PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA...

89
PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA TAHUN PELAJARAN 2008-2009 DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DEMI PERKEMBANGAN DIRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Nama: A. F. Titiari NIM: 021114059 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Transcript of PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA...

Page 1: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA

TAHUN PELAJARAN 2008-2009

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH

DEMI PERKEMBANGAN DIRI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Nama: A. F. Titiari

NIM: 021114059

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

ii

Page 3: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

iii

Page 4: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

”Keberhasilan bukanlah hanya mendapatkan sesuatu. Namun

proses untuk mendapatkan sesuatu, merupakan hal terpenting

demi keberhasilan”

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini dipersembahkan untuk kakek, nenek, bapak Syter, ibu Henywati,

kakak Wiwin dan Sinta, Anggun, serta seluruh keluarga.

Page 5: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini, tidak memuat

karya atau bagian skripsi orang lain, kecuali yang telah dinyatakan dalam kutipan

dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2009

Peneliti

A. F. Titiari

Page 6: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

vi

ABSTRAK

PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA TAHUN PELAJARAN 2008-2009

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DEMI PERKEMBANGAN DIRI

A. F. TitiariNIM: 021114059

Universitas Sanata DharmaYogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bagi perkembangan diri mereka.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi penelitian ini adalah semua siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009, yang berjumlah 80 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan perkembangan diri. Data hasil penelitian dianalisis secara teknik statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa (1) Sebanyak 62,5 % siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekolah, (2) Kegiatan ekstrakurikuler yang banyak diikuti oleh siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 diantaranya adalah tari atau karawitan, bahasa Mandarin, karya ilmiah remaja, dan TOEIC (Tes Of English For International Comunication), (3) Kegiatan ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta dapat menunjang sembilan aspek perkembangan diri siswa, (4) Kecendrungan minat siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 mengarah pada pengembangan minat seni, bahasa, dan karya ilmiah. Sedangkankegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler para siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (6) Kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan kegiatan wajib, tetapi tidak diikuti oleh seluruh siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009.

Page 7: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

vii

ABSTRACT

THE PARTICIPATION OF ELEVENTH GRADE NATURAL SCIENCE STUDENTS OF SMA BOPKRI I YOGYAKARTA

IN ACADEMIC YEAR 2008-2009 IN EXTRACURRICULAR ACTIVITIES FOR SELF DEVELOPMENT

A.F.TitiariStudent Number 021114059Sanata Dharma University

Yogyakarta2009

The aim of the research was to find out the participation of eleventh gradenatural science students of SMA BOPKRI I Yogyakarta in academic year 2008-2009 in extracurricular activities dan benefits of their participation in the extracurricular activities for their self development.

This was a descriptive research using survey method. The population of the research was all of the students (80 students). The research instrument used in the research was a questionnaire on participation in extracurricular activities and its benefits for self development. Data gained in the research was analyzed using descriptive statistic technique.

The result showed portraits of the students participation bellow (1) 62.5% of the students participated in extracurricular activities, (2) The extracurricular activities where the most students predicated in were Javanese traditional dance and karawitan, mandarin language course, juvenile research activity, and TOEIC (Test of English for International Communication) preparation course, (3) The extracurricular activities could support nine aspect of students’ self development, (4) The students tended to be interested into certain extracurricular activities such as art, language, and research activities. Otherwise, religious extracurricular activities tended to be not interesting for them, (5) Based on the students participation in extracurricular activities they were considered to gain knowledge and skill, physical and mental health, strong and autonomous personality, sense of responsibility toward society and nation, (6) Boy scout was an obliged extracurricular activity for all students, but very few students participated in the activity.

Page 8: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : A. F. Titiari

Nomor Mahasiswa : 021114059

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA TAHUN PELAJARAN 2008-2009 DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DEMI PERKEMBANGAN DIRI

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun mem-berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Agustus 2009

Yang menyatakan

( A. F. Titiari )

Page 9: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunia dan

bimbingan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

di program studi Bimbingan dan Konseling.

Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus

memberikan bantuan dan dukungan selama penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Ibu Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M. Hum., dosen pembimbing yang telah memberikan

waktu, dukungan, dan bimbingan dalam membantu peneliti hingga dapat

menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Drs. Wens Tanlain M. Pd, dan Fajar Santoadi, S.Pd, dosen penelitian yang

memberikan saran berguna selama melakukan pengolahan data hasil penelitian.

4. Ibu A. Setyandari, S.Pd., Psi., MA, sekretaris prodi Bimbingan dan Konseling

yang membantu kelancaran proses pengujian penelitian.

5. Para Dosen program studi Bimbingan dan Konseling, yang memberikan ilmu.

6. Para staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma, yang banyak membantu

peneliti selama menempuh kuliah.

7. Dra. Tyas Rahwinarni beserta staf Bimbingan dan Konseling SMA Bopkri I

Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

Page 10: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

ix

8. Siswa SMA Bopkri I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008–2009, yang

telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian.

9. Bapak M. S. Syter Lapin dan ibu Henywati, orang tua peneliti yang selalu

memberikan kasih sayang dan pengetahuan.

10. Florina Wiwin dan Yasinta Lisa, kakak yang selalu memberi motivasi dan cinta.

11. Seluruh keluarga besar di Menjalin Kalimantan Barat, yang dengan sabar

memberikan dukungan moral dan spiritual.

12. Anggun Gita Sari beserta seluruh keluarga besar di Jawa, yang dengan tulus

memberikan waktu dan perhatian selama peneliti menempuh kuliah.

13. Donal Sinaga, Agung, dan seluruh mahasiswa program studi Bimbingan dan

Konseling, atas kebersamaan selama menempuh kuliah.

14. Teman-teman UKPM Natas, yang selalu berbagi pengalaman dan keceriaan.

15. Aryono, Marci, Morris, Evan, Andre dan teman-teman 8A United, atas

dukungannya.

16. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun peneliti

berharap, skripsi ini tetap berguna bagi siapa saja yang berkecimpung dalam dunia

Bimbingan dan Konseling.

Yogyakarta, Juli 2009

Peneliti

A. F. Titiari

Page 11: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v

ABSTRAK............................................................................................................ vi

ABSTRACT........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7

E. Definisi Operasional ............................................................................. 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10

A. Partisipasi............................................................................................. 10

1. Pengertian Partisipasi...................................................................... 10

2. Tahap-tahap Partisipasi ................................................................... 11

3. Macam-macam Partisipasi .............................................................. 13

B. Kegiatan Ekstrakurikuler ...................................................................... 25

1. Hakikat dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler................................. 25

2. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta................... 26

C. Siswa Sebagai Remaja.......................................................................... 34

1. Pengertian Siswa Sebagai Remaja................................................... 34

2. Ciri-ciri Siswa Sebagai Remaja....................................................... 36

3. Perkembangan Diri Remaja ............................................................ 37

Page 12: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

xi

4. Siswa Jurusan IPA .......................................................................... 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 39

A. Jenis Penelitian..................................................................................... 39

B. Subjek Penelitian.................................................................................. 39

C. Instrumen Penelitian ............................................................................. 41

D. Prosedur Pengumpulan Data................................................................. 46

E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 48

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 48

B. Pembahasan.......................................................................................... 61

BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 64

A. Kesimpulan .......................................................................................... 64

B. Saran .................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68

Page 13: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rincian Anggota Populasi Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas

XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009 ...................................................... 40

Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I

Yogyakarta Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009 ......................... 43

Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Aspek-aspek Perkembangan Diri ........................... 44

Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian................................ 46

Tabel 5 Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI IPA Tahun Pelajaran

2008-2009 yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler ........................... 48

Tabel 6 Kegiatan Ekstrakurikuler yang Diikuti Siswa SMA BOPKRI I

Yogyakarta Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009 ......................... 49

Page 14: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan Ijin Penelitian Kepada Walikota Yogyakarta ....... 70

Lampiran 2 : Ijin Penelitian dari Walikota Yogyakarta ................................. 71

Lampiran 3 : Ijin Penelitian Kepada SMA BOPKRI I Yogyakarta ................ 72

Lampiran 4 : Kuesioner ................................................................................ 73

Page 15: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dipaparkan latar belakang pengambilan topik, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi oprasional.

A. LATAR BELAKANG

Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan remaja yang berada

pada masa mencari identitas diri. Erickson mengatakan identitas diri yang dicari

remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam

masyarakat (Hurlock, 1997: 206).

Siswa SMA kelas XI berusia sekitar 15-18 tahun. Pada usia ini, siswa

berada pada masa remaja pertengahan. Dalam masa tersebut, siswa berada pada

masa remaja yang mengalami perkembangan sangat pesat, baik fisik maupun

psikis (Rahayu, 2006: 288). Seiring dengan perkembangan tersebut, pemahaman

dan pengetahuan siswa semakin bertambah sehingga siswa mulai memahami

potensi-potensi, bakat, dan minat yang dimiliki siswa.

Siswa SMA kelas XI IPA merupakan siswa yang mempelajari

pelajaran IPA (Kimia, Fisika, dan Biologi). Kegiatan siswa yang mempelajari

pelajaran IPA mencakup bertanya jawab, berdiskusi, bekerja dalam kelompok

membaca, mencatat, berlatih mengerjakan soal-soal latihan, melakukan

demonstrasi, melakukan eksperimen, melakukan penemuan, menggunakan

perpustakaan, mengulang bahan pelajaran, membuat ringkasan, dan

mempersiapkan menempuh ujian (Risnawati, 2005: 10-14). Kegiatan siswa kelas

Page 16: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

2

IPA membutuhkan waktu yang cukup dan penjadwalan yang tepat agar siswa

kelas IPA dapat mempersiapkan kegiatannya dengan baik. Pada situasi ini, akan

dilihat kesediaan siswa kelas IPA untuk tetap mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

demi penyaluran potensi-potensi, bakat dan minat dalam bidang selain akademik.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat

menentukan dalam rangka peningkatan potensi, bakat dan minat, terutama pada

perkembangan diri siswa sebagai remaja. Ali (2005) mengungkapkan bahwa

perkembangan diri siswa sebagai remaja nampak pada perubahan aspek jasmani

atau fisik dan rohani atau psikis siswa. Gejala-gejala perkembangan diri siswa

sebagai remaja nampak pada perkembangan dan pertumbuhan fisik,

perkembangan intelektual, perkembangan kreativitas, perkembangan emosi,

perkembangan bakat khusus, perkembangan hubungan sosial, perkembangan

kemandirian, perkembangan bahasa, dan perkembangan nilai.

Sekolah Menengah Atas sebagai lembaga pendidikan harus dapat

betul-betul memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan remaja

(Van Der Linden & Roeders dalam Rahayu, 2006: 288). Pada umumnya

pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa

mengembangkan potensi, bakat, dan kemampuannya secara optimal sehingga

siswa mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan

kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat (Munandar, 2002: 4). Setiap

individu mempunyai potensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, siswa

membutuhkan layanan pendidikan yang berbeda pula. Pendidikan bertanggung

Page 17: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

3

jawab untuk membina dan mengembangkan potensi-potensi, bakat, dan minat

siswa.

Dalam upaya mengembangkan potensi-potensi, bakat, dan minat

siswa, keputusan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Rencana

Strategis (Renstra) Depdiknas tahun 2005–2009 menekankan bahwa pelaksanaan

pembelajaran di sekolah saat ini harus bertujuan mengembangkan diri siswa

melalui: (1) Olah hati untuk memperteguh keimanan dan ketakwaan,

meningkatkan akhlak mulia, budi pekerti atau moral, membentuk kepribadian

unggul, dan membangun kepemimpinan; (2) Olah pikir untuk membangun

kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi; (3) Olah rasa untuk

meningkatkan sensitifitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni dan

budaya; dan (4) Olahraga untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, daya tahan,

dan kesiapan fisik serta keterampilan kinestetis (Renstra Depdiknas Tahun 2005 -

2009, 2005: 15).

Pada hakekatnya, siswa selalu ingin mengetahui dan mengembangkan

potensi, bakat, dan minatnya. Dalam konteks pendidikan, pengembangan potensi,

bakat, dan minat siswa diupayakan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,

dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan di sekolah, pada jam pelajaran, di mana mata pelajaran yang

diajarkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kegiatan Kokurikuler adalah

kegiatan yang ditentukan oleh guru dan dilakukan di luar jam pelajaran

intrakurikuler, bisa dilakukan di lingkungan sekolah, ataupun di luar sekolah, dan

pada dasarnya bertujuan agar siswa menghayati dan lebih mengalami apa yang

Page 18: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

4

dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

di luar jam pelajaran intrakurikuler dengan tujuan memperdalam dan memperluas

pengetahuan siswa, menyalurkan bakat minat, serta melengkapi pembinaan

manusia seutuhnya (Direktorat Pembinaan Kesiswaan, 1990: 2)

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan

institusi sekolah. Berbeda dari pengaturan kegiatan intrakurikuler yang secara

jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler lebih

mengandalkan inisiatif sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan

dalam beragam cara dan isi. Penyelenggaraan kegiatan yang memberikan

kesempatan luas kepada pihak sekolah, selanjutnya menuntut pimpinan sekolah,

guru, siswa, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya untuk secara kreatif

merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan kegiatan ekstrakurikuler. Sejalan

dengan visi dan misi sekolah untuk mengembangkan potensi, bakat, dan minat

siswa, SMA BOPKRI I Yogyakarta merancang kegiatan ekstrakurikuler yang

menitikberatkan pada perkembangan diri siswa. Muatan-muatan kegiatan

ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta, yaitu program keagamaan, pelatihan

profesional, organisasi siswa, olahraga, rekreasi dan waktu luang, kegiatan seni

dan budaya, perkemahan, dan live in exposure.

Program keagamaan, bermanfaat bagi peningkatan kesadaran moral

beragama peserta didik. Pelatihan profesional, ditujukan pada pengembangan

kemampuan nilai tertentu dan bermanfaat bagi siswa dalam pengembangan

keahlian khusus. Organisasi siswa, menyediakan sejumlah program dan tanggung

jawab yang dapat mengarahkan siswa pada pembiasaan hidup berorganisasi.

Page 19: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

5

Olahraga, bermanfaat untuk mengembangkan bakat olahraga dan pengembangan

fisik siswa. Rekreasi dan waktu luang, dapat membimbing siswa untuk

penyadaran nilai kehidupan manusia, alam, bahkan Tuhan. Kegiatan seni dan

budaya, berhubungan dengan penyadaran peserta didik terhadap nilai-nilai

budaya. Program perkemahan, mendekatkan peserta didik dengan alam. Program

live in exposure, dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengetahui nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di luar jam pelajaran,

selain membantu siswa dalam pengembangan minatnya, juga membantu siswa

agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar serta menanamkan

tanggung jawabnya sebagai warga negara yang mandiri. Dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tertera rumusan tentang kegiatan

ekstrakurikuler, sebagai berikut:

“Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, moral, belajar, dan pengembangan karir peserta didik”.

Hurlock (1997: 209) juga menegaskan bahwa:

”Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan intelektual dan konsep yang penting pada kecakapan sosial, namun hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan ketrampilan dan konsep ini dalam situasi praktis. Mereka yang aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler menguasai praktek ini. Namun mereka yang tidak aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, tidak memperoleh kesempatan ini”.

Berdasarkan dua rumusan mengenai kegiatan ekstrakurikuler di atas,

dapat diketahui bahwa perkembangan diri siswa sebagai remaja difasilitasi dan

Page 20: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

6

dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan

dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kegiatan ekstrakurikuler

dikembangkan pengalaman-pengalaman yang bersifat nyata yang dapat membawa

siswa pada kematangan jasmani dan rohani. Dengan mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler, siswa lebih dapat mengembangkan diri dari pada siswa yang tidak

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan

pengalaman yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari

siswa.

Partisipasi merupakan proses aktif untuk terlibat secara mental dan

emosional berdasarkan inisiatif sendiri untuk melaksanakan tujuan dan tanggung

jawab dalam kelompok. Kematangan perkembangan diri siswa sebagai remaja

melalui kegiatan ekstrakurikuler tidak akan terlaksana tanpa ada partisipasi dari

siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Keinginan untuk mengetahui

bagaimana partisipasi siswa SMA dalam kegiatan ekstrakurikuler merupakan hal

yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti topik mengenai partisipasi siswa

SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam

kegiatan ekstrakurikuler demi perkembangan diri. Apabila siswa berpartisipasi

dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sehingga aspek perkembangan

diri terbina, maka hal ini akan terus didukung; apabila siswa tidak mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, maka perlu ada kegiatan bimbingan kepada

siswa.

Page 21: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

7

B. RUMUSAN MASALAH

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui :

1. Bagaimana partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA

tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah demi

perkembangan diri?

2. Apa saja manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menurut siswa SMA

BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan

1. Partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran

2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah demi perkembangan

diri.

2. Manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menurut siswa SMA BOPKRI I

Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009

D. MANFAAT PENELITIAN

1. SMA BOPKRI I Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi sekolah mengenai

kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan faktor-faktor yang

mempengaruhi partisipasi siswa kelas XI IPA dalam kegiatan

ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah. Kemudian menjadi

Page 22: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

8

dasar untuk menentukan kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler.

2. Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman pada siswa SMA

BOPKRI I Yogyakarta tentang pentingnya mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah, karena dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa

dapat menyalurkan potensi, bakat dan minatnya.

3. Peneliti

Dengan mengetahui partisipasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

partisipasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler, maka jika kelak

menjadi guru pembimbing, peneliti termotivasi untuk mendukung

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

E. DEFINISI OPERASIONAL

1. Partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun

pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah demi

perkembangan diri adalah keikutsertaan siswa SMA BOPKRI I

Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan

pendidikan sekolah.

2. Manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah

perkembangan dan pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual,

perkembangan kreativitas, perkembangan emosi, perkembangan bakat

khusus, perkembangan hubungan sosial, perkembangan kemandirian,

perkembangan bahasa, dan perkembangan nilai.

Page 23: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PARTISIPASI

1. Pengertian Partisipasi

Nasdian (2004) memaknai partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif

yang diambil oleh individu sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka

sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses dimana mereka dapat

menegaskan kontrol secara efektif.

Partisipasi menurut Huneryager dan Heckman (1992: 30) adalah

keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang

mendorongnya memberi sumbangan tujuan kelompok serta membagi

tanggung jawab bersama mereka.

Suharsono (2005) mengartikan partisipasi sebagai hal atau usaha

ikut berperan serta dalam suatu kegiatan, sedangkan partisipan adalah orang

yang ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut.

Dari tiga definisi partisipasi diatas, dapat disimpulkan bahwa

partisipasi merupakan proses aktif untuk terlibat dan berperan serta secara

mental dan emosional berdasarkan inisiatif sendiri untuk melaksanakan tujuan

dan tanggung jawab dalam kelompok.

Page 24: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

10

2. Tahap-tahap Partisipasi

Cohen dan Uphoff dalam Intania (2003) membagi partisipasi ke

dalam beberapa tahapan, yaitu:

a. Tahap pengambilan keputusan (perencanaan) yang diwujudkan dengan

keikutsertaan dalam pertemuan kelompok.

b. Tahap pelaksanaan dengan wujud nyata partisipasi berupa:

1) Partisipasi dalam bentuk sumbangan pikiran

2) Partisipasi dalam bentuk sumbangan materi

3) Partisipasi dalam bentuk keterlibatan sebagai anggota kelompok.

c. Tahap menikmati hasil, dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan

partisipasi pada tahap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Selain itu,

dengan adanya peran langsung dalam kegiatan, maka semakin bermanfaat

kegiatan yang dirasakan berarti kegiatan tersebut sesuai kebutuhan.

d. Tahap evaluasi, dianggap penting karena partisipasi pada tahap ini

dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan demi

perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

3. Macam-macam Partisipasi

Menurut Effendi (2002: 5) partisipasi terbagi atas dua macam,

yaitu:

a. Partisipasi vertikal, terjadi dalam kondisi tertentu bahwa satu pihak

mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, berperan sebagai

bawahan atau pengikut.

Page 25: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

11

b. Partisipasi horizontal, terjadi dalam bentuk usaha bersama, melakukan

kegiatan atas dasar kerjasama antara satu pihak dengan pihak lain.

B. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

1. Hakikat dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Hakikat Kegiatan Ekstrakurikuler

Direktorat Pendidikan Kesiswaan (1990: 2), mendefinisikan

kegitan ekstrakurikuler sebagai berikut:

“Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran intrakurikuler dengan tujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, menyalurkan bakat minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.”

Sedangkan Hastuti (2004: 575), merumuskan kegiatan

ekstrakurikuler sebagai berikut:

”Kegiatan ekstrakurikuler terbagi atas kegiatan yang diatur dalam kegiatan pendidikan di sekolah, kegiatan yang berhubungan dengan rekreasi, kebudayaan, olahraga, dan pelayanan sosial. Semua kegiatan dapat dilakukan di dalam dan di luar sekolah.”

Berdasarkan dua rumusan mengenai kegiatan ekstrakurikuler di

atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian

dari pengembangan institusi sekolah. Berbeda dari pengaturan kegiatan

intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum,

kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah untuk

memperdalam dan memperluas serta mengembangkan potensi,

pengetahuan maupun kemampuan siswa berdasarkan bakat dan minatnya.

Page 26: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

12

b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Tujuan ekstrakurikuler dengan sendirinya harus sejalan dengan

tujuan pendidikan. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler juga bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya,

seperti tercakup dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Kegiatan

ekstrakurikuler mempunyai tujuan sebagai berikut (SK Dirjen Dikdasmen

No. 226/C/Kep/1992):

1) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan,

menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan

manusia seutuhnya dalam arti, sebagai berikut

a) Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b) Berbudi pekerti luhur

c) Memiliki pengetahuan dan keterampilan

d) Sehat jasmani dan rohani

e) Berkepribadian yang mantap dan mandiri

f) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan.

2) Siswa dapat lebih memantapkan kepribadian dan lebih mampu

menarik hubungan antara pengetahuan yang diperoleh dalam

program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.

Page 27: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

13

Berdasarkan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di

sekolah, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler

adalah:

1) Untuk memperteguh keimanan dan ketakwaan, meningkatkan

akhlak mulia, budi pekerti, atau moral, membentuk kepribadian

unggul, dan membangun kepemimpinan.

2) Untuk membangun kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan

dan teknologi.

3) Untuk meningkatkan sensitifitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta

daya ekspresi seni dan budaya.

4) Untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, daya tahan, dan

kesiapan fisik serta ketrampilan kinestetis.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta

a. SMA BOPKRI I Yogyakarta

SMA BOPKRI I Yogyakarta di kalangan masyarakat lebih di kenal

dengan nama SMA BOSA, beralamat di jalan Wardhani 2 Yogyakarta.

Berdiri pada awal Agustus 1946 di bawah naungan Yayasan BOPKRI

(Badan Oesaha Pendidikan Kristen Repoeblik Indonesia). SMA BOPKRI I

Yogyakarta menempati gedung bekas Christelijke MULO School yang

pada masa kemerdekaan ditempati oleh Militer Akademi Yogyakarta (Mei

1946-Desember 1948).

Page 28: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

14

SMA BOPKRI I Yogyakarta selalu berupaya mengembangkan

pendidikan dengan melakukan pembaharuan-pembaharuan di segala

bidang agar pelayanan pendidikan di SMA BOPKRI I Yogyakarta

semakin berkualitas dan diminati masyarakat. Untuk menuntun

pengembangan pendidikan, SMA BOPKRI I Yogyakarta memiliki visi

dan misi yang dijadikan pedoman untuk meningkatkan kualitas

pendidikannya. Visi SMA BOPKRI I Yogyakarta yaitu ”Menuju mutu

pendidikan dengan dasar kasih serta didukung tenaga kependidikan

profesional yang mampu melayani setiap peserta didik untuk menjadi

manusia kritis dan humanis”. Sedangkan misi SMA BOPKRI I

Yogyakarta sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien

2) Memberi kesempatan bagi setiap warga sekolah untuk saling

mengenali potensi diri dan mengembangkannya secara optimal

3) Membentuk manusia berbudi luhur dan memiliki kompetensi

tinggi

4) Menghasilkan lulusan yang berkualitas, mandiri, mampu

menanggapi dan menjawab setiap perubahan kini dan masa depan

5) Saling memberikan yang terbaik pada sesama

b. Program Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta

Kegiatan ekstrakurikuler terbagi atas kegiatan yang diatur dalam

kegiatan pendidikan di sekolah, kegiatan yang berhubungan dengan

Page 29: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

15

rekreasi, kebudayaan, olahraga, dan pelayanan sosial. Semua kegiatan

dapat dilakukan di dalam dan di luar sekolah (Winkel, 2004: 575).

Kegiatan ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta yang telah

disusun berdasarkan beberapa program, disajikan pada siswa berdasarkan

tiga kategori: ekstrakurikuler wajib, ekstrakurikuler pilihan, dan

ekstrakurikuler keagamaan. Pembagian kegiatan ekstrakurikuler SMA

BOPKRI I Yogyakarta terinci sebagai berikut (Program pendidikan di

SMA BOPKRI I Yogyakarta, 2008):

1) Ekstrakurikuler wajib

a) Pramuka

Kegiatan ini dapat menyediakan sejumlah program dan tanggung

jawab yang dapat mengarahkan siswa untuk menjadi manusia yang

berkepribadian dan berwatak luhur dan kuat keyakinan

beragamanya, tinggi kecerdasan dan keterampilannya, kuat dan

sehat fisiknya, warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila,

setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang

sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan

negara. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu,

yaitu pada hari Sabtu.

b) Student Research

Kegiatan ini melatih siswa untuk dapat meneliti, mengevaluasi

sesuatu berdasarkan kemampuannya berbahasa inggris. Pelatihan

Page 30: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

16

kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat.

Peneliti tidak akan meneliti kegiatan ini, karena kegiatan ini hanya

untuk kelas khusus Rintisan Sekolah Berbasis International

(RSBI).

c) English Experience Day

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin

mengembangkan kemampuan berbahasa ingris. Pelatihan kegiatan

ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Sabtu.

Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada

hari Jumat. Peneliti tidak akan meneliti kegiatan ini, karena

kegiatan ini hanya untuk kelas khusus Rintisan Sekolah Berbasis

International (RSBI).

2) Ekstrakurikuler pilihan

a) Paduan Suara

Kegiatan ini merupakan kelompok seni olah vokal sebagai wadah

bagi siswa yang berminat dan ingin mengembangkan daya

apresiasi dalam bidang seni suara Pelatihan kegiatan ini

dilaksanakan dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Rabu.

b) Musik

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin

mengembangkan daya apresiasi dalam seni musik maupun band.

Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Sabtu.

Page 31: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

17

c) Tari / Karawitan

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin

mengembangkan daya apresiasi dalam seni tari tradisional.

Kegiatan ini juga berguna untuk mengisi kegiatan seni di sekolah.

Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan dua kali seminggu, yaitu pada

hari Rabu dan Kamis.

d) Bahasa Mandarin

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin

mengembangkan kemampuan berbahasa Mandarin. Pelatihan

kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat.

e) Bahasa Jepang

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin

mengembangkan kemampuan berbahasa Jepang. Pelatihan

kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat.

f) Basket

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin

mengembangkan daya apresiasi dalam bidang olah raga basket.

Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis

untuk tim inti serta pada hari Selasa dan Jumat untuk anggota

umum.

g) Volley

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin

mengembangkan daya apresiasi dalam bidang olah raga bola

Page 32: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

18

volley. Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Kamis dan

Sabtu.

h) Futsal

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin

mengembangkan daya apresiasi dalam bidang olah raga futsal.

Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin untuk tim inti

dan setiap hari Selasa dan Jumat untuk anggota umum.

i) Tae Kwon Do

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin

mengembangkan bakat dalam bidang bela diri, khususnya bela diri

yang menggunakan kaki sebagai andalannya. Kegiatan ini juga

berguna untuk mengembangkan mental dari para anggotanya.

Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan dua kali seminggu, yaitu pada

hari Rabu dan Minggu.

j) Jurnalistik

Kegiatan ini merupakan wadah pengembangan minat dan

kreativitas siswa dalam bidang jurnalistik dengan menerbitkan

majalah BOSA sebagai media jurnalistik di sekolah. Pelatihan

kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat.

k) Fotografi

Kegiatan ini menjadi wadah untuk membina dan melatih kepekaan

siswa dalam seni khususnya seni fotografi. Kegiatan ini juga

berguna untuk melatih siswa menjadi terampil dalam

Page 33: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

19

pendokumentasian yang diawali dengan mengabadikan dan

mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan sekolah.

Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada

hari Jumat.

l) PMR (Palang Merah Remaja)

Kegiatan ini merupakan kegiatan siswa yang bersifat sosial.

Kegiatan PMR melatih siswa untuk tanggap memberikan

pertolongan pada orang lain yang mengalami penderitaan.

Kegiatan ini juga mengembangkan semangat sukarela dan tanpa

pamrih. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu,

yaitu pada hari Rabu.

m) DMSC (Pecinta Alam)

Kegiatan ini mendekatkan siswa dengan alam. Karena itu, agar

kegiatan ini tidak hanya sekedar hiburan atau menginap di alam

terbuka, sejumlah kegiatan seperti perlombaan olahraga, kegiatan

intelektual, uji ketahanan, uji keberanian, dan penyadaran spiritual

merupakan jenis kegiatan yang dapat dikembangkan dalam

kegiatan ini. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam

seminggu, yaitu pada hari Rabu.

n) Karya Ilmiah Remaja

Kegiatan ini sengaja dirancang untuk memberikan kesempatan

kepada siswa menyingkap suatu hal yang berkembang di

masyarakat. Siswa aktif mengamati dan meneliti, dan kemudian

Page 34: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

20

menganalisis hal tersebut dalam kaitannya dengan kehidupan di

sekolah.

o) TOEIC (Tes Of English For International Comunication)

Kegiatan ini dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk

mengikuti TOEIC dan kemudian ingin mengikuti pendidikan

internasional di luar negeri. Kegiatan ini menuntut kemampuan

menggunakan komunikasi dengan bahasa Inggris. Pelatihan

kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Sabtu.

3) Ekstrakurikuler keagamaan

Program ini bermanfaat bagi peningkatan kesadaran moral

beragama siswa. Program ekstrakurikuler keagamaan terintegrasi

dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

(a) Persekutuan Anak BOSA

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan kegiatan

keagamaan di sekolah, misalnya persekutuan doa, kegiatan doa

harian, dan seminar keagamaan.

(b) Katekisasi

Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa dalam

mendalami keimanan dan persiapan untuk menuju pengalaman

iman dan baptis.

Semua kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan sekolah dalam

rangka pengembangan potensi-potensi siswa demi pembinaan manusia

seutuhnya, ditanggapi oleh siswa berdasarkan minatnya.

Page 35: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

21

C. SISWA SEBAGAI REMAJA

1. Pengertian Siswa Sebagai Remaja

Siswa adalah individu yang berada pada usia remaja. Ada banyak

buku yang berusaha membahas secara jelas pengertian “Remaja”. Remaja atau

adolescence berasal dari bahasa Latin “adolescere” yang berarti tumbuh

menjadi dewasa (Hurlock, 1997: 206). Piaget menjelaskan bahwa istilah

adolescence adalah individu yang sedang tumbuh menjadi dewasa, baik secara

mental, emosional, dan fisik. Secara psikologis, remaja berusaha masuk ke

dalam lingkungan orang dewasa (Hurlock, 1997: 206). Jadi, remaja adalah

individu yang berkembang menuju kedewasaan. Remaja merupakan periode

transisi ketika individu berubah secara fisik dan psikologis dari kanak-kanak

menuju dewasa (Rahayu, 2006: 262).

Siswa SMA merupakan remaja yang berusia sekitar 15-18 tahun.

Sesuai dengan usia perkembangan, masa remaja berada diantara umur 12–21

tahun. Dengan pembagian 12–15 tahun merupakan masa remaja awal, 15–18

tahun merupakan masa remaja pertengahan, 18–21 tahun merupakan remaja

akhir (Rahayu, 2006: 262). Berdasarkan usia siswa, dapat disimpulkan bahwa

mereka berada pada masa remaja pertengahan. Pada masa remaja pertengahan,

siswa tersebut mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik fisik maupun

psikis. Seiring dengan perkembangan tersebut, siswa memiliki karakteristik

tertentu sebagai ciri-ciri perkembangan remaja.

Page 36: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

22

2. Ciri-ciri Siswa Sebagai Remaja

Masa remaja berada diantara masa kanak-kanak dan masa dewasa

(Rahayu, 2006: 259). Seperti halnya dengan semua periode yang penting

selama rentang kehidupan, masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang

membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya (Hurlock, 1997:

207). Ciri-ciri khas remaja dapat menjadi gambaran mengenai pola perilaku

dan minat remaja terhadap sesuatu, khususnya minat remaja terhadap kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah. Ciri-ciri khas masa remaja diantaranya adalah:

a. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting

Masa remaja sebagai periode yang penting karena pada

periode ini terjadi perubahan pada sikap dan perilaku. Perubahan

tersebut terjadi karena adanya perkembangan fisik dan mental.

Perkembangan ini menuntut penyesuaian mental dan perlunya

membentuk sikap, nilai, dan minat yang baru.

b. Masa Remaja sebagai Periode Peralihan

Masa remaja menunjukkan sifat-sifat masa transisi atau

peralihan karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi

tidak lagi memiliki status kanak-kanak. Masa peralihan harus di

pelajari remaja agar mampu memikul tanggung jawabnya nanti dalam

masa dewasa. Masa peralihan ini memberi keuntungan pada remaja

untuk dapat mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola

perilaku yang paling sesuai dengan dirinya.

Page 37: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

23

c. Masa Remaja sebagai Periode Perubahan

Pada masa remaja, terjadi percepatan perkembangan fisik

yang memepengaruhi perkembangan sosial, emosi, intelektual,

perubahan pada minat, pola perilaku, dan nilai-nilai sosial. Apa yang

dianggap penting pada masa kanak-kanak, pada masa remaja sudah

dianggap tidak penting lagi.

d. Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas

Menurut Erikson (Hurlock, 1997 : 208), identitas yang

dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa

peranannya dalam masyarakat. Remaja menunjukkan identitas dirinya

melalui simbol-simbol status untuk mencari perhatian agar dipandang

sebagai individu yang memiliki identitas tertentu pada kelompok

sebaya.

e. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik

Remaja cenderung memandang kehidupan dengan melihat

dirinya dan orang lain berdasarkan apa yang remaja inginkan dan

bukan seperti yang terjadi sebenarnya. Pada masa ini remaja cenderung

memiliki cita-cita yang tidak realistik. Cita-cita remaja ini cenderung

sulit diterima orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja menjadi

kecewa apabila cita-cita yang telah ditetapkan tidak tercapai.

f. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa

Dengan semakin dekatnya usia dewasa, remaja menjadi

gelisah untuk meninggalkan anggapan-anggapan negatif pada masa

Page 38: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

24

remaja. Remaja berusaha menunjukkan pola perilaku yang

dihubungkan dengan status dewasa, berupa merokok, minum minuman

keras, dan terlibat dalam perbuatan seks. Remaja menganggap bahwa

perilaku ini akan memberikan citra dewasa yang mereka inginkan.

Ciri-ciri remaja menunjukkan perubahan yang terjadi pada diri

remaja sebagai gejala khas untuk membedakan masa remaja dari masa

sebelum masa remaja yaitu masa kanak-kanak dan sesudah masa remaja yaitu

masa dewasa. Ciri-ciri remaja tersebut diatas, merupakan gambaran perubahan

menuju kematangan. Proses kematangan ditunjukkan dengan terjadinya

pertumbuhan dan perkembangan pada diri remaja.

3. Perkembangan Diri Remaja

a. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan

fisiologis yang bersifat progresif dan terus-menerus serta berlangsung

dalam proses tertentu (Ali, 2005: 11). Pertumbuhan menimbulkan

bertambahnya berat badan, panjang atau tinggi badan, tulang dan otot

menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan organ tubuh

menjadi lebih sempurna.

Perkembangan merupakan suatu proses perubahan yang bersifat

progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik

psikis yang baru (Ali, 2005: 11). Perkembangan antara lain dipengaruhi

Page 39: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

25

oleh perubahan struktur biologis. Perubahan kemampuan dan karakteristik

psikis sebagai hasil dari perubahan dan kesiapan struktur biologis sering

dikenal dengan istilah kematangan.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling

berkaitan dan keduanya merupakan perubahan yang berasal dari dalam

diri. Pertumbuhan dan perkembangan di pengaruhi oleh lingkungan dan

proses belajar, sedangkan proses belajar hanya mungkin berhasil jika ada

kematangan. Untuk mencapai kematangan, perubahan aspek dalam diri

remaja menimbulkan gejala-gejala yang menjadi ciri-ciri perkembangan

remaja.

b. Ciri-ciri Perkembangan Remaja

1) Perkembangan dan pertumbuhan fisik

Siswa yang berada pada masa remaja mengalami

perkembangan fisik yang cukup pesat sehingga ciri-ciri sebagai

remaja putra dan putri tampak jelas. Perubahan terutama menyangkut

pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan diikuti perubahan bagian

tubuh yang lain, terutama pada bagian tangan, tungkai, dan pinggul

(Soekanto, 1989: 14). Pertumbuhan fisik remaja yang sangat pesat,

seringkali menimbulkan gangguan pada perilaku dan bahkan

menimbulkan rasa asing dengan diri sendiri (Ali, 2005: 24). Untuk

itu, perlu adanya kegiatan-kegiatan olahraga sebagai tempat

penyaluran energi lebih yang dimiliki remaja supaya tidak disalurkan

pada perilaku-perilaku yang negatif.

Page 40: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

26

Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari

adanya perkembangan dalam diri remaja, antara lain (Ali, 2005: 3):

a) Pertumbuhan payudara pada wanita.

b) Pertumbuhan jakun pada pria.

c) Kulit yang semakin halus pada wanita.

d) Otot yang semakin kasar, kuat, dan kekar pada pria.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik

(Ali, 2005: 21-22), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri remaja,

berupa sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tua dan

pertumbuhan fisik remaja yang terjadi karena pengaruh kematangan.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari

luar diri remaja, mencakup kesehatan, gizi yang diperoleh melalui

makanan, dan stimulasi lingkungan berupa pelatihan untuk

meningkatkan percepatan pertumbuhan fisik.

2) Perkembangan intelektual

Menurut Mahfudin Shalahudin (Ali, 2005: 26), intelek adalah

akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan

hubungan dari proses berpikir. Perkembangan intelektual remaja

merupakan proses psikologis yang didalamnya melibatkan proses

memperoleh, menyusun dan menggunakan pengetahuan.

Remaja mulai dapat berpikir logis, menimbang, mengamati,

mengingat, menganalisa, mengevaluasi, dan memecahkan

Page 41: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

27

permasalahan yang berlangsung melalui interaksi dengan

lingkungan.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan

intelektual, yaitu (Ali, 2005: 34):

a) Faktor hereditas

Semenjak dalam kandungan, remaja telah memiliki sifat-sifat

yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial

remaja telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi

kemampuan berpikir setaraf normal, di atas normal, atau di

bawah normal.

b) Faktor lingkungan

Potensi yang ada dalam diri remaja tidak akan berkembang atau

terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi

kesempatan untuk berkembang. Lingkungan penentu

berkembangnya potensi remaja yaitu keluarga dan sekolah.

3) Perkembangan kreativitas

Drevdahl (Hurlock, 1978: 325) mendefinisikan kreativitas

sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi,

produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan

sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Kreativitas dapat berbentuk

seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural

atau metodologis. Perkembangan kreativitas remaja tampak pada

kemampuan remaja untuk mewujudkan suatu keseluruhan dalam

Page 42: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

28

pekerjaan yang merupakan hasil dari berkembangnya aspek

perasaan, moral, dan berpikir logis (Ali, 2005: 49).

Karakteristik kreativitas, antara lain (Torrance dalam Ali,

2005: 53):

a) Memiliki rasa ingin tahu yang besar.

b) Tekun dan tidak mudah bosan.

c) Percaya diri dan mandiri.

d) Merasa tertantang oleh perbedaan.

e) Berani mengambil resiko.

f) Berpikir logis.

Utami Munandar (Ali, 2005: 53) mengemukakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kretivitas adalah usia, tingkat

pendidikan orang tua, tersedianya fasilitas, dan penggunaan waktu

luang.

4) Perkembangan emosi

Emosi merupakan suatu perasaan dan pikiran yang khas,

keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan

untuk bertindak (Daniel Goleman dalam Ali, 2005: 62). Bentuk-

bentuk emosi yaitu amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta,

terkejut, jengkel, dan malu. Kematangan emosi remaja nampak dari

kemampuan remaja untuk menilai situasi secara kritis terlebih dahulu

sebelum bereaksi secara emosional, tidak bereaksi tanpa berpikir

sebelumnya seperti kanak-kanak atau orang yang tidak matang

Page 43: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

29

(Hurlock, 1997: 213). Untuk mencapai kematangan emosi, remaja

harus belajar memperoleh gambaran mengenai situasi-situasi yang

dapat menimbulkan reaksi emosional. Remaja juga dapat mencapai

kematangan emosi melalui katarsis emosi untuk menyalurkan

emosinya, berupa latihan fisik, bermain dan bekerja.

Gejala-gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek

emosi, antara lain (Ali, 2005: 3):

a) Ketidakstabilan emosi pada remaja.

Misalnya mudah menunjukkan sikap emosi yang meluap-luap

seperti mudah menangis, mudah marah, dan mudah tertawa.

b) Remaja semakin mampu mengendalikan diri.

Perkembangan emosi remaja nampak jelas pada perubahan

tingkah lakunya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

perkembangan emosi remaja, yaitu perubahan jasmani, perubahan

pola interaksi dengan orang tua, perubahan interaksi dengan teman

sebaya, perubahan pandangan terhadap dunia luar, dan perubahan

interaksi dengan sekolah.

5) Perkembangan bakat khusus

Bakat khusus atau talenta adalah kemampuan bawaan berupa

potensi yang bersifat khusus dan jika memperoleh kesempatan

berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan tertentu

sesuai potensinya (Ali, 2005: 78). Menurut Conny Semiawan dan

Utami Munandar (dalam Ali, 2005: 79) jenis-jenis bakat khusus

Page 44: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

30

dapat diklasifikasikan, baik yang masih berupa potensi maupun yang

sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu:

a) Bakat akademik khusus, merupakan bakat untuk bekerja dalam

angka-angka, logika bahasa, dan dalam kegiatan akademik

lainnya.

b) Bakat kreatif produktif, merupakan bakat untuk menciptakan

sesuatu yang baru.

c) Bakat seni, merupakan bakat khusus dalam bidang seni.

d) Bakat kinestetik, berupa bakat sepak bola, bulu tangkis, tenis,

tari, dan keterampilan teknik.

e) Bakat sosial, merupakan bakat yang menimbulkan kemahiran

dalam berkomunikasi, negosiasi, menawarkan produk, menjalin

hubungan dengan rang lain, dan memiliki sifat kepemimpinan.

Dengan bakat, individu dapat mencapai prestasi dalam

bidang tertentu. Untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi

diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi.

Secara garis besar, terdapat dua faktor yang mempengaruhi

perkembangan bakat khusus, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu, yaitu minat, motif berprestasi, keberanian mengambil

resiko, keuletan dalam mengambil tantangan, dan kegigihan atau

daya juang dalam menghadapi kesulitan yang terjadi. Faktor

eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan individu

Page 45: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

31

tumbuh dan berkembang. Faktor eksternal meliputi kesempatan

maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana,

dukungan orang tua atau keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan

pola asuh orang tua.

6) Perkembangan hubungan sosial

Ana Alisyahbana (Ali, 2005: 85) mendefinisikan hubungan

sosial sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang di

sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya.

Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi, remaja harus banyak

membuat penyesuaian baru.

Menurut Monks (Rahayu, 2006: 276), perkembangan sosial

remaja dapat dilihat dari adanya dua macam gerakan, yaitu

memisahkan diri dari orangtua dan bergerak menuju kearah teman-

teman sebaya. Karena remaja lebih banyak bersama teman-teman

sebaya sebagai kelompok, maka pengaruh teman-teman sebaya pada

sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar dari

pada pengaruh keluarga. Remaja juga mengalami perubahan dalam

pola hubungan dan pergaulan dengan teman-teman sebaya. Apabila

sebelumnya remaja hanya berteman dengan teman-teman sejenis

saja, sekarang remaja lebih senang berteman dengan teman-teman

lawan jenisnya (Hurlock, 1997: 213).

Dalam proses perkembangan sosial, remaja juga dengan

sendirinya memepelajari proses penyesuaian diri dengan

Page 46: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

32

lingkungannya, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

maupun di lingkungan masyarakat (Ali, 2005: 93).

7) Perkembangan kemandirian

Kemandirian merupakan keberanian mengambil keputusan

yang dilandasi oleh pemahaman akan segala konsekuensi dari

tindakan (Ali, 2005: 110). Kemandirian yang sehat adalah yang

sesuai dengan hakekat manusia paling dasar, yaitu memelihara

eksistensi diri.

Tingkat kemandirian remaja pada umumnya bervariasi dan

menyebar pada tingkatan sadar diri, seksama, individualistik, dan

mandiri (Ali, 2005:116). Sebagai individu yang mandiri, remaja

cenderung mampu berpikir alternatif, bertindak berdasarkan dasar

nilai dalam diri, menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang

lain, dan menghargai kemandirian orang lain

Kemandirian bukanlah potensi yang berkembang hanya

berdasarkan pembawaan sejak lahir, tetapi perkembangannya juga

dipengaruhi oleh lingkungan (Ali, 2005:118). Ada beberapa faktor

yang mempengaruhi perkembangan kemandirian, yaitu gen atau

keturunan, pola asuh orang tua, sistem pendidikan di sekolah, dan

sistem kehidupan di masyarakat.

8) Perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa merupakan kemampuan individu

dalam menguasai kosakata, ucapan gramatikal, dan etika

Page 47: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

33

pengucapannya dalam kurun waktu tertentu (Ali, 2005: 122).

Perkembangan bahasa dipengaruhi perkembangan kognitif.

Kemampuan berpikir formal dan berpikir ilmiah membantu remaja

untuk dapat menyusun hubungan secara teratur, membandingkan

secara kritis dan mengkomunikasikan suatu bahasa.

Sesuai dengan perkembangan psikis remaja yang sedang

berada pada fase mencari jati diri dan identitas, remaja seringkali

membangun dan memiliki bahasa khas remaja. Perkembangan

bahasa remaja sering disebut sebagai bahasa gaul. Gejala-gejala yang

tampak sebagai perkembangan pada aspek bahasa, antara lain (Ali,

2005: 4):

a) Bertambahnya perbendaharaan kata.

b) Kemahiran dan kelancaran dalam menggunakan bahasa dengan

memilih kata-kata secara tepat dan penggunaan tekanan kalimat

dengan tepat.

c) Remaja dapat menyusun bahasa secara baik dan benar untuk

menjabarkan suatu ide atau konsep.

d) Remaja dapat menyusun bahasa secara baik dan benar untuk

meringkas ide dalam deskripsi singkat.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan

bahasa yaitu kemampuan berpikir, pola komunikasi dalam keluarga,

jumlah anggota keluarga, posisi urutan kelahiran, dan kedwibahasaan

atau penggunaan bahasa lebih dari satu dalam keluarga.

Page 48: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

34

9) Perkembangan nilai

Horrocks (Ali, 2005: 134) mendefinisikan nilai sebagai

sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial

membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai

sesuatu yang ingin dicapai. Nilai merupakan suatu tatanan yang

dijadikan panduan oleh remaja untuk menimbang dan memilih

alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu.

Remaja yang berada pada masa mancari jati diri mulai

menyadari pentingnya nilai dan mulai mengembangkan nilai-nilai

baru yang sangat diperlukan sebagai pedoman, pegangan, atau

petunjuk dalam mencari jalan sendiri untuk menumbuhkan identitas

diri menuju kepribadian yang semakin matang. Gejala-gejala yang

ada pada perkembangan nilai, antara lain (Ali, 2005: 4):

a) Terbentuk pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas.

b) Berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan

seharusnya dilakukan serta apa yang dianggap tidak baik dan

tidak boleh dilakukan.

c) Berkembang sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-

norma yang berlaku serta mewujudkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Nilai merupakan aspek yang berkembang dalam diri remaja

melalui interaksi antara aktivitas internal dan pengaruh stimulus

eksternal. Pada awalnya remaja belum memiliki nilai yang dianggap

Page 49: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

35

baik oleh kelompok sosial, setelah berinteraksi dengan lingkungan

remaja akan mulai belajar akan nilai-nilai tertentu yang dianggap

penting oleh kelompok sosial. Faktor lingkungan yang berpengaruh

pada perkembangan nilai mencakup aspek psikologis, sosial, budaya,

dan fisik kebendaan, baik yang terdapat dalam lingkungan keluarga,

sekolah, maupun masyarakat (Ali, 2005: 146).

Pengembangan potensi-potensi, bakat, dan minat yang berguna

untuk perkembangan diri siswa dapat difasilitasi oleh sekolah melalui proses

pendidikan. Pendidikan di sekolah diantaranya terwujud dalam kegiatan

ekstrakurikuler.

4. Siswa Jurusan IPA

Siswa SMA jurusan IPA merupakan siswa yang mempelajari

pelajaran IPA (Kimia, Fisika, Matematika dan Biologi). Mata pelajaran IPA

merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga mata pelajaran IPA bukan hanya kumpulan

penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-

prinsip tetapi merupakan suatu proses penemuan. Tujuan dari pelajaran IPA

adalah sebagai wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

kehidupan sehari-hari dan diarahkan ”untuk mencari” dan ”berbuat” sehingga

Page 50: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

36

dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang

alam sekitar (Depdiknas, 2003: 6).

Risnawati (2005: 10-14) mengklasifikasikan kegiatan belajar siswa

jurusan IPA dalam mempelajari tiap mata pelajaran, yaitu:

a. Siswa bertanya jawab

Siswa bertanya bertanya pada guru mengenai kesulitan-kesulitan di

dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru atau soal-

soal latihan yang dikerjakan sendiri.

b. Siswa berdiskusi

Siswa berdiskusi untuk mengerjakan tugas belajarnya,

memecahkan suatu topik bahasan yang diberikan oleh guru atau

persoalan yang ditemukan sendiri.

c. Siswa bekerja kelompok

Siswa bekerja bersama-sama dengan teman dan membentuk

kelompok untuk melakukan tugas-tugas atau latihan-latihan yang

diberikan oleh guru maupun yang dikerjakan sendiri.

d. Siswa membaca

Siswa membaca pelajaran dalam tiap mata pelajaran IPA (Kimia,

Fisika, Matematika dan Biologi), pada intinya untuk memahami

atau menangkap isi gagasan dari bacaan secara efektif dan efisien.

e. Siswa mencatat

Siswa mencatat hal-hal penting dari bacaan yang dibacanya untuk

membantu siswa dalam mempelajari tiap bahan pelajaran.

Page 51: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

37

f. Siswa berlatih mengerjakan soal-soal latihan

Siswa mengerjakan soal-soal latihan Kimia, Fisika, Matematika

dan Biologi untuk melatih diri dalam memecahkan masalah-

masalah.

g. Siswa melakukan demonstrasi

Siswa dapat menerangkan atau menunjukkan kebenaran bahan

pelajaran yang sedang dipelajari dan melatih siswa dalam

mengembangkan ketrampilan psikomotorik. Siswa memeragakan

dalam sebuah tindakan disertai dangan penjelasan ilustrasi.

h. Siswa melakukan eksperimen

Siswa melakukan percobaan untuk mencoba sesuatu untuk

mengamati proses dari hasil percobaan itu. Tujuan melakukan

eksperimen adalah untuk melatih siswa merancang,

mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan serta

melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik

kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui

percobaan.

i. Siswa melakukan penemuan

Siswa berlatih menemukan hal yang dianggapnya baru dengan cara

memanipulasi objek pada saat melakukan eksperimen sebelum

penarikan kesimpulan.

Page 52: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

38

j. Siswa menggunakan perpustakaan

Siswa mengunjungi perpustakaan untuk mencari buku-buku

pelajaran yang belum dimiliki dan juga dapat menambah

pengetahuan siswa.

k. Siswa melakukan pengulangan bahan pelajaran

Siswa memperhatikan dengan sungguh pada saat penjelasan

pelajaran, memahami bahan pelajaran dengan baik. Tiap-tiap bahan

pelajaran yang telah dipelajari dipahami dengan baik dan disimpan

dalam ingatan kemudian dilakukan pengulangan tiap-tiap bahan

pelajaran dengan baik dalam ingatan jangka panjang.

l. Siswa membuat ringkasan

Siswa membuat ringkasan dari tiap mata pelajaran yang dipelajari,

yang kemudian membantu siswa mengingat bahan pelajaran atau

akan membantu siswa mencari kembali materi-materi yang telah

dipelajari.

m. Siswa melakukan persiapan menempuh ujian.

Siswa mempersiapkan diri sebaik-baiknya, seperti mempelajari

bahan pelajaran, membuat ringkasan, dan mengatur waktu belajar

sebelum menempuh ujian.

Page 53: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, subjek penelitian,

instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk melukiskan variabel atau

kondisi nyata dalam suatu situasi (Furchan, 2005: 447). Penelitian deskriptif

dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian

dilakukan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian metode survei karena penelitian

ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel tertentu dan data

yang dikumpulkan relatif terbatas dari kasus yang relatif besar jumlahnya.

B. SUBJEK PENELITIAN

Menurut Hadjar (1996: 133), subjek penelitian merupakan individu yang

ikut serta dalam penelitian sebagai sumber data. Subjek penelitian ini yaitu siswa

SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dengan jumlah

82 siswa. Namun pada pelaksanaan penelitian, subjek yang hadir sebanyak 80 siswa.

Adapun lasan peneliti memilih siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta sebagai subjek

penelitian adalah sebagai berikut:

Page 54: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

40

1. Program kegiatan ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta tertata rapi,

hal ini memudahkan peneliti dalam mencari data dan melaksanakan

penelitian.

2. Di SMA BOPKRI I Yogyakarta belum pernah ada penelitian yang berkaitan

dengan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga peneliti bertujuan menyumbangkan

penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi SMA BOPKRI I Yogyakarta

dalam menyusun program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

3. Peneliti membatasi penelitian pada kelas XI dengan alasan kelas XI sudah

mengalami kegiatan ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta selama

lebih dari satu tahun sedangkan kelas XII tidak lagi diwajibkan mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler.

Rincian subjek populasi disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Rincian Anggota Populasi Siswa SMA BOPKRI I YogyakartaKelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009

Kelas Jumlah Siswa

XI IPA 1 19

XI IPA 2 22

XI IPA 3 20

XI IPA 4 19

Total Siswa 80

Dari tabel 1, diketahui bahwa populasi penelitian adalah seluruh siswa

SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009.

Page 55: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

41

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Peneliti menggunakan instrumen ”Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler di

Sekolah dan Perkembangan Diri” yang disusun peneliti berdasarkan kegiatan

ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta. Berikut ini peneliti menjelaskan

beberapa hal yang berkaitan dengan kuesioner:

1. Dalam kuesioner ini, responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang

positif terhadap suatu objek. Dalam hal ini, objek kuesioner adalah kegiatan

ekstrakurikuler yang terdapat di SMA BOPKRI I Yogyakarta dan aspek-

aspek perkembangan diri apa saja yang berkembang selama siswa SMA

BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Alternatif jawaban untuk mengetahui

kegiatan ekstrakurikuler yang diminati siswa dinyatakan dalam dua

kategori, yaitu ya dan tidak.

2. Butir-butir pernyataan dalam kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu:

a) Kegiatan ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta,

1) Pramuka

2) Paduan Suara

3) Musik

4) Tari / Karawitan

5) Bahasa Mandarin

6) Bahasa Jepang

7) Basket

Page 56: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

42

8) Volley

9) Futsal

10) Tae Kwon Do

11) Jurnalistik

12) Fotografi

13) PMR (Palang Merah Remaja)

14) DMSC (Pecinta Alam)

15) Karya Ilmiah Remaja

16) TOEIC (Tes Of English For International Comunication)

17) Persekutuan Doa Anak BOSA

18) Katekisasi

b) Aspek-aspek perkembangan diri,

1) Perkembangan dan pertumbuhan fisik

2) Perkembangan intelektual

3) Perkembangan kreativitas

4) Perkembangan emosi

5) Perkembangan bakat khusus

6) Perkembangan hubungan sosial

7) Perkembangan kemandirian

8) Perkembangan bahasa

9) Perkembangan nilai

Page 57: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

43

Kisi-kisi kuesioner penelitian dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3:

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008-2009

No Kegiatan Ekstrakurikuler Nomor Item

(Semua Positif)

Jumlah

Item

1. Pramuka 1 1

2. Paduan Suara 2 1

3. Musik 3 1

4. Tari / Karawitan 4 1

5. Bahasa Mandarin 5 1

6. Bahasa Jepang 6 1

7. Basket 7 1

8. Volley 8 1

9. Futsal 9 1

10. Tae Kwon Do 10 1

11. Jurnalistik 11 1

12. Fotografi 12 1

13. PMR (Palang Merah Remaja) 13 1

14. DMSC (Pecinta Alam) 14 1

15. Karya Ilmiah Remaja 15 1

16. TOEIC 16 1

17. Persekutuan Doa Anak BOSA 17 1

18. Katekisasi 18 1

Total Item 18

Dari tabel 2, diketahui bahwa setiap kegiatan ekstrakurikuler di SMA

BOPKRI I Yogyakarta menjadi item-item pertanyaan instrumen penelitian.

Page 58: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

44

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Aspek-aspek Perkembangan Diri

No Aspek-aspek

Perkembangan Diri

Pilihan Pernyataan Jumlah

Item

1. Perkembangan dan pertumbuhan fisik

Pertumbuhan dan kekuatan fisik

1

2. Perkembangan intelektual Pengetahuan makin bertambah

1

3. Perkembangan kreativitas Mampu menciptakan hal baru / kreatif

1

4. Perkembangan emosi Mampu mengendalikan emosi

1

5. Perkembangan bakat khusus

Meningkatkan bakat 1

6. Perkembangan hubungan sosial

Mampu bersosialisasi 1

7. Perkembangan kemandirian

Mampu mandiri 1

8. Perkembangan bahasa Menguasai bahasa asing 1

9. Perkembangan nilai Mampu melakukan hal baik yang saya yakini

1

Dari tabel 3, diketahui bahwa aspek-aspek perkembangan diri

mendapat pengaruh positif dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

3. Validitas dan reliabilitas kuesioner.

a. Validitas

Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Jenis validitas instrumen

penelitian ini adalah validitas isi, yaitu validitas yang menunjukkan

sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur

Page 59: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

45

(Azwar, 2007: 45). Validitas isi pada umumnya tidak melibatkan

perhitungan statistik melainkan hanya analisis rasional, yaitu pada

penilaian subjektif. Selanjutnya, validitas isi terbagi menjadi dua tipe

yaitu validitas muka dan validitas logik. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan validitas muka. Validitas muka adalah penilaian terhadap

format penampilan alat ukur, apabila penampilan alat ukur telah

meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang

hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas muka telah

terpenuhi.

Adapun upaya yang dilakukan peneliti untuk mengusahakan

validitas isi dari alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan

mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing, dosen

penelitian BK, dan guru BK di SMA BOPKRI I Yogyakarta untuk

memperhatikan bahasa dan kejelasan isi kuesioner ini.

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah taraf di mana tes mampu

menunjukkan konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang

mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 1999:83).

Kuesioner penelitian ini merupakan instrumen untuk mengetahui sesuatu

yang sudah pasti yaitu keikutsertaan siswa pada kegiatan ekstrakurikuler

di sekolah, sehingga dianggap tidak memerlukan penghitungan koefisien

realibilitas secara statistik.

Page 60: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

46

D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data penelitian sesuai dengan jam Bimbingan dan Konseling

di SMA BOPKRI I Yogyakarta, agar tidak mengganggu mata pelajaran lain. Pada

tabel 4, disajikan jadwal pelaksanaan pengumpulan data penelitian di setiap kelas.

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian

Tanggal Kelas Waktu Jumlah

Siswa dan Siswi

12 November 2008 XI IPA 1 11.15 19

13 November 2008 XI IPA 3 10.30 22

15 November 2008 XI IPA 4 10.10 20

17 November 2008 XI IPA 2 11.15 19

Total Siswa 80

Dari tabel 4, diketahui bahwa pelaksanaan pengumpulan data

disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh SMA BOPKRI I

Yogyakarta.

Sebelum kuesioner dibagikan, peneliti memberikan penjelasan tentang

maksud dan tujuan pengisian kuesioner. Peneliti membagikan kuesioner, kemudian

memberikan penjelasan mengenai petunjuk pegerjaan kuesioner kegiatan

ekstrakurikuler. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan

kuesioner dan memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-

hal yang belum dimengerti.

Page 61: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

47

Sewaktu mengerjakan kuesioner kegiatan ekstrakurikuler, suasana

masing-masing kelas cukup tenang dan siswa sungguh-sungguh mengerjakan dengan

serius. Setelah siswa selesai mengerjakan, peneliti meminta siswa untuk memeriksa

kembali jawaban yang terlewati atau tidak terisi. Setelah seluruh kuesioner kegiatan

ekstrakurikuler terkumpul kembali, peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan

para siswa untuk mengerjakan kuesioner kegiatan ekstrakurikuler.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Langkah-langkah yang digunakan untuk analisis data adalah sebagai

berikut:

1. Menghitung persentase keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah.

2. Mengelompokkan manfaat yang diperoleh dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler menurut siswa.

Page 62: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti memaparkan hasil penelitian beserta

pembahasannya. Hasil penelitian merupakan jawaban atas masalah yang

dikemukakan.

A. HASIL PENELITIAN

1. Partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran

2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Pada penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mengikuti

ekstrakurikuler, namun diitemukan juga sebagian kecil siswa tidak mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler. Rincian siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI IPATahun Pelajaran 2008-2009 yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Siswa yang Mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler

Siswa yang Tidak Mengikuti Kegiatan

Ekstrakurikuler

Populasi

Siswa % Siswa %

80 50 62,5 30 37,5

Dari tabel 5, diketahui bahwa para siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah sebanyak 50 siswa, yaitu 62,5 % dari seluruh siswa

Page 63: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

49

SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009.

Rincian kegiatan ekstrakurikuler yang dikuti, disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Kegiatan Ekstrakurikuler yang Diikuti Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009*

No. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta

Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti

Banyaknya Siswa yang Mengikuti Kegiatan

Ekstrakurikuler

1. Pramuka Pramuka 72. Paduan Suara Paduan Suara 43. Musik Musik 34. Tari / Karawitan Tari / Karawitan 175. Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin 166. Basket Basket 57. Volley Volley 38. Futsal Futsal 79. Tae Kwon Do Tae Kwon Do 510. Jurnalistik Jurnalistik 611. Fotografi Fotografi 912. PMR (Palang Merah

Remaja)PMR (Palang Merah Remaja)

4

13. DMSC (Pecinta Alam) DMSC (Pecinta Alam) 714. Karya Ilmiah Remaja Karya Ilmiah Remaja 1815. TOEIC TOEIC 1716. Persekutuan Doa Anak

BOSAPersekutuan Doa Anak BOSA

4

17. Bahasa Jepang -18. Katekisasi -

*Siswa dapat mengikuti lebih dari satu kegiatan ekstrakurikuler

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa:

a. Dari 18 kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah,

terdapat 16 kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih dan diikuti oleh

siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran

2008-2009.

Page 64: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

50

b. Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak diikuti oleh siswa SMA BOPKRI

I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 adalah

ekstrakurikuler bahasa Jepang dan katekisasi.

c. Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib tetapi tidak diikuti

oleh semua siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun

pelajaran 2008-2009

2. Manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta,

yaitu:

a. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan intelektual, karena kegiatan pramuka berisi kegiatan

yang mengandung pendidikan. Dengan mengikuti kegiatan pramuka,

siswa dapat mengetahui kecakapan-kecakapan kepramukaan,

diantaranya berupa baris-berbaris, penggunaan tali-temali,

semaphore, dan mencari jejak.

2) Perkembangan hubungan sosial, karena dalam kegiatan pramuka,

siswa dididik dan dituntut agar mampu berkerjasama dalam sebuah

kelompok. Kelompok dalam kegiatan pramuka mengembangkan

sikap saling menghargai antara satu sama lain dan bergotong-royong

dengan tanggung jawab melaksanakan tujuan kelompok.

Page 65: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

51

3) Perkembangan kemandirian, karena dengan mengikuti kegiatan

halang rintang dan mencari jejak dalam kepramukaan, siswa dituntut

untuk dapat berani dan berdasarkan kemampuan sendiri dapat

memecahkan permasalahan yang ada.

4) Perkembangan nilai, karena tujuan kegiatan pramuka berupaya

menciptakan semangat patriotisme dan memiliki nilai-nilai

Pancasila.

b. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan kreativitas, karena kegiatan paduan suara melatih

siswa untuk dapat mengembangkan keahlian dalam membaca not

lagu dan nada. Siswa juga dilatih untuk dapat berkreasi dengan

kemampuan olah vokal.

2) Perkembangan bakat khusus, karena bakat atau talenta siswa yang

berkaitan dengan olah vokal dapat dilatih dan dikembangkan.

3) Perkembangan hubungan sosial, karena pelatihan dalam kegiatan

paduan suara berbentuk latihan kelompok dan tentu saja kegiatan

paduan suara melatih kemampuan olah vokal dalam bentuk sebuah

kolaborasi dari kelompok vokal yang biasa disebut koor.

c. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik atau band,

maka perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan

adalah:

Page 66: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

52

1) Perkembangan kreativitas, karena kegiatan ekstrakurikuler musik

atau band melatih siswa untuk mampu berkreasi dengan alat-alat

musik yang ada dan mengembangkan aliran-aliran musik yang

sesuai dengan minat siswa.

2) Perkembangan bakat khusus, karena bakat maupun talenta,

khususnya bakat musik siswa dilatih dan dikembangkan dengan

mengikuti kegiatan musik atau band ini.

3) Perkembangan hubungan sosial, karena kegiatan ekstrakurikuler

musik atau band dilatih berdasarkan kelompok, berupa kolaborasi

dari penggunaan beberapa alat musik. Kelompok-kelompok musik

atau grup musik ini menuntut kerjasama dan adanya sikap saling

memahami.

d. Apabila siswa mengikuti kegiatan tari atau karawitan, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan fisik, karena kegiatan ekstrakurikuler tari atau

karawitan merupakan kegiatan fisik dalam bentuk gerakan tari yang

melibatkan aktivitas anggota tubuh

2) Perkembangan emosi, karena kepuasan dalam mengikuti suatu

kegiatan seni dan keuletan dalam berlatih merupakan salah satu

pemenuhan dimensi emosional.

3) Perkembangan kreativitas, karena kegiatan ekstrakurikuler tari atau

karawitan melatih siswa dalam kemampuan menari dan menciptakan

Page 67: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

53

kreasi gerakan untuk menciptakan bentuk-bentuk tarian yang baru

dan menarik.

4) Perkembangan bakat khusus, karena siswa yang memiliki bakat

menari semakin terdorong untuk melatih dan mengembangkan bakat

khusus tersebut.

5) Perkembangan hubungan sosial, karena kerjasama sangat dituntut

pada saat menari dan menciptakan paduan gerak dalam pelatihan tari

dan karawitan.

e. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bahasa Mandarin,

maka perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan

adalah:

1) Perkembangan intelektual, karena kegiatan ekstrakurikuler bahasa

Mandarin memberikan pengetahuan baru bagi siswa mengenai adat-

istiadat, budaya, pola pikir, tatanan negara, teknologi dan segala hal

yang berkaitan dengan negara Cina.

2) Perkembangan bahasa, karena kegiatan ekstrakurikuler bahasa

Mandarin melatih siswa untuk dapat menggunakan dan

berkomunikasi dengan bahasa Mandarin.

f. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bahasa Jepang, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan intelektual, karena kegiatan ekstrakurikuler bahasa

Jepang memberikan pengetahuan baru bagi siswa mengenai tentang

Page 68: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

54

adat-istiadat, budaya, pola pikir, tatanan negara, teknologi dan segala

hal yang berkaitan dengan negara Jepang.

2) Perkembangan bahasa, karena kegiatan ekstrakurikuler bahasa

Jepang melatih siswa untuk dapat menggunakan dan berkomunikasi

dengan bahasa Jepang.

g. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan fisik, karena kegiatan ekstrakurikuler basket

merupakan kegiatan olahraga yang berbentuk kegiatan jasmani

untuk merangsang aktivitas organ-organ tubuh

2) Perkembangan emosi, karena kepuasan dalam mengikuti suatu

pertandingan adalah salah satu pemenuhan dimensi emosional.

3) Perkembangan bakat khusus, karena pelatihan kegiatan

ekstrakurikuler basket berupaya menyalurkan dan mengembangkan

bakat dan kemampuan bermain basket.

4) Perkembangan hubungan sosial, karena olahraga basket merupakan

kegiatan dalam bentuk kelompok atau tim. Kebersamaan,

kepedulian, dan solidaritas dalam sebuah tim sangat dituntut.

h. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola volley, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan fisik, karena kegiatan ekstrakurikuler bola volley

merupakan kegiatan olah fisik.

Page 69: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

55

2) Perkembangan emosi, karena dengan melakukan suatu kegiatan

yang sesuai kebutuhan dan keinginan, menghadapi situasi kalah

ataupun menang dalam sebuah pertandingan memberikan kepuasan

tersendiri.

3) Perkembangan bakat khusus, karena pelatihan kegiatan

ekstrakurikuler volley berupaya menyalurkan dan mengembangkan

bakat dan kemampuan bermain bola volley.

4) Perkembangan hubungan sosial, karena volley merupakan olahraga

kelompok atau tim. kebersamaan, kepedulian, dan solidaritas dalam

sebuah tim.

i. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan fisik, karena kegiatan ekstrakurikuler futsal

merupakan kegiatan olahraga yang berbentuk kegiatan jasmani

untuk merangsang aktivitas organ-organ tubuh.

2) Perkembangan emosi, karena katarsis emosi melalui kegiatan

olahraga juga dapat membantu stabilitas emosi siswa.

3) Perkembangan bakat khusus, karena kegiatan ekstrakurikuler futsal

menyalurkan dan mengembangkan bakat dan kemampuan bermain

futsal.

Page 70: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

56

4) Perkembangan hubungan sosial, karena kebersamaan, kepedulian,

dan solidaritas dalam sebuah tim dibutuhkan untuk memainkan pola

permainan futsal.

j. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tae kwon do, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan fisik, karena kegiatan ekstrakurikuler taekwondo

merupakan kegiatan yang berbentuk kegiatan olah fisik untuk

menciptakan gerakan beladiri.

2) Perkembangan emosi, karena pelatihan kegiatan tae kwon do tidak

hanya melatih kemampuan bertarung, melainkan juga membantu

siswa semakin mampu mengendalikan emosi.

3) Perkembangan bakat khusus, karena kegiatan ekstrakurikuler

taekwondo menyalurkan dan mengembangkan bakat dan

kemampuan tae kwon do.

4) Perkembangan hubungan sosial, karena pelatihan kegiatan tae kwon

do juga mengajarkan sikap hormat dan menghargai orang lain.

k. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan intelektual, karena dengan mengikuti kegiatan

jurnalistik, siswa dapat mengetahui tata penulisan berdasarkan ejaan

yang tepat, metode menulis berita, dan kemampuan jurnalistik

lainnya.

Page 71: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

57

2) Perkembangan kreativitas, karena kegiatan jurnalistik menuntut

kemampuan dan kreasi menulis dari para siswa yang menjadi

reporter.

3) Perkembangan bakat khusus, karena kegiatan ekstrakurikuler

jurnalistik menyalurkan dan mengembangkan bakat dan kemampuan

menulis siswa.

4) Perkembangan bahasa, karena pelatihan kegiatan jurnalistik

membuat siswa mampu menyusun hubungan kosakata maupun

kalimat secara teratur, membandingkan secara kritis, dan

mengkomunikasikan dalam sebuah informasi.

l. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fotografi, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan intelektual, karena kegiatan fotografi melatih siswa

untuk bisa menggunakan kamera dan mengetahui tata foto yang

baik.

2) Perkembangan kreativitas, karena siswa dapat dengan leluasa

mengembangkan ide dan kemampuan diri dalam mencari sebuah

hasil foto yang baik.

3) Perkembangan bakat khusus, karena kegiatan ekstrakurikuler

fotografi menyalurkan dan mengembangkan bakat dan kemampuan

mendokumentasikan suatu hal, kejadian, dan kegiatan dalam bentuk

foto.

Page 72: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

58

m. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan hubungan sosial, karena kegiatan PMR merupakan

pelaksanaan kegiatan sosial. Kegiatan yang menekankan kepedulian

terhadap sesama yang membutuhkan akan menumbuhkan rasa

solidaritas antarsesama dan menumbuhkan kepekaan siswa terhadap

sesama yang menderita.

2) Perkembangan nilai, karena kegiatan PMR membuat siswa memiliki

nilai empatisitas, tanggung jawab terhadap kewajiban, dan sikap rela

berkorban.

n. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler DMSC (pecinta

alam), maka perkembangan diri remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan fisik, karena kegiatan DMSC atau pecinta alam

merupakan kegiatan yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan

fisik untuk dapat mempertahankan diri menghadapi situasi alam

ataupun perubahan cuaca.

2) Perkembangan hubungan sosial, karena kegiatan ini memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan sesama melalui

aktivitas yang merangsang partisipasi dan kerjasama.

3) Perkembangan kemandirian, karena kegiatan DMSC atau pecinta

alam tidak hanya melatih siswa berkerjasama dan berkelompok, tapi

juga melatih siswa untuk tidak selalu bergantung pada orang lain.

Page 73: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

59

Siswa dilatih untuk berani, percaya akan kemampuan diri, serta

menuntut keberanian mengambil keputusan dalam situasi apapun.

o. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karya ilmiah remaja,

maka perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan

adalah:

1) Perkembangan intelektual, karena dengan mengikuti kegiatan karya

ilmiah remaja, siswa dilatih untuk mengetahui, menilai, meneliti,

membandingkan dan mengevaluasi serta merepresentasikan suatu

ide atau situasi sosial dalam bentuk karangan ilmiah.

2) Perkembangan kreativitas, karena egiatan ini dirancang untuk

meningkatkan kreativitas siswa dalam menghasilkan komposisi,

produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru melalui

karya tulis ilmiah mengenai hal yang berkembang di masyarakat.

3) Perkembangan bahasa, karena dalam pembuatan karya ilmiah, siswa

dituntut untuk mampu membuat tata bahasa formal dan ilmiah dalam

menganalisis maupun mempresentasikan suatu hal yang menjadi

topik penelitian siswa.

4) Perkembangan nilai, karena dalam membuat dan meracang sebuah

karya ilmiah, siswa selalu akan dituntut pada pedoman nilai-nilai

yang ada dalam masyarakat.

p. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler TOEIC, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

Page 74: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

60

1) Perkembangan intelektual, karena kegiatan ekstrakurikuler TOEIC

memberikan pengetahuan baru bagi siswa mengenai negara Inggris.

Siswa juga menjadi tahu tentang adat-istiadat, budaya, pola pikir,

tatanan negara, teknologi dan segala hal yang berkaitan dengan

negara Inggris.

2) Perkembangan bahasa, karena kegiatan ekstrakurikuler TOEIC

melatih siswa untuk dapat menggunakan dan berkomunikasi dengan

bahasa Inggris.

q. Apabila siswa mengikuti kegiatan persekutuan doa anak BOSA, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan hubungan sosial, karena kegiatan persekutuan doa

merupakan perkumpulan siswa yang bertugas mempersiapkan

kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah. Kerjasama siswa untuk

mempersiapkan setiap kegiatan agar berjalan dengan lancar dapat

mengembangkan kecakapan sosial siswa.

2) Perkembangan nilai, karena persekutuan doa merupakan kegiatan

yang didasari nilai-nilai kerohanian dan religiusitas.

r. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler katekisasi, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1) Perkembangan intelektual, karena kegiatan katekisasi memberikan

pelatihan pada siswa yang beragama Katholik untuk dapat

Page 75: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

61

mempersiapkan diri menuju pengalaman iman atau persiapan

sakramen.

2) Perkembangan nilai, karena pelatihan katekisasi melatih dasar-dasar

menuju pengalaman sakramen, sehingga nili-nilai yang

dikembangkan yaitu nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan.

B. PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian di bawah ini berdasarkan pada kajian

teoritis. Pembahasan penelitian kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan

perkembangan diri adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak 62,5 % dari seluruh siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI

IPA tahun pelajaran 2008-2009 mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan di sekolah. Serta sekurangnya 37,5 % siswa SMA BOPKRI I

Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 tidak mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dapat diketahui bahwa terdapat 37,5 %

siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009

tidak mengalami proses belajar yang memungkinkan siswa mengembangkan

perkembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler

2. Kegiatan ekstrakurikuler yang banyak diikuti oleh siswa SMA BOPKRI I

Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 yaitu:

a. Tari atau karawitan, diikuti oleh 17 siswa dari 50 siswa SMA BOPKRI I

Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009.

Page 76: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

62

b. Bahasa Mandarin, diikuti oleh 16 siswa dari 50 siswa SMA BOPKRI I

Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009.

c. Karya ilmiah remaja, diikuti oleh 18 siswa dari 50 siswa SMA BOPKRI

I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009.

d. TOEIC (Tes Of English For International Comunication), diikuti oleh 17

siswa dari 50 siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun

pelajaran 2008-2009.

3. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta

kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 meberikan manfaat pada aspek-

aspek perkembangan diri. Berdasarkan ekstrakurikuler yang banyak diikuti

oleh siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-

2009, dapat diketahui bahwa perkembangan diri yang terbina antara lain

perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan kreativitas,

perkembangan bakat khusus, perkembangan hubungan sosial,

perkembangan kreativitas, perkembangan bahasa, dan perkembangan nilai.

4. Kecendrungan minat siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun

pelajaran 2008-2009 mengarah pada kegiatan ekstrakurikuler yang

mengembangkan minat seni, bahasa, dan karya ilmiah. Sementara kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati oleh kebanyakan siswa

SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009.

5. Kegiatan ekstrakurikuler dengan sendirinya sejalan dengan tujuan

pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler yang bermuara pada pembentukan

Page 77: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

63

manusia seutuhnya, sebagaimana tercakup dalam rumusan tujuan

pendidikan nasional. Kegiatan ekstrakurikuler yang banyak diikuti oleh

siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009

dengan SK Dirjen Dikdasmen No. 226/C/Kep/1992 membantu siswa

memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,

berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

6. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan kegiatan wajib, tetapi tidak

diikuti oleh seluruh siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun

pelajaran 2008-2009.

Page 78: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini, peneliti menyajikan ringkasan, kesimpulan, dan saran.

Bagian ringkasan memuat secara ringkas rumusan masalah, jenis penelitian,

subjek penelitian, instrumen penelitian, dan hasil penelitian. Bagian kesimpulan

memuat kesimpulan dari masalah yang diteliti. Kemudian, disajikan beberapa

saran bagi beberapa pihak.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Sebanyak 62,5 % siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun

pelajaran 2008-2009 mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan sekolah.

2. Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-

2009 lebih banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dapat

mengembangkan minat seni, bahasa, dan karya ilmiah.

3. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta dapat menunjang

perkembangan diri siswa. Perkembangan diri yang dialami, yaitu:

perkembangan intelektual, perkembangan kreativitas, perkembangan

bahasa, perkembangan dan pertumbuhan fisik, perkembangan emosi,

perkembangan bakat khusus, perkembangan hubungan sosial,

perkembangan nilai, dan perkembangan kemandirian.

Page 79: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

65

4. Berdasarkan tujuan pendidikan, siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas

XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 memperoleh pengetahuan dan

keterampilan, sehat jasmani dan rohani, rkepribadian yang mantap dan

mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

5. Berdasarkan penelitian ini, siswa kelas IPA tetap bersedia mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah meskipun kegiatan

belajar di kelas IPA cukup padat.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian ini, peneliti mengemukakan berapa saran:

1. Untuk pihak sekolah SMA BOPKRI I Yogyakarta

a. Bagi pihak sekolah khususnya Kepala Sekolah dan Wakil Kepala

Sekolah agar memberikan perhatian lebih pada kegiatan

ekstrakurikuler pramuka yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler

wajib tetapi tidak banyak dikuti oleh siswa SMA BOPKRI I

Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009.

b. Berupaya untuk lebih mengembangkan program yang banyak diikuti

oleh siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran

2008-2009. Kegiatan ekstrakurikuler yang banyak diikuti diantaranya

kegiatan ekstrakurikuler tari atau karawitan, bahasa Mandarin, karya

ilmiah remaja, dan TOEIC. Sehingga pengembangan seni, bahasa, dan

karya ilmiah yang terkandung dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut

semakin dapat mengembangkan potensi, bakat, dan minat siswa.

Page 80: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

66

c. Sebaiknya lebih mengembangkan program kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan yang kurang diminati supaya diikuti oleh siswa SMA

BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009,

karena pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler katekisasi dan

persekutuan anak bosa dapat mengembangkan moral dan keimanan

kepada Tuhan.

2. Untuk Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan

Pelayanan bidang kesiswaan sebaiknya lebih ditingkatkan, sehingga

sebagian kecil siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun

pelajaran 2008-2009 yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah tetap mendapat pembinaan untuk mengembangkan perkembangan

diri mereka.

3. Untuk Tenaga Bimbingan di SMA BOPKRI I Yogyakarta

Tenaga bimbingan membantu memberikan masukan serta membantu

menyusun program kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat

siswa. Turut serta merealisasikan program tersebut dalam kegiatan

ekstrakurikuler. Selain itu, pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan

untuk memotivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler demi

perkembangan diri siswa.

4. Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta

Para siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta diharapkan ikut berpartisipasi

secara aktif dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler karena dengan

Page 81: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

67

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, perkembangan diri siswa terbina

dengan baik.

Page 82: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. dan Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, S. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________ 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdikbud. 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 - 2009. Jakarta.

________ Dirjen Dikdasmen. Direktorat Pembinaan Kesiswaan. 1990. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler sebagai Salah Satu Jalur Pembinaan Kesiswaan. Jakarta

________ Dirjen Dikdasmen. Direktorat Pembinaan Kesiswaan. 1992. Pola Pengembangan dan Pembinaan Kesiswaan. Jakarta

Depdiknas. 2003. Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas.

________ 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Depdiknas.

Effendi, I. 2002. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Nasiona Gunung Leuser di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Thesis Program Pasca Sarjana. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Furchan, A. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Pendidikan Kuantitatif dalam Pendidikan. Bandung: Raja Grafindo persada.

Hurlock, E. B. 1978. Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

___________. 1997. Psikologi Perkembangan: Suatu Penekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Page 83: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

69

Intania, Ogi I. 2003. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian IPB.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Munandar, Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan; Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nasdian, Fredian Tonny. 2004. Pengembangan Masyarakat (Community Development). Bogor: Fakultas Pertanian IPB.

Program Pendidikan di SMA Bopkri I Yogyakarta. 2008. Yogyakarta: SMA Bopkri I Yogyakarta.

Rahayu, Siti dkk. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Risnawati, Kristina Nidya. 2005. Hubungan Kebiasaan Belajar dan Hasil Akademis dalam Mata Pelajaran IPA . Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Rosari, E. Trevi Asti. 2003. Survei jenis-jenis kegiatan yang diminati siswa-siswi kelas I dan II SMU Padmawijaya Klaten tahun ajaran 2002/2003 sebagai masukan penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan kegiatan ekstrakurikuler. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Soekanto, S. 1989. Remaja dan Masalah-masalahnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Suharsono, Drs. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: CV. Widya Karya

Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Winkel, W. S. dan Hastuti, M. M. Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Page 84: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

LAMPIRAN

Page 85: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

Lampiran 1 70

Page 86: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

Lampiran 2 71

Page 87: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

Lampiran 3 72

Page 88: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

Lam

piran

473

Page 89: PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA ...repository.usd.ac.id/19815/2/021114059_Full.pdf · kegiatan ekstrakurikuler keagamaan cenderung tidak diminati, (5) dari

74