pidato kejujuran.docx

2
Assalamualaikum Wr.Wb. Yth. Bapak/Ibu Guru, Serta teman-teman sekalian yang saya cintai, Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah SWT karena berkah dan karunianya kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal’afiat pada hari yang cerah ini. Teman-teman yang saya banggakan, Kejujuran adalah tanda bukti keimanan. Orang mukmin pasti jujur. Jikalau tidak jujur, berarti keimanannya sedang diserang penyakit munafik. Sebagaimana kita ketahui munafik itu orang bermuka dua, yang di luar berkata iya, di dalam berkata tidak. Suatu hari salah satu sahabat Nabi bertanya padanya. “Apakah mungkin orang mukmin itu pelit?, dan Rasul menjawab “Mungkin saja”, lalu ia bertanya lagi “Apakah mungkin orang mukmin itu pengecut?” Nabi menjawab lagi “Mungkin saja”. Tapi ketika sahabat Nabi itu bertanya “Apakah mungkin seorang mukmin berbohong? Nabi menjawab “Tidak”. (HR Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa). Teman-teman yang Berbahagia, Apa yang bisa kita pelajari dari Hadist tersebut? Hadist tersebut mengajarkan kita untuk berkata jujur. Karena orang mukmin tidak mungkin berbohong. Karena kejujuran adalah pangkal semua perbuatan baik manusia. Tidak ada perbuatan dan ucapan baik kecuali kejujuran. Oleh sebab itu, Allah menyuruh orang-orang mukmin agar selalu berkata benar dan berlaku jujur. Ini diperintah oleh Allah melalui firman-Nya, yang artinya:

Transcript of pidato kejujuran.docx

Page 1: pidato kejujuran.docx

Assalamualaikum Wr.Wb.

Yth. Bapak/Ibu Guru,

Serta teman-teman sekalian yang saya cintai,

Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah SWT

karena berkah dan karunianya kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat

wal’afiat pada hari yang cerah ini.

Teman-teman yang saya banggakan,

Kejujuran adalah tanda bukti keimanan. Orang mukmin pasti jujur. Jikalau tidak jujur,

berarti keimanannya sedang diserang penyakit munafik. Sebagaimana kita ketahui

munafik itu orang bermuka dua, yang di luar berkata iya, di dalam berkata tidak.

Suatu hari salah satu sahabat Nabi bertanya padanya. “Apakah mungkin orang

mukmin itu pelit?, dan Rasul menjawab “Mungkin saja”, lalu ia bertanya lagi “Apakah

mungkin orang mukmin itu pengecut?” Nabi menjawab lagi “Mungkin saja”. Tapi

ketika sahabat Nabi itu bertanya “Apakah mungkin seorang mukmin

berbohong? Nabi menjawab “Tidak”. (HR Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa).

Teman-teman yang Berbahagia,

Apa yang bisa kita pelajari dari Hadist tersebut? Hadist tersebut mengajarkan kita

untuk berkata jujur. Karena orang mukmin tidak mungkin berbohong. Karena

kejujuran adalah pangkal semua perbuatan baik manusia. Tidak ada perbuatan dan

ucapan baik kecuali kejujuran. Oleh sebab itu, Allah menyuruh orang-orang mukmin

agar selalu berkata benar dan berlaku jujur. Ini diperintah oleh Allah melalui firman-

Nya, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah

perkataan yang jujur dan benar”. (al-Ahzab: 70).

Teman-teman yang Berbahagia,

Page 2: pidato kejujuran.docx

Sebagai penutup, Kejujuran adalah tiang agama, sendi akhlak, dan pokok rasa

kemanusiaan manusia. Tanpa kejujuran, agama tidak lengkap, akhlak tidak

sempurna, dan seorang manusia tidak sempurna menjadi manusia. Di sinilah

pentingnya kejujuran bagi kehidupan. Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya

kurang lebih sebagai berikut:

“Tetap berpegang eratlah pada kejujuran. Walau kamu seakan-akan melihat

kehancuran dalam berpegang teguh pada kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam

kejujuran itu terdapat keselamatan”.(HR Abu Dunya).

Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.