Pikiran Rakyat -...

2
o Se/asa o Sabtu Pikiran Rakyat 4 5 20 21 QRabu o Kamis 0 Jumat 12 13 14 27 @ 29 30 31 OSep OOId ONov ODes o Mar OApr 6 7 22 8 9 10 11 23 24 25 26 dalam layar bawah sadar dan kemu- dian menjadi bagian dari konsep diri manusia Sunda ketika mereka melakukan interaksi dengan konteks yang lebih luas: sosial, budaya, politik dalamframe keindonesiaan. Dalam istilah Prof Didi, "Nqarasa bisa hirup sorangan". Di sisi lain kita melihat juga fantasi politik lokal yang mengagungkan masa silam. Perpaduan antara indi- vidualisme negatif dengan fantasi mengidealisasi sejarah inilah yang saya sebut krisis simbolik. Kolonial- isasi tidak lagi berjalan dalam aras fisik tapi lebih kepada kesadaran-ke- sadaran yang terpenggal dari realitas sosial. Tiba-tiba misalnya menjadi merasa penting menghubungkan Sunda dengan peradaban Atlantis yang hilang, dengan raja-raja Sili- wangi dan kebesaran masa silam lainnya yang menjadi lalaki langit lalanang jagat di atas topangan kekuatan diri sendiri. K 11 pin I Hum asU npad 2012 Menyoal Politisi Sunda . .Mei OJun 0 Jul 0 Ags D EKADENSI kebudayaan' adalah istilah Kang Hawe Se- tiawan yang menyimpulkan diskusi terbatas di Paguyuban Pasun- dan tempo hari tentang politik dan krisis kepemimpinan Sunda setelah mendengar penjelasan Prof Didi Tur- mudzi. Pak Didiyangjuga Rektor Un- pas itu menengarai tendensi mutakhir politisi Sunda yang semakin pragma- . tis, paaing-aing, dan pakia-kia. Saya melihatnya tidak dalam optik kebudayaan yang sangat luas, namun lebih kepada dekadensi politik. Fenomena ini sesungguhnya bukan hanya menjangkiti etnis Sunda tetapi juga entitas lain dari seluruh etnis yang ada di nusantara. Kenyataan tragis ini nyata, faktual, dan sangat kita rasakan. Tema individualisme dikaitkan dengan kecenderungan orang Sunda, sesungguhnya bukanlah hal baru. Para ahli sering menghubungkannya secara geneologis dengan budaya hu- ma yang menjadi identitas manusia Sunda. Budaya huma mengandaikan kecakapan individual, bukan rnigrasi ''kejamaahan''. Yang diperlukan tidak manusia sebagai kerumunan massa yang tunduk kepada pemimpin seperti bebek, tapi insan sebagai pri- badi yang harus cepat membaca, kri- tis, mengantisipasi berbagai ke- mungkinan termasuk kecerdasan be- radaptasi dengan lingkungan baru. Budaya ini kemudian mengendap Di sinilah menjadi penting mela- kukan revitalisasi terhadap seluruh produk masa silam. Yang diambil dari masa lampau bukan raganya, tapi spiritnya. Bukan saja pemikiran- nya, tapi dialektika berpikirnya. Individualisme dalam konteks politik Sunda pada titik tertentu bagi saya sesungguhnya tidak harus selalu dibaca sebagai sesuatu yang negatif, justru menjadi positif, ketika sikap ini menjadi counter culture terhadap arus utama politik yang semakin menyimpang. Individualisme menja- di sikap diri untuk tidak larut dalam "kerumunan massa" anomali. Justru menjadi berbahaya, yang disebut dekadensi itu, ketika sikap in- dividualisme menjadi haluan utama dari sikap-sikap antidialog, eksklusif, dan keengganan menyuarakan argu- men yang kokoh dalam perebutan wacana politik dan negoisasi hetero- genitas kepentingan di ruang publik. Bila ini terjadi pada gilirannya akan

Transcript of Pikiran Rakyat -...

Page 1: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/pikiranrakyat... · manusia Sunda ketika mereka melakukan interaksi dengan konteks yang lebihluas:

o Se/asa o Sabtu

Pikiran Rakyat4 520 21

QRabu o Kamis 0 Jumat

12 13 1427 @ 29 30 31

OSep OOId ONov ODesoMar OApr

6 722

8 9 10 1123 24 25 26

dalam layar bawah sadar dan kemu-dian menjadi bagian dari konsep dirimanusia Sunda ketika merekamelakukan interaksi dengan konteksyang lebih luas: sosial, budaya, politikdalamframe keindonesiaan. Dalamistilah Prof Didi, "Nqarasa bisa hirupsorangan".

Di sisi lain kita melihat juga fantasipolitik lokal yang mengagungkanmasa silam. Perpaduan antara indi-vidualisme negatif dengan fantasimengidealisasi sejarah inilah yangsaya sebut krisis simbolik. Kolonial-isasi tidak lagi berjalan dalam arasfisik tapi lebih kepada kesadaran-ke-sadaran yang terpenggal dari realitassosial. Tiba-tiba misalnya menjadimerasa penting menghubungkanSunda dengan peradaban Atlantisyang hilang, dengan raja-raja Sili-wangi dan kebesaran masa silamlainnya yang menjadi lalaki langitlalanang jagat di atas topangankekuatan diri sendiri.

K 11pin I Hum a sU n pad 2 0 1 2

Menyoal Politisi Sunda .

.Mei OJun 0 Jul 0 Ags

DEKADENSI kebudayaan'adalah istilah Kang Hawe Se-tiawan yang menyimpulkan

diskusi terbatas di Paguyuban Pasun-dan tempo hari tentang politik dankrisis kepemimpinan Sunda setelahmendengar penjelasan Prof Didi Tur-mudzi. Pak Didiyangjuga Rektor Un-pas itu menengarai tendensi mutakhirpolitisi Sunda yang semakin pragma- .tis, paaing-aing, dan pakia-kia.

Saya melihatnya tidak dalam optikkebudayaan yang sangat luas, namunlebih kepada dekadensi politik.Fenomena ini sesungguhnya bukanhanya menjangkiti etnis Sunda tetapijuga entitas lain dari seluruh etnisyang ada di nusantara. Kenyataantragis ini nyata, faktual, dan sangatkita rasakan.

Tema individualisme dikaitkandengan kecenderungan orang Sunda,sesungguhnya bukanlah hal baru.Para ahli sering menghubungkannyasecara geneologis dengan budaya hu-ma yang menjadi identitas manusiaSunda. Budaya huma mengandaikankecakapan individual, bukan rnigrasi''kejamaahan''. Yang diperlukan tidakmanusia sebagai kerumunan massayang tunduk kepada pemimpinseperti bebek, tapi insan sebagai pri-badi yang harus cepat membaca, kri-tis, mengantisipasi berbagai ke-mungkinan termasuk kecerdasan be-radaptasi dengan lingkungan baru.

Budaya ini kemudian mengendap

Di sinilah menjadi penting mela-kukan revitalisasi terhadap seluruhproduk masa silam. Yang diambildari masa lampau bukan raganya,tapi spiritnya. Bukan saja pemikiran-nya, tapi dialektika berpikirnya.

Individualisme dalam kontekspolitik Sunda pada titik tertentu bagisaya sesungguhnya tidak harus selaludibaca sebagai sesuatu yang negatif,justru menjadi positif, ketika sikap inimenjadi counter culture terhadaparus utama politik yang semakinmenyimpang. Individualisme menja-di sikap diri untuk tidak larut dalam"kerumunan massa" anomali.

Justru menjadi berbahaya, yangdisebut dekadensi itu, ketika sikap in-dividualisme menjadi haluan utamadari sikap-sikap antidialog, eksklusif,dan keengganan menyuarakan argu-men yang kokoh dalam perebutanwacana politik dan negoisasi hetero-genitas kepentingan di ruang publik.Bila ini terjadi pada gilirannya akan

Page 2: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/pikiranrakyat... · manusia Sunda ketika mereka melakukan interaksi dengan konteks yang lebihluas:

mengubah politik menjadi mediakasak-kusuk, transaksional, cari mu-ka demi jalan ka Batawi ngem-plong.

Bagi orang Sunda sikap dan tin-dakan politik itu jelas, sebagaimanaterbaca dalam roman Pangeran Kor-nel (latar cerita sekitar tahun 1773-1828) dan Mantri Jero (berlatar be-lakang masyarakat Sunda abad ke-rz)yang telah ditelaah Warnaen ber-jangkar pada moralitas: 1) teuningkah (tidak bertingkah); 2) teuadigung kamagungan (tidak pongahdan memperlihatkan sikap tinggi hatikepada orang lain); 3) paya ku katu-'qenahan (tak gampang bersedih); 4)pihub. ku karumasaan (penuh olehrasa kekurangan pada diri); 5) teupaya diagreng-agreng (tidak sukadimeriahkan dengan kemegahan); 6)nyaah kanu masakat (mencintaiyang melarat); 7) agung maklum.sarta adil (arif dan adil); 8) landungkandungan, laer. aisan (memilikiperspektif yang luas); 9) lemesbasana hade lentongna (halus ba-hasanya, bagus tutur katanya); 10)peta basajan (hidup sederhana); 11)bersih manah (hatinya bening); 12)sinatria; 13) pinandita.

Jika ini terjadi, yakinlah akankeluar pemimpin yang jadi gunungpananqqeuhan dan birokrasi menja-di melayani hajat orang banyak (pa-ngauban anu leutik). Bukan seba-liknya. ***