PikiranRakyat - Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/... · 2012....

2
Pikiran Rakyat o Selasa eRabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 4 5 ® 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMei eJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes P · ERDAGANGAN dan per- edaran ilegal narkoba adalah kejahatan yang menimbulkan korban dan kerugian yang tidak ter- hingga. Dalam beberapa tahun ter- akhir ini peredaran narkoba di In- donesia cenderung meningkat pesat dan semakin parah karena dilakukan dengan strategi yang hebat, meli- batkan berbagai pihak dan masuk melalui darat, laut maupun udara. Pa- sokan narkoba dari luar negeri bukan tidak mungkin melibatkan sindikat internasional atau para mafia yang sering menjadi berita yang cukup ra- mai diperbicangkan. Tidak ada satu pun bisnis di dunia ini yang lebih "menguntungkan" selain narkoba se- hingga tidak heran banyak orang ter- goda dan nekat. Permasalahannya adalah, mengapa Indonesia yang awalnya menjadi tern- pat perlintasan, kemudian berkem- bang menjadi tempat pemasaran dan produsen perdagangan narkoba? Ada banyak alasan di antaranya, pertama, jumlahpengguna narkoba di Indone- sia banyak dan setiap tahun terus meningkat. Data pengguna narkoba di Indonesia secara pasti sulit diketahui jumlahnya. Berdasarkan hasil estimasi Badan Narkotika Nasional pada tahun 2004 ada 3,2juta orang atau 1,5%dari populasi umum mempunyai riwayat penggunaan narkoba. Beberapa sum- ber memperkirakan jumlah penggu- naan narkoba di Indonesia saat ini meningkat menjadi sampai 5 juta orang. Dari jumlah tersebut, hanya 10% yang mendapat pelayanan .terapi atas gangguan penggunaari narkoba yang' Narkoba di Indonesia dideritanya. Selebihnya atau 90% tersebar di masyarakat tidak terdetek- si dan tanpa mendapat pengobatan. Jadi, lebih kurang 4,5 juta pengguna narkoba yang tersebar di masyarakat menjadi sasaran para pengedar. Dari angka ini dapat diperkirakan setiap harinya jumlah uang yang dibelan- jakari untuk narkoba lebih kurang Rp 0,5 triliun. Kedua, adanya krisis multidimensi termasuk moral dan ekonomi/kemis- kinan menjadi faktor penting dan menentukan suburnya peredaran narkoba di satu komunitas. Semakin miskin komunitas, semakin subur peredaran narkoba, dan semakin me- rajalela korupsi semakin banyak per- edaran narkoba. Orang semakin nekat menjadi pengedar tidak hanya karena kemiskinan, tetapi yang lebih penting adanya kesenjangan sosial ekonomi antara segelintir orang yang berlebih secara materi dan "seabrek" orang yang kekurangan. Dari sekian banyak indikator ke-. miskinan, bunuh diri yang terjadi satu demi satu di kalangan kaum miskin merupakan salah satunya. Meningkat- K11pin i Hum asU npad 2012 nya kejadian bunuh diri di masyarakat menunjukkan adanya problem' di tingkat individu, keluarga atau ma- syarakat. , Bunuh diri merupakan konsekuensi dari longgarnya hubungan dan inte- grasi sosial, menguatnya nilai materi- alisme dan individualisme, serta keti- dakpedulian sebagian besar kita ter- hadap penderitaan dan masalah orang lain. Bahkan, juga ada problem di tingkat negara, yaitu pemerintah gagal menjalankan kewajiban menyejahte- rakan masyarakat. Meskipun UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika telah diberlakukan sejak tahun 2009 dengan memperbe- rat hukuman bagi pengedar dan pro- duser (pidana penjara seumur hidup dan pidana denda 10 miliar rupiah), ternyata belum cukup kluat membuat para pelaku takut dan mengurungkan niatnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam Prinsip Dasar Keadilan Bagi Korban melihat penyalah guna narko- ba lebih sebagai korban bukan suatu tindakan kriminal. Masalahnya; di Indonesia lebih banyak penyalahguna narkoba berada

Transcript of PikiranRakyat - Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/... · 2012....

Page 1: PikiranRakyat - Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/... · 2012. 6. 7. · berhenti menggunakan narkoba. Hal-ini menjelaskan mengapa penderita gangguan

Pikiran Rakyato Selasa eRabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

4 5 ® 7 8 9 10 11 12 13 14 1520 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

oMar OApr OMei eJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes

P·ERDAGANGAN dan per-edaran ilegal narkoba adalahkejahatan yang menimbulkan

korban dan kerugian yang tidak ter-hingga. Dalam beberapa tahun ter-akhir ini peredaran narkoba di In-donesia cenderung meningkat pesatdan semakin parah karena dilakukandengan strategi yang hebat, meli-batkan berbagai pihak dan masukmelalui darat, laut maupun udara. Pa-sokan narkoba dari luar negeri bukantidak mungkin melibatkan sindikatinternasional atau para mafia yangsering menjadi berita yang cukup ra-mai diperbicangkan. Tidak ada satupun bisnis di dunia ini yang lebih"menguntungkan" selain narkoba se-hingga tidak heran banyak orang ter-goda dan nekat.

Permasalahannya adalah, mengapaIndonesia yang awalnya menjadi tern-pat perlintasan, kemudian berkem-bang menjadi tempat pemasaran danprodusen perdagangan narkoba? Adabanyak alasan di antaranya, pertama,jumlahpengguna narkoba di Indone-sia banyak dan setiap tahun terusmeningkat. Data pengguna narkoba diIndonesia secara pasti sulit diketahuijumlahnya. Berdasarkan hasil estimasiBadan Narkotika Nasional pada tahun2004 ada 3,2juta orang atau 1,5%daripopulasi umum mempunyai riwayatpenggunaan narkoba. Beberapa sum-ber memperkirakan jumlah penggu-naan narkoba di Indonesia saat inimeningkat menjadi sampai 5 jutaorang.

Dari jumlah tersebut, hanya 10%yang mendapat pelayanan .terapi atasgangguan penggunaari narkoba yang'

Narkoba di Indonesia

dideritanya. Selebihnya atau 90%tersebar di masyarakat tidak terdetek-si dan tanpa mendapat pengobatan.Jadi, lebih kurang 4,5 juta penggunanarkoba yang tersebar di masyarakatmenjadi sasaran para pengedar. Dariangka ini dapat diperkirakan setiapharinya jumlah uang yang dibelan-jakari untuk narkoba lebih kurang Rp0,5 triliun.

Kedua, adanya krisis multidimensitermasuk moral dan ekonomi/kemis-kinan menjadi faktor penting danmenentukan suburnya peredarannarkoba di satu komunitas. Semakinmiskin komunitas, semakin suburperedaran narkoba, dan semakin me-rajalela korupsi semakin banyak per-edaran narkoba. Orang semakin nekatmenjadi pengedar tidak hanya karenakemiskinan, tetapi yang lebih pentingadanya kesenjangan sosial ekonomiantara segelintir orang yang berlebihsecara materi dan "seabrek" orangyang kekurangan.

Dari sekian banyak indikator ke-.miskinan, bunuh diri yang terjadi satudemi satu di kalangan kaum miskinmerupakan salah satunya. Meningkat-

K 11pin i Hum a sU n pad 2 0 12

nya kejadian bunuh diri di masyarakatmenunjukkan adanya problem' ditingkat individu, keluarga atau ma-syarakat., Bunuh diri merupakan konsekuensi

dari longgarnya hubungan dan inte-grasi sosial, menguatnya nilai materi-alisme dan individualisme, serta keti-dakpedulian sebagian besar kita ter-hadap penderitaan dan masalah oranglain. Bahkan, juga ada problem ditingkat negara, yaitu pemerintah gagalmenjalankan kewajiban menyejahte-rakan masyarakat.

Meskipun UU No. 35 Tahun 2009tentang Narkotika telah diberlakukansejak tahun 2009 dengan memperbe-rat hukuman bagi pengedar dan pro-duser (pidana penjara seumur hidupdan pidana denda 10 miliar rupiah),ternyata belum cukup kluat membuatpara pelaku takut dan mengurungkanniatnya. Perserikatan Bangsa-Bangsadalam Prinsip Dasar Keadilan BagiKorban melihat penyalah guna narko-ba lebih sebagai korban bukan suatutindakan kriminal.

Masalahnya; di Indonesia lebihbanyak penyalahguna narkoba berada

Page 2: PikiranRakyat - Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/... · 2012. 6. 7. · berhenti menggunakan narkoba. Hal-ini menjelaskan mengapa penderita gangguan

dalam penjara daripada dalam pro-gram terapi. Tampaknya masih sulitbagi penegak hukum memutuskanhukuman terapi bagi penyalah gunanarkoba. Apakah mungkin karena ter-dapat dualisme hukum positif yangberlaku di Indonesiai'Gangguan peng-gunaan narkoba merupakan masalahkesehatan dengan penyebab multifak-torial dan memengaruhi fungsi fisik,psikologis.dan sosial. Gangguan peng-gunaan 'narkoba dapat mengubahstruktur dan fungsi otak secara sig-nifikan. Oleh karena itu, disebut seba-gai penyakit otak atau brain' disease .(NIDA). Penyakit ini memengaruhiberbagai macam sirkuit otak, di an-taranya sirkuit yang mengatur rasasenang dan motivasi, belajar danmengingat, serta kontrol perilaku.

Beberapa orang lebih rentan menja-di pencandu dibandingkan denganorang lainnya, tergantung banyak fak-tor; genetik, usia keterpaparan narko-ba, pengaruh lingkungan, dan interak-si berbagai faktor tersebut. Perubahanstruktur dan fungsi otak yang terjaditidak dapat begitu saja diperbaiki,sekalipun yang bersangkutan telahberhenti menggunakan narkoba. Hal

-ini menjelaskan mengapa penderitagangguan penggunaan narkoba mem-punyai risiko tinggi untuk kambuhsetelah berada pada periode abstinen-si (tidak menggunakan) yang cukuplama. Karena gangguan penggunaannarkoba adalah penyakit otak yangbersifat kronik dan kambuh-kam-buhan, para pengguna dan pencandunarkoba seharusnya diterapi, bukandihukum dan dimasukkan ke penjara.***