PERTUMBUHAN MISELLIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAMeprints.ums.ac.id/55692/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · media...

13
PERTUMBUHAN MISELLIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA AMPAS KOPI DAN MEDIA KARDUS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: DINIK RUSMALIYAH PUTRI A420130134 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of PERTUMBUHAN MISELLIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAMeprints.ums.ac.id/55692/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · media...

PERTUMBUHAN MISELLIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA

MEDIA AMPAS KOPI DAN MEDIA KARDUS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

DINIK RUSMALIYAH PUTRI

A420130134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

i

PERSETUJUAN

PERTUMBUHAN MISELLIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA

MEDIA AMPAS KOPI DAN MEDIA KARDUS

Oleh:

DINIK RUSMALIYAH PUTRI

A420130134

Artikel Publikasi telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan di

hadapan tim penguji skripsi.

Surakarta, 07 Agustus 2017

(Dra.Suparti, M.Si)

NIDN. 0001065711

ii

PENGESAHAN

PERTUMBUHAN MISELLIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA

MEDIA AMPAS KOPI DAN KARDUS

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

DINIK RUSMALIYAH PUTRI

A420130134

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Hari Kamis, 10 Agustus 2017

Susunan Dewan Penguji

1. Dra. Suparti, M.Si. ( )

(Dewan Penguji I)

2. Drs. Djumadi, M. Kes ( )

(Dewan Penguji II)

3. Efri Roziaty, M. Si ( )

(Dewan Penguji III)

Surakarta, 10 Agustus 2017

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(Prof. Dr Harun Joko Prayitno, M.Hum)

NIDN. 0028046501

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara

tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 07 Agustus 2017

Penulis

Dinik Rusmaliyah Putri

A420130134

1

MYCELIUM F2 SEEDS GROWTH OF OYSTER MUSHROOM (Pleurotus

ostreatus) AND STRAW MUSHROOM (Volvariella volvaceae) BY USING

MEDIUM OF COFFEE GROUNDS AND CARDBOARD

ABSTRAK

Bibit F2 merupakan turunan dari biakan murni F1 yang ditanam pada

media khususnya mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Pada umumnya

menggunakan sekam padi dan gergaji kayu sengon. Ampas kopi dan kardus

memiliki kandungan (selulosa, hemiselulosa dan lignin) yang dapat digunakan

sebagai inovasi pembibitan F2 dan pertumbuhan misellium jamur tiram dan jamur

merang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan misellium bibit F2

jamur tiram dan jamur merang pada media ampas kopi dan kardus. Media kardus

yang paling optimal pada pertumbuhan misellium. Jenis penelitian yang

digunakan berupa eksperimen dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)

pola faktorial yang dilaksanakan dalam 2 kali pengulangan. Faktor 1 Ampas Kopi

pada jamur tiram (M1J1), pada jamur merang (M1J2). Faktor 2 Kardus pada

jamur tiram (M2J1), pada jamur merang (M2J2). Parameter yang diukur adalah

panjang misellium, penyebaran misellium dan ketebalan misellium jamur tiram

dan jamur merang. Teknik analisis menggunakan deskriptif kuantitatif.

Berdasarkan hasil yang diperoleh terhadap pertumbuhan panjang misellium bibit

F2 jamur tiram dan jamur merang tertinggi pada media kardus yaitu 5 cm/hari,

penyebaran miselliumnya rapat, untuk ketebalannya dikategorikan tebal ,

kandungan nutrisi yang mempengaruhi pertumbuhan misellium sedangkan

pertumbuhan bibit F2 jamur tiram dan jamur merang terendah pada media ampas

kopi yaitu 2,5 cm/hari, penyebaran miselliumnya rapat tipis, ketebalannya

tumbuh rapat tipis

Kata kunci : Ampas kopi, kardus, jamur tiram, jamur merang, pertumbuhan

misellium bibit F2

ABSTRACT

F2 Seeds were derivatives of original F1 seeds that grown on the special medium

that containing cellulose, hemicelluloses, and lignin. Generally, it used rice husks

and Sengon wood-flakes. Coffee grounds and cardboard contain (cellulose,

hemicelluloses, and lignin) which can be used as an innovation of F2 nursery and

growth of mycelium oyster mushroom and straw mushroom. The purpose of this

study was to know the growth of mycelium F2 seeds of oyster mushroom and

straw mushroom by using medium of coffee grounds and cardboard. The medium

of cardboard was the most optimal one in the growth of mycelium. This research

used the experimental method by using completely random design (CRD) factorial

pattern that was implemented in two repetitions. Factor 1, coffee grounds on

oyster mushroom (M2J1) and straw mushroom (M2J1). Factor 2, cardboard on

oyster mushroom (M2J1) and straw mushroom (M2J2). The parameters measured

were the length of mycelium, the spread of mycelium, and the mycelium’s

2

thickness of the oyster mushroom and straw mushroom. The technique of analysis

used quantitative descriptive analysis. Based on the results obtained on the

growth of the highest mycelium F2 seeds of oyster mushroom and the highest

mushroom on the cardboard medium was 5 cm/day, the dispersion of mycelium

was closely, the thicknesses was thick. The nutrient content affecting mycelium

growth while growth of F2 seeds of oyster mushroom and straw mushroom lowest

in coffee grounds medium that was 2.5 cm/day, the dispersion of mycelium was

denser and the thickness grew thinner.

Key words: Coffee grounds, cardboard, oyster mushroom, straw mushroom,

mycelium F2 seeds growth

1. PENDAHULUAN

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan sempurna dan tujuannya

diciptakannya manusia di bumi yaitu sebagai khalifah di muka bumi yang

seyogyanya kita menjaga dan melestarikan segala sesuatu yang di ciptakan

Allah SWT. Sebagaimana Firman-Nya dalam QS.As-Syu’ara ayat 7 :

“Artinya :Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapa

banyaknya tumbuhan yang Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam

tumbuhan yang baik”. (QS. As-Syuara/20 : 7)

Ayat tersebut telah menjelaskan bahwa Allah SWT telah

menumbuhkan tumbuhan yang banyak manfaatnya. Hutan di Indonesia

merupakan hutan yang terluas di dunia. Banyak jenis flora yang dapat

ditemukan di Indonesia salah satunya yaitu jamur.

Jamur merang memiliki kandungan 8,7% karbohidrat, 44,2% kalium,

30% fosfor, 0,67% lemak, 26,49% protein dan 0,75% kalsium. Jamur juga

mengandung bermacam - macam vitamin. Walaupun tidak mengandung

vitamin A, akan tetapi jamur memiliki kandungan riboflavin dan thiamin

yang cukup tinggi (Sinaga, 2000).

Selain jamur merang, masyarakat juga sangat gemar mengkonsumsi

jamur tiram. Jamur tiram memiliki banyak warna diantaranya putih, cokelat,

abu-abu, merah dan kuning. Jamur tiram biasanya ditemukan pada kayu yang

3

sudah lapuk. Jamur tiram memiliki banyak kadungan nutrisi, pada tiap 100g

terdiri 360 kalori, dengan kadar air 92,2%. Kandungan protein 10,5 sampai

dengan 30,4%, 56,6% karbohidrat, 1,7-2,2% lemak, 0,20mg thiamin, 4,7-4,9

mg Vitamin B, 36-56,6 mg Vitamin C, 77,2 mg niacin. Kandungan 12% serat

dan 9,1% kadar abu (Maulana, 2012).

Jarang sekali penggunaan ampas kopi sebagai media tanam alternatif

biasanya ampas kopi digunakan sebagai bahan dasar alternatif biosolar dan

sebagai masker kecantikan. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai

kandungan ampas kopi yang dapat dijadikan media tanam alternatif. Ampas

kopi memiliki kandungan 13,8% selulosa dan 33% lignin (S.Caetono, 2012).

Selain ampas kopi, media alternatif yang dapat digunakan untuk

media pertumbuhan jamur yaitu kardus karena senyawa selulosa yang

terdapat pada kardus dapat dimanfaatkan menjadi nutrisi jamur untuk

tumbuh. Kelebihan menggunakan kardus sebagai media jamur yaitu mudah

didapat, mampu menghasilkan jamur yang bagus dari cemaran logam berat.

Kandungan limbah kardus diantara lain 18-25% lignin dan 38% selulosa

(Rushita, 2012). (Rushita, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti

mencoba melakukan penelitian yang berjudul “ Pertumbuhan Misellium Bibit

F2 Jamur Tiram (Pleurotus osreatus) dan Jamur Merang (Volvariella

volvaceae) pada Ampas Kopi dan Media Kardus”

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dilaksanakan

di Laboratorium Budidaya Jamur Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Metode yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial

dengan dua kali pengulangan dan terdiri dari 2 faktor. Berikut tabel

rancangan yang digunakan :

J

M

J1 J2

M1 M1. J1 M1. J2

M2 M2. J1 M2. J2

Keterangan :

4

M1. J1 = Media ampas kopi 100g jamur tiram

M1. J2 = Media ampas kopi 100g jamur merang

M2. J1 = Media kardus 100g jamur tiram

M2. J2 = Media kardus 100g jamur merang

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil penelitian pertumbuhan miselliun bibit F2 jamur tiram dan jamur

merang pada media ampas kopi dan kardus dengan penambahan bekatul dan

kapur pertanian sebagai media campuran dilakukan pengamatan selama dua

minggu. Interval waktu pengamatan pertumbuhan misellium dilakukan setiap

satu minggu sekali.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh

hasil yang disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rerata pertumbuhan misellium bibit F2 jamur tiram dan jamur

merang pada media ampas kopi dan kardus dengan bekatul dan

kapur pertanian sebagai campuran media

Perlakuan Hari ke 14 Hari ke 21

Panjang

Misellium

Penyebaran

Misellium

Ketebalan Panjang

Misellium

Penyebaran

Misellium

Ketebalan

M1.J1 2 cm Rapat tipis Tipis

merata

3 cm Rapat tipis Rapat

M1.J2 1 cm Rapat Tipis tidak

merata

2,5 cm* Rapat tipis Tipis

merata

M2.J1 2,5 cm Rapat Tipis

merata

5 cm** Tebal Tebal

M2.J2 2 cm Rapat tipis Tipis tidak

merata

3,5 cm Rapat tipis Sedang

merata

Keterangan :* Pertumbuhan misellium bibit F2 yang paling lambat

** Pertumbuhan misellium bibit F2 yang paling cepat

M1. J1 = Jamur tiram pada media ampas kopi

M1. J2 = Jamur merang pada media ampas kopi

M2. J1 = Jamur tiram pada media kardus

M2. J1 = Jamur merang pada media kardus

5

Berdasarkan hasil pada tabel 4.1 terlihat bahwa panjang misellium

pada hari ke 21 perlakuan M1.J1 3 cm, M1.J2 2,5 cm, M2.J1 5 cm, dan M2.J2 3,5

cm. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rerata tertinggi pada perlakuan

M2.J1 sedangkan rerata terendah pada M1.J2.

Hasil pengamatan pertumbuhan misellium jamur tiram dan jamur

merang pada media ampas kopi dan kardus menunjukkan bahwa misellium

jamur tiram dan jamur merang tersebut dapat tumbuh pada kedua media

tersebut. Panjang misellium merupakan salah satu indikator keberhasilan

inokulasi yaitu munculnya misellium.

Berdasarkan hasil pada tabel 4.1 terlihat bahwa hasil penyebaran

misellium pada hari ke 21 perlakuan M1.J1 yaitu rapat, M1.J2 yaitu rapat tipis,

M2.J1 yaitu tebal dan M2.J2 yaitu rapat tipis. Sedangkan untuk hasil ketebalan

misellium pada hari ke 21 M1.J1 dalam kategori rapat, M1.J2 yaitu tipis merata,

M2.J1 yaitu tebal dan M2.J2 yaitu sedang merata.

3.2 PembahasaN

3.2.1 Panjang Pertumbuhan Misellium

Gambar 4.1 Histogram Pertumbuhan Misellium Bibit F2 Jamur Tiram dan Jamur Merang

pada Media Ampas Kopi dan Kardus.

Histogram diatas menunjukkan pertumbuhan panjang misellium

jamur tiram dan jamur merang yang paling baik adalah perlakuan M2J1

(Jamur tiram pada media kardus) yaitu 4 cm. Pada gambar 4.1 menunjukkan

panjang misellium dengan menggunakan media kardus memiliki

6

pertumbuhan yang paling baik dibandingkan dengan menggunakan media

ampas kopi. Hal tersebut menandakan bahwa kardus lebih cocok sebagai

media untuk pertumbuhan jamur tiram. Menurut Rahmat (2011), kardus

berasal dari serbuk kayu yang mengandung selulosa yang cukup tinggi dan

aman dari logam berat. Kandungan selulosa yang tinggi dari kardus

bermanfaat sebagai nutrisi untuk pertumbuhan misellium jamur tiram dan

jamur merang.

Panjang misellium paling lambat adalah perlakuan M1J2 (Jamur

merang pada ampas kopi) yaitu 2,5 cm hal ini disebabkan perbedaan

kandungan nutrisi yang mempengaruhi pertumbuhan misellium. Ampas

kopi memiliki kandungan utama seperti 8,6% selulosa, 36,7% hemiselulosa

dan 33,6% lignin. Sedangkan kandungan pada kardus yaitu 38% selulosa,

36,7% hemiselulosa dan 25% lignin. Perbedaan kandungan pada selulosa

menyebabkan perbedaan pertumbuhan misellium.

Kandungan nutrisi pada media merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan panjang misellium jamur. Nutrisi yang

cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan misellium jamur. Misellium

jamur akan tumbuh optimal pada suhu 25oC dan kelembapan udara 85-95%

serta pH 5,5-6,5 (Handrianto, 2015).

3.2.2 Penyebaran Pertumbuhan misellium

Bibit F2 jamur tiram dan jamur merang yang dilakukan pada hari

ke 14 dan hari ke 21. Untuk hari ke 14 berdasarkan kerapatannya maka

dapat dilihat pada (Gambar 4.2 dan 4.3)

M1J1 M1J2 M2J1 M1J2

7

Untuk hari ke 21 berdasarkan kerapatannya maka dapat dilihat pada (Gambar 4.2

dan 4.3)

3.2.3 Ketebalan Misellium

Berdasarkan gambar 4.2 dan gambar 4.3 diperoleh bahwa ketebalan misellium

paling baik pada perlakuan M2.J1 (Jamur tiram pada media kardus) yaitu rapat

tipis dan ketebalan misellium paling lambat pada perlakuan M1.J2 (Jamur

tiram pada media ampas kopi).

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan

bahwa hasil pertumbuhan misellium bibit F2 jamur tiram dan jamur merang

tertinggi pada media kardus yaitu 5 cm, misellium rapat, tumbuh sangat tebal

sedangkan hasil pertumbuhan misellium bibit F2 jamur tiram dan jamur

merang terendah pada media ampas kopi yaitu 2,5 cm, misellium rapat tipis,

tumbuh tipis merata.

4.2 Persantunan

Dengan rasa syukur, kupersembahkan publikasi ini untuk :

1. Bapak Usman Joko dan Ibu Surami yang aku sayangi dan selalu memberikan

doa terbaik dan kasih sayang di stiap langkahku.

2. Dra. Suparti, M.Si selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan

saran dan masukannya selama penelitian dan penulisan artikel

3. Segenap dosen dan staff Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

8

DAFTAR PUSTAKA

lex, S.M. (2011). Untung Besar Budidaya Jamur. Yogyakarta : Pustaka Baru

Press

Andikasari, Ria. (2012). “Pemanfaatan Ampas Teh dan Ampas Kopi Sebagai

Penambah Nutrisi pada Pertumbuhan Tanaman Tomat Secara

Hidroponik”. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

UMS

Assegab, Muad. (2011). Bisnis Pembibitan Jamur Tiram, Merang dan Kuping.

Jakarta : Agromedia Pustaka

Baharudin. (2005). “Pemanfaatan Serbuk Kayu Jati (Tectona grandis L.) yang

Direndam Air Dingin Sebagai Media Tumbuh Jamur Tiram (Pleurotus

ostreatus)”. Jurnal Parennial Vol 2 (1) Hal : 1-5

Cahyana. 2006. Jamur Tiram. Jakarta : Penebar Swadaya

Chazali. (2010). Usaha Jamur Tiram :Penebar Swadaya Bogor

Ervina, Dian Wahyuni. (2010). Tips Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta : Genius

Publisher

Fan, Leifa. (2005). Shitake Baq Culvitaton. Coffe Residue Mashroom Grows.

Handbook 2

Gomes, Teresa. (2013). “Effect of Fresh and Composted Spent Coffe Ground on

Lettuce Growth, Photosynthetic Pigments and Mineral Composition”.

Mountain Research Center. Polytechnic of Braganca Madrid

Gunawan. (2004). Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta : Penebar Swadaya

Irhananto, Yudhi. (2015). “Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram

(Pleurotus ostreatus) pada Komposisi Media Tanam Ampas Kopi dan

Daun Pisang yang Bebeda”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. UMS

Julianti, Elsa. (2007). Teknik Pengemasan. Laboratorium Pengemasan Jurusan

TIP IPB : Bogor

Martawijaya, dkk. (2005). Atlas Kayu Indonesia. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan . Departemen Kehutanan. Bogor

Maulana, E. (2002). Panen Jamur Tiap Musim. Lampung : Lily Publisher

Meinanda. (2013). Panen Cepat Budidaya Jamur. Bandung : Padi Press

9

Mufarrihah, Lailatul. (2009). “Penambahan Bekatul dan Ampas Tahu pada Media

Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus

ostreatus). Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri Malang

Mulder, M. (1996). Basic Principle of Membrane Technology. Academic

Publisher, Dordecht

Muljowati, Juni. (2015). Penyuluhan Jamur Pangan di Desa Argo Peni.

Purwokerto : UNSOED

Parlindungan. (2003). “Karakteristik Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram

Putih dan Kelabu Pada Baglog Alang-Alang. Jurnal Natur Indonesia Vol

5 No 2

Perez, J. Munoz-Dorado, and J. Martinez. (2002). “Biodegredation and Biological

Treatments Of Cellulose, Hemicellulose and Lignin”. An Overview Int.

Microbiol

Pitojo, Setijo. (2005). Seri Budidaya Kluwih. Yogyakarta : Kanisius

Radji, Maksum. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi.

Jakarta : EGC

Rahmat. (2011). Untung Besar Bisnis Jamur Tiram. Jakarta : PT. Agromedia

Pustaka

Ridwan, Muhammad. (2013). “Pertumbuhan dan Hasil Jamur Merang

(Volvariella volvaceae) pada Berbagai Sistem Penebaran Bibit dan

Ketebalan Media”. Jurnal Produksi Tanaman. Universitas Brawijaya :

Malang vol 1

Rushita, Winanda. (2012). Pemanfaatan Kardus Bekas sebagai Media

Pertumbuhan Jamur Merang. Universitas Kristen Duta Wacana,

Yogyakarta

S. Caetono, Nadia. (2012). “Valorization of Coffe Grounds For Biodisel

Production”. Journal of Chemical Engineering Transaction Vol 26

Saputra, Wanda. 2016. Budidaya Jamur Merang. Jakarta: PT. Agromedia

Pustaka.

Simatupang, dkk. (2013). “Pengaruh Pemberian Dosis Bekatul pada Media

Gergaji Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram (Pleurotus

ostreatus)”. Jurnal Agroekoteknologi. Surakarta : Universitas Negeri

Sebelas Maret Vol 1 No 2

Sinaga. (2000). Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta : Penebar Swadaya

Soenanto, Hardi. (2000). Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha. Semarang :

Aneka Ilmu