PikiranRakyat -...

2
Pikiran Rakyat o 3elasa o Rabu ':J Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 4 5 5 7 8 9 10 11 12 13 14 15 @ 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 ---- ------- OMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags Sep OOkt ONov ODes Persis Mulai Terpinggirkan Oleh ATIP LATIFULHAYAT S UATU hari Prof. Ganjar Kurnia, Rektor Universitas Padjadjaran sambil menun- juk berita tentang ritus menanam padi yang dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat mengajukan per- tanyaan pendek, tetapi menukik kepada penulis. "Bagaimana sikap Persis, sang pendekar anti- TBC (takhayul, bidah, churafat) menyikapi masalah ini?" Di lain ke- sempatan, ketika menjabat wakil presiden dalam sambutan pem- bukaan Musyawarah Kerja Persis, M. Jusuf Kalla mengatakan, "Orang tua yang segenerasi dengan saya pasti mengenal Persis lewat pemiki- ran-pemikirannya. Akan tetapi, un- tuk generasi muda saat ini saya meragukannya apakah mereka mengenal Persis atau tidak?" Dua kalimat itu merupakan refleksi kerinduan sekaligus pertanyaan ter- hadap peran Persis yang dirasakan mulai redup dalam konstelasi dak- wah Islam di Indonesia. Menjelang Muktamar XIV yang akan dilaksanakan di Tasikmalaya dan Garut pada 25-27 September 2010, Persis akan genap berusia 87 tahun. Ibarat manusia, dalam usianya yang mendekati 100 tahun ini, organisasi massa Islam yang didirikan Moh. Zarnzam dan Moh. Yunus ini bukan saja telah matang dan dewasa, tetapi mulai tampak lelah mengusung ide pembaruan Is- lam (mengembalikan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam kepa- da Alquran dan sunah) dan bahkan sangat mungkin sudah didera penyakit tertentu. Pemikiran Persis sudah sangat berkembang dan bercabang, melahirkan berbagai tafsir dan cara pandang. Dalam keadaan tertentu orisinalitas pemikiran Persis sangat mungkin mulai dipertanyakan. Orisinalitas ide Persis ibarat anak panah yang lepas dari busurnya. Sekali dilepas, tidak pernah kern- bali. Ide pembaruan Persis telah melewati berbagai babakan sejarah, menemukan beragam pengalaman dan tantangan. Menemukan kem- bali (orisinalitas) Persis adalah su- atu kemestian ketikajam'iyyah ini mulai tampak lelah menjalani tugas kesejarahannya. Menemukan kembali Persis bukan berarti memutar jarum se- jarah ke abad ke-19, menarik pulang perjalanan Persis ke tahun 1923. Yang dimaksud adalah menemukan kembali "roh" dan karakteristik Per- sis sebagai gerakan dakwah dan pemikiran Islam. Adalah kekuatan rohnya yang menyebabkan Persis mampu berkiprah dan menjaga ek- sistensinya selama 87 tahun. Meminjam ungkapan pengamat keislaman dan kenegaraan Dr. Yudi Latief, berbeda dengan beberapa gerakan pemikiran keislaman yang muncul belakangan yang didesain hanya sebagaifashion yang eksis- tensinya disesuaikan dan harus tun- duk kepada tujuan tertentu yang bersifatjangka pendek, Persis adalah organisasi Islam yang mam- pu menjaga stamina gerakan. Men- jaga eksistensi gerakan Islam adalah persoalan pengalaman dan kemampuan menjaga stamina. Empat karakter Persis Paling tidak ada empat karakter- istik Persis yang hilang atau seba- gian hilang, terlupakan atau mungkin dilupakan oleh para pelanjutnya. Pertama, Persis adalah gerakan dakwah dan pembaharuan pemikiran keislaman yang menga- jarkan dan rrienyebarkan sikap kri- tis dan korektif dalam menyikapi, memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Dalam konteks ini, dapat dipahami apabila diskusi, dia- log atau bahkan debat merupakan bagian dari upaya Persis mence- rahkan umat dalam memahami ajaran agamanya. Riset dan investigasi hujjah dalam rangka pencarian kebenaran yang lebih meyakinkan merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah gerakan Persis. Dengan wajah dan wijhah seperti ini Persis berke- pentingan untuk menempatkan ra- sionalitas berpikir pada posisi yang terhormat tanpa harus terjebak pa- da rasionalisme. Oleh karena itu, dapat dipahami, meskipun Persis sangat setia terhadap nash, tidak menjadikan Persis terjebak menjadi gerakan yang radikal. Tidak aneh kalau M. Natsir, to. ,,~ intelektual Persis par excellent menganjurkan agar siswa/santri setingkat aliah/muallimien untukjuga mem- baca karya Goethe atau Immanuel Kant. Persis pun akhirnya memiliki kemampuan menerapkan mekanisme koreksi diri (self-cor- recting) yang memadai. Namun, saat ini sosok Persis tarn- paknya lebih merupakan gerakan sosial keagamaan yang tenggelam dalam rutinitas dakwah (yang ke- masannya cenderung konservatif). Kesetiaan kepada nash tidak dibarengi dengan pengelolaan a- sionalitas yang andal dan prop r- sional. Mekanisme koreksi diri mu- lai tumpul dan apologi tampaknya mulai digandrungi. Akibatnya, Per- sis mulai terpinggirkan dalam lingkaran gerakan pemikiran. Sosoknya sebagai gerakan pe ba- haruan tampaknya hanya tin al klaim internal. Sementara pe epsi eksternaljustru mulai memper- tanyakan kiprah Persis sebag . ge- rakan pembaharu. Kedua, Persis memiliki agenda reformasi dakwah dan pemikiran yang meyakinkan, yaitu pemu .an (purifikasi) pemahaman dan penga- malan ajaran Islam. Generasi erta- ma Persis melaksanakan agenda ini lewat pemberantasan TBC (takhayul, bidah, dan churafat). Gerakan pemurnian akidah ibadah ini memiliki daya kejut ting- gi karena Persis melakukannya de- ngan cukup tegas dan konsisten. Dengan berbagai kontroversi . ang menyertainya, agenda Persis ini cukup sukses paling tidak me - berikan penjelasan kepada umat apa itu takhayul, churafat, dan bidah yang mungkin selama i i mereka belum menyadari d memahaminya. Sebetulnya, agenda purifikasi Persis tidak terbatas dan dibatasi dalam urusan ritus tertentu (ibadah mahdloh). Agenda purifikasinya menyeluruh. Namun sayang, gen- erasi berikutnya tampaknya kurang berhasil menangkap esensi agenda purifikasi ini dan terjebak pada ak- sentuasinya. Akibatnya, agenda pu- rifikasi tersebut terkesan hambar dan datar alias jalan ditempat. Hanya aksentuasi agenda pu ifikasi masalalu. Seharusnya,agendaterseb t diperluas ke wilayah muamalah, misalnya dalam bidang ekon mi (iqtishadiyyah). Sangat di- sayangkan agenda ini sudah .garap yang lain lewat konsep dan pem bangunan sistem ekonomi syariah yang dimulai dari sektor moneter dengan memperkenalkan ba tan- pa bunga. Spirit purifikasi harus didaur ulang dan agendanya diperluas yang menjangkau aspek ke- masyarakatan yang faktual yang dibutuhkan oleh umat dan bangsa. Persis harus menghadirkan ensi dan spektrum syariah Islam secara elegan, sehingga mampu mem- Kliping Humas Unpad 2010 1

Transcript of PikiranRakyat -...

Pikiran Rakyato 3elasa o Rabu ':J Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu4 5 5 7 8 9 10 11 12 13 14 15@ 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31---- -------OMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags Sep OOkt ONov ODes

Persis Mulai TerpinggirkanOleh ATIP LATIFULHAYAT

S UATU hari Prof. GanjarKurnia, Rektor UniversitasPadjadjaran sambil menun-

juk berita tentang ritus menanampadi yang dimuat di Harian UmumPikiran Rakyat mengajukan per-tanyaan pendek, tetapi menukikkepada penulis. "Bagaimana sikapPersis, sang pendekar anti- TBC(takhayul, bidah, churafat)menyikapi masalah ini?" Di lain ke-sempatan, ketika menjabat wakilpresiden dalam sambutan pem-bukaan Musyawarah Kerja Persis,M. Jusuf Kalla mengatakan, "Orangtua yang segenerasi dengan sayapasti mengenal Persis lewat pemiki-ran-pemikirannya. Akan tetapi, un-tuk generasi muda saat ini sayameragukannya apakah merekamengenal Persis atau tidak?" Duakalimat itu merupakan refleksikerinduan sekaligus pertanyaan ter-hadap peran Persis yang dirasakanmulai redup dalam konstelasi dak-wah Islam di Indonesia.Menjelang Muktamar XIV yang

akan dilaksanakan di Tasikmalayadan Garut pada 25-27 September2010, Persis akan genap berusia 87tahun. Ibarat manusia, dalamusianya yang mendekati 100 tahunini, organisasi massa Islam yangdidirikan Moh. Zarnzam dan Moh.Yunus ini bukan saja telah matangdan dewasa, tetapi mulai tampaklelah mengusung ide pembaruan Is-lam (mengembalikan pemahamandan pengamalan ajaran Islam kepa-da Alquran dan sunah) dan bahkansangat mungkin sudah diderapenyakit tertentu.Pemikiran Persis sudah sangat

berkembang dan bercabang,melahirkan berbagai tafsir dan carapandang. Dalam keadaan tertentuorisinalitas pemikiran Persis sangatmungkin mulai dipertanyakan.Orisinalitas ide Persis ibarat anakpanah yang lepas dari busurnya.Sekali dilepas, tidak pernah kern-bali. Ide pembaruan Persis telahmelewati berbagai babakan sejarah,menemukan beragam pengalamandan tantangan. Menemukan kem-bali (orisinalitas) Persis adalah su-atu kemestian ketikajam'iyyah inimulai tampak lelah menjalani tugaskesejarahannya.Menemukan kembali Persis

bukan berarti memutar jarum se-jarah ke abad ke-19, menarik pulangperjalanan Persis ke tahun 1923.

Yang dimaksud adalah menemukankembali "roh" dan karakteristik Per-sis sebagai gerakan dakwah danpemikiran Islam. Adalah kekuatanrohnya yang menyebabkan Persismampu berkiprah dan menjaga ek-sistensinya selama 87 tahun.Meminjam ungkapan pengamat

keislaman dan kenegaraan Dr. YudiLatief, berbeda dengan beberapagerakan pemikiran keislaman yangmuncul belakangan yang didesainhanya sebagaifashion yang eksis-tensinya disesuaikan dan harus tun-duk kepada tujuan tertentu yangbersifatjangka pendek, Persisadalah organisasi Islam yang mam-pu menjaga stamina gerakan. Men-jaga eksistensi gerakan Islamadalah persoalan pengalaman dankemampuan menjaga stamina.

Empat karakter PersisPaling tidak ada empat karakter-

istik Persis yang hilang atau seba-gian hilang, terlupakan ataumungkin dilupakan oleh parapelanjutnya. Pertama, Persis adalahgerakan dakwah dan pembaharuanpemikiran keislaman yang menga-jarkan dan rrienyebarkan sikap kri-tis dan korektif dalam menyikapi,memahami dan mengamalkanajaran Islam. Dalam konteks ini,dapat dipahami apabila diskusi, dia-log atau bahkan debat merupakanbagian dari upaya Persis mence-rahkan umat dalam memahamiajaran agamanya.Riset dan investigasi hujjah

dalam rangka pencarian kebenaranyang lebih meyakinkan merupakanbagian tak terpisahkan dari sejarahgerakan Persis. Dengan wajah danwijhah seperti ini Persis berke-pentingan untuk menempatkan ra-sionalitas berpikir pada posisi yangterhormat tanpa harus terjebak pa-da rasionalisme. Oleh karena itu,dapat dipahami, meskipun Persissangat setia terhadap nash, tidakmenjadikan Persis terjebak menjadigerakan yang radikal. Tidak anehkalau M. Natsir, to. ,,~ intelektualPersis par excellent menganjurkanagar siswa/santri setingkataliah/muallimien untukjuga mem-baca karya Goethe atau ImmanuelKant. Persis pun akhirnya memilikikemampuan menerapkanmekanisme koreksi diri (self-cor-recting) yang memadai.Namun, saat ini sosok Persis tarn-

paknya lebih merupakan gerakansosial keagamaan yang tenggelamdalam rutinitas dakwah (yang ke-

masannya cenderung konservatif).Kesetiaan kepada nash tidakdibarengi dengan pengelolaan a-sionalitas yang andal dan prop r-sional. Mekanisme koreksi diri mu-lai tumpul dan apologi tampaknyamulai digandrungi. Akibatnya, Per-sis mulai terpinggirkan dalamlingkaran gerakan pemikiran.Sosoknya sebagai gerakan pe ba-haruan tampaknya hanya tin alklaim internal. Sementara pe epsieksternaljustru mulai memper-tanyakan kiprah Persis sebag . ge-rakan pembaharu.Kedua, Persis memiliki agenda

reformasi dakwah dan pemikiranyang meyakinkan, yaitu pemu .an(purifikasi) pemahaman dan penga-malan ajaran Islam. Generasi erta-ma Persis melaksanakan agenda inilewat pemberantasan TBC(takhayul, bidah, dan churafat).Gerakan pemurnian akidahibadah ini memiliki daya kejut ting-gi karena Persis melakukannya de-ngan cukup tegas dan konsisten.Dengan berbagai kontroversi . angmenyertainya, agenda Persis inicukup sukses paling tidak me -berikan penjelasan kepada umatapa itu takhayul, churafat, danbidah yang mungkin selama i imereka belum menyadari dmemahaminya.

Sebetulnya, agenda purifikasiPersis tidak terbatas dan dibatasidalam urusan ritus tertentu (ibadahmahdloh). Agenda purifikasinyamenyeluruh. Namun sayang, gen-erasi berikutnya tampaknya kurangberhasil menangkap esensi agendapurifikasi ini dan terjebak pada ak-sentuasinya. Akibatnya, agenda pu-rifikasi tersebut terkesan hambardan datar alias jalan ditempat.Hanya aksentuasi agenda pu ifikasimasalalu.Seharusnya,agendaterseb t

diperluas ke wilayah muamalah,misalnya dalam bidang ekon mi(iqtishadiyyah). Sangat di-sayangkan agenda ini sudah .garapyang lain lewat konsep dan pembangunan sistem ekonomi syariahyang dimulai dari sektor moneterdengan memperkenalkan ba tan-pa bunga.Spirit purifikasi harus didaur

ulang dan agendanya diperluasyang menjangkau aspek ke-masyarakatan yang faktual yangdibutuhkan oleh umat dan bangsa.Persis harus menghadirkan ensidan spektrum syariah Islam secaraelegan, sehingga mampu mem-

Kliping Humas Unpad 2010

1

ADE BAYU INOOArPR·

WARGA berdiri di depan baliho Muktamar ke-tq Pusat Persatuan Islam (Persis) yang dipasang di Gedung Pim-pinan Persis di Jln. Viaduct, Kota Bandung, Minggu (19/9). Menjelanq Muktamar XIV yang akan dilaksanakan diTasikmalaya dan Garut pada 25-27 September 2010, Persis akan genap berusia 87 tahun. *

berikan jalan keluar dari kerumitanpengaturan lingkungan hidup, krisisenergi, krisis pangan, pengentasankemiskinan, dan lain sebagainya.

Lebih homogenKetiga, Persis adalah organisasi

massa Islam yang sejak pendirian-nya terbuka terhadap ide-ide kema-juan dan pemajuan umat Islam.Persis tidak identik dengan salahsatu etnik, misaInya Sunda ataukarena kelekatan geografis. Siapasaja yang berkehendak untukmemajukan umat Islam dan sepa-kat dengan ide dasar yang diusungoleh Persis, silakan bergabung.Pendiri Persis bukan orang Sundadari Tasik atau Garut, melainkanpedagang asal Palembang yangberjiwa ulama, yaitu Moh. Zamzamdan Moh. Yunus. Meskipundemikian, pendiri Persis tersebuttidak pernah tercatat mendudukiposisi sebagai Ketua Umum Persis.

Yangjelas, tiga tahun setelahberdiri, tepatnya pada 1926 parapendiri Persis tersebut memer-cayakan pengembangan gerakanpembaharu ini kepada A Hassan,seorang mujaddid dan mujtahidberdarah Tamil, seorang pribadizuhud yang tidak memiliki kaitanetnik dengan bumi Parahyangan.Lewat pesona ketokohan dan keula-maan A Hassan bergabunglah parakader muda berbakat seperti M..

Natsir, Isa Anshari, M. Rusyad Nur-din yang berasal dari Minangkabau,E. Abdurrahman, E. Abdullah, I.Sudibja dari tatar Sunda. Di tanganmerekalah kemudian Persisberkembang menyemai amal danpemikiran di bumi nusantara.

Namun, entah apa sebabnya hete-rogenitas etnik, latar belakang, danperni.iatan yang merupakanwarisan kesejarahan Persis berubahmenjadi lebih homogen baik etnik,latar belakang maupun peminatan.Gerak dan dinamikajamiyyah punrelatif kurang lincah, agak lambandan kurang greget. Oleh karena itu,ada yang berseloroh bahwa Persisitu tidak lain adalah Persatuan Is-lamSunda.

Keempat, Persis tetap bertahandan dipertahankan sebagai gerakandakwah dan atas dasar itulah Persistetap eksis sampai saat ini. Peristidak pernah diubah misalnya men-jadi partai politik. Proposal ke arahitu sempat digulirkan pada mukta-mar tahun 1960 di Bangil, tetapikemudian ditolak secara aklamasioleh muktamar. Persis tetap berta-han dan dipertahankan sebagaijamiyyah dakwah. Persis bergerakatas dasar nidzom (sistem) yangtelah disepakati, bukan atas dasarnalar dan selera individual. Olehkarena itu, dapat dipahami menga-pa usia Persis jauh melampau usiapara pendirinya.

Nama besar A Hassan dan M.Natsir misalnya tidak mengecilkandan menihilkan Persis. Persis men-jadi besar karena nama besar AHassan dan begitu juga reputasi AHassan mendapat pengakuan luassetelah bergabung dengan Persis.Selanjutnya, Persis tetap eksis ka -na Persis masih memiliki roh seba-gai harakah dakwah, yairu sema-ngat mencari, mengikuti, danmeuyampaikan kebenaran (Al-haq).Kalau di dijabarkan lebih lanjut rohPersis itu berbentuk semangatmelakukan penelitian dan observasi(mutholaah), kritis dan tekundalam mengungkap masalah,mengedepankan amaljamai danbekerja dalam sistem, ikhlas dalamberamal dan menjauhkan diri darisifat ananiyah, tegas dan beranidalam menegakkan dan menyam-paikan kebenaran, berani untukmelakukan koreksi dan terbuka un-tuk dikoreksi.

Muktamar XIV adalah mome -turn yang tepat bagi keluarga besarPersis menemukan kembali Persisyaitu menemukan kembali roh dankarakteristiknya sebagai gerakandakwah dan pemikiran Islam. Kern-bali kep,..h roh dan kesejatian Per-sis yaitu kembali kepada sem gatmencari, mengikuti, dan menyam-paikan kebenaran (Al-haq), tetapberkhidmat demi kemajuan umat.Selamat bermuktamar. ***