PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · pengembangan modul bimbingan belajar pkn...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · pengembangan modul bimbingan belajar pkn...
PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR PKn BERBASIS
KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH
DI KELAS III SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
FERIDIANA TELAUMBANUA
NIM: 101134216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR PKn BERBASIS
KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH
DI KELAS III SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
FERIDIANA TELAUMBANUA
NIM: 101134216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(Yoh 15: 5)
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa
tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.
(Ams 22: 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
SKRIPSI ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Seluruh Persaudaraan OSF Sibolga
Para Dosen Pembimbing
Keluargaku Tercinta
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juni 2014
Peneliti
FeridianaTelaumbanua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Feridiana Telaumbanua
No. Mahasiswa : 101134216
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
“PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR PKn BERBASIS
KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH
DI KELAS III SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA” beserta perangkat
yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
PadaTanggal 11 Juni 2014
Yang menyatakan
Feridiana Telaumbanua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Telaumbanua, Feridiana (2014). Pengembangan Modul Bimbingan Belajar PKn
Berbasis Kecerdasan Linguistik Pada Siswa Berprestasi Rendah Di Kelas
III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur
pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada
siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta, (2)
mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar PKn berbasis
kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius
Gayam I Yogyakarta, (3) mengetahui hasil uji coba produk modul bimbingan
belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi rendah
siswa kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur
pengembangan modul yang digunakan adalah modifikasi pengembangan dan
langkah-langkah penelitian R&D dari Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan
masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe), (4) validasi desain,
(5) revisi desain, dan (6) uji coba desain. Uji coba desain melibatkan 10 siswa
kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta yang dilaksanakan pada bulan April
2014.
Hasil penelitian ini adalah modul bimbingan belajar PKn berbasis
kecerdasan linguistik. Modul yang dikembangkan mendapat kualitas yang baik
dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran PKn berdasarkan hasil validasi
dari pakar Bahasa Indonesia, pakar pembelajaran PKn, pakar multiple
intelligences, dan guru PKn. Hal itu ditunjukkan dengan rerata produk yang
memperoleh skor 4.64 dan termasuk kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek:
(1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4)
keterampilan berbahasa yaitu berbicara, (5) topik dan (6) metodologi. Uji coba
modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan
prestasi siswa dalam memahami materi tentang kekhasan bangsa Indonesia. Hal
ini terbukti dari rata-rata pretest dengan skor 60.35 dan posttest dengan skor 66.7.
Kata kunci: metode penelitian dan pengembangan, modul bimbingan belajar,
kecerdasan linguistik, prestasi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Telaumbanua, Feridiana (2014). PKn Tutoring Module Development Based on
Linguistics Intelligence for the Third Grade Underachieving Students of
Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta. A thesis. Yogyakarta:
Elementary School Teachers Education Study Program of Sanata Dharma
University.
This research aims to (1) describe the procedure of linguistics-intelligence
based PKn tutoring module development applied for the third grade
underachieving students of Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta, (2)
know the validation‟s result of the product‟s quality of the linguistics-intelligence
based PKn tutoring module applied to the third grade underachieving students of
Kanisius Gayam I Elementary School Yogyakarta, (3) observe whether the
product trial‟s result of the linguistics-intelligence based PKn tutoring module
increase the performance of the third grade underachieving students of Kanisius
Gayam I Elementary School Yogyakarta.
This research is a research and development (R&D). The module
development procedures conducted in this research is a modification of the
development and research steps developed by Sugiyono which includes: (1)
potentials and problems, (2) data collection, (3) product design (prototype), (4)
design validation, (5) design revision, and (6) design trials. The design trials
involve 10 of the third grade students of Kanisius Gayam I Elementary School
Yogyakarta which were conducted on April 2014.
The outcome of this research is a linguistics-intelligence based PKn
tutoring module. The developed module has gained good quality and is feasible
for further application for PKn teaching according to the validation‟s result of
some experts of Bahasa Indonesia, PKn, multiple intelligences, and PKn teachers.
The product‟ average score shows the quality by gaining the score of 4.64 and is
considered as “very good” concerning the aspects of: (1) purpose and approach,
(2) design and organization, (3) content, (4) linguistics competence, namely
speaking, (5) topic, and (6) methodology. The trials of this linguistics-intelligence
based PKn tutoring module improves students‟ achievement in comprehending
the materials about the characteristics of Indonesia. The mean scores of the pretest
and posttest show this achievement by gaining the average score of 60.35 for the
pretest, and 66.7 for the posttest.
Key words: research and development (R&D), tutoring module, linguistics
intelligence, underachievement.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Kemuliaan dan syukur kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus, atas
kelimpahan kasih dan rahmat-Nya yang luar biasa sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Bimbingan Belajar
PKn Berbasis Kecerdasan Linguistik Pada Siswa Berprestasi Rendah di Kelas III
SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak, baik berupa sumbangan pikiran, waktu, tenaga maupun
kerelaan dan kesabaran dalam membimbing peneliti selama proses penyusunan
skripsi ini hingga selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini, peneliti
menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus dan penuh kasih kepada:
1. Rohandi, Ph. D selaku Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A selaku Ketua Prodi PGSD
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J.,M.S.T selaku Pembimbing I, yang dengan sabar
dan rela membimbing dan menyediakan waktu, tenaga, pikiran selama proses
penyusunan skripsi ini.
4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi.,M.Psi selaku Pembimbing II yang telah
berkenan memberikan dukungan dan membimbing peneliti selama proses
penyusunan skripsi ini.
5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi PGSD, yang memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti ujian sarjana mempertahankan
skripsi ini.
6. Para Dosen PGSD yang telah membimbing dan mendidik peneliti selama
menimba ilmu di PGSD.
7. Sekretariat PGSD, yang selalu ramah dalam memberikan informasi dan
kemudahan dalam berbagai urusan administrasi sehingga peneliti tidak
menghadapi rintangan yang berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Elisabeth Listriyani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Gayam I
Yogyakarta, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan
skripsi ini.
9. Margareta Novida Siahaan, S.Pd selaku guru kelas III SD Kanisius Gayam I
Yogyakarta, yang telah membantu peneliti mengumpulkan data yang
digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Siswa kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014
yang telah mendukung pelaksanaan penelitian.
11. Pemimpin Regio dan seluruh persaudaraan OSF Sibolga, yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada peneliti untuk studi PGSD
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
12. Para Saudariku Komunitas Saudara Leo Yogyakarta, yang dengan penuh kasih
memberikan dukungan lewat cinta dan doa.
13. Orang tua dan saudara-saudariku yang selalu memberikan dukungan,
perhatian dan cinta kepada peneliti untuk tetap setia menjalani tugas perutusan
studi di PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
14. Teman-teman seperjuangan: Marsel, Cahyo, Dwi, Huda, Resti, dan Candra
yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi
ini.
15. Teman-teman PGSD‟10 kelas B yang selalu memberi warna dan tawa selama
perkuliahan yang membuat kehidupan kuliah menjadi lebih bermakna.
16. Kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan, yang telah memberikan
dukungan kepada peneliti.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
peneliti tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
banyak pihak.
Yogyakarta, 2014
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4
E. Definisi Operasional...................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 7
A. Teori Multiple Intelligences .......................................................................... 7
1. Inteligensi ................................................................................................ 7
2. Multiple Intelligences .............................................................................. 8
3. Karakteristik konsep kecerdasan ganda .................................................. 9
4. Jenis-jenis Inteligensi ............................................................................ 10
5. Prinsip Umum Pengembangan Multiple Intelligences .......................... 13
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Inteligensi ...................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Kecerdasan Linguistik (linguistic intelligence) .......................................... 16
1. Pengertian Kecerdasan Linguistik ......................................................... 16
2. Ciri-Ciri Kecerdasan Linguistik ............................................................ 17
3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Linguistik...................................... 18
C. Prestasi Belajar ............................................................................................ 19
1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................................... 19
2. Prestasi Rendah ..................................................................................... 20
D. Modul .......................................................................................................... 21
1. Ciri-ciri Modul ...................................................................................... 22
2. Unsur-Unsur Yang Terdapat Dalam Modul .......................................... 22
E. Bimbingan Belajar ...................................................................................... 24
1. Pengertian Bimbingan Belajar .............................................................. 24
2. Tujuan Bimbingan Belajar .................................................................... 24
3. Fungsi Bimbingan Belajar ..................................................................... 25
4. Peran Guru dalam Bimbingan Belajar .................................................. 26
F. Materi dalam Modul .................................................................................... 27
1. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan ................................................. 27
2. Tujuan PKn ........................................................................................... 28
3. Mengenal Kekhasan Bangsa Indonesia ................................................. 29
G. Tinjauan Penelitian yang Relevan ............................................................... 30
H. Kerangka Bepikir ........................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 34
B. Jenis Penelitian ............................................................................................ 34
C. Posedur Pengembangan .............................................................................. 34
D. Pupulasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 38
E. Treatment (Perlakuan) ................................................................................. 39
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 40
G. Instrumen Penelitian.................................................................................... 43
H. Validasi Desain ........................................................................................... 45
1. Data Validasi Guru PKn dan Revisi Produk............................................ 45
2. Data Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia dan Revisi Produk.............. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Data Validasi Pakar Pembelajaran PKn dan Revisi Produk .................... 47
4. Data validasi Pakar Multiple Intelligences dan Revisi Produk ................ 50
I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 52
1. Analisis Data Validasi Pakar ................................................................... 52
2. Analisis Hasil Uji Coba Modul (pretest dan posttest) ............................. 54
BAB IV PELAKSANAAN DAN DATA ANALISIS .................................... 56
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 56
1. Sebelum Penelitian ................................................................................ 56
2. Selama Penelitan ................................................................................... 59
B. Data dan Analisis ........................................................................................ 62
1. Hasil Belajar ......................................................................................... 62
2. Tanggapan siswa terhadap modul ........................................................ 64
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 67
A. Kesimpulan ................................................................................................. 67
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 68
C. Saran ............................................................................................................ 68
DAFTA PUSTAKA ......................................................................................... 69
LAMPIRAN ..................................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan nilai angka dan hururf ....................................................... 20
Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner Validasi Pakar ........................................................... 43
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Tes PKn (pretest dan posttest) ................................. 44
Tabel 4. Komentar guru PKn kelas III SDK Gayam serta revisinya ..................... 45
Tabel 5. Komentar Pakar Tata Bahasa Indonesia Serta Revisinya ........................ 47
Tabel 6. Komentar Pakar Pembelajaran PKn Serta Revisinya .............................. 48
Tabel 7. Komentar Pakar Multiple Intelligences Serta Revisinya ......................... 51
Tabel 8. Resume Hasil Validasi Pakar ................................................................... 51
Tabel 9. Konversi Data Kuantitatif Ke Kualitatif Skala Lima ............................... 52
Tabel 10. Hasil Konversi Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif Skala Lima ........... 54
Tabel 11. Kriteria dan Pedoman Penilaian Pretest dan Posttest ............................ 55
Tabel 12. Hasil Pretest dan Posttest ..................................................................... 62
Tabel 13. Tanggapan Siswa Terhadap Modul........................................................ 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian........................................................................... 72
Lampiran 2. Surat ujin Mengadakan Penelitian ..................................................... 73
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penenlitian ............................... 74
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP1) ..................................... 75
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP2) ..................................... 79
Lampiran 6. Soal Pretest dan Posttest ................................................................... 85
Lampiran 7. Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia ..................................... 88
Lampiran 8. Hasil Validasi Guru PKn ................................................................... 91
Lampiran 9. Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Pkn ............................................ 94
Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia .............. 99
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasli Validasi Pakar Pembelajaran PKn ................. 100
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Guru PKn ................................ 101
Lampiran 13. Resume Hasil Validasi Pakar ........................................................ 102
Lampiran 14. Hasil Pretest Siswa ....................................................................... 103
Lampiran 15. Hasil Posttest Siswa....................................................................... 104
Lampiran 16. Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest .......................................... 108
Lampiran 17. Tanggapan Siswa Terhadap Modul ............................................... 109
Lampiran 18. Modul Bimbel PKn Untuk Siswa .................................................. 111
Lampiran 19. Modul Bimbel PKn Untuk Guru ................................................... 112
Lampiran 20. Foto-foto Kegiatan ......................................................................... 113
Lampiran 21. Biodata Penulis .............................................................................. 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Langkah-langkah R&D Sugiyono ............................................. 35
Gambar 2. Bagan Prosedur R&D yang digunakan oleh Peneliti ........................... 36
Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Pretes dan Posttest Siswa ......................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang. Oleh karena itu,
pendidikan di jenjang sekolah dasar merupakan kesempatan untuk
menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkan berbagai
potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Semua anak pada dasarnya
cerdas dan ceria (Armstrong, 2002), hanya saja kecerdasan uniknya mungkin
kurang cocok dengan sistem pendidikan yang lebih menekankan keterampilan
3M yakni menulis, matematika dan membaca. Gardner (dalam Suparno, 2004:
19) mengelompokkan ada sembilan inteligensi yang dimiliki oleh setiap
orang. Inteligensi yang dimaksud ialah inteligensi linguistik, inteligensi
matematis-logis, inteligensi ruang-visual, inteligensi kinestetik-badani,
inteligensi musikal, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal,
inteligensi lingkungan, dan inteligensi eksistensial. Inteligensi adalah
kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam
suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.
Dewasa ini ada banyak persoalan yang dialami khususnya para siswa
sekolah dasar. Salah satu persoalan yang ditemukan dalam dunia pendidikan
adalah metode mengajar yang monoton dimana guru biasanya mengajar sesuai
dengan inteligensi yang menonjol dalam dirinya. Hal ini menjadi sebuah
persoalan bagi siswa yang memiliki inteligensi yang berbeda-beda dan tidak
sesuai dengan inteligensi guru. Persoalan inilah yang menyebabkan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kurang berminat belajar karena penyampaian materi pembelajaran kurang
menarik dan tidak sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki. Salah satu
kecerdasan yang akan dibahas oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
kecerdasan linguistik. Adapun ciri-ciri siswa yang memiliki kecerdasan
linguistik (Suparno, 2004: 80) adalah suka menulis atau mengarang (cerita,
pengalaman harian atau puisi), suka membaca buku, suka bercerita, kuat
dalam menghafal dan mengingat pelajaran.
Hasil wawancara dengan guru kelas III SD Kanisius Gayam I yang telah
dilakukan pada bulan Februari 2014, memberikan data awal tentang
kecerdasan yang dimiliki oleh siswa dan prestasi belajar yang diperoleh belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada salah satu mata pelajaran
inti di SD. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang siswa yang
memiliki kecerdasan linguistik, peneliti meminjam ledger nilai raport siswa
kelas III SD Kanisius Gayam untuk dianalisis. Analisis nilai dilakukan untuk
mengetahui prestasi siswa dalam setiap mata pelajaran. Dari hasil analisis
tersebut, peneliti menemukan 10 siswa yang memiliki nilai yang baik dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia namun nilai pelajaran PKn rendah (dibawah
KKM), oleh karena itu siswa membutuhkan bantuan untuk meningkatkan
prestasi rendah khususnya dalam mata pelajaran PKn.
Usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa yang berprestasi
rendah ialah dengan belajar menggunakan modul bimbingan belajar sesuai
dengan kecerdasan yang dimiliki. Bimbingan adalah proses memberi bantuan
kepada individu agar individu itu dapat mengenal dirinya dan dapat
memecahkan masalah-masalah hidupnya sendiri sehingga ia dapat menikmati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
hidup dengan bahagia (Hamalik, 2009:193). Dalam hal ini, materi pelajaran
hendaknya disajikan sesuai dengan kebutuhan dan kecerdasan siswa. Siswa
yang kecerdasan linguistiknya menonjol biasanya menyukai kegiatan yang
berkaitan dengan penggunaan bahasa baik lisan maupun tulisan. Oleh karena
itu, materi pelajaran bisa disajikan berdasarkan kecerdasan yang dimiliki oleh
siswa agar pembelajaran yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik.
Berdasarkan potensi masalah dan uraian di atas, penelitian ini hanya
dibatasi pada permasalahan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan
linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam.
Materi yang akan dikembangkan mengacu pada Kompetensi Dasar 4.1
Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan, kekayaan alam,
dan keramahtamahan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pengembangan modul bimbingan belajar PKn
berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III
SD Kanisius Gayam I Yogyakarta?
2. Bagaimana hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar PKn
berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III
SD Kanisius Gayam I Yogyakarta?
3. Apakah hasil uji coba produk modul bimbingan belajar PKn berbasis
kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi rendah siswa kelas III
SD Kanisius Gayam I Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan modul bimbingan belajar
PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas
III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar
PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas
III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui hasil uji coba produk modul bimbingan belajar PKn
berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan prestasi rendah siswa
kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh
guru sebagai modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik
pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I. Selain itu,
penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan masukan bagi guru untuk
mengembangkan sendiri modul bimbingan belajar berbasis kecerdasan
linguistik.
2. Bagi siswa
Modul ini dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai buku pelajaran PKn
berbasis kecerdasan linguistik dan diharapkan dapat membantu serta
mempermudah siswa dalam memahami materi tentang kekhasan bangsa
Indonesia karena materi yang disampaikan dikelola berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kecerdasan linguistik. Dengan demikian diharapkan, modul ini dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran PKn.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi sekolah terkait dengan
penelitian dan pengembangan (R&D) dan produk modul bimbingan belajar
PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas
III SD.
4. Bagi Prodi PGSD
Penelitian ini dapat menambah referensi prodi PGSD Universitas Sanata
Dharma terkait dengan penelitian dan pengembangan (R&D) dan produk
modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa
berprestasi rendah di SD.
E. Definisi Operasional
1. Inteligensi adalah kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri
dengan lingukungannya dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Kecerdasan linguistik adalah kemampuan berbahasa baik lisan maupun
tulisan.
3. Prestasi rendah adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang belum
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.
4. Modul adalah salah satu unit atau bahan ajar yang terdiri dari rangkaian
kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa dalam mencapai
tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
5. Bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan kepada siswa yang
mengalami masalah dan kesulitan dalam belajar berupa pendampingan,
arahan, nasehat, dan petunjuk yang dapat menolong siswa untuk
mengenali dan memahami dirinya dalam semua aspek pribadinya.
6. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosial, budaya,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh pancasila dan UUD
1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Multiple Intelligences
1. Inteligensi (Kecerdasan)
Inteligensi (kecerdasan) diartikan dalam berbagai dimensi oleh
para ahli. Gardner (dalam Suparno, 2004: 17) mengatakan bahwa
inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan
menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan
dalam situasi yang nyata. Gardner berpendapat bahwa suatu kemampuan
disebut inteligensi jika (1) seseorang mampu menunjukkan suatu
kemahiran dan keterampilan dalam memecahkan persoalan dan kesulitan
yang ditemukan dalam hidupnya, (2) ada unsur pengetahuan dan keahlian,
(3) bersifat universal dan harus berlaku bagi banyak orang, (4)
kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak
seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training, dan (5)
kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat
dikembangkan.
Sejalan dengan pandangan diatas, Wechsler (dalam Subini, 2012:
11) mengemukakan bahwa inteligensi atau kecerdasan adalah kemampuan
untuk bertindak secara terarah, berpikir rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Hal ini berarti bahwa inteligensi merupakan
suatu kemampuan yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh
karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
perwujudan dari proses berpikir rasional itu. Berpikir secara rasional
berarti berpikir yang masuk akal, runtut dari satu titik ke titik lainnya,
tanpa melompat-lompat, berdasarkan bukti yang ada dan cara yang
dianggap lazim. Berpikir merupakan sebuah proses tingkah laku dimana
seseorang menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman
terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan untuk
menyelesaikan sebuah persoalan atau masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
inteligensi pada umumnya berkaitan dengan kemampuan kognitif
seseorang, dimana ia dapat berpikir dan bertindak untuk memecahkan
persoalan dan menghasilkan produk yang dihadapinya di dalam situasi
yang nyata.
2. Multiple Intelligences
Teori multiple intelligences (inteligensi ganda) ditemukan dan
dikembangkan oleh Gardner. Kata “ganda” (dalam KBBI, 1990: 251)
berarti kali lipat, tidak tunggal, lebih banyak, terdiri dari beberapa bagian
yang merupakan satu kesatuan. Dari arti kata tersebut maka kecerdasan
ganda dapat diartikan sebagai suatu kemampuan atau potensi yang dimiliki
oleh seseorang yang mengarah pada berbagai dimensi kehidupan dan
merupakan satu kesatuan. Gardner (dalam Subini, 2012: 12) berpandangan
bahwa kecerdasan yang dimiliki seseorang tidak hanya tunggal, tetapi
setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda yang disebut sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kecerdasan majemuk atau sering dinamakan kecerdasan ganda (Multiple
intelligences).
3. Karakteristik Konsep Kecerdasan Ganda
Gardner pada sisi yang lain menjelaskan bahwa kecerdasan ganda
memiliki karakteristik konsep (dalam Uno dan Masri, 2009: 44) sebagai
berikut:
a. Semua inteligensi itu berbeda-beda, tetapi semuanya sederajat. Jadi
tidak ada kecerdasan yang lebih baik atau lebih penting dari
kecerdasan yang lain.
b. Semua kecerdasan dimiliki manusia dalam kadar yang tidak persis
sama. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan dan
dikembangkan secara optimal.
c. Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan.
Seseorang terus berlatih dapat membangun kekuatan kecerdasan yang
dimiliki dan menipiskan kelemahan-kelemahan.
d. Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut dapat bekerja sama
mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu. Satu kegiatan mungkin
memerlukan lebih dari satu kecerdasan dan satu kecerdasan dapat
digunakan dalam berbagai bidang.
e. Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan di semua lintas budaya di
seluruh dunia dan kelompok usia. Saat seseorang menginjak dewasa,
kecerdasan diekspresikan melalui rentang pencapaian profesi dan hobi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4. Jenis-Jenis Inteligensi
Ada sembilan inteligensi yang sudah dianalisis dengan teliti oleh
Gardner (dalam Suparno, 2004: 26-45) yaitu:
a. Inteligensi Linguistik
Inteligensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan
mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun secara
tertulis seperti dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan,
sastrawan, pemain sandiwara, maupun orator. Orang yang
berinteligensi linguistik tinggi akan berbahasa lancar, baik, dan
lengkap. Penjelasan lebih rinci tentang inteligensi linguistik akan
dibahas secara khusus oleh peneliti dibagian seterusnya.
b. Inteligensi Matematis-Logis
Inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti
dipunyai seorang matematikus, saintis, programer, dan logikus. Orang
yang mempunyai inteligensi ini sangat mudah membuat klasifikasi dan
kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja.
c. Inteligensi Ruang-Visual
Inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, seperti dipunyai para pemburu, arsitek,
navigator, dan dekorator. Termasuk didalamnya adalah kemampuan
untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan
suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya
dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.
d. Inteligensi Kinestetik-Badani
Inteligensi kinestetik-badani adalah Kemampuan menggunakan tubuh
atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti
ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Orang yang
mempunyai inteligensi kinestetik-badani dengan mudah dapat
mengungkapkan diri dengan gerak tubuh.
e. Inteligensi Musikal
Inteligensi musikal adalah kemampuan untuk mengembangkan,
mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Di
dalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi;
kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi,
kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu,
musik, dan nyanyian. Orang yang menonjol inteligensi musikalnya
sangat peka terhadap suara dan musik.
f. Inteligensi Interpersonal
Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan
menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen
orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang
lain juga termasuk dalam intelegensi ini. Secara umum inteligensi
interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin
relasi dan komunikasi dengan berbagai orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
g. Inteligensi Intrapersonal
Inteligensi intrapersonal adalah Kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara
adaptif berdasar pengenalan diri itu. Termasuk dalam intelegensi ini
adalah kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri. Orang yang
menonjol dalam inteligensi intrapersonal biasanya mudah
berkonsentrasi dengan baik.
h. Inteligensi Lingkungan
Inteligensi lingkungan adalah Kemampuan seseorang untuk dapat
mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi
konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami
dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara
produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan
akan alam.
i. Inteligensi Eksistensial
Inteligensi eksistensial adalah kemampuan seseorang untuk menjawab
persoalan-persolan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.
Orang tidak puas tidak hanya menerima keadaannya secara otomatis,
tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam.
Kesembilan inteligensi diatas, menurut Gardner ada dalam diri
seseorang. Hanya untuk orang-orang tertentu, suatu inteligensi lebih
menonjol daripada inteligensi lainnya. Kesembilan inteligensi itu dapat
dikembangkan dan ditingkatkan secara optimal sehingga dapat berfungsi
bagi orang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
5. Prinsip Umum Pengembangan Multiple Intelligences
Haggerty (dalam Suparno, 2004: 65-66) mengungkapkan ada
beberapa prinsip umum untuk membantu mengembangkan inteligensi
ganda pada siswa, yakni sebagai berikut:
a. Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual.
b. Pendidikan seharusnya individual. Pendidikan harusnya lebih personal,
dengan memperhatikan inteligensi setiap siswa.
c. Pendidikan harus menyemangati siswa untuk dapat menentukan tujuan
dan program belajar mereka. Siswa perlu diberi kebebasan untuk
menggunakan cara belajar dan cara kerja berdasarkan minat mereka.
d. Sekolah sendiri harus menyediakan fasilitas dan sarana yang dapat
dipergunakan oleh siswa untuk melatih kemampuan intelektual mereka
berdasarkan inteligensi ganda.
e. Evaluasi belajar harus lebih kontekstual dan bukan tes tertulis.
Evaluasi lebih harus berupa pengalaman lapangan langsung dan dapat
diamati bagaimana performa siswa, apakah sungguh maju atau tidak.
f. Pendidikan sebaiknya tidak dibatasi di dalam gedung sekolah.
Inteligensi ganda memungkinkan agar pendidikan juga dilaksanakan di
luar sekolah, lewat masyarakat, kegiatan ekstra, serta kontak dengan
orang luar dan para ahli.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi
Pada dasarnya kecerdasan masing-masing orang berbeda, ada yang
pintar sekali, ada yang sedang-sedang saja, dan ada juga yang bisa-biasa
saja. Namun tidak sedikit juga yang tingkat kecerdasannya dibawah rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
rata. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Subini (2012: 20),
faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi seseorang adalah sebagai
berikut:
a. Faktor genetik (keturunan atau bawaan)
Pandangan umum mengatakan bahwa seseorang yang lahir dari
keluarga berpendidikan tinggi atau mempunyai tingkat intelektual
diatas rata-rata akan mempunyai keturunan yang tidak jauh berbeda.
Meskipun bukan faktor utama, namun faktor keturunan terbukti
mempengaruhi kecerdasan seseorang. Oleh karena itu di dalam satu
kelas dapat dijumpai anak yang berbeda secara akademis.
b. Faktor lingkungan
Selain faktor genetik (keturunan), lingkungan juga dapat
memberi pengaruh besar terhadap kecerdasan anak, misalnya ketika
ada seorang anak jalanan, yang orang tuanya tidak pernah sekolah,
mempunyai kepandaian yang luar biasa dibanding temannya. Bisa jadi
anak tersebut belajar dari kehidupannya yang susah dan bertekad
mengubah keadaan hidupnya dengan rajin belajar. Ia bisa belajar
kapanpun dan kepada siapapun yang mau mengajarinya.
Oleh karena itu walaupun pada dasarnya inteligensi sudah
dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan
perubahan-perubahan yang berarti. Walaupun masih diakui bahwa
faktor genetik juga berperan menentukan tingkat kecerdasan, tak dapat
dipungkiri kalau stimulasi yang benar juga berpengaruh untuk
menciptakan orang-orang cerdas. Rangsangan-rangsangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bersifat kognitif seperti emosional dari lingkungan juga memegang
peranan penting.
c. Faktor minat dan pembawaan yang khas
Minat merupakan suatu dorongan untuk mencapai sebuah tujuan.
Minat mengarahkan perbuatan kepada sesuatu. Dalam diri manusia
terdapat dorongan atau motif yang mendorongnya untuk berinteraksi
dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Dengan
belajar giat akan meningkatkan kecerdasan seseorang.
d. Faktor gizi
Inteligensi tidak bisa lepas dari otak. Perkembangan otak dipengaruhi
oleh gizi yang dikonsumsi. Otak cenderung dapat bekerja dengan
keras, lancar jika didukung dengan kandungan makanan yang diserap.
Misalnya minum susu yang banyak mengandung AH dan DH yang
dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan atau makanan-makanan yang
bergizi setiap harinya yang mengandung 4 sehat lima sempurna. Hal
ini mendukung aktivitas anak dalam belajar.
e. Faktor kematangan
Faktor kematangan berhubungan erat dengan umur seseorang. Organ
dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan
setiap saat. Bagaimana seorang bayi yang mulanya hanya bisa
menangis kemudian dapat lari ke sana ke mari, itu adalah bagian dari
proses tumbuh kembangnya. Setiap organ manusia baik fisik maupun
psikis, dapat dikatakan telah matang jika ia telah tumbuh dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.
f. Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan ada dua
macam yakni pembentukan yang direncanakan dan yang tidak
direncanakan. Pembentukan yang direncanakan misalnya dilakukan
disekolah sedangkan pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya
pengaruh alam semesta.
g. Faktor kebebasan
Kebebasan yang dimaksud disini adalah dalam hal melakukan
pembelajaran. Seorang anak dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Misalnya untuk belajar ilmu
murni, anak cenderung memilih melakukan praktik langsung daripada
duduk diam mendengarkan guru berceramah. Biarkan anak melakukan
hal yang disukainya asalkan itu baik, berguna dan tidak
membahayakan dirinya.
B. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
1. Pengertian Kecerdasan Linguistik
Gardner (dalam Campbell, 2006: 2) mengungkapkan bahwa
kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk
kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan
menghargai makna yang kompleks. Sedangkan May Lwin, dkk (2008: 11),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berpendapat bahwa Kecerdasan linguistik mengacu pada kemampuan
untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan
kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan
pikiran-pikiran dalam berbicara, membaca, dan menulis. Seseorang
dengan kecerdasan verbal yang tinggi tidak hanya akan memperlihatkan
suatu penguasaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat menceritakan
kisah, berdebat, berdiskusi, menafsirkan, menyampaikan laporan, dan
melaksanakan berbagai tugas lain yang berkaitan dengan berbicara dan
menulis.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk mengolah dan
menggunakan kata-kata secara efektif baik tertulis maupun secara lisan.
2. Ciri-Ciri Kecerdasan Linguistik
Ciri-ciri inteligensi linguistik (Suparno, 2004: 80) adalah sebagai
berikut:
a. Menulis lebih baik dari rata-rata kelas.
b. Mudah bercerita dan membuat lelucon.
c. Mempunyai ingatan akan nama, tempat, dan hari yang kuat.
d. Suka membaca buku.
e. Menulis dengan ejaan yang benar dan teliti.
f. Suka mendengarkan kata-kata yang diucapkan.
g. Mempunyai kemampuan kosakata yang baik.
h. Mampu berkomunikasi dengan kata-kata yang teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Sedangkan menurut Armstrong (2002: 25), mengemukakan beberapa
ciri-ciri kecerdasan linguistik yakni:
a. Suka menulis kreatif di rumah
b. Mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon dan cerita
c. Sangat hafal nama, tempat, tanggal, atau hal-hal yang kecil
d. Menikmati membaca buku diwaktu senggang
e. Mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah
f. Menyukai pantun lucu dan permainan kata
g. Suka mengisi teka-teki silang atau melakukan permainan seperti
scrabble atau anagram.
h. Menikmati mendengar kata-kata lisan (cerita, program radio,
pembacaan buku.
i. Mempunyai kosa kata yang luas untuk anak seusianya.
j. Unggul dalam pelajaran sekolah yang melibatkan membaca atau
menulis.
3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik berkaitan dengan kemampuan berbahasa
baik secara tulisan maupun lisan. Siswa dapat dilatih dengan
mengembangkan kemampuannya dengan membaca; membacakan puisi
yang sesuai level siswa, dan siswa dilatih membacakan suatu cerita di
depan kelas. Siswa dibantu untuk membuat kalimat dengan kata-kata baru,
mengarang cerita atau pengalaman sehari-hari, membuat buku harian,
menulis majalah dinding dan puisi. Siswa dibantu untuk berbicara formal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
di depan kelas atau di luar, membaca bacaan yang mereka sukai, dan
mengisi teka-teki.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Syah, 2008:
91). Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Berdasarkan
pengertian prestasi dan belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil
dari proses belajar.
Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya (Winkel, 1997: 162). Senada dengan
pendapat tersebut, Ignatius Masidjo (1995) mengatakan bahwa prestasi
belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar seseorang, baik itu hasilnya
tinggi maupun rendah.
2. Prestasi Rendah
Bertitik tolak dari pengertian prestasi diatas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa prestasi rendah adalah hasil belajar siswa yang
belum maksimal atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar
(KKM). Batas minimal prestasi belajar dalam perbandingan nilai angka
dan huruf (Syah,1997: 153) adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan nilai angka dan huruf
Simbol-simbol Nilai Angka dan Huruf Predikat
Angka Huruf
80-100 A Sangat baik
70-79 B Baik
60-69 C Cukup
50-59 D Kurang
0-49 E Gagal
Tiga baris dari bawah termasuk kategori rendah bila dikelompokkan
dalam penilaian sekolah yang memiliki batas minimal prestasi belajar.
Nilai terendah tersebut merupakan prestasi rendah yang dimiliki siswa
yang biasa disebut prestasi rendah. Nilai inilah yang dijadikan oleh
peneliti sebagai acuan untuk mencari siswa yang memiliki prestasi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
D. Modul
1. Ciri-Ciri Modul
Vembriyanto (1981), mengungkapkan ciri-ciri modul secara
lengkap yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instructional,
yaitu pengajaran yang menggunakan paket pelajaran yang memuat
satu konsep atau unit dari pada bahan pelajaran. Pendekatan
pengalaman belajar siswa yang telibat secara aktif dalam proses
belajar itu.
b. Pengakuan-pengakuan atas perbedaan individual, yaitu perbedaan-
perbedaan perorangan yang mempunyai pengaruh penting terhadap
proses belajar yaitu perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,
latar belakang akademik, dan perbedaan dalam gaya belajar.
c. Memuat rumusan tujuan pengajaran secara eksplisit, yaitu dengan
adanya modul diharapkan dapat memberikan arah kepada murid
tentang tujuan belajar apa yang harus dikuasainya.
d. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan, yaitu proses
asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat melihat bedanya
(tiruan), mendengar suara guru, membaca teks, dan melihat diagram-
diagram dari buku modulnya. Materi pelajaran pada modul dapat
disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkhis. Dengan
demikian siswa dapat mengikuti urutan pengetahuan secara teratur.
Apabila urutan itu kurang sesuai bagi siswa tertentu, mereka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
merubahnya sesuai kebutuhan, karena pengajaran dengan modul
memungkinkan siswa bergerak menurut iramanya masing-masing.
e. Penggunaan berbagai macam media, yaitu penggunaan media yang
dapat diklasifikasikan: bahan cetakan berupa buku-buku pegangan
siswa dan buku pegangan yang disediakan oleh pihak sekolah, bahan
visual, benda tiruan atau yang sebenarnya dan interaksi langsung
antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
f. Partisipasi aktif dari para siswa, yaitu penyelidikan membuktikan,
bahwa teknik ceramah hanya mampu mengikat perhatian sekitar 10%
dari pada jumlah siswa dalam kelas. Sebaliknya dalam pengajaran
modul, siswa secara aktif berpartisipasi dalam proses belajar.
g. Adanya konfirmasi langsung terhadap respon siswa, yaitu siswa secara
langsung mendapatkan konfirmasi atas jawaban-jawaban atau kegiatan
yang benar dan mendapatkan koreksi langsung atas kesalahan jawaban
atau kegiatan yang dilakukan.
h. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya, yaitu
modul yang digunakan untuk mengevaluasi penguasaan hasil belajar
siswa sebelum siswa melanjutkan kepada modul berikutnya dalam
urutan modul-modul yang harus dikuasainya.
2. Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Modul
Suryosubroto (1983) menguraikan secara terperinci unsur-unsur
yang terdapat dalam sebuah modul yakni:
a. Pedoman Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat
diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan mengenai:
1) Tujuan instruksional umum
2) Tujuan instruksional khusus
3) Penilaian
b. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan siswa memuat materi pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa. Penyusunan materi pelajaran ini disesuaikan dengan
tujuan-tujuan instruksional yang akan dicapai yang telah dirumuskan
dalam modul itu, materi pelajaran juga disusun secara teratur langkah
demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa.
c. Lembar Kerja
Lembar kerja yang disertai lembar kegiatan siswa digunakan untuk
menjawab atau mengerjakan tugas yang harus dipecahkan. Lembar
kegiatan siswa harus dijaga supaya tetap bersih, tidak boleh ada
coretan apapun didalamnya, sebab buku modul ini akan digunakan
lagi untuk siswa-siswa yang lain pada tahun-tahun berikutnya.
d. Kunci Lembar Kerja
Kunci lembar kerja diberikan agar siswa dapat mengevaluasi
(mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya. Apabila siswa membuat
kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau
kembali pekerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e. Lembaran Tes
Lembaran tes merupakan alat evaluasi yang digunakan sebagai
pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah
dirumuskan dalam modul itu. Jadi keberhasilan pengajaran dengan
suatu modul tidak dinilai atas dasar jawaban-jawaban pada lembaran
kerja. Jadi lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan
murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.
f. Kunci Lembaran Tes
Kunci lembaran tes disusun oleh penulis modul yang bersangkutan,
sehingga kunci tes inipun juga dibuat penulis modul, gunanya sebagai
alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan.
E. Bimbingan Belajar
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar adalah suatu bantuan yang diberikan kepada
individu atau siswa untuk mampu menyesuaikan diri dalam situasi belajar,
menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai hasil belajar
yang optimal (Hamalik, 2009: 193). Belajar merupakan inti dari kegiatan
belajar mengajar disekolah, oleh karena itu, wajiblah jika siswa dibimbing
agar tercapai tujuan belajarnya.
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Menurut Hamalik (2009: 195), bimbingan merupakan suatu proses
yang bertujuan: (1) agar siswa bertanggungjawab menilai kemampuannya
sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(2) agar siswa menjalani kehidupannya sekarang secara efektif dan
menyiapkan dasar kehidupan masa depannya sendiri, (3) agar semua
potensi siswa berkembang secara optimal yang meliputi aspek pribadinya
sebagai individu yang potensial. Senada dengan pendapat tersebut, Skiner
(dalam Hamalik, 2009: 195), mengatakan bahwa bimbingan bertujuan
untuk menolong setiap individu dalam membuat pilihan dan menentukan
sikap yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada
dan sejalan dengan nilai-nilai sosialnya.
3. Fungsi Bimbingan Belajar
Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam
masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan
dan pengajaran atau penempatan dan juga perantara dari siswa dalam
hubungannnya dengan para guru maupun tenaga administrasi (Supriyono
dan Ahmadi, 1991: 111-112). Adapun fungsi bimbingan yang dimaksud
ialah (1) preservatif, yakni memelihara dan membina suasana dan situasi
yang baik dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar, (2)
Preventif, yang berarti mencegah sebelum terjadi masalah, (3) Kuratif,
yakni mengusahakan “penyembuhan” pembentulan dalam mengatasi
masalah, dan (4) Rehabilitas, adalah mengadakan tindak lanjut secara
penempatan sesudah diadakan treatment yang memadai.
Hamalik (2009: 195), mengemukakan beberapa fungsi bimbingan
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a. Membantu siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas
tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat
menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Membantu siswa untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuannya dan membantu siswa itu
untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan
bidang pendidikan yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang
diharapkan.
c. Membantu siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
kemungkinan dan kecenderungan dalam lapangan pekerjaan agar ia
dapat melakukan pilihan yang tepat diantara lapangan pekerjaan.
Disamping itu, membantunya untuk mendapatkan kemajuan yang
memuaskan dalam pekerjaannya sambil memberikan sumbangan
secara maksimal terhadap masyarakatnya.
Romine (dalam Hamalik, 2009) mengatakan bahwa fungsi
bimbingan adalah (1) mengorientasikan para siswa kepada sekolah, (2)
membantu para siswa untuk merencanakan pendidikannya di sekolah
menengah, (3) membantu para siswa untuk mengenal minat dan
kemampuannya masing-masing, (4) mengorientasikan para siswa kearah
dunia kerja, (5) membantu para siswa untuk memecahkan masalah
hubungan antara siswa perempuan dan laki-laki, dan (6) Membantu para
siswa berlatih menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4. Peran Guru Dalam Bimbingan Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991: 109) guru sebagai manager
of instruction (pengelola pengajaran) dituntut untuk memiliki kemampuan
mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan
kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat
belajar dengan efektif dan efisien. Sebagai pembimbing dalam belajar
mengajar diharapkan mampu untuk:
a. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
b. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
yang dihadapinya.
c. Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
d. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat
belajar sesuai dengan karateristik pribadinya.
e. Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun
secara kelompok.
F. Materi dalam Modul
Penelitian ini menggunakan mata pelajaran PKn. Materi pembelajaran
yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi 4.1 Mengenal kekhasan
bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.
1. Hakekat Pendidkan Kewarganegaraan
Menurut KTSP (2006) Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata Pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukkan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD 1945. Dimana Pendidikan kewarganegaraan adalah program
pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri bangsa
yang terwujud dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari baik bagi
masyarakat maupun peserta didik sebagai individu, dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Tujuan PKn
Tujuan mata pelajaran Pendidkan Kewarganegaraan (PKn) adalah
sebagai berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara
cerdas dalamkegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
anti-korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapar hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Mengenal Kekhasan Bangsa Indonesia
a. Keragaman Budaya Indonesia
Bangsa Indonesia memiliki semboyan atau motto “Bhineka
Tunggal Ika” artinya, meskipun bangsa Indonesia memiliki perbedaan
dalam asal suku bangsa dan budaya serta adat istiadat, tetapi mereka
tetap satu juga, yakni Bangsa Indonesia. Keanekaragaman tersebut
dapat dilihat dari:
1) Suku Bangsa dan Rumah Adat
2) Upacara Adat
3) Tarian Daerah
4) Alat Musik
5) Pakaian Adat
6) Agama
7) Kesenian Rakyat
8) Lagu-Lagu Daerah
9) Cerita Rakyat
10) Makanan Khas Daerah
b. Kekayaan Alam dan keramahtamahan Bangsa Indonesia
Kekayaan alam sering disebut sumber daya alam (SDA),
dibedakan menjadi dua macam yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan
SDA yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat
diperbaharui adalah kekayaan alam yang bila habis dapat diusahakan
lagi. Contoh tumbuhan, hewan, tanah, air, udara. Sedangkan SDA
yang tidak dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang bila habis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tidak dapat diusahakan lagi, dibedakan menjadi dua yaitu, bahan
tambang logam (emas, besi, dan alumunium) dan bahan tambang
bukan logam seperti solar, bensin, dan minyak tanah.
Selain kekayaan alam tersebut, Indonesia juga dikenal sebagai
Negara yang ramah-tamah. Ramah tamah artinya berbuat sopan santun
terhadap orang lain. Dengan keramahan, kita mampu mewujudkan
sikap mengakui persamaan harkat dan martabat sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Tuhan, saling mencitai, saling menghormati, dan
mengembangkan sikap tenggangrasa. Manfaat keramahtamahan dalam
kehidupan kita ialah kita bisa hidup rukun dan damai. Sikap ramah
tamah dapat ditunjukkan dengan cara:
1) Saling bertegur sapa bila bertemu
2) Murah senyum, tidak pelit.
3) Tidak curiga kepada orang lain
4) Menolong dengan ikhlas
5) Menghindari sikap suka gossip dan menghasut.
G. Tinjauan Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang pengembangan modul bimbingan belajar PKn
berbasis kecerdasan linguistik pada siswa yang berprestasi rendah,
sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan di Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP USD. Di Program Pendidikan Fisika
(Pfis), FKIP USD peneliti menemukan satu penelitian yang relevan tentang
kecerdasan ganda. Penelitian tersebut dilakukan oleh Purnomo (2007)
mengenai Pembelajaran tentang magnet untuk kelas V SD yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dikembangkan berdasarkan teori kecerdasan ganda (multiple intelligences).
Penelitian tersebut difokuskan pada inteligensi Linguistik dan Spasial (sebuah
studi pengembangan model pembelajaran. Penelitian yang digunakan
termasuk penelitian pengembangan atau R&D yang dilaksanakan di SD
Negeri Daratan, Sleman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran tentang magnet yang
dikembangkan berdasarkan teori kecerdasan ganda mampu memfasilitasi
perkembangan kecerdasan siswa terutama untuk kecerdasan linguistik dan
kecerdasan spasial dengan baik. Dari hasil rancangan pembelajaran
menunjukan bahwa selama proses pembelajaran siswa merasa senang, bebas,
dan percaya diri, siswa dapat terlibat aktif, dan perkembangan kecerdaan
siswa untuk kecerdaan linguistik dan spasial semakin meningkat.
Penelitian kedua dilakukan oleh Setyorini (2012) yang meneliti tentang
model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan
ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV SD kanisius
Jomegatan Bantul. Subyek penelitian terdiri dari 31 peserta didik kelas IV SD
Kanisius Jomegatan dan 1 guru matematika. Penelitiannya menggunakan
metode penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengadaptasi model Dick
dan Carey yang telah dimodifikasi dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan
model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan
bimbingan pribadi dan belajar. Hasil penilaian menunjukkan bahwa perangkat
pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan pribadi dan belajar layak
digunakan oleh guru SD untuk mengajar Matematika di kelas IV SD Kanisius
Jomegatan Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Berdasarkan kedua penelitian diatas, peneliti melihat bahwa penelitian
tentang pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan
linguistik pada siswa berprestasi rendah di sekolah dasar belum diteliti. Jadi,
penelitian ini masih relevan untuk diteliti.
H. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang. Oleh karena itu,
pendidikan di jenjang SD merupakan kesempatan untuk menanamkan
pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkan berbagai kecerdasan yang
dimiliki oleh peserta didik. Dalam hal ini, guru tidak hanya berperan sebagai
pengajar tetapi juga sekaligus sebagai pembimbing secara khusus bagi siswa
yang berprestasi rendah di sekolah. Prestasi rendah yang dimaksud bisa dilihat
dari hasil belajar siswa seperti tugas-tugas harian, ulangan harian, ujian tengah
semester, dan ulangan akhir yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran.
Salah satu cara untuk membantu siswa meningkatkan prestasi
belajarnya ialah melalui bimbingan belajar. Bimbingan belajar merupakan
bantuan yang diberikan kepada individu untuk lebih memahami dan mengerti
akan permasalahan yang dihadapinya sehingga dengan demikian individu
tersebut dapat menemukan cara dan solusi atas permasalah belajar yang
dialaminya. Bimbingan belajar sangatlah penting untuk membantu siswa
dalam memahami materi pembelajaran sehingga diharapkan melalui
bimbingan belajar tersebut prestasi siswa dapat menningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Setiap anak memiliki kecerdasan, baik itu kecerdasan linguistik,
matematis-logis, dan lain sebagainya, namun dibalik kecerdasan yang
menonjol dalam dirinya juga mengalami kesulitan dalam mata pelajaran
tertentu. Oleh sebab itu, kesulitan yang dialami oleh anak dalam mata
pelajaran tertentu dapat dibantu dan dibimbing dengan cara menyajikan materi
pelajaran sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian
pengembangan (Research and Development). Melalui penelitian ini peneliti
mengembangkan modul bimbingan belajar PKn berbasis Kecerdasan
linguistik. Modul ini dinamakan berbasis Kecerdasan linguistik karena dalam
pengembangannya peneliti memanfaatkan kecerdasan yang dimiliki oleh
siswa-siswi itu sendiri, yaitu kecerdasan linguistik. Hal ini diharapkan siswa
dapat belajar dengan baik, memahami suatu materi bila disajikan sesuai
dengan inteligensi atau kecerdasan mereka yang dominan. Dengan demikian
diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta, Jl. Ki
Mangunsarkoro 80 Yogyakarta, untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai tanggal 01 Februari sampai 08
April 2014.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan (Research and
development). Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Penelitian ini mengembangkan modul
bimbingan belajar berbasis kecerdasan linguistik untuk pelajaran PKn yang
berfokus pada kecerdasan dominan siswa yaitu kecerdasan linguistik.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadaptasi model
penelitian dan pengembangan dari Sugiyono (2010: 409) yang terdiri dari 10
langkah. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Sugiyono
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 1. Bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono dimulai dari
potensi dan permasalahan. Dari potensi dan permasalahan kemudian
mengumpulkan data yang berkaitan dengan potensi dan permasalahan yang
ditemukan. Setelah data terkumpul kemudian pembuatan desain produk lalu
validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba produk, revisi
desain, revisi produk dan langkah terakhir adalah sampai pada pembuatan
produk secara masal.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 6 langkah penelitian
pengembangan yakni (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)
desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu. Langkah-langkah penelitian
dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti terdiri dari:
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Uji Coba
Produk
Revisi
Produk
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk Produksi Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2. Bagan prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan
Berikut akan dijelaskan langkah-langkah penelitian pengembangan yang
digunakan oleh peneliti:
Langkah 1: Potensi dan Masalah
Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah dengan
melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan
melakukan wawancara dan menganalisis ledger nilai raport siswa kelas III SD
Kanisius Gayam. Wawancara dan analisis bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut prestasi
rendah yang dimiliki oleh siswa pada salah satu mata pelajaran dan kecerdasan
dominan yang dimiliki oleh siswa.
Langkah 2: Pengumpulan Data
Hasil wawancara dan analisis dokumentasi nilai raport tersebut
digunakan sebagai data awal untuk menganalisis kebutuhan terkait dengan
kecerdasan yang dimiliki siswa, prestasi rendah siswa, dan modul bimbingan
belajar PKn yang akan dikembangkan. Hasil wawancara digunakan sebagai
masukan untuk mempertimbangkan perencanaan produk yang akan
dikembangkan.
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Potensi dan
Masalah
Validasi
Desain
Revisi
Desain Uji Coba
Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Langkah 3: Desain produk (prototipe)
Desain produk awal dimulai dengan menyusun silabus dan RPP sesuai
materi yang akan dikembangkan dalam modul, kemudian dilanjutkan dengan
menyusun kerangka modul yang terdiri dari: merancang tampilan modul,
menentukan isi modul dan menentukan urutan isi modul. Isi modul meliputi
standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, materi modul serta soal evaluasi.
Instrumen evaluasi disusun oleh peneliti untuk mengukur ketuntasan
indikator dan ketuntasan penguasaan siswa terhadap materi dalam modul
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, peneliti juga akan menentukan
kegiatan bimbingan belajar yang akan dilaksanakan yang termuat dalam
modul. Setelah kerangka modul terkumpul, langkah berikutnya adalah
menyusun modul sesuai dengan rancangan tampilan modul dan urutan isi
yang telah ditentukan.
Langkah 4: Validasi Desain
Peneliti akan menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif
terhadap desain produk (prototipe). Produk yang telah dikembangkan akan
divalidasi oleh empat pakar yang terdiri dari pakar multiple intelligences,
pakar tata bahasa Indonesia, pakar pembelajaran PKn, dan guru PKn SD
Kanisius Gayam. Validasi produk bertujuan untuk memperoleh kritik dan
saran serta penilaian dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan.
Dari kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan
produk yang dikembangkan serta catatan perbaikan yang harus dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Langkah 5: Revisi Desain
Kritik dan saran yang diperoleh akan dijadikan sebagai masukan untuk
melakukan tahap berikutnya yaitu revisi desain yang dibuat berdasarkan hasil
validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan modul yang
sudah divalidasi oleh pakar.
Langkah 6: Uji Coba Desain
Produk yang sudah direvisi berdasarkan saran dan komentar dari para
pakar selanjutnya akan diujicoba di lapangan. Uji coba akan dilakukan secara
terbatas kepada 10 siswa kelas III SD Kanisius Gayam yang memiliki
kecerdasan linguistik dan memiliki nilai rendah pada mata pelajaran PKn.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD
Kanisius Gayam I Yogyakarta.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas III SD Kanisius
Gayam yang memiliki kecerdasan linguistik dan memiliki nilai rendah pada
mata pelajaran PKn. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan hasil
wawancara dan analisis dokumentasi nilai raport siswa semester gasal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Treatment (Perlakuan)
Treatment (perlakuan) yang diberikan berupa uji coba modul
bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik kepada 10 siswa yang
memiliki kecerdasan linguistik. Kegiatan bimbingan belajar berlangsung
secara berturut-turut selama dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap
pertemuan 2x30 menit (2 JP). Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, setiap
siswa mendapatkan modul. Kegiatan bimbingan belajar pada pertemuan
pertama membahas tentang keragaman bangsa Indonesia. Pertemuan kedua
membahas tentang kekayaan alam dan keramahtamahan bangsa Indonesia.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam modul sesuai dengan
yang tertera dalam RPP yakni:
Pertemuan pertama:
1. Siswa menonton video pembelajaran tentang kebhinekaan
2. Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan video yang sudah ditonton
3. Siswa mengamati gambar tentang keanekareagaman bangsa Indonesia dan
menemukan kekhasan masing-masing daerah
4. Melakukan wawancara sederhana untuk mencari informasi tentang
perbedaan yang dimiliki oleh teman.
Pertemuan kedua:
1. Siswa mendengarkan cerita “Doni berlibur ke rumah nenek di desa”
2. Siswa menanggapi cerita yang didengarnya
3. Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk membahas manfaat
kekayaan alam hutan.
4. Siswa menulis puisi tentang alamku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Ciri-ciri kecerdasan linguistik yang ditunjukkan dalam kegiatan bimbingan
belajar ini adalah:
1. Berbicara: kegiatan wawancara
2. Mendengarkan: cerita
3. Menulis: puisi
4. Membaca
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya kecil (Sugiyono, 2010: 194). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan wawancara tidak terstruktur (terbuka) kepada guru kelas III
SD Kanisius Gayam.
Wawancara tidak tersturuktur (terbuka) adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2012: 197). Pedoman
wawancara yang digunakan oleh peneliti mengacu pada ciri-ciri
kecerdasan linguistik. Wawancara ini bertujuan untuk menentukan sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
yang memiliki kecerdasan linguistik dan memiliki nilai rendah pada salah
satu mata pelajaran.
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih
kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi
kehidupan di sekolah (Sugiyono, 2010: 329). Dokumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa ledger nilai raport siswa kelas III SD Kanisius
Gayam tahun pelajaran 2013/2014. Analisis nilai dilakukan untuk
mengidentifikasi siswa yang memiliki kecerdasan linguistik dengan
menganalisis nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia kemudian menganalisis
nilai siswa yang rendah (dibawah KKM) pada salah satu mata pelajaran.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang
pribadinya maupun hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998: 140).
Penelitian ini menggunakan kuesioner validasi ahli (expert judgment)
yang ditujukan kepada guru PKn SD Kanisius Gayam, pakar tata bahasa
Indonesia, pakar pembelajaran PKn, dan pakar multiple intelligences.
Bentuk kuesioner yang dibuat mengadopsi model skala Likert (1-5).
Peneliti menghilangkan skala 3 pada kuesioner ini untuk menghindari
kemungkinan responden memberikan jawaban ragu-ragu dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
objektif. Metode ini digunakan untuk mengetahui kelayakan modul jika
digunakan dalam pembelajaran.
4. Observasi
Observasi dilakukan pada saat uji coba modul kepada 10 siswa yang
memiliki kecerdasan linguistik. Observasi bertujuan untuk mengamati
tingkah laku siswa ketika mengikuti kegiatan bimbingan belajar
menggunakan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik.
5. Tes (Pretest dan posttest)
a. Pretest
Penelitian ini menggunakan pretest yang terdiri dari 30 soal
pilihan ganda dan 3 soal uraian. Pretest dilakukan untuk mengetahui
tingkat kemampuan awal siswa tentang materi kekhasan bangsa
Indonesia sebelum pemberian treatment (perlakuan) berupa uji coba
modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik. Hasil
dari pretest tersebut menjadi pembanding posttest yang akan dilakukan
pada akhir pemberian treatment.
b. Posttest
Posttest dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa ketika
sudah menerima treatment berupa uji coba modul bimbingan belajar
PKn berbasis kecerdasan linguistik. Hasil dari posttest ini digunakan
sebagai alat untuk mengetahui apakah modul yang diujicobakan itu
dapat meningkatkan prestasi rendah siswa. Hasil perbandingan antara
pretest dan posttest dapat diambil kesimpulan bahwa bila nilai posttest
lebih tinggi daripada pretest, maka modul bimbingan belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dikembangkan dapat meningkatkan prestasi rendah siswa. sebaliknya,
bila nilai posttest lebih rendah dari pretest, maka dapat disimpulkan
bahwa modul bimbingan belajar ini kurang berhasil karena belum bisa
meningkatkan prestasi rendah siswa.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam
waktu penelitian dengan menggunakan suatu metode. Kegunaan instrumen ini
agar lebih mudah dalam penelitian dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002:
126. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan tes
(pretest dan posttest). Kuesioner digunakan untuk mengetahui hasil validasi
kualitas produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik
yang ditujukan kepada pakar. Nilai akhir penilaian kuesioner dari para pakar
tersebut akan digunakan sebagai catatan dan masukan untuk menyempurnakan
modul yang akan dikembangkan. Adapun kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:
Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner validasi pakar
No Unsur-unsur Pertanyaan No
Item
1 Tujuan dan
Pendekatan Modul sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Modul sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Modul mempermudah siswa memahami materi
jenis-jenis pekerjaan.
Modul sesuai dengan kebutuhan kecerdasan siswa
yang dimiliki siswa yaitu matematis-logis.
Modul merupakan sumber belajar yang baik bagi
siswa dan guru.
1
2
3
4
5
2 Desain dan
Pengorganisasian Komponen dalam modul lengkap (SK, KD,
indikator, tujuan, materi pembelajaran, kegiatan
belajar, lembar kerja siswa, rangkuman, evaluasi,
sumber bahan).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul telah
disusun secara sistematis.
Ruang lingkup kegiatan dalam modul sesuai
dengan kecerdasan matematis-logis.
Modul memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri.
Modul mudah dipahami.
Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam
modul menarik dan sesuai dengan kecerdasan
matematis-logis.
Modul menggunakan bahasa tulis yang baik dan
benar.
2
3
4
5
6
7
3 Isi Modul Kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan
matematis-logis yang dimiliki siswa.
Modul memfasilitasi siswa untuk memahami
jenis-jenis pekerjaan sesuai dengan kecerdasan
matematis-logis yang dimiliki siswa.
Modul mengembangkan kecerdasan yang
berkaitan dengan kecerdasan matematik-logis.
Kegiatan dalam modul sesuai dengan materi
jenis-jenis pekerjaan.
Instrumen evaluasi dalam modul, mengukur
materi jenis-jenis pekerjaan yang dikembangkan
dalam modul.
1
2
3
4
5
4 Topik Topik modul menarik bagi siswa.
Topik modul membantu untuk memperkaya
pengalaman siswa.
Topik sesuai dengan lingkungan sosial dan
budaya siswa.
Topik sesuai dengan perkembangan siswa.
1
2
3
4
5 Metodologi Modul dirancang dengan berpusat pada siswa
dalam membangunpengetahuannya sendiri
(konstruktivis).
Modul dirancang menyenangkan bagi siswa.
Modul membuat siswa aktif.
Modul memfasilitasi beragam gaya belajar siswa.
1
2
3
4
Berikut adalah kisi-kisi soal Pretest dan posttest PKn yang digunakan.
Tabel 3. Kisi-kisi instrumen tes PKn (pretest dan posttest)
No Indikator Nomor Soal Pilihan Ganda Nomor Soal
Uraian
1 Menyebutkan Kebhinekaan
bangsa Indonesia
1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 16, 17,
18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 29, 30
1
2 Menyebutkan contoh kekayaan
alam Indonesia
4,7,12, 28 2
3 Menjelaskan keramahtamahan
bangsa Indonesia
13,14,15,20 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
H. Validasi Desain
Validasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni validasi pakar
(expert judgment). Validasi pakar dilakukan oleh 4 pakar yaitu pakar multiple
intelligences, pakar pembelajaran PKn, guru PKn, dan pakar tata Bahasa
Indonesia. Desain produk modul bimbingan belajar (prototipe) yang telah
dikemas kemudian diberikan kepada pakar untuk divalidasi. Validasi
dilakukan untuk mengetahui seberapa baik produk yang dikembangkan. Hasil
validasi pakar tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Data Hasil Validasi Guru PKn dan Revisi Produk
Validasi desain produk (prototipe) dilakukan pada bulan Maret 2014
oleh guru PKn III SD Kanisius Gayam yakni Ibu Margareta Novida
Siahaan, S.Pd. Validasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas desain
produk modul bimbingan belajar yang meliputi (1) aspek tujuan dan
pendekatan, (2) aspek desain dan pengorganisasian, (3) aspek isi, (4) aspek
topik dan (5) aspek metodologi. Hasil validasi guru diperoleh penilaian
kualitas desain produk dengan nilai rata-rata 3.92. Desain produk yang
sudah divalidasi mendapat komentar secara keseluruhan dan saran
perbaikan modul. Berikut tabel penjabaran komentar dan saran guru PKn
III SD Kanisius Gayam serta revisinya.
Tabel 4. Komentar guru PKn kelas III SD Kanisius Gayam serta revisinya
No Komentar Revisi
1 Mohon ditekankan kembali modul ini
tujuannya untuk siswa atau guru yang
menggunakannya.
Modul ini dikembangkan untuk siswa
bukan untuk guru.
2 Jika untuk guru mungkin bisa
ditambahkan di bagian pengantar tentang
langkah pembelajaran secara garis besar.
Karena modul diperuntukkan bagi
siswa maka langkah-langkah
pembelajaran secara garis besar tidak
perlu ditambahkan.
3 Kalau salah satu variabel dalam judul Isi modul dan kegiatan siswa secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
skripsi menekankan keterampilan
berbahasa mengapa tidak ditematikan
PKn dengan pelajaran Bahasa Indonesia.
(isi modul juga mendukung untuk
tematik).
tidak langsung sudah
menggambarkan tematik sehingga
menurut peneliti tidak perlu dituliskan
secara detail di bagian SKKD karena
modul ini berbasis pada kecerdasan
linguistik siswa.
4 Evaluasi pada pertemuan 1 bisa
dikembangkan.
Soal evaluasi pada pertemuan 1 akan
dikembangkan lagi.
Berdasarkan komentar yang diberikan oleh guru PKn, peneliti
melakukan revisi pada bagian-bagian yang diberi komentar dan saran.
Selain revisi pada aspek yang diberi komentar, peneliti juga merevisi
ejaan-ejaan yang terdapat dalam modul yang menjadi koreksi dan coretan
oleh guru. Kesimpulan yang diperoleh dari validasi guru dinyatakan layak
untuk digunakan atau uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Produk
yang telah divalidasi oleh guru PKn kemudian direvisi sesuai dengan
komentar dan saran. Revisi desain produk dilakukan setelah berkas
validasi dikembalikan kepada peneliti.
2. Data Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia dan Revisi Produk
Validasi desain produk (prototipe) dilakukan oleh seorang pakar tata
Bahasa Indonesia yaitu Drs. St. Kartono, M. Hum. Validasi dilakukan pada
tanggal 14 Maret 2014. Validasi pakar tata Bahasa dilakukan untuk
meningkatkan kualitas desain produk modul bimbingan belajar yang
meliputi (1) aspek tujuan dan pendekatan, (2) aspek desain dan
pengorganisasian, (3) aspek isi, (4) aspek topik dan (5) aspek metodologi.
Hasil validasi pakar tata Bahasa diperoleh penilaian kualitas desain produk
dengan nilai rata-rata 5. Desain produk yang sudah divalidasi mendapat
komentar secara keseluruhan dan saran perbaikan modul. Berikut tabel
penjabaran komentar dan saran pakar tata Bahasa serta revisinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 5. Komentar pakar tata Bahasa Indonesia serta revisinya
No Komentar Revisi
1 Perlu perbaikan tata tulis/pengetikan. Memperbaiki tata tulis/pengetikan
dengan menggunakan huruf kapital
pada setiap awal kalimat.
3 Halaman 10 pada modul “perasaan”
bisakah dirinci konkrit (untuk murid
kelas 3 SD)
Pertanyaan refleksi tentang “perasaan”
akan dibuat lebih rinci dan sederhana
menjadi “kesulitan apa yang kamu
alami selama proses pembelajaran”.
4 Pertanyaan refleksi no. 4 satu
pertanyaan satu aspek saja (senang
sendiri, bangga sendiri).
Pertanyaan refleksi no.4 pada
pertemuan pertama akan diperbaiki
menjadi “apakah kamu merasa bangga
saat mengenakan pakaian adat
daerah?”
Berdasarkan komentar yang diberikan pakar tata Bahasa Indonesia,
peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang diberi komentar dan
saran. Selain revisi pada aspek yang diberi komentar oleh pakar
pembelajaran Bahasa Indonesia, peneliti juga merevisi ejaan-ejaan yang
terdapat dalam modul yang menjadi koreksi dan coretan oleh pakar.
Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh pakar
tata Bahasa dinyatakan layak untuk digunakan atau uji coba lapangan
dengan revisi sesuai saran. Produk yang telah divalidasi oleh pakar tata
Bahasa kemudian direvisi sesuai dengan komentar dan saran. Revisi desain
produk dilakukan setelah berkas validasi dikembalikan kepada penulis.
3. Data Validasi Pakar Pembelajaran PKn dan Revisi Produk
Pakar pembelajaran PKn yang menjadi validator dalam produk
penelitian ini adalah Yohanes Sanaha Purba, M. Hum. Validasi dilakukan
pada bulan Maret 2014. Validasi pakar pembelajaran PKn dilakukan untuk
meningkatkan kualitas desain produk modul yang meliputi (1) aspek tujuan
dan pendekatan, (2) aspek desain dan pengorganisasian, (3) aspek isi, (4)
aspek berbahasa yaitu berbicara, (5) aspek topik dan (6) aspek metodologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Validasi pembelajaran PKn diperoleh penilaian kualitas desain produk
dengan nilai rata-rata 5. Komentar yang dituliskan oleh pakar bersifat
masukan tanpa revisi. Berikut tabel penjabaran komentar dan saran pakar
pembelajaran PKn.
Tabel 6. Komentar pakar pembelajaran PKn
No. Komentar Pakar
Tujuan dan pendekatan
1 Variasi bentuk teks, teknik penyajian, aktivitas pembelajaran dan evaluasinya telah
tersusun sedemikian sistematis menyediakan ruang bagi pluralitas pengalaman
belajar peserta didik. Sejauh yang saya amati, bilamana setiap aktivitas
pembelajaran dijalankan dengan optimal (tentu juga dengan membuka ruang
spontanitas di luar yang direncanakan), tujuan pembelajaran akan dapat tercapai
dengan baik (minimal tercapainya indikator yang telah suster susun dengan prinsip
3C). Saya melihat modul ini sudah sangat lengkap dan sistematik.
2 Modul suster bergerak dalam cakupan pengembangan wawasan kebangsaan yang di
dalamnya tidak saja mengenal atau berbangga pada pluralitas yang ada di Indonesia
namun juga mampu menerima berbagai perbedaan sebagai konsekuensi pluralitas.
Secara mikro, “kerjasama belajar” yang hendak suster bangun sebaiknya tidak perlu
menghindari dari kata “ribut.” Bagi saya keributan adalah keindahan dalam
pluralitas, justru yang dihindari adalah ketidakrukunannya atau kegaduhannya.
Mungkin terma “tanpa membuat keributan” dapat dikaji kembali.
3 Pola penyajian teks dalam modul menggunakan bahasa yang sederhana dan panduan
kegiatan yang tidak berliku sehingga anak-anak rasanya tidak akan kesulitan
memahami kekhasan setiap daerah yang suster ingin sajikan.
4 Selain pada variasi bentuk teks literer yang suster sajikan, saya tertarik pada teknik
„kerjasama‟ belajar yang digunakan suster untuk menajamkan kecerdasan linguistic,
khususnya dalam aktivitas „wawancara.‟ Kecerdasan verbal, kemampuan
memahami teks dan mengekspresikan dalam berbagai pemikiran akan tercapai
dalam kombinasi kegiatan membaca, mengidentifikasi dan wawancara antar siswa
yang suster bangun. Maka sekali lagi mohon dikaji kembali mengenai terma
„keributan‟ yang suster gunakan sebagai gambaran negatif yang ingin dihindari.
Bagi saya keributan adalah penanda (signifier) dari kreativitas verbal siswa
(signified).
5 Modul yang suster buat sudah cukup ideal untuk mulai diujicobakan sebagai salah
satu sumber belajar, meski tetap dibutuhkan sumber lain sebagai pembanding
sekaligus pelengkap.
Desain dan pengorganisasian
1 Komponen dalam modul telah lengkap tersusun dan terelaborasi dalam berbagai
teks dan kegiatan pembelajaran.
2 Kegiatan yang suster susun dalam modul telah memasuki proses linguistic yang
sistematik, dimulai dengan keterampilan pasif yaitu mendengarkan, membaca dan
dilanjutkan dengan penggunaan bahasa secara aktif yaitu menulis dan berbicara.
3 Ruang lingkup pembelajaran bahasa (mendengar, berbicara, membaca dan menulis)
telah melandasi cara suster menyajikan materi dan membangun berbagai kegiatan
belajar PKn yang direncanakan. Bagi saya disinilah titik integratif yang menarik.
4 Modul ini telah cukup memberi kesempatan siswa membangun pengetahuan dari
makna-makna yang dibangunnya sendiri dalam proses pembelajaran. Sebagai
catatan, guru yang modul ini harus seirit mungkin bernapsu mengatur atau memandu
siswa secara kaku dan hanya plan-oriented. Modul ini sudah dapat berfungsi dengan
sendirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
5 Modul ini menggunakan bahasa yang sederhana dan hal itu tampak dalam gaya
penyusunan kalimat yang tidak majemuk. Sebagian besar disusun dengan kalimat
tunggal sehingga anak cukup mudah menangkap maksud dari kalimat tersebut,
utamanya karena modul ini menyasar pada penajaman kecerdasan linguistik pada
wilayah pemahaman teks (comprehension).
6 Saya tertarik dengan cara suster mengkombinasikan gambar dan teks. Bagi saya,
pemaknaan akhir dari gambar yang digunakan dapat ditekstualisasikan dan suster
sudah melakukannya. Itu artinya, suster tidak saja menajamkan kecerdasan
linguistik namun juga kecerdasan visual.
7 Bahasa tulis yang digunakan, sejauh yang saya amati telah baik dan benar. Hanya
ada beberapa preposisi yang disambung dengan kata yang menunjuk tempat. Kata-
kata itu sudah saya tandai.
Isi modul
1 Kecerdasan bukan sesuatu yang pasif dan bukan pula merupakan esensi karakteristik
siswa yang begitu saja menentukan caranya belajar. Menurut Gardner kecerdasan itu
telah ada sebagai ciri khas namun mungkin pula tidak tampak karena tertutup oleh
kecerdasan yang lain. Sehingga pertanyaannya bukan apakah modul ini sesuai
dengan kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa, namun pertanyaannya adalah
apakah kegiatan modul ini dimungkinkan untuk mengembangkan kecerdasan
linguistik siswa. Pertanyaan kedua telah memuat pertanyaan pertama. Jawaban saya,
modul ini telah membuka ruang bagi perkembangan kecerdasan linguistik siswa.
2 Bagi saya, lebih dari sekedar memfasilitasi, modul ini dapat diberdayakan sebagai
bagian dari kemampuan siswa membangun maknanya sendiri secara hermeneutik.
Itu artinya paradigma berjalannya modul ini sebaiknya bukan sekedar menghargai
kecerdasan linguistik siswa namun dapat pula menjadi bagian yang menajamkan
kemampuan linguistiknya. Dalam bahasa Jawa, modul sebaik ini sangat „eman‟
kalau sekedar untuk melayani kecerdasan yang mungkin siswa sendiri belum
sungguh memiliki ruang beraktualisasi secara linguistik.
3 Modul ini, sepanjang tidak digunakan secara kaku, mampu memberi ruang bagi
kecerdasan linguistik siswa untuk teraktualisasikan. Dengan catatan, suster tidak
perlu menjalankan modul ini terlalu strict. Spontanitas dan subyektivitas menjadi
prasyarat kondisional berkembangnya kecerdasan.
4 Titik pentingnya bukan sekedar pada aktivitas membaca namun suster dapat
memberi penekanan lebih pada proses belajar kooperatif yang siswa lakukan.
Mungkin waktu lebih dapat diberikan dalam proses „wawancara‟ antar siswa yang
sudah suster susun.
5 Kegiatan dalam modul ini telah memediasi materi untuk diolah siswa dengan alur
kecerdasan linguistiknya.
6 Suster dimungkinkan pula untuk mengevaluasi perkembangan kecerdasan linguistik
dalam instrumen tes uraian yang ada di modul ini.
Topik
1 Pengalaman siswa belajar di dalam kelas akan lebih menyenangkan bilamana suster
memberikan penekanan pada refleksi atas pengalaman keseharian mereka berjumpa
dengan pluralitas di rumah, kampung halaman, lingkungan bermain, warung, jalan
raya hingga dunia hiburan yang mereka amati dari televisi. Bilamana gagasan di atas
diakomodasi, suster tidak saja membangun wawasan kebangsaan secara
konvensional namun juga telah membangun modul yang aktual dengan jaman dan
kontekstual dengan persoalan sosial di masyarakat. Suster sudah membangunnya di
kegiatan 3 pertemuan kedua, tinggal dikembangkan dengan lebih refleksif (tak perlu
mengubah apapun).
2 Saya belum dapat memutuskan secara pasti karena perkembangan siswa bersifat
kasuistik dan subyektif. Mungkin sebelumnya suster sudah melakukan pre-research
untuk mengidentifikasinya. Bilamana saya menggunakan standar perkembangan
kognitif siswa dalam arti universal (meskipun tidak mungkin), dimana kelas 3 SD
atau anak usia 9/10 tahun sudah mulai memasuki tahap operasional konkrit, modul
ini cukup ideal menyediakan ruang bagi karakter kognitif siswa untuk mengurutkan,
mengelompokkan, mendesentralisasi tema, memodifikasi susunan laten,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mengkonservasi faktualitas, dan mengurangi potensi egosentrisme.
Metodologi
1 Melalui kegiatan yang memusatkan siswa bergaul dengan teks tertulis dan visual
secara mandiri dan berkelompok, siswa telah diberi kesempatan membangun
pemaknaannya sendiri. Sebagai catatan penting, suster harus meminimalisir peran
sensor guru dalam setiap aktivitas. Semakin guru mengatur dan mengendalikan
suasana, modul ini akan sia-sia.
2 Modul ini dibangun pada kegiatan mandiri siswa.
3 Modul ini membuka ruang untuk gaya belajar auditory, visual dan verbal. Untuk
gaya belajar kinaesthetic mungkin dapat lebih dikembangkan meskipun tidak lalu
harus mengubah modul ini. Aktivitas seperti merangkai kata dan gambar dengan
permainan yang berolah fisik dapat dibangun bilamana suster masih ada waktu.
Berdasarkan komentar yang diberikan pakar pembelajaran PKn,
peneliti tidak melakukan revisi pada modul kecuali ejaan-ejaan yang
menjadi koreksi dan coretan oleh pakar diperbaiki. Kesimpulan yang
diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajaran PKn
dinyatakan layak untuk digunakan atau uji coba lapangan tanpa revisi.
4. Data Validasi Pakar multiple intelligences dan Revisi Produk
Validasi desain produk (prototipe) dilakukan oleh seorang pakar
multiple intelligences yaitu Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ., M.S.T. Validasi
dilakukan secara lisan pada tanggal 20 Maret 2014. Validasi dilakukan
untuk meningkatkan kualitas desain produk modul bimbingan belajar yang
meliputi (1) aspek tujuan dan pendekatan, (2) aspek desain dan
pengorganisasian, (3) aspek isi, (4) aspek topik dan (5) aspek metodologi.
Desain produk yang sudah divalidasi mendapat komentar secara
keseluruhan dan saran perbaikan modul. Berikut tabel penjabaran komentar
dan saran pakar pembelajaran Bahasa Indonesia serta revisinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 7. Komentar pakar Multiple Intelligences serta revisinya
No Komentar Pakar Revisi
1 Halaman SKKD, Indikator, Tujuan pembelajaran tidak
perlu dilampirkan pada modul siswa saat uji coba
namun untuk skripsi modul harus lengkap.
Pada mudul siswa tidak
dilampirkan SKKD,
Indikator, dan Tujuan
pembelajaran.
2 Pertanyaan refleksi pada pertemuan kedua
“gambarkan perasaanmu” baiknya diganti.
Pertanyaan refleksi pada
pertemuan kedua akan
diganti.
3 Sebagai tambahan bisa mencari cerita dengan
mendownload dari internet atau meminta anak
menceritakan dirinya sendiri sebagai anak Indonesia.
Akan diusahakan
mencari cerita dari
internet.
Berdasarkan komentar yang diberikan pakar multiple intelligences,
peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang diberi komentar dan
saran. Selain revisi pada aspek yang diberi komentar oleh pakar multiple
inteligences, peneliti juga merevisi ejaan-ejaan yang terdapat dalam modul
yang menjadi koreksi dan coretan oleh pakar.
Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh pakar
multiple intelligences dinyatakan layak untuk digunakan atau uji coba
lapangan dengan revisi sesuai saran. Produk yang telah divalidasi oleh
pakar multiple intelligences kemudian direvisi sesuai dengan komentar dan
saran. Revisi desain produk dilakukan setelah berkas validasi
dikembalikan kepada penulis.
Tabel 8. Resume hasil validasi pakar
No Validator Nilai Kategori
1 Guru PKn/guru kelas 3.92 Baik
2 Pakar Bahasa 5 Sangat Baik
3 Pakar pembelajaran PKn 5 Sangat Baik
Jumlah 13,92
Rerata (Jumlah total: Responden) 4.64
Kategori Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari keseluruhan hasil validasi tersebut, diperoleh rerata skor 4.64
dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa produk yang dikembangkan memiliki kualitas baik dan layak untuk
diujicobakan atau digunakan sebagai modul bimbingan belajar PKn di
kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
I. Teknik analisis data
1. Analisis Data Validasi Pakar
Analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas modul
bimbingan belajar. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh pakar
yakni pakar multiple intelligence, pakar pembelajaran PKn, pakar tata
Bahasa Indonesia, dan guru PKn. Sedangkan data kuantitatif berupa skor
dari komentar para pakar.
Skor yang diperoleh dari uji validasi berdasarkan kuesioner
kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan
menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut.
Tabel 9. Konversi data kuantitatif ke data kualitatif skala lima menurut
Sukardjo
Interval Skor Kategori
X >iX + 1,80 Sbi Sangat Baik
iX + 0,60 Sbi < X ≤ iX + 1,80 Sbi Baik
iX - 0,60 Sbi < X ≤ iX + 0,60 Sbi Cukup
iX - 1,80 Sbi < X ≤ iX - 0,60 Sbi Kurang
X ≤ iX - 1,80Sbi Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Keterangan:
Rerata ideal (iX ) :
2
1(skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (Sbi) : 6
1(skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan
rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif
pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal (iX ) : 1/2 (5+1) = 3
Simpangan baku ideal (Sbi) :1/6 (5-1) = 0,67
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan
sangat kurang baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X >iX + 1,80Sbi
= X > 3+ (1,80.0,67)
= X > 3+ (1,21)
= X > 4,21
Kategori baik = iX + 0,60 Sbi < X ≤
iX + 1,80 Sbi
= 3 + (0,60.0,67) < X ≤ 3 + (1,80.0,67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik = iX - 0,60 Sbi < X ≤
iX + 0,60 Sbi
= 3 – (0,60.0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)
= 3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)
= 2,60 < X ≤ 3,40
Kategori kurang baik = iX + 1,80 Sbi < X ≤
iX - 0,60 Sbi
= 3 – (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X ≤ 3 + (0,40)
= 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = X ≤ iX - 1,80Sbi
= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 – (1,21)
= X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan konversi data
kuantitatif menjadi kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 10. Hasil konversi data kuantitatif menjadi kualitatif skala lima
Interval Skor Kriteria
X > 4,21 Sangat baik
3,40 < X ≤ 4,21 Baik
2,60 < X ≤ 3,40 Cukup
1,79 < X ≤ 2,60 Kurang
X ≤ 1,79 Sangat Kurang
2. Analisis Hasil Uji Coba Modul (Pretest dan Posttest)
a. Pretest dan posttest
Pedoman penilaian pretest dan posttest adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 11. Kriteria Penilaian Pretest dan Posttest
Pilihan Ganda Uraian
Skor maksimal = 30
Jawaban benar = 1
Jawaban salah = 0
Nilai = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
3x10
Soal no 1 = skor maksimal 10
Soal no 2 = skor maksimal 5
Soal no 3 = skor maksimal 15
Total skor yang diperoleh 30
Nilai = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
3x10
Nilai akhir pretest dan posttest = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑖 ℎ𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 + 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛
2x10
Jadi, nilai maksimal pretest dan posttest adalah 100.
b. Perbandingan hasil pretest dan posttest
Hasil pretest yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan hasil
posttest untuk mengetahui apakah hasil posttest lebih baik dari pretest.
Apabila hasil posttest lebih baik dari pretest berarti modul bimbingan
belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik dapat membantu siswa untuk
meningkatkan prestasi mereka pada materi tentang kekhasan bangsa
Indonesia. Akan tetapi, apabila nilai posttest lebih rendah dari pretest,
berarti modul yang dikembangkan kurang berhasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
PELAKSANAAN DAN DATA ANALISIS
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Sebelum Penelitian
Proses pelaksanaan penelitian dimulai dengan pemilihan sampel.
Pemilihan sampel dilakukan dengan dua cara yakni, pertama: peneliti
melakukan wawancara tidak terstruktur (terbuka) kepada guru kelas III SD
Kanisius Gayam yakni Ibu Margareta Novita Siahaan, S.Pd., kedua
menganalisis ledger nilai raport siswa kelas III SD Kanisius Gayam
semester gasal. Kegiatan wawancara dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 01
Februari 2014. Adapun tujuan dari wawancara ini yakni untuk menggali
informasi tentang siswa yang kecerdasan linguistiknya menonjol namun
memiliki prestasi rendah pada salah satu mata pelajaran. Hasil wawancara
dengan guru kelas, memberikan data awal tentang kecerdasan linguistik
dan prestasi yang dimiliki oleh siswa.
Kedua, peneliti menganalisis ledger nilai raport siswa kelas III SD
Kanisius Gayam untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki kecerdasan
linguistik dengan menganalisis nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia
kemudian menganalisis nilai siswa yang rendah (dibawah KKM) pada
salah satu mata pelajaran di SD. Salah satu mata pelajaran yang nilainya
dibawah KKM adalah mata pelajaran PKn. Berdasarkan hasil analisis
tersebut, peneliti memilih 10 siswa yang memiliki nilai Bahasa Indonesia
yang baik namun pada mata pelajaran PKn memiliki nilai yang rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
atau dibawah KKM. Ke 10 siswa tersebut menjadi sampel dalam
penelitian ini yang kemudian dikonsultasikan kepada guru kelas. Hasil
konsultasi dan rekomendasi dari guru kelas, memberikan data bahwa ke 10
siswa tersebut kecerdasan linguistiknya menonjol namun lemah dalam
mata pelajaran PKn. Oleh karena itu siswa membutuhkan bantuan berupa
bimbingan belajar menggunakan modul untuk membantu meningkatkan
prestasi mereka dalam mata pelajaran PKn.
Pengembangan modul bimbingan belajar PKn diawali dengan
konsultasi kepada guru kelas mengenai materi pelajaran yang akan
dikembangkan. Materi yang akan dikembangkan dalam modul mengacu
pada kompetensi dasar 4.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti
kebhinekaan, kekayaan alam, dan keramahtamahan. Setelah menentukan
materi pelajaran yang akan dikembangkan, peneliti menyusun desain
produk modul bimbingan belajar dengan menyesuaikan pada kecerdasan
linguistik siswa.
Peneliti menyusun Silabus Pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat mencakup dua pertemuan. Alokasi
waktu tiap pertemuan 3x35 menit (3JP). Pendekatan yang digunakan
dalam RPP ini adalah pendekatan PPR dan kooperatif learning. RPP yang
dibuat juga disertai materi pelajaran dan instrumen penilaian disetiap
pertemuan. Silabus dan RPP yang sudah dibuat digunakan sebagai
pedoman dalam mengembangkan kegiatan belajar dan materi yang
dituangkan dalam desain produk modul bimbingan belajar yang
dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Setelah RPP selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah membuat
modul. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan isi modul yang meliputi
materi pembelajaran, gambar, video pembelajaran dan lagu. Materi
pembelajaran dan gambar diperoleh dari beberapa buku pelajaran PKn
kelas III SD, sedangkan gambar, video dan lagu diperoleh dari internet
serta beberapa gambar didesain oleh peneliti.
Modul bimbingan belajar dikemas seperti buku dengan ukuran
kertas A4 yang terdiri dari 26 halaman. Pengembangan modul ini dibuat
menggunakan program Microsoft Word 2007. Background modul diisi
dengan gambar-gambar berwarna yang sesuai dengan materi dan beberapa
kalimat yang ditulis warna sehingga diperoleh tampilan yang baik dan
menarik. Karakter font yang digunakan adalah Futura md BT yang mudah
dibaca siswa dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan baca siswa.
Penulisan halaman terletak di pojok kanan atas dan tulisan tentang
semboyan bangsa Indonesia.
Modul untuk siswa dibedakan dengan modul pegangan guru.
Modul untuk siswa berisi halaman apersepsi, halaman uraian materi,
halaman kegiatan siswa, halaman evaluasi, halaman refleksi, dan halaman
tindakan siswa. Sedangkan modul pegangan guru, dibuat secara lengkap
mulai dari cover, kata pengantar, daftar isi, halaman SKKD, indikator, isi
modul sama dengan modul untuk siswa, soal pretest dan posttest, halaman
pedoman penilaian akhir, halaman glosarium dan halaman daftar pustaka
setelah semua materi untuk pertemuan pertama dan kedua selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Desain produk modul bimbingan belajar (prototipe) yang telah
dikemas kemudian diberikan kepada empat orang pakar yakni pakar
pembelajaran PKn, pakar multiple intelligences, pakar tata Bahasa
Indonesia, dan guru PKn kelas III SD Kanisius Gayam untuk divalidasi.
Validasi dilakukan untuk mengetahui seberapa baik produk yang
dikembangkan. Hasil validasi dari pakar tersebut menjadi masukkan untuk
merevisi modul sesuai dengan komentar dan saran para pakar. Modul yang
sudah direvisi kemudian dicetak sebanyak 10 eksamplar dan dibagikan
kepada 10 siswa pada saat uji coba.
2. Selama Penelitian
Pelaksanaan bimbingan belajar PKn diadakan pada bulan April
2014 selama dua hari berturut-turut yakni pada hari Senin dan Selasa,
tanggal 07-08 April 2014. Dua hari sebelum pelaksanaan bimbingan
belajar yakni pada tanggal 04 April 2014, siswa mengikuti pretest untuk
mengetahui hasil belajar awal siswa. Kegiatan pretest melibatkan 10 siswa
yang memiliki kecerdasan linguistik dan dilaksanakan di ruang
perpustakaan. Pada saat pretest, ada siswa yang bertanya “Suster Nanda
mengapa hanya kita yang ikut tes koq tidak satu kelas?” pertayaan siswa
tersebut ditanggapi oleh peneliti “karena kalian istimewa dan memiliki
kelebihan di mata pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi nilai PKn masih
kurang makanya Sr. Nanda dan Ibu guru meminta kalian untuk
mengerjakan soal latihan PKn ini”. Setelah mendengarkan penjelasan dari
peneliti, siswa dibagikan lembar latihan soal pretest yang terdiri dari 30
soal pilihan ganda dan 3 soal uraian. Ketika menerima lembar latihan soal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
salah satu siswa bertanya “Suster apakah bisa diskusi dengan teman?”,
peneliti meminta siswa untuk mengerjakan sendiri-sendiri sebisanya saja.
Setelah selesai mengerjakan soal latihan PKn, peneliti mengumpulkan
lembar pretest untuk dikoreksi. Nilai pretest menjadi salah satu data dalam
penelitian ini.
Pada hari Senin tanggal 07 April peneliti melakukan uji coba
modul. Waktu pelaksanaan pkl 13.00-14.00 WIB (setelah pulang sekolah)
dengan tujuan agar kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak terganggu. Hal
ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh guru kelas untuk
melangsungkan bimbingan belajar cukup satu jam saja karena siswa sudah
lelah belajar dari pagi hingga siang. Dengan demikian, alokasi waktu yang
ditulis dalam modul tidak sesuai pada saat penelitian.
Situasi yang terjadi pada pertemuan pertama cukup ramai terutama
diluar kelas karena pada saat yang sama para siswa pulang dan melewati
depan ruang kegiatan. Bahkan siswa yang lain ikut mengintip dari jendela
sehingga suasana di kelas sedikit terganggu. Keadaan 10 siswa juga terasa
lelah dan merasa gerah karena panas. Sebagian besar meminta supaya
istirahat sebentar karena sudah merasa capek, ada juga yang permisi ke
belakang dan meminta untuk bermain sebentar. Salah satu siswa juga
berkata “suster nanda bimbelnya jangan lama-lama ya”. Melihat situasi
yang dialami siswa, akhirnya peneliti memberikan waktu kepada siswa
untuk istirahat selama 5 menit. Selesai istirahat, kegiatan bimbingan
belajar dimulai namun ada satu siswa yang tidak mau masuk, setelah
peneliti mendekatinya, siswa tersebut berkata “aku tidak mau ikut bimbel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
aku mau main”. Peneliti mencoba mendekati dan membujuk siswa tersebut
dan berkata yang ikut bimbel akan mendapat hadiah. Akhirnya siswa
tersebut masuk dengan sendirinya.
Sebelum kegiatan dimulai, peneliti membagikan modul kepada
setiap siswa. Pada umumnya siswa merasa senang mendapatkan modul,
mereka menuliskan nama, kelas, dan nomor absen pada modul tersebut.
Setelah doa pembuka, peneliti menjelaskan kepada siswa kegiatan yang
dilakukan pada pertemuan pertama. Selama proses pembelajaran, siswa
sangat antusias, senang karena kegiatannya menarik terutama saat
menonton video tentang “kebhinekaan”. Siswa yang tadinya tidak mau
masuk, dengan sendirinya maju dan duduk didepan untuk melihat video
dan mengikutinya sampai selesai. Kegiatan belajar secara umum pada
pertemuan pertama berjalan dengan baik, hanya pada kegiatan evaluasi
tidak sempat karena keterbatasan waktu. Namun secara umum kegiatan
bimbingan belajar cukup menyenangkan siswa, dan yang paling menarik
ialah ketika siswa mewawancarai temannya, siswa sangat semangat dan
gembira karena bisa berbicara dengan temannya.
Pertemuan pertama membahas tentang kebhinekaan bangsa
Indonesia. Kegiatan ini sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai yaitu mengetahui keragaman yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Peneliti menggunakan media berupa video pembelajaran
tentang “kebhinekaan”. Siswa diajak untuk menyaksikan video tersebut
kemudian masuk pada kegiatan siswa yang tersusun dalam modul. Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
beraktivitas siswa diminta untuk mengisi refleksi dan tindakan siswa.
Kegiatan evaluasi tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan waktu.
Uji coba kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 08 April 2014
setelah pulang sekolah yakni pkl 13.00-14.00 WIB. Sebelum kegiatan
dimulai siswa dibagikan modul bimbingan belajar. Pertemuan kedua
diawali dengan kegiatan membaca cerita “Doni Berlibur ke Rumah Nenek
di Desa”. Setelah itu peneliti menjelaskan secara singkat materi yang
dipelajari, lalu siswa masuk ke bagian kegiatan siswa. Kegiatan pokok
yang dilakukan pada pertemuan kedua ini yakni mendengarkan cerita,
membaca, berdiskusi dengan teman semeja dan menulis puisi. Pada
pertemuan kedua siswa belajar secara mandiri dengan mengamati gambar
dan menulis puisi tentang “alamku”. Pada akhir pembelajaran pertemuan
kedua, siswa diminta mengerjakan soal postest untuk mengetahui
pemahaman akhir siswa setelah mengikuti kegiatan bimbingan belajar
menggunakan modul.
B. Data dan Analisis
1. Hasil belajar
a. Data nilai pretest dan posttest
Tabel 12. Hasil pretest dan posttest 10 siswa yang memiliki kecerdasan
linguistik.
No Siswa Nilai
Pretest Posttest
1 Sampel 1 78 78
2 Sampel 2 41 76
3 Sampel 3 63 69
4 Sampel 4 71 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
5 Sampel 5 51 33
6 Sampel 6 48 63
7 Sampel 7 59 61
8 Sampel 8 71 71
9 Sampel 9 63 64
10 Sampel 10 56 78
Rata-rata 60.35 66.7
Rata-rata = Σ nilai keseluruhan : jumlah sampel
Hasil pretest dan posttest pada tabel 12 menunjukkan
adanya peningkatan. Perbandingan rata-rata pretest dan posttest
yang diperoleh siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 3. Grafik perbandingan hasil pretest dan posttest
b. Analisis
Dari data hasil pretest dan posttest 10 siswa yang memiliki
kecerdasan linguistik diatas, terlihat ada dua siswa yang nilai
pretestnya sama dengan nilai posttest yakni sampel 1 dengan nilai 78
dan sampel dengan nilai 71, ada 7 siswa yang mengalami peningkatan
nilai posttest dan 1 siswa yang nilai pretestnya lebih tinggi dari nilai
56
58
60
62
64
66
68
Pretest Posttest
Posttest
Postest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
posttest. Menurut pengamatan peneliti, siswa yang nilai posttestnya
menurun disebabkan karena pada saat posttest siswa malas membaca
soal dengan teliti, ingin bermain dan cepat pulang. Situasi tersebut
sangat mempengaruhi tingkat konsentrasi siswa dalam mengerjakan
soal posttest sehingga nilai posttestnya tidak sebaik nilai pretest.
Sedangkan ketika kegiatan bimbingan belajar berlangsung, peneliti
mengamati bahwa siswa tersebut cukup bersemangat, aktif bertanya
dan berani menjawab pertanyaan.
Nilai perbandingan rata-rata pretest yang diperoleh siswa
adalah 60.35 sedangkan nilai rata-rata posttest yang diperoleh siswa
66.7. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan prestasi siswa
setelah melakukan uji coba modul. Hal ini berarti bahwa posttest lebih
baik dari pretest. Dengan kata lain uji coba modul bimbingan belajar
PKn berbasis kecerdasan linguistik membantu siswa untuk
meningkatkan prestasi mereka khususnya pada materi tentang
kekhasan bangsa Indonesia.
2. Tanggapan Siswa Terhadap Modul
a. Data
Tanggapan 10 siswa yang memiliki kecerdasan linguistik
terhadap modul bimbingan belajar PKn, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Table 13. Tanggapan siswa terhadap modul
Sampel Tanggapan
1 Modulnya sangat bagus
2 Sangat baik
3 Modul ini sangat bagus
4 Saya senang dengan modul ini karena bisa membantu saya belajar I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
love Sr. Nanda
5 -
6 Saya senang belajar PKn ini karena bagus dan dapat pintar, I love
PKn
7 Senang
8 Modul ini sangat saya senang, gambarnya sangat menarik dan
dalamnya ada gambar dan tulisan yang bagus
9 -
10 Agar pintar
b. Analisis
Peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan bimbingan
belajar berlangsung menggunakan modul bimbingan belajar PKn
berbasis kecerdasan linguistik yang diberikan kepada 10 siswa
yang kecerdasan linguistiknya menonjol. Berdasarkan hasil
pengamatan tersebut, peneliti menemukan beberapa hal terkait
dengan respon atau tanggapan yang diberikan oleh siswa selama
proses kegiatan bimbingan belajar. Secara keseluruhan, semua
siswa merasa senang belajar menggunakan modul. Hal ini terlihat
dari sikap siswa yang antusias dan semangat mengikuti bimbingan
belajar di kelas. Meskipun pada awalnya, ada siswa yang tidak mau
ikut bimbingan belajar karena merasa capek, malas, dan ingin
bermain, namun setelah memulai kegiatan bimbingan belajar
dengan menggunakan modul siswa merasa tertarik dan ikut dari
awal sampai selesai.
Rasa tertarik dan senang yang ditunjukkan oleh siswa
tersebut terlihat pada pertemuan pertama dan kedua, dimana siswa
sangat antusias, senang dan bersemangat mengikuti kegiatan
bimbingan belajar. Siswa aktif bertanya, berlomba untuk maju ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
depan kelas untuk memimpin doa atau bercerita, berlomba untuk
menjawab pertanyaan dan menyelesaikan tugas yang disajikan
dalam modul. Pada akhir pertemuan, peneliti membagikan kertas
kepada siswa untuk menuliskan tanggapan mereka tentang modul
yang sudah digunakan selama kegiatan bimbingan belajar (lihat
tabel 13). Dari tanggapan siswa tersebut terlihat ada dua siswa yang
tidak memberi tanggapan secara tertulis dan ada 8 siswa yang
memberikan tanggapan bahwa mereka senang belajar
menggunakan modul karena modulnya bagus, gambar dan
tulisannya menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan
linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisisus Gayam I
Yogyakarta dikembangkan dengan menggunakan prosedur pengembangan
dan langkah-langkah penelitian R&D dari Sugiyono yang terdiri dari (1)
potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk modul
bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik, (4) validasi desain
oleh 4 pakar, (5) revisi produk berdasarkan kritik dan saran dari pakar, (6)
uji coba produk kepada 10 siswa yang memiliki kecerdasan linguistik dan
prestasi rendah pada mata pelajaran PKn.
2. Pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan
linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I
dikembangkan dengan kualitas yang baik dan layak untuk digunakan
berdasarkan validasi dari pakar pembelajaran Tata Bahasa Indonesia, guru
PKn, pakar multiple intelligences, dan pakar pembelajaran PKn. Hal itu
ditunjukkan dengan rerata produk yang memperoleh skor 4.64 dan
termasuk kategori “sangat baik”.
3. Produk modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik dapat
meningkatkan prestasi rendah siswa kelas III SD Kanisius Gayam I
Yogyakarta khususnya pada materi kekhasan bangsa Indonesia. Hal ini
terbukti dari nilai rata-rata hasil pretest dengan skor rata-rata 60.35 dan
posttest 66.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
B. Keterbatasan penelitian
1. Sampel penelitian hanya dibatasi kepada 10 siswa kelas III SD Kanisius
Gayam yang kecerdasan linguistiknya menonjol dan memiliki prestasi
rendah pada mata pelajaran PKn. Hal ini disebabkan karena kesulitan
untuk mencari sampel yang memiliki kecerdasan yang sama dan
kelemahan yang sama pada mata pelajaran tertentu.
2. Analisis kebutuhan hanya berdasarkan pada dokumentasi berupa ledger
nilai raport kelas III SD semester 1 tahun ajaran 2013/2014.
3. Instrumen pretest dan posttest belum diuji validitas dan reliabilitasnya
secara empiris.
4. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan hanya sampai pada uji
coba produk karena keterbatasan waktu.
C. Saran
1. Modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik ini dapat
digunakan sebagai modul bimbingan belajar untuk membantu siswa kelas
III SD.
2. Uji coba modul sebaiknya dilakukan pada sampel dalam jumlah yang lebih
besar dan diadakan pada pagi atau sore hari disaat siswa dalam kondisi
segar atau habis istirahat.
3. Modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik ini dapat
diteruskan oleh peneliti lain untuk mengembangkan dan menghasilkan
modul secara massal berdasarkan langkah-langkah penelitian
pengembangan (R&D) dari Sugiyono.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. (1991). Psikologi belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta
Campbell, Linda dkk. (2006). Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences. Depok: Intuisi Press.
Hamalik Oemar. (2009). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
May Lwin, dkk. (2008). How To Multiply Your Child’s Intelligence; cara
mengembangkan berbagai komponen kecerdasan. Penerbit: PT Indeks.
Purnomo, Sapto. (2007). Pembelajaran Tentang Magnet Untuk Kelas V SD Yang
Dikembangkan Berdasarkan Teori Kecerdasan Ganda (multiple
intelligences). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma.
Setyorini, Katarina Wahyu. (2012). Model pengembangan perangkat
pembelajaran matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi
dan belajar untuk peserta didik kelas IV SD kanisius Jomegatan Bantul.
Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma.
Subini Nini. (2012). Panduan Mendidik Anak Dengan Kecerdasan Di Bawah
Rata-Rata. Jogjakarta: Perpustakaan Nasional, Katalog Dalam Terbitan
(KDT).
Subini, Nini. (2012). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Suparno, Paul. (2004). Teori inteligensi ganda: dan Aplikasinya di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Surtosubroto. (1983). Sistem Pengajaran Dengan Modul. Yogyakara: Bina
Aksara.
Syah, Muhibbin. (1997). Psikologi pendidikan, dengan pendekatan baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun KBBI. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai
pustaka.
Thomas, Armstrong. (2002). Setiap Anak Cerdas; Panduan Membantu Anak
Belajar Dengan Memanfaatkan Multiple Intellegencenya. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Uno, H. Hamzah B., dan Masri, Kuadrat. (2009). Mengelola kecerdasan dalam
pembelajaran: Sebuah konsep pembelajaran berbasis kecerdasan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Vembriarto. (1981). Pengajaran modul. Yogyakarta: yayasan pendidikan
paramita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 1
Surat Izin Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
lampiran 2
Surat Ijin Kepada Wali Murid Untuk Mengadakan Bimbingan Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 3
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampira 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Kanisius Gayam I Yogyakarta
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : III/2
Alokasi Waktu : 2 x 30 (2 JP)
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
4. Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan, kekayaan alam,
keramahtamahan.
C. Indikator Pembelajaran
Competence
4.1.1 Menyebutkan kebhinekaan bangsa Indonesia.
4.1.2 Menyebutkan contoh kekayaan alam Indonesia.
4.1.3 Menjelaskan keramahtamahan bangsa Indonesia.
Conscience
4.1.3 Menghargai pendapat yang berbeda.
Compassion
4.1.4 Bekerjasama dengan baik dalam kelompok.
D. Tujuan Pembelajaran
Competence
4.1.1.1 Melalui pengamatan, peserta didik dapat menyebutkan kebhinekaan
bangsa Indonesia.
4.1.1.2 Melalui tanya jawab, peserta didik dapat menyebutkan contoh
kekayaan alam Indonesia.
4.1.1.3 Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat
menjelaskan keramahtamahan bangsa Indonesiamenggunakan
bahasanya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Conscience
4.1.1.4 Peserta didik mampu menghargai pendapat yang berbeda dari teman
tanpa mencela.
Compassion
4.1.1.5 Peserta didik mampu berkerjasama dengan baik dalam kelompok
tanpa membuat keributan.
E. Materi Ajar
Keanekaragaman bangsa Indonesia
F. Model pembelajaran
Cooperatif Learning
G. Metode pembelajaran
Pengamatan, Tanya jawab, Diskusi, Pemberian tugas, Presentasi
H. Nilai Kemanusiaan
1. Kerjasama
2. Menghargai
3. Berani
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
waktu
1. Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam kepada peserta didik.
Salah satu peserta didik memimpin doa pembukaan.
Apersepsi: peserta didik bersama guru menyanyikan lagu “Aku anak Indonesia”.
Guru mengaitkan lagu tersebut dengan materi pembelajaran.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10 menit
2. Kegiatan Inti
Peserta didik menonton sebuah video tentang “kebhinekaan”
Guru bertanya jawab kepada peserta didik tentang apa saja yang mereka lihat dari
video tersebut.
Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan berdasarkan video yang baru saja
ditonton, misalnya:
1. Apakah pakaian adat yang mereka pakai sama? Jelaskan!
2. Apakah rumah adat yang kamu lihat sama bentuknya? Jelaskan mengapa!
3. Bagaimana tarian adat yang kamu lihat, apakah sama? Jelaskan!
4. Apa yang kamu ketahui tentang keragaman bangsa Indonesia? Tuliskan!
Peserta didik membentuk kelompok yang beranggotakan 3 anak dengan cara
berhitung 1-3.
Peserta didik mengamati gambar tentang keanekaragaman bangsa Indonesia dan
menemukan kekhasan masing-masing daerah.
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok dan mengerjakan latihan 2 yang ada
pada modul pembelajaran.
Setelah mengenal keanekaragman bangsa Indonesia melalui tayangan video dan
mengamati gambar, peserta didik mencari informasi tentang perbedaan yang
35 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dimiliki temannya dengan melakukan wawancara sederhana (panduan wawancara
ada dalam modul).
3. Kegiatan akhir
Kesimpulan
Peserta didik dengan bimbingan guru merangkum pelajaran dari awal hingga
akhir.
Evaluasi
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.
Refleksi
Peserta didik menulis refleksi dengan menjawab pertanyaan:
1. Apa saja yang sudah kamu pelajari hari ini?
2. Kesulitan apa yang kamu alami selama proses pembelajaran?
3. Pernahkah kamu mengenakan pakaian adat daerahmu sendiri? Pada
kesempatan apa biasanya kamu mengenakannya?
4. Apakah kalian merasa bangga saat mengenakannya? Mengapa?
Tindakan siswa
Peserta didik diajak untuk membuat sebuah niat tentang sikap apa yang
ditunjukan kepada teman yang berbeda suku bangsa.
Peserta diberi tugas mengumpulkan koran dan mencari keanekaragaman bangsa
Indonesia kemudian menempelkannya sesuai panduan yang ada dalam modul.
Salah satu Peserta didik memimpin doa penutup.
15 menit
J. Sumber Belajar
1. Sumber:
a. Prayoga Bestari, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan: Menjadi
Warga Negara Yang Baik Untuk Kelas III SD. Jakarta. Pusat
perbukuan, Depdiknas.
b. Slamet, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas
3. Jakarta. Pusat perbukuan, Depdiknas.
2. Media: video pembelajaran tentang “Kebhinekaan”, gambar-gambar
tentang rumah adat, pakaian adat, dan tarian daerah dari berbagai daerah.
K. Penilaian
Indikator Jenis Bentuk Contoh instrumen
Menyebutkan Kebhinekaan bangsa
Indonesia.
Menyebutkan contoh kekayaan alam
Indonesia
Menjelaskan keramahtamahan
bangsa Indonesia.
Tes
Uraian
1. Sebutkan 5
keanekaragaman yang
dimiliki oleh bangsa
Indonesia.
2. Sebutkan 3 suku di pulau
Jawa.
3. Bagaimana sikapmu bila
di kelas kedatangan murid
dari suku lain?
Instrumen penilaian
1. Sebutkan 5 keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Sebutkan 3 suku di pulau Jawa.
3. Bagaimana sikapmu bila di kelas kedatangan murid dari suku lain?
Kunci jawaban
1. Agama, suku bangsa, bahasa, makanan khas, tarian daerah, pakaian adat.
2. Sunda, Badui, Madura, Jawa.
3. Menyapa, ramah, menghormati teman, dll.
Skor hasil penilaian
Soal no 1 = skor maksimal 15
Soal no 2 = skor maksimal 10
Soal no 3 = skor maksimal 5
Total skor yang diperoleh 30
Nilai akhir
Nilai akhir = jumlah skor yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Kanisius Gayam Yogyakarta
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : III/2
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit (2 JP)
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
4. Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan, kekayaan alam,
Keramahtamahan.
C. Indikator Pembelajaran
Competence
4.1.1 Menyebutkan kebhinekaan bangsa Indonesia.
4.1.2 Menyebutkan contoh kekayaan alam Indonesia.
4.1.3 Menjelaskan keramahtamahan bangsa Indonesia.
Conscience
4.1.4 Menghargai pendapat yang berbeda.
Compassion
4.1.5 Bekerjasama dengan baik dalam kelompok.
L. Tujuan Pembelajaran
Competence
1. Melalui pengamatan, peserta didik dapat menyebutkan kebhinekaan
bangsa Indonesia.
2. Melalui tanya jawab, peserta didik dapat menyebutkan contoh kekayaan
alam Indonesia.
3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat
menjelaskan keramahtamahan bangsa Indonesiamenggunakan bahasanya
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Conscience
4. Peserta didik mampu menghargai pendapat yang berbeda dari teman tanpa
mencela.
Compassion
5. Peserta didik mampu berkerjasama dengan baik dalam kelompok tanpa
membuat keributan.
D. Materi Ajar
Kekayaan alam dan keramahtamahan bangsa Indonesia
E. Model pembelajaran
Cooperatif Learning
F. Metode pembelajaran
Diskusi, Tanya jawab, Penugasan
G. Nilai Kemanusiaan
1. Kerjasama
2. Menghargai
3. Berani
H. Langkah pembelajaran
Kegiatan Alokasi
waktu
1. Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam kepada peserta didik.
Salah satu peserta didik memimpin doa pembukaan.
Apersepsi: mendengarkan cerita tentang “Doni berlibur ke rumah nenek di
desa”.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10 menit
2. Kegiatan Inti
Guru bertanya jawab tentang materi sebelumnya.
Siswa mendengarkan cerita “Doni berlibur ke rumah nenek di deesa”. Salah
satu siswa diminta untuk menceritakan pengalamannya.
Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangkunya membahas beberapa
pertanyaan di bawah ini!
- Kekayaan alam yang lain berupa hasil hutan. Seperti rotan, kayu jati,
dan berbagai jenis tanaman lainnya. Untuk apakah rotan dan kayu jati?
Sebutkan kegunaannya!
- Di dalam hutan terdapat berbagai jenis hewan seperti harimau, gajah
dan jenis-jenis hewan lainnya. Mengapa ada jenis hewan yang langka?
Peserta didik mengamati 2 gambar kemudian menuliskan pendapat mereka
tentang gambar tersebut.
Peserta didik menuliskan sebuah puisi bebas tentang “alamku”.
Peserta didik menuliskan tiga contoh perilaku yang menunjukkan sikap
ramah tamah di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
35 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3. Kegiatan akhir
Kesmipulan
- Peserta didik dengan bimbingan guru merangkum pelajaran dari
awal hingga akhir.
Evaluasi
- Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.
Ayo refleksikan.
- Apa yang sudah kamu pelajari hari ini?
- Apakah ada kesulitan dalam mempelajarinya?
- Apakah kamu sudah amah terhadap orang lain?
Tindakan siswa
- Setelah kamu mengetahui akibat membuang sampah sembarangan?
Tindakan apa yang hendak kamu lakukan?
- Apa yang akan kamu lakukan jika temanmu membuang sampah di
sungai?
Peserta didik mengerjakan soal posttest.
Salah satu Peserta didik memimpin doa penutup.
15 menit
I. Sumber Belajar
1. Sumber :
a. Prayoga Bestari, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan: Menjadi
Warga Negara Yang Baik Untuk Kelas III SD. Jakarta. Pusat
perbukuan, Depdiknas.
b. Slamet, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas
3. Jakarta. Pusat perbukuan, Depdiknas.
c. Sarwiyanto, Chris Subagya & Ferry T. Indratno. 2009. Ayo Belajar
Pendidikan kewarganegaraan Kelas 3 SD. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
2. Media/alat dan bahan:
Gambar orang membuang sampah dan menebang pohon.
J. Penilaian
Kisi-kisi instrumen penilaian
Indikator Jenis Bentuk Contoh instrumen
Menyebutkan Kebhinekaan bangsa
Indonesia.
Menyebutkan contoh kekayaan alam
Indonesia
Menjelaskan keramahtamahan
bangsa Indonesia.
Tes
Uraian
Apa yang dimaksud
dengan kekayaan alam
yang dapat diperbaharui
dan kekayaan alam yang
tidak dapat diperbaharui?
Sebutkan 3 contoh
kekayaan alam yang dapat
diperbaharui dan
kekayaan alam yang tidak
dapat diperbaharui!
Tuliskan 2 cara
melestarikan kekayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
alam hutan!
Instrumen penilaian
1. Apa yang dimaksud dengan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan
kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui?
2. Sebutkan 3 contoh kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan kekayaan
alam yang tidak dapat diperbaharui!
3. Tuliskan 2 cara melestarikan kekayaan alam hutan!
Kunci jawaban
1. Kekayaan alam yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang bila
hasis dapat diusahakan lagi. Sedangkan kekayaan alam yang tidak dapat
diperbaharui adalah kekayaan alam yang bila habis tidak dapat disahakan
lagi.
2. Contoh kekayaan alam yang dapat diperbaharui: tumbuhan, hewan, air.
Contoh kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui: bensin, minyak
tanah, solar.
3. Cara melestarikan kekayaan alam hutan:
Tidak menbang pohon sembarangan
Menanam pohon
Skor hasil penilaian
Soal no 1 = skor maksimal 10
Soal no 2 = skor maksimal 10
Soal no 3 = skor maksimal 10
Total skor yang diperoleh 30
Nilai akhir
Nilai = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
3x10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kisi-Kisi Tes (Pretest Dan Posttest)
No Indikator Nomor Soal Pilihan Ganda Nomor Soal
Uraian
1 Menyebutkan Kebhinekaan
bangsa Indonesia
1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 16, 17,
18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,
29, 30
1
2 Menyebutkan contoh kekayaan
alam Indonesia
4,7,12, 28 2
3 Menjelaskan keramahtamahan
bangsa Indonesia
13,14,15,20 3
Kunci Jawaban Pretest Dan Posttest
Jawaban Pilihan ganda
1. c 11. a 21. d
2. b 12. b 22. c
3. a 13. b 23. a
4. b 14. b 24. b
5. a 15. a 25. b
6. a 16. a 26. c
7. c 17. c 27. c
8. a 18. b 28. d
9. a 19. a 29. b
10. b 20. c 30.d
Jawaban Soal Uraian
1. Lagu injit-injit semut berasal dari daerah Jambi, Soleram dari Riau,
Ampar-ampar pisang dari Kalimantan.
2. Besi, minyak tanah, solar
3. Disekolah: ramah kepada teman, menolong dengan ikhlas, saling bertegur
sapa. Di rumah: menghormati orang tua, patuh kepada orang tua,
mendengarkan orang tua.
Skor hasil penilaian
1. Pilihan ganda
Skor maksimal = 30
Benar = 1
Salah = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Nilai = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
3x10
2. Uraian
Soal no 1 = skor maksimal 10
Soal no 2 = skor maksimal 5
Soal no 3 = skor maksimal 15
Total skor yang diperoleh 30
Penilaian pretest dan posttest
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑖 ℎ𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 + 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛
2x10
Jadi, nilai maksimal pretest dan posttest adalah 100.
Mengetahui,
Guru kelas
(………………………..)
Yogyakarta, 14 Maret 2014
Mahasiswa,
(Feridiana Telaumbanua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 6
Soal Pretest Dan Posttest
Petunjuk!
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling
benar!
1.
2. Istilah Bhineka Tunggal Ika diambil dari ….
a. Kitab Pewayangan B. Kitab Sutasoma C. Kitab Suci D. Alquran
3. Suku Badui, Asmat, Dayak, Batak, dan Jawa merupakan kekayaan Bangsa Indonesia
dilihat dari keragaman ….
a. Suku bangsa b. adat istiadat c. bahasa daerah d. agama
4. Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam. Kewajiban warga Negara terhadap
sumber daya alam hutan adalah ….
a. menebang pohon secara sembarangan
b. melestarikan hutan agar tidak cepat musnah
c. menebang pohon untuk mendirikan gedung-gedung bertingkat
d. membuang sampah sembarangan
5. Suku Sunda berasal dari …..
a. Jawa Barat b. Jawa Tengah c. Jawa Timur d. Sumatera
6. Teman beragama lain sedang beribadah, maka kita ….
a. menghormati b. mengganggu c. mengejek d. menertawakan
7. Emas dan minyak bumi adalah hasil ….
a. laut b. hutan c. tambang d. darat
8. Tari piring berasal dari daerah ….
a. Minangkabau b. Papua c. Sunda d. Sulawesi
9. Perbedaan ras (warna kulit), agama, dan suku bangsa, tidak membuat bangsa
Indonesia menjadi terpecah belah karena ….
a. rasa bangga b. rasa ingin tahu c. rasa syukur d. rasa hormat
10. Umat Hindu bersembahyang di ….
a. Gereja b. Pura c. Masjid d. Vihara
Semboyan yang menyatukan keragaman seluruh bangsa Indonesia adalah ….
a. Tut Wuri Handayani b. Ing Madya Mangun Karso
c. Bhineka Tunggal Ika d. Ing Ngarsa Sung Tulodo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
11. Upacara pembakaran mayat di Bali disebut ….
a. ngaben b. sekaten c. thedak siti d. adat
12. Contoh kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui adalah ….
a. hutan b. minyak bumi c. hewan d. ikan
13. Dengan bersikap ramah kita mampu ….
a. mengembangkan sikap mementingkan diri sendiri
b. b. mengembangkan sikap toleransi
c. tidak mengakui persamaan derajat
d. bersikap sombong
14. Menolong orang lain tanpa pamrih artinya ….
a. mengharapkan imbalan b. tidak mengharapkan imbalan
c. menolong orang tertentu d. peduli terhadap orang lain
15. Contoh sikap terpuji yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia yaitu ….
a. keramahtamahan b. ketidakpedulian c. pertengkaran d. mengejek teman
16. Rumah Gadang berasal dari daerah ….
a. Sumatera Barat b. Sumatera Selatan c. Riau d. Papua
17. Rumah Tongkonan berasal dari daerah ….
a. Bali b. Jambi c. Sulawesi selatan d. Yogyakarta
18. Suku Asmat berasal dari daerah ….
a. Yogyakarta b. Papua c. Maluku d. Aceh
19. Kitab Sutasoma ditulis oleh ….
a. Mpu Tantular b. Mpu Tanakung c. Resi Walmiki d. Pendeta
20. Sikap yang terpuji ditunjukan dalam perbuatan dibawah ini, kecuali ….
a. jujur b. menghormati orang tua c. suka berbohong d. sopan santun
21. Alat musik angklung dan kecapi berasal dari daerah ….
a. Sumatera b. Maluku c. Jawa tengah d. Jawa Barat
22.
23. Lagu “injit-injit semut ” merupakan lagu daerah ….
a. Jambi b. bali c. Kalimantan d. Sulawesi
24. Salah satu kesenian rakyat daerah Jawa Barat adalah ….
Gambar rumah adat joglo disamping berasal dari ….
a. Papua b. Jawa Barat c. Jawa Tengah d. Aceh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
a. Ketoprak b. wayang golek, rodat, tarling c. wayang orang d. semua
benar
25. Makanan khas daerah padang adalah ….
a. empek-empek b. rendang c. asinan d. gudeg
26. Ampar-ampar pisang merupakan lagu daerah ….
a. Sulawesi b. Lampung c. Kalimantan d. Surabaya
27. Upacara tindik telinga adalah salah satu upacara adat suku…..
a. Madura b. Pulau Nias c. Dayak d. Badui
28. Telaga tiga warna terletak di daerah ….
a. Sunda b. Nusa Tenggara Barat c. Nias d. Nusa Tenggara Timur
29. “Pangeran Katak” merupakan cerita rakyat daerah ….
a. D.I.Yogyakarta b. Bali c. Aceh d. Jambi
30.
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Sebutkan 3 lagu daerah dan asalnya!
2. Sebutkan 3 contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui!
3. Sebutkan 3 contoh sikap ramah tamah di sekolah dan di rumah!
Benda di samping memanfaatkan kekayaan alam dari ….
a. Laut b. kebun c. sawah d. hutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 7
Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 8
Hasil Validasi Guru Pkn Terhadap Kualitas Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 9
Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Pkn Terhadap Kualitas Modul
Instrumen Validasi Pakar Pembelajaran PKn, Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia, Guru PKn Kelas III SD Terhadap
Kualitas Modul Bimbingan Belajar PKn Berbasis Kecerdasan Linguistik Pada Siswa Berprestasi Rendah
Petunjuk:
Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan Linguistik pada siswa berprestasi
rendah di kelas III SD dengan cara melingkari angka serta memberi komentar sesuai pendapat Anda pada kolom yang telah tersedia!
Keterangan:
1: sangat kurang baik, 2: kurang baik, 4: baik, 5: sangat baik No Pernyataan 1 2 4 5 Komentar
Tujuan dan Pendekatan
1 Modul sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai.
1 2 4 5 Variasi bentuk teks, teknik penyajian, aktivitas pembelajaran dan evaluasinya telah tersusun sedemikian
sistematis menyediakan ruang bagi pluralitas pengalaman belajar peserta didik. Sejauh yang saya amati,
bilamana setiap aktivitas pembelajaran dijalankan dengan optimal (tentu juga dengan membuka ruang
spontanitas di luar yang direncanakan), tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan baik (minimal
tercapainya indikator yang telah suster susun dengan prinsip 3C). Saya melihat modul ini sudah sangat
lengkap dan sistematik.
2 Modul sesuai dengan
kurikulum (KTSP).
1 2 4 5 Modul suster bergerak dalam cakupan pengembangan wawasan kebangsaan yang di dalamnya tidak saja
mengenal atau berbangga pada pluralitas yang ada di Indonesia namun juga mampu menerima berbagai
perbedaan sebagai konsekuensi pluralitas. Secara mikro, “kerjasama belajar” yang hendak suster bangun
sebaiknya tidak perlu menghindari dari kata “ribut.” Bagi saya keributan adalah keindahan dalam
pluralitas, justru yang dihindari adalah ketidakrukunannya atau kegaduhannya. Mungkin terma “tanpa
membuat keributan” dapat dikaji kembali.
3 Modul mempermudah siswa
memahami materi kekhasan
bangsa Indonesia.
1 2 4 5 Pola penyajian teks dalam modul menggunakan bahasa yang sederhana dan panduan kegiatan yang tidak
berliku sehingga anak-anak rasanya tidak akan kesulitan memahami kekhasan setiap daerah yang suster
ingin sajikan.
4 Modul sesuai dengan
kebutuhan kecerdasan yang
dimiliki siswa yaitu
kecerdasan linguistik.
1 2 4 5 Selain pada variasi bentuk teks literer yang suster sajikan, saya tertarik pada teknik „kerjasama‟ belajar
yang digunakan suster untuk menajamkan kecerdasan linguistic, khususnya dalam aktivitas „wawancara.‟
Kecerdasan verbal, kemampuan memahami teks dan mengekspresikan dalam berbagai pemikiran akan
tercapai dalam kombinasi kegiatan membaca, mengidentifikasi dan wawancara antar siswa yang suster
bangun. Maka sekali lagi mohon dikaji kembali mengenai terma „keributan‟ yang suster gunakan sebagai
gambaran negatif yang ingin dihindari. Bagi saya keributan adalah penanda (signifier) dari kreativitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
verbal siswa (signified).
5 Modul merupakan sumber
belajar yang baik bagi siswa
dan guru.
1 2 4 5 Modul yang suster buat sudah cukup ideal untuk mulai diujicobakan sebagai salah satu sumber belajar,
meski tetap dibutuhkan sumber lain sebagai pembanding sekaligus pelengkap.
Desain dan Pengorganisasian
1 Komponen dalam modul
lengkap (SK, KD, indikator,
tujuan, materi pembelajaran,
kegiatan belajar, lembar kerja
siswa, rangkuman, evaluasi,
glosarium, sumber bahan,
refleksi).
1 2 4 5 Komponen dalam modul telah lengkap tersusun dan terelaborasi dalam berbagai teks dan kegiatan
pembelajaran.
2 Urutan kegiatan-kegiatan
dalam modul telah disusun
secara sistematis.
1 2 4 5 Kegiatan yang suster susun dalam modul telah memasuki proses linguistic yang sistematik, dimulai dengan
keterampilan pasif yaitu mendengarkan, membaca dan dilanjutkan dengan penggunaan bahasa secara aktif
yaitu menulis dan berbicara.
3 Ruang lingkup kegiatan dalam
modul sesuai dengan
kecerdasan linguistik.
1 2 4 5 Ruang lingkup pembelajaran bahasa (mendengar, berbicara, membaca dan menulis) telah melandasi cara
suster menyajikan materi dan membangun berbagai kegiatan belajar PKn yang direncanakan. Bagi saya
disinilah titik integratif yang menarik.
4 Modul memfasilitasi siswa
untuk belajar mandiri.
1 2 4 5 Modul ini telah cukup memberi kesempatan siswa membangun pengetahuan dari makna-makna yang
dibangunnya sendiri dalam proses pembelajaran. Sebagai catatan, guru yang modul ini harus seirit mungkin
bernapsu mengatur atau memandu siswa secara kaku dan hanya plan-oriented. Modul ini sudah dapat
berfungsi dengan sendirinya.
5 Modul mudah dipahami. 1 2 4 5 Modul ini menggunakan bahasa yang sederhana dan hal itu tampak dalam gaya penyusunan kalimat yang
tidak majemuk. Sebagian besar disusun dengan kalimat tunggal sehingga anak cukup mudah menangkap
maksud dari kalimat tersebut, utamanya karena modul ini menyasar pada penajaman kecerdasan linguistik
pada wilayah pemahaman teks (comprehension).
6 Tampilan fisik (warna, huruf,
gambar/foto) dalam modul
menarik dan sesuai dengan
kecerdasan linguistik.
1 2 4 5 Saya tertarik dengan cara suster mengkombinasikan gambar dan teks. Bagi saya, pemaknaan akhir dari
gambar yang digunakan dapat ditekstualisasikan dan suster sudah melakukannya. Itu artinya, suster tidak
saja menajamkan kecerdasan linguistik namun juga kecerdasan visual.
7 Modul menggunakan bahasa
tulis yang baik dan benar.
1 2 4 5 Bahasa tulis yang digunakan, sejauh yang saya amati telah baik dan benar. Hanya ada beberapa preposisi
yang disambung dengan kata yang menunjuk tempat. Kata-kata itu sudah saya tandai.
Isi Modul
1 Kegiatan dalam modul sesuai
dengan kecerdasan linguistik
yang dimiliki siswa.
1 2 4 5 Kecerdasan bukan sesuatu yang pasif dan bukan pula merupakan esensi karakteristik siswa yang begitu saja
menentukan caranya belajar. Menurut Gardner kecerdasan itu telah ada sebagai ciri khas namun mungkin
pula tidak tampak karena tertutup oleh kecerdasan yang lain. Sehingga pertanyaannya bukan apakah modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
ini sesuai dengan kecerdasan linguistic yang dimiliki siswa, namun pertanyaannya adalah apakah kegiatan
modul ini dimungkinkan untuk mengembangkan kecerdasan linguistik siswa. Pertanyaan kedua telah
memuat pertanyaan pertama. Jawaban saya, modul ini telah membuka ruang bagi perkembangan
kecerdasan linguistik siswa.
2 Modul memfasilitasi siswa
memahami kekhasan bangsa
Indonesia sesuai dengan
kecerdasan linguistik yang
dimiliki siswa.
1 2 4 5 Bagi saya, lebih dari sekedar memfasilitasi, modul ini dapat diberdayakan sebagai bagian dari kemampuan
siswa membangun maknanya sendiri secara hermeneutik. Itu artinya paradigma berjalannya modul ini
sebaiknya bukan sekedar menghargai kecerdasan linguistik siswa namun dapat pula menjadi bagian yang
menajamkan kemampuan linguistiknya. Dalam bahasa Jawa, modul sebaik ini sangat „eman‟ kalau sekedar
untuk melayani kecerdasan yang mungkin siswa sendiri belum sungguh memiliki ruang beraktualisasi
secara linguistik.
3 Modul memfasilitasi siswa
untuk melakukan refleksi
terhadap kecerdasan linguistik
yang digunakan untuk
memahami kekhasan bangsa
Indonesia.
1 2 4 5 Modul ini, sepanjang tidak digunakan secara kaku, mampu memberi ruang bagi kecerdasan linguistik siswa
untuk teraktualisasikan. Dengan catatan, suster tidak perlu menjalankan modul ini terlalu strict. Spontanitas
dan subyektivitas menjadi prasyarat kondisional berkembangnya kecerdasan.
4 Modul mengembangkan
kecerdasan yang berkaitan
dengan kecerdasan linguistik.
1 2 4 5 Titik pentingnya bukan sekedar pada aktivitas membaca namun suster dapat memberi penekanan lebih pada
proses belajar kooperatif yang siswa lakukan. Mungkin waktu lebih dapat diberikan dalam proses
„wawancara‟ antar siswa yang sudah suster susun.
5 Kegiatan dalam modul sesuai
dengan materi.
1 2 4 5 Kegiatan dalam modul ini telah memediasi materi untuk diolah siswa dengan alur kecerdasan linguistiknya.
6 Instrumen evaluasi dalam
modul, mengukur materi
keanekaragaman Bangsa
Indonesia yang dikembangkan
dalam modul.
1 2 4 5 Suster dimungkinkan pula untuk mengevaluasi perkembangan kecerdasan linguistik dalam instrument tes
uraian yang ada di modul ini.
Topik
1 Topik modul menarik bagi
siswa.
1 2 4 5
2 Topik modul membantu untuk
memperkaya pengalaman
siswa.
1 2 4 5 Pengalaman siswa belajar di dalam kelas akan lebih menyenangkan bilamana suster memberikan
penekanan pada refleksi atas pengalaman keseharian mereka berjumpa dengan pluralitas di rumah,
kampung halaman, lingkungan bermain, warung, jalan raya hingga dunia hiburan yang mereka amati dari
televisi. Bilamana gagasan di atas diakomodasi, suster tidak saja membangun wawasan kebangsaan secara
konvensional namun juga telah membangun modul yang aktual dengan jaman dan kontekstual dengan
persoalan sosial di masyarakat. Suster sudah membangunnya di kegiatan 3 pertemuan kedua, tinggal
dikembangkan dengan lebih refleksif (tak perlu mengubah apapun).
3 Topik sesuai dengan
lingkungan sosial dan budaya
siswa.
1 2 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4 Topik sesuai dengan
perkembangan siswa.
1 2 4 5 Saya belum dapat memutuskan secara pasti karena perkembangan siswa bersifat kasuistik dan subyektif.
Mungkin sebelumnya suster sudah melakukan pre-research untuk mengidentifikasinya. Bilamana saya
menggunakan standar perkembangan kognitif siswa dalam arti universal (meskipun tidak mungkin),
dimana kelas 3 SD atau anak usia 9/10 tahun sudah mulai memasuki tahap operasional konkrit, modul ini
cukup ideal menyediakan ruang bagi karakter kognitif siswa untuk mengurutkan, mengelompokkan,
mendesentralisasi tema, memodifikasi susunan laten, mengkonservasi faktualitas, dan mengurangi potensi
egosentrisme.
Metodologi
1 Modul dirancang dengan
berpusat pada siswa dalam
membangun pengetahuannya
sendiri (konstruktivis).
1 2 4 5 Melalui kegiatan yang memusatkan siswa bergaul dengan teks tertulis dan visual secara mandiri dan
berkelompok, siswa telah diberi kesempatan membangun pemaknaannya sendiri. Sebagai catatan penting,
suster harus meminimalisir peran sensor guru dalam setiap aktivitas. Semakin guru mengatur dan
mengendalikan suasana, modul ini akan sia-sia.
2 Modul dirancang
menyenangkan bagi siswa.
1 2 4 5
3 Modul membuat siswa aktif. 1 2 4 5 Modul ini dibangun pada kegiatan mandiri siswa.
4 Modul memfasilitasi beragam
gaya belajar siswa.
1 2 4 5 Modul ini membuka ruang untuk gaya belajar auditory, visual dan verbal. Untuk gaya belajar kinaesthetic
mungkin dapat lebih dikembangkan meskipun tidak lalu harus mengubah modul ini. Aktivitas seperti
merangkai kata dan gambar dengan permainan yang berolah fisik dapat dibangun bilamana suster masih
ada waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Komentar Secara Keseluruhan dan Saran Perbaikan Modul
Kesimpulan:
Modul bimbingan belajar berbasis kecerdasan linguistik dinyatakan:
1. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi
2. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan
Yogyakarta, 31 Maret 2014
Validator,
Yohanes Sanaha Purba, M.Hum.
Bagi saya pribadi, modul ini sudah ideal untuk diaplikasikan dalam proses belajar-mengajar. Orientasi, sistematika penyajian dan
kedetilan isi menjadi kekuatan modul ini. Saya memiliki catatan kecil sebelum modul ini diaplikasikan.
Dalam Sub-Tujuan Pembelajaran bagian Compassion, suster sebaiknya memikirkan ulang makna kata „keributan.‟ Keributan bagi saya
menjadi penanda bergeraknya komunikasi, dia tidak berarti kegaduhan atau perkelahian. Dalam kelas yang konstruktivistik, suasana
chaotic menjadi bagian yang dihargai. Sejarah dari pendekatan konstruktivisme itu sendiri berangkat dari kesadaran post-modernis
dalam memaknai realitas. Bagi kaum post-modernis, realitas itu tidak bulat, dia terbentuk dengan sendirinya, chaotic, relativistic dan
tak dapat ditebak. Rasio yang menjadi raja kaum modernis seperti tampak dalam lahirnya ilmu-ilmu positif (termasuk manajemen
pendidikan) justru hendak ditolak oleh pendekatan post-modernisme dan konstruktivisme itu sendiri. Sehingga yang diperlukan adalah
kemampuan siswa untuk tidak lari dari hubungan inter-subyektif (kerjasama, obrolan, perdebatan) yang chaotic (menyimpan konflik
kepentingan), namun mampu mengolah pengalamannya bekerjasama dengan kekuatan afektif (affect=memerintah) dan empatik
(compassionate). Jadi sebaiknya keributan tidak disensor ketika suster nanti mempraktekkan modul ini. Justru keributan itulah
kekuatan yang suster coba bangun di tengah trend pendidikan yang membatasi ruang gerak kecerdasan linguistik (kreativitas menafsir
dan keberanian berbicara).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 10
Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia Terhadap Kualitas
Modul Bimbingan Belajar No Pernyataan 1 2 4 5
Tujuan dan Pendekatan
1 Modul sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 1
2 Modul sesuai dengan kurikulum (KTSP). 1
3 Modul mempermudah siswa memahami materi kekhasan bangsa
Indonesia.
1
4 Modul sesuai dengan kebutuhan kecerdasan yang dimiliki siswa yaitu
kecerdasan linguistik.
1
5 Modul merupakan sumber belajar yang baik bagi siswa dan guru. 1
Desain dan Pengorganisasian
1 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, indikator, tujuan, materi
pembelajaran, kegiatan belajar, lembar kerja siswa, rangkuman,
evaluasi, glosarium, sumber bahan, refleksi).
1
2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul telah disusun secara sistematis. 1
3 Ruang lingkup kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan
linguistik.
1
4 Modul memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 1
5 Modul mudah dipahami. 1
6 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul menarik dan
sesuai dengan kecerdasan linguistik.
1
7 Modul menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 1
Isi Modul
1 Kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan linguistik yang
dimiliki siswa.
1
2 Modul memfasilitasi siswa memahami kekhasan bangsa Indonesia
sesuai dengan kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa.
1
3 Modul memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi terhadap
kecerdasan linguistik yang digunakan untuk memahami kekhasan
bangsa Indonesia.
1
4 Modul mengembangkan kecerdasan yang berkaitan dengan kecerdasan
linguistik.
1
5 Kegiatan dalam modul sesuai dengan materi. 1
6 Instrumen evaluasi dalam modul, mengukur materi keanekaragaman
Bangsa Indonesia yang dikembangkan dalam modul.
1
Topik
1 Topik modul menarik bagi siswa. 1
2 Topik modul membantu untuk memperkaya pengalaman siswa. 1
3 Topik sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya siswa. 1
4 Topik sesuai dengan perkembangan siswa. 1
Metodologi
1 Modul dirancang dengan berpusat pada siswa dalam membangun
pengetahuannya sendiri (konstruktivis).
1
2 Modul dirancang menyenangkan bagi siswa. 1
3 Modul membuat siswa aktif. 1
4 Modul memfasilitasi beragam gaya belajar siswa. 1
Jumlah 26
Jumlah x skala penilaian 130
Jumlah total 130
Rerata (jumlah total : jumlah item) 5
Kategori Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 11
Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Pkn Terhadap Kualitas
Modul
No Pernyataan 1 2 4 5
Tujuan dan Pendekatan
1 Modul sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 1
2 Modul sesuai dengan kurikulum (KTSP). 1
3 Modul mempermudah siswa memahami materi kekhasan bangsa
Indonesia.
1
4 Modul sesuai dengan kebutuhan kecerdasan yang dimiliki siswa yaitu
kecerdasan linguistik.
1
5 Modul merupakan sumber belajar yang baik bagi siswa dan guru. 1
Desain dan Pengorganisasian
1 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, indikator, tujuan, materi
pembelajaran, kegiatan belajar, lembar kerja siswa, rangkuman,
evaluasi, glosarium, sumber bahan, refleksi).
1
2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul telah disusun secara sistematis. 1
3 Ruang lingkup kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan
linguistik.
1
4 Modul memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 1
5 Modul mudah dipahami. 1
6 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul menarik dan
sesuai dengan kecerdasan linguistik.
1
7 Modul menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 1
Isi Modul
1 Kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan linguistik yang
dimiliki siswa.
1
2 Modul memfasilitasi siswa memahami kekhasan bangsa Indonesia
sesuai dengan kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa.
1
3 Modul memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi terhadap
kecerdasan linguistik yang digunakan untuk memahami kekhasan
bangsa Indonesia.
1
4 Modul mengembangkan kecerdasan yang berkaitan dengan kecerdasan
linguistik.
1
5 Kegiatan dalam modul sesuai dengan materi. 1
6 Instrumen evaluasi dalam modul, mengukur materi keanekaragaman
Bangsa Indonesia yang dikembangkan dalam modul.
1
Topik
1 Topik modul menarik bagi siswa. 1
2 Topik modul membantu untuk memperkaya pengalaman siswa. 1
3 Topik sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya siswa. 1
4 Topik sesuai dengan perkembangan siswa. 1
Metodologi
1 Modul dirancang dengan berpusat pada siswa dalam membangun
pengetahuannya sendiri (konstruktivis).
1
2 Modul dirancang menyenangkan bagi siswa. 1
3 Modul membuat siswa aktif. 1
4 Modul memfasilitasi beragam gaya belajar siswa. 1
Jumlah 26
Jumlah x skala penilaian 130
Jumlah total 130
Rerata (jumlah total : jumlah item) 5
Kategori Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 12
Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Pkn Terhadap Kualitas Modul No Pernyataan 1 2 4 5
Tujuan dan Pendekatan
1 Modul sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 1
2 Modul sesuai dengan kurikulum (KTSP). 1
3 Modul mempermudah siswa memahami materi kekhasan bangsa
Indonesia.
1
4 Modul sesuai dengan kebutuhan kecerdasan yang dimiliki siswa yaitu
kecerdasan linguistik.
1
5 Modul merupakan sumber belajar yang baik bagi siswa dan guru. 1
Desain dan Pengorganisasian
1 Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, indikator, tujuan, materi
pembelajaran, kegiatan belajar, lembar kerja siswa, rangkuman,
evaluasi, glosarium, sumber bahan, refleksi).
1
2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul telah disusun secara
sistematis.
1
3 Ruang lingkup kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan
linguistik.
1
4 Modul memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 1
5 Modul mudah dipahami. 1
6 Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul menarik dan
sesuai dengan kecerdasan linguistik.
1
7 Modul menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 1
Isi Modul
1 Kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan linguistik yang
dimiliki siswa.
1
2 Modul memfasilitasi siswa memahami kekhasan bangsa Indonesia
sesuai dengan kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa.
1
3 Modul memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi terhadap
kecerdasan linguistik yang digunakan untuk memahami kekhasan
bangsa Indonesia.
1
4 Modul mengembangkan kecerdasan yang berkaitan dengan
kecerdasan linguistik.
1
5 Kegiatan dalam modul sesuai dengan materi. 1
6 Instrumen evaluasi dalam modul, mengukur materi keanekaragaman
Bangsa Indonesia yang dikembangkan dalam modul.
1
Topik
1 Topik modul menarik bagi siswa. 1
2 Topik modul membantu untuk memperkaya pengalaman siswa. 1
3 Topik sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya siswa. 1
4 Topik sesuai dengan perkembangan siswa. 1
Metodologi
1 Modul dirancang dengan berpusat pada siswa dalam membangun
pengetahuannya sendiri (konstruktivis).
1
2 Modul dirancang menyenangkan bagi siswa. 1
3 Modul membuat siswa aktif. 1
4 Modul memfasilitasi beragam gaya belajar siswa. 1
Jumlah 3 19 4
Jumlah x skala penilaian 6 76 20
Jumlah total 102
Rerata (jumlah total : jumlah item) 3. 92
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 13
Resume hasil validasi pakar
No Validator Nilai Kategori
1 Guru PKn/guru kelas 3.92 Baik
2 Pakar Bahasa 5 Sangat Baik
3 Pakar pembelajaran PKn 5 Sangat Baik
Jumlah 13.92
Rerata (Jumlah total: Responden) 4.64
Kategori Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 14
Hasil Pretest Dua Orang Siswa
1. Dewa 2. Mayva
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 15
Hasil Posttest Dua Orang Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2. Mayva
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 16 HASIL PERHITUNGAN PRETEST DAN POSTTEST 10 SISWA YANG MEMILIKI KECERDASAN LINGUISTIK
No
Item Soal Pretest Total PG Uraian Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 19 63 83 78
2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 15 50 33 41.5
3 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 16 53 73 63
4 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 18 60 83 71.5
5 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 16 53 50 51.5
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 19 63 33 48
7 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 16 53 66 59.5
8 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 18 60 83 71.5
9 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 16 53 73 63
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 14 46 66 56
60.35
No
Item Soal Posttest Total PG Uraian Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 19 63 83 78
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 26 86 66 76
3 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 16 53 86 69.5
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 24 80 66 73
5 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 10 33 33 33
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 23 76 50 63
7 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 17 56 66 61
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 18 60 83 71.5
9 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 19 63 66 64
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 22 73 83 78
66.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 17
Tanggapan Siswa Secara Keseluruhan Tentang Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 18
Modul Bimbingan Belajar Pkn Berbasis
Kecerdasan Linguistik Untuk Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 19
Modul Bimbingan Belajar Pkn Berbasis
Kecerdasan Linguistik Untuk Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 20
Foto-Foto Kegiatan
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
(peneliti)
Siswa menonton video tentang “Kebhinekaan”
Pertemuan pertama, siswa berlomba
mengerjakan latihan di modul
Siswa melakukan kegiatan wawancara
Siswa mengerjakan posttest
Siswa aktif bertanya
Siswa belajar mandiri
Kegiatan bimbel di hari kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 21
Biodata Penulis
Feridiana Telaumbanua, lahir di Tetegewo pada tanggal 29 Juni
1985. Pendidikan dasar diperoleh di SDN Tetegewo, Nias-
Sumatera Utara, tamat pada tahun 1997. Setelah tamat SD,
melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMPN 1 Gomo,
Nias-Sumatera Utara dan tamat pada tahun 2000. Pendidikan
menengah umum diperoleh di SMUN 1 Gomo, Nias-Sumatera Utara dan tamat
pada tahun 2003. Berkat panggilan Tuhan ia memulai hidup membiara dengan
masuk di kongregasi OSF Sibolga pada tahun 2003 dan mengikrarkan kaul
perdana pada tahun 2007. Tahun 2007-2009 bertugas menjadi guru TK Merpati di
Hiliweto Gido, Nias-Sumatera Utara. Pada tahun 2009 ia memulai studi di
Universitas Atma Jaya Jakarta dan mengambil program studi PGSD. Pada tahun
2010, pindah studi ke Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan jurusan
yang sama yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Untuk memperoleh gelar sarjana, ia menulis
skripsi dengan judul “Pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis
kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius
Gayam I Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI