus I,
dan siklus II. Untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa dalam penelitian
tindakan kelas ini menggunakan instrumen kuesioner. Berikut ini dipaparkan
analisis perbandingan tingkat motivasi belajar siswa mulai pra penelitian, siklus I,
dan siklus II
Tabel 5.17
Indikator Keberhasilan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian, Siklus I, dan Siklus II
Indikator Keberhasilan No Indikator Skala Kategori Pra Penelitian Siklus I Siklus II
21 – 24 Sangat Tinggi 30 % 23 % 54 % 18 – 20 Tinggi 55 % 55 % 32 % 16 – 17 Cukup 15 % 18 % 14 % 14 – 15 Kurang 0 % 4 % 0 %
1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil
6 - 13 Sangat Kurang 0 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
10 – 12 Sangat Tinggi 15 % 50 % 77 % 9 Tinggi 25 % 27 % 14 % 8 Cukup 20 % 14 % 9 % 7 Kurang 35 % 9 % 0 %
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3 - 6 Sangat Kurang 5 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %
7 – 8 Sangat Tinggi 10 % 45 % 54 % 6 Tinggi 40 % 41 % 32 % 5 Cukup 45 % 14 % 14 % 4 Kurang 5 % 0 % 0 %
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan
2 – 4 Sangat Kurang 0 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %
14 – 16 Sangat Tinggi 0 % 4 % 45 % 12 – 13 Tinggi 50 % 64 % 32 %
11 Cukup 25 % 4 % 14 % 10 Kurang 20 % 18 % 9 %
4 Adanya penghargaan dalam belajar
4 - 9 Sangat Kurang 5 % 10 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %
7 – 8 Sangat Tinggi 40 % 18 % 64 % 6 Tinggi 5 % 59 % 36 % 5 Cukup 45 % 23 % 0 % 4 Kurang 10 % 0 % 0 %
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
2 - 3 Sangat Kurang 0 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %
10 – 12 Sangat Tinggi 0 % 27 % 68 % 9 Tinggi 35 % 50 % 14 % 8 Cukup 30 % 14 % 14 % 7 Kurang 20 % 9 % 4 %
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif
3 - 6 Sangat Kurang 15 % 0 % 0 % Jumlah 100 % 100 % 100 %
Tabel 5.17 menunjukkan hasil komparasi tingkat motivasi belajar siswa
sebelum penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (pra penelitian) dan pada
masing-masing siklus. Untuk indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil pada
saat pra penelitian diperoleh nilai mean sebesar 19,55; pada saat siklus I diperoleh
nilai mean s ebesar 18,63 dan pada saat siklus II diperoleh nilai mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
sebesar 20,09. Untuk indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
pada saat pra penelitian diperoleh nilai mean sebesar 8,10; pada saat siklus I
diperoleh nilai mean sebesar 9,59 dan pada saat siklus II diperoleh nilai mean
sebesar 10,81. Untuk indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan pada saat
pra penelitian diperoleh nilai mean sebesar 5,55; pada saat siklus I diperoleh nilai
mean sebesar 6,45 dan pada saat siklus II diperoleh nilai mean sebesar 6,72.
Untuk indikator adanya penghargaan dalam belajar pada saat pra penelitian
diperoleh nilai mean sebesar 11,20; pada saat siklus I diperoleh nilai mean sebesar
11,36 dan pada saat siklus II diperoleh nilai mean sebesar 12,90. Untuk indikator
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar pada saat pra penelitian diperoleh
nilai mean sebesar 5,85; pada saat siklus I diperoleh nilai mean sebesar 5,95 dan
pada saat siklus II diperoleh nilai mean sebesar 7,00. Untuk indikator adanya
lingkungan belajar yang kondusif pada saat pra penelitian diperoleh nilai mean
sebesar 7,85; pada saat siklus I diperoleh nilai mean sebesar 8,95 dan pada saat
siklus II diperoleh nilai mean sebesar 9,77. Berdasarkan hasil analisis tersebut
diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada pra
penelitian = 58,25; pada siklus I = 60,86; dan pada siklus II = 67,45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan
bahwa dalam hal adanya hasrat dan keinginan berhasil mengalami peningkatan
(pra penelitian dengan perolehan nilai mean sebesar 19,55; siklus I dengan
perolehan nilai mean sebesar 18,63; dan siklus II dengan perolehan nilai mean
sebesar 20,09). Dalam hal adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
mengalami peningkatan (pra penelitian dengan perolehan nilai mean sebesar 8,10;
siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar 9,59; dan siklus II dengan perolehan
niali mean sebesar 10,81). Dalam hal adanya harapan dan cita-cita masa depan
mengalami peningkatan (pra penelitian dengan perolehan nilai mean sebesar 5,55;
siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar 6,45; dan siklus II dengan perolehan
nilai mean sebesar 6,72). Dalam hal adanya penghargaan dalam belajar
mengalami peningkatan (pra penelitian dengan perolehan nilai mean sebesar
11,20; siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar 11,36; dan siklus II dengan
perolehan nilai mean sebesar 12,90). Dalam hal adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar mengalami peningkatan (pra penelitian dengan perolehan nilai
mean sebesar 5,85; siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar 5,95; dan siklus
II dengan perolehan nilai mean sebesar 7,00. Dalam hal adanya lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
belajar yang kondusif juga mengalami peningkatan (pra penelitian dengan
perolehan nilai mean sebesar 7,85; siklus I dengan perolehan nilai mean sebesar
8,95; dan siklus II dengan perolehan nilai mean sebesar 9,77). Berdasarkan hasil
analisis tersebut diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa
pada pra penelitian = 58,25; pada siklus I = 60,86; dan pada siklus II = 67,45. Hal
ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
pada mata pelajaran akuntansi khususnya dalam materi pengelolaan kartu aktiva
tetap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Akuntansi
SMK BOPKRI I Yogyakarta.
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Kurangnya komunikasi yang efektif antara antara guru mitra dan siswa yang
mengakibatkan adanya perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan
khususnya pada saat pembentukan kelompok (kelompok asal dan kelompok
ahli) sehingga sempat terjadi kesalahpahaman diantara guru dan siswa.
2. Peneliti telah berusaha untuk mengingatkan para siswa untuk mengisi
kuesioner secara mandiri berdasarkan keadaan yang mereka alami. Namun
demikian ada beberapa siswa dalam mengisi kuesioner justru bekerja sama
dengan teman-temannya. Hal demikian akan berdampak pada pengukuran
motivasi belajar siswa dalam penelitian ini. Gambaran motivasi belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
3. tidak tercerminkan secara utuh sebagaimana menjadi hasil atau dampak
diterapkannya penelitian tindakan kelas ini.
C. Saran
Adapun saran bagi SMK BOPKRI I Yogyakarta khususnya dan bagi peneliti yang
akan melakukan penelitian berikutnya pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya komunikasi yang intensif antara peneliti, guru mitra, dan para
siswa dalam mempersiapkan komponen pembelajaran serta skenario
pembelajaran untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini.
2. Pentingnya penjelasan yang sistematis dari guru kepada siswa di awal
perkenalan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang merupakan
metode baru bagi siswa. Dalam hal ini guru perlu menjelaskan lebih detail
tentang arti, maksud dan tujuan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
memaparkan prosedur mulai dari pembentukan kelompok asal dan kelompok
ahli, diskusi materi dalam kelompok, presentasi kelompok, serta penyimpulan
dan pengadaan kuis. Hal ini dilakukan agar siswa tidak mengalami
kebingungan pada saat metode pembelajaran diterapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
DAFTAR PUSTAKA
Ali H. Muhammad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Kagan, S. 1994. Cooperative Learning (10th ed). Sanjuan Capistrano, CA : Kagan Cooperative Learning.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: PT Grasindo. Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Sagala, H. S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning: Theory Research, and Practice (2nd. Ed.
Boston: Allyn dan Bacon. Solihatin, Etin. dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning : Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara. Susento. 2007, “Konsep Penelitian Tindakan Kelas”. Makalah disajikan dalam
Seminar Pendidikan. Program Studi Pendidikan Akuntansi, FKIP, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 16 Mei 2007
Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Winkel, W.S. 1984. Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Winkel, W.S.1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Wiriatmadja, Rochiati, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya Wuryani, Sri. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 1a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMK BOPKRI I Yogyakarta Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi Kemampuan mengelola kartu aktiva tetap B. Kompetensi Dasar Kemampuan membukukan mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap C. Indikator Siswa mampu membukukan jumlah penambahan dan penghentian aktiva tetap D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membukukan jumlah penambahan aktiva tetap 2. Siswa mampu membukukan jumlah penghentian aktiva tetap
E. Materi Pembelajaran Penghentian Aktiva Tetap Pemakaian aktiva tetap bisa diakhiri karena hal-hal berikut
1. Dihentikan dari pemakaian (aktiva tetap dijadikan barang tak terpakai lagi) 2. Dijual (aktiva tetap dijual kepada pihak lain) 3. Ditukarkan (aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain) 1) Dihentikan dari pemakaian
Dengan dihentikannya aktiva tetap berarti aktiva tersebut harus dikeluarkan dari pembukuan a. Jika sudah habis umur ekonomisnya Contoh Soal
CV Bintang menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 3.200.000,00. Pada saat dihentikan, akumulasi depresiasi mesin juga berjumlah Rp 3.200.000,00. Dalam hal seperti ini dikatakan bahwa mesin tersebut telah didepresiasi penuh. Jurnal untuk mencatat penghentian mesin tersebut adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Akumulasi penyusutan mesin Rp 3.200.000,00 Mesin Rp 3.200.000,00
b. Jika belum habis umur ekonomisnya Contoh Soal
PT Bulan menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 18.000.000,00. Pada saat dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 14.000.000,00. Jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin tersebut adalah Akumulasi penyusutan mesin Rp 14.000.000,00 Rugi penghentian aktiva tetap Rp 4.000.000,00 Mesin Rp 18.000.000,00
2) Dijual Dalam penjualan aktiva tetap memungkinkan timbulnya laba rugi
a. Jika timbul laba Contoh Soal
Pada tanggal 1 Juli 2006 PT Mutiara menjual sebuah mobil dengan harga Rp 16.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 60.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2006 telah didepresiasi sebesar Rp 41.000.000,00. Biaya depresiasi selama enam bulan untuk tahun 2006 sejumlah Rp 8.000.000,00 Perhitungan laba atau rugi penjualan sebagai berikut Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00 Kurangi: Akumulasi depresiasi (Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00) ( Rp49.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00 Hasil penjualan mobil Rp16.000.000,00 Laba penjualan mobil Rp 5.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan dan laba penjualan mobil sebagai berikut Kas Rp 16.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00 Mobil Rp 60.000.000,00 Laba penjualan aktiva tetap Rp 5.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
b. Jika timbul rugi Contoh Soal
Dengan menggunakan contoh di atas, dimisalkan PT Mutiara menjual mobil tersebut dengan harga Rp 9.000.000,00. Dalam hal ini perusahaan menderita rugi sebesar Rp 2.000.000,00 dengan perhitungan sebagai berikut
Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00 Kurangi: Akumulasi depresiasi (Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00) (Rp 49.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00 Hasil penjualan mobil ( Rp 9.000.000,00) Rugi penjualan mobil Rp 2.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan mobil dan kerugiannya sebagai berikut Kas Rp 9.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00 Rugi penjualan aktiva tetap Rp 2.000.000,00 Mobil Rp 60.000.000,00
3) Ditukar dengan aktiva tetap yang baru Jika terjadi pertukaran maka aturan umum yang harus diikuti adalah
1. Harga perolehan aktiva (baru) yang diterima adalah harga pasar aktiva (lama) yang diserahkan ditambah kas yang dibayar
2. Laba atau rugi pertukaran adalah selisih antara harga pasar dengan nilai buku aktiva yang diserahkan
Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran
a. Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap yang sejenis, maka laba atas pertukaran tidak diakui, sedangkan jika rugi atas pertukaran tersebut harus diakui
b. Apabila aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis maka laba atau rugi atas pertukaran diakui
A. Pertukaran antara aktiva yang sejenis 1) Jika timbul laba Contoh Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
CV Pelangi menukarkan peralatan angkutan lama dengan peralatan angkutan baru. Nilai buku peralatan lama adalah Rp 12.000.000,00 (jika diketahui harga perolehannya Rp 40.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi depresiasi Rp 28.000.000), sedangkan harga pasarnya Rp 19.000.000,00 dan kas yang harus dibayarkan Rp 31.000.000,00. Harga peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) adalah Rp 50.000.000,00 yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) Rp 50.000.000,00
Laba pertukaran dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan lama Rp 19.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00)
Laba pertukaran Rp 7.000.000,00 Laba pertukaran tersebut di atas, kemudian dikurangkan terhadap harga perolehan aktiva baru, sehingga dapat ditentukan harga perolehan aktiva baru (setelah dikurangi laba pertukaran) yang akan dicatat dalam pembukuan
Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba perolehan) Rp 50.000.000,00 Dikurangi laba pertukaran (Rp 7.000.000,00)
Harga perolehan peralatan baru (setelah dikurangi laba perolehan) Rp 43.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
Peralatan angkutan (baru) Rp 43.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 40.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Jurnal di atas tidak meniadakan laba yang diperoleh tetapi sekedar menunda atau menangguhkannya.
2) Jika timbul rugi Contoh Soal
Dimisalkan harga pasar peralatan lama dalam contoh di atas sebesar Rp 10.000.000,00. Dalam hal ini harga perolehan peralatan baru akan menjadi Rp 41.000.000,00 yang dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 10.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan peralatan angkutan baru Rp 41.000.000,00
Dalam transaksi ini perusahaan menderita rugi sebesar Rp 2.000.000,00 yang dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan lama Rp 10.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp12.000.000,00) Rugi pertukaran Rp 2.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut Peralatan angkutan (baru) Rp 41.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 2.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 40.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00
B. Pertukaran antara aktiva yang tidak sejenis 1) Jika timbul laba Contoh Soal
CV Langit memutuskan untuk menukarkan peralatan angkutan yang lama ditambah kas sebesar Rp 31.000.000,00 dengan sebidang tanah yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan gedung pabrik. Pada saat ini nilai buku peralatan angkutan yang lama adalah Rp 12.000.000,00 (harga perolehan Rp 40.000.000,00 dikurangi denagn akumulasi depresiasi Rp 28.000.000,00). Harga pasar peralatan angkutan lama yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
ditukarkan adalah Rp 19.000.000,00. Dengan demikian harga perolehan tanah adalah Rp 50.000.000,00 yang dihitung dengan cara berikut
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp 50.000.000,00
Laba dalam pertukaran ini adalah Rp 7.000.000,00 yang dihitung dengan cara berikut
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00) Laba pertukaran Rp 7.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut
Tanah Rp 50.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 40.000.000,00 Laba pertukaran aktiva tetap Rp 7.000.000,00
2) Jika timbul rugi Apabila harga pasar peralatan angkutan lama hanya Rp 3.000.000,00, maka harga perolehan tanah akan menjadi Rp 34.000.000,00 yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp34.000.000,00 Oleh karena itu dalam pertukaran ini terjadi kerugian sebesar Rp 9.000.000,00 yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00) Rugi pertukaran Rp 9.000.000,00
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut
Tanah Rp 34.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 9.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 40.000.000,00
F. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw G. Strategi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Media
Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi dan
mempersiapkan tugas yang akan dibagikan kepada siswa
2. Guru memberikan gambaran pada siswa mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran dan membagikan hand out kepada masing-masing siswa
3. Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok asal (kelompok A, B, C, dan D) secara heterogen
4. Guru meminta siswa untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan selama pembelajaran
Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan tujuan khusus
pembelajaran 2. Guru menjelaskan prosedur
pelaksanaan siswa bekerja sama dalam kelompok belajar
3. Guru membagikan kartu soal
10 menit 100 menit
Daftar kelompok siswa Kartu soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
berwarna kepada masing-masing siswa dalam kelompok asal yang sudah terbentuk tadi dengan permasalahan yang berbeda-beda
4. Guru membentuk 5 kelompok ahli dengan cara mengumpulkan siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna sama dengan permasalahan yang sama untuk bergabung lagi dalam satu kelompok
5. Masing-masing kelompok ahli membahas dan berdiskusi tentang materi yang dibagikan oleh guru
6. Siswa kembali ke kelompok asal untuk selanjutnya menjelaskan pada anggota kelompok tersebut tentang hasil diskusinya dalam kelompok ahli tadi
7. Guru menunjuk salah satu kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya
8. Guru membimbing kerja sama siswa dan mengamati kegiatan kelompok serta menanyakan kesulitan yang ditemui siswa. Guru menghimbau agar setiap siswa dapat bekerja sama dan mengemukakan pendapat dalam kelompok
Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menarik
kesimpulan dari materi pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
2. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang didiskusikan
3. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih antusias dalam memberikan pendapat bagi
25 menit
Lembar refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
kelompoknya 4. Guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup
H. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Pembelajaran
a. Somantri, Hendi. 2006. Memahami Akuntansi SMK Seri B Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Bandung: Armico.
b. Jusup, Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta: STIE YKPN.
c. Hand out 2. Media Pembelajaran
a. White board b. Kartu soal
I. Evaluasi
1. Hasil : lembar jawab soal latihan 2. Proses :
• partisipasi siswa dalam kelompok • keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan • keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Yogyakarta, 23 September 2010 Mengetahui,
Guru Mitra Observer Ertyn Tyas Prabandari S.Pd Fransiska Rahardini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
SOAL EVALUASI
1. Penghentian pemakaian aktiva tetap jika belum habis umur ekonomisnya Soal
CV Pelita menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp27.000.000,00. Pada saat dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 17.000.000,00. Dari data tersebut buatlah jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin!
Jawaban Akumulasi penyusutan mesin Rp 17.000.000,00 Rugi penghentian aktiva tetap Rp 10.000.000,00 Mesin Rp 27.000.000,00 2. Penjualan aktiva tetap yang menimbulkan laba Soal Pada tanggal 1 Desember 2004 CV Abadi menjual sebuah mobil dengan harga Rp
32.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 53.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2004 telah didepresiasi sebesar Rp 27.000.000,00. Biaya depresiasi selama sebelas bulan untuk tahun 2004 sejumlah Rp 3.000.000,00. Dari data tersebut a. Hitunglah laba penjualan mobil b.Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
Jawaban a. Harga perolehan mobil Rp 53.000.000,00 Kurangi: akumulasi depresiasi (Rp 27.000.000,00 + Rp 3.000.000,00) (Rp 30.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 23.000.000,00 Hasil penjualan mobil Rp 32.000.000,00 Laba penjualan mobil Rp 9.000.000,00 b. Jurnal Kas Rp 32.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 30.000.000,00 Mobil Rp 53.000.000,00 Laba penjualan aktiva tetap Rp 9.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
KARTU SOAL Kartu Soal Kelompok Ahli Kuning • Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Soal PT Permata memutuskan untuk menukarkan peralatan angkutan yang lama ditambah kas sebesar Rp 28.000.000,00 dengan sebidang tanah yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan gedung pabrik. Pada saat ini nilai buku peralatan angkutan yang lama adalah Rp 18.000.000,00 (harga perolehan Rp 45.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi depresiasi Rp 27.000.000,00). Harga pasar peralatan angkutan lama yang akan ditukarkan adalah Rp 12.000.000,00. Dari data tersebut a. Hitunglah harga perolehan tanah b. Hitunglah rugi pertukaran c. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
Kartu Soal Kelompok Ahli Ungu • Penjualan aktiva tetap Soal
Pada tanggal 1 Oktober 2009 CV Murni menjual sebuah mobil dengan harga Rp 42.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 70.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2009 telah didepresiasi sebesar Rp 34.000.000,00. Biaya depresiasi selama sembilan bulan untuk tahun 2009 sejumlah Rp 2.000.000,00. Dari data tersebut a. Hitunglah laba penjualan mobil b. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
Kartu Soal Kelompok Ahli Merah • Penjualan aktiva tetap Soal
Pada tanggal 1 Oktober 2009 CV Murni menjual sebuah mobil dengan harga Rp 12.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 70.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2009 telah didepresiasi sebesar Rp 34.000.000,00. Biaya depresiasi selama sembilan bulan untuk tahun 2009 sejumlah Rp 2.000.000,00. Dari data tersebut a Hitunglah rugi penjualan mobil b. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Kartu Soal Kelompok Ahli Biru • Pertukaran aktiva tetap yang sejenis Soal
PT Samudera menukarkan peralatan angkutan lama dengan peralatan angkutan baru. Nilai buku peralatan lama adalah Rp 10.000.000,00 (jika diketahui harga perolehannya Rp 20.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi depresiasi Rp 10.000.000), sedangkan harga pasarnya Rp 25.000.000,00 dan kas yang harus dibayarkan Rp 15.000.000,00. Dari data tersebut hitunglah a. Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) b. Laba pertukaran c. Harga perolehan peralatan baru (setelah dikurangi laba pertukaran) d. Jurnal atas transaksi tersebut
Kartu Soal Kelompok Ahli Hijau • Penghentian pemakaian aktiva tetap a. Jika belum habis umur ekonomisnya Soal
CV Pelita menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp45.000.000,00. Pada saat dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 40.000.000,00. Dari data tersebut buatlah jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin!
b. Jika sudah habis umur ekonomisnya Soal
PT Warna Warni menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 6.000.000,00. Pada saat dihentikan, akumulasi depresiasi mesin juga berjumlah Rp 6.000.000,00. Dalam hal seperti ini dikatakan bahwa mesin tersebut telah didepresiasi penuh. Dari data tersebut buatlah jurnal untuk mencatat penghentian mesin!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
JAWABAN KARTU SOAL
Kartu Soal Kelompok Ahli Kuning a. Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 12.000.000,00
Kas yang dibayarkan Rp 28.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp 40.000.000,00
b. Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 12..000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 45.000.000,00 – Rp 27.000.000,00) (Rp 18.000.000,00) Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 6.000.000,00
c. Jurnal Tanah Rp 40.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 27.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 6.000.000,00 Kas Rp 28.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 45.000.000,00
Kartu Soal Kelompok Ahli Ungu a. Harga perolehan mobil Rp 70.000.000,00 Kurangi: akumulasi depresiasi (Rp 34.000.000,00 + Rp 2.000.000,00) (Rp 36.000.000,00)
Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 34.000.000,00 Hasil penjualan mobil Rp 42.000.000,00 Laba penjualan mobil Rp 8.000.000,00
b. Jurnal Kas Rp 42.000.000,00
Akumulasi depresiasi mobil Rp 36.000.000,00 Mobil Rp 70.000.000,00 Laba penjualan aktiva tetap Rp 8.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Kartu Soal Kelompok Ahli Merah a. Harga perolehan mobil Rp 70.000.000,00 Kurangi: akumulasi depresiasi (Rp 34.000.000,00 + Rp 2.000.000,00) (Rp 36.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 34.000.000,00 Hasil penjualan mobil (Rp 12.000.000,00) Rugi penjualan mobil Rp 22.000.000,00 b. Jurnal Kas Rp 12.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 36.000.000,00 Rugi penjualan aktiva tetap Rp 22.000.000,00 Mobil Rp 70.000.000,00
Kartu Soal Kelompok Ahli Biru a. Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 25.000.000,00
Kas yang dibayarkan Rp 15.000.000,00 Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) Rp 40.000.000,00
b. Harga pasar peralatan lama Rp 25.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 20.000.000,00 – Rp 10.000.000,00) (Rp 10.000.000,00)
Laba pertukaran Rp 15.000.000,00
c. Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) Rp 40.000.000,00 Dikurangi laba pertukaran (Rp 15.000.000,00) Harga perolehan peralatan baru (setelah dikurangi laba pertukaran) Rp 25.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
d. Jurnal Peralatan angkutan (baru) Rp 25.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 10.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 20.000.000,00 Kas Rp 15.000.000,00
Kartu Soal Kelompok Ahli Hijau
a. Jurnal jika belum habis umur ekonomisnya Akumulasi penyusutan mesin Rp 40.000.000,00 Rugi penghentian aktiva tetap Rp 5.000.000,00 Mesin Rp 45.000.000,00
b. Jurnal jika sudah habis umur ekonomisnya Akumulasi penyusutan mesin Rp 6.000.000,00 Mesin Rp 6.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 1b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMK BOPKRI I Yogyakarta Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas/Semester : XI/I Alokasi Waktu : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi
Kemampuan mengelola kartu aktiva tetap
B. Kompetensi Dasar Kemampuan melakukan inventarisasi fisik aktiva tetap secara periodik
C. Indikator Siswa mampu membuat berita acara inventarisasi fisik aktiva tetap
D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu membuat berita acara inventarisasi fisik aktiva tetap
E. Materi Pembelajaran Pencatatan Aktiva Tidak Berwujud 1. Pengertian dan Jenis-Jenis Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva tidak berwujud (Intangible Assets) adalah aktiva yang wujud fisiknya tidak dapat ditangkap dengan panca indera (abstrak). Pada umumnya aktiva tidak berwujud berupa hak atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam usaha memperoleh penghasilan. Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tidak berwujud digolongkan sebagai berikut: a. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh Undang-
Undang, peraturan/persetujuan atau oleh sifat aktiva itu sendiri Termasuk ke dalam golongan aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh peraturan perundang-undangan antara lain hak paten, hak cipta, dan franchise 1) Hak Paten
Hak paten adalah suatu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pihak yang menemukan hal yang baru, untuk melakukan pembuatan, penjualan atau pengawasan terhadap penemuannya selama jangka waktu tertentu. Masa penggunaan hak paten dibatasi selama 17 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
dan setelah habis masa penggunaannya, dapat saja diperbaharui atau jika bisa diperpanjang. Hak paten dapat digunakan sendiri atau dijual kepada pihak lain Harga perolehan hak paten yang diperoleh dengan cara mengadakan riset dan penelitian yang dilakukan sendiri oleh perusahaan, adalah semua pengeluaran untuk biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh dan mempertahankannya dari tuntutan pihak lain (jika ada). Biaya-biaya yang bersangkutan antara lain biaya riset, penelitian, biaya pendaftaran, dan biaya pengacara. Dalam hal hak paten diperoleh melalui pembelian dari pihak lain, harga perolehannya adalah sebesar harga belinya
2) Hak Cipta (Copy Rights) Hak cipta (copy rights) adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pengarang, pencipta lagu/musik atau seniman lainnya untuk menerbitkan/mempublikasikan, menjual atau mengawasi ciptaannya. Masa penggunaan hak cipta dibatasi selama 28 tahun dan dimungkinkan untuk perpanjangan selama 28 tahun lagi. Hak cipta dapat digunakan sendiri atau dijual kepada pihak lain Harga perolehan hak cipta adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut, seperti biaya peninjauan, biaya pengerjaan, biaya perizinan, biaya pendaftaran, dan sebagainya. Dalam hal hak cipta diperoleh melalui pembelian dari pihak lain, harga perolehan hak cipta adalah sebesar harga belinya
3) Hak Monopoli (Franchise) Hak monopoli (franchise) adalah hak-hak istimewa yang diberikan pemerintah kepada suatu pihak untuk menggunakan fasilitas milik negara bagi penyediaan jasa-jasa kepentingan umum, misalnya untuk penimbunan sampah dan transportasi umum. Hak monopoli dapat juga diberikan kepada suatu perusahaan untuk menggunakan fungsi bisnis tertentu, misalnya penjualan produk tertentu dalam suatu daerah geografis tertentu. Hak monopoli diberikan dalam batas waktu tertentu Harga perolehan hak monopoli adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut, seperti biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya. Hak monopoli yang dibeli dari pihak lain, harga perolehannya adalah sebesar harga belinya. Dalam hal suatu persetujuan hak monopoli menyebutkan juga pembayaran-pembayaran secara periodik. Pembayaran-pembayaran tersebut dicatat sebagai biaya periodik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
b. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas Termasuk ke dalam golongan aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas antara lain merek dagang dan goodwill 1) Merek Dagang (Trademarks)
Penggunaan merek dagang (Trademarks) merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menggantungkan produknya kepada permintaan konsumen. Bagi konsumen, merek dagang memberikan ciri dan jaminan kualitas yang membedakan dari produk dagang lainnya. Oleh karena itu bagi perusahaan, merek dagang memberikan manfaat ekonomi dalam usaha memperoleh penghasilan sehingga cukup beralasan jika merek dagang diakui sebagai aktiva Untuk mendapat jaminan atau perlindungan hukum, merek dagang dapat didaftarkan ke Departemen Kehakiman melalui Direktorat Paten. Suatu merek dagang akan digunakan sepanjang dianggap mempunyai pengaruh yang menguntungkan dalam usaha memperoleh penghasilan. Oleh karena itu tidak ada batas waktu untuk menggunakan suatu merek dagang. Suatu merek dagang dapat dipindahkan kepada pihak lain dengan tidak mengganggu keberadaan perusahaan yang bersangkutan Harga perolehan merek dagang yang dibuat sendiri oleh perusahaan adalah semua biaya yang berhubungan dengan usaha pembuatan dan pendaftarannya. Sementara merek dagang yang diperoleh melalui pembelian dari pihak lain, harga perolehan adalah sebesar harga belinya
2) Goodwill Goodwill merupakan nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang timbul karena adanya kelebihan dalam beberapa faktor, seperti nama yang terkenal, staf dan personalia yang berkemampuan tinggi atau lokasi perusahaan yang menguntungkan. Kelebihan-kelebihan tersebut dapat mengakibatkan kemampuan perusahaan melebihi kemampuan normal. Oleh karena itu akuntansi memandang goodwill sebagai suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba di atas normal, dalam artian di atas kemampuan aktiva yang digunakan dalam aktivitas usaha perusahaan Nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan sulit diukur, oleh karena itu goodwill yang diperkenankan dicatat dalam pembukuan adalah goodwill yang timbul sehubungan dengan pembelian suatu perusahaaan oleh perusahaan lain, penggabungan badan usaha dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
bentuk merger, reorganisasi suatu perusahaan dan penggantian sekutu (partner) dalam badan usaha persekutuan Salah satu cara untuk menentukan harga perolehan goodwill adalah dengan menghitung harga pasar kekayaan bersih perusahaan yang dibeli, yaitu selisih antara harga pasar semua aktiva dengan semua kewajiban. Jika jumlah yang dibayarkan dalam pembelian lebih besar daripada harga pasar kekayaan bersih perusahaan yang dibeli, kelebihannya dicatat sebagai harga perolehan goodwill Contoh Perusahaan A membeli perusahaan B dengan harga Rp 80.000.000,00. Data neraca perusahaan B saat transaksi pembelian menunjukkan total aktiva Rp 75.000.000,00 dan total kewajiban Rp 10.000.000,00. Berdasarkan penilaian, harga pasar wajar semua aktiva perusahaan B berjumlah Rp 65.000.000,00 Harga perolehan goodwill berdasarkan data di atas dihitung sebagai berikut: Harga beli perusahaan B ……………………………Rp 80.000.000,00 Harga pasar kekayaan bersih perusahaan B: Rp 65.000.000,00 – Rp 10.000.000,00 ……………. Rp 55.000.000,00 Harga perolehan goodwill ………………………… Rp 25.000.000,00
2. Pencatatan Amortisasi Aktiva Tidak Berwujud Pada dasarnya masa penggunaan semua jenis aktiva tidak berwujud akan habis, apakah karena dibatasi oleh Undang-Undang, ketentuan dalam penggunaan dalam persetujuan atau karena pengaruh faktor ekonomi seperti perubahan permintaan, persaingan, dan sebagainya. Sehingga pada akhirnya aktiva tidak berwujud tidak memberikan manfaat ekonomi lagi bagi perusahaan. Oleh karena itu harga perolehan aktiva tidak berwujud yang dicatat dalam pembukuan harus diamortisasi, dalam artian dialokasikan kepada periode-periode akuntansi selama usia manfaatnya Pencatatan dan metode amortisasi aktiva tidak berwujud pada umumnya adalah sebagai berikut: a. Metode amortisasi, biasanya digunakan metode garis lurus dengan
tidak memperhitungkan adanya nilai residu b. Beban amortisasi untuk tiap periode, dicatat debet pada akun beban
amortisasi dan dikreditkan langsung pada akun aktiva tidak berwujud yang bersangkutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Contoh Suatu hak paten yang dimiliki dengan harga perolehan Rp 50.000.000,00 ditaksir akan memberikan manfaat ekonomi selama 10 tahun. Jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tiap akhir periode sebagai berikut: Des 31 Beban amortisasi paten ………Rp 5.000.000,00 Paten ……………………………………Rp 5.000.000,00
3. Penyajian Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud dalam Neraca Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penyajian aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dalam neraca adalah sebagai berikut: a. Tiap jenis aktiva tetap seperti tanah/hak atas tanah, bangunan dan lain
sebagainya, harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah atau dirinci pada catatan atas laporan keuangan
b. Aktiva tetap dinyatakan sebesar harga perolehannya, dan akumulasi penyusutan dinyatakan sebagai pengurang harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan
c. Masing-masing jenis aktiva tidak berwujud harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah
d. Aktiva tidak berwujud dalam neraca dinyatakan sebesar nilai manfaat yang tersisa
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, aktiva tidak berwujud dalam neraca tidak perlu dinyatakan seharga perolehannya, tetapi dinyatakan sebesar nilai manfaat yang tersisa. Apabila taksiran nilai manfaat yang tersisa ternyata lebih rendah daripada harga bukunya, selisih yang timbul dicatat sebagai rugi penurunan nilai aktiva tidak berwujud
F. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
G. Strategi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Media
Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi dan
mempersiapkan tugas yang akan dibagikan kepada siswa
2. Guru memberikan gambaran pada siswa mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran
3. Guru membagi siswa ke dalam 4
10 menit
Daftar kelompok siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
kelompok asal (kelompok A, B, C, dan D) secara heterogen
4. Guru meminta siswa untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan selama pembelajaran
Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan tujuan khusus
pembelajaran 2. Guru menjelaskan prosedur
pelaksanaan siswa bekerja sama dalam kelompok belajar
3 Guru membagikan kartu soal berwarna kepada masing-masing siswa dalam kelompok asal yang sudah terbentuk tadi dengan permasalahan yang berbeda-beda
4 Guru membentuk 5 kelompok ahli dengan cara mengumpulkan siswa yang mendapat kartu soal yang berwarna sama dengan permasalahan yang sama untuk bergabung lagi dalam satu kelompok
5. Masing-masing kelompok ahli membahas dan berdiskusi tentang materi yang dibagikan oleh guru
6. Siswa kembali ke kelompok asal untuk selanjutnya menjelaskan pada anggota kelompok tersebut tentang hasil diskusinya dalam kelompok ahli tadi
7. Guru menunjuk salah satu kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya
8. Guru membimbing kerja sama siswa dan mengamati kegiatan kelompok serta menanyakan kesulitan yang ditemui siswa. Guru menghimbau agar setiap siswa dapat bekerja sama dan mengemukakan pendapat dalam
100 menit
Kartu soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
kelompok Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menarik
kesimpulan dari materi pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
2. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang didiskusikan
3. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih antusias dalam memberikan pendapat bagi kelompoknya
4. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup
25 menit
Lembar refleksi
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran Somantri, Hendi. 2006. Memahami Akuntansi SMK Seri B Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Bandung: Armico.
2. Media Pembelajaran a. White board b. Kartu soal
Yogyakarta, 21 Oktober 2010 Mengetahui, Guru Mitra Observer Ertyn Tyas Prabandari S.Pd Fransiska Rahardini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
SOAL EVALUASI 1. Sebutkan 2 contoh aktiva yang tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak
terbatas ! Jawab: 1) Merek dagang 2) Goodwill
2. Apakah yang dimaksud dengan hak cipta? Jawab: Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pengarang, pencipta lagu/musik, atau seniman lainnya untuk menerbitkan/mempublikasikan, menjual atau mengawasi ciptaannya
3. Apa yang dimaksud dengan aktiva tidak berwujud ? Jawab: Aktiva tak berwujud adalah aktiva yang wujud fisiknya tidak dapat ditangkap dengan panca indera (abstrak)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
KARTU SOAL Kartu Soal Kelompok Ahli Ungu
Merek Dagang Soal 1. Apa arti penting merek dagang bagi perusahaan dan bagi konsumen ? 2. Apa yang dimaksud dengan harga perolehan merek dagang ?
Kartu Soal Kelompok Ahli Biru
Franchise (Hak Monopoli) Soal 1. Apa yang dimaksud dengan franchise ? 2. Apa yang dimaksud dengan harga perolehan hak monopoli ?
Kartu Soal Kelompok Ahli Kuning
Goodwill Soal 1. Apa yang dimaksud dengan goodwill ? 2. Perusahaan X membeli perusahaan Y dengan harga Rp 40.000.000,00. Data
neraca perusahaan Y saat transaksi pembelian menunjukkan total aktiva Rp 135.000.000,00 dan total kewajiban Rp 50.000.000,00. Berdasarkan penilaian, harga pasar wajar semua aktiva perusahaan Y berjumlah Rp 85.000.000,00. Dari data tersebut hitunglah harga perolehan goodwill !
Kartu Soal Kelompok Ahli Hijau
Hak Paten Soal 1. Apa yang dimaksud dengan hak paten ? 2. Apa yang dimaksud dengan harga perolehan hak paten ?
Kartu Soal Kelompok Ahli Merah
Hak Cipta (Copy Rights) Soal 1. Apa yang dimaksud dengan hak cipta ? 2. Apa yang dimaksud dengan harga perolehan hak cipta ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
JAWABAN KARTU SOAL Kartu Soal Kelompok Ahli Ungu
Merek Dagang Jawaban 1. Arti penting merek dagang bagi konsumen yaitu dapat memberikan ciri dan
jaminan kualitas yang membedakan dari produk dagang lainnya, dan bagi perusahaan yaitu dapat memberikan manfaat ekonomi dalam usaha memperoleh penghasilan
2. Yang dimaksud dengan harga perolehan merek dagang adalah semua biaya yang berhubungan dengan usaha pembuatan dan pendaftarannya
Kartu Soal Kelompok Ahli Biru
Franchise Jawaban 1. Yang dimaksud dengan franchise adalah hak-hak istimewa yang diberikan
pemerintah kepada suatu pihak untuk menggunakan fasilitas milik negara bagi penyediaan jasa-jasa kepentingan umum
2. Yang dimaksud dengan harga perolehan hak monopoli adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut
Kartu Soal Kelompok Ahli Kuning
Goodwill Jawaban 1. Yang dimaksud dengan goodwill adalah nilai lebih yang dimiliki oleh suatu
perusahaaan yang timbul karena adanya kelebihan dalam beberapa faktor 2. Harga perolehan goodwill
Harga beli perusahaan Y …………………………………. Rp 40.000.000,00 Harga pasar kekayaan bersih perusahaan Y: Rp 85.000.000,00 – Rp 50.000.000,00 ……………………Rp 35.000.000,00
Harga perolehan goodwill Rp 5.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Kartu Soal Kelompok Ahli Hijau Hak Paten Jawaban 1. Yang dimaksud dengan hak paten adalah suatu hak yang diberikan oleh
pemerintah kepada pihak yang menemukan hal yang baru untuk melakukan pembuatan, penjualan, atau pengawasan terhadap penemuannya selama jangka waktu tertentu
2. Yang dimaksud dengan harga perolehan hak paten adalah semua pengeluaran untuk biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh dan mempertahankannya dari tuntutan pihak lain (jika ada)
Kartu Soal Kelompok Ahli Merah
Hak Cipta (Copy Rights) Jawaban 1. Yang dimaksud dengan hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah
kepada pengarang, pencipta lagu/musik atau seniman lainnya untuk menerbitkan/mempublikasikan, menjual atau mengawasi ciptaannya
2. Yang dimaksud dengan harga perolehan hak cipta adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 1c
Materi Pembelajaran
Penghentian Aktiva Tetap
Pemakaian aktiva tetap bisa diakhiri karena hal-hal berikut 9. Dihentikan dari pemakaian (aktiva tetap dijadikan barang tak terpakai lagi) 10. Dijual (aktiva tetap dijual kepada pihak lain) 11. Ditukarkan (aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain) 1). Dihentikan dari pemakaian
Dengan dihentikannya aktiva tetap berarti aktiva tersebut harus dikeluarkan dari pembukuan
a. Jika sudah habis umur ekonomisnya
Contoh Soal CV Bintang menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 3.200.000,00. Pada saat dihentikan, akumulasi depresiasi mesin juga berjumlah Rp 3.200.000,00. Dalam hal seperti ini dikatakan bahwa mesin tersebut telah didepresiasi penuh. Jurnal untuk mencatat penghentian mesin tersebut adalah Akumulasi penyusutan mesin Rp 3.200.000,00 Mesin Rp 3.200.000,00 b. Jika belum habis umur ekonomisnya
Contoh Soal PT Bulan menghentikan pemakaian mesin yang memiliki harga perolehan Rp 18.000.000,00. Pada saat dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 14.000.000,00. Jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin tersebut adalah Akumulasi penyusutan mesin Rp 14.000.000,00 Rugi penghentian aktiva tetap Rp 4.000.000,00 Mesin Rp 18.000.000,00
2), Dijual Dalam penjualan aktiva tetap memungkinkan timbulnya laba rugi
a. Jika timbul laba Contoh Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Pada tanggal 1 Juli 2006 PT Mutiara menjual sebuah mobil dengan harga Rp 16.000.000,00. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 60.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 Januari 2006 telah didepresiasi sebesar Rp 41.000.000,00. Biaya depresiasi selama enam bulan untuk tahun 2006 sejumlah Rp 8.000.000,00 Perhitungan laba atau rugi penjualan sebagai berikut Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00 Kurangi: Akumulasi depresiasi (Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00) ( Rp49.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00 Hasil penjualan mobil Rp 16.000.000,00 Laba penjualan mobil Rp 5.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan dan laba penjualan mobil sebagai berikut Kas Rp 16.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00 Mobil Rp 60.000.000,00 Laba penjualan aktiva tetap Rp 5.000.000,00 b. Jika timbul rugi
Contoh Soal Dengan menggunakan contoh di atas, dimisalkan PT Mutiara menjual mobil tersebut dengan harga Rp 9.000.000,00. Dalam hal ini perusahaan menderita rugi sebesar Rp 2.000.000,00 dengan perhitungan sebagai berikut
Harga perolehan mobil Rp 60.000.000,00 Kurangi: Akumulasi depresiasi (Rp 41.000.000,00 + Rp 8.000.000,00) (Rp 49.000.000,00) Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000,00 Hasil penjualan mobil ( Rp 9.000.000,00) Rugi penjualan mobil Rp 2.000.000,00 Jurnal untuk mencatat penjualan mobil dan kerugiannya sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Kas Rp 9.000.000,00 Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000,00 Rugi penjualan aktiva tetap Rp 2.000.000,00 Mobil Rp 60.000.000,00
3). Ditukar dengan aktiva tetap yang baru Jika terjadi pertukaran maka aturan umum yang harus diikuti adalah
1. Harga perolehan aktiva (baru) yang diterima adalah harga pasar aktiva (lama) yang diserahkan ditambah kas yang dibayar
2. Laba atau rugi pertukaran adalah selisih antara harga pasar dengan nilai buku aktiva yang diserahkan
Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran
a. Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap yang sejenis, maka laba atas pertukaran tidak diakui, sedangkan jika rugi atas pertukaran tersebut harus diakui
b. Apabila aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis maka laba atau rugi atas pertukaran diakui
A. Pertukaran antara aktiva yang sejenis
1) Jika timbul laba Contoh Soal
CV Pelangi menukarkan peralatan angkutan lama dengan peralatan angkutan baru. Nilai buku peralatan lama adalah Rp 12.000.000,00 (jika diketahui harga perolehannya Rp 40.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi depresiasi Rp 28.000.000), sedangkan harga pasarnya Rp 19.000.000,00 dan kas yang harus dibayarkan Rp 31.000.000,00. Harga peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) adalah Rp 50.000.000,00 yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba pertukaran) Rp 50.000.000,00
Laba pertukaran dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan lama Rp 19.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00)
Laba pertukaran Rp 7.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Laba pertukaran tersebut di atas, kemudian dikurangkan terhadap harga perolehan aktiva baru, sehingga dapat ditentukan harga perolehan aktiva baru (setelah dikurangi laba pertukaran) yang akan dicatat dalam pembukuan
Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi laba perolehan) Rp 50.000.000,00 Dikurangi laba pertukaran ( Rp 7.000.000,00)
Harga perolehan peralatan baru (setelah dikurangi laba perolehan) Rp 43.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
Peralatan angkutan (baru) Rp 43.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 40.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00
Jurnal di atas tidak meniadakan laba yang diperoleh tetapi sekedar menunda atau menangguhkannya.
2) Jika timbul rugi
Contoh Soal Dimisalkan harga pasar peralatan lama dalam contoh di atas sebesar Rp 10.000.000,00. Dalam hal ini harga perolehan peralatan baru akan menjadi Rp 41.000.000,00 yang dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 10.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan peralatan angkutan baru Rp 41.000.000,00
Dalam transaksi ini perusahaan menderita rugi sebesar Rp 2.000.000,00 yang dihitung dengan cara sebagai berikut Harga pasar peralatan lama Rp 10.000.000,00 Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp12.000.000,00) Rugi pertukaran Rp 2.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut Peralatan angkutan (baru) Rp 41.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 2.000.000,00 Peralatan angkutan (lama) Rp 40.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00
B. Pertukaran antara aktiva yang tidak sejenis 1) Jika timbul laba Contoh Soal CV Langit memutuskan untuk menukarkan peralatan angkutan yang lama
ditambah kas sebesar Rp 31.000.000,00 dengan sebidang tanah yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan gedung pabrik. Pada saat ini nilai buku peralatan angkutan yang lama adalah Rp 12.000.000,00 (harga perolehan Rp 40.000.000,00 dikurangi denagn akumulasi depresiasi Rp 28.000.000,00). Harga pasar peralatan angkutan lama yang akan ditukarkan adalah Rp 19.000.000,00. Dengan demikian harga perolehan tanah adalah Rp 50.000.000,00 yang dihitung dengan cara berikut
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp 50.000.000,00
Laba dalam pertukaran ini adalah Rp 7.000.000,00 yang dihitung dengan cara berikut
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00) Laba pertukaran Rp 7.000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut
Tanah Rp 50.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 40.000.000,00 Laba pertukaran aktiva tetap Rp 7.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
2) Jika timbul rugi Apabila harga pasar peralatan angkutan lama hanya Rp 3.000.000,00, maka harga perolehan tanah akan menjadi Rp 34.000.000,00 yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000,00 Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000,00 Harga perolehan tanah Rp34.000.000,00
Oleh karena itu dalam pertukaran ini terjadi kerugian sebesar Rp 9.000.000,00 yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000,00 Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 40.000.000,00 – Rp 28.000.000,00) (Rp 12.000.000,00) Rugi pertukaran Rp 9.000.000,00
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut
Tanah Rp 34.000.000,00 Akumulasi depresiasi peralatan Rp 28.000.000,00 Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 9.000.000,00 Kas Rp 31.000.000,00 Peralatan angkutan Rp 40.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 2
Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran
Hari/ Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Guru Mata Pelajaran :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 3
Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Guru Mata Pelajaran :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 4
Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Guru Mata Pelajaran :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 5
Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Observer :
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran, dan media
2 Guru memeriksa kesiapan siswa 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan rencana kegiatannya
5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut
12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara
15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
18 Guru menghasilkan pesan yang menarik 19 Guru menggunakan media secara efektif dan
efisien
20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran
22 Guru merespon positif partisipasi siswa 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-
siswa dan siswa-siswa
24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis 28 Guru menumbuhkan sikap produktif 29 Guru melakukan penilaian awal 30 Guru memantau kemajuan belajar 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan
kompetensi
32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar
34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi
39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 6
Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa
Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Observer :
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru 3 Siswa menanggapi pembahasan
pembelajaran
4 Siswa mencatat hal-hal penting 5 Siswa mengerjakan tugas/latihan soal
dengan baik
6 Siswa mendapat teguran dari guru 7 Ada persaingan yang sehat dari diri
siswa
8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran
9 Siswa menjawab pertanyaan guru 10 Siswa mendapat penghargaan dari
guru baik verbal maupun non verbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 7
Instrumen Pengamatan Kelas
Nama Pengamat : Tanggal dan Waktu Observasi : Orang/Peristiwa yang diobservasi : Kelas : Tujuan Observasi :
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung
proses pembelajaran
2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran
3 Siswa membuat kegaduhan 4 Siswa mengerjakan soal latihan di
depan kelas
5 Kelas terorganisir dengan baik 6 Ada kegiatan menarik dalam belajar 7 Siswa bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan
8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 8 (sebelum)
Kuesioner Motivasi Belajar
Alternatif Jawaban No Pernyataan SS S TS STS
1 Ada kesadaran diri untuk belajar 2 Ada rasa senang dalam belajar 3 Saya belajar giat setiap hari untuk meningkatkan
prestasi
4 Saya puas dengan nilai yang saya dapat selama ini dan tidak mendorong saya mendapat nilai yang lebih baik
5 Ada ketertarikan untuk mempelajari materi pelajaran 6 Saya belajar ketika besok ada ujian 7 Saya malu bila nilai saya jelek 8 Saya tidak merasa tersaingi bila teman saya mendapat
nilai yang lebih baik dari saya
9 Saya mendiskusikan tugas yang sukar dengan guru dan teman saya
10 Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh 11 Saya langsung meminta bantuan teman untuk
mengerjakan tugas tanpa saya berusaha lebih dahulu untuk mengerjakan sendiri
12 Saya selalu mengikuti pelajaran dan tidak pernah membolos
13 Belajar adalah kebutuhan tiap siswa 14 Ada keinginan untuk mendapatkan hadiah sebagai
ganjaran dari usaha belajar
15 Hadiah bukan satu-satunya motivasi dalam belajar 16 Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang
tua sehingga giat belajar
17 Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari guru dan teman-teman sehingga giat belajar
18 Saya selalu mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung pelajaran sebelum pelajaran dimulai
19 Saya senang bila ada jam pelajaran yang kosong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
20 Ada keinginan mendapat rasa aman bila mengikuti
dan menguasai pelajaran
Yogyakarta, ………………..2010 Observer (…..................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 9 (setelah)
Kuesioner Motivasi Belajar
Alternatif Jawaban No Pernyataan
SS S TS STS 1 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan
tipe Jigsaw, saya merasa semakin memiliki kesadaran diri untuk belajar
2 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa semakin senang dalam belajar
3 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa semakin belajar giat setiap hari untuk meningkatkan prestasi
4 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa semakin puas dengan nilai yang saya dapat selama ini dan tidak mendorong saya mendapat nilai yang lebih baik
5 Setelah pembelajaran koopertaif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada ketertarikan untuk mempelajari materi pelajaran
6 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya semakin belajar ketika besok ada ujian
7 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa malu bila nilai saya jelek
8 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya tidak merasa tersaingi bila teman saya mendapat nilai yang lebih baik dari saya
9 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya mendiskusikan tugas yang sukar dengan guru
10 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh
11 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya langsung meminta bantuan teman untuk mengerjakan tugas tanpa saya berusaha lebih dahulu untuk mengerjakan sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
12 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya selalu mengikuti pelajaran dan tidak pernah membolos
13 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, menurut saya belajar adalah kebutuhan tiap siswa
14 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada keinginan untuk mendapatkan hadiah sebagai ganjaran dari usaha belajar
15 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, menurut saya hadiah bukan satu-satunya motivasi dalam belajar
16 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada keinginan untuk mendapat simpati dari orang tua
17 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada keinginan untuk mendapat simpati dari guru
18 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya selalu mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung sebelum pelajaran dimulai
19 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa senang bila ada jam pelajaran yang kosong
20 Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tipe Jigsaw, saya merasa ada keinginan untuk mendapat rasa aman bila mengikuti dan menguasai pelajaran
Yogyakarta,……………….2010 Observer (…………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 10
Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Nama : Hari/Tanggal : Siklus : No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran
j. Materi Ajar k. Lembar Kerja Siswa (LKS) l. Soal Kuis/Tes Bab m. Contoh RPP n. Kunci Soal o. Tes Hasil Belajar p. Suasana Kelas q. Cara Kerja Siswa r. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
2 Selama kerja dalam kelompok siswa g. Mendengarkan orang lain h. Mengajukan pertanyaan i. Mengorganisasikan ide-idenya j. Mengorganisasikan kelompok k. Mengacaukan kegiatan l. Melamun
3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 11
Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Nomor Urut/Nama : Nomor Urut Anggota Kelompok : Pokok Bahasan : Hari/Tanggal : Kelas :
Skala Penilaian % No Aspek yang Diamati Sangat Senang
Senang Tidak Senang
Sangat Tidak Senang
1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar mengajar ini g. Topik Akuntansi yang Dipelajari h. Materi Ajar i. Lembar Kerja Siswa (LKS) j. Suasana Kelas k. Penampilan Guru l. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat untuk Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) berikutnya seperti yang telah anda ikuti
Ya Tidak 3 Selama kerja dalam kelompok siswa
g. Mendengarkan orang lain h. Mengajukan pertanyaan i. Mengorganisasikan ide-ide saya j. Mengorganisasikan kelompok k. Mengacaukan kegiatan l. Melamun
Komentar 4 Keuntungan yang saya peroleh dalam
pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Komentar 5 Hambatan yang saya temui selama mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
OBSERVASI PENDAHULUAN
(PRA PENELITIAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 2a
Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Kelas : XI Akuntansi
Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru melakukan kegiatan apersepsi dengan
mengucapkan salam kepada siswanya, dan memeriksa kesiapan siswa untuk
mengikuti pelajaran. Guru justru tidak menyampaikan tujuan dari pembelajaran
padahal apabila guru menyampaikan tujuan pembelajaran setidaknya akan
menimbulkan motivasi yang positif dari siswanya. Guru juga melakukan
pengulangan materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan tujuan untuk
mengingatkan kembali ke siswa dan mendorong siswa untuk terpacu dalam
mempelajari materi yang baru. Selama menjelaskan materi, guru menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
kepada siswanya. Guru juga memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh
siswanya. Selama pembelajaran guru hanya menggunakan media white board sebagai
sarana pembelajaran. Selama kegiatan ini guru juga berusaha membantu dan
membimbing siswa jika siswanya mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
latihannya, sehingga tidak jarang guru berkeliling kelas untuk mengecek hasil
pekerjaan siswanya. Setelah siswa mengerjakan soal latihan kemudian guru
menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal latihan tadi untuk dibahas
bersama-sama. Selama proses pembahasan soal latihan, guru terkadang memberi
pertanyaan ke siswa untuk merangsang pengetahuan mereka, tetapi dalam
kenyataannya hanya ada beberapa siswa saja yang mau menjawab. Guru dirasakan
masih kurang bisa memotivasi siswanya selama proses pembelajaran sehingga ada
beberapa siswa yang justru terlihat bosan, asyik mengobrol dengan temannya, dan
ada beberapa siswa yang tidur di kelas. Guru akan menegur siswa yang membuat
kegaduhan di kelas. Di akhir kegiatan pembelajaran, guru mengucapkan salam
penutup. Guru tidak memberikan kesimpulan materi pelajaran kepada siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 3a
Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Kelas : XI Akuntansi
Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd
Sebelum memulai pembelajaran, siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri
untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa memberitahukan kepada guru siapa saja
yang tidak masuk pada hari itu. Kemudian siswa tampak cukup agak antusias pada
awal pembelajaran dimana siswa mempersiapkan materi pelajaran dan perlengkapan
lain yang diperlukan termasuk soal yang akan dibahas. Namun ada beberapa siswa
yang tidak membawa soal sehingga mendapat teguran dari guru. Selanjutnya guru
pun mulai menjelaskan materi. Di awal pembelajaran hampir semua perhatian siswa
tertuju pada guru. Ketika di tengah-tengah pembelajaran saat guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal latihan ternyata ada beberapa siswa yang justru bersikap acuh
tak acuh. Banyak siswa yang asyik dengan kegiatannya sendiri, mereka justru
‘ngobrol’ dengan teman-temannya di luar materi pelajaran dan ada juga yang justru
asyik tidur-tiduran di kelas. Keadaan seperti itu menunjukkan bahwa di antara siswa
tidak memiliki motivasi untuk mengikuti p roses pembelajaran. Hal ini disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
siswa mengalami kebosanan dalam mengikuti rutinitas pembelajaran dimana mereka
selama ini di kelas hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mereka diminta
untuk mengerjakan soal-soal latihan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 4a
Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Kelas : XI Akuntansi
Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd
Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas terdapat 2 white board, 1 papan
absensi siswa, 1 meja dan 1 kursi untuk guru, serta ada 24 meja dan kursi untuk para
siswanya. Kelas juga memiliki ventilasi yang memadai, pencahayaan yang cukup,
dan lingkungan yang cukup bersih sehingga dapat mendukung proses pembelajaran.
Saat itu jumlah siswa yang hadir ada 20 siswa dan 2 siswa lainnya absen. Suasana
kelas di awal pembelajaran terasa cukup kondusif dimana hampir seluruh siswa
tampak antusias mengikuti pembelajaran. Tetapi pada saat guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal-soal latihan justru ada beberapa siswa yang bersikap tidak peduli
sehingga hal ini membuat suasana kelas menjadi agak gaduh karena di antara siswa
ada yang asyik mengobrol dengan teman-temannya di luar materi pelajaran. Setelah
soal-soal latihan selesai dikerjakan, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
tersebut di white board. Dalam hal ini tidak ada kegiatan yang menarik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
pembelajaran yang dapat membangkitkan kebutuhan siswa dalam belajar. Guru pun
cukup bijaksana dalam memberi teguran bila siswa bersikap melampaui batas. Di
akhir pembelajaran guru tidak memberi kesimpulan, tetapi hanya mengucapkan salam
saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 5a
Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran, dan media √
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan rencana kegiatannya √
5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√
6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
√
7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
√
8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
√
11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
√
13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
√
14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
√
16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
√
17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
√
18 Guru menghasilkan pesan yang menarik √ 19 Guru menggunakan media secara efektif
dan efisien √
20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√
21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran
√
22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi
guru-siswa dan siswa-siswa √
24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
√
26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
√
27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan
kompetensi
32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
√
33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar
√
34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
√
35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
√
37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
√
38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
tugas sebagai bagian remidi 39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau
tugas sebagai bagian pengayaan √
Yogyakarta, 26 Agustus 2010
Observer
(Fransiska Rahardini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 6a
Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
√
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Pada saat awal pembelajaran saja
3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
√
4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas/latihan soal
dengan baik √
6 Siswa mendapat teguran dari guru √ 7 Ada persaingan yang sehat dari diri
siswa √
8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran
√
9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 10 Siswa mendapat penghargaan dari
guru baik verbal maupun non verbal √
Yogyakarta, 26 Agustus 2010
Observer
(Fransiska Rahardini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 7a
Instrumen Pengamatan Kelas
Nama Pengamat : Fransiska Rahardini Tanggal dan Waktu Observasi : 26 Agustus 2010, pukul 12.00 – 14.15 WIB Orang/Peristiwa yang Diobservasi : Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Kelas : XI Akuntansi Tujuan Observasi : Observasi Penelitian
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung
proses pembelajaran √ White board, meja
kursi, almari 2 Kondisi kelas mendukung proses
pembelajaran √ Hanya pada awal
pembelajaran 3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat
mengerjakan latihan soal
4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas
√
5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam belajar √ 7 Siswa bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan √
8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan
√
Yogyakarta, 26 Agustus 2010
Observer
(Fransiska Rahardini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Analisis Tiap Indikator Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan
Penilaian Acuan Patokan (PAP II)
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Terdiri dari 6 pernyataan
Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 24
Skor terendah yang mungkin tercapai = 6
Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus
Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)
1) 6 + 81 % (24 - 6) = 21 (sangat tinggi)
2) 6 + 66 % (24 – 6) = 18 (tinggi)
3) 6 + 56 % (24 – 6) = 16 (cukup)
4) 6 + 46 % (24 – 6) = 14 (kurang)
5) Di bawah 14 = (sangat kurang)
Penilaian Acuan Patokan II
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 21 – 24 Sangat Tinggi 18 – 20 Tinggi 16 – 17 Cukup 14 - 15 Kurang
< 14 Sangat Kurang
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Terdiri dari 3 pernyataan
Skor tertinggi yang mungkin tercapai =12
Skor terendah yang mungkin tercapai = 3
Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus
Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)
1) 3 + 81 % (12 – 3) = 10 (sangat tinggi)
2) 3 + 66 % (12 – 3) = 9 (tinggi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
3) 3 + 56 % (12 – 3) = 8 (cukup)
4) 3 + 46 % (12 – 3) = 7 (kurang)
5) Di bawah 7 = (sangat kurang)
Penilaian Acuan Patokan II
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 10 – 12 Sangat Tinggi
9 Tinggi 8 Cukup 7 Kurang
< 7 Sangat Kurang
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Terdiri dari 2 pernyataan
Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 8
Skor terendah yang mungkin tercapai = 2
Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus
Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)
1) 2 + 81 % (8 – 2) = 7 (sangat tinggi)
2) 2 + 66 % (8 – 2) = 6 (tinggi)
3) 2 + 56 % (8 – 2) = 5 (cukup)
4) 2 + 46 % (8 – 2) = 4 (kurang)
5) Di bawah 4 = (sangat kurang)
Penilaian Acuan Patokan II
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 7 - 8 Sangat Tinggi
6 Tinggi 5 Cukup 4 Kurang
< 4 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
4. Adanya penghargaan dalam belajar
Terdiri dari 4 pernyataan
Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 16
Skor terendah yang mungkin tercapai = 4
Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus
Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)
1) 4 + 81 % (16 – 4) = 14 (sangat tinggi)
2) 4 + 66 % (16 – 4) = 12 (tinggi)
3) 4 + 56 % (16 - 4) = 11 (cukup)
4) 4 + 46 % (16 – 4 ) = 10 (kurang)
5) Di bawah 10 = (sangat kurang)
Penilaian Acuan Patokan II
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 14 - 16 Sangat Tinggi 12 - 13 Tinggi
11 Cukup 10 Kurang
< 10 Sangat Kurang
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Terdiri dari 2 pernyataan
Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 8
Skor terendah yang mungkin tercapai = 2
Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus
Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)
1) 2 + 81 % (8 – 2) = 7 (sangat tinggi)
2) 2 + 66 % (8 – 2) = 6 (tinggi)
3) 2 + 56 % (8 – 2) = 5 (cukup)
4) 2 + 46 % (8 – 2) = 4 (kurang)
5) Di bawah 4 = (sangat kurang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Penilaian Acuan Patokan II
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 7 - 8 Sangat Tinggi
6 Tinggi 5 Cukup 4 Kurang
< 4 Sangat Kurang
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Terdiri dari 3 pernyataan
Skor tertinggi yang mungkin tercapai = 12
Skor terendah yang mungkin tercapai = 3
Perhitungan data tiap variabel menggunakan rumus
Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)
1) 3 + 81 % (12 – 3) = 10 (sangat tinggi)
2) 3 + 66 % (12 – 3) = 9 (tinggi)
3) 3 + 56 % (12 – 3) = 8 (cukup)
4) 3 + 46 % (12 – 3) = 7 (kurang)
5) Di bawah 7 = (sangat kurang)
Penilaian Acuan Patokan II
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 10 - 12 Sangat Tinggi
9 Tinggi 8 Cukup 7 Kurang
< 7 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 2b
Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Kelas : XI Akuntansi
Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd
Proses pembelajaran dimulai dimana guru menyapa siswanya kemudian guru
memeriksa kesiapan siswa dan mengabsen siswa. Pada awal pembelajaran, guru
kembali mengulang materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya
guru pun menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu
yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan dilanjutkan
dengan pembagian handout kepada siswanya. setelah itu guru membagi siswa ke
dalam dua kelompok yaitu kelompok asal dan kemudian membentuk kelompok ahli.
Setelah kelompok asal terbentuk, guru meminta siswa untuk bergabung lagi dengan
kelompok ahli. Saat berlangsungnya diskusi, guru selalu mendampingi siswa di
dalam masing-masing kelompok. Guru pun memberikan motivasi kepada siswa agar
siswa dalam kelompok dapat saling berdiskusi/bertukar pendapat satu sama lain
dengan baik. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru meminta kelompok ahli untuk
bergabung kembali dengan kelompok asal. Guru mendampingi kembali para siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
ketika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
Kemudian guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Ketika presentasi berlangsung guru aktif dalam menanggapi pembahasan
siswanya. Setelah presentasi selesai guru bersama siswa menarik kesimpulan atas
materi yang baru saja dipelajari. Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan
kuis kepada siswanya dan membagikan lembar refleksi dan dilanjutkan dengan
mengucapkan salam penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 3b
Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Kelas : XI Akuntansi
Guru Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai terlebih dahulu para siswa
mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan seperti buku dan alat tulis. Setelah
siswanya siap, guru kemudian memulai pembelajaran dan para siswa pun menyimak
penjelasan dari guru terkait prosedur pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan.
Ketika pembagian kelompok asal dan pembagian kelompok ahli ada beberapa siswa
yang ribut sendiri karena reaksi mereka terhadap kelompok yang diperolehnya. Siswa
menerima materi pelajaran yang dibagikan guru, kemudian mendiskusikannya dalam
kelompok. Ketika berdiskusi ada beberapa siswa yang justru asyik mengobrol dengan
temannya. Ketika siswa berdiskusi dalam kelompok ada juga siswa yang bertanya
langsung kepada guru yang dikarenakan mereka belum bisa memahami materi
pelajaran dengan jelas. Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok ahli, para siswa
kemudian kembali ke kelompok asalnya untuk kemudian menjelaskan kembali materi
pelajaran yang baru saja didiskusikan dalam kelompok ahli. Setelah berdiskusi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
kelompok asal, lalu guru menunjuk perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan pembahasan materi yang diperolehnya. Selama jalannya presentasi
para siswa tampak antusias mendengar dan menanggapi pembahasan dari masing-
masing kelompok. Ada beberapa siswa yang ketika presentasi di depan kelas merasa
canggung, tetapi hal itu akhirnya hal itu bisa diatasi. Setelah presentasi kelompok
selesai kemudian siswa menyimak penjelasan dari guru terkait dengan materi yang
mereka pelajari ini. Selanjutnya di akhir kegiatan pembelajaran, para siswa mendapat
soal evaluasi dari guru untuk dikerjakan masing-masing dan mereka juga mengisi
lembar refleksi atas pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini kemudian guru pun
menutup pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Lampiran 4b
Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Kelas : XI Akuntansi
Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd
Pada dasarnya suasana kelas sudah cukup mendukung kegiatan pembelajaran.
Fasilitas yang tersedia pun juga sudah cukup lengkap dengan adanya white board,
meja dan kursi untuk guru, meja dan kursi untuk para siswa, lemari, dan buku-buku
penunjang belajar. Kondisi kelas pada saat pelaksanaan siklus pertama ini cukup
mendukung kegiatan pembelajaran. Seluruh siswa hadir dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus pertama ini. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran. para
siswa tampak antusias untuk mendengarkan penjelasan, akan tetapi masih ada
beberapa siswa yang membuat kegaduhan di kelas terutama saat pembentukan
kelompok yang diakibatkan atas reaksi mereka untuk berkumpul dan bekerja sama
dengan teman-temannya dalam satu kelompok itu. Pada saat presentasi pun ada
beberapa siswa yang tidak serius mendengarkan presentasi temannya sehingga tak
jarang guru pun berusaha untuk menenangkan situasi dan kondisi kelas. Meskipun
demikian secara keseluruhan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 5b
Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran, dan media √
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan rencana kegiatannya √
5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√
6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
√
7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
√
8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
√
11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
12 Guru melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
√
13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
√
14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
√
16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
√
17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
√
18 Guru menghasilkan pesan yang menarik √ 19 Guru menggunakan media secara efektif dan
efisien √
20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√
21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran
√
22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-
siswa dan siswa-siswa √
24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
√
25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
√
26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
√
27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan
kompetensi √
32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
√
33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar
√
34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
√
35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
√
36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
√
37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
√
38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan
√
Yogyakarta, 23 September 2010
Observer
(Fransiska Rahardini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Lampiran 6b
Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa
Hari/Tanggal : Kamis, 23 September 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
√ Siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
√
3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
√
4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan
tugas/latihan soal dengan baik √
6 Siswa mendapat teguran dari guru
√
7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa
√
8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran
√
9 Siswa menjawab pertanyaan guru
√
10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal
√
Yogyakarta, 23 September 2010
Observer
(Fransiska Rahardini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Lampiran 7b
Instrumen Pengamatan Kelas
Nama Pengamat : Fransiska Rahardini Tanggal dan Waktu Observasi : 23 September 2010, pukul 12.00 – 14.15 WIB Orang/Peristiwa yang Diobservasi : Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Kelas : XI Akuntansi Tujuan Observasi : Penelitian
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung
proses pembelajaran √ White board, meja
kursi, almari 2 Kondisi kelas mendukung proses
pembelajaran √ Hanya pada awal
pembelajaran 3 Siswa membuat kegaduhan √ Pada saat
mengerjakan latihan soal
4 Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas
√
5 Kelas terorganisir dengan baik √ 6 Ada kegiatan menarik dalam belajar √ 7 Siswa bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan √
8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan
√
Yogyakarta, 23 September 2010
Observer
(Fransiska Rahardini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Lampiran 9b
Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat
Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen
pembelajaran s. Materi Ajar t. Lembar Kerja Siswa (LKS) u. Soal Kuis/Tes Bab v. Contoh RPP w. Kunci Soal x. Tes Hasil Belajar y. Suasana Kelas z. Cara Kerja Siswa aa. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
a. Baik b. Cukup c. Cukup d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik
2 Selama kerja dalam kelompok siswa m. Mendengarkan orang lain n. Mengajukan pertanyaan o. Mengorganisasikan ide-idenya p. Mengorganisasikan kelompok q. Mengacaukan kegiatan r. Melamun
Dalam kelompok masing-masing siswa dapat bekerja sama dengan baik
3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Proses kegiatan belajar mengajar berjalan lebih teratur dan baik, serta dapat membangun dan memotivasi siswa untuk rajin belajar
4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan
Keterbatasan ruang kelas
5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan
Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Lampiran 2c
Catatan Anekdotal Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Kelas : XI Akuntansi
Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd
Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan kemudian
memeriksa kesiapan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang akan diterapkan pada proses pembelajaran hari itu.
Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran tentang pencatatan aktiva tidak
berwujud. Sebelum presentasi materi pembelajaran dimulai guru meminta siswa
untuk membaca materi pelajaran yang ada di buku paket agar siswa lebih mudah
dalam memahami pembelajaran. Setelah selesai menyampaikan materi dan siswa
dirasa sudah cukup mengerti materi pelajaran tersebut, maka guru pun membagi
siswa ke dalam kelompok asal dan kelompok ahli. Setelah kelompok asal terbentuk,
guru meminta siswa untuk bergabung lagi dengan kelompok ahli. Pada saat diskusi,
guru selalu mendampingi siswa untuk membantu menjelaskan materi pelajaran jika
ada siswa yang dirasa belum bisa memahami materi pelajaran itu. Setelah diskusi
dalam kelompok ahli selesai, guru pun meminta siswa untuk kembali dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
kelompok asal. Kemudian guru menginstruksikan siswa yang ada dalam kelompok
asal untuk saling mendiskusikan lagi tentang suatu hal yang diperoleh setelah
berdiskusi dalam kelompok ahli tadi. Guru kembali mendampingi siswa ketika ada
siswa yang mengalami kesulitan dalam berdiskusi. Setelah itu guru meminta siswa
dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Lalu usai presentasi, guru
bersama dengan siswa menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran hari ini.
Setelah pembelajaran berakhir, guru menyampaikan salam sebagai penutup pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 3c
Catatan Anekdotal Terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Kelas : XI Akuntansi
Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd
Sebelum proses pembelajaran dimulai terlebih dahulu siswa mempersiapkan
segala peralatan yang dibutuhkan untuk pelajaran. Setelah siswa terlihat siap
menerima pelajaran, guru kemudian memulai pelajaran. Ketika guru menyampaikan
materi pembelajaran sebagian siswa serius mendengarkan. Guru menyampaikan
materi pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab. Pada saat tertentu,
guru memberikan pertanyaan kepada siswa dengan cara menunjuk beberapa siswa.
Apabila siswa tidak bisa menjawab maka pertanyaan itu akan dilemparkan kepada
siswa lain atau kepada siswa siapa saja yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah materi pembelajaran disampaikan, guru kemudian membagi siswa ke dalam
kelompok asal dan kelompok ahli. Terlihat bahwa siswa kemudian langsung
bergabung dengan kelompoknya, meskipun pada saat pembentukan kelompok ini
terjadi keributan kecil. Ketika berdiskusi dalam kelompok ahli ada siswa yang masih
merasa kesulitan dalam memahami materi. Dalam diskusi kelompok ahli ini siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
tampak bersemangat untuk belajar saling memahami materi pelajaran. Setelah diskusi
dalam kelompok ahli selesai, kemudian siswa bergabung kembali dalam kelompok
asal. Pada saat berdiskusi dalam kelompok asal sempat terjadi perdebatan
dikarenakan siswa dalam kelompok memiliki pendapat yang berbeda-beda. Setelah
selesai berdiskusi, satu per satu kelompok kemudian mempresentasikan hasil
diskusinya. Para siswa pun tampak antusias mendengar dan menanggapi pembahasan
dari masing-masing kelompok. Setelah semua kelompok presentasi, siswa kemudian
menyimak penjelasan dari guru terkait dengan materi yang mereka pelajari ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Lampiran 4c
Catatan Anekdotal Terhadap Kondisi Kelas dalam Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010
Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi
Kelas : XI Akuntansi
Guru Mata Pelajaran : Ertyn Tyas Prabandari S.Pd
Kondisi kelas pada dasarnya sudah mendukung proses pembelajaran Begitu
juga dengan fasilitas yang tersedia. Karena kelas dilengkapi dengan peralatan-
peralatan yang menunjang proses pembelajaran diantaranya white board, meja dan
kursi guru, meja dan kursi siswa, almari, dan juga buku-buku pelajaran yang
digunakan sebagai bahan ajar. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah tentang
kebersihan dan kerapian kelas sehingga hal ini mengganggu kenyamanan dalam
proses pembelajaran. Suasana kelas pada siklus kedua ini cukup mendukung proses
pembelajaran. Seluruh siswa hadir pada saat jam pelajaran ini. Siswa tampak antusias
dalam mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. Ketika guru menjelaskan materi
sebagian besar siswa berusaha untuk mendengarkan, akan tetapi terkadang ada
kegaduhan yang terjadi di kelas terutama pada saat pembentukan kelompok, saat
diskusi dalam kelompok dan ketika presentasi kelompok berlangsung karena masih
ada beberapa siswa yang tidak serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
menghadapi hal ini tidak jarang guru berusaha untuk menenangkan situasi dan
kondisi kelas. Meskipun demikian, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 5c
Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses
Pembelajaran
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran, dan media √
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi √ 4 Guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan rencana kegiatannya √
5 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√
6 Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
√
7 Guru menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
√
8 Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
9 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
10 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
√
11 Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut √ 12 Guru melaksanakan pembelajaran yang
terkoordinasi √
13 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
√
14 Guru mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
15 Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
√
16 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
√
17 Guru menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
√
18 Guru menghasilkan pesan yang menarik √ 19 Guru menggunakan media secara efektif dan
efisien √
20 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√
21 Guru menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran
√
22 Guru merespon positif partisipasi siswa √ 23 Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru-
siswa dan siswa-siswa √
24 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
√
25 Guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
√
26 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
√
27 Guru menumbuhkan sikap ekonomis √ 28 Guru menumbuhkan sikap produktif √ 29 Guru melakukan penilaian awal √ 30 Guru memantau kemajuan belajar √ 31 Guru memberikan tugas sesuai dengan
kompetensi √
32 Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
√
33 Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan benar
√
34 Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
√
35 Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
√
36 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
√
37 Guru menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
√
38 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
39 Guru memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan
√
Yogyakarta, 21 Oktober 2010
Observer
(Fransiska Rahardini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 6c
Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010 Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi Kelas : XI Akuntansi Observer : Fransiska Rahardini
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3 Siswa menanggapi pembahasan
pembelajaran √
4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6 Siswa mendapat teguran dari guru √ 7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa √ 8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran √ 9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 10 Siswa mendapat penghargaan dari guru
baik verbal maupun non verbal √ .
Yogyakarta, 21 Oktober 2010
Observer
(Fransiska Rahardini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Lampiran 7c
Instrumen Pengamatan Kelas
Nama Pengamat : Fransiska Rahardini Tanggal dan Waktu Observasi : 21 Oktober 2010, 12.00 – 14.15 WIB Orang/Peristiwa yang diobservasi : Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas : XI Akuntansi Tujuan Observasi : Penelitian
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran
√
2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran
√ Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan serius
3 Siswa membuat keributan/kegaduhan √ .
4 Siswa mengerjakan latihan soal √
5 Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan
√
6 Guru memberikan penghargaan verbal dan non verbal
√ Pada saat siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru
7 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran
√
8 Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran
√ Sumber belajar tidak ada di kelas tetapi ada di perpustakaan
Yogyakarta, 21 Oktober 2010
Observer
(Fransiska Rahardini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Lampiran 9c
Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat
Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran
a. Materi Ajar b Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Soal Kuis/Tes Bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa j. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
a. Baik b. Cukup c. Baik d. Baik e. Baik f. Cukup g. Baik h. Baik i. Baik
2 Selama kerja dalam kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide-idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun
Untuk siklus kedua ini para siswa lebih bisa bekerja sama dengan baik dibandingkan dengan siklus yang pertama
3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Proses kegiatan belajar mengajar pada siklus yang kedua ini membuat siswa untuk semakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran
4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan
Keseriusan siswa dalam berdiskusi masih kurang
5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dan kegiatan belajar mengajar berikutnya yang akan dilakukan
Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI