PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/136/1/SKRIPSI = Rizal...

86
PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG (Skripsi) Oleh RIZAL LISTIONO NPM 12110066 Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Jurusan Agroteknologi SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER) DHARMA WACANA METRO 2016

Transcript of PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/136/1/SKRIPSI = Rizal...

1

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG

(Skripsi)

Oleh

RIZAL LISTIONO

NPM 12110066

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)

DHARMA WACANA METRO

2016

2

ABSTRAK

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG

Oleh

RIZAL LISTIONO

Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu sayuran

yang digunakan sebagai bumbu dapur untuk pelezat makanan. Selain itu umbi

bawang merah juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk obat-obatan.

Penggunaan jarak tanam dan dosis pupuk kandang yang tepat dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil bawang merah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh jarak tanam terhadap

pertumbuhan dan hasil bawang merah. (2) dosis pupuk kandang yang optimal

untuk pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. (3) interaksi jarak tanam

pada berbagai dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

bawang merah.

Penelitian dilaksanakan pada bulan April–Juni 2016 di kebun percobaan STIPER

Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro.

Ketinggian tempat 60 meter dari permukaan laut dengan jenis tanah podzolik

merah kuning. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap

(RAKL) berpola faktorial. Faktor pertama adalah jarak tanam (J) terdiri: 10 cm x

10 cm (j1), 10 cm x 15 cm (j2), dan 10 cm x 20 cm (j3). Faktor kedua adalah dosis

pupuk kandang ayam (K) terdiri: 10 ton/ha (k1), 20 ton/ha (K2), dan 30 ton/ha

(K3). Kombinasi perlakuan masing-masing diulang 3 kali. Data hasil penelitian

dianalisis ragam,homogenitasnya diuji dengan uji Barlett dan ketidakakditifan

dengan uji Tuckey. Untuk melihat pengaruh rata-rata perlakuan dilakukan dengan

uji Beda Nyata Terkecil (BTN) pada taraf signifikan 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Jarak tanam memberikan pengaruh

terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah pada peubah tinggi tanaman,

ILD30-40 hst, LTT30-40 hst, berat basah umbi per plot dan berat kering umbi per plot.

(2) Dosis pupuk kandang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

bawang merah pada peubah tinggi tanaman dan ILD30-40hst. (3) Tidak terdapat

3

interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan

hasil bawang merah pada semua peubah yang diamati.

Rizal Listiono

4

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG

MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA

BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS

PUPUK KANDANG

Nama Mahasiswa : Rizal Listiono

Nomor Pokok Mahasiswa : 12110066

Jurusan/Program Studi : Agroteknologi

MENYETUJUI :

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I,

Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P.

NIK. 19650921989032001

Pembimbing II,

Ir. Syafiuddin, M.P.

NIP. 196303091989031003

2. Ketua Jurusan,

Ir. Syafiuddin, M.P.

NIP. 196303091989031003

5

HALAMAN PENGESAHAN

1. Tim Penguji :

Ketua Penguji : Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P. ..........................

Penguji Utama : Dr. Ir. Etik Puji Handayani, Ms,i. ..........................

Anggota Penguji : Ir. Syafiuddin, M.P. ..........................

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro,

Ir. Rakhmiati, M.T.A.

NIP. 196304081989032001

Tanggal lulus Ujian Skripsi: 05 Desember 2016

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sidomukti, Kecamatan

Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara, Propinsi

Lampung, pada tanggal 16 maret 1991. Penulis

merupakan putra dari pasangan Bapak Sakino dan Ibu

Paikem. Tahun 2004 penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar di SDN 2 Desa Sidomukti,

Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung

Utara. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMP LKMD Sidomukti Kecamatan Abung Timur, Kabupaten

Lampung Utara dan pada tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan di SMAN

1 Abung Semuli kecamatan Abung Semuli, Kabupaten Lampung Utara. Pada

tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro pada jurusan atau program studi

Agroteknologi.

7

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Ayahku Sakino dan Ibuku Paikem yang telah mendidik dan memberikan

do’anya, dukungan serta motivasinya tiada henti demi keberhasilan ku.

2. Saudaraku tercinta Mas Sudarman, Ayuk Lulis, Mas Daniel, Ayuk Puji, dan

Adikku tersayang Andikha, Vika Dharma listia, Rasyiq, yang selalu memberi

do’a dan semangat untuk menyelesaikan studiku.

3. Keluarga besar kos Bapak Mariadi yang telah memberikan kenyamanan serta

perhatiannya selama saya bertempat tinggal di Metro.

4. Pamingki Ritno Asri Rahmailah yang telah memberi semangat, motivasi dan

dukungannya.

5. Sahabatku Hanafi, Dedek, Cahya Adi, Ketut, Deni, Yoyon, Rahmat, M

Kurniawan, Syarif, Nico, Kristian, Fx Galuh, Rudi, Hamid, Erna, Lia, Eka,

Linda, Aysi, Rizki,Fenti,Agus, Fudiansyah dan seluruh rekan seperjuangan

angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang memberikan

semangat dan motivasi demi keberhasilanku.

6. Almamater Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.

8

MOTTO

Berusaha dan terus berusaha

Demi menggapai cita-cita dan tujuan

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat,

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

ˮPERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Rakhmiati, M.T.A. Selaku Ketua STIPER Dharma Wacana Metro.

2. Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P. selaku pembimbing pertama, atas segala

bimbingan, bantuan, nasehat, motivasi, dan saran yang sangat berarti

hingga selesainya penulisan Skripsi ini.

3. Ir. Syafiuddin, M.P. selaku pembimbing kedua sekaligus ketua jurusan

Agroteknologi, atas segala bimbingan, dan bantuan, nasihat, motivasi,

serta saran yang sangat berarti hingga selesainya penulisan Skripsi ini.

4. Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M,Si. selaku penguji utama atas masukan dan

saran yang telah diberikan.

5. Seluruh staf pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana

Metro, yang telah memberikan dan berbagi ilmu pengetahuan yang

berguna bagi penulis.

10

6. Orang tua serta seluruh keluarga dan teman-teman yang telah memberikan

dukungan, dan semangat serta senantiasa memberikan do’a yang tak

pernah berhenti kepada penulis.

7. Semua rekan-rekan yang telah membantu penyelesaian Skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan

Skripsi ini, sehingga kritik dan saran untuk kesempurnaan Skripsi ini sangat

penulis harapkan. Oleh karena itu penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Metro, Desember 2016

Rizal Listiono

11

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vii

MOTTO ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ......................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis ........................................................... 3

1.4 Hipotesis ....................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

2.1 Botani Bawang Merah ................................................................... 7

2.3 Jarak Tanam .................................................................................. 10

2.4 Pupuk Kandang ............................................................................. 12

III. BAHAN DAN METODE ................................................................. 14

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 14

3.2 Bahan dan Alat Penelitian ............................................................ 14

12

3.3 Metode Penelitian ......................................................................... 14

3.4 Pelaksanaan Penelitian.................................................................. 15

3.4.1 Pengolahan Tanah .............................................................. 15

3.4.2 Penyediaan Bibit ................................................................. 15

3.4.3 Penanaman .......................................................................... 16

3.4.4 Pemupukan ........................................................................ 16

3.4.5 Pemeliharaan Tanaman ...................................................... 16

3.4.6 Panen .................................................................................. 17

3.5 Pengamatan ................................................................................... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 21

4.1 Hasil .............................................................................................. 21

4.1 Pembahasan .................................................................................. 32

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 35

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 35

5.2 Saran ............................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36

LAMPIRAN .................................................................................................... 39

13

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 42 HST Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang ............................... 21

2. ILD 30-40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang. ......................................................... 24

3. LTT 30-40 hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam

dan Dosis Pupuk Kandang. ..................................................................... 25

4. LAB 30-40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang. ............................................... 26

5. Jumlah Umbi Per Rumpun Tanaman Bawang Merah

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang. .............................. 27

6. Berat Basah Umbi per Rumpun Bawang Merah Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang. .............................. 28

7. Berat Basah Umbi per Plot Bawang Merah Akibat Perbedaan

Pemberian Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang. ............................. 29

8. Bobot Kering Umbi per Plot Bawang Merah Akibat

Perbedaan Pemberian Jarak Tanam dan Dosis Pupuk

Kandang. ................................................................................................. 30

9. Susut Umbi per Plot Bawang Merah Akibat Perbedaan

Pemberian Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang. ............................. 31

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tata Letak Percobaan ............................................................................. 39

2. Susunan Tanaman dalam Petak Percobaan 10 cm x 10 cm ................... 40

3. Susunan Tanaman dalam Petak Percobaan 10 cm x 15 cm ................... 41

4. Susunan Tanaman dalam Petak Percobaan 10 cm x 20 cm ................... 42

5. Deskripsi Bawang Merah Varietas Bauji. .............................................. 43

6. Jadwal Kegiatan Penelitian. ................................................................... 44

7. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 7 HST Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang............... 46

8. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 14 HST Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang............... 46

9. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 21 HST Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang............... 47

10. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 28 HST Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang............... 47

11. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 35 HST Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.............. . 48

12. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 42 HST Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang............... 49

13. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 42

HST Akibat Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis

Pupuk Kandang ..................................................................................... 49

15

14. Data ILD 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Berbagai

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang. ............................................. 50

15. Analisis Ragam ILD 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan

Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang. .............................. 50

16. Data ILD 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Berbagai

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang (Transformasi

𝑥 + 1/2 ) ............................................................................................ 51

17. Analisis Ragam ILD 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan

Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang

(Transformasi 𝑥 + 1/2 ) .................................................................... 51

18. Data LTT 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Berbagai

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang. ............................................. 52

19. Analisis Ragam LTT 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan

Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.. ............................. 52

20. Data LTT 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Berbagai

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang (Transformasi

𝑥 + 1/2) ................................................................................................ 53

21. Analisis Ragam LTT 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan

Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang

(Transformasi 𝑥 + 1/2). ....................................................................... 53

22. Data LAB 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Berbagai

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang .............................................. 54

23. Analisis Ragam LAB 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan

Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang ............................... 54

24. Data LAB 30-40 Hst bawang merah akibat perbedaan berbagai

jarak tanam dan dosis pupuk kandang (Transformasi 𝑥 + 1/2) ........... 55

25. Analisis Ragam LAB 30-40 Hst Bawang Merah Akibat Perbedaan

Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang

(Transformasi 𝑥 + 1/2). ....................................................................... 55

26. Data Jumlah Umbi per Rumpun Bawang Merah Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang ............. 56

16

27. Analisis Ragam Jumlah Umbi per Rumpun Bawang Merah

Akibat Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk

Kandang ................................................................................................ 56

28. Data Berat Basah Umbi per Rumpun Bawang Merah Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang ............. 57

29. Analisis Ragam Berat Basah Umbi per Rumpun Bawang

Merah Akibat Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis

Pupuk Kandang ..................................................................................... 57

30. Data Berat Basah Umbi per Plot Bawang Merah Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang ............. 58

31. Analisis Ragam Berat Basah Umbi per Plot Bawang Merah

Akibat Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk

Kandang ................................................................................................ 58

32. Data Bobot Kering Umbi per Plot Bawang Merah Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang ............. 59

33. Analisis Ragam Bobot Kering Umbi per Plot Bawang Merah

Akibat Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk

Kandang ................................................................................................ 59

34. Data Susut Umbi per Plot Bawang Merah Akibat Perbedaan

Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang ............................... 60

35. Analisis Ragam Susut Umbi per Plot Bawang Merah Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang ............. 60

36. Data Susut Umbi Per Plot Bawang Merah Akibat Perbedaan

Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang

(Transformasi 𝑥 ) ................................................................................ 61

37. Analisis Ragam Susut Umbi per Plot Bawang Merah Akibat

Perbedaan Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang

(Transformasi 𝑥 ) ................................................................................ 61

17

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Jarak Tanam Tentang Pertumbuhan Tinggi Tanaman. ......... 22

2. Diagram Dosis Pupuk Kandang Tentang Pertumbuhan Tinggi

Tanaman ............................................................................................... 23

3. Penyemprotan Gulma. .......................................................................... 62

4. Pengolahan Tanah ................................................................................ 62

5. Penebaran Dolomit ............................................................................... 63

6. Penebaran Pupuk Kandang .................................................................. 63

7. Penanaman Bawang Merah .................................................................. 64

8. Penyiraman ........................................................................................... 64

9. Pengamatan Tinggi Tanaman 28 hst .................................................... 65

10. Penyiangan .......................................................................................... 65

11. Pengambilan Sampel Tanaman Destruktif 30 hst ................................ 66

12. Pengovenan Tanaman Destruktif ......................................................... 66

13. Penimbangan Berangkasan Kering Tanaman Destruktif ..................... 67

14. Panen .................................................................................................... 67

15. Penimbangan Berat Basah Umbi per Rumpun..................................... 68

16. Penimbangan Berat Basah Umbi per Plot ............................................ 68

17. Penjemuran ........................................................................................... 69

18. Penimbangan Bobot Kering Um bi per Plot ........................................ 69

1

1. PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang dan Masalah

Bawang merah ( Allium ascalonicum L) adalah tanaman semusim yang tumbuh

membentuk rumpun dan umbinya terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang mem-

besar dan bersatu. Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang masuk

golongan sayuran rempah dan sebagai penyedap masakan. Bawang merah juga

bisa digunakan sebagai bahan obat tradisional karena bawang merah mengandung

efek antiseptik atau saponin yang berkhasiat untuk mengobati radang, pembunuh

bakteri, menurunkan kolestrol dan kadar gula didalam tubuh. Bawang merah

memiliki nilai ekonomis yang tinggi, salah satu produk yang berasal dari bawang

merah adalah bawang goreng, selain harganya yang tinggi bawang goreng dapat

bertahan lebih lama. Kandungan zat gizi pada bawang merah per 100 g adalah

kadar air 87 ml, protein 1,5 g, serat 0,5, karbohidrat 11 g, kalsium 30 mg, besi

0,5 g (AAK, 1998).

Produksi bawang merah di Provinsi Lampung pada tahun 2014 sebesar 943 ton,

meningkat 328,64 % dari produksi tahun 2013, peningkatan ini disebabkan oleh

meningkatnya produktivitas sebesar 0,08 ton per hektar (0,87 %) dan kenaikan

luas panen sebesar 78 hektar (325 %) dibanding kan tahun 2013 (BPS lampung,

2014).

2 Produksi bawang merah masih dapat ditingkatkan melalui perbaikan teknis budi-

daya, antara lain: dengan penggunaan jarak tanam yang tepat dan aplikasi pupuk

kandang. Pemberiaan pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia,

biologi tanah, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, mes-

kipun kadar hara pupuk kandang tidak sebesar pupuk buatan (Setiawan, 2010).

Selain penggunaan pupuk kandang, produksi bawang merah juga dapat ditingkat-

kan dengan penggunaan jarak tanam yang tepat. Jarak tanam menentukan penye-

rapan cahaya matahari, yang diperlukan tanaman dalam berfotositesis. Jarak

tanam ditentukan oleh jenis tanaman, kelembaban, pencahayaan, dan kesuburan

tanah (Gardner, dkk, 1991). Jarak tanam yang lebar dapat merangsang pertum-

buhan gulma, sehingga dapat menurunkan hasil, sedangkan jarak tanam yang

terlalu rapat dapat mengakibatkan terjadinya persaingan antara tanaman, sehingga

dapat menurunkan hasil ( Moenandir, 1998: Hardjadi, 1996; Rahayu dan Berlian,

2004). Jarak tanam sangat menentukan jumlah populasi tanaman yang berakibat

langsung pada produksi per satuan luas, sehingga penentuan jarak tanam yang

tepat untuk bawang merah khususnya di Lampung masih perlu dikaji lebih lanjut.

Dari uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai jarak tanam dan

dosis pupuk kandang pada budidaya bawang merah di provinsi Lampung

khususnya di Kota Metro.

3

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang

merah.

2. Dosis pupuk kandang yang optimal untuk pertumbuhan dan hasil tanaman

bawang merah.

3. Interaksi jarak tanam dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman bawang merah.

1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis

Dalam upaya meningkatkan produksi tanaman persatuan luas dapat ditempuh

dengan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam ditujukan untuk memini-

malisir persaingan (kompetisi), dalam hal cahaya matahari, hara, dan ruang

tumbuh, baik antara tanaman dalam satu spesies maupun antara tanaman dengan

gulma. Menurut Gardner, dkk, 1991, pengaturan kerapatan tanaman sangat

menentukan efisiensi penyerapan sinar matahari. Kerapatan tanaman ditentukan

oleh faktor tanaman dan faktor lingkungan. Faktor tanaman meliputi: ukuran

tanaman, percabangan, jatuh rebah, dan reduksi perlengkapan buah, sedangkan

faktor lingkungan meliputi: penyinaran, kelembaban dan kesuburan tanah

persatuan luas ditentukan oleh jarak tanam. Pemilihan kerapatan tanam Pada

jarak tanam yang terlalu lebar akan menurunkan populasi tanaman sedangkan

penggunaan jarak tanam terlalu rapat akan meningkatkan persaingan antar

tanaman. Hasil panen akan maksimum bila jarak tanam sesuai dengan keadaan

4 kesuburan tanah, iklim, sifat tanaman, dan tindakan manusia yang membudi-

dayakannya (Harjadi, 1996).

Hasil penelitian Muku (2002) pada bawang merah varietas Probo di lahan kering

Desa Patas, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Buleleng, jarak tanam 15cm x 10cm

menghasilkan berat kering jemur umbi sebesar 19,64 ton/ha dan dengan jarak

tanam 15cm x 20cm menghasilkan sebesar 10,11 ton/ha.

Hasil penelitian Nugrahini (2007) menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam

yang lebih sempit menghasilkan produksi umbi yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan ukuran jarak tanam yang lebih lebar. Produksi umbi paling

tinggi dihasilkan pada jarak tanam 10cm x 15cm yaitu 11,72 ton/ha, sedangkan

yang paling rendah dihasilkan pada jarak tanam 20cm x 20cm yaitu 3,70 ton/ha.

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan dalam budidaya tanaman yang dilaku-

kan untuk meningkatkan hasil. Pupuk merupakan bahan yang mengandung unsur

hara yang sangat penting bagi tanaman, baik dalam proses pertumbuhan maupun

dalam proses produksi. Dalam meningkatkan produksi bawang merah, pupuk

kandang dapat menambah unsur hara bagi tanaman, walaupun pupuk kandang

memiliki unsur hara yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk buatan tetapi

pupuk kandang dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah,dan men-

dorong kehidupan jasad renik (Sutedjo, 2010).

Menurut penelitian Budianto dkk, (2015) pemberiaan pupuk kandang ayam pada

dosis 10 ton/ha memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman bawang merah. Menurut penelitian Syamsuddin dkk, (2010) pemberian

5 pupuk kandang ayam dengan dosis 12 ton/ha memberikan hasil tertinggi pada

tinggi tanaman dan berat segar tanaman bawang daun.

Menurut penelitiaan Munawar (2009) pemberian pupuk kandang dengan dosis 30

ton/ha pada tanaman bawang merah memberikan hasil dan pertumbuhan terbaik

pada tinggi tanaman, bobot brangkasan kering tanaman, bila dibandingkan dengan

dosis 10 ton/ha dan 20 ton/ha. Menurut penelitian Saipulloh (2015) pemberian

pupuk kandang dengan dosis 30 ton/ha menghasilkan pertumbuhan dan hasil

tomat yang lebih tinggi seperti tinggi tanaman, berat brangkasan kering, jumlah

buah per pohon dan hasil per petak panen dibandingkan 0 ton/ha dan 15 ton/ha

Menurut penelitian Latarang dan Syakur (2006), jumlah daun bawang merah

dengan dosis 25 ton/ha, menghasilkan daun lebih banyak pada berbagai umur

tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk kandang, mampu mening-

katkan daya serap dan daya simpan air dimana bawang merah mem-butuhkan air

dalam jumlah yang besar untuk pembentukan umbi. Pemberian pupuk 25 ton/ha

memberikan hasil lebih baik dengan produktifitas rata-rata 16,30 ton/ha atau

meningkatkan hasil 12,2 ton/ha dibandingkan tampa pemberian pupuk kandang.

Hasil Penelitian Jumini, Dkk (2010), pemberian dosis pupuk kandang 20 ton/ha

mempengaruhi jumlah umbi per rumpun. Hasil penelitian Suyasa (2004), dengan

pemberian pupuk kandang 20 ton/ha memberikan hasil bawang merah relatif lebih

tinggi 4,3408 ton/ha, dibandingkan tanpa pemberian pupuk kandang yang hanya

3,7508 ton/ha dan pemberian pupuk kandang ayam sebesar 30 ton/ha memberikan

hasil umbi basah sebesar 10,3 ton/ha.

6

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :

1. Penanaman dengan berbagai jarak tanam akan memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.

2. Terdapat dosis pupuk kandang optimal yang akan meningkatkan

pertumbuhan dan hasil bawang merah.

3. Terdapat interaksi antara berbagai jarak tanam dan berbagai dosis pupuk

kandang terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Bawang Merah

Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada

didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

yang membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-40 cm

(Rahayu, dan Berlian 2004). Menurut Tjitrosoepomo (2010), bawang merah dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospemae

Kelas : Monocotyledoneae

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum L.

Tanaman bawang merah merupakan tanaman semusim yang jarang diperbanyak

dengan biji melainkan dengan umbinya (bulbus), pangkal batang umbi mem-

bentuk cakram yang merupakan batang pokok yang tidak sempurna (rudimenter)

Rahayu dan Berlian (2004). Dari bagian bawah cakram tumbuh akar-akar serabut

dan di bagian atasnya yaitu diantara kelopak-kelopak daun yang membengkak

8 terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas ini dinama-

kan tunas lateral. Tunas inilah yang akan membentuk umbi lapis tempat menyim-

pan fotosintat( Sunarjono dan Soedomo, 1983).

Akar tanaman bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem perakaran

dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam

tanah. Jumlah perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar.

Diameter bervariasi antara 5-2 mm, akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5

akar (Suhaeni, 2007).

Batang tanaman bawang merah memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang

berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan

mata tunas (titik tumbuh), di atas discus terdapat batang semu yang tersusun dari

pelepah-pelepah daun dan batang semua yang berbeda di dalam tanah berubah

bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007).

Daun tanaman bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70

cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, berwarna hijau muda sampai tua, dan

letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relative pendek (Sudirja, 2007).

Bunga tanaman bawang merah memiliki tangkai bunga keluar dari ujung tanaman

(titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200

kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap

kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, enam

benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, satu putik dan bakal buah

berbentuk hampir segitiga (Sudirja, 2007).

9 Umbi bawang merah merupakan umbi ganda ini terdapat lapisan tipis yang

tampak jelas, dan umbi-umbinya tampak jelas juga sebagai benjolan kekanan dan

kekiri, dan mirip siung bawang putih. Lapisan pembungkus siung umbi bawang

merah tidak banyak, hanya sekitar dua sampai tiga lapis, dan tipis yang mudah

kering. Sedangkan lapisan dari setiap umbi berukuran lebih banyak dan tebal

(Suparman, 2007).

Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada iklim kering,

suhu udara antara 250C-32

0 C, tempat terbuka dengan pencahayaan ± 70 persen,

dan tiupan angin sepoi-sepoi berpengaruh baik terhadap laju fotosintesis dan pem-

bentukan umbinya (Firmanto, 2011). Tanaman bawang merah sangat rentan ter-

hadap curah hujan tinggi, curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman

bawang merah antara 300-2.500 mm/tahun, kelembaban udara antara 80-90%,

Intensitas sinar matahari penuh dengan panjang hari lebih dari 14 jam (BPPT,

2007).

Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi,

mulai dari ketinggian 0-1.000 m dpl, ketinggian optimal adalah 0-400 m dpl.

Secara umum tanah yang dapat ditanami bawang merah adalah tanah yang ber-

tekstur remah, sedang sampai liat, drainase yang baik (Suhaeni, 2007 ). Jenis

tanah yang baik untuk budidaya bawang merah adalah Regosol, Grumosol,

Latosol, dan Aluvial. Tanah yang baik untuk bawang merah yaitu lempung

berpasir atau lempung berdebu, pH tanah antara 5,5 sampai 6,5, tata air (drainase)

dan tata udara (aerasi) dalam tanah berjalan baik, tidak boleh ada genangan

(Firmanto, 2011).

10

2.3 Jarak Tanam

Pertumbuhan dan hasil tanaman merupakan manifestasi dari Fotosintesis. Faktor-

faktor yang langsung mempengaruhi fotosintesis tanaman adalah cahaya, CO2,

temperatur, kandungan air dan kandungan mineral (Gardner, 1991). Keberadaan

faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis tersebut perlu di optimalkan untuk

mendapatkan hasil yang diharapkan. Lebih lanjut Gardner (1991) menjelaskan

bahwa penyerapan energi matahari oleh tajuk tanaman dapat dioptimalkan dengan

pengaturan kerapatan tanam. Kerapatan tanaman ditentukan oleh jarak tanam.

Penentuan kerapatan tanam yang optimal sangat dipengaruhi oleh hasil yang akan

diambil, apakah merupakan produk reproduktif (seperti biji dan buah) ataukah

produk pertumbuhan dalam fase vegetatif. Pada tanaman yang hasil ekonomisnya

berupa produk reproduktif, hubungan antara kerapatan tanam dan hasil kurva

resposnya berbentuk parabola, sedangkan bila hasil yang diinginkan merupakan

bagian pertumbuhan vegetatif, maka kurva responsnya berbentuk asimtot.

Penentuan jarak tanam harus disesuaikan dengan kondisi lahan dan unsur hara

yang terkandung didalam tanah. Ruang dan tersedianya bahan-bahan yang

diperlukan tanaman untuk hidupnya berpengaruh terhadap pertumbuhan yang

cenderung melaju dengan cepat bila ruang dan hara tanaman tersedia cukup dan

akan menurun bila kedua faktor tersebut berkurang (Resosoedarno dkk, 1986).

Menanam dengan jarak tanam yang terlalu jarang keuntungannya dapat memberi-

kan ruang lingkup yang merata bagi tanaman terhadap kebutuhan unsur hara dan

sinar matahari, mempermudah dalam pemeliharaan seperti penyiangan, pembum-

bunan, tetapi memiliki kelemahan hasil yang diperoleh relatif lebih sedikit dan

11 rumput yang akan tumbuh lebih banyak. Menanam dengan jarak tanam yang ter-

lalu sempit meningkatkan populasi tanaman, kelemahannya adalah dalam per-

saingan antar tanaman terhadap kebutuhan unsur hara dan cahaya matahari se-

makin besar, pertumbuhan terlambat, pemeliharaan lebih sukar (Sahid, 1989)

Pada dasarnya jarak tanam yang lebih rapat akan menyebabkan hasil panen

masing-masing individu tanaman sedikit, namun hasil panen secara keseluruhan

akan diimbangi oleh jumlah tanaman per satuan luas. Hasil maksimum akan di

capai jika jarak tanam sesuai dengan keadaan kesuburan tanah, iklim, sifat tana-

man, dan tindakan manusia yang membudidayakannya. Pada tingkat kesuburan

yang rendah, dan iklim yang kurang mendukung, peningkatan jumlah tanaman

pada kondisi seperti ini akan menurunkan hasil panen (Sudiarto, 1981).

Hasil penelitian Nazhira (2014) di Aceh Barat daya : jarak tanam 20 cm x 10 cm

dengan 3 umbi per lubang tanam, memberikan hasil bawang merah terbaik pada

parameter jumlah anakan umur 45 hst, bobot berangkasan basah per plot, bobot

berangkasan kering per plot, dan bobot umbi per plot, jumlah daun tanaman umur

15 , 30, dan 45 hst, jumlah umbi per rumpun, dan bobot berangkasan basah per

plot dibandingkan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan 20 cm x 15 cm.

Menurut Sitepu dkk., (2013) pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah di

Simpang Pemda Kecamatan Medan Selayang. Pada jarak tanam 10 cm x 10 cm,

meningkatkan bobot basah umbi per plot, dan bobot kering umbi per plot diban-

dingkan pada jarak tanam 10cm x 15 cm dan 10cm x 20 cm.

12

2.4 Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak yang

berupa padatan (feces) yang bercampur sisa makanan, ataupun air kencing (urine).

Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak memiliki

sifat khas tersendiri. Jika makanan yang diberikan banyak menggandung hara N,

P, dan K maka kotoranpun kaya dengan zat tersebut yang baik untuk kesuburan

tanah dan tanaman (Yusuf, 2009).

Penggunaan pupuk kandang mempunyai sifat yang lebih baik dibandingkan

dengan pupuk kimia. Pupuk kandang dapat menambah unsur hara dan menambah

bahan organik di dalam tanah. Disamping itu pupuk kandang mempunyai peng-

aruh baik terhadap sifat fisik, kimia, dan kehidupan jasad renik di dalam tanah.

Pupuk kandang lambat cara kerjanya dibandingkan pupuk kimia atau pupuk

buatan pabrik, karena harus mengalami proses perubahan-perubahan dahulu

sebelum diserap oleh tanaman. Pupuk kimia dapat meningkatkan unsur hara

dengan proses yang cepat, tetapi pupuk kimia apabila diberikan secara terus

menerus akan merusak tanah, dan menyebabkan kematian organisme-organisme

di dalam tanah (Sutedjo, 2010).

Beberapa macam pupuk kandang seperti: pupuk kandang ayam, pupuk kandang

sapi, pupuk kandang kambing. Pupuk kandang ayam mengandung unsur hara N

1,0%, P 0,80%, K 0,40% lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang sapi

yang mengandung N 0,4%, P 0,2%, K 0,10% unsur hara dan pupuk kandang

kambing N 0,60%, P 0,30%, K 0,17% unsur hara. Pupuk kandang ayam

tergolong dalam pupuk dingin (Setiawan, 2010).

13 Pemberian pupuk kandang harus memperhatikan dosis yang diaplikasikan ter-

hadap tanaman. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka kandungan unsur hara

yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi. Oleh karena itu, perlu diketahui

sampai batas tertentu kombinasi antara dosis yang diberikan dengan frekuensi

aplikasi pupuk yang diberikan (Yusuf, 2009).

Dosis pupuk kandang ayam ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain jenis

tanaman yang akan dipupuk, tingkat kesuburan tanah, jenis pupuk kandang dan

iklim (Sastrosoedirjo dan Rifai, 1981) dalam (Syamsuddin dkk., 2010).

Pupuk kandang ayam pada kondisi matang mempunyai tanda-tanda seperti jika

diraba terasa dingin, jika diremas mudah rapuh, dan telah berubah dari wujud

aslinya dan bau asli kotarannya telah hilang.

Hasil penelitian Latarang dan Syakur (2006), di Desa Guntarano Kecamatan Palu

Utara menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam 25 ton/ha menghasil-

kan pertumbuhan dan hasil bawang merah terbaik dibandingkan pemberian 20

ton/ha, 15 ton/ha, 10 ton/ha, 5 ton/ha, dan 0 ton/ha ( tanpa pupuk kandang),

dengan produktivitas rata-rata 6,30 ton/ha atau meningkatkan hasil 2,2 ton

dibanding dengan tanpa pemberian pupuk kandang.

14

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April–Juni 2016 di kebun percobaan STIPER

Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro

dengan ketinggian tempat ± 60 meter diatas permukaan laut dengan jenis tanah

Podzolik Merah Kuning.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih bawang merah varietas

Bauji, pupuk kandang ayam, Urea, Dolomit, SP36, dan KCl (sebagai pupuk

dasar).

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : bajak, cangkul, sabit, papan

merek, timbangan, gembor, ember, meteran, tali rafia, gunting, tugal, bambu,

pisau, tangki sprayer, kamera digital, dan alat tulis-menulis lainnya.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) berpola

faktorial yang terdiri dari dua faktor. Sebagai Faktor Pertama adalah Jarak Tanam

15 (J) terdiri dari 3 taraf yaitu jarak tanam 10 cm x 10 cm (j1), jarak tanam 10 cm x

15 cm (j2), dan jarak tanam 10 cm x 20 cm (j3). Faktor Kedua adalah dosis pupuk

kandang ayam (K) terdiri dari 3 taraf yaitu dosis 10 ton/ha atau 1,2 kg/petak (k1),

dosis 20 ton/ha atau 2,4 kg/petak (k2), dan dosis 30 ton/ha atau 3,6 kg/petak (k3).

Sehingga terdapat kombinasi sebagai beriku: j1k1, j1k2, j1k3, j2k1, j2k2, j2k3, j3k1,

j3k2, j3k3 masing-masing diulang 3 kali.

Data hasil penelitian diolah dengan analisis ragam, sebelumnya diuji

homogenitasnya dengan uji Barlett dan ketidakakditifan dengan uji Tuckey.

Untuk melihat pengaruh rata-rata perlakuan dilakukan dengan uji Beda Nyata

Terkecil (BTN) pada taraf signifikan 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitiaan

3.4.1 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan dengan sistem olah tanah sempurna (OTS). Peng-

olahan tanah diawali dengan membersihkan areal lahan dari gulma sisa panen dari

tanaman sebelumnya. Kemudian tanah dibajak dan dicangkul sedalam ± 30-40 cm

dan ditaburkan dolomit sebanyak 2 ton/ha atau 240 g/petak. Dibuat parit keliling

untuk pemasukan dan pembuangan air, petak percobaan berukuran 1 x 1,2 m,

tinggi 20 cm dan lebar parit antar bedengan 50 cm.

3.4.2 Penyediaan Bibit

Bibit yang digunakan adalah bibit bawang merah varietas Bauji dari Nganjuk

yang telah disimpan selama lebih satu bulan dengan kriteria bibit yaitu : bibit

16 bawang merah terlihat mengkilap, dengan bentuk tidak keropos, kulit tidak

terkelupas.

3.4.3 Penanaman

Penanaman dilakukan pada saat tanah dalam kondisi lembab. Penanaman dilaku-

kan dengan cara membuat lubang tanam dengan tugal, jarak tanam yang diguna-

kan sesuai dengan perlakuan jarak tanam yaitu : 10 cm x 10 cm (j1), 10 cm x 15

cm (j2), dan 10 cm x 20 cm (j3).

Cara penanaman : kulit pembalut umbi dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan

siung-siungnya, kemudian dimasukan kedalam lubang tanam masing-masing satu

tanaman perlubang tanam yang sudah disediakan selanjutnya ditutup dengan

tanah.

3.4.4 Pemupukan

Pupuk kandang ayam diberikan satu kali dengan dosis yaitu 10 ton/ha atau 1,2

kg/petak (k1), dosis 20 ton/ha atau 2,4 kg/petak (j2), dan dosis 30 ton/ha atau 3,6

kg/petak (j3) diberikan satu minggu sebelum tanam. Pupuk Urea 150 kg/ha atau

18 g/petak, SP 36 100 kg/ha atau 12 g/petak, dan KCL 200 kg/ha atau 24 g/petak,

di berikan pada saat tanaman berumur 14 hst dengan cara dilarikan.

3.4.5 Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor, untuk tanaman berumur 0-

10 hst, penyiraman dilakukan dua kali yakni pada pagi dan sore hari, sedangkan

sesudah umur tersebut penyiraman dilakukan pada sore hari.

17 Penyulaman dilakukan pada umur 7 hst, hal ini dilakukan apabila terdapat

tanaman yang tidak tumbuh atau mati dengan menggunakan bibit yang telah

disediakan.

Penyiangan dan Pembumbunan dilakukan dua kali yakni pada saat tanaman

berumur 14 hst dan 28 hst. Penyiangan bertujuan untuk membuang gulma atau

tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang.

Pembumbunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah disekitar barisan

tanaman menggunakan cangkul kecil, bertujuan untuk menutup bagian disekitar

perakaran serta sekaligus menggemburkan tanah, sehingga aerasi dalam tanah

menjadi lebih baik.

Pengendalian hama dan penyakit (OPT) dalam penelitian ini dilakukan secara

manual dengan cara mencari dan membunuh ulat dewasa agar dapat menekan

perkembang biakan ulat pada tanaman dan tidak dilakukan dengan pemberian

pestisida.

3.4.6 Panen

Panen dilakukan pada saat bawang merah sudah berumur 60 hst dengan ciri-ciri

yaitu : pangkal daun menipis, daun tampak menguning, daun rebah sekitar 60%

dan umbinya sudah berwarna merah dan keras. Pemanenan dilakukan dengan cara

mencabut seluruh tanaman dengan hati-hati supaya tidak ada umbi yang ter-

tinggal.

18

3.5 Pengamatan

Peubah yang diamati dan cara pengamatan dalam percobaan ini adalah sebagai

berikut:

1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari permukaan tanah sampai ujung ter-

tinggi dengan meluruskan semua daun .Pengamatan dilakukan satu kali dalam

seminggu dimulai dari 7 hst sampai 42 hst.

2. Indeks Luas Daun (ILD) rata-rata 10 harian

Indeks luas daun rata-rata (ILD) 10 harian menunjukkan nisbah permukaan

daun (satu sisi saja) terhadap luas tanah yang di tempati oleh tanaman rata-

rata untuk periode sepuluh harian dengan rumus:

(ILD) 30 – 40 hst = (L1 +L2) /2 . (1/Pa).

Keterangan : (ILD) = indeks luas daun

L1 = Luas daun sampel pada tanaman bawang merah pada umur 30 hst

L2 = Luas daun sampel pada tanaman bawang merah pada umur 40 hst

Pa = luas lahan

3. Laju Tumbuh Tanaman (LTT)

Laju tumbuhan tanaman dilakukan dengan cara menghitung selisih bobot kering

berangkasan tanaman pada waktu pengamatan awal (30 hst) dikurang dengan

bobot kering berangkasan tanaman pada pengamatan terakhir (40hst), dengan

rumus sebagai berikut:

(LTT) 30 – 40 hst = 1/Pa •(W2 –W1)/ (t2 – t1) g/m2/hari.

Keterangan : (LTT) = Laju tumbuh tanaman

Pa = Luas lahan (m2)

W = Bobot kering tanaman (g)

19

W1 = Bobot kering tanaman sampel pada umur 30 hst

W2 = Bobot kering tanaman sampel pada umur 40 hst

t1 = Waktu pengamatan tanaman bawang merah pada umur 30 hst

t2 = Waktu pengamatan tanaman bawang merah pada umur 40 hst

4. Laju Asimilasi Bersih (LAB) rata-rata 10 harian

Laju asimilasi bersih rata-rata (LAB) 10 harian menunjukkan laju akumulasi

bobot kering tanaman per satuan luas daun untuk periode sepuluh harian

dengan rumus:

(LAB) 10 – 40 hst = [(w2– w1) / (t2 –t1)] • [(ln L2 – L1)]/ (L2-L1) g/m2/hari.

Keterangan : (LAB) = Laju asimilasi bersih

W1 = Bobot kering tanaman sampel umur 30 hst

W2 = Bobot kering tanaman sampel umur 40 hst

T1 = Waktu pengamatan tanaman bawang merah pada umur 30 hst

T2 = Waktu pengamatan tanaman bawang merah pada umur 40 hst

L1 = Luas daun sampel pada tanaman bawang merah 30 hst

L2 = Luas daun sampel pada tanaman bawang merah 40 hst

5. Jumlah Umbi per Rumpun (umbi)

Jumlah umbi per rumpun adalah jumlah umbi dihitung pada keseluruhan umbi

pada tanaman sampel yang dilakukan pada saat panen.

6. Berat Basah Umbi per Rumpun (gram)

Berat basah umbi per rumpun dilakukan diakhir penelitian dengan menimbang

umbi yang dipanen dari setiap rumpun tanaman sampel non destruktif.

Sebelum dilakukan penimbangan umbi dibersihkan dari tanah yang menempel

pada umbi.

20 7. Berat Basah Umbi (BBU) per Plot (gram)

BBU per plot dilakukan diakhir penelitian dengan menimbang umbi yang

dipanen dari petak panen dari setiap perlakuan. Sebelum dilakukan penim-

bangan umbi dibersihkan dari tanah yang menempel pada umbi.

8. Bobot Kering Umbi (BKU) per Plot (gram)

BKU diperoleh dengan jalan menimbang umbi yang dipanen dari petak panen

dari setiap perlakuan setelah dikering anginkan selama 7 hari.

9. Susut Umbi per Plot (%)

Susut umbi per plot dilakukan diakhir penelitian dengan rumus :

Keteranagan:

BBU = berat basah umbi

BKU = bobot kering umbi

Susut umbi =BBU −BKU

BBU X 100%

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tinggi Tanaman

Data pengamatan tinggi tanaman bawang merah umur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42

HST disajikan pada lampiran 8, 9,10, 11, 12 dan 13. Hasil analisis ragam tinggi

tanaman bawang merah umur 42 HST menunjukkan bahwa perbedaan jarak

tanam dan dosis pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman

bawang merah, namun tidak terdapat interaksi antar kedua faktor tersebut

(lampiran 14). Hasil uji BNT tinggi tanaman umur 42 HST disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 42 hst Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Jarak tanam

(cm) Dosis pupuk kandang (ton/ha) Rata- rata

10 20 30

................................cm................................................

10 x10 31.93 29.77 35.73 32.48 B

10 x 15 31.13 29.87 32.30 31.10 AB

10 x 20 30.53 29.63 29.33 29.83 A

Rata- rata 31.20 ab 29.76 a 32.46 b

BNT (J)= 1.91 BNT (K)= 1.91

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5%.

22

Dari hasil uji BNT menunjukkan bahwa jarak tanam 10 cm x 10 cm menghasilkan

tinggi tanaman lebih tinggi 8,88 % dibandingkan dengan jarak tanam 10 cm x 20

cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan jarak tanam 10 cm x 15 cm, demikian juga

dengan pemberiaan pupuk kandang 30 ton/ha menghasilkan tinggi tanaman lebih

tinggi 9,07 %, dibandingkan pemberiaan dosis pupuk kandang 20 ton/ha, tetapi

tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk kandang 10 ton/ha (Tabel 1).

Pemberian berbagai jarak tanam terhadap pertumbuhan tinggi tanaman bawang

merah setiap minggu disajikan pada (Gambar 1).

Gambar 1. Hubungan tinggi tanaman bawang merah akibat pengaruh berbagai

jarak tanam.

0

5

10

15

20

25

30

35

7 14 21 28 35 42

Tin

ggi T

an

am

an

Hari Pengamatan

J1

J2

J3

Jarak Tanam

23 Gambar 1. Menunjukkan diagram pertumbuhan tinggi tanaman pada 7 hst sampai

42 hst. Pada pengatamaan 7 hst dan 14 hst pertumbuhan tinggi tanaman terlihat

meningkat dengan peningkatan yang hampir sama, selanjutnya pada pengamatan

21 hst sampai 42 hst pertumbuhan tinggi tanaman mulai terlihat meningkat

dengan peningkatan yang bervariasi.

Pemberian berbagai dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan tinggi tanaman

bawang merah setiap minggu disajikan pada (Gambar 2).

Gambar 1. Hubungan tinggi tanaman bawang merah akibat pengaruh berbagai

dosis pupuk kandang.

Gambar 1. Menunjukkan diagram pertumbuhan tinggi tanaman pada 7 hst sampai

42 hst. Pada pengatamaan 7 hst dan 14 hst pertumbuhan tinggi tanaman terlihat

0

5

10

15

20

25

30

35

7 14 21 28 35 42

Tin

ggi T

an

am

an

Hari pengamtan

K1

K2

K3

Dosis Pupuk Kandang

24 meningkat dengan peningkatan yang hampir sama, selanjutnya pada pengamatan

21 hst sampai 42 hst pertumbuhan tinggi tanaman mulai terlihat meningkat

dengan peningkatan yang bervariasi.

4.1.2 Indeks Luas Daun (ILD) 30 – 40 hst

Data pengamatan ILD 30 – 40 hst tanaman bawang merah disajikan pada lampiran

15. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam dan dosis pupuk

kandang berpengaruh nyata terhadap ILD 30-40 hst bawang merah, namun tidak

terdapat interaksi antar kedua faktor tersebut (lampiran 16). Hasil uji BNT ILD

30–40 hst bawang merah disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. ILD 30–40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan

Dosis Pupuk Kandang.

Jarak tanam

(cm)

Dosis pupuk kandang (ton/ha) Rata-rata

10 20 30

10 x10 1.21 1.49 1.89 1.53 B

10 x 15 0.49 0.66 1.06 0.73 A

10 x 20 0.65 0.51 0.52 0.56 A

Rata- rata 0.78 a 0.87 a 1.15 b

BNT (J)= 0.27 BNT (K)= 0.27

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5%.

Hasil uji BNT menunjukkan bahwa jarak tanam 10 cm x 10 cm menghasilkan

ILD 30-40 hst lebih tinggi 109,58 % dibandingkan dengan jarak tanam 10 cm x 15

cm dan lebih tinggi 173,21 % dibandingkan dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm,

demikian juga dengan pemberian pupuk kandang 30 ton/ha menghasilkan tinggi

tanaman lebih tinggi 32, 18 % dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang 20

25 ton/ha dan lebih tinggi 47,43 % dibandingkan pemberian pupuk kandang 10

ton/ha (Tabel 2).

4.1.3 Laju Tumbuh Tanaman (LTT) 30 – 40 hst

Data pengamatan LTT 30–40 hst bawang merah disajikan pada lampiran 19. Hasil

analis ragam menunjukkan bahwa LTT 30-40 hst dipengaruhi oleh berbedaan jarak

tanam, namun tidak dipengaruh oleh pemberian dosis pupuk kandang dan tidak

terdapat interaksi antar kedua faktor tersebut (lampiran 20). Hasil uji BNT LTT

30–40 hst bawang merah disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. LTT 30–40 hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis

Pupuk Kandang.

Jarak Tanam

(cm)

Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Rata-rata

10 20 30

..............gram/m2/hari..............................................

10 x10 6.00 5.33 7.33 6.22 B

10 x 15 3.33 4.00 3.78 3.70 A

10 x 20 1.83 2.17 2.50 2.17 A

Rata- rata 3.72 3.83 4.54

BNT (J)= 2.01 BNT (K)= 2.01

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5%.

Hasil uji BNT menunjukkan bahwa jarak tanam 10 cm x 10 cm menghasilkan

LTT 30-40 hst yang lebih tinggi 68,10 % dibandingkan dengan jarak tanam 10 cm x

15 cm dan lebih tinggi 186.63 % dibandingkan dengan jarak tanam 10 cm x 20

cm, sedangkan pemberiaan berbagai pupuk kandang tidak berbeda nyata terhadap

laju tumbuh tanaman (Tabel 3).

26

4.1.4 Laju Asimilasi Bersih (LAB) 30 – 40 hst

Data pengamatan LAB 30–40 hst tanaman bawang merah disajikan pada lampiran

23. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan jarak tanam dan

pemberian berbagai dosis pupuk kandang, serta interaksi keduanya tidak

berpengaruh nyata terhadap LAB 30-40 hst tanaman bawang merah (lampiran 24).

Hasil uji BNT LAB 30–40 hst disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. LAB 30–40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam

dan Dosis Pupuk Kandang.

Jarak Tanam

(cm)

Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Rata-rata

10 20 30

.........................gram/m2/hari....................................

10 x10 4.75 3.58 4.42 4.25

10 x 15 7.31 5.82 4.09 5.74

10 x 20 3.57 4.56 4.83 4.32

Rata- rata 5.21 4.66 4.45

Hasil uji BNT (Tabel 4) Menunjukkan bahwa secara statistik jarak tanam dan

dosis pupuk kandang tidak menghasilkan perbedaan yang nyata terhadap peubah

LAB 30-40 hst. Meskipun demikian secara rata-rata jarak tanam 10 cm – 15 cm

menghasilkan LAB 30-40 hst yang cenderung lebih tinggi dibandingkan jarak tanam

yang lain, sedangkan dosis pupuk kandang 10 ton/ha menghasilkan LAB 30-40 hst

yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dosis yang lain.

4.1.5 Jumlah Umbi Per Rumpun

Data pengamatan jumlah umbi per rumpun tanaman bawang merah disajikan pada

lampiran 27. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan jarak tanam dan

pemberian berbagai dosis pupuk kandang, serta interaksi keduanya tidak

27 berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi per rumpun (lampiran 28). Hasil uji

BNT jumlah umbi per rumpun disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Umbi per Rumpun Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Jarak Tanam

(cm)

Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Rata-rata

10 20 30

........................umbi................................................

10 x10 5.50 5.30 7.07 5.96

10 x 15 6.77 6.63 6.73 6.71

10 x 20 7.07 6.13 6.20 6.47

Rata- rata 6.44 6.02 6.67

Hasil uji BNT (Tabel 5) Menunjukkan bahwa secara statistik perbedaan jarak

tanam belum menghasikan jumlah umbi per rumpun yang berbeda nyata namun

pada jarak tanam 10 cm x 15 cm menghasilkan jumlah umbi per rumpun yang

cenderung lebih tinggi di bandingkan dengan jarak yang lain, sedangkan dosis

pupuk kandang 30 ton/ha menghasilkan jumlah umbi per rumpun yang cenderung

lebing tinggi dibandingkan dengan dosis yang lain.

4.1.6 Berat Basah Umbi Per Rumpun

Data pengamatan berat basah umbi per rumpun tanaman bawang merah disajikan

pada lampiran 29. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan jarak

tanam dan pemberian berbagai dosis pupuk kandang, serta interaksi keduanya

tidak berpengaruh nyata terhadap berat umbi per rumpun (lampiran 30). Hasil uji

BNT berat basah umbi per rumpun disajikan pada tabel 6.

28 Tabel 6. Berat Basah Umbi per Rumpun Tanaman Bawang Merah Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Jarak Tanam

(cm)

Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Rata-rata

10 20 30

............................gram...............................................

10 x10 34.11 33.02 41.31 36.15

10 x 15 36.73 31.39

33.17

38.49 35.54

10 x 20 38.68 41.33 37.73

Rata- rata 36.51 32.53 40.38

Hasil uji BNT (Tabel 6) Menunjukkan bahwa meskipun secara statistik perbedaan

jarak tanam dan dosis pupuk kandang tidak berbeda nyata terhadap peubah berat

basah umbi per rumpun. Namun secara rata-rata berat basah umbi per rumpun

cenderung lebih berat pada jarak tanam 20 cm x 20 cm dibandingkan dengan jarak

tanam yang lain, sedangkan dosis pupuk kandang 30 tom/ha menghasilkan berat

basah umbi per rumpun cenderung lebih tinggi dibandingkan yang lain.

4.1.7 Berat Basah Umbi Per Plot

Data pengamatan berat basah umbi per plot tanaman bawang merah disajikan

pada lampiran 31. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam ber-

pengaruh terhadap berat basah umbi per plot, namun tidak perpengaruh terhadap

pemberian dosis pupuk kandang, namun tidak terdapat intraksi antar kedua faktor

tersebut (lampiran 32). Hasil uji BNT berat basah umbi per plot disajikan pada

tabel 7.

29 Tabel 7. Berat Basah Umbi per Plot Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Jarak Tanam

(cm)

Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Rata-rata

10 20 30

..........................gram.........................................

10 x10 3375.33 2818.11 4026.89 3406.78 C

10 x 15 2538.22 2299.56 2567.33 2468.37 B

10 x 20 1985.11 1630.67 2164.00 1926.59 A

Rata- rata 2632.89 2249.44 2919.41

BNT (J)= 672.83 BNT (K)= 672.83

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama ( huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5%.

Hasil uji BNT menunjukkan bahwa jarak tanam 10 cm x 10 cm menghasilkan

berat basah umbi ber plot lebih tinggi pada tanaman bawang merah 38,02 %

dibandingkan dengan jarak tanam 10 cm x 15 cm dan 76,83 % dibandingkan

dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm, sedangkan pemberiaan berbagai dosis pupuk

kandang tidak berbeda nyata terhadap berat basah umbi per plot (Tabel 7).

4.1.8 Bobot Kering Umbi Per Plot

Data pengamatan bobot kering umbi per plot tanaman bawang merah disajikan

pada lampiran 33. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam

berpengaruh nyata terhadap bobot kering umbi per plot tanaman bawang merah,

sedangkan pemberian dosis pupuk kandang memberikan pengaruh tidak nyata dan

interaksi kedua faktor perlakuan tidak berbeda nyata (lampiran 34). Hasil uji BNT

bobot kering umbi per plot disajikan pada tabel 8.

30 Tabel 8. Bobot Kering Umbi per Plot Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Jarak Tanam

(cm)

Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Rata-rata

10 20 30

......................gram..............................................

10 x10 2705.33 2104.00 3270.00 2693.11 B

10 x 15 1902.67 1875.78 1989.78 1922.74 A

10 x 20 1389.34 1514.89 1657.11 1520.45 A

Rata- rata 1999.11 a 1831.56 a 2305.63 a

BNT (J)= 520.24 BNT (K)= 520.24

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah

vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5%.

Hasil uji BNT menunjukkan bahwa jarak tanam 10 cm x 10 cm menghasilkan

bobot kering umbi per plot lebih tinggi 40,07 % dibandingkan dengan jarak tanam

10 cm x 15 cm dan lebih tinggi 77,12 % dibandingkan dengan jarak tanam 10 cm

x 20 cm, sedangkan pemberiaan berbagai dosis pupuk kandang tidak berbeda

nyata terhadap bobot kering umbi per plot (Tabel 8).

4.1.9 Susut Umbi Per Plot

Data pengamatan dan hasil analisis ragam susut umbi per plot tanaman bawang

merah disajikan pada lampiran 35. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak

tanam dan pemberian berbagai dosis pupuk kandang, serta intaraksi keduanya

tidak berpengaruh nyata terhadap susut umbi per plot (lampiran 36). Hasil uji

BNT susut umbi per plot disajikan pada tabel 9.

31 Tabel 9. Susut Umbi per Plot Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Jarak Tanam

(cm)

Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Rata-rata

10 20 30

...............................%.............................................

10 x10 13.71 19.82 12.29 15.27

10 x 15 21.21 18.63 18.03 19.29

10 x 20 27.74 18.92 21.56 22.74

Rata- rata 20.89 19.12 17.29

Hasil uji BNT (Tabel 9) Menunjukkan bahwa perbedaan jarak tanam dan dosis

pupuk kandang tidak nyata pengaruhnya terhadap susut umbi per plot. Namun

demikiaan secara rata-rata susut umbi terendah dihasilkan oleh jarak tanam 10

cmx 10 cm, sedangkan susut umbi terendah dihasilkan pada dosis pupuk kandang

30 to/ha.

32

4.2. Pembahasan

Dari hasil pengamatan tidak terdapat interaksi antara pemberian berbagai jarak

tanam dan dosis pupuk kandang ayam terhadap semua peubah yang diamati, Hal

ini berarti pengaruh berbagai jarak tanam tidak di pengaruhi oleh dosis pupuk

kandang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam mempengaruhi per-

tumbuhan dan hasil bawang merah yang ditunjukkan oleh peubah: tinggi tanaman,

ILD 30-40 hst, LTT 30-40 hst, berat basah umbi per plot, bobot kering umbi per plot.

Perlakuan jarak tanam yang sempit (10 cm x 10 cm) mampu memberikan hasil

yang lebih tinggi dibandingkan jarak tanam 10 cm x 15 cm dan 10 cm x 20 cm.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nazhira (2014) di Aceh Barat Daya yang

menunjukkan bahwa jarak tanam 20 cm x 10 cm memberikan hasil bawang merah

terbaik pada parameter jumlah anakan umur 45 hst, bobot berangkasan basah per

plot, bobot berangkasan kering per plot, dan bobot umbi per plot, jumlah daun

tanaman umur 15 , 30, dan 45 hst, jumlah umbi per rumpun, dan bobot berang-

kasan basah per plot dibandingkan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan 20 cm x 15

cm.

Jarak tanam yang sempit meningkatkan kerapatan tanam, sehingga hasil per

satuan luas menjadi meningkat, terlihat dari peubah berat basah umbi per plot dan

bobot kering umbi per plot, meskipun demikian hasil per individu sebenarnya

lebih rendah daripada jarak tanam yang lebih lebar. Jarak tanam yang lebih lebar

menghasilkan hasil per individu yang lebih tinggi dari jarak tanam yang sempit,

hal ini dapat dilihat dari jumlah umbi per rumpun dan berat basah umbi per

33 rumpun, namun kenaikan hasil perindividu belum mampu menutupi berkurangnya

hasil akibat jumlah pupulasi yang rendah.

Meskipun jumlah populasi besar namun bila proses penyerapan unsur hara dan

sinar matahari tidak terganggu pada masa pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, maka produksi akan tetap besar. Hal ini didukung oleh nilai ILD 30-40 hst

dan LTT 30-40 hst yang lebih tinggi pada jarak tanam 10 cm x 10 cm dibandingkan

dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm. ILD menggambarkan perbandingan luas

daun dengan lahan yang ditempati. Menurut Gardner (1991) peningkatan nilai

ILD akan meningkatkan penyerapan sinar matahari. Penyerapan sinar matahari

akan mempengaruhi proses fotosintesis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang berbagai dosis

mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah yang ditunjukkan

oleh peubah tinggi tanaman, dan ILD 30-40 hst. Pupuk kandang ayam dengan dosis

30 ton/ha memberikan hasil yang lebih tinggi di bandingkan dengan dosis 20

ton/ha dan dosis 10 ton/ha pupuk kandang. Aplikasi pupuk kandang dengan dosis

30 ton/ ha menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang selalu lebih baik dibanding-

kan dengan dosis 20 ton/ha dan 10 ton ha, meskipun secara statistik belum ber-

beda nyata. Diduga karena dengan penggunaan pupuk kandang ayam sebanyak

30 ton/ha memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan dan perkem-

bangan tanaman bawang merah, akibat meningkatnya jumlah unsur hara yang

tersedia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hasil penelitian Latarang dan

Syakur (2006), di Desa Guntarano Kecamatan Palu Utara: pemberian pupuk

kandang ayam 25 ton/ha menghasilkan pertumbuhan dan hasil bawang merah

34 terbaik dibandingkan pemberian 20 ton/ha, 15 ton/ha, 10 ton/ha, 5 ton/ha, dan 0

ton/ha (tanpa pupuk kandang), dengan produktivitas rata-rata 6,30 ton/ha atau

meningkatkan hasil 2,2 ton dibanding dengan tanpa pemberian pupuk kandang.

35

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Jarak tanam memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang

merah dalam hal, tinggi tanaman, indeks luas daun, laju tumbuh tanaman, berat

basah umbi per plot dan berat kering umbi per plot.

2. Dosis pupuk kandang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

bawang merah dalam hal, tinggi tanaman dan indeks luas daun.

3. Tidak terdapat intraksi antara perbedaan jarak tanam dan dosis pupuk kandang

terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah pada semua peubah yang

diamati.

5.2 Saran

1. Pada budidaya bawang merah di kota metro sebaiknya menggunakan jarak

tanam sempit (10 cm x 10 cm).

2. Untuk mendapatkan hasil bawang merah yang lebih baik perlu di aplikasi

pupuk kandang lebih dari 30 ton/ha.

36

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1998. Pedoman Bertanam Bawang. Kanisius. Yogyakarta.

BPPT. 2007. Teknologi Budidaya Tanaman Bawang Merah. http

://iptek.net.id/ind/teknologi-bawang-merah/indek.php. (diakses tanggal

26 desember 2015)

Budianto. A, Nirwan. S, Ichwan. S.M. 2015. Pengaruh Pemberiaan Berbagai

Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Bawang Merah (Allim ascolonicum L.). Jurnal Skripsi

Universitas Tadulako, Palu.

Latarang Burhanuddin dan Abd. Syakur. 2006. Pertumbuhan Dan Hasil Bawang

Merah (Allium Ascalanicum L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang.

Jurnal Skripsi. Universitas Tadulako. Palu.

Sitepu Benhard H., Sabar Ginting., Mariati. 2013. Respons Pertumbuhan dan

Produksi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L. Var. Tuktuk) Asal Biji

Terhadap Pemberian Pupuk Kalium dan Jarak Tanam. Jurnal Skripsi.

Unuversitas Sumatera Utara. Medan.

Data BPS. Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung. 2014.

http://lampung.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20150804055401.pdf).

Firmanto, Bagus. 2011. Praktis Bertanam Bawang Merah Secara Organik.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Gardner Franklin P., R. Brent Pearce, and Roger L. Mitchel 1991. Fisiologi

Tanaman Budidaya. Diterjemahkan oleh H. Susilo. Jakarta. Penerbit

Universitas Indonesia (UI, press).

Harjadi, S.S. 1996. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Jakarta.

Jumini., Syfyati, Y dan Fajri, N. 2010. Pengaruh Pemotongan Umbi dan Jenis

Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah.

Unsyiah Banda Aceh.

Moenandir, J. 1998. Persaingan Tanaman Budidaya Dengan Gulma. Penerbit

Rajawali Press.

37 Muku, O.M. 2002. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan dan Macam Pupuk

Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah(

Allium ascalonicum L.) Di Lahan Kering (tesis). Universitas Udayana.

Denpasar.

Munawar, 2009. Pengaruh Jenis Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan

Hasil bawang merah. http://blogspot,co.id/2011/:respon-pertumbuhan-

dan-produksi-tanaman tomat-lycopersicon-esculentum-mill-terhadap-

dosis-pupuk-kandang-ayam-dan-dosis-pupuk.html. Diakses 16 maret

2016.

Nugrahini, T. 2007. Respon Tanaman Bawang Merah (Allium ascolonicum L. )

Varietas Tuk Tuk Terhadap Pengaturan Jarak Tanam dan Konsentrasi

Pupuk Organik Cair Nasa (skripsi). Fakultas Pertanian Universitas

Widya Gama Mahakam Samarinda.

Rahayu, E., Berlian, N. V. A. 2004. Bawang Merah. PT. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Resosodarno, R.S.K. Kartawinata, dan Sugiarto, A. 1986. Pengantar Ekologi

Tanaman. Remaja Karya. Bandung.

Sahid. 1989. Budidaya Tanaman Pangan. Unila Press. Bandar Lampung

Saipulloh, A.A. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Konsentrasi

Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman tomat.

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana. Metro.

Setiawan. B. S. 2010. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Penebar Swadaya

Jakarta, 67 Halaman.

Sudirja, 2007. Bawang Merah.http//www.lablink.or.id/Agro/bawangmerah/

Alternaria partrait.html diakses tanggal 06 januari 2016.

Sudiarto, 1981. Pengaruh Jumlah Stek dan Jarak Tanam Terhadap Produksi

Daun Kumis Kucing (orthosipon aristatus B.I. MIQ). Pusat Penelitian

dan Pengenbangan Tanaman Industri. Vol VII No. 40. 1981. Bogor.

Suhaeni, Neni. 2007. Petunjuk Praktis Menanam Bawang Merah. Bandung:

Nuansa Cendikia. 115 hlm.

Sunarjono, H dan Soedomo, P. 1983. Budidaya Bawang Merah. Sinar Baru.

Bandung.

Suparman, 2007. Bercocok Tanam Bawang Merah. Azka Press. Jakarta.

Sutedjo. M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT RINEKA CIPTA, Jakarta,174

halaman.

38 Suyasa, I. K. 2004. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam Petelur dan Berat

Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium

ascalonicum L.) Varietas Lokal Kintamani (skripsi).: Universitas Tabanan,

Tabanan.

Syamsuddin. L., Yohanis. T. 2010. Petrumbuhan dan Hasil Bawang Daun

(Allium fistulosum L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam. Jurnal

penelitian Fakultas Pertaniaan Tadulako, Sulawesi Tengah.

Nazhira Syarifah. 2014. Pengaruh Jarak Tanam Dan Jumlah Umbi Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.).

Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University.

Jogjakarta. 477 hlm.

Yusuf, T, 2009. Kandungan Pupuk Kandang. http//tohariyusuf. wordpress.

com/2009/04/25/ kandungan-hara-pupuk kandang. ( dikutif tanggal 20

Desember 2015).

39

Lampiran 1. Tata Letak Petak Percobaan

Ulangan

I II III

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis Pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis Pupuk kandang ayam 30 ton/ha

U

50 cm

j3k1

50 cm

j3k3

j2k1

j2k3

j1k3

j1k1

j3k2

j2k2

j1k3

j3k2

j3k3

j1k2

j1k3

j2k2

j2k3 j1k1

j3k1

j3k3

j2k1

j1k1 j2k3

j2k2

j3k2

j2k1

j1k2

j1k2

j3k1

50 cm

1 m

1,2 m

40

Lampiran 2. Susunan tanaman dalam petak percobaan 10 cm x 10 cm

Keterangan:

- Satu petak percobaan berukuran 1 m x 1,2 m

- Jumlah tanaman perpetak percobaan 120 tanaman

- Dalam satu petak percobaan diambil 10 tanaman sempel.

Petak panen

X : Tanaman

X : Tanaman sampel non destruktif

X : Sampel bobot berangkasan tanaman

1 m

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

10 cm

1,2 m

X

5 cm

10 cm

41

Lampiran 3. Susunan tanaman dalam petak percobaan 10 cm x 15 cm

Keterangan:

- Satu petak percobaan berukuran 1 m x 1,2 m

- Jumlah tanaman perpetak percobaan 80 tanaman

- Dalam satu petak percobaan diambil 10 tanaman sempel.

Petak panen ukuran

X : Tanaman

X : Tanaman sempel non destruktif

X : Sampel bobot berangkasan tanaman

1 m

1,2 m

X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

10 cm

15 cm

15 cm

42

Lampiran 4. Susunan tanaman dalam petak percobaan 10 cm x 20 cm

Keterangan:

- Satu petak percobaan berukuran 1 m x 1,2 m

- Jumlah tanaman perpetak percobaan 60 tanaman

- Dalam satu petak percobaan diambil 10 tanaman sempel.

Petak panen ukuran

X : Tanaman

X : Tanaman sempel non destruktif

X : Sampel bobot berangkasan tanaman

1 m

1,2 m

X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

10 cm

20

cm

10 cm

43

Lampiran 5. Diskripsi varietas unggul bawang merah varietas bauji

Asal

Nama asli

Nama setelah dilepas

SK Mentan

;

;

;

Lokal Nganjuk

Bauji

Bauji

No 65/Kpts/TP.240/2/2000, tgl 25-

2-2000

Umur ; Mulai berbunga (45 hari)

Panen (60% batang melemas) 60

hari

Tinggi tanaman ; 35-43 cm

Kemampuan berbunga ; Mudah berbunga

Banyaknya anakan ; 9-16 umbi/rumpun

Bentuk daun ; Silindris, berlubang

Banyak daun ; 40-45 helai/rumpun

Warna daun ; Hijau

Bentuk bunga : Seperti payung

Warna bunga : Putih

Banyak buah/tangkai ; 75-100

Banyak bunga/tangkai ; 115-150

Banyak tangkai bunga/rumpun ; 2-5

Bentuk biji ; Bulat, gepeng, berkeriput

Warna biji ; Hitam

Bentuk umbi ; Bulat lonjong

Ukuran umbi ; Sedang (6-10 g)

Warna umbi ; Merah keunguan

Produksi umbi ; 14 t/ha umbi kering

Susut bobot umbi ; 25% (basah-kering)

Aroma ; Sedang

Kesukaan/cita rasa ; Cukup digemari

Kerenyahan utk. Bawang goreng ; Sedang

Ketahanan terhadap penyakit ; Agak tahan terhadap Fusarium

Ketahanan terhadap hama ; Agak tahan terhadap ulat grayak

(Spodoptera exigua)

Keterangan ; Baik untuk dataran rendah, sesuai

untuk musim hujan

Pengusul ; Baswarsiati, Luki Rosmahani, Eli

Korlina, F. Kasijadi, Anggoro Hadi

Permadi

44

Lampiran 6. Jadwal Kegiatan

JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan April 2016

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Penyemprotan

2 Pengolahan tanah

3 Penyebaran dolomit

4 Penyebaran pupuk kandang

5 Penanaman

6 Penyiraman

7 Penyulaman

8 Pengamatan tinggi tanaman

7 hst

No Kegiatan Mei 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

9 Penyiangan dan pembumbunan 14 hst

10 Pengamatan tinggi tanaman 14 hst

11 Pengamatan tinggi tanaman 21 hst

12 Pengamatan tinggi tanaman 28 hst

13 Penyiangan dan pembumbunan 28 hst

14 Pencabutan tanaman destruktif 30 hst

15 Penyiraman

45

No Kegiatan Mei – juni 2016

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

15 Penjemuran tanaman destruktif

30 hst

16 Pengovenan dan penimbangan

tanaman destruktif 30 hst

17 Pengamatan tinggi tanaman 35

hst

18 Pencabutan tanaman destruktif

40 hst

19 Penjemuran tanaman destruktif

40 hst

20 Pengovenan dan penimbangan

tanaman destruktif 40 hst

21 Pengamatan tinggi tanaman 42

hst

22 Penyiraman

No Kegiatan Juni 2016

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

23 Penyiraman

24 Panen

25 Pengamatan jumlah umbi per rumpun

26 Pengamatan bobot umbi per rumpun

27 Pengamatan bobot basah umbi per plot

28 Penjemuran umbi

29 Pengamatan bobot kering umbi per plot

46

Lampiran 7. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 7 HST Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............cm.............

j1k1 8,70 7,85 5,85 22,40 7,47

j1k2 8,50 5,25 5,45 19,20 6,40

j1k3 7,65 7,35 6,20 21,20 7,07

j2k1 6,50 5,95 7,15 19,60 6,53

j2k2 7,20 6,85 7,25 21,30 7,10

j2k3 6,05 6,15 6,35 18,55 6,18

j3k1 6,05 8,20 4,00 18,25 6,08

j3k2 6,00 7,25 5,95 19,20 6,40

j3k3 6,65 5,60 5,55 17,80 5,93

Jumlah 63,30 60,45 53,75 177,50 59,17

Rata-rata 7,03 6,72 5,97 19,72 6,57

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis Pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis Pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 8. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 14 HST Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............cm.............

j1k1 16,30 17,25 13,75 47,30 15,77

j1k2 14,30 15,50 15,30 45,10 15,03

j1k3 17,75 17,30 16,00 51,05 17,02

j2k1 15,75 15,05 15,90 46,70 15,57

j2k2 16,05 14,85 15,70 46,60 15,53

j2k3 14,85 17,15 13,70 45,70 15,23

j3k1 16,80 16,50 12,20 45,50 15,17

j3k2 15,85 14,70 16,40 46,95 15,65

j3k3 15,45 15,40 14,40 45,25 15,08

Jumlah 143,10 143,70 133,35 420,15 140,05

Rata-rata 15,90 15,97 14,82 46,68 15,56

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

47

Lampiran 9. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 21 HST Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............cm.............

j1k1 22,55 22,95 21,50 67,00 22,33

j1k2 18,85 20,85 22,00 61,70 20,57

j1k3 26,20 24,40 24,60 75,20 25,07

j2k1 23,10 20,80 22,10 66,00 22,00

j2k2 21,05 20,50 22,20 63,75 21,25

j2k3 20,40 24,90 21,90 67,20 22,40

j3k1 23,50 22,10 18,20 63,80 21,27

j3k2 22,10 19,60 21,80 63,50 21,17

j3k3 21,45 21,20 19,40 62,05 20,68

Jumlah 199,20 197,30 193,70 590,20 196,73

Rata-rata 22,13 21,92 21,52 65,58 21,86

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 10. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 28 HST Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............cm.............

j1k1 26,70 28,10 25,30 80,10 26,70

j1k2 22,40 24,80 25,20 72,40 24,13

j1k3 32,20 28,30 28,80 89,30 29,77

j2k1 27,70 25,10 26,60 79,40 26,47

j2k2 23,90 23,50 26,00 73,40 24,47

j2k3 25,00 30,60 26,00 81,60 27,20

j3k1 27,40 25,90 22,80 76,10 25,37

j3k2 25,60 23,00 25,80 74,40 24,80

j3k3 25,00 25,00 23,90 73,90 24,63

Jumlah 235,90 234,30 230,40 700,60 233,53

Rata-rata 26,21 26,03 25,60 77,84 25,95

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

48

Lampiran 11. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 35 HST Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............cm.............

j1k1 30,50 31,10 28,30 89,90 29,97

j1k2 26,50 28,40 28,00 82,90 27,63

j1k3 35,40 32,40 32,70 100,50 33,50

j2k1 30,00 27,80 30,00 87,80 29,27

j2k2 26,50 26,80 29,40 82,70 27,57

j2k3 27,50 34,30 28,90 90,70 30,23

j3k1 29,40 29,60 26,60 85,60 28,53

j3k2 27,50 26,40 28,50 82,40 27,47

j3k3 27,40 27,80 26,80 82,00 27,33

Jumlah 260,70 264,60 259,20 784,50 261,50

Rata-rata 28,97 29,40 28,80 87,17 29,06

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

49

Lampiran 12. Data Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 42 HST Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............cm.............

j1k1 33,00 33,00 29,80 95,80 31,93

j1k2 29,30 30,00 30,00 89,30 29,77

j1k3 38,30 34,90 34,00 107,20 35,73

j2k1 32,10 29,60 31,70 93,40 31,13

j2k2 28,70 29,40 31,50 89,60 29,87

j2k3 29,40 36,70 30,80 96,90 32,30

j3k1 31,10 32,10 28,40 91,60 30,53

j3k2 29,50 29,40 30,00 88,90 29,63

j3k3 29,80 30,00 28,20 88,00 29,33

Jumlah 281,20 285,10 274,40 840,70 280,23

Rata-rata 31,24 31,68 30,49 93,41 31,14

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 13. Analisi Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 42 HST

Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung f-tabel

Kelompok 2 6.515842 3.2579 0.8945 tn 3.63

Perlakuan 8 97.452477 12.1816 3.3444 * 2.59

Jarak tanam (J) 2 31.488064 15.7440 4.3225 * 3.63

Pupuk kandang (K) 2 32.857857 16.4289 4.5105 * 3.63

Intraksi ( J X K ) 4 33.106556 8.2766 2.2723 tn 3.01

Galat 16 58.277775 3.6424

Non-aditif 1 3.143594 3.1436 0.8553 tn 4.54

Sisa 15 55.134181 3.6756

Total 26 162.2461 KK= 6.1293 %

Uji homgenitas: X2-Hitung = 11.9 < X

2-Tabel = 15.5 (Data homogen)

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

50

Lampiran 14. Data ILD 30-40hst Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

........................

j1k1 1,23 1,41 1,00 3,64 1,21

j1k2 1,76 1,30 1,42 4,48 1,49

j1k3 2,59 1,44 1,63 5,66 1,89

j2k1 0,47 0,45 0,55 1,47 0,49

j2k2 0,74 0,49 0,75 1,98 0,66

j2k3 0,68 1,25 1,23 3,16 1,05

j3k1 0,85 0,69 0,40 1,94 0,65

j3k2 0,69 0,39 0,44 1,52 0,51

j3k3 0,51 0,62 0,44 1,57 0,52

Jumlah 9,52 8,04 7,86 25,42 8,47

Rata-rata 1,06 0,89 0,87 2,82 0,94

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 15. Analisis Ragam ILD 30-40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung f-tabel

Kelompok 2 0.184384 0.0922 1.2247 tn 3.63

Perlakuan 8 6.054676 0.7568 10.0536 * 2.59

Jarak tanam (J) 2 4.832142 2.4161 32.0944 * 3.63

Pupuk kandang (K) 2 0.660316 0.3302 4.3857 * 3.63

Intraksi (J X K ) 4 0.562217 0.1406 1.8671 tn 3.01

Galat 16 1.204481 0.0753

Non-aditif 1 0.281430 0.2814 4.5734 * 4.54

Sisa 15 0.923051 0.0615

Total 26 7.4435 KK= 29.1426 %

Uji homgenitas: X2-Hitung= 11.7 < X

2-Tabel = 15.5 (Data homogen)

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

51

Lampiran 16. Data ILD 30-40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang (Transformasi) ( 𝑥 + 1/2 ).

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

......................

j1k1 1,32 1,38 1,23 3,93 1,31

j1k2 1,50 1,34 1,39 4,23 1,41

j1k3 1,76 1,39 1,46 4,61 1,54

j2k1 0,99 0,98 1,03 3,00 1,00

j2k2 1,11 1.00 1,12 3,23 1,08

j2k3 1,09 1,32 1,32 3,73 1,24

j3k1 1,16 1,09 0,95 3,20 1,07

j3k2 1,09 0,94 0,97 3,00 1,00

j3k3 1,01 1,06 0,97 3,04 1,01

Jumlah 11,03 10,50 10,44 31,97 10,56

Rata-rata 1,22 1,17 1,16 3,55 1,18

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 17. Analisis Ragam ILD 30-40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang (Transformasi)

( 𝑥 + 1/2).

Sumber

Keragaman

Drajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung f-tabel

Kelompok 2 0.023588 0.011794 1.1395 tn 3.630

Perlakuan 8 0.955355 0.119419 11.5384 * 2.590

Faktor I 2 0.773937 0.386968 37.3892 * 3.630

Faktor II 2 0.093561 0.046780 4. 5200 * 3.630

Intraksi 4 0.087858 0.021964 2.1222 tn 3.010

Acak 16 0.165596 0.010350

Total 26 1.144539 KK= 8.60 %

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

52

Lampiran 18. Data LTT 30-40 hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan

Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

............gram/m

2/hari............

j1k1 5,00 9,00 4,00 18,00 6,00

j1k2 9,00 4,00 3,00 16,00 5,33

j1k3 7,00 9,00 6,00 22,00 7,33

j2k1 2,67 4,00 3,33 10,00 3,33

j2k2 2,67 2,00 7,33 12,00 4,00

j2k3 3,33 2,67 5,33 11,33 3,78

j3k1 1,50 1,50 2,50 5,50 1,83

j3k2 2,00 2,00 2,50 6,50 2,17

j3k3 1,00 4,00 2,50 7,50 2,50

Jumlah 34,17 38,17 36,49 108,83 36,28

Rata-rata 3,80 4,24 4,05 12,09 4,03

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 19. Analisis Ragam LTT 30-40 hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F-Hitung F-Tabel

Kelompok 2 0.896430 0.4482 0.1097 tn 3.63

Perlakuan 8 83.040771 10.3801 2.5414 tn 2.59

Jarak tanam (J) 2 75.461044 37.7305 9.2378 * 3.63

Pupuk kandang (K) 2 3.511041 1.7555 0.4298 tn 3.63

Intraksi (J X K) 4 4.068686 1.0172 0.2490 tn 3.01

Galat 16 65.349541 4.0843

Non-aditif 1 0.002920 0.0029 0.0007 tn 4.54

Sisa 15 65.346621 4.3564

Total 26 149.2867 KK= 50.1391 %

Uji homgenitas: X2-Hitung= 11.9 < X

2-Tabel = 15.5 (Data homogen)

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

53

Lampiran 20. Data LTT 30-40 hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan

Dosis Pupuk Kandang (Transformasi) ( 𝑥 + 1/2).

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............gram/m

2/hari.............

j1k1 2,35 3,08 2,12 7,55 2,52

j1k2 3,08 2,12 1,87 7,07 2,36

j1k3 2,74 3,08 2,55 8,37 2,79

j2k1 1,78 2,12 1,96 5,86 1,95

j2k2 1,78 1,58 2,80 6,16 2,05

j2k3 1,96 1,78 2,42 6,16 2,05

j3k1 1,41 1,41 1,73 4,55 1,52

j3k2 1,58 1,58 1,73 4,89 1,63

j3k3 1,23 2,12 1,73 5,08 1,69

Jumlah 17,91 18,87 18,91 55,69 18,56

Rata-rata 1,99 2,10 2,10 6,19 2,06

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 21. Analisis Ragam LTT 30-40 hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang (Transformasi) ( 𝑥 + 1/2).

Sumber

Keragaman

Drajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung f-tabel

Kelompok 2 0.072980 0.036490 0.1941 tn 3.630

Perlakuan 8 4.356000 0.544500 2.8970 tn 2.590

Faktor I 2 4.003224 2.001612 10.6495 * 3.630

Faktor II 2 0.180429 0.090215 0.4800 tn 3.630

Intraksi 4 0.172347 0.043087 0.2292 tn 3.010

Acak 16 3.007245 0.187953

Total 26 7.436226 KK= 21.02 %

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

54

Lampiran 22. Data LAB 30-40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............gram/m

2/hari.............

j1k1 4,22 5,96 4,07 14,25 4,75

j1k2 5,28 3,22 2,23 10,73 3,58

j1k3 2,91 6,64 3,70 13,25 4,42

j2k1 5,71 9,84 6,38 21,93 7,31

j2k2 3,64 4,13 9,69 17,46 5,82

j2k3 5,10 2,17 4,99 12,26 4,09

j3k1 2,05 2,30 6,36 10,71 3,57

j3k2 2,72 5,38 5,58 13,68 4,56

j3k3 2,10 6,39 6,01 14,50 4,83

Jumlah 33,73 46,03 49,01 128,77 42,92

Rata-rata 3.75 5.11 5.45 14.31 4.77

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 23. Analisis Ragam LAB 30-40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung f-tabel

Kelompok 2 14.579732 7.2899 1.7617 tn 3.63

Perlakuan 8 33.175476 4.1469 1.0021 tn 2.59

Jarak tanam (J) 2 12.716777 6.3584 1.5366 tn 3.63

Pupuk kandang (K) 2 2.814758 1.4074 0.3401 tn 3.63

Intraksi (J X K) 4 17.643940 4.4110 1.0660 tn 3.01

Galat 16 66.208961 4.1381

Non-aditif 1 4.240471 4.2405 1.0264 tn 4.54

Sisa 15 61.968490 4.1312

Total 26 113.9642 KK = 42.6528 %

Uji homgenitas: X2-Hitung= 2.8 < X

2-Tabel = 15.5 (Data homogen)

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

55

Lampiran 24. Data LAB 30-40 hst Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang (Transformasi) ( 𝑥 + 1/2).

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............gram/m

2/hari.............

j1k1 2,17 2,54 2,14 6,85 2,28

j1k2 2,40 1,93 1,65 5,98 2,00

j1k3 1,85 2,67 2,05 6,57 2,19

j2k1 2,49 3,22 2,62 8,33 2,78

j2k2 2,04 2,15 3,19 7,38 2,46

j2k3 2,37 1,63 2,34 6,34 2,11

j3k1 1,60 1,67 2,62 5,89 1,96

j3k2 1,79 2,43 2,47 6,69 2,23

j3k3 1,61 2,63 2,55 6,79 2,26

Jumlah 18,32 20,87 21,63 60,82 20,27

Rata-rata 2,04 2,32 2,40 6,76 2,25

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 25. Analisis Ragam LAB 30-40 hst Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak

Tanam dan Dosis Pupuk Kandang (Transformasi) ( 𝑥 + 1/2).

Sumber

Keragaman

Drajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F-Hitung F-Tabel

Kelompok 2 0.668649 0.334324 1.7167 tn 3.630

Perlakuan 8 1.478745 0.184843 0.9491 tn 2.590

Faktor I 2 0.527793 0.263897 1.3551 tn 3.630

Faktor II 2 0.113283 0.056641 0.2908 tn 3.630

Intraksi 4 0.837669 0.209417 1.0753 tn 3.010

Acak 16 3.116004 0.194750

Total 26 5.263397 KK= 19.59 %

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

56

Lampiran 26. Data Jumlah Umbi Per Rumpun Tanaman Bawang Merah Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............umbi.............

j1k1 5,30 5,10 6,10 16,50 5,50

j1k2 5,10 5,00 5,80 15,90 5,30

j1k3 7,10 7,20 6,90 21,20 7,07

j2k1 8,80 5,10 6,40 20,30 6,77

j2k2 8,00 5,50 6,40 19,90 6,63

j2k3 6,10 7,40 6,70 20,20 6,73

j3k1 8,40 5,80 7,00 21,20 7,07

j3k2 6,20 5,40 6,80 18,40 6,13

j3k3 5,80 6,60 6,20 18,60 6,20

Jumlah 60,80 53,10 58,30 172,20 57,40

Rata-rata 6,76 5,90 6,48 19,13 6,38

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 27. Analisis Ragam Jumlah Umbi Per Rumpun Tanaman Bawang Merah

Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung f-tabel

Kelompok 2 3.428535 1.7143 2.0543 tn 3.63

Perlakuan 8 9.946411 1.2433 1.4899 tn 2.59

Jarak tanam (J) 2 2.675279 1.3376 1.6030 tn 3.63

Pupuk kandang (K) 2 1.928752 0.9644 1.1557 tn 3.63

Intraksi (J X K) 4 5.342380 1.3356 1.6005 tn 3.01

Galat 16 13.351495 0.8345

Non-aditif 1 0.861705 0.8617 1.0349 tn 4.54

Sisa 15 12.489790 0.8327

Total 26 26.7264 KK= 14.3231 %

Uji homgenitas: X2-Hitung= 11.5 < X

2-Tabel = 15.5 (Data homogen)

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

57

Lampiran 28. Data Berat Basah Umbi Per Rumpun Tanaman Bawang Merah Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............gram.............

j1k1 34,32 34,58 33,43 102,33 34,11

j1k2 35,93 33,82 29,32 99,07 33,02

j1k3 43,56 33,78 46,60 123,94 41,31

j2k1 41,52 28,46 40,21 110,19 36,73

j2k2 30,92 27,38 35,86 94,16 31,39

j2k3 41,98 30,48 43,02 115,48 38,49

j3k1 50,16 31,66 34,22 116,04 38,68

j3k2 31,84 32,72 34,96 99,52 33,17

j3k3 38,54 53,04 32,42 124,00 41,33

Jumlah 348,77 305,92 330,04 984,73 348,90

Rata-rata 38,75 33,99 36,67 109,41 38,77

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 29. Analisis Ragam Berat Basah Umbi Per Rumpun Tanaman Bawang

Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung f-tabel

Kelompok 2 102.545570 51.2728 1.2104 tn 3.63

Perlakuan 8 330.941406 41.3677 0.9766 tn 2.59

Jarak tanam (J) 2 23.035156 11.5176 0.2719 tn 3.63

Pupuk kandang (K) 2 277.476135 138.7381 0.2753 tn 3.63

Intraksi (J X K) 4 30.430115 7.6075 0.1796 tn 3.01

Galat 16 677.751282 42.3595

Non-aditif 1 1.556865 1.5569 0.0345 tn 4.54

Sisa 15 676.194417 45.0796

Total 26 1111.2383 KK= 17.8452 %

Uji homgenitas: X2-Hitung= 12.3 < X

2-Tabel = 15.5 (Data homogen)

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

58

Lampiran 30. Data Berat Basah Umbi Per Plot Tanaman Bawang Merah Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............gram.............

j1k1 3329,33 3624,67 3172,00 10126,00 3375,33

j1k2 2073,00 3697,33 2684,00 8454,33 2818,11

j1k3 3536,00 3999,33 4545,33 12080,66 4026,89

j2k1 3236,67 1444,67 2933,33 7614,67 2538,22

j2k2 1835,33 2098,67 2964,67 6898,67 2299,56

j2k3 2544,00 2328,00 2830,00 7702,00 2567,33

j3k1 2955,33 1544,67 1455,33 5955,33 1985,11

j3k2 1888,00 1422,67 1581,33 4892,00 1630,67

j3k3 2068,00 2953,33 1470,67 6492,00 2164,00

Jumlah 23465,66 23113,34 23636,66 70215,66 23405,22

Rata-rata 2607,30 2568,15 2626,30 7801,74 2600,58

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 31. Analisis Ragam Berat Basah Umbi Ber Plot Tanaman Bawang Merah

Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung f-tabel

Kelompok 2 15834.666992 7917.3335 0.0175 tn 3.63

Perlakuan 8 12862981.000000 1607872.6250 3.5473 * 2.59

Jarak tanam (J) 2 10095252.000000 5047626.0000 11.1361 * 3.63

Pupuk kandang (K) 2 2033939.500000 1016969.7500 2.2437 tn 3.63

Intraksi (J X K) 4 733789.500000 183447.3750 0.4047 tn 3.01

Galat 16 7252240.500000 453265.0313

Non-aditif 1 3260.500000 3260.8692 0.0067 tn 4.45

Sisa 15 7248979.630750 483265.3087

Total 26 20131056.1670 KK= 25.8884%

Uji homgenitas: X2-Hitung= 6.8 < X

2-Tabel = 15.5 (Data homogen)

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

59

Lampiran 32. Data Bobot Kering Umbi Per Plot Tanaman Bawang Merah Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............gram.............

j1k1 2834,00 3237,33 2044,67 8116,00 2705,33

j1k2 1408,67 2666,00 2237,33 6312,00 2104,00

j1k3 3368,00 3521,33 2920,67 9810,00 3270,00

j2k1 2619,33 1104,00 1984,67 5708,00 1902,67

j2k2 1436,00 1760,00 2431,33 5627,33 1875,78

j2k3 2050,00 1975,33 1944,00 5969,33 1989,78

j3k1 1846,67 1312,67 1008,67 4168,01 1389,34

j3k2 2104,67 1134,00 1306,00 4544,67 1514,89

j3k3 1895,33 1918,67 1157,33 4971,33 1657,11

Jumlah 19562,67 18629,33 17034,67 55226,67 18408,89

Rata-rata 2173,63 2069,93 1892,74 6136,30 2045,43

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis Pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis Pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 33. Analisis Ragam Bobot Kering Umbi Per Plot Tanaman Bawang Merah

Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung

f-tabel

Kelompok 2 363169.781250 181584.8906 0.6701 tn 3.63

Perlakuan 8 8560400.000000 1070050.0000 3.9487 * 2.59

Jarak tanam (J) 2 6391401.000000 3195700.5000 11.7928 * 3.63

Pupuk kandang (K) 2 1040346.687500 520173.3438 1.9195 tn 3.63

Intraksi (J X K) 4 1040346.687500 260086.6719 0.9598 tn 3.01

Galat 16 4335814.000000 270980.3750

Non-aditif 1 1325.475411 13254745 0.0046 tn 4.54

Sisa 15 4334480.524509 288965.9016

Total 26 13259383.7813 KK= 25.4501%

Uji homgenitas: X2-Hitung= 7.3 < X

2-Tabel = 15.5 (Data homogen)

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

60

Lampiran 34. Data Susut Umbi Per Plot Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata

I II III

.............%.............

j1k1 14,88 10,69 15,57 41,14 13,71

j1k2 32,06 10,76 16,64 59,46 19,82

j1k3 6,99 11,95 17,92 36,86 12,29

j2k1 19,07 23,58 20,98 63,63 21,21

j2k2 21,76 16,14 17,99 55,89 18,63

j2k3 19,42 15,15 19,53 54,10 18,03

j3k1 37,51 15,02 30,69 83,22 27,74

j3k2 19,07 20,29 17,41 56,77 18,92

j3k3 8,35 35,03 21,31 64,69 21,56

Jumlah 179,11 158,61 178,04 515,76 171,92

Rata-rata 19,90 17,62 19,78 57,31 19,10

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 35. Analisis Ragam Susut Umbi Ber Plot Tanaman Bawang Merah Akibat

Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F-Hitung F-Tabel

Kelompok 2 29.592447 14.7962 0.2408 Tn 3.63

Perlakuan 8 487.548187 60.9435 1.0247 Tn 2.59

Jarak tanam (J) 2 251.512589 125.7563 2.1146 Tn 3.63

Pupuk kandang (K) 2 58.112411 29.0562 0.4806 Tn 3.63

Intraksi (J X K) 4 177.923187 44.4808 0.7479 Tn 3.01

Galat 16 951.545898 59.4716

Non-aditif 1 31.619181 31.6192 0.5156 Tn 4.45

Sisa 15 919.926717 61.3284

Total 26 1468.6865 KK= 40.3711%

Uji homgenitas: X2-Hitung= 15.2 < X

2-Tabel = 15.5 (Data homogen)

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

61

Lampiran 36. Data Susut Umbi Per Plot Tanaman Bawang Merah Akibat Perbedaan

Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang (Transformasi) ( 𝑥 ).

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

.............%.............

j1k1 3,86 3,27 3,95 11,08 3,69

j1k2 5,66 3,28 4,08 13,02 4,34

j1k3 2,64 3,46 4,23 10,33 3,45

j2k1 4,37 4,86 4,58 13,81 4,60

j2k2 4,67 4,02 4,24 12,93 4,31

j2k3 4,41 3,89 4,42 12,72 4,24

j3k1 6,13 3,88 5,54 15,55 5,18

j3k2 4,37 4,50 4,17 13,04 4,35

j3k3 2,89 5,92 4,62 13,43 4,48

Jumlah 39,00 37,08 39,83 115,91 38,63

Rata-rata 4,33 4,12 4,43 12,88 4,29

Keterangan :

j1: Jarak tanam 10 x 10 cm k1: Dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha

j2: Jarak tanam 10 x 15 cm k2: Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha

j3: Jarak tanam 10 x 20 cm k3: Dosis pupuk kandang ayam 30 ton/ha

Lampiran 37. Analisis ragam Susut Umbi Per Plot Tumbuhan Tanaman Bawang

Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang

(Transformasi) ( 𝑥 ).

Sumber

Keragaman

Drajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah f-hitung f-tabel

Kelompok 2 0.443081 0.221541 0.2968 tn 3.630

Perlakuan 8 6.017313 0.752164 1.0077 tn 2.590

Faktor I 2 3.304843 1.652422 2.2139 tn 3.630

Faktor II 2 0.884054 0.442027 0.5922 tn 3.630

Intraksi 4 1.828417 0.457104 0.6124 tn 3.010

Acak 16 11.942315 0.746395

Total 26 18.402710 KK= 20.13 %

Keterangan :

* = berbeda nyata pada taraf 5%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

KK = koefisien keragaman

62

GAMBAR PENELITIAN

Gambar 1. Penyemprotan Gulma

Gambar 2. Pengolahan Tanah

63

Gambar 3. Penebaran Dolomid

Gambar 4. Penebaran Pupuk Kandang

64

Gambar 5. Penanaman Bawang Merah

Gambar 6. Penyiraman

65

Gambar 7. Pengamatan tinggi tanaman 28 Hst

Gambar 8. penyiangan

66

Gambar 9. Pengambilan sampel tanaman destruktif 30 Hst

Gambar 10. Pengovenan tanaman destruktif

67

Gambar 11. Penimbangan berat kering tanaman destruktif

Gambar 12. Panen

68

Gambar 13. Penimbagan Berat Basah Per Rumpun

Gambar 14. Penimbanagn Berat Basah Per Plot

69

Gambar 13. Penjemuran

Gambar 15. Penimbangan Bobot Kering Per Plot