PKM P

44

Click here to load reader

Transcript of PKM P

Page 1: PKM P

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Pembuatan dan Karakterisasi Kelistrikan dan Termal Bahan Isolator dari

Campuran Plastik Polietilena dengan Serat Daun Nanas

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Alamin Sirait(Ketua) 072244610042 Angkatan 2007

Dewi Fatmawati(Anggota) 072244610038 Angkatan 2007

Putri Rizkiah Rusli(Anggota) 072244610004 Angkatan 2007

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2011

Page 2: PKM P

1. Judul Program : Pembuatan dan Karakterisasi Kelistrikan dan Termal

Bahan Isolator dari Campuran Plastik Polietilena dengan Serat Daun Nanas

2. Bidang Kegiatan : (x) PKMP ( ) PKMK

( ) PKMT ( ) PKMM

3. Bidang Kegiatan : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian

(x) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa

( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama

Nama Lengkap : Alamin SiraitNim : 072244610042Jurusan : FISIKA NONDIKUniversitas : Negeri MedanAlamat Rumah dan No.Tlp./HP : Jalan Williem Iskandar Pasar V, Asrama

Mahasiswa Amir Hamzah, Pancing Medan/ 081260720409

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama : 3 orang

6. Dosen Pembimbing

Nama : Drs. Pintor Simamora, M.SiNip : 196104021987031002Alamat Rumah/No Telp :/ 081396051113

7. Biaya Kegiatan Total :

Dikti : Rp .6.000.000 (Enam juta rupiah)Sumber lain : Tidak adaJangka Waktu : 3 bulan

MenyetujuiPembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan

Drs. Asrin Lubis, M.Pd Alamin Sirait

NIP. 196010021987031004 NIM. 072244610042

Pembantu Rektoral III UNIMED

Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

Drs,Biner Ambarita,M.Pd Drs. Pintor Simamora, M.Si

NIP. 195701151984031004 NIP.196104021987031002

Page 3: PKM P

1. Judul Program : Pembuatan dan Karakterisasi Kelistrikan dan Termal

Bahan Isolator dari Campuran Plastik Polietilena dengan Serat Daun Nanas

2. Bidang Kegiatan : (x) PKMP ( ) PKMK

( ) PKMT ( ) PKMM

3. Bidang Kegiatan : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian

(x) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa

( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama

Nama Lengkap : Alamin SiraitNim : 072244610042Jurusan : FISIKA NONDIKUniversitas : Negeri MedanAlamat Rumah dan No.Tlp./HP : Jalan Williem Iskandar Pasar V, Asrama

Mahasiswa Amir Hamzah, Pancing Medan/ 081260720409

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama : 3 orang

6. Dosen Pembimbing

Nama : Drs. Pintor Simamora, M.SiNip : 196104021987031002Alamat Rumah/No Telp :/ 081396051113

7. Biaya Kegiatan Total :

Dikti : Rp .6.000.000 (Enam juta rupiah)Sumber lain : Tidak adaJangka Waktu : 3 bulan

MenyetujuiPembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan

Drs. Asrin Lubis, M.Pd Alamin Sirait

NIP. 196010021987031004 NIM. 072244610042

Pembantu Rektoral III UNIMED

Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

Drs,Biner Ambarita,M.Pd Drs. Pintor Simamora, M.Si

NIP. 195701151984031004 NIP.196104021987031002

Page 4: PKM P

A. JUDUL

Pembuatan dan Karakterisasi Kelistrikan dan Termal Bahan Isolator dari

Campuran Plastik Polietilena dengan Serat Daun Nanas.

B. LATAR BELAKANGBahan listrik sudah digunakan oleh masyarakat luas untuk berbagai macam

aplikasi peralatan listrik dan tentunya peralatan tersebut didukung oleh keamanan

peralatan serta keamanan konsumen atau pengguna. Untuk itu harus pengguna

harus mengetahui bahan isolasi yang ada dan diperhatikan dalam ketepatan

pemilihan bahan oleh para pengguna. Pada kemajuan teknologi tegangan tinggi,

isolasi listrik memegang peranan yang sangat penting dalam teknik tegangan

tinggi, Isolasi listrik sangat diperlukan untuk menunjang keandalan di dalam

penyaluran tegangan listrik (Muhaimin, 1993)

Bahan isolator yang baik harus memenuhi sifat-sifat . Dimana sifat-sifat

tersebut merupakan sesuatu yang wajib dipenuhi terutama dalam pencapaian

faktor keselamatan. Sifat-sifat itu antara lain adalah kelistrikan, mekanik, panas

dan kimia. Secara kelistrikan, bahan isolator harus memiliki resistansi yang tinggi

untuk mengurangi kebocoran arus dan tegangan tinggi sehingga bahan tersebut

dapat menahan tegangan tanpa rusak. Bahan isolator juga harus memiliki

kerugian dielektrik yang tinggi agar tidak cepat panas (Eduard, Rusdianto,1999).

Bahan yang digunakan dalam pembuatan isolator adalah dari bahan padat,

gas, cair. Sebagian besar dari isolator yang terbuat dari bahan yeng berbentuk

padat. Bahan yang paling umum dari bahan padat yang digunakan adalah bahan

organic, anorgaik dan polimer sintetis. Belakangan ini bahan yang paling sering

digunakan dalam pembuatan isolator dengan kualitas yang baik adalah bahan

polimer sintesis, seperti senyawa termosplastik dan thermosetting. Polietilen

merupakan polyolefin yang bersifat termoplastik, murah dan dapat didaur ulang,

tetapi pada proses pencampuran membutuhkan panas.

Plastik polietilen merupakan polimer yang terbentuk dari unit-unit berulang

dari monomer etilen. Polietilen disebut juga polietena, polietena atau etena

homopolimer. Polietena adalah bahan termoplastik yang bersifat transparan dan

tembus cahaya, berwarna putih, mempunyai titik leleh bervariasi antara 110oC

Page 5: PKM P

sampai 137oC dan merupakan isolator listrik yang sangat baik. (Surdia dan satio,

1985). Selain ringan, mudah dibentuk, cukup keras, tahan goresan, tahan terhadap

zat kimia, dan sedikit sekali menyerap air. PE memiliki kekuatan benturan-

benturan yang tinggi dan tahan terhadap pelarut organic pada suhu 60oC

(Wirjosentono, 2003)

Serat daun nanas (pineapple–leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang

berasal dari tumbuhan yang diperoleh dari daun-daun tanaman nanas. Tanaman

nanas pada umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Bentuk daun nanas

menyerupai pedang yang meruncing diujungnya dengan warna hijau kehitaman

dan pada tepi daun terdapat duri yang tajam. Tergantung dari species atau varietas

tanaman, panjang daun nanas berkisar antara 55 sampai 75 cm dengan lebar 3,1

sampai 5,3 cm dan tebal daun antara 0,18 sampai 0,27 cm. Di samping species

atau varietas nanas, jarak tanam dan intensitas sinar matahari akan mempengaruhi

terhadap pertumbuhan panjang daun dan sifat atau characteristic dari serat yang

dihasilkan. Intensitas sinar matahari yang tidak terlalu banyak (sebagian

terlindung) pada umumnya akan menghasilkan serat yang kuat, halus, dan mirip

sutera (strong, fine and silky fibre) (Pratikno, 2008). Termal konduktivitas serat

nanas relatif rendah yaitu sebesar 0,0273 watt/m2/oK, oleh karena itu  serat nanas 

merupakan termal isolator yang baik (Arena, 2004).

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dari pencampuran plastic dan

serbuk kayu ditinjau dari daya tahan terhadap perubahan temperature

menunjukkan bahwa temperature leleh yang diperoleh sebesar 120oC memenuhi

nilai standart uji instalasi listrik yaitu 105-130oC (SPLN 2000) dijadikan bahan

isolator listrik (Rizal, 2001)

Pembuatan isolator sebagian besar menggunakan plastik yang dapat dibentuk

dengan pemanasan dan pengerasan. Bahan isolator adalah bahan yang sukar atau

tidak dapat menghantarkan aliran listrik dan berfungsi untuk mencegah

mengalirnya listrik ke benda apabila terjadi kerusakan.

Isolator sangat penting dalam bidang elektronika, hal ini dikarenakan

penggunaan listrik yang cukup dominan dalam kehidupan. Dari hasil penelitian

Page 6: PKM P

tersebut maka penulis ingin meneliti dengan bahan-bahan yang berbeda yaitu

dengan judul “ Pembuatan dan Karakterisasi Kelistrikan dan Termal Bahan

Isolator dari Campuran Plastik Polietilena dengan Serat Daun Nanas”.

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu usaha dalam melestarikan

lingkungan.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah

dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Bagaimana pengaruh konsentrasi serat daun nanas dan plastik polietilena

terhadap sifat-sifat kelistrikan dan termal bahan isolator?

2. Apakah sifat kelistrikan dan termal bahan isolator menggunakan campuran dari

plastik dengan serat daun nanas memenuhi standar mutu bahan isolator SPLN

2000?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh konsentrasi serat daun nanas dan plastik polietilena

terhadap sifat-sifat kelistrikan dan termal bahan isolator.

2. Mendapatkan bahan isolator yang karakteristik kelistrikan dan termalnya

memenuhi standar SPLN 2000.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Dengan berjalanannya kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan produk

bahan isolator yang berguna dalam bidang kelistrikan.

F. KEGUNAAN

Kegunaan PKM Penelitian ini adalah menghasilkan bahan isolator yang

berguna di bidang kelistrikan dan dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan

dalam memperdalam ilmu tentang pengolahan sumber daya alam.

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Plastik

Page 7: PKM P

Plastik merupakan suatu bahan polimer yang tidak mudah terdekomposisi oleh

mikroorganisme pengurai karena sifat-sifat khusus yang dimilikinya yaitu suatu

polimer rantai panjang sehingga bobot molekulnya tinggi dimana atom-atom

penyusunnya saling mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit

molekul berulang yang membentuk susunan rantai yang linear, bercabang ataupun

tata jaringan yang disebut monomer yang sangat sulit diputus. Plastik yang umum

terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, klor atau belerang

di tulang belakang. Tulang belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang

menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti

plastik grup molekuler berlainan bergantung dari tulang belakang (biasanya

digantung sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer

bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengembangan plastik berasal dari

penggunaan material alami (seperti: permen karet) sampai ke material alami yang

dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami) dan akhirnya ke molekul buatan

manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene) (Anonimous, 2009).

a. Jenis-Jenis Plastik

Secara umum plastik dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu :

1. Thermo Halus

Thermo halus adalah plastik yang mempunyai sifat apabila dipanaskan ia

akan menjadi halus. Jenis plastik ini sering kita gunakan karena sifat plastik

ini mudah dibentuk sesuai keinginan kita.

2. Thermo Kasar

Thermo kasar adalah plastik yamg mempunyai sifat apabila dipanaskan ia

akan menjadi keras dan tidak akan menjadi lunak. Jenis plastik ini sering

digunakan pada industri-industri besar dan juga digunakan pada pesawat

ruang angkasa.

Selain pengelompokan plastik seperti di atas, plastik secara komersial

dikenal dengan berbagai macam nama. Penamaan ini dibuat berdasarkan

bahan penyusunnya.

Jenis-jenis plastik tersebut adalah :

Page 8: PKM P

a. Polyetheen (PE)

b. Poly Vinyl Chlorida (PVC)

c. Poly Propylen (PP)

d. Poly Methil Meth Acrylaat (PMMA)

e. Acrylonitrit butadieen Styreen (ABS)

f. Poly Amide (PA)

g. Polyester (Cairan pengeras dan perapat)

h. Poly Ethen Three (PET)

2. Polietilen (PE)

PE adalah bahan untuk isolasi kabel listrik dan telfon tegangan tembus PE

adalah 80kV/mm sedangkan ketahanan tehadap suhu panas sampai 80′-100′C.

Polyethylene dapat dikerjakan oleh milling, turning, drilling, cutting dan punching

serta welded. Karena sifat yang dimiliki oleh PE maka PE diaplikasikan pada

sistem isolasi high-frequency sebagai contoh pada isolasi full, isolasi tape, isolasi

foam, isolasi helical/disc pada kabel. Aplikasi yang paling penting dari PE adalah

pada bidang teknologi energi sebagai isolasi kabel.

Polyetilene merupakan film yang lunak, transparan, fleksibel, mempunyai

kekuatan sobek dan benturan yang baik. Jenis plastik ini termasuk termoplastik

sehingga mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik. Proses

polimerisasi polyetilene dilakukan dengan dua macam, pertama dengan

polimerisasi yang dijalankan dalam bejana bertekanan tinggi (1000-3000 atm)

menghasilkan makro dengan banyak percabangan yakni campuran dari rantai

lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dalam bejana bertekanan rendah

(10-40 atm) menghasilkan makro rantai lurus dan tersusun paralel (Syarief 1988).

Berdasarkan densitasnya PE dibagi atas (Syarief, et, all,1989)

1. Polietilen densitas rendah (LDPE : low density polyethylene)

Dihasilkan melalui proses tekanan tinggi. Paling banyak digunakan untuk

kantung, mudah dikelim dan sangat murah.

2. Polietilen densitas menengah (MDPE : medium density polyethylene)

Lebih kaku dari pada Ldpe dan memiliki suhu lelah lebih tinggi dari LDPE.

3. Polietilen destitas tinggi (HDPE : high density polyethylene)

Page 9: PKM P

Dihasilkan pada proses dengan suhu da tekanan rendah (50-70oC, 10 atm).

Paling kaku diantara ketiganya, tahan teradap suhu tinggi (120oC) sehingga

dapat digunakan untuk yang harus mengalami strerilisasi.

4. Polietilen linear densitas rendah (LLDPE) yaitu kopolimer etilen dengan

sejumlah kecil butane, heksana atau oktana, sehingga mempunyai cabang pada

rantai utama dengan interval (jarak) yang teratur. LLDPE lebih kuat daripada

LDPE dan sifat heat sealinnya juga lebih baik.

a. Sifat-Sifat Plastic Polietilen (PE)

Mempunyai konduktivitas panas rendah (0,12 w/m), tegangan permukaan yang

rendah, kekuatan banturan yang tinggi, tahan terhadap pelarut organic, bahan

kimia anorganik, uap air, minyak, asam dan basa. Isolator yang baik tetapi dapat

dapat dirusak oleh asam nitrat pekat, mudah tebakar, titik leleh 166oC dan suhu

dekomposisi 380oC (cowd, 1991). Pada suhu kamar PE susah larut dalam toluene,

sedangkan dalam xilen larut dengan bantuan pemanasan, akan tetapi PE dapat

terdegradasi oleh zat pengoksida seperti asam nitrat dan hydrogen peroksida (al-

malaika,1993).

Sifat-sifat umum polietilen antara lain (syarief, et,all, 1989)

1. Penampakannya bervariasi dari transparan, berminyak sampai keruh tergantung

dari cara pembuatannya serta jenis resin yang digunakan.

2. Mudah di bentuk, lemas dan gampang ditarik

3. Daya rentang tinggi tanpa sobek

4. Mudah dikelim panas sehingga banyak digunakan untuk laminasi dengan

bahan lain. Meleleh pada suhu 120oC

5. Tidak cocok untuk pengemas produk-produk yang berlemak, gemuk atau

minyak.

6. Tahan terhadap asam, basa, alcohol, deterjen dan bahan kimia lainnya.

7. Dapat digunakan untuk penyimpanan bahan beku sampai -50oC

8. Transmisi gas cukup tinggi sehingga tidak cocok untuk mengemas makanan

yag beraroma

9. Mudah lengket satu sama lain, sehingga menyulitkan dalam proses laminasi.

10. Dapat dicetak setelah mengoksidasi permukaannya dengan proses elektronik.

Page 10: PKM P

11. Memilih sifat kedap air dan uap air (HDPE, MDPE,LDPE)

Kelebihan plastic PE

1. Cara kerja yang cepat

2. Bobot yang ringan

3. Radius kelengkungan yang kecil

4. Instalasi pada slope atau posisis vertical tanpa kesulitan

Kelemahan plsatik PE

1. Tidak tahan suhu tinggi

2. Bahan yang digunakan untuk membuat plastic bias menyebabkan karcunan.

3. Diatas suhu 200oC sifatnya menjadi kurang baik

4. Adanya perubahan polimer selama pemakaian karena aksi dari sinar ultraviolet

5. Kecenderungan memuai lebih panjang dengan adanya beban

b. Sifat-Sifat Fisika dan Mekanik Polietilen

Tabel 1 Sifat Fisik Dan Mekanik Polietilen (Surdia, 1995)

No Sifat fisika dan mekanik LDPE rantai

bercabang

HDPE

1. berat jenis (g/cm3) 0,91-0,94 0,95-0,97

2. titik leleh (oc) 105-115 135

3. kekerasan 44-48 55-70

4. kapasitas panas (kj kg-1 k-1) 1,916 1,916

5. regangan (%) 150-600 12-700

6. tegangan tarik (n mm-2) 15,2-78,6 17,9-33,1

7. modulus tarik (n mm-1) 55,1-172 413-1034

8. tegangan impak >16 0,8-14

9. konstanta dielektrik 2,28 2,32

10. resistivitas (ohm cm) 6x1015 6x 105

Page 11: PKM P

c. Sifat-Sifat Kimia Polietilen

Polietilen adalah bahan polimer yang sifat kimianya cukup stabil tahan erhadap

berbagai kimia kecuali halide dan oksida kuat. PE larut dalam hidrokarbon

aromatic dan larutan hidrokarbon yang terkloronasi diatas temperature 70 oC,

tetapi tidak ada pelarut yang dapat melarutkan polietilena secara sempurna pada

temperature biasa. Karena bersifat non polar polietilena tidak mudah diolah

dengan merekat. Perlu parlakuan tambahan tertentu secara oksidasi pada

permukaan atau pengubahan struktur permukaannya oleh sinar electron yang kuat

(Surdia, Saito, 1995).

d. Sifat-Sifat Listrik Polietilen

Polietilen merupakan polimer non polar yang khas memiliki sifat-sifat listrik

yang baik dalam sifat khas frekuensi tinggi, banyak dipakai sebagai bahan isolasi

untuk radar, TV dan alat komunikasi.

Karl Zieger (1953), berbangsa jerman menemukan polimerisasi dengan

menggunakan katalis senyawa koordinasi antara alkil aluminium dengan halide

logam transiri dalam sintesis polietilen linier atau sintesis polietilena secara

polimerisasi radikal hanya menghasilkan rantai cabang yang tak regular. Tidak

lama kemudian, Natta mengadakan modifikasi katalis yang digunakan oleh

Ziergler untuk mensintesis polimer kristalin. Liner isotaktik tinggi dari monomer

Oleofin tak polar misalnya propilena. Metode polimerisasi kemudian berkembang

dengan pesat dan sangat penting artinya dalam industry sintesis polyolefin

(Wirjosentono, 2003).

e. Kegunaan PE dalam Kehidupan Sehari-hari

Polietilen diproduksi sejak tahun 1985 dengan menggunakan katalis zeigler.

Polimer khas ruang (streo spesifik) ini khusunya disintesis isotaktik sehingga

kekristalan tinggi. Karena keteraturan ruang polimer ini maka rantai dapat terjejal

sehingga menghasilkan plastic yang kuat dan tahan panas. Sebagian jenis plastic

komoditas, polietilen banyak digunakan untuk komponen kendaraan bermotor,

bagian dalam mesin cuci, botol kemasan, peralatan rumah tangga, isolator listrik,

film, kemasan (berupa lembaran tipis) makanan dan barang.

Page 12: PKM P

3. Serat Daun Nanas

Serat daun nanas (pineapple–leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang

berasal dari tumbuhan (vegetable fibre) yang diperoleh dari daun-daun tanaman

nanas. Tanaman nanas akan dibongkar setelah dua atau tiga kali panen untuk

diganti tanaman baru, oleh karena itu limbah daun nanas terus berkesinambungan

sehingga cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai produk tekstil yang dapat

memberikan nilai tambah. Bentuk daun nanas menyerupai pedang yang

meruncing diujungnya dengan warna hijau kehitaman dan pada tepi daun terdapat

duri yang tajam. Tergantung dari species atau varietas tanaman, panjang daun

nanas berkisar antara 55 sampai 75 cm dengan lebar 3,1 sampai 5,3 cm dan tebal

daun antara 0,18 sampai 0,27 cm.

Di samping species atau varietas nanas, jarak tanam dan intensitas sinar

matahari akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan panjang daun dan sifat atau

characteristic dari serat yang dihasilkan. Intensitas sinar matahari yang tidak

terlalu banyak (sebagian terlindung) pada umumnya akan menghasilkan serat

yang kuat, halus, dan mirip sutera (strong, fine and silky fibre) (Pratikno, 2008).

Terdapat lebih dari 50 varietas tanaman nanas didunia, beberapa varietas

tanaman nanas yang telah dibudidayakan di Indonesia antara lain Cayenne,

Spanish/Spanyol, Abacaxi dan Queen. Tabel 2 memperlihatkan sifat fisik

beberapa jenis varietas lain tanaman nanas yang sudah banyak dikembangkan.

Table 2 physical Characteristics serat daun nanasVarietas Nanas

Physical CharacteristicsLength(cm)

Widht(cm)

Thinkness(cm)

Assam local 75 4.7 0.21Cayenalisa 55 4.0 0.21Kallara Local 56 3.3 0.22Kew 73 5.2 0.25Mautius 55 5.3 0.18Pulimath Local

68 3.4 0.27

Smooth Cayenne

58 4.7 0.21

Valera Moranda

65 3.9 0.23

(Pratikno, 2008).

Page 13: PKM P

Daun nanas mempunyai lapisan luar yang terdiri dari lapisan atas dan bawah.

Diantara lapisan tersebut terdapat banyak ikatan atau helai-helai serat (bundles of

fibre) yang terikat satu dengan yang lain oleh sejenis zat perekat (gummy

substances) yang terdapat dalam daun. Karena daun nanas tidak mempunyai

tulang daun, adanya serat-serat dalam daun nanas tersebut akan memperkuat daun

nanas saat pertumbuhannya. Dari berat daun nanas hijau yang masih segar akan

dihasilkan kurang lebih sebanyak 2,5 sampai 3,5% serat serat daun nanas.

Pengambilan serat daun nanas pada umumnya dilakukan pada usia tanaman

berkisar antara 1 sampai 1,5 tahun. Serat yang berasal dari daun nanas yang masih

muda pada umumnya tidak panjang dan kurang kuat. Sedang serat yang

dihasilkan dari tanaman nanas yang terlalu tua, terutama tanaman yang

pertumbuhannya di alam terbuka dengan intensitas matahari cukup tinggi tanpa

pelindung, akan menghasilkan serat yang pendek kasar dan getas atau rapuh

(short, coarse and brittle fibre). Oleh sebab, itu untuk mendapatkan serat yang

kuat, halus dan lembut perlu dilakukan pemilihan pada daun-daun nanas yang

cukup dewasa yang pertumbuhannya sebagian terlindung dari sinar matahari.

a. Proses Pengambilan SeratSecara tradisional usaha pemanfaatan daun nanas untuk diambil seratnya

sudah lama dilakukan. Serat nanas ini digunakan sebagai tekstil kasar, sepatu,

topi, jarring dan pakaian dalam. Serat yang bermutu baik dihasilkan dari daun

yang sudah matang. Daun matang ini ditandai dengan kemasakan pada

buahnya, yaitu pada waktu tanaman berumur 12 sampai 18 bulan. Proses

penyeratan secara tradisional dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama kali

daun digosok-gosok atau dikerok lapisan luarnya dengan pecahan porselen

untuk mengupas lapisan epidermis daun yang berwarna hijau. Proses

selanjutnya adalah penggosokan dengan tempurung kelapa yang menghasilkan

serat kasar dan halus. Pencucian hasil serat di dalam air mengalir sambil

digosok-gosok dengan cangkang kerang laut. Perlakuan ini akan menghasilkan

serat yang lebih putih dan membersihkan dari sisa jaringan daun berwarna

hijau. Serat yang basah kemudian dijemur selama 2 hari sambil dipukuli untuk

memisahkan serat yang satu dengan yang lainnya. Serat ini kemudian memasuki

Page 14: PKM P

proses pemintalan menjadi benang dan penenunan untuk menjadi kain. Proses

secara tradisional ini tidak dapat menghasilkan serat dan tekstil yang bermutu

bagus serta dalam volume besar. Oleh karena itu proses pengambilan serat dapat

dilakukan secara mekanis dengan menggunakan mesin dekortikator.

b. Komposisi KimiaTable 3 komposisi kimia serat nenas

Komposisi Kimia Serat nanas

(%)

Alpha selulosa 65.9-71.5

Pentose 17.0-17.8

Lignin 4.4-4.7

Pectin 1.0-1.2

Lemak dan wax 3.0-3.3

Abu 0.71-0.87

Zat-zat lain (protein,

asam organic,dll) 4.5-5.3

(Pratikno, 2008)

Secara morphology jumlah serat dalam daun nanas terdiri dari beberapa ikatan

serat (bundle of fibres) dan masing-masing ikatan terdiri dari beberapa serat

(multi-celluler fibre). Berdasarkan pengamatan dengan microscope, cell-cell

dalam serat daun nanas mempunyai ukuran diameter rata-rata berkisar 10 μm dan

panjang rata-rata 4.5 mm dengan ratio perbandingan antara panjang dan diameter

adalah 450. Rata-rata ketebalan dinding cell dari serat daun nanas adalah 8.3 μm.

Secara umum sifat atau karakteristik serat daun nanas dapat ditunjukkan pada

Meski akan mempengaruhi terhadap physical maupun mechanical properties serat

(terutama berat, kekuatan tarik dan mulur serat), penelitian menunjukkan bahwa

treatment yang dilakukan pada serat daun nanas tersebut, hasil dari proses

decorticasi ataupun water retting, dengan bahan kimia misal NaOH, H2SO4 atau

bahan-bahan kimia lainnya dengan konsentrasi tertentu, akan memudahkan dalam

penguraian atau pemisahan antar serat dari ikatannya (bundle of fibres), hal ini

Page 15: PKM P

disebabkan terlepasnya beberapa impurity materials atau gummy substances yang

terdapat pada ikatan serat nanas tersebut.

c. Durability Serat Daun NanasSifat lain dari serat daun nanas adalah penurunan kekuatan serat dalam kondisi

basah (wet conditions), seperti terlihat pada Tabel 4. Penurunan kekuatan pada

kondisi ini mungkin disebabkan adanya penetrasi molekul - molekul air kedalam

rantai molekul multicellular cellulose serat, sehingga menimbulkan

penggelembungan (swelling) pada serat dan mengakibatkan terjadinya slip antar

molekul-molekul serat pada saat diberi beban.

Tabel 4. Tenacity dan Elongation Serat Daun Nanas pada Kondisi Kering dan

Basah

Sifat mekanik Kondisi seratuntreated degumming

Tenacity (CN/tex)- Dry- Wet

38.416.6

36.516.2

Breaking elongation (%)- dry- wet

2.92.7

3.32.9

(Pratikno, 2008)Secara mikroskopi penampang membujur serat nanas  dilihat dengan 

scanning elektron mikroskop , permukaannya tediri atas fibril–fibril dan dengan

sinar X menunjukkan bahwa serat nanas mempunyai derajat kristalinitas yang

tinggi dengan sudut spiral kira-kira 15o. Pada daerah kristalin molekul-molekulnya

tersusun lebih kuat/kencang dengan ikatan hidrogen dan gaya van der waals,

sehingga serat nanas mempunyai kekuatan yang relatif tinggi. Kekakuan lentur

atau Flexural rigidity dan torsional rigidity serat relatif lebih tinggi dibanding

kapas. Hal ini menyebabkan  serat mempunyai  ketahanan yang  besar untuk

digintir (twist), sehingga serat cenderung tidak segera tergintir pada saat proses

penggintiran selesai. Oleh karena itu serat cenderung kaku dan agak sulit untuk

mendapatkan  serat yang kompak seperti yang dikehendaki. Sifat porous dan

menggelembung (swelling) pada serat nanas menunjukkan adanya sifat daya

absorbsi lembab dan kemampuan untuk dicelup. Serat nanas tidak menunjukkan

Page 16: PKM P

pengurangan kekuatan dalam penyimpanan hingga  6 bulan, sedangkan 

penyimpanan lebih dari 6 bulan terjadi penurunan kekuatan.

Termal konduktivitas serat nanas relatif rendah yaitu sebesar 0,0273

watt/m2/oK, oleh karena itu  serat nanas  merupakan termal isolator yang baik.

Melihat kondisi tersebut di atas serta sifat-sifat serat nanas, maka pemanfaatan

limbah daun nanas untuk campuran bahan isolator(Arena, 2004).

4. Isolator

Isolator pasangan luar (outdoor insulator) merupakan salah satu komponen

peralatan transmisi atau distribusi daya listrik yang sangat penting peranannya.

Isolator berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian yang mempunyai dua atau

lebih penghantar listrik yang bertegangan, sehingga antara penghantar-penghantar

tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash-over) atau percikan (spark-over).

(Arismunandar, 2001)

Agar arus listrik hanya mengalir dalam hantaran listrik pada saat peralatan

sedang beroperasi, maka harus ada bahan yang berfungsi untuk

memisahkan/menghentikan dari hubungan singkat yaitu bahan osilasi listrik.

Menurut suryatmo (2002) bahan osilasi adalah suatu bahan yang mempunyai

tahanan yang sangat besar atau mempunyai daya hantar yang sangat kecil yang

berarti sukar dialiri listrik.

Bahan isolator harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Kemampuan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu bahan isolator

untuk dapat tahan terhadap tegangan tinggi tanpa berakibat terjadinya

kegagalan.

2. Kemampuan mekanik merupakan kemampuan bahan isolator untuk bias tahan

terhadap tegangan mekanik dinyatakan dalam kg/cm2.

3. Kemampuan serap lembab, banyak pori-pori pada suatu satuan luas permukaan

bahan osilator. Kemampuan ini memungkinkan uap air dapat terserap kedalam

serat-serat bahan yang meruntuhkan kemampuan dielektrik bahan osilator.

4. Kemampuan panas, merupakan kemampuan bahan isolator untuk bias bertahan

pada suhu kerja temperature tinggi. Temperature tinggi dapat mempengaruhi

keseimbangan ikatan kimia unsure pembentuk bahan isolator. Terganggunya

Page 17: PKM P

keseimbangan kimia karena peningkatan suhu dapat meruntuhkan kemampuan

dielektrik bahan isolator.

Bahan isolator pada penelitian ini berupa selubung kabel yang tahan panas. Dalam

struktur molekul material osilasi, electron-elektron terikat erat pada molekulnya,

dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh

adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat osilasi pada

tempat itu hilang. Bila pada bahan osilasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi

perpindahan electron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga

timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila

material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya

arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan gagal.

a. Sifat-Sifat Isolator

Isolator pada jaringan-jaringan tenaga listrik, isolator yang digunakan berperan

sebagai pemegang atau pemikul konduktornya, dengan demikian isolator selain

harus memiliki sifat mekanik, sifat tahan panas serta sifat kimia yang baik juga

harus memiliki kuat dielektrik yang tinggi.

Isolator pasangan luar (outdoor insulator) merupakan salah satu komponen

paralatan transmisi atau distribusi daya listrik yang sangat penting peranannya.

Kinerja isolator ditentukan oleh sifat atau parameter isolator adalah konfigurasi

isolator, tipe isolator dan bahan isolator. Sedangkan yang termasuk parameter

lingkungan antara lain : temperature, kelembaban dan polusi. Konfigurasi, tipe

dan bahan isolator sangat menentukan distribusi medan listrik dan potensial

listrik. Sifat kelistrikan mencakup kekuatan dielektrik, konduktivitas, rugi-rugi

dielektrik, tahanan isolasi/tahanan jenis dan peluahan parsial.

b. Kelompok/Kelas Isolator

Bahan isolasi listrik dapat dibagi atas beberapa kelas yang didasarkan pada

suhu kerja maksimum. Klasifikasi bahan isolasi menurut IEC adalah seperti

ditunjukkan pada tabel 5 berikut ini.

Page 18: PKM P

Tabel 5 pembagian kelas bahan penyekat

Kelas Suhu Kerja

Maksimum (oC)

Kelas Suhu Kerja

Maksimum(OC)

Y 90 F 155

A 105 180

E 120 C diatas 180

B 130 - -

Sumanto M.A, 1994,

Bahan-bahan yang digolongkan kedalam kelas-kelas tersebut ialah :

- Bahan yang digolongkan dalam kelas Y yaitu : katun, sutera alam, wol sintesis,

rayon, serat poliamid, kertas, kayu,poliakrilat,polietilen,polivinil dan karet.

- Bahan yang digolongkan dalam kelas A yaitu : bahan berserat dari kelas Y

yang telah dicelupkan dalam vernis, aspal,minyak trafo, email dan poliamid.

- Bahan yang digolongkan dalam kelas E yaitu : penyekat kawat email yang

memakai bahan pengikat polivinil formal, poli urethane dan dammar epoksi

dan bahan pengikat lain semacam itu dengan pengisi selulosa, pertinaks dan

tekatolit, film triasetat, film serat polietilen tereftalat.

- Bahan yang digolongkan dalam kelas B yaitu : bahan non organic (mika, gelas,

fiber, asbes) dicelup atau direkat menjadi satu pernis atau kompon, bitemen,

sirlak,bakelit dan lain-lain.

- Bahan yang digolongkan dalam kelas F yaitu : bahan bukan organic dicelup

atau direkat menjadi satu dengan epoksi poliurenthan atau vernis yang tahan

panas tinggi.

- Bahan yang digolongkan dalam kelas G yaitu : semua bahan komposit dengan

bahandasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup dalam silicon tanpa

campuran bahan berserat (kertas, katun dan sebagainya). Dalam kelas ini

temasuk juga karet silicon atau email kawat poliamid murni

- Bahan yang digolongkan dalam kelas C yaitu : bahan organic yang tidak

dicelup dan tidak terikat dengan substansi organic, misalnya mika, mikanit,

yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks, gelas

dan bahan keramik. Hanya satu bahan organic saja yang termasuk kelas C yaitu

politetra flourotilen (Teflon). Pembagian bahan isolasi berdasarkan bentuknya

Page 19: PKM P

seperti keadaan umum benda alam yaitu dapat berupa material isolasi padat,

material isolasi cair dan juga material isolasi gas.

c. Sifat Kelistrikan Bahan Isolator

Sifat kelistrikan bahan isolator mencakup kekuatan dielektrik, konduktansi,

rugi-rugi dielektrik, tahanan isolasi/tahanan jenis dan peluahan parsial.

1. Tahanan Isolasi

Bila sumber listrik diberi kawat penghantar yang memiliki hambatan besar da

hambatan kecil sehingga aliran arus pada kawat penghantar ada yang besar dan

ada yang kecil tergantung kepada besarnya hambatan dari bahan yang dilaluinya.

Apabila tegangan yang diberikan pada bahan isolator yang terbuat dari bahan

polimer, arus listtrik lewat melalui bagian dalam dan permukaannya yang arus

mengalir permukaan isolator disebt arus permukaan (Is) dan arus yang mengalir

pada bagian dalam bahan isolator disebut arus volume (Iv) seperti pada gambar

2.3. sehingga arus sumber dapat dituliskan :

Ia = Is + Iv (1)

Perbandingan tegangan yang diberikan dan arus listrik total disebut tahanan

isolasi (R). hambatan yang dialami oleh arus permukaan disebut tahanan

permukaan (Rs) sedangkan hambatan yang dialami oleh arus volume disebut

tegangan volume (Rv). selanjutnya tahanan volume persatuan tebal dan persatuan

luas disebut resistivitas atau tahanan jenis (ρ m). tahanan listrik tidak selalu sama

besarnya, karena dipengaruhi oleh jenis penghantar. Tahanan isolasi berubah

dengan teganganyang diterapkan, polaritasnya, lamanya tegangan yang

diterapkan, suhu, kelembaban,arus absorpsi dan bentuk bahan yang diuji.

(Arismunandar,2001). Oleh sebab itu factor-faktor ini harus ditentukan pada

pengujian. Adapun rumus untuk menentukan besarnya tahanan listrik yang

bergantung pada jenis bahan penghantar, panjang dan luas penampang bahan

penghantar yaitu :

R= ρlA

(2)

Dimana :

R = tahanan listrik (Ω)

ρ = tahanan jenis bahan penghantar (Ωm)

Page 20: PKM P

L = panjang bahan penghantar (m)

A = luas penampang bahan (m2)

Sifat utama yang harus dimiliki oleh suatu bahan isolasi harus mempunyai

tahanan listrik yang sangat besar untuk mencegah terjadinya rambatan atau

kebocoran arus listrik antara hantaran yang berbeda tegangannya atau dengan

tanah. Oleh karena itu dalam kenyataannya kebocoran sering terjadi maka harus

dibatasi sampai sekecil-kecilnya.

Tabel 6 karakteristik listrik bahan isolasi

material volume

resistivitas

(ohm-cm)

konstanta

dielektrik

(60 Hz)

kekuatan

dielektrik

(Kv/mm)

dissipasi/p.f

(60 Hz)

sellulosa asetat 1010-1012 3.2-7.5 11.42-23.62 0.01-0.1

Ethyl Vinil Asetat 1.5-108 3.16 20.67 0.003

polyethylene low

density

1015-1018 2.28 17.72-39.37 0.006

polyethylene high

density

1015-1017 2.3 2.1-2.7 0.003-0.002

polypropilen 1015-1017 2.1-2.7 17.72-25.39 0.0007-0.005

polystyrene 1017-1021 2.5-2.65 19.69-27.56 0.0001-0.005

polyvinyl chloride 1011-1015 5.9 11.81-39.37 0.08-0.15

Sumber : Charles, 1987

2. Resistivitas

Electron yang bergerak bebas dalam menghantarkan arus listrik didalam

sebuah penghantar disebut konduksi electron. Resistivitas kawat penghantar

diketahui sebanding terbalik dengan luas penampang kawat R = ρ l/A, dimana

konstanta kesebandingan ρ disebut resistivitas material penghantar. Satuan

resistivitas adalah Ωm.

Jika suatu bahan penghantar mempunyai resistivitas besar maka daya hantar

(konduktansi) suatu penghantar akan kecil. Sebaliknya, jika resistansi kecil maka

konduktansi suatau penghantar akan besar. Jadi resistansi adalah kebalikan dari

konduktansi.

Page 21: PKM P

3. Kekuatan Dielektrik

Suatu dielektrik tidak memiliki electron-elektron bebas, tetapi mempunyai

electron-elektron yang terikat pada inti atom unsure membentuk dielektrik

tersebut (tobing, 1998). Dengan kata lain bahan dielektrik memisahkan dua

konduktor listrik tanpa aliran listrik diantaranya. Dielektrik adalah isolator dan

memegang peranan utama dalam rangkaian listrik. Seiap dielektrik mempunyai

batas kekuatan untuk memikul terpaan elektrik. Terpaan elektrik yang dipikul

melebihi batas tersebut dan terpaan berlangsung lama, maka dielektrik akan

menghantar arus atau gagal melaksanakan fungsinya sebagai isolator. Dalam hal

ini dielektrik disebut tembus listrik atau breakdown. Pada titik breakdown,

takanan listrik yang tinggi akan menyebabkan perpindahan antar atom pada

electron yang mengorbitkan sehingga mengubah struktur atom dan menyebabkan

panas dan jalur bagi arus untuk mengalir pada bahan. Terpaan elektrik tertinggi

yang dapat dipikul oleh suatu bahan dielektrik tanpa menimbulkan dielektrik

tersebut tembus listrik disebut kekuatan dielektrik. (Tobing, 1998)

Sifat utama suatu bahan isolator adalah kekuatan dielektriknya, yaitu nilai

gradient potensial, V/mm, yang dapat digunakan oleh perancang untuk

menghindarkan terjadinya kegagalan listrik. Suatu isolator memiliki nilai yang

tinggi untuk keduanya, akan tetapi tidak ada korelasi antara keduanya karena

akhirnya kegagalan listrik terjadi karena ada ketidakmurnian, retak atau cacat dan

ketidaksempurnaan lainnya, da bukan merupakan karakteristik khas dari bahan.

Kekuatan suatu bahan untuk bahan untuk menahan suatu tegangan tergantung

pada komposisi bahannya, ketebalan, suhu, kelembaban yang dikandungnya dan

lamanya tegangan yang diberikan. Kekuatan juga dipengaruhi oleh bentuk

gelombang dan kehancuran gelombang awal tegangan yang diberikan. Selain itu,

kekuatan dielektrik merupakan fungsi ketebalan, dimana kekuatan bahan akan

naik jika tebal dan waktu naik, dan turun jika kelembaban dan suhu turun.

Jika suatu dielektrik mempunyai kekuatan dielektrik ED, maka terpaan elektrik

yang dapat dipikulnya adalah lebih kecil atau sama dengan ED. jika terpaan

elektrik yang dipikul dielektrik melebihi ED, maka didalam dielektrik akan terjadi

proses ionisasi berantai yang pada akhirnya dapat membuat dielektrik tembus

Page 22: PKM P

listrik. Akan tetapi tidak selamanya terpaan elektrik menyebabkan tembus listrik,

tetapi ada dua syarat yang harus dipenuhi, yang pertama adalah terpaan elektrik

yang dipikul dielektrik harus lebih besar atau sama dengan kekuatan

dielektriknya, yang kedua adalah lama terpaan elektrik berlangsung lebih besar

atau sama dengan waktu tunda tembus. Pada material padat dengan ketebalan 2

mm dapat dilakukan pengujian dengan konstruksi seperti gambar 1 :

Gambar 1 Pengujian Kekuatan Dielektrik

Dari bentuk elektroda ini diharapkan akan diperoleh tegangan pengujian yang

homogeny pada material, sehingga diperoleh hubungan sebagai berikut :

ED=V BD

d (3)

Dimana : VBD = tegangan tembus (volt)

ED = kekuatan dielektrik (Kv/mm)

d = jarak elektroda (cm)

d. Sifat Termal Bahan Isolator

1. Titik Tahan PanasKalau temperature bahan polimer naik, pergerakan molekul menjadi aktif ke

titik transisi, yang menyebabkan modulus elastic dan kekerasannya rendah,

sedangkan tegangan patahnya lebih kecil dan perpanjangannya lebih besar.

Bersamaan dengan itu, sifat listrik, ketahanan volume dan tegangan putus

dielektrik menjadi lebih kecil dan pada umumnya konstanta dielektrik menjadi

besar. Kalau temperature melewati titik transisi, bahan termoplastik seperti karet

menjadi lunak, dan selain perubahan pada sifat-sifat diatas modulus elastiknya

juga tiba-tiba berubah. Selanjutnya, pada temperature tinggi bahan Kristal,

Page 23: PKM P

kristalnya meleleh dan dapat mengalir. Tg adalah temperature yang terutama

menyangkut daerah amorf tersebut lebih besar. Di bawah Tg bahan menunjukkan

keadaan seperti gelas, yang berubah ke keadaan seperti karet dan kulit diatas

temperature Tg. panas jenis, koefisien muai, sifat mekanis dan seterusnya biasanya

berubah oleh karena itu perlu mengetahui Tg terlebih dahulu sebelum pemakaian

bahan tersebut. Tg berubah disebabkan perubahan struktur molekul dalam bahan,

macam kadar air, bahan pemlatis.

Titik cair (Tm) merupakan factor penting bagi polimer termoplastik berkristal,

yang hubungannya dengan ukuran Kristal, kesempurnaan, struktur molekul, gaya

antar molekul dan seterusnya. Secara termodinamika dapat dinyatakan :

Tm=∆ H∆ S

(4)Keterangan : Tm : titik cair∆ S : entropi pencairan∆ H :entalpi pencairan

Karena itu bahan polimer yang terdiri dari rantai molekul dengan ∆ H besar

(gaya antar molekul kuat) dan ∆ S kecil (molekul tidak fleksibel), mempunyai

titik cair tinggi.

Sangat sukar untuk mengukur ketahanan panas bahan polimer pada temperature

tinggi, sebab banyak sekali faktof yang memberikan pengaruh tertentu keadaan

lingkungan, bentuk bahan, macam dan jumlah pengisi, adanya bahan penstabil

dan seterusnya. Lamanya waktu berada pada temperature tinggi juga merupakan

persoalan. Dalam waktu yang singkat pada temperature tinggi tidak memberikan

perubahan banyak, tetapi dalam temperature rendah dalam waktu yang lama dapat

mengakibatkan kerusakan. Jadi persyaratan tertentu perlu dipertimbangkan untuk

bahan tertentu, misalnya sampai sejauh mana degradasi termal dapat merusak

fungsi tertentu suatu bahan. Untuk mudahnya, tempetarur ketahanan panas yang

dipakai untuk waktu lama dinyatakan dalam table 7

Table 7 Tabel Ketahanan Panas Polimer

Polimer Ketahanan panas(oC)

Polietilen (massa jenis rendah) 80-100

Page 24: PKM P

Polietilen (massa jenis tinggi) 105-120

Polistrirena 65-75

Polivinil klorida 65-75

Resin fenol 150

Resin melamin 160

Resin urea 90

Polietilen (massa jenis tinggi) 120

Polipropilena 120

Polikarbonat 120

Poliamid 80

Polisulfon 100

(Arifianto, 2008)

H. METODE PENELITIAN

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variable yang digunakan adalah :

a. Variable manipulasi (bebas) terdiri dari : komposisi plastik polietilena

dan serat daun nanas yang akan digunakan yaitu 60% : 40%, 70% :

30% dan 80% : 20%

b. Variable respon (terikat) terdiri dari :

- Tahanan listrik

- Resistivitas listrik

- Kekuatan dielektrik

- Titik leleh (DTA)

c. Variable control (tetap) terdiri dari : xylen

Page 25: PKM P

2. Tehnik pengumpulan dataData yang diperoleh dari hasil uji tahanan isolasi, resistivitas , kekuatan

dielektrik dan titik leleh(DTA) dimasukkan kedalam tabel :

PE

(%)

Serat Daun

Nanas

(%)

Xylen

(ml)

Pengujian

Tahana

n isolasi

(MΩ)

Resistivitas

(MΩm)

Kekuatan

dielektrik

(KV/mm)

Titik leleh (DTA)

(oC)

60 40 10

70 30 10

80 20 10

I. JADWAL KEGIATAN

N

oKegiatan

Bulan pertama Bulan Kedua Bulan Ketiga

Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Ekstraksi serat

daun nanas

3 Pembuatan bahan

isolator

4 Laporan

Page 26: PKM P

Diagram alir

Aqua gelas bekas

Ekstraksi Serat Daun nanas

Dicampur dengan perbandingan masing-masing variasi komposisi dan diaduk/dipanaskan pada temperature 140oC

Kemasan aqua gelas Dipotong kecil-kecil

Serat daun nanas dihaluskan dan Diayak dengan menggunakanSaringan 200 mesh

Karakterisasi

Pengepresan

Di cetak

Persiapan Bahan Penelitian

Pengolahan Data

Hasil

Daun nanas

Page 27: PKM P

J. RANCANGAN BIAYA

No Rincian Jumlah

1 Honor

a. Ketua ( 1 orang)

b. Anggota (2 orang)

Rp 600.000,-

Rp 1.000.000,-

2 Pembelian bahan Rp 5.400.000,-

Jumlah Rp 6.000.000,-

K. DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, (2009), Plastik, web : http://info.g-excess.com

Arena, (2004), Pemanfaatan Serat Nanas, web : http://bbt.kemenperin.go.id

Arifianto, (2008), Analisis Karakteristik Termal, web : www.google.com

Arismunandar, (2001), Tehnik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta

Asbani,N (1994),Prospek Serat Daun Nanas Sebagai Bahan Baku Tekstil, Peneliti

pada Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang

Charles, (1987), Hand Book Of Plastik and Elastomer, Mc. Graw-Hall Book

Campang

Muhaimin. 1993. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta : PT Pradnya

Paramita

Nainggolan, (2006), pembuatan dan Karakterisasi Bahan Isolator dari Campuran

Daur Ulang Plastik dengan Serbuk Kayu, Skripsi, Unimed, Medan

Natali, Deli, (2007),Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat

Dari Pulp Serat Daun Nenas – Semen Pozolan, web :

http://repository.usu.ac.id/pdf

Pratikno hidayat, (2008), Teknologi Pemanfaatan Serat Daun Nanas Sebagai

Alternatif Bahan Baku Tekstil, Jurnal Tehnik Kimia, Volume 13(2), Hal

: 31-35, Web : http://journal.uii.ac.id

Puil, (2000), Peraturan Umum Instalasi Listrik, Standard peraturan Listrik

Negara (SPLN-2000), LIPI, Jakarta

Page 28: PKM P

Rizal, (2001), Pengaruh Perbandingan Pemakaian Plastik dan Serbuk Kayu Pada

Pembuatan Isolator Ditinjau dari Daya Tahan Terhadap Perubahan

Temperatur, Skripsi, PTKI Medan, Medan

Surdia, T, (1995), Pengetahuan Bahan Tehnik, Pradya Paramita, Jakarta

Syarief. 1998. Petunjuk Laboratorium Teknologi Pengemasan. IPB. Bogor.

Tobing, B, (2002), Dasar Tehnik Pengujian Tegangan Tinggi, FT USU, Medan

Wirjosentono , (2000), Analisis dan Karakteristik Polimer, Edisi I, USU Pres,

Medan

LAMPIRAN

1. BIODATA KETUA serta ANGGOTA KELOMPOK

a. Ketua Pelaksana Kegiatan

Nama : ALAMIN SIRAIT

Nim : 072244610042

Fakultas/Program studi : MIPA/Fisika

Perguruan tinggi : Universitas Negeri Medan

Waktu untuk kegiatan PKM : 10 Jam/1Minggu

b. Anggota Pelaksana Kegiatan

Nama : DEWI FATMAWATI

Nim : 082244610038

Fakultas/Program studi : MIPA/Fisika

Perguruan tinggi : Universitas Negeri Medan

Waktu untuk kegiatan PKM : 10Jam/1Minggu

c. Anggota Pelaksana Kegiatan

Nama : PUTRI RIZKIAH RUSLI

Nim : 082244610004

Fakultas/Program studi : MIPA/Fisika

Perguruan tinggi : Universitas Negeri Medan

Waktu untuk kegiatan PKM : 10Jam/Minggu

Page 29: PKM P

2. BIODATA DOSEN PENDAMPING

Nama : Drs. Pintor Simamora,M.Si

NIP : 196104021987031002

Alamat Rumah/No Telp : /081396051113