PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM...

196
UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA LISIEUX, BORO, KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Paskalena Daby NIM: 081124035 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

UPAYA MENINGKATKAN

PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI

MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI

DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH,

PAROKI SANTA LISIEUX, BORO, KULON PROGO

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Paskalena Daby

NIM: 081124035

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur

kupersembahkan skripsi ini untuk:

kedua orang tuaku, Bapak Ananias Daby,

dan Mama Magdalena Mabel,

adikku Natalia Daby,

serta bagi seluruh putra-putri Altar

di Stasi Ignasius Loyola Samigaluh,

Paroki Santa Lisieux, Boro, Kulon Progo

Daerah Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

v

MOTTO

“Tuhan berfirman kepadaku:

Janganlah katakan aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau

Kuutus, haruslah engkau pergi dan apapun yang Ku-perintahkan

kepadamu haruslah kau sampaikan.”

(Yer 1:7)

“Aku tidak berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan

seolah-olah dengan paksa melainkan dengan sukarela”.

(Flp 1:14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta, 18 Februari 2015

Penulis,

Paskalena Daby

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Paskalena Daby

NIM : 081124035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul:

UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM

LITURGI, MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS

LOYOLA SAMIGALUH, PAROKI SANTA LISIEUX, BORO, KULON

PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, beserta perangkat yang

diperlukan (bila ada). Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk

media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau di media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royaliti

kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 18 Februari 2015

Yang menyatakan,

Paskalena Daby

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

viii

ABSTRAK

Judul skripsi UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PUTRA-

PUTRI ALTAR DALAM LITURGI, MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI

DI STASI IGNASIUS LOYOLA SAMIGALUH, PAROKI SANTA LISIEUX,

BORO, KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, dipilih

berdasarkan kenyataan bahwa di tempat ini pendampingan rohani putra-putri altar

belum terlaksana dengan baik. Maka, salah satu cara yang digunakan untuk

meningkatkan pemahaman putra-putri altar adalah melalui pendampingan rohani

dalam bentuk rekoleksi.

Untuk mengkaji masalah tersebut diperlukan data yang akurat, maka

penulis melakukan penelitian dengan metode pengamatan dan wawancara

terpimpin dengan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui

observasi dan wawancara di stasi Samigaluh, sudah dilaksanakan pada tanggal 19

Desember 2013-20 Januari 2014 dengan 11 informan. Wawancara dilakukan

secara langsung kepada putra-putri altar dan beberapa pendamping putra-putri

altar di Stasi Samigaluh untuk mengetahui sejauh mana pendampingan rohani

yang dilaksanakan selama ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pendampingan rohani putra-putri altar, selama ini kurang mendapat perhatian dari

paroki Boro maupun dari Stasi Samigaluh. Hambatan lain yang dirasakan

sehingga pendampingan rohani tidak berjalan lancar karena di Stasi Samigaluh

tidak mempunyai sumber bahan atau buku-buku pendukung. Selain itu, dukungan

dari orangtua maupun wilayah tidak ada. Di sisi lain, karena tidak ada

pendamping profesional yang mengarahkan putra-putri altar untuk memahami

peralatan liturgi. Bahkan struktur kepengurusan pun tidak jelas.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa putra-putri

altar sebagian besar anggotanya para remaja usia tangguh. Maka, mereka ini perlu

dibina bahkan diarahkan secara terus-menerus melalui kegiatan-kegiatan

pendukung seperti rekoleksi, camping rohani atau retret agar melalui kegiatan-

kegiatan tersebut membantu mereka untuk lebih memahami peralatan liturgi

sehingga kelak mereka bertugas melayani Imam sebagai wakil Tuhan dengan

baik. Oleh sebab itu, penulis mengusulkan program rekoleksi dengan beberapa

sesi yang rencananya dilaksanakan di dalam Gereja Samigaluh. Program rekoleksi

tersebut sudah dilaksanakan dan hasilnya sangat memuaskan. Harapan

selanjutnya, semoga program rekoleksi seperti ini dapat digunakan dengan baik

oleh pihak-pihak yang terkait secara kontinyu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

ix

ABSTRACT

The title of this thesis is IMPROVING THE SERVICE OF ALTAR

SERVERS BY CATECHETICAL INSTRUCTIONS, BASED ON A STUDY

IN THE SAMIGALUH DISTRICT OF THE LISIEUX PARISH BORO /

YOGYAKARTA. This study was chosen because there is a real lack of spiritual

mentoring for altar servers in Samigaluh. So spiritual mentoring by recollection

appeared as most fitting to improve the service of altar servers.

The solving of this problem needed accurate facts and datas. Therefore the

author made an investigation by interviews and questionnaires. These

investigations were done between December 19, 2013 and January 20, 2014 by

interviews with 11 informants. Direct interviews have been done with the altar

servers and some of their leaders in the Samigaluh district in order to know how

far until now the altar servers got spiritual assistance in doing their services. The

results of this investigations showed that until now there was no spiritual

assistance of the altar servers by the parish priests in Boro meither by the leaders

of the Samigaluh district. Another obstacle for spiritual assistance was the absence

of aids like handbooks. Furthermore there was no support by the parents of the

altar servers neither by the representatievs of the Samigaluh district. And of

course there was nobody who tried to train the altar servers, to make them known

in using the liturgical equipments.

According to the results of this investigations it became apparent that the

altar servers in Samigaluh - most of them are teenagers - should be trained, not

only once but continuously by efforts like recollections, spiritual camping, retreats

as well as special trainings. By these efforts they will become altar servers that

can handle liturgical equipments and will be able to serve the priest as a

representative of God. Therefore the author tries to offer a recollection program

including a couple of sessions to be realized in the chapel of Samigaluh. This

program has been realized and the result was successful as explained in this thesis.

One hopes the recollection program as proposed in this thesis will be further used

by the persons concerned.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

kasih dan kebaikan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul, UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR

DALAM LITURGI, MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI

IGNASIUS LOYOLA SAMIGALUH, PAROKI SANTA LISIEUX, BORO,

KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

Penulisan skripsi ini sebagai bentuk kepedulian penulis terhadap putra-putri

altar demi memperkenalkan peralatan liturgi, warna liturgi yang digunakaan

dalam perayaan Ekaristi, serta sikap-sikap liturgis yang baik dalam melayani

imam di altar. Putra-putri altar perluh diberikan pendampingan rohani agar

mereka termotivasi melayani imam di altar. Upaya yang dapat dilakukan dalam

meningkatkan pendampingan rohani melalui berbagai kegiatan seperti rekoleksi,

camping rohani dan ziarah.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dengan rasa syukur dalam kesempatan ini penulis

menghaturkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Karl-Edmund Prier, S.J., Lic.Phil., selaku dosen pembimbing utama, yang

telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran guna membimbing,

mengarahkan, memberi masukan serta saran kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing akademik dan

dosen penguji II, yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

xi

penulis dalam menyelesaikan studi di sini serta memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi.

3. P. Banyu Dewa H.S., S.Ag., M.Si., selaku dosen penguji III, yang senantiasa

memberikan dukungan dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku Kaprodi IPPAK Universitas

Santa Dharma, yang telah memberikan dukungan dan kesempatan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Staf Dosen dan Karyawan Prodi IPPAK yang telah mendukung,

menyemangati, membimbing, mendidik dan mengarahkan penulis selama

menjalankan pendidikan di Prodi IPPAK ini.

6. Keluargaku tercinta, Bapak Ananias Daby dan Mama Magdalena Mabel serta

adikku Natalia Daby dan sanak-saudara yang selalu mendukung dalam doa,

dana dan memberikan semangat dalam menyelesaikan perkuliahan selama ini.

7. Pater Niko Syukur Dister, OFM yang telah membiayai studi dan biaya hidup

selama studi di IPPAK, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

8. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini terdapat banyak kekurangan

dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan

saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 18 Februari 2015

Penulis

Paskalena Daby

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................

MOTTO ................................................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...............................

ABSTRAK ............................................................................................................

ABSTRACT ............................................................................................................

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................

A. Latar Belakang...……………….…......................................................

B. Rumusan Masalah...…………………………....…..............................

C. Tujuan Penulisan…………...................................................................

D. Manfaat Penulisan.………………………………................................

E. Metodologi Penulisan............................................................................

F. Sistematika Penulisan............................................................................

BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUTRA-PUTRI

ALTAR DALAM LITURGI………………………………………….

A. Pelayanan Putra-putri Altar dalam Liturgi………………………........

1. 1. Sejarah Singkat Munculnya Putra-putri Altar……………………...

2. 2. Pengertian Putra-putri Altar……………………………………......

3. 3. Dua segi dalam Pembinaan Putra-putri Altar………………………

a. Putra-putri Altar sebagai Pribadi………………………………..

b. Putra-putri Altar sebagai Kelompok……………………………

4. Organisasi Putra-putri Altar………………………………………..

a. Pengertian Organisasi…………………………………………...

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xii

xvii

1

1

6

6

7

8

8

10

10

10

13

14

14

15

17

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

xiii

b. Syarat-syarat menjadi Anggota Putra-putri Altar…………........

c. Pelantikan Anggota Putra-putri Altar………………………......

4. Tugas Putra-putri Altar…………………………………………….

a. Tugas Putra-putri Altar sebelum Perayaan Ekaristi…………….

b. Tugas Putra-putri Altar selama Perayaan Ekaristi……………...

c. Tugas Putra-putri Altar sesudah Perayaan Ekaristi……………..

d. Perbedaan Tugas pada Masa Biasa dengan Masa Khusus (Hari

Raya)…………………………………………………………....

5. Pakaian Putra-putri Altar…………………………………………..

6. Peralatan dalam Gedung Gereja…………………………………...

B. Liturgi…………………………………………………………………

1. Pengertian Liturgi…………………………………………………..

2. Beberapa Unsur Mengenai Liturgi…………………………………

a. Liturgi sebagai Puncak Perayaan Iman………………………....

b. Keikutsertaan Aktif Kaum Beriman dalam Perayaan Ekaristi….

c. Liturgi sebagai Perayaan Syukur………………………………..

d. Liturgi sebagai Perayaan Kurban……………………………….

e. Liturgi sebagai Kenangan……………………………………….

f. Liturgi sebagai Sumber dan Puncak Kehidupan Gereja………...

3. Sikap-sikap yang Baik sebagai Seorang Pelayan………………….

4. Peralatan untuk Perayaan Ekaristi…………………………………

5. Bahan-bahan yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi…………...

6. Warna-warna Liturgi………………………………………………

7. Petugas Liturgi……………………………………………………..

a. Pengertian Petugas……………………………………………..

b. Petugas Tertahbis ………………………………………………

c. Petugas yang tak Tertahbiskan………………………………….

C. Pendampingan Rohani Putra-putri Altar……………………………...

1. Pengertian Pendampingan………………………………………….

2. Pengertian Rohani…………………………………………………

3. Pengertian Pendampingan Rohani…………………………………

18

19

20

20

20

21

21

27

28

30

31

32

32

33

33

34

35

35

36

39

42

44

46

46

47

48

51

51

52

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

xiv

4. Tujuan Pendampingan……………………………………………...

5. Manfaat Pendampingan…………………………………………….

D. Nilai-nilai yang Baik yang perlu dimiliki oleh Putra-putri Altar…….

1. Menjadi Teladan…………………………………………………...

2. Melayani dengan Sukarela bukan Paksaan………………………...

3. Melayani dengan Penuh Pengabdian………………………………

BAB III. PENELITIAN TENTANG PELAYANAN PUTRA-PUTRI

ALTAR DALAM LITURGI DI STASI SAMIGALUH……………...

A. Gambaran Umum Paroki Boro dan Stasi Samigaluh…………............

1. Gambaran Umum Paroki Santa Lisieux Boro, Yogyakarta………..

a. Sejarah Singkat Paroki Santa Lisiux Boro, Yogyakarta………...

b. Letak dan Situasi Geografis Paroki St. Theresia Lisieux Boro…

2. Gambaran Umum Stasi Ignasius Loyola Samigaluh……………..

a. Sejarah Singkat Stasi Ignasius Loyola Samigaluh……………...

b. Letak dan Batas-batas Geografis Stasi Ignasius Loyola

Samigaluh……………………………………………………….

c. Jumlah Lingkungan dan Jumlah Umat yang Ada di Stasi

Ignasius Loyola Samigaluh…………………………………….

d. Gambaran umum Putra-putri altar di Stasi Samigaluh………….

B. Metodologi Penelitian………………………………………………...

1. Jenis Penelitian……………………………………………………

2. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….

3. Responden Penelitian……………………………………………..

4. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..

5. Keabsahan Data…………………………………………………...

6. Teknik Analisis Data……………………………………………...

7. Hasil dan Pembahasan Penelitian…………………………………

a. Indentitas Responden ………………………………………….

b. Syarat-Syarat yang digunakan untuk menjadi Anggota Putra-

putri Altar………………………………………………………

c. Mengikuti kegiatan yang memotifasi seperti rekoleksi, retret,

camping rohani dan ziarah ke gua Maria………………………

53

54

54

54

55

56

57

57

57

57

62

62

62

64

65

66

67

67

68

68

68

69

70

70

70

74

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

xv

d. Kesulitan yang anda rasakan pada saat melayani Imam……….

e. Kesulitan yang dirasakan pendamping ketika melakukan

pendampingan terhadap putra-putri altar di Stasi Samigaluh….

f. Pendampingan rohani yang sudah diusahakan dari Stasi

Samigaluh……………………………………………………...

g. Materi pendampingan rohani yang diberikan kepada putra-

putri altar……………………………………………………….

h. Dukungan para orang tua bila diadakan pendampingan rohani..

i. Banyaknya kegiatan pendampingan rohani yang

diselenggarakan dari Stasi Samigaluh…………………………

j. Tanggapan pendamping atas suatu kegiatan yang

diselenggarakan………………………………………………..

k. Tanggapan putra-putri altar bila diadakan suatu kegiatan

pendampingan rohani…………………………………………..

l. Pembekalan tentang liturgi…………………………………….

m. Sumber-sumber pendukung yang digunakan dalam

Pendampingan Rohani…………………………………………

n. Jadwal misdinar yang ada di Stasi Samigaluh………………..

o. Sejak kapan mulai menjadi Putra-putri Altar………………….

p. Anak-anak yang aktif bertugas pada Hari Raya dan Hari

Minggu Biasa…………………………………………………..

q. Mengadakan evaluasi setelah pesta maupun kegiatan-kegiatan

lainnya………………………………………………………….

r. Jumlah Putra-putri Altar pada tahun 2011-2013……………….

s. Keseluruhan jumlah anak SD, SMP dan SMA yang mengikut

misdinar………………………………………………………..

t. Harapan Kedepannya…………………………………………..

BAB IV. SUATU KONSEP DAN USULAN PENDAMPINGAN ROHANI

BAGI PUTRA-PUTRI ALTAR SEBAGAI PETUGAS

LITURGI…………………………………………………………….

A. Pemikiran Dasar Pendampingan............................................................

B. Langkah-langkah Rekoleksi yang diadakan di dalam Gereja Stasi

Samigaluh……………………………………………………………..

1. Jadwal Rekoleksi…………………………………………………...

2. Identitas…………………………………………………………….

77

79

80

82

83

85

87

88

88

90

91

93

94

95

96

96

97

98

98

99

99

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

xvi

3. Pemikiran Dasar……………………………………………………

4. Langkah-langkah Rekoleksi………………………………………..

C. Laporan Tentang Pelaksanaan Rekoleksi…………………………….

1. Yang Sama dengan Konsep Awal…………………………………

2. Yang Tidak Sama dengan Konsep Awal…………………………..

3. Perubahan Setelah Rekoleksi………………………………………

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….....

A. Kesimpulan…………………………………………………………….

B. Saran…………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....

LAMPIRAN……………………………………………………………………...

Lampiran 1: Surat Permohonan Ijin Mengadakan Penelitian……………...

Lampiran 2: Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian…………..

Lampiran 3: Surat Pemilihan Struktur Kepengurusan Yang Baru………...

Lampiran 4: Pedoman Pertanyaan Wawancara bagi Pembina Putra-putri

Altar………………………………………………………….

Lampiran 6: Hasil Wawancara Pembina Putra-putri Altar………………...

Lampiran 7: Pedoman Pertanyaan Wawancara Putra-putri Altar…………

Lampiran 8: Hasil Wawancara Putra-putri Altar………………………….

Lampiran 17: Wawancara di Gereja Kotabaru dan Samigaluh……………

Lampiran 18: Soal tes tentang peralatan liturgi……………………………

Lampiran 19: Hasil Evaluasi Putra-putri Altar……………………………

Lampiran 20: Hasil Evaluasi Pendamping Putra-putri altar………………

Lampiran 21: Hasil Evaluasi Orangtua Putra-putri altar…………………

102

103

118

118

119

120

123

123

125

128

130

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(9)

(10)

(29)

(31)

(36)

(41)

(42)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti mengikuti

Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat.

(Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik

Departemen Agama Repubik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende:

Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang

Gereja, 21 November 1964.

PUMR :Pedoman Umum Misale Romawi, Institutio Generalis Missalis

Romani, tentang dari hasil sidang Konferensi Waligereja

Indonesia 23-26 April 2002.

SC : Sacrosanctun Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang

Liturgi Suci, 4 Desember 1963.

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

Dkk : Dan kawan-kawan

DSA : Doa Syukur Agung

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

KAS : Keuskupan Agung Semarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

xviii

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KBP : Karya Bakti Paroki

KK : Kepala Keluarga

KKMK : Kelompok Karyawan Muda Katolik

KKN : Kuliah Kerja Nyata

KLRJP : Komisi Liturgi Region Jawa Plus

KM : Kilo Meter

KOMKAT : Komisi Kateketik

M : Meter

OMK : Orang Muda Katolik

PIA : Pendampingan Iman Anak

PMKRI : Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia

PPA : Putra-Putri Altar

PPIA : Pusat Penelitian dan Informasi Alocita

SD : Sekolah Dasar

SMA : Sekolah Menengah Atas

TPE : Tata Perayaan Ekaristi

WK : Wanita Katolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang

Gereja Katolik mempunyai banyak wadah. Ada kelompok PMKRI

(Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), ada kelompok Legio Mariae,

kelompok Karismatik dan ada juga Kelompok Karyawan Muda Katolik (KKMK),

(PPIA, 1991: 2). Selain itu, ada kelompok Kor, kelompok OMK (Orang Muda

Katolik), kelompok PIA (Pendampingan Iman Anak) termasuk kelompok PPA

(Putra-putri Altar).

Secara khusus skripsi ini akan membahas tentang pelayanan putra-putri altar

di Stasi Samigaluh. Namun, sebelum masuk dalam pembahasan selanjutnya perlu

mengetahui sejarah singkat mengenai putra-putri altar. Awal munculnya pelayanan

putra altar bertolak dari tugas akolit dalam Gereja Romawi sejak abab ke-3. Tugas

akolit sebagai pelayan merupakan suatu tugas klerus artinya yang bertugas hanya

orang-orang yang sudah ditahbiskan. Tugas ini mulai mengalami perubahan pada

abab ke-8 karena muncul ”missa privata”, yang artinya dimana tiap imam sering

merayakan misa sendiri-sendiri dalam Gereja pada waktu yang sama di tempat yang

berbeda-beda. Oleh sebab itu, Gereja menuntut setidak-tidaknya satu pelayan harus

hadir sebagai wakil jemaat untuk merayakan misa secara bersama-sama. Pada saat

Ekaristi pelayan misa dilakukan oleh anak-anak laki-laki yang sejak usia dini belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

2

untuk menjadi calon imam dan dididik untuk kemudian menjadi Imam. Namun,

dengan berjalannya waktu tugas pelayanan misa mulai mengalami perubahan sesuai

dengan kebiasaan dan tuntutan zaman. Misalnya pada zaman Barok (abad 17-18)

putra altar diberi tugas yang mirip dengan pelayan anak di istana bangsawan,

termasuk juga cara berpakaian dan penampilannya secara dekoratif yang artinya

tidak hanya perorangan tetapi dalam kelompok dengan membawa lilin, saat berjalan

dan bergerak bersama-sama secara teratur dengan berpakaian khusus. Kebiasaan di

istana bangsawan inilah, lalu kemudian diterapkan pada putra altar, maka hingga

kini putra altarpun bergerak secara bersama-sama dan mempunyai pakain khusus

hingga dipakai sampai sekarang.

Barulah pada tahun 1994, para ahli liturgi mulai menegaskan ketentuan

hukum Gereja yang bersangkutan harus ditafsirkan menurut Dasar Teologis

Konstitusi Liturgi dari Konsili Vatikan II, yakni bahwa pria maupun wanita atau

putra maupun putri dapat melaksanakan tugas sebagai pelayan misa berdasarkan

sakramen baptis (Meisner, 1998: 141). Ungkapan ini juga diperkuat, setelah Konsili

Vatikan II, dimana Gereja membuka jalan selebar-lebarnya bagi umat yang ingin

berpartisipasi memeriahkan liturgi dengan cara yang wajar dan berkenan kepada

Allah, tanpa merusak keindahan liturgi itu sendiri. Berdasarkan tuntutan kebutuhan

Gereja zaman sekarang dalam hal pelayanan sangat dibutuhkan tenaga pelayan

dimana-mana, maka tugas ini diperkenankan juga diambil alih oleh misdinar atau

putra-putri altar (Martasudjita, 2008: 13-14).

Kelompok putra-putri altar merupakan kelompok remaja katolik yang sudah

menerima sakramen pembaptisan dan dimasukkan menjadi anggota Gereja secara

syah. Putra-putri altar atau yang sering disebut dengan misdinar adalah suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

3

kelompok remaja Katolik yang terdiri dari anak-anak yang sudah menerima komuni

pertama. Mereka ini mempunyai tugas dan tanggungjawab yakni melayani Imam

sewaktu Imam mempersembahkan perayaan Ekaristi. Jenjang pendidikan putra-putri

altar mulai dari kelas 1V SD sampai usia SMA. Pada usia remaja ini, mereka sedang

dalam proses mencari jati diri, maka lewat kegiatan-kegiatan yang dilakukan mereka

bergerak untuk menemukan jati diri sendiri (Martasudjita, 2008: 16). Selain itu,

putra-putri altar merupakan suatu profesi yang membutuhkan kerelaan diri untuk

siap-sedia melayani Imam selama mempersembahkan perayaan Ekaristi, baik ketika

mengadakan misa harian, misa mingguan, hari raya dan hari-hari khusus seperti

pemberkatan perkawinan, dll. Pada usia remaja ini, mereka sedang dalam proses

perkembangan secara fisik maupun rohani. Dalam perkembangannya mereka

menerima pengaruh positif dan negatif dari luar dirinya. Remaja putra-putri altar

yang ada di Stasi Samigaluh pun demikian. Dewasa ini mereka dihadapkan pada

kemajuan zaman dengan berbagai alat teknologi canggih seperti televisi dengan

aneka sajian yang menarik, melalui media masa, internet, HP dan lain sebagainya.

Disamping itu, mereka juga dipengaruhi oleh situasi sosial zaman sekarang yang

berpuncak pada kemerosatan moral karena adanya korupsi dimana-mana, pergaulan

kaum muda yang terlalu bebas, mabuk-mabukan, pemerkosaan, bahkan melakukan

aborsi, ketidakadilan, dan kemiskinan terjadi dimana-mana.

Semua hal yang sudah disebutkan di atas, akan mempengaruhi nilai positif

dan negatif bagi perkembangan iman mereka. Nilai positif bila pengaruhnya dapat

membantu memperkembangkan dirinya, misalnya melihat kemiskinan, ia akan

tergerak hatinya untuk belajar berbagi kasih dan sebaliknya nilai negatif akan

menghambat perkembangan dirinya, seperti nonton televisi yang menawarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

4

produk-produk baru yang harus dibeli sehingga lama-kelaman anak menjadi

materialistik. Selain itu, pergaulan yang terlalu bebas di antara kaum muda akan

mempengaruhi timbulnya niat jelak akan perilaku seksual. Mengingat putra-putri

altar sebagai generasi penerus Gereja di masa depan, maka mereka perlu mendapat

pendampingan rohani yang memadai sedini mungkin, sehingga nantinya mereka

siap menjadi generasi penerus Gereja yang handal dalam mengemban karya

pelayanan di tengah-tengan umat. Namun, penulis melihat selama ini putra-putri

altar belum pernah diajari bahkan belum pernah mendapat pembekalan peralatan

liturgi, karena belum ada bahan-bahan pendukung yang dapat digunakan sehingga

sangat minim sekali pengetahuan dan pemahaman mereka tentang alat-alat liturgi.

Selain itu, karena tidak ada pendamping profesional atau yang sudah berpengalaman

untuk mengajari mereka mengenal dan memahami peralatan liturgis. Selama

menjalankan tugas, putra-putri altar bersemangat untuk melayani, namun

kenyataannya putra-putri altar di Stasi Samigaluh ini belum memahami dan

mengerti secara mendalam apa makna liturgi, nama alat-alat liturgi, warna-warna

liturgi, pakaian liturgi dan bagaimana bersikap yang baik sebagai seorang pelayan.

Ketika melayani Imam saat perayaan Ekaristi mereka anggap hanya sebagai

formalitas saja. Ini nampak pada cara duduk mereka kakinya diangkat, sering

makan-makan permen, saat hormat tidak sepenuhnya sampai tunduk ke bawah dan

sering berbicara dengan teman kiri-kanan. Mereka mengganggap yang penting

datang, duduk saat dimana ia harus mengantar roti dan anggur, kain dan air, dan

kapan mendupai, hanya seputar ini saja yang mereka ketahui. Ini merupakan

keprihatinan berdasarkan pengamatan langsung oleh penulis. Meski banyak

keprihatinan, penulis berpikir kemauan yang ada perlu dipupuk dan dikembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

5

dengan baik supaya tetap berkembang. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dan

maksud tersebut diperlukan adanya pendampingan rohani secara rutin bagi putra-

putri altar, baik melalui materi-materi tentang liturgi, masa-masa liturgi, peralatan

atau perlengkapan liturgi dan mamberikan materi tentang sikap-sikap yang baik.

Dengan demikian, harapan kedepannya putra-putri altar di Stasi Samigaluh benar-

benar mengetahui dan dapat mempraktekannya dengan penuh penghayatan iman

dalam perayaan Ekaristi maupun dimana saja mereka berada.

Putra-putri altar selama ini, penulis melihat belum terorganisir dengan baik

sehingga jarang pula diadakan pendampingan tersebut. Khususnya putra-putri altar

yang ada di Stasi Samigaluh, hal ini sungguh sangat memprihatinkan dalam

memperkembangkan iman mereka. Untuk itu, penulis menawarkan beberapa

kegiatan seperti retret, rekoleksi, ziarah, dan camping agar putra-putri altar tetap

termotivasi untuk melayani. Dari beberapa kegiatan yang sudah disebutkan, penulis

memilih salah satu kegiatan yaitu rekoleksi. Program rekoleksinya sudah

dilaksanakan dua kali yaitu pada 27 Mei dan 30 Juni 2014 di Gereja Samigaluh dan

hasilnya dapat dilihat dalam bab IV. Dengan adanya kegiatan rekoleksi mereka

mendapat pengetahuan dan membuka wawasan yang baru sehingga mereka

termotivasi untuk melayani. Sikap melayani tidak hanya melayani Tuhan saat

perayaan Ekaristi berlangsung, namun sikap melayani dapat diterapkan juga di

sekolah, di tengah-tengah masyarakat, keluarga, dan komunitas dan dimanapun

kalian berada. Sama seperti yang yang dikatakan Yesus ”Aku datang untuk

melayani, bukan untuk dilayani” (Mat 20:28). Bertolak dari pemikiran dan

kenyataan di atas, maka penulis mengangkat judul UPAYA MENINGKATKAN

PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI, MELALUI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

6

PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA SAMIGALUH,

PAROKI SANTA LISIEUX, BORO, KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA.

Penulis berharap melalui tulisan ini, dapat mengetahui lebih jauh tentang

pelaksanaan pendampingan rohani terhadap putra-putri altar di Stasi Samigaluh dan

memberikan sumbangan yang berguna bagi putra-putri altar di Stasi Samigaluh

dalam meningkatkan hidup rohani mereka sejak usia dini, melalui beberapa kegiatan

yang mendukung seperti rekoleksi, camping rohani, ziarah dan retret.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka pokok

masalah dalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Sejauh mana Gereja mengadakan pendampingan rohani bagi putra-putri altar?

2. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi dari Stasi Samigaluh untuk

meningkatkan pelayanan putra-putri altar?

3. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan semangat

pelayanan bagi putra-putri altar di stasi Samigaluh secara realistis?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana Gereja mengadakan pendampingan rohani bagi

putra-putri altar.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi di Stasi Samigaluh untuk

meningkatkan pelayanan putra-putri altar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

7

3. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan

semangat pelayanan putra-putri altar?

4. Memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana SI Program Studi Ilmu

Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Putra-putri Altar di Stasi Samigaluh

Putra-putri altar di Stasi Samigaluh dapat menambah pengetahuan dan

wawasan yang baru tentang alat-alat liturgis, masa-masa liturgi, warna-warna liturgi,

bahan-bahan pokok yang digunakan dalam perayaan Ekaristi serta bagaimana

bersikap yang baik sebagai seorang pelayan, nilai-nilai yang baik serta faktor-faktor

pendukung demi kelancaran kegiatan putra-putri altar di Stasi Samigaluh. Selain

mengetahui peralatan liturgi, warna-warna liturgi, bahan-bahan pokok dan lain-lain

yang sudah disebutkan di atas juga diharapkan dalam perayaan Ekaristi belajar

untuk lebih memaknai perayaan Ekaristi secara mendalam. Setelah mendapat

pendampingan rohani, akhirnya putra-putri altar tergerak hati untuk menjadi pelayan

Tuhan dan sesama

2. Bagi Stasi Samigaluh

Skripsi ini sebagai sumbangan pemikiran dalam membantu meningkatkan

pendampingan rohani dalam bentuk kegiatan rekoleksi bagi putra-putri altar di Stasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

8

Samigaluh agar Gereja Samigaluh menggunakan program rekoleksi dalam

menindaklanjuti kegiatan selanjutnya atau jadikan program ini sebagai acuan untuk

kegiatan selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru tentang

pendampingan rohani putra-putri altar serta lebih dalam memahami peralatan liturgi

dan makna peralatan liturgi sehingga membantu meningkatkan semangat pelayanan.

Tulisan ini juga bermanfaat bagi penulis sebagai bekal dikemudian hari dalam

melakukan pendampingan rohani putra-putri altar dalam pelayanan dimana penulis

akan berkarya nantinya.

E. Metode Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif

analisis dengan studi pustaka yang dilengkapi dengan penelitian, yang datanya

diperoleh melalui observasi dan wawancara.

F. Sistematika Penulisan

Tulisan ini mengambil judul tentang UPAYA MENINGKATKAN

PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI, MELALUI

PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA SAMIGALUH,

PAROKI SANTA LISIEUX, BORO, KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA. Uraian secara singkat dari kelima bab tersebut adalah sebagai

berikut: Dalam bab I ini berisi tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

9

Dalam bab II ini berisi tentang sejarah singkat munculnya putra-putri altar,

pengertian putra-putri altar, organisasi putra-putri altar, syarat-syarat menjadi

anggota putra-putri altar, acara pelantikan putra-putri altar, tugas pelayanan putra-

putri altar, pakaian misdinar serta peralatan untuk perayaan liturgi dan pengertian

liturgi, unsur-unsur liturgi, sikap-sikap badan yang baik sebagai seorang pelayan,

simbol atau lambang liturgi, warna-warna liturgi, tentang pendampingan rohani

putra-putri altar maupun nilai-nilai yang baik perlu dimiliki oleh putra-putri altar.

Dalam bab III penulis akan menguraikan lima bagian antara lain:

memaparkan tentang gambaran umum Paroki Santa Lisieux Boro Daerah Istimewa

Yogyakarta meliputi: sejarah singkat Paroki Santa Lisieux Boro Yogyakarta, letak

dan situasi geografis Paroki St. Theresia Lisieux Boro, Sejarah Singkat Stasi

Ignasius Loyola Samigaluh, letak dan batas-batas geografis Stasi St.Ignasius Loyola

Samigluh, jumlah lingkungan dan jumlah umat yang ada di Stasi St.Ignasius Loyola

Samigaluh. Persiapan penelitian meliputi tujuan penelitian, jenis penelitian, tempat

dan waktu penelitian, responden penelitian, metode penelitian, keabsahan data,

teknik analisis data, daftar pertanyaan, hasil penelitian dan pembahasan.

Bab IV merupakan suatu konsep dan usulan pendampingan rohani bagi

putra-putri altar sebagai petugas liturgi serta menguraikan langkah-langkah rekoleksi

yang direncanakan dan hasil laporan pelaksanaan rekoleksi.

Pada bab V berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan keseluruhan

isi skripsi mulai dari bab I-IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

10

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR

DALAM LITURGI

Bab II ini merupakan kajian pustaka yang akan penulis uraikan dalam empat

bagian besar. Pada bagian pertama berbicara secara singkat mengenai sejarah

munculnya putra-putri altar, pengertian putra-putri altar, organisasi putra-putri altar,

tugas pelayanan misdinar, pakain misdinar dan peralatan liturgi. Pada bagian kedua

berbicara mengenai pengertian liturgi, unsur-unsur liturgi, sikap-sikap yang baik,

peralatan liturgi, bahan-bahan pokok yang digunakan dalam perayaan liturgi, simbol

atau lambang liturgi, warna-warna liturgi dan petugas liturgi. Pada bagian ketiga

tentang pendampingan rohani putra-putri altar dan yang keempat berbicara

mengenai nilai-nilai yang baik yang perlu dimiliki oleh putra-putri altar.

A. Pelayanan Putra-putri Altar dalam Liturgi

1. Sejarah Singkat Munculnya Putra-putri Altar

Awal mula pelayanan putra altar bertolak dari tugas akolit dalam Gereja

Romawi sejak abab ke-3. Akolit, dalam bahasa Yunani “akolythos” yang artinya

pelayan atau murid. Tugas pelayanan awalnya merupakan tugas klerus yang artinya

yang bertugas hanya orang-orang yang sudah ditahbiskan. Tugas ini mulai

mengalami perubahan pada abab ke-8, karena muncul ”missa privata”, yang artinya

dimana setiap imam sering merayakan misa secara sendiri-sendiri dalam Gereja

pada waktu yang bersamaan dan di tempat yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

11

Gereja menuntut setidak-tidaknya satu pelayan harus hadir sebagai wakil jemaat

(umat) sebagai pemimpin misa untuk merayakan misa secara bersama-sama dengan

umat. Dan pelayan misa dilakukan oleh anak-anak laki-laki yang sejak usia dini

belajar sebagai calon kaum klerus atau calon imam dan dididik yang kemudian

menjadi Imam. Mereka ini biasanya tinggal di rumah Bapak Uskup dan dididik

dalam bahasa Latin. Pada abad-13 ada tuntutan dari Roma bahwa hanya anggota

kleruslah yang boleh melaksanakan pelayanan di altar. Bahkan sampai sejak Konsili

Trente pun gereja masih menegaskan bahwa pelayan misa hendaknya hanyalah

kaum “klerus” saja. Namun demikian, kenyataan berbeda, maka diteruskan

kebiasaan bahwa anak laki-laki melayani misa. Mulai pada zaman Barok (abad 17-

18) putra altar digandakan dan diberi tugas yang mirip dengan pelayan anak di

istana bangsawan, termasuk juga cara berpakaian dan penampilannya secara

dekoratif artinya tidak hanya perorangan tetapi dalam kelompok dengan membawa

lilin, saat berjalan atau bergerak bersama-sama secara teratur, dengan berpakaina

khusus. Kebiasaan di istana bangsawan inilah, lalu kemudian diperlakukan yang

sama bagi putra altar, maka hingga kini putra altarpun mempunyai pakain khusus

hingga dipakai sampai sekarang.

Suatu perubahan terjadi dengan Ensiklik ”Mediator Dei”, 1947 dimana Paus

Pius XII secara resmi berbicara tentang putra altar yang bukan termasuk kaum

klerus atau orang-orang yang bukan tertahbis untuk menjadi pelayan. Ungkapan ini

juga diperkuat dari Konsili Vatikan II, dimana Gereja membuka jalan selebar-

lebarnya bagi umat yang ingin berpartisipasi memeriahkan liturgi dan merayakan

Ekaristi dengan cara yang wajar dan berkenan kepada Allah, tanpa merusak

keindahan liturgi itu sendiri. Begitu pula menurut Instruksi dari “Immensae

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

12

Cartatis” artinya Instruksi dari Kongregasi Ibadat dan Sakremen di Roma pada

tanggal 29 Januari 1973 berbicara tentang peranan awam dalam perayaan liturgi

seperti petugas komuni dan lektor, antara lain juga tentang putra altar. Ternyata

pada tahun 1970an secara diam-diam putri altar menjadi pelayan misa. Maka, pada

tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II secara resmi mengizinkan putri altar menjadi

pelayan misa. Oleh karena itu, hukum gereja harus dirubah. Maka, para ahli liturgi

dan hukum Gereja menegaskan bahwa ketentuan hukum Gereja (Codex Iuris

Canonici, 230) harus ditafsirkan menurut Dasar Teologi Konstitusi Liturgi Vatikan

II yakni pria maupun wanita, baik putra maupun putri dapat melaksanakan tugas

sebagai pelayan misa berdasarkan sakramen baptis yang artinya bahwa putra altar

maupun putri altar bisa menjadi pelayan imam/uskup dalam perayaan Ekaristi.

Akhirnya, pernyataan ini menjadi dokumen resmi dalam instruksi

“Redemptionis sacramentum” yang dikelurkan oleh Kongregasi Iman tahun 2004

dimana dikatakan bahwa :

Disambut dengan gembira bila kebiasaan lama dipertahankan, bahwa anak

atau remaja hadir sebagai petugas dalam ibadat. Mereka itu disebut putra

altar dan melayani di altar seperti tugas akolyt. Untuk karena itu,

hendaknya mereka menerima kateksese sesuai dengan daya

perkembangannya tentang tugas mereka. Jangan lupa bahwa dari jumlah

anak-anak ini berabad-abad lamanya telah tumbuh sejumlah besar imam

atau rohaniwan. Maka, untuk mewujudkan pendidikan putra altar secara

lebih efektif, hendaknya didirikan dan didukung organisasi-organisasi

dimana juga orang tua mereka dapat ambil bagian. Organisasi macam ini

bercorak internasional termasuk Kongregasi Ibadat dan Sakramen untuk

mendirikan organisasi tersebut serta mendirikan dan menyesahkan

statusnya. Selain itu, menurut pertimbangan uskup setempat dan dengan

diperhatikan norma-norma yang telah ada, maka putra atau wanita dapat

juga diizinkan sebagai pelayan altar (Redemptionis sacramentum II: 2004.

47).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

13

Komisi Liturgi-KWI (2002: 87-88), memperjelas tugas akolit terlantik.

Tugasnya yaitu mulai dari ritus pembuka, masuk perarakan menuju altar dengan

membawa salib dan lilin bernyala. Selama perayaan Ekaristi, akolit selalu siap

melayani Imam dalam hal-hal yang diperlukan. Dalam Ekaristi, bila tidak ada

diakon, akolit menyiapkan alat-alat misa mulai dari corporal, purificatorium, patena

dan piala. Selain itu, akolit yang sudah dilantik membantu imam dalam membagi

komuni kepada umat. Sesudah komuni, akolit membantu imam membersihkan serta

merapikan alat-alat yang sudah digunakan. Selain itu, bila tidak ada imam, akolit

tertahbiskan dapat mentahtakan sakramen Maha Kudus untuk sembah sujud oleh

umat. Tetapi dengan bersyarat akolit tertahbiskan tidak diperbolehkan memberkati

umat dengan sakramen Maha Kudus. Selain itu, akolit tertahbiskan juga mempunyai

tugas membina para pelayan misa (Maryanto, 2004: 10-11). Akolit tertahbiskan

termasuk para frater, maka para frater yang sudah dilantik melayani seperti para

misdinar melayani Imam dalam merayakan Ekaristi. Tetapi, karena frater-frater

akolit tidak banyak, sementara kebutuhan Gereja zaman sekarang dalam pelayanan

sangat dibutuhkan dimana-mana, maka tugas ini diperkenankan diambil alih oleh

putra-putri altar (Martasudjita, 2008: 13-14).

2. Pengertian Putra-putri Altar

Putra-putri altar atau “misdinar” berasal dari bahasa Jerman, "Messdiener"

yang artinya Pelayan Misa. Dalam Bahasa Indonesia disebut "Misdinar". Sedangkan

dalam Bahasa Inggris "Altar Servers" yang artinya Pelayan Altar. Maka, sebutan

misdinar atau putra-putri altar adalah orang-orang yang melayani dalam perayaan

Ekaristi Kudus. Untuk itu, panggilan putra altar berlaku bagi laki-laki sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

14

panggilan putri altar berlaku bagi perempuan. Di beberapa tempat, tugas pelayanan

dikhususkan hanya laki-laki saja, ini berdasarkan pada tradisi Gereja zaman dulu

sebelum Konsili Vatikan II. Namun, berdasarkan kebutuhan zaman sekarang, maka

tetap memperbolehkan adanya misdinar perempuan. Ini tergantung kebijakan dari

Uskup setempat (Daely, dkk. 2012: 37).

3. Dua segi dalam Pembinaan Putra-putri altar

a. Putra-putri Altar sebagai Pribadi

Secara pribadi setelah menerima pembaptisan putra-putri altar diutus untuk

membawa Kabar Gembira kepada orang lain. Sama seperti tugas yang diberikan

oleh Yesus kepada para murid-Nya yaitu mengutus para rasul-Nya dengan berkata:

Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam

Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala

sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu”(Mat 28:19-20). Para murid

telah melaksanakan perintah-Nya, pergi ke segala bangsa untuk membaptis.

Bagi mereka yang telah dibaptis menjadi percaya kepada Kristus. Termasuk

seluruh umat manusia yang sudah dibaptis dan dinamakan Gereja. Mereka

yang dibaptis ini menjadi ciptaan baru melalui kelahiran kembali dari air dan

roh dan menjadi anak-anak Allah. Mereka ini mempunyai tugas membawa

orang kepada Tuhan, agar mereka percaya bahwa hanya kepada Tuhanlah

manusia menimbah kekutan yaitu melalui perayaan Ekaristi. Mereka juga

mempunyai konsekuensi yaitu melayani umat dengan memberikan kesaksian

hidup kepada masyarakat luas, sesuai panggilannya sebagai orang kristiani

(Waskito, 1984: 17).

Begitu juga putra-putri altar sebagai pribadi dengan berbagai macam

persoalan hidupnya baik suka maupun duka. Meski demikian, anak tersebut secara

pribadi mempunyai niat baik, dengan meninggalkan kesenangannya yang

seharusnya bermain dengan teman-temannya, ada banyak tugas yang perlu ia

kerjakan atau tinggal di rumah menonton film kesukaannya. Namun, Roh Kudus

yang mereka terimah dari sakramen pembaptisan mendorong mereka untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

15

mengorbankan kesenangannya, mengorbankan waktunya demi melayani Tuhan

dalam perayaan Ekaristi. Putra-putri altar juga merupakan salah satu anggota Gereja,

maka mereka menerima konsekwensi itu. Tugas mereka, selain mewartakan Injil

mereka dituntut untuk memberikan kesaksian hidupnya di tengah-tengah

masyarakat. Dengan tugasnya itu mereka mampu mengungkapkan imannya,

meskipun kadang-kadang hal itu belum disadarinya. Mereka biasanya menjalankan

tugas demi kewajiban saja, tanpa penghayatan iman yang mendalam dalam

melandasi pelaksanaan tugasnya tersebut. Putra-putri altar, selain anggota Gereja,

mereka termasuk anggota masyarakat, maka diharapkan di dalam hidupnnya mereka

mampu menjadi pelayan dalam masyarakat dan memberikan kesaksian hidupnya

sebagai orang kristiani. Dengan demikian, mereka dapat menjadi teladan di tengah-

tengah masyarakat.

Maka, pengertian putra-putri altar sebagai pribadi adalah warga Gereja yang

dipanggil untuk melayani Tuhan lewat pelayanannya di altar. Sikap melayani tidak

hanya sebatas melayani Imam di altar, melainkan sikap melayani diwujudkan secara

konkrit dalam kehidupan bermasyarakat, seperti kata Yesus, Aku datang bukan

untuk dilayani melainkan untuk melayani (Waskito, 1984: 22-24).

b. Putra-putri Altar sebagai Kelompok

Di dalam Gereja terdapat banyak kelompok. Ada kelompok wanita katolik,

PIA, Mudika dan salah satunya adalah kelompok putra-putri altar. Putra-putri altar

beranggotakan anak-anak mulai dari SD kelas IV sampai dengan jenjang SMA, yang

biasa disebut sebagai usia remaja. Usia remaja adalah usia yang sangat

membutuhkan perhatian khusus karena mereka baru menginjak pada tahap mencari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

16

jati diri dan pada tahap pembentukan kepribadian yang matang dan dewasa. Masa

remaja merupakan masa peralihan, yakni terjadinya perubahan dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa. Artinya, masa anak-anak mulai meninggalkan sifat kenak-

kanakan dan menuju ke tingkat yang lebih tinggi, namun belum mereka jalani

sepenuhnya. Pada masa remaja mereka banyak mengalami perubahan secara fisik

baik pada laki-laki maupun perempuan. Misalnya: pada laki-laki pita suara berubah,

mulai mengalami mimpi basah sedangkan pada perempuan mulai tumbuh bayu

darah dan menstruasi.

Masalah-masalah yang dihadapi remaja dalam mencari identitas dirinya

adalah ingin diterima dalam kelompoknya karena mempunyai kesamaan hobby,

mengejar popularitas diri di antara teman sebaya, sehingga sering terjadi

kesalahpahaman remaja dengan orang tua dan juga anak-anak remaja ingin suasana

yang bersenang-senang dengan teman sebayanya. Segala sesuatu yang mereka

lakukan bersifat coba-coba, sehingga kadang menimbulkan hal-hal yang kurang

menyenangkan baik pada diri sendiri maupun orang tua.

Dari semua proses tersebut masa remaja mulai menginjak ambang masa

dewasa, dimana remaja ingin menyamakan dirinya dengan orang dewasa, maka

remaja dalam berpakaian dan bertindak kadang berperilaku seperti orang dewasa

misalnya; merokok, minum-minuman keras dan menggunakan obat-obat terlarang,

karena perilaku tersebut merasa akan memberikan citra yang mereka inginkan

(Hurlock, 1980: 207-209). Masalah remaja juga kadang datang dari orangtuanya,

karena kedua orangtuanya bercerai atau salah satunya sudah meninggal. Dilain

pihak, karena banyak anak atau karena orang tuanya terlalu sibuk dengan

pekerjaannya sehingga kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

17

tuanya. Melihat keadaan seperti ini, maka orang tua sebagai pendidik utama turut

bertanggungjawab dalam mendampingi anak-anak mereka agar mereka berkembang

ke arah yang lebih baik (Sudarsono, 1990: 125-127). Keadaan ini cukup

memprihatinkan, maka perlu ditangani secara serius. Oleh karena itu, kelompok

putra-putri altar ini perlu mendapat mendampingan agar mereka dapat berkembang

menjadi putra-putri altar yang dewasa dan matang imannya. Maka, perlu mengetahui

pengertian kelompok.

Kelompok menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional adalah

“sejumlah orang, benda atau hal, yang walaupun tetap mengakui keberadaan

pribadinya, namun dikumpulkan untuk kemudian diperlakukan menurut cara-cara

serta tujuan yang sama “(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002:

534). Begipula, kelompok putra putri altar adalah remaja yang sedang berkembang

yang berkumpul karena mempunyai tujuan yang sama yaitu menjadi pelayan imam.

4. Organisasi Putra-putri Altar

a. Pengertian Organisasi

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: 803)

dijelaskan bahwa organisasi adalah “kesatuan yang terdiri atas orang-orang dalam

perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi disebut sebagai kelompok

kerja sama antar orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama”.

Maka, organisasi adalah kelompok orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai

tujuan bersama. Organisasi yang dimaksudkan disini adalah organisasi putra-putri

altar. Di setiap paroki maupun wilayah mempunyai anggota putra-putri altar dan

memiliki struktur organisasi atau kepengurusan jelas, sehingga kegiatan putra-putri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

18

altar biasanya dapat berjalan dengan baik. Untuk itu, diperlukan suatu kepengurusan

yang jelas mulai dari koordinator umum termasuk ada ketua, yang dibantu dengan

sekretaris dan bendahara serta seksi-seksi kerja lainnya. Selain itu, diharapkan dalam

setiap kepengurusan harus ada seorang pendamping professional atau orang-orang

yang sudah berpengalaman bahkan orang-orang yang mempunyai hati untuk

mendampingi kegiatan putra-putri altar sehingga pelayanan putra-putri altar dapat

berjalan dengan lancar sesuai harapan umat (Martasudjita, 2008: 20).

Dibawah ini akan membandingkan struktur kepengurusan dari dua Gereja

yakni dari Paroki Kotabaru dan dari Stasi Samigaluh. Berdasarkan hasil wawancara

diketahui ternyata struktur kepengurusan di Gereja Kotabaru maupun di Stasi

Samigaluh berbeda-beda. Menurut Devi ketua misdinar di Stasi Samigaluh

mengatakan bahwa struktur kepengurusan di Stasi Samigaluh tidak lengkap maka

biasanya saya (Devi) yang mengurusi semuanya misalnya pembagian tugas misdinar

minggu berikutnya, sedangkan di Gereja Kota Baru justru struktur kepengurusannya

lengkap sehingga membantu memperlancar jalannya kegiatan putra-putri altar

[Lampiran 17: (29)].

b. Syarat-syarat menjadi Anggota Putra-putri Altar

Berdasarkan hasil wawancara di Stasi Samigaluh dan Gereja Kota Baru

secara umum mengatakan bahwa syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuk menjadi

anggota putra-putri altar adalah remaja katolik, kemudian yang sudah menerima

komuni pertama dan dengan batas umur anak SD kelas 4 atau kelas 5 dan SMA

dengan batasan umur 17 dan 18 tahun. Syarat tersebut berlaku bagi anggota putra-

putri altar yang baru, baik untuk laki-laki maupun perempuan yang dianggap sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

19

remaja katolik. Selain itu, mereka jugs diharapkan harus menghafalkan Tata

Perayaan Ekaristi (TPE) sehingga saat latihan tidak mengalami kesulitan.

Diharapkan terlebih semoga dalam melayani para petugas seperti imam atau uskup

dapat melayani dengan baik (Martasudjita, 2008: 16) [Lampiran17: (28)].

c. Pelantikan Anggota Putra-putri Altar

Berdasarkan hasil wawancara dengan pendamping kak Christina Diesta dan

anggota Alaxandra Ira dari Gereja Kota Baru, pada hari jumat, 13 September 2013,

pukul 18.5 - 18. 15, tempatnya di Gereja Kota Baru dan hari minggu 15 September

2013, pukul 09.45-09.60 di Stasi Samigaluh dengan ketuanya Devi dan anggotanya

Retri dan Yofan. Ternyata kedua Gereja ini belum pernah mengadakan acara

pelantikan. Tetapi, khususnya di Gereja Kota Baru, pendamping mengatakan bahwa

baru pertama kali mau mengadakan acara pelantikan bagi anggota putra-putri altar

yang baru pada tanggal 13 Oktober 2013 jam 09.00 mendatang di Gereja Kota Baru.

Hal yang sama dan apa yang perlu dilakukan terdapat dalam bukunya

Martasudjita, (2008: 19) bahwa bagi remaja katolik baik perempuan maupun laki-

laki yang mau menjadi anggota putra-putri altar, sebaiknya dipersiapkan dalam

beberapa pertemuan yang berisi pengarahan, pelatihan dalam bentuk rekoleksi

sehari. Hari pelantikannya dapat dibicarakan dengan Romo Paroki setempat. Apakah

acara pelantikannya berlangsung dalam salah satu misa mingguan atau dalam bentuk

ibadat saja. Yang melantik adalah Romo paroki setempat. Inti ucaparanya

pemanggilan calon, doa berkat dari imam dan penyerahan simbol berupa pakain

misdinar [Lampiran 17: (29)].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

20

5. Tugas Putra-putri Altar

Tugas putra-putri altar yaitu melayani. Tugas pelayanan putra-putri altar di

mulai dari sebelum perayaan Ekaristi dimulai, selama perayaan Ekaristi berlangsung

dan bahkan sampai sesudah perayaan Ekaristi selesai. Rincian tugasnya sebagai

berikut:

a. Tugas Putra-putri Altar sebelum Perayaan Ekaristi

Perayaan Ekaristi merupakan perayaan seluruh umat. Dengan demikian,

seluruh umat secara aktif mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi tersebut. Hal

yang sama juga diharapkan oleh “Bunda Gereja bahwa sangat mengharapkan dan

menginginkan agar semua orang beriman secara sadar dan aktif mengikutsertakan

mengambil bagian dalam liturgi (Prier, 2010: 7).

Putra-putri altar mempunyai tugas yaitu sebelum perayaan Ekaristi

berlangsung, mereka perlu mempersiapkan segala sesuatu demi kelancaran perayaan

Ekaristi tersebut. Dilain pihak, mereka perlu persiapan fisik dan batin dengan

bertujuan agar putra-putri altar sungguh-sungguh memberikan pelayanan kepada

Imam di altar. Persiapan fisik dilakukan dengan cara penampilan yang rapih,

misalnya tangan harus bersih, kuku di potong rapih dan datang ke sakristi lebih

awal. Sedangkan persiapan batin dapat dilakukan dengan cara menjaga keheningan

dan berdoa dalam hati di ruang sakristi (Waskito, 1984: 69).

b. Tugas Putra-putri Altar Selama Perayaan Ekaristi

Tugas putra-putri altar selama perayaan Ekaristi berlangsung ditekankan oleh

Paus Yohanes Paulus II yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

21

Dalam perayaan liturgi, setiap orang baik pemimpin maupun awam, harus

melakukan tugasnya secara utuh, tidak lebih dan tidak kurang, sesuai

dengan sifat dan hukum-hukum liturgi. Juga para pelayan ibadat

(maksudnya kamu, para putra altar), para lektor serta para anggota koor

benar-benar melakukan tugas liturgi. Karena itu hendaklah mereka

melakukan tugasnya dengan sungguh khidmat dan tertib, seperti pantas bagi

tugas yang begitu mulia dan seperti boleh diharapkan oleh umat Allah

(Waskito, 1984: 7).

Maksudnya selama perayaan Ekaristi berlangsung putra-putri altar duduk

atau berdiri secara bersama-sama sehingga membantu umat dalam mengikuti

perayaan Ekaristi serta bersama umat menjawab doa secara bersama-sama. Selain

itu, putra-putri altar mengantar ampul yang berisi air dan anggur, piala dan sibori,

serta membawa roti dan anggur ke altar dan membantu imam mencuci tangan secara

bersama-sama. Sesudah komuni, putra-putri altar membantu imam merapikan

bejana-bejana suci ke meja kredens (Komisi Liturgi-KWI, 2002: 192).

c. Tugas Putra-putri Altar sesudah Perayaan Ekaristi

Sesudah perayaan Ekaristi, putra-putri altar masih mempunyai tugas yang

lebih besar. Sikap melayani tidak hanya melayani Imam di altar, tetapi sikap

melayani harus di terapkan dimana-mana misalnya; di rumah, di sekolah, di

komunitas maupun di tengah-tengah masyarakat serta diharapkan mampu menjadi

saksi Kristus serta ikut terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan

(Waskito, 1984: 24).

d. Perbedaan Tugas pada Masa Biasa dengan Masa Khusus (Hari Raya)

Gereja Katolik mempunyai tiga masa yaitu masa Natal, Paskah dan Masa

Biasa. Dibawah ini secara khusus akan dibahas dua masa yaitu, Natal dan Paskah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

22

Masa Natal dimulai dengan minggu pertama masa Adven sekitar akhir bulan

November dan berakhir dengan Pesta Pembaptisan Yesus. Sedangkan, masa Paskah

dimulai dengan hari Rabu Abu dan berakhir dengan perayaan Pentakosta. Secara

umum, tugas putra-putri altar dalam masa biasa dan dalam masa khusus seperti

Natal dan Paskah beberapa ritus hampir sama. Namun, disini secara khusus akan

dibahas mengenai perbedaan tugas-tugas putra-putri altar dalam hari-hari raya

seperti Natal dan Paskah (Marsana Windhu, 1997a: 31-32). Rincian tugasnya antara

lain sebagai berikut:

1) Masa Adven

Kata Adven berasal dari bahasa latin adventus yang berarti kedatangan.

Selama masa Adven umat beriman diharapkan mempersiapkan diri untuk

menyambut kedatangan Yesus yang akan lahir di tengah-tengah umat-Nya. Seluruh

Gereja mengawali masa Adven dengan menandai tanda membuat lingkaran Adven,

memasang empat lilin unggu dengan menghiasi dedaunan hijau dari pohon cemara

dengan pita-pitanya (Waskito, 1984: 24-25). Putra-putri altar perlu ingat bahwa

masa yang menandai tanda dengan membuat lingkaran dengan daun-daun hijau dan

memasang empat lilin itu berarti Gereja mulai memasuki minggu Adven sebelum

merayakan Natalan atau hari kelahiran Yuruselamat.

2) Malam Natal

Malam Natal merupakan misa hari raja, maka seluruh Gereja merayakan

dengan sangat meriah dan penuh kegembiraan. Putra-putri altar mempunyai tugas

khusus yaitu mempersiapkan pendupaan, persiapan lilin, peralatan percikan air suci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

23

Selain itu, perlu diketahui bagaimana posisi gua Natal untuk meletakkan patung bayi

Yesus. Semua ini akan terjadi sesuai dengan kebiasaan atau tradisi Gereja setempat.

Namun, pada umumnya aturan di berbagai Gereja tetap sama sesuai kalender liturgi

(Daely, dkk. 2012: 116-117).

3) Hari Rabu Abu

Hari Rabu Abu merupakan awal pembukaan memasuki masa Prapaskah.

Disebut Rabu Abu, karena hari Rabu Abu daun palma dari tahun sebelumnya

dibakar menjadi abu dan kemudian dioleskan pada dahi umat dalam bentuk tanda

salib sekaligus sebagai tanda pertobatan (Maryanto, 2004: 186). Dalam pemberian

abu oleh Imam dan petugas di dahi umat, disertakan dengan nasehat “Bertobatlah

dan percayalah kepada Injil (Mrk 1:15) atau” Ingatlah hai manusia, bahwa kita ini

abu dan akan kembali menjadi abu” (Kej 3:19). Untuk itu, pada hari Rabu Abu umat

selalu diingatkan untuk bertobat dan menyadari bahwa manusia itu berasal dari abu

dan nantinya akan kembali menjadi abu. Mulai dari Rabu Abu, Gereja

menganjurkan kepada umatnya untuk berpantang dan berpuasa, selama empat puluh

hari dan empat puluh malam, sama seperti Yesus berpantang dan berpuasa selama

empat puluh hari dan empat puluh malam (Mat 4:2). Selain itu, Masa selama 40 hari

dikaitkan dengan 40 tahun perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke padang gurun

menuju tanah Kanaan (Komisi Liturgi Regio Jawa Plus, 2012: 46).

Tugas putra-putri altar yakni mengambil abu yang sudah dipersiapkan

sebelumnya, entah di ruang sakristi atau di meja kredens dan memberikan kepada

Imam untuk dioleskan di dahi umat. Setelah itu, ada yang bertugas melayani cuci

tangan imam sesudah ritus pengolesan abu (Martasudjita, 2008: 18).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

24

4) Minggu Palma

Kekhasan dari Minggu Palma yaitu adanya pemberkataan pada daun-daun

palma. Sebelum perarakan masuk dalam Gereja, daun palma sudah diperciki dengan

air suci. Setelah diberkati oleh Imam, umat berarak masuk ke dalam Gereja dengan

melambaikan daun palma. Peristiwa perarakan masuk mau digenangkan kembali

peristiwa masa lalu dimana Yesus dieluk-elukkan sebagai Mesias masuk ke

Yerusalem (Bert, 2002: 24). Tugas putra-putri altar pada Minggu Palma adalah

sebelum pemberkatan daun palma putra-putri altar segera membawa air suci dan

aspergil, ada yang mendapat tugas membawa wiruk dan dupa untuk memberkati

daun palma (Martasudjita, 2008: 108-109).

5) Kamis Putih

Misa Kamis Putih merupakan perayaan yang cukup lama karena

mengenangkan peristiwa Yesus makan bersama dengan para murid-Nya dimana

Yesus menetapkan Ekaristi. Selain itu, adanya pembasuhan kaki keduabelas murid,

prosesi Sakramen Maha Kudus dan malamnya dilanjutkan dengan tuguran

dihadapan Sakamen Maha kudus (Maryanto, 2004: 93).

Tugas putra-putri altar antara lain, ada yang membawa kain putih untuk

diikat di pinggang Imam sebelum pembasuhan kaki, ada yang siap menerima kasula,

ada yang bertugas membawa panci atau teko yang berisi air, ada yang membawa dua

kain lap yang satu untuk mengelap kaki para murid dan yang kedua mengelap air di

tangan Imam. Selain itu, mempersiapkan hosti yang besar untuk Imam dan

keduabelas orang yang dipilih sebagai keduabelas murid. Untuk perarakan

Sakramen Maha Kudus, perlu mempersiapkan velum untuk Imam, ada yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

25

membawa wiruk dan dupa untuk mendupai Sakramen Maha Kudus, salib dan lilin

bernyala untuk perarakan Sakramen Maha Kudus. Tugas putra-putri altar

mempersiapkan segalanya demi kelancaran perayaan Kamis Putih tersebut

(Martasudjita, 2008: 110-111).

6) Jumat Agung

Hari Jumat Agung semua Gereja dengan cara dan kebiasaanya masing-

masing memperingati bagaimana Yesus dulu didera, diolok-olok bahkan dijatuhi

hukuman mati dan disalibkan di kayu salib, demi menghapus dosa-dosa umat

manusia. Maka, sebagai umat berdosa menyediakan diri untuk mengikuti upacara

penghormatan salib suci, sebagai ungkapan rasa syukur karena sudah di selamatkan

oleh Darah-Nya (Waskito, 1984: 34). Selain itu, ada kekhasan lain dari upacara

Jumat Agung yaitu ucapara dibuka dan ditutup tanpa tanda salib. Kisah sengsara

Yesus di beberapa tempat hanya dibacakan dan ada pula yang memperagakan.

Sedangkan untuk doa umat dinyanyikan secara meriah dipimpin oleh Imam

kemudian dilanjutkan dengan upacara penghormatan dan penyembahan salib.

Tugas putra-putri altar antara lain mempersiapkan bantal untuk Imam

bertiarap. Setelah itu, Imam dan putra-putri altar dari altar menuju pintu depan. Lalu,

Imam sendiri membawa salib yang sudah dibungkus kain merah dari pintu masuk,

diapit oleh dua putra-putri altar yang membawa lilin. Imam berhenti tiga kali di tiga

titik yaitu di depan pintu masuk, tengah rungan dan dimuka altar menghadap umat

dan membuka kain yang dibungkus salib dengan menyanyikan seruan” Lihat Kayu

Salib” dan umat menanggapi dengan kata-kata” Marilah Kita Sembah”, lalu berlutut

dan berdoa sejenak, kemudian dilanjutkan dengan pengormatan salib (Daely, dkk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

26

2012: 129-130). Upacara penghormatan dan penciuman salib oleh Imam dan putra-

putri altar disusul dengan pengormatan dan penciuman salib oleh umat. Selain itu,

tugas putra-putri altar berdiri di beberapa titik yang sudah disiapkan sebelumnya

oleh petugas dengan memegang lap dan salib. Setelah umat mencium salib putra-

putri altar melap salib tempat dimana umat mencium. Setelah upacara penghormatan

salib selesai, putra-putri altar ada yang bertugas memberi taplak pada altar, ada yang

memasang lilin dan salib kecil, ada yang menyediakan corporal untuk alas Sakramen

Maha Kudus (Martasudjita, 2008: 114).

7) Malam Paskah

Misa malam Paskah merupakan misa kudus paling meriah yang dirayakan

sepanjang tahun, karena Paskah adalah puncak seluruh rangkaian Trihari Paskah.

Seluruh Gereja pada malam Paskah dengan upacara yang sangat meriah merayakan

Kebangkitan Kristus, karena penderitaan dan maut sudah dikalahkan oleh-Nya.

Kekhasan dari misa Malam Paskah adalah adanya ucarapa cahaya yang meliputi

pemberkatan api, pemberkatan lilin paskah, perarakan lilin paskah dan pujian

paskah, perayaan sabda tentang karya Allah, ada pembaptisan atau pembaharuan

janji baptis dan dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi (Komisi Liturgi Regio Jawa

Plus, 2012: 59). Tugas putra-putri altar pada misa Malam Paskah yaitu membawa

wiruk dan dupa–ratus untuk mendupai lilin Paskah, ada yang membawa salib, korek

api untuk menyalakan lilin Paskah, senter untuk membantu Imam saat membacakan

teks, ada juga petugas mempunyikan lonceng atau bel. Selain itu, ada yang

membantu Imam membawakan ember yang berisi air suci untuk upacara

pembaharuan janji baptis (Martasudjita, 2008: 115-116).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

27

6. Pakaian Putra-putri Altar

Dalam kehidupan sehari-hari, orang memakai berbagai jenis pakain sesuai

keperluan, antara lain untuk seragam sekolah atau kepentingan lain-lain. Begitu pula

untuk perayaan liturgi para petugas termasuk putra-putri altar mempunyai berbagai

jenis pakaian khusus.

Pakaian biasanya disesuaikan dengan masa liturgi yang dirayakan misalnya

hari raya Jumat Agung memakai warna merah untuk memperingati hari wafatnya

kita Tuhan Yesus (Martasudjita, 2006: 13). Dibawah ini akan dibahas secara khusus

pakaian yang sering dipakai oleh putra-putri altar:

a. Gaun

Dalam perayaan Ekaristi mingguan maupun hari-hari raya putra-putri altar

sering memakai gaun. Gaun tersebut sering diistilakan semacam rok yang

panjangnya sampai di mata kaki. Warna gaun sering disesuaikan dengan warna

liturgi pada hari yang bersangkutan (Marsana Windhu, 1997d: 21).

b. Superpli

Istilah Superpli dari bahasa latin disebut superpelliceum yang artinya di atas

dada. Superpli sering disebut juga alba, namun panjangnya setengah badan atau

sampai dibatas pinggang (Daely, dkk. 2012: 18). Superpli merupakan busana yang

terbuat dari bahan tekstil yang agak longgar. Superpli ini dipakai oleh putra-putri

altar di atas gaun artinya putra-putri altar memakai seperti orang memakai bayu atau

jaket. Superpli biasanya berwarna putih (Maryanto, 2004: 207).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

28

c. Single

Istilah single berasal dari bahasa latin cingulum yang artinya tali. Ukuran

singelnya tebal dan panjang yang biasanya diikat di sekeliling pinggang untuk

mengencangkan atau merapikan alba, karena kadang-kadang bayu putra-putri altar

panjang seperti alba, maka perlu memakai single untuk mengikat sehingga terlihat

rapih (Daely, dkk. 2012: 26).

d. Kerah Lebar

Putra-putri altar setelah memakai gaun, superpil dan single, sering memakai

pakaian yang berkerah lebar. Kerah lebar biasanya dipakai di atas, setelah mereka

memakai gaun, single dan superpli. Warna kerah lebar disesuaikan dengan warna

gaun yang dipakai atau disesuaikan dengan hari yang bersangkutan misalnya

minggu biasa atau hari-hari besar seperti Natal dan Paskah (Marsana Windhu,

1997d: 21).

7. Peralatan dalam Gedung Gereja

Di dalam Gereja ada beberapa tempat khusus yang mesti perlu diketahui oleh

putra-putri altar (Marsana Windhu, 1997d: 13). Peralatan tersebut antara lain sebagai

berkut:

a. Altar

Altar adalah meja Perjamuan untuk merayakan perayaan Ekaristi. Menurut

Komisi Liturgi-KWI (2002: 296) dijelaskan bahwa “altar merupakan sebagai tempat

untuk menghadirkan kurban Kristus dengan menggunakan tanda-tanda sakramental.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

29

Dalam misa umat Allah dihimpun di sekeliling altar untuk mengambil bagian dalam

perjamuan tersebut.

Dalam Kompendium ikhtisar Katekismus Gereja Katolik juga dijelaskan

bahwa altar merupakan simbol Kristus yang hadir sebagai kurban persembahan.

Altar digambarkan sebagai meja perjamuan perayaan Ekaristi Kudus (Kompendium

KGK, no. 288). Oleh karena itu, putra-putri altar perlu mengetahui bahwa altar

adalah tempat yang suci dan digambarkan sebagai tempat kurban Kristus sendiri

yang hadir secara nyata dalam rupa roti anggur yang sudah dikonsekrasikan

sehingga di altar tersebut tidak boleh menaruh segala sesuatu yang bukan berkaitan

dengan perayaan Ekaristi Kudus, karena altar tersebut tempat suci dan kudus

(Komisi Liturgi-KWI 2011: 306).

b. Meja Kredens

Meja kredens adalah meja kecil yang diletakkan dekat panti Imam atau dekat

altar. Meja kredens biasanya dialas dengan taplak putih bertujuan untuk menaruh

bahan-bahan persembahan yang diantar oleh umat seperti; rangkaian bunga, piala,

patena, ampul, roti anggur dan hasil bumi lainnya (Marsana Windhu, 1997e: 15).

Untuk putra-putri altar perlu ingat bahwa meja ini bukan sembarang meja

untuk meletakkan barang-barang yang bukan berhubungan dengan Ekaristi,

melainkan untuk menaruh bahan-bahan persembahan (Daely, dkk. 2012: 73). Oleh

karena itu, putra-putri altar letakkanlah barang-barang yang memang mau digunakan

dalam perayaan Ekaristi seperti; roti, anggur dan lain-lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

30

c. Tabernakel

Dalam bahasa latin kata ”tabernakel” berarti kemah. Tabernakel merupakan

tempat untuk menyimpan Sakramen Maha Kudus, maka di depan tebernakel siang

dan malam lampu selalu menyala. Bagi siapa saja yang melewati di depan

tabernakel hendaknya berlutut, menunduk atau membukuk kepala untuk mengormati

Yesus yang ada dalam tabernakel tersebut (Marsana Windhu, 1997e: 16). Biasanya

sisa hosti dari perayaan Ekaristi di simpan di dalam tabernakel dan ada juga petugas

seperti prodiakan atau para suster biasanya mengantar hosti kepada orang-orang

sakit (Kompendium KGK, no. 286).

d. Mimbar

Mimbar sering disebut “ambo”. Mimbar sebagai tempat untuk mewartakan

sabda Allah melalui bacaan Kitab Suci dan nyanyian Mazmur. Umat diteguhkan

lewat homili yang dibawakan oleh Imam. Selain itu, mimbar juga digunakan sebagai

tempat untuk membacakan doa umat (Maryanto, 2004: 128). Oleh karena itu,

mimbar letaknya harus bagus sehingga bisa dilihat oleh umat yang hadir. Mimbar

juga perlu dihiasi dengan indah, seperti altar, karena Tuhan juga hadir lewat

pewartaan sabda-Nya (Marsana Windhu, 1997e: 15).

Bagi putra-putri altar perlu mengerti dan memahami bahwa tempat untuk

membacakan bacaan-bacaan Kitab Suci, menyanyikan mazmur dan membacakan

doa umat disebut mimbar. Selain itu, perlu diketahui juga bahwa pengumuman yang

dibacakan di mimbar itu kontrovers artinya tidak boleh, namun di dalam banyak

Gereja sering terjadi demikian karena tidak ada tempat lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

31

e. Kursi Imam

Kursi Imam dikhususkan bagi Imam sebagai memimpin perayaan Ekaristi.

Kursi yang dipakai oleh Imam merupakan simbol kepemimpinan Kristus sendiri.

Dari kursinya tersebut Imam menunjukkan peranannya sebagai pemimpin atau

gembala umat (Maryanto, 2004: 108). Putra-putri altar perlu ingat bahwa kursi

Imam hanya boleh dipakai oleh Imam sebagai gembala dan pemimpin perayaan

Ekaristi bukan oleh petugas lain.

B. Liturgi

1. Pengertian Liturgi

Kata liturgi berasal dari kata “leitourgia” yang berarti ibadat. Liturgi adalah

perayaan iman Gereja. Dalam liturgi umat kristiani berkumpul untuk

mengungkapkan imannya akan Yesus yang Wafat dan bangkit dari alam maut.

Dalam perayaan Ekaristi umat mengungkapkan imannya sekaligus memupuk iman

umat. Iman umat akan berkembang bila manusia melatihnya terus-menerus. Bagi

umat kristiani yang merayakan Ekaristi berarti sungguh-sungguh percaya dengan

iman akan peristiwa kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, sia-sia saja bila umat

mengadakan perayaan Ekaristi tanpa umat sendiri tidak memiliki iman (Marsana

Windhu, 1997a: 15). Setelah menimba kekuatan dari perayaan Ekaristi seluruh umat

dipanggil dan diutus untuk melaksanakan perwujudan ungkapan imannya secara

nyata baik di tengah-tengah masyarakat, di tempat kerja, dalam keluarga, di sekolah,

di komunitas masing-masing maupun dimana saja umat berada (Marsana Windhu,

1997a: 13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

32

2. Beberapa Unsur Mengenai Liturgi

a. Liturgi sebagai Puncak Perayaan Iman

Umat kristiani sering mengungkapkan iman secara pribadi maupun di dalam

kelompok. Dalam kelompok ada doa bersama misalnya; mengadakan jalan salib dan

doa rosaria. Di dalam Gereja umat mengenal tujuh sakramen dan itu semua

merupakan sebuah konsekwensi untuk menuju puncaknya pada perayaan Ekaristi.

Oleh karena itu, Ekaristi merupakan rangkuman dari seluruh pengungkapan iman

Gereja.

Seluruh umat dengan cara dan kebiasaannya masing-masing merayakan

perayaan Ekaristi di Gereja-geraja, ibadah di wilayah-wilayah, yang sudah yang

ditentukan dan itu semua merupakan liturgi resmi. Petugasnya tidak harus Uskup

atau Imam, melainkan petugas lain seperti prodiakon atau katekis. Dengan

demikian, perlu diketahui bahwa baik ibadah harian maupun perayaan Ekaristi yang

dimimpin oleh Uskup, Imam, prodiakon atau katekis merupakan liturgi resmi karena

Kristus sendiri hadir sebagai kepala Gereja dan secara langsung memimpin perayaan

liturgi tersebut.

Maka, jelas bahwa Ekaristi tidak dirayakan secara perorangan tetapi

dirayakan dalam kebersamaan dan persekutuan seluruh umat beriman, maka di

dalam kebersamaan itulah Kristus hadir (Jacobs, 1996: 31). “Sebab dimana dua atau

tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku ada di tengah-tengah mereka”

(Mat 18:20). Maka, Yesus hadir secara nyata dalam rupa roti dan anggur yang

sudah dikonsekrasikan sehingga menjadi Tubuh dan Darah Kristus sendiri dan

seluruh umat diundang untuk menyambut kehadiran-Nya dalam bentuk perjamuan

kudus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

33

b. Keikut-sertaan Aktif Kaum Beriman dalam Perayaan Ekaristi

Sebagai bukti cinta akan rahmat dan kebaikan Allah yang telah

menyelamatkan manusia dari dosa, tidak sekedar hanya mengikuti perayaan Ekaristi

semata, namun diharapkan seluruh umat beriman turut berpartisipasi dan ikut

mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi tersebut. Dengan kata lain, umat

beriman yang menghadiri perayaan Ekaristi tidak hanya sebagai penonton yang bisu,

melainkan sungguh-sungguh memahami misteri itu dengan baik dan ikut serta penuh

hikmat dan mengambil bagian di dalamnya (SC, art. 48).

Keaktifan umat beriman terjadi melalui bermacam-macam cara dalam perayaan

Ekaristi. Ada yang bertugas sebagai misdinar, prodiakon, lektor, dirigen, organis,

pembawa persembahan, kolekte dan tata tertib. Keikutsertaan umat secara aktif juga

dalam mengucapkan seruan-seruan aklamasi, jawaban-jawaban dalam mengucapkan

doa-doa secara bersama-sama, seperti pendarasan mazmur, lagu-lagu serta

melakukan sikap liturgis secara bersama-sama seperti; berdiri, duduk dan berlutut.

Begitu pula saat hening seluruh umat diharapkan secara bersama-sama menjaga

suasana keheningan (SC, art. 30).

c. Liturgi sebagai Perayaan Syukur

Syukur adalah ucapan terimakasih manusia kepada Allah, karena Allah telah

melimpahkan rahmat-Nya dan menyatakan karya keselamatan kepada umat-Nya.

Dalam perayaan Ekaristi, umat beriman berkumpul untuk mensyukuri karya

keselamatan yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang sudah digenapi dalam

diri-Nya, lewat karya-karya selama hidup-Nya sampai dengan peristiwa kematian

dan kebangkitan-Nya yang Mulia (Maryanto, 2004: 208).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

34

Dalam Ekaristi: (Eucharistia) yang artinya terimakasih atau syukur

diungkapkan lewat iman akan Yesus yang wafat dan bangkit sehingga manusia

mengalami perdamaian dan pengampunan. Rahmat perdamaian dan pengampunan

merupakan suatu hadiah yang diterimah dari Yesus secara cuma-cuma. Maka,

ungkapan rasa syukur dan terimakasih manusia atas apa yang telah diterimah dalam

iman, dirayakan dalam perayaan Ekaristi.

d. Liturgi sebagai Perayaan Kurban

Kurban adalah suatu persembahan yang dihaturkan manusia kepada Allah.

Kurban berwujud barang seperti hewan dan hasil bumi lainnya. Dalam Mazmur

kurban merupakan suatu pujian dan syukur. Namun, kurban yang dimaksudkan

disini adalah pengorbanan diri Yesus Kristus secara total di kayu salib demi

keselamatan umat manusia. Kurban Yesus mencakup dan menuntaskan segala

macam kurban yang dipersembahkan oleh manusia. Dalam perayaan Ekaristi,

Gereja berpartisipasi dalam kurban Yesus tersebut agar manusia mengalami

keselamatan (Maryanto, 2004: 108).

Dalam perjamuan terakhir, pada malam sebelum Ia diserahkan, Yesus

mengadakan Kurban Ekaristi (SC, art. 47). Kurban Tubuh dan Darah-Nya

ditetapkan untuk mengabdikan kurban salib-Nya untuk selamanya. Maka, di sini

tampak adanya kesatuan kurban Ekaristi yang dirayakan pada malam terakhir

dengan pengorbanan diri Yesus sendiri di kayu salib sekali untuk selamanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

35

e. Liturgi Sebagai Kenangan

Perayaan Ekaristi merupakan suatu kenangan akan wafat dan kebangkitan

Kristus. Seperti yang dikatakan oleh Yesus” Lakukanlah ini sebagai kenangan akan

Daku” (Luk 22:19). Maka, dengan merayakan perayaan Ekaristi, Gereja bermaksud

untuk mengenang apa yang telah diperbuat Yesus dihadapan para murid-Nya dalam

perjamuan terakhir. Dan kini, Gereja juga memenuhi amanat tersebut Gereja

mengenangkan kesengsaraan Kristus, kebangkitan-Nya yang mulia dan kenaikan-

Nya ke surga (Sugiyono, 2010b: 94). Pada saat konsekrasi, Gereja mengulang kata-

kata dan tindakan Kristus untuk mengenang Yesus yang rela mengurbankan diri-

Nya. Kata-kata dan tindakan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut: “Terimalah

dan makanlah, inilah Tubuh-Ku yang dikurbankan bagimu. Terimalah dan

minumlah inilah pialah Darah-Ku darah perjanjian baru dan kekal yang

ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah

ini untuk mengenangkan Daku” (DSA I-X). Kenangan misteri Paskah Kristus tidak

hanya dihayati sebagai peristiwa masa lampau, melainkan dihayati sebagai peristiwa

yang terjadi sekarang ini. Maka, dengan mengenang masa lampau, Gereja mampu

menghadirkan kebaikan Allah di masa sekarang ini dalam perayaan Ekaristi.

Kenangan bukan sekedar mengingat-ingat peristiwa masa lampau, melainkan dalam

perayaan Ekaristi kurban salib Kristus yang sekali untuk selamanya itu kini

dikenang dan dihadirkan kembali dalam perayaan Ekaristi (Martasudjita, 2003b:

294-295).

f. Liturgi sebagai Sumber dan Puncak Kehidupan Gereja

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kadang-kadang mengalami peristiwa-

peristiwa yang di pandang sebagai pengalaman puncak akan penghayatan imannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

36

Disini Ekaristi menjadi sumber dan puncak kehidupan Gereja. Dalam hal ini (LG,

art. 11) menyatakan dengan tegas bahwa:

Dengan ikut serta dalam kurban Ekaristi, puncak dan seluruh hidup kristiani,

mereka mempersembahkan Anak Domba Ilahi dan diri sendiri bersama

dengan-Nya kepada Allah, demikianlah semua menjalankan peranannya

sendiri dalam perayaan liturgi, baik dalam persembahan maupun dalam

komuni suci, bukan dengan campur baur, melainkan masing-masing dengan

caranya sendiri. Kemudian, sesudah memperoleh kekuatan dari Tubuh

Kristus dalam perjamuan suci, mereka secara konkrit menampilkan kesatuan

umat Allah yang oleh sakramen Mahaluhur itu dilambangkan dengan tepat

dan diwujudkan secara mengagumkan.

Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh kehidupan Gereja. Oleh

karena itu, umat beriman secara aktif mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi

tersebut, baik sebagai pembagi komuni, menjadi lektor, putra-putri altar, koor,

pemazmur, komentator, doa umat, ada yang membawa persembahan dan lain

sebagainya. Disisi lain, dengan mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi, umat

dapat mengungkapkan imannya. Iman tidak hanya diungkapkan lewat doa-doa saja,

melainkan iman diharapkan perlu diwujudnyatakan dalam perbuatan nyata dalam

kehidupan sehari-hari baik di tengah-tengah keluarga maupun di tengan–tengah

masyarakat.

3. Sikap-sikap yang baik sebagai Seorang Pelayan

Dalam misa, para petugas maupun seluruh umat yang hadir sering melakukan

beberapa tata gerak tubuh (Daely, dkk. 2012: 14). Dibawah ini akan membahas tata

gerak tubuh yang sering dilakukan putra-putri altar adalah sebagai berikut:

a. Tanda Salib

Tanda salib merupakan tanda pengungkapan iman umat akan Kebangkitan

Kristus. Tanda salib sering dilakukan oleh umat dalam kehidupan sehari-hari,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

37

misalnya saat mau makan dan setelah makan. Membuat tanda salib, mengingatkan

umat, akan pembaptisan yang telah diterimanya. Tanda salib yang dilakukan dalam

misa, khusunya pada saat Injil dibacakan, umat membuat tanda salib kecil dengan

ibu jari, tiga kali yaitu di dahi, mulut dan dada sambil berdoa dalam hati, itu artinya

bahwa ”Injil-Mu kuterima dengan budiku, kuakui dengan mulutku dan kusimpan

dalam hatiku” (Marsana Windhu, 1997b: 12).

b. Sikap Berjalan

Sikap berjalan menunjukkan suatu sikap kekompakkan (Marsana Windhu,

1997b: 11). Putra-putri altar dengan pantas menjaga sikap berjalan secara kompak

dalam melayani Imam maupun menerima persembahan dari umat.

c. Sikap Membungkuk Badan

Sikap membungkuk badan sering dilakukan oleh putra-putri altar bersama

Imam dan para petugas lainnya, ketika mau memulai dan mengakhiri perayaan

Ekaristi atau ketika berada di depan salib (Marsana Windu, 1997b: 16).

d. Sikap Menundukkan Kepala

Sikap menundukkan kepala merupakan sikap untuk mengormati seseorang

yang lebih besar. Dalam Ekaristi umat melakukan sikap menunduk kepala untuk

menghormati uskup atau imam yang bertugas pada saat itu. Ketika putra-putri altar

mengantar roti-anggur, atau pada saat sebelum dan sesudah mendupai Imam

melakukan sikap ini (Marsana Windhu, 1997b: 21). Sebaliknya, setelah imam

menggunakan peralatan liturgis putra-putri altar yang bertugas maju ke depan altar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

38

dan menerima dari tangan imam mereka melakukan sikap menundukkan kepala

sebagai tanda penghormatan kepada Imam.

e. Berlutut

Berlutut berarti memperkecil diri atau merasa kecil di hadapan Allah. Sikap

ini merupakan ungkapan kerendahan hati manusia kepada Tuhan. Orang yang

merasa rendah hati senantiasa menyadari dirinya amat sangat kecil di hadapan Allah.

Berbeda dengan orang yang angkuh, ia merasa lebih tinggi, lebih hebat daripada

orang lain dan selalu ingin dihargai oleh orang lain (Marsana Windhu, 1997b: 22).

f. Duduk

Duduk menandakan sikap bersiap sediah untuk mendengarkan. Sikap duduk

dalam perayaan Ekaristi berlangsung dimulai dengan bacaan pertama, bacaan kedua,

saat homili, setelah menerima komuni dan saat dibacakan pengumuman. Umat dan

putra-putri altar duduk untuk mendengarkan Tuhan yang berbicara kepada umat-

Nya lewat bacaan maupun lewat homili (Daely, dkk. 2012: 20).

g. Berdiri

Berdiri melambangkan kesiapsiagaan dan pernghormatan seorang hamba

dihadapan tuannya. Berdiri mengungkapkan sikap siap menyambut, siap

mendengarkan, siap menerima dan siap diutus untuk berkarya (Marsana Windhu,

1997b: 27). Dalam misa, sikap berdiri menunjukkan kesiapsiagaan umat, untuk

melaksanakan apa saja yang diperintahkan oleh Kristus kepada umat-Nya. Sikap

berdiri dimulai dari ritus pembuka saat perarakan masuk sampai doa pembuka, saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

39

Alleluia dinyanyikan, saat Injil di bacakan dan ketika bersama-sama mengucapkan

syahadat para rasul, doa umat maupun saat menyanyikan lagu Kudus (Daely, dkk,

2012: 18).

h. Menebah/Menepuk Dada

Sikap ini merupakan lambang penyesalan akan segala dosa dan kesalahan

yang telah diperbuat manusia terhadap Tuhan maupun sesama dalam kehidupan

sehari-hari. Sikap ini biasanya dilakukan juga pada saat mengucapkan doa “saya

mengaku” dan pada saat mengakhiri doa Anak Domba Allah dengan kata-kata”

Kasihanilah Kami” (Marsana Windhu, 1997b: 23).

i. Mengatupkan Tangan

Sikap mengatupkan tangan menandakan manusia berhenti dari segala macam

kesibukannya. Dengan begitu umat menyerahkan jiwa raganya kepada Tuhan untuk

merasakan ketenangan hati dan memusatkan perhatiannya kepada Kristus yang

selalu hadir dalam kehidupan umat manusia. Sikap ini berlaku juga bagi putra-putri

altar sebelum, selama dalam perayaan Ekaristi (Marsana Windhu, 1997b: 33).

4. Peralatan untuk Perayaan Ekaristi

Peralatan liturgi di bawah ini disusun berdasarkan susunannya serta penjelasan

dari masing-masing peralatan, antara lain:

a. Piala

Piala dalam bahasa Latin disebut ”calix” yang berarti “cawan”. Piala adalah

tempat anggur kemudian dicampur dengan air sedikit untuk dikonsekrasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

40

Sesudah konsekrasi, anggur menjadi Darah Kristus (Daely, dkk. 2012: 52). Putra

putri altar perlu mengetahui bahwa tempat yang biasanya digunakan oleh Imam

untuk menaruh anggur adalah piala bukan tempat lain.

Pada malam perjamuan Yesus sendiri mengambil piala yang berisi anggur

dengan berkata kepada murid-murid-Nya”Ambillah dan minumlah, Inilah piala

darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi

semua orang demi pengampunan dosa“ (Mat 26: 27-28). Dalam Doa Syukur Agung

seluruh Gereja mengulang kata-kata konsekrasi untuk mengenang kembali peristiwa

malam perjamuan Yesus bersama para murid.

b. Purifikatorium

Purifikatorium dalam bahasa latin ialah “purificatorium” yang artinya sehelai

kain untuk yang berfungsi untuk membersihkan piala dan sibori sesudah komuni.

Kain purificatorium biasanya berwarna putih berbentuk persegi panjang dengan

salib terletak di tengah-tengah dan dilipat menjadi tiga bagian (Maryanto, 2004:

183).

c. Sendok Kecil

Dalam perayaan Ekaristi ada sendok kecil. Sendok kecil tersebut biasanya

disertakan dalam piala. Sendok kecil berfungsi untuk mengambil air putih dan

dicampurkan ke dalam anggur yang terlebih dahulu dituangkan ke dalam piala

(Martasudjita, 2008: 67).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

41

d. Patena

Patena dalam bahasa latin artinya piring. Dalam liturgi yang dimaksud

patena adalah berbentu seperti piring untuk meletakkan hosti kudus. Patena

bentuknya berbeda-beda, ada yang bundar ada pula yang datar sedikit cekung.

Patena berfungsi untuk meletakkan hosti besar. Patena dibagian ujungnya terdapat

salib (Daely, dkk. 2012: 54).

e. Palla

Palla dalam bahasa latin disebut palla corporalis yang artinya kain untuk

Tubuh Tuhan. Palla dibuat dari kain yang diperkeras sehingga menjadi kaku seperti

papan berbentuk persegi empat. Palla berfungsi untuk menutup piala dan patena

(Maryanto, 2004: 150).

f. Korporal

Korporal dalam bahasa latin “corporale” adalah serupa sehelai kain yang

pada saat perayaan Ekaristi di alas di atas meja altar sebagai alas untuk meletakkan

roti dan anggur yang akan dikonsekrasikan. Korporal biasanya dilipat menjadi

empat bagian dan di tenganya terdapat gambar salib (Maryanto, 2004: 107).

g. Sibori

Sibori dalam bahasa latin disebut ciborium yang artinya bejana suci. Sibori

ada beberapa bentuk ada yang berbentuk mangkok dan ada pula yang mirip seperti

piring biasa. Fungsi sibori adalah untuk menaruh hosti-hosti kecil yang akan

dibagikan kepada umat (Daely, dkk. 2012: 53).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

42

h. Ampul

Ampul merupakan tempat untuk menaruh anggur dan air yang akan

digunakan dalam perayaan Ekaristi. Ampul semacam gelas kecil berwarna bening.

Ampul terdiri dari dua buah yang satu untuk tempat anggur dan yang satu tempat air

putih (Martasudjita, 2008: 68).

i. Piksis

Piksis berfungsi untuk menyimpan hosti besar yang akan dimasukkan dalam

montrans untuk ibadah adorasi. Selain itu, piksis menyimpan hosti-hosti kecil yang

akan dikirimkan kepada mereka yang sedang sakit di rumah (Maryanto, 2004: 178).

j. Lavabo

Menurut Daely, dkk (2012: 55) mengatakan bahwa lavabo artinya “saya

membasuh tangan”. Dalam misa, sesudah persiapan persembahan Imam mencuci

tangan, sebagai lambang kesucian hati Imam.

5. Bahan-bahan pokok yang digunakan dalam perayaan Ekaristi

a. Roti

Roti sering disebut hosti. Roti merupakan bahan utama yang digunakan

dalam perayaan Ekaristi. Roti yang digunakan dalam perayaan Ekaristi mempunyai

bentuk khusus, bundar tipis, dengan ukuran yang berbeda-beda ada yang besar dan

ada pula yang kecil. Dalam Doa Syukur Agung, roti tersebut dikonsekrasikan

menjadi Tubuh Kristus dan dibagikan kepada umat dalam bentuk komuni

(Maryanto, 2004: 191). Roti yang dibagikan kepada umat adalah roti yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

43

beragi artinya tidak dicampur dengan bahan lain seperti ragi dan adonan lainnya,

karena Yesus dalam mengadakan perjamuan malam terakhir, Dia juga menggunakan

roti tidak beragi. Makan roti tak beragi ada hubungannya dengan zaman dulu

dimana orang Yahudi merayakan perjamuan Paskah dengan roti tidak beragi untuk

mengenangkan peristiwa pembebasan bangsa Israel dari Mesir (Marsana Windhu,

1997d: 25-26). Oleh karena itu, untuk mengenang masa lalu, Gereja dalam perayaan

Ekaristi tetap menggunakan roti tak beragi, bukan roti yang sudah dicampur dengan

berbagai macam adonan lainnya, agar dapat disimpan dan dapat bertahan lama

sehingga tidak berjamuran.

b. Anggur

Anggur berwarna merah melambangkan darah yang merah. Manusia yang

kekurangan darah merah akan meninggal. Maka, bisa dikatakan bahwa darah adalah

sumber kehidupan manusia (Marsana Windhu, 1997d: 28). Ketika Yesus dan para

murid mengadakan perjamuan terakhir, Yesus menggambarkan anggur sebagai

darah-Nya sendiri yang akan dicurahkan di kayu salib. Disini anggur merah

melambangkan darah Yesus sendiri yang ditumpahkan demi menghapus dosa-dosa

umat manusia (Daely, dkk. 2012: 64).

c. Air

Air mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia antara lain untuk

minum, pembaptisan, dll. Dalam perayaan Ekaristi, selain menggunakan roti dan

anggur Imam selalu menggunakan air sebagai bagian dari hasil bumi yang di

persembahkan oleh manusia kepada Tuhan (Marsana Windhu, 1997d: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

44

d. Abu

Abu sebagai simbol pertobatan, merasa malu karena dosa dan juga sebagai

penyelasan. Selain itu, abu melambangkan harapan akan kebangkitan dari kedosaan

umat manusia. Abu biasanya digunakan pada saat perayaan hari Rabu Abu. Imam

menandai abu pada dahi umatnya. Abu yang digunakan tidak sembarang abu, namun

abu tersebut berasal dari daun palma tahun sebelumnya yang sudah kering diambil

lalu dibakar kemudian dioleskan di dahi umat (Daely, dkk. 2012: 68).

e. Dupa

Dupa merupakan ramuan harum yang diambil dari sejenis pohon pinus.

Tujuan utama penggunaan dupa dalam liturgi adalah sebagai ungkapan permohonan

doa-doa umat dalam bentuk asap yang membumbung di hadapan Allah. Dalam

perayaan hari-hari besar imam mendupai altar pada awal Ekaristi, pada saat

persiapan persembahan, sebelum Injil dibacakan, pada saat mau membacakan Doa

Syukur Agung dan terakhir misdinar berdiri dan mendupai umat (Maryanto, 2004:

50).

6. Warna-warna Liturgi

Warna memiliki banyak arti. Misalnya, bendera merah putih. Merah artinya

berani. Sedangkan putih berarti suci atau benar. Begitu pula dalam Gereja Katolik,

mempunyai beberapa yakni putih, merah, hijau, hitam, kuning dan merah .Warna

tersebut mempunyai arti dan fungsinya masing-masing yang selalu digunakan

berdasarkan kalender liturgi (Martasudjita, 2006: 10). Dibawah ini akan dibahas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

45

secara khusus masing-masing warna menurut maknanya antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Putih

Warna putih melambangkan kehidupan baru, kemuliaan dan kesucian.

Warna putih dikenakan oleh petugas pada hari raya seperti: Natal, Paskah, Kamis

Putih, pesta Bunda Maria, para Malaikat dan pesta para santo-santa yang bukan

martir. Wrna putih juga sering dipakai oleh para pengantin baru (Daely, dkk. 2012:

48).

b. Merah

Warna merah melambangkan Roh Kudus, darah, apiyang bernyala , atau

sebagai lambang pengorbanan yang memberikan kekuatan. Juba warna merah

biasanya dipakai pada hari Jumat Agung, hari raya Pentakosta, Kristus Raja dan

pada waktu merayakan pesta atau peringatan para rasul, para martir dan pesta

pengarang Injil untuk mengenang para kudus yang meninggal dunia (Martasudjita,

2006: 11).

c. Kuning

Warna kuning mengungkapkan kemuliaan, kemenangan dan kegembiraan.

Warna ini bisa juga ditukarkan dengan warna putih. Warna kuning biasanya di pakai

pada hari-hari raya seperti pada perayaan Natal maupun pada perayaan Paskah

(Marsana Windhu, 1997d: 22).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

46

d. Hijau

Warna hijau adalah warna yang membuat suasana menjadi penuh

kesegaran,seperti alam yang membawa kesuburan, penuh harapan dan sebagai

lambang kesuburan. Warna hijau ini dipakai pada perayaan masa biasa

(Martasudjita, 2006: 13).

e. Ungu

Warna ungu mengungkapkan sikap pertobatan, kesedihan dan matiraga.

Warna unggu dipakai pada masa Adven, Prapaska dan pada saat misa arwah

(Marsana Windhu, 1997 d: 23). Sebagai ungkapan pertobatan dan matiraga, maka

dalam masa adven, dekorasi di dalam Gereja memakai warna unggu. Demikian pula

para petugas liturgi maupun sebagian umat mengenakan pakain serba unggu.

f. Hitam

Warna hitam melambangkan kesedihan dan kedukaan. Warna hitam

biasanya digunakan dalam misa arwah atau pemakaman, tetapi sekarang jarang

digunakan. Sebagai pengganti warna hitam adalah warna ungu (Marsana Windhu,

1997d: 23).

7. Petugas Liturgi

a. Pengertian Petugas

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: 1215)

menjelaskan bahwa petugas adalah orang yang bertugas melakukan sesuatu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

47

misalnya; misdinar melaksanakan tugasnya yaitu melayani Imam, ketika Imam

merayakan perayaan Ekaristi.

Menurut Ernest Maryanto (2004: 177) petugas liturgi juga dibedakan secara

umum dan khusus. Secara umum petugas liturgi adalah semua umat yang ikut serta

berpartisipasi mengambil bagian dalam liturgi Gereja. Sedangkan petugas liturgi

khusus juga dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu petugas yang tertahbiskan (uskup,

imam dan diakon) maupun petugas yang tak bertahbiskan (pembagi komuni,

pemazmur, misdinar, koor, organis, koster dan komentator).

b. Petugas Tertahbis

Yang termasuk pelayanan tertahbis yaitu Uskup, Imam dan Diakon.

Dibawah ini akan dijelaskan tugas serta fungsi masing-masing petugas, adalah

sebagai berikut:

1) Uskup

Dalam bukunya Ernest Maryanto (2004: 223) menjelaskan Uskup adalah

seorang pemimpin jemaat katolik pada tingkat keuskupan. Paroki dekat keuskupan,

perayaan Ekaristi biasanya dipimpin langsung oleh Uskup setempat, sementara para

imam mendampingi sebagai konselebran. Kehadiran konselebran bukanlah untuk

menambah kemeriahan, dalam perayaan Ekaristi melainkan untuk memperlihatkan

dengan jelas misteri Gereja, yakni sebagai sakramen kesatuan (Komisi Liturgi-KWI,

2002: 61-62).

2) Imam

Imam adalah seseorang yang telah menerima tahbisan imamat dari uskup.

Imam mempunyai tugas untuk memimpin perayaan Ekaristi. Pada perayaan hari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

48

besar seperti Paska dan Natal biasanya pemimpin Ekaristi tidak hanya satu, tetapi

lebih dari satu. Para imam yang secara bersama-sama membantu mempersembahkan

perayaan Ekaristi disebut konselebran. Namun dari mereka ada salah seorang yang

menjadi pemimpin utama ia disebut selebran utama (Marsana Windhu, 1997e: 33).

3) Diakon

Diakon dalam bahasa Yunani disebut diakonos yang artinya pelayan.

Menjadi diakon berarti sudah menerima pelantikan dari Uskup. Dalam misa, diakon

mempunyai tugas membantu imam yaitu membacakan Injil, kadang-kadang

menyampaikan homili, serta membagikan komuni baik dalam perayaan Ekaristi

berlangsung maupun mengantarkan komuni kepada umat yang sakit (Komisi

Liturgi-KWI, 2002: 62).

c. Petugas yang tak tertahbiskan

Yang termasuk petugas tak tertahbis adalah, lektor, pemazmur, kor atau

paduan suara, petugas kolekte, prodiakon, petugas musik atau organis, koster,

komentator (Komisi Liturgi-KWI, 2002: 64-65). Dibawah ini akan dijelaskan

tugasnya masing-masing secara rinci:

1) Pembagi Komuni

Di setiap paroki ada petugas yang biasanya membagi komuni kepada umat.

Mereka tidak ditahbiskan tetapi mereka dilantik oleh Uskup atau wakilnya yaitu

Imam supaya membantu dalam kegiatan liturgi dalam jangka waktu selama dua

tahun. Mereka yang membagi komuni disebut prodiakon (Daely, dkk. 2012: 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

49

2) Lektor

Lektor adalah seorang awam, baik laki-laki maupun perempuan yang

bertugas membacakan bacaan pertama dan kedua dalam misa. Mereka diharapkan

bisa membaca dengan baik dan jelas sehingga umat yang mendengarkan dapat

menangkap isi bacaan tersebut (Daely, dkk. 2009: 11).

Menurut Marsana Windhu, lektor adalah seseorang yang bertugas membaca

sabda Allah, khususnya membaca bacaan yang berasal dari Perjanjian Lama dan

epistola yang artinya membaca bacaan dari surat para rasul dari Perjanjian Baru

(Marsana Windhu, 1997e: 35). Dari kedua pendapat di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa lektor adalah seorang awam, baik laki-laki maupun

perempuan yang membacakan bacaan di atas mimbar dengan suara secara lantang

dan jelas agar umat yang mendengarkan dapat menangkap isinya dengan baik.

3) Pemazmur

Pemazmur bertugas membawakan mazmur diantara bacaan pertama dan

bacaan Injil. Bagi pemazmur supaya dapat menunaikan tugasnya dengan baik, ia

harus menguasai cara melagukan mazmur dengan baik dan harus mempunyai suara

yang lantang serta ucapan yang jelas sehingga umat juga dapat mengikutinya dengan

baik (Komisi Liturgi-KWI, 2002: 64).

4) Koor/Paduan Suara

Di setiap Gereja mempunyai kelompok koor. Kelompok koor/paduan suara

tersebutlah yang selalu bertugas menyanyikan lagu-lagu supaya misa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

50

dirayakan terasa lebih indah dan meriah. Mereka yang bertugas itu sering disebut

koor/paduan suara (Daely, dkk. 2012: 12).

5) Petugas Kolekte

Menurut Komisi Liturgi-KWI (2002: 65) menjelaskan bahwa petugas

kolekte adalah orang-orang yang bertugas mengumpulkan kolekte berupa uang atau

hasil bumi. Pengumpulan kolekte biasanya dilakukan pada saat persembahan,

menjelang Doa Syukur Agung. Kolekte tersebut merupakan tanda partisipasi umat

demi kebutuhan Gereja setempat antara lain untuk keperluan perayaan Ekaristi,

kebutuhan pastoral umat maupun kegiatan sosial lainnya (Maryanto, 2004: 102).

6) Petugas Musik/Organis

Di setiap paroki ada orang-orang yang bertugas mengiringi nyanyian dengan

berbagai peralatan musik seperti orgen dan gitar. Mereka ini sering disebut dengan

petugas musik (Marsana Windhu, 1997e: 36). Sedangkan organis istilah lain adalah

untuk menunjukkan sebagai petugas musik atau orang yang memainkan musik dan

instrument, sehingga perayaan Ekaristi menjadi lebih meriah karena diiringi dengan

musik dan instrumen (Maryanto, 2004: 148).

7) Koster

Koster bertugas menyediakan perlengkapan misa dan setelah misa selesai

orang tersebut mengembalikan peralatan misa. Selain itu, dia bertugas

membunyikan lonceng pada saat menjelang doa Angelus (doa malaikat Tuhan) pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

51

pagi, siang dan sore hari serta membunyikan lonceng menyelang misa dimulai

(Marsana Windhu, 1997e: 37).

8) Komentator

Komentator adalah orang yang bertugas untuk memberikan penjelasan atau

memberikan petunjuk singkat kepada umat sebelum perayaan Ekaristi dimulai,

supaya umat lebih siap merayakan Ekaristi dengan baik. Petunjuk-petunjuk tersebut

harus disiapkan dengan baik, kemudian dirumuskan dengan singkat dan jelas. Dalam

menjalankan tugas, komentator berdiri di tempat yang kelihatan di hadapan umat

tetapi tidak di mimbar. Petugas tersebut disebut komentator (Komisi Liturgi-KWI,

2002: 65). Selain petugas komentator, Imam juga sering memberikan komentar pada

saat sebelum perayaan Ekaristi dimulai misalnya; pengantar seperti selamat pagi,

selamat datang dan selamat berkumpul di rumah Tuhan. Kita semua diundang di

rumah Tuhan karena Tuhan dan kita diundang untuk merayakan perayaan Ekaristi

pada hari ini, atau pada saat mengucapkan syahadat dengan kata-kata marilah kita

secara bersama-sama mengucapkan syahadat para rasul yaitu Aku percaya akan

Allah Bapa yang Maha kuasa dan seterusnya.

C. Pendampingan Rohani Putra-putri Altar

1. Pengertian Pendampingan

Mangunhardjana (1989, 22-33) mengatakan bahwa pendampingan berarti

membantu kaum muda untuk menemukan kemampuan diri mereka, memungkinkan

mereka mendapat kecakapan untuk mengembangkan kemampuan itu hingga

mencapai kepenuhan. Selain itu, kata pendampingan bermaksud mengentengahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

52

suatu usaha membantu kaum muda untuk mencapai masa depan dengan tema,

tujuan, materi, dan, metode pendampingan tertentu. Namun, oleh karena tuntutan

kebutuhan, maka kata pendampingan dipakai untuk mendampingi putra-putri altar di

Stasi Samigaluh. Satuan pendampingan diupayakan dalam bentuk rekoleksi dibuat

dengan tema, sub tema, tujuan, materi, sarana yang mendukung serta metode yang

menarik.

Dalam proses rekoleksi dibuat dalam beberapa sesi sesuai kebutuhan demi

mencapai tujuan yang diharapkan. Sesi-sesi tersebut antara lain sesi pertama

membuka wawasan putra-putri altar di Stasi Samigaluh melalui nonton video, sesi

kedua memperagakan cara menggunakan peralatan liturgi, sesi ketiga nilai-nilai dan

faktor-faktor pendukung, sesi keempat melakukan tes tertulis dan sesi kelima

melakukan evaluasi dari keseluruhan proses rekoleksi.

2. Pengertian Rohani

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: 960)

menjelaskan bahwa rohani adalah berkaitan dengan roh. Rohani artinya yang

dikerjakan oleh Roh Ilahi yang artinya yang berlawanan dengan keinginan daging.

Rohani berkaitan dengan Roh Kudus dan kegiatannya serta hasil kegiatan-Nya yakni

yang berhubungan dengan agama, bacaan rohani dan kehidupan rohani (Heuken,

2005: 132). Disini akan membedakan antara keinginan Roh dan keginginan daging.

Yang dimaksud dengan keinginan daging adalah percabulan, hawa nafsu,

perselisihan, iri hati, percideraan, kepentingan diri sendiri, kedengkian, kemabukan,

pesta pora dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan keinginan Roh

adalah ada kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kesetiaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

53

kelemah-lembutan dan diharapkan dalam kehidupan putra-putri altar lebih

mengandalkan karya Roh kudus dan membuka diri di pimpin oleh Roh kudus itu

sendiri dalam tugas pelayanan mereka dengan menolak keiginan daging yang

menggiurkan tersebut (Gal 5:19-25).

Penulis dapat menyimpulkan bahwa rohani adalah hal-hal yang berhubungan

dengan karya Roh Kudus yang mengarah pada nilai-nilai baik, bukan yang

mengarah pada keinginan daging seperti yang sudah disebutkan di atas. Maka, untuk

menuju pada kehidupan yang suci, manusia memerlukan sarana seperti keterbukaan

kepada karya Roh Kudus yang memungkinkan karya Roh Kudus bekerja dalam

mengembangkan kerohanian manusia. Disini dikhususkan bagi putra-putri altar di

Stasi Samigaluh semoga Roh Kudus yang mereka terima dalam pembaptisan

berkarya menyemangati mereka untuk tetap setiap menjadi pelayan Tuhan dan

sesama.

3. Pengertian Pendampingan Rohani

Melalui pengertian pendampingan dan rohani, penulis dapat menyimpulkan

bahwa pendampingan rohani adalah usaha untuk membantu putra-putri altar di Stasi

Samigaluh dalam berbagai macam kegiatan rohani seperti retret, ziarah, camping

rohani dan salah satunya adalah melalui kegiatan rekoleksi agar melalui kegiatan

rekoleksi mereka menemukan kemampuan dirinya lalu dapat mengembangkannya

secara maksimal.

4. Tujuan Pendampingan

Tujuan pendampingan mencakup segala aspek kehidupan putra-putri altar di

Stasi Samigaluh seperti budi, hati, kehendak, sikap, perbuatan atau perilaku hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

54

sehari-hari. Setelah didampingi putra-putri altar tidak hanya tahu secara teori, tetapi

diharapkan dapat melaksanakan dan mampu mempraktekkan pengetahuan dan teori-

teori yang mereka dapatkan tugas dan pelayanan sebagai putra-putri altar serta

mampu menerapkan juga dalam kehidupan sehari (Mangunhardjana, 1989: 26).

5. Manfaat Pendampingan

Manfaat pendampingan bagi putra-putri altar sejak usia dini untuk

menumbuhkan kader-kader Gereja di masa yang akan datang, sebab melalui

pendampingan rohani mereka dibimbing dan diarahkan untuk menyadari tugas-

tugasnya sebagai pelayan Tuhan. Sikap melayani tidak hanya melayani imam pada

saat imam mempersembahkan perayaan Ekaristi, tetapi diharapkan sikap melayani

juga dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, dalam keluarga,

maupun di tengah-tengah masyarakat. Melalui pendampingan secara rutin terhadap

putra-putri altar di Stasi Samigaluh, maka di masa mendatang di Gereja Samigaluh

akan banyak memiliki kader-kader yang nantinya akan berperan aktif baik bagi

Gereja maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

D. Nilai-nilai baik yang perlu dimiliki oleh Putra-putri Altar

Putra-putri altar selain mengenal peralatan liturgi, mereka juga diajari untuk

menghayati nilai-nilai yang baik dalam mengemban tugasnya sebagai seorang

pelayan adalah sebagai berikut:

1. Menjadi Teladan

Putra-putri altar sebagai pelayan, perlu mempunyai kualitas hidup yang baik,

sehingga bisa diteladani oleh teman-teman di sekolah maupun oleh masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

55

Selain itu, putra-putri altar perlu menyadari bahwa dihadapan Allah manusia

mempunyai martabat yang sama, maka diharapkan secara perlahan-lahan

meninggalkan sikap kepentingan diri sendiri seperti kesombongan, angkuh dan

egoisme. Tetapi diharapkan mampu menumbuhkan sikap saling menghormati,

menghargai satu dengan yang lainnya, tidak egois, tidak menimbulkan permusuhan

di antara mereka dan juga tidak berpacaran, karena menjadi putra-putri altar lebih

mendahulukan tugas mulia yaitu melayani Imam dalam perayaan Ekaristi (Komkat

KAS, 2006: 66).

2. Melayani dengan Sukarela Bukan Paksaan

Putra-putri altar melayani Imam dalam perayaan Ekaristi dengan sukarela

bukan karena paksaan. Melayani dengan sukarela berarti bertanggungjawab

melayani atau mengerjakan segala sesuatu dengan sukarela tanpa ada paksaan dari

orang lain. Melayani tanpa paksaan berarti melayani dengan penuh senang hati,

bersemangat dan penuh kegembiraan yang mendalam. Maka, buah dari pelayanan

yang baik ialah menjadi anak yang takwa akan Tuhan, rajin berdoa, tidak nyontek,

rajin mengerjakan tugas-tugas sekolah, taat kepada orang tua dan teman serta orang-

orang di sekitarnya (Martasudjita, 2003: 47). Dasar dari sikap melayani dengan

sukarela, terdapat dalam surat St.Paulus kepada Filemon dengan berkata “Aku tidak

berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan

paksa melainkan dengan sukarela” (Fil 1:14). Artinya bahwa putra putri altar di

Stasi Samigaluh dalam melaksanakan tugasnya yakni melayani Imam, melakukan

bukan karena paksaan melainkan melayani dengan sukarela dan penuh sukacita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

56

3. Melayani dengan Penuh Pengabdian

Dalam bukunya Martasudjita, (2003a: 52) menjelaskan bahwa pengabdian

adalah pelayanan yang murah hati. Kata pengabdian menuntut sikap pelayanan yang

tulus, tanpa pamri dan tidak egois. Semangat pengabdian menuntut pengorbanan

waktu, tenaga pikiran dan perasaan. Ini merupakan makna dari pengabdian yaitu

dengan kerelaan, ketulusan untuk memberikan segalanya, bahkan apa yang paling

berharga dalam hidup kita. Maka, jiwa pengabdian mengandung makna tidak

mencari imbalan atau upah, melainkan lebih mengutamakan tugas-tugas yang mulia

karena apa yang dibutuhkan oleh manusia akan ditambahkan oleh Tuhan (Luk

12:22; 30-31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

57

BAB III

PENELITIAN TENTANG PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR

DALAM LITURGI DI STASI SAMIGALUH

Bab III ini merupakan hasil penelitian tentang pelayanan putra-putri altar

dalam liturgi serta mengenai pendampingan rohani putra-putri altar di Stasi

Samigaluh Yogyakarta. Dalam bab III ini, penulis akan menguraikan dua bagian

besar yakni: Bagian A, gambaran umum tentang paroki Boro dan Stasi Samigaluh.

Bagian B, tentang metodologi penelitian.

A. Gambaran Umum Paroki Boro dan Stasi Samigaluh

Gambaran umum bagian A, meliputi dua bagian yakni: yang pertama (1)

tentang Paroki Boro meliputi; sejarah singkat Paroki Santa Lisieux Boro,

Yogyakarta, letak dan situasi geografis Paroki St. Theresia Lisieux Boro. Dan

bagian yang kedua (2) tentang Stasi Samigaluh meliputi; Sejarah Singkat Stasi

Ignasius Loyola Samigaluh, letak dan batas-batas geografis Stasi St. Ignasius Loyola

Samigaluh, jumlah lingkungan dan jumlah umat yang ada di Stasi St. Ignasius

Loyola Samigaluh.

1. Gambaran Umum Paroki Santa Lisieux Boro, Yogyakarta

a. Sejarah Singkat Paroki Santa Lisieux Boro, Yogyakarta

Menurut Dewan Paroki Santa Lisieux Boro (2008: 5-9) dijelaskan bahwa

wilayah Boro semula merupakan bagian dari Stasi Kalibawang yang di layani dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

58

paroki Muntilan. Pada tanggal 20 Mei 1904, Romo Fransiskus Van Lith SJ,

membaptis empat orang pertama dari wilayah Kalibawang di Muntilan. Peristiwa

tersebut dianggap sebagai Pentakosta baru bagi masyarakat setempat. Keempat

orang yang telah di baptis menjadi katekis dan membawa Kabar Gembira kepada

orang-orang di sekitarnya. Pada 14 Desember 1904, Romo Van Lith membaptis

sebanyak 171 orang di Sendangsono. Peristiwa ini di pandang sebagai awal lahirnya

kekatolikkan di Keuskupan Agung Semarang secara khusus dan di Jawa pada

umumnya. Mereka yang telah dibaptis setiap sabtu ke Muntilan untuk mengikuti

pelajaran agama dan pada hari minggu mengikuti perayaan Ekaristi. Setelah itu

perkembangan umat semakin banyak di wilayah Kalibawang, maka pada tahun 1914

pimpinan Misi mengutus Romo Goenewegen SJ, untuk menggembalakan umatnya

di Muntilan. Pada tahun 1918 Romo Goenewegen SJ, mendirikan sekolah rakyat di

Plaza yang berfungsi sebagai tempat belajar dan sekaligus dijadikan sebagai Gereja

tempat untuk merayakan Ekaristi pada hari minggu. Tahun 1923 wilayah

Kalibawang yang berpusat di Plaza, ditetapkan sebagai Stasi dari paroki Mendut.

Pada saat itu wilayah Kalibawang memiliki anak stasi yaitu, Gondolangu, Boro-

Banjarasri, Samigaluh dan Kerugmungggang. Romo Johanes Baptis Prennthaler SJ,

sebagai gembala di Mendut sering mengadakan kunjungan ke wilayah perbukitan

Menoreh dan sering mengadakan misa di Mendut setiap sabtu dan minggu (Dewan

Paroki Santa Lisieux Boro, 2008: 5).

Pada tahun 1927 jumlah umat Katolik di wilayah tersebut bertambah

sebanyak 981 orang. Pada tahun yang sama, Romo Prennthaler SJ, mengadakan

perayaan Ekaristi perdana di desa jurang Banjarasri yang diikuti oleh lima orang.

Peristiwa tersebut dipandang sebagai cikal-bakal lahirnya Paroki Boro. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

59

rangka memperingati lima (5) orang katolik pertama di baptis di Sendangsono, maka

dibagunlah Gua Maria Sendangsono yang dipersembahkan kepada Bunda Maria

Lourdes dan diberkati pada tanggal 8 Desember 1929. Bersamaan dengan itu Romo

Prennthaler SJ, mengupayakan loceng-lonceng di setiap desa untuk digunakan pada

saat doa Angelus dan devosi kepada Bunda Maria. Pada tanggal 24 April 1930,

Romo Prennthaler SJ dan Romo Fransiskus Xaverius Satiman SJ, pindah dari

Mendut dan tinggal di Boro. Boro di pilih sebagai tempat strategis untuk

penggembangan karya Misi di wilayah Kalibawang dan sekitarnya. Jumlah umat

pada akhir tahun 1930 sekitar 1.366 orang. Hampir setiap desa menerima pelajaran

agama, baik dari Romo dan dari Bapak Barnabas Sarikromo dan para katekis

lainnya. Bulan November 1930 mulai di bangun gereja Boro. Gereja dan pastoran

Boro diberkati oleh Romo Jos Van Baal SJ sebagai Superior Misi. Pada tanggal 31

Agustus 1931 diberi nama pelindung Santa Theresia Lisieux. Pada saat itulah

wilayah Boro mencakup Kalibawang, Samigaluh, Plaza dan Nanggulan.

Strategi misi yang diusahakan oleh Romo Prennthaler SJ, sama halnya

dengan Romo Van Lith yaitu dengan mendirikan sekolah-sekolah di beberapa

tempat sebagai media pewartaan iman. Tantangan yang dihadapi oleh Romo

Prennthaler SJ, dalam menjalankan karya misinya yaitu munculnya propaganda

dengan penyebaran agama lain seperti Islam, Protestan dengan beberapa sekolah di

beberapa tempat dengan tujuan untuk menghancurkan sekolah misi. Selain itu, dari

pihak pemerintahan juga tidak terlalu peduli. Namun, karena kebijaksaan dan

keterbukaan Romo Prennthaler SJ, dalam berelasi dengan siapapun dari berbagai

pihak, maka hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik (Dewan Paroki

Santa Lisieux Boro, 2008: 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

60

Selanjutnya dalam menggembangkan karya misi Romo Prennthaler SJ,

melibatkan 5 suster OSF dari (Ordo Santo Fransiskus). Biara dan Rumah Sakit

Santo Yusup Boro didirikan sejak 15 Desember 1930. Karya pastoral yang dibantu

oleh para suster antara lain di bidang pendidikan, kesehatan dan panti Asuhan.

Rumah sakit Boro diberkati pada tanggal 4 Januari 1931 oleh Romo Adrianus Van

Kalken SJ dan Romo FX. Santiman SJ. Selanjutnya Romo Prennthaler dan Romo

FX. Santiman SJ, membentuk pamomongan umat yang sekarang disebut ketua

lingkungan di setiap dusun agar reksa pastoral umat semakin efektif seperti

menyampaikan berita dari romo kepada umat dan sebaliknya memberikan informasi

kepada romo apabila ada pembaptisan, pengurapan orang sakit, memberi pelajaran

agama dan memimpin ibadah harian atau mingguan di setiap dusun.

Di paroki Boro karya penggembalaan pada masa pergolakan tahun 1947-

1949 berjalan apa adanya. Jumlah imam pribumi terbatas. Tenaga misionaris mulai

berkurang. Wilayah pastoral yang ditangani cukup luas. Oleh karena itu, muncul

kesadaran umat untuk ikut mengambil bagian dalam mencukupi kebutuhan Gereja.

Selain itu, pada 1952-1960 Romo Adrianus Flooren SJ dan teman-temannya

mengumpulkan kateki sukarelawan dari desa-desa dan mengajak guru-guru agama

untuk mengajar agama di desa-desa. Buahnya peningkatan pembaptisan pada tahun

1958 di Boro dengan jumlah baptisan 1.500 jiwa. Di samping itu, mulai dirintis

kring-kring (lingkungan) sebagai basis perkumpulan umat (Dewan Paroki Santa

Lisieux Boro, 2008: 9).

Menjelang pemberontakan G 30 S/PKI, situasi politik sangat menengangkan

dan terjadi rawan konflik, sehingga kaum muda katolik terpecah-bela, bahkan

banyak yang memilih menjadi aktifis sehingga mereka menjauh dari kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

61

Gereja. Maka, pada tahun 1961 Romo Joanes Muler SJ, menyelenggarakan kursus

untuk para katekis dengan harapan setelah lulus para katekis, termasuk para suster

dan Bruder bisa mengajar di sekolah dan di desa-desa. Setelah pemberontakan G 30

S, Gereja mendapat panenan baptis pada tahun 1966 dan 1967 dengan jumlah 1.200

jiwa. Kemudian, seiiring dengan semangat Konsili Vatikan II, pada 1963-1965 ada

pembaharuan dalam hidup menggereja yaitu adanya partisipasi kaum awam dalam

hidup menggereja semakin mendapat peluang. Prioritas karya pastoral adalah

katekese mengenai ajaran Gereja Katolik kepada katekumen maupun umat serta

penataan liturgi dan hidup menggereja mulai ditingkatkan.

Disisi lain, melakukan pemberdayaan sosial-ekonomi umat lewat

pemeliharaan ternak babi. Pada tahun 1971, didirikan usaha bersama mekar (UB

Mekar). Pada I Juli 1970 Br. Pachomeus FIC, bersama tokoh-tokoh masyarakat

mendirikan UB Bakti untuk penggilingan padi. Selain itu, paroki menyediakan

sawah, kebun panili yang diharapkan untuk membiayai kehidupan Gereja namun

mengalami gagal total. Akhirnya, diupayakan lewat Koperasi Simpan Pinjam,

tabungan cinta kasih, kredit lunak kambing abadi, tani lestari dan penanaman pohon

jati. Selanjutnya, Gereja Boro memperdayakan lingkungan yang ditandai dengan

pembangunan fisik yaitu pembangunan kapela-kapela.

Selain pembangunan fisik, diusahakan penataan administrasi pengurus

lingkungan sesuai ARDAS KAS. Selain itu, ketelibatan umat katolik di tengah

masyarakat semakin nampak sebagai pengurus RT/TW, Kepala Dusun, camat, DPR

dan profesi lainnya. Pada tanggal 24 Januari 2002 mulai dilaksanakan Novena di

makam Romo Prennthaler, SJ, sebagai perintis dan rasul Agung Kalibawang.

Novena terus berlangsung hingga sekarang tepatnya setiap malam Jumat Kliwon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

62

Dan jumlah umat Paroki Boro per 31 Desember 2013 sampai 2014 ini tercatat 6.323

jiwa (Dewan Paroki Santa Lisieux Boro, 2008: 10-11).

b. Letak dan Situasi Geografis Paroki St. Theresia Lisieux Boro

Menurut Dewan Paroki St. Theresia Lisieux Boro (2008: 7) dijelaskan

bahwa Paroki St.Theresia Lisieux Boro merupakan salah satu dari 85 paroki yang

ada di Keuskupan Agung Semarang. Paroki St.Theresia Lisieux Boro Keuskupan

Agung Semarang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah timur

berbatasan dengan Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, sebelah selatan berbatasan

dengan Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan, sebelah barat berbatasan

dengan Paroki St.Maria Purworejo, Keuskupan Purwokerto dan sebelah utara

berbatasan dengan Paroki St.Maria Lourdes Promasan.

Sementara dalam konteks wilayah pemerintahan, paroki ini mencakup 4

(empat) kelurahan yaitu; kelurahan sebelah barat berbatasan dengan kelurahan

Banyuasin, kecamatan Purworejo, kabupaten Purworejo. Sebelah selatan berbatasan

dengan kelurahan Kembang dan Girimulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten

Kulonprogo. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Sendangagung, kecamatan

Minggir Kabupaten Sleman dan Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan

Banjarharjo, kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo.

2. Gambaran Umum Stasi Ignasius Loyola Samigaluh

a. Sejarah Singkat Stasi Ignasius Loyola Samigaluh

Berdasarkan hasil wawancara dengan mantan prodiakan Bapak Y.Sukiyono

dan J.C. Kustanto mengatakan bahwa pada mulanya di Ngalian Gunung Samigaluh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

63

ada seorang lelaki bernama Sangku Joyowirono. Beliau adalah seorang kaum

(Ro’is). Pada suatu hari ia pergi ke Muntilan bertujuan untuk membeli petasan.

Ketika sampai di nDekso, ia bertemu dengan seorang lelaki kulit putih yang

bertujuan ke Muntilan. Sebelum sampai di Muntilan, pak Sangku diajak mampir ke

Mendut oleh pria tersebut. Ternyata pria kulit putih tersebut adalah Romo.

Prennthaler, SJ. Ketertarikan dan kekaguman akan cerita-cerita yang di dengarnya

sepanjang perjalanan, serta kagum akan pribadi Romo.Prennthaler SJ, maka

timbulah keinginan di hati Pak Sangku untuk menjadi Katolik. Sejak pertemuan

itulah, pada hari-hari tertentu pak Sangku pergi ke Mendut untuk belajar lebih dalam

tentang Ajaran Agama Katolik kepada Romo. Prennthaler, SJ. Pada tahun 1928,

dengan perantaraan Romo Prennthaler SJ, maka Pak Sangku menerima sakramen

permandian. Dengan demikian, namanya menjadi Ignasius Loyola Sangku

Joyowirono. Menurut cerita, sebetulnya ketika dibaptis mbah Joyowirono tidak

sendirian, pada waktu itu mereka semuanya ada sembilan orang yang berasal dari

sekitar Samigaluh, tetapi belakangan diketahui bahwa ternyata yang ketujuh orang

tersebut meninggalkan Gereja. Pada tahun 1975, mbah Ignasius Loyola Joyowirono

dipanggil menghadap Tuhan. Setelah itu, umat Katolik di Samigaluh mulai semakin

berkembang dan semakin banyak. Untuk mengenang perjuangan mbah Ignasiua

Loyola Sangku Joyowirono yang dipilih Tuhan sebagai cikal bakal (benih) pengikut

Kristus di Stasi Samigaluh.

Maka, umat setempat sepakat menetapkan Ignatius Loyola sebagai pelindung

Stasi Samigaluh dengan tambahan nama menjadi Stasi Santo Ignatius Loyola.

Pestanya di rayakan pada tanggal 31 Juli sebagai hari kelahiran Stasi Samigaluh.

Sebagai barang bukti sejarah masih ada sampai sekarang yaitu sebuah Lonceng yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

64

di datangkan dari Belanda. Berdasarkan cerita, lonceng tersebut sebagai hadiah atas

pembaptisan mbah Joyowirono atau tepatnya atas berdirinya Gereja Stasi Samigaluh

[Lampiran 17: (29)-(30)].

b. Letak dan Batas-batas Geografis Stasi Ignasius Loyola Samigaluh

Berdasarkan peta administrasi, kecamatan Samigaluh terletak di dusun

Nguntuk-untuk. Wilayah Samigaluh bagian utara berbatasan dengan desa

Ngargosari, bagian selatan berbatasan dengan desa Banjarsari, sebelah timur

berbatasan dengan desa Gerbosari dan sebelah barat berbatasan dengan desa

Pagerharjo. Kekhasan yang terdapat di Kecamatan Samigaluh adalah letaknya yang

dekat dengan puncak Suroloyo. Di kecamatan Samigaluh untuk sarana transportasi

cukup sulit maka masyarakat pada umumnya menggunakan jasa ojek dan ada yang

juga yang dijangkau dengan berjalan kaki. Dari jenis bangunan yang terdapat di

kecamatan Samigaluh sudah bagus mulai dari kantor kecamatan, ada kantor POS.

PUSKESMAS, sekolah-sekolah mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Kekhasan dari

hasil kebun antara lain; buah kakao, penghasilan cengkeh dan terdapat persawahan

yang cukup luas. Jumlah penduduk kecamatan Samigaluh berjumlah 31.816 jiwa

dan jumlah umat Katolik di Kecamatan Samigaluh berjumlah 3791 jiwa artinya

11,91 % dari jumlah total. Mayoritas penduduk di kecamatan Samigaluh adalah

suku Jawa yang masih memegang teguh adat istiadat Jawa yang sangat kental. Di

daerah Samigaluh ada kelompok minoritas yang berasal dari orang Sumatra,

Kalimantan dan Flores. Penduduk di kecamatan Samigaluh memiliki mata

pencaharian sebagai petani, swasta, pegawai negeri, guru, pedagang dan pensiunan.

Meskipun banyak keanekaragaman suku dan mata pencaharian di kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

65

Samigaluh, mereka dapat hidup berdampingan dengan damai dan tentram. Dalam

situasi sosial masyarakat kecamatan Samigaluh, masyarakat dapat hidup

berdampingan saling membantu satu sama lain dan tetap menjaga kerukunan antar

umat beragama. Itu terbukti dengan adanya sikap saling menghormati dan saling

menghargai antar umat beragama serta saling memberikan ucapan selamat hari raya

bagi warga yang sedang merayakan hari rayanya masing-masing (Sumber:

pengamatan).

Situasi budaya di kecamatan Samigaluh selain masih memegang teguh adat

istiadat orang Jawa, mereka juga masih melestarikan kebudayaan seperti Jatilan,

Wayangan dan Ketoprak. Untuk situasi ekonomi penduduk di kecamatan Samigaluh

terdapat dua (2) golongan yaitu golongan menengah ke atas dan menengah ke

bawah. Penduduk di kecamatan Samigaluh mempunyai mata pencaharian pokonya

adalah sebagai petani, namun ada juga yang bekerja sebagai karyawan swasta,

pedagang, wiraswasta dan pegawai negeri serta guru. Umat di wilayah ini hidup

berdampingan dengan agama lain, namun tetap hidup rukun dan damai. Meskipun

perbandingan umat Katolik dan non Katolik tidak sebanding yaitu lebih banyak

beragama Muslim, namun umat di sini sangat peduli dengan kerukunan antar umat

beragama, hal ini tampak dalam keterlibatan umat yang berlainan agama dalam

kegiatan keagamaan. Misalnya, saat hari raya Natal, bapak Camat datang dan

mengikuti misa (Sumber: pengamatan).

c. Jumlah Lingkungan dan Jumlah Umat yang ada di Stasi Samigaluh

Di Stasi Samigaluh terdapat tujuh (7) lingkungan yaitu lingkungan Yohanes

Rasul, lingkungan Yusup, lingkungan Yohanes Paus, lingkungan Markus,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

66

lingkungan Carolus, lingkungan Theresia dan lingkungan Fransiskus Xaverius

dengan jumlah umat yang ada di setiap lingkungan berbeda-beda (sumber:

wawancara dan pengamatan).

Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci jumlah KK (kepala keluarga) dari

setiap lingkungan adalah sebagai berikut:

Lingkungan Yohanes Rasul mempunyai jumlah KK 24 jiwa. Laki-laki terdiri

dari 29 orang dan perempuan 36 orang.

Lingkungan Yusup mempunyai jumlah KK sekitar 32 jiwa. Laki-laki terdiri dari

55 orang dan jumlah perempuan 45 orang.

Lingkungan Yohanes Paus mempunyai jumlah KK sekitar 34. Jumlah

keseluruhan laki-laki 36 orang dan jumlah perempuan 57 orang.

Lingkungan Carolus mempunyai jumlah KK sekitar 19 orang. Jumlah

keseluruhan laki-laki terdiri dari 28 orang dan jumlah perempuan 29 orang.

Lingkungan Fransiskus Xaverius mempunyai jumlah KK sekitar 18 orang.

Jumlah keseluruhan laki-laki terdiri dari 16 orang dan perempuan 24 orang.

Lingkungan Markus mempunyai jumlah KK sekitar 20 orang. Jumlah laki-laki

terdiri dari 19 orang dan jumlah perempuan 27 orang.

Lingkungan Theresia, jumlah KK sekitar 8 orang. Jumlah laki-laki 11 orang dan

jumlah perempuan 13 orang.

d. Gambaran Umum Putra-putri altar di Stasi Samigaluh

Putra-putri altar di Stasi Samigaluh adalah anak-anak yang masih usia

remaja. Mereka ini kelak akan menjadi generasi penerus gereja. Namun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

67

kenyataannya selama ini, ketika melayani imam mereka sangat antusias, tetapi

mereka sebenarnya belum memaknai dengan apa yang mereka lakukan bahkan

mereka belum mengerti nama-nama dari peralatan liturgi serta fungsinya masing-

masing. Mengapa bisa demikain karena selama ini mereka kenyataanny kurang

dibina atau mendapatkan pembekalan tentang peralatan liturgi, warna-warna liturgi,

pakaian liturgi, bahan-bahan pokok yang digunakan dalam peralatan liturgi, nilai-

nilai yang baik serta sikap-sikap yang baik sebagai pelayan Tuhan.

Mereka kurang dibina melalui pendampingan rohani karena ada beberapa

faktor yang kurang mendukung yakni seperti tidak mempunyai buku-buku

pendukung, kurang adanya dukungan dari wilayah, orang tua, maupun pendamping

yang kurang kreatif bahkan struktuk kepengurusanpun tidak jelas sehingga

menyebabkan kegiatan tidak berjalan dengan lancar. Untuk itu, penulis melakukan

penelitian untuk mengetahui secara mendalam masalah yang mereka hadapi,

sehingga mampu memberikan masukan atau mengupayakan salah satu bentuk

kegiatan pendukung untuk menanggani masalah yang mereka hadapi tersebut.

B. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan skripsi adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

(Moleong, 2012: 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

68

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu mengadakan penelitian adalah mulai 19 Desember 2013 - 20 Januari

2014. Tempat penelitian berada di Stasi Samigaluh yang terletak di dusun Nguntuk-

nguntuk, Desa Ngargosari, Kecamatan Samigaluh. Lamanya waktu yang diperlukan

untuk mewawancara responden sangat bervariasi tergantung dengan tanggapan

responden.

3. Responden Penelitian

Pada penulisan ini, peneliti menggunakan teknik sampling purposive yaitu

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2010: 124). Pertimbangan yang diambil adalah orang yang dianggap paling tahu

tentang apa yang diharapkan oleh penulis. Peneliti mengambil 11 (sebelas) sampel

dengan rincian satu pendamping putra-putri altar, satu pengganti pendamping, tiga

orang mewakili SD, empat orang mewakili SMP dan dua orang mewakili SMA.

Pendamping diharapkan mampu memberikan informasi berkenaan pengalaman dan

pengamatan terhadap tugas pelayanan putra-putri altar dan berbagai kegiatan rohani

yang diselenggarakan dari Stasi Samigaluh. Sedangkan untuk putra-putri altar juga

dapat memberikan informasi berkenaan dengan pengalaman mereka dalam

mengikuti kegiatan pendampingan rohani maupun pengalaman ketika bertugas

menjadi putra-putri altar. Penulis mencatat semua hasil wawancara.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode pengamatan (observation) dan wawancara terpimpin (interviewing) dengan

cara kualitatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

69

a) Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 76). Observasi

dalam penelitian ini peneliti melihat kenyataan dilapangan dan dijadikan sebagai

data penelitian.

b) Wawancara Terpimpin

Wawancara terpimpin adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Peneliti menggunakan

metode wawancara terpimpin karena respondennya sedikit sehingga dengan maksud

bisa mendapatkan informasih lebih mendalam. Dalam wawancara terpimpin,

pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya oleh

peneliti (Riduwan, 2007: 74). Peneliti menggunakan metode wawancara terpimpin

karena respondenya sedikit dan berharap memperoleh informasih secara detail,

maka dalam wawancara bertanya sesuai daftar pertanyaan yang sudah disediakan

sebelumnya.

5. Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan dengan cross check kepada responde agar dapat

memperoleh data yang valid tanpa dipengaruhi oleh pihak lain. Adapun reliabilitas

data dilakukan dengan mengadakan member check yaitu proses pengecekan data

yang diperoleh melalui wawancara dan hasil observasi kepada pemberi data. Tujuan

member check untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

70

apa yang diberikan oleh pemberi data sehingga semakin kredibel/dipercaya

(Sugiyono, 2010a: 375).

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi lalu membuat kesimpulan

sehingga muda dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010a:

335).

7. Hasil dan Pembahasan Penelitian

a. Identitas Responden

1) Hasil penelitian

a) Nama

Ibu Juli sebagai pendamping tetap putra-putri altar dan pendamping

pembantu adalah mantan pendamping yang lama yaitu Mbak Prapti. Responden

menggunakan nama panggilan yakni Dea, Anggil, Esti, Maria, Tarika, Devi, Yofan,

Emi dan Tegar. Dalam wawancara, pendamping sebagai pemberi informasi tentang

data seputar pengalamannya dalam mendampingi putra-putri altar di Stasi

Samigaluh. Pendamping pembantu dijadikan sebagai informan juga yang akan

memberikan data seputar pengalamannya mendampingi putra-putri altar di Stasi

Samigaluh. Sedangkan putra-putri altar mewakili masing-masing tingkatan yaitu

tiga (3) orang mewakili SD, empat (4) orang mewakili SMP dan dua (2) orang

mewakili SMA. Jumlah keseluruhan ada responden putra-putri altar (9) orang,

ditambah dengan dua pendamping sehingga jumlahnya menjadi 11 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

71

b) Jenis kelamin

Dua pendamping putra-putri altar di Stasi Samigaluh mempunyai jenis

kelamin perempuan. Sedangkan 8 responden berjenis kelamin perempuan dan hanya

satu responden yang berjenis kelamin laki-laki.

c) Usia

Usia Bu Juli 48 tahun dan usia Mbak Prapti 43 tahun. Di lihat dari usia

responden, kebanyakkan responden merupakan usia tangguh mulai dari 11-15 tahun

yaitu; tiga orang berusia 11 tahun, dua orang berusia 12 tahun, satu orang berusia 13

tahun, dua orang berusia 14 tahun dan satu orang berusia 15 tahun.

d) Pekerjaan

Pekerjaan Bu Juli sebagai karyawan swasta dan disamping itu ia menjadi

pendamping putra-putri altar di Stasi Samigaluh, sedangkan pekerjaan mbak Prapti

sebagai petani dan juga bertugas sebagai koster. Untuk seluruh responden berada

pada jenjang pendidikan yang berbeda-beda yaitu, tiga orang pelajar SD, empat

orang pelajar SMP dan dua orang pelajar SMA. Beberapa responden ada yang

sekolahnya di sekitar Stasi Samigaluh dan ada yang bersekolah di luar Stasi

Samigaluh. Responden yang sekolahnya di luar Stasi Samigaluh seperti Nanggulan

dan Sedayu pulang ke Samigaluh satu minggu sekali atau hari-hari libur seperti

Natalan, Paskah.

e) Lingkungan

Responden berasal dari lima (5) lingkungan yakni lingkungan Yohanes Paus,

Markus, Yusup, Fransiskus Xaverius dan lingkungan Yohanes Rasul dengan jarak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

72

yang berbeda-beda. Dari Yohanes Paus ke Markus dan Yusup sekitar ± 20 M.

Sedangkan dari ketiga lingkungan ini ke lingkungan Yohanes Rasul sekitar ± 50 M.

Sedangakan ke lingkungan Fransiskus Xaverius 1,5 KM. Lingkungan Fransiskus

Xaverius mempunyai kapel dengan nama kapelnya adalah Fransiskus Xaverius.

f) Hari/ tanggal dan waktu pelaksanaan wawancara

Wawancara sudah dilaksanakan mulai pada tanggal 19 Desember 2013 – 20

Januari 2014. Wawancara ini dilakukan di rumah maupun di kos masing-masing

responden. Waktu yang digunakan untuk wawancara bervariasi ada yang pagi,

siang, sore bahkan sampai malam tergantung kesepakatan bersama antara peneliti

dan responden. Lamanya waktu yang diperlukan untuk wawancara sangat bervariasi

tergantung dari tanggapan responden.

2) Pembahasan

a) Nama

Nama responden menggunakan nama panggilan sedangkan nama lengkap

pendamping maupun respoden terterah dalam hasil wawancara terlampir di halaman

lampiran. Responden mempunyai peran berbeda-beda, ada yang sebagai karyawan,

ada yang koster sedangkan putra-putri altar semuanya pelajar.

b) Jenis kelamin

Jenis kelamin responden semuanya perempuan baik itu pendamping maupun

responden dan hanya satu responden laki-laki. Kenyataan di lapangan khususnya di

Stasi Samigaluh justru perempuan lebih aktif dari pada laki-laki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

73

c) Usia

Usia pendamping putra-putri altar lebih tua. Dengan usianya yang lebih tua

atau dewasa diharapkan bisa memberikan pendampingan rohani kepada putra-putri

altar, namun kenyataanya sampai saat ini di ketahui berdasarkan hasil wawancara

terhadap respon mengatakan bahwa belum pernah ada. Perbedaan usia dan jenjang

pendidikan berbeda membuat cara berpikir pendamping dan putra-putri altar tidak

sejalan.

d) Pekerjaan

Pekerjaan pendamping ada yang sebagai karyawan swasta dan ada juga yang

sebagai petani. Sedangkan putra-putri altar adalah pelajar mulai dari kelas V-VI

SD, SMP kelas VI-VII dan kelas 1 SMA dengan tempat sekolahnya berbeda-beda,

ada yang dekat dengan Gereja Samigaluh dan ada beberapa yang jauh dari Stasi

Samigaluh seperti Nanggulan dan Sedayu.

e) Lingkungan

Di Stasi Samigaluh mempunyai 7 lingkungan yakni lingkungan Yohanes Rasul,

lingkungan Markus, lingkungan Yusup dan lingkungan Yohanes Paus dengan

jaraknya yang saling berdekatan dengan Gereja Samigaluh. Putra-putri altar ini

hanya mewakili 5 lingkungan yakni lingkungan Yohanes Paus, lingkungan Markus,

lingkungan Yusup, lingkungan Fransiskus Xaverius dan lingkungan Yohanes Rasul

dengan jarak yang berbeda-beda. Putra-putri altar yang mau ikut kegiatan di

Samigaluh biasanya diantar oleh orangtuanya, ada yang membawa kendaraan sendiri

atau jalan kaki karena semua kegiatan di pusatkan di Gereja Samigaluh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

74

b. Syarat-syarat yang digunakan untuk menjadi anggota putra-putri altar

1) Hasil penelitian

Menurut Bu Juli dan Mbak Prapti, mengatakan bahwa syarat untuk menjadi

anggota putra-putri altar mulai kelas empat (4) SD dan setelah komuni pertama

[Lampiran 4: (4); 5: (6)]. Dari responden mengatakan setelah komuni pertama mulai

kelas empat (4) SD oleh Esti, Yofan [Lampiran 9: (9); 13 (21)]. Sedangkan beberapa

responden mengatakan syarat menjadi anggota misdinar mulai kelas lima (5) SD dan

setelah komuni pertama, seperti yang dikatakan oleh responden Dea, Anggil, Devi,

Emi, Tegar [Lampiran 7: (9); 8 (11); 12 (19); 14 (24); 15 (26)]. Ada yang

mengatakan mulai kelas enam (6) SD seperti yang dikatakan Tarika [lampiran 11:

(17)] dan ada pula yang mengatakan mulai kelas satu (1) SMP setelah komuni

pertama, oleh Maria [Lampiran 10: (15)].

2) Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara, pendamping mengatakan syarat-syarat untuk

menjadi anggota putra-putri altar mulai dari kelas empat (4) SD dan setelah komuni

pertama, mereka bertugas melayani imam. Sedangkan oleh responden menjawab

berdasarkan pengalamannya masing-masing yaitu ada yang mengatakan mulai kelas

4, 5, 6 dan kelas 1 SMP. Jawaban responden berbeda-beda wajar karena dari

pendamping maupun dari Stasi Samigaluh belum pernah memberikan pemahaman

yang baik mengenai syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar. Oleh

karena itu, pendamping perlu memberikan pemahaman yang baik mengenai syarat-

syarat untuk menjadi anggota misdinar sehingga para anggota baru tidak mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

75

kebinggungan. Untuk itu, penulis memberikan saran kedepannya ketika merekrut

anggota misdinar baru perlu mencantumkan syarat-syarat misalnya.

c. Mengikuti kegiatan yang memotifasi seperti rekoleksi, retret, camping rohani

dan ziarah ke gua Maria

1) Hasil Penelitian

Menurut Bu Juli belum perna mengadakan kegiatan pendampingan rohani

untuk putra-putri altar di Stasi Samigaluh [Lampiran 5: (6)]. Sedangkan pendamping

pembantu yaitu menurut mbak Prapti mengatakan perna dilakukan sampai akhir

tahun 2011 yaitu saat menjelang komuni pertama yaitu memperkenalkan alat-alat

liturgi berjalan selama 7-8 tahun. Selain itu, adakan lomba-lomba dalam acara

Tarsisius Cap. Namun mulai masuk tahun 2012-2013, Bu Juli sebagai pendamping

belum perna mengadakan pendampingan rohani bagi putra-putri altar maupun

mengadakan kegiatan lainnya seperti rekoleksi atau ziarah [Lampiran 5: (6)].

Sedangkan jawaban responden, kegiatan yang perna diikuti masing-masing

responden berbeda-beda. Menurut Dea, Anggil, Esti, Maria, Tarika dan Yofan

mengatakan kegiatan yang perna mereka ikut yaitu kaderisasi yang diselenggarakan

dari kakak KKN IPPAK di Stasi Samigaluh [Lampiran 7: (9); 8 (11); 9 (13); 10

(15); 11 (17; 13 (21)]. Dari responden Maria, Tarika dan Yofan menambahkan,

selain kaderisasi dari kakak KKN IPPAK mereka juga perna mengikuti rekoleksi di

Wisma Salam Muntilan, Magelang [Lampiran 10: (15); 11 (17); 13 (21)].

Ditambahkan oleh responden Yofan bahwa kegiatan yang sering dia ikuti yaitu

latihan koor di lingkungan misalnya, saat Natalan memakai gendang dan ziarah ke

makam Romo Van Lith, Magelang [Lampiran 13: (21)]. Ada pun responden Devi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

76

mengatakan kegiatan yang pernah ikuti adalah rekoleksi di PT. Kanisius pada Bulan

Kitab Suci 2013, acaranya perayaan Ekaristi bersama dan oud bound. Selain itu,

perna ziarah ke gua Maria Lawangsih dengan acaranya doa Rosario bersama, main-

main dan mengikuti Camping Rohani di paroki Boro dengan acaranya perayaan

Ekaristi dan oud bound [Lampiran 12: (19)]. Sedangkan Emi dan Tegar mengatakan

kegiatan yang perna mereka ikuti adalah weekend serayon di Paroki Boro acaranya

Misa dan oud bound [Lampiran 14: (24); 15 (26)].

2) Pembahasan

Dari hasil wawancara, pendapat Bu Juli dan mbak Prapti sangat berbeda. Bu

Juli secara jujur mengatakan bahwa semasa beliau menjadi pendamping putra-putri

altar di Stasi Samigaluh belum perna melaksanakan atau mengusahakan kegiatan-

kegiatan yang bersifat rohani demi perkembangan iman putra-putri altar. Sedangkan

menurut mbak Prapti mengatakan pengalamannya memperkenalkan alat-alat liturgi

berjalan selama 7-8 tahun sampai batas terakhir 2011 yaitu menjelang komuni

pertama dan diadakan berbagai lomba-lomba dalam acara Tarsisius Cap.

Hasil wawancara responden mengenai kegiatan yang diikuti berbeda-beda,

ada pula yang sama. Perbedaannya, berbeda tempat kegiatan, materi yang diberikan,

maupun pengisian acara di masing-masing tempat. Kegiatan yang diikuti seperti:

rekoleksi, kaderisasi, retret, ziarah, camping rohani, latihan koor dan weekend

serayon. Sedangkan persamaannya seperti rekoleksi, kaderisasi, ziarah dan weekend

serayon. Beberapa kegiatan yang disebutkan di atas ternyata di luar program dari

Stasi Samigaluh dan hanya satu kegiatan yaitu ziarah ke gua Maria Lawangsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

77

tersebut yang diselenggarakan dari Stasi Samigaluh dan diikuti oleh putra-putri altar

dari Stasi Samigaluh.

d. Kesulitan yang anda rasakan pada saat melayani Imam

1) Hasil penelitian

Menurut responden Dea dan Anggil, kesulitan yang dirasakan pada saat

melayani Imam adalah kadang-kadang bingung saat kapan maju antar piala, roti,

anggur dan kapan mengatar air untuk cuci tangan Imam [Lampiran 7: (9); 8 (11)].

Tambahan dari Dea, Anggil dan juga Tarika mengatakan yang menjadi kesulitan

adalah pada hari Jumat pertama kapan ambil bayu Imam untuk adorasi masih

binggung karena kurang latihan [Lampiran 7: (9); 8 (11); 11 (17)].

Menurut Anggil dan Maria mengatakan yang menjadi kesulitan saat

melayani Imam adalah binggung bagaimana cara menggunakan wiruk dan kapan

mendupai Imam dan umat [Lampiran 8: (11); 10 (15)]. Sedangkan oleh Emi,

kesulitan yang dirasakan adalah saat memegang wiruk dan mau wiruk kepada Romo

dan umat masih bingung 2 x 2 atau 3 x 1. Demikian pula diungkapkan oleh Tegar

bahwa saat latihan sudah bagus tapi pada saat bertugas kadang bingung karena beda

Romo, maksudnya seperti wiruknya 2 x 2 atau 1 x 3 [Lampiran 14: (24); 15 (26)].

Menurut Esti, Devi dan Yofan mengatakan bahwa yang menjadi kesulitan adalah

masih bingung kapan loceng/bel saat konsekrasi [Lampiran 9: (13); 12 (19); 13 (21).

Oleh Devi menambahkan kesulitannya, binggung urutan-urutannya saat

menghantarkan persembahan ke altar [Lampiran 12: (19)]. Yofan juga

mengungkapkan kesulitannya bahwa pada saat bertugas pertama kali banyak

mengalami kebingunggan dengan semua tata cara perayaan Ekaristi. Maka, solusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

78

yang dilakukan oleh Yofan adalah sebelum bertugas saya harus menghafal di ruang

sakristi sehingga saat bertugas tidak mengalami kebingunggan dan tidak

menanyakan kepada teman-teman samping kiri-kanan karena ketika mau bertugas

bingung tanya teman kiri-kanan saya merasa kesannya kurang baik bahkan takut

dikritik oleh umat. Selain itu, misalkan mau mengadakan pertemuan sudah sms ke

teman-teman misdinar untuk pertemuan tapi kenyataannya yang datang sedikit.

Berdasarkan pengalaman itu ketika mau mengadakan pertemuan saya biasanya

mampir ke rumah teman-teman mengajak mereka untuk pertemuan atau latihan

misdinar [Lampiran 13: (21)].

2) Pembahasan

Hasil wawancara terhadap responden mengungkapkan pengalaman

mengalami kesulitannya secara berbeda-beda. Ada yang mengungkapkan bahwa

saat melayani Imam kadang-kadang binggung kapan maju mengantar piala, roti,

anggur dan kapan mengantar air untuk cuci tangan Imam. Selain itu, pada Jumat

pertama masih binggung, kapan mengambil baju imam (velum) dan (korkap atau

pluviale) untuk adorasi. Sebagian besar mengungkapkan kesulitannya bagaimana

cara menggunakan wiruk atau dupa dan kapan mendupai imam dan umat dengan

hitungan 3 x 2 atau 3 x 3. Ada beberapa mengungkapkan kapan lonceng atau bel

pada saat Epilekse Konsekrasi. Namun, hanya Yofan yang mengungkapkan,

kesulitanya secara detail dan memberikan soluasi yang perna dibuatnya. Semoga

teman-teman yang lain bisa belajar dari Yofan. Dari jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa pendamping tidak mau berusaha mencari sumber-sumber

mendukung. Akibatnya, pengetahuan dan pemahaman putra-putri altar di Stasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

79

Samigaluh sangat minim. Ini nampak ketika putra-putri altar saat bertugas banyak

mengalami kebinggungan. Untuk itu diharapkan ke depannya, pendamping perluh

mengusahakan sumber-sumber atau bahan-bahan pendukung dan mengajari mereka

cara menggunakan peralatan liturgi sehingga saat melayani Imam melayani dengan

baik.

e. Kesulitan yang dirasakan pendamping ketika melakukan pendampingan terhadap

putra-putri altar di Stasi Samigaluh

1) Hasil penelitian

Menurut Bu Juli menyebutkan beberapa permasalahan yaitu karena ada anak

yang malas dan tidak ada pengantinya. Selain itu, pendamping belum mempunyai

bahan-bahan atau sumber pendukung. Di sisi lain, karena tidak punya waktu yang

tepat untuk mengadakan pendampingan [Lampiran 4: (4)]. Sedangkan dari mbak

Prapti mengatakan bahwa yang menjadi permasalahan adalah anak-anaknya malas,

banyak pengaruh lingkungan maksudnya karena sudah masuk SMA sering

mengikuti kegiatan OMK“. Di lain pihak, karena anak-anaknya agak bandel

sehingga saat latihan mereka sering ribut sampai saya mengalami kecapehan maka

saya tidak sabar trus secara spontan marah [Lampiran 5: (6)].

2) Pembahasan

Pendamping mengungkapkan permasalahan di atas secara berbeda-beda.

Maka, penulis mengusulkan beberapa point penting yang perlu dilakukan oleh

pendamping yakni; mulai mengupayakan sumber-sumber pendukung seperti buku

dan melakukan pendekatan secara personal. Di samping itu, saat malam minggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

80

mengadakan ziarah bersama, nonton bersama atau makan bersama dan lain-lain,

sehingga setelah saling mengenal dengan kegiatan-kegiatan tersebut, lalu mengajak

mereka untuk aktif mengikuti kegiatan misdinar. Dalam pendampingan selanjutnya

seorang pendamping harus bersikap sabar dan penuh perhatian dan memberikan

kasih sayang kepada putra-putri altar.

f. Pendampingan rohani yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

1) Hasil penelitian

Bu Juli mengatakan belum pernah mengadakan pendampingan rohani

[Lampiran 4: (4)]. Sedangkan mbak Prapti mengatakan, perna melakukan rekoleksi

pada tahun 2011 di paroki Boro yang diikuti empat (4) orang mewakili Stasi

Samigaluh [Lampiran 5: (6)]. Menurut Dea, Maria dan Tarika mengatakan,

pendampingan kaderisasi hanya satu kali terjadi di Stasi Samigaluh dari kakak KKN

IPPAK [Lampiran 7: (9); 10 (15); 11 (17)]. Menurut Anggil kegiatan

pendampingan rohani dari Stasi Samigaluh tidak ada. Yang ada hanya kumpul-

kumpul terus rapat untuk membicarakan tentang ziarah tapi belum jadi karena ketua

misdinar sekolahnya jauh [Lampiran 8: (11)]. Sedangkan Esti juga mengatakan

bahwa dari Stasi Samigaluh belum pernah ada [Lampiran 9: (13)]. Menurut Devi

dan Emi mengungkapkan pengalamannya mengikuti kegiatan yang pernah

diselenggarakan dari Stasi Samigaluh yaitu ziarah misdinar ke gua Maria Lawangsih

pada tahun 2013 [Lampiran 12: (19); 14 (24)]. Dari Yofan mengatakan,

pendampingan rohani dari Stasi Samigaluh belum pernah ada. Yang ada hanya

merencanakan untuk kunjungan ke Museum Misi tapi belum terwujud sampai

sekarang [Lampiran 12: (21)]. Bahkan menurut Tegar mengatakan, belum pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

81

mengikuti kegiatan yang diadakan dari Stasi Samigaluh karena baru pindahan dari

paroki Minomartani [Lampiran 15: (26)].

2) Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Juli, diungkapkan belum pernah

diadakan kegiatan pendampingan rohani. Sebaliknya, mbak Prapti mengungkapkan

pernah tetapi di paroki Boro dan kegiatan tersebut merupakan program paroki dan

anggotanya perwakilan dari setiap wilayah termasuk wilayah Samigaluh pernah

mengirimkan perwakilannya empat orang dalam rekoleksi yang diselenggarakan di

paroki Boro. Mengenai kegiatan pendampingan rohani yang diselenggarakan oleh

Stasi Samigaluh ada responden tertentu mengatakan pernah ikut dan ada responden

lain mengatakan belum pernah mengikutinya. Dari sembilan (9) responden, dua

orang mengatakan pernah mengikuti kegiatan yakni ziarah ke gua Maria Lawangsih.

Sedangkan tiga responde lainnya mengikuti kaderisasi. Kemudian, dua responden

lainnya mengungkapkan belum pernah mengikuti kegiatan seperti yang diungkapkan

oleh kelima responden di atas, melainkan hanya mengikuti rapat untuk melakukan

kunjungan ke Musium Misi, namun belum terlaksana karena alasan ketua

misdinarnya sekolahnya jauh. Bahkan responden lain mengungkapkan bahwa sama

sekali belum pernah mengikuti kegiatan yang diadakan dari Stasi Samigaluh.

Dari semua jawaban responden, penulis dapat menyimpulkan bahwa bagi

responden yang belum pernah mengikuti kegiatan ini karena kurang mendapat

informasi dari pendampingnya maupun dari ketua misdinar. Ini artinya, kurang

adanya komunikasi yang baik diantara putra-putri altar, ketua misdinar maupun

pendamping. Oleh karena itu, diharapkan kedepannya dapat membangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

82

komunikasi yang baik sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan di Stasi

Samigaluh dapat diikuti oleh semua anggota misdinar.

g. Materi pendampingan rohani yang diberikan kepada putra-putri altar

1) Hasil penelitian

Menurut Bu Juli tidak pernah mengadakan pendampingan rohani, jadi tidak

ada materi [Lampiran 4: (4)]. Sedangkan, mbak Prapti mengatakan ada materi yaitu

dari alat-alat liturgi yang ada di sakristi seperti pakaian liturgi, warna-warna liturgi,

peralatan liturgi dan sikap-sikap badan yang baik [Lampiran 5: (6)]. Menurut Dea,

Anggil, Esti, Maria dan Yofan mengatakan materi yang mereka dapatkan dalam

kaderisasi dari kakak KKN IPPAK tentang warna-warna liturgi, peralatan liturgi,

dan sikap-sikap badan yang baik [Lampiran 7: (9); 8 (11); 9 (13); 10 (15); 13 (22)].

Kemudian dari Maria dan Tarika menambahkan bahwa materi saat rekoleksi ada

pendalaman iman, permainan dan mengadakan lomba-lomba dalam kelompok

[Lampiran 10: (15); 11 (17)].

Dan dari Yofan mengatakan materi yang saya dapatkan dari Retret, tentang

bagaimana saya menilai orang lain dari sisi kelebihan dan kekurangannya. Lalu, di

hubungkan dengan talenta yang dimilki oleh setiap pribadi dan pada akhirnya bisa

saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Selain itu, pendamping menyuruh

menemukan kata-kata yang mengesan lalu menjelaskan maknanya. Misalnya;

“waktu itu saya memilih kata memaafkan, karena saya orang yang gampang marah

dan sulit memaafkan secepatnya maka saya memilih kata itu sehingga saya bisa

belajar memaafkan orang lain yang bersalah kepada saya” [Lampiran 13: (22)].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

83

Sedangkan menurut responden Emi dan Tegar mengatakan materinya belum tahu

ambil dari mana [Lampiran 14: (24); 15 (26)].

2) Pembahasan

Menurut Bu Juli mengatakan, tidak pernah mengadakan pendampingan

rohani. Berarti jelas bahwa tidak ada materi yang diberikan kepada putra-putri altar

di Stasi Samigaluh. Berbeda dengan mbak Prapti, ternyata mbak Prapti

memanfaatkan alat-alat liturgi yang ada di sakristi seperti warna-warna liturgi,

peralatan liturgi dan sikap-sikap badan yang baik dan memperkenalkan kepada

anak-anak misdinar. Sedangkan wawancara dengan responden seperti Dea, Anggil,

Esti, Maria dan Yofan secara spontan mengungkapkan pengalamnnya masing-

masing.

Melihat hasil wawancara seperti ini, penulis sangat prihatin karena ternyata

hanya sebagian anak yang pernah mengikuti kaderisasi tersebut yang mengetahui

materi tentang liturgi. Sedangkan sebagian besar responden belum memahami

peralatan liturgi. Untuk itu, penulis menyarankan ke depannya agar pendamping

lebih kreatif mencari bahan pendukung untuk memperkenalkan kepada putra-putri

altar.

h. Dukungan para orang tua bila diadakan pendampingan rohani

1) Hasil penelitian

Menurut Bu Juli mengatakan dukungan orangtua ada, namun hanya sebagian

kecil saja, sedangkan sebagian besar belum ada dukungan, bahkan dari ketua

wilayahpun belum ada [Lampiran 4: (4)]. Sedangkan menurut mbak Prapti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

84

dukungan dari orang tua ada, seperti mengantar anaknya untuk latihan misdinar

[Lampiran 4: (6)]. Menurut Esti, Maria, Devi, Emi dan Tegar mengatakan bila mau

diadakan kegiatan orang tua biasanya memberikan uang saku [Lampiran 9: (12); 10

(15); 12 (19); 14 (24); 15 (26)].

Dukungan berupa nasehat dan diberi bekal makanan dan snack diungkapkan

oleh Devi, Emi dan Tegar [Lampiran 12: (19); 14 (24); 15 (26)]. Adapun dukungan

orang tua yang selalu mengingatkan anaknya untuk pergi latihan misdinar biar tahu,

diungkapkan oleh Dea, Anggil dan Emi [Lampiran 7: (9); 8 (11); 14 (24)]. Menurut

Esti dukungan orangtua biasanya mengantar ke Gereja untuk latihan misdinar.

Selain itu, kalau waktu bertugas ada kesalahan pulang ke rumah biasanya orang tua

kasih tahu dimana kesalahan dan diingatkan untuk terus latihan agar bisa melayani

dengan baik [Lampiran 9: (12)].

Adapun orangtua yang mengatakan di tempat kegiatan bisa mendapatkan

banyak pengalaman dan teman baru. Selain itu, ibu biasanya meminta izin kepada

ketua misdinar bila saya tidak pulang weekend untuk bertugas karena sekolahnya di

Bantul dan tidak ada yang datang jemput diungkapkan oleh responden Yofan

[Lampiran 13: (22)]. Menurut Tarika, mengalami dukungan dari orangtua, misalnya

bila teman yang bertugas tidak datang, ia disuruh menggantikannya menjadi

misdinar [Lampiran 11: (17)]. Menurut Tegar, dukungannya berupa doa [Lampiran

15: (26)].

2) Pembahasan

Dari hasil wawancara dengan Bu Juli mengungkapkan bahwa dukungan

orang tua ada, namun tidak semua orang tua mendukung kegiatan putra-putri altar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

85

termasuk dari ketua wilayah sama sekali tidak ada. Sedangkan menurut Mbak

Prapti, dukungan orangtua ada, mengantar anaknya untuk latihan misdinar. Menurut

responden dukungan orang tua diberikan dengan berbagai macam cara seperti

memberikan uang saku, makanan/snack, doa, saat latihan misdinar diingat untuk

berangkat tepat waktu agar tidak terlambat, rajin mengikuti kegiatan misdinar biar

tahu, kadang ada orangtua rela mengantarkan anaknya untuk latihan misdinar.

Selain itu, bila pada saat memulai perayaan Ekaristi bagi putra-putri altar

yang bertugas terlambat menyuruh anaknya untuk menjadi misdinar. Bahkan bagi

orang tua yang benar-benar perhatian terhadap anaknya, bila saat melayani ada

kesalahan, sampai di rumah memberikan nasehat supaya latihan terus-menerus agar

tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Ada pula orang tua yang baik, mempunyai kebiasaan meminta izin kepada

ketua misdinarnya bila anaknya tidak berangkat karena sakit atau sekolahnya jauh.

Oleh karena itu, penulis berharap kebiasaan baik yang dilakukan oleh beberapa

orangtua tersebut bisa menjadi contoh bagi para orang tua putra-putri altar yang

lainnya.

i. Banyaknya kegiatan pendampingan rohani yang diselenggarakan dari Stasi

Samigaluh

1) Hasil penelitian

Dari Bu Juli mengatakan, pernah tapi hanya satu kali yaitu ziarah ke gua

Maria Lawangsih setelah perayaan Paskah tahun 2011. Program yang belum

terlaksana yaitu kunjungan ke Museum Misi Muntilan [Lampiran 4: (4)]. Sedangkan

dari Mbak Prapti mengatakan, pendampingan rohani dari Stasi Samigaluh jarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

86

dilakukan yang ada waktu kalian (penulis) KKN disini baru terlaksana [Lampiran 4:

(6)]. Menurut Dea, Anggil dan Esti mengatakan jawaban yang sama bahwa kegiatan

yang pernah mereka ikuti di Stasi Samigaluh hanya satu kali dari kaka KKN IPPAK

di Gereja Samigaluh [Lampiran 7: (9); 8 (11); 11 (13)]. Sedangkan menurut Maria,

Tarika dan Yofan mengatakan pernah mengikuti kegiatan hanya dua kali saja, yang

pertama kaderisasi dari kaka KKN IPPAK dan yang kedua mengikuti rekoleksi di

Wisma Salam Muntilan [Lampiran 10: (15); 11 (17); 13 (22)]. Kemudian dari Devi

mengatakan kegiatan yang pernah ia ikuti dan yang diingat hanya 3 yaitu camping

rohani dan rekoleksi di luar program dari misdinar Samigaluh. Sedangkan dari

Samigaluh hanya satu yaitu ziarah ke gua Maria Lawangsih [Lampiran 12: (19)].

Emi dan Tegar mengatakan pernah mengikuti rekoleksi weekend serayon di paroki

Boro [Lampiran 14: (24); 15 (26)]. Dan ada yang mengikuti ziarah ke gua Maria

Lawangsih oleh Devi dan Yofan seperti [Lampiran 12: (19); 13 (22)].

2) Pembahasan

Dari wawancara, dengan Bu Juli mengatakan perna, namun hanya satu kali

yaitu ziarah ke gua Maria Lawangsih. Selain itu, ada program yang belum terlaksana

yaitu kunjungan ke Museum Misi Muntilan. Dari Mbak Prapti, mengungkapkan

belum pernah mengadakan kegiatan. Selain yang perna dilakukan oleh penulis

sewaktu KKN (KBP) di Stasi Samigaluh.

Dari Sembilan responden hanya dua responden yakni Devi dan Emi yang

pernah mengikuti ziarah ke gua Maria Lawangsih. Sedangkan program di luar Stasi

Samigaluh meliputi kegiatan kaderisari dari kakak KKN IPPAK diikuti oleh Dea,

Anggil, Esti, Maria, Tarika dan Yofan. Yang mengikuti rekoleksi di wisma salam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

87

Muntilah yakni oleh Maria, Tarika, Devi dan Yofan. Yang lain seperti Emi dan

Tegar mengatakan pernah mengikuti kegiatan rekoleksi weekend serayon di paroki

Boro. Dari Devi mengungkapkan selain ziarah dan rekoleksi pernah mengikuti

camping rohani. Berdasarkan jawaban respoden tersebut, pendamping maupun dari

Stasi Samigaluh perluh mengusahakan kegiatan-kegiatan demi memperkembangkan

rohani putra-putri altar di Stasi Samigaluh.

j. Tanggapan pendamping atas suatu kegiatan yang diselenggarakan

1) Hasil penelitian

Menurut Bu Juli mengatakan dengan mengadakan kegiatan seperti ziarah itu

biar anak-anak mengetahui lebih dalam tentang acara-acara yang diisi seperti doa

Rosario agar mereka bisa mendekatkan diri kepada Bunda Maria dan mohon

penyertaannya [Lampiran 4: (4)]. Sedangkan mbak Prapti mengatakan bahwa karena

selama ini Bu Juli sebagai pendamping belum perna mengadakan kegiatan maka

saya harapkan kedepannya diusahakan banyak mengadakan kegiatan-kegiatan

seperti rekoleksi, ziarah demi perkembangan rohani putra-putri altar dan bagi

anggota misdinar yang baru diperkenalkan alat-alat liturgi biar tahu [Lampiran 5:

(7)].

2) Pembahasan

Tanggapan Bu Juli itu sangat baik dengan tujuan untuk menanamkan

kebiasaan berdoa agar anak-anak mendekatkan diri kepada Bunda Maria serta

memohon penyertaannya dalam kehidupan mereka. Sedangkan, tanggapan dari

mbak Prapti berupa saran kepada pendamping agar kreatif mengusahakan dan

mengadakan kegiatan seperti ziarah demi perkembangan rohani putra-putri altar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

88

k. Tanggapan putra-putri altar bila diadakan suatu kegiatan pendampingan rohani

1) Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan beberapa responden menjawab hampir

sama antara lain Dea Anggil, Esti, Maria, Tarika, mengatakan senang karena bisa

tahu alat-alat, warna-warna dan sikap-sikap liturgis [Lampiran 7 (9); 8 (11); 9 (13):

10 (15); 11 (17)]. Sedangkan seperti Maria, Devi Yofan, Emi, Tegar menjawab

senang karena bisa kenalan dengan teman-teman misdinar dari paroki lain serta

mendapatkan pengalaman baru dan semakin aktif dalam kegiatan [Lampiran 10

(15); 12 (20); 13 (22); 14 (24); 15 (26)].

2) Pembahasan

Dari semua jabawan responden, mereka merespon dengan sangat baik bahwa

dengan mengadakan kegiatan seperti yang sudah dijelaskan di atas baik itu yang

diselenggrakan dari Stasi maupun dari paroki membuat mereka semakin mengenal

dan mengetahui peralatan liturgi, warna-warna liturgy dan sikap-sikap liturgis yang

baik. Dengan adanya kegiatan seperti itu dapat menambah wawasan dan

pengetahuan yang baru bagi mereka. Selain itu, mereka juga mendapat teman-teman

atau saudara baru dari paroki lain. Oleh karena itu, penulis menyara agar

kedepannya terus mengadakan berbagai macam kegiatan rohani demi membuka

wawasan dan pengetahuan bagi para putra-putri altar.

l. Pembekalan tentang liturgi

1) Hasil penelitian

Menurut Bu Juli dan mbak Prapti mengatakan belum pernah memberikan

meteri tentang liturgi [Lampiran 4: (5); 5 (7)]. Dari Dea dan Yofan mengatakan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

89

pembekalan tentang liturgi belum pernah ada. Yang pada pada saat komuni pertama

yaitu di suruh mengisi soal-soal tentang liturgi, menghafalkan doa-doa Bapa Kami,

Salam Maria, Aku Percaya, 5 perintah Gereja, 10 perintah Allah, 7 sakramen, doa

tobat, cara mengaku dosa, sikap komuni yang baik dan diingatkan jangan main saat

bertugas [Lampiran 7: (10); 13 (22)]. Menurut Anggil mengatakan pada saat latihan

misdinar, diberitahu oleh ketua misdinar kapan antar air, roti dan anggur, kapan

lonceng pada saat Imam mengangkat roti dan anggur [Lampiran 8: (12)]. Sedangkan

dari Esti, Maria, Tarika, Yofan dan Tegar mengatakan saat pembekalan liturgi

diperkenalkan materi yang sama seperti warna-warna liturgi, pakaian liturgi, alat-

alat liturgi dan sikap-sikap badan yang baik [Lampiran 9: (13); 10 (16); 11 (18); 13

(22); 15 (26)].

Selain itu Tegar membandingkan pengalamannya dengan mengatakan bahwa

di Stasi Samigaluh belum pernah mengadakan pembekalan secara khusus tentang

liturgi. Sedangkan di paroki Minomartani perna seperti memberi pembekalan

tentang liturgi dan disuruh memperagakan bagaimana cara menggunakan peralatan

liturgi [Lampiran 15: (26)].

2) Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara, Bu Juli dan mbak Prapti mengungkapkan

belum pernah memberikan materi tentang arti liturgi. Demikian pula seluruh

responden mengungkapkan materi khusus tentang liturgi tidak ada. Namun, yang

ada hanya disuruh menghafal tentang sakramen-sakramen dan doa-doa singkat yang

ada dalam Gereja Katolik seperti yang sudah disebutkan di atas. Pendamping

menyuruh putra-putri altar menghafalkan sakramen dan beberapa doa singkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

90

tersebut dengan tujuan agar putra-putri altar sejak dini dapat mengetahui bahwa di

dalam Gereja Katolik mempunyai doa-doa dan sakramen-sakramen yang berguna

demi perkembangan imam mereka. Dari KKN (KBP) IPPAK termasuk penulis

ketika KBP di sana dengan melihat kondisi di lapangan demikian, maka kami tim

KBP khususnya di Stasi Samigaluh pernah melakukan kaderisari dengan tujuan

kelak mereka bisa mendampingi anggota putra-putri altar yang baru.

m. Sumber-sumber pendukung yang digunakan dalam Pendampingan Rohani

1) Hasil penelitian

Bu Juli mengatakan tidak ada sumber bahan pendukung [Lampiran 4: (5)].

Sebaliknya, mbak Prapti mengatakan sumbernya dari alat-alat liturgi di sakristi dan

saat latihan saya melatih sesuai sepengetahuan saya [Lampiran 5: (7)]. Jawaban dari

mbak Prapti tersebut, diperkuat oleh jawaban Dea, Anggil, Esti, Maria, Tarika, Devi,

Yofan dan Emi, [Lampiran 7: (10); 8 (12); 9 (14); 10 (16); 11 (18); 12 (20); 13 (22);

14 (25)]. Selain itu, Tegar mengatakan sumbernya diambil dari internet dan

ditampilkan dalam bentuk slide lalu memberitahu nama-nama dan fungsinya

[Lampiran 15: (27)].

2) Pembahasan

Dengan melihat hasil wawancara pendamping dan responden seperti ini,

penulis menyimpulkan bahwa seberapa jauh sumbangan dari Gereja dalam

mengusahakan sumber-sumber pendukung lainnya demi menambah wawasan dan

pengetahuan putra-putri altar. Penulis juga prihatin dengan jawaban responden

maupun pendamping, maka pendamping maupun wilayah perlu lebih kreatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

91

mencari bahan di internet bahkan perlu mengusahakan bahan-bahan atau sumber-

sumber pendukung dari buku demi membuka wawasan putra-putri altar mengenai

liturgi dan peralatannya.

n. Jadwal misdinar yang ada di Stasi Samigaluh

1) Hasil Penelitian

Bu Juli mengatakan bahwa jadwal misdinar ada, yang menyusun oleh ketua

misdinar [Lampiran 4: (5)]. Sedangkan, menurut mbak Prapti mengatakan ada. Yang

membagi jadwal adalah ketua misdinar baik untuk hari raya maupun hari biasa

[Lampiran 5: (7)]. Menurut responden Dea, Anggil, dan Esti mengatakan yang

membuat jadwal misdinar oleh ketua misdinar yaitu Mbah Devi [Lampiran 7: (10);

8 (12); 9 (14)].

Jawaban di atas dapat diperkuat dari jawaban ketua misdinar yang

bersangkutan dengan mengatakan bahwa jadwal sudah ada yang membuat saya

sendiri sebagai ketua misdinar. Untuk misa harian sudah terjadwal siapa-siapa yang

akan bertugas dan jumlah misdinar hanya 4 orang tetapi kalau hari-hari raya yang

bertugas anak-anak SMA dan bila mau latihan diumumkan langsung di Gereja

kapan latihannya [Lampiran 12: (20)]. Sedangkan menurut Yofan mengatakan

bahwa jadwal misdinar dulu pada tahun 2012 yang membuat ketua misdinar yaitu

membagi tugas untuk bertugas tiap minggu. Namun, setelah ketua misdinar pergi

sekolahnya jauh, tidak ada yang koordinir untuk membuat jadwal. Yang ada

sekarang ini bagi siapa yang duluan datang masuk ke sakristi melihat tidak ada yang

bertugas mengajak teman-teman lainnya untuk menjadi misdinar pada saat itu.

Belakangan ini yang mengkoordinir adalah mbah Loren. Sedangkan bu Juli sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

92

pendampingnya, Yofan melihat tidak merasa peduli atau bertanggungjawab, ini

nampak karena tidak pernah mengikuti pertemuan misdinar dan juga tidak membuat

jadwal misdinar [Lampiran 13: 22-23)]. Dari Maria mengatakan yang membuat

jadwal misdinar Bu Juli [Lampiran 10: (16)]. Sedangkan menurut Tarika,

mengatakan antara Bu Juli dan Mbah Devi [Lampiran 11: (18)].

Selanjutnya Emi mengatakan, jadwal misdinar dulu tahun 2012 itu ada yang

membuat dari ketua misdinar. Jadwalnya berurutan siapa-siapa yang bertugas

minggu ini dan untuk selanjutnya diumumkan pada saat pengumuman wilayah

diingatkan kembali siapa-siapa yang akan bertugas minggu berikutnya. Sedangkan

sekarang tidak ada yang membuat jadwal alasannya ketua misdinar sekolahnya jauh.

Maka, yang bertugas tunjuk siapa yang bersedia berarti dia yang bertugas pada saat

itu [Lampiran 14: 25)]. Jadwal misdinar untuk tugas hari biasa tidak ada, sedangkan

untuk hari raya ada. Biasanya diumumkan di Gereja untuk kumpul lalu diberi jadwal

untuk latihan dan yang melatih dari Mbah Prapti, diungkapkan oleh responden Tegar

[Lampiran 6: 27)].

2) Pembahasan

Dari hasil wawancara dengan pendamping mengungkapkan yang membuat

jadwal misdinar adalah oleh ketua misdinar untuk tugas mingguan dan tugas hari-

hari raya. Menurut kedua pendamping beranggapan bahwa jadwalnya di buat oleh

ketua misdinar. Sedangkan keseluruhan responden menjawab sesuai pemahaman

mereka. Ada yang mengatakan yang membuat oleh Devi sebagai ketua misdinar,

ada pula yang mengatakan yang membuat jadwal adalah oleh Bu Juli sebagai

pendamping. Dari pendapat lain juga mengungkapkan sebelumnya pada tahun 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

93

ada tapi sekarang tidak ada. Akibatnya, pada saat minggu biasa yang mau bertugas

tinggal main tunjuk, siapa yang bersedia berarti dia yang menjadi misdinar.

Sebaliknya, latihan untuk hari Raya diumumkan di Gereja. Oleh karena itu, penulis

memberikan masukan agar ketua putra-putri altar atau pendamping putra-putri altar

yang baru terpilih, membuat jadwal misdinar untuk minggu biasa dan hari raya agar

mereka bertanggungjawab melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa saling

mengharapkan satu dengan yang lainnya.

o. Sejak kapan mulai menjadi Putra-putri Altar

1) Hasil penelitian

Menurut Bu Juli dan mbak Prapti mengatakan pada umumnya mulai kelas

empat (4) SD, setelah komuni pertama menjadi petugas misdinar [Lampiran 4: (5); 5

(7)]. Menurut Esti mengatakan mengikuti misdinar mulai kelas empat (4) SD,

[Lampiran 9: (14)]. Yang mengikuti misdinar mulai kelas lima (5) SD, diungkapkan

oleh responden Dea, Anggil, Devi dan Yofan seperti [Lampiran 7: (10); 8 (12); 12

(20); 13 (23)]. Dari Tarika, mengatakan mulai ikut sejak kelas enam (6) SD, setelah

komuni pertama [Lampiran 11: (18)]. Sedangkan menurut Maria dan Emi

mengatakan mulai mengikuti misdinar mulai kelas satu (1) SMP [Lampiran 10: (16);

14 (25)]. Selanjutnya Tegar mengatakan mulai mengikuti misdinar sejak kelas lima

(5) SD, yaitu dari misa pagi jam 05.30 di Paroki Minomartani. Sedangkan di Stasi

Samigaluh mulai kelas satu (1) SMP [Lampiran 15: (27)].

2) Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara tersebut pendamping mengungkapkan pada

umumnya menjadi misdinar mulai kelas empat (4) SD, setelah komuni pertama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

94

Wawancara dengan responden mengatakan berdasarkan pengalaman masing-masing

sehingga jawabannya berbeda-beda. Ada yang mengatakan mulai mengikuti

misdinar setelah komuni pertama yaitu dari kelas empat (4) SD, ada yang

mengatakan kelas lima (5), ada yang mengatakan kelas enam (6) SD bahkan kelas

satu (1) SMP.

p. Anak-anak yang aktif bertugas pada Hari Raya dan Hari Minggu Biasa

1) Hasil penelitian

Menurut Bu Juli yang aktif bertugas melayani pada masa biasa adalah anak

SD dan beberapa anak SMP yang kebetulan sekolahnya dekat wilayah. Sedangkan

anak SMP dan SMA yang sekolahnya di kota, bertugas pada masa Natal dan Paskah

[Lampiran 4: (5)]. Sedangkan Mbak Prapti mengatakan, pad hari biasa yang

bertugas SD, sedangkan hari raya seperti Natal dan Paskah dari SMP dan SMA

[Lampiran 5: (7)]. Menurut Dea yang bertugas misdinar pada hari biasa SD dan

SMP dan hari-hari besar seperti Natal dan Paskah dari kakak SMA [Lampiran 7:

(10)]. Sebaliknya responden Esti, Maria dan Tarika yang mengatakan yang bertugas

hari raya anak SMP dan SMA [Lampiran 9: (14) ; 10 (16); 11 (18)]. Tambahan dari

Esti dan Tarika mengatakan yang menjadi misdinar hari biasa anak SD (Lampiran 9:

(14); 11 (18). Menurut Devi, Yofan dan Tegar mengatakan menjadi misdinar

gabungan mulai dari SD, SMP dan SMA untuk bertugas pada hari raya dengan

jumlah maksimal 10 orang [Lampiran 12: (20); 13 (23); (27)]. Devi menambahkan

yang bertugas minggu biasa ialah anak-anak SD dan SMP dengan jumlah

keseluruhan 20 orang [Lampiran 12: (20)]. Dari Anggil yang aktif hanya 6 sampai 7

orang saja untuk misa harian dan kalau hari raya dari kakak SMA [Lampiran 8:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

95

(12)]. Dan Emi mengatakan, yang bertugas hari Raya adalah gabungan dari SD,

SMP dan SMA tapi yang kelihatan aktif saja dan pada hari biasa saling

mengharapkan dan main tunjuk [Lampiran 14: (25)].

2) Pembahasan

Hasil wawancara menurut kedua pendamping jawabannya berbeda-beda

berdasarkan pengamatan masing-masing. Sedangkan hasil wawancara dengan

respondenpun mengungkapkan jawabannya yang sangat berbeda-beda pula sesuai

pengalaman dan pengamatan mereka selama ini, ketika mereka mengikuti perayaan

tiap minggu maupun perayaan hari-hari raya. Oleh karena itu, penulis menyarankan

kedepannya mendata siapa yang bertugas pada hari raya maupun hari biasa.

q. Mengadakan evaluasi setelah pesta maupun kegiatan-kegiatan lainnya

1) Hasil penelitian

Menurut Bu Juli dan mbak Prapti belum mengatakan belum perna

mengadakan evaluasi atau mengadakan ucapan syukur setelah terlaksananya suatu

kegiatan [Lampiran 4: (5); 5 (7)] dan keseluruhan responden yaitu Dea, Anggil, Esti,

Maria, Tarika, Devi, Yofan, Emi dan Tegar juga mengatakan belum pernah

mengadakan evaluasi [Lampiran 7: (10); 8 (12); 9 (14); 10 (16); 11 (18); 12 (20); 13

(23); 14 (25); 15 (27)].

2) Pembahasan

Jawaban yang diungkapkan oleh pendamping dan responden memang sangat

benar, karena selama ini dari Stasi Samigaluh belum perna mengadakan kegiatan-

kegiatan yang bersifat rohani maka tidak perna mengadakan evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

96

r. Jumlah Putra-putri Altar pada tahun 2011-2013

1) Hasil penelitian

Bu Juli mengatakan jumlah putra-putri di tahun 2011-2012, jumlah laki-laki

ada 8 orang dan perempuan 13 orang. Sedangkan tahun 2013 ini jumlah semakin

bertambah laki-laki 13 orang dan perempuan 18 orang [Lampiran 4: (5)]. Sedangkan

menurut mbak Prapti mengatakan, jumlah keseluruhan dari tahun 2011-2013 tidak

tahu [Lampiran 5: (7)].

2) Pembahasan

Bu Juli mengungkapkan perbandingannya bahwa jumlah misdinar di tahun

2011-2012 laki-laki ada 8 orang dan perempuan ada 13 orang maka jumlah

seleluruhan adalah 21 orang. Sedangkan di tahun 2013 jumlah laki-laki 13 orang

sedangkan perempuan 18 orang maka jumlah keseluruhan menjadi 31 orang.

Sedangkan menurut mbak Prapti mengungkapkan tidak tahu,

s. Keseluruhan jumlah anak SD, SMP dan SMA yang mengikut misdinar

1) Hasil Wawancara

Menurut Bu Juli mengungkapkan bahwa jumlah keseluruhan putra-putri altar

di Stasi Samigaluh yaitu SD ada 12 orang yang SMP 12 dan yang SMA ada 7 orang

[Lampiran 4: (5)], sedangkan mbah Prapti, mengatakan saya tidak tahu yang

mengetahui pendampingnya yaitu Bu Juli [Lampiran 5: (7)].

2) Pembahasan

Bedasarkan hasil wawancara dengan Bu Juli mengatakan bahwa jumlah

misdinar SD ada 12 orang, yang SMP 12 dan yang SMA ada 7 orang, sedangkan

menurut mbah Prapti, mengatakan saya tidak tahu yang mengetahui adalah Bu Juli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

97

t. Harapan Kedepannya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Juli, berjanji akan diusahakan

mencari sumber-sumber buku untuk mengajari putra-putri altar. Selain itu, akan

diusahakan memperbanyak kegiatan untuk memperkembangkan iman putra-putri

altar. Dari mbak Prapti, memberikan masukan agar ke depannya pendamping lebih

kreatif membuat jadwal misdianr dan mengadakan kegitan-kegitan seperti rekoleksi,

ziarah dan lain-lain. Responden juga berharap agar kedepannya baik pendamping

maupun ketua misdinar perlu membuat jadwal misdinar untuk latihan tiap minggu

agar saat bertugas tidak mengalami kebinggungan. Responden lain juga berharap

setiap bulan atau beberapa bulan sekali pendamping mengajak semua anggota

misdinar baik yang aktif maupun yang tidak aktif untuk mengikuti kegiatan seperti

ziarah atau rekoleksi dan memberi pembekalan tentang alat-alat liturgi. Demi

mendukung kegiatan yang direncanakan responden juga mengusulkan agar

dilakukan pengalangan dana karena misdinar belum mempunyai uang kas. Setelah

kegiatan, responden berharap diadakan evaluasi rutin bersama dan diadakan

syukuran atas terlaksananya suatu kegiatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

98

BAB IV

SUATU USULAN PENDAMPINGAN ROHANI

BAGI PUTRA-PUTRI ALTAR SEBAGAI PETUGAS LITURGI

A. Pemikiran Dasar Pendampingan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat mengetahui berbagai

harapan, usulan dan kebutuhan dari responden di Stasi Samigaluh, berkaitan dengan

pendampingan rohani. Situasi ini sangat wajar karena berdasarkan observasi dan

wawancara, penulis mengetahui kendalanya bahwa dari pendampingnya belum

pernah memperkenalkan peralatan liturgi secara mendalam. Hambatan lain, karena

di Stasi Samigaluh belum mempunyai bahan-bahan atau sumber-sumber pendukung.

Ini juga menjadi kendala tidak pernah diadakan pendampingan rohani maupun

mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung demi membuka wawasan maupun

pengetahuan putra-putri altar di Stasi Samigaluh.

Dari berbagai harapan dan kebutuhan tersebut meliputi berbagai bentuk

kegiatan yang mereka butuhkan seperti rekoleksi, ziarah, camping rohani dan lain-

lain. Dari berbagai masukan tersebut, penulis memilih salah satu kegiatan yaitu

rekoleksi. Penulis mencoba membuat jadwal rekoleksi dan langkah-langkah

rekoleksi, semoga diharapkan dapat menjadi contoh mengenai pendampingan rohani

selanjutnya. Apalagi bagi pihak-pihak terkait seperti pendamping putra-putri altar

yang ingin menggunakan bahkan untuk menindaklanjuti program pendampingan

rohani dalam bentuk kegiatan rekoleksi seperti ini dapat digunakan dengan mudah.

Pendampingan rohani yang ditawarkan dalam bentuk rekoleksi yang dilaksanakan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

99

dalam Gereja Samigaluh. Dari usulan rekoleksi ini, pendampingan rohani yang akan

dilaksanakan dikemudian hari mampu benar-benar menjawab harapan dan

kebutuhan putra-putri altar di Stasi Samigaluh.

B. Langkah-langkah Rekoleksi yang direncanakan di dalam Stasi Samigaluh

Kegiatan rekoleksi yang direncanakan di dalam Stasi Samigaluh memiliki

beberapa sesi yakni sesi pertama pengantar singkat tentang menonton video, sesi

kedua memperagakan cara menggunakan peralatan liturgi, sesi ketiga menjelaskan

faktor dan nilai pendukung pendampingan rohani, sesi keempat melakukan tes

tertulis dan sesi kelima melakukan evaluasi.

1. Jadwal Rekoleksi

Waktu Kegiatan Keterangan

08.00-08.10 Pembukaan Menyapa putra-putri altar

Doa pembuka oleh putra-putri

altar

08.10-09.00 Kegiatan Inti:

Sesi I: Membuka wawasan

putra-putri altar di Samigaluh

melalui nonton video

Pengantar singkat untuk

menonton video

Menonton video

Melontar pertanyaan-

pertanyaan

Peneguhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

100

09.00-10.15 Sesi II: Memperagakan cara

menggunakan peralatan liturgi

Pengantar singkat untuk

memperagakan alat-alat liturgi

Memperagakan di altar

Peneguhan

10.15-10.30 Istirahat Snack

10.30-11.30 Sesi III: Nilai pendukung dan

faktor pendukung

pendampingan rohani

Pengantar singkat oleh

pendamping

Menjelaskan nilai-nilai yang

dimiliki oleh putra-putri alta

dan faktor-faktor pendukung

pendampingan rohani

Peneguhan

11.30-12.00 Sesi IV: Melakukan tes tertulis

untuk mengetahui pemahaman

dan pengetahuan putra-putri

altar terhadap materi peralatan

liturgi

Pengantar singkat sebelum

melakukan tes

Membagikan foto copian

Mengawasi putra-putri altar

yang sedang mengerjakan soal

Peneguhan

12.00-13.00 Sesi V: Evaluasi Evaluasi keseluruhan proses

13.00-13.20 Penutup Ucapan terimakasih

Penyerahan sumbangan buku

Doa penutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

101

2. Identitas

a) Tema : Membuka wawasana putra-putri altar melalui nonton

video, memperagakan cara menggunakan peralatan

liturgi serta menanamkan nilai-nilai yang baik dan

mengetahui faktor-faktor pendukung kegitan

pendampingan rohani.

b) Tujuan kegiatan : Agar peserta semakin memiliki pengetahuan dan

wawasan yang luas tentang liturgi, serta memiliki

nilai-nilai yang baik sehingga mampu manjadi

pelayan Tuhan yang baik.

c) Metode : Tanya jawab, informasih, tes tertulis dan

d) Tempat : Kapel Stasi Samigaluh

e) Tanggal pelaksanaa : Tanggal 24 dan 25 Mei 2014,

f) Waktu : 08.00-13.20

g) Materi : † Video tentang pelayanan putra-putri altar

† Memperagakan cara mempergunakan

peralatan liturgi

† Nilai-nilai yang baik dan faktor

pendukung pendampingan rohani

† Soal-soal tes tertulis

h) Sarana : Laptop, video, alat-alat liturgi, foto copian

peralatan liturgi buku dan bolpen

i) Sumber bahan : † Marsana Windhu. (1996). Mengenal 25 Sikap

Litugi Seri 2. Yogyakarta: Kanisius. hal. 44.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

102

† Marsana, Windhu. (1996). Mengenal Peralatan,

Warna dan Pakaian Liturgi. Seri 4. Yogyakarta:

Kanisius. hal 23.

3. Pemikiran Dasar

Putra-putri atau misdinar adalah sebuah organisasi yang terdiri dari anak-

anak yang sudah menerima komuni pertama dan dibentuk sebagai salah satu

kelompok. Tugas mereka membantu Imam dalam perayaan Ekaristi Kudus. Namun

dalam kenyataannya selama ini mereka melayani Imam sesuai pemahaman mereka

tanpa lebih dalam mengetahui nama atau fungsi dari peralatan liturgi dan sikap-

sikap yang baik sebagai seorang pelayan. Karena keprihatinan itu, maka penulis

membuat satuan persiapan untuk mengadakan rekoleksi sehari.

Dalam satuan persipan ini ada beberapa sesi yang penulis jabarkan yakni sesi

pertama menonton video tentang pelayanan putra-putri altar di salah satu paroki.

Sesi yang kedua mengajak peserta untuk memperagakan peralatan liturgi, sesi yang

ketiga menjelaskan nilai-nilai yang baik serta beberapa faktor pendukung kegiatan

pendampingan rohani dan sesi keempat melakukan tes tertulis untuk mengetahui

pemahaman dan pengetahuan putra-putri altar terhadap keseluruhan materi yang

sudah diberikan oleh pendamping.

Tujuan tes ini, mau membandingkan perbedaan pemahaman putra-putri altar

sebelum dan sesudah melaksanakan rekoleksi. Hasil tesnya diharapkan

menunjukkan hasil yang baik sehingga kedepannya program ini terus dilaksanakan

dan diberikan secara khusus bagi anggota putra-putri altar yang baru sehingga lewat

kegiatan rekoleksi seperti ini mereka mampu mengerti peralatan liturgi dan mampu

mempraktekan dalam tugasnya sebagai pelayan dengan baik. Dan sesi kelima,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

103

melakukan evaluasi proses rekoleksi dalam kelompok dan hasil evaluasinya

dituliskan dalam kertas yang sudah disediakan dan hasilnya dikumpulkan kepada

pendamping.

4. Langkah-langkah rekoleksi sebagai berikut:

a. Sesi I: Pengantar untuk menonton vidio

1) Adik-adik yang terkasih dalam Kristus, sesi ini kalian akan menonton sebuah

vidio tentang pelayanan putra-putri altar di salah satu Gereja. Adik-adik disini

diharapkan menonton dengan tenang tidak ribut dengan teman sebelahnya,

karena setelah menonton ini adik-adik pada sesi berikutnya dalam kelompok

akan maju dan mempraktekkan dalam bentuk latihan misdinar.

2) Selesai menonton, pendamping melontarkan beberapa pertanyaan lisan seperti:

Apa yang disebut misdinar?

Apa syarat-syarat untuk menjadi anggota misdinar?

Apa tugas utama misdinar?

Apa warna baju yang dipakai Imam dalam memimpin perayaan Ekaristi tadi

dan apa artinya? Apa nama dari tempat yang berisi roti?

Apa artinya tangan dilipat? Apa artinya duduk?

3) Peserta yang tahu angkat tangan dan langsung menjawab secara spontan.

4) Setelah itu, pendamping memberikan peneguhan atas jawaban peserta.

b. Sesi II: Memperagakan cara menggunakan peralatan liturgi

1) Sebelum memperagakan, para putra-putri altar di bagi dalam dua atau tiga

kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

104

2) Adik-adik yang terkasih, kalian sebelumnya sudah mengetahui peralatan liturgi,

maka sekarang saatnya kalian mempraktekkan di depan pendamping maupun di

depan teman-teman anda

3) Peserta mempraktekkan contoh sikap-sika-badan yang baik sebagai berikut:

Sikap berdiri sebagai ungkapan kesediaan, penghormatan. Maka, putra-putri

altar saat berdiri dengan kedua kaki diharapkan tegak lurus dan bukan salah

satu kaki bersandar pada kaki sebelahnya atau bersandar pada dinding.

Sikap berjalan harus tegap serta pandangan ke arah depan sebagai tanda

penghormatan dan kesungguhan. Putra-putri altar sangat diharapkan menjaga

sikap berjalan dengan hikmat dan tegap secara serentak dalam pelayanan

terhadap imam.

Sikap berlutut sebagai ungkapan memperkecil diri di hadapan Allah. Sikap

ini merupakan ungkapan kerendahan hati manusia. Orang yang merasa

rendah hati senantiasa menyadari dirinya amat kecil. Pada saat berlutut

kalian harus menghormati dan memandang apa yang kalian hormati.

Sikap duduk sebagai ungkapan kesediaan untuk mendengarkan sabda Tuhan

entah melalui bacaan-bacaan Kitab Suci maupun homili. Sikap duduk

menunjukkan sikap tenang untuk menanti, mendengarkan dan menghormati

Tuhan atau petugas yang berbicara kepada umat-Nya. Bila putra-putri altar

duduk harus dengan lutut kaki sejajar dan jangan pernah menumpangkan

salah satu kaki di kaki yang sebelahnya.

Membuat tanda salib sebagai putra-putri altar maupun umat mengingatkan

akan pembaptisan. Tanda salib merupakan tanda iman atau ungkap iman

kepada Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

105

Sikap menunduk dan membungkuk menghormati imam yang

mempersembahkan perayaan Ekaristi atau menghormati Tuhan yang secara

langsung memimpin perayaan Ekaristi lewat wakil-Nya yakni imam.

(contoh sikap-sikap badan yang baik ditampilkan dalam bentuk foto berikut

ini)

4) Pelayanan Misdinar

(a) Persiapan Persembahan

Imam Pelayanan putra-putri altar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

106

Imam menggelar corporal dan

mempersiapkan bahan-bahan

persembahan, buku TPE, buku misa

lainnya. Misdinar sudah siap membawa

piala, dupa, air dan lavado.

Sambil berdoa secara berbisik Imam

menuangkan anggur ke piala dan

kemudian air ke dalam piala dengan

sendok kecil.

Imam menghunjukkan roti dan piala

secara bergantian kehadapan Allah.

Imam mengambil ratus dan

memasukkannya ke dalam dupa, lalu

memberkatinya tanpa kata-kata,

kemudian mendupai bahan

persembahan, salib dan altar. Setelah

itu Imam bersiap diri didupai misdinar.

Putra-putri altar membawa piala dan

segala perlengkapannya, yakni

corporal, pala, patena dengan hosti

besar, purifikatorium, sendok kecil dan

sibori yang berisi roti-roti kecil.

Satu atau dua misdinar membawa

sibori yang berisi roti disajikan ke

altar, tergantung pada situasi dan

jumlah umat.

Dua misdinar yakni yang satu

membawa ampul yang berisi anggur

dan satu membawa ampul yang berisi

air ke altar.

Dua misdinar yang membawa wiruk

dan dupa-ratus harus siap di dekat

altar.

Misdinar yang membawa wiruk dan

dupa-ratus melayani imam untuk

mengambil ratus dan memasukkannya

ke dalam dupa.

Setelah itu putra altar yang membawa

dupa mendupai imam sebanyak 3x2

tarikan. Kedua misdinar tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

107

Selesai mendupai, Imam membasuh

tangan sambil berdoa secara berbisik

dengan dibantu oleh dua misdinar

pembawa cerek dan lavado.

Imam mengajak umat untuk berdoa

agar persembahan diterima oleh Allah.

Seluruh rangkaian persembahan di

akhiri dengan persiapan persembahan

oleh imam.

sebelum mendupai maupun sesudah

mendupai, harus tunduk menghormati

imam.

Sesudah itu, mendupai umat, di

samping kiri dua kali, di tengah dua

kali dan di samping kanan dua kali

dengan terlebih dahulu tunduk

menghormati umat.

Setelah mendupai umat, kedua

misdinar kembali keluar untuk

mengambil bara api. Mereka kembali

masuk dengan membawa wiruk dan

dupa-ratus pada saat nyanyian kudus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

108

Ada dua misdinar mempersiapkan

bantal untuk tempat berlutut di depan

altar (fakultati).

Selesai imam didupai oleh misdinar

pembawa dupa, kedua misdinar

tersebut membawa cerek dan lavado

untuk membasuh tangan imam dan ada

misdinar lain membawa lap lavado

membantu mengelap tangan imam.

Setelah itu kedua misdinar tersebut ini

kembali ke meja kreden dan menuju

ke tempat misdinar di depan altar.

Selesai semua itu, semua

misdinar/putra-putri altar bersiap di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

109

depan altar dengan cara berlutut secara

serentak dan rapih.

(b) Membunyikan bel/gong pada saat kata-kata epiklese, dimana Imam

mengulurkan tangan di atas roti dan anggur dengan berdoa:

“Maka kami mohon; Kuduskanlah

persembahan ini dengan pencurahan

Roh-Mu agar bagi kami menjadi Tubuh

dan Darah Putra-Mu terkasih, Tuhan

kami Yesus Kristus” (DSA II).

Pada saat epiklese, putra-putri altar

membunyikan bel panjang.

(c) Kata-kata Institusi atau Konsekrasi

Terimalah Dan Makanlah-Inilah

Tubuhku-Yang Di Serahkan Bagimu.”

Saat Imam mengangkat hosti untuk

diperlihatkan kepada umat sesudah

Pada saat Imam mengangkat hosti

suci, putra-putri altar bertugas

membunyikan bel/gong sebanyak 3

kali dan petugas dupa mendupai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

110

kata-kata institusi atas Tubuh Kristus.

Setelah kata-kata konsekrasi I Imam

berlutut.

Kata-kata konsekrasi II ”Terimalah

Dan Minumlah-Inilah Pialah

Darahku-Darah Perjanjian Baru Dan

Kekal-Yang Ditumpahkan Bagimu

Dan Bagi Semua Orang-Demi

Pengampunan Dosa. Lakukanlah Ini

Untuk Mengenangkan Daku”.

Imam sesudah itu mengangkat piala

untuk diperlihatkan kepada umat

sesudah kata-kata institusi atas piala

yang berisi Darah Kristus.

sebanyak 3x3 tarikan.

Petugas bel, membunyikan bel.

Pada saat Imam mengangkat piala

yang berisi air anggur, putra-putri altar

bertugas membunyikan bel/gong

sebanyak 3x dan dupa 3x3 tarikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

111

Setelah kata-kata konsekrasi II, Imam

berlutut.

Petugas bel, membunyikan bel

panjang

(d) Pelayanan Putra-putri Altar setelah Komuni

Seusai pembagian komuni kembali

ke altar untuk pembersihan piala dan

sibori.

Piala dan perlengkapannya disiapkan

untuk diangkat oleh putra-putri altar.

Satu misdinar membawa ampul berisi

air dan dituangkan ke piala yang akan

dibersihkan oleh imam.

Satu atau dua misdinar membawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

112

kembali sibori dan piala yang sudah

dibersihkan ke meja kredens

c. Sesi III: Nilai-nilai yang baik dan faktor pendukung pendampingan rohani

1) Pengantar

Adik-adik yang terkasih pada sesi ketika ini kita akan belajar bersama-sama

tentang nilai-nilai yang baik yang perlu kalian dimiliki sebagai seorang pelayan

Tuhan. Nilai-nilai yang dimaksudkan tersebut adalah sebagai berikut:

(a) Menjadi Teladan

Putra-putri altar sebagai pelayan Tuhan, mempunyai kualitas hidup yang

baik, sehingga bisa diteladani oleh orang lain. Misdinar perlu menyadari bahwa di

hadapan Allah kalian mempunyai martabat yang sama, maka diharapkan secara

perlahan-lahan meninggalkan sikap kesombongan, kesombongan dan menumbuhkan

sikap saling menghormati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

113

(b) Melayani dengan Sukarela Bukan Paksaan

Putra-putri altar diharapkan melayani Imam dalam mempersembahkan

Perayaan Ekaristi dengan sukarela bukan dengan jual mahal. Melayani dengan

sukarela berarti bertanggungjawab mengerjakan segala sesuatu dengan sukarela

tanpa paksaan dari orang lain. Melayani tanpa paksaan berarti melayani dengan

senang hati. Maka, buah dari pelayanan ialah menjadi anak yang takwa akan Tuhan,

rajin berdoa, tidak nyontek, rajin mengerjakan tugas-tugas sekolah, taat dan

menghormati orang tua juga teman-teman. Dasar dari sikap melayani dengan

sukarela terdapat dalam surat St.Paulus kepada Filemon “Aku tidak berbuat sesuatu,

supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa melainkan

dengan sukarela” (Fil 1:14). Artinya putra-putri altar segera mengambil inisiatif,

misalnya lilin altar tidak beres atau dipanggil Romo untuk ambil buku misa di

sakristi.

(c) Melayani dengan penuh pengabdian

Kata pengabdian menuntut sikap pelayanan yang tulus, tanpa pamrih dan

tidak egois. Semangat pengabdian menuntut pengorbanan waktu, tenaga pikiran dan

perasaan. Ini merupakan makna dari pengabdian yaitu dengan kerelaan, ketulusan

untuk memberikan segalanya, bahkan apa yang paling berharga dalam hidup kita.

Oleh karena itu, jiwa pengabdian mengandung makna tidak mencari imbalan/upah.

(d) Rela berkorban dalam melayani

Mengorbankan kesenangan demi tanggungjawab atas tugas yang diberikan.

Contonya; bagi anggota putra-putri altar yang bertugas pada pagi hari mesti bangun

pagi-pagi harus ke Gereja untuk bertugas atau hujan deras namun diusahakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

114

berangkat, karena kerelaan berkorban akan menumbukan sikap sedia membantu

orang lain. Terlebih khusus sikap rela berkorban demi melayani imam sebagai wakil

Tuhan.

(e) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan

Meski tempatnya jauh seseorang yang mendapatkan tugas ia bertanguungjawab

melakukannya dengan baik. Contonya; sekolahnya jauh dari Stasi Samigaluh harus

berangkat, karena itu akan menunjukkan sikap bertanggungjawab atas tugas yang

diberikan.

(f) Disiplin

Putra-putri altar diharapkan disiplin karena Misa senantiasa dimulai tepat pada

waktunya. Bila putra-putri altar terlambat, maka umat menjadi gelisah dan jadwal

misa bisa kacau.

(g) Kerendahan hati

Seorang pelayan dituntut sikap rendah hati. Artinya bahwa bukan dirinyalah

yang terpenting, melainkan Dia yang dilayani. Maka, kalian perlu menyadari bahwa

pelayanan itu semata-mata demi kemuliaan Tuhan. Bukan demi kemuliaan,

kepopuleran atau kepentingan diri sendiri atau melayani karena dapat di lihat orang

oleh orang lain.

(h) Mau bekerjasama

Sikap ini perlu karena dalam perayaan Ekaristi membutuhkan banyak

peralatan liturgi yang tidak dapat dilaksanakan oleh satu orang. Misalnya, ada saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

115

bertugas membawa lilin, salib, dupa, mengantar persembahan, membawa wirik dan

lain-lain yang tidak mungkin dirangkap oleh satu orang. Termasuk kerjasama untuk

mengingatkan teman yang lupa bergerak. Selain itu, kerjasama dalam hal-hal kecil

seperti duduk, berdiri dan berlutut secara serentak sehingga memberi kesan liturgi

yang indah.

2) Faktor Pendukung Pendampingan Rohani

(a) Pada bagian faktor pendukung ini orangtua putra-putri altar atau pengurus

wilayah/ Stasi diharapkan hadir.

(b) Adik-adik yang terkasih, keberhasilan sebuah kegiatan seperti rekoleksi tidak

hanya ditentukan oleh faktor-faktor yang langsung berkaitan dengan proses

pendampingan tersebut yakni peserta, materi, metode, tempat yang nyaman dan

sumber bahan yang digunakan.

Namun, keberhasilan suatu kegiatan juga ditentukan oleh beberapa faktor

lain seperti dukungan dari wilayah, orangtua, kepengurusan dan keuangan.

Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa faktor pendukung

tersebut antara lan sebagai berikut:

(1) Peran Wilayah

Di setiap wilayah mempunyai Gereja dan mempunyai kebutuhan masing-

masing. Salah satunya adalah wilayah Samigaluh perluh menyediakan sumber-

sumber pendukung seperti buku-buku tentang peralatan liturgi. Tujuannya bahan-

bahan tersebut dapat dipelajari oleh setiap anggota misdinar dan pada saat bertugas

dapat dipraktekkan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

116

(2) Dukungan Orangtua

Orang tuamu sebagai pemimpin dalam rumah tangga memiliki peran

penting dalam perkembangan kalian. Sebagai orang tua yang baik, perlu mendidik

serta mengarahkan kalian terhadap hal-hal yang bersifat positif. Pada usia-usia dini,

kalian masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap orangtuamu. Maka,

peran orangtuamu dalam keberhasilan kalian memegang peranan penting. Secara

khusus bila kalian mau mengikuti kegiatan, kalian membutuhkan biaya untuk

transport, makan atau sekedar uang saku.

Selain itu, orangtuamu dengan rela memberikan ijin kepada kalian sebagai

anaknya, bila kalian mau mengikuti kegiatan seperti weekend serayon, latihan

misdinar atau tugas misdinar lainnya. Di lain pihak, orangtuamu perlu memberikan

dorongan kepada kalian untuk aktif dalam berbagai kegiatan yang akan yang

mendukung perkembangan imanmu.

(3) Kepengurusan

Suatu organisasi perlu mempunyai struktur yang jelas, guna memperlancar

kegiatan yang akan dilakukan dari organisasi tersebut mulai dari ketua, sekretaris,

bendahara dan sesi-sesi lainnya. Peran pengurus dari sebuah organisasi sangat

penting, karena maju mundurnya sebuah organisasi ditentukan oleh kualitas maupun

tanggungjawab dari setiap pribadi tersebut.

Maka, sebagai pengurus hendaknya dipilih orang-orang yang benar-benar

memiliki semangat pendabdian, mau berkerja keras dan mempunyai kemauan untuk

melayani. Sebaliknya, memilih anggota pengurus secara sembarangan akan

melemahkan organisasi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

117

(4) Keuangan

Keuangan merupakan faktor pendukung dalam suatu organisasi, karena

keuangan cukup membantu dalam perjalanan sebuah organisasi. Suatu organisasi

yang memiliki banyak kegiatan, tanpa didukung dengan keuangan sulit untuk

melaksanakan suatu kegiatan.

Maka, putra-putri altar sebagai sebuah organisasi harus memiliki keuangan

yang cukup memadai agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan

lancar. Untuk mencukupi keuangan diperlukan usaha pengalian dana dengan

berbagai cara seperti iuran wajib peranggota dikumpulkan setiap kali mengadakan

pertemuan atau seminggu sekali, jual barang-barang bekas dan lain-lain.

d. Sesi IV: Melakukan tes tertulis untuk mengetahui pemahaman dan

pengetahuan putra-putri altar terhadap peralatan liturgi

1) Adik-adik yang terkasih, tadi sudah melewati beberapa sesi dan sekarang

saatnya, adik-adik kembali menuangkan apa yang sudah kalian terimah dalam

bentuk tertulis.

2) Pendamping membagikan kertas fotocopian yang sudah disediakan sebelumnya

oleh pendamping

3) Peserta mempersiapkan bolpoin dan kertas dan mengerjakan sendiri-sendiri,

tanpa bekerja sama dengan teman lainnya.

4) Pendamping mengawasi, peserta yang mengikuti testing sampai batas waktu

yang ditentukan, kemudian hasilnya dikumpulkan semua ke pendamping.

5) Soal-soal testing terlampir dalam lampiran. Soal tesnya terdapat dalam

[Lampiran 18: (31)].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

118

d. Sesi V: Melakukan Evaluasi

1) Setiap kelompok mendapatkan satu kertas dan satu bolpen. Di dalam kelompok,

setiap kelompok mendiskusikan proses rekoleksi dan menuliskan kesan pesan,

sesuai batas waktu yang ditentukan dan hasilnya dikumpulkan kepada

pendamping. Dengan harapan, kesan-pesan dari peserta memberikan masukan

agar kegiatan rekoleksi selanjutnya lebih ditingkatkan lagi.

2) Selain itu, orang tua maupun pendamping putra-putri altar juga mendapatkan

satu kertas soal yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengisi tentang seluruh

proses evaluasi dari rekoleksi pertama dan kedua dan hasilnya dikumpulkan ke

pendamping.

C. Laporan tentang Pelaksanaan Rekoleksi tanggal 27 Mei dan 30 Juni 2014

Di bawah ini merupakan hasil laporan pelaksaan program rekoleksi di Stasi

Samigaluh. Rekoleksi di Stasi Samigaluh dilaksanakan dalam dua tahap yakni pada

tanggal 27 Mei dan 30 Juni 2014.

1. Yang sama dengan konsep awal

Pelaksanaan kegiatan rekoleksi pertama pada tanggal 27 Mei 2014, sesi

pertama tentang nonton video dan memperagakan peralatan liturgi berjalan lancar

sesuai yang di rencanakan. Sedangkan rekoleksi kedua pada tanggal 30 Juni 2014,

sesi pertama tentang nonton video, sesi ketiga tentang nilai dan faktor-faktor

pendukung, sesi keempat tentang tes tertulis dan sesi kelima melakukan evaluasi

dari keseluruhan proses rekoleksi hari pertama dan rekoleksi yang kedua berjalan

sesuai rencana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

119

2. Yang tidak sama dengan konsep awal

Rekoleksi pertama pada tanggal 27 Mei, waktu pelaksanaan berubah, sesi

mengenai tes tertulis, materi tentang nilai-nilai dan faktor pendukung serta evaluasi

tidak dilaksanakan karena alasannya, pertama pesertanya sedikit dan yang kedua

penulis sudah mendapat informasi sebelumnya oleh pendamping bahwa tanggal 22

Juni 2014 anak-anak kelas IV dan V yang belum komuni akan menerima komuni

pertama, maka tiga sesi tersebut tidak usah dilaksanakan. Akan tetapi mbak Loren

meminta kegiatan yang sama perlu dilaksanakan lagi setelah anak-anak menerima

komuni pertama, karena mereka baru dan perlu pendampingan melalui kegiatan

rekoleksi seperti ini agar mereka juga mengenal nama-nama peralatan liturgi, warna-

warna liturgi sikap-sikap badan yang baik dan nilai-nilai yang baik perlu mereka

hidupi sebagai pelayan Tuhan.

Dalam rekoleksi kedua pada tanggal 30 Juni 2014 sesi kedua tentang

memperagakan peralatan liturgi tidak dilaksanakan karena keempat (4) anak yang

telah mengikuti rekoleksi pertama pada tanggal 27 Mei, mengatakan bahwa setelah

mengikuti rekoleksi pertama itu mereka sudah memahami cara memperagakan

peralatan liturgi yang baik dan mereka sering mengajak calon putra-putri altar

lainnya untuk latihan misdinar sambil didampingi oleh mbak Loren, maka latihan

peragaan tidak perlu. Sesi keempat, merupakan evaluasi atas seluruh proses

rangkaian kegiatan rekoleksi mulai dari rekoleksi pertama dan kedua.

Pada akhir rekoleksi kedua (tanggal 30 Juni 2014), penulis memberikan

sumbangan lima (5) buku sebagai berikut ini:

Marsana Windhu. (1996). Mengenal Tahun Liturgi. Seri I. Yogyakarta:

Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

120

Marsana Windhu. (1996). Mengenal 25 Sikap Liturgi. Seri 2. Yogyakarta:

Kanisius.

Marsana Windhu. (1996). Mengenal 30 Lambang atau Simbol Kristiani. Seri 3.

Yogyakarta: Kanisius.

Marsana Windhu. (1996). Mengenal Peralatan, Warna dan Pakaian Liturgi.

Seri 4. Yogyakarta: Kanisius.

Marsana Windhu. (1996). Mengenal Ruangan, Perlengkapan dan Petugas

Liturgi. Seri 5. Yogyakarta: Kanisius.

Lima buku tersebut diterimah oleh kedua misdinar. Acara rekoleksi ditutup

dengan makan siang bersama. Hari kedua rekoleksi ini 6 orangtua juga datang, maka

penulis memberikan beberapa pertanyaan mengenai pendampingan rohani anak-

anak mereka yang sudah terlaksana selama dua kali ini. Hasil evaluasi putra-putri

altar lampiran [Lampiran 19: (36)], hasil evaluasi pendamping [Lampiran 20: (41)]

dan asil evaluasi orang tua [Lampiran 21: (42)].

3. Perubahan setelah Rekoleksi

Dengan melihat kehadiran peserta rekoleksi pertama hanya empat orang,

maka penulis bertanya, kenapa yang datang sedikit? Mereka menjawab, ini karena

tidak ada kepengurusan maka, untuk melakukan koordinasi maupun komunikasi

tentang suatu kegiatan agak susah. Kemudian, penulis bertanya? “Jadi apa yang

anda harapkan supaya kegiatan putra-putri altar di Stasi Samigaluh dihidupkan

kembali dan berjalan dengan baik?”. Beberapa anak tersebut secara spontan

menjawab lebih baik membentuk struktur kepengurusan yang baru sehingga

kegiatan-kegiatan berikutnya dapat berjalan dengan lancar. Maka, mereka meminta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

121

penulis membuatkan surat berisikan tentang pembentukan struktur kepengurusan

yang baru. Akhirnya, penulis membuatkan surat sebanyak 25 lembar dan dibagikan

pada hari Sabtu tanggal 31 Mei 2014 setelah perayaan Ekaristi. Akhirnya, pada

tanggal 1 Juni 2014, jam 09.00-10.30 telah dilakukan pemilihan kepengurusan yang

baru, dengan Ketua yang baru bernama Catarina Emi Irawati, wakilnya bernama

Theresia Yofan Atisari, Sekretaris bernama Vinsensia Tarika Dian Ningsih,

bendahara bernama Monika Agel Pradini, dan ketua umum bernama Meta. Surat

undangan membentuk kepengurusan yang baru (halaman 37). Proses pemilihan ini

dihadiri pula oleh pendamping pembantu/lama yakni mbak Prapti dan mbak Loren.

Perubahan yang dialami setelah rekoleksi dan dengan adanya kepengurusan yang

baru antara lain adalah:

Sudah dibuat jadwal misdinar untuk masing-masing kelompok dengan anggota

4-6 orang dan yang SMP sebagai koordinartor. Jadwal disusun untuk jangka

waktu dua bulan sekali. Sesudah dua bulan anggota kelompok diacak.

Yang SMP dan pengurus inti sering melatih misdinar yang baru dan didampingi

oleh pendamping pembantu.

Sering diadakan pertemuan-pertemuan putra-putri altar.

Telah diadakan agenda jangka pendek untuk mencari dana, dengan menjual

barang-barang bekas seperti bayu-bayu bekas, botol kosong atau buku-buku

yang tidak di gunakan. Mengadakan iuran perdua minggu sekali untuk

mengadakan kegiatan jangka menengah keluar seperti rekoleksi, camping rohani

dan kunjungan ke biara-biara. Dengan kunjungan ke biara-biara yang laki-laki

ke tempat pendidikan Romo/Bruderan misalnya, Postulan atau Frateran dan

putri-putri ke susteran-susteran yang mempunyai asrama-asrama putri, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

122

tujuan agar mereka mengikuti kegiatan biara dan barangkali terpanggil menjadi

Imam, Bruder atau suster.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab VI ini penulis akan menyampaikan kesimpulan dan saran yang

berkaitan dengan keseluruhan isi skripsi.

A. Kesimpulan

Liturgi adalah perayaan. Selain nyanyian, putra-putri altar membantu untuk

memeriahkan liturgi. Dalam perayaan liturgi terdapat berbagai petugas, seperti

lektor, pembantu komuni, pemazmur, putra-putri altar, dll. Secara khusus tugas

putra-putri altar membantu Imam dalam perayaan Ekaristi. Putra altar atau pelayan

misa, pada milenium I yang bertugas melayani dilakukan oleh orang-orang dewasa.

Pada abad-8 muncul missa privata dan pelayan misa dibantu oleh anak-anak laki-

laki sebagai calon imam. Pada abad-17 putra altar diberi tugas yang mirip seperti

pelayan di istana dalam hal berpakaian dan bertugas dalam kelompok seperti

membawa lilin, tata gerak dan cara berpakain yang serasi. Dan pada tahun 1992

Paus Yohanes II, secara resmi mengizinkan putri altar untuk menjadi pelayana

Ekaristi. Maka, hingga kini laki-laki maupun perempuan bertugas melayani Imam

dalam perayaan Ekaristi. Oleh karena itu, putra-putri altar secara khusus

ditempatkan di panti Imam sesuai tugasnya yakni sebagai pelayan.

Putra-putri altar adalah sekelompok anak yang memerlukan pembinaan

pastoral khusus. Namun, faktanya putra-putri altar di Stasi Samigaluh selama ini

kurang mendapat tempat atau kurang terbina karena wilayah tidak mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

124

pendamping yang profesional maupun bahan-bahan pendukung seperti buku-buku.

Berdasarkan hasil wawancara dengan putra-putri altar tentang hal-hal penting yang

sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya ternyata hanya sebagian kecil yang

dipahami oleh putra-putri altar di Stasi Samigaluh sedangkan sebagian besar belum

dipahami baik oleh mereka. Selama ini mereka melayani Imam berdasarkan

pengalaman dan pengetahuan apa adanya. Hal ini sangat wajar karena kenyataannya

di Stasi Samigaluh belum mempunyai bahan-bahan atau sumber pendukung, bahkan

jarang melakukan kegiatan-kegiatan rohani yang memotifasi mereka. Selain itu,

tidak ada tenaga pendamping (profesional) yang mengajari mereka untuk

memahami semuanya itu. Oleh karena itu, dalam bab IV penulis mengusulkan salah

satu program rekoleksi diisi dengan beberapa sesi.

Usulan program tersebut sudah dilaksanakan dalam dua tahap yakni pada

tanggal 27 Mei dan 30 Juni 2014. Kegiatan rekoleksi tersebut diisi dengan beberapa

sesi yakni; pengantar dari pendamping, kemudian diisi dengan beberapa sesi yakni

sesi pertama menonton video tentang pelayanan putr-putri altar di salah satu paroki,

sesi kedua memperagakan peralatan liturgi, sesi ketiga menjelaskan tentang nilai-

nilai dan faktor-faktor pendukung, sesi keempat melakukan tes tertulis dan sesi

kelima melakukan evaluasi. Dalam proses rekoleksi ini penulis menggunakan

beberapa metode seperti tanya jawab, maupun sarana pendukung lainnya agar

membantu mereka untuk memahami setiap sesi. Upaya-upaya tersebut dilakukan

untuk meningkatkan pendampingan rohani putra-putri altar di Stasi Samigaluh.

Upaya pendampingan rohani putra-putri altar dibuat dalam bentuk rekoleksi karena

cocok untuk menjawab kebutuhan putra-putri altar di Stasi Samigaluh.

Pendampingan rohani seperti rekoleksi ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

125

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka agar dengan harapan dapat

membantu mereka sehingga saat bertugas mereka melayani Imam dengan penuh

kesungguhan hati. Perubahan yang dialami setelah dilaksanakan kegiatan rekoleksi

di Stasi Samigaluh adalah:

Telah membentuk struktur kepengurusan yang baru

Sudah membuat jadwal misdinar

Sering mengadakan pertemuan-pertemuan

Mencari dana dengan menjual barang-barang bekas dan mengumpulkan iuran

perdua minggu sekali untuk mengadakan kegiatan.

Menurut rencana selanjutnya adalah pendamping misdinar peserta periodik akan

diganti dengan pergantian struktur kepengurusan di Gereja Stasi Samigaluh.

Penulis memperoleh pengalaman yang sangat berharga karena meskipun jarak

dan medannya jauh, suhu udaranya yang sangat diingin, transportasinya tidak

banyak juga kurangnya kesadaran wilayah, orangtua maupun pendamping bahkan

bahan-bahan pendukung pembinaan tidak ada.

Namun, penulis merasa bangga karena apa yang dibutuhkan oleh putra-

putri altar di Stasi Samigaluh selama ini mampu terpenuhi dan akan di teruskan

oleh pendamping yang baru. Dan itu semua menjadi bekal bagi penulis ketika

kelak bertugas di tempat yang baru.

B. Saran

Bertolak dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan dalam setiap bab

dan dari data yang diperoleh, akhirnya penulis mencoba memberikan saran sebagai

bentuk perhatian dan kepedulian penulis terhadap upaya meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

126

pendampingan rohani putra-putri altar di Stasi Samigaluh. Adapun saran-saran

tersebut penulis tujukan kepada putra-putri altar, pendamping putra-putri altar,

kepada wilayah maupun orang tua. Sebagai tindak lanjut selain rekoleksi, penulis

sudah memberikan sumbangan buku-buku yang berguna demi menambah wawasan

dan pengetahuan putra-putri altar di Stasi Samigaluh.

1. Bagi Putra-putri Altar

Putra-putri altar selama ini hanya sekedar mengetahui secara fisik peralatan

liturgi yang digunakan, maka perlu diadakan berbagai kegiatan yang mendukung

demi perkembangan rohani mereka. Untuk itu putra-putri altar di Stasi Samigaluh

diharapkan dengan rajin mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dari

Stasi Samigaluh maupun dari luar Stasi Samigaluh sehingga materi yang diberikan

dapat menambah wawasan dan pemahaman kalian sehingga dalam praktek

diwujudkan dengan baik. Demi menambah wawasan tentang liturgi dan

peralatannya dengan rajin membaca sumber-sumber pendukung.

2. Bagi Pendamping Putra-putri Altar

Putra-putri altar merupakan salah satu kelompok yang beranggotakan anak-

anak remaja, maka peranan pendamping atau pembina menjadi sangat penting dalam

mengarahkan putra-putri altar ke hal-hal positif yang membangun. Oleh karena itu,

diharapkan pendamping mampu memiliki bekal dan sarana seperti buku-buku

tentang tugas-tugas mereka sehingga mampu mengarahkan dalam pendampingan

rohani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

127

3. Bagi Orang Tua

Kegiatan pendampingan rohani putra-putri altar di Stasi Samigaluh tidak

hanya berhenti pada saat rekoleksi. Namun, selanjuntnya akan diusahakan beberapa

kegiatan pendukung demi perkembangan rohani mereka secara terus-menerus.

Untuk itu, dukungan orangtu sangat penting berupa uang saku, makanan/ snack,

sangat membantu dalam kegiatan putra-putri altar. Selain itu, orangtua juga

diharapkan mengontrol dan memberikan motifasi kepada anak-anak bapak-ibu agar

mereka terus aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dari Stasi

Samigaluh maupun dari luar Stasi Samigaluh.

4. Bagi Wilayah

Berdasarkan hasil wawancara dengan anak-anak misdinar Samigaluh,

mereka meminta pengantikan pendamping misdinar. Keluhan yang sama juga

diungkapkan oleh beberapa orangtua misdinar. Untuk itu perlu dipikirkan dan

direalisasikan harapan putra-putri altar dan orangtua putra-putri altar di Stasi

Samigaluh yakni agar pendamping lama diganti. Penulis telah membicarakan

harapan mereka dengan ketua wilayah maupun Romo Paroki. Ketua wilayah

menerima harapan mereka dan menurut beliau, pendamping akan digantikan

bersamaan dengan pergantian struktur kepengurusan di Stasi Samigaluh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

128

DAFTAR PUSTAKA

Crichton, J.D. (1990). Perayaan Sakramen Tahbisan dan Pelantikan. Yogyakarta:

Kanisius.

Daely, Leonardus, dkk. (2012). Buku Pegangan Misdinar. Jakarta: Obor.

Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma. (2002). Berbakti dengan Spirit dan

Nalar. Yogyakarta: Kanisius.

Go, Piet. (1993). Bahan Pengembangan Kerasulan Awam. Malang: Bioma.

Heijden, Bert . (2002). Menghayati Liturgi Pekan Suci. Yogyakarta: Kanisius.

Heuken, Adolf. (2005). Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Cipta Loka Caraka.

Huck, Gabe. (2001). Liturgi yang Anggun dan Menawan. Yogyakarta: Kanisius.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang. (2006). Paduan Tim Kerja

Pewartaan Paroki. Yogyakarta: Kanisius.

Komisi Liturgi - KWI. (1992). Puji Syukur. Jakarta Pusat: Obor.

________. (2002). Pedoman Umum Misale Romawi. Semarang: Nusa Indah.

Komisi Liturgi Regio Jawa Plus. (2012). Pedoman Berliturgi Lingkaran Natal dan

Paskah. Yogyakarta: Kanisius.

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Lexy, Moleong J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset.

Mangunhardjana, A. M. (1989). Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta:

Kanisius.

Maryanto, Ernest. (2004). Kamus Liturgi Sederhana. Yogyakarta: Kanisius.

Marsana Windhu. (1997a). Mengenal Tahun Liturgi. Seri 1. Yogyakarta: Kanisius.

________. (1997b). Mengenal 25 Sikap Liturgi. Seri 2. Yogyakarta: Kanisius.

________. (1997c). Mengenal 30 Lambang atau Simbol Kristiani. Seri 3.

Yogyakarta: Kanisius.

________. (1997d). Mengenal Peralatan, Warna dan Pakaian Liturgi. Seri 4:

Yogyakarta: Kanisius.

________. (1997e). Mengenal Ruangan, Perlengkapan dan Petugas Liturgi. Seri 5.

Yogyakarta: Kanisius.

Martasudjita, E. (2003a). Pelayanan yang Murah Hati. Yogyakarta: Kanisius.

________. (2003b). Sakramen-Sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius.

________. (2006). Apa Sih Alat-Alat Ibadat Itu. Yogyakarta: Kanisius.

________. (2008). Paduan Misdinar. Yogyakarta: Kanisius.

Meisner, Joachim Kardinal. (1998). Ministranten-und Ministarntinnenpastoral

(Membina Putra-putri Altar secara Pastoral) (Prier, Karl-Edmund,

Penerjemah). Jerman: Bonn.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Penelitian dan Informasi Alocita. (1991). Keterlibatan Kaum Muda Katolik

dalam Organisasi/Kelompok Sosial Kaum Muda di Lingkungan Intern

Katolik dan Umum (hasil penelitian tentang keterlibatan kaum muda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

129

katolik dalam organisasi/kelompok sosial kaum muda di lingkungan intern

katolik dan umum ). Hasil penelitian yang dilakukan tentang keterlibatan

kaum muda dalam organisasi dan kelompok sosial kaum muda di Surabaya.

Libreria Editrice Vaticana. (2012). Kompendium: ikhtisar Katekismus Gereja

Katolik (Paskalis Edwin Nyoman Paska, Penerjemah) Malang: Dioma

Publishing.

Prier, Karl-Edmund. (2010). Kedudukan Nyayian dalam Liturgi. Yogyakarta:

Rejeki.

Sudarsono, S.H. (1990). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010a). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, Kualitatif

dan R/D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, Frans. (2010b). Mencintai Liturgi. Yogyakarta: Kanisius.

Suratmin, Petrus. (2008). Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki Santa Theresia

Lisieux Boro (manuskrip).

Tom, Jacobs, (1996). Misteri Perayaan Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius.

Waskito, J. (1984). Putera Altar. Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(1)

Lampiran 1: Surat Permohonan Ijin Mengadakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(2)

Lampiran 2: Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(3)

Lampiran 3: Surat Pemilihan Struktur Kepengurusan Misdinar yang Baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(4)

Lampiran 4: Pedoman Pertanyaan Wawancara bagi Pembina Putra-putri

Altar

A. Identitas

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Usia :

4. Pekerjaan :

5. Lingkungan :

6. Hari/tanggal :

7. Waktu :

B. Pertanyaan Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat menjadi anggota putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

2. Apakah dari Stasi Samigaluh perna mengadakan kegiatan yang memotifasi

putra-putri altar seperti rekoleksi, retret, camping rohani, ziarah ke gua

Maria?

3. Apa kesulitan yang dihadapi pendamping dalam mendampingi putra-putri

altar di Stasi Samigaluh?

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan putra-putri altar tersebut?

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah diberikan bagi putra-putri altar

di Stasi Samigaluh?

6. Apakah ada dukungan dari orang tua putra-putri altar, bila diadakan kegiatan

pendampingan rohani putar-putri altar di Stasi Samigaluh?

7. Berapa kali mengadakan pendampingan putra-putri altar di Stasi samigaluh?

8. Bagaimana tanggapan pendamping atas suatu kegiatan yang

diselenggarakan?

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi putra-putri altar? Kalau

perna, bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi putra-putri altar

di Stasi Samigaluh?

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

12. Mulai kapan de facto mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di Stasi

Samigaluh?

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta atau kegiatan-

kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

15. Berapa jumlah putra-putri altar tahun 2011 -2013 di Stasi Samigaluh?

16. Berapa jumlah anak SD, SMP dan SMA yang ikut misdinar di Stasi

Samigaluh?

17. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan baik

demi perkembagan rohani putra-putri altar?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(5)

Lampiran 5: Hasil Wawancara Pembina Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Juliana Rosari

2. Lingkungan : Yusup

3. Usia : 48 tahun

4. Pekerjaan : Karyawan Swasta

5. Hari/tanggal : Kamis, 19 Desember 2013

6. Waktu : 15.45-16.25 menit

B. Pertanyaan Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di stasi

Samigaluh?

Jawab: Syaratnya adalah mulai kelas 4 SD, setelah komuni pertama diwajibkan

menjadi misdinar.

2. Apakah dari Stasi samigaluh perna mengadakan kegiatan yang memotifasi

putra-putri altar seperti rekoleksi, retret, camping rohani, ziarah ke gua

Maria?

Jawab: Belum perna mengadakan penampingan rohani bagi putra-putri altar.

3. Apa kesulitan yang dihadapi pendamping dalam mendampingi putra-putri

altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Ada anak yang malas, tidak ada pengantinya. Selain itu, karena belum

mempunyai bahan-bahan atau sumber pendukung dan tidak punya waktu yang

pas untuk mengadakan pendampingan

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan oleh Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan putra-putri altar tersebut?

Jawab: Belum perna mengadakan pendampingan rohani jadi tidak ada materi.

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah diberikan bagi putra-putri altar

di stasi Samigaluh?

Jawab: Tidak ada

6. Apakah ada dukungan dari orang tua putra-putri altar, bila diadakan

pendampingan putar-putri altar?

:Dukungan dari orang tua ada, namun hanya sebagian kecil saja, sedangkan

sebagaian besar belum. Dari wilayah yaitu ketua wilayah sendiri pun belum ada

7. Berapa kali mengadakan pendampingan putra-putri altar di stasi samigaluh?

Jawab: Kegiatan yang perna dilakukan dari Stasi Samigaluh untuk putra-putri

altar hanya satu yaitu: ziarah ke gua Maria Lawangsih setelah perayaan Paskah

tahun 2011 dan ada satu program yang belum terlaksana yaitu kunjungan ke

Museum Misi Muntilan

8. Bagaimana tanggapan anda setelah mengikuti suatu kegiatan?

Jawab: Tanggapan saya mengadakan kegiatan seperti ziarah itu biar anak-anak

mengetahui lebih dalam tentang acara-acara yag diisi seperti doa Rosario agar

mereka bisa mendekatkan diri kepada Bunda Maria dan mohon penyertaannya.

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi putra-putri altar? Kalau

perna, bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Pembekalan tentang liturgi belum pernah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(6)

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi putra-putri altar

di stasi Samigaluh?

Jawab: Tidak ada

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Ada. Yang membuat ketua misdinar

12. Mulai kapan de facto mengikuti putra-putri altar di stasi Samigaluh?

Jawab: Mulai kelas 4 SD, setelah komuni pertama

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Yang aktif bertugas melayani pada masa biasa adalah dari SD dan

beberapa SMP yang kebetulan sekolahnya dekat wilayah. Sedangkan SMA

dan beberapa SMP yang sekolah di kota mereka bertugas pada masa Natal

dan Paskah.

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di stasi Samigaluh?

Jawab: Tidak ada.

15. Berapa jumlah putra-putri altar tahun 2011 -2013 di Stasi Samigaluh?

Jawab: Jumlah laki-laki 8 orang dan perempuan 13 orang. Sedangkan tahun

2013 ini jumlah bertambah jadi laki-laki 13 orang dan perempuan 18 orang.

16. Berapa jumlah anak SD, SMP dan SMA yang ikut misdinar di stasi

Samigaluh?

Jawab: Jumlah keseluruhan putra-putri altar yaitu SD: 12 orang, SMP 12 dan

SMA 7 orang.

17. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapan kedepannya akan diusahakan mencari sumber buku untuk

mengajari putra-putri altar dan akan diusahakan memperbanyak kegiatan

untuk memperkembagkan iman putra-putri altar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(7)

Lampiran 6: Hasil Wawancara Pembina Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Cicilia Supratilah

2. Lingkungan : Yohanes Rasul

3. Usia : 43 tahun

4. Pekerjaan : Petani

5. Hari/tanggal : Kamis, 19 Desember 2013

6. Waktu : 17.30-18.15

B. Hasil Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat menjadi anggota putra-putri altar di stasi Samigaluh?

Jawab: Mulai kelas 4 SD setelah komuni pertama

2. Apakah Stasi samigaluh perna mengadakan kegiatan yang memotifasi putra-

putri altar seperti rekoleksi, retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria?

Jawab: Pendampingan rohani yang perna dilakukan adalah sampai batas tahun

2011 yaitu menyelang komuni pertama biasa memperkenalkan alat-alat

liturgis berjalan 7-8 tahun. Ada lomba-lomba dalam acara tarsisius cap.

Namun mulai masuk tahun 2012-2013, bu juli sebagai pendamping belum

perna mengadakan pendampingan rohani putra-putri altar altar maupun

kegiatan lainnya seperti rekoleksi atau ziarah.

3. Apa kesulitan yang dihadapi pendamping dalam mendampingi putra-putri

altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Permasalahan yang dihadapi adalah: anak-anaknya malas, banyak

pengaruh lingkungan maksudnya karena sudah masuk SMA sering ikut OMK.

Ada anak-anak yang agak bandel, saat melatih dan kadang membuat

keributan, maka saya tidak sabar trus secara spontan marah.

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan putra-putri altar tersebut?

Jawab: Kegiatan yang perna dilakukan adalah rekoleksi di tahun 2011di

paroki Boro yang ikut 4 orang mawakili Stasi Samigaluh.

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah diberikan bagi putra-putri altar

di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materinya dari alat-alat liturgi yang ada di sakristi seperti warna-warna

liturgi, peralatan liturgi dan sikap-sikap liturgi.

6. Apakah ada dukungan dari orang tua putra-putri altar, bila diadakan

pendampingan putar-putri altar?

Jawab: Dukungan dari orang tua ada. Mengantar anaknya untuk latihan

misdinar.

7. Berapa kali mengadakan pendampingan putra-putri altar di Stasi samigaluh?

Jawab: Pendampingan rohani dari stasi Samigaluh jarang dilakukan. Yang ada

waktu kalian KKN disini baru terlaksana.

8. Bagaimana tanggapun setelah dengan kegiatan yang dilakukan?

Jawab: Tanggapan saya, karena selama ini Bu Juli sebagai pendamping belum

perna mengadakan kegiatan maka saya harapkan kedepannya diusahakan

banyak mengadakan kegiatan-kegiatan seperti rekoleksi, ziarah demi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(8)

perkembangan rohani putra-putri altar dan bagi anggota misdinar yang baru

memperkenalkan alat-alat liturgi biar tahu.

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi putra-putri altar? Kalau

perna, bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Untuk pembekalan tentang arti liturgis dari wilayah belum perna

diadakan. Yang ada hanya satu kali dari KKN IPPAK.

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi putra-putri altar

di Stasi Samigaluh?

Jawab: Sumbernya dari alat-alat liturgi di sakristi dan saat latihan saya melatih

sesuai sepengetahuan saya.

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Jadwal untuk latihan misdinar ada. Yang membagi jadwa adalah ketua

misdinar baik untuk hari raya maupun hari biasa.

12. Mulai kapan de facto mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Pada umumnya kelas 4 SD, setelah komuni pertama jadi petugas

misdinar.

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Yang aktif menjdi misdinar yaitu hari biasa yang bertugas oleh yang

SD, sedangkan hari raya seperti Natal dan Paskah oleh yang SMP dan SMA.

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di stasi Samigaluh?

Jawab: Evaluasi dan syukuran belum perna diadakan.

15. Berapa jumlah putra-putri altar tahun 2011 -2013 di Stasi Samigaluh?

Jawab: Jumlah keseluruhan dari tahun 2011-2013 tidak tahu.

16. Berapa jumlah anak SD, SMP dan SMA yang ikut misdinar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Jumlah anak SD, SMP dan SMA yang ikut misdinar di stasi

Samigaluh? Saya tidak tahu yang mengetahui pendampingnya yaitu Bu Juli.

17. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapannya kedepannya pendamping lebih kreatif membuat jadwal

latihan dan mengadakan kegitan-kegitan seperti rekoleksi, ziarah dan lain-lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(9)

Lampiran 7: Pedoman Pertanyaan Wawancara Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Usia :

4. Kelas :

5. Lingkungan :

6. Hari/tanggal :

7. Waktu :

B. Pertanyaan Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

2. Apakah perna mengikuti kegiatan yang memotifasi anda seperti (rekoleksi,

retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi samigaluh?

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam melayani

imam di Stasi Samigaluh?

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-putri

altar di Stasi Samigaluh?

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi samigaluh?

8. Bagaimana tanggapun setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna, bagaimana

alasannya, kalau tidak bagaimana?

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di Stasi

Samigaluh?

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

15. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan baik

demi perkembagan rohani putra-putri altar?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(10)

Lampiran 8: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Fransiska Dea Arwati

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Usia : 11 tahun

4. Pekerjaan : Pelajar, kelas 6 SD

5. Lingkungan : Yohanes Paus

6. Hari/tanggal : Jumat, 20 Desember 2013

7. Waktu : 13.45-14.15

B. Hasil Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Mulai kelas 5 SD setelah komuni pertama langsung dikasih tugas

menjadi misdinar.

2. Apakah perna mengikuti kegiatan yang memotifasi anda seperti (rekoleksi,

retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi samigaluh?

Jawab: Pernah kegiatan kaderisasi dari kaka KKN IPPAK di Gereja

Samigaluh

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam

melayani imam di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kesulitannya: Saat melayani Imam kadang-kadang binggung, saat

kapan maju antar piala, roti, anggur dan kapan cuci tangan. Kesuliatan lain

pada jumat pertama, kapan ambil bayu imam untuk adorasi masih binggung.

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

Jawab: Pendampingan rohani dari Samigaluh tidak ada. Yang ada satu kali

dari kaka KKN dari IPPAK

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materinya tentang warna-warna liturgi, peralatan liturgi, dan sikap-

sikap liturgi yang baik.

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Dukungan orang tua biasanya mengingatkan untuk berangkat latihan

misdinar lebih awal agar tidak terlambat. Orang tua selalu mengingatkan

karena sebelumnya saya sudah cerita sama orang tua, kalau minggu depan

akan menjadi tugas misdinar. Jadi waktu mau latihan orangtua ingatkan untuk

berangkat cepat agar tidak terlambat.

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi samigaluh?

Jawab: Hanya satu kali dari kaka KKN IPPAK di Gereja Samigaluh

8. Bagaimana tanggapun setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

Jawab: Tanggapannya saya: senang karena bisa tau alat-alat, warna-warna dan

sikap-sikap liturgis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(11)

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna,

bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Pembekalan tentang liturgi belum pernah. Yang pada saat komuni

pertama yaitu di suruh mengisi soal-soal tentang liturgi, di suruh hafalkan doa-

doa Bapa Kami, Salam Maria, Aku Percaya, 5 perinta gereja, 10 perintah

Allah, 7 sakramen, doa tobat, cara mengaku dosa, sikap komuni yang baik,

diingatkan jangan main saat bertugas.

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Dari pengalaman mbak Prapti dan alat-alat liturgi yang ada dalam

sakristi

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Ada. Yang membagi dari ketua misdinar mbah Devi untuk tugas

harian.

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Saya mulai SD kelas 5

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Yang aktif ikut misdinar pada hari biasa adalah dari SD dan SMP

sedangkan yang hari raya seperti Natal dan Paskah yang misdinar kaka SMA.

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

Jawab: Belum pernah mengadakan evaluasi dan tidak perna merayakan

perayaan syukur.

15. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapannya membuat jadwal untuk latihan tiap minggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(12)

Lampiran 9: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Monika Anggil Pradini

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Usia : 11 tahun

4. Pekerjaan : Pelajar, kelas 6 SD

5. Lingkungan : Yohanes Paus

6. Hari/tanggal : Jumat, 20 Desember 2013

7. Waktu : 14.30-15.00

B. Pertanyaan Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Mulai ikut misdinar kelas 5 setelah komuni pertama.

2. Apakah perna mengikuti kegiatan yang memotifasi anda seperti (rekoleksi,

retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi samigaluh?

Jawab: Pernah kegiatan kaderisasi dari kaka KKN IPPAK di Gereja Samigaluh.

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam

melayani imam di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kesulitannya: pada saat melayani imam binggung cara menggunakan

wiruk, saat kapan berdiri dan mengantar piala, roti-anggur dan air itu masih

binggung, dan pada jumat pertama melayani imam itu masih sangat binggung.

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

Jawab: Kegiatan pendampingan rohani dari Stasi Samigaluh tidak ada. Tetapi

kegiatannya hanya kumpul-kumpul trus rapat untuk ziarah tapi belum jadi

karena ketua misdinar sekolahnya jauh.

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materinya tentang peralatan liturgi, warna-warna liturgi, sikap-sikap

liturgi dan perayaan hari–hari besar.

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Dukungan dari orang tua selalu diingatkan untuk latihan biar lebih tahu.

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi samigaluh?

Jawab: Hanya satu kali dari kaka KKN IPPAK

8. Bagaimana tangganpanmu setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

Jawab: Tanggapan saya: Senang karena jadi lebih tahu tentang alat-alat liturgi,

warna liturgi dan sikap liturgi.

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna,

bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Pembekalan tentang liturgi ada yaitu pada saat latihan misdinar,

diberitahu oleh ketua misdinar kapan antar air, roti dan anggur. Lonceng pada

saat Imam mengangkat roti dan anggur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(13)

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Sumbernya dari peralatan liturgi yang ada di ruang sakristi

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Ada yang membuat dari mbah Devi

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Saya ikut mulai kelas 5 SD

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Yang aktif hanya 6 atau 7 orang saja untuk misa harian dan kalau hari

raya dari kaka SMA.

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

Jawab: Belum perna mengadakan evaluasi dan perayaan syukur

15. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapannya ketua misdinar buat jadwal untuk latihan, jadi waktu

bertugas tidak binggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(14)

Lampiran 10: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Elisabeth Esti Litani Madya Ratri

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Usia : 11 tahun

4. Pekerjaan : Pelajar, kelas 5 SD

5. Lingkungan : Markus

6. Hari/tanggal : Jumat, 20 Desember 2013

7. Waktu : 15.00-15.30

B. Hasil Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Mulai kelas 4 SD, setelah komuni pertama

2. Apakah perna mengikuti kegiatan yang memotifasi anda seperti (rekoleksi,

retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi samigaluh?

Jawab: Pernah dari kaka KKN dari IPPAK di Gereja Samigaluh

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam

melayani imam di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kesulitannya adalah masih binggung saat kapan loceng

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

Jawab: Dari Stasi Samigaluh sendiri belum pernah

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materinya tentang warna-warna liturgi, sikap-sikap liturgi dan alat-alat

liturgi.

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Dukungan dari orangtua ada. Kalau mau latihan biasanya orangtua

antar ke gereja Kasih uang saku. Kalau waktu bertugas salah pulang ke rumah

biasanya orang tua kasih tahu dimana kesalahan dan diingatkan untuk terus

latihan biar bisa melayani dengan baik.

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi samigaluh?

Jawab: Ikut pendampingan satu kali saja dari kakak KKN dari IPPAK

8. Bagaimana tanggapun setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

Jawab: Tanggapan saya: senang karena bisa tahu alat-alat liturgi, warna-warna

liturgi dan sikap-sikap yang baik.

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna,

bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Pembekalan ada tapi hanya satu kali kaka KKN dari IPPAK. Dulu juga

ada tapi pada saat mau komuni pertama contonya diberitahu kalau mau komuni

sikap yang baik tangannya dilipat.

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(15)

Jawab: Sumbernya dari peralatan liturgi yang ada di ruang sakristi

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Jadwal latihan ada yang buat dari ketua misdinar mbah Devi

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Saya ikut mulai kelas 4 SD.

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Yang bertugas hari biasa adalah kami yang masih SD, sedangkan yang

bertugas pada hari raya dari kaka SMP dan SMA.

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

Jawab: Belum perna ada evaluasi dan perayaan syukur

15. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapannya tiap minggu latihan misdinar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(16)

Lampiran 11: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Gabriela Maria Anna

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Usia : 13 tahun

4. Pekerjaan : Pelajar kelas 2 SMP

5. Lingkungan : Yohanes Paus

6. Hari/tanggal : Sabtu, 21 Desember 2013

7. Waktu : 14.00-14.35

B. Hasil Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Setelah komuni pertama kelas 1 SMP mulai ikut misdinar

2. Apakah perna mengikuti kegiatan yang memotifasi anda seperti (rekoleksi,

retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi samigaluh?

Jawab: Perna. Rekoleksi di wisma salam Muntilan dari program paroki dan

kaderisasi dari kaka KKN IPPAK di Gereja Samigaluh.

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam

melayani imam di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kesulitannya adalah saatnya mendupai imam kadang-kadang binggung

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

Jawab: Pendampingan rohani yang dilakukan di Stasi Samigaluh hanya satu

kali yaitu kaderisasi dari kaka KKN IPPAK

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materi waktu rekoleksi ada Pendalaman Iman, permainan, lomba-lomba

dalam kelompok. Sedangkan dari kaka KKN materinya memperkenalkan

warna-warna liturgi, pakaian liturgi, alat-alat liturgi dan sikap-sikap liturgi

yang baik.

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Ada waktu mau ikut rekoleksi di kasih uang saku,

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi samigaluh?

Jawab: Kegiatan yang pernah saya ikuti dua kali saja, waktu kaka KKN dari

IPPAK di Samigaluh dan rekoleksi di Wisma Muntilan

8. Bagaimana tangganpamun setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

Jawab: Tanggapanmu saya; senang karena bisa kenalan dengan teman-teman

misdinar dari paroki lain. Selain itu lebih tahu tentang alat-alat liturgi dan

makna liturgi dan kapan memakainya.

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna,

bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Pembekalan tentang liturgi tidak ada, yang ada cuman memperkenalkan

peralatan liturgis dan sikap yang baik tapi pada saat pelajaran komuni pertama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(17)

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Sumbernya dari peralatan liturgi dan pengetahuan Mbak Prapti

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Ada. Yang membuat bu Juli

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Saya mengikuti misdinar sejak kelas 1 SMP setelah komuni pertama

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Hari Raya yang misdinar kaka SMA dan yang masih SMP

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

Jawab: Tidak perna ada evaluasi dan mengadakan perayaan syukur setelah

Perayaan Natal dan Paskah

15. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapan kedepannya pendamping membuat jadwal misdinar dan

mengadakan evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(18)

Lampiran 12: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Vinsensia Tarika Dian Ningsih

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Usia : 12 tahun

4. Pekerjaan : Pelajar, kelas 1 SMP

5. Lingkungan : Yohanes Paus

6. Hari/tanggal : Minggu, 29 Desember 2013

7. Waktu : 09.00-09.30

B. Hasil Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Syaratnya mulai kelas 6 SD setelah komuni pertama

2. Apakah perna mengikuti kegiatan yang memotifasi anda seperti (rekoleksi,

retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi samigaluh?

Jawab: Perna. Rekoleksi di wisma Salam Muntilan dari program paroki dan

kaderisasi dari kaka KKN IPPAK di Stasi samigaluh.

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam

melayani imam di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kesulitannya. Saat bertugas pada jumat pertama binggung cara

melayani imam waktu adorasi karena kurang latihan bahkan dari Pembina

belum perna mengajarkan.

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

Jawab: Pendampingan rohani yang dilakukan di Stasi samigaluh hanya satu

kali yaitu kaderisasi dari kaka KKN IPPAK pas bulan Januari 2013.

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materinya waktu rekoleksi ada Pendalaman Iman, permainan, lomba-

lomba dalam kelompok. Sedangkan dari kaka KKN materinya

memperkenalkan warna-warna liturgi, pakaian liturgi, alat-alat liturgi dan

sikap-sikap liturgi yang baik.

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Dukungan dari orang, misalnya bagi yang bertugas tidak datang suruh

mengantikan menjadi msidinar.

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi samigaluh?

Jawab: Kegiatan yang pernah saya ikuti hanya dua kali saja, waktu kaka KKN

IPPAK di dalam Gereja Samigaluh dan mengikuti rekoleksi di Wisma Salam

Muntilan.

8. Bagaimana tangganmu setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

Jawab: Tanggapan atau kesan saya setelah mengikuti kegiatan: Senang karena

banyak teman dan lebih tahu tenang liturgi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(19)

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna,

bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Pembekalan tentang arti liturgi tidak perna. Yang ada dari kaka KKN

memperkenalkan warna-warna liturgi, pakaian liturgi, alat-alat liturgi dan

sikap-sikap liturgi yang baik.

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Sumbernya; dari alat-alat liturgis dan dari pengalaman Mbah Prapti

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Ada. Yang buat antara bu Juli dan mbak Devi

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Saya mengikuti misdinar sejak kelas 6 SD setelah komuni pertama

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Hari Raya yang misdinar kaka SMA dan yang masih SMP termasuk

saya. Hari minggu biasa yang bertugas dari SD.

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

Jawab: Evaluasi dan syukuran belum pernah diadakan.

15. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapannya: adakan evaluasi setelah kegiatan, mengadakan

pembekalan tentang liturgi dan mengadakan kegiatan yang lain seperti

rekoleksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(20)

Lampiran 13: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Theresia Devi Chrismontari

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Usia : 15 tahun

4. Pekerjaan : Pelajar, kelas 1 SMA

5. Lingkungan : Yohanes Paus

6. Hari/tanggal : Minggu, 5 Januari 2014

7. Waktu : 13.27-14.15

B. Hasil Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Syaratnya setelah komuni pertama sejak kelas 5 SD

2. Apakah perna mengikuti kegiatan yang memotifasi anda seperti (rekoleksi,

retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi samigaluh?

Jawab: Kegiatan yang perna diikuti adalah rekoleksi di kanisius pada Bulan

Kitab Suci 2013 acaranya perayaan Ekaristi bersama dan oud bound, Camping

Rohani di paroki boro dengan acaranya perayaan Ekaristi dan oud bound dari

program paroki dan ziarah ke gua Maria Lawangsih dengan acaranya doa

Rosario bersama dan main-main diadakan oleh Gereja Samigaluh.

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam

melayani imam di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kesulitannya: awal bertugas binggung kapan bel saat konsekrasi dan

saat menghantarkan persembahan urutan-urutannya masih binggung.

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

Jawab: Salah satu kegiatan pendampingan rohani yang dilakukan dari Stasi

Samigaluh adalah ziarah misdinar ke gua Maria Lawangsih pada tahun 2013.

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materi belum tahu ambil dari buku atau internet

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Dukungan dari orangtua berupa uang saku, bekal makanan/snack dan

memberikan nasehat agar hati-hati di jalan.

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi samigaluh?

Jawab: Kegiatan yang saya ikuti banyak cuman yang diingat hanya 3 yaitu

camping rohani dan rekoleksi di luar program dari misdinar Samigaluh.

Sedangkan program dari Stasi Samigaluh hanya satu yaitu ziarah ke gua Maria

Lawangsih.

8. Bagaimana tanggapun setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

Jawab: Kesannya adalah cape tapi senang karena mendapat kenalan teman

baru dari paroki lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(21)

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna,

bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Pembekalan tentang liturgi itu sendiri belum pernah. Yang ada hanya

memperkenalkan alat-alat liturgi dan apa makna dari alat-alat liturgi tersebut

namun hanya sedikit saja.

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Sumber-sumber adalah dari pengalaman pendamping yaitu dari Mbak

Prapti.

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Jadwal sudah ada yang membuat saya sendiri sebagai ketua misdinar.

Untuk misa harian sudah terjadwal siapa-siapa yang bertugas dan biasanya

yang menjadi misdinar hanya 4 orang tetapi kalau hari–hari raya yang

bertugas anak-anak SMA dan bila mau latihan langsung diumumkan di Gereja

kapan latihan dll.

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kalau saya sendiri mulai mengikuti misdinar mulai dari kelas 5 SD.

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Yang bertugas pada hari raya adalah anak-anak SMA maksimal 10

orang, sedangkan hari biasa yang bertugas adalah yang masih SD dan SMP.

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

Jawab: Belum pernah mengadakan evaluasi setelah melaksanakan kegiatan-

kegaiatn maupun perayaan syukur setelah Natal dan Paskah.

15. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapannya: Untuk Bu Juli sebagai pendamping membuat jadwal

untuk latihan misdinar, mengajak semua anggota misdinar untuk mengadakan

kegiatan seperti ziarah atau rekoleksi, dan memberi pembekalan tentang alat-

alat liturgi juga setelah kegiatan adakan evaluasi bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(22)

Lampiran 14: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Indentitas

1. Nama : Theresia Yofan Atisari

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Usia : 12 tahun

4. Pelajar : Pelajar, kelas 1 SMP

5. Lingkungan : Yohanes Paus

6. Hari/tgl : Kamis, 09 Januari 2014

7. Waktu : 18.04-18.53

B. Hasil Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Syaratnya adalah setelah komuni pertama kelas 4 SD boleh menjadi

misdinar

2. Apakah perna mengikuti kegiatan yang memotifasi anda seperti (rekoleksi,

retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi samigaluh?

Jawab: Kegiatan yang sering saya ikuti yaitu latihan koor lingkungan misalnya

saat Natalan memakai gendeng, ziarah ke makam Romo Van Lith, Retret di

wisma salam magelang dari program paroki dan mengikuti kaderisasi dari

kaka KKN IPPAK Sanata Dharma di Gereja Samigaluh.

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam

melayani imam di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kesulitan yang saya rasakan adalah pada saat bertugas pertama kali

banyak mengalami kebinggunggan dengan semua tata cara perayaan Ekaristi

misalnya kapan konsekrasi dan kapan membunyikan lonceng, dan kapan

membinyikan gong. Yang lebih para lagi itu waktu Natal saya di suruh wiruk

itu benar-benar membuat saya binggunggung karena baru pertama kali kapan

wiruk harus cepat, lambat itu masih binggungung sampai bahkan saat latihan

membuat kesalahan terus maka sempat di marahi mbah Prapti. Maka, solusi

yang saya buat sebelum bertugas saya harus menghafal di ruang sakristi

sehingga saat bertugas tidak mengalami kebinggunggan dan tidak

menanyakan teman-teman samping kiri-kanan karena ketika mau bertugas

binggung tanya teman kiri-kanan saya merasa kesannya kurang baik bahkan

takut dikritik oleh umat. Selain itu, misalkan mau mengadakan pertemuan

sudah sms ke teman-teman misdinar untuk pertemuan tapi kenyataannya yang

datang sedikit. Berdasarkan pengalaman itu biasanya lain kali mau

mengadakan pertemua lagi saya biasanya ke rumah teman diajak untuk

pertemuan atau latiahn misdinar.

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

Jawab: Pendampingan rohani dari Stasi Samigaluh sendiri belum pernah ada.

Yang ada hanya merencanakan untuk kunjungan ke museum misi tapi belum

terwujud sampai sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(23)

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materi yang saya dapatkan waktu Retret yaitu:Pertama, dari Retret:

Cara pandangku terhadap orang lain seperti apa dari sisi kebihan dan

kekurangannya maka dari telenta yang dimilki oleh setiap pribadi bisa kita

saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Selain itu, menemukan kata-kata

yang mengesan lalu disuruh menyelaskan maknanya. Misalnya waktu itu saya

memilih kata memaafkan, mengapa saya memilh kata ini karena saya

orangnya gampang marah dan sulit memaafkan secepatnya maka saya

memilih kata ini sehingga saya bisa belajar memaafkan orang yang bersalah

kepada saya. Kedua, dari kaka KKN dari IPPAK yaitu memperkenalkan alat-

alat liturgi dan maknya seperti warna-warna liturgi, alat-alat liturgi dan sikap-

sikap liturgi.

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Dukungan orangtua berupa nasehat supaya hati-hati di jalan, di tempat

kegiatan bisa mendapatkan banyak pengalaman dan teman baru, diberi uang

saku, makanan kecil. Selain itu, ibu biasanya meminta izin kepada ketua

misdinar bila saya tidak pulang weekend pulang untuk bertugas karena

alasannya saya sekolah di bantul dan karena tidak ada yang datang jemput.

Sedangkan dari kaka memberitahu membiasakan diri untuk aktif di dalam

kegiatan apapun biar mendapatkan banyak pengalaman.

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi samigaluh?

Jawab: Kegiatan pendampingan yang saya ikuti ada 2 yaitu retret di Wisma

Salam dan kaderisasi dari kaka KKN dari IPPAK.

8. Bagaimana tanggapun setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

Jawab: Kesan senang karena mendapat banyak pengalaman baru. Selain itu,

karena banyak kegiatan yang diikuti menjadi semakin aktif.

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna,

bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Pembekalan tentang liturgi sendiri belum pernah ada. Yang ada waktu

mau komuni pertama diberitahu bagaimana cara mengaku dosa yang baik,

ketika menuju mau komuni jangan desak-desakkan, memperkenalkan alat-alat

liturgi, warna-warna liturgi. Selain itu disuruh mengafalkan doa Aku Percaya

dan doa tobat.

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Sumbernya yang saya lihat dari pengalaman pendamping, ada juga

dari peralatan liturgi.

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Jadwal midinar dulu pada tahun 2012 ada yang membuat ketua

misdinar yaitu membagi tugas untuk bertugas tiap minggu. Namun setelah

ketua misdinar pergi sekolahnya jauh, tidak ada yang koordinir untuk

membuat jadwal tersebut. Yang ada sekarang ini bagi siapa yang duluan

datang masuk ke sakristi melihat tidak ada yang bertugas berarti orang

pertama itu yang mengajak teman-teman lainnya untuk menjadi misdinar pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(24)

saat itu juga. Belakangan ini yang mengkoordinir adalah mbah Loren.

Sedangkan bu Juli pendampingnya sendiri saya melihatnya tidak merasa

peduli atau bertanggungjawab ini nampak karena tidak perna mengikuti

pertemuan misdinar dan juga tidak membuat jadwal misdinar.

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Saya sendiri mulai mengkuti misdinar kelas 5 SD.

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Yang bertugas pada hari raya biasanya gabungan mulai dari SD, SMP

dan SMA, jumlah maksimalnya 10 orang. Sedangkan pada hari biasa yang

bertugas mulai dari kelas 4 SD, SMPA dan MA, maksimalnya 4 orang.

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

Jawab: Belum pernah ada evaluasi dan syukuran setelah kegiatan

15. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapannya: (a)Setelah kegiatan perlu biasakan evaluasi dan

mengadaka perayaan syukur. (b) Melakukan pengalangan dana karena

misdinar belum mempunyai uang kas. (c) Bagi teman-teman yang nama

terdaftar menjadi anggota misdinar dan tidak aktif diharapkan aktif lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(25)

Lampiran 15: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Catarina Emi Irawati

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Usia : 14 tahun

4. Pekerjaan : Pelajar, kelas 1 SMA

5. Lingkungan : Fransisiku Xaverius

6. Hari/tanggal : Sabtu, 11 Januari 2014

7. Waktu : 16.58-17.35

B. Hasil Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Syaratnya adalah setelah komuni pertama mulai kelas 5 SD

2. Apakah perna mengadakan dan mengikuti kegiatan yang memotifasi anda

seperti (rekoleksi, retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi

samigaluh?

Jawab: Kegiatan yang perna say ikuti adalah rekoleksi di Paroki Boro,

kegiatannya ada Misa dan oud bound yang diadakan dari paroki Boro.

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam

melayani imam di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kesulitan yang saya rasakan adalah saat memegang wiruk dan mau

wiruk kepada romo dan umat itu masih binggung 2x2 atau 3x1.

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

Jawab: Pendampingan atau kegiatan yang perna saya ikuti di Stasi Samigaluh

hanya satu kali saja yaitu ziarah ke gua Maria Lawangsih dengan acaranya doa

Rosario bersama.

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materi belum tahu ambil dari mana

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Dukungan dari orang tua ad selalu diingatkan untuk aktif dalam

kegiatan maupun latihan misdinar, memberikan bekal makana dan diberi uang

saku.

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi samigaluh?

Jawab: Kegiatan yang perna saya ikuti adalah dua kali yaitu rekoleksi di Boro

dengan ziarah ke gua Maria Lawangsih.

8. Bagaimana tanggapun setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

Jawab: Tanggapana dari kegiatan yang saya ikuti adalah senang karena bisa

berkumpul dengan teman-teman dari paroki lain dan bisa kenalan dengan

mereka juga menambah pengalaman dan pengetahuan baru.

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna,

bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(26)

Jawab: Pembekalan tentang liturgi itu sendiri belum pernah. Yang ada

mempekenalkan alat-alat liturgi, warna-warna liturgi hanya ditunjukkan saja

tidak diberitahu apa maknanya itu pada saat mau komuni pertama.

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Sumbernya dari pengetahuan pendamping saja.

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Jadwal misdinar dulu tahun 2012 itu ada yang membuat dari ketua

misdinar. Jadwalnya berurutan siapa-siapa yang bertugas minggu ini dan

selanjutnya lalu setalah misa diumumkan lagi pada saat pengumuman wilayah

diingatkan kembali siapa-siapa yang akan bertugas minggu berikutnya.

Sedangkan sekarang tidak yang membuat jadwal alasannya ketua misdinar

sekolahnya jauh. Maka, yang bertugas main tunjuk siapa yang bersedia berarti

dia yang harus bertugas pada pada saat itu.

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Saya sendiri menjadi misdinar mulai dari kelas 1 SMP.

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Yang aktif bertugas pada hari Raya adalah gabungan dari SD , SMP

dan SMA tapi yang kelihatan aktif saja dan pada hari biasa saya lihat saling

mengharapkan dan main tunjuk.

14. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

Jawab: Belum pernah mengadakan evaluasi dan syukuran

15. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapan kedepannya: membuat jadwal misdinar dan diadakan latihan

tiap minggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(27)

Lampiran 16: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Identitas

1. Nama : Ignatius Tegar Setyaci

2. Jenis kelamin : Laki-laki

3. Usia : 14 tahun

4. Pekerjaan : Pekerjaan, kelas 2 SMP

5. Lingkungan : Yohanes Rasul

6. Hari/tanggal : Sabtu, 11 Januari 2014

7. Waktu : 18.03-19.00

B. Hasil Wawancara

1. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar di Stasi

Samigaluh?

Jawab: Syaratnya adalah setelah komuni pertama mulai kelas 5 SD

2. Apakah perna mengikuti kegiatan yang memotifasi anda seperti (rekoleksi,

retret, camping rohani, ziarah ke gua Maria) di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kagiatan yang perna saya ikuti adalah hanya satu kali yaitu weekend

serayon di paroki Boro karena saya baru pindahan dari paroki Minomartani

3. Apa saja kesulitan yang anda rasakan sebagai putra-putri altar dalam

melayani imam di Stasi Samigaluh?

Jawab: Kesulitannya adalah saat latihan sudah bagus tapi pada saat bertugas

kadang binggung karena beda romo, maksudnya seperti wiruknya 2x2 atau

1x3.

4. Pendampingan rohani apa saja yang sudah diusahakan dari Stasi Samigaluh

untuk menanggapi kesulitan anda tersebut?

Jawab: Pendampingan rohani belum perna ikut, karena baru pindahan dari

paroki Minomartani.

5. Materi pendampingan rohani apa yang telah anda dapatkan sebagai putra-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Materi belum tahu ambil dari mana.

6. Apakah ada dukungan dari orang tuamu, bila diadakan pendampingan putar-

putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Dukungan doa, memberikan motifasi dan memberikan uang saku

7. Berapa kali anda mengikuti pendampingan rohani di Stasi Samigaluh?

Jawab: Hanya satu kali di paroki Boro yaitu weekend serayon.

8. Bagaimana tangganpun setelah mengikuti kegiatan pendampingan?

Jawab: Kesan saya adalah senang karena mendapatkan pengalaman baru.

9. Apakah ada pembelakan tentang arti liturgi bagi anda? Kalau perna,

bagaimana alasannya, kalau tidak bagaimana?

Jawab: Di Stasi Samigaluh belum perna mengadakan pembekalan tentang

liturgi. Sedangkan di paroki Minomartani perna memberi pembekalan tentang

memakai wiruk, memperkenalkan warna-warna liturgi, alat-alat liturgi serta

maknanya dan sikap-sikap liturgi yang baik.

10. Sumber-sumber apa saja yang dipakai dalam mendampingi anda sebagai

putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(28)

Jawab: Sumbernya dari internet dan ditampilkan dalam bentuk slide lalu

memberitahu nama-nama dan fungsinya.

11. Apakah ada jadwal untuk latihan misdinar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Jadwal untuk tugas hari biasa tidak ada. Untuk hari raya ada. Biasanya

diumumkan di Gereja untuk kumpul lalu diberitahu jadwal untuk latihan. Jadi

tahu kapan dan jam berapa latihan di Gereja. Yang melatih dari Mbah Prapti.

12. Mulai kapan de facto anda mengikuti putra-putri altar di Stasi Samigaluh?

Jawab: Saya ikut misdinar mulai kelas 5 SD, yaitu dari misa pagi jam 05.30 di

Paroki Minomartani. Sedangkan di Stasi Samigaluh mulai kelas 1 SMP.

13. Berapa yang aktif menjadi misdinar pada hari raya maupun hari biasa di

Stasi Samigaluh?

Jawab: Yang ikut pada hari raya mulai kelas 6 SD, SMP dan SMA. Hari biasa

yang bertugas gabungan putra-putri mulai dari SD, SMP dan SMA.

16. Apakah sering mengadakan evaluasi setelah mengadakan pesta maupu

kegiatan-kegaitan lainnya di Stasi Samigaluh?

Jawab: Syukuran dan evaluasi tidak pernah.

17. Apa harapan kedepannya agar kegiatan putra-putri lebih berjalan dengan

baik demi perkembagan rohani putra-putri altar?

Jawab: Harapannya: adakan pembekalan tentang liturgi lebih ditingkatkan

lagi, tiap bulan atau setelah kegiatan biasakan adakan evaluasi dan beberapa

bulan sekali adakan rekoleksi dan retret.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(29)

Lampiran 17: Hasil Wawancara Putra-putri Altar

A. Hasil Wawancara Kotabaru dan Stasi Samigaluh

1. Bagaimana struktur kepengurusan di stasi Samigaluh dan di Gereja Kota

Baru?

Jawab: Menurut Devi ketua misdinar Samigaluh mengatakan bahwa struktur

kepengurusannya, di Stasi Samigaluh tidak lengkap, biasanya saya mengurasi

semuanya misalnya pembagian tugas misdinar minggu berikutnya. Sedangkan,

di Gereja Kota Baru justru lengkap dalam organisasi kepengurusannya yang

membantu memperlancara jalannya kegiatan putra-putri altar.

2. Apa saja syarat-syarat untuk menjadi anggota putra-putri altar?

Jawab: Di Stasi Samigaluh dan Gereja Kota Baru secara umum mengatakan

bahwa syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuk menjadi anggota putra-putri

altar adalah remaja katolik, yang sudah menerima komuni pertama dan dengan

batas umur anak SD kelas 4 atau 5 dan SMA dengan umur 17 dan 18 tahun.

Syarat lain, selain itu mereka harus menghafalkan Tata Perayaan Ekaristi

(TPE) sehingga saat latihan tidak mengalami kesulitan.

3. Apakah ada pelantikan setelah menerima anggota baru?

Jawab: Menurut ketua pendamping dari Gereja Kota Baru, pada hari jumat, 13

September 2013, pukul 18.5 - 18. 15, tempatnya di Gereja Kota Baru dengan

kak Christina Diesta dan anggota Alaxandra Ira dan hari minggu 15 September

2013, pukul 09.45-09.60 di Stasi Samigaluh bersama ketuanya Devi dan

anggotanya Retri dan Yofan, mengungkapkan bahwa ternyata kedua Gereja ini

belum pernah mengadakan acara pelantikan. Namun, khususnya di Gereja Kota

Baru, pendamping mengatakan baru pertama kali mau diadakan pelantikan

anggota putra-putri altar pada tanggal 13 Oktober 2013 mendatang jam 09.00

di Gereja Kota Baru.

B. Hasil wawancara sejarah Gereja Stasi Samigaluh

Bagaimana menurut Bapak tentang sejarah Stasi Samigaluh?

Jawab: Menurut saya pada mulanya, di Ngalian Gunung Samigaluh ada

seorang lelaki bernama Sangku Joyowirono. Beliau adalah seorang kaum

(Ro’is). Pada suatu hari ia pergi ke Muntilan bertujuan untuk membeli petasan.

Ketika sampai di Dekso, ia bertemu dengan seorang lelaki kulit putih yang

bertujuan ke Muntilan. Sebelum sampai di Muntilan, pak Sangku diajak

mampir ke Mendut oleh pria tersebut. Ternyata pria kulit putih tersebut Romo.

Prennthaler, SJ. Ketertarikan dan kekaguman akan cerita-cerita yang

didengarnya sepanjang perjalanan, serta kagum akan pribadi Romo.

Prennthaler SJ, maka timbulah keinginan di hati Pak Sangku untuk menjadi

Katolik. Sejak pertemuan itulah, pada hari-hari tertentu pak Sangku pergi ke

Mendut untuk belajar lebih dalam tentang ajaran agama Katolik kepada Romo.

Prennthaler SJ. Mulai pada tahun 1928, dengan perantaraan Romo Prennthaler

SJ, maka Pak Sangku menerima sakramen permandian. Dengan demikian,

namanya menjadi Ignasius Loyola Sangku Joyowirono. Menurut cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(30)

sebetulnya ketika dibaptis, mBah Joyowirono tidak sendirian, semuanya ada

sembilan orang yang berasal dari Samigaluh, tetapi belakangan diketahui yang

ketujuh orang tersebut meninggalkan Gereja. Pada tahun 1975, mBah Ignasius

Loyola Joyowirono dipanggil menghadap Tuhan. Setelah itu, umat Katolik

semakin berkembang dan semakin banyak. Untuk mengenang perjuangan

mbah Ignasiua Loyola Sangku Joyowirono yang dipilih Tuhan sebagai cikal

bakal (benih) pengikut Kristus di Samigaluh, umat setempat sepakat

menetapkan Ignatius Loyola sebagai pelindung Stasi Samigaluh dengan

tambahan nama menjadi stasi Santo Ignatius Loyola. Pestanya dirayakan pada

tanggal 31 Juli sebagai hari kelahiran Stasi/Wilayah Samigaluh. Sebagai barang

bukti sejarah masih ada sampai sekarang yaitu sebuah Lonceng yang

didatangkan dari Belanda. Berdasarkan cerita, lonceng tersebut sebagai hadiah

atas pembaptisan mBah Joyowirono atau tepatnya atas berdirinya Gereja Stasi

Samigaluh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(31)

Lampiran 18 : Soal Tes untuk Rekoleksi

Sebutkanlah nama-nama gambar dibawah ini serta tuliskan artinya masing-

masing gambar dibawah ini:

1. Pakaian Misa

a. Di bawah ini gambar berwarna apa dan apa artinya?

Keterangan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

b. Di bawa ini gambar berwarna apa dan apa artinya ?

Keterangan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

c. Di bawah ini gambar berwarna apa dan apa artinya?

Keterangan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(32)

d. Di bawah ini gambar berwarna apa dan apa artinya?

Keterangan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

e. Di bawah ini gambar berwarna apa dan apa artinya?

Keterangan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

f. Di bawah ini gambar berwarna apa dan apa artinya?

Keterangan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(33)

2. Peralatan Misa

Sebutkan namanya dan tuliskan fungsinya

a. Gambar: nama dan keterangannya:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

b. Gambar: nama dan keterangannya:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

c. Gambar: nama dan keterangannya:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(34)

d. Gambar: nama dan keterangannya:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

e. Gambar : nama dan keterangannya:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

f. Gambar: nama dan keterangannya:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(35)

3. Sikap-sikap badan yang baik

a. Duduk artinya

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

b. Berdiri artinya

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

c. Berlutut artinya

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

d. Berjalan artinya

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

4. Nilai-nilai yang Baik

Berilah contoh:

a. Disiplin

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

b. Mau bekerjasama

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

c. Memiliki rasa tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(36)

Lampiran 19: Pertanyaan Evaluasi Putra-Putri Altar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(37)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(38)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(39)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(40)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(41)

Lampiran 20: Pertanyaan Evaluasi Pendamping Putra-Putri Altar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(42)

Lampiran 21: Pertanyaan Evaluasi Orangtua Putra-Putri Altar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(43)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(44)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(45)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(46)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(47)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2015. 9. 17. · PELAYANAN PUTRA-PUTRI ALTAR DALAM LITURGI MELALUI PENDAMPINGAN ROHANI DI STASI IGNASIUS LOYOLA, SAMIGALUH, PAROKI SANTA

(48)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI