PICO ebm

9
Widia Satya Surya (1102012305) Winny Heria Utami (1102012308) I. Skenario Seorang anak, berumur 5 tahun, mengalami demam, batuk, flu kurang lebih selama 7 hari. Keluhan dirasakan berulang-ulang dalam satu tahun terakhir, lalu mulai mengalami kesulitan dalam menelan. Pada malam hari pasien tidur dalam keadaan mendengkur. Setelah dibawa ke dokter, dilakukan pemeriksaan THT (oropharynx dan laring- hipofarynx). Ditemukan tonsil hiperplasia, merah dan terjadi abses. Pasien juga mengalami gangguan pernafasan pada saat tidur (Sleeping Disorder Breathing). Dokter mendiagnosis bahwa anak tersebut menderita radang amandel (tonsilitis), dan menyarankan anak tersebut untuk melakukan operasi pengangkatan amandel (tonsillectomy). Lalu orang tua anak tersebut bertanya apakah operasi pengangkatan amandel adalah cara paling efektif dalam penyembuhan radang amandel. II. Pertanyaan Klinis : Apakah operasi pengangkatan amandel adalah cara paling efektif dalam penyembuhan radang amandel ? III. Komponen PICO Patient/Population/Problem : Seorang anak usia 10 tahun penderita radang amandel Intervention/Indicator : Dilakukan tonsillectomy Comparison/Control : Tidak dilakukan tonsillectomy Objective/Outcome : Tonsillectomy

description

jjjjjj

Transcript of PICO ebm

Widia Satya Surya(1102012305)Winny Heria Utami(1102012308)

I. SkenarioSeorang anak, berumur 5 tahun, mengalami demam, batuk, flu kurang lebih selama 7 hari. Keluhan dirasakan berulang-ulang dalam satu tahun terakhir, lalu mulai mengalami kesulitan dalam menelan. Pada malam hari pasien tidur dalam keadaan mendengkur. Setelah dibawa ke dokter, dilakukan pemeriksaan THT (oropharynx dan laring-hipofarynx). Ditemukan tonsil hiperplasia, merah dan terjadi abses. Pasien juga mengalami gangguan pernafasan pada saat tidur (Sleeping Disorder Breathing). Dokter mendiagnosis bahwa anak tersebut menderita radang amandel (tonsilitis), dan menyarankan anak tersebut untuk melakukan operasi pengangkatan amandel (tonsillectomy). Lalu orang tua anak tersebut bertanya apakah operasi pengangkatan amandel adalah cara paling efektif dalam penyembuhan radang amandel.

II. Pertanyaan Klinis : Apakah operasi pengangkatan amandel adalah cara paling efektif dalam penyembuhan radang amandel ?

III. Komponen PICOPatient/Population/Problem : Seorang anak usia 10 tahun penderita radang amandelIntervention/Indicator: Dilakukan tonsillectomyComparison/Control: Tidak dilakukan tonsillectomyObjective/Outcome: Tonsillectomy

IV. Kata Kunci :Child AND tonsillitis AND tonsillectomy AND prognosisV. Pemilihan Situs :http://www.journalotohns.com/

VI. Limitation :5 Tahun terakhir (2010-2015)

VII. Hasil Pencarian :4 (empat)

VIII. Artikel yang dipilih :Tonsillotomy versus tonsillectomy on young children: 2 year post surgery follow-up

IX. Artike Lainnya :1. PEDIATRIC OTOLARYNGOLOGY: DoesTonsillectomyHelpChildrenwith RecurrentTonsillitis?2. BRITISH ASSOCIATION OF GENERAL PAEDIATRICS/BRITISH SOCIETY FOR PAEDIATRIC ENDOCRINOLOGY & DIABETES:Rising acute throat infection admissions inchildrenare not related to fallingtonsillectomyrates3. PEDIATRIC OTOLARYNGOLOGY:Weight Gain Post-tonsillectomyMore Common in YoungChildren

AbstrakTujuan : Untuk mempelajari efek jangka panjang dari tonsilotomi dan tonsilektomi pada anak-anak setelah dua tahun dibandingkan dengan hasilnya setelah enam bulan.Metode : Anak-anak usia 4-5 tahun dengan Sleep Disorder Breathing (SDB) dan hiperplasia tonsil, secara acak dilakukan TE (32) atau TT (35). TT dilakukan ad Modum Hultcrantz dengan teknik radiofrekuensi (Ellman). Adenoidektomi dengan cold steel dilakukan dalam sesi yang sama untuk 80% kasus. Para pasien dinilai sebelum operasi, 6 dan 24 bulan pasca operasi. Efek operasi dievaluasi secara klinis, melalui kuesioner (kesehatan umum/ mendengkur /infeksi THT), kualitas hidup (QoL), survei pediatric obstructive sleep apnea dengan OSA-18, dan perilaku anak dengan Checklist Perilaku Anak.Hasil : Setelah dua tahun masih tidak ada perbedaan antara kedua kelompok sehubungan dengan mendengkur dan frekuensi atau keparahan infeksi saluran napas bagian atas. Baik TT maupun TE telah menimbulkan peningkatan besar dalam kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang, serta perilaku. Tiga anak-TT dan satu anak-TE dioperasi kembali karena masalah obstruktif berulang, satu anak-TE dan satu anak-TT dengan adenoidektomi serta dua anak-TT dengan tonsilektomi. Tiga dari anak-TT memiliki jaringan tonsil yang sedikit menonjol keluar dari kantong tonsila dan dua belas anak-TE memiliki sedikit sisa tonsil di dalam kantong tonsila, tetapi tidak memerlukan operasi. Kesimpulan : Anak-anak memiliki risiko yang sedikit terhadap kekambuhan gejala yang membutuhkan operasi ulang dalam waktu dua tahun setelah TT. Secara garis besar, efek positif pada mendengkur, infeksi, perilaku dan kualitas hidup tetap dan mirip dengan TE.

Critical AppereanceAPAKAH HASIL PENELITIAN TERSEBUT VALID?A. Petunjuk Primer1. Apakah terdapat sampel yang representatif, terdefinisi jelas, dan berada pada kondisi yang sama dalam perjalanan penyakitnya?

2. Apakah follow-up cukup lama dan lengkap?

B. Petunjuk sekunder1. Apakah kriteria outcome yang digunakan obyektif dan tanpa bias?

2. Bila ditemukan subgrup dengan prognosis yang beda, apakah dilakukan adjustment untuk faktor-faktor prognostik yang penting?

APA HASILNYA?1. Bagaimana gambaran outcome menurut waktu ?

2.Seberapa tepat perkiraan prognosis?

APAKAH HASIL PENELITIAN INI DAPAT DIAPLIKASIKAN?

1. Apakah pasien dalam penelitian tersebut serupa dengan pasien saya?YA2. Apakah hasil tersebut membantu memilih atau menghindari terapi tertentu?TIDAK Dalam jurnal penelitian ini tidak disebutkan bahwa pemilihan terapi tertentu mempengaruhi hasil prognosis pasien.3. Apakah hasilnya membantu dalam memberikan konseling kepada pasien saya?YA