PKM GT 2015

5
BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang Populasi penduduk Indonesia dari hari ke hari, baik di perkotaan atau perdesaan kian bertambah jumlahnya. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik Indonesia pada saat ini diperkirakan jumlah penduduk baik di perkotaan dan perdesaan sudah mencapai sekitar 250juta jiwa yang tersebar di 34 provinsi. Konsekuensi dari pertambahan penduduk sudah tentu akan berpengaruh pada terjadinya peningkatan mobilisasi penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain (Mufti, 2014). Di Indonesia tingkat pencemaran sangat memprihatinkan. Bahkan salah satu studi melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ketiga di dunia. World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City (Mutiarani, 2013). Jakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia. Padatnya kendaraan dan banyaknya perokok, menjadi penyumbang utama 686.864 ton polutan yang dihasilkan Jakarta per tahun. Dari jumlah tersebut 60 persen adalah gas karbonmonoksida (CO), yang merupakan hasil pembakaran tak sempurna akibat kekurangan oksigen. Dari penelitian tersebut, maka hanya 81 hari dalam 1 tahun udara di Jakarta dikatakan bebas polusi. Apabila kadar CO udara tinggi, maka bisa dipastikan tingkat CO dan zat beracun lain dalam tubuh juga besar. Hal ini tentu berbahaya karena CO merupakan gas yang paling mudah dihirup dan masuk ke dalam tubuh. Gas CO kemudian berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan menghalangi penangkapan

description

pkm

Transcript of PKM GT 2015

BAB I. PendahuluanA. Latar BelakangPopulasi penduduk Indonesia dari hari ke hari, baik di perkotaan atau perdesaan kian bertambah jumlahnya. Berdasarkan proyeksiBadan Pusat StatistikIndonesia pada saat ini diperkirakan jumlah penduduk baik di perkotaan dan perdesaan sudah mencapai sekitar 250juta jiwa yang tersebar di 34 provinsi. Konsekuensi dari pertambahan penduduk sudah tentu akan berpengaruh pada terjadinya peningkatan mobilisasi penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain (Mufti, 2014).Di Indonesia tingkat pencemaran sangat memprihatinkan.Bahkan salah satu studi melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ketiga di dunia.World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City (Mutiarani, 2013).Jakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia. Padatnya kendaraan dan banyaknya perokok, menjadi penyumbang utama 686.864 ton polutan yang dihasilkan Jakarta per tahun. Dari jumlah tersebut 60 persen adalah gas karbonmonoksida (CO), yang merupakan hasil pembakaran tak sempurna akibat kekurangan oksigen. Dari penelitian tersebut, maka hanya 81 hari dalam 1 tahun udara di Jakarta dikatakan bebas polusi. Apabila kadar CO udara tinggi, maka bisa dipastikan tingkat CO dan zat beracun lain dalam tubuh juga besar. Hal ini tentu berbahaya karena CO merupakan gas yang paling mudah dihirup dan masuk ke dalam tubuh. Gas CO kemudian berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan menghalangi penangkapan serta sirkulasi oksigen. Akibatnya, penghirup CO lekas lemas dan letih akibat kekurangan oksigen. Sayangnya, kadar CO yang tinggi dan efek buruknya seolah tak dirasakan penduduk Jakarta. Kondisi ini memprihatinkan karena efek buruk CO menyerang segala usia, dengan tingkat serangan bergantung pada frekuensi dan banyaknya gas diserap (Susanto, 2013).Bagi pabrik industri yang di antara bahan bakunya banyak menggunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengelolaannya selain menghasilkan produk-produk yang bergunabagi kepentinganhidup manusiajuga dikeluarkanproduk-produk yang tidak berguna malahan dapat berupa racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan dibuang dan bisa merusak lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan dan kelestarian lingkugan bila tanpa pengendalian. Berbagai bentuk penyakit akan timbul pada masyarakat disekitar pabrik atau pada pekerja sendiri akibat masuknya zat-zat buangan ini ke dalam tubuh (Rahmi, 2014).Polusi udara bukanlah masalah baru, apalagi di kota-kota besar. Sumber utama pencemaran kota adalah asap dari berbagai industri dan kendaraan bermotor. Selain itu kebakaran hutan yang sering terjadi pada musim kemarau menimbulkan asap yang cukup mengganggu. Senyawa buangan mobil seperti gas hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen tidak tampak sewaktu memasuki atmosfer. Akan tetapi, senyawa itu akan bereaksi karena pengaruh sinar matahari membentuk senyawa berbahaya yang dapat membuat air mata keluar, sesak napas, dan batuk. Polusi udara dapat menimbulkan hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang airnya memilki keasaaman pH lebih kecil dari 5. Hujan asam disebabkan oleh kegiatan industri yang mencemarkan udara. Selain itu pencemaran udara juga dapat mengakibatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah efek yang terjadi karena karbon dioksida di atmosfer menghalangi energi panas gelombang panjang yang dpancarkan ke luar bumi. Akibatnya, suhu rata-rata bumi menjadi naik (Karmana, 2007). Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara tersebut juga mempengaruhi penduduk dan lingkungannya. Terutama pada kesehatan anak-anak, kandungan timbal yang berlebih dapat menghambat produksi sel-sel darah merah sehingga terjadi anemia. Selain itu zat-zat beracun hasil dari pencemaran udara dapat mengurangi kemampuan berfikir anak, tingkat IQ rendah dan pertumbuhan fisik yang terganggu (Mutiarani, 2013).Berdasarkan masalah tersebut gagasan membuat suatu alat yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengatasi masalah polusi udara dirasakan perlu untuk dipikirkan dan dikaji kembali. Dengan memanfaatkan salah satu macam tanaman yang mempunyai zat aktif sebagai penyerap berbagai macam gas beracun. Gagasan ini juga termotivasi dari banyaknya tanaman lidah mertua oleh sebagian besar masyarakat tidak diketahui secara spesifik mengenai manfaatnya dan hanya dibiarkan ditanam begitu saja.B. Tujuan dan ManfaatTujuanGagasan untuk membuat alat penyerap polusi udara memiliki tujuan untukmengurangi tingkat polusi udara di kota Jakarta dengan memanfaatan zat aktif dari tanaman lidah mertua yang banyak memiliki kegunaan yaitu salah satunya sebagai adsorban.ManfaatDengan adanya alat penyerap polusi udara ini memberikan manfaat diantaranya dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi masyarakat yang terkena penyakit terutama pada saluran pernafasan. Kemudian gagasan ini membantu pemerintah dalam mewujudkan lingkungan kota Jakarta yang bersih bebas polusi.

DAFTAR PUSTAKAKarmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo.Mutiarani, Aulia. 2013. Tingkat Pencemaran Udara Indonesia Tertinggi Ketiga di Dunia, Bagaimana Cara Mengatasinya? Tersedia di http://green.kompasiana.com/polusi/2013/01/02/tingkat-pencemaran-udara-indonesia-tertinggi-ketiga-di-dunia-bagaimana-cara-mengatasinya-520856.html [diakses pada tanggal 1 Maret 2015]

Mufti, A. 2014. Ketika kualitas udara di perkotaan semakin rendah. Tersedia online di http://yayasankankerindonesia.org/2014/ketika-kualitas-udara-di-perkotaan-semakin-rendah/ [diakses pada tanggal 1 Maret 2015]Putri, Insani Rahmi. 2014. Gaya Hidup yang Menyebabkan Polusi di Jakarta. Tersedia online di http://www.academia.edu/7176231/Polusi_Udara [diakses pada tanggal 1 Maret 2015]Susanto, Agus Dwi. 2013. Hanya 81 Hari Udara Jakarta Bersih. Tersedia online di http://m.kompas.com/health/read/2013/11/241521174/Hanya.81.Hari.Udara [diakses pada tanggal 1 Maret 2015]