PF Bedah Urologi

41
PEMERIKSAAN FISIK BEDAH UROLOGI Viona – 07120090013 Melvin Junius – 07120090003 Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

description

uro

Transcript of PF Bedah Urologi

Page 1: PF Bedah Urologi

PEMERIKSAAN FISIK BEDAH UROLOGIViona – 07120090013

Melvin Junius – 07120090003

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Page 2: PF Bedah Urologi

Status Generalis• Keadaan umum:

• Cachexia• Striae• Jaundice• Hiperpigmentasi• Septic• Ginekomastia• Edema• Uremic frost• Anemia

Page 3: PF Bedah Urologi

Status Generalis• Kesadaran• TTV ( HR, RR, TD, T)• Mata• Leher• Thorax• Abdomen• Neuro: kelainan neurologis dapat menyebabkan

gangguan urologi seperti pada urogenic bladder

*meta ginjal us hepatomegali & limfadenopati supraklavikula

Page 4: PF Bedah Urologi

Per Organ• Ginjal• Buli• Skrotum dan isi• Penis• Rektal dan prostat (laki-laki)• Pelvis (perempuan)

Page 5: PF Bedah Urologi

Ginjal

INSPEKSI- Lakukan inspeksi pada daerah pinggang atau abdomen

atas- Yang dinilai dalam inspeksi adalah adanya:

- Pembengkakan - Eritema kulit- Asimetri- Hematoma- Trauma - Benjolan atau massa- Jaringan parut bekas operasi

Page 6: PF Bedah Urologi

PALPASI( Bimanual Palpation )- Pasien posisi tidur terlentang. - Untuk memeriksa ginjal kanan, pemeriksa berada di kanan pasien

( dan sebaliknya untuk memeriksa ginjal kiri sebaiknya pemeriksa berada di sebelah kiri pasien )

- Untuk palpasi ginjal kanan :- Tangan kiri pemeriksa diletakkan di sudut kostovertebral pasien untuk

mengangkat ginjal dari bagian bawah- Tangan kanan pemeriksa diletakkan dibawah margin kosta anterior.- Minta pasien untuk menarik napas dalam sementara dilakukan palpasi. Saat

puncak inspirasi, tekan tangan kanan dalam – dalam dibawah arkus kosta. Rasakan bagaimana ginjal kembali ke tempat semula saat ekspirasi.

- Tangan kanan pemeriksa akan dapat mempalpasi ukuran, bentuk, dan konsistensi dari organ tersebut.

- Untuk palpasi ginjal kiri :- Pemeriksa berada di sebelah kiri pasien. Tangan kiri berada di margin kosta

anterior dan tangan kanan di sudut kostovertebral pasien.

Page 7: PF Bedah Urologi
Page 8: PF Bedah Urologi

PERKUSI (nyeri ketok)- Pasien posisi duduk dan pemeriksa berada di belakang

pasien- Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan

setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1 dan tangan yang lain memukul dengan sisi ulnar kepalan tangan tangan yang berada di kostovertebra

- Minta pasien merespons jika terdapat nyeri ketok

Page 9: PF Bedah Urologi
Page 10: PF Bedah Urologi

AUSKULTASI- Dapat dilakukan dengan posisi duduk, supine, atau prone- Daerah yang diauskultasi adalah daerah epigastrium,

pinggang, dan sudut kostovertebra untuk mencari bruits

- Bruits dapat terjadi akibat:- Renal artery stenosis- Vascular tumor

Page 11: PF Bedah Urologi

Kelainan pada pemeriksaan ginjal• Massa unilateral, mobile, batas tegas: hydronephrosis• Massa bilateral, mobile, permukaan tidak rata atau

nodular, konsistensi keras: polycystic kidney• Massa iregular, konsistensi keras, limfadenopati

supraklavikula, balotement (+): kidney cancer• Nyeri ketok (+): pyelonephritis

Page 12: PF Bedah Urologi

BuliINSPEKSI- Dilakukan pada area suprapubic- Yang dinilai adalah:

- Adanya hiperemis- Benjolan / massa (bisa disebabkan oleh retensi urin / tumor ganas) biasanya ada di 3 jari

dibawah umbilicus- Jaringan parut bekas operasi

PALPASI- Teraba bila terisi >150 ml (kapasitas: 300 – 450 ml)- Pada palpasi dapat dinilai:

- Konsistensi- Nyeri tekan- Massa- Mobilitas

PERKUSI- Biasanya bladder yang penuh akan menghasilkan bunyi dull

Page 13: PF Bedah Urologi

Kelainan pada pemeriksaan buli• Retensi urin: penekanan pada massa suprapubic akan

merangsang keinginan miksi• Bladder carcinoma: terdapat massa, tidak disertai nyeri

tekan• Cystitis: nyeri tekan suprapubic

Page 14: PF Bedah Urologi

Penis• Posisi pemeriksaan:

• Anak : berdiri• Dewasa : berdiri/tidur terlentang

• Bila belum disirkumsisi tarik preputium• Inspeksi:

• Ukuran ( mikro / makro )• Bentuk• Warna kulit• Lokasi meatus uretra • Discharge • Kurvatur abnormal• Lesi ( hematoma ; ulserasi; warts; )

Page 15: PF Bedah Urologi

Penis -Palpasi• Gunakan handschoen• Tarik preputium untuk memeriksa glans penis dan meatus

uretra.• Palpasi sepanjang korpus :

• Nodul ?

• Palpasi meatus uretra :• Tekan glans penis secara antero-posterior dengan ibu jari dan

telunjuk lihat apakah ada nyeri atau discharge

• Palpasi bagian dorsal :• Apakah ada fibrous plague ? ( khas pada penyakit Peyronie, pada

tunika albuginea dan menutupi corpora cavernosa)• Indurasi sepanjang uretra ? ( striktur uretra )

Page 16: PF Bedah Urologi
Page 17: PF Bedah Urologi

Hipospadia - Epispadia

Page 18: PF Bedah Urologi

SkrotumRegangkan kulit skrotum untuk menilai dinding skrotum

• Inspeksi: pembesaran, massa, edem, eritema, kista, hematom, laserasi

• Palpasi: - Dimulai dari regio inguinal untuk menyingkirkan hernia- Cari : nyeri tekan

• Transiluminasi :• Dilakukan di ruangan gelap• Bedain massa kista ato massa padat

• Refleks kremaster ( pinprick ringan di paha medial nilai L1-L2, bila respons = kontraksi kremaster homolateral dengan elevasi bertahap dari testis )

• Refleks scrotal ( goresan pada perinemum atau meletakkan es pada skrotum bila respons = kontraksi otot dartos )

*kulit skrotum mengkilat: blue dot sign: testis/ appendix epididimis infark

*bengkak unilateral tanpa perubahan warna: hernia

Page 19: PF Bedah Urologi

Testis• Palpasi :

1. Badan testis, bandingkan dengan sebelahnya

2. Tunika vaginalis

3. Epididimis ( kepala, badan , ekor )

4. Spermatic cord ( lewatkan ibu jari ke atas 2 jari, di bawah leher skrotum dan cubit telunjuk ke arah bawah.

5. Cincin inguinal eksterna

Page 20: PF Bedah Urologi

Testis normal• Lokasi :

• Testis kiri sedikit lebih rendah dari kanan• Keduanya di dalam skrotum dengan aksis panjang dalam arah

vertikal

• Ukuran : keduanya berukuran sama• Bentuk : ovoid• Permukaan : licin• Sensasi : ketika ditekan perlahan ada sensasi khusus

( menghilang pada kanker testis )• Kulit di sekitar : dapat bergerak bebas• Konsistensi : padat, homogen• Testis dapat bergerak bebas dan terpisah dari

epididimis

Page 21: PF Bedah Urologi

Tabel kelainan patologis yang mungkin ditemukan pada skrotum dan testis

Page 22: PF Bedah Urologi

• Incomplete descended testis :• Testis terhalang turun dari jalur retroperitoenum –skrotum• Sering karena adanya hernia inguinal indirek• Bila kedua testis cryporchidism

Page 23: PF Bedah Urologi

• Retractile testis :• Sering pada anak-anak karena berlebihnya refleks kremaster• Testis dapat dikembalikan ke skrotum dengan posisi squat atau

fleksi tungkai ke abdomen di ruangan hangat

Page 24: PF Bedah Urologi

• Torsio testis :• Sering pada remaja sekitar 14 tahun• Onset akut, dapat disertai mual muntah• Pada pemeriksaan :

• Pembengkakan testis• Posisi testis menjadi berbaring

( dibandingkan testis normal yang axisnya vertikal )

• Tanda Phren’s negatif ( elevasi skrotal ipsilateral tidak mengurangi rasa sakit; berbeda dengan epididimo-orchitis dimana rasa sakit berkurang )

• Refleks kremaster ipsilateral –

Page 25: PF Bedah Urologi

• Orchitis :• Testis sangat bengkak dan nyeri• Kulit di sekitar merah dan panas• Pasien bisa mengalami demam

• Tumor testis :• Pada pemeriksaan :

• Massa supraklavikular• Gynecomastia unilateral / bilateral• Lesi intratestis yang semakin membesar

( awalnya padat dan licin iregular dan keras )

Page 26: PF Bedah Urologi

• Hydrocele :• Pengumpulan cairan serosa di beberapa bagian prosesus

vaginalis biasanya bagian tunika

Page 27: PF Bedah Urologi

• Varikokel :• Primer :

• Dilatasi vena yang mengalir ke testis• Deteksi : ruangan hangat, posisi berdiri, manuver Valsalva• Jelas ketika pasien berdiri dan berkurang atau menghilang ketika pasien

berbaring• Klasifikasi :

• Grade 1 : teraba bila dilakukan manuver Valsalva• Grade 2 : teraba ketika istirahat namun tidak terlihat• Grade 3 : terlihat dan teraba saat istirahat

• Lebih sering terjadi pada testis kiri ( karena vena yang lebih panjang. Vena kiri mengalir ke vena renalis sedangkan vena kanan mengalir langsung ke inferior vena cava )

• Pleksus pampiniformis teraba seperti ‘kantong berisi cacing’

• Sekunder :• Sering pada Renal Cell Carcinoma dengan thrombus pada Inferior

Vena Cava

Page 28: PF Bedah Urologi
Page 29: PF Bedah Urologi

Rectal Toucher• Kosongkan buli-buli • Posisi pasien :

• Left lateral prone position / Sim’s position :• Miring kiri, tungkai atas kanan fleksi, tungkai bawah kiri semi ekstensi,

panggul nungging sejajar pinggir tempat tidur• Baik untuk periksa kanal anus dan rektum

• Elbow knee position/ frog leg • Mudah untuk menilai perubahan konsistensi pada prostat

• Litotomi :

• Baik untuk periksa prostat & vesika seminalis ( akses peritoneal lebih mudah )

Knee chest position: gk enak utk pasien

Page 30: PF Bedah Urologi

Frog leg position Lithotomy position

Page 31: PF Bedah Urologi

• Langkah :• Finger introduction :

• Gunakan jari telunjuk + lubrikan ke anus;• Nilai tonus sfingter ani; teruskan hingga sfingter rileks

• Kanal anus : • Nilai dinding ( fissure ? ); • Nilai integritas sfingter ( minta pasien menjepit telunjuk pemeriksa ); • Nilai refleks bulbokavernosus ( tekan glans penis atau klitoris lalu nilai kontraksi

sfingter anal dan otot bulbocavernosus. Bila ada maka aferen dan eferen S2-S4 baik )

• Massa di lumen rektum• Lakukan sweeping 3600 observasi :

• Dinding anterior ( prosta, vesika seminalis, kantong recto-veskikal, dan kantong buli-buli )• Dinding lateral kanan• Dinding lateral kiri• Dinding posterior ( sacrum, coccyx )

Kumungkinan patologis : polip, striktur, malignancy, abses

Page 32: PF Bedah Urologi

Langkah RT ( lanjutan )

• Prostat : • Nilai :ukuran, bentuk, konsistensi, simetris, permukaan, sulcus• Prostat normal :

• Bagian posterior dapat dipalpasi• Seperti piramid terbalik ( dasar terlebar di bladder neck superior )• Terbagi diantara uretra posterior sulkus di antara kedua lobus• Teraba 2 jari dengan• Simetris dan mempunyai konsistensi ‘rubbery’ ( seperti thenar ketika oposisi

ke jari lima )

• Patologis :• Krepitasi: batu prostat• Peradangan akut: nyeri tekan + fluktuasi• Keras dan besar: karsinoma

Page 33: PF Bedah Urologi
Page 34: PF Bedah Urologi

Beberapa patologis :• BPH

• Biasanya terjadi pembesaran di lobus lateral• Ketika prostat membesar, dinding anterior rectum tertarik ke

belakang.• Mobilitas terbatas ( seperti normal )• Konsistensi : padat elastis dan homogen• Temuan : pembesaran menyeluruh dengan bentuk yang serupa

• Kanker prostat • Paling sering di lobus posterior ( zona perifer )• Dapat terjadi setelah BPH• Muncul sebagai nodul keras di perifer dari lobus posterior, ireguler,

dan asimetris

Page 35: PF Bedah Urologi
Page 36: PF Bedah Urologi

• Prostatitis akut :• Gejala : nyeri perineal, discharge uretra, demam / menggigil,

tenesmus• Pemeriksaan RT : membesar, tegang , tender, panas• Bila abses area lunak dan fluktuasi

• Prostatitis kronis :• Ukuran : normal atau sedikit membesar• Tidak ada / sedikit tenderness • Dapat bernodul dan indurasi.

• Ruptur uretra posterior :• Prostat posisi tinggi dan teraba masa soft-boggy

Page 37: PF Bedah Urologi

Langkah RT ( lanjutan )

• Zona supra prostatik :• Kantong buli : normalnya tidak teraba ( kecuali bial terisi urin )• Vesikula seminalis : normalnya tidak teraba• Kantong recto-vesikal

• Bimanual :• Dilakukan dengan jari telunjuk tetap dalam anus dan jari tangan

yang lain di abdomen bawah• Evaluasi massa di kantong buli• Evaluasi mobilitas atau fiksasi dari organ pelvis• Minta pasien Valsalva manuver untuk mencari massa terjauh di

rektum

Page 38: PF Bedah Urologi
Page 39: PF Bedah Urologi

• Bidigiti :• Periksa kelenjar Cowper ( telunjuk di rektum, ibu jari tangan yang

sama di perineum )

Page 40: PF Bedah Urologi

• Tarik tangan keluar • Nilai : darah, mukus, pus

• Bersihkan daerah sekitar anus

• Pakai pakaian kembali.

Page 41: PF Bedah Urologi

Vaginal Examination• Inspeksi :

• Introitus, prolaps vagina , skar , erosi, ulkus• Uretral meatus : ukuran dan lokasi, kista , bercak darah;• Manuver valsalva : cystocele ; rectocele