PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/24074/2/071134065_Full[1].pdf · TERM...

124
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN, MEMBACA, MENULIS LAMBANG PECAHAN, MENUNJUKKAN LETAK PECAHAN DALAM GARIS BILANGAN DAN MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD. KANISIUS KLEPU SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah Guru Dasar Disusun oleh : Jemino ( 071134065 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/24074/2/071134065_Full[1].pdf · TERM...

  • PENINGKATAN KEMAMPUAN

    MENGARTIKAN, MEMBACA, MENULIS LAMBANG

    PECAHAN, MENUNJUKKAN LETAK PECAHAN DALAM

    GARIS BILANGAN DAN MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN

    SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

    DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD. KANISIUS KLEPU

    SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Sekolah Guru Dasar

    Disusun oleh :

    Jemino ( 071134065 )

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2009 

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii 

     

     

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii 

     

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv 

     

    PERSEMBAHAN

    Hati penulis memikir – mikir jalannya

    tetapi Tuhanlah yang menentukan arahnya

    Tulisan ini kupersembahkan kepada :

    Bruder - bruder Santa Maria dari Lourdes

    ( Bruder – bruder Budi Mulia (BM))

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

    MOTTO

    HIDUP DALAM IMAN

    HARAPAN, dan KASIH

    Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya mati.

    ( Yakobus 2 : 14 )

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi 

     

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya Menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat

    karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

    daftar Pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah

    Yogyakarta, 22 Desember 2009

    Penulis

    Jemino

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii 

     

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : 

    Nama : JEMINO

    Nomor Mahasiswa : 071134065

    Demi membangun ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas 

    Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul : 

    PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN, MEMBACA,

    MENULIS LAMBANG PECAHAN MENUNJUKKAN LETAK

    PECAHAN DALAM GARIS BILANGAN DAN MEMBANDINGKAN

    BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD. KANISIUS

    KLEPU, SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009

    Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma

    hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

    bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan tanpa

    perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap

    tercantum nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta, 22 Desember 2009

    Yang menyatakan

    ( Jemino )

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii 

     

    ABSTRAK

    PENINGKATAN KEMAMPUAN

    MENGARTIKAN, MEMBACA, MENULIS LAMBANG

    PECAHAN MENUNJUKKAN LETAK PECAHAN DALAM

    GARIS BILANGAN, DAN MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN

    SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD.

    KANISIUS KLEPU, SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009

    Oleh :

    Jemino

    NIM : 071134065

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan kemampuan

    mengartikan, membaca, menulis lambang pecahan menunjukkan letak pecahan dalam

    garis bilangan, dan membandingkan bilangan pecahan sederhana dengan

    menggunakan metode demonstrasi; (2) mengetahui efektivitas pembelajaran dalam

    hal kemampuan belajar dan jumlah siswa yang berhasil mencapai target akhir.

    Penelitian dilaksanakan di kelas III SD Kanisius Klepu, Minggir, Sleman,

    Yogyakarta. Subyek penelitian berjumlah 34 siswa dari 36 siswa. Pengumpulan data

    diperoleh dari skor siswa pada evaluasi/ ulangan akhir siklus yang terdiri dari siklus I

    dan siklus II. Analisis data dengan cara mencari skor rata – rata kelas.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) adanya peningkatan kemampuan

    mengartikan, membaca, menulis lambang pecahan menunjukkan letak pecahan dalam

    garis bilangan, dan membandingkan bilangan pecahan sedehana, dengan prestasi

    ditunjukkan dari skor rata – rata awal sebesar 34, 85% , dan skor rata – rata akhir

    sebesar 70,79%; (2) adanya efektivitas pembelajaran yang ditunjukkan dari hal

    kemampuan belajar dengan menggunakan data analisis peningkatan kemampuan, dan

    dalam hal jumlah siswa yang berhasil dari keadaan awal 0 siswa dan 20 siswa pada

    akhir siklus dalam persen sebesar 58,82% siswa yang mencapai target ( 70%).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix 

     

    ABSTRACT

    IMPROVING COMPETENCIES ON INTERPRETING, READING AND

    WRITING THE SYMBOL OF FRACTION, TO SHOW THE PLACE OF THE

    FRACTION ON NUMERAL LINE AND COMPARING TO A SIMPLE

    FRACTION USING THE DEMONSTRATION METHOD AT THE GRADE

    OF ELEMENTARY SCHOOL AT SD KANISIUS KLEPU

    TERM II ON THE LEARNING TEACHING 2008/2009

    Jemino

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2009

    This research is doing to know : (1) improving competencies on interpreting,

    reading and writing the symbol of fraction, to show the place of the fraction on

    numeral line and comparing to a simple fraction using the demonstration method. (2)

    to know the effectiveness in learning teaching related to competencies in studying and

    the number of student who are able to succeed in the last program.

    This research at SD. Kanisius Klepu Sendangmulyo, Minggir, Sleman,

    Yogyakarta. The object research is 34 of 36 pupils. We collect the datas from the first

    cycle and the second cycle. We analyze the data by using the average score of the

    class.

    The result of this research showing that : (1) improvements of improving

    competencies on interpreting, reading and writing the symbol of fraction, to show the

    place of the fraction on numeral line and comparing to a simple fraction in achieving

    average score in the beginning is 34,85% and the last score is 70,79%. (2) the are the

    effectivities in learning teaching process which are indicated on the studying

    compenencies by using the analyzing data on improving competencies. The

    successful students in the beginning is 0 and at the end is 20 pupils is 58,82% of the

    students target is 70%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis menghanturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa,

    dengan segala karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    PTK (Penelitian Tindakan Kelas ) ini. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah

    satu syarat menyelesaikan studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

    Keberhasilan penyususnan skripsi tidak lepas berkat bantuan, dukungan, dan

    bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturakan limpah terima kasih

    kepada :

    1. Bapak Drs. T Sarkim, M,Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

    Universitas Sanata Dharma.

    3. Bapak Drs. Fr. Kartika Budi,MPd., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan

    sabar, tekun, setia membimbing dan mendampingi penulisan proses penyususnan

    skripsi PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) ini.

    4. Bapak Drs. Thomas Sugiarto,, M.T., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

    membantu dan membimbing penulisan selama proses penyusunan skripsi ini.

    5. Bapak Kepala Sekolah SD Kanisius KLepu yang telah memberi kesempatan

    kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

    6. Para Bapak dan Ibu guru SD Kanisius Klepu yang memberikan dorongan dan

    membantu dalam saat proses penelitian berlangsung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi 

     

    7. Para Bruder Budi Mulia yang telah meberikan dorongan dan motivasi kepada

    penulis untuk menyelesaikan penyususnan skripsi ini.

    8. Bapak, simbok, kakak, dan adik yang selalu memberikan semangat dan bantuan

    kepada penulis.

    9. Teman – teman S1 PGSD sore yang telah memotivasi, dorongan, dan inspirasi

    bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) ini jauh dari

    sempurna. OLeh karena itu, sumbang saran dari pembaca, penulis harapkan.

    Akhirnya semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.

    Penulis

     

     

       

     

     

     

     

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii 

     

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………… iv

    HALAMAN MOTTO ………………………………………………… v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ….…………… vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………… vii

    ABSTRAK ……………………………………………………………. Viii

    ABSTRACT …………………………………………………………………….. ix

    KATA PENGANTAR ………………………………………………... x

    DAFTAR ISI …………………………………………………………. xii

    DAFTER TABEL …………………………………………………….. xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1

    B. Identivikasi Masalah ………………………………………. 4

    C. Rumusan Masalah …………………………………………. 5

    D. Batasan Pengertian ………………………………………… 5

    E. Tujuan Penelitian …………………………………………... 6

    F. Manfaat Penelitian …………………………………………. 7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii 

     

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori ……………………………………………….. 8

    B. Kerangka Berpikir …………………………………………. 25

    C. Rumusan Hipotesis ………………………………………... 27

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Rencana Tindakan………………………………………….. 28

    B. Peubah, Data, dan, Pengumpulan Data …………….…….. 33

    C. Penyusunan Instrumen ……………………………………. 34

    D. Analisis Data ……………………………………………… 37

    E. Efektivitas ………………………………………………… 38

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskrepsi Pelaksanaan ………………………………….. 40

    B. Deskrepsi Data …………………………………………... 47

    C. Analisis Data …………………………………………..…. 51

    D. Refleksi …………………………………………………... 53

    E. Pembahasan ………………………………………..……. 55

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ……………………………………….……. 60

    B. Saran – Saran …………………………………….……… 61

    Daftar Pustaka ………………………………………………………. 62 

     

     

     

     

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv 

     

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1 Indikator Keberhasilan Peningkatan Kemampuan …………. 38

    Tabel 2 Kriteria Peningkatan Efektivitas Dalam Hal Pencapaian Skor

    Rata – Rata Kelas …………………………………………… 39

    Tabel 3 Kriteria Efektivitas Dalam Hal Siswa yang Berhasil ……… 39

    Tabel 4 Destribusi Frekfensi Skor Siswa Siklus I …………………. 48

    Tabel 5 Distribusi Frekfensi Skor Siswa Siklus II …………………. 50

    Tabel 6 Peningkatan Awal, Siklus I, dan Siklus II ………………… 58

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Data Skor ………………………………………………… 64

    Lampiran 2 Silabus …………………………………………………… 66

    Lampiran 3 RPP………….…………………………………………… 70

    Lampiran 4 LKS ……………………………………………………… 80

    Lampiran 5 Kisi – Kisi………………………………………………… 91

    Lampiran 6 Ulangan – Ulangan ………………………………………. 100

    Lampiran 7 kunci jawaban ……………………………………………. 106

    Lampiran 8 Izin Penelitian …………………………………………… 109

     

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sebagaimana diketahui bahwa guru dalam dunia pendidikan merupakan

    pelaksana terdepan yang tidak dapat diabaikan keberadaannya. Guru dalam

    melakukan tugasnya berusaha mengembangkan kemampuannya demi

    meningkatkan kemampuan belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam proses

    belajar tidak tergantung dari guru saja, tetapi juga dipengaruhi dari berbagai

    faktor.

    Seperti diuraikan di atas, di samping proses pembelajaran, keberhasilan

    siswa dalam belajar sangat tergantung dari berbagai faktor. Faktor pertama yang

    mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor dari dalam, seperti bakat,

    motivasi, minat, dan kemampuan awal. Faktor kedua yaitu faktor dari luar siswa

    seperti guru, fasilitas belajar, teman belajar, lingkungan belajar, metode, dan

    media.

    Pendidikan bagi individu adalah kegiatan yang berlangsung sepanjang

    hidup. Setiap individu selalu berusaha mengembangkan kemampuannya untuk

    berinteraksi dengan lingkungannya. Siswa sewaktu masuk di suatu program

    pendidikan tidak berangkat dari nol. Mereka telah mempunyai pengalaman

    belajar dari kehidupan sebelumnya, maka mereka mempunyai perbedaan

    kemampuan awal. Perbedaan kemampuan awal siswa disebabkan oleh tingkat

    intelegensi yang berbeda, dan latar belakang keluarga yang berbeda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Peningkatan kemampuan siswa dalam belajar matematika sering

    meleset dari harapan. Harapan kita adalah siswa mampu menguasai ketrampilan

    dan pengetahuan yang disajikan dalam proses belajar, yaitu menguasai

    ketrampilan dan pengetahuan dalam pembelajaran matematika tentang pecahan

    sederhana. Menurut informasi guru SD Kasnisius Klepu bahwa dalam pelajaran

    matematika khususnya tentang pecahan sederhana masih rendah. Untuk

    membuktikan hal tersebut peneliti mengadakan tes awal. Kenyataannya bahwa

    memang betul kemampuan siswa SD. Kanisius Klepu masih rendah ditunjukkan

    dengan tidak berhasil memecahkan soal – soal pecahan sederhana yaitu siswa

    tidak mampu untuk menjawab dengan benar soal yang diujikan. Indikatornya

    adalah perolehan rata – tata skor dalam persen setelah diadakan tes awal sebesar

    34,85%. Mengapa itu terjadi ? Rendahnya pencapaian kemampuan belajar siswa

    dalam hal pecahan sederhana disebabkan oleh :

    1. Pemilihan metode yang tidak tepat oleh guru

    Guru sering memilih dan menggunaan metode yang tidak tepat. Guru

    cenderung hanya menggunakan satu metode yaitu metode ceramah. Guru

    biasanya mencari hal – hal yang praktis, dan mudahnya. Maka

    mengunakan metode ceramah dianggap tepat. Metode ceramah sudah

    akrab dengan guru, mudah, dan dianggap tidak perlu persiapan, serta biaya

    murah. Pemilihan metode ini dapat mempengaruhi kurangnya minat anak

    untuk mengikuti proses belajar yang disajikan oleh guru, dengan

    sendirinya kemampuan siswa tidak berkembang secara maksimal seperti

    yang kita harapkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2. Guru tidak memperhatikan tingkat perkembangan siswa didik

    Anak SD Berada pada tahap perkembangan kognitif kongkrit.

    Pembentukan pemahaman pengetahuan dibangun dari hal – hal yang nyata/

    kongkrit. Tetapi guru sering tidak memperhatikan hal tersebut dalam

    menyampaikan materi pembelajaran. Guru hanya berpusat bagaimana

    menyelesaikan materi sesuai dengan target waktu.

    3. Siswa menganggap pelajaran matematika sulit

    Para siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika itu menakutkan.

    Maka mereka mendengar saja sudah langsung antipati. Ketakutan siswa

    disebabkan karena asumsi bahwa pelajaran matematika sulit. Siswa yang

    memiliki pandangan tersebut dalam proses belajar akan mengalami

    kesulitan dan akhirnya semua yang diajarkan oleh guru tidak dapat

    dikuasai dengan baik.

    Pencapaian perkembangan kemampuan belajar matematika siswa juga

    dipengaruhi oleh penggunaan metode yang digunakan oleh guru. Guru yang

    berhubungan langsung dalam proses belajar, bertugas untuk membantu siswa

    memperoleh pengetahuan dan ketrampilan melalui proses belajar. Guru dalam

    menyampaikan materi pembelajaran menggunakan metode yang dipilih.

    Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan membuat siswa tertarik dan

    senang untuk mengikuti proses belajar yang disampaikan oleh guru, sehingga

    dapat mempertinggi tingkat kemampuan belajar siswa, khususnya pembelajaran

    matematika di Sekolah Dasar.

    Dalam penelitian ini peneliti tertarik meningkatkan kemampuan belajar

    pecahan sederhana siswa kelas III SD. Kanisius Klepu dengan menggunakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • metode demonstrasi. Peneliti memilih metode demonstrasi dikarenakan metode

    demonstrasi membuat siswa aktif dalam proses belajar. Metode demonstrasi

    melatih untuk memecahkan permasalahan dengan meragakan/ melakukan.

    Metode demonstrasi yang bertumpu pada keaktifan siswa melakukan kegiatan

    menumbuhkan rasa senang, dan akhirnya memotivasi siswa untuk belajar.

    Peningkatan kemampuan belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dengan tes

    awal dan tes akhir siklus yang dilakukan oleh guru setelah materi pembelajaran

    yang disampaikan selesai.

    B. Identifikasi masalah

    Dari pernyataan – pernyataan di atas peneliti mendapatkan gambaran

    permasalahan – permasalahan yang terdapat di kelas III SD, seperti :

    1. Kemampuan siswa berkembang tidak maksimal dalam pembelajaran

    pecahan sederhana khususnya tidak mampu menyelesaikan soal – soal tes

    dengan benar, sehingga perolehan skor rendah.

    2. Guru dalam pembelajaran hanya mengembangkan metode tertentu “

    ceramah,” sehingga siswa tidak termotivasi dan menyenangi pelajaran

    matematika khususnya pecahan sederhana.

    3. Siswa sebelumnya sudah memiliki asumsi bahwa pelajaran matematika itu

    sulit. Maka siswa dengan asumsi tersebut secara langsung atau tidak

    langsung menolak, dan tidak menyenangi pelajaran matematika.

    Dari semua kesulitan – kesulitan yang ada tidak semuanya dipecahkan oleh

    peneliti, tetapi peneliti tertarik menggunakan metode demonstrasi untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • meningkatkan kemampuan pembelajaran pecahan sederhana kelas III SD.

    Kanisius Klepu, dan tingkat efektivitasnya.

    C. Rumusan Masalah

    Masalah utama dalam penelitian ini adalah :

    Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan

    mengartikan, membaca, menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan

    pada garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana siswa kelas III SD.

    Kanisius Klepu dengan benar?

    Tetapi peneliti juga ingin mengetahui apakah pembelajaran dalam hal

    mengartikan, membaca menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan

    pada garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana dengan

    menggunakan metode demonstrasi siswa kelas III SD. Kanisius Klepu, efektif

    dalam hal (a) hasil belajar, dan (b) dalam hal siswa yang berhasil ?

    D. Batasan Pengertian

    Dari identifikasi permasalahan di atas dapat diketahui masalah –

    masalah yang ada, namun peneliti membatasi pengertian dalam penelitian,

    seperti :

    1. Pendekatan metode demonstrasi adalah proses pembelajaran yang

    mengutamakan menggunakan alat – alat peraga berupa:

    a. Bahan : buah – buahan ( apel, dan belimbing ), peralon, pejepit

    kertas, pengait, dan kertas lipat.

    b. Alat : gunting, pisau, penggaris,dan lem

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Bahan dan alat tersebut digunakan untuk memecahkan persoalan – persoalan

    yang dihadapi khususnya pada materi mengartikan, membaca, menulis

    lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan

    membandingkan pecahan sederhana

    2. Efektivitas penggunaan metode demonstrasi akan diukur dengan rata – rata

    skor yang diperoleh siswa dalam persen (%) setelah proses pembelajaran

    berakhir dan dilihat juga dari jumlah anak yang berhasil yaitu 60% pada

    siklus I dan 70% pada siklus II dari keseluruhan siswa yang berhasil dalam

    persen (%).

    3. Peneliti dalam penelitian ini tidak mengembangkan proses pembelajaran

    tematik, khususnya pembelajaran matematika pada materi mengartikan,

    membaca, menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada

    garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana di kelas III SD

    Kanisius Klepu, karena peneliti hanya ingin mengetahui pada masalah

    peningkatan kemampuan dan efektivitas pembelajaran, sehingga aspek lain

    tidak diperhatikan.

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan :

    1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan metode

    demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan dalam hal membaca,

    menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis

    bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana siswa kelas III SD

    Kanisius Klepu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2. Untuk mengetahui apakah pembelajaran membaca, menulis lambang

    pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan

    membandingkan pecahan sederhana siswa kelas III SD Kanisius Klepu

    dengan menggunakan metode domontrasi efektif dalam hal ( a) hasil

    kemampuan belajar, dan (b) jumlah siswa yang berhasil.

    F. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dapat memberikan

    manfaat bagi semua pihak, seperti di bawah ini :

    1. Terutama bagi guru matematika kelas III SD, sebagai pertimbangan

    dalam mengelola, dan merencanakan proses belajar matematika.

    2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan masukkan cara

    belajar. Dengan demikian siswa dapat memilih cara – cara belajar yang

    efektif demi meningkatkan cara belajarnya.

    3. Bagi lembaga pendidikan tinggi Prodi PGSD, diharapkan dari hasil

    penelitian ini sebagai motivator bagi mahasiswa lain untuk

    mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi, sehingga nantinya dapat

    bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran di Sekolah Dasar

    umumnya.

    4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan

    gambaran yang jelas akan fakta, terutama yang berkaitan dengan

    penerapan strategi belajar – mengajar yang menggunakan metode

    demonstrasi pada pengajaran matematika di Sekolah Dasar kelas III.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Belajar dan mengajar

    Pendidikan merupakan sarana membentuk kesatuan bangsa,

    meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi, mengembangkan pengetahuan,

    teknologi, dan membentuk karakter bangsa Indonesia. Pendidikan bagi

    bangsa Indonesia membawa kemajuan disemua aspek kehidupan

    masyarakat. Dengan pendidikan yang diselenggarakan oleh bangsa

    Indonesia menjadikan bangsa kita sejajar dengan bangsa lain dan tidak kalah

    penting menjadikan bangsa yang modern, memiliki kepribadian yang

    tangguh dan unggul.

    Pendidikan adalah salah satu pilar utama dari suatu bangsa.

    Bangsa yang tidak memiliki pendidikan yang baik tidak akan berdiri kokoh

    dan sejajar dengan bangsa lain dalam pengembangan pengetahuan dan

    teknologi. Bangsa yang maju adalah bangsa yang menguasai pengetahuan,

    dan teknologi modern. Pengembangan iptek akan memacu tercapainya

    bangsa yang makmur, sejahtera, dan berdiri sejajar dengan bangsa lain.

    Tercapainya hal tersebut memerlukan pendidikan yang berkualitas.

    Ciri – ciri pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang

    berorentasi masa depan. Kualitas pendidikan merupakan tanggungjawab dari

    seluruh elemen bangsa Indonesia, tetapi yang secara langsung

    bersinggungan adalah guru. Para guru yang berkecimpung dalam dunia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • pendidikan dituntut untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan.

    Para guru dengan berbekal semangat, potensi, dan dedikasi berkewajiban

    mengembangkan dan memajukan pendidikan yang dicita – citakan oleh

    bangsa Indonesia. Guru yang memiliki dedikasi dan profesionalisme akan

    membawa pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya berorentasi ke masa

    depan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru adalah meningkatkan

    mutu pembelajaran. Para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan

    dengan meningkatkan mutu pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

    yang bervariasi baik metode maupun media pembelajaran.

    Pendidikan tidak lepas dari proses pengajaran. Proses pengajaran

    di dalamnya terdapat proses belajar. Proses belajar memegang peran yang

    sangat vital Seperti uraian di atas bahwa mengajar adalah proses

    pembimbingan kegiatan yang disebut kegiatan belajar. Bagi para guru sangat

    penting memahami tentang proses belajar, supaya para guru mempu

    memberikan bimbingan dan penyediaan lingkungan belajar yang tepat serta

    bervariasi bagi para siswa. Belajar dan pengajaran oleh para ahli ditafsirkan

    dan dirumuskan seperti berikut :

    a. Pengertian Belajar (Oemar Hamalik, 2008 : 31 )

    1) Belajar adalah memperoleh pengetahuan dengan latihan – latihan

    pembentukan kebiasaan secara otomatis dan terus - menerus.

    2) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

    pengalaman. Belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan

    bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10 

    juga memahami, dan mengalami. Hasil belajar bukan suatu

    penguasaan hasil latihan tetapi pengubahan perilaku.

    3) Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu memlalui

    interaksi dengan lingkungan.

    b. Belajar adalah Proses

    Belajar merupakan proses bukan tujuan. Belajar

    mengutamakan langkah – langkah tertentu atau prosesdur – prosedur

    yang ditempuh supaya seseorang yang melakukan kegiatan belajar

    mengalami, dan akhirnya memiliki ketrampilan – ketrampilan yang

    dilatihkan. Dengan bekal ketrampilan – ketrampilan yang diperoleh

    seseorang yang mengalami kegiatan belajar mampu untuk menggunakan

    ketrampilan itu untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

    c. Belajar dengan Jalan Mengalami

    Pengalaman diperoleh dari interaksi antara individu dengan

    individu, dan antara individu dengan lingkungan. Pengalaman adalah

    sumber pengetahuan, dan ketrampilan bersifat pendidikan ( untuk

    mendapatkan perlu proses belajar ). Pengalaman pendidikan bersifat

    interaktif dan terus – menerus ( Hamalik Oemar, 2008 : 27 – 28 ).

    d. Ciri – Ciri Belajar

    Willian Burton menyimpulkan dan diuraikan oleh Hamalik

    Oemar, 2008: 31, sebagai berikut :

    1) Proses belajar ialah pengalaman , berbuat, mereaksi, dan

    melampaui (under going).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11 

    2) Berproses melalui bermacam – macam pengalaman, dan mata

    pelajaran – mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan

    tertentu.

    3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan

    siswa.

    4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa

    sendiri yang mendorong motivasi yang secara terus – menerus.

    5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heriditas dan

    lingkungan.

    6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi

    oleh perbedaan – perbedaan individu setiap siswa.

    7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman –

    pengalaman dan hasil – hasil yang dinginkan sesuai dengan

    kematangan siswa.

    8) Proses belajar yang terbaik apabila siswa mengetahui status dan

    kemajuannya.

    9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai

    prosesdur.

    10) Hasil – hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain,

    tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.

    11) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan

    yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12 

    12) Hasil – hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai,

    pengertian – pengertian, sikap – sikap, apresiasi, abilitas, dan

    ketrampilan.

    13) Hasil – hasil belajar diterima oleh murid apabila memberikan

    kepuasan sebagai pemenuhan kebutuhan, berguna dan bermakna

    baginya.

    14) Hasil – hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian

    pengalaman – pengalaman yang dapat dipersamakan dengan

    pertimbangan yang baik.

    15) Hasil – hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi

    kepribadian dengan kecepatan yang berbeda – beda.

    16) Hasil – hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks

    dan dapat berubah – ubah ( adaptebel ).

    2. Pengertian Pengajaran

    Pengajaran sama maksudnya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan

    mengajar terdapat proses belajar dan mengajar. Maka di bawah ini

    merupakan pengertian mengajar menurut Oemar Hamalik,(2008, 44 – 49) :

    a. Mengajar merupakan kegiatan yang berlangsung untuk menyampaikan

    pengetahuan kepada siswa. Kegiatan tersebut disampaikan oleh orang

    dewasa khususnya yang tergabung dalam lembaga pendidikan ( guru ).

    Tugas orang dewasa khususnya yang ada di dalam lembaga pendidikan

    mempersiapkan siswa supaya dapat menghadapi kehidupan di masa

    yang akan datang. Mereka dalam menyampaikan pengetahuan

    dilasanakan dengan metode yang dipilih dan dianggap tepat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13 

    b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda

    melalui lembaga pendidikan sekolah. Lembaga pendidikan sekolah

    memiliki kewajiban untuk menyampaikan pengetahuan, ketrampilan,

    dan budaya yang ada dan dihidupi oleh masyarakat. Maka siswa

    diharapkan setelah proses belajar – mengajar memiliki pengetahuan, dan

    ketrampilan yang memadahi, serta kepribadian sesuai dengan harapan

    masyarakat.

    c. Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga

    menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Sekolah sebagai lembaga

    pendidikan menyiapkan lingkungan yang dibutuhkan, terutama

    lingkungan sosial. Sekolah dalam hal ini yang menyiapkan program

    belajar, bahan pembelajaran, metode, dan media. Maka sekolah

    menyiapkan kesediaan guru, suasana kelas, kelompok siswa, dan

    lingkungan sekolah menjadi lingkungan belajar yang bermakna, bagi

    perkembangan siswa.

    d. Mengajar adalah memberi bimbingan balajar kepada siswa.

    e. Mengajar adalah suatu proses membantu siswa untuk menghadapi dan

    memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari –

    hari.

    Peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen nasional di masa

    sekarang maupun masa datang. Dalam pendidikan peran seorang guru

    sangat penting. Usaha meningkatkan mutu pendidikan pertama – tama

    yang harus diperhatikan adalah mutu guru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14 

    3. Pendekatan Mengajar dan Belajar dengan Metode Demonstrasi

    a. Metode Demonstrasi

    Keberhasilan belajar ditentukan oleh bagaimana guru

    menggunakan metode yang bervariasi. Dalam penelitian ini, peneliti

    memilih dan menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi

    yang dilaksanakn oleh peneliti memberikan kesempatan bagi para siswa

    belajar secara aktif dengan meragakan alat – alat peraga untuk

    memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari – hari yang berkaitan

    dengan pelajaran matematika. Metode demonstrasi memberikan peluang

    secara luas bagi siswa mempraktekan alat kerja sesuai dengan aturan

    tertentu. Metode demonstrasi mengantarkan anak untuk mendapatkan

    pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan baru. Metode demonstrasi

    dapat mengondisikan siswa menyenangi materi pembelajaran yang

    disampaikan oleh guru, sehingga para siswa secara bertahap akan

    meningkat pristasi belajarnya.

    Kata “ Demonstrasi “ berarti unjuk rasa, unjuk pikiran, dan unjuk

    ketrampilan dalam bentuk fisik. Kita sering melihat peragaan – peragaan

    yang dilakukan oleh perseorangan, misalnya kalau kita melakukan

    perjalanan menggunakan alat transportasi laut maupun udara, sebelum

    berangkat ada seorang demonstrasi muncul untuk meragakan bagaimana

    menggunakan pelampung dan menggunakan masker tabung gas. Dalam

    acara – acara televisi sering kita juga dipertontonkan acara seperti demo

    masak, beladiri, dan dalam kehidupan sehari – hari masih banyak lagi

    menyaksikan hal serupa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15 

    “ Singkat kata “ demonstrasi “sama dengan meragakan. Metode

    demonstrasi adalah salah satu motode mengajar yang

    memberikan kesempatan kepada para siswanya untuk

    mengembangkan ketrampilan menggunakan alat kerja

    berdasarkan prinsip tertentu (Wens Tanlain, 2006:49)”.

    b. Dasar Pemilihan Metode Demonstrasi

    1) Tujuan mengajar adalah menjadikan siswa terampil mengoperasikan

    suatu alat kerja berdasarkan prinsip tertentu.

    2) Bahan ajar mencakup informasi, konsep, prinsip, dan ketrampilan

    menerapkan prinsip pada alat kerja tertentu.

    3) Melalui proses latihan pengamatan siswa memahami bagaimana suatu

    terjadi atau berlangsung dan apa yang harus dilakukan.

    4) Melalui latihan siswa menjadi terampil mengunakan alat kerja.

    5) Jumlah siswa antara 3 – 10 orang. Bila kelas besar, maka harus dibagi

    menjadi kelompok – kelompok kecil.

    6) Guru mewujudkan : “makna” belajar mengajar dan meningkatkan

    peran aktif siswa dalam seluruh tahap pembelajaran.

    c. Persiapan Mengajar

    1) Tentukan bahan ajar : prinsip kerja dan alat kerja yang ada kaitannya

    dengan kehidupan sehari – hari.

    2) Tentukan alat – alat kerja, bahan – bahan yang dibutuhkan, dan

    kelompok siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16 

    3) Tugas siswa untuk mempelajari bahan ajar terutama mempersiapkan

    alat dan bahan yang akan digunakan besama oleh tiap kelompok

    siswa.

    4) Guru menyiapkan tempat dan prosedur kerja.

    4. Kemampuan Belajar Matematika

    Kemampuan belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat

    diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung terjadi dalam diri

    seseorang yang diakibatkan dari pengalaman belajar. Kemampuan belajar

    secara langsung dapat kita ketahui dari perubahan yang dialami setelah

    seseorang mengalami proses belajar. Perubahan kemampuan dapat dilihat

    dari tidak bisa menjadi terampil, dan dari tidak tahu menjadi tahu.

    Pengukuran kemampuan dapat diketahui dengan kegiatan guru yang disebut

    evaluasi. Para guru untuk mengetahui perkembangan dan tingkat

    pengetahuan siswa yang telah mengalami proses belajar dengan soal – soal

    latihan ataupun ulangan harian. Dari kegiatan evaluasi ini guru mendapatkan

    data kemajuan siswa yang berupa lambang, angka (skor). Peningkatan

    kemampuan juga dapat diketahui dari perubahan – perubahan tingkah laku

    anak didik.

    Dalam mengetahui perubahan kemampuan yang terjadi akibat dari

    proses belajar menurut Oemar Hamalik ( 2008 : 145 – 148 ) terdapat tiga

    istilah yaitu :

    a. Pengukuran ( measurement )

    Pengukuran yang dilakukan adalah mengumpulan data deskriptif

    tentang produk siswa, tingkah laku yang sesuai dengan standar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17 

    kemampuan ataupun norma. Aplikasi teknik – teknik pengukuran

    dipusatkan pada dua jenis, yaitu : pengukuran norma dan pengukuran

    kreteria.

    b. Assessment

    Assessment adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

    mengukur kemampuan belajar sebagai hasil dari suatu program

    instruksional. Rumus dirancang untuk mengukur kemampuan belajar

    sebagai hasil dari suatu program instruksional. yang diperoleh dari tes,

    maupun pengamatan perbuatan.

    c. Evaluasi

    Evaluasi menurut Kourilski adalah : tindakan untuk menetapkan

    derajat penguasaan atribut tertentu oleh individu atau kelompok.

    Evaluasi pada umumnya dipusatkan kepada anak didik (siswa). Evaluasi

    bertujuan untuk memperbaiki pengajaran dan penguasaan materi

    tertentu di dalam kelas. Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang

    dirancang untuk mengukur keefektivan sistem mengajar/ belajar sebagai

    proses menyeluruh.

    Syaifuddin Azwar ( 1996 : 9 ) menyatakan bahwa tes kemampuan

    belajar merupakan salah satu alat ukur di bidang pendidikan yang sangat

    penting artinya. Tes kemampuan belajar salah satu yang digunakan sebagai

    sumber impormasi yang dapat untuk mempertimbangkan dalam mengambil

    keputusan dalam kegiatan formal di kelas. Tes kemampuan belajar dapat

    berbentuk ulangan – ulangan harian, ulangan blok, ulangan umum, dan juga

    ujian masuk perguruan tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18 

    Fungsi tes untuk mengetahui kemampuan belajar siswa,

    ketercapaian kemampuan dapat diketahui sebagai indikator kualitas dan

    kuantitas pengetahuan yang dikuasai oleh anak didik, seperti berberikut :

    1) Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

    2) Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.

    3) Sebagai bahan indikator intern untuk intitusi dan ekstern anak didik di

    masyarakat.

    4) Sebagai indikator terhadap daya serap anak didik.

    Syafuddin Azawar ( 1996 : 63 ) menyatakan bahwa tes

    kemampuan yang paling penting dan berguna adalah aspek kognitif.

    Kemampuan belajar yang dimaksud di atas adalah hasil konkrit tes

    kemampuan belajar siswa yang dicapai setelah proses belajar dari segi

    kognitif, yaitu : ingatan, pemahaman, dan penerapan pelajaran matematika

    secara tertulis. Kemampuan belajar siswa yang diperoleh dipengaruhi oleh

    dua faktor yaitu :

    1) Faktor intern ( faktor yang berasal dari dalam individu )

    Faktor intern itu antara lain bakat, minat, cara belajar, dan kemampuan

    awal.

    2) Faktor Ekstern ( faktor yang berasal dari luar individu )

    Foktor – faktor yang termasuk dalam faktor ekstern itu, seperti : guru,

    metode pembelajaran, sarana – prasarana, media, dan lingkungan. Faktor

    – Foktor tersebut dapat mendukung pencapaian kemampuan belajar siswa

    atau sebaliknya dapat sebagai penghambat pencapaian kemampuan

    belajar siswa. Misal seorang guru tidak dapat memilih metode

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19 

    pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran

    menyebabkan siswa mudah menjadi bosan (tidak tertarik ) akibatnya

    kemampuan belajar siswa menurun.

    Kemampuan belajar matematika siswa dapat diukur. Salah

    satunya dengan tes. Tes adalah kumpulan pertanyaan yang harus dijawab

    oleh siswa. Pertanyaan tes atau tugas – tugas dari guru, dipilih oleh guru.

    Siswa dalam hal ini diuji dan di tes sebagai sarana untuk mengukur aspek

    akademik dan perubahan perilaku. Kemampuan belajar siswa diukur dan

    hasilnya digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi

    pembelajaran.

    Syarat – syarat dalam menyusun tes kemampuan belajar

    matematika yang baik meliputi :

    1) Valid artinya saol tes mengukur apa yang seharusnya diukur.

    Misalnya tes matematika harus benar – benar mengukur tentang

    kepandaian anak dalam mata pelajaran matematika.

    2) Reliabelitas ( ajeg/tetap ) artinya tes yang diadakan memiliki keajegan

    hasil.

    3) Berkualitas

    Kualitas dapat ditinjau dari materi, kunstruksi, dan bahasa.

    4) Obyektif

    Hasil penelitian tidak tergantung pada subyek peneliti.

    5) Disminatif

    Dapat melacak perbedaan – perbedaan terkecil.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20 

    6) Komprehensif

    Mencakup segala persoalan yang harus diteliti.

    Tes kemampuan belajar matematika disusun mencakup aspek

    pengetahuan ( kognitif ), sikap (afektif ), dan ketrampilan ( psikomotorik ).

    Pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan matematika siswa diperlukan

    untuk menjawab soal – soal matematika. Dalam hal ini kemampuan belajar

    siswa dibatasi pada aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan, karena

    tingkat kemampuan siswa masih berkisar pada aspek pengetahuan (kognitif).

    5. Matematika

    Matematika digolongkan ke dalam ilmu pasti. Matematika

    berkaitan dengan kosep suatu hal, dan proses yang melibatkan ketrampilan

    menghitung, mengalikan, membagi, dan lain – lain. Matematika

    mempelajari pola – pola dan hubungan sebab terutama untuk mencari

    keseragaman ( pengelompokan ) seperti keurutan ( deret hitung ) dan

    keterkaitannya. Matematika merupakan konsep – konsep tertentu atau model

    – model tertentu yang merupakan repersentasinya. Dari hubungan konsep –

    konsep ataupun model – model digeneralisasikan dengan mencari

    pembuktian kebenaran secara dikduktif (Ruseffedi, 1993 :46).

    a. Pecahan

    1) Pengertian Pecahan

    Pecahan dalam keseharian adalah suatu bagian yang terjadi

    yang diakibatkan suatu benda disengaja ataupun tidak disengaja

    terbagi. Pembagian suatu daerah tersebut akan sulit kita

    mengukurnya dari suatu daerah benda yang jatuh dan pecah. Benda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21 

    yang jatuh dan pecah tidak memiliki daerah yang terbagi – bagi sama

    luasnya/ bagiannya. Bilangan pecahan membagi suatu daerah

    menjadi sejumlah daerah bagiannya sama besar/ luas. Jika satu

    daerah dibagi menjadi empat bagian sama besar, maka setiap bagian

    memiliki luas yang sama.

    Luas bagian yang diaksir di atas , daerah yang tidak diaksir ,

    makna adalah bagian dari luas daerah seluruhnya. Secara umum

    bentuk pecahan adalah disebut pecahan dengan a dan b bilangan

    cacah dan a ≠ b, b≠ 0. Bilangan pecahan a disebut dengan

    pembilang, dan b disebut penyebut.

    Contah :

    Ibu memiliki sebatang coklat. Ibu membaginya kepada 3 anaknya.

    Masing -masing anaknya mendapatkan bagian yang sama. Masing -

    masing anaknya akan mendapatkan bagian dari keseluruh.

    1  2  3 

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22 

    2) Pecahan Ekuivalen

    Bilanganan pecahan senilai atau ekuivalen adalah 2 bilangan

    pecahan yang memiliki luas daerah yang sama. Contoh

    bilangan pecahan yang ekuivalen seperti :

          

    3) Pecahan paling sederhana ( pecahan murni )

    Bilangan pecahan sederhana ( pecahan murni ) adalah

    bilangan yang dapat dinyatakan dengan , a dan b bilangan bulat, b ≠

    0, a < b, dan a,b tidak memiliki faktor persekutuan. Bilangan itu

    seperti :

    • Bilangan pecahan sederhana ( pecahan murni )

    Contoh :

    Bilangan 3 dan 7 tidak memiliki faktor persekutuan

    • Bilangan pecahan bukan bilangan sederhana

    tidak merupakan bilangan pecahan sederhana ( bilangan murni)

    karena bilangan 8 memiliki faktor 4.

    6. Efektivitas

    a. Pengertian Efektif

    Efektivitas secarah harafiah diartikan pengaruh yang

    menyebabkan suatu hal menjadi tepat guna. Dalam keseharian kita sering

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23 

    mendengar kata “belajar yang giat “, “ belajar pangkal pandai”, dan lain

    sebagainya. Belajar sering diartikan sempit yaitu hanya sebatas membaca

    buku. Arti secara luas belajar adalah proses interaksi diri yang melibatkan

    fisik, psikis, dan lingkungan untuk mencapai tujuan, yaitu adanya

    kemajuan baik bersifat kognitif ( pengetahuan ), afektif ( sikap ), dan

    psikomotorik ( perilaku). Untuk lebih mempermudah pengertian efektif

    maka dengan contoh berikut : Anton seorang pelajar SD pergi ke sekolah

    naik sepeda. Pada waktu pulang sekolah ban sepedanya bocor. Ia

    kemudian membawanya ke bengkel sepeda terdekat. Ia melihat tukang

    tambal ban sepeda itu menggunakan peralatan untuk menambal ban

    sepedanya. Tidak telalu lama Anto menunggu, tukang tambal ban itu

    menyelesaikannya. Ia segera pulang. Dengan melihat cara kerja tukang

    tabal ban sepeda itu Anton memiliki pengalaman bagaimana cara

    menambal ban. Suatu hari ban sepedanya bocor lagi. Anton menambal

    ban sepedanya sendiri dengan bekal dari pengalaman melihat tukang

    tambal ban sepeda tersebut. Ia praktek secara langsung menggunakan

    peralatan yang dimiliki di rumah untuk memambal ban sepedanya.

    Ternyata ia dapat menyelesaikannya. Dari contoh tersebut di atas

    menunjukkan tukang tambal ban yang bekerja dengan efektif

    (menggunakan peralatan secara tepat guna ) dan juga terdapat proses

    pembelajaran yang efektif yaitu, Anton secara tidak langsung belajar

    bagaimana menggunakan peralatan menambal ban sepeda. Proses

    pembelajaran ini secara tidak langsung juga merupakan pembelajaran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24 

    yang efektif, maka di bawah ini bagaimana sebuah pembelajaran yang

    efektif.

    b. Pembelajaran yang Efektif

    Pembelajaran yang efektif ditentukan oleh bagaimana guru

    mengatur dan memilih strategi pembelajaran. Guru yang dapat memilih

    strategi, pengunaan metode, dan prasarana yang tepat akan membantu

    siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Belajar yang efektif

    sangat cocok bila guru ingin melakukan hal tersebut, seperti di bawah ini

    ( Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, 117 – 118 ):

    1) Memberikan peserta didik belajar berpikir dari sudut pandang suatu

    subyek bahasan dengan memberi mereka praktek berpikir.

    2) Membantu peserta didik untuk mengevaluasi logika serta bukti –

    bukti bagi posisi dirinya atau posisi yang lainnya.

    3) Memberikan kesempatan peserta didik untuk memformulasikan

    penerapan sustu prinsip.

    4) Membantu peserta didik memahami suatu problem dan

    mepormulasikannya dengan menggunakan informasi dari bacaan

    atau ceramah.

    5) Menggunakan bahan – bahan dari anggota lain dalam kelompok.

    6) Memperoleh penerimaan bagi informasi atau kepercayaan peserta

    didik terdahulu.

    7) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih lanjut.

    8) Memperoleh imbal – balik yang cepat tentang seberapa jauh suatu

    tujuan tercapai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25 

    Prinsip pembelajaran efektivitas dan efektivitas adalah

    pembelajaran yang menggunakan waktu yang cukup dan membuahkan

    hasil, secara tepat, cermat, dan optimal. Pembelajar yang dimaksud

    adalah ( Ahmad Rohani, 20) :

    1) mencapai tujuan instruksional

    2) memberikan suatu yang berharga bagi siswa

    3) berhasil guna bagi peserta didik

    B. Kerangka Berpikir

    Setiap sistem pendidikan apakah itu pendidikan dasar, pendidikan

    menengah, maupun pendidikan tinggi terdiri dari input, proses, dan output

    sebagai bagian sub sistem. Bila dibandingkan dengan tingkat – tingkat

    pendidikan menengah dan tinggi, siswa sekolah dasar kemandiriannya masih

    rendah. Maka kopentensi dan peranan guru sangat diperlukan dalam proses

    belajar mengajar. Guru dalam hal ini diharapkan menggunakan metode yang

    tepat dalam proses pembelajaran akan mempertinggi kemampuan belajar.

    Guru perlu memperhatikan minat belajar siswa dalam mengembangkan

    dan menyampaikan materi pembalajaran. Usaha – usaha yang dapat dilakukan

    guru untuk mengembangkan dan menumbuhkan minat belajar siswa melalui

    interaksi produktif yang memungkinkan seorang peserta didik meningkat dalam

    kemampuan belajarnya. Peserta didik yang memiliki minat merupakan kekuatan

    dalam dirinya untuk memusatkan perhatian, pikiran pada obyek ataupun aktifitas

    tertentu. Obyek ataupun aktifitas merupakan pilihan anak didik. Bila obyek

    ataupun aktifitas menjadi pilihan anak didik, anak didik menjadi senang,

    sehingga tumbuh minat terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26 

    Anak didik yang memiliki minat terhadap obyek tertentu pada umumnya akan

    menumbuhkan motivasi dan mempertinggi perhatian. Hal ini disebabkan oleh

    adanya usaha yang giat berdasarkan dorongan maupun keinginan.

    Siswa akan berminat dengan mengikuti pembelajaran yang menarik

    dengan pengunaan metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi akan

    mepengaruhi keberhasilan proses belajar matematika khususnya dalam hal

    materi pecahan sederhana tentang mengartikan, membaca, menulis lambang

    pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingkan

    pecahan sederhana. Metode demonstrasi mengikutkan secara aktif siswa secara

    langsung dalam proses pembelajaran sehingga siwa dengan pengalaman itu

    memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang berarti. Metode yang

    digunakan oleh guru berpengaruh besar meningkatkan kemampuan belajar

    matematika siswa.

    Peneliti mengadakan penelitian tentang kemampuan pembelajaran siswa

    kelas III dengan menggunakan metode demonstrasi terbimbing klasikal dan

    mandiri dalam pembelajaran matematika dengan pokok bahasan pecahan

    sederhana tentang mengartikan, membaca, menulis lambang pecahan,

    menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingkan pecahan

    sederhana.

    Peneliti juga ingin mengetahui tingkat keefetivitas pembelajaran dengan

    mengunakan metode demonstrasi yang akan diukur dengan hasil skor rata – rata

    kelas dan jumlah siswa yang berhasil mencapai target yang ditentukan oleh

    peneliti dari keseluruhan siswa dalam persen (%). Umumnya pembelajaran yang

    efektif dinyatakan dengan tingkat ketuntasan penguasaan materi dalam skor rata

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27 

    – rata kelas dan jumlah siswa yang mencapai target skor tertentu dari seluruh

    siswa yang ditetapkan pada akhir pembelajaran 100%. Peneliti menyakini

    mampu mencapai ketutasan materi dan jumlah siswa yang mencapai target akhir

    skor 70% dari keseluruhan siswa 100%, tetapi karena peneliti melaksanakan

    penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir memiliki keterbatasan seperti :

    1. keterbatasan waktu

    2. tidak mengetahui keadaan siswa yang sebenarnya

    3. kolaborasi dengan guru kelas

    4. dan lain halnya.

    Maka peneliti menetapkan pencapaian minimal ketuntasaan 70% dari 100%

    seharusnya yaitu ketentusan penguasaan materi yang diukur dengan skor rata –

    rata kelas dalam persen (%) dan ketuntasan jumlah siswa yang berhasil mencapai

    target skor 70% pada akhir siklus II dari jumlah siswa seluruhnya.

    C. Perumusan Hipotesis

    Hipotesis dalam penelitian ini hanya pada masalah utaman yang dirumuskan

    sebagai berikut :

    1. Metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan mengartikan

    membaca, menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada

    garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana siswa kelas III

    SD. Kanisius Klepu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28 

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rencana Tindakan

    1. Seting Penelitian

    Peneliti memilih tempat penelitian di SD Kanisius Klepu, Sendang-

    mulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Subyek yang akan diteliti adalah siswa

    kelas III SD. Kanisius Klepu. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada tahun

    ajaran 2008/2009, semester II. Lama penelitian direncanakan selama 3 minggu,

    terdiri dari 2 siklus. Siklus 1, direncanakan 3 kali pertemuan, dan setiap

    pertemuan dua jam pelajaran. Siklus ke 2, direncanakan 2 kali pertemuan,

    setiap pertemuan dua jam pelajaran. Setiap siklus akan diakhiri dengan evaluasi

    (ulangan harian ). Waktu yang digunakan setiap evaluasi 2 jam pelajaran.

    2. Rencana Tindakan

    Peneliti dalam penelitian ini merencanakan tindakan dalam

    meningkatkan kemampuan pembelajaran pecahan sederhana kelas III SD.

    Kanisius Klepu akan dilaksanakan 2 siklus. Siklus pertama dengan

    mengunakan metode demonstrasi terbimbing klasikal, dan siklus kedua dengan

    metode demonstrasi mandiri, serta setiap akhir siklus diadakan evaluasi

    a. Siklus I

    Siklus pertama ditekankan pada pembelajaran yang mengunakan

    metode demonstrasi terbimbing klasikal. Siklus pertama terutama pelajaran

    pecahan sederhana : mengenal arti pecahan, membaca pecahan, menulis

    lambang pecahan, dan menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, serta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29 

    membandingkan pecahan. Siklus pertama akan dilakukan 3 kali pertemuan

    dengan langkah sebagai berikut :

    1) Rencana tindakan siklus I

    a) Guru menyiapakan peralatan yang akan digunakan untuk

    melakukan demonstrasi terbimbing klasikal ( buah – buahan, kertas,

    dan pisau )

    b) Guru memanggil siswa yang akan membantu dalam demonstrasi

    terbimbing klasikal.

    c) Guru dan siswa melakukan demonstrasi untuk menjelaskan

    pengertian pecahan.

    d) Guru membagikan LKS kepada para siswa.

    e) Guru memberikan penjelasan pengerjaan LKS

    f) Siswa mengerjakan LKS meteri pecahan sederhana dalam hal

    mengartikan membaca menulis lambing pecahan, menunjukkan

    letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingka pecahan

    sderhana.

    g) Guru mengamati siswa pada waktu mengerjakan LKS

    h) Siklus I diakhir dengan evaluasi

    2) Pelaksanaan

    Peneliti akan merealisasikan rencana pada butir (a) dalam proses

    pengajaran di kelas III SD. Kanisius Klepu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30 

    3) Observasi

    Peneliti merencanakan observasi yang akan dilakukan pada

    siklus I, yaitu keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sebagai

    berikut :

    a) Siswa terlibat secara aktif dalam proses demonstrasi.

    b) Keselamat siswa dalam proses demonstrasi yang menggunakan

    pisau, gunting, dan karter.

    c) Siswa menggunakan alat dan bahan dengan benar.

    d) Kelancaran proses pembelajaran dengan metode demonstrasi.

    e) Kesulitan siswa dalam mengikuti pemembelajaran yang

    menggunkan metode demonstrasi.

    4) Refleksi dan kesimpulan

    Rencana refleksi dan kesimpulan akan dilaksanakana dalam

    siklus I :

    a) Guru mengabsen siswa.

    b) Guru mengamati jalannya demonstrasi terbimbing klasikal pada siklus

    I.

    c) Mengambil data hasil dari kemampuan siswa pada siklus I

    d) Membandingkan skor rata – rata kelas siklus I dengan keadaan awal

    e) Membandingkan skor rata – rata kelas dengan target siklus I dan target

    akhir

    f) Menentukan keefektivitasan pembelajaran yang menggunakan metode

    demonstrasi dengan skor rata – rata kelas dengan kreteria efektivitas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31 

    dari tabel 2 halaman 39, yang mengacu pada tebel kreteria dari dosen

    pada saat matakuliah PTK ( Kartika Budi )

    g) Menentukan keefektivitasan pembelajarn yang menggunakan metode

    demonstrasi dengan membandingkan siswa yang berhasil pada siklus

    I dari keseluruhan siswa yang dibandingkan dengan kreteria tabel 3

    halaman 39.

    h) Mengambil keputusan apakah siklus dilanjutkan atau dihentikan.

    b. Siklus II

    Siklus ke 2 direncanakan 2 kali pertemuan 4 JP. Pada pertemuan

    ini akan menekankan demonstrasi mandiri yang dilakukan oleh siswa dalam

    kelopok – kelompok kecil. Materi mengenal arti pecahan, membaca

    pecahan, menulis lambang pecahan, dan menunjukkan letak pecahan pada

    garis bilangan, membandingkan dengan langkah - langkah sebagai berikut :

    1) Rencana tindakan siklus II

    a) Guru mengabsen siswa.

    b) Guru menyiapkan peralatan yang digunakan dalam demonstrasi

    mandiri ( kertas, gunting, dan lem )

    c) Guru menjelaskan penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar.

    d) Guru membagi setiap dua meja menjadi satu kelompok ( 4 anak )

    e) Guru membagikan kertas, gunting, dan lim ke setiap kelompok

    masing - masing dalam jumlah yang sama.

    f) Guru menjelaskan bagaimana mengerjakan LKS.

    g) Siswa mengerjakan LKS meteri pecahan sederhana dalam hal

    mengartikan membaca menulis lambing pecahan, menunjukkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32 

    letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingka pecahan

    sderhana.

    h) Guru mengamati demonstrasi yang berlangsung dikelompok –

    kelompok.

    i) Siklus II diakhir dengan evaluasi

    2) Pelaksanaan

    Peneliti merealisasikan rencana pada butir (a) pada siklus II dalam

    proses belajar mengajar di kelas III SD. Kanisius Klepu

    3) Oservasi

    Peneliti merencanakan oservasi yang akan dilakukan pada

    siklus II, terutama keterlibatan siswa dalam kelompok –kelompok,

    sebagai berikut :

    a) Jalanya demonstrasi mandiri dalam kelompok

    b) Penggunaan bahan dan alat dengan benar dalam kelompok

    c) Keamanan siswa menggunakan peralatan seperti gunting, karter,

    dan pisau

    d) Kelancaran demonstrasi dalam kelompok

    e) Kerjasama delam kelompok

    f) Kesulitan yang terjadi di kelompok - kelompok

    4) Refleksi dan kesimpulan

    a) Guru mengamati jalannya demonstrasi mandiri pada siklus II

    b) Mengambil data hasil dari kemampuan siswa pada siklus II

    c) Membandingkan skor rata – rata kelas sikus II dengan siklus I, dan

    target akhir

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33 

    d) Mengamati keefektivitasan pembelajarn dengan menggunakan

    demonstrasi mandiri dengan menggunakan skor rata – rata kelas

    dengan kreteria efektivitas dari tabel 2 halaman 39, mengacu pada

    tebel kreteria yang dipakai oleh dosen pada kuliah PTK (Kartika

    Budi).

    e) Mengamati keefektivitasan pembelajarn yang menggunakan

    demonstrasi mandiri dengan melihat berapa siswa yang mencapai

    target pada siklus I dari keseluruhan siswa yang dibandingkan

    dengan tebel 3 halaman 39, mengacu pada tebel kreteria yang dari

    dosen pada kuliah PTK (Kartika Budi )

    f) Mengambil keputusan apakah siklus dilanjutkan atau dihentikan

    B. Peubah, Data, dan Pengupulan Data

    Sesuai dengan peubah dan masalahnya, penelitian ini memerlukan

    macam data, yaitu (1) skor pre-test ( kemampuan awal ), (2) skor evaluasi setiap

    akhir siklus. Pengumpulan data dan instrumennya dapat dilihat pada tabel

    berikut:

    No Peubah Data

    Pengumpulan Data Intrumen

    1

    Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi

    Tidak perlu data Tidak perlu pengumpulan data

    RPP dan LKS

    2

    Kemampuan mengartikan membaca, me nulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis

    Memerlukan data 1. Skor pre-tes

    (kemampuan awal)

    2. Skor evaluasi tiap akhir siklus

    Tes

    Soal – soal tes

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34 

    bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana

    3 Evektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi

    Data, pengukuran, sama dengan data pada peningkatan kemampuan pembelajaran

    Pengumpulan data yang diperlukan sama dengan data pada peningkatan kemampuan belajar

    Soal soal tes sama dengan soal tes pada peningkatan kemampuan pembelajaran

    C. Penyususnan Intrumen

    Semua intrumen dikembangkan sendiri.

    1. RPP

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dengan format sebagai

    berikut (1) Identitas yang berisi sekolah, kelas, semester, alokasi waktu (2)

    materi pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas yaitu meperjemahkan

    dari kopentensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. Kopentensi

    dasar dijabarkan ke dalam indikator – indikator, materi pokok, sub materi

    pokok, (3) perencanaan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan

    (a) awal/membuka pelajaran, (b) kegiatan inti, dan (c) kegiatan

    akhir/Menutup pelajaran, (4) Sumber dan media pembelajaran. Rencanan

    Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) ditulis dengan format sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35 

    . RPP  

    Satuan Pendidikan  : SD. Kanisius Klepu Hari/Tanggal    : ………………,………. Mata Pelajaran     : Matematika Kelas/ Semester    : III/2 Unit/ Tema    : Pecahan Sederhana Alokasi Waktu    : 40 x 2 

    Mata

    pelajaran

    Standar

    Kopentensi

    Kopentensi

    Dasar

    Sub

    Materi

    Kegiatan

    Pembelajaran

    Indikator Penilaian Sumber

    Matematika Pecahan

    sederhana

    Mengenal

    pecahan

    sederhana

    Mengenal

    arti

    pecahan

    Pertemua 1

    a.kegiatan

    awal

    b. Kegiatan

    inti

    c. Kegiatan

    akhir

    Siswa

    dapat

    memahami

    pecahan

    sederhana

    Tes

    tertulis

    Sunardi,

    Agung,

    Cahyanto,

    Penta

    Hapsari,

    2008, Ayo

    Belajar

    Matematika,

    Yogyakarta,

    Kanisius

    RPP 1,2,3,4 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 70

    2. LKS

    Lembar kegiatan siswa dikembangkan dengan format sebagai berikut (1)

    Identitas yang berisi sekolah, kelas, semester, alokasi waktu (2) materi

    pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas yaitu memperjemahkan dari

    kopentensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. Kopentensi dasar

    dijabarkan ke dalam indikator – indikator, materi pokok, sub materi pokok

    (3)Kegiatan belajar yang terdiri dari (a) indikator hasil belajar, (b) petunjuk

    (c) Kegiatan belajar yang berisi soal – soal latihan, (d) refleksi. Kegiatan

    pokok dari kegiatan belajar adalah rencana realisasi kegiatan yang

    merupakan jabaran dari kegiatan inti pada RPP, yang merupakan kegiatan

    untuk memenuhi prasyarat, dan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36 

    Dalam LKS bila diperlukan dapat didahuluhi dengan petunjuk umum.

    Format LKS disusun menggunakan format berikut :

    LKS

    Satuan Pendidikan : SD. Kanisius Klepu

    Hari/Tanggal :

    Kelas/ Semester : III/2

    Unit/Tema : Matematika

    Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

    a. Indikator Hasil Belajar : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

    b. Petunjuk

    ……………………………………………………………………………

    ……………………………………………………………………………

    ………………

    c. Kegiatan Belajar

    Kegiatan

    ……………………………………………………………………………

    ………

    d. Refleksi

    ……………………………………………………………………………

    Lampiran LKS selengkapnya pada lampiran 4 halaman 80.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37 

    3. Penyusunan Intrumen

    Intrumen berupa ulangan siklus I dan ulangan siklus II

    Untuk penyusunan soal - soal ulangan siklus I dan siklus II menggunakan

    soal yang tidak sama, tetapi mirip. Ulangan siklus I dan ulangan siklus II

    pilihan ganda yang tediri dari 16 soal, yang masing – masing memiliki 3

    pilihan, dengan bobot setiap soal sama, yaitu 1, dan dikelompokan atas soal

    mudah, sedang, dan sukar dengan perbandingan 20% : 60% : 20% ( 2 : 6 :

    2), yaitu 3 soal mudah, 10 soal sedang, dan 3 soal sukar. Indikator dan

    distribusi tingkat kesulitan, dan nomer soal dapat dilihat pada kisi – kisi

    KISI – KISI SOAL – SOAL TES AWAL

    No. Indikator Soal Mudah Sedang Sukar 1 Siswa dapat

    memahami arti pecahan sederhana

    1. Nilai gambar yang diaksir adalah…………………

    a. 2/3 b. 1/3 c. 3/3

    2. Nilai gambar yang diaksir adalah ………………..

    a. 3/4 b. 2/8 c. 2/6

    Kisi – Kisi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 91

    D. Analisis Data

    1. Peningkatan Kemampuan

    a. Indikator keberhasilan

    Indikator keberhasilan ditetapkan sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38 

    Tabel 1, Indikator Keberhasilan Peningkatan Kemampuan

    Keadaan Awal Siklus I Siklus II

    34,85 % 60% 70%

    Kemampuan mengartikan membaca, menulis lambang pecahan,

    menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan

    membandingkan pecahan sederhana dalam hal ini adalah skor rata –

    rata kelas. Baik siklus I dan siklus II yang akan dihitung dengan cara

    sebagai berikut :

         =   

    Keterangan :

     

                                   

                                                               N             = Jumlah siswa  

    E. Efektivitas

    Efektivitas pembelajaran akan dilihat dari skor rata – rata kelas dan

    jumlah siswa yang berhasil yaitu siswa yang mencapai skor minimal sama

    dengan KKM 60 %. Efektivitas dalam hal skor rata – rata kelas dan jumlah

    siswa yang berhasil mencapai target akhir ditetapkan dengan menggunakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39 

    kreteria yang mengacu pada tabel kreteria yang digunakan oleh Bapak Dosen,

    Pak Kartika Budi dalam kuliah Penelitian Tindakan Kelas yaitu :

    Tabel 2 Kreteria Efektivitas Pembelajaranan Dalam

    Hal Pencapaian Skor Rata – Rata Kelas

    Mean Skor ( % ) Kualifikasi

    ≤ 50 Sangat Rendah Tidak Efektif

    50 – 55 Rendah Kurang Efektif

    56 – 69 Sedang Cukup Efektif

    70 – 79 Tinggi Efektif

    80 – 100 Sangat Tinggi Sangat Efektif

    Tabel 3 Kreteria Efektivitas Pembelajaranan

    Dalam Hal Jumlah Siswa yang Berhasil

    Jumlah Siswa yang berhasil

    mencapai target ( % ) Kualifikasi

    ≤ 50 Tidak Efektif

    50 – 55 Kurang Efektif

    56 – 69 Cukup Efektif

    70 – 79 Efektif

    80 – 100 Sangat Efektif

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40 

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini akan dibahas tentang Pelaksanaan Penelitian Tindakan

    Kelas (A), deskripsi Pelaksanaan (B), Deskripsi Data (C), Analisis Data, (D)

    Refleksi, dan (E) Pembahasan.

    A. Deskripsi Pelaksanaan.

    1. Deskripsi Pelaksanaan

    Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas III SD Kanisius

    Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman. Kegiatan penelitian yang pertama

    pengambilan data pre-test pada hari Selasa, tanggal 6 Januari 2009, jumlah

    siswa yang hadir sebanyak 34 siswa dari 36 siswa, dua siswa tidak masuk

    sekolah dikarenakan sakit, dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dimulai

    hari Selasa, tanggal 13 Januari sampai dengan hari Rabu, tanggal 5 Pebruari

    2009, semester 2. Setiap akhir siklus diakhiri dengan evaluasi. Subyek

    penelitian adalah siswa kelas III SD Kanisius Klepu yang terdiri dari 36 siswa.

    Penelitian ini dipusatkan pada Mata pelajaran matematika dengan materi

    pecahan sederhana ( membaca, menulis lambang pecahan, menunjukkan

    letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana )

    pada kelas III SD. Kanisius Klepu, setiap minggu dilaksanakan tiga kali tatap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41 

    muka, dan setiap tatap muka 2 jam pelajaran. Siklus pertama dilakukan

    dengan metode demonstrasi terbimbing klasikal, 3 kali pertemuan, setiap

    pertemuan 2 jam pelajaran. Evaluasi 1 siklus I /pos-tes1 dilaksanakan hari

    Selasa, tanggal 20 Januari 2009. Siklus II dilaksanak dengan demonstrasi

    mandiri dan pada tanggal 5 Pebruari hari Kamis dilaksanakan evaluasi 2 akhir

    siklus II / pos-tes 2, akan terdeskripsikan jalannya siklus I dan II sebagai

    berikut :

    2. Pelaksanaan Siklus I

    Deskripsi siklus satu terdiri dari 3 kali tatap muka, setiap pertemuan

    2 jam pelajaran. Deskripsi setiap pertemuan sebagai berikut :

    a. Pertemuan pertama

    Pelaksanaan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa,

    tanggal 13 Januari 2009. Siswa yang hadir sebanyak 36 siswa.

    Pembelajaran matematika dengan materi pecahan sederhana khususnya

    mengartikan pecahan di kelas III SD Kanisius Klepu dimulai 07.00 –

    09.00 dengan diawali dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh siswa,

    dilanjutkan dengan salam pembuka.

    Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

    klasikal terbimbing.

    1) Apersepsi

    Guru mengarahkan pelajaran mengenai pecahan

    2) Kegiatan Inti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42 

    a) Guru menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk demonstrasi

    klasikal terbimbing, yaitu buah apel, belimbing, kertas lipat dan alat

    seperti pisau,serta gunting.

    b) Guru mendemonstrasikan membagi buah apel menjadi dua bagian

    dan mengartikan hasil dari pemotongan buah apel tersebut “ Anak –

    anak buah ini sudah terpotong menjadi dua bagian sama besar.

    Semula buah ini satu. Satu bagian ini disebut dengan satu perdua (

    seperdua ) atau disebut setengah yang artinya satu buah apel dibagi

    dua sama besar. Bilangan tadi ditulis yang artinya 1 : 2. 1 disebut

    pembilang, dan 2 disebut bilangan peyebut”

    c) Guru memanggil beberapa anak untuk meragakan dan setelah

    memotong sesuai dengan perintah guru, siswa yang maju diminta

    untuk mengartikan buah/ kertas yang dibagi dengan mengatakan “

    Teman – teman setelah buah/ kertas ini saya bagi …….. sama besar

    masing - masing bagian senilai ………. dan kemudian mereka

    menuliskan di papan tulis “

    d) Kegiatan itu diulang – ulang oleh siswa lainnya terutama yang

    duduk rapi dan mendengarkan teman yang meragakan di depan,

    karena seluruh siswa ingin maju untuk terlibat dalam demonstrasi

    tersebut.

    e) Guru menanyakan kesulitan mereka

    f) Guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan LKS

    g) Guru mengamati dan membantu siswa yang masih merasa kesulitan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43 

    b. Pertemuan kedua

    Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15

    Januari 2009. Materi yang dibahas pecahan sederhana khususnya

    membaca dan menulis lambang bilangan pecahan di kelas III SD Kanisius

    Klepu dimulai 07.00 – 09.00 dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh

    siswa, dilanjutkan dengan salam pembuka.

    Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

    klasikal terbimbing.

    1) Apersepsi

    Mengulang kembali pelajaran yang lalu

    2) Kegiatan Inti

    a) Guru menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk demonstrasi

    klasikal terbimbing, yaitu buah apel, belimbing, kertas lipat dan alat

    seperti pisau, gunting.

    b) Guru mendemonstrasikan membagi buah apel menjadi dua bagian

    dan mengartikan hasil dari peemotongan buah apel tersebut “ Anak

    – anak buah ini sudah terpotong menjadi dua bagian sama besar.

    Semula buah ini satu. Satu bagian ini disebut dengan satu perdua

    (seperdua ) atau disebut setengah yang artinya satu buah apel

    dibagi dua sama besar. Bilangan tadi ditulis yang dibaca Satu

    perdua atau setengah”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44 

    c) Guru memanggil beberapa anak untuk meragakan dan setelah

    memotong sesuai dengan perintah guru, siswa yang maju diminta

    untuk mengartikan buah/ kertas yang dibagi dengan mengatakan “

    Teman – teman setelah buah/ kertas ini saya bagi …….. sama besar

    masing - masing bagian senilai ………. dan kemudian mereka

    menuliskan dipapan tulis lambang bilangan, cara membacanya, dan

    ditulis dengan huruf“

    d) Kegiatan itu diulang – ulang oleh siswa yang lainnya yang rapi dan

    mendengarkan temannya, karena seluruh siswa ingin maju untuk

    terlibat dalam demonstrasi tersebut.

    e) Guru menanyakan kesulitan mereka

    f) Guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan LKS dan kertas lipat

    kepada masing – masing siswa.

    g) Guru mengamati dan membantu siswa yang masih merasa kesulitan

    b. Pertemuan ketiga

    Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17

    Januari 2009. Materi yang dibahas pecahan sederhana khususnya

    menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan di kelas III SD Kanisius

    Klepu dimulai 07.00 – 09.00 dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh

    siswa, dilanjutkan dengan salam pembuka.

    Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

    klasikal terbimbing, sebagai berikut :

    1. Apersepsi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45 

    Mengulang kembali pelajaran yang lalu

    2. Kegiatan Inti

    1) Guru menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk demonstrasi

    klasikal terbimbing, yaitu kertas lipat, pelubang kertas, pengait,

    spedol besar, peralon air.

    2) Guru mendemonstrasikan garis bilangan dengan menggunakan

    peralon. Misalnya garis bilangan dengan nilai dibuat dalam garis

    bilangan.

    3) Guru membacakan kertas – kertas yang telah ditulis nilai pecahan

    tertentu sebagai contah, “ Anak – anak bila sebuah peralon dibagi

    menjadi 6 bagian sama panjang maka setiap bagian memiliki

    panjang yang sama, dan potongan pralon itu disambung kembali

    menjadi deret hitung dimulai dari nol ( 0 ), seperenam (1/6), dua

    perenam (2/6 ), tiga perenam ( 3/6 ) yuang senilai dengan bilangan

    pecahan setengah ( seperdua ) ( ½), empat perenam (4/6) lima

    perenam (5/6 ), dan terakhir enam per enam ( 6/6 ) yang senilai

    dengan 1 ( satu )

    4) Guru memanggil beberapa anak untuk meragakan sesuai dengan

    perintah guru, siswa menulis sendiri bilangannya di ketas lipat,

    0  16

    26

    36

    46

    56 

    6  16 

      16 

    1 12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46 

    dan memasangnya sendiri, anak kemudian memabacakannya, dan

    siswa yang lain mendengarkan.

    5) Kegiatan itu diulang – ulang oleh siswa yang lainnya yang rapi

    dan mendengarkan temannya, karena seluruh siswa ingin maju

    untuk terlibat dalam demonstrasi tersebut.

    6) Guru menanyakan kesulitan mereka.

    7) Guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan LKS yang

    berkaitan dengan meletakan angka pecahan tertentu dalam garis

    bilangan

    8) Guru mengamati dan membantu siswa yang masih merasa

    kesulitan

    2. Deskripsi Siklus II

    Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 Januari

    2009. Materi yang dibahas pecahan sederhana khususnya menunjukkan letak

    pecahan pada garis bilangan di kelas III SD Kanisius Klepu dimulai 07.00 –

    09.00 dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh siswa, dilanjutkan dengan

    salam.

    Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

    mandiri, sebagai berikut :

    a. Apersepsi

    Mengulang kembali pelajaran yang lalu

    b. Kegiatan inti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47 

    1) Guru menyiapkan peralatan yang digunakan dalam kegiatan belajar

    dengan metode demonstrasi mandiri yaitu , kertas lipat, gunting, lem,

    pensil, dan pengaris.

    2) Guru membentuk kelompok yang masing - masing kelompok terdiri

    dari 4 siswa.

    3) Guru membagiakan bahan dan alat, dan LKS.

    4) Guru mejelaskan langkah - langkah mengerjakan LKS dalam

    kelompok.

    5) Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok. Guru mengamati siswa

    yang bekerja dalam kelompok saling membagi tugas. Mereka secara

    sendiri membagi tugas ada yang mengukur dengan menyalin ukuran

    yang ada di dalam lembar LKS, ada juga yang menggunakan penggaris

    untuk mengukurnya. Dalam menetukan bagian yang diminta sebagian

    siswa ada yang dengan cara melipat kertas sesuai dengan yang diminta

    dan akhirnya mengguntingnya, ada pula yang dengan mengukur

    dengan pengaris membaginya dan akhirnya juga memotongnya.

    Sebagian siswa dari kelompok ada yang tugasnya hanya mengelem.

    Mereka terlibat secara aktif untuk berdiskusi menentukan bagian kertas

    sesuai dengan permintaan dalam lembar LKS. Mereka asik

    mengerjakannya sampai bel berakhir dan tidak selesai, Mereka

    meminta waktu tambahan di luar jam tersebut dengan belajar

    kelompok di rumah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48 

    6) Pada hari Selasa mereka ternyata berhasil menyelesaikanya. Sebagai

    langkah apersepsi guru memberikan kesempatan dari antara kelompok

    untuk mepertunjukan hasil kerjanya.

    B. Deskripsi Data

    1. Siklus I

    Skor rata – rata siswa dalam siklus I maksimal 100% dan pada siklus

    I skor dalam bentuk persen (%) yang tertinggi didapat oleh siswa sebesar

    88%, skor siswa terendah yang diperoleh siswa sebesar 40 %, secara lengkap

    didistribusikan pada tebel di bawah ini :

    Tabel 4, Destribusi Frekfensi

    Skor siswa Siklus I

    Interval Kumulatif

    (%)

    Jumlah Siswa

    ( Frekfensi )

    0 – 10 0

    11 – 20 0

    21 – 30 0

    31 – 40 3

    41 – 50 2

    51 – 60 4

    61 – 70 17

    71 – 80 4

    81 – 90 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49 

    91 – 100 0

    Distribusi skor rata – rata siswa dapat digambarkan dengan diagram

    sebagai berikut :

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    Jumlah Siswa ( Frekfensi )

    21‐ 30

    31 – 40

    41 – 50

    51 – 60

    61 – 70

    71 – 80

    81 – 90

    91 ‐ 100

     

    Gambar 1. Grafik Distribusi Frefensi Skor siswa siklus I

    2. Siklus II

    Skor rata – rata siswa dalam siklus I maksimal 100% dan pada

    siklus I skor dalam bentuk persen (%) yang tertinggi didapat oleh siswa

    sebesar 100%, skor siswa terendah yang diperoleh siswa sebesar 25 %, secara

    lengkap didistribusikan pada tebel di bawah ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50 

    Tabel 5, Distrbusi Frefensi

    Skor siswa Siklus II

    Interval Kumulatif

    (%)

    Jumlah Siswa

    ( Frekfensi )

    0 – 30 0

    11 – 20 0

    21 – 30 1

    31 – 40 2

    41 – 50 2

    51 – 60 3

    61 – 70 8

    71 – 80 6

    81 – 90 8

    91 – 100 4

    Distribusi skor dalam bentuk persen (%) siswa dapat digambarkan

    dengan diagram sebagai berikut !

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51 

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Jumlah Siswa ( Frekfensi )

    21‐ 30

    31 – 40

    41 – 50

    51 – 60

    61 – 70

    71 – 80

    81 – 90

    91 ‐ 100

     

    Gambar 2. Grafik Distribusi Frefensi Skor siswa siklus II

    C. Analisis Data

    1. Peningkatan Kemampuan

    Berdasarkan tebel di atas menggambarkan peningkatan kemampuan

    dan efektivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan metode

    demonstrasi materi pecahan sederhana dalam hal mengartikan membaca,

    menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52 

    dan membandingkan pecahan sederhana dengan cara menghitung skor rata –

    rata kelas, sebagai berikut :

    a. Peningkatan kemampuan mengartikan, membaca, menulis lambang

    pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan

    membandingkan pecahan sederhana dihitung skor rata – rata kelas hasil

    ulangan siklus I dan II sebagai berikut :

    1) Siklus I

     

    = 64,74 %

    2) Siklus II

     

    = 70,79%

    2. Efektivitas Pembelajaran

    a. Efektivitas pembelajaran dalam hal kemampuan dengan menggunakan

    metode demonstrasi pada materi mengartikan, membaca, menulis lambang

    pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan

    membandingkan pecahan sederhana dinyatakan dengan skor rata – rata

    kelas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh rata – rata skor kelas pada

    siklus I adalah 64,74% sedangkan rata – rata skor kelas pada siklus II

    sebesar 70,79%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53 

    b. Efektivitas pembelajaran mengartikan, membaca, menulis lambang

    pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan

    membandingkan pecahan sederhana dalam hal jumlah siswa yang berhasil

    dinyatakan dengan jumlah siswa dalam persen (%) yang berhasil, yaitu

    jumlah siswa yang mencapai sekurang – kurangnya target minimal, yaitu

    60% pada siklus pertama, dan 70% pada target II . Dari data – data

    lampiran 1 hal 57-58 , diperoleh hasilnya sebaga