SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

22
BAB VIII SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK Tahap-Tahap Studi Linguistik Tahap pertama, tahap spekulasi Pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng/cerita dan klasifikasi. Tahap kedua, tahap observasi dan klasifikasi Diadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa- bahasa yang diselidiki, tetapi belum sampai pada merumuskan teori. Tahap ketiga, tahap perumusan teori Membuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik; sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu. Misalnya dalam merumuskan kata kerja, tata bahasa tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian; sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang dapat berdistribusi dengan frase “dengan . . . .”.

description

Penjelasan secara ringkas mengenai sejarah linguistik

Transcript of SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

Page 1: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

BAB VIII

SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK

Tahap-Tahap Studi Linguistik

Tahap pertama, tahap spekulasi

Pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada

dongeng/cerita dan klasifikasi.

Tahap kedua, tahap observasi dan klasifikasi

Diadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang

diselidiki, tetapi belum sampai pada merumuskan teori.

Tahap ketiga, tahap perumusan teori

Membuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah.

8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL

Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan

semantik; sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal

yang ada dalam suatu bahasa tertentu.

Misalnya dalam merumuskan kata kerja, tata bahasa tradisional mengatakan

kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian; sedangkan tata

bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang dapat berdistribusi

dengan frase “dengan . . . .”.

8.1.1. LINGUISTIK ZAMAN YUNANI

Sejarah studi bahasa pada zaman Yunani sangat panjang, yaitu dari lebih

kurang abad ke-5 S.M sampai lebih kurang abad ke 2 M.

Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada linguis pada

waktu itu adalah :

a. Pertentangan antara bahasa bersifat alami (fisis) dan bersifat konvensi (nomos)

Bersifat alami atau fisis maksudnya bahasa itu mempunyai hubungan asal-

usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar

manusia itu sendiri. kaum naturalis adalah kelompok yang menganut faham

Page 2: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

itu, berpendapat bahwa setiap kata mempunyai hubungan dengan benda yang

ditunjuknya. Atau dengan kata lain, setiap kata mempunyai makna secara

alami, secara fisis.

Sebaliknya kelompok lain yaitu kaum konvensional, berpendapat bahwa

bahasa bersifat konvensi, artinya, makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-

hasil tradisi dan kebiasaan-kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa

berubah.

b. Pertentangan antara analogi dan anomali

Kaum analogi antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu

bersifat teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang dapat menyusun tata

bahasa. Jika tidak teratur tentu yang dapat disusun hanya idiom-idiom saja

dari bahasa itu. Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu

tidak teratur. Kalau bahasa itu tidak teratur mengapa bentuk jamak bahasa

Inggris child menjadi children, bukannya childs; mengapa bentuk past tense

bahasa Inggris dari write menjadi wrote dan bukannya writed ?

8.1.1.1. KAUM SOPHIS

Kaum atau kelompok Sophis ini muncul pada abad ke-5 S.M. Mereka

dikenal dalam studi bahasa, antara lain karena :

a) Mereka melakukan kerja secara empiris;

b) mereka melakukan kerja secara pasti dengan menggunan ukuran-ukuran

tertentu;

c) mereka sangat mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa;

d) mereka membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna

.

8.1.1.2. PLATO (429 – 347 S.M)

Plato yang hidup sebelum abad Masehi itu, dalam studi bahasa terkenal

antara lain, karena :

a) Dia memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialog. Juga

mengemukakan masalah bahasa alamiah dan bahasa konvensional.

Page 3: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

b) Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira : bahasa adalah

pernyataan pikiran manusia dengan perantaraan onomata dan rhemata.

c) Dialah orang yang pertama kali membedakan kata dalam onoma dan rhema.

Onoma dapat berarti : (1) nama, dalam bahasa sehari-hari, (2) nomina, nominal,

dalam istilah tata bahasa, dan (3) subjek, dalam hubungan subjek logis.

Rhema (bentuk tunggalnya rhemata), dapat berarti (1) ucapan, dalam bahasa

sehari-hari, (2) verba, dalam istilah tata bahasa, dan (3) predikat, dalam

hubungan predikat logis. Keduanya, onoma dan rhema, merupakan anggota dari

logos, yaitu kalimat dan klausa.

8.1.1.3. ARISTOTELES (384 – 322 S.M)

Aristoteles adalah salah seorang murid Plato. Dalam studi bahasa dia

terkenal antara lain, karena :

a) Dia menambahkan satu kelas kata lagi atas pembagian yang dibuat gurunya,

Plato yaitu dengan syndesmoi. Jadi menurut Aristoteles ada tiga macam

kelas kata, yaitu onoma, rhema, dan syndesma. Syndesmoi adalah kata-kata

yang lebih banyak bertugas dalam hubungan sintaksis. Jadi syndesmoi itu

lebih kurang sama dengan kelas preposisi dan konjungsi.

b) Dia membedakan jenis kelamin kata (atau gender) menjadi tiga, yaitu

maskulin, feminin, dan neutrum.

Aristoteles selalu bertolak dari logika. Dia memberikan pengertian, definisi,

konsep, makna, dan sebagainya selalu berdasarkan logika.

8.1.1.4. KAUM STOIK

Kaum Stoik adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada

permulaan abad ke-4 S.M. Mereka terkenal antara lain, karena :

a) Mereka membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata

bahasa;

b) Mereka menciptakan istilah khusus untuk studi bahasa;

Page 4: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

c) Mereka membedakan tiga komponen utama dari studi bahasa, yaitu (1)

tanda, simbol, sign, atau semainon; (2) makna, apa yang disebut

semanomen, atau lekton; (3) hal-hal di luar bahasa, yakni benda atau situasi;

d) Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian dari

fonologi tetapi tidak bermakna, dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa

yang mengandung makna;

e) Mereka membagi jenis kata menjadi empat, yaitu kata benda, kata kerja,

syndesmoi dan arthoron, yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan

jumlah;

f) Mereka membedakan adanya kata kerja komplet dan kata kerja tak komplet,

serta kata kerja aktif dan kata kerja pasif.

8.1.1.5. KAUM ALEXANDRIAN

Kaum Alexandrian menganut paham analogi dalam studi bahasa. Oleh karena

itulah dari mereka, kita mewarisi sebuah buku tata bahasa yang disebut tata

bahasa Dionysius thrax sebagai hasil mereka dalam menyelidik kereguleran

bahasa Yunani. Leonard Bloomfield (1887 – 1949), seorang tokoh linguis

struktural Amereka menyebut Panini sebagai One of greatest monuments of the

human intelligence, karena buku tata bahasa Panini, yaitu Astdhyosi merupakan

deskripsi lengkap dari bahasa Sanskerta yang pertama kali ada.

8.1.2. ZAMAN ROMAWI

Studi bahasa pada zaman Romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman

Yunani, sejalan dengan jatuhnya Yunani dan munculnya kerajaan Romawi.

Tokoh pada zaman romawi yang terkenal antara lain, Varro (116 – 27 S.M)

dengan karyanya De Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya Institutiones

Grammaticae.

8.1.2.1. VARRO DAN “DE LINGUA LATINA”

Dalam Buku De Lingua Latina terdiri dari 25 jilid ini, dibagi dalam

bidang-bidang etimologi, morfologi, dan sintaksis.

Page 5: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

a) Etimologi adalah cabang linguistik yang menyelidiki asal-usul kata beserta

artinya. Dalam bidang ini Varro mencatat adanya perubahan bunyi yang

terjadi dari zaman ke zaman, dan perubahan makna kata. Kelemahan Varro

dalam bidang etimologi ini adalah dia menganggap kata-kata Latin dan

Yunani berbentuk sama adalah pinjaman langsung.

b) Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari kata dan

pembentukannya. Dalam menyusun kelas kata, Barro membagi kelas kata

Latin dalam empat bagian, yaitu :

- Kata benda, termasuk kata sifat, yakni kata yang disebut berinfleksi

kasus.

- Kata kerja, yakni kata yang membuat pernyataan, yang berinfleksi

“tense”.

- Partisipel, yakni kata yang menghubungkan (dalam sintaksis kata benda

dan kata kerja) yang berinfleksi kasus dan “tense”

- Adverbium, yakni kata yang mendukung (anggota bawahan dari kata

kerja) yang tidak berinfleksi.

Kategori kata kerja dibedakan atas tense, time, dan aspect serta aktif dan

pasif.

Menurut Varro, dalam bahasa Latin ada enam buah kasus, yaitu : (1)

nominativus, yaitu bentuk primer atau pokok; (2) genetivus, yaitu bentuk

yang menyatakan kepunyaan; (3) dativus, yaitu bentuk yang menyatakan

menerima; (4) akusativus, yaitu bentuk yang menyatakan objek; (5)

vokativus, yaitu bentuk sebagai sapaan atau panggilan; dan (6) ablativus,

yaitu bentuk yang menyatakan asal.

Varro membedakan adanya dua macam deklinasi (perubahan bentuk kata

berkenaan dengan kategori, kasus, jumlah, dan jenis), yaitu :

1) Deklinasi naturalis, adalah perubahan yang bersifat alamiah, sebab

perubahan itu dengan sendirinya dan sudah berpola.

2) Deklinasi voluntaris adalah perubahan yang terjadi secara morfologis

bersifat selektif dan manasuka.

Page 6: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

8.1.2.2. INSTITUTIONES GRAMMATICAE ATAU TATA BAHASA PRISCIA

Buku tata bahasa Priscia ini yang terdiri dari 18 jilid (16 jilid mengenai

morfologi dan 2 jilid mengenai sintaksis) dianggap sangat penting, karena :

a) Merupakan buku tata bahasa Latin yang paling lengkap yang dituturkan oleh

pembaca aslinya;

b) Teori-teori tata bahasanya merupakan tonggak-tonggak utama pembicaraan

bahasa secara tradisional.

Beberapa segi formal bahasa yang patut dibicarakan mengenai buku ini, antara

lain adalah :

1) Fonologi

Bunyi itu dibedakan atas empat macam :

vox artikulata, bunyi yang diucapkan untuk membedakan makna

vox martikulata, bunyi yang tidak diucapkan untuk menunjukkan makna.

vox litterata, bunyi yang dapat dituliskan baik yang artikulata maupun

yang martikulata.

vox ulitterata, bunyi yang tidak dapat dituliskan.

2) Morfologi

Kata dibedakan atas delapan jenis yang disebut partes orationis, yaitu :

a) Nomen, termasuk kata benda dan kata sifat menurut klasifikasi sekarang.

b) Verbum, kata yang menyatakan perbuatan atau dikenai perbuatan.

c) Participium, kata yang selalu berderivasi dari verbum, mengambil

kategori verbum dan nomen.

d) Pronomen, kata-kata yang dapat menggantikan nomen.

e) Adverbium, kata-kata secara sintaksis dan semantik merupakan atribut

verbum.

f) Proepositio, kata-kata yang terletak di depan bentuk yang berkasus.

g) Interjectio, kata-kata yang menyatakan perasaan, sikap, atau pikiran.

h) Conjunctio, kata-kata yang bertugas menghubungkan anggota-anggota

kelas kata yang lain untuk menyatakan hubungan sesamanya.

Page 7: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

3) Sintaksis

Bidang ini membicarakan hal yang disebut oratio, yaitu tata susun kata yang

berselaras dan menunjukkan kalimat itu selesai.

8.1.3. ZAMAN PERTENGAHAN

Studi bahasa pada zaman pertengahan di Eropa mendapat perhatian penuh

terutama oleh para filsuf skolastik, dan bahasa Latin menjadi Lingua Franta,

karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa diplomasi, dan bahasa ilmu

pengetahuan. Dan zaman pertengahan ini yang patut dibicarakan dalam studi

bahasa antara lain adalah peranan :

Kaum Modistae

Kaum Modistae ini masih pula membicarakan pertentangan antara fisis dan

nomos, dan pertentangan antara analogi dan anomali. Mereka menerima

konsep analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler dan bersifat

universal.

Tata bahasa spekulativa

Merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin (seperti yang

dirumuskan oleh Priscia) ke dalam filsafat skolastik.

Petrus Hispanus

Perannya dalam bidang linguistik, antara lain :

a) Dia telah memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa.

b) Dia telah membedakan nomen atas dua macam, yaitu nomen substantivum

dan nomen adjectivum.

c) Dia juga telah membedakan partes orationes atas categorematik dan

syntategorematik.

8.1.4. ZAMAN RENAISANS

Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans ini yang

menonjol yang perlu dicatat, yaitu :

1) Selain menguasai bahasa Latin, sarjana-sarjana pada waktu itu juga menguasai

bahasa Yunani, bahasa Ibrani, dan bahasa Arab.

Page 8: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

2) Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya

juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa

dan malah juga perbandingan.

8.1.5. MENJELANG LAHIRNYA LINGUISTIK MODERN

Dalam masa ini ada satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi

bahasa, yaitu dinyatakan adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sanskerta

dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin dan bahasa-bahasa Jerman lainnya. Dalam

pembicaraan mengenai linguistik tradisional di atas, maka secara singkat dapat

dikatakan, bahwa :

a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa

ujaran dengan bahasa tulisan;

b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil

patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin;

c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara prekriptif, yakni benar atau salah;

d) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika;

e) Penemuan-penemuan atau kaidah-kaidah terdahulu cenderung untuk selalu

dipertahankan.

8.2. LINGUISTIK STRUKTURALIS

Linguistik strukturalis berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan

ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu.

8.2.1. FERDINAND DE SAUSSURE

Ferdinand de Saussure (1857 – 1913) dianggap sebagai bapak linguistik

modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course

de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan

albert Sechehay tahun 1915.

Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep :

1) Telaah sinkronik dan diakronik

Page 9: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

Telaan bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada suatu

kurun waktu tertentu saja. Sedangkan telaah bahasa secara diakronik adalah

telaah bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan

oleh para penuturnya.

2) Perbedaan La Langue dan La Parole

La Langue adalah keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat

komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya

abstrak. Sedangkan yang dimaksud dengan La Parole adalah pemakaian atau

realisasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa; sifatnya

konkret karena parole itu tidak lain daripada realitas fisis yang berbeda dari

orang yang satu dengan orang yang lain.

3) Perbedaan signifiant dan signifie

Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam

pikiran kita, sedangkan signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada

dalam pikiran kita.

4) Hubungan sintagmatik dan paradigmatif

Hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat

dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear.

Sedangkan hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur yang

terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat

dalam tuturan yang bersangkutan.

8.2.2. ALIRAN PRAHA

Aliran praha terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang

tokohnya, yaitu Vilem Mathesius (1882 – 1945). Dalam bidang fonologi aliran

Praha inilah yang pertama-tama membedakan dengan tegas akan fonetik dan

fonologi. Fonetik mempelajari bunyi-bunyi itu sendiri, sedangkan fonologi

mempelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu sistem.

Page 10: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

8.2.3. ALIRAN GLOSEMATIK

Aliran Glosematik lahir di Denmark, tokohnya antara lain : Louis Hjemslev

(1899 – 1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Hjemslev juga

menganggap bahasa sebagai suatu sistem hubungan, dan mengakui adanya

hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik.

8.2.4. ALIRAN FIRTHIAN

Nama John R. Firth (1890 – 1960) guru besar pada Universitas London

sangat terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena itulah, aliran

yang dikembangkannya dikenal dengan nama aliran Prosodi.

Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran

fonetis. Fonologi prosodi terdiri dari satuan-satuan fonematis dan satuan prosodi.

Satuan-satuan fonematis berupa unsur-unsur segmental, yaitu konsonan dan

vokal, sedangkan satuan prosodi berupa ciri-ciri atau sifat-sifat struktur yang lebih

panjang dari pada suatu segmen tunggal. Ada tiga macam pokok prosodi, yaitu :

1) Prosodi yang menyangkut gabungan fonem; struktur kata, struktur suku kata,

gabungan konsonan, dan gabungan vokal;

2) Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda; dan

3) Prosodi yang realisasi fonetisnya melampui satuan yang lebih besar daripada

fonem-fonem suprasegmental.

8.2.5. LINGUISTIK SISTEMIK

Nama aliran linguistik sistemik tidak dapat dilepaskan dari nama M.A.K

Halliday, yaitu salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth

mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dengan segi kemasyarakatan

bahasa. Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories of the

Theory of Grammar, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday dikenal

dengan nama Neo-Firthian Linguistics atau Scals and Category Linguistics.

Namun kemudian ada nama baru, yaitu Systemic Linguistics (SL).

Pokok-pokok pandangan systemic linguistic (SL) adalah :

Page 11: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

Pertama, SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa dan

bagaimana fungsi kemasyarakatan itu terlaksana dalam bahasa.

Kedua, SL memandang bahasa sebagai “pelaksana”. SL mengakui pentingnya

pembedaan langue dan parole.

Ketiga, SL lebih mengutamakan pemberian ciri-ciri bahasa tertentu beserta

variasi-variasinya, tidak atau kurang tertarik pada semestaan bahasa.

Keempa t , SL mengenal adanya gradasi atau kontinum.

Kelima, SL menggambarkan tiga tataran utama bahasa, yaitu :

1) Substansi

Yaitu suatu bunyi yang kita ucapkan waktu kita berbicara, dan lambang yang

kita gunakan waktu kita menulis.

Substansi bahasa lisan disebut substansi fonis, sedangkan tulis disebut

substansi grafis.

2) forma

Adalah susunan substansi dalam pola yang bermakna.

Forma terbagi dua, yaitu : a) leksis, yakni yang menyangkut butir-butir lepas

bahasa dan pola tempat butir-butir itu terletak; b) gramatika, yakni yang

menyangkut kelas-kelas butir bahasa dan pola-pola tempat terletaknya butir

bahasa tersebut.

3) Situasi

Situasi meliputi tesis, situasi langsung, dan situasi luas.

8.2.6. LEONARD BLOOMFIELD DAN STRUKTURALIS AMERIKA

Beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran strukturalisme :

1) Pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu

banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperlukan.

2) Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang

berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme.

3) Diantara linguis-linguis itu ada hubungan yang baik, karena adanya The

Linguistics Society of America, yang menerbitkan majalah Language; wadah

tempat melaporkan hasil kerja mereka.

Page 12: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

Ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat

menekankan pentingnya data yang objektif untuk memberikan suatu bahasa.

8.2.2. ALIRAN TAGMEMIK

Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Price, seorang tokoh dari Summer

Institute of Linguistics, yang mewarisi pandangan-pandangan Bloomfeld,

sehingga aliran ini juga bersifat strukturalis, tetapi juga antropologis. Menurut

aliran ini satuan dasar dan sintaksis adalah tagmem.Tagmem adalah korelasi

antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang

dapat saling diperlukan untuk mengisi slot tersebut.

8.3. LINGUISTIK TRANFORMASIONAL DAN ALIRAN-ALIRAN

SESUDAHNYA

Dunia ilmu termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis,

melainkan merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus menerus sesuai

dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu mencari kebenaran yang hakiki.

8.3.1. TATA BAHASA TRANSFORMASI

Setiap tata bahasa dari suatu bahasa, menurut Chomsky adalah merupakan

teori dari bahasa itu sendiri; dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:

1) Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh

pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.

2) Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau

istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan

semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.

8.3.2. SEMANTIK GENERATIF

Menjelang dasawarsa tujuh puluhan beberapa murid dan pengikut Chomsky,

antara lain Pascal, Lakoff, Mc Cawly, dan Kiparsky, sebagai reaksi terhadap

Chomsky, memisahkan diri dari kelompok Chomsky dan membentuk aliran

sendiri. kelompok Lakoff ini, kemudian terkenal dengan sebutak kaum Semantik

generatif.

Page 13: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

Menurut semantik generatif, sudah seharusnya semantik dan sintaksis

diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu.

8.3.3. TATA BAHASA KASUS

Tata bahasa kasus atau teori kasus pertama kali diperkenalkan oleh Charles

J. Fillmore dalam karangannya berjudul “The Case for Case” tahun 1968 yang

dimuat dalam buku Bach, E. dan R. Harms Universal in Linguistic Theory,

terbitan Holt Rinehart and Winston.

Dalam karangannya yang terbit tahun 1968 itu Fillmore membagi kalimat

atas (1) modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan

(2) proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus. Yang

dimaksud dengan kasus dalam teori ini adalah hubungan antara verba dengan

nomina.

8.3.4. TATA BAHASA RELASIONAL

Tata bahasa relasional muncul pada tahun 1970-an sebagai tantangan

langsung terhadap beberapa asumsi yang paling mendasar dari teori sintaksis yang

dicanangkan oleh aliran tata bahasa transformasi.

Menurut Teori tata bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari

jaringan relasional (relational network) yang melibatkan tiga macam maujud

(entity), yaitu :

a) Seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen-elemen di dalam suatu

struktur;

b) Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi

gramatikal yang disandang oleh elemen-elemen itu dalam hubungannya

dengan elemen lain;

c) Seperangkat “coordinates” yang dipakai untuk menunjukkan pada tataran yang

manakan elemen-elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu terhadap

elemen yang lain.

8.4. TENTANG LINGUISTIK DI INDONESIA

Page 14: SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

Hingga saat ini bagaimana studi linguistik di Indonesia belum ada catatan

yang lengkap, meskipun studi linguistik di Indonesia sudah berlangsung lama dan

cukup semarak.

8.4.1. Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan

Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintahan kolonial.

8.4.2. Pendidikan formal linguistik di fakultas sastra (yang jumlahnya juga belum

seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun lima

puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat

bersifat normatif. Perubahan baru terjadi, lebih tepat disebut perkenalan dengan

konsep-konsep linguistik modern.

8.4.3. Pada tanggal 15 November 1975, atas prakarsa sejumlah linguis senior berdirilah

organisasi kelinguistikan yang diberi nama Masyarakat Linguistik Indonesia

(MLI). Anggotanya adalah para linguis yang kebanyakan bertugas sebagai

pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan di lembaga-lembaga

penelitian kebahasaan.

8.4.4. Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa daerah Indonesia dan bahasa nasional

Indonesia, banyak pula dilakukan orang di luar Indonesia. Misalnya negeri

Belanda, London, Amerika, Jerman, Rusia, dan Australia banyak dilakukan kajian

tentang bahasa-bahasa Indonesia.

8.4.5. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa

negara maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian

linguistik dewasa ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pelbagai segi

dan aspek bahasa telah dan masih menjadi kajian yang dilakukan oleh banyak

pakar dengan menggunakan pelbagai teori dan pendekatan sebagai dasar analisis.

Dalam kajian bahasa nasional Indonesia di Indonesia tercatat nama-nama seperti

Kridalaksana, Kaswanti Purwo, Dardjowidjojo, dan Soedarjanto, yang telah

menghasilkan tulisan mengenai pelbagai segi dan aspek bahasa Indonesia.