PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku...

127
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PERILAKU SWAMEDIKASI PENYAKIT ASMA OLEH IBU-IBU DI KOTA YOGYAKARTA DAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Limdrawati NIM : 048114005 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PERILAKU SWAMEDIKASI PENYAKIT ASMA OLEH IBU-IBU DI KOTA YOGYAKARTA DAN

KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Limdrawati

NIM : 048114005

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

“Ingin disembuhkan adalah bagian dari kesembuhan itu sendiri”.

Lucius Annaeus Seneca

Kupersembahkan Karya Kecilku ini

untuk:

Keluargaku tercinta : Papa, Mama,

Adikku Julius, Lia, Devi, Danel,

Aloysius

Edi Kurniawan yang ku kasihi

Almamaterku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

PRAKATA

Skripsi ini berisi identifikasi permasalahan perilaku swamedikasi

penyakit asma oleh ibu-ibu di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari anugerah dan berkat dari

Tuhan Yang Maha Esa dan dukungan dari berbagai pihak yang sangat membantu

penulis dalam menyusun skripsi. Terima kasih yang setulus-tulusnya penulis

ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan skripsi ini,

diantaranya:

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan saran dan kritik yang

membangun serta bersedia meluangkan waktu sebagai dosen penguji.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam

penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat dan ilmu yang telah

diberikan menjadi seperti aliran listrik yang selalu menyala: memberikan

terang dan respon positive untuk selalu “sadar”. Ide-ide dan pemikiran

mendalam yang telah di-sharing-kan semakin menyegarkan dan membuka

cakrawala berfikir yang semakin kompleks.

3. Bapak dr. Harimat Hendarwan, M.Kes. yang telah memberikan

bimbingan selama penyusunan skripsi serta bersedia meluangkan waktu

untuk berdiskusi.

4. Bapak Drs. Mulyono, Apt. yang telah memberikan saran dan kritik yang

membangun serta bersedia meluangkan waktu sebagai dosen penguji.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

5. Program Hibah A3 yang menyelenggarakan proyek penelitian payung.

6. Romo Sunu yang telah memberi semangat dan membantu dalam

pemecahan masalah yang sedang dialami.

7. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt yang selalu memberi semangat dan

motivasi untuk tetap semangat.

8. Ibu Titien dan Ibu Sri Hidayati yang telah memberikan bekal keterampilan

untuk melakukan wawancara dan berkomunikasi yang baik.

9. Br. Agus Mujiyo yang selalu memberiku nasehat dan doa serta saran

dalam menghadapi permasalahan yang muncul dalam berinteraksi dengan

banyak orang.

10. Teman-teman yang berpayung bersama dalam penelitian ini: Yoanna Rissa

Mayasari, Henny Puspitasari, Yosephine Marreta, Fandy Kurniawan,

Alexander Arie, Kartikasari, Ana yang mengalami dan merasakan

asyiknya bekerja sama dalam mewujudkan penelitian ini.

11. Para responden yang telah memberikan bantuan yang sangat berharga

selama pelaksanaan penelitian.

12. Keluarga tercinta: papa, mama, adik-adikku (Julius, Prasilya, Devi,

Danel), akong dan ama, serta semua anggota keluarga besar dari pihak

mama dan papa, terima kasih sekali atas semua doa dan support-nya.

13. Edi Kurniawan yang selalu memberiku semangat, nasehat, cinta kasih,

perhatian, dan selalu membimbingku disaat putus asa, serta selalu

menemaniku dalam penyelesaian penelitian ini.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

14. Rosa, Dian Kurniasari (DK), Silvia, Dessy, Ineke, Cicilia, Meidina, Reni

Ismiyati, Filana, Stefani Yuanita, Cin Frengky Cuwondo, Fhery Catur,

Erlin, Amanda, Novi, Lusi Lahrita, Simon, Candra, Yanti Yap teman-

teman angkatan 2004 kelas FKK serta secara khusus kelompok praktikum

A.

15. Penghuni rumah 99999: Bapak dan Ibu Sakijan, Mas Arya, Mbak Ida,

Mbak Kusuma, serta anak-anak semua antara lain Fenny, Meri, Juliana,

Emilia, Debora Sibala, Cordelia, Vivi, Wewen, Lise, Grace, Okta Reni,

Deasy, Lina, Maria, Diana, Tika, Mami Mona, Hani, Nana dan Cicilia

Nina.

16. Penghuni Srigunting No.15: Lidya Yulita (Ling-ling), Amei , Ani, Tika,

Pisca, Desy Natalia (Cacam), Monita, Adhi Kurniawan, Cita atas

keceriaan, semangat dan nasehat.

17. Teman-teman kost Villa Orange: Teddy, Juvendi, Suryanto, Hengki,

Welly, Daniel, Sudarso, William yang telah memberikan bantuan dan

saran untuk penelitian ini.

18. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat seluas-luasnya bagi

para pengguna.Akhir kata, sebagai suatu tulisan, niscaya skripsi ini akan ada

kekurangannya,

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

karena itu kritik dan saran akan sangat bermanfaat untuk perbaikan bagi penulis.

Tuhan memberkati!

Yogyakarta, 25 Januari 2008

Limdrawati

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

INTISARI

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran pernafasan. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan 300 juta penduduk dunia menderita asma. Asma menyebabkan gangguan aktivitas bahkan sampai kematian pada penderitanya. Menurut Informasi Spesialite Obat Indonesia (2006) ada 135 obat asma yang dijual bebas. Berdasarkan suatu penelitian terdapat 48% penggunaan obat bebas untuk mengatasi asma, sehingga perlu diketahui seperti apakah karakteristik pelaku swamedikasi serta apakah permasalahan yang terjadi dalam swamedikasi penyakit asma.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat modul edukasi yang sesuai kebutuhan untuk meningkatkan kesesuaian pengobatan yang rasional. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara pada 38 responden (ibu-ibu) yang didapatkan secara accidental sampling method di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental deskriptif dengan rancangan crosssectional.

Sebesar 26,31% responden berada pada rentang umur 46-50 tahun, menempuh tingkat pendidikan SLTA (31,6%), 66% responden berpenghasilan kurang dari Rp 1.500.000,00, serta 50% responden mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Permasalahan yang terjadi meliputi, tidak menyadari kerugian dalam swamedikasi (34%), tidak mengetahui jenis asma (90%), pertimbangan memilih obat (61%), tidak mendapatkan informasi obat (92%).

Kata kunci : asma, swamedikasi, permasalahan swamedikasi asma

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

ABSTRACT

Asthma is a chronic inflammatory disorder of the airways. The World Health Organization (WHO) estimates that there are 300 millions of people in the world who suffer from asthma. Asthma causes the disfunction of the activity even death to the sufferer. According to Informasi Spesialite Obat Indonesia (2006) there are 135 asthma’s medicine sold freely in the market. According to a research, there are 48% of free medicine use to heal asthma, so we need to know what kind of the characteristic of swamedicationer and what’s the problem that happen is asthma’s swamedication.

The aim of this research is to make education modul as needed to increase the rational medication appropriateness. The data taking technic is being done by interviewing 38 respondents (housewife) that is being achieved with accidental sampling method in Yogyakarta and Kulon Progo. This research includes the non- experimental descriptive research with cross sectional design.

The 26,31% of respondents are between the range of age in 46-50 years old, had taken Senior High School education level, 66% of respondents gain money less than Rp 1.500.000 and 50% of respondents profession is a housewife. The problems occur include, the unawareness of disadvantage in swamedication 34%, not knowing the type of asthma 90%, consideration in choosing the medicine 61%, do not get the information about medicine 92%.

Keyword: asthma, swamedication, the problem of asthma’s swamedication

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................... v

PRAKATA .................................................................................................. vi

INTISARI .................................................................................................... x

ABSTRACT ................................................................................................ xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii

SINGKATAN DAN ISTILAH................................................................. xix

BAB I PENGANTAR ................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah........................................................................... 5

C. Keaslian Penelitian............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

BAB II PENELAHAN PUSTAKA .......................................................... 8

A. Swamedikasi .... .... ......................................................................... 8

1. Definisi........................................................................................ 8

2. Perilaku Swamedikasi.................................................................. 8

3. Keuntungan dan Kerugian .......................................................... 10

4. Golongan Obat Untuk Swamedikasi............................................ 12

5. Pemilihan dan Penggunaan Obat Tanpa Resep............................ 14

6. Peran Apoteker dalam Pengobatan Sendiri..................................... 14

7. Pengobatan yang Rasional ............................................................ 15

8. Upaya Peningkatan Kerasionalan Perilaku Swamedikasi ............ 16

9. Algoritma Perawatan Sendiri ....................................................... 18

B. Sistem Pernapasan.............................................................................. 19

C. Asma ................................................................................................... 21

1. Definisi ........................................................................................... 21

2. Etiologi............................................................................................. 22

3. Patofisiologi...................................................................................... 23

4. Tanda dan Gejala............................................................................... 24

5. Klasifikasi......................................................................................... 25

6. Penatalaksanaan Asma...................................................................... 25

D. Perilaku Swamedikasi ........................................................................... 31

1. Pengetahuan ................................................................................... 32

2. Sikap ............................................................................................... 33

3. Tindakan .......................................................................................... 33

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 34

A. Jenis dan Rancangan Penelitian.......................................................... 34

B. Definisi Operasional ......................................................................... 34

C. Populasi Penelitian............................................................................ 35

D. Lokasi Penelitian................................................................................. 35

E. Besar Sampel...................................................................................... 36

F. Subyek Penelitian .............................................................................. 36

G. Waktu Penelitian ......................................................... ...................... 36

H. Instrumen Penelitian ......................................................... ................. 36

I. Tata Cara Penelitian ......................................................... .................. 37

1. Analisis Situasi................................................................................ 37

2. Pembuatan Instrumen Penelitian..................................................... 38

3. Pengumpulan Data......................................................................... 39

J. Tata Cara Analisis Hasil .................................................................... 39

K. Kesulitan Penelitian ............................................................................ 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 41

A. Karakteristik Responden ..................................................................... 41

B. Pola Perilaku Swamedikasi Penyakit Asma........................................ 44

C. Identifikasi Permasalahan Swamedikasi Penyakit Asma...................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65

LAMPIRAN ................................................................................................... 70

BIOGRAFI PENULIS................................................................................... 108

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

DAFTAR TABEL

Tabel I. Keuntungan dan Kerugian Peningkatan Perilaku Swamedikasi ······· 10

Tabel II. Klasifikasi Asma ··························································· 25

Tabel III. Profil Pertanyaan Pedoman Wawancara ······························· 37 Tabel IV. Tindakan yang dilakukan bila sakit ringan..........................................44 Tabel V. Pendapat tentang Swamedikasi.............................................................45 Tabel VI. Swamedikasi untuk anggota keluarga ··································· 46 Tabel VII. Keuntungan Swamedikasi..................................................................47 Tabel VIII. Kerugian Swamedikasi.....................................................................47 Tabel IX. Penyebab Asma. ···························································· 49 Tabel X. Tanda dan Gejala Asma ···················································· 50 Tabel XI. Lama Menderita Asma····················································· 50 Tabel XII. Golongan obat untuk swamedikasi······································ 51 Tabel XIII. Obat yang digunakan dalam swamedikasi ···························· 52

Tabel XIV. Informasi obat asma yang ingin diketahui responden··············· 53

Tabel XV. Tempat Membeli Obat···················································· 54

Tabel XVI. Permasalahan tentang pemahaman responden mengenai swamedikasi penyakit asma ··········································································· 54 Tabel XVII. Permasalahan Pengenalan Penyakit Asma ··························· 56 TabelXVIII. Permasalahan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Obat Asma ···· 57

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Langkah-langkah pengembangan intervensi··························· 17 Gambar 2. Langkah-langkah pengembangan intervensi ·························· 17 Gambar3. Algoritma Perawatan sendiri Penyakit Asma di Rumah ·············· 18 Gambar 4. Sistem Pernapasan ························································ 21

Gambar 5. Bronkus normal dan bronkus pada penderita asma ··················· 22

Gambar 6. Patofisiologi asma························································· 24

Gambar 11. Umur Responden ························································ 41

Gambar 12. Tingkat Pendidikan Responden ······································· 42

Gambar 13. Pendapatan Responden....................................................................42

Gambar 14. Pekerjaan Responden ··················································· 43

Gambar 15. Frekuensi melakukan swamedikasi···································· 46 Gambar16. Tindakan Swamedikasi Jika Swamedikasi Tidak Efektif ··········· 48

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Responden ··············································· 70

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ··················································· 73

Lampiran 3. Data Wawancara························································· 77

Lampiran 4. Surat Perijinan ··························································· 90

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

SINGKATAN DAN ISTILAH

BHR : Bronkial Hiperresponsive

DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta

FEV1 : Forced Expiratory Volume

FIP : Federation International Pharmaceutical

GINA : Global Initiative for Nation Asthma

IRT : Ibu Rumah Tangga

ISAAC : International Study on Asthma and Allergy in Children

MDI : Metered Dose Inhaler

NAEPP : National Asthma Education and Prevention Program

NSAID : Non Steroid Anti Inflamasi Drug

OTC : Over The Counter

OTR : Obat tanpa resep

OWA : Obat Wajib Apotek

PEF : Peak Expiratory Flow

SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga

Susenas : Survei sosial ekonomi nasional

Swamedikasi : pengobatan sendiri

WHO : World Health Organization

WSMI : World Self-Medication Industry

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat-obatan (termasuk

obat tradisional) oleh individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat

dikenali sendiri dan untuk beberapa kondisi kronis yang sudah pernah didiagnosa

oleh dokter (Anonim, 1998).

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilaksanakan oleh

Departemen Kesehatan RI tahun 1993 menunjukkan beberapa tindakan yang

dilakukan untuk menghadapi penyakit yaitu sebanyak 5% “membiarkan”, 5%

“diobati dengan cara sendiri, 9% “diobati dengan obat tradisional atau jamu”,

63% “memakai obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter”, dan 18% “pergi

ke Puskesmas” (DepKes, 1993). Survei di Amerika Serikat yang menunjukkan

bahwa dalam waktu satu tahun, sebanyak 75% penduduk mengalami gejala atau

merasa menderita sakit. Dari jumlah tersebut, diketahui sebanyak 65%

“mengobati sendiri menggunakan obat bebas”, 25% “pergi ke dokter”, dan 10%

“tidak berbuat apa-apa” (Sartono, 1993). Data hasil survei di atas menunjukkan

tindakan swamedikasi atau mengobati diri sendiri cukup tinggi.

Tindakan swamedikasi (self medication) mempunyai kecenderungan untuk

meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) tahun 2001 diperoleh bahwa 77,3% penduduk sakit di

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan swamedikasi sebagai tindakan

awal dalam pencarian pengobatan (Handayani, 2003).

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

2

Beberapa faktor yang berperan dalam peningkatan swamedikasi tersebut,

yaitu: pengetahuan masyarakat tentang penyakit ringan dan berbagai gejala serta

pengobatannya, motivasi masyarakat untuk mencegah atau mengobati penyakit

ringan yang mampu dikenali sendiri, ketersediaan dan kemudahan mendapatkan

obat-obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter atau OTR/Obat Tanpa Resep

(OTC/Over The Counter) secara luas dan terjangkau untuk mengatasi penyakit

ringan atau gejala yang muncul, serta diterimanya pengobatan tradisional sebagai

bagian dari sistem kesehatan (Anonim, 1998).

Suatu penelitian oleh Consumers Healthcare Products Association di

Amerika Serikat menunjukkan populasi wanita dewasa lebih banyak daripada pria

dalam melakukan pengobatan sendiri dan persentase tersebut semakin bertambah

pada wanita dengan semakin bertambahnya umur. Sebanyak 66% wanita saling

memberikan motivasi diantara mereka untuk memahami persoalan kesehatan dan

masalah pengobatannya, hal ini ditemukan pada kelompok pria hanya sebesar

58%. Sebanyak 82% wanita dan 71% pria mengakui menggunakan OTR untuk

mengobati penyakit ringan yang sering mereka alami (Anonim, 2001).

Berdasarkan beberapa penelitian wanita lebih sering memperhatikan kesehatan

dan melakukan swamedikasi, oleh karena itu subyek dalam penelitian ini adalah

ibu-ibu.

Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada saluran pernapasan yang

dikarakteristikkan dengan peristiwa penyempitan dan obstruksi saluran napas

yang dipicu oleh berbagai sebab. Asma menimbulkan gangguan kualitas hidup

karena gejala yang ditimbulkannya seperti napas tertahan, mengi, batuk, dan dada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

3

terasa sesak, masing-masing dari ringan sampai yang mengancam kehidupan

(Kelly dan Sorkness, 2005).

Suatu laporan dari delapan negara Asia-Pasifik yang dilaporkan dalam

Journal of Allergy and Clinical Immunology tahun 2003 menunjukkan, asma

mengganggu kualitas hidup. Dari 3.207 kasus yang diteliti, dampak asma

terhadap kualitas hidup yang terganggu ditunjukkan dari keterbatasan dalam

berekreasi atau olahraga 52,7%, aktivitas fisik 44,1%, pemilihan karier 37,9%,

aktivitas sosial 38%, cara hidup 37,1%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%.

Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh

36,5% anak dan 26,5% orang dewasa seperti gejala-gejala batuk, termasuk batuk

malam dalam sebulan terakhir pada 44-51%, bahkan 28,3% penderita mengaku

terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu (Sundaru, 2004).

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan 300 juta penduduk dunia

menderita asma. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai

180.000 orang setiap tahun. Kondisi ini tidak hanya terjadi di negara berkembang,

tapi juga di negara maju. Prevalensi penyakit ini pun semakin meningkat dari

tahun ke tahun. Di Indonesia, prevalensi gejala asma melonjak dari 4,2% menjadi

5,4%. Jakarta sendiri memiliki prevalensi gejala asma mencapai 7,5% (Stevani,

2007).

Di Indonesia, penelitian pada anak sekolah umur 13-14 tahun dengan

menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in

Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

4

meningkat tahun 2003 menjadi 5,2%. Kenaikan ini tentu saja perlu upaya

pencegahan agar prevalensi asma tetap rendah.

Persoalan asma harus ditangani secara serius karena merupakan penyakit

inflamasi kronik saluran napas yang merupakan salah satu penyebab kematian

dan mengurangi produktivitas penyandangnya. Dengan obat dan cara pengelolaan

yang baik, seharusnya asma bukan masalah lagi di Indonesia (Anonim, 2005).

Obat-obatan yang dapat digunakan untuk swamedikasi ada ribuan jenis

dengan berbagai fungsi beredar di pasaran. Menurut Informasi Spesialite Obat

Indonesia (2006) ada 135 obat asma yang dijual bebas. Hasil penelitian Pretet

(1989) di Perancis terdapat 48% penggunaan obat tanpa resep untuk mengobati

penyakit asma yang sedang diderita. Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan

yang sangat tinggi. Salah memilih obat, tentu bisa bahaya (Anonim, 2002).

Permasalahan seputar swamedikasi relatif banyak yang tidak muncul ke

permukaan karena sesuai dengan konsep swamedikasi bahwa tindakan

pengobatan dilakukan sendiri oleh masyarakat tanpa intervensi dan pengawasan

dari tenaga kesehatan. Obat-obat yang digunakan untuk swamedikasi pun

merupakan obat tanpa resep yang dapat diperoleh di warung-warung biasa dan

tidak harus di apotek.

Hasil penelitian tentang swamedikasi yang pernah dilakukan pada

vaginitis di Kota Yogyakarta tahun 2006 (Widayati, 2006) menunjukkan bahwa

terdapat 71% ketidaksesuaian dalam aspek pengenalan penyakit dan 33%

ketidaksesuaian dalam pemilihan obatnya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas

sangat perlu untuk dilakukan penelitian secara komprehensif untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

5

masalah-masalah yang terkait dengan swamedikasi penyakit asma oleh ibu-ibu

khususnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo.

1. Perumusan Masalah

a. Seperti apa karakteristik ibu-ibu pelaku swamedikasi penyakit asma di

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo ?

b. Seperti apa pola perilaku swamedikasi penyakit asma oleh ibu-ibu di Kota

Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo ?

c. Apa saja permasalahan yang timbul dalam swamedikasi penyakit asma

oleh ibu-ibu di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai swamedikasi penyakit asma di Kota Yogyakarta dan

Kabupaten Kulon Progo selama ini belum pernah dilakukan, penelitian mengenai

penyakit asma yang pernah dilakukan antara lain, oleh Anitawati (1996),

mengenai “Pola Pengobatan Penyakit Asma Bronkial Untuk Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Selama Tahun 1998”, Kusuma (1998),

mengenai “Kajian Pola Peresepan Obat Asma yang Diberikan pada Pasien Asma

Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2002”,

Nugraha (2002) “Pola Peresepan Obat Penyakit Asma Bronkial pada Pasien

Pediatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun

2006”, Chinthia (2002), mengenai “Pola Pengobatan Penyakit Asma Bronkial

Pada Pasien Anak Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun

1999-2001”, Gibson (2002) mengenai “ Kajian Peresepan Pasien Dewasa Asma

Bronkial non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

6

Yogyakarta Tahun 2000”. Semua penelitian yang pernah dilakukan adalah

mengevaluasi resep yang diberikan kepada pasien, penelitian yang di lakukan

sekarang ini, ingin mengetahui permasalahan yang terjadi dalam melakukan

swamedikasi penyakit asma.

3. Manfaat Penelitian

a) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu kefarmasian khususnya

tentang swamedikasi, serta dapat membantu masyarakat dalam mengobati atau

menangani penyakit asma, sehingga dapat terwujud pengobatan sendiri yang

tepat dan rasional.

b) Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai baseline dalam pengembangan

modul edukasi bagi masyarakat untuk peningkatan kesesuaian swamedikasi

penyakit asma.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pola perilaku swamedikasi dan permasalahan yang terjadi

dalam swamedikasi penyakit asma oleh ibu-ibu di Kota Yogyakarta dan

Kabupaten Kulon Progo sehingga dapat dibuat modul edukasi yang sesuai

kebutuhan dalam peningkatan swamedikasi penyakit asma oleh masyarakat Kota

Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

7

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik ibu-ibu pelaku swamedikasi penyakit asma di Kota

Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo.

b. Mengetahui pola perilaku swamedikasi penyakit asma oleh ibu-ibu di Kota

Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo.

c. Mengetahui permasalahan yang timbul dalam swamedikasi penyakit asma di

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Swamedikasi (self-medication)

1. Definisi

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1998, swamedikasi

adalah pemilihan dan penggunaan obat-obatan (termasuk obat tradisional) oleh

individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri dan

untuk beberapa kondisi kronis yang sudah pernah didiagnosa oleh dokter. Sesuai

dengan pernyataan bersama antara World Self-Medication Industry (WSMI) dan

Federation International Pharmaceutical (FIP), self-medication atau

swamedikasi didefinisikan sebagai penggunaan obat tanpa resep dokter oleh

masyarakat atas inisiatif sendiri (Anonim, 1999). Beberapa pustaka menyebutkan

definisi swamedikasi yang berbeda-beda, tetapi yang sering dipakai secara luas

adalah pengobatan menggunakan obat tanpa resep.

2. Perilaku Swamedikasi

Perilaku swamedikasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tingkat

pendidikan dan pengetahuan seseorang, pengalaman, sikap dalam mengatasi

masalah kesehatan (doctor minded), demografi dan epidemiologi, ketersediaan

pelayanan kesehatan, ketersediaan produk obat tanpa resep, dan faktor sosial

ekonomi (Holt and Hall, 1990).

Covington (2000), menjelaskan bahwa faktor keyakinan dan sikap,

karakteristik demografi, status ekonomi, dan pendidikan atau pengetahuan

konsumen merupakan empat faktor utama yang mempengaruhi swamedikasi.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

9

Faktor keyakinan dan sikap meliputi penghargaan terhadap nilai

kesehatan, motivasi dan tanggung jawab untuk mempelajari penyakit yang

diderita dan perawatannya, persepsi tingkat keseriusan penyakit, kecenderungan

dipengaruhi oleh orang lain. Karakteristik demografi meliputi usia, jumlah

keluarga, jenis kelamin dan status sosial ekonomi. Faktor ekonomi meliputi status

ekonomi seseorang, biaya perawatan kesehatan (baik produk maupun pelayanan),

kemudahan untuk mendapatkan produk kesehatan, dan ketersediaan produk

maupun pelayanan. Faktor pendidikan terutama tingkat pendidikan

mempengaruhi pengetahuan dasar seseorang mengenai kondisi kesehatan yang

diderita dan pengobatannya, kemampuan untuk menginterpretasikan informasi

kesehatan, tersedianya informasi yang berguna dari tenaga kesehatan maupun dari

media informasi.

Perilaku swamedikasi ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data

dari Consumers Healthcare Products Association di Amerika tahun 2002

menunjukkan peningkatan penjualan obat tanpa resep dari tahun 1970-2000

(Anonim, 2002). Suatu survei yang pernah dilakukan di Amerika Serikat

menyebutkan bahwa terjadi peningkatan perilaku swamedikasi di kalangan

masyarakat dengan beberapa parameter yaitu: 1) tingkat kepuasan konsumen

terhadap keputusan mereka sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya, 2)

kecenderungan melakukan swamedikasi dengan obat tanpa resep untuk mengatasi

simptom yang dirasakan dan penyakit ringan yang umum diderita, 3) keyakinan

bahwa obat tanpa resep aman digunakan apabila dipakai sesuai petunjuk, 4)

keinginan agar beberapa obat yang saat itu harus diperoleh dengan resep dokter,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

10

diubah menjadi tanpa resep, 5) kesadaran membaca label sebelum memilih dan

menggunakan obat tanpa resep, terutama mengenai aturan pakai dan cara pakai

serta efek samping obat (Pal, 2002). Penggunaan obat tanpa resep untuk

swamedikasi menuntut kepastian bahwa obat tersebut terbukti aman, berkualitas

dan memberikan efikasi sesuai yang diharapkan (Holt and Hall, 1990).

3. Keuntungan dan Kerugian

Tabel I. Keuntungan dan Kerugian Peningkatan Perilaku Swamedikasi Obyek Keuntungan Kerugian

Kenyamanan dan kemudahan akses

Diagnosis tidak sesuai / tertunda

Tanpa biaya periksa / konsultasi

Pengobatan berlebihan / tidak sesuai

Hemat waktu Kebiasaan menggunakan OTR Empowerment Adverse Drug Reaction

Ada indikasi yang tak terobati

Pasien

Kenaikan biaya berobat

Penurunan beban kerja Tidak dapat melakukan monitoring terapi

Lebih banyak waktu untuk menangani kasus

penyakit berat

Kehilangan kesempatan untuk konseling dengan pasien

Berkurangnya peran

Dokter/ sarana pelayanan kesehatan

Berkurangnya pendapatan

Farmasis Perannya akan lebih dibutuhkan di Apotek

Adanya konflik kepentingan antara bisnis dan etika profesi

Pengambil kebijakan Menghemat biaya kesehatan masyarakat

Industri Farmasi Meningkatkan profit pada penjualan obat

bebas

-

Swamedikasi untuk gejala atau penyakit ringan dirasakan oleh penderita

memberikan keuntungan, antara lain kepraktisan dan kemudahan melakukan

tindakan pengobatan dan biaya yang dikeluarkan lebih murah (Rantucci, 1997).

Beberapa keuntungan dan kerugian sehubungan dengan peningkatan perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

11

swamedikasi terhadap penderita, dokter/pelayanan kesehatan, farmasis, pengambil

kebijakan dan industri farmasi dapat dilihat pada tabel I di atas (Sihvo, 2000).

Swamedikasi di Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat

tradisional dan obat tanpa resep yang beredar di masyarakat. Dasar pemilihan

obat tanpa resep untuk swamedikasi adalah pengalaman menggunakan obat

tertentu pada waktu yang lalu atau diberitahu orang lain baik orang tua, tetangga,

maupun teman. Dengan kemajuan yang pesat dalam bidang periklanan, baik

melalui media cetak (surat kabar, majalah, dan sebagainya) maupun media

elektronik (radio dan televisi), produsen obat dengan mudah memasarkan obatnya

sehingga mempermudah konsumen dalam memilih obat bebas.

Dalam menggunakan obat yang dijual bebas ada beberapa masalah yang

harus dihadapi, yaitu: pertama, sebagian obat yang dijual bebas mengandung

campuran beberapa obat yang berkhasiat, sehingga harga obat menjadi mahal;

kedua, karena merupakan campuran beberapa obat berkhasiat maka satu macam

obat dinyatakan dapat digunakan untuk berbagai macam penyakit dan gejala

penyakit; ketiga, karena penggunaan yang bermacam-macam, maka petunjuk

penggunaannya menjadi tidak jelas; keempat, masyarakat menganggap bahwa

pengobatan mandiri cukup aman sehingga pada waktu memerlukan pertolongan

dokter sudah dalam keadaan terlambat; kelima, masyarakat percaya bahwa

pemerintah tidak akan mengizinkan penjualan bebas obat-obat yang merugikan

bagi kesehatan, pada obat-obat tertentu mempunyai efek samping yang dapat

merugikan bagi pengguna sehubungan dengan penyakit yang diderita (Sartono,

1993b).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

12

4. Golongan Obat Untuk Swamedikasi

Penggolongan obat di Indonesia terdiri dari 6 golongan yaitu: 1) obat

bebas, 2) obat bebas terbatas, 3) obat wajib apotek (OWA), 4) obat keras, 5)

psikotropika, dan 6) narkotika (Anonim, 1996b). Golongan obat yang dapat

diperoleh tanpa resep dokter adalah obat bebas, bebas terbatas dan OWA, khusus

untuk yang disebut terakhir adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep

dokter hanya oleh apoteker di apotek dan terbatas pada obat keras yang tercantum

dalam lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Obat Wajib Apotek

(Anonim, 1996c).

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan

bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman (Anonim, 1990).

Golongan obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah obat bebas,

bebas terbatas dan OWA (Anonim, 1996c). Golongan obat bebas dapat diperoleh

secara bebas tanpa resep dokter, baik di apotek maupun di toko-toko atau warung.

Obat bebas terbatas juga dapat dibeli tanpa resep dokter, dengan syarat hanya

dalam jumlah yang telah ditentukan dan disertai tanda peringatan (Anonim, 1997).

Menurut SK Menteri Kesehatan RI nomor 6355/Dirjen/SK/1969, ada

enam macam tanda peringatan yang dicantumkan dalam kemasan obat bebas

terbatas sesuai dengan obatnya, yaitu:

1) P.No.1.Awas ! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam,

2) P.No.2.Awas ! Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

13

3) P.No.3.Awas ! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan,

4) P.No.4.Awas ! Obat keras. Hanya untuk dibakar,

5) P.No.5.Awas ! Obat keras. Tidak boleh ditelan,

6) P.No.6.Awas ! Obat keras. Obat wasir jangan ditelan.

Menurut SK Menteri Kesehatan R.I. Nomor 347/MENKES/SK/VII/1990,

obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada

pasien di apotek tanpa resep dokter. Dalam melayani pasien yang memerlukan

obat wajib apotek, apoteker diwajibkan untuk memenuhi ketentuan dan batasan

tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam obat wajib apotek yang

bersangkutan. Apoteker di apotek juga diwajibkan membuat catatan pasien serta

obat yang telah diserahkan dan memberikan informasi meliputi dosis dan aturan

pakainya, kontraindikasi, efek samping, dan hal lain yang perlu diperhatikan

pasien (Anonim, 1996).

Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter untuk swamedikasi harus

memenuhi kriteria, yaitu: 1) tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada

wanita hamil, anak di bawah umur 2 tahun dan orang tua di atas umur 65 tahun, 2)

pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada

kelanjutan penyakit, 3) penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat

khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan, 4) penggunaannya diperlukan

untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia, 5) obat dimaksud memiliki

rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan

sendiri (Anonim, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

14

5. Pemilihan dan Penggunaan Obat Tanpa Resep

Pemilihan dan penggunaan obat-obat tanpa resep atau yang sering disebut

over the counter (OTC) yaitu obat yang tergolong obat bebas dan obat bebas

perlu memperhatikan; pertama, apakah obatnya masih baik atau tidak; kedua,

perhatikan tanggal kadaluarsa (jika ada), apakah sudah lewat atau belum, dan

yang terakhir adalah bacalah keterangan-keterangan yang diberikan oleh pabrik

dengan baik dalam brosur atau selebaran yang disertakan yang berisi informasi

tentang: indikasi (petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan penyakit),

kontraindikasi (petunjuk kegunaan obat yang tidak diperbolehkan, karena

berlawanan dengan kondisi tubuh penderita), efek samping (efek yang timbul

yang tidak diinginkan karena dapat merugikan atau berbahaya bagi penderita),

dosis obatnya (besarnya obat yang boleh digunakan untuk orang dewasa atau

anak-anak berdasarkan berat badan dan umur anak), waktu kadaluarsa, cara

penyimpanan obat (misalnya harus disimpan di tempat dingin, diluar pengaruh

cahaya dan sebagainya), interaksi obat dengan obat lain yang digunakan dan

makanan yang dimakan (Nasution dan Lubis, 1993).

6. Peran Apoteker dalam Pengobatan Sendiri

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

922/MENKES/PER/X/1993 pasal 15 ayat 4 menyebutkan bahwa dalam upaya

penggunaan obat yang benar oleh masyarakat, apoteker wajib memberikan

informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara tepat, aman, dan

rasional atas permintaan masyarakat (Anonim, 1996a). Dalam menyikapi perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

15

swamedikasi maka peran apoteker dalam pemberian informasi obat sangat

mendukung swamedikasi yang rasional.

Dalam pengobatan sendiri, apoteker berperan dalam hal pemberian

informasi, saran dan konseling. Peran ini dapat membantu masyarakat memilih

produk obat yang efektif dan aman. Apoteker yang bekerja di apotek tidak hanya

memberikan informasi obat, namun bisa pula membantu dalam

merekomendasikan obat apa yang sebaiknya dipilih untuk pasien. Apoteker tidak

hanya bertugas untuk menyediakan, menyiapkan dan menyerahkan obat saja,

namun harus menjamin bahwa obat yang diberikan, efektif, aman, dan bermutu

baik serta dengan kebutuhan pasien. Dalam pengobatan mandiri, apoteker juga

berperan dalam hal pemberian informasi penggunaan obat dengan tepat dan

menyarankan agar pasien patuh pada aturan pemakaian obat.

Apoteker sebagai garis depan dari pelayanan kesehatan berkewajiban

untuk membantu pasien dalam mengevaluasi kondisi kesehatannya. Sebagai

langkah awal apoteker dapat menyarankan salah satu diantaranya, tanpa

menggunakan obat apupun, perawatan sendiri atau menyarankan untuk pergi ke

dokter sesuai dengan kondisi yang dialami oleh penderita (Isetts & Brown, 2004).

7. Pengobatan yang Rasional

World Health Organization (WHO) merekomendasikan enam

langkah dalam pengobatan rasional, yaitu menentukan masalah pasien,

menetapkan tujuan pengobatan, memeriksa kerasionalan penggunaan obat yang

dipilih serta meneliti efektivitas dan keamananya, memulai pengobatan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

16

membuat resep, memberi informasi, instruksi dan hal-hal yang perlu diwaspadai

dan terakhir melakukan monitoring (Anonim, 1994).

Dampak negatif penggunaan obat yang tidak rasional dapat dilihat dari

berbagai segi. Selain pemborosan dari segi ekonomi, penggunaan obat yang tidak

rasional dapat berakibat menurunnya mutu pelayanan pengobatan, misalnya

meningkatnya efek samping obat, meningkatnya kegagalan pengobatan,

meningkatnya resistensi antimikroba, dan sebagainya. Dampak negatif ini tidak

secara langsung dapat dilihat (Anonim, 2000).

Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut dapat dijelaskan beberapa hal

seperti ketepatan diagnosis, ketepatan pemilihan obat, ketepatan penilaian

terhadap kondisi pasien, ketepatan pemberian informasi, dan ketepatan dalam

tindak lanjut (Nasution dan Lubis, 1993).

8. Upaya Peningkatan Kerasionalan Perilaku Swamedikasi

Hubley (1993) membuat rancangan pengembangan intervensi yang

terdiri dari 4 tahapan. Tahapan pengembangan intervensi Hubley kemudian

digunakan oleh World Health Organization (2004) untuk meningkatkan perilaku

swamedikasi yang rasional oleh masyarakat. Peningkatan perilaku swamedikasi

yang rasional memerlukan suatu intervensi. Salah satu bentuk intervensi adalah

edukasi kepada masyarakat (consumer). Berikut ini adalah langkah-langkah

pengembangan intervensi menurut Hubley dan WHO yang digunakan untuk

memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga dapat tercipta suatu edukasi

yang tepat sasaran:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

17

Gambar 1. Langkah-langkah pengembangan intervensi (Hubley, 1993 )

Step 1 Deskripsi

pengunaan obat & identifikasi

permasalahan

Step 2 Prioritas permasalahan

Step 3 Analisis

permasalahan & identifikasi solusi

Step 4 Memilih dan merancang intervensi

Step 7 Monitoring &

evaluasi intervensi

Memperbaiki intervensi

Step 6 Melaksanakan

intervensi

Step 5 Pretes

intervensi

Gambar 2. Langkah-langkah pengembangan intervensi (Hardon, 2004)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

18

9. Algoritma Perawatan Sendiri

Nilai keparahan Ukur PEF : nilai < 50% menunjukkan eksaserbasi

berat Catat gejala dan tanda : derajat batuk, sesak napas, mengi dan sesak di dada berkorelasi dengan keparahan eksaserbasi. Penggunaan otot-otot perut untuk bernapas menunjukkan adanya eksaserbasi berat

Pengatasan awal • Inhalasi agonis beta -2 aksi pendek • Pengobatan dilakukan sampai 3 kali 2-4

semprot dengan MDI dengan interval 20 menit atau menggunakan nebulizer

Respon bagus Eksaserbasi ringan PEF > 80% prediksi, tidak mengi atau napas tidak tersengal-sengal. Respon terhadap β2- agonis bertahan sampai 4 jam • Boleh teruskan β2- agonis

setiap 3-4jam selama 24-48 jam

• Untuk pasien yang menggunakan kortikosteroid inhalasi, tingkatkan dosis dua kali selama 7-10 hari

Respon tidak sempurna Eksaserbasi sedang PEF 50 %-80% terprediksi Mengi yang persisten dan napas tersengal-sengal • Tambahkan

kortikosteroid oral • Lanjutkan β2- agonis

Respon buruk Eksaserbasi berat PEF< 50% prediksi Mengi yang nyata dan napas tersengal-sengal. • Tambahkan

kortikosteroid oral • Ulangi β2- agonis

segera • Jika kondisi masih

berat dan tidak berespon, hubungi dokter dan persiapkan untuk masuk Bagian Gawat Darurat RS

Hubungi dokter untuk instruksi lebih lanjut

Hubungi dokter untuk instruksi lebih lanjut

Bawa ke Bagian Gawat Darurat RS

Gambar 3. Algoritma Perawatan sendiri Penyakit Asma di rumah (Kelly dan Sorkness, 2005) Keterangan : PEF : Peak Expiratory Flow; FEV1 : Force Expiratory Volume dalam 1 detik; MDI : Metered Dose Inhaler

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

19

B. Sistem Pernapasan

Bernapas adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung

oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung

CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh (Ikawati, 2006).

Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang kemudian

dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran,

mengeluarkan CO2 hasil dari metabolisme. Sistem pernapasan terdiri dari hidung,

faring, laring, trakea, bronkus dan paru-paru (Gunawan, 2006).

a. Hidung

Merupakan saluran udara yang pertama yang mempunyai dua lubang

dipisahkan oleh sekat septum nasi. Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir

yang memiliki banyak pembuluh darah dan terhubung dengan lapisan faring pada

semua sinus yang masuk ke dalam rongga hidung. Di dalamnya terdapat bulu-

bulu untuk menyaring udara, debu dan kotoran. Selain itu terdapat juga konka

nasalis inferior, konka nasalis posterior dan konka nasalis media yang berfungsi

untuk mengahangatkan udara (Gunawan, 2006).

b. Faring

Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan

makanan. Terdapat di bawah dasar pernapasan, di belakang rongga hidung, dan

mulut sebelah depan ruas tulang leher. Di bawah selaput lendir terdapat jaringan

ikat, juga di beberapa tempat terdapat folikel getah bening (Gunawan, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

20

c. Laring

Setelah melalui faring udara akan melalui laring. Laring terletak di depan

bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di

bawahnya. Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian

epiglotitis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis (Sundaru, 2001).

d. Trakea

Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang

terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi untuk

mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh

selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, yang berfungsi untuk

mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan

(Gunawan, 2006).

e. Bronkus

Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian

vertebra thorakalis IV dan V. Mempunyai struktur serupa dengan trakea dan

dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih besar dan lebih pendek

daripada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus

kiri terdiri dari 9-12 cincin dan mempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang lebih

kecil dinamakan bronkiolus, disini terdapat cincin dan terdapat gelembung paru

yang disebut alveoli (Gunawan, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

21

f. Paru-paru

Merupakan alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-

gelembung. Di sinilah tempat terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam darah

dan CO2 dikeluarkan dari darah (Gunawan, 2006).

Gambar 4 . Sistem Pernapasan (Cohen & Wood, 2000)

C. Asma

1. Definisi

Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada saluran pernapasan yang

dikarakteristikkan dengan peristiwa penyempitan saluran napas dan obstruksi

yang dipicu oleh berbagai sebab. Peristiwa ini menyebabkan gejala seperti napas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

22

tertahan, mengi, batuk, dan dada terasa sesak, masing-masing dari ringan sampai

yang mengancam kehidupan. Banyak elemen sel dan seluler yang berperan dalam

asma, termasuk sel mast, eosinofil, limfosit T, macrofag, neutrofil, dan sel epitelia

(William and Self, 2002).

Menurut Kelly dan Sorkness (2005) asma adalah peradangan kronik pada

saluran napas dimana banyak sel dan seluler berperan di dalamnya, khususnya

sel mast, eosinofil, limfosit T, macrofag, neutrofil, dan sel epitelia.

Gambar 5. Bronkus normal dan bronkus pada penderita asma (Adam, 2005)

2. Etiologi

Penyebab asma belum diketahui secara pasti. Asma merupakan penyakit

kompleks dengan faktor genetik dan faktor lingkungan yang ikut berperan di

dalam menyebabkan terjadinya asma. Faktor pemicu terjadinya asma, yaitu:

1. atopy ( hipersensitivitas),

2. zat allergen, misalnya : asap, debu, bulu binatang, serbuk sari,

3. obat-obat tertentu, misalnya : NSAID (ibuprofen, aspirin),

4. infeksi bakteri dan virus pada saluran pernapasan,

5. olahraga,

6. kelelahan dan stress,

7. lingkungan: cuaca dingin,

8. pekerjaan (Kelly dan Sorkness, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

23

3. Patofisiologi

Karakteristik utama adalah kerusakan saluran napas, peradangan, dan

hiperesponsive bronkial (BHR). Perubahan yang lama dengan hipertropi otot

polos dan peningkatan sel goblet menyumbang menetapnya kerusakan saluran

napas yang ditunjuk sebagai remodel. Keterbatasan saluran napas pada penderita

asma dihubungkan dengan pengurangan diameter saluran napas yang merupakan

hasil dari kontraksi otot polos menyebabkan konstriksi bronkhiolus seperti

peradangan intraluminal, edema dan produksi mukus. Asma bronkial merupakan

penyakit inflamasi dimana ukuran diameter jalan napas menyempit secara kronis

akibat edema dan tidak stabil. Selama serangan pasien mengalami mengi dan

kesulitan bernapas akibat bronkospasme, edema mukosa dan pembentukan

mukus. Bronkial hiperresponsive (BHR) disebabkan oleh:

1. kontraksi otot polos (bronkokonstriksi),

2. hipersekresi mukus,

3. edema mukosa (William and Self, 2002).

Sel inflamasi (sel mast, eosinofil, limfosit T, neutrofil), mediator kimia

(histamin, leukotrien, platelet-activating factor, bradikinin), dan faktor

kemotaktik (sitokin dan kemotaxin) yang mendasari munculnya inflamasi saluran

napas pada penderita asma. Inflamasi terjadi apabila timbul hiperresponsive pada

saluran napas penderita asma, sehingga cenderung terjadi penyempitan saluran

napas yang diakibatkan oleh respon alergi, iritan, infeksi virus dan beban fisik.

Hal tersebut juga mengakibatkan edema, peningkatan produksi mukus, keluarnya

sel inflamasi pada saluran napas dan sel epitel mengalami kerusakan (Nelson,

2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

24

4. desquamasi epitelia.

Gambar 6 . Patofisiologi asma (Kelly dan Sorkness, 2005)

Alergen yang berhubungan dengan lingkungan luar merusak permukaan

mukosa saluran napas dan ditangkap oleh antigen presenting cells (APCs) dimana

proses ini dipresentasikan ke sel T-helper (Th). Sel Th2 mengeluarkan sitokin

yang menyebabkan proliferasi sel B dan respon allergen-spesific Ig E.

Imunoglobulin E terikat melalui reseptor Fc sehingga sel mast menjadi peka.

Setelah sel mast menjadi peka, maka akan terbentuk cross-links surface-bound Ig

E yang menyebabkan peningkatan kalsium yang merangsang pengeluaran

mediator pre-formed yaitu seperti histamin, protease, mediator lipid seperti

leukotrien dan prostaglandin. Produk yang dibentuk itu merupakan gejala klinik

pada alergi. Sitokin yang dikeluarkan juga berasal dari degranulasi sel mast dan

inflamasi serta respon Ig E (Rahajoe dkk, 2004).

4. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda awal sebelum munculnya serangan asma sifatnya sangat unik

untuk setiap individu. Tanda tersebut dapat meliputi bersin-bersin, perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

25

suasana hati, pilek, gatal-gatal pada tenggorokan, merasa capai, dan susah tidur.

Gejala asma memberikan suatu indikasi bahwa serangan asma sedang terjadi,

gejala yang paling umum penderita mengalami mengi, batuk-batuk, napas pendek

dan dada terasa sesak (Hadibroto, 2005).

5. Klasifikasi

Menurut GINA (2006) klasifikasi asma yang relevan dan yang digunakan

sekarang , diklasifikasikan menjadi :

Tabel II. Klasifikasi Asma (Anonim, 2006) Karakteristik Terkontrol Terkontrol

sebagian Tidak

terkontrol

Gejala setiap hari Tidak ada (2 kali atau kurang dalam satu minggu)

Lebih dari 2 kali dalam seminggu

Keterbatasan aktivitas Tidak terjadi Kadang-kadang Nocturnal simptom Tidak terjadi Kadang-kadang Membutuhkan terapi reliever

Tidak perlu (2 kali atau kurang dalam satu minggu)

Lebih dari 2 kali dalam seminggu

Fungsi paru (PEF atau FEV1)

Normal < 80%

3 kali seminggu atau lebih dari yang terjadi pada terkontrol sebagian

Eksaserbasi Tidak ada Sekali / lebih dalam setahun

Sekali dalam beberapa minggu

6. Penatalaksanaan Asma

a. Tujuan Terapi

Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan

mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa

hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu juga, dilakukan untuk

menghilangkan dan mengendalikan gejala asma, mencegah eksaserbasi akut,

meningkatkan dan mempertahankan fungsi paru seoptimal mungkin, menghindari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

26

efek samping obat, mencegah terjadi keterbatasan aliran udara irreversibel serta

mencegah kematian karena asma (Mangunnegoro, 2006).

b. Sasaran Terapi

Sasaran dari penatalaksaan asma meliputi gejala asma, bronkokonstriksi,

peradangan saluran napas, obstruksi saluran napas oleh mukus serta frekuensi dan

keparahannya (William and Self, 2002).

c. Strategi Terapi

1. Terapi Non Farmakologis :

Edukasi pasien dan menghindari penyebab asma merupakan manajemen

strategi asma untuk setiap pasien. Edukasi pasien merupakan komponen penting

dalam strategi terapi asma. Kunci topik edukasi meliputi: pengetahuan dasar

tentang asma (termasuk mengenali simptom dan tindakan yang dilakukan jika

simptom berkembang), aturan pengobatan, cara penggunaan alat inhalasi yang

tepat, saran untuk menghindari alergen, kegunaan dari pengobatan sendiri, penting

juga untuk melibatkan keluarga pasien dalam edukasi ini karena keluarga pasien

juga ikut berperan serta dalam proses terapi pasien tersebut.

Penundaan terapi merupakan faktor utama yang menyebabkan tingginya

angka kematian akibat asma. Expert Panel Report 2 (EPR 2) merekomendasikan

untuk melakukan home monitoring dari Peak Expiratory Flow (PEF) pada pasien

asma yang persisten berat. Alat yang digunakan untuk PEF adalah Peak Flow

Meter. Pasien juga harus diajari cara menggunakan Peak Flow Meter yang benar

agar tidak terjadi kesalahan pengukuran PEF (William and Self, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

27

2. Terapi Farmakologis

Secara garis besar, terapi yang digunakan untuk mengobati asma

dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:

a. Reliever

Obat golongan ini efektif untuk meringankan bronkokonstriksi akut dan

hanya untuk mengobati asma akut. Obat ini tidak memiliki efek dalam mencegah

serangan akut atau mencegah inflamasi yang panjang. Pengobatan ini hanya

digunakan saat terjadi serangan asma, dan tidak dapat digunakan secara terus

menerus (Wolf, 2004).

Obat golongan reliever bekerja sebagai bronkodilator dan mengurangi

simptom. Obat golongan ini terdiri dari inhalasi agonis β2 kerja cepat,

antikolinergik, teofilin kerja singkat dan oral agonis β2 kerja cepat (Anonim,

2006).

1). Inhalasi agonis β2 kerja cepat

Inhalasi agonis β2 kerja cepat merupakan obat pilihan untuk

menghilangkan bronkospasme selama serangan asma dan digunakan sebelum

melakukan latihan yang dapat menyebabkan bronkokonstriksi. Contoh obat

golongan ini: salbutamol, terbutalin, fenoterol, reproterol dan pirbuterol.

Obat golongan ini hanya digunakan dalam dosis rendah dan sangat

dibutuhkan. Penambahan dosis, khususnya penggunaan setiap hari menunjukkan

keadaan asma tidak terkontrol dan memerlukan pengobatan yang baru. Efek

samping dari penggunaan obat ini seperti tremor, dan takikardi (Anonim, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

28

2). Antikolinergik

Antikolinergik termasuk bronkodilator, tetapi kerjanya tidak seefektif

agonis β2 kerja singkat, onsetnya lama dan dibutuhkan 30-60 menit untuk

mencapai efek maksimum. Mekanisme kerjanya memblok efek pelepasan

asetilkolin dari saraf kolinergik pada jalan napas. Menimbulkan bronkodilatasi

dengan menurunkan tonus kolinergik vagal instrinsik, selain itu juga menghambat

refleks bronkokonstriksi yang disebabkan iritan (Mangunnegoro, 2006).

Contoh obat golongan ini adalah ipratropium bromide dan tiotropium

bromide. Agar dapat mencapai efek bronkodilator maksimal maka disarankan

menggunakan kombinasi antikolinergik dan agonis β2 kerja cepat sebagai

bronkodilator pada terapi awal serangan asma berat atau pada serangan asma yang

kurang respon dengan agonis β2 kerja cepat saja. Efek samping obat ini berupa

rasa kering di mulut dan rasa pahit (Mangunnegoro, 2006).

3). Teofilin kerja singkat

Teofilin kerja singkat dapat mengurangi simptom asma. Obat ini potensial

menimbulkan efek samping, meskipun secara umum dapat dihindari dengan

penyesuaian dosis dan monitoring (Anonim, 2006).

4). Oral agonis β2 kerja cepat

Oral agonis β2 kerja cepat cocok digunakan untuk beberapa pasien yang

tidak dapat menggunakan inhalasi. Walaupun penggunaan obat ini memiliki efek

samping yang sangat besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

29

b. Controller

Obat golongan ini mengurangi inflamasi bronkhus dan memberikan

kontrol yang panjang terhadap asma dengan menurunkan frekuensi kekambuhan

(Wolf, 2004).

Controller merupakan obat yang digunakan setiap hari yang mempunyai

efek lama untuk mengontrol asma, utamanya memberikan efek antiinflamasi.

Obat golongan ini meliputi: glukokortikosteroid, antileukotrien, agonis β2 kerja

lama, kromolin (Anonim, 2006).

1). Glukokortikosteroid

a). Glukokortikosteroid inhalasi

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan anti inflamasi yang lebih efektif

dalam pengobatan asma persisten. Obat ini telah terbukti manfaatnya dalam

mengurangi simptom asma, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan fungsi

paru, menurunkan hiperresponsive jalan napas, mengontrol inflamasi, mengurangi

frekuensi dan keparahan dan mengurangi kematian karena asma (Anonim, 2006).

Contoh obat golongan ini adalah budesonid dan flutikason. Efek samping

obat ini termasuk oropharyngeal candidiasis, dysphonia, dan kadang-kadang

batuk karena iritasi saluran napas atas (Mangunnegoro, 2006).

b). Glukokortikosteroid sistemik

Merupakan anti inflamasi yang efektif untuk mengobati asma. Cara

kerjanya dalam mengobati asma terdiri dari meningkatkan jumlah reseptor β2

adrenergik dan meningkatkan stimulasi respon reseptor β2 adrenergik, mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

30

produksi dan hipersekresi mukus, menurunkan BHR serta mencegah terjadinya

airway remodeling (Kelly dan Sorkness, 2005).

Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini adalah deksametason dan

prednisolon. Efek samping obat ini meliputi osteoporosis, arterial hipertensi,

diabetes, hipothalamicpituitary-adrenal axis suppression, obesitas, katarak,

glaukoma dan lemah otot (Anonim, 2006).

2). Antileukotrien

Mekanisme kerjanya menghambat 5-lipoksigenase sehingga memblok

sintesis semua leukotrien atau memblok semua reseptor-reseptor pada sel target.

Keuntungan obat ini adalah preparatnya dalam bentuk tablet (oral) sehingga

mudah diberikan (Kelly dan Sorkness, 2005).

Obat-obat golongan antagonis reseptor leukotrien adalah montelukast,

pranlukast dan zafirlukast sedangakan contoh inhibitor lipoksigenase adalah

zilueton (NAEPP,1997). Efek samping obat ini antara lain gangguan

gastrointestinal, sakit kepala, demam, mialgia, reaksi alergi kulit, meningkatnya

enzim hati dan infeksi saluran nafas atas (BNF, 2003).

3). Agonis β2 kerja lama

Contoh obat golongan agonis β2 kerja lama adalah salmeterol dan

formoterol yang mempunyai waktu kerja lama (>12 jam). Seperti lazimnya agonis

β2 mempunyai efek relaksasi otot polos, meningkatkan pembersihan mukosilier,

menurunkan permeabilitas pembuluh darah dan memodulasi pengelepasan

mediator dari sel mast dan basofil (Mangunnegoro, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

31

4). Kromolin (sodium kromoglikat dan nedokromil sodium)

Mekanisme yang pasti dari sodium kromoglikat dan nedokromil sodium

belum sepenuhnya dipahami, tetapi diketahui merupakan anti inflamasi

nonsteroid, menghambat pelepasan mediator dari sel mast melalui reaksi yang

diperantarai Ig E yang bergantung kepada dosis dan seleksi serta supresi sel

inflamasi tertentu, selain menghambat saluran kalsium pada sel target. Kalsium

intrasel sangat diperlukan untuk degranulasi atau pelepasan histamin dan mediator

inflamasi lainnya dari sel mast. Terjadinya penghambatan masuknya kalsium

dalam sel dapat menstabilkan sel mast, sehingga tidak melepaskan mediator

inflamasi. Efek samping yang ditimbulkan obat ini minimal, umumya batuk

(Mangunnegoro, 2006 ).

D. Perilaku Swamedikasi

Perilaku manusia merupakan hasil refleksi dari berbagai gejala kejiwaan,

seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap, dan

sebagainya (Notoadmojo, 1993). Perilaku merupakan respon dari seseorang

terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya dan perilaku

seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek

tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).

Perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi individu

dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan tentang

kesehatan, serta tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Proses

pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dari

dalam maupun dari luar individu (Sarwono, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

32

Notoatmodjo (1993) membagi perilaku kesehatan menjadi 4 kelompok,

yaitu: 1) perilaku seseorang terhadap sehat dan penyakit, yang meliputi perilaku

sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion

behavior); perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior); perilaku

sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behavior); perilaku

sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior), 2)

perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, 3) perilaku terhadap makanan

(nutrition behavior), 4) perilaku terhadap kesehatan lingkungan (enviromental

health behavior). Green (1980) menyebutkan bahwa perilaku terbentuk dari 3

faktor, yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin

(enabling factors) dan faktor pendorong (reinforcing factors). Hal ini berarti

terbentuknya perilaku kesehatan juga dipengaruhi keberadaan ketiga faktor

tersebut.

Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas. Benyamin Bloom seorang ahli psikologi membagi perilaku menjadi 3

kawasan. Pembagian ini terdiri dari ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotor. Selanjutnya untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga

kawasan diukur dari pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan tindakan

(practice) atau praktek (Notoatmodjo, 1993).

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa

seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya.

Pengetahuan akan menimbulkan suatu gambaran, persepsi, konsep, dan fantasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

33

terhadap segala hal yang diterima dari lingkungan melalui panca inderanya

(Dharmmesta dan Handoko, 2000).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengalaman dan penelitian membuktikan bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 1993).

2. Sikap

Sikap didefinisikan sebagai evaluasi perasaan emosional, dan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dari

seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. Sikap dilakukan konsumen

berdasarkan pandangannya terhadap produk dan proses belajar baik dari

pengalaman maupun keadaan lainnya (Kotler, 1997).

3. Tindakan

Teori aksi yang juga dikenal sebagai teori bertindak ini pada mulanya

dikembangkan oleh Max Weber. Weber berpendapat bahwa individu melakukan

suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan

penafsiran atas suatu obyek stimulus atau situasi tertentu. Tindakan individu ini

merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atau sasaran

dengan sarana-sarana yang paling tepat (Sarwono, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif yang

artinya penelitian menyuguhkan sedeskriptif mungkin fenomena yang ada, tanpa

menganalisa bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi. Rancangan

penelitian yang digunakan adalah cross sectional (studi potong lintang), yaitu :

merupakan penelitian yang pengukuran variabel (ciri) dilakukan satu kali dimana

terjadi hanya pada saat itu.

B. Definisi Operasional

1. Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat (obat bebas, bebas

terbatas, OWA, termasuk obat tradisional) oleh responden untuk mengobati

penyakit asma, baik untuk diri sendiri maupun untuk anggota keluarga yang

menderita asma.

2. Asma adalah peradangan pada bronkus yang menyebabkan sesak napas serta

berbunyi (mengi). Asma yang dimaksudkan bukan asma :

a. yang diderita pasien pertama kali, dan belum didiagnosa dokter

b. yang menetap atau asma berat

c. yang diderita oleh pasien yang dirawat di rumah sakit atau menjalani

pengobatan di IGD

3. Responden adalah ibu-ibu yang berumur ≤ 60 tahun bertempat tinggal di

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo yang sudah pernah

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

35

melakukan swamedikasi penyakit asma baik untuk diri sendiri maupun

keluarga.

4. Ibu-ibu adalah wanita yang pernah menikah dan tercantum dalam Kartu

Keluarga dan berstatus sebagai istri atau kepala keluarga.

5. Perilaku swamedikasi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan responden

mengenai swamedikasi.

6. Permasalahan meliputi pemahaman responden mengenai swamedikasi,

pengenalan penyakit asma dan pemilihan serta penggunaan obat asma.

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu di Kota Yogyakarta dan

Kabupaten Kulon Progo yang pernah melakukan swamedikasi terhadap penyakit

asma.

D. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di 2 (dua) kabupaten/kota di Kota Yogyakarta dan

Kabupaten Kulon Progo. Pembatasan lokasi penelitian yang hanya dilakukan di 2

kabupaten/kota dari 5 kabupaten/kota yang ada di Propinsi DIY disebabkan oleh

adanya keterbatasan dana dan waktu untuk melakukan studi ini. Penelitian di Kota

Yogyakarta dilakukan di 8 RW, yaitu Demangan RW 2, Demangan RW 8, Baciro

RW 2, Baciro RW 8, Pakuncen RW 2 dan RW 8 serta Wirobrajan RW 2 dan RW

8. Di Kabupaten Kulon Progo dilakukan penelitian pada 8 dusun, yaitu Dusun

Sogan I dan Sogan II, Dusun Durungan, Dusun Beji, Dusun Ngangin-angin,

Dusun Dlingo, Dusun Penjalin dan Dusun Dukuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

36

E. Besar Sampel

Penelitian ini di lakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo

yang ditetapkan secara purposif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

didapatkan dengan metode sampling accidental, yaitu sampel diperoleh saat

peneliti melakukan pengambilan data. Terdapat 38 responden yang menjadi

subyek penelitian dan bersedia diwawancarai. Data penelitian diperoleh dari 38

responden.

F. Subyek Penelitian

Kriteria inklusi subyek penelitian ini adalah ibu-ibu yang sehat jasmani

dan rohani, dapat berkomunikasi dengan lancar, berumur ≤ 60 tahun yang pernah

atau sering melakukan swamedikasi asma baik untuk dirinya sendiri maupun

untuk anggota keluarganya.

G. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober

2007. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli sampai dengan September

2007.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa pedoman wawancara.

Pembuatan pedoman wawancara ditujukan untuk mengetahui dan menemukan

parmasalahan yang dihadapi responden dalam melakukan swamedikasi penyakit

asma. Pedoman wawancara telah dirancang untuk mengetahui pendapat responden

tentang swamedikasi, mengetahui kesesuaian pengenalan penyakit asma, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

37

melihat kesesuaian pemilihan dan penggunaan obat untuk mengatasi penyakit

asma yang diderita beserta informasi dan cara penyimpanan obat.

Tabel III. Profil Pertanyaan Pedoman Wawancara Pertanyaan Jumlah

Pendapat Responden tentang Swamedikasi 9 Kesesuaian Pengenalan Penyakit Asma 11 Kesesuaian Pemilihan Obat Asma serta Informasi dan Cara Penyimpanan Obat

19

I. Tata Cara Penelitian

1. Analisis Situasi

a. Studi Pustaka

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan penelusuran

pustaka mengenai permasalahan seputar swamedikasi penyakit asma, serta

pendalaman materi untuk menyiapkan kuesioner dan pedoman wawancara.

b. Penentuan dan Observasi Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo. Dipilih 2

kabupaten/kota sebagai lokasi penelitian dari 5 kabupaten/kota yang ada.

Observasi lokasi dilakukan untuk mengadakan persiapan sebelum langsung

mengadakan penelitian. Observasi dilakukan bersamaan dengan perkenalan

kepada beberapa perangkat pemerintahan di lokasi penelitian yang bersangkutan.

c. Pengurusan ijin Penelitian

Selama proses memperoleh data penduduk, juga disiapkan perijinan untuk

melakukan penelitian, permohonan perijinan diajukan kepada BAPPEDA, dan

kemudian kepada semua perangkat struktural pemerintahan pada daerah yang

digunakan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

38

2. Pembuatan Instrumen Penelitian

a. Pembuatan Pedoman Wawancara

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan

swamedikasi penyakit asma oleh ibu-ibu di 8 dusun, di 4 desa, di 2 kecamatan, di

Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta yaitu wawancara dengan alat ukur

yang disebut pedoman wawancara.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data

ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau

setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi

(1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam

menggunakan metode wawancara dan juga kuesioner adalah sebagai berikut :

1). bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya

sendiri,

2). bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan

dapat dipercaya,

3). bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti.

b. Pengujian Validitas Pedoman Wawancara

Pengujian validitas pedoman wawancara bertujuan menilai apakah

pertanyaan yang digunakan sudah valid. Uji validitas yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

39

validitas isi, yaitu: analisis rasional terhadap pertanyaan yang telah disusun yang

dilakukan oleh dosen pembimbing. Uji ini lebih dikenal dengan istilah

professional judgment.

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Wawancara

dilakukan oleh 2 orang di mana 1 orang sebagai pewawancara sedangkan yang

lain berperan sebagai raportur. Data yang didapat melalui wawancara ini bersifat

subyektif. Semua jawaban dianggap benar. Prosedur dan semua pertanyaan

tercantum pada transkrip wawancara. Data yang terkumpul adalah hasil

wawancara yang berupa tulisan yang dicatat oleh raportur sesuai hasil wawancara

dan telah dikonfirmasikan kembali kepada setiap responden.

J. Tata Cara Analisis Hasil

Analisis data dilakukan dengan menyederhanakan atau meringkas

kumpulan data yang memaparkan permasalahan yang dihadapi dalam

swamedikasi penyakit asma, menjadi suatu sumber informasi yang berguna.

Penyajian tersebut dapat diberikan dalam bentuk tabel atau juga grafik. Untuk

menjamin keakuratan data, maka dalam penelitian ini dilakukan beberapa

kegiatan:

1. Editing

Melakukan pemeriksaan wawancara hasil penelitian apakah sudah lengkap isi

jawabannya dan juga keakuratan datanya

2. Processing

Melakukan pemindahan isi data dari hasil wawancara ke paket program komputer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

40

3. Cleaning

Data yang sudah dimasukkan ke paket program komputer dicek/diperiksa kembali

kebenarannya.

Analisis data pada penelitian dilakukan secara univariat untuk

mengetahui gambaran deskriptif untuk variabel karakteristik individu (umur,

pendidikan, dan pekerjaan, pendapatan). Bentuk analisis berupa analisis distribusi

frekuensi, dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan dalam penelitian ini adalah kurangnya partisipasi dari

responden yang memenuhi kriteria inklusi, terbatasnya waktu dan tenaga peneliti

dalam mengumpulkan data serta jauhnya lokasi penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik Demografi

Pengobatan sendiri sudah sangat umum dilakukan oleh masyarakat,

banyak faktor yang berpengaruh dalam melakukan pengobatan sendiri, berikut ini

akan dipaparkan mengenai demografi dari responden yang diamati melakukan

pengobatan sendiri. Demografi responden di karakteristikan menjadi umur,

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pekerjaan. Data demografi responden

merupakan data kategorik, oleh karena itu peringkasan data dilakukan dengan

menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran persentase.

a. Umur Responden

Umur Responden

13%16%

24%26%

13% 8%30 – 35 tahun

36 – 40 tahun

41 – 45 tahun

46 – 50 tahun

51 – 55 tahun

56 – 60 tahun

Gambar 7.Umur Responden

Umur responden sangat bervariasi, yakni antara 30 tahun sampai dengan

60 tahun. Responden tersebar hampir merata pada setiap lapisan umur, responden

yang terbesar sebanyak 26,31% berada pada rentang umur 46-50 tahun. Umur

merupakan faktor yang berpengaruh dalam perilaku kesehatan. Orang dengan

umur yang lebih dewasa biasanya memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam

41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

42

menangani masalah kesehatan sehingga akan mempengaruhi pencarian

pengobatannya.

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

23,7% 31,6%18,4% 18,4% 7,9%

0,0%10,0%20,0%30,0%40,0%

PerguruanTinggi

SLTA SLTP SD TidakSekolah

Perguruan Tinggi SLTA SLTP SD Tidak Sekolah

Gambar 8. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam pencarian pengobatan.

Responden yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah mendapatkan dan

menerima informasi tentang kesehatan serta dapat menangani masalah

kesehatannya dengan lebih baik karena informasi yang telah diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

meyandang pendidikan SLTA (31,6%), kemudian disusul Perguruan Tinggi

(23,7%), responden yang berpendidikan SLTP (18,4%), responden yang

berpendidikan SD (18,4%) dan responden yang tidak sekolah (7,9%).

c. Tingkat Pendapatan

Penghasilan Responden (n= 38)

66%16%

13% 5%

Kurang dari Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 – Rp.2.500.000Rp. 2.500.000 – Rp. 3.500.000 diatas Rp. 3.500.000

Gambar 9. Pendapatan Responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

43

Tingkat pendapatan berhubungan erat dengan masalah penanganan

kesehatan, terutama bagi masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi, akan

sangat mudah mengakses semua sarana kesehatan, tetapi masyarakat dengan

tingkat pendapatan rendah akan mempertimbangkan biaya dalam mencari

pengobatan jika tidak mendapatkan kartu masyarakat miskin. Pengobatan sendiri

dirasakan dapat mengurangi biaya pengobatan, namun perlu diingat sangat banyak

obat yang beredar dan menjadi masalah bila pemilihannya tidak tepat.

Hasil penelitian sebesar 66% responden yang berpenghasilan kurang dari

Rp 1.500.000,00; yang berpenghasilan antara Rp 1.500.000,00 sampai Rp

2.500.000,00 (16%); sebesar 13% responden yang berpenghasilan Rp

2.500.000,00 sampai Rp 3.500.000,00 dan hanya 5% responden yang

berpenghasilan di atas Rp 3.500.000,00.

d. Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga; 50

Petani; 21,1Wiraswasta;

7,9PNS; 18,4

Pensiunan; 2,6

0

10

20

30

40

50

Pekerjaan

Gambar 10. Pekerjaan Responden

Jenis pekerjaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam

perilaku kesehatan masyarakat. Jenis pekerjaan mempengaruhi keadaan ekonomi

seseorang, bila tingkat pendapatan baik, maka seseorang akan mencari pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

44

yang lebih baik dengan mudah, serta memiliki kesempatan untuk memilih

pelayanan kesehatan.

Sebagian besar responden (50%) mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah

tangga; sebesar 21,1% sebagai petani; PNS sebesar 18,4% dan wiraswasta serta

pensiunan, masing-masing sebesar 7,9% dan 2,6%.

2. Karakteristik Pola Perilaku Swamedikasi

Tabel IV. Tindakan yang Dilakukan bila mengalami Penyakit Ringan No Tindakan yang dilakukan bila mengalami

penyakit ringan Jumlah Persentase(%)

1 Menggunakan obat bebas 22 57,9 2 Menggunakan obat tradisional 14 36,8 3 Membeli obat di apotek 6 15,7 4 Melakukan pengobatan berdasarkan

pengalaman 3 7,9

5 Membeli obat di toko obat 1 2,6 6 Minum air putih, istirahat 1 2,6

Berdasarkan data hasil penelitian responden yang menderita penyakit

ringan melakukan pengobatan sendiri untuk mengatasi penyakit yang dideritanya.

Sebesar 57,9% responden menggunakan obat bebas untuk mengatasi penyakit

ringan yang dideritanya, meningkatnya penggunaan obat bebas oleh responden

dikarenakan obat bebas mudah terjangkau dari segi ekonomis, mudah didapatkan,

serta responden memiliki kepercayaan kepada pemerintah, bahwa obat yang telah

beredar telah dinyatakan aman. Obat tradisional (36,8%) merupakan obat yang

sering digunakan responden dalam mengatasi penyakit ringan, karena obat

tradisional telah digunakan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun dan

dipercaya aman dalam mengobati penyakit; 15,7% responden membeli obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

45

diapotek; 2,6% membeli obat di toko obat serta 2,6% responden melakukan terapi

non farmakologi dengan banyak minum air putih dan istirahat yang cukup.

Tabel V. Pendapat tentang Swamedikasi No Definisi Swamedikasi Jumlah Persentase(%)1 Mengobati diri sendiri dengan obat yang

cocok 10 26,3 2 mengobati diri sendiri dengan obat tradisional 7 18,4 3 mengobati penyakit sendiri tanpa ke dokter 6 15,8 4 membeli obat di warung untuk mengobati

penyakit 6 15,8 5 mengobati diri sendiri dengan obat yang pernah

digunakan terdahulu 2 5,3 6 untuk meringankan sakit 2 5,3 7 mengobati diri sendiri dengan membuat obat

sendiri 1 2,6 8 mengobati diri sendiri dengan kerikan,

pengobatan alternatif 1 2,6 9 membeli obat sendiri sesuai yang pernah

diresepkan dokter dulu 1 2,6 10 menjaga kondisi fisik, tidak boleh lelah, cukup

istirahat, mengatur pola makan dan menggunakan obat tradisional yang tertera dalam buku resep obat tradisional 1 2,6

11 pengobatan yang dilakukan sendiri untuk mencegah keparahan 1 2,6

Total 38 100

Pemahaman mengenai swamedikasi penting untuk diketahui, supaya

swamedikasi dapat dilakukan dengan tepat, sebesar 26,3% responden mengobati

diri sendiri dengan obat yang cocok; 18,4% menggunakan obat tradisional; 15,8%

menyatakan swamedikasi sebagai tindakan mengobati diri sendiri tanpa ke dokter

dan mengobati diri sendiri dengan membeli obat di warung. Pada dasarnya

swamedikasi merupakan pemilihan dan penggunaan obat untuk penyakit yang

dapat dikenali sendiri dengan menggunakan obat bebas, maupun obat tradisional.

Pemahaman swamedikasi menjadi penting untuk diketahui karena terkait dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

46

tujuan yang akan dicapai, yaitu pengobatan mandiri yang rasional. Dengan

pemahaman yang benar tentang arti swamedikasi maka swamedikasi yang

rasional dapat tercapai.

13,221,1

2,6 10,5 5,2 2,6 2,6 2,6

39,6

0102030

40

1 kali 3 kali 5 kali 7 kali Belumpernah

frekuensi

Frekuensi Melakukan Swamedikasi dalam 1 bulan terakhir

1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 6 kali 7 kali Setiap hari Belum pernah

Gambar 11. Frekuensi Melakukan Swamedikasi

Swamedikasi memiliki kecenderungan untuk meningkat dari waktu ke

waktu. Bahkan tak dapat dipungkiri bahwa setiap keluarga pasti pernah

melakukan pengobatan sendiri. Dalam penelitian kali ini, ditinjau tentang

seberapa sering responden melakukan swamedikasi, rentang waktu yang diajukan

adalah selama 1 bulan, dengan tujuan untuk mempermudah mengingatnya.

Sebesar 39,6% responden menjawab belum pernah melakukan swamedikasi

dalam waktu 1 bulan. Berarti kesehatan keluarga dalam keadaan sehat selama 1

bulan, tetapi sebesar 60,4% responden melakukan swamedikasi dalam waktu 1

bulan dengan frekuensi yang berbeda-beda. Hal ini membuktikan bahwa sangat

banyak masyarakat yang melakukan swamedikasi dalam mengobati penyakit.

Tabel VI. Swamedikasi untuk anggota keluarga No Anggota keluarga Jumlah Persentase(%) 1 Semua anggota keluarga 18 47,3 2 Suami 6 15,8 3 Diri sendiri 5 13,2 4 Anak 5 13,2 5 Diri sendiri dan anak 3 7,9 6 Diri sendiri, anak, cucu 1 2,6

Total 38 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

47

Swamedikasi dapat dilakukan untuk semua anggota keluarga yang sedang

membutuhkan pengobatan. Data hasil penelitian menunjukkan sebesar 47,3%

responden melakukan swamedikasi untuk seluruh anggota keluarganya; 15,8%

swamedikasi dilakukan untuk suami; 13,2% untuk diri sendiri dan 13,2%

dilakukan untuk anak.

Tabel VII. Keuntungan melakukan Swamedikasi No Keuntungan Jumlah Persentase(%) 1 murah 30 78,9 2 cepat 16 42,1 3 Sembuh/efektif 8 21,1 4 praktis 7 18,4 5 aman 1 2,6 6 hemat tenaga 1 2,6 7 dosis obat ringan, bukan obat keras 1 2,6

Swamedikasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan sendiri untuk

mengobati penyakit yang diderita. Hasil penelitian menunjukkan swamedikasi

memberikan banyak keuntungan, antara lain 78,9% responden dapat mengurangi

biaya pengobatan dengan melakukan swamedikasi; 42,1% responden menyatakan

dapat dengan cepat menangani penyakit, tanpa harus mengantri ke dokter, serta

21,1% swamedikasi yang dilakukan dapat menyembuhkan penyakit yang diderita.

Tabel VIII. Kerugian melakukan Swamedikasi No Kerugian Jumlah Persentase(%) 1 tidak ada ruginya 13 34,2 2 salah obat 10 26,3 3 mengakibatkan keparahan penyakit 8 21,1 4 tidak bisa mendiagnosa penyakit 6 15,7 5 menimbulkan efek samping 4 10,5 6 dosis tidak tepat 2 5,2 7 meningkatkan biaya 2 5,2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

48

Swamedikasi aman bila dilakukan dengan tepat, tetapi karena kurangnya

kemampuan dalam mengenali penyakit yang diderita serta tidak mengikuti aturan

penggunaan obat yang benar, dapat timbul kerugian dalam swamedikasi.

Kerugian yang dikemukan oleh responden ialah sebesar 26,3% salah memilih

obat untuk mengatasi penyakit; dapat menyebabkan keparahan penyakit 21,1%

karena terlambat penanganan dari dokter; salah mendiagnosis penyakit 15,7% dan

tidak jarang swamedikasi menimbulkan efek samping akibat dari penggunaan

obat dalam jangka waktu yang lama. Pemberian dosis obat yang kurang tepat juga

merupakan salah satu kerugian yang dapat timbul dari swamedikasi. Sebesar

34,2% responden menyatakan tidak adanya kerugian dalam melakukan

swamedikasi karena saat melakukan swamedikasi responden mendapatkan hasil

yang memuaskan atau dapat menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek

lain yang merugikan.

Tindakan jika swamedikasi tidak efektif

68,4%

23,7%5,3% 2,6%

0,0%10,0%20,0%30,0%40,0%50,0%60,0%70,0%80,0%

ke dokter ke puskesmas ke bidan ke apotek

Gambar 12. Tindakan Jika Swamedikasi Tidak Efektif

Setelah melakukan swamedikasi dan ternyata hasilnya tidak memuaskan,

dalam artian tidak menyembuhkan penyakit, sebagian besar responden (68,4%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

49

berobat ke dokter, disusul 23,7% responden berobat ke puskesmas dengan alasan

dekat dan ada pula yang berobat ke bidan (5,3%), karena responden menganggap

bidan sama seperti dokter dan karena di daerah tempat tinggal mereka, bidan

merupakan tempat terdekat dan terpercaya dalam mencari pengobatan. Yang

menarik disini, ada pula 2,6% responden yang pergi ke apotek untuk mengganti

obat, karena swamedikasi yang dilakukan tidak memuaskan. Hal ini membuktikan

bahwa sudah mulai disadari pentingnya peran apoteker.

Tabel IX. Penyebab asma No Penyebab Asma Jumlah Persentase(%) 1 udara dingin 33 86,8 2 kelelahan 24 63,2 3 pikiran 21 55,3 4 debu 21 55,3 5 keturunan 8 21,1 6 asap 8 21,1 7 makanan 5 13,2 8 batuk 4 10,5 9 virus 1 2,6 10 gatal-gatal 1 2,6 12 tersedak 1 2,6 13 obat 1 2,6

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan yang

dapat dipicu oleh berbagai penyebab. Sebesar 86,8% responden mengalami

serangan asma karena udara yang dingin; 63,2% penyebab asma adalah karena

kelelahan; 55,3% asma disebabkan oleh terlalu banyak pikiran, belum diketahui

secara pasti, mengapa kelelahan dan pikiran dapat menyebabkan terjadinya

serangan asma. Asma merupakan penyakit yang dapat menurun, sebesar 21,1%

responden menderita penyakit asma karena keturunan. Penyebab lain yang dapat

memicu serangan asma diantaranya ialah asap, makanan, virus, obat, batuk serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

50

tersedak. Penyebab terjadinya asma sangat unik dan bervariasi untuk setiap

individu.

Tabel X. Tanda dan Gejala Asma No Tanda dan Gejala Jumlah Persentase(%) 1 dada terasa sesak 37 97,4 2 batuk 36 94,7 3 mengi 36 94,7 4 pusing 1 2,6 5 demam 1 2,6 6 gatal-gatal 1 2,6

Tanda dan gejala asma yang paling umum dijumpai meliputi dada terasa

sesak, batuk, dan mengi. Sebesar 97,4% responden merasakan sesak pada dada;

94,7% mengalami batuk dan mengi. Mengi merupakan salah satu gejala asma,

maka penyakit asma sering juga disebut dengan istilah bengek.

Tabel XI. Lamanya menderita Asma

No Lama waktu Jumlah Persentase(%) 1 1 tahun 4 10,5 2 2 tahun 5 13,2 3 3 tahun 5 13,2 4 4 tahun 2 5,3 5 5 tahun 4 10,5 6 7 tahun 2 5,3 7 10 tahun 1 2,6 8 14 tahun 1 2,6 9 15 tahun 2 5,3 10 17 tahun 1 2,6 11 20 tahun 3 7,9 12 25 tahun 2 5,3 13 27 tahun 1 2,6 14 36 tahun 1 2,6 15 50 tahun 2 5,3 16 51 tahun 1 2,6 17 70 tahun 1 2,6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

51

Asma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi hanya

dapat dikontrol, oleh karena itu, asma merupakan penyakit yang dapat menetap

bertahun-tahun. Lama waktu menderita asma yang ditemukan dalam penelitian

berada pada rentang waktu 1 tahun sampai 70 tahun. Sebesar13,2% responden

menderita asma selama 2 tahun dan 3 tahun; 10,5% responden telah mendrita

penyakit asma selama 1 tahun dan 4 tahun. Dengan lamanya waktu menderita

asma, sudah tentu responden pernah melakukan swamedikasi untuk mengatasi

serangan asma yang terjadi, karena telah memiliki pengalaman yang banyak

dalam mengenal penyakit serta cara pengobatannya.

Tabel XII. Golongan obat yang digunakan dalam swamedikasi No Obat Jumlah Persentase(%) 1 Obat bebas 36 94,7 2 Obat Tradisional 12 31,6

Golongan obat yang digunakan dalam melakukan swamedikasi adalah

sebesar 94,7% menggunakan obat bebas dan 31,6% menggunakan obat

tradisional. Peningkatan penggunaan obat bebas ini dikarenakan harga obat yang

terjangkau, kemudahan dalam mendapatkan obat, karena tersedia pula di warung,

serta dapat memberikan efek terapi yang diharapkan. Penggunaan obat tradisional

oleh sebagian responden untuk melakukan swamedikasi karena obat tradisional

dipercaya secara turun temurun aman untuk mengobati penyakit serta tidak

menimbulkan efek samping.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

52

Tabel XIII. Obat yang digunakan dalam swamedikasi

No Obat Jumlah Persentase(%) 1 Obat Tradisional 12 31,6 2 Neo Napacin® 8 21,1 3 Ventolin inhaler® 2 5,3 4 Salbutamol® 2 5,3 5 Laserin® 2 5,3 6 Profilas® 1 2,6 7 Komix® 1 2,6 8 Vick Formula 44® 1 2,6 9 Mucos® 1 2,6 10 Budesonide® 1 2,6 11 Asma solon® 1 2,6 12 OBH Combi plus® 1 2,6 13 Bricasma® 1 2,6 14 Ephedrine® 1 2,6 15 Aminofilin® 1 2,6 16 Atrovent® 1 2,6 17 Alupent® 1 2,6

Total 38 100

Obat bebas yang paling banyak digunakan dalam swamedikasi penyakit

asma adalah Neo Napacin® (21,1%), digunakan juga obat tradisional sebesar

31,6% untuk mengobati penyakit asma. Penggunaan obat tradisional yang cukup

besar ini, karena responden merasa efek samping yang ditimbulkan sedikit atau

hampir tidak ada, sehingga responden percaya obat tradisional lebih aman

digunakan. Selain Neo Napacin® dan obat tradisional, digunakan obat asma yang

lain seperti Ventolin®, Profilas®, Budesonide®, Asmasolon®, Bricasma®,

Atropent®, Alupent®.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

53

Tabel XIV.Informasi obat asma yang ingin diketahui responden No Informasi yang ingin diketahui Jumlah Persentase

(%) 1 Efek samping dan khasiat 8 21,1 2 Khasiat 5 13,2 3 Efek samping dan dosis 3 7,9 4 Efek samping, khasiat, cara pakai, aturan pakai,

kontraindikasi 3 7,9 5 Khasiat dan dosis 2 5,3 6 Khasiat, aturan pakai, komposisi 2 5,3 7 Efek samping, khasiat, dosis, cara pakai 2 5,3 8 Efek samping, khasiat, cara pakai, aturan pakai,

kontraindikasi, komposisi, tanggal kadaluarsa, cara penyimpanan 2 5,3

9 Efek samping, khasiat, keamanan 1 2,6 10 Komposisi, khasiat, dosis, lama pemakaian 1 2,6 11 Khasiat, dosis, kandungan, efek samping,

kontraindikasi. 1 2,6 12 Efek samping, khasiat, keamanan,

kontraindikasi 1 2,6 13 Cara pakai, dosis, pantangan 1 2,6 14 Dosis, khasiat, komposisi 1 2,6 15 Cara pakai, penyimpanan 1 2,6 16 Memahami penyakit dulu 1 2,6 17 Aturan pakai, cara pakai 1 2,6 18 Khasiat, komposisi, efek samping 1 2,6 19 Indikasi, dosis, kadaluarsa 1 2,6

Total 38 100

Pemberian informasi tentang obat merupakan salah satu tugas seorang

apoteker yang sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian. Dari hasil penelitian

diperoleh informasi yang ingin diketahui responden sebelum menggunakan obat

adalah khasiat dan efek samping sebesar 21,1%. Informasi lain yang ingin

diketahui sebelum menggunakan obat terdiri dari khasiat, efek samping,

keamanan, kontraindikasi, cara pemberian, aturan pakai, dosis, komposisi, tanggal

kadaluarsa serta cara penyimpanan obat. Hendaknya apoteker secara aktif dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

54

menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh responden, sehingga dapat

terwujud swamedikasi yang rasional.

Tabel XV. Tempat Membeli Obat No Tempat Jumlah Persentase (%) 1 Apotek 24 63,2 2 Warung 10 26,3 3 Toko Obat 2 5,3 4 Dokter 1 2,6 5 Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru 1 2,6

Total 38 100

Obat yang dapat digunakan untuk melakukan swamedikasi adalah obat

bebas. Obat bebas dapat dibeli di apotek, warung atau toko obat. Sebesar 63,2%

responden membeli obat di apotek, sebesar 26,3% membeli obat di warung, 5,3%

responden membeli obat di toko obat dan sebesar 2,6% membeli obat langsung

dari dokter serta dari Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru.

B. Identifikasi Permasalahan Swamedikasi Penyakit Asma Oleh Ibu-ibu di

Kota Yogyakarta dan Kabupaten KulonProgo

1. Pemahaman Responden Mengenai Swamedikasi

Tabel XVI. Permasalahan tentang pemahaman responden mengenai swamedikasi penyakit asma

No Permasalahan Persentase (%) 1 Responden menyatakan tidak ada kerugian dalam

melakukan swamedikasi 34

2 Pertimbangan melakukan swamedikasi, karena bila ke dokter hanya diberikan obat antibiotik saja

3

Sebagian besar responden tidak mengetahui adanya kerugian dalam

melakukan swamedikasi. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah, karena dengan

tidak disadarinya kerugian yang dapat terjadi dalam swamedikasi dapat

memperburuk keadaan kesehatan. Setiap tindakan yang dilakukan pasti ada segi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

55

untung dan ruginya, demikian pula dengan swamedikasi. Adapun kerugian yang

dapat ditimbulkan dari swamedikasi, diantaranya bila responden tidak tepat

mengenali penyakitnya, sehingga salah memberikan obat, terlambat penanganan,

tidak tepat dalam menentukan dosis dan aturan pakai obat, dan lain sebagainya.

Kerugian swamedikasi dilihat dari sudut pandang pasien yang dilaporkan Sihvo

(2002) adalah self-diagnose yang tidak sesuai, pengobatan yang tidak sesuai,

kebiasaan dalam menggunakan OTR, adverse drug reaction, ada indikasi yang

tidak terobati dan kenaikan biaya pengobatan.

Seiring dengan meningkatnya swamedikasi di kalangan masyarakat,

karena tingginya biaya kesehatan dan banyaknya obat bebas yang dapat

digunakan untuk swamedikasi, kiranya perlu suatu pemahaman yang baik tentang

swamedikasi. Tujuannya ialah agar dapat melakukan swamedikasi dengan baik

dan tidak memperburuk keadaan. Dari data hasil penelitian tidak terdapat

permasalahan dalam pemahaman arti dari swamedikasi. Namun permasalahan

kecil (3%, n=38) yang muncul dan menarik disini adalah pertimbangan responden

melakukan swamedikasi karena bila berobat ke dokter hanya akan mendapatkan

antibiotik saja.

Pemahaman yang salah ini dapat muncul karena pola peresepan antibiotik

yang salah di negara kita. Seharusnya pertimbangan melakukan swamedikasi

dilakukan karena penyakit yang diderita masih ringan, dan dapat diobati sendiri.

Bila takut mendapatkan antibiotik, padahal dalam keadaan infeksi, maka hal ini

akan menjadi masalah yang sangat besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

56

2. Pengenalan Penyakit Asma

Tabel XVII. Permasalahan Pengenalan Penyakit Asma No Permasalahan Persentase (%) 1 Responden tidak mengetahui jenis asma yang diderita 90 2 Waktu terjadinya serangan asma ialah pada malam

hari 74

3 Pemahaman responden tentang definisi asma belum lengkap, hanya sebatas penyakit sesak napas

34

4 Responden tidak dapat membedakan penyakit asma dengan penyakit lain yang sejenis.

13

Sebagian besar responden (90%) tidak mengetahui jenis asma yang

diderita, bila memeriksakan kesehatan, dokter hanya mengatakan menderita

penyakit asma, tanpa memberi tahu jenis asmanya. Pemahaman responden tentang

jenis asma, hanya sebatas pada asma keturunan dan tidak keturunan.

Asma merupakan penyakit yang dapat dipicu oleh berbagai penyebab,

antara lain adalah alergi, virus, obat-obatan, pikiran, lingkungan dan lain

sebagainya. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, waktu terjadinya asma

paling sering dialami responden pada malam hari, yaitu sebesar 74%. Hal ini

berkaitan langsung dengan salah satu faktor pemicu terjadinya asma, yaitu

lingkungan, dimana pada malam hari cuaca lebih dingin, dan hal inilah yang

menyebabkan serangan asma lebih sering terjadi pada malam hari. Tidak jarang

serangan asma dapat pula terjadi setiap saat, mengingat sangat banyaknya faktor

pemicu asma.

Pemahaman tentang definisi asma yang merupakan salah satu komponen

dalam pengenalan penyakit belum dipahami secara benar oleh responden. Asma

merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan yang dapat

disebabkan oleh berbagai trigger, diantaranya dapat berupa debu, alergen, udara,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

57

obat, makanan dan lain-lain sehingga jalan napas menjadi sempit dan sulit untuk

bernapas yang biasanya ditandai dengan batuk, sesak napas dan mengi. Namun

disini pemahaman responden yang terbanyak, hanya sebatas bahwa asma adalah

penyakit sesak napas, padahal banyak juga penyakit lain yang ditandai dengan

sesak napas, misalnya pneumonia.

Walaupun penyakit asma sudah diderita cukup lama. Namun masih ada

13% responden yang tidak dapat melakukan pengenalan penyakit asma, karena

tidak mengerti, apakah sebenarnya gejala yang muncul merupakan gejala penyakit

asma atau penyakit lainnya. Gejala-gejala asma yang terjadi dapat berupa batuk,

sesak napas, mengi serta napas pendek.

3. Pemilihan dan Penggunaan Obat Asma

Tabel XVIII. Permasalahan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Obat Asma No Permasalahan Persentase (%) 1 Pengetahuan responden tentang obat asma masih kurang

lengkap 100

2 Saat membeli obat asma responden tidak pernah mendapat informasi tentang obat

92

3 Pertimbangan responden dalam memilih obat asma adalah cocok

61

4 Responden memperoleh informasi obat dari dokter dan bidan

61

5 Responden tidak membeli obat dalam kemasan yang utuh sehingga tidak membaca informasi obat yang tertera pada kemasan

21

6 Pertolongan pertama yang diberikan bila asma kambuh lagi adalah minum komix / OBH

5

7 Responden membeli obat langsung dari dokter 5 8 Responden mencari pengobatan ke bidan bila asma yang

diderita tidak kunjung sembuh 5

9 Responden menyimpan obat tablet dalam lemari es supaya bersih

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

58

Pada tabel XVIII, nomor satu pengetahuan responden tentang obat sangat

minim sekali. Umumnya mereka hanya tahu tentang dosis dan aturan pakai, hanya

sebagian kecil responden yang memperhatikan semua daftar keterangan obat yang

biasa mereka dapatkan. Permasalahan yang dapat timbul, bila responden ternyata

alergi terhadap komponen penyusun obat, karena tidak mendapatkan informasi

dan tidak tahu tentang kandungan zat aktif obat, tentu saja hal ini merugikan.

Responden yang membeli obat di apotek tidak pernah mendapatkan

informasi obat. Menurut KepMenKes No.1027/MENKES/SK/IX/2004 pemberian

informasi obat merupakan salah satu pelayanan kefarmasian. Apoteker harus

memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias,

etis, bijaksana dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya

meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,

aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Saat

membeli obat di apotek responden tidak pernah mendapatkan informasi obat,

apalagi bila tidak membeli obat di apotek. Kesalahan ini bukan karena responden,

tetapi belum optimalnya apoteker melakukan tugas pelayanannya. Pemberian

informasi obat sangatlah penting dan tidak boleh terlupakan, terutama oleh

seorang apoteker. Karena bila tidak mendapatkan informasi, banyak kemungkinan

yang merugikan dapat terjadi, misalnya saja, responden membeli sediaan

suppositoria, karena tidak diinformasikan cara pemakaiannya, maka responden

menggunakannya secara per oral. Seharusnya rute pemberian suppositoria adalah

melalui rektal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

59

Pertimbangan responden dalam memilih obat hanya berdasarkan

kecocokan. Makna kecocokan disini perlu diklarifikasi lebih lanjut, karena cocok

belum berarti aman, dan cocok bukan berarti tidak ada kerugiannya. Pada tabel

XVIII, masalah nomor 2 terdapat 61% responden yang menjawab cocok.

Sebaiknya sebelum memilih obat, perhatikanlah kandungan zat aktif, indikasinya,

perhatian, kontraindikasi, efek samping serta interaksi obat. Pertimbangan dalam

melakukan pengobatan sendiri adalah penggunaan obat harus aman dan efektif.

Obat yang aman untuk kebanyakan orang, belum tentu aman untuk orang tertentu

dan juga dapat membahayakan bila penggunaannya tidak benar. Penggunaan obat

yang tidak efektif meliputi: tidak sesuai indikasi, kombinasi beberapa zat aktif

untuk satu keluhan, interaksi obat, dosis terlalu rendah atau terlalu tinggi, serta

penggunaan obat yang rusak karena penyimpanan yang tidak benar.

Informasi obat merupakan hal yang penting untuk diperoleh pasien. Di

dalam memberikan informasi obat, farmasislah yang memiliki kewenangan dan

kompetensi. Kenyataan yang terjadi di lapangan tidaklah sama seperti yang

diharapkan, sebesar 60,5% responden mendapatkan informasi tentang obat asma

dari dokter maupun bidan. Hal terpenting disini, bagaimana peran apoteker selaku

ahli obat. Pemberian informasi obat oleh dokter hanya sebatas kekuatan dan

indikasinya, karena dokter lebih berkompeten dalam menegakkan diagnosis

penyakit. Yang lebih memprihatinkan lagi, seorang bidan yang merupakan ahli

kebidanan juga memberikan informasi obat.

Penggunaan obat dalam swamedikasi sangat erat hubungannya dengan

tingkat pendapatan, terdapat 21% responden yang tidak membeli obat utuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

60

dengan kemasannya dalam melakukan swamedikasi terhadap penyakitnya karena

alasan ekonomi. Hal ini tentu saja sangat merugikan, karena dengan tidak

membeli obat utuh dengan kemasannya, maka informasi yang tertera pada

kemasan tidak dapat dibaca, padahal informasi obat sangat penting diketahui

untuk keefektifan pengobatan. Dengan membeli obat tidak utuh dengan

kemasannya, maka tidak dapat diketahui juga tanggal kadaluarsa obat.

Pertolongan pertama yang diberikan bila asma kambuh lagi, ada sebagian

responden meminum obat komix® atau OBH. Sebenarnya untuk terapi penyakit

asma digunakan obat golongan controller dan reliever. Komix dan OBH

merupakan obat batuk, obat ini tidak direkomendasikan untuk mengatasi penyakit

asma, tetapi hanya untuk mengatasi batuk yang merupakan salah satu gejala asma.

Fakta yang tetap masih terjadi hingga sampai saat ini, dokter masih

melakukan dispensing, dimana bila pasien memeriksakan keadaannya, dokter

langsung memberikan obat. Dalam penelitian yang telah dilakukan terdapat 3%

responden yang mendapatkan obat langsung dari dokter. Padahal yang

berkompeten mengenai obat adalah apoteker, apoteker dapat ditemui di apotek. Di

apotek tersedia obat-obat yang terjamin kualitasnya.

Pengobatan lanjutan yang dilakukan responden bila hasil swamedikasi

tidak efektif adalah berobat ke bidan, karena responden mempunyai pemahaman

bahwa bidan sama saja seperti dokter. Asma merupakan penyakit kronis yang

perlu penanganan dengan tepat oleh dokter yang berkompeten. Bidan merupakan

ahli kandungan, menurut KepMenKes RI No.900/MENKES/SK/VII/2002 tentang

registrasi dan praktik kebidanan, bahwa pemberian pengobatan untuk penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

61

ringan yang boleh dilakukan hanya bersifat sementara dan harus segera merujuk

kepada dokter.

Untuk mempertahankan mutu dan kualitas obat, cara penyimpanan obat

juga merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Masih ada responden

yang belum mengerti tentang cara penyimpanan obat, karena masih ada responden

yang menyimpan obat dalam lemari es, dengan tujuan supaya bersih, tetapi karena

terlalu lama, tablet yang disimpan menjadi lembab. Hal ini terkait sekali dengan

stabilitas obat. Bila obat sudah tidak stabil, maka obat akan rusak, sehingga efek

yang diharapkan sudah tidak optimal lagi. Peran apoteker diperlukan lagi dalam

hal penyampaian informasi obat mengenai cara penyimpanan, agar obat tetap

berada dalam keadaan yang stabil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sebesar 26,31% responden berada pada rentang umur 46-50 tahun, 65,8%

dari 38 responden memiliki tingkat pendapatan rendah (kurang dari Rp

1.500.000,00), responden yang menyelesaikan pendidikan SLTA (31,6%)

serta 50% responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.

2. Pola perilaku swamedikasi penyakit asma meliputi penggunaan obat bebas

untuk mengatasi penyakit ringan 57,9%; frekuensi melakukan

swamedikasi 60,4%; swamedikasi dilakukan untuk seluruh anggota

keluarga 47,3%; murah merupakan keuntungan melakukan swamedikasi

78,9%; tidak ada kerugian dalam swamedikasi 34,2%; pengobatan yang

dilakukan bila swamedikasi tidak efektif ialah ke dokter 68,4%; penyebab

asma adalah udara dingin 86,8%; dada terasa sesak merupakan tanda dan

gejala yang dialami responden 97,4%; Lamanya waktu menderita asma

adalah 2 sampai 3 tahun 13,2%; obat yang paling sering digunakan dalam

swamedikasi adalah obat tradisional 31,6%; informasi obat yang ingin

diketahui responden yaitu, khasiat dan efek samping obat 21,1%; apotek

merupakan tempat membeli obat 63,2%.

3. Permasalahan yang terjadi dalam swamedikasi penyakit asma meliputi

masalah dalam pemahaman pendapat swamedikasi asma, yaitu dalam

pertimbangan melakukan swamedikasi penyakit asma (3%) dan kerugian

swamedikasi asma (34%). Permasalahan selanjutnya pada pengenalan

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

63

penyakit asma, terdiri dari; 1) tidak memahami definisi asma (34%),

2) serangan asma terjadi malam hari (74%), 3) tidak mengetahui jenis

asma (90%), 4) tidak dapat membedakan penyakit asma dengan penyakit

sejenis (13%). Permasalahan pada pemilihan dan penggunaan obat asma

antara lain obat tidak tepat (5%), pertimbangan dalam memilih obat karena

cocok (61%), memperoleh informasi obat dari dokter dan bidan (61%),

pengetahuan tentang obat asma masih kurang (100%), dokter dispensing

(5%), mengobati penyakit asma pada bidan (5%), tidak pernah

mendapatkan informasi obat (92%), tidak membeli obat dalam kemasan

utuh (21%), tidak tahu cara penyimpanan obat yang benar (3%).

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk merancang modul edukasi

yang dapat digunakan untuk peningkatan kesesuaiaan swamedikasi

penyakit asma, sesuai dengan langkah pengembangan intervensi dari

WHO.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sebab-sebab

timbulnya problem dalam swamedikasi penyakit asma.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan subyek apoteker untuk

mengidentifikasi permasalahan pelayanan swamedikasi dari sisi apoteker

sehingga dapat dikembangkan model intervensi yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

64

4. Apoteker diharapkan berperan lebih optimal dalam memberikan pelayanan

kefarmasian, khususnya dalam menanggulangi masalah-masalah yang

timbul dalam swamedikasi penyakit asma.

5. Masyarakat diharapkan semakin kritis dan aktif dalam mencari informasi

mengenai obat asma yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

65

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, N.C.M.M.A., Ekarini,E., 2002, Asma Pada Anak plus Panduan Senam Asma, Pistaka Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta, 2-3, 30- 33

Andersen, et al, 1975, Equity in Health Service, 295, Ballinger Publishing Company, USA

Anonim, 1994, Guide to Good Prescribing, Geneva : WHO (unpublished document WHO/PHARM/BAP/94)

Anonim, 1996, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2380/A/MENKES/SK/VI/1983/ tanggal 15 Juni 1983 tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas , Kumpulan Peraturan Perundang-UndanganBidang Obat ,Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Anonim, 1996a, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

922/MENKES/PER/X/1993/ tanggal 23 Oktober 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotek, Kumpulan Peraturan Perundang-UndanganBidang Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1996c, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 347/MENKES/SK/VII/1990/ tanggal 16 Juli 1990 tentang Obat Wajib Apotek, Kumpulan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1998, The Role of Pharmacist to Self-care and Self-medication, Geneva, http://www.who.int/medicinedocs/collect/medicinedoct/pdf/whozip32e/whozip32e.pdf, di akses tanggal 10 Mei 2007

Anonim, 1999, Responsible Self-Medication, Joint Statement by The

International Pharmaceutical Federation and The World Self-Medication Industry.

Anonim, 2001, Consumer Fact and Figure, Consumer Healthcare Products

Association, http://www.chpa-info.org/statistic/OTC Fact and Figures asp, diakses tanggal 20 Mei 2007

Anonim, 2002, Penelitian Swamedikasi, http:// republika.co.id, diakses pada

tanggal 5 Mei 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

66

Anonim, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/ Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2005, Swamedikasi,

http://www.kompas.com/kompascetak/0505/03/humaniora/1725071. htm diakses tanggal 1 Mei 2007

Anonim, 2006a, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Volume 41, 296-309,

Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI), Jakarta. Anonim, 2006b,

http://www.who.int/respiratory/asthma/GINA_WR_2006_copyright%5b1%5d.pdf, diakses tanggal 20 September 2007

Anonim, 2007, Pekerja Tolak Upah Minimum, http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/news/artikel.php?aid=23232, di akses 17 November 2007

Ariawan, I, 1998, Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan, Jurusan

Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok

Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar ,Yogyakarta Azwar, S., 2003, Sikap Manusia : Teori dan Pengukuranya, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta Brown and Chin, 2002, Infectious Disease, in: Dipiro,J.T., Talbert, L.R., Yee,

G.C.,Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey,L.M., Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 5th Edition, Appleton & Lange, Stamford.,p.1997 – 2043

Burk Laura, E., 2007, Development Throug Lifestan, 4 th, 61, Pearson Education

inc, Boston

Cohen BJ, Wood DL., 2000, Memler’s The Human Body in Health and Disease, 9th ed, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia

Covington, T.R., 2000, Self Care and Non Prescription Pharmacotherapy, Handbook of Non Prescription Drugs, 12th Edition, AphA, Washington

Dharmesta, B.S., dan Handoko, H.,2000, Manajemen Pemasaran Analisis

Perilaku Konsumen, Edisi I, Cetakan I, BPFE, Yogyakarta Elisabeth.Stevani,2007, http://www.sinarharapan.co.id/berita/0701/31/nas11.html,

Diakses tanggal 17 April 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

67

Gibson, L.L., 2002, Kajian Peresepan Dewasa Asma Bronkial Non Komplikasi Di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2000, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Gklinis,2006, Penderita Asma yang terus Meningkat,

http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1146642419,24718, Diakses tanggal 1 Mei 2007

Greenley, J.R., 1980, Cultural and Psychological Aspect of The Utilization of

Health Services. Dalam : Brenner, H.M.,et al (eds). Assesing The Contribution of The Social Science to Health, Westview Press, Inc, Colorado : 169-207

Gunawan, 2006, Asuhan Keperawatan, http://www.asuhan-

keperawatan.blogspot.com/2006/05/bronkitis, diakses tanggal 5 Mei 2007 Hadibroto, 2005, ASMA, 29-31, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan Basica, 1-3, Andi Offset, Yogyakarta

Handayani, dkk, 2003 Pola Pencarian Pengobatan di Indonesia, Bulletin Penelitian Kesehatan, Volume 31, No. 1.

Hardon, A., Hodgkin, C.,Fresle.D., 2004, How to Investigate the Use of Medicines by Consumers, 4-6, World Health Organization and University of Amsterdam, Amsterdam.

Hastono, S.P., 2001, Analisis Data, 64, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia, Jakarta. Holt G.A., and Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement in: Feldmann, E.G.,

(Ed), Handbook of Nonprescription Drugs, 9th Edition, APhA, New York, p.:1-10.

Hubley,J.,1993, Communicating Health: an action guide to health education and

health promotion, Macmillan LTD, London Issets, B.J., and Brown,L.M., 2004, Petient Assesment and Consultation,

Handbook of Nonprescription Drugs, 14 th, edition.AphA, New York, 16-28

Ikawati, Z, 2006, Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernafasan, 50-56,

Laboratorium Farmakoterapi dan Farmasi Klinik Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

68

Kelly, H.W.,Sorkness,A.C.,2005, Asthma : in Dipiro, Joseph, T.D.,Robert L.,

Gary R.M., Barbara, G.W.,L.,Michael,P.,(Ed), Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, Book One, 503, Appleton and Lange, Stamford Connecticut

Koentjahja, S.,2001, Kortikosteroid pada Asma Kronis, SMF Paru RS Dr. Saiful

Anwar, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Available From http://www.Pdpi.malang.com/karya-ilmiah/02-Kortikosteroid isi.htm

Kotler, P., 1997, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi

dan Kontrol, Jilid I, Prehalindo, Jakarta Mario, 2006, SPSS Untuk Paramedis, 112 Ardana Media National Institute of Health. National Heart, Lung and Blood Institute. Global

Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention. NIH Publication, 2006

NAEPP, 1997, Guidelines for the Diagnosis and Management of Asthma. NIH

Publication no.97-4051.Beyhesda, MD, US, Dept of health and Human Services

Nasution, H. dan Lubis,Y., 1993, Pengantar Farmakologi, Edisi II, 65-69,77-79,

PT Pustaka Widyataraa, Medan Nelson, 2006, Essential of Pediatrics, fifth edition. Hal 396- 405.

Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kesehatan, 93-107, Andi Offset, Yogyakarta.

Pal, S., 2002, Self-Care and Nonprescription Pharmacotherapy, in:Berardi, R.R., Handbook of Nonprescription Drugs, 13th Edition, AphA, Washington, p.4-20.

Mangunnegoro, 2006, ASMA: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia, 28-56, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Jakarta.

Rahajoe, N., Spriyanto B, Budi Setyanto D, 2004, Pedoman Nasional Asma Anak.

PP Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, 89- 103. Rantucci, M.J., 1997, Pharmacist Talking With Patients A Guide to Patient

Counseling, Williams & Wilkins, Baltimore, p.30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

69

Sartono, 1993, Obat - Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Edisi I, 109-120 PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sartono, 1993a, Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat Wajib Apotek, 1-2, 37-38, Gramedia, Jakarta

Sartono, 1993b, Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat-obat Bebas dan Bebas Terbatas, 1-3, 36-38, Gramedia, Jakarta

Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan, 30-40, UGM Press, Yogyakarta

Schwartz, W.K., & Hoopes, JM., 1990, Patient Assesment and Drug Consultatin, in American Pharmaceutical Association (AphA), Handbook of Non Prescription Drugs, 9th ed, 11-20, AphA, Washington D.C.

Sihvo, S., 2000, Utilization and Appropriateness of Self-medication in Finland, Academic Dissertation, University of Helsinki, Finland

Sundaru. Heru, 2004, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=204&Itemid=3, diakses tanggal 1 Mei 2007

Suryawati, C., 2005, Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional,

http://www.jmpk-online.net/files/chriswaardanimknew.pdf, diakses tanggal 7 Desember 2007

Tjay Tan Hoan dan Rahardja Kirana., 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat

Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, PT. Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta

Widayati, A., 2006, Kajian Perilaku Swamedikasi Menggunakan Obat Anti Jamur Vaginal (“ Keputihan”) oleh Wanita Pengunjung Apotek di Kota Yogyakarta tahun 2006 (aspek appropriateness dan effectiveness), http://www.usd.ac.id/06/publ dosen/far/aris widayati.pdf, diakses tanggal 9 Mei 2007.

Williams M.D., and Self H.Timothy., 2002, Asthma, Handbook of Nonprescription Drugs, 14th Edition, APhA, New York,p:287 -291, 294

Wolf, R., 2004, Essential Pediatric Allergy: Asthma and Immunology, Mc

GrawHill, USA Yunus, F.,1996, Penatalaksanaan Asma Bronkial Masa Kini, 1-7, PKB, Uji Dini

IDI, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

70

LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Responden Nama Umur

(tahun)

Alamat Jumlah anak

Jumlah anggota keluarga

Status perni- kahan

Pendidikan terakhir

Pekerjaan Pendapatan

A 45 Wirobrajan, RW 2, RT 6 3 5 kawin SLTA

IRT < Rp 1.500.000

B 47 Wirobrajan, RW 2, RT 8 4 7 kawin SLTP

IRT < Rp 1.500.000

C 51 Wirobrajan, RW 2, RT 7 4 10 kawin SLTP

IRT < Rp 1.500.000

D 43 Wirobrajan, RW 8, RT 37

1 3

kawin PT

PNS > Rp 3.500.000

E 40 Wirobrajan, RW 8, RT 37

1 3 kawin SLTA

PNS Rp 1.500.000-2.500.000

F 53 Pakuncen, RW 2, RT 8 5

5 kawin SLTP IRT Rp 1.500.000-2.500.000

G 30 Pakuncen, RW 2, RT 8 2 4 kawin SLTA

IRT < Rp 1.500.000

H 45 Pakuncen, RW 2, RT 8 3 5

kawin SLTP IRT < Rp 1.500.000

I 51 Pakuncen, RW2, RT 10 3 5 kawin Tidak Sekolah

IRT < Rp 1.500.000

J 47 Pakuncen, RW 8, RT 37 3 3

kawin SD IRT < Rp 1.500.000

K 37 Pakuncen, RW 8, RT 39 2 4 kawin SLTA IRT Rp 1.500.000-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

71

2.500.000 L 42 Pakuncen, RW 8, RT 39 2 4 kawin SLTA

Wiraswasta > Rp 3.500.000

M 43 Demangan, RW 2, RT 6 2 4 kawin PT PNS Rp 2.500.000-3.500.000

N 36 Demangan, RW 8, RT 25 3 5 kawin PT Wiraswasta Rp 2.500.000- 3.500.000

O 43 Demangan, RW 8, RT 27 2 5 kawin PT IRT Rp 2.500.000- 3.500.000

P 48 Demangan, RW 8, RT 25 3 5 kawin SLTP IRT < Rp 1.500.000 Q 43 Demangan, RW 8, RT 27 2 8 janda SLTA

IRT < Rp 1.500.000

R 42 Baciro, RW 2, RT 4 3 5 kawin SLTA IRT < Rp 1.500.000 S 51 Baciro, RW 8, RT 28 1 5 kawin PT Pensiunan Rp 1.500.000-

2.500.000 T 48 Baciro, RW 8, RT 29 4 7 kawin SLTA IRT < Rp 1.500.000 U 47 Baciro, RW 8, RT 30 3 5 kawin SLTA Wiraswasta Rp 1.500.000-

2.500.000 V 50 Dukuh, RT 44 3 7 kawin SD Petani < Rp 1.500.000 W 47 Dukuh, RT 47 2 4 kawin SD Petani < Rp 1.500.000 X 46 Penjalin, RT 10 3 5 kawin Tidak

sekolah Petani < Rp 1.500.000

Y 60 Ngangin-Angin, RT 8 1 3

kawin SD Petani < Rp 1.500.000

Z 31 Ngangin-Angin, RT 12 2 4

kawin SLTP Petani < Rp 1.500.000

AA 56 Dlingo, RT 24 2 2 kawin SLTA PNS < Rp 1.500.000 AB 55 Dlingo, RT 25 3 4 kawin SD IRT < Rp 1.500.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

72

AC 55 Dlingo, RT 28 4 2 kawin Tidak sekolah

Petani < Rp 1.500.000

AD 37 Dlingo, RT 28 3 4 kawin SD Petani < Rp 1.500.000 AE 51 Durungan, RT 45 1 3 kawin SLTA PNS Rp 1.500.000-

2.500.000 AF 38 Durungan, RT 46 3 5 kawin PT IRT Rp 2.500.000-

3.500.000 AG 47 Beji, RT 8 3 4 janda PT PNS < Rp 1.500.000 AH 39 Beji, RT 8 3 7 kawin PT PNS Rp 2.500.000-

3.500.000 AI 50 Beji, RT 8 2 5 kawin SD IRT < Rp 1.500.000 AJ 34 Sogan I, RT 1 2 4 kawin PT IRT < Rp 1.500.000 AK 31 Sogan I, RT 2 1 3 kawin SMEA Petani < Rp 1.500.000

AL 35 Sogan 2 2 6 kawin SLTP IRT < Rp 1.500.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

73

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

Petunjuk bagi Pewawancara

1. Pelajari pedoman wawancara sebelum melakukan wawancara 2. Di awal wawancara saudara harus memperkenalkan diri, menerangkan

tujuan wawancara dan prosedur wawancara 3. Mintalah izin dari responden, jika hendak menggunakan alat perekam 4. Meskipun urut- urutan wawancara tidak harus sesuai dengan pedoman

ini, namun seluruh butir pertanyaan dalam pedoman ini harus terjawab. 5. Di akhir wawancara jangan lupa meneliti kembali apakah ada pertanyaan

yang terlewat atau tidak jelas. URUT – URUTAN KEGIATAN dan ALOKASI WAKTU 1. Perkenalan dan pemanasan : 10 menit 2. Wawancara A. Karakteristik Responden : 5 menit B. Pendapat tentang Swamedikasi : 10 menit C. Kesesuaian Pengenalan Penyakit Asma : 15 menit D. Kesesuaian Pemilihan Obat Asma : 15 menit 3. Rangkuman dan Penutup : 5 menit Total waktu yang diperlukan : 60 menit URAIAN dan DAFTAR PERTANYAAN

1. Perkenalan dan Pemanasan - Pewawancara memperkenalkan diri

a. Mengucapkan salam (selamat pagi/siang/sore) dan berterima kasih atas kesediaan responden meluangkan waktunya b. Menerangkan tujuan wawancara, yaitu : ingin menggali/meminta pendapat, pandangan, komentar, ide-ide dari responden tentang swamedikasi c. Terangkan sifat wawancara, yaitu : bahwa semua jawaban responden adalah betul, tidak ada yang salah, karena kita mempunyai pandangan maupun pendapat sendiri-sendiri tentang hal tersebut, serta bahwa semua komentar baik positif maupun negatif dapat diutarakan dan diterima

- Menerangkan Prosedur a. Wawancara bersifat informal, responden boleh menginterupsi jika perlu b. Pembicaraan kita nanti akan dicatat dan direkam (terangkan tentang

penggunaan alat perekam). Semua jawaban akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk kepentingan penelitian ini

c. Terangkan perkiraan waktu lamanya wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

74

2. Wawancara

A. Karakteristik Responden 1. Nama :___________________________________ 2. Umur :___________________________________ 3. Alamat(Desa / kelurahan tempat tinggal):______________________ ____________________________________ 4. Jumlah anak (umurnya) :___________________________________ 5. Jumlah anggota rumah tangga (total yang tinggal di keluarga) :_______________________________ 6. Status Pernikahan : ( ) suami – istri ( ) janda 7. Pendidikan terakhir : ( )Tamat SD ( )Tamat SLTP ( )Tamat SLTA ( )Tamat PT (D1/ D2/ D3/ D4/ S1/ S2/S3) 8. Pekerjaan : ( ) Ibu Rumah Tangga / Tidak bekerja ( ) Petani / nelayan ( ) Lainnya .................................................... 9. Pendapatan (status ekonomi keluarga) : Penghasilan per bulan (suami + istri) ( ) kurang dari Rp. 1.500.000, 00 ( ) Antara Rp. 1.500.000,00 – 2.500.000,00 ( ) Antara Rp. 2.500.000,00 – 3.500.000,00 ( ) Di atas Rp. 3.500.000,00

B. Pemahaman tentang Swamedikasi (Jangan lupa menjelaskan istilah swamedikasi)

1. Jika ibu atau anggota keluarga ibu mengalami sakit ringan (batuk, pilek, demam, asma kambuhan, dll), apa yang akan ibu lakukan ?Mencari pengobatan dimana ?

2. Apakah yang ibu ketahui tentang pengobatan sendiri (swamedikasi) ? 3. Mengapa ibu melakukan pengobatan sendiri ?(apa pertimbangan ibu

melakukan swamedikasi ?) 4. Menurut Ibu, penyakit seperti apakah yang dapat dilakukan pengobatan

sendiri ? 5. Sudah berapa kali ibu melakukan pengobatan sendiri dalam 1 bulan

terakhir (frekuensi)?(untuk siapa ?) 6. Keuntungan apakah yang ibu dapatkan, bila melakukan pengobatan sendiri

? 7. Apakah kerugian melakukan pengobatan sendiri ? 8. Menurut ibu, apakah swamedikasi yang ibu lakukan selama ini sudah

memuaskan (efektif) ? 9. Bila ibu melakukan pengobatan sendiri, dan ternyata hasilnya tidak

sembuh, atau bahkan membaik, apa yang akan ibu lakukan selanjutnya ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

75

C. Kesesuaian Pengenalan Penyakit Asma

1. Apa yang ibu ketahui tentang asma ? 2. Sudah berapa kali ibu melakukan swamedikasi penyakit asma ? Kapan

saja terjadi serangan asma dan berapa lama serangan ? 3. Menurut ibu, apa yang biasanya menyebabkan asma ? 4. Dapatkah ibu ceritakan awal mula terserang asma ? Bagaimana ibu

mengetahui bahwa itu adalah penyakit asma ? 5. Apa saja tanda-tanda dan gejala dari penyakit asma ?

Apabila batuk, batuknya seperti apa? Kapan terjadinya (siang/malam), lihat warna sputum (warna kuning/hijau bila ada infeksi, bila asma berwarna putih), apakah napasnya berbunyi (mengi) ? Bagaimana rasa pada dada dan saat bernapas ?

6. Saat pertama kali menderita asma, siapa yang memeriksa ibu ? Apa jenis asma yang diderita (keturunan/ tidak )?

7. Sudah berapa lamakah ibu atau anggota keluarga ibu menderita asma ? 8. Masalah apa yang ibu hadapi dalam melakukan pengenalan penyakit asma

? 9. Bila asma ibu kambuh lagi, bagaimana cara ibu mengenali bahwa penyakit

yang ibu derita itu adalah asma ? Apakah tanda dan gejalanya sama seperti pertama kali muncul ?

10. Bagaimana ibu mengenali bahwa asma ibu telah membaik/sembuh ? 11. Darimana ibu mendapatkan informasi mengenai penyakit asma (teman,

tetangga, media cetak maupun elektronik atau yang lain)? Jika dari buku, buku apa ?

D. Kesesuaian Pemilihan Obat Asma

1. Apabila asma ibu atau keluarga kambuh lagi , hal apa yang pertam kali/ pertolongan apa yang ibu berikan ?

2. Bila ibu tidak berobat ke dokter, maka untuk mengobati asma, apa yang ibu lakukan ? Bila menggunakan obat, obat apa, tradisional/obat modern ?

3. Bila ibu membeli obat sendiri, hal apakah yang ibu perhatikan dan menjadi pertimbangan dalam memilih obat ? (kontraindikasi, interaksi obat)

4. Apakah ibu atau anggota keluarga ibu menderita penyakit lain, (bila menderita penyakit lain, obat apa yang sedang digunakan, apa efek sampingnya)?

5. Darimana ibu memperoleh informasi mengenai obat asma ? Apakah informasi yang didapatkan sudah cukup jelas ? Jika belum, informasi apa yang seharusnya diberikan ?

6. Merk obat asma apa yang sering ibu gunakan ? Mengapa obat tersebut sering ibu gunakan ? Apa saja yang ibu ketahui mengenai obat tersebut (kandungan, dosis, cara pakai, kontraindikasi, efek samping) ?

7. Dimana biasanya ibu membeli obat asma ? Apa alasan ibu membeli obat asma ditempat tersebut ?

8. Jika jawaban ibu tersebut di apotek/warung/supermarket :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

76

Ketika ibu membeli obat ditempat tersebut, pernahkan ibu mendapat bantuan dalam memilih obat asma yang sesuai untuk ibu atau anggota keluarga dari penjual ?

9. Informasi apa saja yang diberikan ? 10. Apakah informasi obat asma yang ibu beli sesuai dengan apa yang ibu

harapkan ? 11. Apakah ibu paham, mengenai informasi obat yang diberikan ? 12. Jika ibu tidak paham atas informasi yang diberikan, tindakan apa yang ibu

lakukan ? 13. Apakah ibu membeli obat asma dalam kemasan utuh ? Apakah ibu

membaca label yang ada pada obat tersebut? Apa saja yang di baca ? 14. Jika membeli kemasan utuh, apakah ibu selalu memperhatikan informasi

pada label obat/kemasan obat tentang obat yang ibu gunakan ? apa saja yang diperhatikan: kandungan, indikasi, dosis, aturan pakai, kontraindikasi, efek samping, waktu kadaluarsa, cara penyimpanan? Apakah informasi tersebut cukup jelas ?

15. Sepanjang pengalaman ibu, apakah pengobatan sendiri menggunakan obat asma cukup efektif dalam mengatasi asma yang kambuh ?

16. Apakah ibu mengetahui batasan-batasan, kapankah asma harus diperiksakan kedokter (swamedikasi dihentikan). Menurut ibu, kapan sebaiknya dibawa ke dokter ?

17. Apa yang ibu lakukan jika asma yang ibu derita belum sembuh, walaupun sudah minum obat asma ?

18. Apakah ibu menyimpan obat asma di rumah ? Bagaimana penyimpanan obat di rumah ibu ?

19. Menurut ibu, informasi apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan obat asma ?

3. Rangkuman dan Penutup a. Responden diberi kesempatan untuk bertanya b. Klarifikasi jawaban yang dianggap kurang jelas c. Ucapkan terima kasih atas kesediaan meluangkan waktu untuk wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

77

Lampiran 3.

Data Wawancara

PEMAHAMAN TENTANG SWAMEDIKASI

A. Jika ibu atau anggota keluarga ibu menderita penyakit ringan, apa yang ibu lakukan ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 membeli obat yang di jual bebas di warung 13 34,2 2 menggunakan obat bebas dan obat tradisional 9 23,7 3 menggunakan obat tradisional 5 13,2 4 membeli obat di apotek 6 15,8 5 minum obat yang cocok untuk mengobati penyakit 2 5,3 6 mencari pengobatan sendiri berdasarkan pengalaman

pengobatan terdahulu 1 2,6

7 pertama banyak minum air putih dan istirahat, membeli obat sendiri

1 2,6

8 menggunakan obat sendiri yang di beli dari toko obat 1 2,6 Total 38 100

B. Apa yang ibu ketahui tentang swamedikasi ? No Jawaban Jumlah Persentase(%) 1 Mengobati diri sendiri dengan obat yang cocok 10 26,3 2 mengobati diri sendiri dengan obat tradisional 7 18,4 3 mengobati diri sendiri dengan membuat obat sendiri 1 2,6 4 mengobati diri sendiri dengan kerikan, pengobatan alternatif 1 2,6 5 mengobati penyakit sendiri tanpa ke dokter 6 15,8 6 membeli obat sendiri sesuai yang pernah diresepkan dokter

dulu 1 2,6 7 membeli obat di warung untuk mengobati penyakit 6 15,8 8 menjaga kondisi fisik, tidak boleh lelah, cukup istirahat,

mengatur pola makan dan menggunakan obat tradisional yang tertera dalam buku resep obat tradisional 1 2,6

9 mengobati diri sendiri dengan obat yang pernah digunakan terdahulu 2 5,3

10 untuk meringankan sakit 2 5,3 11 pengobatan yang dilakukan sendiri untuk mencegah

keparahan 1 2,6 Total 38 100

C. Pertimbangan melakukan swamedikasi ? No Jawaban Jumlah Persentase(%) 1 beli obat sendiri sudah cocok, sudah bisa sembuh dan jika

ingin periksa ke dokter jauh 1 2,6 2 karena belum parah dan murah 3 7,9 3 mencoba dulu dan murah 1 2,6 4 beli obat sendiri sudah cocok, sudah bisa sembuh 1 2,6 5 pertolongan pertama 3 7,9 6 berobat ke dokter jauh 1 2,6 7 murah dan cepat 6 15,8 8 karena penyakit ringan 4 10,5 9 bila ke dokter hanya di kasi antibiotik 1 2,6 10 obatnya dosis ringan 1 2,6 11 murah 8 21,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

78

12 menghindari efek samping obat kimia, lebih higienis, cepat 1 2,6 13 menghindari efek samping obat kimia 3 7,9 14 karena sudah tua, tidak punya cukup tenaga untuk ke dokter 1 2,6 15 penyakit masih ringan, murah, mudah, cocok 1 2,6 16 murah dan tidak ada efek samping 1 2,6 17 mudah, murah, efektif, efisien, aman 1 2,6

Total 38 100 D. Penyakit yang bisa dilakukan swamedikasi ? No Jawaban Jumlah Persentase(%) 1 batuk, pilek, demam, penyakit ringan 8 21,1 2 batuk, panas, penyakit ringan 1 2,6 3 batuk, pilek, pusing, penyakit ringan 6 15,8 4 batuk, pilek, demam, pusing 2 5,3 5 batuk, pilek, pusing, masuk angin 1 2,6 6 batuk, diare, asma 1 2,6 7 batuk, influenza, demam, masuk angin 1 2,6 8 batuk, pilek, flu, panas 1 2,6 9 batuk, flu 5 13,2 10 batuk, masuk angin 2 5,3 11 batuk, pusing 1 2,6 12 batuk, masuk angin, flu, maag 1 2,6 13 batuk, pilek, panas, diare, masuk angin 1 2,6 14 flu, diare 1 2,6 15 demam, penyakit ringan 1 2,6 16 masuk angin, batuk, pusing 1 2,6 17 masuk angin, batuk, panas 1 2,6 18 masuk angin, sakit kulit, mata merah 1 2,6

19 pusing, batuk, pilek, sakit gigi 1 2,6 20 demam, diare 1 2,6 21 panas, flu 1 2,6

Total 38 100 F. Melakukan swamedikasi untuk siapa ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 untuk diri sendiri 5 13,2 2 untuk suami 6 15,8 3 untuk anak 5 13,2 4 untuk semua anggota keluarga 18 47,4 5 anak, diri sendiri, cucu 1 2,6 6 untuk diri sendiri dan anak 3 7,9

Total 38 100 G. Keuntungan melakukan swamedikasi : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 murah dan cepat 9 23,7 2 bisa menyembuhkan penyakit 1 2,6

E. Frekuensi melakukan swamedikasi dalam 1 bulan :No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 2x 8 21,1 2 3x 1 2,6 3 7x 1 2,6 4 1x 5 13,2 5 belum pernah 15 39,5 6 5x 2 5,3 7 4x 4 10,5 8 6x 1 2,6 9 setiap hari 1 2,6

Total 38 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

79

3 murah 8 21,1 4 langsung bisa ditangani sendiri 1 2,6 5 praktis dan cepat 2 5,3 6 cepat, murah, hemat tenaga 1 2,6 7 praktis, murah 3 7,9 8 dosis obat ringan, bukan obat keras 1 2,6 9 murah dan sembuh 5 13,2 10 murah, anak merasa lebih nyaman, karena tidak perlu takut

dengan perawat yang galak 1 2,6 11 praktis 1 2,6 12 cepat 1 2,6 13 meringankan penyakit 1 2,6 14 murah, efektif, cepat 1 2,6 15 cepat, murah, aman 2 5,3

Total 38 100 H. Kerugian melakukan swamedikasi : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 takut obatnya tidak cocok dan ada rasa nyeri 1 2,6 2 tidak ada ruginya 12 31,6 3 takut obatnya tidak cocok 5 13,2 4 tidak bisa mendiagnosis penyakit dengan tepat dan bila

obatnya tidak cocok 2 5,3 5 tidak ada ruginya, karena mengikuti aturan pakai 1 2,6 6 tidak bisa mendiagnosis penyakit, takut terlambat penanganan 3 7,9 7 ada efek sampingnya 2 5,3 8 bila tidak kunjung sembuh 4 10,5 9 over dosis jadi masuk RS (pakai bodrexin tidak sembuh,

tambah dosis dan akhirnya muntah darah) 1 2,6 10 dosisnya kurang dan salah obat 1 2,6 11 sakitnya bisa tambah parah 1 2,6 12 kalo tidak cocok, berbahaya 1 2,6 13 pemakaian obat jangka panjang dapat menyebabkan

kerusakan ginjal dan merembet ke penyakit lain 1 2,6 14 tidak bisa mendiagnosis penyakit 1 2,6 15 tambah biaya bila tidak sembuh 1 2,6 16 repot, lebih mahal bila tidak sembuh 1 2,6

Total 38 100 I. Sudah efektif kah melakukan swamedikasi : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 sudah 27 71,1 2 belum, karena belum sembuh 7 18,4 3 sudah efektif tapi belum memuaskan 1 2,6 4 kadang-kadang, tetapi untuk anak harus tetap ke dokter 2 5,3 5 lumayan untuk penyakit ringan 1 2,6

Total 38 100 J. Bila telah melakukan pengobatan sendiri, ternyata tidak sembuh/membaik, yang dilakukan : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 berobat ke puskesmas 9 23,7 2 ke dokter 26 68,4 3 ke bidan 2 5,3 4 ke apotek ganti obat 1 2,6

Total 38 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

80

KESESUAIAN PENGENALAN PENYAKIT ASMA

A. Apa yang ibu ketahui tentang penyakit asma ? No Jawaban Jumlah Persentase(%) 1 penyempitan saluran pernapasan, bila kelelahan dan kambuh

saat hawa dingin 1 2,6 2 batuk-batuk dan mengi 1 2,6 3 sesak napas, batuk, mengi, lendir tidak bisa keluar 1 2,6 4 penyempitan saluran napas, alergi udara dingin dan debu 1 2,6 5 penyakit sesak napas 13 34,2 6 sesak napas, batuk 1 2,6 7 penyakit pernapasan yang kambuh sewaktu-waktu bila

capek, dan perubahan cuaca 1 2,6 8 sesak napas, batuk, mengi 2 5,3 9 penyempitan bronkhi, karena keturunan, atau bentuk

bronkhi kurang sempurna dari lahir 1 2,6 10 saluran napas mengalami penyumbatan 4 10,5 11 penyakit keturunan, kambuh disaat cuaca dingin, kemarau,

capek,disertai sesak napas dan mengi 1 2,6 12 sesak napas, dada terasa sesak, napas terasa berat 1 2,6 13 sesak napas dan batuk, dada terasa seperti mau terbakar 1 2,6 14 penyedotan lendir waktu bayi tidak bersih, jadi asma 1 2,6 15 sesak napas, batuk, napasnya bunyi, saat gatal-gatal 1 2,6 16 napas berbunyi, batuk sampai muntah (kadang ada darahnya) 1 2,6 17 penyakit yang menyiksa, antara hidup dan mati, posisi tidur

harus duduk. 1 2,6 18 penyakit sesak napas mengeluarkan dahak, tidak boleh

menahan tertawa, berat badan tidak boleh kelebihan 1 2,6 19 sesak napas karena jalan napas menjadi sempit 1 2,6 20 penyakit batuk sampai sesak napas dan mengi,bila terlalu

capek dan dingin 1 2,6 21 alergi, penyakit keturunan,dapat diakibatkan oleh cuaca, debu,

stress. 1 2,6 22 penyakit paling tidak enak, tidak bisa bernapas, napas

berbunyi, sulit berbicara,menelan juga sulit, seperti orang akan mati. 1 2,6

23 suatu penyakit keturunan dan tidak keturunan secara tiba-tiba munculnya, sangat sensitive terhadap alergen 1 2,6

Total 38 100 B. Sudah berapa kali melakukan swamedikasi penyakit asma dalam 1 bulan ini ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 3 x 1 2,6 2 5 x 3 7,9 3 belum pernah 17 44,7 4 1 x 6 15,8 5 hampir setiap hari 7 18,4 6 2x 3 7,9 7 10 x 1 2,6

Total 38 100 C. Kapan saja terjadi serangan asma ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 malam hari 25 65,8 2 setiap saat bila dingin, lebih sering pada malam hari 3 7,9 3 sore hari/malam hari, siang hari juga bila capek 2 5,3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

81

4 setiap saat, pagi/siang/malam 3 7,9 5 pagi hari 2 5,3 6 malam/pagi hari 1 2,6 7 pagi dan malam 2 5,3

Total 38 100 D. Penyebab asma : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 capek, dingin, pikiran, keturunan 1 2,6 2 capek, dingin, pikiran, merokok 2 5,3 3 capek, dingin, debu, virus 1 2,6 4 capek, dingin 1 2,6 5 capek, dingin, debu, emosi 5 13,2 6 capek, dingin 2 5,3 7 debu, dingin 1 2,6 8 keturunan, lingkungan, makanan, udara, debu, asap rokok 2 5,3 9 capek, dingin, pikiran 1 2,6 10 capek, dingin, makanan 1 2,6 11 dingin, emosi 1 2,6 12 capek, dingin, debu 2 2,6 13 emosi, ketawa terlalu senang, nangis, batuk, udara dingin,

alergi debu 1 2,6 14 gatal-gatal, dingin, stress, banyak pikiran 1 2,6 15 capek, dingin, alergi, debu. 1 2,6 16 alergi, makanan, cuaca, psikis, stress 1 2,6 17 capek, pikiran, debu 1 2,6 18 capek, debu 1 2,6 19 capek, dingin, emosi 1 2,6 20 dingin, batuk, tersedak, pikiran 3 7,9 21 debu, dingin, pikiran 1 2,6 22 Capek, keturunan, cuaca, asap, debu, sering tidur di lantai 2 5,3 23 keturunan, debu, dingin 1 2,6 24 debu, asap, capek, dingin 1 2,6 25 makanan, cuaca, debu,obat, proses melahirkan 1 2,6 26 capek, merokok, batuk 1 2,6

Total 38 100 E. Awal mula terserang asma : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 kecapean langsung sesak 1 2,6 2 kadang-kadang batuk dulu, baru langsung sesak 2 5,3 3 batuk, tidak sembuh-sembuh 3 7,9 4 langsung sesak napas 6 15,8 5 waktu lahir minum air ketuban, langsung mengi 1 2,6 6 batuk lalu sesak napas 9 23,7 7 batuk dulu, bila kecapen langsung sesak 1 2,6 8 pilek, batuk semalaman, napasnya bunyi, langsung di bawa

ke dokter 1 2,6 9 batuk, masuk angin, sesak 2 5,3 10 tiba-tiba mengi dan sesak napas 1 2,6 11 awalnya paru-paru basah, lalu menjadi asma 1 2,6 12 batuk-batuk, sesak sampai pingsan, lalu di bawa ke Betesda,

beberapa bulan kambuh lagi, lalu periksa paru-paru dan ketahuan asma 1 2,6

13 gatal-gatal, lalu sesak dan batuk 1 2,6 14 batuk-pilek, lalu sesak 1 2,6 15 keringat dingin, sesak napas, pusing, batuk. Batuk berdahak(

hijau, merah kecoklatan), napas selalu bunyi, paru-paru nya kotor. 1 2,6

16 batuk, panas, mengi 1 2,6 17 banyak pikiran, lalu sesak napas 2 5,3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

82

18 bila tidur napasnya bunyi 1 2,6 19 awalnya bronkhitis 1 2,6 20 demam, batuk, muntah-muntah, sesak napas 1 2,6

Total 38 100 F. Mengenali bahwa penyakit yang di derita adalah asma dari : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 dokter 38 100

Total 38 100 G. Tanda dan gejala asma : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 batuk, tapi tidak selalu, dada terasa sesak, mengi, lendirnya

tidak bisa keluar 2 5,3 2 batuk kering, mengi, dada sesak, lendir berwarna putih 11 28,9 3 batuk, sesak napas, mengi 10 26,3 4 panas, pusing, batuk, sesak napas, mengi 1 2,6 5 batuk dan sesak napas, tidak mengi lagi 1 2,6 6 batuk kering, mengi, dada sesak, lendir berwarna kekuningan 4 10,5 7 pilek, sesak napas, batuk berdahak. Mengi, warna lendir putih

kental dan tidak bisa tidur saat asma kambuh 1 2,6 8 batuk kering, mengi, dada sesak, dada terasa berat, sakit

sampai punggung 1 2,6 9 sesak dulu, baru batuk, batuk kering terus menerus dan mengi 1 2,6 10 gatal-gatal, sesak napas, batuk berdahak, lendirnya putih,

napas bunyi saat gatal memuncak 1 2,6 11 batuk berdahak, sesak napas, mengi, dahak warna hijau

merah kecoklatan 1 2,6 12 pernapasan sempit, dada sesak, napas tidak berbunyi. Ada

batuk, dahaknya putih, batuk berdahak. 1 2,6 13 suara serak badan lemah, lesu, batuk kering. Napas bunyi,

dadanya hangat. 1 2,6 14 sesak napas, kadang bunyi 1 2,6 15 batuk, sesak napas, demam, dada terasa sesak 1 2,6

Total 38 100 H. Asma yang diderita : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 tidak tahu jenisnya, asma keturunan. 19 50,0 2 tidak tahu jenisnya, asma tidak keturunan 15 39,5 3 asma alergi 2 5,3 4 asma bronkial karena keturunan 2 5,3

Total 38 100 I. Sudah berapa lama menderita asma : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 50 tahun 2 5,3 2 1 tahun 4 10,5 3 4 tahun 2 5,3 4 17 tahun 1 2,6 5 5 tahun 4 10,5 6 2 tahun 5 13,2 7 51 tahun 1 2,6 8 15 tahun 2 5,3 9 10 tahun 1 2,6 10 36 tahun 1 2,6 11 20 tahun 3 7,9 12 3 tahun 5 13,2 13 27 tahun 1 2,6 14 25 tahun 1 2,6 15 7 tahun 2 5,3 16 14 tahun 1 2,6 17 70 tahun 1 2,6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

83

18 25 tahun 1 2,6 Total 38 100

J. Masalah yang dihadapi dalam melakukan pengenalan penyakit asma : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 tidak ada, sudah tahu dengan pasti bila napasnya mulai sesak

akan terserang asma 1 2,6 2 tidak ada, karena langsung di bawa ke RS 2 5,3 3 tidak ada 29 76,3 4 tidak ngerti asma atau mungkin penyakit paru-paru lain 2 5,3 5 tidak mengerti apakahh sesak pasti asma, atau bisa penyakit

jantung pula. 1 2,6 6 bingung, sebenarnya asma / TBC/ batuk rejan 1 2,6 7 tidak bisa membedakan asma dengan penyakit lain 1 2,6 8 bingung batuk tidak sembuh-sembuh 1 2,6

Total 38 100 K. Saat asma kambuh lagi, cara mengenalinya sebagai asma : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 karena tanda dan gejalanya sama seperti saat pertama kali

muncul 37 97,4 2 bila batuk lebih dari 2 hari tidak sembuh 1 2,6

Total 38 100 L. Bagaimana cara mengenali asma telah membaik : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 bila bisa bernapas dengan normal, sesak dan batuknya hilang 4 10,5 2 napasnya tidak tersengal-sengal, sudah bisa jalan dengan

normal dan bisa merokok lagi 2 5,3 3 tidak batuk, napasnya tidak sesak dan bibirnya tidak biru lagi 1 2,6 4 bisa bernapas lega dan bekerja lagi 3 7,9 5 bila tidak batuk lagi 2 5,3 6 napasnya lega dan bisa tidur 5 13,2 7 bisa bernapas normal 6 15,8 8 jarang kambuh 5 13,2 9 bisa bermain lagi dan tidak batuk 1 2,6 10 bisa bangun dan sering berjemur 1 2,6 11 kondisi tubuh baik, napasnya lancar, mukanya berseri-seri 1 2,6 12 bila tidak gatal lagi 1 2,6 13 napas tidak bersuara dan tidak batuk, bisa jalan normal 2 5,3 14 menghirup udara terasa nyaman, dada terasa lega 1 2,6 15 segar, batuk berkurang, makan enak dan bisa tidur 2 5,3 16 tes uji lari, kalo lari 3 kali kuat berlari berarti sembuh 1 2,6

Total 38 100 M. Mendapat informasi mengenai penyakit asma : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 dari TV, koran, majalah, orang tua dan dokter 1 2,6 2 saudara yang juga asma 2 5,3 3 majalah 1 2,6 4 puskesmas 2 5,3 5 bidan 3 7,9 6 dokter 12 31,6 7 TV dan dokter 2 5,3 8 dokter, saudara 1 2,6 9 baca leaflet, dokter 1 2,6 10 artikel, TV, buku tentang penyakit asma, teman 1 2,6 11 ustat, teman 1 2,6 12 tetangga, baca buku, majalah, dokter, orang tua 2 5,3 13 baca buku kesehatan, puskesmas 3 7,9 14 dokter, teman, saudara 1 2,6 15 teman dan dokter 1 2,6 16 teman 1 2,6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

84

17 dokter, buku, ceramah kesehatan, TV, koran 1 2,6 18 teman, orang tua 1 2,6 19 artikel 1 2,6

Total 38 100

KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT ASMA

A. Apabila asma ibu atau keluarga kambuh lagi, hal apa yang pertama kali/ pertolongan apa yang ibu berikan ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 kerikan dulu, pijat-pijat supaya napasnya longgar, lalu pakai

ventolin 1 2,6 2 kerikan dulu, pijat punggungnya lalu minum obat 2 5,3 3 langsung minum profilas 1 2,6 4 gosok minyak kayu putih, minum laserin 2 5,3 5 langsung minum komix 1 2,6 6 langsung minum obat asma 23 60,5 7 pakai jamu Cina 1 2,6 8 langsung minum interistin (obat anti alergi) 1 2,6 9 diberi obat gosok, biar hangat 1 2,6 10 langsung minum OBH 1 2,6 11 minum air hangat, lalu beli obat. 1 2,6 12 minum jamu asma 1 2,6

Total 38 100 B. Bila ibu tidak berobat ke dokter, maka untuk mengobati asma, apa yang ibu lakukan? bila menggunakan obat, obat apa, tradisional / obat modern ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 menggunakan ventolin inhaler (salbutamol) 3 7,9 2 menggunakan salbutamol dan 3 hari sekali minum kencur dan

makan sate kuda 2 5,3 3 untuk mencegah pakai profilas, serangan pake ventolin 2 5,3 4 minum laserin 2 5,3 5 komix atau vick formula 44 1 2,6 6 pakai jamu Cina 1 2,6 7 minum napacin, dulu efedrin, tapi tidak cocok, jeruk dan telur

dikocok tambah air panas. 1 2,6 8 profilas, mucos 1 2,6 9 minum napacin 7 18,4 10 budesonide (daun sirih + randu, tapi anak saya sekarang tidak

mau) 1 2,6 11 asma solon 1 2,6 12 ventolin, napacin, makan tokek, kelelawar, cecak, dikasi

jahe, dipanasi badannya 1 2,6 13 interistin, joodkali untuk pembersih darah, menghilangkan

gatal- gatal, makan kencur untuk mengencerkan dahak dan menghangatkan tenggorokan 1 2,6

14 obat modern, lupa namanya 1 2,6 15 jamu beras kencur, OBH Combi plus 1 2,6 16 bricasma, pulmicort, ventolin (sekarang pakai bricasma) 1 2,6 17 jamu nomor 7 bintang mas 1 2,6 18 tidak tahu namanya 1 2,6 19 napacin dan jamu nomor 7 bintang mas 1 2,6 20 ephedrine 1 2,6 21 lupa nama obatnya, pakai rebusan daun sirih+jeruk

nipis+mahkota dewa 1 2,6 22 napacin, alleron 1 2,6 23 aminofilin, bricasma, ciprofloksasin,ventolin, atrovent 1 2,6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

85

24 napacin dan buah merah 1 2,6 25 obat modern, lupa namanya, jamu serbuk tradisional 1 2,6 26 alupent, jeruk + madu 1 2,6

Total 38 100 C. Bila ibu membeli obat sendiri, hal apakah yang ibu perhatikan dan menjadi pertimbangan dalam memilih obat ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 cocok, praktis, dan bisa langsung digunakan 1 2,6 2 khasiatnya 6 15,8 3 cocok 23 60,5 4 yang mudah dan bisa cepat sembuh 1 2,6 5 murah 1 2,6 6 harga murah dan cocok 3 7,9 7 saran dokter 2 5,3 8 indikasi, isi, efek samping, kontraindikasi 1 2,6

Total 38 100 D. Apakah ibu atau anggota keluarga ibu menderita penyakit lain.(bila menderita penyakit lain, obat apa yang sedang digunakan, apa efek sampingnya)? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 tidak ada 20 52,6 2 kolesterol, matanya merah seperti katarak 2 5,3 3 hipertensi (pakai timun, seledri, pace), maag (promag =

hidrotalsit 200 mg, Mg hidroksida 15 mg, simetikon, neosanmaag = Mg hidroksida 300 mg, Al hidroksida koloidal 300 mg, dimetikon aktif 60 mg) 1 2,6

4 pusing = neuralgin ( metampiron 500 mg, tiamisina HCl 50 mg,piridoksina HCl 10 mg, sianokobalami 10 mcg, trimetilxantina 50 mg) 1 2,6

5 penyakit kulit 1 2,6 6 alergi kulit, kalo makan ikan 1 2,6 7 hepatitis 12 tahun yang lalu, minum temu lawak 1 2,6 8 sakit maag, sakit batu ginjal 1 2,6 9 darah tinggi, TBC 1 2,6 10 gatal – gatal 2 5,3 11 hipertensi, asam urat 1 2,6 12 stroke saraf ringan 1 2,6 13 hipotensi 1 2,6 14 demam (primadex= trimetropim 40 mg, sulfametaksasol 200

mg sirup 5 ml) 1 2,6 15 hipertensi, stroke, kencing batu (captopril, neurodex = Vit B1

mononitrat 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg) 1 2,6 16 demam = parasetamol 1 2,6 batu ginjal 1 2,6

Total 38 100 E. Darimana ibu memperoleh informasi mengenai obat asma ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 bidan 2 5,3 2 bulu Toga 2 5,3 3 dokter 18 47,4 4 coba – coba 1 2,6 5 dari saudara 1 2,6 6 teman 4 10,5 7 tetangga, iklan TV 1 2,6 8 iklan TV 1 2,6 9 baca brosurnya 1 2,6 10 TV dan dokter 1 2,6 11 majalah, baca brosur 1 2,6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

86

12 tetangga dan dokter 1 2,6 13 tetangga 2 5,3 14 dokter, buku 2 5,3

Total 38 100 F. Informasi yang seharusnya diberikan bila belum jelas : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 Efek samping obat, dosis, harga, cara pakai, kandungan obat

serta khasiatnya 1 2,6 2 informasi mengenai buktinya 2 5,3 3 sudah jelas 30 78,9 4 kontraindikasi 1 2,6 5 efek samping 1 2,6 6 pantangan, gejala, tindakan, dosis, isi obat, khasiat, efek

samping, kontraindikasi 1 2,6 7 kejelasan pemakaian obat dan khasiatnya 1 2,6 8 ingin tahu segala sesuatu tentang asma 1 2,6

Total 38 100 G. Merk obat yang sering digunakan : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 Dulu napacin (teofilin dan efedrin) dan asmasolon (efedrina

HCl 12,5 mg, teofilina 130 mg, klorfeniramina maleat 2 mg ), karena belum sembuh, lalu ke dokter dikasi ventolin, dan cocok, lalu digunakan sampai sekarang. 1 2,6

2 Salbutamol, karena cocok 2 5,3 3 Ventolin inhaler, Profilas (ketotifen sebagai hidrogen fumarat 1

mg/ tablet) 2 5,3 4 laserin 2 5,3 5 Komix (dektrometorfan HBr 15 mg, klorfeniramin maleat 2 mg,

amonium klorida 100 mg ), vick formula 44 (dektrometorfan HBr 5 mg, doksilamina suksinat 3 mg) 1 2,6

6 Ventolin 1 2,6 7 Jamu Cina (radix platycodi, glycyrrhizae, bulbus fritllarie,

calculus bovis, fructus schizandrae, radix polygalae) 3 pil sekali minum bila kambuh saja. 1 2,6

8 Napacin (teofilin 130 mg dan efedrin 25 mg) 8 21,1 9 Profilas (ketotifen sebagai hidrogen fumarat 1 mg/ tablet),

Mucos (ambroxol 15 mg/ 5 ml) 1 2,6 10 Pulmicort (budesonide 100 mcg/isap turbuhaler) 1 2,6 11 Profilas, ventolin (Salbutamol sulfat 2 mg), lasal (Salbutamol

sulfat 2 mg) 1 2,6 12 Asma solon ( efedrina –HCl 12,5 mg, teofilina 130 mg,

klorfeniramina maleat 2 mg ) , coba – coba 1 2,6 13 ventolin, napacin 1 2,6 14 interhistin (mebhidrolina napadisilat 50 mg/tablet) 1 2,6 15 lupa 4 10,5 16 OBH combi plus 1 2,6 17 Bricasma (terbutalin sulfat 2,5 mg / ml) 21 1 2,6 18 tidak tahu namanya 23 1 2,6 19 napacin dan jamu nomor 7 bintang mas 24 1 2,6 20 ephedrin 28 1 2,6 21 alleron (klorfeniramina maleat 4 mg/kaplet), picameth 1 2,6 22 aminofilin, atrovent (ipatropium bromida 0,02 mg), bricasma,

ventolin, berotec (fenoterol HBr 1,0 mg /ml) 31 1 2,6 23 dulu napacin, sekarang asmadex (teofilina anhidrat 130 mg,

efedrina HCl 10 mg), bricasma (terbutalin sulfat 2,5 mg / tablet) 1 2,6

24 alupent (metaproterenol 0,75 mg/ dosis semprot) 1 2,6 25 ventolin semprot 1 2,6

Total 38 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

87

H. Yang di ketahui tentang obat : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 khasiat dan cara pakai 2 5,3 2 khasiat, cara pakai, aturan pakai, efek samping obat 4 10,5 3 khasiat dan aturan pakai 7 18,4 4 dosis, cara pakai 14 36,8 5 kandungan, dosis, cara pakai, kontraindikasi, aturan pakai 1 2,6 6 khasiat, aturan pakai, cara pakai, kontraindikasi. 3 7,9 7 khasiat, komposisi, aturan pakai, cara pakai 2 5,3 8 indikasi, aturan pakai, cara pakai. 1 2,6 9 khasiat, dosis, efek samping 1 2,6 10 efek samping, dosis, cara pakai 1 2,6 11 khasiat, aturan pakai, cara pakai, kandungan, efek samping,

kontraindikasi 2 5,3 Total 38 100

I. Dimana biasanya ibu membeli obat asma ?apa alasanya ibu membeli obat asma ditempat tersebut ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 di Apotek, karena lebih terjamin keaslianya 10 26,3 2 apotek, karena hanya ada di sana 8 21,1 3 warung, cepat 7 18,4 4 toko obat ,tempat lain tidak ada, 1 2,6 5 apotek, karena ada apotekernya jadi bisa tahu tentang obat 2 5,3 6 warung, bisa beli eceran 1 2,6 7 Warung, karena apotek jauh,jadi beli di warung karena bisa

beli OTR 2 5,3 8 apotek, sudah yakin obatnya asli, tidak kadaluarsa. 2 5,3 9 Apotek, lebih terjamin kadaluarsanya 1 2,6 10 di tempat dokter langsung di kasi obat 2 5,3 11 agen jamu, karena hanya ada di sana 1 2,6 12 BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru - Paru) 1 2,6

Total 38 100 J. Ketika ibu membeli obat ditempat tersebut, pernahkan ibu mendapat bantuan dalam memilih obat asma yang sesuai untuk ibu atau anggota keluarga dari penjual ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 tidak pernah 35 92,1 2 pernah 3 7,9

Total 38 100 K. Informasi apa saja yang diberikan ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 penggunaan, dosis, efek samping 1 2,6 2 harga, aturan pakai 1 2,6 3 dosis, aturan pakai, efek samping 1 2,6 4 tidak mendapat informasi 35 92,1

Total 38 100 L. Apakah informasi obat asma yang ibu beli sesuai dengan apa yang ibu harapkan ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 sudah 3 7,9

Total 38 100 M. Apakah ibu paham, mengenai informasi obat yang diberikan ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 paham 1 2,6 2 kadang – kadang 2 5,3

Total 38 100 N. Jika ibu tidak paham atas informasi yang diberikan, tindakan apa yang ibu lakukan ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 bila tidak paham, langsung konsultasi dengan dokter 1 2,6 2 bila tidak paham, obatnya tidak dipakai. 1 2,6 3 bertanya lagi 1 2,6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

88

Total 38 100 O. Apakah ibu membeli obat asma dalam kemasan utuh ? apakah ibu membaca label yang ada pada obat tersebut? Apa saja yang di baca ? No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 ya, utuh. Yang di baca khasiat, dosis, cara pakai, komposisi 1 2,6 2 ya, utuh. Yang di baca khasiat, dosis, cara pakai,

kontraindikasi, efek samping 5 13,2 3 ya, utuh. Yang di baca indikasi, aturan pakai 4 10,5 4 ya utuh. Tidak pernah baca 3 7,9 5 ya utuh. Baca semuanya 10 26,3 6 ya, utuh. Yang di baca indikasi dan isinya 1 2,6 7 tidak 8 21,1 8 Ya, utuh, tapi tidak ada brosurnya 1 2,6 9 ya, utuh, kandungan, indikasi, aturan pakai, efek samping. 1 2,6 10 tidak, karena tidak ada kemasannya 1 2,6 11 ya, utuh. Yang di baca dosis , efek samping 2 5,3 12 ya, utuh. Yang di baca efek samping, kadaluarsa 1 2,6

Total 38 100 P. Sepanjang pengalaman : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 sudah 34 89,5 2 belum, karena sering kambuh 4 10,5

Total 38 100 Q. Batasan kapan harus segera ke dokter dan kapan bisa ditangani sendiri : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 bila sesaknya sudah 1 minggu tidak sembuh, walaupun sudah

minum obat, harus segera di bawa ke dokter, bila baru mulai sesak masih bisa ditangani sendiri 1 2,6

2 bila napasnya sudah berat sekali baru mau di ajak ke dokter 2 5,3 3 bila napasnya sudah sesak sekali di bawa ke dokter, bila

hanya batuk saja, di obati sendiri 8 21,1 4 bila sudah minum obat dan belum sembuh, harus segera ke

dokter 17 44,7 5 kalo 1 hari tidak sembuh langsung bawa ke dokter 2 5,3 6 kalo 3 hari tidak sembuh langsung dibawa ke dokter 3 7,9 7 sudah tidak bisa bangun di bawa kedokter, kalo masih bisa

jalan di obat sendiri 1 2,6 8 bila napasnya sampai bunyi harus segera dibawa ke dokter,

karena kalo sudah bunyi untuk napas sakit sekali. 3 7,9 9 bila terlalu sulit bernapas, batuk, pilek,harus segera di bawa

ke dokter 1 2,6 Total 38 100

R. Bila belum sembuh walaupun sudah minum obat : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 langsung di bawa ke dokter 30 78,9 2 hanya duduk diam, sambil mengatur napas, karena tidak mau

ke dokter 2 5,3 3 puskesmas 2 5,3 4 ke bidan 2 5,3 5 berdoa dan mencari pengobatan medis yang lebih baik 1 2,6 6 BP4 1 2,6

Total 38 100 S. Cara penyimpanan obat di rumah : No Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 disimpan di tempat kering, bila sudah kadaluarsa baru dibuang 1 2,6 2 disimpan dalam tas dan disendirikan 3 7,9 3 disimpan di lemari, dicampur, tetapi dikelompokkan 1 2,6 4 tidak menyimpan 6 15,8 5 disimpan di dekat tempat tidur 6 15,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

89

6 disendirikan dalam lemari 9 23,7 7 napacin di simpan di lemari es supaya lebih bersih, sekarang

ditoples, dicampur obat lain. 1 2,6 8 dikotak obat, dicampur dengan obat lain, tapi diplastik sendiri 1 2,6 9 di tempat kering dan dalam laci, dijadikan Satu 1 2,6 10 disimpan dalam plastik dicampur dengan obat lain 1 2,6 11 disimpan di tempat kering 2 5,3 12 ditempat yang tidak kena cahaya matahari dan tertutup 2 5,3 13 di dalam plastik khusus 1 2,6 14 simpan di tempat kering dan sejuk 1 2,6 15 jauhkan dari sinar matahari dan jangkauan anak-anak ,

disendirikan 2 5,3 Total 38 100

No Informasi yang ingin diketahui Jumlah Persentase (%) 1 Efek samping, khasiat, keamanan, kontraindikasi 1 2,6 2 Efek samping, khasiat, cara pakai, aturan pakai,

kontraindikasi 3 7,9 3 Efek samping, khasiat, keamanan 1 2,6 4 Khasiat 5 13,2 5 Efek samping dan khasiat 8 21,1 6 Efek samping, khasiat, dosis, cara pakai 2 5,3 7 Efek samping, khasiat, cara pakai, aturan pakai,

kontraindikasi, komposisi, tanggal kadaluarsa, cara penyimpanan 2 5,3

8 Efek samping dan dosis 3 7,9 9 Komposisi, khasiat, dosis, lama pemakaian 1 2,6

10 Khasiat dan dosis 2 5,3 11 Khasiat, aturan pakai, komposisi 2 5,3 12 Khasiat, dosis, kandungan, efek samping, kontraindikasi. 1 2,6 13 Cara pakai, dosis, pantangan 1 2,6 14 Dosis, khasiat, komposisi 1 2,6 15 Cara pakai, penyimpanan 1 2,6 16 Memahami penyakit dulu 1 2,6 17 Aturan pakai, cara pakai 1 2,6 18 Khasiat, komposisi, efek samping 1 2,6 19 Indikasi, dosis, kadaluarsa 1 2,6

Total 38 100,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk file2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Motivasi, harapan, nasihat

108

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Limdrawati. Penulis lahir

di kota Ketapang, provinsi Kalimantan Barat, pada

tanggal 3 November 1986 sebagai anak pertama

dari lima bersaudara, anak dari pasangan Sumitro

(Lim Tau Hie) dan Julita (Ciu Ui Huan). Penulis

telah menyelesaikan pendidikan di TK Persit

Ketapang (1990-1992), SD Pangudi Luhur USABA

I Ketapang pada tahun 1992-1998, SLTP Pangudi Luhur St. Albertus Ketapang

(1998-2001) dan SMU Santo Yohanes Ketapang (2001-2004). Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2004. Selama menempuh pendidikan di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis mempunyai

pengalaman sebagai asisten untuk praktikum Patologi Klinik pada periode

2007/2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI