Pis

27
BAB I LAPORAN KASUS STATUS PASIEN I. IDENTITAS Nama : Ny. Jumhati Usia : 60 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Karyawati pabrik Alamat : Sunter, Jakarta Utara Masuk RS : 23 April 2015, pukul 17.00 WIB No. RM : 910601 II. ALLO-ANAMNESIS Keluhan Utama :Lemah tubuh sebelah kiri Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan lemah tubuh sebelah kiri sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada awalnya pukul 11.00 WIB saat pasien sedang bekerja kemudian mengeluh lemah tubuh sebelah kiri secara tiba-tiba baal/kesemutan disertai mulut miring ke kiri dan bicara menjadi pelo. Pasien juga mengeluh sakit kepala seperti rasa tertusuk- tusuk tetapi tidak bertambah berat, sakit kepala hilang timbul di seluruh bagian kepala. Pasien mengalami penurunan kesadaran dan muntah menyembur. Kejang, demam, mual, tersedak, baal sekitar mulut, dan pandangan berbayang disangkal.Tidak ada riwayat kepala terbentur atau trauma. BAK dan BAB normal. 1

description

it's free!

Transcript of Pis

BAB ILAPORAN KASUS

STATUS PASIENI. IDENTITASNama: Ny. JumhatiUsia: 60 tahunJenis Kelamin: PerempuanPekerjaan: Karyawati pabrikAlamat: Sunter, Jakarta UtaraMasuk RS: 23 April 2015, pukul 17.00 WIBNo. RM: 910601

II. ALLO-ANAMNESISKeluhan Utama :Lemah tubuh sebelah kiriRiwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan lemah tubuh sebelah kiri sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada awalnya pukul 11.00 WIB saat pasien sedang bekerja kemudian mengeluh lemah tubuh sebelah kiri secara tiba-tiba baal/kesemutan disertai mulut miring ke kiri dan bicara menjadi pelo. Pasien juga mengeluh sakit kepala seperti rasa tertusuk-tusuk tetapi tidak bertambah berat, sakit kepala hilang timbul di seluruh bagian kepala. Pasien mengalami penurunan kesadaran dan muntah menyembur. Kejang, demam, mual, tersedak, baal sekitar mulut, dan pandangan berbayang disangkal.Tidak ada riwayat kepala terbentur atau trauma. BAK dan BAB normal.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat stroke disangkal Riwayathipertensi tidak diketahui Riwayat DM tidak diketahui

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat stroke dalam keluarga disangkal Riwayathipertensi tidak diketahui Riwayat DM tidak diketahui

Riwayat Pengobatan Os belum pernah mengkonsumsi obat

Riwayat Psikososial Pasien bekerja sebagai karyawati pabrik. Jarang olahraga dan tidak konsumsi alkohol

Riwayat Alergi Obat disangkal Cuaca disangkal Makanan disangkal

III. STATUS GENERALIS

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum: Tampak sakit sedangKesadaran: SomnolentGCS: E 3 V 5 M 6 = 14Tanda Vital TD: 150/90 mmHg N: 108 kali/menit (reguler,isi dan tegangan cukup) RR: 22 kali/menit (reguler) S: 370C

Status GeneralisKepala dan leher1. Kepala: Normochepal1. Mata:Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-), pupil bulat isokor, refleks cahaya (+/+)1. Hidung: Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-).1. Telinga: Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-). 1. Mulut: Mukosa bibir basah (+),bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1.1. Leher: Pembesaran KGB (-), tiroid (-), bruit arteri karotis (-).

ThoraksParu Inspeksi: Simetris, retraksi dinding dada (-/-) Palpasi: Vokal fremitus kiri = kanan Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS 6 midclavikularis dextra Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)Jantung Inspeksi: Iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra Palpasi: Iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra Perkusi: Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra Auskultasi: BJ I-IIreguler, murmur (-), gallop(-)

Abdomen Inspeksi: Bentuk datar Auskultasi: BU (+) normal pada 4 kuadran Perkusi: Timpani pada seluruh abdomen, asites (-) Palpasi: Supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien,tidak teraba.Ekstremitas Atas: Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) Bawah: Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)

IV. STATUS NEUROLOGIK Keadaan umum: tampak sakit sedang Kesadaran: Somnolent GCS: E3V5 M6 = 14 Rangsang MeningealKaku Kuduk : -Laseque sign: tidak terbatasKernig sign: tidak terbatasBrudzinki I/II/III: -/-/-Patrick: -/-Kontrapatrick : -/- Saraf Kranial N.I (Olfaktorius) Daya Pembau : Normosmia (+/+)

N.II (Optikus ) Kanan KiriVisus6/66/6Lapang Pandangnormal normalFunduskopibelum dapat melakukanPapil edemabelum dapat melakukanArteri:venabelum dapat melakukan

N.III (Okulomotorius) Kanan KiriPtosis: - -Gerakan Bola MataAtas: baik / baikBawah: baik / baikMedial: baik / baikPupil: bulat, isokor, ODS 3 mmRefleks cahaya langsung: + / +Refleks cahaya tidak langsung: + / +Akomodasi: baik baik

N.IV (Trokhlearis)Kanan KiriGerakan mata ke medial bawah: baik / baik

N.V (Trigeminus)Kanan KiriMenggigit:normalMembuka Mulut: normalSensibilitas5.1.(oftalmikus): ++5.2.(maksilaris): ++5.3 (mandibularis): ++Reflek kornea: + +Refleks bersin: normal

N.VI (ABDUSENS)KananKiriGerakan mata ke lateral: baikbaik

N.VII (FASIALIS) Kanan KiriKerutan kulit dahi:++Menutup mata kuat:++Mengangkat alis: normalnormalMenyeringai : normal tertinggalDaya Kecap Lidah 2/3 depan:normalParese N. VII sinistra sentral

N.VIII (Vestibulochoclearis)KANAN KIRITes Bisik: tidak dilakukanTes Rinne: tidak dilakukanTes Weber: tidak dilakukanTes Schwabach: tidak dilakukan

N. IX (Glosofaringeus) Dan N. X (Vagus)Arkus faring: gerakan simetrisDaya kecap lidah 1/3 belakang: tidak dilakukanUvula : letak ditengah, gerakan simetrisMenelan: NormalRefleks muntah: + kanan kiri

N. XI (Aksesorius)Kanan KiriMemalingkan Kepala: baikbaikMengangkat Bahu: baikbaik

N.XII (Hipoglosus)Sikap lidah: Deviasi ke kiriAtropi otot lidah: (-)Tremor lidah : (-)Fasikulasi lidah: (-)Parese N. XII sinistra sentral

MotorikKekuatan Otot52 (Hemiparase sinistra)

54+Tonus:NormalNormalNormalNormal

Atropi:- -- -KlonusKaki: -/-Patella: -/-

SensorikNyeri: Ektremitas Atas: hemihipalgesia sinistra Ekstremitas Bawah: hemihipalgesia sinistraRaba: Ektremitas Atas: hipestesia sinistra Ekstremitas Bawah: hipestesia sinistraSuhu: tidak dilakukanFungsi VegetatifMiksi: baikDefekasi: baikKeringat: baik

Fungsi luhurMMSE: tidak dilakukan

Reflek FisiologisRefleks PatologisReflek bisep: ++/++Babinski: -/-Reflek trisep: ++/++Chaddock: -/-Reflek brachioradialis: ++/++Oppenheim: -/-Reflek patella: ++/++Gordon: -/-Reflek Achilles: ++/++PEMERIKSAAN PENUNJANGTanggal 24 April 2015Pemeriksaan DarahHasilRujukan

Hemoglobin15.111,7-15,5 g/dL

Hematokrit45.035,0-47,0 %

Trombosit384150-450 103/l

Eritrosit 5.224.7-6.1 106/ l

Leukosit9,983,6-11,0 103/l

GDS13370-200 mg/%

EKG Irama : Sinus Heart Rate: 82 x/menitDIAGNOSISDiagnosis Klinis: Stroke Diagnosis Etiologi: Perdarahan Intra SerebriDiagnosis Lokalisaasi: Sistem Karotis KananDiagnosis Faktor Risiko: Hipertensi dan Diabetes MelitusDIAGNOSIS BANDINGDiagnosa Klinis: StrokeDiagnosa Etiologi: Infark Serebri Diagnosa Lokalisasi: Sistem Karotis KananDiagnosa Faktor Resiko: Hipertensi

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANGCT-ScanThoraks Foto

PENATALAKSANAAN1. Head up 15-30o1. Pasang IV line1. Infus 2A 20 tetes/menit1. Manitol di ulang setiap 8 jam selama 5 hari1. Neuroprotektan : Citicolin 3x 500 gram1. Piracetam 3x3 gram 1. Furosemide 1 mg/kgBB1. Vitamin K 1 ampul1. Kalori 30 kkal/kgBB terbagi dalam 40% karbohidrat, 30 % protein, 30% lemak dengan diet rendah garam.

PENGOBATANNonmedikamentosa : Diet rendah garam 30 kkal/hari Diet cukup kalori Medikamentosa : Citicolin 3 x 500 mg Piracetam 3x400 mg

PROGNOSISQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonam

BAB IIANALISA KASUS

Daftar Masalah1. Mengapa pada pasien ini di diagnosis stroke perdarahan sistem karotis dengan faktor resiko hipertensi?1. Bagaimana mekanisme hipertensi dapat menyebabkan stroke perdarahan?1. Bagaimana tatalaksana pada stroke perdarahan?

Pembahasan Masalah0. Mengapa pasien ini di diagnosis stroke hemoragik ?Definisi Gangguan defisit neurologis baik fokal atau global yang terjadi secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (baik tersumbatnya aliran darah maupun pecahnya pembuluh darah), lebih dari 24 jam dan mempunyai pola gejala yang berhubungan dengan waktu.

Pada pasien ini didapatkan :Berdasarkan anamnesis didapatkan defisit neurologis fokal dengan adanya hemiparese kiri yang terjadi mendadak saat pasien beraktivitas dan sifatnya menetap,terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri kepala, muntah) serta Tekanan darah meningkat tinggi dari biasanya. Keluhan ini terjadi >24 jam mulai dari kejadian sampai follow-up terakhir.

Perbedaan stroke infark dan stroke perdarahan dalam mendiagnosa pasienStroke Non HemoragikStroke Hemoragik

1. Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat pasien istirahat (pada saat tidur atau pada saat pasien baru bangun tidur)1. Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat pasien beraktivitas*

1. Tidak terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran)1. Terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran)*

1. Tekanan darah tidak meningkat tinggi1. Tekanan darah meningkat tinggi dari biasanya*

*ditemukan pada pasien

Pada pasien ini didapatkan : kelumpuhan terjadi saat pasien beraktivitas, terdapat tanda- tanda peningkatan TTIK, dan tekanan darah meningkat dari biasanya. Jadi pasien ini didiagnosa stroke yang disebabkan karena perdarahan dan didiagnosis banding dengan stroke karena infark.

Kategori KlinisPerdarahan IntraserebralPerdarahan SubaraknoidCardioemboliTromboemboliAterotrombotikLakunar

Saat awitanSering saat aktivitas*Sering saat aktivitasSering saat aktivitasDapat juga saat istirahatSering saat aktivitasDapat juga saat istirahatSering saat istirahatSering saat istirahat

TIA--JarangJarang++

Tanda TTIK++----

Defisit neurologisMaximal at onsetMaximal at onsetMaximal at onsetMaximal at onsetWorsening-

Tekanan darahNormal/ Tinggi*Sedang/ TinggiNormal/ SedangNormal/ tinggiNormal/ sedang/ tinggiNormal/ sedang/ tinggi

Kaku kuduk+/-+----

CT ScanHiperdensHiperdensHipodens,daerah kortikalHipodens, daerah subkortikalHipodensHipodens

UsiaMuda/Tua*Muda/TuaMuda/TuaMuda/TuaMuda/TuaMuda/Tua

*ditemukan pada pasien

Berdasarkan skor stroke :Siriraj (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3 x ateroma) 12Dimana :Derajat kesadaran 0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2 = sopor.Muntah 0 = tidak ada; 1 = ada.Nyeri kepala 0 = tidak ada; 1 = ada.Ateroma0 = tidak ada; 1 = salah satu/ lebih (DM, angina, penyakit pembuluh darah).Hasil: Skor > 1 : perdarahan intraserebri Skor < 1 : infark serebriPada pasien didapatkan : (2,5 x 1) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 90) (3 x 1) 12 = 0,5Hasil Tidak mendukungPada skor Gajah MadaPenurunanKesadaranNyeri KepalaBabinskiJenis Stroke

+*+*+Perdarahan

+--Perdarahan

-++Perdarahan

--+Iskemik

---Iskemik

*ditemukan pada pasien menunjukkan perdarahan

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan serta skor Sisisraj dan Gajah Mada, pasien ini masuk ke dalam kategori perdarahan infark serebri

Berdasarkan pemeriksaan fisik (24 Jauari 2014) didapatkan : 1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang1. Kesadaran: somnolen ( E=3, V=4, M =5) 1. Tanda-tanda Vital:- Nadi : 108 x/menit (reguler,isi dan tegangan cukup)- Pernapasan : 22 x/menit (reguler)- Suhu : 370C- TD: 130/90 mmHgSTATUS NEUROLOGIKKeadaaan umum: tampak sakit sedangKesadaran: Somnolent( E=3, V=4, M =5)

RANGSANG MENINGEAL- Kaku Kuduk : (-)- Lasegue sign: tidak terbatas- Kernig sign : tidak terbatas- Brudzinski I: (-)- Brudzinski II: (-)- Brudzinski III: (-)

SARAF OTAK : N.VII : plica nasolabialis kiri lebih datar (parese N.VII kiri sentral), N.XII : posisi lidah deviasi ke kiri, atrofi (-),fasikulasi (-) (parese N.XII kiri sentral)MOTORIKKekuatan Otot52(Hemiparese sinistra)54+Tonus: normotonus(normal)Atrofi : (-/-)

SENSORIK :hemihipalgesia kiri dan hipestesi kiri

FUNGSI VEGETATIFMiksi: baikDefekasi: baikKeringat: baik

FUNGSI LUHURMMSE tidak dapat dilakukan

REFLEK FISIOLOGIReflek bisep: (++/++)Reflek trisep: (++/++)Reflek brachioradialis: (++/++)Reflek patella: (++/++)Reflek achilles: (++/++)

REFLEK PATOLOGISBabinski: (-/-)Chaddock: (-/-)Oppenheim: (-/-)Gordon: (-/-)

Berdasarkan lokasi lesi pembuluh darah yang terkena, terbagi dalam :1. Sistem karotis 1. Sistem vertebrobasiler

Gejala Klinik pada stroke sistem karotis :Memperdarahi lobus frontalis, parietalis, basal ganglia, dan lobus temporalis. Gejala- gejala timbul sangat mendadak berupa hemiparesis, hemihipestesi, bicara pelo dan lain- lain.

1. Kesadaran umum : Penderita dengan stroke sistem karotis jarang mengalami gangguan atau penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini disebabkan karena struktur- struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran yaitu Formatio Reticularis (susunan/ retikularis) digaris tengah dan sebagian besar terletak dalam fossa posterior. Karena itu kesadaran biasanya komposmentis1. Tekanan darah : biasanya meningkat*1. Pemeriksaan motorik : Hampir selalu terjadi kelumpuhan sebelah anggota badan (hemiparesis). Jika terdapat perbedaan kelumpuhan nyata antara lengan dan tungkai, kelainan berasal dari daerah kortikal, jika sama beratnya gangguan aliran darah terjadi pada subkortikal atau veterbrobasiler*1. Pemeriksaan fungsi sensorik: dapat terjadi hemisensorik tubuh1. Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis : pada fase akut refleks fisiologi pada sisi yang lumpuh akan menghilang, kemudian muncul kembali dalam beberapa hari didahului dengan refleks patologis1. Kelainan fungsi luhur : disfasia campuran, dapat juga terjadi apraxia dan lain- lain

*ditemukan pada pasien menunjukkan gejala stroke mengenai sistem karotis

Gejala Klinik pada stroke sistem vetebrobasiler :1. Penurunan kesadaran yang cukup berat karena terkena formasio lateralis (DD: infark supratentorial yang luas).1. Kombinasi berbagai saraf otak yang terganggu di sertai vertigo, diplopia dan gangguan bulbar1. Vertigo disertai paresis keempat anggota gerak (ujung-ujung distal).

Gejala Umum KlinisSistem KarotisSistem Vertebrobasiler

Motorik1. Hemiparese kontralateral dengan lesi1. Parese saraf otak motorik ipsilateral dengan ekstremitas sejajar *1. Hemiparese alternans dengan lesi1. Parese motorik saraf otak kontralateral dengan ekstremitas

Sensorik1. Hemihipestesi kontralateral dengan lesi1. Gangguan sensibilitas saraf otak sensorik ipsilateral dengan ekstremitas *1. Hemihipestesi alternans dengan lesi1. Ganguan sensibilitas saraf otak sensorik kontralateral ekstremitas

Penglihatan Hemiamnopsia homonim kontralateral Amaurosis fugax Hemianopsia homonim (satu atau dua sisi lapang pandang) Black out (buta kortikal)

Gangguan lain Afasia (dominan otak kiri) Agnosia (non dominan) 1. Gangguan keseimbangan1. Vertigo dan diplopia

Pada pasien ini didapatkan gangguan pada system karotis

2. Mekanisme hipertensi menyebabkan stroke hemoragik?Timbulnya infark serebral regional dapat juga disebabkan oleh pecahnya arteri serebral.Daerah distal dari tempat dinding arteri pecah, tidak lagi kebagian darah sehingga wilayah tersebut menjadi iskemik dan kemudian menjadi infark yang tersiram daerah ekstravasal hasil perdarahan.Daerah infark itu tidak berfungsi lagi sehingga menimbulkan deficit neurologic, yang biasanya berupa hemiparalisis.Dan daerah ekstravasal yang tertimbun intraserebral merupakan hematoma yang cepat menimbulkan kompresi pada seluruh isi tengkorak berikut bagian rostral batang otak.Keadaan demikian menimbulkan koma dengan tanda-tanda neurologi yang sesuai dengan kompresi akut terhadap batang otak secara restrokaudal, yang terjadi dari gangguan pupil, pernapasan, tekanan darah sistemik dan nadi.Apa yang dilukiskan di atas ialah gambaran hemoragia intraserebral yang di dalam klinik dikenal sebagai apopleksia serebri atau hemorrhagic stroke.Arteri yang sering pecah ialah arteria lentikulostriata di wilayah kapsula interna.Dinding arteri yang pecah selalu menunjukkan tanda-tanda, bahwa disitu terdapat aneurisma kecil-kecil yang dikenal sebagai aneurisma Charcot Bouchard.Aneurisma tersebut timbul pada orang-orang dengan hipertensi kronik, sebagai hasil proses degenerative pada otot dan unsur elastic dinding arteri. Karena perubahan degenerative itu ditambah dengan beban yang tekanan darah yang tinggi, maka timbulah beberapa pengelembungan kecil setempat yang dinamakan aneurisma Charcot Bouchard.Karena sebab-sebab yang belum jelas, aneurismata tersebut kadang berkembang terutama pada rami perforantes arteria serebri media, yaitu arteria lentikulostriata.Pada lonjakan tekanan darah sistemik, sewaktu orang marah, menegluarkan tenaga banyak, dan sebagainya aneurisma kecil itu bisa pecah.Pada saat itu juga orangnya jatuh pingsan, nafasnya mendengkur dalam sekali dan memperlihatkan tanda-tanda hemiplegia. Oleh karena itu stress yang menjadi factor presipitasi, maka haemoragic stroke disebut juga stress stroke.

2. Penatalaksanaan1. Penatalaksanaan di Ruang Gawat DaruratTerapi Umum0. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan0. Perbaikan jalan nafas dengan pemasangan pipa orofaring.0. Pada pasien hipoksia diberi suplai oksigen0. Stabilisasi hemodinamik1. Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari cairan hipotonik)1. Optimalisasi tekanan darah1. Bila tekanan darah sistolik < 120mmHg dan cairan sudah mencukupi, dapat diberikan obat-obat vasopressor.1. Pemantauan jantung harus dilakukan selama 24 jam pertama.1. Bila terdapat CHF, konsul ke kardiologi.0. Pemeriksaan awal fisik umum2. Tekanan darah2. Pemeriksaan jantung2. Pemeriksaan neurologi umum awal0. Derajat kesadaran0. Pemeriksaaan pupil dan okulomotor0. Keparahan hemiparesis1. Pengendalian peninggian TIK1. Pemantauan ketat terhadap risiko edema serebri harus dilakukan dengan memperhatikan perburukan gejala dan tanda neurologik pada hari pertama stroke1. Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS < 9 dan pasien yang mengalami penurunan kesadaran1. Sasaran terapi TIK < 20 mmHg 1. Elevasi kepala 20-30.1. Hindari penekanan vena jugulare1. Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik1. Hindari hipertermia1. Jaga normovolemia1. Osmoterapi atas indikasi: manitol 0,25-0,50 gr/kgBB, selama >20 menit, diulangi setiap 4-6 jam, kalau perlu diberikan furosemide dengan dosis inisial 1 mg/kgBB IV.1. Intubasi untuk menjaga normoventilasi.1. Drainase ventrikuler dianjurkan pada hidrosefalus akut akibat stroke iskemik serebelar1. Pengendalian Kejang1. Bila kejang, berikan diazepam bolus lambat IV 5-20 mg dan diikuti phenitoin loading dose 15-20 mg/kg bolus dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit.1. Pada stroke perdarahan intraserebral dapat diberikan obat antiepilepsi profilaksis, selama 1 bulan dan kemudian diturunkan dan dihentikan bila kejang tidak ada.1. Pengendalian suhu tubuh1. Setiap penderita stroke yang disertai demam harus diobati dengan antipiretika dan diatasi penyebabnya.1. Beri asetaminophen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5C1. Pemeriksaan penunjang1. EKG1. Laboratorium: kimia darah, fungsi ginjal, hematologi dan faal hemostasis, KGD, analisa urin, AGDA dan elektrolit.1. Bila curiga PSA lakukan punksi lumbal1. Pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan rontgen dada

1. Penatalaksanaan Umum di Ruang Rawat Inap1. Cairan1. Berikan cairan isotonis seperti 0,9% salin , CVP pertahankan antara 5-12 mmHg.1. Kebutuhan cairan 30 ml/kgBB.1. Balans cairan diperhitungkan dengan mengukur produksi urin sehari ditambah pengeluaran cairan yanng tidak dirasakan.1. Elektrolit (sodium, potassium, calcium, magnesium) harus selalu diperiksa dan diganti bila terjadi kekurangan.1. Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi sesuai dengan hasil AGDA.1. Hindari cairan hipotonik dan glukosa kecuali hipoglikemia.

2. Nutrisi1. Nutrisi enteral paling lambat dalam 48 jam.1. Beri makanan lewat pipa orogastrik bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran menurun.1. Pada keadaan akut kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari3. Pencegahan dan mengatasi komplikasi1. Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut (aspirasi, malnutrisi, pneumonia, DVT, emboli paru, dekubitus, komplikasi ortopedik dan fraktur)1. Berikan antibiotik sesuai indikasi dan usahakan tes kultur dan sensitivitas kuman.1. Pencegahan dekubitus dengain mobilisasi terbatas.4. Penatalaksanaan medik yang lain1. Hiperglikemia pada stroke akut harus diobati dan terjaga normoglikemia.1. Jika gelisah dapat diberikan benzodiazepin atau obat anti cemas lainnya.1. Analgesik dan anti muntah sesuai indikasi1. Berikan H2 antagonist, apabila ada indikasi.1. Mobilisasi bertahap bila hemodinamik dan pernafasan stabil.1. Rehabilitasi1. Edukasi keluarga.1. Discharge planning.

DAFTAR PUSTAKA

Baehr M, Frotscher M. Duus. 2010. Topical Diagnosis in Neurology. 4th revised edition. NewYork : Thieme.Kelompok Studi Stroke PERDOSSI. 2007. Pencegahan Sekunder Stroke dalam Guideline Stroke. Jakarta.Lumbantobing, S.M. Neurologi klinis Pemeriksaan Fisik dan Mental.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2010.Mardjono, M. Sidharta, P. Neurologi klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta. 2006.Setyopranoto, Ismail. 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Kepala Unit Stroke RSUP Dr Sardjito/ Bagian Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

19