Pkl
description
Transcript of Pkl
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Medan memiliki letak geografis yang strategis, yang dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi, karena berdekatan dengan negara-negara yang lebih maju khususnya
di bidang industry. Selain potensi diatas, Kota Medan yang merupakan ibukota Provinsi
Sumatera Utara. Adalah sebagai pusat administrasi Provinsi yang tentunya memerlukan
adannya pembangunan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung perkembangan
dibidang politik, ekonomi, sosia, budaya.
Melihat potensi yang dimiliki Kota Medan, maka banyak bangunan besar mulai
dibangun di Kota Medan, satu diantaranya adalah Pembangunan Restaurant dan Hotel Grand
Liberty Medan.
Gedung yang sedang dibangun ini merupakan tempat penulis melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL). Penulis memilih proyek ini sebagai tempat Praktik Kerja karena
waktu pelaksanaan Praktek Kerja yang ditetapkan oleh program studi bertepatan dengan
pelaksanaan proyek ini.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Maksud dan tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah:
1. Masiswa dapat mengenal dan memahami tentang pelaksanaan pekerjaan struktur
bangunan
2. Memperluas pola/wawasan berpikir mahasiswa dengan mengamati langsung ke
lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan.
3. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan dan ketrampilan
yang didapat di bangku kuliah dalam menunjang pelaksanaan struktur bangunan,
dengan bimbingan dari pembimbing lapangan.
4. Mahasiswa dapat mengerti keselarasan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan
ilmu yang diperoleh dilapangan.
1.3 Ruang Lingkup PKL
Pada laporan PKL ini, penulis menguraikan tentang “Pelaksanaan Proyek Pembangunan
Gedung Restaurant dan Hotel Grand Liberty Medan.”
Metodologi Pelaksanaan PKL
Metodologi yang mendukung dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja (PKL) adalah:
a. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan yang
berhubungan dengan proses pekerjaan untuk memperoleh data dan imformasi dalam
pembangunan proyek.
b. Obsevasi
Observasi yang dilakukan dengan mengamati secara langsung terhadap pelaksanaan
pekerjaan di lokasi proyek, guna mengetahui prosedur pelaksanaan mulai dari tahap
persiapan sampai dengan tahap penyelesaian.
c. Tinjauan Pustaka
Dengan mencoba memahami berbagai literatur dan buku panduan yang berhubungan
dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan lapangan.
d.Dokumentasi
Melengkapi data-data dengan gambar kerja dilapangan dan gambar dari pihak
pengelola proyek yang berguna bagi penyelesaian laporan ini.
1.4 Tempat dan Waktu PKL
Tempat berlangsungnya kerja praktik yang diikuti oleh penulis berada di proyek
Pembengunanan Gedung Restaurant dan Hotel Grand Liberty Medan yang berlokasi di jalan
H. Adam Malik No. B1 pelaksanaan proyek ini mulai tanggal 1 Oktober 2011s/d 1 Juni 2013.
Waktu pelaksanaan PKL di lakukan pada tanggal 10 Oktober 2012 s/d 3 November 2012.
Daftar kegiatan yang dilakukan penulis tercantum pada lampiran 1.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi materi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, denah lokasi dan waktu
praktik, metodologi penulisan, ruang lingkup Kerja Praktik (KP) dan sistematika
penulisan.
BAB II PELAKSANAAN PKL
Berisi materi tentang Struktur Organisasi Proyek, jenis pekerjaan, bahan dan alat yang
digunakan serta pelaksanaan pekerjaan.
BAB III PENUTUP
Berupa kesimpulan dan saran-saran penulis terhadap pelaksanaan proyek secara umum.
BAB II
PERLAKSANAAN PKL
2.1 Pengertian Umum Proyek
Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang
dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan yang ingin
mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan
keinginan daripada owner atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada. Dalam pelaksanaan
proyek pemilik proyek dan pelaksana proyek mempunyai hak yang diterima dan kewajiban
yang harus dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah disetujui bersama antar
pemilik proyek dan pelaksana proyek.(sumber:
http://vofifitriana.blogspot.com/2010/09/pengertian-umum-proyek.html )
2.2 Lokasi dan Situasi Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Restaurant dan Hotel Grand Liberty Medan berlokasi di
jalan H. Adam Malik No. B1 Medan dengan luas lahan 5970m2 dengan keadaan topografi
tanah datar. Lokasi pekerjaannya terletak di tengah Kota Medan dan dapat di tempuh dengan
kendaraan roda empat dan roda dua.
Lokasi lahan untuk proyek dapat dilihat pada gambar berikut yang masing-masing sisi
berbatasan dengan:
a) Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. H. Adam Malik
b) Sebelah Timur berbatasan dengan jl. Sei Deli dan Sungai Deli
c) Sebelah Utara berbatasan dengan Pemukiman Penduduk
d) Sebelah Selatan berbatasan dengan Perkantoran
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada lampiran 2
2.3 Data Umum Proyek
a. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Restaurant dan Hotel Grand Liberty
Medan.
b. Sumber Dana : OWNER Gedung Restaurant dan Hotel Grand Liberty Medan.
c. Pemberi Tugas : OWNER Gedung Restaurant dan Hotel Grand Liberty Medan
d. Kontraktor Pelaksana : CV. PRIMA ABADI JAYA
e. Konsultan Perencana : ONG GIM SENG
f. Konsultan Pengawas : CV. PRIMA ABADI JAYA
g. Kualifikasi Kontraktor : Gred 7
h. Kualifikasi Konsultan : Gred 7
i. Nilai Kontrak : -
j. Sistem Pelelangan : TERTUTUP
k. Sistem Kontrak : LUMPSLUM
l. Waktu Pelaksanaan
1. Mulai : 1 Oktober 2011
2.Selesai : 1 Juni 2013
m. Waktu Pemeliharaan
1. Mulai : 2 Juni 2013
2. Selesai : 2 Agustus 2013
n. Jenis Pekerjaan : Struktur Beton Bertulang
o. Lokasi Pekerjaan
1. Provinsi : Sumatera Utara
2. Kota : Medan
3. Alamat : Jl. H. Adam Malik No. B1
p. Kuantitas Pekerjaan
1. Deskripsi Proyek : Gedung 17 Lantai
2. Luas Bangunan : 5970 m2
3. Fungsi : Restaurant dan Hotel
q. Jenis Struktur : Struktur Beton Bertulang
r. Material Struktur
1. Beton : Beton Bertulang K-300 dan K-350
2. Baja : Baja mutu U-24 untuk baja polos dan U-40 untuk baja ulir
2.4 Manfaat Proyek
Manfaat proyek yang di harapkan pihak Pengelola Proyek Pembangunan Gedung
Restaurant dan Hotel Grand Liberty Medan ialah memperluas usaha dan menjadi salah satu
bagian pendukung kemajuan ekonomi kota Medan.
2.5 Proses Lelang
Dilakukan lelang tertutup, artinya Owner hanya mengundang CV. PRIMA ABADI
JAYA saja. Kemudian meninjau kelapangan dan kemudian diberi gambar kerja dan spesifikasi
pekerjaan. Setelah itu terjadi tawar menawar dan akhirnya terdapat kesepakatan tentang harga
kontrak.
2.6 Sistem Kontrak
Dalam proyek Pembangunan Gedung Restaurant dan Hotel Grand Liberty ini memakai
system pembayaran lump-sum yaitu Owner membayar kepada kontraktor untuk
menyelesaikan suatu proyek yang sesuai dengan rencana-rencana dan spesifikasi yang telah
ditentukan dan dibuat oleh perencana. Pembayaran dibayar sebagian pada selang waktu
tertentu atau menurut bobot pekerjaan yang sudah siap.
Sistem kontrak dilakukan 2 tahap:
1. Tahap Pertama yaitu mulai dari persiapan sampai dengan struktur lantai 5
2. Tahap Kedua dilakukan pada pekerjaan Struktur lantai 6 sampai dengan pekerjaan struktur lantai 17
2.7 Kontraktor Pelaksana
Kontrakktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan pelelangan untuk
melakukan pembangunan proyek sesuai dengan rencana, perhitungan dan persyaratan yang
telah dibuat oleh konsultan perencana. Kontraktor pelaksana melaksanakan semua pekerjaan
yang telah diberikan kepadanya sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik proyek. Tugas dari
kontraktor pelaksana, adalah CV. PRIMA ABADI JAYA, yaitu melaksanakan pekerjaan
struktur dilapangan. Adapun susunan organisasinya adalah sebagai berikut :
a. Manajer Proyek
Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan.
2. Member pengarahan dalam tahap pembuatan RPAPP (Rencana pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan Proyek).
3. Mengusai seluruh isi dokumen kontrak.
4. Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan
proyek.
5. Memberikan pengarahan dan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan proyek
6. Melakukan negosiasi dengan sub kontraktor/supplier bersama UPP (Unit Penentuan
Pembelian) dan Kepala Divisi.
b. Pelaksana Lapangan
Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Mengumpulkan data untuk proses pembuatan rencana pelaksanaan proyek.
2. Membuat studi perbandingan untuk menentukan metode yang tepat.
3. Membuat laporan intern dan ekstern serta melakukan monitoring proyek.
4. Melakukan studi untuk menjamin mutu pelaksanaan..
5. Evaluasi schedule secara rutin.
6. Memproses berita acara tepat waktu.
7. Mengembangkan motivasi kerja bawahan.
8. Mewakili kepala proyek jika berhalangan di tempat.
c. Supervisor
Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Mengumpulkan data-data untuk proses pembuatan rencana pelaksanaan proyek.
2. Bersama-sama kepala proyek menyusun RPAPP (Rencana Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan Proyek).
3. Mengkoordinir pengadaan mandor dan tenaga kerja lainnya.
4. Menguasai dokumen kontrak, gambar dan spesifikasi teknis.
5. Meningkatkan efesiensi proyek.
6. Menjaga kualitas pekerjaan sesuai dengan kontrak.
7. Menjaga safety sesuai dengan persyaratan.
8. Mengembangkan dan memotifasi bawahan yang berada dibawah koordinasinya.
d. General Affair
Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Mengumpulkan data-data untuk proses membuat rencana pelaksanaan proyek bagian
administrasi dan keuangan.
2. Menguasai isi dokumen kontrak yang berkaitan dengan bidangnya.
3. Meningkatkan efesiensi proyek.
4. Melaksanakan administrasi bagian kepegawaian dan keuangan.
5. Menjamin keamanan dan keselamatan sesuai parsyaratan.
6. Mengembangkan dan memotifasi bawahan yang ada dibawahnya.
e. Surveyor
Tugas dan wewenangnya adalah: Melakukan pengukuran dan Marking gedung.
f. Administrasi
Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Mempersiapkan data seluruh karyawan yang ada di proyek.
2. Menangani seluruh surat-surat intern dan ekstern perusahaan.
3. Mengarsipkan seluruh data tersebut diatas dengan baik.
4. Melaksanakan tertib administrasi tugasnya dengan baik.
g. Tenaga Bagian Mekanikal
Tugasnya adalah:
1. Memasang instalasi listrik dan menerangkan lapangan.
2. Membuat sarana dan prasarana serta mengontrol dan memperbaiki sarana kerja yang
ada.
3. Membuat rencana kerja sesuai pekerjaan yang dilaksanakan.
h. Tenaga Bagian Drawing
Tugasnya adalah:
1. Membuat shop drawing secara benar dan jelas
2. Membuat gambar detail yang rumit.
3. Membuat as build drawing berdasarkan shop drawing dan kondisi lapangan.
4. Membuat tertib administrasi gambar.
i. Tenaga Bagian Longistik
Tugasnya adalah:
1. Memahami daftar sub kontraktor yang dikeluarkan oleh UPP (Unit Penentuan
Pembelian) pusat.
2. Mencari bahan atau peralatan serta melapor ke kepala proyek.
3. Mencari penawaran harga atas instruksi kepala operasi minimum tiga sub kontraktor.
j. Tenaga Bagian Pengukuran
Tugasnya adalah:
1. Melaksanakan kalibrasi alat ukur secara periodik sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
2. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan dalam pengukuran.
3. Melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
k. Tenaga Bagian Gudang
Tugasnya adalah:
1. Membuat surat jalan penolakan bahan jika diperlukan.
2. Membuat bon penerimaan bahan berdasar surat jalan yang diterima setelah dicek dan
mengisikan pada stock card serta membukukan dalam buku harian gudang.
3. Menyerahkan surat jalan kepada supplier.
4. Mencatat pengeluaran bahan didalam stock secara tertib.
l. Tenaga Keamanan ( Securitry)
Tugasnya adalah:
1. Mengamankan areal proyek
2. Mengamankan material dan peralatan yang ada di dalam proyek.
3. Mengontrol surat jalan material keluar masuk proyek.
Konsultan PengawasOWNER
Pemilik Proyek (Bpk. Bahari Lautan)
Hubungan Masing-masing Pihak Secara Organisasi
Hubungan kerja antara organisasi proyek dapat dilihat seperti gambar 1.1 berikut ini:
Keterangan Gambar:
Jalur Perintah
Jalur Konsultasi
Konsultan Perencana
ONG GIM SENG
CV. PRIMA ABADI JAYA
(Bpk. Antoni)
Sub kontraktor
1. Pembesian
2. Kayu
Gambar 1.1 Hubungan Organisasi Proyek
Waktu Kerja
Waktu kerja atau jam kerja adalah waktu yang telah ditetapkan untuk memulai atau
mengakhiri suatu pekerjaan dalam satu hari. Adapun pembagian waktu kerja pada
Pembangunan Gedung adalah:
a) Jam kerja Biasa
Adalah jumlah jam kerja dalam satu hari kerja. Jam kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jam 08.00 s/d 12.00 WIB : Jam Kerja2. Jam 12.00 s/d 13.00 WIB : Jam Istirahat3. Jam 13.00 s/d 17.00 WIB : Jam Kerja
b) Jam Kerja Tambahan (Lembur)
Jam kerja lembur adalah waktu kerja diluar jam kerja reguler dimana jam kerja lembur
diadakan untuk mengejar target pekerjaan yang ditetapkan pihak perusahaan untuk
segera diselesaikan atau dikarenakan pekerjaan tersebut memerlukan jam kerja lembur,
misalnya dalam pengecoran lantai yang dilakukan pada jam 09.00 WIB selesai pada
jam 21.00 WIB (sampai pengecoran selesai). Maka waktu setelah jam 17.00 WIB
suadah masuk jam kerjalembur.
Upah Kerja
Upah kerja adalah imbalan berbentuk uang kepada seorang pekerja atas pekerjaan yang
dibebankan kepadanya. Upah kerja yang berlaku pada Pembangunan Gedung adalah:
1. Upah kerja dwi mingguan yaitu upah kerja yang yang diberikan pada setiap awal bulan
dan pertengahan bulan kepada setiap tenaga kerja/buruh.Dengan perhitungan rata-rata
upah tenaga kerja/buruh sebesar Rp 80.000,00 per Hari
2. Upah kerja lembur yaitu upah kerja yang dibayarkan kepada tenaga kerja/buruh yang
ikut bekerja lembur. Dengan perhitungan rata-rata upah tenaga kerja/buruh sebesar Rp
40.000,00 per Jam.
Peralatan dan Logistik
Peralatan dan longistik yang digunakan dalam pekerjaan proyek Gedung Restaurant
dan Hotel Grand Liberty Medan ini dengan jumlah dan fungsinya seperti terlihat dalam tabel
berikut:
Tabel 1. Daftar peralatan dan logistik yang digunakan
No Nama Alat Fungsi Jumlah
1 VIBRATOR Untuk pemadatan beton yang sedang dicor 1 Unit
2 BAR BENDER Untuk pembengkokan besi 1 Unit
3 Pompa Air Untuk mengambil air dari dalam tanah
4 BAR CUTTER Untuk memotong besi 1 Unit
5 TOWER CRANE Untuk mengangkat material kelanntai atas 1 Unit
6 MESIN GENSET Untuk menyediakan cadangan llistrik 1 Unit
7 Truck/pick-up Untuk membawa materiaq ke lokasi pekerjaan
2 Unit
8 COMPRESSOR Untuk membersihkan debu dan butiran air 1 Unit
9 TAMPING RAMER Untuk memadatkan tanah 2 Unit
10 TRAVO LAS Station listrik untuk proses pengelasan 1 Unit
11 CUTTING WELL Pemotong aluminium 2 Unit
12 GERINDA BESAR Untuk mengasah hasil pemotongan 1 Unit
13 GERINDA KECIL Untuk mengasah material 2 Unit
14 BOR Untuk melubangi kayu atau material lain 1 Unit
15 THEODOLITUntuk pekerjaan pengukuran kemiringan,
jarak, as bangunan1 Unit
16 Waterpas Untuk pekerjaan pengukuran leveling 1 Unit
Disamping alat-alat diatas pada proyek ini juga digunakan alat-alat bantu seperti
gerobak dorong, meteran, cangkul, martil, dan lain sebagainya. Pengadaan peralatan yang
digunakan tersebut dilakukan dengan berbagai cara antara lain dari milik kontraktor pelaksana
sendiri, disewa dan lain-lain.
2.8 Pengawasan
Pengawasan sangat diperlukan dalam sebuah proyek, untuk menjamin pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan yang ada dalam spesifikasi teknis yang telah
dibuat oleh perencana.
Pengawas Administrasi
Secara administrasi, pengawas biasanya berhubungan dengan laporan mengenai
pelaksanaan proyek antara lain:
a. Mengecek surat menyurat yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
b. Memeriksa:
1. Dokumen laporan harian, mingguan, dan bulanan.
2. Dokumen berita acara kemajuan pekerjaan untuk mengajukan termin.
3. Dokumen lain yang dianggap perlu.
c. Memberikan laporan kepada owner tentang:
1. Volume persentase dan nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
membandingkan dengan apa yang tercantu dalam dokumen kontrak.
2. Kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan jadwal yang
telah disetujui.
3. Bahan, tenaga kerja dan peralatan yang digunakan kontraktor jika ada
penyimpangan dalam pelaksanaan.
4. Mengadakan site meeting (rapat lapangan) untuk membicarakan hal-hal yang
dianggap perlu.
Pengawasan Mutu Bahan
Untuk mencapai kualitas hasil pekerjaan yang baik, maka salah satu yang diperhatikan
adalah pengawasan mutu bahan yang akan dipakai. Pengawasan bahan dilakukan pada saat
bahan yang akan dipakai masuk kedalam proyek. Untuk menjaga keseimbangan antara
penerimaan dan pemakaian bahan, maka pihak kontraktor mengadakan pengaturan sebagai
berikut:
a. Menjaga agar bahan yang tersedia diproyek tidak berlebihan.
b. Mengawasi pelaksanaan setiap pekarjaan sehingga tidak terjadi kesalahan pemakaian bahan
c. Mengadakan pengamanan yang cukup untuk menghindari kehilangan alat-alat dan bahan.
Jadi pada proyek ini pengamanan dan pengawasan yang dilakukan cukup ketat. Untuk
pengadaan bahan, pihak Kontraktor menggunakan bahan yang sesuai SNI .
Pengawasan Kualitas
Pengawasan kualitas (quality control) dilakukan dengan beberapa pengujian.
a. Tes slump
Tes ini dimaksudkan untuk menguji kekentalan adukan beton, agar diperoleh mutu
beton yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam perencanaan. Test slump
dilakukan sebelum pengecoran dilakukan, sampel beton diambil dari tiap truk
ready mix yang akan melakukan pengecoran.
b. Tes Silinder dan Kubus
Tes silinder adalah suatu percobaan untuk menguji kekuatan tekan beton. Uji tekan
beton dilakukan di laboratorium bahan Politeknik Negeri Medan.
2.9 Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dikenal dengan Time Schedule. Pada proyek ini time schedule
yang digunakan yaitu time schedule kurva S. Kurva S adalah perbandingan antara lamanya
pekerjaan dengan bobotnya. Di dalam kurva S ini terdapat bermacam-macam pekerjaan dan
masing-masing pekerjaan tersebut diuraikan menjadi beberapa satuan waktu (mingguan) dan
juga ditentukan waktu permulaan pekerjaan ini harus dipertimbangkan pekerjaan mana yang
lebih dulu dikerjakan atau bila mungkin dikerjakan secara bersamaan waktunya. Jika dalam
pelaksanaan, grafik pekerjaan berada di atas kurva S (up schedule) berarti pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cepat dan jika terjadi sebaliknya berarti pekerjaan terlambat dari yang
direncanakan (behind schedule). Dan pada saat penulis melakukan praktik kerja lapangan
tidak ada keterlambatan pekerjaan. Time schedule proyek dapat dilihat pada lampiran 3.
2.10 Manajemen Proyek
Majemen proyek meliputi proses perencanaan (planning) kegiatan, pengaturan
(organizing), pelaksanaan dan pengendalian (controlling). Proses perencanaan, pengaturan,
pelaksanaan dan pengendalian tersebut dikenal proses manajemen.
Perencanaan (planning) adalah peramalan masa yang akan datang dan perumusan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan
peramalan tersebut. Bentuk dari perencanaan dapat berupa: perencanaan prosedur,
perencanaan metode kerja, perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran
biaya, perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal).
Pengaturan (organizing) bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokan
kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Tahap ini menjadi sangat penting karena jika terjadi ketidaktepatan pengaturan dan
pengelompokan kegiatan, bias berakibat langsung terhadap tujuan proyek.
Pengendalian (controlling) adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, evaluasi
kerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan.
Tujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua rangkaian
kegiatan tersebut sebagai berikut:
1) Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek,
namun dalam pembangunan Gedung Restaurant dan Hotel Grand Liberty Medan
terdapat addendum volume pekerjaan (pekerjaan tambah kurang) sehingga perlu
mengalami reschedule. Contohnya pada kolom lantai 2 yang harus dipotong karena
menurut Owner ketika meninjau ke proyek, kolom tersebut dianggap akan membuat
daerah lantai 2 menjadi sempit.
2) Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari perencanaan biaya
yang telah dianggarkan. Karena dalam proyek ini terdapat addendum volume
pekerjaan maka terdapat perubahan pada biaya yang telah dianggarkan.
3) Kualitas yang sesuai dengan persyaratan.
4) Proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
2.11 Tinjauan Khusus PKL
Tinjauan khusus Praktik Kerja Lapangan pada proyek Pembangunan Gedung Restaurant
dan Hotel Grand Liberty adalah Proses pelaksanaan atau pekerjaan struktur beton bertulang
( kolom, tangga, balok, plat lantai, dan dinding geser lift).
Pada dasar nya pelaksanaan pekerjaan beton meliputi pembuatan bekisting, pembesian,
dan pengecoran.
2.12 Bekisting
A. Bekisting Kolom
Metode pekerjaan bekisting kolom dan bekisting dinding geser lift pada dasarnya sama.
Penentuan Aѕ Kolom (Pemberian Mаrkіng)
Titik-titik аѕ kolom diperoleh dari hasil pekerjaan tim survey yang melakukan
pengukuran dan pematokan, yaitu mаrkіnɡ berupa titik-titik atau garis yang digunakan sebagai
dasar penentuan letak bekisting dan tulangan kolom. Penentuan аѕ kolom dilakukan dengan
menggunakan alat theodolite. Untuk pekerjaan pengukuran ini diperlukan juru ukur (surveyor)
yang berpengalaman, khususnya dalam pelaksanaan gedung bertingkat dilakukan oleh
surveyor yang bersertifikat. Posisi аѕ kolom arah vertikal ditentukan berdasarkan аѕ kolom
pada lantai sebelumnya/di bawahnya. Proses pemindahan titik аѕ (axis) kolom dari lantai
bawah ke lantai atas berikutnya dengan pembuatan lubang-lubang pada pelat lantai (gambar
1.2). Lubang-lubang tersebut nantinya ditutup kembali setelah pemindahan titik аѕ kolom
selesai.
Posisi аѕ kolom harus sentris kedudukannya terhadap аѕ pada lantai sebelumnya, untuk
itu dilakukan juga pengecekan dengan menggunakan benang dan unting-unting. Dengan
bantuan titik-titik acuan bangunan yang sentris disetiap lantainya, maka dapat ditentukan letak
аѕ kolom dan kemudian dibuat аѕ-аѕ yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan
dalam perencanaan awal. Pengecekan аѕ kolom dilakukan dengan menempatkan
alat theodolite pada mаrkіnɡ tersebut dan kemudian mengecek kelurusan mаrkіnɡ kolom.
Proses marking dapat dilihat pada gambar dibawah ini, Mulai dari pembidikan hingga hasil
garis yang dibuat.
Bahan-bahan untuk pembuatan bekisting kolom
Plywood 16mm.
Pipa holow.
Paku 1,5 s/d 3 inchi
Jack base
Memasang bagian-bagian bekisting kolom
Pasang sepatu kolom
Pasang beton tahu pada begel kolom.
Buat bekisting dengan bahan plywood dan pipa holow
Olesi permukaan bekisting dengan oli/solar
Gambar 1.4 proses marking bekisting kolom
Gambar 1.5 Hasil marking bekisting kolom
Bekisting kolom didirikan sesuai dengan gambar kerja.(Diangkat menggunakan
alat bantu Tower crane). Seperti terdapat pada gambar 1.7
Pasang pipa support (menggunakan pipa holow).
Periksa tegak lurusnya acuan menggunakan unting-unting.
Atur kemiringan bekisting dengan menyetel jack base
Perkuat cetakan kolom menggunakan skur pada tiang cetakan hingga keadaannya
tidak bergerak.
Bersihkan kotoran di dalam bekisting lewat lobang yang telah disiapkan.
Sketsa dan hasil bekisting dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1.6 Sketsa bekisting kolom
Gambar 1.7 Pemasangan bekisting kolom menggunakan tower crame
B.Bekisting Balok dan Plat Lantai
Bahan dan alat untuk pembuatan bekisting plat lantai
Plywood tebal 12-18 mm.
Pipa hollow.
Paku 1,5 s/d 3 inchi
Scafolding
Kayu dolken/balok kayu
U-head
Jack base
Leader
Tie rod
Baja siku
Waterpas
Gambar 1.8 Hasil pemasangan bekisting kolom
Hory beam
Metode Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan bekisting balok dan plat lantai, terlebih dahulu dipasang tiang
perancah (scafolding).
2. Kemudian menentukan sumbu dan elevasi balok, dengan cara memakai titik acuan
elevasi (yang ada pada kolom) lalu diukur dengan meteran untuk mendapatkan
tinggi suatu balok dan ditandai.
3. Setelah itu ditarik benang diantara kolom dimana beksiting balok itu akan dipasang,
lalu dicek dengan waterpass.
4. Pasang balok-balok kayu ukuran 6/12 untuk gelagar dan rel
5. Pasang bekisting balok. Bekisting balok yang dipasang kemudian dipaku setiap
sudutnya lalu diberi penyokong dari besi siku di sisi sebelah luar bekisting supaya
kokoh dan stabil yang mana harus dilakukan sebaik mungkin agar tidak terjadi
kebocoran maupun hal-hal lain yang tidak diinginkan. Lihat gambar 1.9
Gambar 1.9 Proses pemasangan bekisting balok
6. Kemudian pasang hory beam (besi penyokong) di atas u-head (gambar 2.0).
7. Kemudian taruh pipa holow diatas hory beam (gambar 2.1).
Gambar 2.0 Proses pemasangan hory beam
Gambar 2.1 Pemasangan pipa holow untuk landasan bekisting plat lantai
8. Setelah itu lembaran-lembaran polywood atau bekisting yang sudah dipersiapkan
sesuai ukuran plat lantai dipasang diatas pipa holow yang sudah di susun dengan
acuan yang sudah dibuat (gambar 2.2).
9. Paku bagian- bagian yang perlu dipaku.
C.Bekisting Dinding Geser lift
Plywood tebal 12-18 mm.
Pipa hollow.
Paku 1,5 s/d 3 inchi
Kayu dolken/balok kayu
U-headJack base
Leader
Tie rod
Baja siku
Waterpas
Hory beam
Unting-unting
Metode pelaksanaan bekisting dinding geser
Gambar 2.2 Pemasangan playwood untuk bekisting plat lantai
1. Buat garis sipatan batas beton dinding geser pada lantai beton tempat bekisting kolom
yang akan didirikan.
2. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis sipatan dan memiliki selimut beton,
sesuai spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.
3. Untuk dinding yang cukup panjang dan kolom yang besar (60X60 cm keatas) perlu
dipasang sepatu dinding/kolom di setiap sudut dengan bahan siku besi. Beton dengan
mutu dinding ini berfungsi untuk menjaga agar tumpuan bekisting di lantai beton tidak
bergeser dari sipatan batas, pada saat disetel.
4. Bekisting dibuat di tempat lain,kemudian diangkat dengan menggunakan alat bantu
tower crane (gambar 2.3).
5. Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak
bekisting/mould oil sebelum didirikan.
6. Pemeriksaan kembali instalasi M&E yang tertanam pada dinding/kolom seperti
Conduit, sparing, “T” dus sebelum bekisting ditutup.
Gambar 2.3 Pemasangan bekisting dingding geser menggunakan tower crane
7. Setelah bekisting dinding ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti Tie rod, S
dan Adjustad support dipasang.
8. Pastikan kelurusan bidang bekisting dinding dengan bantuan unting-unting, waterpas
dan alat ukur.
9. Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level
pengecoran di sisi atas bekisting dinding (gambar 2.4).
2.13 PEMBESIAN
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur beton bertulang.
Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi
besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung menggunakan beton bertulang.
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap
penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
Alat yang digunakan :
1. Bar Cutter untuk memotong tulangan.
2. Bar Bender untuk membengkokkan tulangan.
3. Gerinda, untuk, mengasah potongan plat supaya rata dan rapi.
4. Kaktua/Tang pemotong kawat ikat.
Bahan yang digunakan :
Gambar 2.4 Membuat sipatan untuk batas pengecoran di sisi atas bekisting dinding.
1. Besi untuk tulangan utama balok dan kolom berdiameter 16-25 mm dan 22 mm (ulir).
2. Besi untuk tulangan sengkang berdiameter 10 mm (ulir).
3. Besi untuk tulangan lantai berdiameter 10 mm (ulir).
4. Kawat pengikat / kawat beton.
penyimpanan besi beton.
Pada proyek ini, melakukan metode sebagai berikut dalam penyimpanan besi beton.
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal
dengan balok beton.
Besi berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Setiap bandel besi terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter).
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane.
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m.
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi.
Pemotongan dan pembengkokan besi beton.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Pembengkokan dilakukan di meja yang kuat dan rata.
Pembengkokan dibuat sesuai gambar acuan, dapat dilihat pada lampiran 4.
Kemudian mencek diameter besi, dan lalu dibengkokan.
Kemudian besi-besi yang telah dibengkokan di cek kembali, apakah sudah sesuai
dengan gambar.
Cek ukuran mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi kekuatan rendah, 3d
untuk besi kekuatan tinggi.
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan
engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
Pemasangan besi beton(tulangan)
Metode yang digunakan dalam pemasangan besi pada proyek ini secara umum adalah sebagai
berikut :
Besi dibersihkan (dari kotoran , minyak).
Kemudian peletakan tulangan pembesian diatur sehingga ada ruang tersedia untuk
proses pemadatan beton.
Jika ada besi yang perlu disambung maka ada overlapping yang sesuai perhitungan
atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian
meletakan sesuai posisinya, contohnya pembesian kolom.
Metode yang digunakan dalam pemasangan besi tulangan pada proyek ini adalah sebagai
berikut :
Pembesian plat lantai dilakukan setelah bekisting balok dan plat lantai selesai
dipasang.
Pemasangan tulangan pada balok dilakukan sebelum bekisting balok dipasang.
Pembesian pada plat lantai dan balok harus berada di atas dudukan berupa beton
(bisanya disebut tahu beton.Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari
ketebalan selimut beton yang direncanakan.
Pembesian dilakukan sesuai gambar kerja. (lampiran 4)
Gambar 2.6 Bar Cutter untuk memotong tulangan dan Bar Bender untuk membengkokkan tulangan.
Gambar 2.5 Salah satu gambar kerja rencana pembesian balok dan plat lantai
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada kolom:
Pembesian kolom dirakit ditempat yang luas dan mudah dijangkau, disekitar proyek.
Lihat gambar 2.9.
Gambar 2.7 Memasang tulangan balok dan plat lantai
Gambar 2.20 Memasang tulangan plat . lantai
Gambar 2.21 Tulangan plat lantai yang . telah terpasang
Gambar 2.8 tulangan balok dan tulangan plat lantai yang telah terpasang
Gambar 2.9 proses merakit tulangan kolom
Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya susunan
pembesian tersebut kuat untuk diangkat
Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom siap diangkat menggunakan tower crane.
Lihat gambar 2.1.0
Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang harus diikat ke bekisting supaya kuat,
jarak antar ikatan kira-kira setiap 1.5 m
Pemasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan pada kolom
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal. Gmabar penulangan dapat dilihat
pada lampiran 4
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada dinding geser lift:
Pemasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan pada kolom, hanya
saja Pembesian kolom dirakit langsung ditempat yang akan dibuat dinding geser
Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal. Gmabar penulangan dapat dilihat
pada lampiran 4.
Gambar 2.1.0 proses pemasangan tulangan kolom menggunakan tower crane
2.14 Pembersihan
Sebelum pengecoran dilakukan pembersihan ,agar kotoran-kotoran yang ada pada
bekisting hilang, karena kotoran yang ada, akan mempengaruhi kualitas beton. Pembersihan
dilakukan dengan kompresor dan magnet.
2.15 Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah bekisting dan pembesian telah terpasang dengan kuat
serta sudah di bersihkan . Sebelum mengecor pelaksana harus menghitung kubikasi beton
yang akan di cor pada hari yang sudah ditetapkan. Dalam pelaksanaan pembangunan
Restaurant dan Hotel Grand Liberty ini menggunakan beton Ready Mix. Beton akan diantar
menggunakan truk molen ( 1 truk molen = 6-7 m³). Maka daripada itu jadwal kedatangan tiap
truk molen harus diatur dengan baik, agar tidak terjadi antrian. Data mix design yang
digunakan, yang diperoleh dari ASIA BETON dan SUKSES BETON dapat dilihat pada
lampiran 5. Beton yang sudah tiba langsung diuji slump nya dan kemudian diambil sample
kubus nya. Setelah itu dicor dengan menggunakan alat bantu pompa ( untuk pengecoran balok
dan plat lantai) dan bucket yang diangkat menggunakan tower crane (untuk pengecoran
kolom/dinding geser lift). Sewaktu pengecoran bekisting dipukul-pukul agar beton padat, atau
digetarkan dengan alat vibrator.
Gambar 2.1.2 proses pemasangan tulangan dinding geser lift
Gambar 2.1.3 Pembersihan menggunakan kompresor
Gambar 2.1.4 Pengecoran Menggunakan alat bantu tower crane
Gambar 2.1.5 Pengecoran Menggunakan alat bantu pompa
2.16 Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran yang dilakukan hendaklah hati-hati dengan tujuan agar beton tidak
pecah/retak dan bekisting tidak rusak sehingga dapat digunakan untuk penggunaan yang lain.
Pembongkaran Scafolding dan bekisting balok dilakukan setelah beton mengeras. Scafolding
yang menompang plat lantai dan balok dibongkar ketika beton berumur 7 hari dan kolom dan
dinding geser lift setelah 12-24 jam.
Pembongkaran bekisting kolom adalah dengan cara melepaskan kuncian tie-rod,
kemudian diangkat perlahan menggunakan tower crane.
Pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
Gambar 2.1.6 Pemadatan saat pengecoran Menggunakan alat bantu vibrator
1. Semua jack base yang menjadi penyanggah bagian bawah dikendorkan, lalu kayu-
kayu penombang dan horry beam dilepas satu persatu kemudian diikuti dengan
pembongkaran scafolding yang menompang plat.
2. Besi-besi siku yang membantu menompang bekisting balok dilepaskan satu persatu
kemudian diikuti dengan pelepasan scafolding penyanggah balok
3. Bekisting yang masih menempel pada balok dibuka perlahan-lahan agar tidak
merusak mutu beton dan rangka bekisting sehingga rangka bekisting yang sudah
dipakai tersebut dapat berguna lagi untuk pekerjaan lain.
4. Setelah pembongkaran semua bekisting selesai maka dilakukan pemeliharaan
terhadap hasil pengecoran (curring beton) yaitu dengan menyemprotkan air pada
seluruh bagian permukaan beton dan dilakukan penambahan pada sisi beton yang
mengalami keropos atau rusak.
Gambar 2.1.7 Pembongkaran bekisting Menggunakan alat bantu tower crane
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya di dalam laporan ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kolom, dinding geser, balok dan pelat menggunakan beton mutu K300. Khusus pada area Basement menggunakan beton mutu K350.
2. Nilai Slump pada proyek pembangunan Restoran dan Hotel Grand Liberty ini adalah ± 12 cm. Dan apabila nilai Slump-nya tidak memenuhi syarat maka beton akan di-reject atau bahkan disuruh menunggu jika memungkinkan. Hal ini bertujuan supaya mutu dan kualitas tetap terjaga sehingga memenuhi syarat yang telah ditentukan.
3. Kerja sama yang baik antara pelaksana, mandor lapangan dan para tukang dalam proyek serta adanya pengarahan dan instruksi yang jelas sangat mendukung kelancaran pelaksanaan proyek.
4. Manajemen dan Quality Control memegang peranan yang cukup besar pada pekerjaan konstruksi bangunan, yang juga berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran biaya proyek.
5. Seluruh pekerja yang terlibat dalam proyek harus mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja; karena dengan memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, proyek dapat berjalan dengan aman, baik, lancar dan sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan.
6. Diadakannya rapat sewaktu-waktu untuk membahas perkembangan kemajuan pelaksanaan proyek maupun ada hal-hal tertentu yang tidak terduga seperti adanya Revisi dari pihak Owner.
B. Saran
1. Seluruh pekerjaan harus mengikuti prosedur pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya pada dokumen proyek dan tidak boleh menyalahi spesifikasi yang telah ditetapkan.
.2. Perhitungan kubikasi kolom harus lebih akurat lagi sehingga mengurangi
banyaknya jumlah beton yang terbuang sia-sia pada saat selesai pengecoran.
3. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi cacat pada hasil pengecoran.
4. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam setiap pekerjaan sebaiknya disediakan lebih awal sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar tanpa terbengkala.
5. Pengawasan di lapangan harus lebih ketat lagi sehingga tidak melenceng dari gambar kerja dan kenyamanan lebih terjaga.
6. Kesehatan dan keselamatan kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik.
C. Kesesuaian dan Ketidaksesuaian dengan Teori di Kampus
1. Terdapat kesesuaian antara teori di kampus dan pelaksanaan di lapangan baik dari teknik pelaksanaan quality control dan manajemen serta time schedule.
2. Terdapat kesesuaian pemakaian dan pemasangan scaffolding antara pelaksanaan di tempat PKL dengan apa yang telah dilakukan pada saat praktek di bengkel Sipil.
3. Proses perawatan beton kurang maksimal sedangkan di kampus diajarkan agar perawatan beton dilakukan untuk menghindari terjadinya proses penguapan yang berlebihan dari adukan beton yang dapat menyebabkan retak-retak pada beton akibat perbedaan suhu yang cukup besar pada bagian dalam dan luar beton.
D. Kelemahan yang Ditemui
Kelemahan yang ditemui adalah :
1. Kurangnya pengawasan dan K3 yang menyebabkan terjadinya kecelakaan terhadap tukang.
2. Jumlah pekerja yang terbatas bila dibandingkan dengan volume pekerjaan dan Time Schedule.
3. Banyaknya revisi dari pihak owner sehingga terdapat banyak ketidaksesuaian konstruksi di lapangan dengan gambar awal kerja dan juga mengakibatkan pihak pelaksana sedikit kewalahan.
4. Manajemen alat-alat kecil dan sisa bahan kurang baik, karena masih banyak ditemukan berserakan dilapangan.
E. Kelebihan yang Ditemui
Kelebihan yang ditemui selama PKL, yaitu :
1. Pihak kontraktor mengadakan alat secara lengkap sehingga pekerjaan tidak ada yang terkendala dan sesuai dengan time schedule.
2. Suasana yang kondusif di lapangan antara pihak pelaksana dengan pekerja sehingga terjalin komunikasi yang sangat baik.
3. Tukang (pekerja) yang giat dan disiplin sehingga pekerjaan tetap berjalan lancar dan tepat waktu walaupun dengan jumlah pekerja yang terbatas.