Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

29
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM B I O K I M I A Disusun oleh : Dr. Saryono, SKp., MKes. JURUSAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2013 1

Transcript of Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

Page 1: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

B I O K I M I A

Disusun oleh :

Dr. Saryono, SKp., MKes.

JURUSAN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

2013

1

Page 2: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

PERATURAN DAN TATA TERTIB

1. Praktikan harus datang 15 menit sebelum praktikum dimulai, memakai jas

praktikum selama praktikum. Jika punya kaca mata sebaiknya dipakai (buka riben).

2. Alat-alat yang akan dipakai praktikum harus sudah dibersihkan sebelum praktikum

dimulai.

3. Praktikan harus mempelajarai terlebih dahulu materi praktikum baik teori yang

mendasari percobaan maupun tujuan sasaran belajar dan prosedur percobaan.

4. Praktikan harus membuat laporan dengan sistimatika : Judul, Tujuan, Prinsip,

Bahan dan Alat, Prosedur Kerja, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, yang

disiapkan dari rumah, sedangkan data, pembahasan dan kesimpulan dibuat setelah

selesai praktikum. Laporan diketik dengan komputer huruf Times Roman 12 spasi

1,5.

5. Praktikum hrus membawa kertas tissu untuk melap dan mengeringkan alat-alat

gelas yang dipakai.

6. Praktikum wajib mengganti alat-alat yang dipecahkan atau dirusakkan dengan

merk dan kualits yang sama.

7. Jagalah kebersihan : membuang residu harus di tempat yang disediakan tidak boleh

di bak air, bahan kimia tidak boleh berceceran di lantai, dan tidak boleh merokok.

8. Hindarilah kesalahan dan cegahlah kecelakaan menimpa diri sendiri atau orang

lain.

9. Assisten wajib membimbing praktikum dengan sebaik-baiknya agar praktiukum

lancar dan membimbing diskusi setelah semua praktikum dalam kelompok yang

dibimbing selesai.

10. Assisten sepengetahuan koordinator praktikum berhak melarang praktikum

mengikuti praktikum jika tidak memenuhi peraturan dan tata tertib di atas dengan

alasan yang tepat.

11. Praktikan yang sudah menyelesaikan semua acara praktikum dan lulus responsi

berhak memperoleh Surat Lepas Praktikum tanpa dipungut biaya.

2

Page 3: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

PETUNJUK UMUM

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

1. Dilarang makan dan minum dalam ruang laboratorium, karena beberpa bahan

kimia/bahan biologis yang digunakan bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.

2. Mahasiswa wajib mengunakan jas laboratorium dan alas kaki/sepatu yang tertutup.

3. Rambut harus ringkas dan tidak boleh tergerai.

4. Dilarang menghisap pipet dengan mulut untuk asam dan basa kuat (seperti HCl,

H2SO4, HNO3, Asam asetat glasial, NH4OH, NaOH). Gunakan buret ! Atau pipet

dengan bola penghisap ! Untuk memindahkan asam/basa kuat atau bahan-bahan

beracun ke dalam tabung yang anda gunakan dan lakukan di dalam lemari asam.

5. Bila terjadi kontak dengan bahan-bahan berbahaya, korosif atau beracun, segera

bilas dengan air sebanyak-banyaknya dan segera laporkan kepada instruktur.

6. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup, untuk

mencegah inhalasi bahan-bahan tersebut.

7. Jangan samapai menumpahkan bahan-bahan kimia di meja kerja atau pada lantai.

Hal ini terutama berlaku untuk asam dan basa pekat. Segera laporkan kepada

instruktor.

8. Gunakanlah alat/instrumen yang disediakan sesuai dengan cara kerjanya. Bila

saudara tidak memahami cara kerjanya mintalah bantuan instruktor.

9. Berhati-hatilah bila bekerja dengan bahan uji yang berasal dari bahan-bahan

biologis seperti darah, saliva atau urin karena kemungkinan dapat terinfeksi kuman

atau virus berbahaya seperti HIV atau hepatitis.

- Sebaiknya gunakan sarung tangan karet sekali pakai, terutama bila ada luka.

- Hindari kemungkinan tertusuk jarum.

- Cuci tangan atau anggota badan yang kontak atau terpercik darah. Cuci

dengan cermat menggubankan sabun.

- Buang bahan yang mengandung darah dalam wadah plastik tertutup.

- Cuci alat-alat laboratorium dengan sabun dansterilisasi dengan

merendamnya dalam larutan natrium hipoklorit 0,5 % selama 30 menit.

- Bersihkan meja laboratorium dengan air sabun dan dengan larutan natrium

hipoklorit 0,5 %.

3

Page 4: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

1. KEBAKARAN

Jika terjadi kebakaran, yang harus dilakukan pertama kali adalah :

a. Semua kran pipa gas harus ditutup.

b. Padamkan api dengan bahan pemadam api yang tersedia.

c. Putuskan aliran listrik.

d. Jika ada yang terbakar, selimutilah dia dengan kain yang cukup basah.

Pakaian yang melekat dilepas dengan cara memotong-motong dengan

gunting dan segeralah dibawa ke rumah sakit.

2. TERKENA BAHAN KIMIA

Bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan luka atau kerusakan pada badan :

- H2SO4, HNO3, HCl, HF, dan CH3COOH

- KOH, NaOH dan NH4OH

- Pengoksidasi H2O2 pekat, amonia cair, senyawa-senyawa klor, kromat,

persulfat, kaporit, asam oksalat dan ammonium sulfida.

Anggota badan yang terkena bahan kimia tersebut di atas harus :

a. Dicuci dengan air sebanyak-banyaknya.

b. Setelah itu jika terkena asam kuat cucilah dengan larutan natrium

bikarbonat.

c. Jika yang mengenai anggota badan adalah basa kuat maka setelah dicuci

dengan air kemudian dicuci dengan air bor (H3BO3) atau asam asetat encer

(0,24 N).

d. Jika terkena air Brom maka anggota badan yang terkena dicuci dengan air

kemudian dengan campuran amoniak, minyak terpentin, alkohol (1:1:10).

e. Jika terkena oksidator kuat maka setelah dicuci dengan air dicuci lagi

dengan larutan ammonium sulfat encer.

f. Jika bahan kimia tersedot ke mulut dan tenggorokan berkumurlah dengan

air sebanyak-nbanyaknya. Minumlah air bersih 1 atau 2 gelas dan segera

pergi berobat ke dokter.

4

Page 5: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

3. GAS-GAS BERACUN

Gas-gas beracun pada umumnya CO, H2S, Uap Hg, HCN, NO2, Cl2 dan Br2.

a. untuk mencegah terjadinya keracunan oleh gas-gas tersebut maka

percobaaan yang menggunakan atau menimbulkan bahan-bahan beracun

tadi harus dilakukan dalam ruangan asam.

b. Jika mencium gas-gas tadi segeralah keluar dan bernafas dalam-dalam di

udara terbuka.

c. Jiak keadaannya parah pergilah segera ke dokter.

5

Page 6: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

DAFTAR ISI

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN ………...................................................…………7

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH…………..…..............................................9

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH..................................................…………...….11

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT..................................…………...….12

PEMERIKSAAN WAKTU PEMBEKUAN DARAH.............................................……...13

PEMERIKSAAN WAKTU PERDARAHAN .......................................................……....14

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH..................................................…………...….19

DAFTAR PUSTAKA ………………................................................……..……….. 20

6

Page 7: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (Hb)

Dasar teori

Hemoglobin merupakan protein sel darah merah (SDM) yang fungsinya antara lain :

1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dan jaringan ke paru-paru

2. Memberi warna merah pada darah.

3. Mempertahankan keseimbangan asam-basa dalam tubuli.

Hemoglobin mengandung protein globin yang berikatan dengan hem (senyawa besi porpirin),

mempunyai berat molekul 64450 dalton. Di dalam darah mengandung Hb antara 7,8 -12,2 mM/l atau

12,6 - 18,4 gr/dl, tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.

Pada setiap tetramer Hb mampu mengikat 4 atom oksigen, yang terikat pada atom ferro

(Fe2+) dalam hem. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen disebut oksihemoglobin (HbO2)

sedang yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb). Hemoglobin selain

terdapat dalam dua bentuk di atas, juga dapat berupa karbomonoksida hemoglobin (HbCO) jika

Hb mengikat gas CO hasil pembakaran yang tidak sempurna. Ikatan Hb dengan CO, 200 kali lebih

kuat dibanding ikatan Hb dengan oksigen. Dalam keadaan tertentu, Hb juga dapat berikatan

sehingga besi teroksidasi (Fe3+) membentuk methemoglobin (Met Hb .atau Hb (Fe3+). Hb dalam

bentuk MetHb akan menyebabkan kemampuan mengikat oksigennya menjadi hilang. Beberapa

derivat hemoglobin satu sama lain dapat dibedakan dengan cara pengenceran. HbO2 pada

pengenceran terlihat bewarna merah kekuningan, HbCO berwarna merah terang (carmine tint)

sedang deoksihemoglobin (Hb) berwarna merah kecoklatan.

Metode

Hemoglobin sianida (Sianomethemoglobin)

Prinsip

Hemoglobin dengan larutan K2Fe(CN)6 berubah menjadi methemoglobin kemudian menjadi

hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN dengan absorbansi maksimum pada 540 nm. Pengaturan pH

dilakukan dengan menambah KH2FO4, untuk mempercepat lisis eritrosit dan mengurangi

kekeruhan HiCN ditambah non ionic detergent. Absorbansi .warna berbanding lurus denyan

konsentrasi Hb.

Persiapan Reagen

Larutan isi satu botol reagen dengan 500 m akuabides, simpan dalam botol warna gelap.

Reagen stabil bila disimpan pada dalam gelap pada suhu 15 - 25 C selama 4 bulan.

Bahan dan Alat

7

Page 8: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

Bahan ; darah kapiler, darah vena-EDTA, akuabides dan reagen sianmethemoglobin.

Alat : erlenmeyer, tabung reaksi, spektrofotometer.

Cara kerja

1. Disiapkan 3 tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-maang diberi label Reagen blanko (RB),

Reagen standart (RTD) dan Reagen sampel (RPL)

2. Tabung RB diberi 5000 μl (5 cc) Reagen Hb Cyanida.

3. Tabung RTD diberi 20 μl sampel darah standar dan ditambah dengan 5000 μl Reagen Hb

Cyanida dicampur hingga homogen.

4. Tabung RPL diberi 20 μl sampel darah dan dilarnbah dengan 5000 μl Reagen Hb Cyanida

didiamkan selama 3 menit pada suhu kamar,

5. Diukur absorbansi RTD dan abs (RPL) terhadap reagen blanko pada panjang gelombang

578 nm.

Perhitungan:

Hb = Abs RPL

—————x15g/dl

Abs RTD

Nilai normal:

Wanita dewasa : 11,5-16,5 g/dl

Pria dewasa : 12,5-18 g/dl

Bayi <3 bulan : 13,5-19,5 g/dl

Balita > 3 bulan : 9,5-13,5 g/dl

Umur 1 tahun : 10,5 -13,5 g/dl

Umur 3-6 tahun : 12,0-14,0 g/dl

Umur 10-12 tahun : 11,5-14,5 g/dl

8

Page 9: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH Cara Westergren

Dasar teori

Di dalarn tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai

akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang

sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah merah akan mengendap dibagian

bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah (LED) berfungsi untuk mengukur

kecepatan pengendapan, darah merah di dalam plasma (mm/jam). Tiga fase LED meliputi;

(1) Fase pengendapan lambat l.

Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang; sulit

mengendap (1 - 30 menit).

(2) Fass pengendapan cepat

Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatif kecil, masa

menjadi lebih berat (30 - 60 menit)

(3) Fase pengendapan lambat II

Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung (60 - 120 menit).

Dalam keadaan normal nilai LED jarang sekali melebihi 10 mm per jam. LED ditentukan

dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang

mengendap pada akhir 1 jam (60 menit). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan (35

mm/jam), menstruasi, TBC paru-paru (65 mm/jam) dan pada keadaan infeksl terutama yang disertai

dengan kerusakan jaringan.

Metode yang dianjurkan oleh ICSH (International Communitet for Standardization in

Hematology) adalah cara westergren.

Bahan dan Alat

Bahan ; darah vena sambil 1,6 ml dan dicampur dengan Na Sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml.

Alat : tabung dan rak, tusuk tabung westergen.

Cara kerja

1. Isi tabung westergren dengan darah yang telah diberi Na sitrat 3,8% sampai garis tanda 0

pipet harus kering dan bersih.

2. Letakkan tabung pada rak westergren dan perhatikan supaya posisinya betul-betul tegak

lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari & getaran.

3. Setelah satu jam, baca hasilnya dengan satuan mm/jam,

9

Page 10: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

Nilai normal:Pada 1 jam : 1-10 mm/jamPada 2 jam : 10-20 mm/jam

10

Page 11: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

Dasar teori

Dr. Karl Landstiiner tahun 1900, memperkenalkan 4 macam golongan darah yaitu A, B, AB

dan O, hal tersebut didasarkan karena darah memiliki 2 faktor yaitu :

1. Antigen : ditemukan pada permukaan eritrosit.

2. Antibodi: terdapat dalam plasma (serum yang sifatnya dapat menghancurkan antigen).

Golongan darah ABO

Golongan darah Eritrosit Plasma (serum)

A Antigen A Antibodi B (anti B)

B Antigen B Antibodi A (anti A)

C Tidak ada antigen Antibodi A, B (anti AB)

Bahan dan Alat

Bahan : darah, reagen anti A, anti B, anti AB

Alat : kaca obyek

Cara kerja

1. Letakkan satu tetes reagen anti A disebelah kiri dan 1 tetes reagen anti B di sebelah kanan.

2. Setetes kecil darah diteteskan kepada kedua reagen tersebut dan dicampur dengan ujung lidi.

3. Perhatikan adanya aglutinasi.

Penafsiran hasil

Anti A Anti B Gol Darah

- - O

+ - A

- + B

+ + AB

11

Page 12: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

HlTUNG JUMLAH LEUKOSiT

Dasar teori

Larutan yang digunakan adalah larutan Turk yang berfungsi untuk melisiskan eritrosit dan mewarnai

leukosit, berisi:

Larutan gentian violet 1 ml.

asam asetat glasial 1 ml (3 ml),

aquadest ad 100 ml

Nilai normal leukosit 4000 -10.000

Pada leukopeni < 3000, leukositosis > 10.000 leukemia >40.000

Bahan dan Alat

Bahan: darah, larutan Turk

Alat : pipet, karet penghisap, bilik hitung, kaca penutup, pengukur waktu.

Cara kerja

(1) Mengisi pipet leukosit

a. Isap darah sampai tanda 0,5, hapus darah pada ujung pipet.

b. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk, isap pelan-pelan sampai tanda strip.

c. Pipet diangkat dan karet penghisap dilepaskan, kocok pipet dengan tangan.

(2) Mengisi kamar hitung

a. Letakkan kamar hitung yang bersih beserta kaca penutupnya di atas meja

b. Kocok pipet selama 3 menit.

c. Buang 2 - 3 tetes pertama.

d. Letakkan ujung pipet pada permukaan bilik hitung dan menyinggung pinggir kaca

penutup, dengan gaya kapiler, bilik hitung akan terisi.

e. Biarkan 1- 2 menit sampai leukosit mengendap.

f. Hitung semua leukosit pada 4 bidang besar.

Jumlah leukosit: N x 10 x 20

Keterangan : 10 = tinggi kaca penutup

20 = pengenceran

12

Page 13: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

WAKTU PEMBEKUAN DARAH

Dasar teori

Test waktu pembekuan digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah

untuk membeku. Adanya gangguan pada faktor koagulasi terutama yang membentuk tromboplastin,

maka waktu pembekuan akan memanjang.

Metode : Lee & White modifikasi

Bahan dan alat

Bahan : darah

Alat : spuit 0,5 cc, stopwacth

Cara kerja

1. Lakukan pengisian vena dengan spuit 0,5 cc.

2. Darah diletakkan pada kaca obyek dan hidupkan stopwacth.

3. Tiap 30 detik darah diangkat dengan lidi sampai terjadi pembekuan yang ditandai dengan

adanya benang fibrin.

4. Catat waktu terladinya pembekuan, hasilnya dinyatakan dalam menit. Nilai normal 2-6 menit.

13

Page 14: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

WAKTU PERDARAHAN

Metode : Duke

Percobaan ini terutama untuk menilai faktor hemostatis yang letaknya ekstravaskuler (di

luar dinding pembuluh darah). Apabila terjadi trombositopeni, waktu perdarahan akan memanjang,

juga apabila terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah.

Bahan dan alat

Bahan : alkohol 70%, darah

Alat : lanset, stopwacth

Cara kerja (Cara Duke)

1. Bersihkan anak daun telinga dengan alkohol 70% dan biarkan kering lagi.

2. Tusuklah pinggir anak daun telinga dengan lanset sedalam 2 mm.

3. Jika terlihat darah keluar, jalankan stopwacth.

4. Isaplah tetes darah yang keluar setiap 30 detik memakai kertas saring.

5. Catat waktu darah tidak dapat dihisap lagi.

Catatan:

Masa perdarahan normal antara 1 sampai 3 menit. Apabila melewati dari 10 menit, darah

belum berhenti, hentikan percobaan karena tidak ada gunanya.

14

Page 15: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

Tujuan Instruksional Khusus :

1. Mahasiswa akan dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan glukosa

darah untuk menegakkan diagnosa penyakit Diabetes Mellitus.

2. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar glukosa darah dengan GOD-PAP.

3. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan glukosa darah pada saat

praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.

DASAR TEORI

Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi system saraf dan eritrosit.

Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-glisero, dan

mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam

sitrat di dalam banyak jaringan tubuh.

Glukosa berasal sebagian besar diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk dari

berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dapat dibentuk

dari glikogen hati melalui glikogenolisis.

Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupakan salah

satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu

mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin,

suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan

mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi

sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan.

Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi

insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon.

Insulin, suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan

mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi

sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan.

Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi

15

Page 16: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya. Perubahan kadar glukosa

darah biasanya akan terjadi pada diabetes gravidarum.

Diabetes kehamilan adalah jenis diabetes yang menyerang semasa kehamilan dan

lazimnya hilang selepas kelahiran bayi. Kejadian biasa ini mempunyai hubungan dengan

kadar glukosa darah tinggi yang dikenali untuk kali pertama semasa kehamilan. Ia muncul

pada saat pertengahan usia kehamilan karena perubahan dalam hormon ibu.

Siapa yang menghadapi risiko menderita diabetes kehamilan?

Kaum wanita:

berusia melebihi 30 tahun

mempunyai sejarah keluarga untuk diabetes tipe 2

kelebihan berat

dari kumpulan ethnik tertentu seperti: India, Asia, Kepulauan Pasifik, Timor

Tengah

Bagaimana Diabetes Kehamilan didianosis?

Dianosis dibuat setelah pemeriksaan. Pemeriksaan darah dilaksanakan sebelum dan setelah

minuman glukosa diberikan. Lazimnya, pemeriksaan dilakukan pada bulan ke-6 dalam

kehamilan.

Adalah dinasihatkan bahwa semua perempuan yang hamil diperiksa untuk diabetes pada

antara minggu ke-26 dan ke-28 dalam masa kehamilan.

Perawatan

Perawatan adalah berasaskan makanan sehat dan latihan jasmani yang teratur seperti

berjalan-jalan.

Panduan untuk memakan secara sehat

Memakan berjenis-jenis makanan

Memakan makanan biasa dan makanan kecil seperti, tiga kali makanan sederhana

dan tiga kali makanan kecil yang dijadualkan rata-rata sepanjang hari

Memasukkan makanan karbohydrate (tepung) dalam tiap-tiap makanan biasa dan

makanan kecil seperti, roti "multigrain", padi-padian, berbagai kacang, pasta, beras,

buah-buahan dan sayur

Menghindari dari makanan dan minuman yang mengandung banyak gula

16

Page 17: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

Gunakan cara masakan dengan sedikit lemak saja dan memilih makanan yang

kurang lemak

Minum banyak air

Rancangan makanan sehat dapat membantu ibu dan bayinya. Adalah penting bahwa kaum

wanita mengawasi supaya keadaan diabetes mereka terkawal dengan melaksanakan

pemeriksaan darah dirumah setiap hari. Pastikan kadar glukosa darah berada dibawah 7

mmol/l 2 jam selepas makan.

Sekiranya makanan sehat dan latihan jasmani tidak dapat mengawal diabetes kehamilan,

suntikan insulin diperlukan untuk mempertahankan kehamilan. Insulin aman untuk anda

dan bayi. Obat-obatan untuk perawatan diabetes tidak diberikan semasa hamil.

Asalkan tiada kesulitan yang lain, kehamilan dapat diteruskan dengan biasa sehingga

melahirkan dengan bayi yang sehat.

Bagaimana Diabetes Kehamilan menjangkiti bayi saya?

Jika diabetes tidak dapat dijaga dengan baik, ia boleh menyebabkan masalah seperti bayi

besar, yang menyulitkan kelahirannya. Kemungkinan juga bayi mempunyai kadar glukosa

rendah untuk masa singkat selepas kelahiran. Jika masalah berlanjut, rujuk ke rumah sakit.

Apa yang terjadi selepas kelahiran bayi anda?

Selepas bayi dilahirkan, lazimnya diabetes lenyap.

Satu pemeriksaan glukosa darah khas dilakukan 6 minggu selepas kelahiran untuk

memastikan bahawa glukosa darah kembali ke kadar biasa. Biar pun begitu, wanita yang

menderita diabetes kehamilan mempunyai risiko leebih terkena diabetes tipe 2 kemudian.

Untuk mencegah permulaan diabetes tipe 2, adalah penting untuk:

meneruskan makanan sehat

mempertahankan berat sehat

adakan latihan jasmani

memeriksa glukosa darah tiap-tiap 1 – 2 tahun

17

Page 18: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

Cara pemeriksaan glukosa darah

Bahan dan alat:

1. GlucoSure digital

2. lancet steril

3. kapas alkohol

4. stik glukosa

Cara kerja:

1. jari tangan disterilkan dengan kapas alkohol

2. teteskan darah yang keluar pada stik glukosa

3. masukkan stik glukosa pada alat GlucoSure

4. baca hasil pemeriksaan

kadar normal glukosa darah: 80-120 gr/dl

BAHAN

Reagen GOD – PAP

Reagen Standard Glukosa

Serum atau plasma

ALAT

Tabung reaksi ukuran 5 ml

Rak tabung reaksi

Pipet ukuran 30 l dan 1000 l

Spektrofotometer

CARA KERJA

1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi ukuran 5 ml, masing-masing diberi label RB

(Reagen Blanko), STD (Reagen Standard) dan SPL (Reagen Sampel).

2. Tabung RB diberi 3.000 µl Reagen GOD – PAP.

3. Tabung STD diberi 30 µl Reagen standard glukosa dan ditambah dengan 3.000 µl

Reagen GOD - PAP, dicampur hingga homogen.

4. Tabung SPL diberi 30 µl serum dan ditambah dengan 3.000 µl Reagen GOD -

PAP, dicampur hingga homogen.

18

Page 19: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

5. Selanjutnya masing-masing diinkubasi selama 15 menit pada temperatur kamar.

6. Diukur Absorbansinya (A) Standard dan Abs Sampel terhadap Reagen Blanko

(RB) dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm.

Pengukuran terhadap Reagen Blanko

RB STD SPL

Sample

(µl)-- -- 30

Standard

(STD)-- 30 --

Reagen

(µl)3000 3000 3000

Campur, inkubasi 15 mnt (20 – 25 ºC). Ukur dengan

spektrofotometer pada panjang gel 546 nm Abs (A), standar A(STD) dan

sample A(SPL) terhadap blanko reagen (RB) dalam 10 menit.

PERHITUNGAN

Kadar Glukosa (mg/dl) = A SPL X 100 mg/dl

A STD

atau A SPL X 5,55 mmol/l

A STD

LINEARITAS

Batas linearitas alat sampai dengan kadar 700 mg/dl sehingga hasil yang

lebih tinggi dari angka tersebut, serum harus diencerkan dengan NaCl 0,9%

dengan perbandingan 1+1, hasil dikalikan dengan 2.

19

Page 20: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

NILAI NORMAL

Serum atau plasma = 75 – 115 mg/dl atau 4,2 – 6,4 mmol/l

PERTANYAAN :

1. Jelaskan mengapa pada penyakit Diabetea Mellitus terjadi

peningkatan kadar glukosa darah

2. Mengapa sering terjadi ketoasidosis pada kasus DM?

20

Page 21: Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Teknik Imunokromatografi HCG. Penerbit Bavaria Coubived. Jakarta.

2. Bag. Biokimia FKUI, 2001, Biokimia : Eksperimen Laboratorium, Cetakan I,

Penerbit Widya Medika, Jakarta.

3. Colli, Diane. S, 1996, Ringkasan Biokimia Harper, Cetakan V, EGC, Jakarta.

4. Gandasubrata 1985. Penuntun Laboratorium Klinik. Penerbit FKUI. Jakarta.

5. Kresno S.B. 2000. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Penerbit FKUI. Jakarta.

6. Lehninger., 1981, Dasar-dasar Biokimia, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

7. Lehninger., 1981, Dasar-dasar Biokimia, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

8. Lehninger., 1981, Dasar-dasar Biokimia, Jilid 3, Erlangga, Jakarta.

9. Murray et al., 2000, Harper’s Biochemistry, Twenty-fifth Edition, McGraw-Hill

Co, New York.

10.Sadikin, Muhammad, 2003, BIOKIMIA DARAH, Cetakan I, Penerbit Widya

Medika, Jakarta.

11. Wirawan R & E. Silman 2000. Penuntun Pemeriksaan Hematologi Sederhana. Penerbit

FKUI, Jakarta.

21