PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i OPTIMASI FORMULA SEDIAAN GEL UV...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i OPTIMASI FORMULA SEDIAAN GEL UV...
i
OPTIMASI FORMULA SEDIAAN
GEL UV PROTECTION FILTRAT PERASAN WORTEL
(Daucus carota, Linn.): TINJAUAN TERHADAP GLISEROL
DAN PROPILENGLIKOL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Silvia Margaretha
NIM : 048114016
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
OPTIMASI FORMULA SEDIAAN
GEL UV PROTECTION FILTRAT PERASAN WORTEL
(Daucus carota, Linn.): TINJAUAN TERHADAP GLISEROL
DAN PROPILENGLIKOL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Silvia Margaretha
NIM : 048114016
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Skripsi
OPTIMASI FORMULA SEDIAAN
GEL UV PROTECTION FILTRAT PERASAN WORTEL
(Daucus carota, Linn.): TINJAUAN TERHADAP GLISEROL
DAN PROPILENGLIKOL
Yang diajukan oleh:
Silvia Margaretha
NIM : 048114016
Skripsi ini telah disetujui oleh
Pembimbing
Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt.Tanggal: 28 Januari 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
GOD, give me
Strength, to change things that I can change
Peace, to approve things that I can t change
and Wise, to difference between it.
Always try the best in everything that you do
and let it be beautiful in HIS time
This work is dedicated to
Everyone who I loved,
Jesus Christ
Mom, Dad, & my lovely sister Vani
My grandma, uncle Agus & auntie Maureen
My friends & also my Almamater
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Silvia Margaretha
Nomor Mahasiswa : 048114016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :Optimasi Formula Sediaan Gel UV Protection Filtrat Perasan Wortel (Daucuscarota, Linn.): Tinjauan terhadap Gliserol dan Propilenglikolbeserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau medialain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 25 Januari 2008
Yang menyatakan
( Silvia Margaretha )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang atas semua berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir ini dengan sebaik-baiknya. Laporan akhir ini disusun
untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).
Dalam menyelesaikan laporan akhir ini, penulis banyak mengalami
permasalahan dan kesulitan. Namun dengan adanya bantuan dari berbagai pihak,
penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan baik. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan kepada :
1. Jesus Christ, for all Your love and bless to me.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
4. Agatha Budi Susiana, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah menguji
sekaligus memberi saran dan kritik yang membangun bagi penulis.
5. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya
mengujii dan memberi kritik dan saran bagi penulis.
6. Orang tua penulis, untuk segenap kasih sayang, doa, dan dukungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. My grandma, uncle Agus, auntie Maureen, and lovely sister Vani, untuk
semua bantuan, doa, dan dukungannya.
8. Desy Chrismawati, for our beautiful friendship.
9. Henny, Ayu, Deka, Ineke, Cendani, buat bantuan, keceriaan, persahabatan dan
kebersamaan kita.
10. Dion Martin B., for spirit and supportnya.
11. Agung, Rudi, Dian “sapi”, buat kebersamaan, bantuan, dan kekompakan kita
selama kuliah dan praktikum.
12. Teman-teman proyek wortel Desy, Deka, Ineke, Budiaji, Finza, Ella, Andrian,
buat kerjasama, keceriaan, dan kebersamaannya selama ini.
13. Teman-teman angkatan 2004 terutama kelas FST, atas suka duka bersama
selama di Farmasi ini.
14. Amakusa family untuk kebersamaan, keceriaan, dan dukungannya.
15. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Iswandi, Mas Ottok, serta laboran-laboran
lainnya atas bantuannya selama penulis menyelesaikan laporan akhir.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir ini banyak
kesalahan dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis initidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkandalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Desember 2007
Penulis
Silvia Margaretha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Intisari
Penelitian yang dilakukan yaitu Optimasi Formula Gel UV ProtectionFiltrat Perasan Wortel (Daucus carota, Linn.): Tinjauan terhadap Gliserol danPropilenglikol. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh range komposisioptimum humektan (gliserol dan propilenglikol) sehingga diperoleh gel dengansifat fisis dan stabilitas yang baik.
Pada penelitian dilakukan ekstraksi, penetapan kadar beta karoten dalamfiltrat perasan wortel, dan pembuatan gel. Selanjutnya dilakukan pengukuran nilaiSun Protecting Factor (SPF), pengujian sifat fisis dan stabilitas sediaan, sertaanalisis data.
Optimasi formula dalam pembuatan gel menggunakan metode SimplexLattice Design. Setelah dibuat, gel diuji sifat fisisnya berdasarkan kriteria yangmeliputi daya sebar (3-5 cm) dan viskositas (260-300 d.Pa.s), serta stabilitas gelselama penyimpanan satu bulan (persen pergeseran viskositas kurang dari 15 %).
Hasil penelitian menunjukkan tidak diperolehnya range komposisioptimum humektan karena validitas dari persamaan Simplex Lattice Design (tarafkepercayaan 95 %) tidak regresi, sehingga persamaan yang diperoleh tidak dapatdigunakan untuk memprediksi respon. Hal ini disebabkan karena respon hasilpengujian dan respon hasil perhitungan Simplex Lattice Design yang tidak similar.Selain itu tidak terdapat perbedaan statistik terhadap respon (sifat fisis danstabilitas) dari semua formula gel yang dibuat, akan tetapi kelima formula gelmenunjukkan sifat fisis dan stabilitas yang baik, yang memenuhi kriteria formulagel yang optimum.
Kata kunci: beta karoten, gel UV protection, komposisi humektan, SimplexLattice Design
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Abstract
The research was about Formula Optimization of Filtrate Extract Carrot(Daucus carota, Linn.) UV Protection Gels: Review of Glycerol andPropyleneglycol. This research aimed to obtain optimum composition range ofhumectants (glycerol and propyleneglycol) to produce gels with appropriatephysical characteristics and stability.
This research involved some process, such as extraction, determination ofbeta carotene in filtrate extract carrot and Sun Protecting Factor (SPF) value, gelsmanufacturing, physical characteristics and stability evaluation of the gels, anddata analysis.
To optimize the formula, Simplex Lattice Design method was used. Aftermanufacturing, gels were phisically characterised based on the criteria of theirspreadability (3-5 cm), viskosity (260-300 d.Pa.s), and physical stability over amonth storage (percent viskosity shift was less than 15 %).
The result showed no optimum composition range of humectants becausethe validity of Simplex Lattice Design equations (with 95 % reliability degree)was not regression, so the equations were unavailable to predict the respons. Thismight be due to unsimilar responses between test and Simplex Lattice Designequations. Beside, there were no statistical differences of the responses (physicalcharacterictics and stability) in all gel formulas, however five formulas of the gelsshowed good physical characteristics and stability that included in optimum gelcriteria.
Key words: beta carotene, UV protection gel, composition of humectants,Simplex Lattice Design
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ........ iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
HALAMAN PUBLIKASI.................................................................................vi
PRAKATA ….................................................................................................vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... ix
INTISARI ................................................................................................... x
ABSTRACT ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I. PENGANTAR................................................................................ .1
A. Latar Belakang ......................................................................... .1
B. Perumusan Masalah ................................................................. .3
C. Keaslian Karya ........................................................................ .3
D. Manfaat Penelitian.................................................................... .4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... .4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .......................................................... .5
A. Antioksidan .............................................................................. .5
B. Wortel............................................................................................7
C. Beta Karoten..................................................................................8
D. Spektrofotometri UV-Visible.........................................................9
E. Gel................................................................................................10
F. Humektan.....................................................................................12
G. Daya Sebar...................................................................................13
H. Viskositas.....................................................................................14
I. Stabilitas.......................................................................................14
J. Metode Simplex Lattice Design....................................................15
K. Keterangan Empiris .....................................................................17
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 19
A. Jenis Rancangan Penelitian....................................................... 19
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 19
C. Bahan dan Alat ......................................................................... 20
D. Tata Cara Penelitian ................................................................. 21
1. Pembuatan kurva baku beta karoten…………………..…..21
2. Ekstraksi dan penetapan kadar beta karoten dalam
wortel (Daucus carota, Linn.).............................................22
3. Optimasi pembuatan gel UV protection filtrat
perasan wortel (Daucus carota, Linn.)................................23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Prediksi nilai SPF beta karoten dalam filtrat perasan
wortel (Daucus carota, Linn.).............................................24
5. Uji sifat fisis dan stabilitas gel ............................................24
6. Analisis data dan optimasi...................................................25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 26
A. Pembuatan kurva baku beta karoten……………………..…....26
B. Ekstraksi dan penetapan kadar beta karoten dari
wortel (Daucus carota, Linn.)...................................................28
C. Optimasi pembuatan gel UV protection filtrat
perasan wortel (Daucus carota, Linn.)......................................29
D. Prediksi nilai SPF beta karoten dalam filtrat
perasan wortel (Daucus carota, Linn.)......................................32
E. Uji sifat fisis dan stabilitas gel ..................................................35
F. Uji validitas menggunakan F tabel.............................................42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 46
LAMPIRAN ................................................................................................ 49
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kategori proteksi produk UV protection berdasarkan nilai SPF......7
Tabel II. Formula standar clear aqueous gel with dimeticone…...................23
Tabel III. Rancangan percobaan Simplex Lattice Design ............................ 23
Tabel IV. Kurva baku beta karoten.................................................................27
Tabel V. Serapan dan jumlah beta karoten dalam 1 g filtrat ........................29
Tabel VI. pH Gel ....................................................................................... 31
Tabel VII. Serapan dan SPF beta karoten dalam filtrat perasan wortel......... 34
Tabel VIII. Respon pengujian dari masing-masing formula gel .................... 35
Tabel IX. Persamaan Simplex Lattice Design berbagai pengujian.................35
Tabel X. Hasil uji validitas dengan F tabel................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur beta karoten.........................................................................8
Gambar 2. Struktur carbopol.............................................................................10
Gambar 3. Struktur gliserol........................................................................... 12
Gambar 4. Struktur propilenglikol................................................................. 13
Gambar 5. Grafik Simplex Lattice Design 2 komponen....................................16
Gambar 6. Hasil scanning larutan baku beta karoten 2, 6, dan 10 ppm............26
Gambar 7. Hasil scanning larutan baku beta karoten pada 365 nm...................33
Gambar 8. Hasil scanning filtrat perasan wortel pada 365 nm..........................33
Gambar 9. Grafik uji daya sebar gel UV protection filtrat perasan
wortel (Daucus carota, Linn.).........................................................36
Gambar 10. Grafik uji viskositas gel UV protection filtrat perasan
wortel (Daucus carota, Linn.).........................................................38
Gambar 11. Grafik persen pergeseran viskositas gel UV protection filtrat
Perasan wortel (Daucus carota, Linn.)...........................................40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembuatan kurva baku beta karoten .......................................... 49
Lampiran 2. Ekstraksi dan penetapan kadar beta karoten dalam filtrat
perasan wortel (Daucus carota, Linn.) ...................................... 53
Lampiran 3. Optimasi pembuatan gel UV protection filtrat perasan
wortel (Daucus carota, Linn.) .................................................. 55
Lampiran 4. Prediksi nilai SPF beta karoten dalam filtrat perasan
wortel (Daucus carota, Linn.) .................................................. 56
Lampiran 5. Uji sifat fisis dan stabilitas gel .................................................. 58
Lampiran 6. Perhitungan Simplex Lattice Design .......................................... 64
Lampiran 7. Uji validitas menggunakan F tabel ............................................ 68
Lampiran 8. Dokumentasi..................................................................................75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB IPENGANTAR
A. Latar Belakang
Paparan kronik sinar matahari khususnya sinar ultraviolet (UV) yang
berlebihan pada kulit dapat menyebabkan berbagai reaksi biokimia. Reaksi primer
yang terjadi yaitu sinar UV bereaksi dengan kromofor yang bertindak sebagai
photosensitizer. Proses fotooksidatif ini menghasilkan Reactive Oxygen Species
(ROS), yang merupakan singlet oksigen atau radikal lipid peroksil sekunder yang
dapat merusak fungsi molekul biologi, seperti modifikasi ekspresi gen, berbagai
reaksi imun dan inflamasi (Sies dan Stahl, 2004).
Sinar UV B dengan panjang gelombang 290-315 nm merupakan penyebab
utama terjadinya sunburn pada kulit. Kemerahan pada kulit (erythema) disertai
dengan rasa sakit merupakan reaksi inflamasi yang terjadi. Sinar ini merupakan
karsinogen fisik yang dapat menyebabkan kanker kulit non-melanoma, penuaan
kulit secara dini, dan berbagai penyakit fotosensitivitas (Sies dan Stahl, 2004).
Penelitian ini menggunakan kandungan aktif beta karoten dari wortel
(Daucus carota, Linn.) yang diketahui memiliki aktivitas fotoprotektif berkaitan
dengan kemampuannya sebagai antioksidan untuk bereaksi dengan singlet
oksigen molekular dan radikal peroksil serta menginaktifkan keduanya (Sies dan
Stahl, 2004). Wortel paling banyak mengandung beta karoten, rata-rata 12.000 IU,
yang berfungsi sebagai antioksidan untuk menjaga kesehatan, menghambat proses
penuaan, mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker (Dalimartha, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Sediaan UV protection yang ada di pasaran umumnya berupa cream dan
lotion. Namun kandungan minyak dalam cream dapat menimbulkan masalah bagi
pengguna dengan produksi kelenjar sebasea berlebih karena dapat menyebabkan
timbulnya jerawat. Di sisi lain, viskositas yang encer dari lotion kurang dapat
bertahan lama pada kulit sehingga kemampuan UV protection menjadi berkurang.
Maka perlu dikembangkan bentuk sediaan lain dengan sifat fisis dan estetika yang
lebih baik yaitu gel, yang merupakan sistem semi padat yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan (Anonim, 1995).
Dalam sediaan gel digunakan humektan yang berfungsi sebagai
pelembab (Boyland et al., 1986). Penggunaan humektan untuk memproteksi
hilangnya air dari gel sehingga tidak mengurangi daya sebar sediaan. Selain itu
humektan dapat membantu mengurangi efek paparan sinar UV dalam sediaan gel
UV protection. Penggunaan gliserol dan propilenglikol secara bersamaan akan
memperbaiki sifat fisis gel yang dihasilkan. Penambahan gliserol akan
meningkatkan kelarutan solut lipofilik (Buchmann, 2001) sedangkan
propilenglikol yang bersifat higroskopis (Boyland et al., 1986) akan menjaga
konsistensi sediaan.
Penelitian ini ditujukan untuk mengoptimasi formula gel terhadap
humektan yang digunakan dengan metode Simplex Lattice Design dua komponen.
Metode ini merupakan metode optimasi untuk mengetahui sifat-sifat fisik dari
campuran bahan, memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada semua
perbandingan, dan mengestimasi respon yang dihasilkan (Bolton, 1997). Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
uraian di atas, diharapkan dari penelitian ini diperoleh range komposisi optimum
humektan yang menghasilkan gel dengan sifat fisis (daya sebar dan viskositas)
serta stabilitas (persen pergeseran viskositas) yang dikehendaki.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Adakah range komposisi optimum humektan dalam formulasi gel UV
protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) bila dilihat dari sifat
fisis (uji daya sebar dan uji viskositas) dan stabilitas gel (persen pergeseran
viskositas setelah satu bulan penyimpanan) menggunakan metode Simplex
Lattice Design?
2. Berapakah nilai range komposisi humektan dalam formula gel UV
protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) yang menghasilkan
formula optimum?
3. Bagaimana profil sifat fisis gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus
carota, Linn.) yang dihasilkan?
C. Keaslian Karya
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang
Optimasi Formula Gel UV protection Filtrat Perasan Wortel (Daucus carota,
Linn.) dengan Humektan Gliserol dan Propilenglikol menggunakan metode
Simplex Lattice Design belum pernah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara teoritis menambah informasi bagi ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang kefarmasian mengenai aplikasi Simplex
Lattice Design pada proses optimasi formula gel UV protection. Penelitian ini
secara praktis bermanfaat untuk mengetahui range komposisi optimum
humektan yang menghasilkan gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus
carota, Linn.) yang memiliki sifat fisis (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas
(persen pergeseran viskositas setelah satu bulan penyimpanan) yang baik.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui adanya range komposisi optimum humektan dalam formulasi
gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) dilihat dari
sifat fisis (uji daya sebar dan uji viskositas) dan stabilitas gel (persen
pergeseran viskositas setelah satu bulan penyimpanan) menggunakan
metode Simplex Lattice Design.
2. Mengetahui nilai range komposisi humektan dalam formula gel UV
protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) yang menghasilkan
formula optimum.
3. Mengetahui profil sifat fisis gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus
carota, Linn.) yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Antioksidan
Paparan sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet (UV) memiliki
dampak pada kesehatan kulit. Sinar UV C (100-290 nm) sudah terhalang lapisan
ozon sehingga tidak mencapai bumi. Sinar UV B (290-315 nm) menyebabkan
erythema (sunburn) pada kulit dengan mengaktifkan melanosit yang
menghasilkan melanin, sedangkan sinar UV A (315-400 nm) dapat menyebabkan
kehilangan kolagen, pengurangan jumlah pembuluh darah, dan penambahan
jaringan penghubung pada dermis (Walters, C., Keeney, A., Wigal, C.T.,
Johnston, C.R., dan Cornelius, R.D., 1997).
Tubuh terpapar oksidan secara terus-menerus, baik yang berasal dari
dalam tubuh, seperti hasil respirasi yang berupa superoksida dan hidrogen
peroksida, xantin oksida, dan NADPH yang memproduksi hidroperoksid maupun
dari luar tubuh, seperti polusi asap dan radiasi UV (Barel, A.O., Paye, M., dan
Maibach, H.I., 2001).
Sebagai pengatasan masalah di atas maka digunakan antioksidan, yaitu
substansi yang dalam konsentrasi rendah bila diberikan pada substrat yang dapat
teroksidasi akan menghambat/mencegah proses oksidasi (Young dan Lowe,
2001). Antioksidan ini berfungsi untuk menginaktifkan spesies oksidan reaktif
sehingga mencegah gangguan pada lipid, DNA, dan protein. Proteksi antioksidan
timbul dari sintesis molekul seperti GSH dan asam urat, vitamin C, vitamin E, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
enzim yang mendekomposisi spesies oksidan reaktif seperti superoksid dismutase,
katalan, dan glutation peroksidase (Barel et al., 2001).
Diketahui paling sedikit 3 mekanisme proteksi sel dari stress oksidatif,
yaitu: menginaktifkan sensisitasi tingkat triplet, bereaksi dengan singlet oksigen
dan menginaktifkannya, serta pemotongan rantai radikal bebas. Menginaktifkan
sensisitasi tingkat triplet dilakukan dengan memisahkan sebuah atom hidrogen
atau sebuah elektron dari bermacam-macam molekul dan menyebabkan dampak
lain pada mediasi radikal (tipe 1) atau reaksi dengan tingkat dasar oksigen (tipe 2).
Untuk reaksi dan penginaktifan singlet oksigen, hampir semua proses transfer
energi menghasilkan tingkat dasar oksigen dan tingkat eksitasi triplet (Thiele, J.J.,
Dreker, F., dan Packer, L., 2000).
Sun Protecting Factor (SPF) adalah kemampuan suatu produk UV
protection dalam memproteksi kulit terhadap radiasi sinar UV yang dapat
menyebabkan kulit terbakar (erythema) (Schueller, 2003). Meskipun pengukuran
SPF dapat dilakukan secara alami, namun juga diketahui hubungan yang
sederhana antara SPF dan absorbansi sebagai berikut :
A (absorbansi) = - log10
SPF
1 = log10 SPF
(Walters et al., 1997).
Kategori proteksi produk UV protection berdasarkan nilai SPF-nya menurut Harry
(1982) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tabel I. Kategori proteksi produk UV protection berdasarkan nilai SPF(Harry, 1982)
SPF Kategori proteksi Keterangan
2-3 minimal Daya proteksi paling kecil, tidak mencegah
suntanning.
4-5 moderat Proteksi sunburning moderat, mencegah sedikit
suntanning.
6-7 ekstra Proteksi sunburning ekstra, membatasi suntanning.
8-14 maksimal Proteksi sunburning maksimal, sedikit
suntanning/tidak sama sekali.
≥ 15 ultra Proteksi sunburning paling baik, meniadakan
suntanning.
B. Wortel
Wortel termasuk dalam familia Apiaceae (Umbelliferae). Merupakan
tanaman semak semusim, tinggi kurang lebih 1 meter, batang tegak, berbulu,
warna hijau. Daun majemuk, menyirip, berselang, bentuk lonjong, tepi bertoreh,
ujung runcing, pangkal berlekuk, warna hijau. Perbungaan bentuk bintang, warna
putih. Buah buni, lonjong, warna coklat. Biji lonjong, warna putih (Soedibyo,
1988). Akarnya tunggang, membentuk umbi berwarna oranye (Hutapea, 1933).
Kandungan kimia dari setiap 100 g umbi wortel yaitu 42 kalori; 1,2 g
protein; 0,3 g lemak; 9,3 g karbohidrat; 39 mg kalsium, 37 mg fosfor; 0,3 mg zat
besi; 0,06 mg vitamin A; 0,06 mg vitamin B; 6 mg vitamin C; dan 88,2 g air
(Rukmana, 1995). Wortel paling banyak mengandung beta karoten, rata-rata
12.000 IU. Kandungan beta karoten ini berfungsi sebagai antioksidan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menjaga kesehatan dan menghambat proses penuaan. Selain itu beta karoten dapat
mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker (Dalimartha, 2000).
Manfaat wortel dalam kesehatan adalah mengatasi gangguan kulit,
membantu pencernaan, sebagai antioksidan dan anti kanker, menurunkan kadar
kolesterol, tekanan darah tinggi, dan rabun senja (Bangun, 2004). Penggunaan
wortel dalam kosmetik yaitu menstimulasi produksi sebum, meningkatkan
formasi jaringan kulit, digunakan untuk kulit kering, menyamarkan noda hitam,
luka, dan jerawat (Fridd, 1992).
C. Beta Karoten
Gambar 1. Struktur beta karoten (Anonim, 1989)
Karotenoid adalah pigmen warna yang memberikan warna merah,
oranye, kuning, dan hijau pada sayuran dan buah. Beta karoten larut dalam
benzen, kloroform; cukup larut di eter, petroleum eter dan sangat sedikit larut di
metanol dan etanol (Anonim, 1989). Kelarutan beta karoten pada larutan aqueous
sangat kurang baik, namun kelarutan tersebut dapat diubah dengan keberadaan
substansi lain yang bersifat polar (Young dan Lowe, 2001). Absorbansi
maksimum beta karoten dengan pelarut kloroform yaitu pada 446 nm (Anonim,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1989). Sedangkan menurut Anonim (1995a), absorbansi maksimum beta karoten
terjadi pada panjang gelombang 436 nm.
Beta karoten memiliki aktivitas fotoprotektif yang berkaitan dengan
kemampuannya sebagai antioksidan, yaitu mampu menginaktifkan sensisitasi
tingkat triplet serta bereaksi dan menginaktifkan singlet oksigen (Thiele et al.,
2000). Young dan Lowe (2001) menyebutkan bahwa beta karoten dapat berfungsi
sebagai antioksidan in vivo, dimana studi epidemiologi menunjukkan bahwa
peningkatan konsumsi makanan yang kaya akan beta karoten dapat mengurangi
resiko kanker paru-paru dan beberapa kanker lainnya. Keefektifan beta karoten
sebagai antioksidan juga bergantung pada interaksinya dengan koantioksidan lain,
khususnya vitamin C dan vitamin E.
D. Spektrofotometri UV-Visible
Spektrofotometeri UV-Visible adalah anggota teknik analisis
spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet
dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995).
Terbentuknya pita spektrum UV-Visible disebabkan oleh transisi energi
yang tidak sejenis dan terjadinya eksitasi elektronik lebih dari satu macam pada
gugus molekul yang kompleks (transisi, rotasi, dan vibrasi). Panjang gelombang
dimana terjadinya eksitasi elektronik yang memberikan absorban yang maksimum
disebut sebagai panjang gelombang maksimum (λ maks) (Mulja dan Suharman,
1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pita spektrum UV-Visible yang terbentuk juga disebabkan oleh pelarut
yang digunakan. Menurut Mulja dan Suharman (1995), syarat pelarut yang
digunakan yaitu: molekulnya tidak mengandung ikatan rangkap terkonjugasi dan
tidak berwarna, tidak berinteraksi dengan molekul yang dianalisis, serta memiliki
kemurnian yang tinggi. Apabila absorbsi pelarut berada di daerah UV-Visible,
maka penggal UV/UV cut off juga harus diperhatikan.
E. Gel
Gel, kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semi padat terdiri
dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik
yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Anonim, 1995). Dalam pembuatan
bentuk sediaan, dilakukan teknik pemrosesan secara farmasi sehingga
menghasilkan sediaan obat yang memenuhi tuntutan estetika (Voigt, 1994).
Untuk membentuk sediaan gel dengan basis hidrofilik dalam penelitian
ini digunakan basis carbopol. Rumus molekul carbopol adalah C3H4O2.
CHC
H
H
C
OH
O
Gambar 2. Struktur carbopol (Stephenson dan Karsa, 2000)
Carbopol merupakan kelompok polimer akrilat yang dihubungkan
dengan polialkenil eter dan dapat membentuk gel pada konsentrasi serendah 0,5 %
(Zatz dan Kushla, 1996). Pada konsentrasi rendah, gel carbopol bersifat
pseudoplastik dan akan bersifat plastik pada konsentrasi tinggi (Barry, 1983).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Carbopol yang terdispersi dalam air membentuk larutan asam keruh
dengan pH 2,8-3,2 tetapi tidak larut. Netralisasi asam dengan basa akan
menghasilkan gugus karboksilat bermuatan negatif sehingga polimer akan terurai
dan mengentalkan sistem berair (Zatz et al., 1996). Dalam sistem berair, basa
yang dapat digunakan adalah natrium, amonium, kalium hidroksida, natrium
karbonat, atau amina seperti trietanolamin (Zatz dan Kushla, 1996).
Trietanolamin merupakan campuran basis yang dibuat dari reaksi antara
etilen oksida dengan amonia. Merupakan cairan higroskopis yang bening, tidak
berwarna atau berwarna kuning pucat, kental, tidak berbau atau sedikit berbau
amonia. Dapat bercampur dengan air dan alkohol, larut dalam kloroform, sedikit
larut dalam eter. Sepuluh persen larutan ini bersifat basa terhadap kertas lakmus
(Stephenson, 2000).
Menurut Buchmann (2001), hidrogel adalah sistem hidrofilik yang
utamanya terdiri dari 85-95% air atau campuran aqueous-alcoholic dan gelling
agent. Polimer organik yang biasa digunakan adalah asam poliakrilat (carbopol),
natrium karboksimetilselulosa, atau selulosa non ionik lainnya.
Hidrogel akan memberi efek mendinginkan karena evaporasi pelarut.
Hidrogel mudah diaplikasikan dan memberi kelembaban secara instan, tetapi pada
penggunaan jangka panjang akan membuat kulit kering. Dengan demikian,
diperlukan humektan seperti gliserol (Buchmann, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
F. Humektan
Humektan digunakan untuk mencegah kekeringan dari suatu sediaan
terutama setelah sediaan dikeluarkan dari pengemas dan diaplikasikan ke kulit.
Humektan bekerja dengan mencegah evaporasi air dari sediaan. Contoh humektan
yaitu gliserol, polietilenglikol, dan propilenglikol (Aulton, 2002).
Humektan yang digunakan pada penelitian ini yaitu gliserol dan
propilenglikol. Gliserol adalah cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis, dapat
bercampur dengan air dan alkohol. Gliserol bersifat sebagai pengawet dan sering
digunakan sebagai stabilisator dan pelarut pembantu dalam air dan alkohol
(Ansel, 1989). Rumus molekul gliserol adalah C3H8O3.
C
OH
H
H
C
OH
H
C
H
OH
H
Gambar 3. Stuktur gliserol (Anonim, 1995)
Gliserol memiliki sifat alir Newtonian (Aulton, 2002). Penambahan
gliserol akan menurunkan polaritas solven dan meningkatkan kelarutan solut
lipofilik (Buchmann, 2001). Dalam sediaan hidrogel, gliserol digunakan sebagai
komponen penahan lembab sekaligus sebagai pelunak. Penggunaan gliserol pada
produk topikal farmasetis umumnya berkisar antara 0,2-65,7 % (Smolinske,
1992). Gliserol harus mampu meningkatkan kelembutan dan daya sebar sediaan
serta harus dapat melindungi sediaan dari kemungkinan menjadi kering
(Smolinske,1952).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Propilenglikol merupakan cairan dengan rasa khas yang jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, dan higroskopis. Dapat bercampur dengan air, aseton,
alkohol, dan kloroform. Larut dalam eter, kurang larut dalam minyak (Boyland,
1986). Rumus molekul propilenglikol adalah C3H8O2.
H2C
OH
CH
OH
CH3
Gambar 4. Struktur propilenglikol (Anonim, 1995)
Propilenglikol digunakan sebagai humektan, pelarut, dan plasticizer. Dapat pula
sebagai desinfektan, penstabil vitamin, dan kosolven larut air (Boyland, 1986).
Fungsi propilenglikol sebagai pengawet yaitu pada konsentrasi 15-30 % (Anonim,
1983). Propilenglikol merupakan bahan yang tidak berbahaya dan aman
digunakan pada produk kosmetik dengan dengan konsentrasi lebih dari 50 %
(Loden, 2001).
G. Daya Sebar
Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak tiap tetes cairan atau
preparasi semisolid yang berhubungan langsung dengan koefisien friksi. Faktor
yang mempengaruhi daya sebar adalah formulanya kaku atau tidak, kecepatan dan
lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, serta temperatur pada tempat aksi.
Kecepatan penyebaran bergantung pada viskositas formula, kecepatan evaporasi
pelarut dan kecepatan peningkatan viskositas karena evaporasi (Garg, A.,
Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
The parallel-plate method merupakan metode yang paling sering
digunakan dalam menentukan dan mengukur daya sebar sediaan semisolid.
Metode ini adalah mudah dan relatif murah. Adapun kelemahan metode ini yaitu
kurang presisi, kurang sensitif, dan perlu interpretasi data (Garg et al., 2002).
H. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir; semakin tinggi viskositas maka semakin besar pula tahanannya (Martin
dan Bustamante, 1993). Viskositas, elastisitas dan rheologi merupakan
karakteristik formulasi yang penting dalam produk akhir sediaan semisolid.
Peningkatan viskositas akan menurunkan daya sebar (Garg et al., 2002).
Dalam penyimpanannya, gel dapat berupa tiksotropik, membentuk semi
padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan (Anonim, 1995).
Tiksotropik merupakan suatu pemulihan yang isotermis dan lambat pada
pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya karena shearing (Martin
dan Bustamante, 1993).
I. Stabilitas
Beberapa faktor yang bertanggung jawab terhadap pergeseran viskositas
adalah perubahan agen pembentuk viskositas atau interaksi dengan sistem pada
kondisi istirahat. Hasil depolimerisasi akan menurunkan rata-rata berat molekul
sehingga akan menurunkan viskositas. Pada umumnya, viskositas akan mencapai
nilai plateau setelah satu atau dua minggu. Gel akan menunjukkan pergeseran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
viskositas yang kecil pada variasi temperatur penyimpanan yang normal. (Zatz et
al., 1996). Hidrogel harus diberi preservative untuk menghindari pertumbuhan
mikroba (Buchmann, 2001).
J. Metode Simplex Lattice Design
Dalam mendesain produk terbaik, bila dilakukan secara trial and error
akan menghabiskan banyak waktu, biaya, dan belum terjamin keberhasilannya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dirancang suatu desain eksperimental yang
dikombinasikan dengan metode optimasi (Bolton, 1997).
Metode Simplex Lattice Design adalah metode optimasi untuk
mengetahui sifat-sifat fisik dari dua campuran atau lebih. Metode ini juga dapat
memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada semua perbandingan dan
mengestimasi respon yang dihasilkan (Bolton, 1997). Persamaan umum untuk
Simplex Lattice Design dengan dua variabel bebas adalah sebagai berikut :
Y = B1(A) + B2(B) + B12(A)(B)
Keterangan :
Y = respon atau hasil penelitian
A = kadar proporsi komponen A
B = kadar proporsi komponen B
B1, B2, B12 = koefisien yang dihitung dari pengamatan penelitian
Koefisien B1, B2, dan B12 dapat dihitung dari asal percobaannya (Bolton, 1997).
Sistem solven dua komponen (komponen A dan B) untuk mengoptimasi
dengan pendekatan Simplex Lattice Design diilustrasikan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
0
5
10
15
20
25
30
35
0 20 40 60 80 100 120100% B
Sol
ubili
ty (m
g/m
l)
Gambar 5. Grafik Simplex Lattice Design 2 komponen (Bolton, 1997)
Dari gambar diketahui Y adalah respon (pada contoh ini yaitu kelarutan), (A) dan
(B) adalah konsentrasi (proporsi) dari A dan B. Koefisien B1, B2, B12 dihitung dari
pengamatan. Respon dapat diperhitungkan dari semua kombinasi A dan B,
dimana (A) + (B) = 1,0 (100 %). Proporsi dari tiap komponen biasanya
diindikasikan dalam bentuk desimal, daripada dalam bentuk persen. Koefisien
dapat dihitung sebagai berikut:
B1 = respon pada (A) sama dengan 1,0 (100 %) = 10
B2 = respon pada (B) sama dengan 1,0 (100 %) = 15
B12 = 4 (respon pada 0,5-0,5 campuran dari A-B) – (jumlah dari respon pada
A = 1,0 dan B = 1,00)
B12 = 4 (20) – 2 (10+15) = 30
Maka persamaan responnya yaitu : Y = 10(A) + 15(B) + 30(A)(B) (Bolton, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
K. Keterangan Empiris
Paparan kronik sinar UV B (290-315 nm) diketahui menyebabkan
terjadinya sunburn dan erythema pada kulit. Sinar ini merupakan karsinogen fisik
yang dapat menyebabkan kanker kulit, penuaan kulit secara dini, dan berbagai
penyakit fotosensitivitas (Sies dan Stahl, 2004). Untuk mencegah hal tersebut
dapat digunakan antioksidan, yang mekanisme kerjanya dengan menginaktifkan
sensisitasi tingkat triplet, bereaksi dengan singlet oksigen dan menginaktifkannya,
serta pemotongan rantai radikal bebas (Thiele et al., 2000).
Sediaan UV protection di pasaran umumnya berupa cream dan lotion.
Namun kandungan minyak dalam cream menjadi masalah pada pengguna dengan
produksi kelenjar sebasea berlebih karena dapat merangsang timbulnya jerawat.
Di sisi lain, viskositas yang encer dari lotion tidak dapat bertahan lama pada kulit
sehingga daya perlindungan UV protection akan cepat berkurang. Maka perlu
dikembangkan bentuk sediaan lain dengan sifat fisis dan estetika yang lebih baik
yaitu gel.
Pembuatan sediaan gel UV protection dalam penelitian ini menggunakan
kandungan aktif beta karoten dari filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.)
yang diketahui memiliki aktivitas fotoprotektif berkaitan dengan kemampuannya
sebagai antioksidan untuk bereaksi dengan singlet oksigen molekular dan radikal
peroksil serta menginaktifkan keduanya (Sies dan Stahl, 2004).
Penggunaan humektan pada sediaan gel berfungsi sebagai pelembab
(Boyland et al., 1986), untuk memproteksi hilangannya air dari sediaan yang
dapat mempengaruhi sifat fisis gel. Selain itu humektan dapat membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mengurangi efek paparan sinar UV dalam sediaan gel UV protection. Penggunaan
gliserol dan proplenglikol secara bersamaan akan memperbaiki sifat fisis dari
sediaan. Gliserol akan meningkatkan kelarutan solut lipofilik (Buchmann, 2001)
sehingga beta karoten yang bersifat lipofil akan lebih terdispersi merata dalam
sediaan gel. Sedangkan sifat higroskopis propilenglikol (Boyland et al., 1986)
akan menjaga konsistensi sediaan.
Optimasi formula gel terhadap humektan pada penelitian ini
menggunakan metode Simplex Lattice Design dua komponen. Metode ini dapat
digunakan untuk mengetahui sifat-sifat fisis dari campuran bahan, memprediksi
sifat-sifat campuran tersebut pada semua perbandingan, dan mengestimasi respon
yang dihasilkan (Bolton, 1997). Dalam penelitian ini diharapkan perolehan range
komposisi optimum humektan yang menghasilkan gel dengan sifat fisis (daya
sebar dan viskositas) dan stabilitas (persen perubahan viskositas selama
penyimpanan satu bulan) yang dikehendaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental semu yang bersifat
eksploratif, dengan desain penelitian secara Simplex Lattice Design.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi gliserol dan
propilenglikol dalam formula gel UV protection filtrat perasan wortel
(Daucus carota, Linn.).
b) Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis gel (daya
sebar dan viskositas) serta stabilitas gel (pergeseran viskositas
setelah satu bulan penyimpanan).
c) Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama
kecepatan putar dan pengadukan, suhu penyimpanan, dan lama
penyimpanan.
2. Definisi operasional
a) Filtrat adalah supernatan dari perasan wortel (Daucus carota, Linn.)
yang telah disentrifugasi, diekstraksi, dan diberi pengawet metil
paraben 0,2 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b) Humektan adalah bahan yang berfungsi sebagai pelembab dalam
sediaan gel, yang komposisinya dioptimasi dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini digunakan gliserol dan propilenglikol sebagai
humektan.
c) Respon adalah hasil percobaan yang diamati dalam penelitian ini,
yang meliputi daya sebar, viskositas, dan persen pergeseran
viskositas gel setelah satu bulan penyimpanan.
d) Range komposisi optimum humektan adalah range komposisi
humektan yang menghasilkan gel dengan daya sebar 3-5 cm,
viskositas 260-300 d.Pa.s, dan persen pergeseran viskositas (setelah
satu bulan penyimpanan) kurang dari 15 % (Zatz et al., 1996).
C. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu baku beta karoten, aseton
(p.a., E. MERCK), heksan (p.a., E. MERCK), kloroform (p.a., E. MERCK), filtrat
perasan wortel (Daucus carota, Linn.), carbopol, gliserol, propilenglikol,
trietanolamin, metil paraben, dan aquadest (semuanya kualitas farmasetis).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu juicer (MIYAKO),
saringan, sentrifuge, glasswares (PYREX-GERMANY), neraca (METTLER-
TOLEDO), hot plate (IKAMAG-RET), spektrofotometer UV-Vis (PERKIN-
ELMER LAMBDA 20V), spektrofotometer UV (GENESIS 10), mixer
(ERWEKA-GERMANY), mixer (CUCINA, dengan modifikasi pengatur rpm),
viscosimeter seri VT 04 (RION-JAPAN), dan stopwatch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
D. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan kurva baku beta karoten
a) Pembuatan kurva baku beta karoten. Timbang seksama 10,0 mg beta
karoten murni, larutkan dalam 25 ml pelarut aseton:heksan (1:9).
b) Pembuatan larutan intermediet beta karoten. Larutan stok beta
karoten sebanyak 2,5 ml dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml dan
diencerkan dengan pelarut aseton:heksan (1:9) hingga tanda.
c) Pembuatan seri larutan baku beta karoten. Pipet larutan intermediet
beta karoten sebanyak 1,25 ; 2,5 ; 3,75 ; 5,0 ; dan 6,25 ml, masing-
masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Tambahkan pelarut
aseton:heksan (1:9) hingga tanda sehingga diperoleh seri larutan
baku dengan konsentrasi 2; 4; 6; 8; dan 10 ppm.
d) Scanning panjang gelombang serapan maksimum beta karoten.
Scanning panjang gelombang serapan maksimum beta karoten
menggunakan spektrofotometer visible (pada panjang gelombang
390-500 nm) terhadap 3 seri larutan baku (2, 6, dan 10 ppm). Kurva
serapan dari ketiga seri larutan baku tersebut dibandingkan dan dapat
diketahui panjang gelombang serapan maksimum dari beta karoten.
e) Pengukuran serapan larutan seri baku beta karoten. Mengukur
serapan larutan seri baku beta karoten pada panjang gelombang
serapan maksimum beta karoten yang diperoleh. Kemudian dibuat
persamaan regresi linier antara konsentrasi dengan absorbansi (Y =
BX + A).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Ekstraksi dan penetapan kadar beta karoten dari wortel (Daucus carota,
Linn.)
a) Ekstraksi beta karoten dari wortel (Daucus carota, Linn.). Satu kg
wortel diperas dengan juicer dan disaring. Hasilnya disentrifugasi
dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit, lalu diambil bagian
supernatannya.
Sebanyak 2 g filtrat ditambah 2 x 25 ml aseton, masing-masing di-
stirer dengan kecepatan 700 rpm selama 2,5 menit, lalu disaring
dengan kertas saring. Residunya ditambah 25 ml heksan, di-stirer
dengan kecepatan 700 rpm selama 1 menit dan disaring dengan
kertas saring.
Aseton dihilangkan dari ekstrak dengan menambahkan 5 x 100 ml
aquadest menggunakan corong pisah. Lapisan teratas (fraksi heksan)
diambil, dilarutkan dalam pelarut aseton:heksan (1:9) hingga 25 ml.
Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
b) Penetapan kadar beta karoten dari wortel (Daucus carota, Linn.).
Sampel filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) yang sudah
dilarutkan dalam pelarut aseton:heksan (1:9) hingga 25 ml diambil
sebanyak 5 ml dan diencerkan dengan pelarut aseton:heksan (1:9)
hingga 10 ml. Dilakukan pengukuran serapan filtrat tersebut
menggunakan spektrofotometer Visible pada panjang gelombang
maksimum beta karoten. Kadar beta karoten dalam wortel dapat
dihitung menggunakan persamaan kurva baku yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Optimasi pembuatan gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus
carota, Linn.).
Formula yang digunakan pada percobaan ini mengacu pada formula standar
clear aqueous gel with dimeticone menurut Allen et al. (2005):
Tabel II. Formula standar clear aqueous gel with dimeticone(Allen et al. 2005)
Komposisi %
Water 59,8
Carbomer 934 0,5
Triethanolamine 1,2
Glycerin 34,2
Propyleneglicol 0,2
Dimethicone copolyol 2,3
Tabel III. Rancangan Percobaan Simplex Lattice Design
Formula I II III IV V
Gliserol 48 36 24 12 0
Propilenglikol 0 12 24 36 48
Carbopol 1 1 1 1 1
Aquadest 47 47 47 47 47
Trietanolamin 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Filtrat perasan wortel 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Carbopol dimasukkan ke dalam aquadest dan diaduk menggunakan mixer
dengan kecepatan 400 rpm selama 10 menit (campuran 1). Di tempat yang
berbeda gliserol dan propilenglikol dicampur menggunakan mixer dengan
kecepatan 200 rpm selama 5 menit (campuran 2). Masukkan campuran 2 ke dalam
campuran 1 sambil terus diaduk sampai homogen menggunakan mixer dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kecepatan 400 rpm selama 5 menit. Tambahkan filtrat perasan wortel (Daucus
carota, Linn.) yang digunakan. Terakhir tambahkan trietanolamin ke dalam
campuran tersebut.
4. Prediksi nilai SPF beta karoten dalam filtrat perasan wortel (Daucus
carota, Linn.)
Filtrat wortel (Daucus carota, Linn.) sebanyak 0,875 g dilarutkan dengan
pelarut kloroform hingga 25 ml, lalu diukur serapannya menggunakan
spektrofotometer UV pada panjang gelombang 365 nm. Rata-rata serapan
yang diperoleh dihitung nilai SPF-nya sesuai dengan persamaan :
A = - log10
SPF1 = log10 SPF
(Walters, 1997).
Keterangan : A = Absorbansi (serapan)
SPF = Sun Protecting Factor
5. Uji sifat fisis dan stabilitas gel
a) Uji daya sebar. Uji daya sebar dilakukan segera setelah pembuatan
gel (setelah 24 jam) dengan cara: menimbang gel sebanyak 0,5 g lalu
diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca
bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125
g, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat penyebarannya
(Voigt, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b) Uji viskositas. Uji viskositas menggunakan Viscosimeter RION seri
VT 04 dengan memasukkan gel ke dalam wadah dan memasangnya
pada portable viscotester, lalu mengamati gerakan jarum penunjuk
viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, segera setelah gel selesai
dibuat (24 jam) dan setelah gel disimpan selama 1 bulan, dengan
replikasi masing-masing pengujian sebanyak 6 kali (Voigt, 1994).
Pergeseran viskositas ditentukan dengan besarnya persen pergeseran
viskositas, yang perhitungannya sebagai berikut :
pembuatansetelahs viskositarata-ratapembuatan)setelahs viskositarata-rata-bulan1s(viskosita x100%
Suatu sediaan dianggap stabilitasnya masih baik jika persen
pergeseran viskositasnya kurang dari 15 % (Zatz et al.,1996).
6. Analisis data dan optimasi
Dari respon daya sebar, viskositas, dan persen pergeseran viskositas gel
setelah penyimpanan selama 1 bulan menurut persamaan Simplex Lattice
Design Design (Y = a(A) + b(B) + ab(A)(B)) dapat digunakan untuk melihat
pengaruh komposisi humektan terhadap sifat fisik gel (daya sebar, viskositas,
dan pergeseran viskositas).
Persamaan Simplex Lattice Design yang diperoleh diuji validitasnya
menggunakan F tabel dengan taraf kepercayaan 95 % dan digunakan untuk
mencari adanya range komposisi optimum humektan dalam pembuatan gel
UV protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) dan nilai dari
range komposisi optimum humektan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Kurva Baku Beta Karoten
Dalam setiap optimasi formula gel selalu dilakukan penetapan kadar beta
karoten dalam wortel (Daucus carota, Linn.) untuk menjamin reprodusibilitas
jumlah beta karoten dalam filtrat perasan wortel yang dimasukkan ke dalam lima
macam formula sediaan gel. Pembuatan kurva baku beta karoten bertujuan
memperoleh persamaan kurva baku yang digunakan untuk menghitung kadar beta
karoten dalam filtrat perasan wortel. Kadar filtrat yang diperoleh digunakan untuk
menghitung jumlah filtrat perasan wortel yang dimasukkan ke dalam sediaan gel.
Gambar 6. Hasil scanning larutan baku beta karoten 2, 6, dan 10 ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Scanning panjang gelombang serapan maksimum beta karoten dilakukan
menggunakan spektrofotometer Visible pada panjang gelombang 390-500 nm
terhadap 3 macam konsentrasi larutan baku (2, 6, dan 10 ppm). Scanning ini
bertujuan untuk memastikan puncak serapan yang dihasilkan merupakan serapan
beta karoten. Dari hasil scanning diperoleh panjang gelombang serapan
maksimum beta karoten pada 452,2 nm. Panjang gelombang maksimum beta
karoten yang diperoleh tidak sesuai dengan pustaka menurut Anonim (1995a)
yaitu sebesar 436 nm. Perbedaan ini dapat disebabkan karena terjadinya
pergeseran batokromik dimana panjang gelombang maksimum beta karoten
bergeser ke panjang gelombang yang lebih besar, selain itu karena kondisi
percobaan (suhu dan kelembaban ruangan) yang berbeda dengan standar.
Tabel IV. Kurva baku beta karotenKurva Baku I Kurva Baku II Kurva Baku III
Kadar
(ppm)Serapan (A)
Kadar
(ppm)Serapan (A)
Kadar
(ppm)Serapan (A)
2,060 0,341 2,114 0,276 2,182 0,361
4,120 0,669 4,228 0,543 4,364 0,676
6,180 0,980 6,342 0,922 6,546 1,046
8,240 1,320 8,456 1,182 8,728 1,232
10,300 1,656 10,57 1,462 10,91 1,658
A = 0,00890
B = 0,15927
r = 0,99988
Y = 0,15927X + 0,00890
A = – 0,02630
B = 0,14240
r = 0,99812
Y = 0,14240X – 0,02630
A = 0,04960
B = 0,14436
r = 0,99510
Y = 0,14436X + 0,04960
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Persamaan kurva baku yang digunakan untuk penetapan kadar beta karoten dalam
filtrat perasan wortel yaitu Y = 0,15927X + 0,00890 karena persamaan tersebut
memiliki nilai r yang paling mendekati ± 1.
B. Ekstraksi dan Penetapan Kadar Beta Karoten dari Wortel
(Daucus carota, Linn.)
Penggunaan filtrat dari perasan wortel (Daucus carota, Linn.) ini
disebabkan karena ukuran partikel wortel yang terkandung di dalamnya lebih
kecil dan sudah tercampur dalam air perasan wortel (dibandingkan dengan
penggunaan endapan wortel), sehingga beta karoten yang terkandung di dalam
filtrat tersebut akan lebih mudah terdispersi dalam sediaan gel.
Ekstraksi beta karoten dari wortel menggunakan prosedur menurut
Anonim (1995) dengan modifikasi, seperti penggunaan sentrifuge untuk
membantu pengendapan sehingga diperoleh supernatan perasan wortel yang lebih
baik dan reprodusibel. Selain itu juga dilakukan penyaringan beberapa kali agar
tidak ada padatan/endapan yang terkandung dalam filtrat.
Beta karoten bersifat lipofilik (non polar), maka dalam mengekstraksi
digunakan pelarut heksan dengan polaritas yang sama (non polar) sehingga beta
karoten dapat terikat dan masuk dalam fase heksan. Selain ekstraksi dengan
heksan, juga digunakan pelarut aseton yang bersifat lebih polar, untuk menarik
senyawa-senyawa dalam filtrat yang bersifat lebih polar daripada beta karoten.
Fase aseton ini kemudian dihilangkan dengan pencucian berulang menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
aquadest, sehingga yang terdapat dalam fase heksan hanya beta karoten dari
wortel.
Dalam proses ekstraksi ini dilakukan penyeragaman kondisi percobaan,
seperti kecepatan putar sentrifuge dan stirer, serta lama waktu sentrifugasi dan
ekstraksi. Hal ini bertujuan agar jumlah beta karoten yang terekstraksi antar
replikasi tidak berbeda jauh.
Tabel V. Serapan dan jumlah beta karoten dalam 1 g filtrat
Replikasi Serapan (A)Σ beta karoten
dalam 1 g filtrat x ± SD CV
1 1,067 0,08304 mg
2 1,056 0,08218 mg
3 1,059 0,08241 mg
0,08254± 0,00044 0,540
Dengan memasukkan nilai serapan beta karoten dalam filtrat ke dalam
persamaan kurva baku Y = 0,15927 X + 0,00890 maka diperoleh jumlah beta
karoten dalam tiap 1 g filtrat perasan wortel yang akan dimasukkan dalam sediaan
gel yaitu sebesar 0,08254± 0,00044 mg.
C. Optimasi Pembuatan Gel UV Protection Filtrat Perasan Wortel
(Daucus carota, Linn.)
Pada optimasi formula gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus
carota, Linn.) yang dilakukan dalam penelitian, 7 g filtrat wortel yang
dimasukkan dalam 200 g sediaan gel memberi hasil yang baik secara estetika
dimana gel yang dihasilkan berwarna oranye jernih. Sediaan gel tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengandung beta karoten sebanyak mgxg
g 08254,02007 = 2,8889 x 10-3 mg% b
b
atau 0,28889 mg beta karoten dalam 200 g sediaan gel.
Umumnya dalam pembuatan sediaan gel digunakan etanol untuk memberi
sensasi dingin pada kulit saat terjadi evaporasi etanol dari sediaan akibat suhu
tubuh dan suhu lingkungan. Namun adanya alkohol pada preparasi gel carbopol
dapat menurunkan viskositas dan kejernihan gel yang dihasilkan (Allen, 2005).
Penurunan viskositas ini dapat mempengaruhi daya sebar gel yang dihasilkan,
sedangkan kejernihan gel berpengaruh pada segi estetika (penerimaan konsumen).
Selain itu etanol sendiri bersifat iritatif terhadap kulit, apalagi jika penggunaannya
dalam jumlah banyak. Oleh karena itu dalam penelitian ini tidak digunakan
etanol, melainkan aquadest. Aquadest juga dapat menghasilkan sensasi dingin
seperti etanol dan tidak mengiritasi kulit.
Hal lain yang perlu diperhatikan pada sediaan gel yaitu bila terjadi
evaporasi aquadest yang berlebihan maka akan mempengaruhi konsistensi
sediaan gel dan sifat fisisnya, selain itu dapat pula menyebabkan dehidrasi pada
kulit. Oleh karena itu dalam optimasi formula gel ini digunakan humektan yang
berfungsi sebagai pelembab, dengan mekanisme kerja menarik uap air dari
lingkungan di sekitarnya. Penggunaan dua macam humektan (gliserol dan
proplenglikol) secara bersamaan akan memperbaiki sifat fisis gel yang dihasilkan.
Menurut Buchmann (2001) penggunaan gliserol dapat meningkatkan kelarutan
solut lipofilik, dalam penelitian ini yaitu beta karoten sehingga lebih terdispersi
dalam matriks gel yang bersifat hidrofilik. Penggunaan propilenglikol yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
bersifat higroskopis (Boyland, 1986) akan menjaga konsistensi sediaan gel yang
terbentuk.
Pada penelitian juga dilakukan modifikasi formula terhadap jumlah
Trietanolamin (TEA) yang digunakan, dari semula 4,2 g dalam 200 g gel menjadi
1 g dalam 200 g gel. Penggunaan TEA dengan jumlah yang lebih sedikit ini
disesuaikan dengan konsistensi gel yang terbentuk. Bila digunakan TEA dalam
jumlah yang lebih banyak (sesuai formula awal yaitu 4,2 g), gel yang terbentuk
terlalu viskous (kental) selain itu pH gel akan semakin basa sehingga kurang
isohidris dengan kulit sehingga dapat menyebabkan iritasi bila digunakan.
Tabel VI. pH GelFormula pH ± SD
I 5,43±0,011
II 5,45±0,005
III 5,51±0,010
IV 5,76±0,000
V 5,80±0,010
Rata-rata pH gel yang dihasilkan berkisar antara 5,43-5,80 dimana pH ini
termasuk dalam rentang pH kulit normal yaitu 4,5-6 (Anonim, 2007) sehingga
bersifat isohidris dan kurang iritatif pada penggunaannya. Menurut Allen (2005),
viskositas maksimum dan kejernihan gel terjadi pada pH 7, namun viskositas dan
kejernihan yang dapat diterima dimulai pada pH 4,5-5 sampai dengan pH 11.
Sediaan gel yang dihasilkan bila dibandingkan dengan literatur sudah memiliki
viskositas dan kejernihan yang cukup baik dan dapat diterima masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pada penelitian juga ditambahkan pengawet yaitu metil paraben
sebanyak 0,2 % ke dalam filtrat perasan wortel untuk menjaga kestabilan filtrat
sebelum dimasukkan ke dalam gel. Hal ini disebabkan karena filtrat yang
digunakan mengandung banyak air yang merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan mikrobia. Namun pada sediaan gel tidak ditambahkan pengawet lagi
karena humektan yang digunakan (gliserol dan propilenglikol) dapat berfungsi
sebagai pengawet (Anonim, 1983; Ansel, 1989).
D. Prediksi Nilai SPF Beta Karoten dalam Filtrat Perasan Wortel
(Daucus carota, Linn.)
Dalam pembuatan sediaan gel UV protection dilakukan pengukuran nilai
Sun Protecting Factor (SPF) beta karoten dalam filtrat perasan wortel. Hasil
pengukuran SPF ini merupakan data pendukung untuk mengetahui kemampuan
senyawa aktif tersebut dalam menangkal radiasi UV.
Beta karoten dalam filtrat diukur serapannya pada panjang gelombang 365
nm dan ditentukan nilai SPF-nya menurut Walters (1997) menggunakan
persamaan
=SPF
1log-A 10 SPFlog10= . Pemilihan panjang gelombang yang
digunakan ini disesuaikan dengan instrumen (spektrofotometer UV-GENESIS 10)
yang hanya dapat mengukur pada panjang gelombang tersebut. Pelarut yang
digunakan untuk scanning adalah kloroform, dimana beta karoten larut dalam
pelarut tersebut (Anonim, 1989). Selain itu UV cut off kloroform terletak pada
250 nm (jauh dibawah serapan beta karoten) sehingga tidak mengganggu serapan
dari beta karoten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pelarut yang digunakan untuk scanning ini berbeda dengan pelarut yang
digunakan untuk penetapan kadar (aseton:heksan = 1:9), namun karena beta
karoten dalam filtrat tidak larut jenuh di dalam kedua macam pelarut tersebut,
maka tidak terjadi perbedaan serapan yang dihasilkan dari kedua macam pelarut
tersebut.
Gambar 7. Hasil scanning larutan baku beta karoten pada UV 365 nm
Gambar 8. Hasil scanning filtrat perasan wortel pada UV 365 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Dari hasil scanning larutan baku beta karoten dan filtrat perasan wortel
pada UV 365 nm diatas, diketahui bahwa beta karoten memiliki serapan pada
range panjang gelombang UV A (320-400 nm) dan range panjang gelombang UV
B (290-320 nm). Serapan yang dihasilkan disebabkan karena beta karoten
memiliki gugus kromofor (ikatan rangkap terkonjugasi) yang dapat menyerap
sinar UV dengan panjang gelombang tersebut. Dari uraian di atas maka beta
karoten memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk sunscreen.
Tabel VII. Serapan dan SPF beta karoten dalam filtrat perasan wortelSerapan (A) SPF
Replikasi Replikasi
Jumlah beta
karoten dalam
200 g gel 1 2 3 1 2 3
SPF
rata-rata
0,28889 mg 0,080 0,029 0,032 1,2023 1,0691 1,0765 1,1159
Filtrat perasan wortel sebanyak 7 g dengan jumlah beta karoten 0,28889
mg dalam 200 g sediaan gel tersebut bila diukur serapannya pada panjang
gelombang 365 nm memberi nilai SPF sebesar 1,1159. Nilai SPF dalam sediaan
gel yang kecil ini (kurang dari 2) bila dibandingkan dengan kategori produk UV
protection menurut Harry (1982) menandakan gel yang dibuat memiliki daya
proteksi yang kecil terhadap sinar UV, walaupun demikian gel ini dapat berfungsi
sebagai UV protection. Beta karoten sendiri diketahui memiliki aktivitas
fotoprotektif yang berkaitan dengan kemampuannya sebagai antioksidan, yaitu
mampu menginaktifkan sensisitasi tingkat triplet dan bereaksi dengan singlet
oksigen serta menginaktifkannya (Thiele et al., 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Gel
Kualitas dari sediaan gel dapat dilihat dari sifat fisik dan stabilitas sediaan
gel tersebut. Uji sifat fisik meliputi uji daya sebar dan uji viskositas, sedangkan
stabilitas gel dapat dilihat dari persen pergeseran viskositas yang terjadi setelah
penyimpanan gel selama 1 bulan. Pengujian-pengujian ini dilakukan untuk
melihat apakah gel yang dibuat sudah memenuhi syarat sediaan gel yang baik
sehingga dapat diterima oleh masyarakat.
Tabel VIII. Respon pengujian dari masing-masing formula gelRespon Daya sebar
(cm)
Viskositas
setelah 24 jam (d.Pa.s.)
Persen pergeseran
viskositas (%)
I 4,18±0,075 295,83±21,075 3,66 %±1,851
II 3,98±0,248 291,67±7,527 0,57 %±0,000
III 4,26±0,301 296,67±5,163 3,46 %±1,894
IV 4,10±0,178 283,33±5,164 1,76 %±0,644
V 4,36±0,413 296,67±5,163 7,30 %±1,066
Tabel IX. Persamaan Simplex Lattice Design berbagai pengujianPengujian Persamaan Simplex Lattice Design
Daya sebar Y = 4,18X1 + 4,36 X2 - 0,03 X1 X2
Viskositas Y = 295,83 X1 + 296,66 X2 + 1,66 X1 X2
% Pergeseran viskositas Y = 3,66 X1 + 7,30 X2 - 8,07 X1 X2
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui luas area penyebaran gel saat
diaplikasikan ke kulit. Daya sebar untuk sediaan gel yang dibuat yaitu memiliki
diameter sebar antara 3-5 cm. Dengan diameter sebar yang kurang dari 5 cm, gel
yang dibuat tergolong bersifat semi kaku (semistiff) (Garg et al., 2002). Hal ini
disebabkan karena sediaan yang dibuat memiliki viskositas yang cukup tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dimana viskositas berbanding terbalik dengan kemampuan sebar suatu sediaan.
Namun demikian, diameter sebar 3-5 cm sudah cukup baik dan merata saat gel
diaplikasikan ke kulit.
Daya sebar sediaan gel dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
karakteristik formula gel, kecepatan evaporasi pelarut yang digunakan dalam gel,
dan peningkatan viskositas akibat proses evaporasi tersebut. Karakteristik sediaan
gel yang dibuat dipengaruhi oleh sifat dan komposisi humektan yang digunakan,
yaitu gliserol dan propilenglikol. Sediaan gel pada penelitian ini menggunakan
pelarut aquadest yang kecepatan evaporasinya tidak secepat gel yang
menggunakan pelarut alkohol, sehingga daya sebarnya lebih terjaga.
GRAFIK DAYA SEBAR
3.954
4.054.1
4.154.2
4.254.3
4.354.4
0 25 50 75 100 % Propilenglikol
d se
bar (
cm)
respon SLD respon uji
Gambar 9. Grafik uji daya sebar gel UV protection filtrat perasan wortel(Daucus carota, Linn.)
Dari grafik yang dibuat dari persamaan Simplex Lattice Design diatas
terlihat bahwa komposisi humektan mempengaruhi daya sebar sediaan gel,
100 75 50 25 0 % Gliserol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dimana semakin banyak jumlah propilenglikol yang digunakan maka daya sebar
gel menjadi semakin besar, sehingga diharapkan sediaan akan merata saat
diaplikasikan di kulit. Hal ini juga tampak pada formula II (25 % propilenglikol,
75 % gliserol) dan formula IV (75 % propilenglikol, 25 % gliserol) dimana daya
sebar formula II (3,98 cm) lebih kecil daripada formula IV (4,10 cm). Namun
daya sebar hasil pengujian tidak similar dengan hasil perhitungan dengan Simplex
Lattice Design, yaitu daya sebar formula II sebesar 4,22 cm dan daya sebar
formula IV sebesar 4,31 cm. Hasil yang berbeda cukup bermakna ini dapat
disebabkan karena kelemahan dari The parallel-plate method yang digunakan,
yaitu kurang presisi dan kurang sensitif dalam pengamatannya (Garg et al., 2002).
Viskositas sediaan gel merupakan tahanan gel tersebut untuk mengalir,
dimana semakin besar viskositas berarti sediaan tersebut semakin kental,
demikian juga sebaliknya. Viskositas yang diharapkan dari gel yang terbentuk
adalah 260-300 d.Pa.s. Uji viskositas dilakukan dua kali, yaitu sesaat setelah
pembuatan gel (24 jam) dan 1 bulan penyimpanan setelah sediaan dibuat. Uji
viskositas sesaat setelah pembuatan dimaksudkan untuk melihat sifat fisis sediaan,
yaitu profil kekentalan dari gel tersebut.
Kelima formula gel yang dibuat memiliki nilai viskositas antara 283,33-
296,67 d.Pa.s, yang masuk dalam rentang viskositas yang diharapkan. Hal ini
berhubungan dengan sifat fisis lain dari gel yaitu daya sebar, dimana gel yang
dibuat tidak terlalu encer sehingga perlekatannya di tempat aplikasi lebih baik,
dan juga gel tersebut tidak terlalu kental sehingga sukar merata saat diaplikasikan
dan sukar dikeluarkan dari kemasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dari data pengujian terlihat adanya penurunan viskositas setelah gel diuji
dalam beberapa kali replikasi. Hal ini menunjukkan sediaan gel yang dibuat
memiliki tipe aliran non-Newtonian yang bersifat pseudoplastik, dimana
viskositas gel berkurang dengan meningkatnya rate of shear (Martin et al., 1993),
sehingga semakin banyak/sering gaya yang diberikan, sediaan gel menjadi
semakin encer. Sifat pseudoplastik yang dihasilkan dari penelitian ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan basis gel polimer sintetik seperti carbopol pada
konsentrasi rendah (1 %) bersifat pseudoplastik (Barry, 1983).
GRAFIK VISKOSITAS
282284286288290292294296298
0 25 50 75 100 % Propilenglikol
visk
osita
s (d
.Pas
)
respon SLD respon uji
Gambar 10. Grafik uji viskositas gel UV protection filtrat perasan wortel(Daucus carota, Linn.)
Pada grafik tampak bahwa respon viskositas gel hasil perhitungan Simplex
Lattice Design sebanding dengan komposisi propilenglikol dalam sediaan.
Semakin besar jumlah propilenglikol, viskositasnya semakin besar pula. Namun
grafik ini kurang sesuai bila dibandingkan dengan grafik uji daya sebar, karena
100 75 50 25 0 % Gliserol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
antara daya sebar dan viskositas terdapat hubungan yang berkebalikan. Maka
seharusnya dengan peningkatan jumlah propilenglikol dalam sediaan, maka
viskositasnya akan semakin kecil. Hal ini tampak dari hasil pengujian gel formula
II (25 % propilenglikol, 75 % gliserol) dan formula IV (75 % propilenglikol, 25 %
gliserol) yang menunjukkan penurunan viskositas, yaitu 291,67 dan 283,33 d.Pa.s.
Uji viskositas setelah penyimpanan selama 1 bulan bertujuan untuk
melihat kestabilan dari sediaan gel tersebut. Jika setelah penyimpanan 1 bulan
tidak terjadi pergeseran viskositas yang berarti, maka sediaan tersebut dikatakan
stabil. Kestabilan sediaan akan berpengaruh pada kemampuan basis gel dalam
mempertahankan filtrat perasan wortel yang terjebak dalam matriks gel sehingga
kemampuan antioksidan dari gel UV protection ini tetap optimal. Pergeseran
viskositas ditentukan dengan besarnya persen pergeseran viskositas, yaitu
viskositas gel setelah penyimpanan 1 bulan dikurangi viskositas rata-rata gel
setelah pembuatan, dibagi dengan viskositas rata-rata gel setelah pembuatan
dikalikan 100 %. Suatu sediaan dianggap stabilitasnya masih baik jika persen
pergeseran viskositasnya kurang dari 15 % (Zatz et al., 1996).
Dari kelima formula gel yang dibuat, semua memiliki persen pergeseran
viskositas yang sesuai dengan kriteria sehingga sediaan gel yang dibuat dapat
dikatakan stabil. Persen pergeseran viskositas gel yang paling kecil dihasilkan
oleh formula IV (75 % propilenglikol, 25 % gliserol) yaitu sebesar 0,57 %
sedangkan persen pergeseran viskositas gel yang paling besar dihasilkan oleh
formula V (100 % propilenglikol, 0 % gliserol) yaitu sebesar 7,30 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
GRAFIK % PERGESERAN VISKOSITAS
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 25 50 75 100 % Propilenglikol
visk
osita
s (d
.Pas
)
respon SLD respon uji
Gambar 11. Grafik % pergeseran viskositas gel UV protection filtrat perasanwortel (Daucus carota, Linn.)
Pergeseran viskositas yang terjadi pada gel setelah penyimpanan 1 bulan
dapat disebabkan karena perubahan agen pembentuk viskositas dalam sediaan
atau interaksi dengan sistem pada kondisi istirahat. Basis gel (carbopol) yang
merupakan polimer mengalami depolimerisasi yang mengakibatkan penurunan
berat molekul sehingga akan menurunkan viskositas gel. Hal ini tampak pada
pengujian, dimana viskositas gel setelah penyimpanan 1 bulan lebih kecil
daripada viskositas gel yang diukur langsung setelah pembuatan.
Selain pergeseran viskositas, stabilitas dari sediaan gel juga dapat dilihat
dari perubahan organoleptis (bau dan warna gel), ada tidaknya pertumbuhan
mikrobia, dan fenomena-fenomena yang sering terjadi pada gel, seperti swelling
(absorbsi cairan dalam volume meningkat, ditandai dengan masuknya pelarut
dalam matriks gel) dan syneresis (kontraksi matriks gel sehingga cairan tertekan
100 75 50 25 0 % Gliserol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
keluar). Sediaan hidrogel yang dibuat tidak mengalami swelling dan syneresis,
juga tidak ditumbuhi oleh mikrobia karena sudah diberi pengawet metil paraben
0,2 %. Namun terjadi sedikit perubahan warna menjadi lebih muda, akibat
terpapar cahaya selama penyimpanannya. Seharusnya kemasan gel yang
digunakan tidak tembus cahaya agar warna gel tetap terjaga dan tidak terjadi
degradasi senyawa aktif, sehingga efek UV protection dari beta karoten tetap
maksimal.
Dari ketiga grafik pengujian diatas dapat dilihat pula profil sifat fisis dari
gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) yang dibuat
berdasarkan persamaan Simplex Lattice Design, yaitu grafik uji daya sebar berupa
garis linier, grafik uji viskositas berupa garis cembung, dan grafik persen
pergeseran viskositas berupa garis cekung. Menurut Amstrong (1996), garis linier
pada grafik menunjukkan respon yang dihasilkan dari kedua komponen humektan
dalam sediaan (gliserol dan propilenglikol) murni aditif, sehingga tidak ada
interaksi dari kedua humektan yang digunakan tersebut. Bila garis pada grafik
cembung atau cekung, berarti terjadi interaksi antara kedua komponen humektan
dalam sediaan gel tersebut. Garis cembung menandakan respon yang dihasilkan
semakin besar, sedangkan garis cekung menandakan respon yang dihasikan
semakin kecil. Grafik persen pergeseran viskositas menunjukkan hasil uji sesuai
dengan yang diharapkan, dimana grafik berupa garis cekung dengan nilai persen
pergeseran viskositas gel setelah satu bulan penyimpanan yang cukup kecil
(kurang dari 15 %).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F. Uji Validitas menggunakan F tabel
Persamaan Simplex Lattice Design dari pengujian sifat fisis (daya sebar
dan viskositas) serta stabilitas (persen pergeseran viskositas) diuji validitasnya
menggunakan uji F tabel (taraf kepercayaan 95 %) menurut Amstrong (1996).
Tabel X. Hasil uji validitas dengan F tabelRespon F hitung F tabel
Daya sebar 0,77 3,35
Viskositas 0,01 3,35
% Pergeseran viskositas 3,07 3,35
Uji validitas tersebut memberi hasil F hitung ketiga persamaan Simplex Lattice
Design (Y = 4,18X1 + 4,36 X2 - 0,03 X1 X2 untuk daya sebar, Y = 295,83 X1 +
296,66 X2 + 1,66 X1 X2 untuk viskositas, dan Y = 3,66 X1 + 7,30 X2 - 8,07 X1 X2
untuk persen pergeseran viskositas) yang lebih kecil dari F tabel, sehingga Ho
diterima (ketiga persamaan garis tidak regresi), yang artinya ketiga persamaan
Simplex Lattice Design tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi respon.
Penyebabnya yaitu karena perbedaan antara respon hasil pengujian dengan respon
hasil perhitungan menggunakan Simplex Lattice Design yang cukup besar. Hal ini
sesuai dengan hasil pengujian dimana ketiga grafik pengujian gel (daya sebar,
viskositas, dan persen pergeseran viskositas) menunjukkan respon uji yang tidak
mirip (similar) dengan respon hasil perhitungan dengan Simplex Lattice Design.
Dari tabel X (respon pengujian dari masing-masing formula gel) jika
dianalisis akan tampak range respon antar formula gel dalam suatu pengujian
yang saling tumpang-tindih (overlapping), yang menandakan tidak ada perbedaan
secara statistik antara kelima formula terhadap pengujian tersebut (daya sebar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
viskositas, dan persen pergeseran viskositas). Artinya perbedaan komposisi
humektan dari tiap formula gel tidak mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas
sedian gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus carota, Linn.) yang
dihasilkan.
Karena ketiga persamaan Simplex Lattice Design yang diperoleh tidak ada
yang regresi, maka tidak dapat digunakan untuk menentukan range komposisi
optimum humektan dari formula gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus
carota, Linn.) berdasarkan sifat fisis (uji daya sebar dan uji viskositas) dan
stabilitas gel (persen pergeseran viskositas setelah satu bulan penyimpanan).
Oleh karena itu hasil penelitian ini hanya dapat digunakan untuk
menentukan formula optimum dari kelima formula gel yang dibuat. Kelima
formula gel yang dibuat dalam penelitian ini memiliki sifat fisis dan stabilitas
yang baik, yang memenuhi semua kriteria formula optimum gel yang telah
ditetapkan dalam definisi operasional, yaitu daya sebar 3-5 cm; viskositas 260-
300 d.Pa.s; dan persen pergeseran viskositas kurang dari 15 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tidak diperoleh range komposisi optimum formula gel UV protection filtrat
perasan wortel (Daucus carota, Linn.) berdasarkan metode Simplex Lattice
Design yang meliputi daya sebar, viskositas, dan persen pergeseran viskositas
untuk humektan yang digunakan (gliserol dan propilenglikol).
2. Berdasarkan definisi operasional, kelima formula gel yang dibuat dalam
penelitian ini memiliki sifat fisis dan stabilitas yang baik, yang memenuhi
kriteria formula gel yang optimum.
3. Profil sifat fisis dari gel UV protection filtrat perasan wortel (Daucus carota,
Linn.) yaitu grafik uji daya sebar berupa garis linier, grafik uji viskositas
berupa garis cembung dan grafik persen pergeseran viskositas berupa garis
cekung.
B. Saran
1. Karena keterbatasan waktu dalam penelitian ini, maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk menguji efikasi gel UV protection filtrat perasan
wortel (Daucus carota, Linn.) secara in vivo.
2. Mengingat kemampuan beta karoten dari wortel sebagai sunscreen cukup
kecil, maka disarankan zat aktif tersebut lebih dikembangkan ke dalam
berbagai bentuk sediaan UV protection yang acceptable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan metode Desain Faktorial
untuk mengetahui humektan mana yang lebih dominan dalam menghasilkan
respon.
4. Perlu dilakukan pengujian Subjective Assessment untuk mengetahui
penerimaan konsumen terhadap sediaan gel yang dibuat, yang belum
terlaksana dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L., Popovich, N., Ansel, H., 2005, Ansel s Pharmaceutical Dossage Formsand Drug Delivery System 8th edition, 420, 424, Lippincott Williams &Wilkins, USA.
Amstrong, N.A., James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental DesignandInterpretation, 131-165, 205-206, 216-217, Taylor and Francis. Ltd., UK.
Anonim, 1983, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 241-242, AmericanPharmaceutical Association, Washington DC.
Anonim, 1989, The Merck Index 11th Edition, 282 (1860), Merck and CO., Inc.,Bahway, New York.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 7, Departemen Kesehatan R.I.,Jakarta.
Anonim, 1995 a, Official Methods of Analysis of AOAC International, Chapter 45,4, Arlington, Virginia.
Anonim, 2007, Natural Skin Care Importance of Your Skin s pH,http://www.wildcrafted.com.au/Articles/Natural_Skin_Care_Articles/Importance_of_skins_ph.html., diakses tanggal 27 November 2007.
Ansel, Howard C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, 313,Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form, SecondEdition, 42, 351, Churchill Livingstone, New York.
Bangun, A.P., 2004, Menangkal Penyakit dengan Jus Buah dan Sayuran, 16-17,Penerbit Gedia Pustaka, Jakarta.
Barel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I., 2001, Handbook of Cosmetic Scienceand Technology, 299, 302, 305, Marcel Dekker Inc., New York.
Barry, B.W., 1983, Dermatological Formulation, 300-304, Marcel Dekker, Inc.,New York.
Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
Ed., 554-555, Marcel Dekker Inc., New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Boyland, J.C., Cooper, J., dan Chowhan, Z.T., 1986, Handbook ofPharmaceutical Excipients, 241-242, American PharmaceuticalAssociation, Washington, USA.
Buchmann, 2001, Main Cosmetic Vehicles, in Barel, A. O., Paye, M., andMaibach, H., I, Handbook of Cosmetic Science and Technology, 145-167,Marcel Dekker, Inc., New York.
Dalimartha, S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid II, 197-198, TrubusAgriwijaya, Jakarta.
Fridd, Petrina, 1992, Natural Ingredients in Cosmetics, II, 116, Michelle Press,Weymouth, Dorset, England.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of SemisolidFormulation: An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002,84-102, www.pharmtech.com.
Harry, Ralph, 1982, Harry s Cosmeticology, 7th ed., 241, Chemical PublishingCompany, Inc., New York, USA.
Hutapea, Johny Ria dkk., 1993, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II), 173,Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan, Jakarta.
Loden, Marrie, 2001, Hydrating Substances, in Barel, A.O., Paye, M., Maibach,H.I., Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker,Inc., New York.
Martin, A., dan Bustamante, P., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed, 453, 458, Leaand Febiger, Philadelphia.
Mulja, M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 26, 28, 30-31, AirlanggaUniversity Press, Surabaya.
Rukmana, 1995, Bertanam Wortel, 14-18, Kanisius, Yogyakarta.
Schueller, Randy, 2003, Multifunctional Cosmetics, 147-148, Marcel Dekker,Inc., USA.
Sies, H. dan Stahl, W., 2004, Carotenoids and UV Protection, April 2004, 749,www.rsc.org/pps.
Smolinske, Susan C., 1992, Handbook of Food, Drug and Cosmetic Excipients,199, CRC Press, USA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan: Manfaat dan Kegunaan, 452-453,Balai Pustaka, Jakarta.
Stephenson, R.A. dan Karsa, D.R., 2000, Excipients and Delivery Systems forPharmaceutical Formulation, 35-37, Anthony Rowe Ltd., Chippenham,UK.
Thiele, J.J., Dreker, F., dan Packer, L., 2000, Antioxidant Defense System in Skins,156, Marcel Dekker, Inc., New York.
Voigt, Rodolf, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 97, Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.
Walters, C., Keeney, A., Wigal, C.T., Johnston,C.R., dan Cornelius, R.D., 1997,The Spectrophotometric Analysis and Modeling of Sunscreens, Journal ofChemical Education, Januari 1997, 99-100.
Young, A.J., dan Lowe, G.M., 2001, Antioxidant and Prooxidant Properties ofCarotenoids, Januari 2001, 20-26, http://www.ideallibrary.com.
Zatz, J.L., Berry, J.J. dan Aldermen, D.A., 1996, Viscosity-Imparting Agents in Disperse Systems, in Liberman, H.A., (Eds), Pharmaceutical Dossage Forms, 1st edition, 287-313, vol 2, Devised and Expander Marcel Dekker, Inc., New York.
Zatz, J.L., dan Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H. A., Lachman, L., andSchwatz, J. B., Pharmaceutical Dosage Forms: Dysperse System, Vol. 2,2nd Ed, 399-417, Marcell Dekker, Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
LAMPIRAN
Lampiran I : Pembuatan kurva baku beta karoten
1) Pembuatan larutan stok beta karoten
Data penimbangan beta karoten baku :
Keterangan Replikasi I Replikasi II Replikasi IIIBobot kertas 0,44294 g 0,44842 g 0,44669 gBobot kertas + zat 0,45499 g 0,46025 g 0,45884 gBobot kertas + sisa 0,44469 g 0,44968 g 0,44793 gBobot zat 0,01030 g 0,01057 g 0,01091 g
Replikasi I
Konsentrasi = 0,01030 g/25 ml = 4,12 x 10-4 g/ml = 412,00 ppm
Replikasi II
Konsentrasi = 0,01057 g/25 ml = 4,228 x 10-4 g/ml = 422,80 ppm
Replikasi III
Konsentrasi = 0,01091 g/25 ml = 4,364 x 10-4 g/ml = 436,40 ppm
2) Pembuatan larutan intermediet beta karoten
Replikasi I
V1 x C1 = V2 x C2
2,5 ml x 412 ppm = 25 ml x C2
C2 = 41,20 ppm
Replikasi II
V1 x C1 = V2 x C2
2,5 ml x 422,8 ppm = 25 ml x C2
C2 = 42,28 ppm
Replikasi III
V1 x C1 = V2 x C2
2,5 ml x 436,4 ppm = 25 ml x C2
C2 = 43,64 ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3) Pembuatan seri larutan baku beta karoten
Replikasi I
1. V1 x C1 = V2 x C2
1,25 ml x 41,2 ppm = 25 ml x C2
C2 = 2,060 ppm
2. V1 x C1 = V2 x C2
2,5 ml x 41,2 ppm = 25 ml x C2
C2 = 4,120 ppm
3. V1 x C1 = V2 x C2
3,75 ml x 41,2 ppm = 25 ml x C2
C2 = 6,180 ppm
4. V1 x C1 = V2 x C2
5 ml x 41,2 ppm = 25 ml x C2
C2 = 8,240 ppm
5. V1 x C1 = V2 x C2
6,25 ml x 41,2 ppm = 25 ml x C2
C2 = 10,300 ppm
Replikasi II
1. V1 x C1 = V2 x C2
1,25 ml x 42,28 ppm = 25 ml x C2
C2 = 2,114 ppm
2. V1 x C1 = V2 x C2
2,5 ml x 42,28 ppm = 25 ml x C2
C2 = 4,228 ppm
3. V1 x C1 = V2 x C2
3,75 ml x 42,28 ppm = 25 ml x C2
C2 = 6,342 ppm
4. V1 x C1 = V2 x C2
5 ml x 42,28 ppm = 25 ml x C2
C2 = 8,456 ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
5. V1 x C1 = V2 x C2
6,25 ml x 42,28 ppm = 25 ml x C2
C2 = 10,570 ppm
Replikasi III
1. V1 x C1 = V2 x C2
1,25 ml x 43,64 ppm = 25 ml x C2
C2 = 2,182 ppm
2. V1 x C1 = V2 x C2
2,5 ml x 43,64 ppm = 25 ml x C2
C2 = 4,364 ppm
3. V1 x C1 = V2 x C2
3,75 ml x 43,64 ppm = 25 ml x C2
C2 = 6,546 ppm
5. V1 x C1 = V2 x C2
5 ml x 43,64 ppm = 25 ml x C2
C2 = 8,728 ppm
6. V1 x C1 = V2 x C2
6,25 ml x 43,64 ppm = 25 ml x C2
C2 = 10,910 ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4) Scanning panjang gelombang serapan maksimum beta karoten
Panjang gelombang maksimum beta karoten = 452.2 nm.
5) Pengukuran serapan seri larutan baku beta karoten menggunakan
spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 452,2 nm
Kurva Baku I Kurva Baku II Kurva Baku IIIKadar(ppm) Serapan (A) Kadar
(ppm) Serapan (A) Kadar(ppm) Serapan (A)
2,060 0,341 2,114 0,276 2,182 0,3614,120 0,669 4,228 0,543 4,364 0,6766,180 0,980 6,342 0,922 6,546 1,0468,240 1,320 8,456 1,182 8,728 1,23210,300 1,656 10,57 1,462 10,91 1,658
A = 0,00890B = 0,15927r = 0,99988
Y = 0,15927 X + 0,00890
A = – 0,02630B = 0,14240r = 0,99812
Y = 0,14240 X – 0,02630
A = 0,04960B = 0,14436r = 0,99510
Y = 0,14436 X + 0,04960
Persamaan kurva baku yang digunakan untuk menghitung kadar beta karoten
dalam filtrat perasan wortel yaitu Y = 0,15927 X + 0,00890 karena memiliki
nilai r yang paling mendekati ± 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 2 : Ekstraksi dan penetapan kadar beta karoten dari wortel
1) Pengukuran serapan filtrat perasan wortel menggunakan spektrofotometer
visibel pada panjang gelombang 452,2 nm
Replikasi Serapan (A) Σ beta karotendalam 1 g filtrat x ± SD CV
1 1,067 0,08304 mg2 1,056 0,08218 mg3 1,059 0,08241 mg
0,08254± 0,00044 0,540
2) Perhitungan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel
Replikasi I
Y = 0,15927 X + 0,00890
1,067 = 0,15927 X + 0,00890
X = 6,64336 ppm x1000
25
X = 0,16608 mg beta karoten dalam 2 g filtrat perasan wortel
X = 0,08304 mg beta karoten dalam 1 g filtrat perasan wortel
Replikasi II
Y = 0,15927 X + 0,00890
1,056 = 0,15927 X + 0,00890
X = 6,57437 ppm x1000
25
X = 0,16439 ppm dalam 2 g filtrat perasan wortel
X = 0,08218 ppm dalam 1 g filtrat perasan wortel
Replikasi III
Y = 0,15927 X + 0,00890
1,059 = 0,15927 X + 0,00890
X = 6,59320 ppm x1000
25
X = 0,16483 ppm dalam 2 g filtrat perasan wortel
X = 0,08241 ppm dalam 1 g filtrat perasan wortel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kadar rata-rata beta karoten dalam 1 g filtrat perasan wortel
=3
08241,008218,008304,0 ++ mg
= 0,08254 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 3 : Optimasi Pembuatan Gel UV Protection Filtrat Perasan Wortel
(Daucus carota, Linn.)
Untuk menghasilkan 200 g gel UV protection dengan estetika yang baik, maka
jumlah filtrat perasan wortel yang dibutuhkan yaitu sebanyak 7 g.
Kadar beta karoten dalam sediaan gel yaitu
= filtratdalamkarotenbetarata-rataxdibuatyanggelsediaan
sediaandalamrtelperasan wofiltratΣ
ΣΣ
= mg,082540 xg200
g7
= 2,8889x10-3 mg % bb
Jumlah beta karoten dalam sediaan gel
= filtratdalamkarotenbetarata-rataxrtelperasan wofiltrat
sediaandalamrtelperasan wofiltratΣ
ΣΣ
= mg,082540 xg2g7
= 0,28889 mg
Jadi dalam 200 g gel UV Protection Filtrat Perasan Wortel (Daucus carota, Linn.)
mengandung 0,28889 mg beta karoten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 4 : prediksi nilai SPF beta karoten dalam filtrat perasan wortel
(Daucus carota, Linn.)
Pengukuran serapan beta karoten untuk memprediksi nilai SPF dilakukan
menggunakan spektrofotometer UV-GENESIS 10 pada panjang gelombang 365
nm.
Hasil scanning baku beta karoten pada 365 nm
Hasil scanning filtrat perasan wortel pada 365 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Rumus hubungan antara serapan dengan SPF :
=SPF
1log-A 10 SPFlog10=
(Walters, 1997)
Serapan (A) SPFReplikasi Replikasi
Σ beta karotendalam 200 gsediaan gel 1 2 3 1 2 3
SPFrata-rata
0,28889 mg 0,080 0,029 0,032 1,2023 1,0691 1,0765 1,1159Replikasi 1
=SPF
1log-A 10 SPFlog10=
0,080 SPFlog10=
SPF = anti Log 0,080
SPF = 1,2023
Replikasi 2
=SPF
1log-A 10 SPFlog10=
0,029 SPFlog10=
SPF = anti Log 0,029
SPF = 1,0691
Replikasi 3
=SPF
1log-A 10 SPFlog10=
0,032 SPFlog10=
SPF = anti Log 0,032
SPF = 1,0765
SPF rata-rata =3
0765,10691,12023,1 ++ = 1,1159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 5 : Uji sifat fisis dan stabilitas gel
pH
Replikasi I II III IV V
1 5,45 5,46 5,51 5,76 5,79
2 5,43 5,45 5,52 5,76 5,80
3 5,43 5,45 5,50 5,76 5,81
rata-rata 5,437 5,453 5,510 5,760 5,800
SD 0,011 0,005 0,010 0,000 0,010
Daya sebar
Respon : Diameter sebar (cm)
Replikasi I II III IV V
1 4,2 3,8 4,6 4,4 4,8
2 4,3 4,1 3,9 4,0 4,5
3 4,2 3,7 3,9 4,2 3,8
4 4,1 4,2 4,4 4,1 4,6
5 4,2 4,3 4,3 4,0 3,9
6 4,1 3,8 4,5 3,9 4,6
rata-rata 4,18 3,98 4,27 4,10 4,37
SD 0,075 0,248 0,301 0,179 0,413
Viskositas
Respon : viskositas (d.Pas)
Replikasi I II III IV V
1 325 300 300 290 300
2 300 300 300 280 300
3 300 290 300 290 300
4 300 280 300 280 300
5 260 290 290 280 290
6 290 290 290 280 290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
rata-rata 295,83 291,67 296,67 283,33 296,67
SD 21,075 7,527 5,163 5,164 5,163
Viskositas setelah penyimpanan 1 bulan
Respon : viskositas (d.Pas)
Replikasi I II III IV V
1 280 290 285 290 275
2 290 290 280 280 280
3 290 290 300 290 270
4 280 290 290 290 275
5 280 290 290 280 275
6 290 290 280 280 275
rata-rata 285 290 287,5 285 275
SD 5,000 0,000 7,582 5,477 3,162
% Perubahan Viskositas
Respon :awals viskositarata-rata
awal)s viskositarata-rata-bulan1s(viskosita x 100%
Formula I
Replikasi 1
% Perubahan Viskositas =83,295
83,295280 − x 100% = 5,352 %
Replikasi 2
% Perubahan Viskositas =83,295
83,295290 − x 100% = 1,972 %
Replikasi 3
% Perubahan Viskositas =83,295
83,295290 − x 100% = 1,972 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Replikasi 4
% Perubahan Viskositas =83,295
83,295280 − x 100% = 5,352 %
Replikasi 5
% Perubahan Viskositas =83,295
83,295280 − x 100% = 5,352 %
Replikasi 6
% Perubahan Viskositas =83,295
83,295290 − x 100% = 1,972 %
Formula II
Replikasi 1
% Perubahan Viskositas =66667,291
66667,291290 − x 100% = 0,57143 %
Replikasi 2
% Perubahan Viskositas =66667,291
66667,291290 − x 100% = 0,57143 %
Replikasi 3
% Perubahan Viskositas =66667,291
66667,291290 − x 100% = 0,57143 %
Replikasi 4
% Perubahan Viskositas =66667,291
66667,291290 − x 100% = 0,57143 %
Replikasi 5
% Perubahan Viskositas =66667,291
66667,291290 − x 100% = 0,57143 %
Replikasi 6
% Perubahan Viskositas =66667,291
66667,291290 − x 100% = 0,57143 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Formula III
Replikasi 1
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296285 − x 100% = 3,93258 %
Replikasi 2
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296280 − x 100% = 5,61797 %
Replikasi 3
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296300 − x 100% = 1,12359 %
Replikasi 4
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296290 − x 100% = 2,24719 %
Replikasi 5
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296290 − x 100% = 2,24719 %
Replikasi 6
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296280 − x 100% = 5,61797 %
Formula IV
Replikasi 1
% Perubahan Viskositas =33333,283
33333,283290 − x 100% = 2,35294 %
Replikasi 2
% Perubahan Viskositas =33333,283
33333,283280 − x 100% = 1,17647 %
Replikasi 3
% Perubahan Viskositas =33333,283
33333,283290 − x 100% = 2,35294 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Replikasi 4
% Perubahan Viskositas =33333,283
33333,283290 − x 100% = 2,35294 %
Replikasi 5
% Perubahan Viskositas =33333,283
33333,283280 − x 100% = 1,17647 %
Replikasi 6
% Perubahan Viskositas =33333,283
33333,283280 − x 100% = 1,17647 %
Formula V
Replikasi 1
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296275 − x 100% = 7,30337 %
Replikasi 2
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296280 − x 100% = 5,61797 %
Replikasi 3
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296270 − x 100% = 8,98876 %
Replikasi 4
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296275 − x 100% = 7,30337 %
Replikasi 5
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296275 − x 100% = 7,30337 %
Replikasi 6
% Perubahan Viskositas =66667,296
66667,296275 − x 100% = 7,30337 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Replikasi I II III IV V
1 5,352 % 0,571 % 3,932 % 2,353 % 7,303 %
2 1,972 % 0,571 % 5,618 % 1,176 % 5,618 %
3 1,972 % 0,571 % 1,123 % 2,353 % 8,988 %
4 5,352 % 0,571 % 2,247 % 2,353 % 7,303 %
5 5,352 % 0,571 % 2,247 % 1,176 % 7,303 %
6 1,972 % 0,571 % 5,618 % 1,176 % 7,303 %
rata-rata 3,662 % 0,571 % 3,464 % 1,764 % 7,303 %
SD 1,851 0,000 1,894 0,644 1,066
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 6 : Perhitungan Simplex Lattice Design
Formula I II III IV V
Gliserol (X1) 100 75 50 25 0
Propilenglikol (X2) 0 25 50 75 100
Daya Sebar
Formula I
X1 = 1 X2 = 0
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
4,18333 = a (1) + b (0) + ab (1) (0)
a = 4,18333
Formula V
X1 = 0 X2 = 1
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
4,36667 = a (0) + b (1) + ab (0) (1)
b = 4,36667
Formula III
X1 = 0,5 X2 = 0,5
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
4,26667 = 4,18333 (0,5) + 4,36667 (0,5) + ab (0,5) (0,5)
4,26667 = 4,275 + 0,25 ab
ab = -0,03332
Persamaan SLD:
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
y = 4,18333X1 + 4,36667 X2 - 0,03332 X1 X2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Perhitungan respon untuk Formula II
X1 = 0,75 X2 = 0,25
y = 4,18333X1 + 4,36667 X2 - 0,03332 X1 X2
y = 4,18333X1 (0,75) + 4,36667 (0,25) - 0,03332 (0,75) (0,25)
y = 4,22291
Perhitungan respon untuk Formula IV
X1 = 0,25 X2 = 0,75
y = 4,18333X1 + 4,36667 X2 - 0,03332 X1 X2
y = 4,18333X1 (0,25) + 4,36667 (0,75) - 0,03332 (0,25) (0,75)
y = 4,31458
Viskositas
Formula I
X1 = 1 X2 = 0
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
295,83333 = a (1) + b (0) + ab (1) (0)
a = 295,83333
Formula V
X1 = 0 X2 = 1
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
296,66667 = a (0) + b (1) + ab (0) (1)
b = 296,66667
Formula III
X1 = 0,5 X2 = 0,5
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
296,66667 = 295,83333 (0,5) + 296,66667 (0,5) + ab (0,5) (0,5)
296,66667 = 296,25 + 0,25 ab
ab = 1,66668
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Persamaan SLD :
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
y = 295,83333 X1 + 296,66667 X2 + 1,66668 X1 X2
Perhitungan respon untuk Formula II
X1 = 0,75 X2 = 0,25
y = 295,83333 X1 + 296,66667 X2 + 1,66668 X1 X2
y = 295,83333 (0,75) + 296,66667 (0,25) +1,66668 (0,75) (0,25)
y = 296,35417
Perhitungan respon untuk Formula IV
X1 = 0,25 X2 = 0,75
y = 295,83333 X1 + 296,66667 X2 + 1,66668 X1 X2
y = 295,83333 (0,25) + 296,66667 (0,75) +1,66668 (0,25) (0,75)
y = 296,77083
% Pergeseran Viskositas
Formula I
X1 = 1 X2 = 0
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2
3,66196 = a (1) + b (0) + ab (1) (0)
a = 3,66196
Formula V
X1 = 0 X2 = 1
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
7,30336 = a (0) + b (1) + ab (0) (1)
b = 7,30336
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Formula III
X1 = 0,5 X2 = 0,5
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
3,46441 = 3,66196 (0,5) + 7,30336 (0,5) + ab (0,5) (0,5)
3,46441 = 5,48266 + 0,25 ab
ab = - 8,073
Persamaan SLD :
y = a (X1) + b (X2) + ab (X1) (X2)
y = 3,66196 X1 + 7,30336 X2 - 8,073 X1 X2
Perhitungan respon untuk Formula II
X1 = 0,75 X2 = 0,25
y = 3,66196 X1 + 7,30336 X2 - 8,073 X1 X2
y = 3,66196 (0,75) + 7,30336 (0,25) -8,073 (0,75) (0,25)
y = 3,05862
Perhitungan respon untuk Formula IV
X1 = 0,25 X2 = 0,75
y = 3,66196 X1 + 7,30336 X2 - 8,073 X1 X2
y = 3,66196 (0,25) + 7,30336 (0,75) -8,073 (0,25) (0,75)
y = 4,87932
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 7 : Uji validitas menggunakan F tabel (taraf kepercayaan 95%)
Daya sebar
Ho : persamaan Regresi Linier y = 4,18333 X1 + 4,36667 X2 – 0,03332 X1X2 tidak
regresi
Hi : persamaan Regresi Linier y = 4,18333 X1 + 4,36667 X2 – 0,03332 X1X2
regresi
Keterangan :
yij = respon berdasarkan percobaan
y = hasil berdasarkan pendekatan SLD (Simplex Lattice Design)
Formula Replikasi Yij (Yi,,j)2 y y2
1 4,2 17,64 4,18333 17,50025
2 4,3 18,49 4,18333 17,50025
3 4,2 17,64 4,18333 17,50025
4 4,1 16,81 4,18333 17,50025
5 4,2 17,64 4,18333 17,50025
I
100%
gliserol
0%
prolilenglikol 6 4,1 16,81 4,18333 17,50025
1 3,8 14,44 4,22291 17,83297
2 4,1 16,81 4,22291 17,83297
3 3,7 13,69 4,22291 17,83297
4 4,2 17,64 4,22291 17,83297
5 4,3 18,49 4,22291 17,83297
II
75%
gliserol
25%
propilenglikol 6 3,8 14,44 4,22291 17,83297
1 4,6 21,16 4,26667 18,20447
2 3,9 15,21 4,26667 18,20447
3 3,9 15,21 4,26667 18,20447
4 4,4 19,36 4,26667 18,20447
5 4,3 18,49 4,26667 18,20447
III
50%
gliserol
50%
prolilenglikol 6 4,5 20,25 4,26667 18,20447
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1 4,4 19,36 4,31458 18,61560
2 4,0 16,00 4,31458 18,61560
3 4,2 17,64 4,31458 18,61560
4 4,1 16,81 4,31458 18,61560
5 4,0 16,00 4,31458 18,61560
IV
25%
gliserol
75%
propilenglikol 6 3,9 15,21 4,31458 18,61560
1 4,8 23,04 4,36667 19,06781
2 4,5 20,25 4,36667 19,06781
3 3,8 14,44 4,36667 19,06781
4 4,6 21,16 4,36667 19,06781
5 3,9 15,21 4,36667 19,06781
V
0%
gliserol
100%
propilenglikol 6 4,6 21,16 4,36667 19,06781
Σ 125,4 526,50 128,12496 547,32659
SStotal = Σ(yij2) - ( )
Σ
nyij 2 = 526,50 - ( )
3024,125 = 2,32800
SSregresi = Σ(y2) - ( )
Σ
ny 2 = 547,32659- ( )
30212496,128 = 0,12641
SSresidual = SStotal - SSregresi = 2,32800 - 0,12641 = 2,20159
Mean of square regresi =2
12641,0 = 0,06302
Mean of square residual =27
20159,2 = 0,08154
F hitung =residualsquareofmeanregresisquareofmean =
08154,006302,0 = 0,77513
SS Derajad Bebas Mean of Square F hitung
Regresi 0,12641 2 0,06302
Residual 2,20159 27 0,08154
Total 2,32800 29
0,77513
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
F(p-1,N-p) tabel (dengan taraf kepercayaan 95%)
Keterangan:
p = Σ formula yang digunakan untuk menghitung persamaan SLD
N = (Σ formula) x (Σ replikasi tiap formula)
F(3-1,5x6-3) tabel = F(2,27) tabel = 3,35
Karena F hitung < F tabel maka Ho diterima, artinya persamaan Regresi Linier y
= 4,18333 X1 + 4,36667 X2 – 0,03332 X1X2 tidak regresi.
Viskositas
Ho : persamaan Regresi Linier y = 295,83333 X1 + 296,66667 X2 + 1,66668 X1X2
tidak regresi
Hi : persamaan Regresi Linier y = 295,83333 X1 + 296,66667 X2 + 1,66668 X1X2
regresi
Keterangan :
yij = respon berdasarkan percobaan
y = hasil berdasarkan pendekatan SLD (Simplex Lattice Design)
Formula Replikasi Yij (Yij)2 y y2
1 325 105625 295,83333 87517,35914
2 300 90000 295,83333 87517,35914
3 300 90000 295,83333 87517,35914
4 300 90000 295,83333 87517,35914
5 260 67600 295,83333 87517,35914
I
100%
gliserol
0%
propilenglikol 6 290 84100 295,83333 87517,35914
1 300 90000 296,35417 87825,79408
2 300 90000 296,35417 87825,79408
3 290 84100 296,35417 87825,79408
4 280 78400 296,35417 87825,79408
5 290 84100 296,35417 87825,79408
II
75%
gliserol
25%
propilenglikol 6 290 84100 296,35417 87825,79408
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1 300 90000 296,66667 88011,11309
2 300 90000 296,66667 88011,11309
3 300 90000 296,66667 88011,11309
4 300 90000 296,66667 88011,11309
5 290 84100 296,66667 88011,11309
III
50%
gliserol
50%
prolilenglikol 6 290 84100 296,66667 88011,11309
1 290 84100 296,77083 88072,92554
2 280 78400 296,77083 88072,92554
3 290 84100 296,77083 88072,92554
4 280 78400 296,77083 88072,92554
5 280 78400 296,77083 88072,92554
IV
25%
gliserol
75%
propilenglikol 6 280 78400 296,77083 88072,92554
1 300 90000 296,66667 88011,11309
2 300 90000 296,66667 88011,11309
3 300 90000 296,66667 88011,11309
4 300 90000 296,66667 88011,11309
5 290 84100 296,66667 88011,11309
V
0%
gliserol
100%
propilenglikol 6 290 84100 296,66667 88011,11309
Σ 8785 2576225 8893,75002 2636629,83
SStotal = Σ(yij2) - ( )
Σ
nyij 2 = 2576225 - ( )
3028785 = 3684,16667
SSregresi = Σ(y2) - ( )
Σ
ny 2 = 2636629,83-
( )
30275002,8893 = 3,51569
SSresidual = SStotal - SSregresi = 3684,16667 - 3,51569 = 3680,65098
Mean of square regresi =2
51569,3 = 1,75784
Mean of square residual =2765098,3680 = 136,32040
F hitung =residualsquareofmeanregresisquareofmean =
32040,13675784,1 = 0,01289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
SS Derajad Bebas Mean of Square F hitung
Regresi 3,51569 2 1,75784
Residual 3680,65098 27 136,32040
Total 3684,16667 29
0,01289
F(p-1,N-p) tabel (dengan taraf kepercayaan 95%)
Keterangan:
p = Σ formula yang digunakan untuk menghitung persamaan SLD
N = (Σ formula) x (Σ replikasi tiap formula)
F(3-1,5x6-3) tabel = F(2,27) tabel = 3,35
Karena F hitung < F tabel maka Ho diterima, artinya persamaan Regresi Linier y
= 4,18333 X1 + 4,36667 X2 – 0,03332 X1X2 tidak regresi.
% Pergeseran viskositas
Ho : persamaan Regresi Linier y = 3,66196 X1 + 7,30336 X2 - 8,073 X1 X2 tidak
regresi
Hi : persamaan Regresi Linier y = 3,66196 X1 + 7,30336 X2 - 8,073 X1 X2 regresi
Keterangan :
yij = respon berdasarkan percobaan
y = hasil berdasarkan pendekatan SLD (Simplex Lattice Design)
Formula Replikasi Yij (Yij)2 y y2
1 13,84615 191,71587 5,811965 33,77894
2 3,33333 11,11109 5,811965 33,77894
3 3,33333 11,11109 5,811965 33,77894
4 6,66667 44,44449 5,811965 33,77894
5 7,69231 59,17163 5,811965 33,77894
I
100%
gliserol
0%
propilenglikol 6 0 0 5,811965 33,77894
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
1 3,33333 11,11109 3,05862 9,35516
2 3,33333 11,11109 3,05862 9,35516
3 0 0 3,05862 9,35516
4 3,57143 12,75511 3,05862 9,35516
5 0 0 3,05862 9,35516
II
75%
gliserol
25%
propilenglikol 6 0 0 3,05862 9,35516
1 5 25,00000 3,63026 13,17879
2 6,66667 44,44449 3,63026 13,17879
3 0 0 3,63026 13,17879
4 3,33333 11,11109 3,63026 13,17879
5 3,33333 11,11109 3,63026 13,17879
III
50%
gliserol
50%
prolilenglikol 6 3,44827 11,89057 3,63026 13,17879
1 0 0 4,87932 23,80776
2 0 0 4,87932 23,80776
3 0 0 4,87932 23,80776
4 3,57143 12,75511 4,87932 23,80776
5 0 0 4,87932 23,80776
IV
25%
gliserol
75%
propilenglikol 6 0 0 4,87932 23,80776
1 8,33333 69,44439 7,27969 52,99389
2 6,66667 44,44449 7,27969 52,99389
3 10 100 7,27969 52,99389
4 8,33333 69,44439 7,27969 52,99389
5 5,17241 26,75383 7,27969 52,99389
V
0%
Gliserol
100%
propilenglikol 6 5,17241 26,75383 7,27969 52,99389
Σ 114,14106 805,68472 147,95913 798,68718
SStotal = Σ(yij2) - ( )
Σ
nyij 2 = 805,68472 - ( )
30214106,114 = 371,41200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
SSregresi = Σ(y2) - ( )
Σ
ny 2 = 798,68718 -
( )
30295913,147 = 68,95704
SSresidual = SStotal - SSregresi = 371,41200 - 68,95704 = 302,45496
Mean of square regresi =2
95704,68 = 34,47852
Mean of square residual =2745496,302 = 11,20203
F hitung =residualsquareofmeanregresisquareofmean =
20203,1147852,34 = 3,07788
SS Derajad Bebas Mean of Square F hitung
Regresi 68,95704 2 34,47852
Residual 302,45496 27 11,20203
Total 371,41200 29
3,07788
F(p-1,N-p) tabel (dengan taraf kepercayaan 95%)
Keterangan:
p = Σ formula yang digunakan untuk menghitung persamaan SLD
N = (Σ formula) x (Σ replikasi tiap formula)
F(3-1,5x6-3) tabel = F(2,27) tabel = 3,35
Karena F hitung < F tabel maka Ho diterima, artinya persamaan Regresi Linier y
= 4,18333 X1 + 4,36667 X2 – 0,03332 X1X2 tidak regresi.
Keterangan :
Setelah dilakukan analisis menggunakan F tabel (taraf kepercayaan 95%) terhadap
ketiga persamaan SLD yang diperoleh, tidak ada satupun persamaan SLD yang
regresi (H0 ditolak). Sehingga persamaan-persamaan SLD tersebut tidak dapat
digunakan untuk menentukan area optimum dan untuk memprediksi respon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 8 : Dokumentasi
Perasan Wortel
Pembuatan Gel
Gel UV Protection Filtrat Perasan Wortel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gel UV Protection Filtrat Perasan Wortel
Uji Viskositas
Uji Daya Sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BIOGRAFI PENULIS
Penulis lahir di Semarang pada tanggal 26 Maret 1986, merupakan putri
pertama dari Tjong Tjie Sien dan Kwan, Lily Mustikawati, dan memiliki adik
perempuan bernama Silvani Andalita. Penulis telah menyelesaikan masa studinya
di TK Bernardus Semarang (1990-1992), SD Bernardus Semarang (1992-1998),
SLTP Domenico Savio Semarang (1998-2001), SMU Kolese Loyola Semarang
(2001-2004), dan melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta (2004). Selama kuliah, penulis mempunyai pengalaman
sebagai asisten praktikum Farmasetika Dasar (2006), praktikum FTS-Padat
(2007), praktikum Farmasetika Dasar (2007), dan praktikum FTS-Cair Semi Padat
(2007). Selain itu penulis ikut terlibat dalam berbagai kegiatan di kampus, seperti
UKF Voli, Pharmacy Performance (2004 dan 2005), Pekan Ilmiah Mahasiswa
Farmasi Indonesia (PIMFI 2005), dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI