pkl pelebaran jalan

download pkl pelebaran jalan

of 15

description

mencakup semua bahan dan ulasan tentang pelebaran jalan

Transcript of pkl pelebaran jalan

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2013

BAB IVLAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

BAB IVPEKERJAAN DAN PENGAWASAN4.1 LINGKUP PEKERJAAN

4.1.1 UmumPersyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini diterapkan untuk Pekerjaan Perbaikan Jalan di kecamatan Gondang.4.1.2 ReferensiSeluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Idonesia (NI), Standard Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-Peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan4.2. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN

4.2.1 Mobilisasi

Kegiatan ini akan segera dilaksanakan diawal-awal masa pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan. Sejumlah peralatan dan tenaga kerja yang terdiri dari para Mandor, pekerja, dan tukang yang digunakan dalam pekerjaan ini akan segera didatangkan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya surat perintah mulai kerja (SPMK) oleh pemilik pekerjaan. Demikian pula halnya dengan sebahagian tenaga kerja yang termasuk dalam personil inti, antara lain Site Manager dan juru ukur saat ini sudah dalam keadaan standby disekitar Lokasi Proyek. Untuk mobilisasi peralatan utama, akan dimulai dengan mengangkut peralatan survey, tandem, stamper,wheel roller dan dump truck. Sedangkan peralatan lain akan didatangkan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan di lapangan.4.2.2 Manajemen dan Keselamatan Lalulintas

Pengaturan lalu lintas adalah salah satu bagian yang sangat penting guna menjamin pada saat pelaksanaan pekerjaan yang tentunya pada saat aktivitas lalu lintas berjalan kemudian pekerjaan tidak mengalami gangguan dan juga terlindungi dari kerusakan yang bisa diakibatkan oleh lalu lintas tersebut. Adapun pengaturan lalu lintas itu dapat berupa :

- Rambu dan penghalang yang dipasang saat atau tidak berlangsung pekerjaan dan rambu ini dapat dituliskan peringatan : HATI HATI! ADA PEKERJAAN GALIAN.

- Petugas bendera, personil ini ditempatkan pada setiap lokasi pekerjaan yang sedang berlangsung dan bertugas mengatur arah serta memberi aba aba kepada driver dan operator alat berat agar lalu lintas tidak menjadi terhenti apabila pekerjaan sedang berlangsung.

- Rambu traffic line sperti : traffic cone (kerucut), traffic cone berlampu untuk pekerjaan pada malam hari, flash light, dan lain-lain yang juga dapat menjadi pengaturan lalu lintas.4.2.3 Penyiapan Gambar Kerja (Shop Drawing)

Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction drawings) belum memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, UPT wajib mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut. Gambar kerja akan diajukan kepada Dinas untuk mendapatkan persetujuannya untuk gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap (tiga)4.2.4 Pekerjaan Tanah

Pekerjaan ini mencakup penggalian, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu dan bahan lain dari jalan sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.

4.2.5 Galian Jalan Lama ( Galian patching )

Galian biasa dilakukan agar lapisan pondasi dapat diletakkan dan material galian disingkirkan agar tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya. Disini galian minimal 65 cm dengan catatan masih tanah gembur yang digali.4.2.8 Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Material agregat kelas A didatangkan dan ditempatkan pada lokasi pekerjaan perbaikan dengan menumpuk pada sejumlah titik dengan volume dan jarak tertentu sesuai kebutuhan, kemudian dihampar oleh pekerja ahli dengan ketebalan tertentu. Proses penghamparan dilakukan dengan cermat untuk menghindari kontaminasi dan segregasi. Selanjutnya agregat dipadatkan dengan tandem mencapai ketebalan sesuai dengan yang telah ditentukan.4.2.9 Perkerasan Pasang LPA / slytlaag

4.2.9.1 Batu F

Pada pekerjaan ini material diangkut dari base camp dengan menggunakan dump truck, kemudian material dihampar dan diratakan oleh pekerja. Selanjutnya material dipadatkan dengan menggunakan tandem sampai benar benar padat. Selama proses pemadatan berlangsung water tank juga digunakan untuk menyirami agregat. Ketebalan lapisan pondasi ini sesuai dengan gambar kerja. Pemadatan dilakukan berulang kali agar mendapatkan kepadatan yang maksimal.

4.2.9.2 Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Pada pekerjaan ini material diangkut dari base camp dengan menggunakan dump truk,kemudian material dihampar dan diratakan dengan menggunakan grader.Selanjutnya material dipadatkan dengan menggunakan vibrator roller sampai benar benar padat. Selama proses pemadatan berlangsung water tank juga digunakan untuk menyirami agregat. Ketebalan lapisan pondasi ini sesuai dengan gambar kerja. Pemadatan dilakukan berulang kali agar mendapatkan kepadatan yang maksimal.

4.2.10 Perkerasan Aspal

4.2.10.1 Lapis Resap Pengikat Aspal Cair ( Prime Coat )

Pekerjaan prime coat adalah peleburan permukaan perkerasan yang akan dilapisi perkerasan aspal baru dengan bahan perekat (prime coat) dengan tujuan agar terjadi ikatan antara permukaan lapis pondasi agregat atau perkerasan beton dengan lapisan permukaan baru (AC base).

Bahan aspal untuk lapis resap pengikat berupa aspal emulsi reaksi sedang atau reaksi lambat yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal emulsi yang dapat mennjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa pengikat yang disetujui. Aspal emulsi yang harus mengandung residu hasil penyulingan minyak bumi tidak kurang dari 60% dan mempunyai penetrasi aspal tidak kurang dari 80/100.

4.2.10.2

Lapis Perekat - Aspal Cair

Di atas hamparan aspal lama, sebelum dilanjutkan penghamparan AC-WC dilakukan pelaburan lapis perekat. Air Compressor digunakan untuk membersihkan badan jalan. Kemudian dilakukan pelaburan lapis perekat dengan mengarahkan sprayer secara tegak lurus bidang semprot.

Aspal dipanaskan dalam suhu sesuai spesifikasi, dan kadar pelaburan sesuai takaran per m2 bidang semprot. Permukaan yang telah dilaburi lapis perekat akan tetap dipelihara sampai lapisan berikutnya dihampar.

4.2.10.3 Laston Lapis Antara/asphalt concrete bender course ( AC BC)

Bahan untuk pekerjaan ini disiapkan dalam AMP (Asphalt Mixing Plant) dimana komposisinya sudah diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang baik, baik campuran maupun suhunya. Bahan lapisan ini dibawa ke lokasi dengan menggunakan Dump Truck dan kemudian dihampar dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana yaitu 6 cm. Setelah penghamparan AC BC, maka dilakukan beberapa tahap pemadatan, yaitu :

1. Pemadatan awal ( Breakdown I )

Pemadatan awal dilakukan pada suhu 125C dengan menggunakan alat pemadat Tandem Roller. Fungsi dari pemadatan awal ini adalah untuk meratakan permukaan. Roda Tandem Roller yang digunakan harus selalu dalam keadaan basah, agar hamparan AC BC tidak melekat pada roda saat pemadatan berlangsung.

2. Pemadatan kedua ( Breakdown II )

Pemadatan kedua ini dilakukan pada suhu 90C dengan menggunakan mesin penggilas ban karet ( Pneumatic Tire Roller ). Ban Pneumatic Tire Roller harus selalu basah agar hamparan material tidak melekat pada ban, sehingga ban karet boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.

4.2.10.4 Laston Aus/Asphal Concrete Wearing Course ( AC-WC)

Pada bagian ini sepatu asphalt finisher terlebih dahulu dipanaskan dan vibrator pada asphalt finisher dijalankan selama penghamparan dan pembentukan. Campuran aspal panas dituang dari dump truck ke dalam bak asphalt finisher, kemudian asphalt finisher menghampar lapisan aspal dengan ketebalan sesuai gamba yaitu 4 cm dan bila dipadatkan mencapai hasil sesuai yang telah ditetapkan.

Asphalt finisher dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak menyebabkan retak permukaan, segregasi dan tidak ratanya permukaan. Sebelum bak penghampar Asphal finisher kosong, sejumlah campuran aspal panas lainnya dituangkan kembali ke dalam bak agar temperatur aspal dapat terjaga sesuai yang tetentukan. Setelah penghamparan AC-WC, maka dilakukan pemadatan yang melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Pemadatan awal ( Breakdown I )

Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan alat pemadat Tandem Roller. Fungsi dari pemadatan awal ini adalah untuk meratakan permukaan. Roda Tandem Roller yang digunakan harus selalu dalam keadaan basah, agar hamparan AC BC tidak melekat pada roda saat pemadatan berlangsung.

2. Pemadatan kedua ( Breakdown II )

Pemadatan kedua ini dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas ban karet ( Pneumatic Tire Roller ). Ban Pneumatic Tire Roller harus selalu basah agar hamparan material tidak melekat pada ban, sehingga ban karet boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.

4.2.10.5 Bahan Pengisi (Filler) Tambahan Semen

Bahan pengisi (filler) tambahan semen berfungsi. Untuk memodifikasi agregat halus sehingga berat jenis campuran meningkat dan jumlah aspal yang diperlukan untuk mengisi rongga akan berkurang. Filler harus kering dan bebas dari gumpalan- gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan secara basah sesuai dengan SK SNI M-02-1994-03 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No 200. Semua campuran beraspal harus mengandung bahan pengisi yang ditambahkan tidak kurang dari 1% dari total agregat. Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Fungsi semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-butir agregat. Walaupun komposisi semen dalam komposisi agregat hanya sekitar 1%, namun karena fungsinya sebagai bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting.4.3 PEKERJAAN YANG DITINJAU

4.3.1 Spesifikasi TeknisPenggunaan material pada pekerjaan yang diamati ini dibuat berdasarkan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Untuk masing-masing perkerjaan, material yang digunakan adalah sebagai berikut:4.3.1.1 Lapisan Pondasi Atas (Base Course)

Lapisan Pondasi Atas adalah Lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan pondasi bawah dan lapisan permukaan dinamakan lapisan pondasi atas (base course), lapisan pondasi atas berfungsi sebagai:

1. Bagian struktur perkerasan yang menahan gaya vertikal dari beban kendaraan dan disebarka kelapis dibawahnya.

2. Lapisan peresap untuk lapisan pondasi bawah.

3. Bantalan atau perletakan lapis permukaan.

Pada pekerjaan lapisan pondasi atas yang diamati pekerjaan tersebut meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan. Material yang digunakan dilapangan sebelumnya telah mengalami pencampuran. Pencampuran dikerjakan dilokasi instalasi pemecah batu atau pencampuran, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasikan untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Bahan yang digunakan adalah bahan yang bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan yang tidak dikehendaki atau tidak sesuai dengan yang disyaratkan. Gradasi material untuk Lapis Pondasi Kelas A yang digunakan bisa dilihat pada tabel.

Pada lapis pondasi atas agregat kelas A menggunakan agregat kasar dengan ukuran rata-rata 1,5 inci dengan ketebalan 15 cm dan minimal mempunyai satu bidang pecah. Gambar material yang digunakan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A diperlihatkan pada Gambar Tabel.4.3 Gradasi Lapis Pondasi Agregat

Ukuran Saringan Persen Berat yang Lolos ( % Lolos ) Jenis Agregat

ASTMMMKelas AKelas B

3''75Agregat Kasar

2''50100Agregat Kasar

1''37.510088 - 100Agregat Kasar

1''2577 - 10070 - 85 Agregat Kasar

9.544 - 6040 -65Agregat Kasar

No.44.7527 - 4425 - 52Agregat Halus

No.10217 - 3015 -40Agregat Halus

No.400.4257 - 178 20Agregat Halus

No.2000.0752 - 82 8Agregat Halus

Persyaratan umum sifat dan bahan-bahan agregat yang digunakan untuk lapis pondasi atas kelas A adalah sebagai berikut:1. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam kontrak tertentu dan seperti yang dinyatakan dalam daftar penawaran.a. Lapis pondasi atas kelas A adalah agregat batu pecah yang disaring dan merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.2. Semua lapisan pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai dengan gambar kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya dalam daftar penawaran.

Dan ketentuan sifat bahan lapisan pondasi atas agregat dapat dlihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4 Ketentuan Sifat Lapis Pondasi AgregatSifat Kelas A

Abrasi dari agregat kasar (SNI 03-2417-1990)mak. 40%

Indeks plastis (SNI 03-1996-1990 dan SNI 03-1967-1990)mak. 6

Hasil kali indeks plastisitas dengan % lolos saringan No.200mak. 25

Batas cair SNI 03-1967-1990)mak. 25

Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat (SNI 03-4141-1996)0%

CBR (SNI 03-1744-1989)min. 90%

Perbandingan persen lolos #200 dan #40mak. 2/3

4.3.1.2 Pekerjaan Aspal/Lapis Permukaan

Lapis permukaan merupakan lapisan paling atas dari struktur perkerasan jalan, lapis permukaan ini berfungsi sebagai :1. Lapis penahan beban vertical dari kendaraan, oleh karena itu lapisan harus memiliki stabilitas tinggi selama masa pelayanan2. Lapis aus (wearing course) karena menerima gesekan dan getaran roda dari kendaraan yang mengerem3. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atas lapis permukaan tidak meresap ke lapis di bawahnya yang berakibat rusaknya struktur perkerasan jalan4. Lapis yang menyebarkan beban ke lapis pondasi

Lapisan permukaan perkerasan lentur menggunakan bahan pengikat aspal, sehingga menghasilkan lapis yang kedap air, berstabilitas tinggi, dan memiliki daya tahan selama masa pelayanan. Namun demikian, akibat kontak langsung dengan roda kendaraan, hujan, dingin, dan panas, lapis paling atas cepat menjadi aus dan rusak, sehingga disebut lapis aus. Lapisan di bawah lapis aus yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat, disebut lapisan permukaan antara (binder course) yang berfungsi memikul beban lalu lintas dan mendistribusikannya ke lapisan pondasi atas. Dengan demikian lapisan permukaan dapat dibedakan menjadi :1. Lapis atas (wearing course), merupakan lapis permukaan yang kontak dengan roda kendaraan dan perubahan cuaca2. Lapis permukaan antara (binder course), merupakan lapis permukaan yang terletak di bawah lapis aus dan di atas lapis pondasi

Berbagai jenis lapis permukaan yang umum digunakan di Indonesia, namun yang digunakan pada proyek Pelebaran Jalan Ruas Kademan - Penajam adalah lapis aspal beton atau laston (asphalt concrete atau AC), merupakan lapis permukaan yang menggunakan agregat bergradasi baik, laston sesuai digunakan untuk lalulintas berat. asphalt yang digunakan sebagai lapis permukaan, yaitu : Asphalt Concrete - Base (AC-BASE), menggunakan agregat dengan ukuran maksimum 37,5 mm (1,5 inci). Lapis AC-BASE tebal nominal minimum 60 mm dengan tebal toleransi 5 mm.4.4 Peralatan

Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan serta pengoprasiannya untuk pekerjaanLapis pondasi atas (sub base course):1.Dump TruckDigunakan untuk mengangkut material agregat kelas A dari lokasi pengolahan kelokasi pekerjaandengan kapasitas sebanyak7 m.Jumlah dump truck yang digunakan berjumlah6unit.1 dump truck memakan waktu sekitar50menit mulai dari pengangkutan, penghamparan dan kembali mengambil material ke lokasi pencampuran. Setiap dump truck ini melakukan tugasnya masing-masing secara continue sehingga tidak ada kekosongan rotasi.Pada spesifikasi teknis penggunaan alat ini untuk mengangkut material dengan jarak tempuh yang relative jauh,

Gambar Dump Truk Pengangkutan Material

2.Motor GraderUntuk penghamparan material yang telah diangkut dari lokasi pencampuran kemudian dihampar dengan menggunakanMotor Grader.BanyaknyaMotor Graderyang digunakan disini berjumlah 1 unit.Motor Graderyang beroprasi mampu menghampar 8m3material dalam waktu sekitar20 menit. Penghamparannya dilakukan sesuai dengan gambar yang direncanakan yaitu dengan kemiringan3%.

GambarMotor Graderyang digunakan untuk penghamparan material agregat kelas A3.Vibro RollerAlat ini digunakan untuk memadatkan material yang sudah dihampar terlebih dahulu,compactoryang digunakan 1 unit.Untuk pengoprasiannya dilakukan oleh seorang yang mempunyai keahlian dan mengendalikancompactorini, gambar compactordiperlihatkan padaGambar 3.4.

gambar compactor4.Water TankAlat ini digunakan untuk menyirami hamparan material,water Tankyang digunakan 1 unit.Padawater tankini yang bekerja 2orang. 1 orang bertugas sebagai pengendali mobil dan 1 orang lagi bertugas untuk mengontrol daerah yang disiram dan juga mengatur debit air yang dikeluarkan.Untuk pekerjaan lapis perkerasan/penutup (surface course) jenis peralatan yang digunakan untuk penghamparan, pemadatan, dan penyelesaian adalah sebagai berikut:1.Dump Truck, digunakan untuk mengangkut material laston dari lokasi pengambilan kelokasi pekerjaan. Truck-truck tersebut dilengkapi denganlogam rapat, bersih dan sebelumnya dilapisi dengan minyak pelumas.Untuk pengoprasiannya sendiri sama dengan pada saat pengangkutan material agregat kelas A.2.Piver (Finisher), sebagai alat penghampar otomatis yang dapat difungsikan mengikuti spesifikasi ketebalan yang telah ditentukan.Untuk pengoprasiannya dilakukan oleh satu orang yang bertugas sebagai pengatur elevasi. Kemudian pekerja yang lainnya bertugas untuk mengawasi hasil hamparan.

3.Tandem Roller, alat pemadat aspal dengan dua roda baja berdiameter 1,2 m dengan berat masing-masing roda 3 ton.Untuk pengoprasian alat ini dilakukan oleh satu orang yang bertugas menjalankantandem rollertersebut. Menurut spesifikasi teknis, pemadatan dengantandem rollerdilakukan sebanyak 2 kali passing. Satu kali passing dilaksanakan pemadatan dengan jarak 50 m.

4.Pneumatic Tire Roller, berfungsi hampir sama sepertiTandem Rollernamun alat ini juga berfungsi untuk meratakan permukaan aspal yang telah dilaluitandem roller, menggunakan ban karet dengan berat 2,5 tonpneumatic tire rollermampu menyempurnakan permukaan aspal.

BAB VKESIMPULAN DAN SARANSetelah mengikuti praktek kerja lapangan pada proyek Perbaikan jalan di kec.Gondang, banyak didapatkan pengalaman dan pengetahuan secara langsung dilapangan baik dari pengawas lapangan, bahkan dari para pekerja. Hal ini dapat menjadi perbandingan antara pengetahuan yang didapat di lapangan dengan teori yang diperoleh dari bangku kuliah.

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat selama mengikuti praktek kerja lapangan ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, diantaranya sebagai berikut :

1. Pada lapis pondasi Atas, agregat yang digunakan adalah agregat kelas A, dengan tebal lapis pondasi Atas (Base Course) sebelum dipadatkan adalah 20 cm, setelah dipadatkan dengan menggunakan tandem tebal lapis pondasi atas menjadi 15 cm.

2. Lapis permukaan digunakan Asphalt Concrete Base (AC- BASE) suhu aspal penghamparan mencapai 130 0C dan pemadatan baru dapat dilakukan setelah suhu aspal menurun yaitu sekitar 110 0C untuk dilakukan lapis penetrasi3. Alat yang digunakan pekerjaan lapisan pondasi atas dan lapisan permukaan adalah dump truck, tandemstamper dan wheel roller5.2SaranDari hasil pengamatan di lokasi pekerjaan proyek diperoleh beberapa saran dalam pelaksanaan pekerjaan proyek :

1. Untuk mengatasi masalah keterlambatan material sampai ke lokasi pekerjaan, maka pada proyek kedepannya sebaiknya pihak proyek lebih baik menambah armada pengangkut material, di karenakan memperhatikan lagi jarak antara Base Camp dengan lokasi pekerjaan yang jauh.

2. Kedepannya bagi mahasiswa yang akan melakukan Praktek Kerja Lapangan sebaiknya terlebih dahulu mempelajari secara mendalam tentang proses-proses pekerjaan dilapangan sehingga pada saat mengikuti praktek tidak mengalami kesulitan.

3. Konsultasikan dengan dosen pembimbing pada saat masih melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) setiap satu minggu sekali, untuk memudahkan mahasiswa dalam mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan mendapatkan hasil yang maksimal.

4. Penggunaan waktu pada pelaksanaan pekerjaan saat cuaca bagus dilakukan semaksimal mungkin dibandingkan pada saat musim hujan, agar pekerjaan bisa dikerjaakan sesuai jadwal.

5. Penempatan material sebaiknya pada tempat yang lebih dekat dengan pekerjaan, agar pada saat penggunaannya tidak butuh waktu lama untuk mengambilnya.

Muhammad Yusron FauziNIM. 12.222011.049

32