Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi
-
Upload
imas-anggraeni -
Category
Documents
-
view
41 -
download
3
Transcript of Petunjuk Praktikum Blok Sirkulasi Dan Oksigenasi
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM
B I O K I M I A
Disusun oleh :
Dr. Saryono, SKp., MKes.
JURUSAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
2013
1
PERATURAN DAN TATA TERTIB
1. Praktikan harus datang 15 menit sebelum praktikum dimulai, memakai jas
praktikum selama praktikum. Jika punya kaca mata sebaiknya dipakai (buka riben).
2. Alat-alat yang akan dipakai praktikum harus sudah dibersihkan sebelum praktikum
dimulai.
3. Praktikan harus mempelajarai terlebih dahulu materi praktikum baik teori yang
mendasari percobaan maupun tujuan sasaran belajar dan prosedur percobaan.
4. Praktikan harus membuat laporan dengan sistimatika : Judul, Tujuan, Prinsip,
Bahan dan Alat, Prosedur Kerja, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, yang
disiapkan dari rumah, sedangkan data, pembahasan dan kesimpulan dibuat setelah
selesai praktikum. Laporan diketik dengan komputer huruf Times Roman 12 spasi
1,5.
5. Praktikum hrus membawa kertas tissu untuk melap dan mengeringkan alat-alat
gelas yang dipakai.
6. Praktikum wajib mengganti alat-alat yang dipecahkan atau dirusakkan dengan
merk dan kualits yang sama.
7. Jagalah kebersihan : membuang residu harus di tempat yang disediakan tidak boleh
di bak air, bahan kimia tidak boleh berceceran di lantai, dan tidak boleh merokok.
8. Hindarilah kesalahan dan cegahlah kecelakaan menimpa diri sendiri atau orang
lain.
9. Assisten wajib membimbing praktikum dengan sebaik-baiknya agar praktiukum
lancar dan membimbing diskusi setelah semua praktikum dalam kelompok yang
dibimbing selesai.
10. Assisten sepengetahuan koordinator praktikum berhak melarang praktikum
mengikuti praktikum jika tidak memenuhi peraturan dan tata tertib di atas dengan
alasan yang tepat.
11. Praktikan yang sudah menyelesaikan semua acara praktikum dan lulus responsi
berhak memperoleh Surat Lepas Praktikum tanpa dipungut biaya.
2
PETUNJUK UMUM
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
1. Dilarang makan dan minum dalam ruang laboratorium, karena beberpa bahan
kimia/bahan biologis yang digunakan bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.
2. Mahasiswa wajib mengunakan jas laboratorium dan alas kaki/sepatu yang tertutup.
3. Rambut harus ringkas dan tidak boleh tergerai.
4. Dilarang menghisap pipet dengan mulut untuk asam dan basa kuat (seperti HCl,
H2SO4, HNO3, Asam asetat glasial, NH4OH, NaOH). Gunakan buret ! Atau pipet
dengan bola penghisap ! Untuk memindahkan asam/basa kuat atau bahan-bahan
beracun ke dalam tabung yang anda gunakan dan lakukan di dalam lemari asam.
5. Bila terjadi kontak dengan bahan-bahan berbahaya, korosif atau beracun, segera
bilas dengan air sebanyak-banyaknya dan segera laporkan kepada instruktur.
6. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup, untuk
mencegah inhalasi bahan-bahan tersebut.
7. Jangan samapai menumpahkan bahan-bahan kimia di meja kerja atau pada lantai.
Hal ini terutama berlaku untuk asam dan basa pekat. Segera laporkan kepada
instruktor.
8. Gunakanlah alat/instrumen yang disediakan sesuai dengan cara kerjanya. Bila
saudara tidak memahami cara kerjanya mintalah bantuan instruktor.
9. Berhati-hatilah bila bekerja dengan bahan uji yang berasal dari bahan-bahan
biologis seperti darah, saliva atau urin karena kemungkinan dapat terinfeksi kuman
atau virus berbahaya seperti HIV atau hepatitis.
- Sebaiknya gunakan sarung tangan karet sekali pakai, terutama bila ada luka.
- Hindari kemungkinan tertusuk jarum.
- Cuci tangan atau anggota badan yang kontak atau terpercik darah. Cuci
dengan cermat menggubankan sabun.
- Buang bahan yang mengandung darah dalam wadah plastik tertutup.
- Cuci alat-alat laboratorium dengan sabun dansterilisasi dengan
merendamnya dalam larutan natrium hipoklorit 0,5 % selama 30 menit.
- Bersihkan meja laboratorium dengan air sabun dan dengan larutan natrium
hipoklorit 0,5 %.
3
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
1. KEBAKARAN
Jika terjadi kebakaran, yang harus dilakukan pertama kali adalah :
a. Semua kran pipa gas harus ditutup.
b. Padamkan api dengan bahan pemadam api yang tersedia.
c. Putuskan aliran listrik.
d. Jika ada yang terbakar, selimutilah dia dengan kain yang cukup basah.
Pakaian yang melekat dilepas dengan cara memotong-motong dengan
gunting dan segeralah dibawa ke rumah sakit.
2. TERKENA BAHAN KIMIA
Bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan luka atau kerusakan pada badan :
- H2SO4, HNO3, HCl, HF, dan CH3COOH
- KOH, NaOH dan NH4OH
- Pengoksidasi H2O2 pekat, amonia cair, senyawa-senyawa klor, kromat,
persulfat, kaporit, asam oksalat dan ammonium sulfida.
Anggota badan yang terkena bahan kimia tersebut di atas harus :
a. Dicuci dengan air sebanyak-banyaknya.
b. Setelah itu jika terkena asam kuat cucilah dengan larutan natrium
bikarbonat.
c. Jika yang mengenai anggota badan adalah basa kuat maka setelah dicuci
dengan air kemudian dicuci dengan air bor (H3BO3) atau asam asetat encer
(0,24 N).
d. Jika terkena air Brom maka anggota badan yang terkena dicuci dengan air
kemudian dengan campuran amoniak, minyak terpentin, alkohol (1:1:10).
e. Jika terkena oksidator kuat maka setelah dicuci dengan air dicuci lagi
dengan larutan ammonium sulfat encer.
f. Jika bahan kimia tersedot ke mulut dan tenggorokan berkumurlah dengan
air sebanyak-nbanyaknya. Minumlah air bersih 1 atau 2 gelas dan segera
pergi berobat ke dokter.
4
3. GAS-GAS BERACUN
Gas-gas beracun pada umumnya CO, H2S, Uap Hg, HCN, NO2, Cl2 dan Br2.
a. untuk mencegah terjadinya keracunan oleh gas-gas tersebut maka
percobaaan yang menggunakan atau menimbulkan bahan-bahan beracun
tadi harus dilakukan dalam ruangan asam.
b. Jika mencium gas-gas tadi segeralah keluar dan bernafas dalam-dalam di
udara terbuka.
c. Jiak keadaannya parah pergilah segera ke dokter.
5
DAFTAR ISI
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN ………...................................................…………7
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH…………..…..............................................9
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH..................................................…………...….11
PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT..................................…………...….12
PEMERIKSAAN WAKTU PEMBEKUAN DARAH.............................................……...13
PEMERIKSAAN WAKTU PERDARAHAN .......................................................……....14
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH..................................................…………...….19
DAFTAR PUSTAKA ………………................................................……..……….. 20
6
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (Hb)
Dasar teori
Hemoglobin merupakan protein sel darah merah (SDM) yang fungsinya antara lain :
1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dan jaringan ke paru-paru
2. Memberi warna merah pada darah.
3. Mempertahankan keseimbangan asam-basa dalam tubuli.
Hemoglobin mengandung protein globin yang berikatan dengan hem (senyawa besi porpirin),
mempunyai berat molekul 64450 dalton. Di dalam darah mengandung Hb antara 7,8 -12,2 mM/l atau
12,6 - 18,4 gr/dl, tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.
Pada setiap tetramer Hb mampu mengikat 4 atom oksigen, yang terikat pada atom ferro
(Fe2+) dalam hem. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen disebut oksihemoglobin (HbO2)
sedang yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb). Hemoglobin selain
terdapat dalam dua bentuk di atas, juga dapat berupa karbomonoksida hemoglobin (HbCO) jika
Hb mengikat gas CO hasil pembakaran yang tidak sempurna. Ikatan Hb dengan CO, 200 kali lebih
kuat dibanding ikatan Hb dengan oksigen. Dalam keadaan tertentu, Hb juga dapat berikatan
sehingga besi teroksidasi (Fe3+) membentuk methemoglobin (Met Hb .atau Hb (Fe3+). Hb dalam
bentuk MetHb akan menyebabkan kemampuan mengikat oksigennya menjadi hilang. Beberapa
derivat hemoglobin satu sama lain dapat dibedakan dengan cara pengenceran. HbO2 pada
pengenceran terlihat bewarna merah kekuningan, HbCO berwarna merah terang (carmine tint)
sedang deoksihemoglobin (Hb) berwarna merah kecoklatan.
Metode
Hemoglobin sianida (Sianomethemoglobin)
Prinsip
Hemoglobin dengan larutan K2Fe(CN)6 berubah menjadi methemoglobin kemudian menjadi
hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN dengan absorbansi maksimum pada 540 nm. Pengaturan pH
dilakukan dengan menambah KH2FO4, untuk mempercepat lisis eritrosit dan mengurangi
kekeruhan HiCN ditambah non ionic detergent. Absorbansi .warna berbanding lurus denyan
konsentrasi Hb.
Persiapan Reagen
Larutan isi satu botol reagen dengan 500 m akuabides, simpan dalam botol warna gelap.
Reagen stabil bila disimpan pada dalam gelap pada suhu 15 - 25 C selama 4 bulan.
Bahan dan Alat
7
Bahan ; darah kapiler, darah vena-EDTA, akuabides dan reagen sianmethemoglobin.
Alat : erlenmeyer, tabung reaksi, spektrofotometer.
Cara kerja
1. Disiapkan 3 tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-maang diberi label Reagen blanko (RB),
Reagen standart (RTD) dan Reagen sampel (RPL)
2. Tabung RB diberi 5000 μl (5 cc) Reagen Hb Cyanida.
3. Tabung RTD diberi 20 μl sampel darah standar dan ditambah dengan 5000 μl Reagen Hb
Cyanida dicampur hingga homogen.
4. Tabung RPL diberi 20 μl sampel darah dan dilarnbah dengan 5000 μl Reagen Hb Cyanida
didiamkan selama 3 menit pada suhu kamar,
5. Diukur absorbansi RTD dan abs (RPL) terhadap reagen blanko pada panjang gelombang
578 nm.
Perhitungan:
Hb = Abs RPL
—————x15g/dl
Abs RTD
Nilai normal:
Wanita dewasa : 11,5-16,5 g/dl
Pria dewasa : 12,5-18 g/dl
Bayi <3 bulan : 13,5-19,5 g/dl
Balita > 3 bulan : 9,5-13,5 g/dl
Umur 1 tahun : 10,5 -13,5 g/dl
Umur 3-6 tahun : 12,0-14,0 g/dl
Umur 10-12 tahun : 11,5-14,5 g/dl
8
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH Cara Westergren
Dasar teori
Di dalarn tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai
akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang
sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah merah akan mengendap dibagian
bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah (LED) berfungsi untuk mengukur
kecepatan pengendapan, darah merah di dalam plasma (mm/jam). Tiga fase LED meliputi;
(1) Fase pengendapan lambat l.
Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang; sulit
mengendap (1 - 30 menit).
(2) Fass pengendapan cepat
Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatif kecil, masa
menjadi lebih berat (30 - 60 menit)
(3) Fase pengendapan lambat II
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung (60 - 120 menit).
Dalam keadaan normal nilai LED jarang sekali melebihi 10 mm per jam. LED ditentukan
dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang
mengendap pada akhir 1 jam (60 menit). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan (35
mm/jam), menstruasi, TBC paru-paru (65 mm/jam) dan pada keadaan infeksl terutama yang disertai
dengan kerusakan jaringan.
Metode yang dianjurkan oleh ICSH (International Communitet for Standardization in
Hematology) adalah cara westergren.
Bahan dan Alat
Bahan ; darah vena sambil 1,6 ml dan dicampur dengan Na Sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml.
Alat : tabung dan rak, tusuk tabung westergen.
Cara kerja
1. Isi tabung westergren dengan darah yang telah diberi Na sitrat 3,8% sampai garis tanda 0
pipet harus kering dan bersih.
2. Letakkan tabung pada rak westergren dan perhatikan supaya posisinya betul-betul tegak
lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari & getaran.
3. Setelah satu jam, baca hasilnya dengan satuan mm/jam,
9
Nilai normal:Pada 1 jam : 1-10 mm/jamPada 2 jam : 10-20 mm/jam
10
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
Dasar teori
Dr. Karl Landstiiner tahun 1900, memperkenalkan 4 macam golongan darah yaitu A, B, AB
dan O, hal tersebut didasarkan karena darah memiliki 2 faktor yaitu :
1. Antigen : ditemukan pada permukaan eritrosit.
2. Antibodi: terdapat dalam plasma (serum yang sifatnya dapat menghancurkan antigen).
Golongan darah ABO
Golongan darah Eritrosit Plasma (serum)
A Antigen A Antibodi B (anti B)
B Antigen B Antibodi A (anti A)
C Tidak ada antigen Antibodi A, B (anti AB)
Bahan dan Alat
Bahan : darah, reagen anti A, anti B, anti AB
Alat : kaca obyek
Cara kerja
1. Letakkan satu tetes reagen anti A disebelah kiri dan 1 tetes reagen anti B di sebelah kanan.
2. Setetes kecil darah diteteskan kepada kedua reagen tersebut dan dicampur dengan ujung lidi.
3. Perhatikan adanya aglutinasi.
Penafsiran hasil
Anti A Anti B Gol Darah
- - O
+ - A
- + B
+ + AB
11
HlTUNG JUMLAH LEUKOSiT
Dasar teori
Larutan yang digunakan adalah larutan Turk yang berfungsi untuk melisiskan eritrosit dan mewarnai
leukosit, berisi:
Larutan gentian violet 1 ml.
asam asetat glasial 1 ml (3 ml),
aquadest ad 100 ml
Nilai normal leukosit 4000 -10.000
Pada leukopeni < 3000, leukositosis > 10.000 leukemia >40.000
Bahan dan Alat
Bahan: darah, larutan Turk
Alat : pipet, karet penghisap, bilik hitung, kaca penutup, pengukur waktu.
Cara kerja
(1) Mengisi pipet leukosit
a. Isap darah sampai tanda 0,5, hapus darah pada ujung pipet.
b. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk, isap pelan-pelan sampai tanda strip.
c. Pipet diangkat dan karet penghisap dilepaskan, kocok pipet dengan tangan.
(2) Mengisi kamar hitung
a. Letakkan kamar hitung yang bersih beserta kaca penutupnya di atas meja
b. Kocok pipet selama 3 menit.
c. Buang 2 - 3 tetes pertama.
d. Letakkan ujung pipet pada permukaan bilik hitung dan menyinggung pinggir kaca
penutup, dengan gaya kapiler, bilik hitung akan terisi.
e. Biarkan 1- 2 menit sampai leukosit mengendap.
f. Hitung semua leukosit pada 4 bidang besar.
Jumlah leukosit: N x 10 x 20
Keterangan : 10 = tinggi kaca penutup
20 = pengenceran
12
WAKTU PEMBEKUAN DARAH
Dasar teori
Test waktu pembekuan digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah
untuk membeku. Adanya gangguan pada faktor koagulasi terutama yang membentuk tromboplastin,
maka waktu pembekuan akan memanjang.
Metode : Lee & White modifikasi
Bahan dan alat
Bahan : darah
Alat : spuit 0,5 cc, stopwacth
Cara kerja
1. Lakukan pengisian vena dengan spuit 0,5 cc.
2. Darah diletakkan pada kaca obyek dan hidupkan stopwacth.
3. Tiap 30 detik darah diangkat dengan lidi sampai terjadi pembekuan yang ditandai dengan
adanya benang fibrin.
4. Catat waktu terladinya pembekuan, hasilnya dinyatakan dalam menit. Nilai normal 2-6 menit.
13
WAKTU PERDARAHAN
Metode : Duke
Percobaan ini terutama untuk menilai faktor hemostatis yang letaknya ekstravaskuler (di
luar dinding pembuluh darah). Apabila terjadi trombositopeni, waktu perdarahan akan memanjang,
juga apabila terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah.
Bahan dan alat
Bahan : alkohol 70%, darah
Alat : lanset, stopwacth
Cara kerja (Cara Duke)
1. Bersihkan anak daun telinga dengan alkohol 70% dan biarkan kering lagi.
2. Tusuklah pinggir anak daun telinga dengan lanset sedalam 2 mm.
3. Jika terlihat darah keluar, jalankan stopwacth.
4. Isaplah tetes darah yang keluar setiap 30 detik memakai kertas saring.
5. Catat waktu darah tidak dapat dihisap lagi.
Catatan:
Masa perdarahan normal antara 1 sampai 3 menit. Apabila melewati dari 10 menit, darah
belum berhenti, hentikan percobaan karena tidak ada gunanya.
14
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa akan dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan glukosa
darah untuk menegakkan diagnosa penyakit Diabetes Mellitus.
2. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar glukosa darah dengan GOD-PAP.
3. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan glukosa darah pada saat
praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.
DASAR TEORI
Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi system saraf dan eritrosit.
Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-glisero, dan
mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam
sitrat di dalam banyak jaringan tubuh.
Glukosa berasal sebagian besar diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk dari
berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dapat dibentuk
dari glikogen hati melalui glikogenolisis.
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupakan salah
satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu
mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon.
Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin,
suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan
mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi
sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan.
Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi
insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya.
Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon.
Insulin, suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan
mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi
sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan.
Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi
15
insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya. Perubahan kadar glukosa
darah biasanya akan terjadi pada diabetes gravidarum.
Diabetes kehamilan adalah jenis diabetes yang menyerang semasa kehamilan dan
lazimnya hilang selepas kelahiran bayi. Kejadian biasa ini mempunyai hubungan dengan
kadar glukosa darah tinggi yang dikenali untuk kali pertama semasa kehamilan. Ia muncul
pada saat pertengahan usia kehamilan karena perubahan dalam hormon ibu.
Siapa yang menghadapi risiko menderita diabetes kehamilan?
Kaum wanita:
berusia melebihi 30 tahun
mempunyai sejarah keluarga untuk diabetes tipe 2
kelebihan berat
dari kumpulan ethnik tertentu seperti: India, Asia, Kepulauan Pasifik, Timor
Tengah
Bagaimana Diabetes Kehamilan didianosis?
Dianosis dibuat setelah pemeriksaan. Pemeriksaan darah dilaksanakan sebelum dan setelah
minuman glukosa diberikan. Lazimnya, pemeriksaan dilakukan pada bulan ke-6 dalam
kehamilan.
Adalah dinasihatkan bahwa semua perempuan yang hamil diperiksa untuk diabetes pada
antara minggu ke-26 dan ke-28 dalam masa kehamilan.
Perawatan
Perawatan adalah berasaskan makanan sehat dan latihan jasmani yang teratur seperti
berjalan-jalan.
Panduan untuk memakan secara sehat
Memakan berjenis-jenis makanan
Memakan makanan biasa dan makanan kecil seperti, tiga kali makanan sederhana
dan tiga kali makanan kecil yang dijadualkan rata-rata sepanjang hari
Memasukkan makanan karbohydrate (tepung) dalam tiap-tiap makanan biasa dan
makanan kecil seperti, roti "multigrain", padi-padian, berbagai kacang, pasta, beras,
buah-buahan dan sayur
Menghindari dari makanan dan minuman yang mengandung banyak gula
16
Gunakan cara masakan dengan sedikit lemak saja dan memilih makanan yang
kurang lemak
Minum banyak air
Rancangan makanan sehat dapat membantu ibu dan bayinya. Adalah penting bahwa kaum
wanita mengawasi supaya keadaan diabetes mereka terkawal dengan melaksanakan
pemeriksaan darah dirumah setiap hari. Pastikan kadar glukosa darah berada dibawah 7
mmol/l 2 jam selepas makan.
Sekiranya makanan sehat dan latihan jasmani tidak dapat mengawal diabetes kehamilan,
suntikan insulin diperlukan untuk mempertahankan kehamilan. Insulin aman untuk anda
dan bayi. Obat-obatan untuk perawatan diabetes tidak diberikan semasa hamil.
Asalkan tiada kesulitan yang lain, kehamilan dapat diteruskan dengan biasa sehingga
melahirkan dengan bayi yang sehat.
Bagaimana Diabetes Kehamilan menjangkiti bayi saya?
Jika diabetes tidak dapat dijaga dengan baik, ia boleh menyebabkan masalah seperti bayi
besar, yang menyulitkan kelahirannya. Kemungkinan juga bayi mempunyai kadar glukosa
rendah untuk masa singkat selepas kelahiran. Jika masalah berlanjut, rujuk ke rumah sakit.
Apa yang terjadi selepas kelahiran bayi anda?
Selepas bayi dilahirkan, lazimnya diabetes lenyap.
Satu pemeriksaan glukosa darah khas dilakukan 6 minggu selepas kelahiran untuk
memastikan bahawa glukosa darah kembali ke kadar biasa. Biar pun begitu, wanita yang
menderita diabetes kehamilan mempunyai risiko leebih terkena diabetes tipe 2 kemudian.
Untuk mencegah permulaan diabetes tipe 2, adalah penting untuk:
meneruskan makanan sehat
mempertahankan berat sehat
adakan latihan jasmani
memeriksa glukosa darah tiap-tiap 1 – 2 tahun
17
Cara pemeriksaan glukosa darah
Bahan dan alat:
1. GlucoSure digital
2. lancet steril
3. kapas alkohol
4. stik glukosa
Cara kerja:
1. jari tangan disterilkan dengan kapas alkohol
2. teteskan darah yang keluar pada stik glukosa
3. masukkan stik glukosa pada alat GlucoSure
4. baca hasil pemeriksaan
kadar normal glukosa darah: 80-120 gr/dl
BAHAN
Reagen GOD – PAP
Reagen Standard Glukosa
Serum atau plasma
ALAT
Tabung reaksi ukuran 5 ml
Rak tabung reaksi
Pipet ukuran 30 l dan 1000 l
Spektrofotometer
CARA KERJA
1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi ukuran 5 ml, masing-masing diberi label RB
(Reagen Blanko), STD (Reagen Standard) dan SPL (Reagen Sampel).
2. Tabung RB diberi 3.000 µl Reagen GOD – PAP.
3. Tabung STD diberi 30 µl Reagen standard glukosa dan ditambah dengan 3.000 µl
Reagen GOD - PAP, dicampur hingga homogen.
4. Tabung SPL diberi 30 µl serum dan ditambah dengan 3.000 µl Reagen GOD -
PAP, dicampur hingga homogen.
18
5. Selanjutnya masing-masing diinkubasi selama 15 menit pada temperatur kamar.
6. Diukur Absorbansinya (A) Standard dan Abs Sampel terhadap Reagen Blanko
(RB) dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm.
Pengukuran terhadap Reagen Blanko
RB STD SPL
Sample
(µl)-- -- 30
Standard
(STD)-- 30 --
Reagen
(µl)3000 3000 3000
Campur, inkubasi 15 mnt (20 – 25 ºC). Ukur dengan
spektrofotometer pada panjang gel 546 nm Abs (A), standar A(STD) dan
sample A(SPL) terhadap blanko reagen (RB) dalam 10 menit.
PERHITUNGAN
Kadar Glukosa (mg/dl) = A SPL X 100 mg/dl
A STD
atau A SPL X 5,55 mmol/l
A STD
LINEARITAS
Batas linearitas alat sampai dengan kadar 700 mg/dl sehingga hasil yang
lebih tinggi dari angka tersebut, serum harus diencerkan dengan NaCl 0,9%
dengan perbandingan 1+1, hasil dikalikan dengan 2.
19
NILAI NORMAL
Serum atau plasma = 75 – 115 mg/dl atau 4,2 – 6,4 mmol/l
PERTANYAAN :
1. Jelaskan mengapa pada penyakit Diabetea Mellitus terjadi
peningkatan kadar glukosa darah
2. Mengapa sering terjadi ketoasidosis pada kasus DM?
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Teknik Imunokromatografi HCG. Penerbit Bavaria Coubived. Jakarta.
2. Bag. Biokimia FKUI, 2001, Biokimia : Eksperimen Laboratorium, Cetakan I,
Penerbit Widya Medika, Jakarta.
3. Colli, Diane. S, 1996, Ringkasan Biokimia Harper, Cetakan V, EGC, Jakarta.
4. Gandasubrata 1985. Penuntun Laboratorium Klinik. Penerbit FKUI. Jakarta.
5. Kresno S.B. 2000. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Penerbit FKUI. Jakarta.
6. Lehninger., 1981, Dasar-dasar Biokimia, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
7. Lehninger., 1981, Dasar-dasar Biokimia, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
8. Lehninger., 1981, Dasar-dasar Biokimia, Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
9. Murray et al., 2000, Harper’s Biochemistry, Twenty-fifth Edition, McGraw-Hill
Co, New York.
10.Sadikin, Muhammad, 2003, BIOKIMIA DARAH, Cetakan I, Penerbit Widya
Medika, Jakarta.
11. Wirawan R & E. Silman 2000. Penuntun Pemeriksaan Hematologi Sederhana. Penerbit
FKUI, Jakarta.
21