pewarnaan sederhana

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan(Rismawati,2012). Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu, teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian mikrobiologi(Fauziah,2012). 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Bagaimanakah teknik pewarnaan sederhana? 1.2.2 Apakah tujuan dari pewarnaan sederhana?

description

pewarnaan sederhana bakteri

Transcript of pewarnaan sederhana

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGMikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan(Rismawati,2012).Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu, teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian mikrobiologi(Fauziah,2012).

1.2 RUMUSAN MASALAH1.2.1 Bagaimanakah teknik pewarnaan sederhana?1.2.2 Apakah tujuan dari pewarnaan sederhana?

1.3 TUJUAN1.3.1 Untuk mengetahui teknik pewarnaan sederhana1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari pewarnaan sederhana

1.4 MANFAAT1.4.1 Mahasiswa dapat mengetahui teknik pewarnaan sederhana1.4.2 Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari pewarnaan sederhana

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DASAR TEORI2.1.1 Tinjauan UmumSel-sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir transparan bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa sehingga sukar dilihat karena sitoplasma selnya mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan indek bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel dengan lingkungannya dapat dipertajam dengan mewarnai sampel tersebut. Tujuan pewarnaan untuk mengamati dengan lebih baik tampang morfologi mikroorganisme secara kasar, mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme dan membantu mengidentifikasi atau membedakan mikroorganisme yang serupa. Pewarnaan yang biasa dilakukan adalah pewarnaan sederhana yaitu pemberian warna pada bakteri atau jasad renik lainnya dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada larutan tipis atau olesan yang sudah difiksasi. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka basa). Zat-zat warna yang digunakan biasanya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Pewarnaan sederhana memungkinkan dibedakannya bakteri dengan berbagai morfologi dan strukturnya. Pewarna yang biasa dipakai dalam pewarnaa umum adalah biru metilen. Biasanya hanya untuk membedakan sel dan latar belakangnya saja tanpa bermaksud melakukan kajian diferensiasi. Biru metilen memberi warna biru cerah yang bisa bergradasi (biru muda sampai biru agak tua). Akan tetapi pada beberapa mikroorganisme, beberapa granula di dalam sel tampak terwarnai lebih gelap daripada bagian sel lain(Citra,2012)Pewarnaan sederhana menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik)(Switiani,2013).2.1.2 Prinsip Dasar Pewarnaan SederhanaPrinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa. Pewarna asam dapat tejadi karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna asam ini disebut pewrna negatif. Contoh pewarna asam misalnya : tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain(Eka,2012)2.1.3 Tujuan Pewarnaan atau pengecatan terhadap mikroba, banyak dilakukan baik secara langsung (bersama bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui biakan murni). Tujuan dari pewarnaan tersebut adalah pewarnaan untuk: Mempermudah melihat bentuk jasad baik bakteri, ragi ataupun fungi. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik dan kimia yang ada akan dapat diketahui (Eka,2012)

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 WAKTU DAN TEMPATWaktu: Pukul 11.00 13.00 WIB.Tanggal: 20 September 2014Tempat: Laboratorium Bakteriologi3.2 ALAT DAN BAHAN3.2.1 Alat Ose bulat Lampu spiritus Mikroskop Obyek glass Kapas Korek api3.2.2 Bahan Suspensi kuman Gram I (Gentian Violet) Xylol Oil Immersi3.3 PROSEDUR KERJA Siapkan semua alat dan bahan Panaskan ose bulat dengan api spiritus sampai merah membara dan dinginkan Mengambil kuman dalam tabung yang telah diflaming kemudian oleskan pada obyek glass searah jarum jam dan keringkan Sediaan difiksasi Sediaan digenangi dangan cat gentian vioplet selama 1 menit Cat dibuang dan dicuci dengan air kran Keringkan Tetes dengan oil immersa dan periksa dibawah mikroskop 100xBAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PEWARNAAN Bentuk: batang Warna : ungu Susunan: menyebar Cat : Gentian Violet4.2 DISKUSI Tujuan Pewarnaan melihat morfologi kuman melihat susunan kuman melihat sifat kuman terhadap pewarnaan mengarahkan pemeriksaan membantu klasifikasi kuman Macam-macam Pewarnaan1. Regresif Staining2. Progresif Staining (pewarnaan sederhana)3. Negatif Staining (pewarnaan negatif)4. Meta Chomatik Staining (pewarnaan granula) Pewarnaan SederhanaAdalah pewarnaan yang menggunakan satu macam cat Cat yang dipakai dalam pewarnaan sederhana1. Methylen Blue hasilnya biru2. Gentian Violet hasilnya ungu3. Fuchsin/ Safranin hasinya merah Tujuan sediaan difiksasi1. Untuk membunuh kuman2. Agar kuman dapat diwarnai3. Agar kuman sebelum dan sesudah diwarnai bentuknya tetap4. Agar preparat tahan lama disimpanBAB VPENUTUP

5.1 SIMPULANBerdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan adanya bakteri dengan bentuk batang, berwarna ungu, dan susunannya menyebar.5.2 SARANPada proses pewarnaan bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu, kebersihan dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri yang diisolasi bisa tumbuh dengan baik.Oleh karena itu, sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan diri kita dan lingkungan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi terserang penyakit bisa ditanggulangi.

DAFTAR PUSTAKA

Rismawati,Rike.2012.Cara Pewarnaan Bakteri.[online]. http://rikedianhusada.blogspot.com/p/cara-pewarnaan-bakteri.html (diakses tanggal 11 Desember 2014)Marhamah,Citra Adilla.2012.Dasar Teori Pewarnaan Sederhana.[online]. http://citraredprincess.blogspot.com/2012/10/dasar-teori-pewarnaan-sederhana.html (diakses tanggal 12 Desember 2014)Yuliani,Switiani Eka.2013.Pewarnaan Bakteri.[online]. http://switianiekayuliani.blogspot.com/2013/03/pewarnaan-bakteri.html (diakses tanggal 12 Desember 2014)Rustansi,Eka Isty.2012.Pewarnaan Sederhana.[online] http://ekiisty.blogspot.com/2012/08/pewarnaan-sederhana.html (diakses tanggal 12 Desember 2014)