PF Abdomen
-
Upload
annisa-aljufri -
Category
Documents
-
view
38 -
download
1
description
Transcript of PF Abdomen
Pemeriksaan Abdomen
Urutan Pemeriksaan1. Inspeksi
2. Auskultasi
3. Palpasi
4. Perkusi
INSPEKSI
Cara pemeriksaan : inspeksi saat pasien posisi berdiri dan terlentang
Penilaian Ukuran dan bentuk perut
Pot belly, Simetris/tdk, Cekung / tdk (cekung/skafoid : hernia diafragmatika, malnutrisi, dehidrasi berat, ileus obstruksi letak tinggi)
Dinding perut
Umbilikus, gambaran vena, diastesis rekti, omfalokel, gastroskisis, paten urakus
Gerakan dinding perut
Pergerakan dinding perut utk pernafasan, gerakan peristaltik usus, lokasi peristaltik
Infant… Abdomen bulat dan berbentuk seperti
kubah Distended abdomen?
Feses, massa, organomegali
Pergerakan dada dan abdomen harus seirama Abdomen sedikit menonjol pada awal
respirasi
Toddler Abdomen protrudes slightly
“pot-bellied”
Setelah usia 5 tahun Abdomen sedikit cekung saat
terlentang
Pernapasan abdominal akan berlanjut sampai usia 6-7 tahun
Cont..
Tali pusat Harus kering dan tidak berbau
Inspect all skin folds for: Discharge Kemerahan Indurasi Granulomatous tissue
Umbilical Hernia
Penonjolan dari omentum atau usus melalui tali pusat
Common in infants Reach maximum size by 1 month
To determine size, measure the diameter of the opening (not the protruding contents)
Should “reduce” with light pressure
Diastasis Recti
Midline separation (1-4 cm) of the rectus abdominus between the xiphoid and umbilicus
No need to repair in most cases herniation through the rectus abdominus does
require surgery
Usually resolves by 6 years of age
AUSKULTASI
Cara pemeriksaan : mendengar suara peristaltik dg stetoskop. Normal : intensitas rendah, tiap 10 – 30 dtk sekali
Penilaian Intensitas
Frekuensi
Meningkat : gastroenteritis
Menurun : peritonitis, ileus paralitik
Bruit
Venous hum : obstruksi vena porta
Palpasi
Cara pemeriksaan :
alihkan perhatian pasien selama memeriksa,
dalam keadaan otot perut relaksasi (lutut ditekuk, palpasi saat inspirasi)
kedua tangan pemeriksa hangat
Monomanual/bimanual
Palpasi
Penilaian Ketegangan dinding perut Palpasi organ dalam
Hati
Limpa
Ginjal
Kandung kencing
Massa intraabdomen
Nyeri tekan
Light Palpation
Lutut fleksi Place your hand gently on the
abdomen Press very gently at first, only
gradually increasing pressure
Identify the spleen, liver, and masses close to the surface
Palpasi Hati
Penilaian Ukuran
Patokan : Garis yang menghubungkan umbilikus dg titik
potong garis midklavikula kanan dan arkus kosta
Garis yang menghubungkan umbilikus dg prosesus xifoideus
Konsistensi Tepi Permukaan Nyeri tekan
Palpasi Limpa
Normal : teraba 1 – 2 cm di bawah arkus kosta pd neonatus.
Besar limpa diukur berdasarkan garis Schuffner
Splenomegali : infeksi, talasemia, anemia sel sabit, sirosis, leukemia.
Deep Palpation
Palpate all quadrants for masses Location Size Shape Tenderness Consistency
Transillumination can be used to distinguish cystic from solid masses…
Nephroblastoma (Wilms Tumor)
Paling sering ditemukan pada anak usia 2-3 tahun
Malignant
Perabaan keras Immobile bilatera;l Possibly:
Low-grade fever
Hypertension
Neuroblastoma
Sering muncul sebagai massa di medula adrenal
Keganasan pada anak usia dini
Keras, tidak dapat digerakan, irregular, nodular
Malaise BB dan nafsu makan berkurang Penonjolan mata Tanda lain yang mungkin dapat
ditemukan: Kompresi dari massa Metastasis ke organ sekitar
Abdominal Girth
Abdominal girth should be measured over the umbilicusWhenever possible.
Perkusi
Cara pemeriksaan : mengetuk dinding abdomen dengan lembut dan ketukan perlahan, dilakukan dr epigastrium ke arah bawah
Penilaian Cairan bebas intraperitoneal (shifting dullness,
fluid wave, puddle sign, knee chest position)
Udara bebas intraperitoneal (pekak hati menghilang)
Batas hati
Batas massa intrabdomen
Examine the Bladder
Palpasi dan perkusi area suprapubis
Nilai ukuran, adakah distensi
Common Conditions
What if you find… ?
Massa pada kuadran kiri bawahFeses pada kolon sigmoidKonstipasi
Midline, massa suprapubicFeses pada kolon retrosigmoidHirschsprung disease
Hirschsprung Disease
Absence of parasympathetic ganglion cells in a segment of the colon… no peristalsis
Newborn: Mekonium terlambat keluar pada 24-48
jam setelah lahir
bayi dan anak-anak: Obstruksi intestinal atau konstipasi Gagal berkembang Distensi abdomen Episode muntah dan diare
What if you find… ?
Massa pada kuadran kanan atau kiri atas
…Intussusception
Intussusception
Prolaps dari salah satu segmen intestin yang mengakibatkan obstruksi intestinal
Paling sering terjadi pada usia 3-12 bulan Acute intermittent abdominal pain Distensi abdomen Muntah Stools mixed with blood and mucus
Red current jelly appearance
Sausage-shaped mass in R or L upper quadrant Dance sign
What if you find… ?
Olive-shaped mass in the right upper quadrant (deep palpation) immediately after the infant vomits
…Pyloric stenosis
Pyloric Stenosis
Hipertrofi otot sirkular dari pylorus atau obstruksi dari sphincter pylorusRegurgitasi projectile vomitingFeeding eagerly (even after vomiting)Gagal tumbuh (BB tidak bertambah)Tanda-tanda dehidrasiMassa bulat, kecil teraba pada
kuadran kanan atas terutama setelah muntah.
Gastroesophageal Reflux (GER)
Relaxation or incompetence of the lower esophagus persisting beyond the newborn period
Regurgitation and vomiting Weight loss and failure to thrive Respiratory problems
aspiration
Bleeding from esophagitis
Biliary Atresia
Obstruksi kongenital atau tidak adanya sebagian atau seluruh sistem duktus biliaris Jaundice
Becomes apparent at 2-3 weeks
Hepatomegaly Distensi abdomen BB sulit naik Pruritis BAB dempul Urin seperti teh
Meconium Ileus
Thickening and hardening of meconium in the lower intestine ~> intestinal obstruction
Failure to pass meconium 1st 24 hrs after birth
Abdominal distention
*Must consider cystic fibrosis
Meckel Diverticulum
Outpouching of the ileum congenital anomaly of the GI tract Varies in size & presentation
May be asymptomatic Intestinal obstruction? Diverticulitis?
Bright or dark red rectal bleeding
Little abdominal pain
Symptoms like those of acute appendicitis
Omphalocele
Intestine present in the umbilical cord or protruding from the umbilical area Visible through a thick transparent
membrane
Necrotizing Enterocolitis
Inflammatory disease of the gastrointestinal mucosa Associated with prematurity
Immaturity of the GI tract
Abdominal distention Occult blood in stool Respiratory distress Often fatal: perforation and septicemia
Pemeriksaan Muskuloskeletal
Pemeriksaan yang dinilai:
keadaan tulang, otot, sendi dan warna kulit
Pada anak yang sudah bisa berjalan:
menilai bentuk tubuh, cara berjalan
Pada bayi:
menilai sikap kedua lengan bayi
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Penilaian cara berjalan anak:
Anak yg baru belajar berjalan, kedua kaki membuka
Perhatikan keseimbangan tubuh waktu berjalan
Anak yang menderita kontraktur pada otot tungkai; berjalan pada ujung distal kaki (berjengket)
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Kelainan pada sistem Muskuloskeletal
System terdiri dari 2 Bagian Besar : I. Variasi Normal
II. Abnormal Variasi
Penilaian bentuk tulang anakContoh:
Genu valgum (x), bila anak berdiri dengan kedua lutut rapat, jarak kedua maleolus medialis >2½ cm
Genu varum (o), bila anak berdiri dengan kedua kedua maleolus medialis rapat, jarak antara kedua bagian medial lutut >2½ cm
Penderita pseudohipoparatiroidisme (jari I, IV dan V tampak pendek
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Semua variasi normal ini tidak perlu penanganan, tetapi bila tetap ada setelah usia 5 th maka ini perlu tindakan yg bersifat konservatif
II. ABNORMAL VARIASI = KELAINAN KONGENITAL (TRUE=ASLI)
Faktor Etiology :
1. Kelainan genetik
2. Faktor non genetik (obat2, infesi rubela)
3. Kombinasi genetik dan non genetik
Faktor non genetik ini terjadi pada saat kehamilan.
Secara umum kelainan kongenital ini dibagi atas 2 bagian besar Yaitu :A. Lokalized Abnormalities :
maksudnya disini kelainan bisa hanya pd tulang, sendi, atau tumbuh berlebih.
Jadi pada lokalized tulang ini bisa terjadi Aplasia (tidak berbentuk)
Hypoplasia (terbentuk, tapi minimal)
Dysplasia (terbentuk tapi bentuknya abnormal)
Hypertrophy (berlebihan dari ukuran)
Polydactily (jari-jari terbertuk lebih)
Spina bifida (proses pembentukan normal tetapi tidak finish, jadi berhenti dalam proses)
Pada sendi bisa terjadi synostosis dimana
terjadi kegagalan pembentukan sendi
Flat foot = melemahnya ligamentum/tendo pada kaki, sehingga ketinggian arcus longitudinalis bagian medial berkurang / “jatuh”. Etiologi = berat badan berlebihan, postur abnormal, melemahnya jaringan penguat , dan predisposisi genetik. Predisposisi lain = genu valgum, berlari di bukit,pelari jarak jauh.
Claw foot = kondisi di mana arcus longitudinal bagian medial meninggi secara abnormal. Pada umumnya oleh karena deformitas otot, seperti pada kaki penderita diabetes melitus yang mengalami neuropati dan atrofi otot kaki.
Clubfoot / CTEV ( Congennital Talipes Equino Varus) = deformitas yang diturunkan dengan angka kejadian 1 : 1000 kelahiran. Kaki terpuntir ke inferior, dan medial, dan sudut arcus pedis melebar.
Perhatikan panjang dan bentuk anggota gerak
Contoh: Penderita araknodaktili, homosistinuria dan
sindrom marfan (ekstremitas panjang dan kurus)
Penderita sindrom down dan kondrodistrofi (ekstremitas pendek dan lebar)
Penderita pseudohipoparatiroidisme (jari I, IV dan V tampak pendek
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Perhatikan adanya jari-jari tabuh (clubbing fingers) pada tangan dan kaki
Perhatikan warna kulit pucat dan perabaan dingin, akibat trombosis atau emboli arteri/ vena
Perhatikan pembengkakan lokal tulang (bagian epifisis pada penderita rakitis)
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Pemeriksaan Perkembangan Otot
Penilaian tonus otot dan pergerakan otot.
Tonus otot ↑ pada lesi upper motor neuron dan ↓ pada malnutrisi, distrofia dan poliomielitis
Pemeriksaan Sendi-sendi
Penilaian warna kemerahan, bengkak, nyeri tekan, nyeri ketika digerakan
Pada reumatoid artritis gerak sendi terbatas karena nyeri dan spasme otot sekitar sendi
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Kelainan Pada Otot Amyotonir Congenital (Infantile Spinal
Muskular Artrophy)
Terjadi gangguan tonus otot yg , sehingga gambaran bayi spt floppy doll (gambaran boneka bodol)
Muscular Dystrophy Amyo plasia Conggenita (Artro Gryposis
Multi plex Congenita)
Terjadi gangguan tonus otot yang sehingga terdapat gambaran kekakuan
Myositis Ossificans Progresiva
Terjadi pembentukan tulang pada otot2.
Pemeriksaan Tulang Belakang
Pada anak besar dengan melihat postur tubuh waktu berjalan, berdiri dan duduk
Pada bayi dan anak kecil observasi waktu posisi terlentang, tengkurang dan duduk
Perhatikan adanya kifosis, lordosis dan skoliosis
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Pergerakan tulang belakang perlu diperhatikan
Pada penderita infeksi susunan saraf pusat sering terjadi kekakuan tulang belakang
Keterbatasan gerakan leher akibat spasme otot (kaku kuduk); tanda adanya gangguan sistem saraf
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Perhatikan adanya massa pada tulang belakang
1. Massa kecil di garis median tulang belakang disertai kelompokan rambut disebut spina bifida
2. Massa lembek disebut meningokel
3. Massa keras merupakan manifestasi infeksi pada tulang belakang
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Kelainan-kelainan pada tulang belakang
1. Kifosis; dapat disebabkan oleh kolaps vertebra; pada
penderita spondilitis tuberkulosa
2. Skoliosis; pada balitadapat disebabkan kelainan
kongenital atau dapat karena kelainan paru kronik
3. Opistotonus; dapat ditemukan pada anak sehat atau
anak dengan serangan kejang-napas (breath-holding-
spells)
Matondang, Corry. dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto: 2003
Pada Tulang PanjangPada Tulang Panjang Pseudo artrosis tibia tulang tibia
sangat melengkung(angulasi), umumnya berhubungan dgn kelainan neurofibromatosis
Hypoplasia, tidak terbentuk
Pada Lutut (Knee = Genu)Pada Lutut (Knee = Genu) Hyper extensi lutut (Genu Recurvatum), terjadi anterior
dislokasi dari lutut, kelainan ini jarang, dan umumnya ada hubungan dgn arthrogryposis
Dislokasi patela, terjadi akibat adanya hypoplastic dari patela
Pada Panggul (Hip= Coxae)Pada Panggul (Hip= Coxae)
1. Coxa vara, kelainan ini akibat adanya defek proses osifikasi dari leher caput femur. Secara klinis didapat : extrimitas bawah lebih pendek dari yang N, terbatasnya gerak pasive Abduksi dari sendi panggul.
2. CDH (Conggenital Dislokasi of Thehip)Dislokasi pd sendi coxae penyebabnya tidak begitu jelas, yg pastiini merupakan kombinasi genetik dan environment.Terjadi kelainan dimana acetabulum lebih datar dan didapat caput femur keluar dari caput sendi bisa di posterior / lateral dan uranialada tanda yg dipakai untuk pemeriksaan CDH yaitu:Trendelenberg sign:Trendelenberg sign:Pd sisi berdiri dilihat dari belakang tungkai yg sendinya sakit diangkat maka pd yg sehat pelvisnya lebih rendah
Pada Tangan :
1. Triger Thumb ibu jari dalam posisi flexi inter phalangeal joint akibat stenosis dari fibrous sheath flexor policis longus tendon
2. Poly dactily
3. Syndactily
Pada Ante brachiiPada Ante brachii Club Hand (Hypoplasia
Radius)
Jarang terjadi, gambarannya terjadi radial deviasi pd antebrachii
Beberapa Kelainan Congenital Localized High Scapula (Sprengel Deformity) Spina Bifida Scoliosis Congenital ini terjadi akibat
adanya kegagalan 1 ½ corpus vertebrae terbentuk (hemi vertebrae) dan terjadi lateral Curvature spine
Muscular torticolis (Wry Neck)