allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1....

132
PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Memahami cara kerja gerbang logika dasar : AND,OR,NOT,NAND,NOR,Ex-OR Memahami cara kerja gerbang AND dan OR lebih dari 2 input Menjalankan Logic Trainer PERALATAN: 1. Logic Circuit Trainer ITF-102 / DL-02 2. Oscilloscope TEORI: Elemen Logika Dasar dan Tabel Kebenaran Gerbang AND Rangkaian AND dinyatakan sebagai Y=A*B, dan output rangkaian Y menjadi “1” hanya ketika kedua input A dan B bernilai “1”, dan output Y menjadi “1” pada nilai A dan B yang lain. Y B A Gambar 1-1. Simbol Gerbang AND Gerbang OR Rangkaian OR dinyatakan dalam Y = A + B, dan output rangkaian Y menjadi “0” hanya ketika kedua input A dan B bernilai “0”, dan Y menjadi “1” pada nilai A dan B yang lain. PERCOBAAN 1. Halaman 1 PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR

Transcript of allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1....

Page 1: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Memahami cara kerja gerbang logika dasar :

AND,OR,NOT,NAND,NOR,Ex-OR

Memahami cara kerja gerbang AND dan OR lebih dari 2 input

Menjalankan Logic Trainer

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-102 / DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

Elemen Logika Dasar dan Tabel Kebenaran

Gerbang AND

Rangkaian AND dinyatakan sebagai Y=A*B, dan output rangkaian Y menjadi “1”

hanya ketika kedua input A dan B bernilai “1”, dan output Y menjadi “1” pada nilai

A dan B yang lain.

Y

B

A

Gambar 1-1. Simbol Gerbang AND

Gerbang OR

Rangkaian OR dinyatakan dalam Y = A + B, dan output rangkaian Y menjadi “0”

hanya ketika kedua input A dan B bernilai “0”, dan Y menjadi “1” pada nilai A dan

B yang lain.

PERCOBAAN 1. Halaman 1 PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 2: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Y

B

A

Gambar 1-2. Simbol Gerbang OR

Gerbang NOT

Rangkaian NOT juga dikenal sebagai inverter dan dinyatakan sebagai Y = A’. Nilai

output Y merupakan negasi dari nilai input A. Jika input A bernilai “1’, maka nilai

output Y menjadi “0” demikian sebaliknya.

A Y

Gambar1-3. Simbol Gerbang NOT

Gerbang NAND

Rangkaian NAND dinyatakan sebagai BAY .= , dan output Y bernilai “0” ketika

kedua input A dan B bernilai “1”, dan “0” untuk nilai yang lain.

Y

B

A

Gambar 1-4. Simbol Gerbang NAND

PERCOBAAN 1. Halaman 2 PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 3: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Gerbang NOR

Rangkaian NOR dinyatakan sebagai , dan output Y bernilai “1” ketika

kedua input A dan B bernilai “0”, dan output Y menjadi “0” untuk nilai-nilai input

yang lain.

)( BAY +=

Y

B

A

Gambar 1-5. Simbol Gerbang NOR

Gerbang EXCLUSIVE-OR

Exclusive-OR dinyatakan dalam BABAY .. += atau disederhanakan menjadi

. Output menjadi “0” ketika input A dan B pada level yang sama, dan

output Y menjadi bernilai “1” ketika kedua input mempunyai level yang berbeda.

BAY ⊕=

Y

B

A

Gambar 1-6. Simbol Gerbang Ex-OR

Tabel 1-1: Tabel Kebenaran dari beberapa elemen Logika :

A B y A B y A y0 0 0 0 0 0 0 10 1 0 0 1 1 1 01 0 0 1 0 11 1 1 1 1 1

AND OR NOT

PERCOBAAN 1. Halaman 3 PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 4: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PROSEDUR :

1. Ujilah setiap gerbang berikut ini : AND-2 input, OR-2 input, NOT, NAND, NOR

dan Ex-OR. Buat Tabel Kebenaran dari masing-masing gerbang di atas.

2. Buatlah rangkaian AND 4-input dengan menggunakan 3 buah AND 2-input

(seperti rangkaian 1 pada gambar 1-7). Pada trainer, carilah gerbang AND 4-input

(seperti rangkaian 2 pada gambar 1-7). Sambungkan input-inputnya dengan saklar

input yang tersedia.

Rangkaian 2 Rangkaian 1

f w

z y x

w

f a

b

z

y

x

Gambar 1-7. Rangkaian AND-4 input

3. Amati hasilnya dan tulis pada Tabel Kebenaran. Bandingkan hasil dari dua

rangkaian di atas.

4. Ulangi langkah 1 s/d 3 untuk rangkaian-rangkaian OR-4 input

5. Buat rangkaian seperti pada gambar 1-8. Bandingkan hasilnya dengan beberapa

Tabel Kebenaran yang telah anda dapatkan sebelumnya. Fungsi gerbang manakah

yang sama ?

YB

A

Gambar 1-8. Rangkaian AND-OR-NOT

PERCOBAAN 1. Halaman 4 PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 5: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

TUGAS :

Buatlah rangkaian logika dan tabel kebenaran untuk persamaan-persamaan berikut : BAY +=2 BAY .1 = BAY .4 = BAY +=3 Bandingkan hasil dari Y1 dan Y2, Y3 dan Y4 dan berikan kesimpulan dari hasil tersebut.

PERCOBAAN 1. Halaman 5 PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 6: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 1.

DASAR-DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL 1

1.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :

• Membedakan jenis rangkaian sekuensial terhadap rangkaian kombinasional

• Menjelaskan prinsip kerja dari rangkaian sekuensial

• Membuat state diagram dari sebuah rangkaian sekuensial

1.2. PERALATAN :

• Modul Trainer ITF 02 / DL 02

1.3. TEORI : 1.3.1. Dasar Rangkaian Sekuensial Berdasarkan kemampuannya menyimpan data, rangkaian digital dibedakan

menjadi dua macam, rangkaian kombinasional dan rangkaian sekuensial. Seperti yang

telah dipelajari pada percobaan kombinasonal, data dinasukkan pada waktu ti, akan

dikeluarkan pada waktu ti juga. Pada rangkaian kombinasional, hanya ada dua keadaan,

yaitu Present Input, yaitu data input yang diberikan pada saat itu dan Present Output,

yaitu data yang dikeluarkan pada saat itu juga.

Pada rangkaian sekuensial, ada siklus umpan balik, dimana output yang

dihasilkan pada waktu ti diumpan balikkan sehingga menjadi input internal saat itu juga,

bersama-sama dengan input dari luar. Hasil dari proses logika akan dikeluarkan sebagai

output yang akan datang. Karena adanya siklus umpan balik, maka terjadi penundaan

waktu keluar dari data. Adanya penundaan waktu keluar tersebut dimanfaatkan oleh

disainer untuk menjadikan rangkaian sekuensial sebagai rangkaian pengingat atau

penyimpan data. Pada rangkaian sekuensial ada tiga keadaan Present Input, Present

Output dan Next Output.

Percobaan 1. 1 Dasar Sekuensial 1

Page 7: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Rangkaian Kombinasional

Rangkaian Kombinasional

Elemen penyimpan

input input

output output

(a) (b)

Gambar 1.1. Rangkaian Digital

(a) Rangkaian Kombinasional (b) Rangkaian Sekuensial

Salah satu contoh sederhana sebuah rangkaian sekuensial adalah rangkaian

NAND berumpan balik seperti ditunjukkan pada gambar 1.2. Rangkaian tersebut terdiri

dari gerbang NAND yang mempunyai Present Input A, Present dan Next Output B.

A B

Gambar 1.2. Rangkaian Umpan Balik NAND

Tabel Present/Next State

Seperti halnya rangkaian kombinasional, rangkaian sekuensial juga menggunakan

Tabel Kebenaran untuk merepresentasikan hasil yang telah diperoleh. Istilah Tabel

Kebenaran pada rangkaian sekuensial lebih dikenal sebagai Tabel PS/NS, karena

rangkaian sekuensial mempunyai kondisi Present dan Next State untuk output-outputnya.

Tabel 1.1. Tabel PS/NS untuk rangkaian gambar 1.2.

INPUTPresent

InputPresent Next

A B B0 0 10 1 11 0 11 1 0

OUTPUT

Percobaan 1. 2 Dasar Sekuensial 1

Page 8: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

State Diagram

Sebuah state diagram menggambarkan perubahan kondisi dari sebuah variable

(dalam hal ini adalah variable output) dari kondisi awal ke kondisi berikutnya. Kondisi

dari variable tersebut berubah karena adanya pengaruh input dari luar. State diagram

terdiri dari variable Output, dilambangkan dalam bentuk lingkaran dan variable input

yang mempengaruhinya, dilambangkan dalam bentuk panah yang keluar dari masing-

masing lingkaran.

X Y

Gambar 1.3. Ilustrasi state diagram

X sebagai variable output (Present dan Next Output), Y adalah variable Input

Untuk membuat state diagram dari rangkaian gambar 1.2 di atas, telah ditentukan

bahwa A adalah variable Input dan B adalah variable Output. Nilai B akan berubah dari

kondisi awal ke kondisi berikutnya setelah mendapat pengaruh dari input A. State

diagram dari perubahan kondisi tersebut ditunjukkan pada gambar 1.4.

00,1

1 01

Gambar 1.4. State Diagram dari rangkaian gambar 3

1.4. PROSEDUR PERCOBAAN 1.4.1. Dasar Rangkaian Sekuensial

1. Pada Trainer ITF-02, buat rangkaian dari kedua macam gerbang logika di bawah

ini :

Gambar 1.5. Percobaan Dasar Rangkaian Sekuensial

A B

A B

(i) (ii)

Percobaan 1. 3 Dasar Sekuensial 1

Page 9: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

2. Amati hasil yang terjadi. Catat pada Tabel PS/NS.

3. Bandingkan hasilnya bila rangkaian di atas dibuat menjadi rangkaian

kombinasional (tanpa umpan balik).

4. Dapatkan State diagram dari kedua rangkaian di atas.

5. Buat rangkaian seperti gambar 1.6 di bawah ini. Dapatkan Tabel PS/ NS-nya dan

state diagramnya.

Gambar 1.6. Rangkaian sekuensial dengan 2 jenis gerbang

1.5. TUGAS 1. Diketahui sebuah state diagram seperti gambar 1.7.

a. Dapatkan Tabel PS/NS-nya

b. Dapatkan gambar rangkaiannya.

Gambar 1.7. State Diagram untuk tugas 1.

2. Sebuah rangkaian sekuensial ditunjukkan pada gambar 1.8.

a. Dapatkan Tabel PS/NS-nya.

b. Buat State Diagramnya.

Gambar 1.8. Rangkaian Sekuensial untuk tugas 2

A

B

X

Y

00

11 10

01

0

1

1

0

01`

0,1

A

B

X

Z

Y

Percobaan 1. 4 Dasar Sekuensial 1

Page 10: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 2. RANGKAIAN GERBANG LOGIKA DASAR

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Membuat rangkaian dari kombinasi gerbang dasar

Memahami cara kerja rangkaian dari kombinasi gerbang dasar

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 / DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

Sebuah rangkaian logika merupakan kumpulan dari beberapa buah atau jenis

gerbang logika dasar. Secara garis besar, sebuah rangkaian logika dapat digambarkan

sebagai sebuah kotak hitam yang mempunyai beberapa input dan sebuah output,

seperti ditunjukkan pada gambar 2-1.

. . . .

OU

TPU

T

INP

UT

Rangkaian gerbang logika

Gambar 2-1. Blok Dasar Rangkaian Gerbang Logika

Rangkaian logika merepresentasikan fungsi tertentu yang dapat dijabarkan

dalam bentuk persamaan logika. Sebagai contoh, diberikan persamaan logika sebagai

berikut:

CBABAx .++= (2-1)

PERCOBAAN 2. Halaman 6 RANGKAIAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 11: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Bentuk persamaan di atas dapat direpresentasikan menjadi rangkaian logika seperti

gambar 2-2.

A.B

B

C

x =A.B+A+B.C

(A+B).C

A+B

A

Gambar 2-2. Rangkaian logika dari persamaan (2-1)

Tabel Kebenaran dari rangkaian pada gambar 2-2 ditunjukkan pada Tabel 2-1.

Tabel 2-1. Tabel Kebenaran Rangkaian Logika CBABAx .++=

A B C A.B A+B (A+B)C x0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 1 1 10 1 0 0 0 0 00 1 1 0 0 0 01 0 0 1 0 0 11 0 1 1 0 0 11 1 0 0 0 0 01 1 1 0 0 0 0

Selain dapat dijabarkan dalam bentuk persamaan logika, fungsi-fungsi logika

dapat pula dijabarkan dalam bentuk statement atau pernyataan. Sebagai contoh, alarm

mobil akan menyala jika ada kondisi kunci kontak terpasang dan pintu terbuka atau

PERCOBAAN 2. Halaman 7 RANGKAIAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 12: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

lampu atas menyala dan pintu terbuka. Statement di atas dapat direpresentasikan

menjadi bentuk rangkaian logika seperti pada gambar 2-3.

Y

Alarm

Z

Y

X

Gambar 2-3. Representasi Rangkaian Logika berdasarkan statement

Di mana :

X = kunci kontak

Y = Pintu

Z = Lampu atas

Hasil yang didapat dari rangkaian logika pada gambar 2-3 ditunjukkan pada

Tabel Kebenaran 2-2. Pada Tabel Kebenaran tersebut hanya kondisi X dan Y bernilai

‘1’ atau Y dan Z bernilai ‘1’ yang menyebabkan alarm menyala (bernilai ‘1’).

Tabel 2-2. Tabel Kebenaran Rangkaian Logika gambar 2-3

X Y Z X.Y Y.Z Alarm0 0 0 0 0 00 0 1 0 0 00 1 0 0 0 00 1 1 0 1 11 0 0 0 0 01 0 1 0 0 01 1 0 1 0 01 1 1 1 1 1

1

PERCOBAAN 2. Halaman 8 RANGKAIAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 13: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PROSEDUR :

1. Dengan menggunakan Trainer, cobalah membuat rangkaian seperti gambar 2-4.

F(A,B,C)

A

B

C

Gambar 2-4. Rangkaian 1

2. Buatlah Tabel Kebenaran untuk rangkaian di atas. Tuliskan persamaan logikanya.

3. Ulangi langkah 1 s/d 2 untuk rangkaian-rangkaian pada gambar 2-5.

f

x

y

z

a1

a4

a3

a2

Gambar 2-5. Rangkaian 2

4. Jika diketahui sebuah persamaan : ( ) CBCABY ++= . Gambarkan rangkaian

logikanya dan Buat Tabel Kebenarannya.

PERCOBAAN 2. Halaman 9 RANGKAIAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 14: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

TUGAS : 1. Buatlah rangkaian logika dan tabel kebenaran untuk persamaan-persamaan berikut a) DACCABS +++= )(

b) CBBCBAX ++= . 2. Dari rangkaian-rangkaian berikut ini, bandingkan rangkaian mana saja yang

mempunyai fungsi yang sama. Buktikan dengan menggunakan Tabel Kebenaran.

X

Rangkaian I

u

Y

v

w

Rangkaian III

S

X

Rangkaian II

T

C

B

A

P

V Q

Rangkaian IV

PERCOBAAN 2. Halaman 10 RANGKAIAN GERBANG LOGIKA DASAR

Page 15: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 2.

DASAR-DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL 2

2.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :

• Membuat SR Flip-flop dari gerbang NOR

• Membuat SR Flip-flop dari gerbang NAND

• Membuat SR Flip-flop dengan Clock

• Melakukan analisa rangkaian sekuensial dengan SR Flip-flop

• Mendisain rangkaian sekuensial dengan SR flip-flop

2.2. PERALATAN :

• Modul Trainer ITF 02 / DL 02

2.3. TEORI : 2.3.1. SR Flip-flop dari gerbang NOR dan NAND Rangkaian Sekuensial dapat dibuat dari gerbang kombinasional yang dimodifikasi

sedemikian rupa sehingga menghasilkan kondisi Present State dan Next State. Ada dua

jenis gerbang yang bisa digunakan : gerbang NOR dan gerbang NAND.

SR Flip-flop adalah jenis rangkaian sekuensial yang mempunyai dua input, yaitu

input S (Set) dan input R (Reset), serta mempunyai dua output yaitu output Z dan Z .

Nilai dari Z selalu berlawanan dengan Z , sehingga rangkaian ini disebut sebagai Flip –

flop (Z sebagai Flip dan Z sebagai Flop).

1) SR Flip-flop dari gerbang NOR

Untuk membuat sebuah SR Flip-flop dari gerbang NOR, dibentuk rangkaian

seperti gambar 2.1.

Percobaan 2 5 Dasar Sekuensial 2

Page 16: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

S

Z

Y

R

S

Z

Y

R

Gambar 2.1. SR Flip-flop dari gerbang NOR

Jika output Y dianggap mempunyai nilai yang berlawanan dengan output Z,

maka Y = Z . Dengan kombinasi nilai biner dari input S dan R maka didapatkan Tabel

PS/NS untuk SR Flip-flop dari gerbang NOR adalah seperti pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Tabel PS / NS untuk SR Flip-flop dari gerbang NOR

S R Z* Z Kondisi0 0 Zn Zn Hold0 1 0 1 Reset1 0 1 0 Set1 1 0 0 Not used

S R Z* Z Kondisi0 0 Zn Zn Hold0 1 0 1 Reset1 0 1 0 Set1 1 0 0 Not used

Untuk melakukan analisa rangkaian sekuensial, diperlukan nilai dari Next

Outputnya. Cara mendapatkan Next Output dari rangkaian di atas adalah sebagai

berikut :

)()()( tRtZtZ +=∆+

)()()( tZtStZ +=∆+

)()()2( ∆++∆+=∆+ tRtZtZ atau )()()()2( ∆+++=∆+ tRtZtStZ

Jika maka 0<<∆ )]()().[()( tZtStRtZ +=∆+ persamaan SR FF dengan NOR

SR Flip-flop bisa dirangkai dengan cara lain seperti ditunjukkan pada gambar 2.2.

Z

Z

S

R

Z

ZZ

S

R

S

R

1

0

Z

S

R

1

0

Z

(b)(a)

Gambar 2.2. Bentuk lain SR Flip-flop dari gerbang NOR

(a) Gambar rangkaian (b) Simbol logika

Percobaan 2 6 Dasar Sekuensial 2

Page 17: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

2) SR Flip-flop dari gerbang NAND

Untuk membuat sebuah SR Flip-flop dari gerbang NAND, dibentuk rangkaian

seperti gambar 2.3.

S

R

Z ZSS

RR

Z ZZ

Gambar 2.3. SR Flip-flop dari gerbang NAND

Tabel 2.2. Tabel PS / NS untuk SR Flip-flop dari gerbang NAND

S R Z* Z Kondisi0 0 Zn Zn Hold0 1 0 1 Reset1 0 1 0 Set1 1 0 0 Not used

S R Z* Z Kondisi0 0 Zn Zn Hold0 1 0 1 Reset1 0 1 0 Set1 1 0 0 Not used

Nilai Next Otput dari gerbang NAND didapatkan dari persamaan sebagai berikut :

)().()( tZtStZ =∆+

)().()( tZtRtZ =∆+

)().()2( ∆+∆+=∆+ tStZtZ atau )().().()2( ∆+=∆+ tStZtRtZ

Jika maka 0<<∆ )]().([)()( tZtRtStZ +=∆+ persamaan SR FF dengan NAND

Rangkaian SR Flip-flop yang lain ditunjukkan pada gambar 2.4.

Z

Z

S

R

S

R

1

0

Z

S

R

1

0

Z

Gambar 2.4. Bentuk lain SR Flip-flop dari gerbang NAND (b)(a)

(a) Gambar rangkaian (b) Simbol logika

Percobaan 2 7 Dasar Sekuensial 2

Page 18: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

2.3.2. SR Flip-Flop dengan Clock Sebuah rangkaian Sekuensial dapat diatur sebagai elemen penyimpan jika diberi

input kontrol. Input kontrol tersebut akan mengatur kapan Next Output boleh dieluarkan

atau tidak. Pemberian input kontrol (untuk selanjutnya disebut Clock) ditunjukkan pada

gambar 2.5.

Z

Z*S

R

C

Z

Z*Z*S

R

C

Gambar 2.5. SR Flip-flop dari gerbang NOR dengan Clock

Input C merupakan input kontrol yang akan mengatur nilai R dan S yang masuk

ke Flip-flop. Jika C bernilai 1, output Flip-flop akan berubah ke kondisi Next-nya sesuai

dengan kombinasi input R dan S nya, sehingga )]()().[()( tZtStRtZ +=∆+ . Jika C

bernilai 0, output Flip-flop tidak berubah, artinya kondisi Next sama dengan kondisi

Present-nya, atau . Dengan kondisi ini maka flip-flop dapat dikatakan

sebagai elemen penyimpan.

)()( tZtZ =∆+

2.3.3. Analisa Rangkaian Sekuensial Menganalisa rangkaian adalah mengamati cara kerja sebuah rangkaian untuk

mendapatkan hasilnya. Untuk menganalisa sebuah rangkaian sekuensial diperlukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tentukan persamaan logika untuk input-input Flip-flopnya

2. Untuk jenis SR-FF, yakinkan bahwa persamaan logika input S.R = 0, jika tidak,

hentikan analisa ini (tidak sesuai dengan sifat SR-FF, dimana nilai input S dan R

keduanya tidak pernah = “1”).

Percobaan 2 8 Dasar Sekuensial 2

Page 19: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

3. Tentukan persamaan Next State untuk output masing-masing flip-flop yang

dianalisa :

)()()()( tZtRtStZ +=∆+ Untuk SR Flip-flop dengan gerbang NAND

)]()().[()( tZtStRtZ +=∆+ Untuk SR Flip-flop dengan gerbang NOR

Gambar 2.6. Contoh Rangkaian Sekuensial dari SR-FF

S

R

Q

Q

S

R

Q

Q

CLK

B

A

2.3.4. Sintesa Rangkaian Sekuensial Untuk mendisain sebuah rangkaian sekuensial yang dapat memberikan respons

tertentu sesuai dengan yang kita kehendaki, maka dilakukan proses sintesa rangkaian.

Pada proses sintesa rangkaian, yang diketahui adalah perubahan kondisi dari satu kondisi

awal ke kondisi berikutnya. Proses sintesa berkebalikan dengan proses analisa, oleh

karena itu diperlukan Tabel Eksitasi, yang merupakan tabel kebalikan dari Tabel State.

Pada Tabel Eksitasi, nilai output sekarang (Present Output) dan output berikutnya (Next

Output) sudah diketahui. Nilai Present Input dicari dari hubungan kedua nilai output tadi.

Tabel Eksitasi dari SR- flip-flop seperti ditunjukkan pada Tabel 2.3

Tabel 2.3. Tabel Eksitasi SR-FF

PS NSQ(t) Q(t+∆) S(t) R(t)

0 0 0 d0 1 1 01 0 0 11 1 d 0

Eksitasi

Untuk melakukan proses sintesa rangkaian, ikuti langkah–langkah sebagai

berikut :

1. Dapatkan bentuk Tabel PS/NS dari kasus yang diketahui (bisa dalam bentuk soal

cerita, maupun persamaan next state)

2. Buat Tabel Eksitasi sesuai dengan jenis Flip-flop yang akan digunakan.

Percobaan 2 9 Dasar Sekuensial 2

Page 20: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

3. Buat K-map untuk masing-masing input Flip-flop.

4. Cari Persamaan Logika dari input Flip-flop sesuai hasil dari K-Map.

5. Buat gambar rangkaian dan jalankan.

2.4. PROSEDUR PERCOBAAN 2.4.1. SR Flip-flop dari gerbang NOR dan NAND

1. Buat rangkaian SR Flip-flop dari gerbang NOR seperti gambar 2.1.

2. Dapatkan Tabel Present State / Next Statenya

3. Buat rangkaian SR Fip-flop dari gerbang NAND seperti gambar 2.3.

4. Dapatkan Tabel Prsent State / Next Statenya

2.4.2. SR Flip-flop dengan Clock 1. Buat rangkaian SR Flip-flop dengan Clock seperti gambar 2.5.

2. Input C berasal dari switch input.

3. Dapatkan Tabel Kebenarannya.

.

2.4.3. Analisa Rangkaian Sekuensial 1. Pada Trainer, buatlah rangkaian seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.7.

Gambar 2.7. Percobaan Analisa Rangkaian menggunakan SR-FF

S

R

Q

Q

S

R

Q

QX Y

A

CLK

Y

A

2. Sebelum menjalankan rangkaian, periksakan dulu ke dosen / asisten .

3. Buat Tabel PS/NS sebagai hasil pengamatan.

4. Bandingkan hasilnya apabila menggunakan persamaan Next-State untuk SR-FF.

2.4.2. Sintesa Rangkaian Sekuensial (dengan JK-FF)

1. Disain sebuah rangkaian sekuensial yang terdiri dari 1 buah SR-FF dimana flip-

flop tersebut mempunyai persamaan next-state sebagai berikut :

Percobaan 2 10 Dasar Sekuensial 2

Page 21: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

)()()()( tXtAtAtX +=∆+

2. Carilah nilai eksitasinya sesuai langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya.

3. Gambarkan hasilnya dan rangkai di trainer.

4. Catat hasilnya pada Tabel PS/NS.

2.5. TUGAS 1. Dapatkan State Diagram dari rangkaian SR Flip-flop dengan gerbang NOR maupun

dengan gerbang NAND yang sudah diamati.

2. Disain sebuah rangkaian sekuensial dari SR Flip-flop yang memiliki persamaan

next state sebagai berikut :

)()()( tYtBtW +=∆+

)().()( tBtWtY =∆+

Percobaan 2 11 Dasar Sekuensial 2

Page 22: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 3. PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA

(MENGGUNAKAN ATURAN BOOLEAN)

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Membuat sebuah rangkaian logika sederhana melalui persamaan Boolean

dan Tabel Kebenaran yang diketahui.

Mendisain rangkaian logika sederhana

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 /DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

Aljabar Boolean memuat aturan-aturan umum (postulat) yang menyatakan

hubungan antara input-input suatu rangkaian logika dengan output-outputnya.

Aturan-aturan itu dinyatakan dalam sebuah persamaan Boolean, seperti Tabel 3-1 :

Tabel 3-1. Aturan-aturan Boolean

1 Identitas X + 0 = X X . 1 = X 2 Komplemen X + X' = 1 X . X' = 0

3 X + X = X X . X = X4 X + 1 = 1 X . 0 = 05 Involution6 Commutative X + Y = Y + X X . Y = Y . X7 Associative X + (Y + Z) = (X + Y) + Z X.(Y.Z) = (X.Y).Z8 Distributive X.(Y+ Z) = (X.Y)+(X.Z) X+(Y.Z) = (X+Y).(X+Z)9 De Morgan (X+Y)' = X' . Y' (XY)' = X' + Y'10 Absorption X + X.Y = X X.(X+Y) = X

(X')'= X

PERCOBAAN 3. Halaman 11 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN ATURAN BOOLEAN)

Page 23: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Dengan aturan-aturan di atas, sebuah persamaan logika yang rumit bisa

disederhanakan dan nilai logika yang didapatkan tidak berubah.

Sebagai contoh :

Sederhanakan persamaan logika berikut ini dan gambarkan rangkaian hasil

penyederhanaannya :

CBAABCAABX ++++= .).( (3-1)

Jawab :

Dengan aturan De Morgan, ubahlah persamaan-persamaan di bawah garis bar :

)...( CBAABCAABX +++=

).(.)( ABCABCABAX +++=

ABCACBAX +++=

ABCBCAX +++= )1(

Aturan nomor 4, jika variabel dijumlahkan satu hasilnya sama dengan satu, maka :

)1( ACBAX ++=

BAX +=

X

B

A

Gambar 3-1.Rangkaian Hasil Penyederhanaan

PERCOBAAN 3. Halaman 12 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN ATURAN BOOLEAN)

Page 24: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PROSEDUR :

1. Buatlah rangkaian logika pada Trainer sesuai dengan persamaan berikut ini:

a). CAABW ++=

b). ACDCDABY ++=

Buat Tabel kebenaran untuk masing-masing persamaan.

2. Sederhanakan persamaan-persamaan di atas (tulis pada kertas buram) hingga

didapatkan hasil yang paling sederhana. Periksakan hasil yang anda dapatkan

pada instruktur.

3. Jika hasil anda dinyatakan benar, rangkailah kembali pada Trainer menggunakan

persamaan hasil penyederhanaan. Buat Tabel Kebenarannya.

4. Bandingkan output dari Tabel Kebenaran pada masing-masing persamaan (Output

pada rangkaian sebelum disederhanakan dan sesudah disederhanakan).

5. Berilah komentar dari perbandingan di atas.

6. Buat persamaan logika dari rangkaian 1 pada gambar 3-2. Rangkai di trainer, buat

Tabel Kebenarannya.

Y

C

B

A

Gambar 3-2. Rangkaian 1

7. Sederhanakan persamaan di atas, rangkai hasil penyederhanaan di trainer.

Dapatkan Tabel Kebenarannya. Bandingkan hasil pada langkah 6 dan 7. Beri

komentar.

PERCOBAAN 3. Halaman 13 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN ATURAN BOOLEAN)

Page 25: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

TUGAS :

Sederhanakan persamaan berikut ini, buatlah rangkaian hasil penyederhanaannya dan

tulis Tabel Kebenarannya :

1. ).(. CAABAX ++=

2. ABDCABX )..( +=

3. Sederhanakan rangkaian berikut ini :

X

D

C

B

A

Gambar 3-3. Rangkaian 2

PERCOBAAN 3. Halaman 14 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN ATURAN BOOLEAN)

Page 26: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 3.

FLIP-FLOP

3.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :

Membedakan sifat dasar SR-FF dengan dan tanpa clock

Membuat rangkaian Master Slave JK-FF

Menggunakan input-input Asinkron pada JK-FF

Membuat D-FF dan T-FF dari JK-FF dan SR-FF

Mendisain beberapa macam rangkaian sekuensial menggunakan ke-4 jenis Flip-

flop

3.2. PERALATAN :

• Modul Trainer ITF 02

3.3. TEORI : 3.3.1. Pendahuluan Flip-flop merupakan suatu rangkaian sekuensial yang dapat menyimpan data

sementara (latch) dimana bagian outputnya akan me-respons input dengan cara mengunci

nilai input yang diberikan atau mengingat input tersebut. Flip-flop mempunyai dua

kondisi output yang stabil dan saling berlawanan.

Perubahan dari setiap keadaan output dapat terjadi jika diberikan trigger pada

flip-flop tersebut. Triger –nya berupa sinyal logika “1” dan “0” yang kontinyu.

Ada 4 tipe Flip-flop yang dikenal, yaitu SR, JK, D dan T Flip-flop. Dua tipe

pertama merupakan tipe dasar dari Flip-flop, sedangkan D dan T merupakan turunan dari

SR dan JK Flip-flop.

3.3.2. SR-Flip-Flop (SET & RESET Flip-Flop) SR-Flip-flop dapat dibentuk dengan dua cara; dari gerbang NAND atau dari

gerbang NOR. Proses pembentukan dasar SR-FF telah dijelaskan dalam teori. Pada

percobaan ini kita akan mengamati dua jenis SR-FF, yang tanpa menggunakan Clock dan

Percobaan 2. 12 Flip-flop

Page 27: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

dengan menggunakan Clock. Perbedaan dasar dari kedua jenis SR tersebut adalah

perubahan output berikutnya akan terjadi dengan atau tanpa adanya clock / trigger.

S

R

Q

Q

Gambar 3.1. Simbol Logika SR-FF tanpa Clock

Pada jenis SR-FF yang disimbolkan pada gambar 3.1, setiap perubahan yang

diberikan pada input S dan R akan menyebabkan terjadinya perubahan output menuju

keadaan berikutnya.

S

R

Q

Q

T

Gambar 3.2. Simbol Logika SR-FF dengan Clock / Positive-edge Trigger

SR-FF dengan simbol seperti pada gambar 3.2, outputnya baru akan memberikan

respons menuju output berikutnya jika input T diberi trigger.

Tabel 3.1. menunjukkan perubahan kondisi output dari SR-FF dengan Clock. Jika

clock bernilai “1”, maka kondisi output akan berubah sesuai dengan perubahan input SR-

nya, jika clock bernilai “0”, kondisi output tetap pada kondisi sebelumnya, meskipun

nilai input S dan R-nya diubah-ubah.

Percobaan 2. 13 Flip-flop

Page 28: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Tabel 3.1. Tabel State SR-FF dengan Clock

ClockPresent Output

Next Output

T S R Q Qn0 0 0 00 0 0 10 0 1 00 0 1 10 1 0 00 1 0 10 1 1 00 1 1 11 0 0 01 0 0 11 0 1 01 0 1 11 1 0 01 1 0 11 1 1 0 *1 1 1 1 *

Present State

Hold "0" saja atau "1" saja

Hold

0

1

3.3.3. JK-FLIP-FLOP Sebuah JK-FF adalah SR-FF yang telah dimodifikasi sedemikian rupa. Pada SR-

FF, jika kedua input S dan R-nya sama-sama bernilai “1”, flip-flop tidak mampu

merespons kondisi output berikutnya (pelajari lagi sifat SR-FF). Sebuah JK-FF dibentuk

dari SR-FF dengan tambahan gerbang AND pada sisi input SR-nya. Dengan tambahan

tersebut, apabila input J dan K keduanya bernilai “1” akan membuat kondisi output

berikutnya menjadi kebalikan dari kondisi output sebelumnya. Keadaan ini dinamakan

Toggle.

J

K

Q

Q

T

Gambar 3.3. Simbol Logika JK-FF dengan negative-edge trigger

Percobaan 2. 14 Flip-flop

Page 29: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Tabel 3.2. Tabel State JK-FF

Clock Present Output

Next Output

T J K Q Qn1 0 0 01 0 0 11 0 1 01 0 1 11 1 0 01 1 0 11 1 1 01 1 1 10 0 0 00 0 0 10 0 1 00 0 1 10 1 0 00 1 0 10 1 1 00 1 1 1

1

Toggle

Present Input

Hold "0" saja

atau "1" saja

Hold

0

Sebuah Master-Slave JK-FF dibentuk dari dua buah SR-FF, dimana operasi dari

kedua SR-FF tersebut dilakukan secara bergantian, dengan memberikan input Clock yang

berlawanan pada kedua SR-FF tersebut. Master-Slave JK-FF ditunjukkan pada gambar

3.4.

S

R

Q

Q

S

R

Q

QQ

Q Master Slave J

K

CLK

4

3

2

1

Gambar 3.4. Sebuah Master-Slave JK-FF disusun dari SR-FF

Prinsip dasar dari Master-Slave JK-FF adalah sebagai berikut : jika Clock diberi

input “1”, gerbang AND 1 dan 2 akan aktif, SR-FF ke-1 (Master) akan menerima data

yang dimasukkan melalui input J dan K, sementara gerbang AND 3 dan 4 tidak aktif

(menghasilkan output = “0”), sehingga SR-FF ke-2 (Slave) tidak ada respons (kondisinya

sama dengan kondisi sebelumnya). Sebaliknya jika Clock diberi input “0”, gerbang 3 dan

Percobaan 2. 15 Flip-flop

Page 30: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Percobaan 2. 16 Flip-flop

4 aktif, Slave akan mengeluarkan output di Q dan Q’, sementara Master tidak me-respons

input, karena gerbang AND 1 dan 2 tidak aktif.

Selain mempunyai input Clock, sebuah JK-FF juga dilengkapi dengan input-input

Asinkron. Kedua input Asinkron ini dikenal sebagai Preset (PS) dan Preclear (PC). IC

JK-FF yang mempunyai input Asinkron adalah 74LS76. Kedua input Asinkron ini

digunakan untuk mengoperasikan JK-FF dimana kondisi perubahan outputnya tidak

hanya bergantung kepada nilai input J dan K-nya, melainkan juga pada nilai input

Asinkron tersebut. Contoh pemakaian input Asinkron ini adalah untuk me-reset JK-FF ke

kondisi “0” maupun men-set JK-FF ke kondisi “1”, tanpa harus menunggu J dan K

bernilai “0” dan “1” atau sebaliknya. Input-input Asinkron akan diaplikasikan dalam

pembuatan Counter dan Shift Register.

J

K

Q

Q

PS

T

PC

Gambar 3.5. JK-FF dengan input Asinkron

Tabel 3.3. Tabel PS/NS JK-FF menggunakan Input Asinkron

Clock Present Output Next Output

T PS PC J K Q Qn0 0 0 x x x not used0 0 1 x x x 10 1 0 x x x 00 1 1 0 0 00 1 1 0 0 10 1 1 0 1 00 1 1 0 1 10 1 1 1 0 00 1 1 1 0 10 1 1 1 1 00 1 1 1 1 1

x = don't care

Hold

0

1

Toggle

Input Asinkron Present Input

Page 31: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Percobaan 2. 17 Flip-flop

3.3.4. D-FLIP FLOP (Delay/Data Flip-Flop) Sebuah D-FF terdiri dari sebuah input D dan dua buah output Q dan Q’. D-FF

digunakan sebagai Flip-flop pengunci data. Prinsip kerja dari D-FF adalah sebagai

berikut : berapapun nilai yang diberikan pada input D akan dikeluarkan dengan nilai yang

sama pada output Q. D-FF diaplikasikan pada rangkaian-rangkaian yang memerlukan

penyimpanan data sementara sebelum diproses berikutnya. Salah satu contoh IC D-FF

adalah 74LS75, yang mempunyai input Asinkron.

D-FF juga dapat dibuat dari JK-FF, dengan mengambil sifat Set dan Reset dari

JK-FF tersebut. Rangkaian D-FF ditunjukkan pada gambar 3.6.

D Q

QT

PS

PC

J

K

Q

Q

PS D

T

PC

(ii) (i)

Gambar 3.6. D-Flip Flop

(i) Simbol Logika D-FF 74LS75 (ii) D-FF dari JK-FF

Tabel 3.4. Tabel State D-FF

Clock Present Input

Present Output Next Output

T D Q Qn0 0 0 00 0 1 00 1 0 10 1 1 11 0 01 0 11 1 01 1 1

Hold

Page 32: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

3.3.5. T-FLIP-FLOP (Toggle Flip-Flop) Sebuah T-FF dapat dibentuk dari SR-FF maupun dari JK-FF, karena pada

kenyataan, IC T-FF tidak tersedia di pasaran. T-FF biasanya digunakan untuk rangkaian

yang memerlukan kondisi output berikut yang selalu berlawanan dengan kondisi

sebelumnya, misalkan pada rangkaian pembagi frekuensi (Frequency Divider).

Rangkaian T-FF dibentuk dari SR-FF dengan memanfaatkan hubungan Set dan

Reset serta output Q dan Q’ yang diumpan balik ke input S dan R. Sedangkan rangkaian

T-FF yang dibentuk dari JK-FF hanya perlu menambahkan nilai “1” pada input-input J

dan K (ingat sifat Toggle dari JK-FF).

S

R

Q

Q

J

K

Q

Q

T

“1” T

PS

PC

(ii) (i)

Gambar 3.7. Rangkaian T-Flip-Flop

(i) Dari SR-FF (ii) Dari JK-FF

Tabel 3.5. Tabel State dari T-FF

Clock Present Output Next Output

T Q Qn0 0 10 1 01 01 1 Hold

3.3.6. Sintesa Rangkaian Sekuensial Pada subbab ini kita akan mencoba mengaplikasikan semua jenis Flip-flop yang

sudah dibahas diatas untuk membuat sebuah rangkaian sekuensial yang dapat

menghasilkan respons output tertentu. Untuk itu perlu diketahui Tabel Eksitasi dari

masing-masing jenis Flip-flop di atas (Tabel ini dibuat hanya dengan membalik Tabel

PS/NS masing-masing flip-flop yang sudah diketahui).

Percobaan 2. 18 Flip-flop

Page 33: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Tabel 3.6. Tabel Eksitasi untuk SR-FF, JK-FF, D-FF dan T-FF

PS NSQ Qn S R J K D T0 0 0 x 0 x 0 10 1 1 0 1 x 1 01 0 0 1 x 1 0 01 1 x 0 x 0 1 1

Eksitasi

Contoh :

Buat sebuah rangkaian sekuensial Down Counter sinkron 2 bit menggunakan

D-FF.

Sesuai dengan prosedur sintesa rangkaian (Percobaan 1), cari dahulu Tabel PS/NS,

Eksitasi, buat K-Map dan temukan persamaan Logika. Selesaikan dengan gambar

rangkaian menggunakan D-FF.

State diagram dari Down Counter tersebut adalah 3 2 1 0 3 2 1 0 ..

Tabel 3.7 . Tabel PS/NS dan Eksitasi D-FF untuk contoh soal Down Counter 2 bit

A2 A1 A2n A1n D2 D11 1 1 0 1 01 0 0 1 0 10 1 0 0 0 00 0 1 1 1 1

PS NS Eksitasi

Bentuk K-Map :

0 10

1 0 10 1

0 10

1 1 00 1

A2A1A2

A1

D2 = A2 + A1 D1 = A1

Gambar 3.8. Rangkaian Down Counter 2 bit dengan D-FF

D Q

Q

PS

PC

D Q

Q

PS

PC

A1

CLK

A2

Percobaan 2. 19 Flip-flop

Page 34: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

3.4. PROSEDUR PERCOBAAN 3.4.1. SR-FF dengan dan tanpa Clock 1. Cari simbol logika SR-FF tanpa Clock dan dengan Clock pada trainer ITF-02.

2. Berikan nilai melalui switch pada input-input S dan R-nya.

3. Amati hasilnya pada display output Q-nya.

4. Untuk SR-FF dengan Clock, respons berikut dari output Q baru nampak jika input

Clock sudah ditekan.

5. Tuliskan hasilnya pada Tabel PS/NS.

3.4.2. Master-Slave JK-FF dan JK-FF dengan input Asinkron 1. Buat rangkaian Master Slave JK-FF dari SR-FF seperti pada gambar 3.4.

2. Berikan nilai pada input J dan K melalui switch input yang tersedia.

3. Berikan input manual Clock .

4. Amati hasilnya dan catat dalam Tabel PS/NS.

5. Cari simbol logika JK-FF dengan input Asinkron pada trainer ITF-02.

6. Pada masing-masing input J, K, PS dan PC, berikan nilai yang didapat dari switch

input. Beri input manual Clock pada T. Ubah-ubahlah nilai-nilai tersebut untuk

mengetahui respons outputnya.

7. Amati hasilnya dan catat dalam Tabel PS/NS.

3.4.3. D-FF 1. Buat sebuah rangkaian D-FF dari salah satu JK-FF dengan input Asinkron seperti

gambar 3.6(ii).

2. Pada masing-masing input D, PS dan PC, berikan nilai yang didapat dari switch input.

Beri input manual Clock pada T. Ubah-ubahlah nilai-nilai tersebut untuk mengetahui

respons outputnya.

3. Amati hasilnya dan catat dalam Tabel PS/NS.

4. Ulangi langkah 1. s/d 3. dengan mengganti JK-FF dengan SR-FF. Bandingkan

hasilnya dengan yang menggunakan JK-FF sebelumnya.

Percobaan 2. 20 Flip-flop

Page 35: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

3.4.4 T-FF 1. Buat sebuah rangkaian T-FF dari salah satu SR-FF dengan Clock seperti gambar

3.7(i).

2. Berikan nilai pada input T menggunakan switch input.

3. Amati hasilnya dan catat dalam Tabel PS/NS.

4. Ulangi langkah 1. s/d 3. dengan menggunakan JK-FF seperti gambar 3.7(ii).

Bandingkan hasilnya dengan yang menggunakan SR-FF sebelumnya..

3.4.5. Sintesa Rangkaian Sekuensial 1. Buat sebuah rangkaian Odd-Up and Even-Down Counter Sinkron 3 bit, dengan

urutan : 1,3,5,7,6,4,2,0,1,3,5,7,6,4,2,0,1,3,..

2. Gunakan SR-FF untuk merealisasikan rangkaian tersebut.

3. Amati hasilnya. Catat dalam Tabel PS/NS.

3.5. TUGAS 1. Ubah rangkaian yang telah dibuat pada prosedur 3.4.5 (Rangkaian Odd-Up and Even-

Down) di atas menggunakan D-FF. Lengkapi dengan Tabel PS/NS, Eksitasi dan K-

Map untuk mendapatkan rangkaian tersebut.

2. Carilah bentuk gelombang output dari masing-masing flip-flop di bawah ini.

Q

Q’

J

RDK

2Q

Q’

D

RD

SD

3

Q

Q’

S

R

1Q

Q’

S

R

4‘1’

‘1’

‘1’

IN

PR

CLK

SD

IN

PR

CLK

Q1, Q2, Q3, Q4 ….??

Q

Q’

J

RDK

2Q

Q’

D

RD

SD

3

Q

Q’

S

R

1Q

Q’

S Q

Q’

S

R

4‘1’

‘1’

‘1’

IN

PR

CLK

SD

IN

PR

CLK

IN

PR

CLK

Q1, Q2, Q3, Q4 ….??

Percobaan 2. 21 Flip-flop

Page 36: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 4. RANGKAIAN SOP DAN POS

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Membuat rangkaian logika Sum Of Product dan Product of Sum yang

berasal dari gerbang-gerbang kombinasional.

Memahami cara kerja rangkaian SOP dan POS

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 /DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

Persamaan Boolean dapat disederhanakan melalui dua bentuk ekspresi berikut

ini ;

1. Product-of-Sum (POS)

2. Sum-of-Product (SOP)

Ekspresi POS dibentuk dari dua atau lebih fungsi OR yang di AND kan di

dalam tanda kurung, dan di dalam tanda kurung tersebut bisa terdiri dari dua atau

lebih variable. Contoh ekspresi POS adalah sebagai berikut :

)).(( CBBAX ++=

)).(( EBCDCBX +++=

)).().(( BCEBCAX +++=

Ekspresi SOP dibentuk dari dua atau lebih fungsi AND yang di OR kan di

dalam tanda kurung, dan di dalam tanda kurung tersebut bias terdiri dari dua atau

lebih variable. Contoh ekspresi SOP adalah sebagai berikut :

PERCOBAAN 4. Halaman 15 RANGKAIAN SOP DAN POS

Page 37: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

BCAACBAX ++=

BDCDACX ++=

CDDEBADCBX ++=

Ekspresi SOP lebih banyak digunakan daripada ekspresi POS karena sesuai

dengan implementasi pada Tabel Kebenaran. Rangkaian SOP dapat dibentuk dari

kombinasi gerbang AND-OR-NOT. Perhatikan persamaan berikut :

DCBAX += (4-1)

Dengan menggunakan aturan de Morgan didapatkan :

DCBAX .= (4-2)

Gunakan lagi aturan Boolean, didapatkan :

)).(( DCBAX ++= (4-3)

Persamaan di atas berbentuk ekspresi POS. Dengan menggunakan aturan Distributive

akan dihasilkan ekspresi yang mempunyai format SOP :

DBBCDACAX +++= (4-4)

Rangkaian logika yang merepresentasikan persamaan (4-1) adalah sebagai berikut :

AB B

C X = AB+CD CD

D

A

Gambar 4-1. Rangkaian DCBAX +=

PERCOBAAN 4. Halaman 16 RANGKAIAN SOP DAN POS

Page 38: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Setelah menjadi ekspresi POS maka rangkaiannya seperti pada gambar 4-2.

A

B

C X = (A+B).(C+D)

A+B

C+D D

Gambar 4-2. Rangkaian POS dari persamaan DCBAX +=

Apabila dijadikan ekspresi SOP maka rangkaiannya adalah seperti pada gambar 4-3.

A

B

C

X = A.C+A.D+B.C+B.D

D

A.C

A.D

B.C

B.D

Gambar 4-3. Rangkaian SOP dari persamaan DCBAX +=

PERCOBAAN 4. Halaman 17 RANGKAIAN SOP DAN POS

Page 39: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PROSEDUR :

1. Buatlah rangkaian logika pada Trainer seperti pada gambar 4-1. Lengkapi dengan

Tabel Kebenaran.

2. Buatlah kembali rangkaian logika pada Trainer seperti gambar 4-2. Lengkapi pula

dengan Tabel Kebenaran.

3. Buatlah kembali rangkaian logika pada Trainer seperti gambar 4-3. Lengkapi

dengan Tabel Kebenaran.

4. Berdasarkan hasil yang didapat pada seluruh Tabel Kebenaran, komentar apa

yang bisa anda berikan ?

5. Diketahui sebuah persamaan logika sebagai berikut :

CABAW ++= .

Ubahlah persamaan tersebut menjadi bentuk ekspresi SOP. Dengan persamaan

SOP yang didapat, rangkailah hasilnya pada trainer.

6. Buat Tabel Kebenaran untuk membuktikan hasil yang didapat sebelum dan

sesudah menjadi rangkaian SOP.

PERCOBAAN 4. Halaman 18 RANGKAIAN SOP DAN POS

Page 40: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

TUGAS :

1. Diketahui sebuah rangkaian logika seperti ditunjukkan pada gambar 4-4. Carilah

bentuk ekspresi SOP dari rangkaian tersebut, dan gambarkan hasilnya.

X

A

B

C

D

Gambar 4-4. Rangkaian soal no.1

2. Dapatkan bentuk ekspresi POS dari gambar 4-4 di atas.

3. Carilah bentuk ekspresi SOP dari gambar 4-5 di bawah ini.

X

W

V

U

Gambar 4-5. Rangkaian soal no.3

PERCOBAAN 4. Halaman 19 RANGKAIAN SOP DAN POS

Page 41: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 3a

MULTIVIBRATOR

3.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :

Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit clock

Membedakan rangkaian multivibrator astable dan monostable

Membuat rangkaian multivibrator astable dari IC 555

Membuat rangkaian multivibrator monostable dari IC 74121

Membuat rangkaian clock oscillator

3.2. PERALATAN : 1. Function Generator

2. Power Supply

3. Oscilloscope

4. Breadboard

3.3. KOMPONEN YANG DIGUNAKAN : 1. IC : 555 (1 buah), 74121 (1 buah), 7404 (1 buah)

2. Resistor : 4.7 kΩ, 10 kΩ, 1 kΩ, 20 kΩ, 100 kΩ (atau potensio)

3. Kapasitor : 560 pF, 1000 pF, 0.01 µF

4. Kristal : 4 MHz, 10 MHz

3.4. DASAR TEORI Dalam sistim digital, pewaktuan adalah hal yang sangat diperhatikan.

Multivibrator adalah rangkaian yang dapat menghasilkan sinyal kontinyu, yang

digunakan sebagai pewaktu dari rangkaian-rangkaian digital sekuensial. Dengan input

clock yang dihasilkan oleh sebuah multivibrator, rangkaian seperti counter, shift register

maupun memory dapat menjalankan fungsinya dengan benar.

Percobaan 3 22 Multivibrator

Page 42: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Berdasarkan bentuk sinyal output yang dihasilkan, ada 3 macam multivibrator :

a) Multivibrator bistable : ditrigger oleh sebuah sumber dari luar (external source)

pada salah satu dari dua state digital. Ciri khas dari multivibrator ini adalah state-

nya tetap bertahan pada nilai tertentu, sampai ada trigger kembali yang mengubah

ke nilai yang berlawanan. SR Flip-flop adalah contoh multivibrator bistable.

b) Multivibrator astable : adalah oscillator free running yang bergerak di dua level

digital pada frekuensi tertentu dan duty cycle tertentu.

c) Multivibrator monostable : disebut juga multivibrator one-shoot, menghasilkan

pulsa output tunggal pada waktu pengamatan tertentu saat mendapat trigger dari

luar.

3.4.1. MULTIVIBRATOR ASTABLE Sebuah multivibrator astable sederhana (atau free-running oscillator) dapat

dibuat dari inverter Schmitt trigger 74HC14 dan rangkaian RC seperti gambar 3.1.

Gambar 3.1. Multivibrator astable Schmitt Trigger

Sedangkan bentuk gelombang yang dihasilkan dari rangkaian pada gambar 3.1

ditunjukkan pada gambar 3.2.

R

Percobaan 3 23 Multivibrator

Page 43: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Gambar 3.2. Bentuk gelombang dari rangkaian Oscillator gambar 3.1.

Nilai dari tHI dan tLO dapat dicari dari persamaan :

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

∆−=

EvRCtHI /1

1ln (1)

dimana :

dan −+ −=∆ TT VVv −−= TOH VVE

dan

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

∆−=

EvRCtLO /1

1ln (2)

dimana :

dan −+ −=∆ TT VVv OLT VVE −= +

Duty Cycle adalah rasio perbandingan antara panjang gelombang kotak pada nilai HIGH

terhadap periode totalnya, dimana :

%100xtt

tDLOHI

HI

+= (3)

Sedangkan frekuensi yang dihasilkan oleh multivibrator astable tersebut adalah :

LOHI ttf

+=

1 (4)

Percobaan 3 24 Multivibrator

Page 44: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

IC 555 sebagai Multivibrator Astable Multivibrator Astable dapat dibuat dari IC timer multiguna 555. Dinamakan 555

karena di dalam chip IC-nya terdapat tiga buah resistor yang masing-masing bernilai 5

kΩ terpasang dari VCC hingga Ground. Fungsi dari ketiga resistor ini adalah sebagai

pembagi tegangan.

Apabila IC 555 tersebut digunakan sebagai multivibrator astable, maka rangkaian

yang dibuat adalah seperti gambar 3.3.

Gambar 3.3. IC 555 sebagai Multivibrator Astable

Sedangkan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh IC 555 sebagai Multivibrator Astable

adalah sebagai berikut :

2/3 VCC

CC1/3 V

0

-1,5 V

0,1 V

VCC

VC

VOUT

Gambar 3.4. Bentuk gelombang yang dihasilkan dari rangkaian gambar 3.3.

Percobaan 3 25 Multivibrator

Page 45: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Dimana ;

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

∆−=

EvRCtW /1

1ln

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

−=

CC

CCBLO

VV

Rt

3/23/1

1

1ln atau CRt BLO 693,0= (5)

sedangkan

( )⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

−+=

CC

CCBAHI

VV

CRRt

3/23/1

1

1ln atau CRRt BAHI )(693,0 += (6)

Setelah tHI dan tLO didapatkan, maka nilai dari Duty Cycle dan frekuensinya dapat

dicari dari persamaan (3) dan (4).

PROSEDUR PERCOBAAN 1 1. Siapkan lebih dulu Power Supply, Oscilloscope dan Breadboard. Pada breadboard,

buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.

2. Berikan nilai RA = 4,7 kΩ, RB = 10 kΩ dan C = 560 pF.

3. Atur V/div oscilloscope pada range 1 V/div dan Time/div pada 1 µs. Hubungkan

VOUT dari IC 555 ke Oscilloscope. Amati bentuk gelombang yang terjadi.

4. Berapa nilai tHI dan tLO yang ditunjukkan pada Oscilloscope ?

5. Dari hasil tHI dan tLO di atas, berapa duty cycle dan frekuensi yang dihasilkan ?

6. Bandingkan hasil yang didapat di oscilloscope dengan perhitungan menggunakan

persamaan-persamaan di atas. Berapa prosentase kesalahan pengukuran dibandingkan

penghitungan ?

7. Sekarang ganti-gantilah nilai RA = 1 kΩ dan RB= 20 kΩ dapatkan duty cycle nya.

Percobaan 3 26 Multivibrator

Page 46: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

3.4.2. MULTIVIBRATOR MONOSTABLE Pada multivibrator monostable, kondisi one-shoot mempunyai satu state stabil,

dimana ini terjadi jika clock berada pada negative edge trigger (tergantung jenis IC-nya).

Saat mendapat trigger, Q menjadi LOW pada panjang t tertentu (tw), selanjutnya berubah

ke nilai sebaliknya (HIGH), hingga bertemu lagi dengan negative edge trigger berikutnya

dari clock. Salah satu IC Multivibrator monostable adalah 74121. Blok diagram dasar

dari 74121 seperti ditunjukkan pada gambar 3.5.

Gambar 3.5. Blok Diagram IC 74121 Multivibrator Monostable

Sedangkan bentuk gelombang yang dihasilkan dari rangkaian gambar 5 adalah seperti

ditunjukkan pada gambar 3.6.

Gambar 3.6. Bentuk gelombang yang dihasilkan dari

Multivibrator Monostable 74121

5,0 V

0,0 V

A1

0,0 V

5,0 V

tw

Q

Percobaan 3 27 Multivibrator

Page 47: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Sesuai dengan gambar bentuk gelombang di atas, nilai tw (yaitu peregangan pulsa

keluaran Multivibrator Monostable) adalah :

)693,0(extextw CRt = (7)

PROSEDUR PERCOBAAN 2 1. Sediakan Power Supply, Oscilloscope dan Function Generator.

2. Pada breadboard, buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.7. Berikan nilai 1000 pF

untuk Cext dan kurang lebih 20 kΩ untuk Rext.

3. Berikan pulsa TTL dari Function Generator dengan frekuensi 20 kHz pada IN ( )1A .

Gambar 3.7. Rangkaian Multivibrator Monostable menggunakan IC 74121

untuk percobaan 2.

OUT

1000 pF 20 kΩ

1

1 IN

4. Atur V/div oscilloscope pada range 1 V/div dan Time/div pada 1 µs. Hubungkan

(Q ) OUT dari IC 74121 ke Oscilloscope.

5. Amati bentuk gelombang output pada Q menggunakan Channel 2, sedangkan

Channel 1 digunakan untuk mengamati bentuk gelombang input yang berasal dari

Function Generator.

6. Berdasarkan tampilan pada Osciloscope, ukur . Bandingkan hasilnya dengan

penghitungan menggunakan persamaan di atas. Berapa persen kesalahan pengukuran

dibandingkan dengan perhitungan ?

wt

Percobaan 3 28 Multivibrator

Page 48: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

3.4.3. DIGITAL CLOCK OSCILLATOR Pembangkitan clock dengan menggunakan rangkaian R dan C seperti yang telah

diamati mempunyai kelemahan, yaitu ke-tidak akurat-an frekuensi clock yang dihasilkan.

Ini disebabkan karena nilai R dan C sendiri sangat rentan terhadap perubahan temperatur.

Sehingga dengan perubahan nilai R dan C akan mengubah frekuensi dari clock yang

dihasilkan. Pembangkitan dengan R dan C ini juga tidak efisien untuk mendapatkan clock

frekuensi tinggi.

Kelemahan ini dapat diatasi dengan menggunakan komponen kristal quartz, yang

mempunyai stabilitas dan akurasi tinggi. Sebuah kristal dapat dipotong dalam bentuk dan

ukuran tertentu sehingga menghasilkan vibrasi (resonansi) tertentu yang sangat stabil

terhadap perubahan temperatur. Jika sebuah kristal diletakkan dalam konfigurasi

rangkaian tertentu, maka akan dihasilkan osilasi pada frekuensi yang sama dengan

frekuensi resonansi kristal.

Gambar 3.8. Rangkaian Clock Oscillator

(a) Dengan inverter TTL (b) dengan inverter CMOS

PROSEDUR PERCOBAAN 3. 1. Sediakan Power Supply dan Oscilloscope.

2. Pada breadboard, buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.8 (a). Gunakan

potensiometer atau R = 1 kΩ.

Percobaan 3 29 Multivibrator

Page 49: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

3. Untuk pengamatan awal, gunakan kristal 4 MHz. Amati bentuk gelombang yang

dihasilkan oleh kristal (pada Channel 1) dan bentuk yang dihasilkan oleh rangkaian

Oscillator. Gambarkan pada lembar laporan anda.

4. Ganti kristal dengan 10 MHz. Ulangi langkah 3.

3.5. TUGAS 1. Dengan menggunakan 555, disain sebuah Multivibrator Astable yang bisa

berosilasi pada 50 kHz, duty cycle 60 %. Berikan nilai C = 0,0022 mF.

2. Disain sebuah Multivibrator Monostable menggunakan 74121 yang dapat

mengkonversikan pulsa dengan frekuensi 50 kHz, duty cycle 80 % menjadi pulsa

dengan frekuensi 50 kHz, duty cycle 50 %.

Percobaan 3 30 Multivibrator

Page 50: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM EKETRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 5. PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA

(MENGGUNAKAN K-MAP)

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Membuat sebuah rangkaian logika sederhana melalui persamaan Boolean

dan Tabel Kebenaran yang diketahui.

Menggunakan K-map untuk memecahkan persoalan disain rangkaian

logika sederhana

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 / DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

Karnaugh Map (disingkat K-map) adalah sebuah peralatan grafis yang

digunakan untuk menyederhanakan persamaan logika atau mengkonversikan sebuah

Tabel Kebenaran menjadi sebuah rangkaian Logika. Blok diagram sebuah K-map

seperti gambar 5-1 di bawah ini. AB dan C adalah variabel input, output-output

berupa minterm-minterm bernilai 1 diisikan pada sel K-map. Jumlah sel K-map

adalah 2 jumlah variabel input.

BC A

Gambar 5-1. Model K-Map 3 variabel

PERCOBAAN 5. Halaman 20 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN K-MAP)

Page 51: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM EKETRONIKA DIGITAL 1

Langkah-langkah dalam menggunakan K-map adalah sebagai berikut :

1. Konversikan persamaan Boolean yang diketahui ke dalam bentuk persamaan

SOP-nya (Sum of Product). Gunakan Tabel Kebenaran sebagai alat bantu.

2. Gambarlah K-map, dengan jumlah sel = 2 jumlah variabel input.

3. Isi sel K-map sesuai dengan minterm pada Tabel Kebenaran .

4. Cover minterm-minterm bernilai 1 yang berdekatan, dengan aturan :

- hanya minterm berdekatan secara vertikal atau horizontal yang boleh di-cover.

- Jumlah minterm berdekatan yang boleh di-cover adalah : 2. 4, 8, 16, 32

5. Buat persamaan SOP baru sesuai dengan hasil peng-cover-an minterm.

Dari persamaan SOP yang didapatkan, bisa digambarkan rangkaian hasil

penyederhanaannya.

Contoh :

Dari persamaan berikut ini, buatlah rangkaian penyederhanaannya.

BABACABX ++= (5-1)

Persamaan di atas dipetakan ke dalam K-Map menjadi seperti gambar 5-2.

00 01 11 100 1 1 1 11 0 0 0 1

BC A

Gambar 5-2. Hasil pemetaan persamaan (5-1)

Setelah dilakukan peng-cover-an minterm-minterm yang berdekatan :

00 01 11 100 1 1 1 11 0 0 0 1

BC A

Gambar 5-3. Setelah dilakukan peng-cover an minterm

PERCOBAAN 5. Halaman 21 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN K-MAP)

Page 52: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM EKETRONIKA DIGITAL 1

Dari hasil peng-cover-an didapatkan persamaan SOP :

BCAX +=

Rangkaian penyederhanaannya adalah seperti pada gambar 5-4.

X

C

B

A

Gambar 5-4. Rangkaian penyederhanaan

PROSEDUR :

1. Tentukan lebih dulu persamaan logika dari masing-masing fungsi yang ada pada

Tabel Kebenaran 5-1, sederhanakan dengan K-map. Jika sudah didapatkan,

gambarkan rangkaian logikanya, dan rangkaikan pada modul Trainer. Tuliskan

input dan output dari masing-masing fungsi tersebut pada Tabel Kebenaran baru.

Bandingkan hasilnya dengan Tabel 5-1.

Tabel 5-1. Tabel Kebenaran fungsi-fungsi

A B C f1 f2 f 3 f 4

0 0 0 0 1 0 10 0 1 0 1 1 00 1 0 1 0 0 10 1 1 0 1 0 01 0 0 1 1 1 11 0 1 1 1 0 11 1 0 1 0 0 01 1 1 0 0 1 0

IN P U T O U T P U T

PERCOBAAN 5. Halaman 22 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN K-MAP)

Page 53: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM EKETRONIKA DIGITAL 1

2. Sederhanakan persamaan berikut ini dengan menggunakan K-map. Gambarkan

rangkaiannya dan buat Tabel Kebenarannya.

XYZXYZXYZXYZF +++=

3. Dapatkan persamaan logika dari rangkaian gambar 5-5 di bawah ini. Tuliskan

Tabel Kebenarannya.

X

D

C

B

A

Gambar 5-5. Rangkaian Kombinasional

4. Sederhanakan dengan menggunakan K-Map, gambarkan rangkaian hasil

penyederhanaannya. Rangkailah hasil penyederhanaannya pada Trainer,

kemudian dapatkan Tabel Kebenarannya. Bandingkan output pada Tabel

Kebenaran yang baru dengan output pada Tabel Kebenaran sebelumnya.

PERCOBAAN 5. Halaman 23 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN K-MAP)

Page 54: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM EKETRONIKA DIGITAL 1

TUGAS :

Sebuah pabrik kimia memerlukan alarm untuk menandai terjadinya kondisi kritis

pada salah satu tankinya. Masing-masing tanki mempunyai 4 buah switch

HIGH/LOW yang memonitor :

1. Temperatur (T) 2. Level Fluida (L)

3. Tekanan (P) 4. Bobot (W)

Disain sistem yang bisa mengaktifkan alarm jika kondisi-kondisi di bawah ini terjadi:

1. Level Fluida, Temperatur dan Tekanan adalah HIGH.

2. Level Fluida LOW, Tekanan dan Bobot HIGH

3. Level Fluida dan Temperatur LOW, Tekanan HIGH

4. Level Fluida dan Bobot LOW, Temperatur HIGH.

PERCOBAAN 5. Halaman 24 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN K-MAP)

Page 55: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 5.

COUNTER ASINKRON

5.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :

Membuat Rangkaian dasar Counter Asinkron 3-bit

Membuat Timing Diagram Counter

Membuat Counter Asinkron MOD-n

Membuat Up-Down Counter Asinkron

5.2. PERALATAN : Modul Trainer ITF 02 / DL 02

5.3. DASAR TEORI : 5.3.1. PENDAHULUAN Pada Counter Asinkron, sumber clock hanya diletakkan pada input Clock di Flip-

flop terdepan (bagian Least Significant Bit / LSB), sedangkan input-input clock Flip-flop

yang lain mendapatkan catu dari output Flip-flop sebelumnya. Konfigurasi ini didapatkan

dari gambar timing diagram Counter 3-bit seperti ditunjukkan pada gambar 5.1. Dengan

konfigurasi ini, masing-masing flip-flop di-trigger tidak dalam waktu yang bersamaan.

Model asinkron semacam ini dikenal juga dengan nama Ripple Counter.

Gambar 5.1. Timing Diagram Up Counter Asinkron 3-bit

1 2 3 4Clock Input 87651 2 3 4 8765

B

A

C

Percobaan 5. 22 Counter Asinkron

Page 56: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Tabel 5.1. Tabel Kebenaran dari Up Counter Asinkron 3-bit

CLK A B C Decimal

1 0 0 0 02 0 0 1 13 0 1 0 24 0 1 1 35 1 0 0 46 1 0 1 57 1 1 0 68 1 1 1 7

Berdasarkan bentuk timing diagram di atas, output dari flip-flop C menjadi clock

dari flip-flop B, sedangkan output dari flip-flop B menjadi clock dari flip-flop A.

Perubahan pada negatif edge di masing-masing clock flip-flop sebelumnya menyebabkan

flip-flop sesudahnya berganti kondisi (toggle), sehingga input-input J dan K di masing-

masing flip-flop diberi nilai ”1” (sifat toggle dari JK flip-flop). Bentuk dasar dari Counter

Asinkron 3-bit ditunjukkan pada gambar 5.2.

J

K

Q

QCLK

1 J

K

Q

Q

B C J

K

Q

Q

A 1 1

Gambar 5.2. Up Counter Asinkron 3 bit.

5.3.2. COUNTER ASINKRON MOD-N Counter Mod-N adalah Counter yang tidak 2n. Misalkan Counter Mod-6,

menghitung : 0, 1, 2, 3, 4, 5. Sehingga Up Counter Mod-N akan menghitung 0 s/d N-1,

sedangkan Down Counter MOD-N akan menghitung dari bilangan tertinggi sebanyak N

kali ke bawah. Misalkan Down Counter MOD-9, akan menghitung : 15, 14, 13, 12, 11,

10, 9, 8, 7, 15, 14, 13,..

Sebuah Up Counter Asinkron Mod-6, akan menghitung : 0,1,2,3,4,5,0,1,2,...

Maka nilai yang tidak pernah dikeluarkan adalah 6. Jika hitungan menginjak ke-6, maka

counter akan reset kembali ke 0. Untuk itu masing-masing Flip-flop perlu di-reset ke

nilai ”0” dengan memanfaatkan input-input Asinkron-nya ( 1=SP dan 0=CP ). Nilai ”0”

yang akan dimasukkan di PC didapatkan dengan me-NAND kan input A dan B (ABC =

Percobaan 5. 23 Counter Asinkron

Page 57: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

110 untuk desimal 6). Jika input A dan B keduanya bernilai 1, maka seluruh flip-flop

akan di-reset.

J

K

Q

QCLK

1 J

K

Q

Q

B C J

K

Q

Q

A 1 1 1 1 1

A B

Gambar 5.3. Rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6

5.3.3. RANGKAIAN UP/DOWN COUNTER Rangkaian Up/Down Counter merupakan gabungan dari Up Counter dan Down

Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara Up dan Down karena adanya

input eksternal sebagai control yang menentukan saat menghitung Up atau Down. Pada

rangkaian Up/Down Counter ASinkron, output dari flip-flop sebelumnya menjadi input

clock dari flip-flop berikutnya, seperti ditunjukkan pada gambar 5. 4.

J

K

Q

QCLK

1 A B C

J

K

Q

QQ

J

K

Q

Q

CNTRL

1 1

Gambar 5.4. Rangkaian Up/Down Counter Asinkron 3 bit.

5.4. PROSEDUR PERCOBAAN A. Dasar Rangkaian Counter Asinkron 3-bit

1. Pada Modul Trainer ITF-02, buatlah rangkaian Up Counter Asinkron 3 bit seperti

gambar 5.1.

2. Jalankan Counter tersebut selama 15 clock, dan buatlah Tabel Pengamatannya.

Percobaan 5. 24 Counter Asinkron

Page 58: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

B. Counter Asinkron MOD-n

1. Untuk masing-masing grup, pilih salah satu dari Counter Asinkron yang akan dibuat :

a. Up Counter Asinkron Mod-12

b. Down Counter Asinkron Mod-9

c. Up Counter Asinkron Mod-10

d. Down Counter Asinkron Mod-13

e. Up Counter Asinkron Mod-14

2. Jalankan Counter tersebut selama 20 clock, dan buatlah Tabel Pengamatannya.

C. Up/Down Counter Asinkron

1. Buat rangkaian Up/Down Counter Asinkron 3 bit seperti gambar 5.4.

2. Pada input CNTRL, berikan nilai ‘1’ jika ingin menghitung naik (UP) dan ‘0’ jika

ingin menghitung turun (DOWN).

3. Jalankan Counter tersebut selama 20 kali clock, dan catat hasilnya pada Tabel

Pengamatan.

5.5. TUGAS 1. Gambarkan timing diagram dari rangkaian Counter Mod-n yang sudah dibuat.

2. Sebuah Counter mempunyai urutan acak sebagai berikut : 2-4-5-7-1-0-3-6-2-4-5-…

Gambarkan timing Diagramnya.

3. Jika Counter Asinkron akan digunakan untuk membuat stop watch yang menghitung

00 s/d 99 kembali lagi ke 00, bagaimana cara mendisainnya ?

Percobaan 5. 25 Counter Asinkron

Page 59: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 6. MULTILEVEL NAND

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Memahami sifat universal dari gerbang NAND

Mengkonversikan sebuah rangkaian logika yang terdiri dari bermacam-

macam gerbang menjadi hanya terdiri dari NAND saja.

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 / DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

Gerbang yang paling sering digunakan untuk membentuk rangkaian

kombinasi adalah gerbang NAND dan NOR, dibanding dengan AND dan OR. Dari

sisi aplikasi perangkat luar, gerbang NAND dan NOR lebih umum sehingga gerbang-

gerbang tersebut dikenal sebagai gerbang yang “universal”.

Gerbang-gerbang NOT, AND dan OR dapat di-substitusi ke dalam bentuk

NAND saja, dengan hubungan seperti gambar 6-1.

PERCOBAAN 6. Halaman 25 MULTILEVEL NAND

Page 60: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

A A A A

B

A A

A+B A+B B

A.B B

A

A.B B

A

Dengan NAND Bentuk Asal

OR

AND

NOT

Gambar 6-1. Substitusi Beberapa Gerbang Dasar Menjadi NAND

Untuk mendapatkan persamaan dengan menggunakan NAND saja, maka

persamaan asal harus dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga hasil akhir yang

didapatkan adalah persamaan dengan NAND saja.

Contoh :

Dapatkan persamaan NAND untuk ).(. DCBAy +=

Jawab :

Tambahkan dua buah Tanda NOT pada persamaan tersebut. Dua buah tanda

ini tidak mengubah nilai dari persamaan tadi.

).(. DCBAy +=

)(. DCBAy ++=

)..(. DCBAy =

PERCOBAAN 6. Halaman 26 MULTILEVEL NAND

Page 61: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Rangkaian NAND untuk persamaan di atas menjadi :

Y

D

C

B

A

Gambar 6-2. Rangkaian NAND untuk persamaan ).(. DCBAy +=

PROSEDUR :

1. Pada Trainer, implementasikan rangkaian pada gambar 6-3.

2. Buat Tabel Kebenarannya dan tentukan fungsi apakah rangkaian tersebut.

3. Buat rangkaian padanannya yang terdiri dari gerbang AND, OR dan NOT.

Buktikan kebenarannya.

y

B

A

Gambar 6-3. Rangkaian untuk percobaan Multilevel NAND

PERCOBAAN 6. Halaman 27 MULTILEVEL NAND

Page 62: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

4. Jika diketahui persamaan : BCCACBAW ).( ++=

Buat rangkaiannya dengan hanya menggunakan gerbang NAND saja.

TUGAS :

1. Jika diketahui rangkaian seperti gambar 6-4, ubahlah menjadi rangkaian yang

hanya terdiri dari gerbang NAND saja.

X

C

B

A

Gambar 6-4. Rangkaian yang terdiri dari gerbang AND, OR, NOT

2. Sebuah persamaan logika sebagai berikut :

CDBAABCBAZ ++++= )).((

Buat menjadi bentuk persamaan dengan NAND saja. Gambarkan hasilnya.

Lengkapi dengan Tabel Kebenaran sebelum dan sesudah dirubah ke dalam bentuk

NAND.

PERCOBAAN 6. Halaman 28 MULTILEVEL NAND

Page 63: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 4.

COUNTER SINKRON

4.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :

Membuat Rangkaian dasar Counter Sinkron dengan prinsip Sekuensial

Memahami karakteristik Counter Sinkron

Membuat Up dan Down Counter Sinkron

Membuat Up-Down Counter Sinkron dengan input kontrol

4.2. PERALATAN : Modul Trainer ITF 02 / DL 02

4.3. DASAR TEORI 4.3.1. DASAR COUNTER SINKRON Counter merupakan aplikasi dari Flip-flop yang mempunyai fungsi menghitung.

Proses penghitungan yang dilakukan Counter secara sekuensial, baik menghitung naik

(Up Counting) maupun turun (Down Counting).

Berdasarkan pemberian trigger di masing-masing flip-flop penyusun rangkaian

Counter, dikenal 2 macam Counter : Counter Sinkron (Synchronous Counter) dan

Counter Asinkron (Asynchronous Counter).

Pada Counter Sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input Clock

dari Flip-flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber, maka

perubahan tersebut akan men-trigger seluruh Flip-flop secara bersama-sama.

J

K

Q

Q

J

K

Q

Q

J

K

Q

Q

CLK

1 A B C

Gambar 4.1. Contoh Up Counter Sinkron 3 bit

Percobaan 4. 18 Counter Sinkron

Page 64: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

4.3.2. UP DAN DOWN COUNTER Sebuah Counter disebut sebagai Up Counter jika dapat menghitung secara

berurutan mulai dari bilangan terkecil sampai bilangan terbesar. Contoh : 0-1-2-3-4-5-6-

7-0-1-2-….

Sedangkan Down Counter adalah Counter yang dapat menghitung secara

berurutan dari bilangan terbesar ke bilangan terkecil. Tabel PS/NS untuk Up dan Down

Counter 3 bit seperti ditunjukan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Tabel PS/NS untuk Up dan Down Counter 3 bit.

CLK A B C Dec A B C Dec

0 0 0 0 1 1 1 70 0 1 1 1 1 0 60 1 0 2 1 0 1 50 1 1 3 1 0 0 41 0 0 4 0 1 1 31 0 1 5 0 1 0 21 1 0 6 0 0 1 11 1 1 7 0 0 0 0

DOWN CountingUP Counting

Untuk membuat sebuah rangkaian Up Counter, lakukan langkah-langkah sintesa

rangkaian yang telah dijelaskan sebelumnya. Dari hasil persamaan logika berdasarkan

Tabel PS/NS di atas didapatkan rangkaian seperti di bawah ini :

J

K

Q

Q

J

K

Q

Q

J

K

Q

Q

CLK

1 A B C

Gambar 4.2. Rangkaian Up Counter Sinkron 3 bit

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa Down Counting merupakan kebalikan

dari Up Counting, sehingga rangkaiannya masih tetap menggunakan rangkaian Up

Counter, hanya outputnya diambilkan dari Q masing-masing Flip-flop. Bentuk

rangkaian Down Counter adalah seperti gambar 4.3.

Percobaan 4. 19 Counter Sinkron

Page 65: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

J

K

Q

Q

J

K

Q

Q

J

K

Q

Q

CLK

1

A B C

Gambar 4.3. Rangkaian Down Counter Sinkron 3 bit

4.3.3. RANGKAIAN UP/DOWN COUNTER Rangkaian Up/Down Counter merupakan gabungan dari Up Counter dan Down

Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara Up dan Down karena adanya

input eksternal sebagai control yang menentukan saat menghitung Up atau Down. Pada

gambar 4.4 ditunjukkan rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit. Jika input CNTRL

bernilai ‘1’ maka Counter akan menghitung naik (UP), sedangkan jika input CNTRL

bernilai ‘0’, Counter akan menghitung turun (DOWN).

J

K

Q

QCLK

1 A B C

J

K

Q

QQ

J

K

Q

Q

CNTRL

C

C

Gambar 4.4. Rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit.

4.4. PROSEDUR PERCOBAAN A. Up Counter Sinkron

1. Pada Modul Trainer ITF-02, buatlah rangkaian Up Counter Sinkron 3 bit seperti

gambar 4.2.

2. Jalankan Counter tersebut, dan buatlah Tabel PS/NS nya.

Percobaan 4. 20 Counter Sinkron

Page 66: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

B. Down Counter Sinkron

1. Buat rangkaian Down Counter Sinkron 3 bit seperti gambar 4.3.

2. Jalankan Counter tersebut, dan buatlah Tabel PS/NS nya.

C. Up/Down Counter Sinkron

1. Buat rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit seperti gambar 4.4.

2. Pada input CNTRL, berikan nilai ‘1’ jika ingin menghitung naik (UP) dan ‘0’ jika

ingin menghitung turun (DOWN).

3. Jalankan Counter tersebut, dan catat hasilnya pada Tabel PS/NS-nya.

4.5. TUGAS 1. Buat rangkaian Down Counter Sinkron 4-bit seperti pada Percobaan B, dengan

menggunakan D-Flip flop.

2. Disain sebuah Counter Sinkron 3 bit acak yang menghitung : 3-6-4-2-7-5-0-1-3-6-4-2-

7-… Gunakan SR- Flip flop.

Percobaan 4. 21 Counter Sinkron

Page 67: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 7. MULTILEVEL NOR

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Memahami sifat universal dari gerbang NOR

Mengkonversikan sebuah rangkaian logika yang terdiri dari bermacam-

macam gerbang menjadi hanya terdiri dari NOR saja.

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 / DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

Gerbang yang paling sering digunakan untuk membentuk rangkaian

kombinasi adalah gerbang NAND dan NOR, dibanding dengan AND dan OR. Dari

sisi aplikasi perangkat luar, gerbang NAND dan NOR lebih umum sehingga gerbang-

gerbang tersebut dikenal sebagai gerbang yang “universal”.

Gerbang-gerbang NOT, AND dan OR dapat di-substitusi ke dalam bentuk

NOR saja, dengan hubungan seperti gambar 7-1.

PERCOBAAN 7. Halaman 29 MULTILEVEL NOR

Page 68: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Bentuk Asal

A

B A.B

B A+B

A

A A A A

B

A

A+B

A.B B

A

Dengan NOR

OR

AND

NOT

Gambar 7-1. Substitusi Beberapa Gerbang Dasar Menjadi NOR

Ada dua cara untuk mengubah sebuah rangkaian kombinasional menjadi

rangkaian dengan gerbang NOR saja. Cara pertama adalah dengan menggambar

terlebih dahulu persamaan yang diketahui sesuai dengan gerbang-gerbang

pembentuknya. Setelah itu gunakan aturan substitusi seperti gambar 7-1 untuk

mengganti masing-masing gerbang dengan gerbang NOR. Jika ada dua buah gerbang

NOT berurutan secara serial dapat dihapus, karena dua buah NOT yang dipasang

serial tidak mengubah nilai fungsi (sifat Involution / Aljabar Boolean No. 5).

Contoh :

Dapatkan persamaan NOR untuk ).(. DCBAy +=

Jawab :

Rangkaian asal untuk persamaan ).(. DCBAy += adalah sebagai berikut :

PERCOBAAN 7. Halaman 30 MULTILEVEL NOR

Page 69: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

B

C y

D

A

Gambar 7-2. Rangkaian persamaan ).(. DCBAy +=

Dari ke-empat gerbang di atas, masing-masing substitusikan menjadi gerbang NOR.

y

D C

B

A

Gambar 7-3. Rangkaian gambar 7-2 setelah disubstitusi menjadi gerbang NOR saja

Setelah dua fungsi NOT yang disilang di atas direduksi, akan didapat

rangkaian seperti gambar 7-4.

y

D C

B

A

Gambar 7-4. Rangkaian gambar 7-3 setelah 2 fungsi NOT direduksi

PERCOBAAN 7. Halaman 31 MULTILEVEL NOR

Page 70: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Cara kedua, untuk mendapatkan persamaan dengan menggunakan NOR saja,

maka persamaan asal harus dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga hasil akhir yang

didapatkan adalah persamaan dengan NOR saja.

Contoh :

Dapatkan persamaan NOR untuk ).(. DCBAy +=

Jawab :

Berikan dua buah tanda NOT pada persamaan OR (bentuk yang paling

mendekati NOR). Dua buah tanda NOT ini tidak mengubah nilai fungsi

).( DCABy +=

Selesaikan bentuk persamaan yang masih mengandung ekspresi AND dengan

memberikan dua buah tanda NOT

).( DCABy +=

Dengan aturan De Morgan menjadi :

)).(( DCBAy ++=

Dengan aturan De Morgan lagi, lepaskan tanda NOT yang paling atas, selanjutnya

tambahkan dua buah tanda NOT paling atas.

)()( DCBAy +++=

Pada sub fungsi (C+D), ada 3 buah tanda NOT. Sisakan hanya satu tanda NOT saja

(membuang dua tanda NOT tidak mempengaruhi nilai fungsi).

)()( DCBAy +++=

Rangkaian NOR untuk persamaan di atas menjadi :

PERCOBAAN 7. Halaman 32 MULTILEVEL NOR

Page 71: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

y

D

C

B

A

Gambar 7-5. Rangkaian NOR untuk persamaan ).(. DCBAy +=

Rangkaian pada gambar 7-5 sama dengan rangkaian pada gambar 7-4.

PROSEDUR :

1. Pada Trainer, implementasikan rangkaian pada gambar 7-6. Dapatkan Tabel

Kebenarannya.

B

C y

D

A

Gambar 7-6. Rangkaian Percobaan 1

2. Substitusikan rangkaian di atas menjadi bentuk NOR saja. Rangkai kembali di

Trainer. Dapatkan Tabel Kebenarannya. Bandingkan hasilnya dengan Tabel

Kebenaran sebelumnya.

PERCOBAAN 7. Halaman 33 MULTILEVEL NOR

Page 72: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

3. Diketahui sebuah rangkaian dengan gerbang NOR seperti gambar 7-7. Dengan

menggunakan aturan De Morgan, ubahlah rangkaian tersebut menjadi rangkaian

yang terdiri dari gerbang-gerbang AND-OR-NOT.

C

A

B

D

x

C

Gambar 7-7. Rangkaian percobaan 2

4. Jika diketahui persamaan : BCCACBAW ).( ++=

Buat rangkaiannya dengan hanya menggunakan gerbang NOR saja. Lengkapi

Tabel Kebenaran.

PERCOBAAN 7. Halaman 34 MULTILEVEL NOR

Page 73: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

TUGAS :

1. Diketahui sebuah rangkaian yang terdiri dari gerbang NOR seperti pada gambar

7-8. Buat Tabel Kebenarannya dan tentukan fungsi logika manakah yang

bersesuaian ?

F

B

A

Gambar 7-8. Rangkaian dengan gerbang NOR saja

2. Untuk fungsi-fungsi di bawah ini, ubahlah menjadi persamaan logika yang terdiri

dari fungsi NOR saja. Gambarkan rangkaian yang telah disubstitusikan menjadi

gerbang NOR saja.

).().( BACABDCG +++=

CBBCBAX ++= .

PERCOBAAN 7. Halaman 35 MULTILEVEL NOR

Page 74: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 6

SHIFT REGISTER 1

6.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :

Menjelaskan prinsip kerja Shift Register secara umum

Membuat Paralel Input Serial Output Shift Register

Membuat Recirculating Register (Johnson Shift Counter)

6.2. PERALATAN : Modul ITF – 102

6.3. DASAR TEORI : Di dalam sistim digital, register digunakan sebagai tempat menyimpan sementara

sebuah grup bit data. Bit-bit data (“1” atau “0”) yang sedang berjalan di dalam sebuah

sistim digital, kadang-kadang perlu dihentikan, di-copy, dipindahkan atau hanya digeser

ke kiri atau ke kanan satu atau lebih posisi.

Shift Register mampu menjalankan fungsi-fungsi di atas serta menyimpan bit-bit

data. Sebagian besar shift Register dapat meng-handle perpindahan secara paralel

maupun serial, serta dapat mengubah dari sistim serial ke paralel atau sebaliknya.

Rangkaian dasar Shift Register dapat dibuat dari beberapa Flip-flop sejenis, yang

dihubungkan seperti pada gambar 1. Gambar tersebut menunjukkan Shift Register 4-bit

yang menerima 4 bit data paralel dan menggesernya 4 posisi ke kanan menuju peralatan

digital yang lain. Pewaktuan dari proses penggeseran ini dilakukan oleh input clock

Pergeseran satu posisi ke kanan dilakukan setiap satu input clock.

Percobaan 6. 26 Shift Register1

Page 75: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Clock

1 0 0 0

D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q 1 0 0 0

0 X X X X

Paralel Load 1000 Peralatan Penerima

Serial

D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q 0 1 0 0

0 0 X X X

1

Clock

Masukkan pulsa 1

D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q 0 0 1 0

0 0 0 X X

2

Clock

Masukkan pulsa 2

D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q 0 0 0 1

0 0 0 0 X

3

Clock

Masukkan pulsa 3

0 D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q D

Cp

Q 0 0 0 0 1 0 0 0

4

Clock

Masukkan pulsa 4

Gambar 6.1. Shift Register 4-bit yang digunakan untuk konversi Paralel to Serial

Percobaan 6. 27 Shift Register1

Page 76: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Gambar 6.1 menjelaskan sebagai berikut : Sebuah grup terdiri dari 4 buah D Flip-

flop.Langkah pertama adalah membebani register di atas dengan 1-0-0-0. “Paralel Load”

berarti membebani ke-empat flip-flop dalam waktu yang bersamaan. Pembebanan

diberikan melalui input SD pada masing-masing flip-flop.

Selanjutnya, clock pertama meyebabkan seluruh bit menggeser satu posisi ke

kanan, karena input dari masing-masing flip-flop mendapatkan output dari flip-flop

sebelumnya. Setiap penekanan clock menyebabkan penggeseran satu posisi ke kanan.

Pada pulsa ke empat, seluruh bit sudah tergeser ke peralatan penerima data serial, sesuai

dengan data awal yang diberikan. Koneksi antara ke-empat flip-flop di atas bisa berupa

kabel transmisi serial (serial data, clock dan ground).

Ada 4 macam konversi yang bisa dilakukan menggunakan Shift Register, yaitu

Paralel Input Paralel Output (PIPO), Serial Input Serial Output (SISO), Paralel Input

Serial Output (PISO) dan Serial Input Paralel Output (SIPO). Ada pula Recirculating

Register, yang menggeser data secara sirkulasi.

6.3.1. SHIFT REGISTER PARALEL INPUT SERIAL OUTPUT Register jenis ini dapat meng-konversikan data paralel menjadi data serial.

Langkah yang ditempuh seperti yang telah dijelaskan melalui gambar 6.1.

PROSEDUR PERCOBAAN 1 :

1. Dengan menggunakan 4 buah SR-Flip-flop, buat rangkaian seperti gambar 6.2.

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

Q3 Q2 Q1 Q0

0

D3

Clock

D2 D1 D0

Gambar 6.2. Rangkaian Shift Register 4-bit Paralel Input Serial Output

Percobaan 6. 28 Shift Register1

Page 77: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

2. Hubungkan Cp pada masing-masing flip-flop dengan input Manual Clock.

Hubungkan pula masing-masing PC pada flip-flop dengan input “0”, bila kita ingin

melakukan Reset setiap saat, jka tidak, berikan input “1”.

3. Pada input-input PS-nya berikan beban data dengan nilai D3D2D1D0 = 1010.

4. Berikan nilai “0” pada input S dari flip-flop pertama.

5. Lakukan penekanan clock pertama dan amati perubahan yang terjadi pada output

masing-masing flip-flop. Berikan penekanan berikutnya. Tulis hasilnya pada Tabel

PS/NS.

6. Amati output yang dihasilkan oleh flip-flop terakhir, yaitu Q0, untuk setiap

penekanan clock. Pada penekanan clock pertama sampai dengan ke-empat,

bagaimana urutan data yang dihasilkan oleh Q0 dibandingkan dengan data yang

dibebankan ?

7. Ulangi langkah 3 s/d 6 untuk 3 set data input yang lain (masing-masing 4 bit).

6.3.2. RING SHIFT COUNTER Recirculating data output flip-flop paling akhir ke input flip-flop paling awal

dapat dilakukan dengan memberikan output Q0’ pada R3 dan Q0 pada S3. Dengan koneksi

semacam Ring ini data-data yang telah dibebankan sebelumnya tidak pernah hilang.

Sejumlah n bit data yang sama akan muncul kembali setelah pergeseran sebesar n kali.

PROSEDUR PERCOBAAN 2 :

1. Dengan menggunakan 4 buah SR-Flip-flop, buat rangkaian seperti gambar 6.3.

Gambar 6.3. Rangkaian Johnson Shift Counter 4-bit

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

Q3 Q2 Q1 Q0

D3 D2 D1 D0

Clock

Percobaan 6. 29 Shift Register1

Page 78: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

2. Hubungkan Cp pada masing-masing flip-flop dengan input Manual Clock.

3. Hubungkan pula masing-masing PC pada flip-flop dengan input “0” untuk me-reset

rangkaian.,

4. Berikan urutan data sebanyak 4 bit pada D3D2D1D0 (misal : 1101) sebagai data awal..

5. Lakukan penekanan clock sebanyal 10 kali, dan amati output masing-masing flip-flop.

Tuliskan hasilnya pada Tabel Kebenaran.

6. Ulangi langkah 4 s/d 5 untuk data awal 1110.

6.3.3. JOHNSON SHIFT COUNTER Sama seperti Ring Shift Counter, Johnson Shift Counter juga merupakan

Recisculating Shift Register. Bedanya adalah pada Johnson Shift Counter, output dari

flip-flop paling akhir Q0’ diumpanbalikkan ke input flip-flop paling awal S3. Begitu pula

output Q0 diumpan balikkan ke input R3. Karena ada persilangan pada output flip-flop

terakhir, maka nilai input-input flip-flop paling awal berkebalikan dengan nilai output

flip-flop paling akhir.

PROSEDUR PERCOBAAN 3 :

1. Dengan menggunakan 4 buah SR-Flip-flop, buat rangkaian seperti gambar 6.4.

Gambar 6.4. Rangkaian Johnson Shift Counter 4-bit

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

Q3 Q2 Q1 Q0

D3 D2 D1 D0

Clock

2. Hubungkan Cp pada masing-masing flip-flop dengan input Manual Clock.

3. Hubungkan pula masing-masing PC pada flip-flop dengan input “0” untuk me-reset

rangkaian.,

4. Berikan urutan data sebanyak 4 bit pada D3D2D1D0 (misal : 1011) sebagai data awal..

Percobaan 6. 30 Shift Register1

Page 79: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

5. Lakukan penekanan clock sebanyal 10 kali, dan amati output masing-masing flip-

flop. Tuliskan hasilnya pada Tabel Kebenaran.

6. Ulangi langkah 4 s/d 5 untuk data awal 1110.

6.4. TUGAS : 1. Pada gambar 2, jika D3D2D1D0 = 0100 dan input S3 = 1, berapa nilai Q3Q2Q1Q0

setelah clock ke-2 ? Setelah clock ke-4 ?

2. Jika Rangkaian pada gambar 6.3. ditambahkan 2 buah Flip-flop lagi, dan data awal

dibuat 1100, berapa nilai Q3Q2Q1Q0 setelah clock ke-2 ? Setelah clock ke-4 ?

3. Sketsalah bentuk gelombang output dari Q0, Q1 dan Q2 pada tujuh pulsa clock

pertama untuk rangkaian gambar 6.5.

Gambar 6.5. Rangkaian untuk tugas 3.

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

S

R

PS

PC

Cp

Q

Q

Q2 Q1 Q0

Clock

Percobaan 6. 31 Shift Register1

Page 80: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 7

SHIFT REGISTER 2

7.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :

Menjelaskan prinsip kerja PISO dan SIPO

Membuat rangkaian Paralel Input Serial Output Shift Register

Membuat rangkaian Serial Input Paralel Output Shift Register

Membuat rangkaian konversi Paralel – Serial - Paralel

7.2. PERALATAN : Modul DL – 102

7.3. DASAR TEORI : 7.3.1. PISO DAN SIPO

Masih seperti percobaan Shift Register sebelumnya, pada percobaan ke dua ini

mempelajari cara kerja Paralel Input Serial Output Shift Register (PISO) dan Serial Input

Paralel Output Shift Register (SIPO). Yang membedakan dengan percobaan sebelumnya

adalah pemakaian modulnya. Pada percobaan ini digunakan modul DL-02. Pada modul

ini rangkaian Shift Register digambarkan sebagai black box Shift Register 1 dan Shift

Register 2. Praktikan hanya mengisi input-inputnya dengan menyambungkan ke switch-

switch input, begitu pula outputnya disambungkan dengan LED yang tersedia. Clock

dapat diatur panjangnya dengan pengaturan clock pada panel bagian bawah dari modul.

PROSEDUR PERCOBAAN 1 :

1. Dengan trainer DL-02, buat rangkaian seperti gambar 7.1

2. Hubungkan CP di masing-masing Shift Register dengan Clock dari Panel Control.

3. Berikan nilai “0” pada input IN dari Shift Register 1 dan seluruh Data Input di Shift

Register 2.

4. Hubungkan R pada masing-masing Shift Register dengan Sequence dari Panel

Control.

Percobaan 7. 32 Shift Register2

Page 81: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

5. Hubungkan masing-masing input data di Shift Register 1 dengan Panel Switch,

berikan nilai tertentu (dari 0 sampai 15).

6. Jalankan Shift Register tersebut dengan menekan tombol AUTO / MANUAL pada

Panel Kontrol. Amati selama 10 kali clock.

7. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk data awal yang lain.

8. Lakukan hal yang sama untuk percobaan SIPO seperti gambar 7.2.

SA SB SC SD

IN

R CP

SHIFT REGISTER 1

202122

“0”

SEQUENCE 23

GATE

CLOCK

PARALEL DATA INPUT

SERIAL DATA OUTPUT

Gambar 7.1. Rangkaian PISO

SA SB SC SD

IN

R CP

SHIFT REGISTER 2

QA QB QC QD

“0”

PARALEL DATA OUTPUT

SERIAL DATA INPUT

SEQUENCE

GATE

CLOCK

Gambar 7.2. Rangkaian SIPO

Percobaan 7. 33 Shift Register2

Page 82: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

7.3.2. KONVERSI PARALEL-SERIAL-PARALEL Konversi Paralel-Serial-Paralel merupakan aplikasi Shift Register pada proses

perpindahan data dari sebuah perangkat digital ke perangkat digital yang lain. Sebagai

contoh, proses perpindahan data dari output Microprocessor ke Memory. Konversi

Paralel to Serial menggunakan dua set Shift Register yang tersedia (PISO dan SIPO).

Percobaan ini menunjukkan sistim pengiriman data dengan model penggeseran

(shift) dari satu blok pengirim ke blok penerima. Data yang dimasukkan lewat input PS di

masing-masing flip-flop pengirim, secara paralel, akan dikeluarkan secara serial dari blok

pengirim tersebut. Selanjutnya data diterima secara serial di blok penerima, dan

dikeluarkan secara paralel.

PROSEDUR PERCOBAAN 2 :

1. Dengan trainer DL-02, buat rangkaian seperti gambar 7.3.

Gambar 7.3. Konversi Parelel-Seri-Paralel Data

2. Hubungkan input-input R dan CP dengan Sequence dan Clock, dan berikan input IN

dengan nilai “0”.

3. Berikan nilai tertentu pada masing-masing input data di Shift Register 1. (dari 0

sampai 15).

SEQUENCE

SA SB SC SD

20212223

A GATE

CLOCK

IN

R CP

SHIFT REGISTER 1

SA SB SC SD

IN

R CP

SHIFT REGISTER 2

QA QB QC QD

“0”

“0”

PARALEL DATA

SERIAL DATA

Percobaan 7. 34 Shift Register2

Page 83: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

4. Jalankan Shift Register tersebut dengan menekan tombol AUTO / MANUAL pada

Panel Kontrol. Amati di sisi kirim (shift Register 1) dan di sisi terima (Shift Register

2) selama 20 kali clock.

5. Ulangi langkah 1 s/d 4 untuk data awal yang lain.

TUGAS : Buatlah timing diagram untuk masing-masing Tabel PS/NS yang didapatkan dari

praktikum yang telah dijalankan (gambarkan masing-masing sepanjang 10 clock).

Percobaan 7. 35 Shift Register2

Page 84: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 9. RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL LANJUT

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Memahami prinsip kerja rangkaian aritmetika biner : multiplier, paraller

Adder dan Parallel Subtractor

Mendisain rangkaian multiplier,Parallel Adder dan Parallel Subtractor

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 / DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

Rangkaian Aritmetika Lanjut meliputi : Multiplier (rangkaian Pengali),

Parallel Adder dan Parallel Subtractor. Setelah mengetahui prinsip dasar dari Adder

dan Subtractor, dapat dilanjutkan dengan membuat rangkaian Adder dan Subtractor

untuk penjumlahan dan pengurangan lebih dari 1 bit.

1. MULTIPLIER

Rangkaian Multiplier terdiri dari dua blok input (yang masing-masing

mewakili register yang akan dikalikan) serta satu blok output. Setiap blok dapat

terdiri lebih dari 1 bit data. Bilangan yang dikalikan dan pengalinya, serta hasil

kalinya berupa bilangan biner. Setelah didapatkan hasilnya, masing-masing bit

outputnya dibuat dengan persamaan yang didapatkan dari K-Map. Blok Diagram dari

rangkaian Multiplier ditunjukkan pada gambar 9-1.

PERCOBAAN 9. Halaman 44 RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL LANJUT

Page 85: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

A1A0

B1

B0

O3

O2

O1

O0

MULTIPLIER A

O B

Gambar 9-1. Rangkaian Multiplier 2 bit input

Tabel 9-1. Tabel Perkalian 2 bit biner

Out DesimalA B A1 A0 B1 B0 O3 O2 O1 O0 O0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 1 0 0 0 1 0 0 0 0 00 2 0 0 1 0 0 0 0 0 00 3 0 0 1 1 0 0 0 0 01 0 0 1 0 0 0 0 0 0 01 1 0 1 0 1 0 0 0 1 11 2 0 1 1 0 0 0 1 0 21 3 0 1 1 1 0 0 1 1 32 0 1 0 0 0 0 0 0 0 02 1 1 0 0 1 0 0 1 0 22 2 1 0 1 0 0 1 0 0 42 3 1 0 1 1 0 1 1 0 63 0 1 1 0 0 0 0 0 0 03 1 1 1 0 1 0 0 1 1 33 2 1 1 1 0 0 1 1 0 63 3 1 1 1 1 1 0 0 1 9

Input Desimal Input Biner Output Biner

Setelah menggunakan K-Map didapatkan persamaan outputnya sebagai berikut :

01013 BBAAO = 0010110101011 BAABBABBABAAO +++=

1010112 BAABBAO += 000 BAO =

PERCOBAAN 9. Halaman 45 RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL LANJUT

Page 86: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

2. PARALLEL ADDER

Rangkaian Parallel Adder adalah rangkaian penjumlah dari dua bilangan yang

telah dikonversikan ke dalam bentuk biner. Anggap ada dua buah register A dan B,

masing-masing register terdiri dari 4 bit biner : A3A2A1A0 dan B3B2B1B0.

Penjumlahan dari kedua register itu dapat dinyatakan sebagai berikut :

0123

0123

BBBBAAAA

+

0123 ∑∑∑∑OUTC

Rangkaian Parallel Adder dari persamaan di atas ditunjukkan pada gambar 9-2.

Half Adder

Σ Σ0A

B0 B

Full Adder

A1

B1

A B

Σ1Σ

CINCOUT

Full Adder

A2

B2

A B

Σ2Σ

CINCOUT

Full Adder

A B

Σ3Σ

COUTCOUTCIN

B3

A3

COUT

A0

Gambar 9-2. Rangkaian Parallel Adder 4 bit

Rangkaian Parallel Adder terdiri dari Sebuah Half Adder (HA) pada Least

Significant Bit (LSB) dari masing-masing input dan beberapa Full Adder pada bit-bit

PERCOBAAN 9. Halaman 46 RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL LANJUT

Page 87: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

berikutnya. Prinsip kerja dari Parallel Adder adalah sebagai berikut : penjumlahan

dilakukan mulai dari LSB-nya. Jika hasil penjumlahan adalah bilangan desimal “2”

atau lebih, maka bit kelebihannya disimpan pada Cout, sedangkan bit di bawahnya

akan dikeluarkan pada Σ. Begitu seterusnya menuju ke Most Significant Bit

(MSB)nya.

3. PARALLEL SUBTRACTOR

Rangkaian Parallel Subtractor merupakan modifikasi dari rangkaian Parallel

Adder. Dengan mengimplementasikan prinsip 2’s complement, rangkaian Parallel

Subtractor akan bekerja seperti rangkaian Parallel Adder. Sebagai contoh,

pengurangan 5 dengan 2 adalah sama dengan penjumlahan 5 dengan (-2). Proses

pengurangan dua buah bilangan 4 bit biner dapat dinyatakan sebagai berikut :

0123

0123

BBBBAAAA

- +

0123 ∑∑∑∑OUTC

Dimana : -B3B2B1B0 artinya bilangan negatif dari B3B2B1B0 yang dilakukan dengan

2’s complement. Jadi prinsip rangkaian subtractor adalah rangkaian Adder yang salah

satu inputnya diubah menjadi negatif.

Dari rangkaian Parallel Subtractor pada gambar 9-3 dapat dilihat adanya

Gerbang Ex-OR di masing-masing input Full-Adder nya. Rangkaian Ex-OR ini

mendapat input dari SUB. Jika input SUB diberikan nilai “1” maka rangkaian Ex-OR

mengubah input B menjadi kebalikannya dan bersamaan dengan itu input SUB

tersebut juga dimasukkan ke CIN, sehingga nilai input B menjadi 2’s complement-nya.

Sedangkan jika input SUB diberi nilai “0” maka rangkaian tersebut menjadi

rangkaian Adder.

PERCOBAAN 9. Halaman 47 RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL LANJUT

Page 88: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Full Adder

A B

Σ0Σ

CINCOUT

SUB

Full Adder

A B

Σ1Σ

CINCOUT

Full Adder

A B

Σ2Σ

CINCOUT

Full Adder

A B

Σ3Σ

CIN

COUT COUT

A0

B0

A1

B1

A2

B2

A3

B3

Gambar 9-3. Rangkaian Parallel Subtractor dari modifikasi Parallel Adder

PROSEDUR:

1. Gambarkan rangkaian Multiplier 4 bit biner berdasarkan persamaan yang telah

diberikan sebelumnya. Implementasikan rangkaian tersebut pada trainer ITF-02.

Dapatkan Tabel Kebenarannya.

2. Buat rangkaian Parallel Adder 2 bit menggunakan trainer DL-2. Gunakan 1 buah

rangkaian Half Adder dan 1 buah Full Adder. Dapatkan Tabel Kebenarannya.

3. Buat rangkaian Parallel Subtractor 2 bit menggunakan trainer DL-02. Gunakan 2

buah Full Adder dan 2 buah gerbang Ex-OR. Dapatkan Tabel Kebenarannya.

PERCOBAAN 9. Halaman 48 RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL LANJUT

Page 89: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

TUGAS:

1. Buat rangkaian Multiplier yang mengalikan 2 blok input. Input pertama terdiri

dari 2 bit biner, sedangkan input kedua 1 bit biner. Dapatkan ouputnya dengan 3

bit biner. Gambarkan rangkaiannya berdasarkan persamaan yang didapatkan dari

K-map.

2. Selesaikan bentuk penjumlahan dan pengurangan berikut ini dalam sistim biner :

7 -4 +

21 9 +

-5 8 +

6 5 +

PERCOBAAN 9. Halaman 49 RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL LANJUT

Page 90: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 8

MEMORY

8.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Menjelaskan prinsip kerja memory secara umum

Melakukan operasi simpan data di memory

Melakukan operasi baca data dari memory

Membuat integrasi memory

8.2. PERALATAN :

• Modul Wish Maker

• IC RAM 7489

• IC Decoder 74138

8.3. DASAR TEORI : 8.3.1. KONSEP DASAR MEMORY

Di dalam sistim digital, rangkaian memori menyajikan fungsi sebagai penyimpan

informasi (data) secara permanen atau tetap yang dapat dipanggil kelak. Media

penyimpan dapat berupa rangkaian terintegrasi semikonduktor atau peralatan magnetik

seperti tape magnetik atau disk. Media magnetik umumnya dapat menyimpan banyak

data dibandingkan dengan media semikonduktor, tapi waktu pengaksesannya (waktu

yang diperlukan untuk menuju lokasi data dan kemudian membacanya), lebih lama.

Konsep memory dapat dijelaskan sebagai berikut, anggap kita mempunyai sebuah

halaman buku yang kosong, belum ditulisi. Biasanya, sebuah buku tulis selalu bergaris-

garis, dimana setiap baris dapat ditulisi dengan sebuah kalimat. Apabila setiap baris ke

bawah diberi nomor urut, maka setiap baris memiliki nomor sendiri. Nomor tersebut

dapat dinyatakan sebagai alamat dari setiap baris. Jadi, apabila kita menulis sebuah

kalimat atau kata pada nomor baris tertentu, maka kalimat atau kata tersebut berada di

lokasi nomor baris tersebut. Contoh, kita menulis “ Siapa saya ?” pada baris ke 10, maka

kalimat “Siapa saya ?” tersebut merupakan informasi yang menempati lokasi ke-10.

Percobaan 8. 36 Memory

Page 91: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Sebuah unit memory berisi informasi data dalam bentuk bit-bit biner. Keluar

masuknya data ke dan dari unit memory melalui jalur / bus data. Sedangkan alamat yang

dituju untuk menyimpan atau membaca data ke dan dari memory diinformasikan melalui

jalur/ bus alamat. Blok diagram unit memory dan peralatan pendukung lainnya diberikan

dalam gambar 8.1.

Unit memory 2k word

n bit per word

Jalur input n data

Jalur k alamat

Read

Write

Jalur output n data

Gambar 8.1. Unit memory

Sebuah layout memory terdiri dari nomor lokasi (alamat) dan elemen data yang

menempati masing-masing lokasi. Bentuk sebuah layout memory ditunjukkan pada

gambar 8.2. DATA

Binary Decimal Isi Memory 0000000000 0 10110101010111010000000001 1 10101011100010010000000010 2 0000110101000110

1111111101 1021 10011101000101001111111110 1022 00001101000111111111111111 1023 1101111000100101

ALAMAT MEMORY

Gambar 8.2. Layout Memory 1K x 16

Kapasitas memory pada gambar di atas adalah 1Kx16= 16384 bit, dimana jumlah

lokasi yang tersedia adalah 1024 lokasi sedangkan masing-masing lokasi dapat

menampung data sepanjang 16 bit.

8.3.2. KONSTRUKSI MEMORY Sebuah sel memory dapat dibuat dari sebuah Flip-flop dan beberapa gerbang

seperti ditunjukkan pada gambar 8.3. Sel ini terdiri dari 3 input dan 1 output. Input select

Percobaan 8. 37 Memory

Page 92: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

berfungsi untuk meng-enable (mengaktifkan) sel untuk dapat membaca atau menulis data

di sel. Nilai logika “1” atau “0” pada input read/write menentukan operasi yang dipilih.

Gambar 8.3. Sebuah Sel Biner (Binary Cell/BC)

R

S

Q

Input

Select

Read/Write

Output

Sedangkan konstruksi sebuah memory yang sederhana, terdiri dari 12 sel biner

(BC) ditunjukkan pada gambar 8.4. Bagan ini terdiri dari 4 lokasi, dimana masing-masing

lokasi memuat 3 bit data.

BC BC BC

BC BC BC

BC BC BC

BC BC BC

Input data

Input alamat

Output data

D0

D1

D2

D3Memory enable

Read/Write

Decoder 2x4

Gambar 8.4. Konstruksi Memory sederhana dengan 12 sel biner

Percobaan 8. 38 Memory

Page 93: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

8.3.3. EKSPANSI DAN INTEGRASI MEMORY Untuk memperbesar kapasitas penyimpanan, dapat dilakukan integrasi beberapa

memory. Untuk mengintegrasikan memory, perlu digunakan peta memory yang

menunjukkan pembagian lokasi masing-masing memory. Bentuk peta memory

ditunjukkan seperti di bawah.

Memory 1 : PROM 8K x 8

Memory 2 : EPROM 8K x 8

Memory 3 : RAM 4K x 8.

Kapasitas total dari ke-tiga memory yang terintegrasi di atas adalah 20K x 8,

sedangkan pembagian lokasi secara biner dan hexadesimal adalah sebagai berikut :

BINER HEXA A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0000

0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1FFF

0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2000

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3FFF

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4000

1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4FFF

PROM

EPROM

RAM

Kita perlu menyediakan kapasitas sedikitnya 32K x 8, dimana yang 12K x 8 akan

digunakan sebagai cadangan. Untuk mendapatkan kapasitas 32K x 8, perlu disediakan

paling sedikit 15 jalur alamat (A0 s/d A14). Karena jumlah memory yang akan

diintegrasikan ada 3 buah, diperlukan decoder 2 x 4 ( 2-input, 4-output) sebagai selektor

memory, dimana input decoder adalah A13 dan A14. Lay out dari integrasi memory

ditunjukkan pada gambar 8.5.

Percobaan 8. 39 Memory

Page 94: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Percobaan 8. 40 Memory

PROM 8K x 8 EPROM 8K x 8 RAM 4K x 8

DECODER2x4

ME MEME

A0A11

13A14AA12

Gambar 8.5. Lay out Integrasi Memory 20 K x 8

8.4. PROSEDUR PERCOBAAN :

D E C O D E R1 x 2

7 4 8 9

7 4 8 9

A 0

A 3

S W 1

A 0

A 3

S W 5

S W 4

S W 6

S W 9

D 3

D 3

D 0

D 0

S 0

S 0

S 3

S 3

L 1

L 4

S W 1 0

M E

M E

R /W

R /W

1. Dengan menggunakan modul Wish Maker, rangkailah dua buah IC RAM 74LS89

dan Decoder 74LS138 seperti gambar 8.6.

Gambar 6. Rangkaian Percobaan

Page 95: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

2. Hubungkan 4 jalur address (A3 A2 A1 dan A0) masing-masing RAM ke switch input,

4 jalur input data (D3 D2 D1 dan D0) masing-masing RAM ke switch input.

Hubungkan juga 4 jalur output data dari masing-masing RAM (S3 S2 S1 S0) ke output

LED. Hubungkan 1 jalur R/W untuk menyeleksi operasi yang diinginkan dengan

switch input. Hubungkan Switch input yang tersisa ke input decoder. Hubungkan dua

output decoder ke ME dari masing-masing Memory.

3. Masukkan 4 set data pada memory pertama, dan 4 set data pada memory kedua

dengan memberikan nilai “0” pada R/W (kondisi menulis data). SW5 = 0 untuk data

di memory pertama dan SW5 = 1 untuk data di memory kedua. Atur alamat melalui

SW1 s/d SW4.

4. Baca data yang telah ditulis pada masing-masing memory tersebut dengan

memberikan nilai “1” pada R/W (kondisi membaca data). SW5 = 0 untuk data di

memory pertama dan SW5 = 1 untuk data di memory kedua.

5. Tuliskan hasil pengamatan pada Tabel di bawah.

6. Ulangi untuk 4 set data yang lain dengan alamat yang berbeda.

No A4 A3 A2 A1 A0 D3 D2 D1 D0 S3 S2 S1 S01234

1234

ALAMAT DATA INPUT DATA OUTPUT

Percobaan 8. 41 Memory

Page 96: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

8.5. TUGAS 1. Jelaskan berapa kapasitas memory berikut ini :

a. RAM 2K x 16 b. EEPROM 4Kx8 c. DROM 8Kx1

2. Jika disediakan jenis-jenis Memory sebagai berikut :

• 2 buah RAM 2Kx8

• 1 buah EPROM 8Kx8

• 2 buah EEPROM 4kx8

Jelaskan bagaimana mengintegrasikan memory-memory tersebut supaya tidak

“conflict” satu dengan yang lain. Lengkapi dengan Tabel Pemetaan Memory dan

pilih jenis Decoder sesuai yang diperlukan.

DIAGRAM PIN DAN TABEL KEBENARAN

7489 (64-bit Bipolar RAM) 74138 (Decoder / Demultiplexer)

Percobaan 8. 42 Memory

Page 97: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 10. PARITY GENERATOR DAN CHECKER

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Memahami prinsip kerja rangkaian Parity Generator dan Parity Checker

Mendisain rangkaian Parity Generator dan Checker untuk fungsi Pengacakan data

(Data Scrambling)

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 / DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

1. PARITY GENERATOR DAN CHECKER

Dalam sistim transmisi digital, dimana urutan data biner dikirimkan dari pengirim ke

penerima, sangat dimungkinkan terjadinya kesalahan (error) pada data yang diterima.

Kesalahan ini biasanya disebabkan karena external noise (misalkan sinyal listrik atau suara

yang ikut dalam data). Sebagai contoh, dikirimkan sinyal data BCD 5 (0101), kemudian pada

proses transmisi, ada noise yang masuk sehingga mengubah nilai LSB ‘0’ menjadi ‘1’.

Akibatnya di sisi terima, sinyal data yang masuk tadi dibaca sebagai 4 (0100). Data tersebut

tentu salah, karena tidak sesuai dengan yang dikirimkan.

Untuk menghindari kesalahan data saat pengiriman, diberikan bit tambahan pada

urutan data yang akan ditransmisikan. Bit tambahan ini dinamakan bit parity. Penambahan bit

parity dilakukan di sisi kirim (Transmitter). Rangkaian pembangkit bit parity dinamakan

Parity Generator. Jumlah bit parity bisa satu bit atau lebih. Berdasarkan jumlah bit biner ‘1’

dalam setiap kelompok, bit parity dibedakan menjadi 2 jenis : Odd Parity Bit dan Even Parity

Bit. Odd Parity bit adalah bit tambahan yang diberikan untuk membuat jumlah bit ‘1’ pada

urutan data yang disertainya menjadi ganjil, sedangkan Even Parity Bit adalah bit tambahan

yang diberikan untuk membuat jumlah bit ‘1’ pada urutan data yang disertainya menjadi

genap. Diberikan contoh sebagai berikut :

Urutan data : 1 0 1 1 0 1 1

Urutan data + Odd Parity Bit : 1 0 1 1 0 1 1 0 Bit Parity

Urutan data + Even Parity Bit : 1 0 1 1 0 1 1 1 Bit Parity PERCOBAAN 10. Halaman 50 PARITY GENERATOR & CHECKER

Page 98: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Parity Checker adalah rangkaian penge-cek nilai bit parity yang menyertai urutan data

yang diterima. Rangkaian Parity Checker berada di sisi terima (Receiver). Jenis bit parity

yang di-cek harus sesuai dengan jenis bit parity di sisi kirim, bisa Odd atau Even Parity. Jika

nilai cek setiap urutan data dan bit parity yang menyertainya adalah ‘0’, maka urutan data dan

bit parity tersebut benar. Jika bernilai ‘1’ berarti ada kesalahan. Blok diagram Parity

Generator dan Parity Checker ditunjukkan pada gambar 10-1.

Bit-bit data

Bit Parity

Parity Generator Parity

Checker

B C D

BCD Indikator Parity

Generator Parity Checker Kesalahan

A B C

ABC

Gambar 10-1. Blok Diagram Parity Generator dan Checker

Untuk mendisain rangkaian Parity Generator, perlu ditentukan lebih dulu jumlah data

dalam setiap urutannya dan jenis bit parity yang akan digunakan. Sebagai contoh, akan dibuat

urutan data 3 bit biner, yang disertai 1 Even Parity Bit. Tabel Kebenaran dari rangkaian yang

akan dibuat ditunjukkan pada Tabel 10-1.

Tabel 10-1. Tabel Kebenaran urutan 3 bit data dan Output Even Parity Generator

OUTPUTA B C P0 0 0 00 0 1 10 1 0 10 1 1 01 0 0 11 0 1 01 1 0 01 1 1 1

INPUT OUTPUTA B C P0 0 0 00 0 1 10 1 0 10 1 1 01 0 0 11 0 1 01 1 0 01 1 1 1

INPUT

Dari tabel di atas, selanjutnya didapatkan persamaan sebagai berikut :

ABCCBACBACBAP +++=

)()( BCCBACBCBA +++=

)()( CBACBA ⊕+⊕=

)( CBA ⊕⊕=

PERCOBAAN 10. Halaman 51 PARITY GENERATOR & CHECKER

Rangkaiannya seperti ditunjukkan pada gambar 10-2.

Page 99: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

A

B

PCA

B

PC

Gambar 10-2. Rangkaian Even Parity Generator 3 bit data

Untuk mendisain rangkaian Parity Checker perlu ditentukan lebih dulu jumlah data

dalam setiap urutannya dan jenis bit parity yang akan dikirim. Selanjutnya output akan diberi

nilai ‘0’ atau ‘1’ tergantung ada tidaknya kesalahan dalam satu urutan data. Tabel kebenaran

Parity Checker ditunjukkan pada Tabel 10-2.

Tabel 10-2. Tabel Kebenaran Even Parity Checker 3 bit data

OUTPUTA B C P Ch0 0 0 0 00 0 0 1 10 0 1 0 10 0 1 1 00 1 0 0 10 1 0 1 00 1 1 0 00 1 1 1 11 0 0 0 11 0 0 1 01 0 1 0 01 0 1 1 11 1 0 0 01 1 0 1 11 1 1 0 11 1 1 1 0

INPUT OUTPUTA B C P Ch0 0 0 0 00 0 0 1 10 0 1 0 10 0 1 1 00 1 0 0 10 1 0 1 00 1 1 0 00 1 1 1 11 0 0 0 11 0 0 1 01 0 1 0 01 0 1 1 11 1 0 0 01 1 0 1 11 1 1 0 11 1 1 1 0

INPUT

Dari Tabel di atas, didapatkan persamaan sebagai berikut :

PABCPCABCPBAPCBABCPAPCBAPCBAPCBACh +++++++=

)()()()( PCPCABCPPCBACPPCBAPCPCBA +++++++=

))(())(( BABACPPCABBAPCPC +++++=

)()()()( BAPCBAPC ⊕⊕+⊕⊕=

)()( BAPC ⊕⊕⊕=

Rangkaiannya ditunjukkan pada gambar 10-3. PERCOBAAN 10. Halaman 52 PARITY GENERATOR & CHECKER

Page 100: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

A

B

P

CCh

AB

P

CCh

Gambar 10-3. Rangkaian Even Parity Checker 3 bit data

Rangkaian gabungan Parity Generator (di sisi kirim) dan Parity Checker (di sisi

terima) untuk 3 bit data, ditunjukkan pada gambar 10-4

D

BPC

BCDP

T RTx

P

Ch BC

AP

Rx C

ABC

AB

Gambar 10-4. Rangkaian Gabungan Parity Generator dan Checker 3 bit data 2. DATA SCRAMBLING

Data scrambling merupakan proses pengacakan data yang menggunakan aplikasi

Parity Generator dan Checker. Prinsip kerja dari data scrambling ini sangat sederhana, yaitu

meletakkan bit-bit parity di sela-sela urutan data informasi yang dikirim. Nilai bit parity

adalah Ex-OR dari bit-bit data informasi pada posisi tertentu. Pada sisi terima, pengecekan

dilakukan dengan meng-Ex-OR kan bit-bit parity dan bit data informasinya. Jika hasil

pengecekan bernilai ‘0’ berarti urutan bit tersebut benar, jika ‘1’ berarti ada kesalahan di

posisi tertentu.

Diberikan urutan data 3 bit (D2D1D0), akan ditambahkan 2 bit parity di antara ketiga

bit tersebut, yaitu X1 dan X0, sehingga urutan data yang dikirim menjadi X1D2X0D1D0. Nilai

X1 adalah Ex-OR dari D2 dan D0, sedangkan nilai X0 adalah Ex-OR dari D1 dan D0 (Aturan

yang lebih detail dari nilai bit sisipan ini termuat pada pembahasan Hamming Code atau Error

Correction Code). Persamaan dari X1 dan X0 dinyatakan sebagai berikut :

021 DDX ⊕=

010 DDX ⊕=

PERCOBAAN 10. Halaman 53 PARITY GENERATOR & CHECKER

Page 101: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Tabel hasil scrambling diberikan pada Tabel 10-3.

Tabel 10-3. Tabel Hasil Scrambling 3 bit data dan 2 bit sisipan

Data/bit X1 D2 X0 D1 D0

000 0 0 0 0 0 001 1 0 1 0 1 010 0 0 1 1 0 011 1 0 0 1 1 100 1 1 0 0 0 101 0 1 1 0 1 110 1 1 1 1 0 111 0 1 0 1 1

Pada sisi terima, nilai urutan data dan bit-bit sisipannya di Ex-OR kan untuk menge-

cek apakah urutan data tersebut benar atau salah. Persamaan untuk mendapatkan nilai hasil

penge-cek an adalah sebagai berikut :

0211 DDXCh ⊕⊕=

0100 DDXCh ⊕⊕=

Sehingga rangkaian lengkap Scrambler (di sisi kirim) dan Descrambler (di sisi terima) adalah

seperti pada gambar 10-5.

PERCOBAAN 10. Halaman 54 PARITY GENERATOR & CHECKER

D

BPC

T

Tx Rx

Ch1

Ch0

X1

X0

D2

D0

D2

D1X0

X1

Data Scrambling

D0

D1

D2

D0

D1

Gambar 10-5. Rangkaian Lengkap Scrambler dan Descrambler 3 bit data

PROSEDUR:

1. Dengan menggunakan trainer ITF-02 atau DL-02, buat rangkaian Odd Parity Generator

2 bit data. Dapatkan Tabel Kebenarannya.

2. Masih dengan 2 bit data yang sama, tambahkan 1 input sebagai bit parity. Buat rangkaian

Odd Parity Checker. Dapatkan Tabel Kebenarannya.

Page 102: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 10. Halaman 55 PARITY GENERATOR & CHECKER

3. Sambungkan dua bagian tadi (bagian Odd Parity Generator dan Odd Parity Checker).

Berikan output Parity bit dari Parity Generator sebagai bit input parity dari bagian Parity

Checker. Perhatikan, apa yang terjadi pada output Parity Checker ? Buat Tabel

Kebenarannya.

4. Dengan menggunakan trainer ITF-02 atau DL-02, buat rangkaian scrambler dan

descrambler seperti gambar 10-5. Karena jumlah gerbang Ex-OR pada masing-masing

trainer terbatas, lakukan untuk nilai X1 dulu, selanjutnya baru nilai X0. Buat Tabel

Kebenarannya.

TUGAS:

1. Disain rangkaian Odd Parity Generator dan Checker untuk urutan 4 bit data. Lengkapi

dengan Tabel Kebenaran dan persamaan untuk mendapatkan rangkaiannya.

2. Implementasikan metode Hamming Code (untuk urutan 4 bit data) dengan rangkaian

Scrambler dan Descrambler. Lengkapi dengan Tabel Kebenaran dan persamaan untuk

mendapatkan masing-masing bit sisipan dan kode pengecek kesalahan.

Page 103: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 9

DIGITAL TO ANALOG CONVERTER

9.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

• Menjelaskan proses perubahan dari sistim digital ke analog

• Membuat rangkaian DAC Binary-weighted

• Membuat rangkaian DAC R-2R Ladder

9.2. PERALATAN / KOMPONEN :

• Modul Digital Application Trainer (EFT-DTX-7) dari Labtech

9.3. TEORI : 9.3.1. Binary-weighted Digital-to-Analog Converter Sebuah rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari beberapa Resistor dan

Operational Amplifier seperti gambar 9.1. Resistor 20 kΩ menjumlahkan arus yang

dihasilkan dari penutupan switch-switch D0 sampai D3. Resistor-resistor ini diberi skala

nilai sedemikian rupa sehingga memenuhi bobot biner (binary-weighted) dari arus yang

selanjutnya akan dijumlahkan oleh resistor 20 kΩ. Dengan menutup D0 menyebabkan

arus 50 μA mengalir melalui resistor 20 kΩ, menghasilkan tegangan 1 V pada Vout.

Penutupan masing-masing switch menyebabkan penggandaan nilai arus yang dihasilkan

dari switch sebelumnya. Nilai konversi dari kombinasi penutupan switch ditunjukkan

pada Tabel 9.1.

Percobaan 9. 43 Digital to Analog Converter

Page 104: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

D3 D2 D0D1

100 kΩ 50 kΩ 25 kΩ 12.5 kΩ

+5V

_ +

20 kΩ

Vout

741

Gambar 9.1. Binary-weighted D/A Converter

Tabel 9.1. Konversi dari nilai digital ke nilai analog berdasarkan rangkaian gambar 9.1

D3 D2 D1 D0 Vout (-V) 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 2 0 0 1 1 3 0 1 0 0 4 0 1 0 1 5 0 1 1 0 6 0 1 1 1 7 1 0 0 0 8 1 0 0 1 9 1 0 1 0 10 1 0 1 1 11 1 1 0 0 12 1 1 0 1 13 1 1 1 0 14 1 1 1 1 15

9.3.2. R/2R Ladder Digital-to-Analog Converter Metode lain dari konversi Digital to Analog adalah R/2R Ladder. Metode ini

banyak digunakan dalam IC-IC DAC. Pada rangkaian R/2R Ladder, hanya dua nilai

resistor yang diperlukan, yang dapat diaplikasikan untuk IC DAC dengan resolusi 8,10

atau 12 bit. Rangkaian R/2R Ladder ditunjukkan pada gambar 9.2.

Percobaan 9. 44 Digital to Analog Converter

Page 105: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Gambar 9.2. Rangkaian R/2R Ladder DAC

Prinsip kerja dari rangkaian R/2R Ladder adalah sebagai berikut : informasi

digital 4 bit masuk ke switch D0 sampai D3. Switch ini mempunyai kondisi “1” (sekitar 5

V) atau “0” (sekitar 0 V). Dengan pengaturan switch akan menyebabkan perubahan arus

yang mengalir melalui R9 sesuai dengan nilai ekivalen biner-nya Sebagai contoh, jika D0

= 0, D1 = 0, D2 = 0 dan D3 = 1, maka R1 akan paralel dengan R5 menghasilkan 10 kΩ.

Selanjutnya 10 kΩ ini seri dengan R6 = 10 kΩ menghasilkan 20 kΩ. 20 kΩ ini paralel

dengan R2 menghasilkan 10 kΩ, dan seterusnya sampai R7, R3 dan R8. Rangkaian

ekivalennya ditunjukkan pada gambar 9.3. Vout yang dihasilkan dari kombinasi switch ini

adalah -5V. Nilai kombinasi dan hasil konversinya ditunjukkan pada tabel 9.2.

D0 D1 D3D2

20 kΩ 20 kΩ 20 kΩ 20 kΩ

VRef = +5V

_ +

20 kΩ Vout

R1 R2 R3

R5

R4

R6 R7

R9

R8

20 kΩ 10 kΩ 10 kΩ 10 kΩ

D3

20 kΩ

+5V

_ +

20 kΩ Vout = -(250 μAx20kΩ)= -5 V

R4 R9

20 kΩ

AkVI μ250

205

=

Gambar 9.3. Rangkaian ekivalen R/2R Ladder

Percobaan 9. 45 Digital to Analog Converter

Page 106: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Tabel 9.2. Konversi dari nilai digital ke nilai analog berdasarkan rangkaian gambar 9.2

D3 D2 D1 D0

Vout (V)

0 0 0 0 0.000 0 0 0 1 -0.625 0 0 1 0 -1.250 0 0 1 1 -1.875 0 1 0 0 -2.500 0 1 0 1 -3.125 0 1 1 0 -3.750 0 1 1 1 -4.375 1 0 0 0 -5.000 1 0 0 1 -5.625 1 0 1 0 -6.250 1 0 1 1 -6.875 1 1 0 0 -7.500 1 1 0 1 -8.125 1 1 1 0 -8.750 1 1 1 1 -9.375

9.4. PROSEDUR PERCOBAAN 9.4.1. Binary-weighted Digital-to-Analog Converter 1. Siapkan Base Station dari Electronic Training System. Sisipkan modul EFT-DTX-7.

Pastikan bahwa power dalam posisi OFF.

2. Hubungkan kabel AC ke sumber listrik, dan pastikan bahwa modul tersebut beroperasi

pada 220VA/50 Hz.

3. Buat rangkaian dengan menghubungkan bagian weighted-resistor ladder network

Converter dengan input-input digital (di sebelah kiri bawah) dan salah satu op-amp (IC

741). Selanjutnya hubungkan output dari op amp dengan oscilloscope.

4. Akurasi dari DAC tergantung dari resistor-resistor-nya. Atur masing-masing nilai

resistornya, berikan nilai Vin sebesar +5V.

5. Amati nilai Vout dari Op Amp saat diberikan input digital 4 bit yang bervariasi. Catat

hasilnya pada Tabel 9.3.

Percobaan 9. 46 Digital to Analog Converter

Page 107: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Gambar 9.4. Konstruksi Weighted-Resistance Ladder Network Converter

pada Modul EFT-DTX-7

Tabel 9.3. Hasil Pengukuran Konversi Digital-to-Analog dengan metode Binary weighted DAC

INPUT OUTPUTBiner Analog

D3 D2 D1 D0 Vout (V)0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1

Percobaan 9. 47 Digital to Analog Converter

Page 108: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

9.4.2. R/2R Ladder DAC 1. Masih menggunakan modul EFT-DTX-7, siapkan rangkaian bagian R/2R Ladder

Network Converter (lihat Gambar 9.5).

2. Sambungkan input-inputnya dengan input digital, outputnya disambungkan dengan Op

Amp. Selanjutnya output Op Amp dihubungkan dengan oscilloscope.

3. Untuk mendapatkan nilai dari parameter-parameter arus total (IT) dan tegangan output

(Vout) diberikan persamaan sebagai berikut :

)2/1)(/( nNRnVI REFn −=

dimana :

N = jumlah total bit dari input-input biner

n = lokasi dari bit yang dicari (0,1,2,..,N-1)

VREF = tegangan referensi

R = nilai resistansi R dari R/2R

In = arus yang melewati switch / bit ke-n

Arus total yang melewati rangkaian R/2R diberikan sebagai :

1210 ... −++++= NT IIIII

Sedangkan tengan output dari rangkaian R/2R diberikan sebagai :

fTout xRIV −=

dimana :

Rf = resistansi feedback dari Op Amp Inverting

4. Amati hasil keluaran oscilloscope terhadap perubahan nilai input digital. Catat hasilnya

pada Tabel 9.4.

5. Plot hasil tegangan output (Vout) sebagai fungsi dari fungsi biner (0000 sampai 1111)

dalam bentuk grafik.

Percobaan 9. 48 Digital to Analog Converter

Page 109: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Gambar 9.5. Konstruksi Weighted-Resistance Ladder Network Converter

pada Modul EFT-DTX-7

Tabel 9.4. Hasil Pengukuran Konversi Digital-to-Analog dengan metode R/2R Ladder

DAC

INPUT OUTPUTBiner Analog

D3 D2 D1 D0 Vout (V)0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1

Percobaan 9. 49 Digital to Analog Converter

Page 110: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

9.5. TUGAS 1. Pada konversi DAC dengan metode Binary-weighted Ladder, jika resistor yang

tersedia diubah-ubah nilainya, apa pengaruhnya terhadap tegangan output ?

2. Pada konversi DAC dengan metode R-2R Ladder, jika VREF diubah dari +5V menjadi

+2V, berapa tegangan output yang dihasilkan jika :

D0=1, D1=0, D2=0, D3=1

D0=0, D1=1, D2=0, D3=1

D0=0, D1=0, D2=1, D3=1

Percobaan 9. 50 Digital to Analog Converter

Page 111: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 11. CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Memahami prinsip kerja rangkaian Code Converter dan Comparator

Mendisain beberapa jenis rangkaian Code Converter dan Comparator

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 / DL-02

2. Oscilloscope

TEORI:

1. CODE CONVERTER

Code Converter adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengkonversikan dari satu

bentuk kode ke bentuk kode yang lain. Salah satu bentuk Code Converter adalah BCD (8421)

to Excess-3 Code.

BCD (Binary Coded Decimal) telah dijelaskan pada materi Elektronika Digital 1 pada

bagian Rangkaian Aritmetika, merupakan bentuk kode decimal yang di-biner kan dalam 4 bit.

Excess-3 Code yaitu kode BCD yang ditambah 3. Code Converter BCD (8421) to Execess-3

dapat digambarkan dalam blok seperti gambar 11-1.

Code Converter

BCD (8421)

Code Excess-3

Code

Gambar 11-1. Blok Diagram Code Converter BCD (8421) to Excess-3

Tabel Kebenaran yang menunjukkan proses konversi dari kode BCD (8421) menjadi kode

Excess-3 ditunjukkan pada Tabel 11-1.

PERCOBAAN 11. Halaman 56 CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

Page 112: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Tabel 11-1. Tabel Konversi BCD (8421) to Excess-3 Code

Digit Desimal

A B C D W X Y Z0 0 0 0 0 0 0 1 11 0 0 0 1 0 1 0 02 0 0 1 0 0 1 0 13 0 0 1 1 0 1 1 04 0 1 0 0 0 1 1 15 0 1 0 1 1 0 0 06 0 1 1 0 1 0 0 17 0 1 1 1 1 0 1 08 1 0 0 0 1 0 1 19 1 0 0 1 1 1 0 0

Input BCD Output Excess-3

Dari Tabel di atas, selanjutnya dengan menggunakan K-Map didapatkan persamaan untuk

masing-masing outputnya sebagai berikut :

)( DCBABDBCAW ++=++=

DCBDCBDCBDBCBX ++=++= )(

DCDCCDY ⊕=+=

DZ =

Berdasarkan persamaan yang didapat di atas, akan dihasilkan rangkaian seperti pada

gambar 11-2.

PERCOBAAN 11. Halaman 57 CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

A

B

C

D

W

X

Y

Z

Gambar 11-2. Rangkaian Code Converter BCD (8421) to Excess-3

Page 113: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

2. COMPARATOR

Sebuah rangkaian Comparator berfungsi membandingkan dua buah bilangan input. Jika

digunakan untuk membandingkan dua input dan kemudian menyatakan apakah kedua input

tersebut sama, lebih besar atau lebih kecil, maka rangkaian tersebut dinamakan Magnitude

Comparator.

Blok Diagram sebuah rangkaian Comparator dapat ditunjukkan pada gambar 11-3.

A1 A2

B1 B2

Comparator

A > B A = B

A < B

Gambar 11-3. Blok Diagram Rangkaian Comparator

Tabel 11-2. menunjukkan hubungan antara dua input yang dibandingkan (masing-masing

2 bit biner), dengan output-outputnya.

Tabel 11-2. Tabel Hubungan 2 Input dan Output pembandingnya

(A<B) (A=B) (A>B)

A1 A2 B1 B2 L E G0 0 0 0 0 1 00 0 0 1 1 0 00 0 1 0 1 0 00 0 1 1 1 0 00 1 0 0 0 0 10 1 0 1 0 1 00 1 1 0 1 0 00 1 1 1 1 0 01 0 0 0 0 0 11 0 0 1 0 0 11 0 1 0 0 1 01 0 1 1 1 0 01 1 0 0 0 0 11 1 0 1 0 0 11 1 1 0 0 0 11 1 1 1 0 1 0

OUTPUT(A) (B)

INPUT

Dengan mengacu pada Tabel Kebenaran di atas, dan dengan bantuan K-Map akan

didapatkan persamaan untuk masing-masing outputnya sebagai berikut :

PERCOBAAN 11. Halaman 58 CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

Page 114: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

CDBDBACAL ++=

DCBDABCAG ++=

ABCDDCBADCBADCBAE +++=

Dari persamaan di atas, dapat dibuat rangkaian seperti gambar 11-4.

A

D

C

B

L

G

7408

7421

7421

7408

7421

7421

7421

7421

7421

7404

7404

7404

7404

7432

7432

7432

7432

7432

7432

7421

7432E

Gambar 11-4. Rangkaian Comparator

PROSEDUR :

1. PERCOBAAN CODE CONVERTER

1. Dengan menggunakan Trainer ITF-02 atau DL-02, buat rangkaian Code Converter BCD

(8421) to Excess-3 seperti gambar 11-2.

2. Setelah menyusun rangkaian, buatlah Tabel hasil pengamatan.

3. Bandingkan antara Tabel hasil pengamatan dengan Tabel 11-1.

4. Buat Tabel Kebenaran untuk Code Converter Binary to 2’s Complement.

PERCOBAAN 11. Halaman 59 CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

Page 115: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 11. Halaman 60 CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

5. Buat K-Map dan dapatkan persamaan logikanya. Dari persamaan logika yang didapatkan,

gambarkan rangkaiannya.

6. Rangkailah gambar rangkaian yang sudah dibuat pada Trainer ITF-02 atau DL-02.

Dapatkan Tabel Kebenarannya. Bandingkan hasilnya dengan Tabel Kebenaran awal

(langkah 4).

2. PERCOBAAN COMPARATOR

1. Buat Tabel Kebenaran untuk rangkaian Comparator yang membandingkan 2 buah

inputnya (masing-masing 2 bit biner), dengan aturan : Jika A < B maka outputnya 01. Jika

A = B maka outputnya 00. Jika A > B maka A > B maka outputnya 10.

2. Buat K-Map dan dapatkan persamaan logikanya.

3. Dari persamaan logika yang didapatkan, gambarkan rangkaiannya.

4. Rangkailah gambar rangkaian yang sudah dibuat pada Trainer ITF-02 atau DL-02.

Dapatkan kebenarannya. Bandingkan hasilnya dengan Tabel Kebenaran awal (langkah 1)

TUGAS:

1. Buat sebuah rangkaian kombinasional dengan dua input dan empat output, dimana nilai

decimal outputnya adalah pangkat dua dari nilai decimal inputnya. Dapatkan Tabel

Kebenarannya.

2. Buat rangkaian Binary to Gray Code. Lengkapi dengan Tabel Kebenaran dan

persamaannya.

Page 116: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

PERCOBAAN 10

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

10.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

• Menjelaskan proses perubahan dari sistim analog ke digital

• Membuat rangkaian ADC dari IC ADC0804

10.2. PERALATAN / KOMPONEN :

• Modul Digital Application Trainer (EFT-DTX-7) dari Labtech

• IC ADC0804

10.3. TEORI : 10.3.3. Analog-to-Digital Converter (ADC0804)

Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk

mengubah sinyal-sinyal analog menjadi bentuk sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap

dapat memenuhi kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. IC jenis ini bekerja secara

cermat dengan menambahkan sedikit komponen sesuai dengan spesifikasi yang harus

diberikan dan dapat mengkonversikan secara cepat suatu masukan tegangan. Hal-hal

yang juga perlu diperhatikan dalam penggunaan ADC ini adalah tegangan maksimum

yang dapat dikonversikan oleh ADC dari rangkaian pengkondisi sinyal, resolusi, pewaktu

eksternal ADC, tipe keluaran, ketepatan dan waktu konversinya.

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi

sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasa digunakan dalam

perancangan adalah jenis Successive Approximation Convertion (SAR) atau pendekatan

bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan tidak tergantung pada

nilai masukan analognya atau sinyal yang akan diubah. Gambar 10.1. memperlihatkan

diagram blok ADC tersebut.

Percobaan 10. 51 Analog to Digital Converter

Page 117: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Gambar 10.1. Diagram Blok ADC

Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset

kemudian diuji, dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Dengan

rangkaian yang paling cepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock, dan keluaran

D/A merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register SAR.

Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal selesai

konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data digital yang

ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, output digital akan tetap tersimpan

sekalipun akan dimulai siklus konversi yang baru.

Gambar 10.2. Konfigurasi pin IC ADC0804

IC ADC 0804 mempunyai dua input analog, Vin(+) dan Vin(-), sehingga dapat

menerima input diferensial. Input analog sebenarnya (Vin) sama dengan selisih antara

tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin input yaitu .

Kalau input analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini harus dihubungkan dengan

)()( −+ −= ininin VVV

Percobaan 10. 52 Analog to Digital Converter

Page 118: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Vin (+), sedangkan Vin(-) di-groundkan. Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan

Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi. Dalam hal ini jangkauan input analog mulai

dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena IC ini adalah SAC 8-bit, resolusinya akan

sama dengan

(n menyatakan jumlah bit output biner IC analog to digital converter)

IC ADC 0804 memiliki generator clock internal yang harus diaktifkan dengan

menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK OUT dan CLK IN serta

sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital. Frekuensi clock yang

diperoleh di pin CLK OUT sama dengan :

Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang dihubungkan ke

pin CLK IN. ADC 0804 memilik 8 output digital sehingga dapat langsung dihubungkan

dengan saluran data mikrokomputer. Input Chip Select (aktif LOW) digunakan untuk

mengaktifkan ADC 0804. Jika berlogika HIGH, ADC 0804 tidak aktif (disable) dan

semua output berada dalam keadaan impedansi tinggi. Input Write atau Start Convertion

digunakan untuk memulai proses konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0.

Sedangkan output interrupt atau end of convertion menyatakan akhir konversi. Pada saat

dimulai konversi, akan berubah ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0.

10.4. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Dengan menggunakan modul EFT-DTX-7, siapkan rangkaian bagian Fast 8 bit A to D

Converter (lihat Gambar 10.3).

2. Sambungkan bagian Vin(+) dari IC ADC ke variabel DC power supply (0-15V), set nilai

awal ke 0V, dan bagian Vin(-) dengan Ground.

3. Sambungkan 8 bit outputnya ke Logic Indicator. Ingat bagian MSB adalah yang di

sebelah kiri. Hubungkan ”Push Button” ke bagian push button dari modul.

Percobaan 10. 53 Analog to Digital Converter

Page 119: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

4. Nyalakan power supply.

5. Perlahan-lahan putar input variable DC power supply (Untuk ketelitian, dapat

diletakkan Digital multimeter sebelum input Vin).

6. Tekan switch push button sekali untuk memulai proses konversi. Amati perubahan

yang terjadi pada Logic Indicator.

7. Catat setiap perubahan yang dihasilkan pada Tabel 10.1.

Gambar 10.3. Konstruksi Fast 8 bit A to D Converter

pada Modul EFT-DTX-7

Percobaan 10. 54 Analog to Digital Converter

Page 120: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

Petunjuk Praktikum Elektronika Digital 2

Tabel 10.1. Hasil Pengukuran KonversiAnalog-to-Digital dengan IC ADC0804

INPUT OUTPUT Analog Digital Vin (V) DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

10.5. TUGAS 1. Apa fungsi switch push button pada rangkaian ADC dengan IC ADC0804 ?

2. Dengan menggunakan Succesive Ramp ADC, dapatkan nilai 8 bit biner akhir dari

tegangan input 7.28 V dan Vref = 10 V.

Percobaan 10. 55 Analog to Digital Converter

Page 121: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 12. ENCODER

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Memahami prinsip kerja dari rangkaian Encoder

Membedakan prinsip kerja rangkaian Encoder dan Priority Encoder

Mendisain beberapa jenis rangkaian Encoder

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 , DL-02 dan Wishmaker

2. Oscilloscope

TEORI:

Sebuah rangkaian Encoder menterjemahkan keaktifan salah satu inputnya menjadi

urutan bit-bit biner. Encoder terdiri dari beberapa input line, hanya salah satu dari input-input

tersebut diaktifkan pada waktu tertentu, yang selanjutnya akan menghasilkan kode output N-

bit. Gambar 12-1 menunjukkan blok diagram dari sebuah encoder.

Encoder A

B

C

I7

I0

I1 I2

Input

ne

liKode output

N-bit

Hanya salah satu bernilai HIGH

pada waktu tertentu

Gambar 12-1. Blok Diagram Encoder

Tabel Kebenaran dari Rangkaian Encoder 8x3 ditunjukkan pada Tabel 12-1.

Tabel 12-1. Tabel Kebenaran Encoder 8x3.

I0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 A B C1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 1 0 0 0 0 0 0 1 00 0 0 1 0 0 0 0 0 1 10 0 0 0 1 0 0 0 1 0 00 0 0 0 0 1 0 0 1 0 10 0 0 0 0 0 1 0 1 1 00 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

OUTPUTINPUT

PERCOBAAN 12. Halaman 61 ENCODER

Page 122: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Berdasarkan output dari Tabel Kebenaran di atas, dibuat rangkaian encoder yang merupakan

aplikasi dari gerbang OR, seperti ditunjukkan pada gambar 12-2.

I0I1I2

I7

C

B

A

MSB I6

I5

I4I3

LSB

Output

Kode 3 bit

8 input line

Gambar 12-2. Rangkaian Encoder 8x3

2. PRIORITY ENCODER

Sebuah Priority Encoder adalah rangkaian Encoder yang mempunyai fungsi prioritas.

Operasi dari rangkaian Priority Encoder adalah sebagai berikut : Jika ada dua atau lebih input

bernilai “1” pada saat yang sama, maka input yang mempunyai prioritas tertinggi yang akan

diambil. Tabel Kebenaran Priority Encoder diberikan pada Tabel 12-2. Kondisi ‘x’ adalah

kondisi don’t care, yang menyatakan nilai input bisa “1” atau ‘0”. Input D3 mempunyai

prioritas tertinggi, sehingga bila input ini bernilai “1” maka output X dan Y keduanya akan

bernilai “1” (11 menyatakan biner dari 3). Input D2 mempunyai prioritas kedua, dengan

output X dan Y bernilai 10 menyatakan biner 2, dimana input D2 = “1” dan D3=”0”. Input D1

adalah prioritas ketiga dengan output X dan Y bernilai 01 menyatakan biner 1, dimana input

D1 =”1”, sedangkan D2= D3=”0”. Prioritas terendah adalah input D0, yang akan memberikan

output X dan Y = 00 (menyatakan biner 0), jika input D1 bernilai “1”, sedang ketiga input

lainnya bernilai “0”.

PERCOBAAN 12. Halaman 62 ENCODER

Page 123: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

D3 D2 D1 D0 Q1 Q0 V0 0 0 0 x x 00 0 0 1 0 0 10 0 1 x 0 1 10 1 x x 1 0 11 x x x 1 1 1

INPUT OUTPUT

PERCOBAAN 12. Halaman 63 ENCODER

00 01 11 1000 x 0 0 0

1 1 1 1

01 1 1 1 11110

1 1 1 1

00 01 11 1000 x 0011 11 1

1 1

1 1 1 10 1 1 1

Tabel 12-2. Tabel Kebenaran Priority Encoder

Dari Tabel Kebenaran di atas, kemudian dibuat K-Map seperti gambar 12-3 untuk

masing-masing output X, Y dan V (V adalah nilai output Validitas, yang akan bernilai “1”

jika satu atau lebih inputnya bernilai “1”, dan bernilai “0” jika tidak ada inputnya yang

bernilai “1”).

231 DDQ += 1230 DDDQ +=

3210 DDDDV +++=

Gambar 12-3. K-Map untuk Rangkaian Priority Encoder

D1D0 D1D0D3D2D3D2

D3D2D1D0 00 01 11 10

00 0 1 1 101 1 1 1 111 1 1 1 110 1 1 1 1

Page 124: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Rangkaian Priority Encoder ditunjukkan pada gambar 12-4.

Gambar 12-4. Rangkaian Priority Encoder

V

Y

X

D0

D1

D2

D3

PROSEDUR :

1. Buat Rangkaian Encoder 8x3 seperti gambar 12-2. Tuliskan hasilnya pada Tabel

Kebenaran. Bandingkan Tabel Kebenaran yang anda buat dengan Tabel 12-1.

2. Buat Rangkaian Priority Encoder seperti gambar 12-4. Tuliskan hasilnya pada Tabel

Kebenaran. Bandingkan Tabel Kebenaran yang anda buat dengan Tabel 12-2.

3. Rangkailah IC 74148 (Priority Encoder 8x3) pada trainer Wishmaker. Perhatikan letak

pin-pinnya sesuai petunjuk datasheet. Buat Tabel Kebenaran sesuai dengan hasil

pengamatan.

DATASHEET IC 74148 (8-LINE TO 3-LINE PRIORITY ENCODER)

TUGAS :

1. Buat rangkaian Encoder 12x4 yang terdiri dari gerbang-gerbang logika saja. Dapatkan

Tabel Kebenarannya.

2. Buat rangkaian Priority Encoder dengan 3 input dan 2 output. Jelaskan cara mendisain

rangkaian tersebut (lengkapi Tabel Kebenaran, K-Map dan persamaan logika yang

didapatkan)

PERCOBAAN 12. Halaman 64 ENCODER

Page 125: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 13. DECODER

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Memahami prinsip kerja dari rangkaian Decoder

Membuat rangkaian Decoder dari gerbang logika

Menjalankan fungsi IC Decoder

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 dan Wishmaker

2. Oscilloscope

TEORI:

1. DECODER

Sebuah Decoder adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan

mengaktifkan salah satu output-nya sesuai dengan urutan biner input-nya.

Blok Diagram dari rangkaian Decoder diberikan pada gambar 13-1.

PERCOBAAN 13. Halaman 65 DECODER

Gambar 13-1. Blok Diagram Decoder

Hanya ada 1 output bernilai HIGH Untuk setiap kode input

M= 2N

kode input

O7

O2

O1

O0

C

B

A

Decoder M output N

input

Beberapa rangkaian Decoder yang sering dijumpai adalah decoder 3x8 ( 3 bit input

dan 8 output line), decoder 4x16, decoder BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line),

decoder BCD to 7 segment (4 bit input dan 8 output line).

Khusus untuk BCD to 7 segment mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan

decoder-decoder yang lain, di mana kombinasi dari setiap inputnya dapat mengaktifkan

beberapa output line-nya (bukan salah satu line).

Tabel Kebenaran sebuah Decoder 3 x 8 ditunjukkan pada Tabel 13-1

Page 126: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Tabel 13-1. Tabel Kebenaran Decoder 3x8.

A B C O0 O1 O2 O3 O4 O5 O6 O70 0 0 1 0 0 0 0 0 0 00 0 1 0 1 0 0 0 0 0 00 1 0 0 0 1 0 0 0 0 00 1 1 0 0 0 1 0 0 0 01 0 0 0 0 0 0 1 0 0 01 0 1 0 0 0 0 0 1 0 01 1 0 0 0 0 0 0 0 1 01 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1

INPUT OUTPUT

Berdasarkan output dari Tabel Kebenaran di atas, dibuat rangkaian decoder yang

merupakan aplikasi dari gerbang AND, seperti ditunjukkan pada gambar 13-2.

Q7=ABC

Q6=ABC’

Q5=AB’C

Q4=AB’C’

Q3=A’BC

Q2=A’BC’

Q1=A’B’C

0

1 2 3

4

5 6 7

Q0=A’B’C’

B

A (MSB)

C (LSB)

Gambar 13-2. Rangkaian Decoder 3x8

Salah satu jenis IC Decoder adalah 74138. IC ini mempunyai 3 input biner dan 8

output, dimana nilai output adalah ‘1’ untuk salah satu dari ke 8 jenis kombinasi inputnya.

IC Decoder 3x8 ditunjukkan pada gambar 13-3.

PERCOBAAN 13. Halaman 66 DECODER

Page 127: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 13. Halaman 67 DECODER

Gambar 13-3. IC Decoder 3x8 (74138)

PROSEDUR:

1. Buat Tabel Kebenaran untuk mendisain rangkaian Decoder 3x5. Rangkai di trainer.

Tuliskan hasilnya pada Tabel Kebenaran. Bandingkan Tabel Kebenaran yang anda

dapatkan dengan Tabel Kebenaran sebelum dirangkai.

2. Rangkailah IC 74138 (Decoder 3x8) pada trainer Wishmaker. Perhatikan letak pin-

pinnya sesuai petunjuk datasheet. Buat Tabel Kebenaran sesuai dengan hasil

pengamatan.

TUGAS:

Dengan menggunakan kombinasi gerbang-gerbang logika yang sudah anda kenal, buat

rangkaian Decoder BCD to 7-segment.

Page 128: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 14. MULTIPLEXER-DEMULTIPLEXER

TUJUAN:

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu

Memahami prinsip kerja dari rangkaian Multiplexer

Memahami prinsip kerja dari rangkaian Demultiplexer

Membuat rangkaian Multiplexer dan Demultiplexer dari gerbang logika

Menjalankan fungsi IC Multiplexer

PERALATAN:

1. Logic Circuit Trainer ITF-02 dan Wishmaker

2. Oscilloscope

TEORI:

1. MULTIPLEXER

Sebuah Multiplexer adalah rangkaian logika yang menerima beberapa input data digital

dan menyeleksi salah satu dari input tersebut pada saat tertentu, untuk dikeluarkan pada sisi

output.

Seleksi data-data input dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari

multiplexer tersebut. Blok diagram sebuah multiplexer ditunjukkan pada gambar 14-1.

Gambar 14-1. Blok Diagram Multiplexer

Jumlah data input maksimum pada multiplexer adalah 2jumlah Select line.

Data Input

Select input

Output Z

MULTIPLEXER

PERCOBAAN 14. Halaman 68 MULTIPLEXER-DEMULTIPLEXER

Page 129: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

S0 S1 D0 D1 D2 D3 X Ket0 0 0 x x x 00 0 1 x x x 10 1 x 0 x x 00 1 x 1 x x 11 0 x x 0 x 01 0 x x 1 x 11 1 x x x 0 01 1 x x x 1 1

D0

D1

D2

D3

INPUT OUTPUT

Tabel Kebenaran sebuah Multiplexer ditunjukkan pada Tabel 14-1.

Tabel 14-1. Tabel Kebenaran Multiplexer dengan 2 Select line

Rangkaian Multiplexer ditunjukkan pada gambar 14-2.

Gambar 14-2. Rangkaian Multiplexer 4x1

D3

S0

X

D0

D1

D2

S1

2. DEMULTIPLEXER

Sebuah Demultiplexer adalah rangkaian logika yang menerima satu input data dan

mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia.

PERCOBAAN 14. Halaman 69 MULTIPLEXER-DEMULTIPLEXER

Page 130: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

PERCOBAAN 14. Halaman 70 MULTIPLEXER-DEMULTIPLEXER

S0 S1 Inp O0 O1 O2 O3

0 0 0 0 x x x0 0 1 1 x x x0 1 0 x 0 x x0 1 1 x 1 x x1 0 0 x x 0 x1 0 1 x x 1 x1 1 0 x x x 01 1 1 x x x 1

OUTPUTINPUT

Seleksi data-data input dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari

demultiplexer tersebut. Blok diagram sebuah demultiplexer ditunjukkan pada gambar 14-3.

Gambar 14-3. Blok Diagram Demultiplexer

Tabel Kebenaran sebuah Demultiplexer ditunjukkan pada Tabel 14-2.

Tabel 14-2. Tabel Kebenaran Demultiplexer dengan 2 Select line

Select input

Output Z

Data Input

DEMULTIPLEXER

Page 131: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

Rangkaian Demultiplexer ditunjukkan pada gambar 14-4.

Gambar 14-4. Rangkaian Demultiplexer 1x4

O3

S0 S1

O2

O1

O0

Inp

PROSEDUR:

1. Buat Rangkaian Multiplexer 4x1 seperti gambar 14-2. Tuliskan hasilnya pada Tabel

Kebenaran. Bandingkan Tabel Kebenaran yang anda buat dengan Tabel 14-1.

2. Buat Rangkaian Demultiplexer 1x4 seperti gambar 14-4. Tuliskan hasilnya pada Tabel

Kebenaran. Bandingkan Tabel Kebenaran yang anda buat dengan Tabel 14-2.

3. Rangkailah IC 74153 (Multiplexer 4x1) pada trainer Wishmaker. Perhatikan letak pin-

pinnya sesuai petunjuk datasheet. Buat Tabel Kebenaran sesuai dengan hasil

pengamatan.

PERCOBAAN 14. Halaman 71 MULTIPLEXER-DEMULTIPLEXER

Page 132: allwinehutabarat.files.wordpress.com€¦ · PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 PERCOBAAN 1. PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa

PETUNJUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1

DATASHEET IC 74153 (Dual 4-line to 1-line Data Selector/Multiplexers)

TUGAS:

Buat rangkaian Multiplexer yang dapat memilih output dari fungsi yang dinyatakan dalam

persamaan SOP : ∑= )11,8,5,2,0(),,,( dcbaF

PERCOBAAN 14. Halaman 72 MULTIPLEXER-DEMULTIPLEXER