Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen...

36
1 Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen Ko- Kemoterapi Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) Bidang: IPA Topik : Pendayagunaan Potensi Sumber Daya Alam Disusun oleh: Dwi Ana Nawangsari (06/192720/FA/07534) Indah Ikawati Setyarini (06/198387/FA/07686) Perdana Adi Nugroho (05/187358/FA/07390) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2008

Transcript of Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen...

Page 1: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

1

Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen Ko-

Kemoterapi

Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM)

Bidang: IPA

Topik : Pendayagunaan Potensi Sumber Daya Alam

Disusun oleh:

Dwi Ana Nawangsari (06/192720/FA/07534)

Indah Ikawati Setyarini (06/198387/FA/07686)

Perdana Adi Nugroho (05/187358/FA/07390)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

2

HALAMAN PENGESAHAN LOMBA KARYA TULIS MAHASISWA

1. Judul Karya Tulis : Pemanfaatan Bawang Merah (Allium Cepa L.) sebagai Agen Ko-kemoterapi

2. Bidang Penulisan : IPA 3. a. Penulis 1

Nama : Dwi Ana Nawangsari NIM : 06/192720/FA/07534 Jurusan : Ilmu Farmasi (Farmasi Komunitas dan

Klinik), Universitas Gadjah Mada b. Penulis 2 Nama : Indah Ikawati Setyarini NIM : 06/198387/FA/07686 Jurusan : Ilmu Farmasi (Farmasi Komunitas dan

Klinik), Universitas Gadjah Mada c. Penulis 3 Nama : Perdana Adi Nugroho NIM : 05/187358/FA/07390 Jurusan : Ilmu Farmasi (Farmasi Sains dan Industri),

Universitas Gadjah Mada 4. Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ratna Asmah Susidarti, M.Si., Apt. b. NIP : 131681955 c. Alamat Rumah : Jln. Apokat No. 4 Perumahan Jambusari

Indah, Sleman, Yogyakarta.

d. No Telp. : 0274 880616 / 081328770163

Yogyakarta, 10 April 2008

Menyetujui,

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pembimbing

(Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt.) (Dr. Ratna Asmah S, M.Si, Apt.) NIP. 131857330 NIP. 131681955

Direktur Kemahasiswaan

( Drs. Haryanto, M.Si. ) NIP. 131671685

Page 3: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME, atas segala limpahan rahmat-Nya,

sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis dengan judul ”Pemanfaatan

Bawang Merah (Allium Cepa L.) Sebagai Agen Ko-kemoterapi”, yang disusun

untuk mengikuti Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa Bidang IPA.

Dalam penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Marchaban, DESS, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

UGM dan Bapak Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt. selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Farmasi.

2. Ibu Dr. Ratna Asmah Susidarti, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penulisan

karya tulis ini.

3. Kedua orang tua dan keluarga kami yang senantiasa mendoakan dan memberi

dukungan kepada kami.

4. Teman-teman yang senantiasa memberi dukungan dan bantuan, baik moral

maupun material kepada kami.

Tiada gading yang tak retak, begitu juga halnya dengan karya tulis ini,

masih banyak ditemukan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis menerima masukan,

saran, ataupun kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk

penyempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat

bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia secara luas.

Yogyakarta, 10 April 2008

Penulis

Page 4: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

4

RINGKASAN

Salah satu jenis kanker yang menyerang manusia adalah kanker mulut. Menurut American Cancer Society (2007), di Amerika pada tahun 2007 diperkirakan terdapat 34.360 kasus baru dengan 7.550 kematian per tahun. Stadium awal kanker ini yang sering tidak diperhatikan karena pertumbuhannya tidak menimbulkan gejala yang berarti. Kanker mulut sangat berbahaya karena penderitanya memiliki resiko duapuluh kali lipat lebih tinggi untuk terserang kanker yang lain. Oleh karena itu diperlukan terapi yang tepat dalam menangani penyakit kanker mulut (Oral Cancer Foundation, 2008).

Terapi kanker mulut secara medis yang biasa dilakukan selama ini adalah dengan kemoterapi. Salah satu obat yang biasa digunakan untuk terapi kanker mulut yaitu cisplatin. Cisplatin merupakan senyawa kemoterapi yang berbasis platinum yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai macam kanker, termasuk sarcoma, beberapa carcinoma, lymphoma dan sel tumor. Cisplatin bekerja dengan cara menempelkan diri pada DNA (deoxyribonucleic acid) sel kanker dan mencegah pertumbuhannya (Sukotjo, 2001).

Pengobatan kemoterapi dengan cisplatin sering tidak efektif dan menimbulkan efek samping yang merugikan. Dalam penggunaanya tanpa pendamping cisplatin tidak efektif menekan pertumbuhan kanker dan memiliki efek samping berupa kerusakan ginjal (nephrotoxicity) dan kerusakan neuron (neurotoxicity) (Anonim2, 2008). Pencarian suatu cara pengobatan kanker yang lebih efektif terus dilakukan, diantaranya adalah dengan pemberian kombinasi obat kemoterapi dengan agen yang dapat meningkatakan efektivitas dan menekan efek sampingnya ( ko-kemoterapi).

Ko-kemoterapi dapat dilakukan dengan penggunaan senyawa kemoprevensi yang bersifat non-toksik atau lebih tidak toksik. Senyawa-senyawa tersebut banyak kita jumpai dari bahan-bahan alam di sekitar kita. Salah satu bahan alam yang berpotensi sebagai agen ko-kemoterapi adalah bawang merah (Allium cepa L.).

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Dua puluh empat propinsi di indonesia merupakan penghasil bawang merah. Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang termasuk ke dalam kelompok rempah yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan. Bawang merah merah memiliki potensi yang lebih dari sekedar bumbu masakan, yaitu dapat dikembangkan sebagai agen ko-kemoterapi.

Bawang merah mengandung kuersetin, suatu antioksidan yang kuat yang bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Berbagai penelitian menunjukkan kemampuan kuersetin sebagai antikanker. kuersetin juga dapat meningkatkan efektivitas dari obat kemoterapi cisplatin serta menurunkan efek samping yang ditimbulkan.

Page 5: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

5

Pengembangan bawang merah menjadi agen ko-kemoterapi akan memberi alternatif cara kemoterapi yang lain dan dapat meningkatkan nilai guna dari bawang merah itu sendiri. Peningkatan nilai guna bawang merah sebagai agen ko-kemoterapi tentu akan meningkatkan potensi lokal yang ada di indonesia sebagai penghasil bawang merah. Untuk menjadi sediaan yang berfungsi sebagai agen ko-kemoterapi dari bawang merah diperlukan penelitian dan dukungan yang lebih dari berbagai pihak termasuk kalangan peneliti, pemerintah, swasta dan masyarakat.

Page 6: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu jenis kanker yang menyerang manusia adalah kanker mulut. Kanker

mulut merupakan pertumbuhan jaringan abnormal pada mulut. Kanker mulut bisa

timbul pada berbagai jaringan di mulut, dan dapat memiliki bermacam-macam

histologi : teratoma, adenocarcinoma turunan dari kelenjar saliva mayor dan

minor, lymphoma dari tonsil atau jaringan limfosit yang lain, atau melanoma dari

produksi pigmen oleh sel mukosa mulut (Anonim1, 2008). Menurut American

Cancer Society (2007), di Amerika pada tahun 2007 diperkirakan terdapat 34.360

kasus baru, dengan 7.550 kematian per tahun. Kanker mulut sangat berbahaya

karena stadium awalnya yang sering tidak diperhatikan karena sejalan

pertumbuhannya yang tidak menimbulkan gejala berarti dan penderitanya

memiliki resiko tinggi untuk terserang kanker yang lain (Oral Cancer Foundation,

2008). Oleh karena itu diperlukan terapi yang tepat dalam menangani penyakit

kanker mulut.

Terapi kanker mulut secara medis yang biasa dilakukan selama ini adalah dengan

kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan. Akan tetapi, tidak sedikit penderita

kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan seperti alasan

psikologis, ekonomis, dan adanya efek samping. Salah satu obat yang digunakan

untuk terapi kanker mulut adalah cisplatin (Gambar 1). Cisplatin merupakan obat

kemoterapi yang mengandung unsur platinum yang biasanya digunakan untuk

terapi bermacam-macam kanker termasuk sarcoma, carcinoma, dan lymphoma

(Anonim2, 2008). Cisplatin bekerja dengan cara menempelkan diri pada DNA

(deoxyribonucleic acid) sel kanker dan mencegah pertumbuhannya (Sukotjo,

2001). Sebagai obat kemoterapi cisplatin memiliki efek samping yaitu toksis bagi

ginjal dan neuron (Anonim2, 2008).

Page 7: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

7

Berbagai penemuan tanaman obat telah teruji secara klinik dapat memberikan

efek farmakologis terhadap penyakit kanker. Hal ini telah memberikan alternatif

baru dalam mengatasi dan mengobati penyakit tersebut. Dengan adanya

perkembangan pengetahuan mengenai berbagai tanaman obat, kini banyak

berkembang upaya terapi kanker menggunakan bahan alam baik secara tunggal

maupun kombinasi dengan suatu agen kemoterapi (ko-kemoterapi). Terapi

kombinasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas agen kemoterapi

dan menurunkan efek sampingnya.

Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai agen antikanker adalah bawang

merah (Gambar 3). Bawang merah sudah lama dikenal oleh masyarakat sebagai

bumbu masakan sehari-hari, akan tetapi belum banyak diketahui manfaat bawang

merah sebagai obat. Bawang merah memiliki kandungan kuersetin (Gambar 2)

yang tinggi disamping kandungan yang lain. Kuersetin terdapat dalam berbagai

tanaman lain seperti seperti bawang, teh dan apel. Menurut Holman et al. (1997)

ketersediaan hayati kuersetin pada apel dan pada rutinoside murni (kuersetin

utama dalam teh) adalah 30 % relatif dari bawang merah. Setelah dikonsumsi

kuersetin dari bawang mencapai konsentrasi tertinggi kurang dari 0,7 jam,

sedangkan untuk apel dicapai setelah 2.5 jam, dan setelah 9 jam untuk rutinoside.

Hal ini menunjukkan bahwa kuersetin dalam bawang merah lebih unggul

absorbsinya dibandingkan dengan kuersetin dalam apel maupun rutinoside.

Kuersetin sangat efektif dalam mengurangi stress oksidatif dan mencegah produk

potensial akibat stress oksidatif, seperti kanker (Cotelle, 2001). Kuersetin dapat

menginduksi apoptosis pada sel kanker mulut (Haghiack et al., 2005). Penelitian

lain menunjukkan kuersetin juga mampu menghambat pertumbuhan sel kanker

payudara (Conklin et al., 2007), kanker kolon(Veeriah et al., 2007), kanker paru-

paru (Yang et al., 2005), dan kanker ovarium (Ye et al., 2007). Kuersetin

memiliki efek meningkatkan efikasi cisplatin salah satu obat untuk terapi kanker

mulut (Kuhar et al., 2007). Menurut Kuhlmann et al. (1998) kuersetin dapat

menurunkan efek toksis cisplatin pada sel tubular ginjal. Selain itu kuersetin

memiliki kontribusi yang berarti untuk perlindungan pada sel neuronal dari stress

Page 8: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

8

oksidatif yang diinduksi neurotoksin (Heo dan Lee, 2004). Oleh karena itu perlu

dikembangkan produk kuersetin dari bawang merah sebagai agen ko-kemoterapi

yang dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi dan menekan efek sampingnya.

B. Rumusan Masalah

1. Dapatkah bawang merah dijadikan sebagai agen ko-kemoterapi?

2. Bagaimana strategi untuk mengembangkan bawang merah menjadi sediaan

agen ko-kemoterapi yang berkualitas?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengoptimalkan potensi kekayaan hayati Indonesia melalui obat dari alam

untuk mencari alternatif terapi kanker.

2. Tujuan Khusus

a. Menginformasikan kepada masyarakat mengenai agen ko-kemoterapi

berbasis bahan alam untuk menekan pertumbuhan kanker.

b. Mensosialisasikan agen ko-kemoterapi berbasis bahan alam yang

prospektif.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pemerintah

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah untuk mensosialisasikan

manfaat bawang merah sebagai agen ko-kemoterapi.

b. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengalokasikan dana bagi penelitian

lebih lanjut terhadap manfaat bawang merah sebagai agen ko-kemoterapi.

Page 9: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

9

c. Sebagai pertimbangan untuk melakukan pengembangan budidaya bawang

merah sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

2. Bagi masyarakat luas

Karya tulis ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat akan

manfaat obat dari alam untuk terapi kanker.

3. Bagi penulis dan kalangan akademisi

a. Karya tulis ini bermanfaat bagi penulis sebagai langkah awal untuk

menghasilkan karya-karya tulis lain di masa mendatang.

b. Karya tulis ini berguna sebagai pemacu semangat untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan bawang merah dalam terapi

kanker.

Page 10: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

10

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Kanker

Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan pengatur

multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler. Kanker

terjadi sebagai akibat perubahan dinamik dari gen, terutama mutasi pada gen

penghambat tumor sehingga gen ini kehilangan fungsinya (Hanahan and

Weinberg, 2000). Sel kanker ditandai oleh 3 ciri khas yaitu kontrol pertumbuhan

yang menurun atau tidak terbatas, invasi pada jaringan setempat, penyebaran atau

metastasis ke bagian tubuh lain. Sel tumor benigna juga memperlihatkan

penurunan kontrol pertumbuhan, tetapi tidak menginvasi atau menyebar ke bagian

tubuh yang lain (Murray et al., 2003).

Proses multitahap yang menunjukkan perubahan genetik yang menyebabkan

transformasi progresif sel normal menjadi sel malignant (ganas) disebut

karsinogenesis (Hanahan and Weinberg, 2000). Ada empat tahapan

karsinogenesis, yaitu tahap inisiasi, promosi, progresi, dan metastasis. Inisiasi

adalah tahap awal dari karsinogenesis dimana suatu zat karsinogen berinteraksi

dengan DNA. Tahap promosi ditandai dengan perubahan ekspresi gen dari sel

yang telah terinisiasi dan menyebabkan sel tumbuh secara selektif (King, 2000).

Selanjutnya tumor berkembang menjadi semakin ganas yang merupakan tahap

progresi (Scheneider, 1997). Dan pada tahap terakhir terjadi ekspansi sel kanker

ke jaringan-jaringan lain diseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan pembuluh

limfe (Murray et al., 2003).

Perubahan sel normal menjadi sel kanker telah menyebabkan perubahan

karakteristik, antara lain sebagai berikut :

1. Sel kanker mampu mencukupi kebutuhan akan sinyal pertumbuhannya sendiri.

Page 11: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

11

Jika sel normal memerlukan suatu faktor pertumbuhan untuk dapat tumbuh,

maka tidak demikian dengan sel kanker. Beberapa onkogen pada sel kanker

beraksi dengan cara menirukan sinyal pertumbuhan normal sehingga mampu

mengadakan proliferasi (Hanahan and Weinberg, 2000).

2. Sel kanker tidak sensitif terhadap sinyal antipertumbuhan. Jaringan normal

mempunyai sinyal antipertumbuhan untuk menjaga homeostatis jaringan. Sel

antipertumbuhan ini bekerja dengan dua mekanisme yaitu sel dipaksa keluar

dari siklus proliferasi aktif menuju siklus istirahat atau fase G0 dan sel

diinduksi untuk melepaskan secara permanen potensi proliferatif sel dan

masuk ke fase postmitotic. Proses seperti diatas tidak terjadi pada sel kanker

sehingga sel kanker akan berproliferasi secara terus-menerus (Hanahan and

Weinberg, 2000).

3. Sel kanker mampu menghindar dari mekanisme apoptosis. Salah satu

penyebab terbesar dari hal ini adalah adanya mutasi pada p53. Mutasi dari

protein ini terjadi pada lebih dari 50% kanker pada manusia. Terjadinya p53

non wild type menyebabkan terganggunya fungsi kontrol terhadap adanya

kerusakan DNA sehingga mengakibatkan tidak teraktivasinya jalur caspase

(Hanahan and Weinberg, 2000).

4. Sel kanker mempunyai kemampuan replikasi yang tidak terbatas. Pada sel

normal dapat membelah 60-70 kali, sedangkan sel kanker dapat membelah

secara tidak terbatas. Keterbatasan yang dimiliki oleh sel normal ini

disebabkan adanya pemendekan telomere, suatu sekuen berulang yang terdiri

dari ribuan sekuen pendek (6bp). Sejumlah 85-90% dari seluruh tipe kanker

dapat meng-upregulasi ekspresi enzim telomerase, yaitu suatu enzim yang

berfungsi menambahkan heksanukleotida pada akhir telomere DNA secara

berulang (Hanahan and Weinberg, 2000).

5. Sel kanker mampu menginvasi jaringan di sekitarnya serta melakukan

metastasis. Kemampuan tersebut berguna untuk mempertahankan masa tumor

serta menyebarkannya pada bagian tubuh yang memiliki cukup nutrisi dan

Page 12: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

12

tempat. Protein yang berperan pada proses tersebut antara lain molekul adhesi,

kaserin serta integrin yang merupakan penghubung antara sel dengan matriks

ekstraselulernya (Hanahan and Weinberg, 2000).

6. Sel kanker mampu menginduksi angiogenesis. Angiogenesis merupakan suatu

proses pembentukan pembuluh darah baru yang berfungsi untuk mencukupi

kebutuhan oksigen dan nutrisi pada sel. Angiogenesis distimulasi oleh sinyal

dari VEGF dan FGF ½. Sel kanker mengalami peningkatan ekspresi dari

kedua faktor pertumbuhan ini. Di samping itu juga terjadi penurunan ekspresi

dari inhibitor endogen seperti thrombospondin-1 atau ß interferon (Hanahan

and Weinberg, 2000).

B. Kanker Mulut

Kanker mulut dapat tumbuh di berbagai tempat dalam mulut, termasuk bibir,

lidah, langit-langit mulut, kelenjar saliva, pipi, di bawah lidah, gusi dan gigi

(Anonim3, 2008). Di bawah mikroskop, sebagian besar sel kanker mulut terlihat

sangat mirip dan disebut squamous cell carcinoma. Sel-sel kanker ini cenderung

dapat menyebar dengan cepat (Anonim1, 2008).

Squamous cell carcinoma (SCC) merupakan tumor ganas yang memiliki

prevalensi cukup tinggi di dalam rongga mulut. Terjadinya SCC dapat disebabkan

oleh beberapa faktor salah satunya agen biologik (virus onkogenik) misalnya

Epstein Barr Virus (EBV). Squamous cell cacinoma dapat timbul karena

gangguan DNA. Gangguan yang terjadi pada sel tersebut seharusnya diperbaiki

oleh gen p53. Gen p53 seharusnya merangsang p21 menekan semua cyclin

dependent kinase agar cyclin tidak dapat bekerja, sehingga siklus sel akan terhenti.

Pada saat terhentinya siklus sel akan memberikan waktu terjadinya perbaikan

DNA sehingga dapat dihindari terbentuknya sel yang mengandung defek DNA.

Karena adanya gangguan pada DNA, sel tidak terhenti untuk melakukan

perbaikan DNA karena terjadi mutasi pada gen p53 maka p21 yang seharusnya

diaktivasi oleh gen p53 mengalami gangguan. p21 yang berfungsi untuk menekan

semua cyclin dependent kinase tidak bekerja (Budhy, 2004).

Page 13: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

13

Gangguan yang terjadi adalah siklus sel tetap berjalan dengan defek DNA yang

diturunkan pada sel turunan. Sel turunan yang membawa defek DNA dapat

mengganggu apoptosis. Fungsi apoptosis telah terganggu karena adanya mutasi

pada gen pemicu apoptosis (p53). Apoptosis akan terhambat dan mengakibatkan

sel menjadi immortal. Pada kondisi demikian, defek DNA tidak mengaktivasi

gen-gen yang tergantung p53. Selanjutnya tidak terjadi penghentian siklus sel dan

mutasi akan terus terbentuk (berproliferasi) sehingga terjadi proses keganasan

(Budhy, 2004).

C. Kemoterapi

Kemoterapi (sering disebut kemo) merupakan pengobatan yang menghentikan

pembelahan sel. Tidak sepeti sel normal, sel kanker membelah terus-menerus

karena tidak berespon terhadap sinyal pengontrol pertumbuhan sel. Kemoterapi

bekerja dengan mengacaukan pembelahan sel dan mematikan pembelahan sel

yang aktif tersebut (Patton, 2007).

Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :

1) Obat golongan Agen pengalkilasi, Senyawa platina, dan Antibiotik Antrasiklin

bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut

tidak bisa melakukan replikasi (Kamarullah, 2005).

2) Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel,

yang berakibat menghambat sintesis DNA (Kamarullah, 2005).

3) Obat golongan Inhibitor Topoisomerase, Alkaloid Vinka, dan Taksan bekerja

pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel

(Kamarullah, 2005).

4) Obat golongan enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan menghambat

sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari

sel-sel kanker tersebut (Kamarullah, 2005).

Page 14: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

14

Pola pemberian kemoterapi

1) Kemoterapi Induksi

Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel

kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau

pada keganasan darah seperti leukemia atau lymphoma, disebut juga dengan

pengobatan penyelamatan (Kamarullah, 2005).

2) Kemoterapi Adjuvan

Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau

radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa

atau metastase kecil yang ada (micro metastasis) (Kamarullah, 2005).

3) Kemoterapi Primer

Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada

kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum

pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi (Kamarullah, 2005).

4) Kemoterapi Neo-Adjuvan

Diberikan sebelum pengobatan atau tindakan yang lain seperti pembedahan atau

penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi. Tujuannya adalah

untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan

lebih berhasil guna (Kamarullah, 2005).

Efek samping kemoterapi:

1. Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24

jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah (Kamarullah, 2005).

2. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam

beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan

stomatitis (Kamarullah, 2005).

Page 15: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

15

3. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang timbul

dalam beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer,

neuropati (Kamarullah, 2005).

4. Efek samping yang terjadi kemudian ( Late Side Effects) yang timbul dalam

beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder (Kamarullah,

2005).

D. Cisplatin

Gambar 1. Struktur kimia cisplatin (Anonim2, 2008)

Cisplatin, cisplatinum atau cis-diamminedichloridoplatinum(II) (CDDP) adalah

obat kemoterapi yang berbasis platina yang biasanya digunakan untuk mengobati

berbagai macam kanker, termasuk sarcoma, beberapa carcinoma, lymphoma dan

sel tumor. Cisplatin bekerja dengan cara menempelkan diri pada DNA

(deoxyribonucleic acid) sel kanker dan mencegah pertumbuhannya (Sukotjo,

2001). Salah satu ligand klorida digantikan secara perlahan dengan H2O, dalam

proses yang disebut aquation. Ligand H2O yang dihasilkan oleh

[PtCl(H2O)(NH3)2]+ dengan mudah digantikan, hal ini memungkinkan cisplatin

untuk berikatan dengan site utama pada DNA. Berikutnya, terbentuk cross-links

dua basa dengan platinum melalui penggantian ligand klorida yang lain. Cross-

links DNA dengan cisplatin ini dalam beberapa jalur yang berbeda, mengganggu

pembelahan sel. Kerusakan DNA ini akan memicu perbaikan, apabila mekanisme

perbaikan DNA tidak mungkin dilakukan maka kerusakan DNA ini akan memicu

apoptosis (Anonim2, 2008).

Cisplatin memiliki efek samping berupa kerusakan ginjal (nephrotoxicity)

Meskipun mekanisme pasti dari ciplastin dalam menginduksi nefrotoksisitas

Page 16: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

16

belum dipahami, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal ini berkaitan

dengan fragmentasi DNA yang diinduksi oleh suatu endonuklease tak dikenal. Hal

ini ditunjukkan sebelumnya bahwa deoksiribonuklease I (DNase I) adalah

endonuklease ginjal yang sangat aktif, dan penghentiannya oleh antisense bersifat

cytoprotective yang menghambat luka hypoxia dari sel epitelial tubuler ginjal

secara in vitro. Penelitian menunjukkan bahwa DNase I mewakili kurang lebih

80% dari aktivitas total endonuklease pada ginjal dan kultur sel epitel tubuler

ginjal. Data menunjukkan bukti langsung bahwa DNase berperan dalam

pembentukan luka pada ginjal yang diinduksi oleh cisplatin (Basnakian et al,

2005) . Selain itu cisplatin juga menyebabkan neurotoxicity (Anonim2, 2008).

E. Kuersetin

Kuersetin diketahui sebagai flavonoid yang paling aktif, dan banyak tanaman obat

memiliki kandungan kuersetin yang tinggi. Terdiri dari 3 cincin dan 5 gugus OH,

kuersetin ditemukan dalam makanan sebagai suatu glikosida (terikat pada molekul

gula) (Anonim5 2008). Kuersetin memiliki aktivitas antiinflamasi yang signifikan

karena menghibisi secara langsung beberapa proses inflamasi. Selain itu kuersetin

juga memiliki aktivitas antioksidan dan antitumor.

Gambar 2. Struktur kimia kuersetin (Anonim5, 2008)

Kuersetin dari buah-buahan dan sayuran telah dikenal sebagai substansi penting

Page 17: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

17

yang bisa membantu mencegah kanker. Kuersetin dan flavonoid yang lain telah

ditunjukkan pada binatang percobaan dan test tube untuk menghambat

pertumbuhan sel kanker. Suatu penelitian mengevaluasi kuersetin pada manusia

termasuk 11 orang dengan bermacam-macam kanker. Studi ini menemukan

bahwa kuersetin mengurangi ukuran tumor pada dua orang dan menghambat

aktivitas protein yang memainkan peranan dalam pertumbuhan kanker 9 dari 11

orang tersebut (Anonim7, 2008).

Menurut Haghiack dan Walle (2005) kuersetin dapat menginduksi necrosis dan

apoptosis pada sel kanker mulut SCC-9. Secara irreversibel, kuersetin mampu

menghambat pertumbuhan sel dan sintesis DNA. Kuersetin memiliki efek

antiploriferatif dengan bekerja pada siklus sel. Ia menghalangi siklus sel pada fase

S. Efek ini sesuai dengan kemampuan penghambatan sintesis DNA. Fase istirahat

S bisa terjadi baik oleh G1 atau G2/M, tergantung tipe sel dan kondisi perlakuan.

Penelitian yang lain menunjukkan bahwa kuersetin tidak hanya dapat

menginduksi siklus sel berhenti di fase S tetapi juga di fase G1/S atau fase G2/M,

tergantung tipe sel.

Kuersetin juga bekerja menghambat ekspresi thymidylate synthase (TS). TS

merupakan enzim utama dalam sintesis de novo DNA dan dalam regulasi siklus

sel. TS mengkatalisis metilasi dari deoxyuridine monophosphate menjadi

deoksithymidine monoposphate menggunakan 5,10-methylenetetrahydrofolate

sebagai donor metilnya. Karena inilah satu-satunya jalur yang menyediakan

prekursor thymidilate esensial untuk sintesis DNA, dan karena TS diekspresikan

tinggi pada kanker mulut dan pada pasien yang didiagnosa kanker mulut, maka TS

merupakan target penting dalam terapi kanker mulut. Kuersetin secara efektif

mampu menghambat tingkat protein TS. Data-data menunjukkan kuersetin

menginduksi nekrosis sel epitelia mulut. Pemberian kuersetin dalam jangka

panjang akan menginduksi apoptosis yang kemungkinan diperantarai oleh

penghambatan TS (Haghiack and Walle, 2005).

Page 18: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

18

Menurut Cross et al. (1998) kuersetin dapat meningkatkan potensi sitotoksik pada

cisplatin. Penggunaan cisplatin tanpa kombinasi dengan yang lain hanya mampu

menginduksi sejumlah kecil reaksi dalam sel. Apabila dikombinasikan dengan

kuersetin akan meningkatkan efek antiproliferasi dan pro apoptosisnya, tergantung

tipe kanker, dosis, dan durasi obat (Borska et al., 2003).

Menurut Kuhar et al. (2007) kuersetin mampu meningkatkan induksi apoptosis

cisplatin sampai 16,3%. Kuersetin dengan cisplatin mampu meningkatkan

permeabilitas mitokondria. Peningkatan permeabilitas menbran mitokondria

diduga merupakan sumber utama ROS (Reactive Oxigen Species). Akumulasi

hasil ROS pada cellular oxidative stress apabila tidak dibenarkan, dapat memicu

kerusakan biomolekuler seperti lipid membran, protein dan DNA. Akumulasi

dalam jangka waktu yang lama ini dapat menyebabkan luka ireversibel yang pada

akhirnya akan menyebabkan kematian sel. Sel kanker sendiri memiliki metabolik

ROS yang lebih aktif daripada sel normal. Memberikan substansi pengatur

metabolik mitokondria meningkatkan stress oksidatif dan memerantarai ROS

merusak DNA dan merubah respon seluler menginduksi apoptosis dengan

pemberian agen antikanker. Permeabilitas membran mitokondria meningkat lebih

tinggi apabila diberi perlakuan kuersetin dan cisplatin dibandingkan dengan

kuersetin atau cisplatin apabila diberikan sendiri.

Pengkombinasian kuersetin dengan cisplatin menunjukkan penurunan yang berarti

pada level nephrotoxicity marker’s dan lipid peroksidase serta meningkatkan

aktivitas ATPase. Aktivitas enzim antioksidan dan kandungan glutathion juga

ditingkatkan. Hal ini menunjukkan kuersetin memiliki efek cytoprotective yang

signifikan terhadap kerusakan sel tubular ginjal oleh induksi cisplatin pada tikus

(Priya and Devi, 1999).

Kuersetin salah satu flavonoid utama dalam buah dan sayuran, memiliki aktivitas

antioksidan dan antikarsinogenik yang lebih kuat dari pada vitamin C. Untuk

menunjukkan kemampuan protektif kuersetin, sel PC12 diinkubasi dengan

kuersetin dan vitamin C sebelum mendapat perlakuan dengan H2O2 selama 2 jam.

Page 19: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

19

Hasilnya menunjukkan bahwa viabilitas sel meningkat secara nyata dengan

kuersetin dan kuersetin menunjukkan efek protektif yang lebih besar dari pada

vitamin C. Karena stress oksidasi diketahui dapat meningkatkan kerusakan

membran sel neuoronal, Heo dan Lee (2004) meneliti bahwa kuersetin

menurunkan kerusakan membran sel neuronal yang disebabkan induksi stress

oksidatif lebih baik daripada vitamin C. Hasil ini menunjukkan bahwa kuersetin,

di samping memiliki manfaat biologis, juga memiliki kontribusi yang berarti

untuk perlindungan pada sel neuronal dari stress oksidatif yang diinduksi

neurotoksin.

F. Bawang Merah

Gambar 3. Bawang merah (Anonim7, 2008)

Dunia: Tumbuhan

Divisi: MagnoliophytaKelas: LiliopsidaOrder: AsparagalesFamili: Alliaceae

AlliumGenus: Spesies: Allium cepa L.

Bawang merah dikelaskan dalam famili Alliaceae dalam order Asparagales. Nama

ilmiahnya adalah Allium cepa L. Bawang merah adalah lebih kecil dan lebih

manis dari bawang besar (Anonim7, 2008).

Morfologi bawang merah :

1. Akar

Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar,

pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam tanah (Anonim8, 2001).

Page 20: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

20

2. Batang

Memiliki batang sejati atau disebut "diskus" yang berbentuk seperti cakram,

tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik

tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-

pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah bentuk

dan fungsi menjadi umbi lapis (Anonim8, 2001).

3. Daun

Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang dan bagian

ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat

pada tangkai yang ukurannya relatif pendek (Anonim8, 2001).

4. Bunga

Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya

antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200 kuntum bunga yang

tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga

terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari

berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk

hampir segitiga. Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodite)

dan dapat menyerbuk sendiri atau silang (Anonim8, 2001).

5. Buah dan Biji

Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2

–3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna bening atau putih setalah

tua berwarna hitam. Biji banwang merah dapat digunkan sebagai bahan

perbanyakan tanaman secara generatif (Anonim8, 2001)

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak

lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

ke dalam kelompok rempah tidak bersubtitusi yang berfungsi sebagai bumbu

Page 21: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

21

penyedap makanan serta bahan obat tradisional (Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, 2007).

Pertumbuhan produksi rata-rata bawang merah selama periode 1989-2003 adalah

sebesar 3,9 % per tahun. Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 propinsi di

indonesia. Propinsi penghasil utama bawang merah diantaranya adalah Sumatera

Utara, Sumatara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, jawa Timur, bali, NTB,

dan Sulawesi selatan. Kesembilan propinsi ini menyumbang 95,8 %( Jawa

memberikan kontribusi 75 %) dari produksi total bawang merah di indonesia pada

tahun 2003 (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007).

Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang bertindak

sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Kandungan lain dari bawang merah

diantaranya protein, mineral, sulfur, antosianin, karbohidrat, dan serat (Rodrigues

et al., 2003). Satu setengah sampai tiga setengah ons bawang segar apabila

dikonsumsi secara teratur mengandung kuersetin yang cukup sebagai

perlindungan terhadap kanker. Bawang kaya akan flavonoid yang telah diketahui

untuk mendeaktifkan banyak karsinogen potensial dan pemicu tumor seperti

menganggu pertumbuhan sel sensitif estrogen pada kanker payudara (Anonim9,

2007).

Page 22: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

22

BAB III

METODE PENULISAN

A. Waktu dan Tempat

Penyusunan karya tulis ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2008 di

fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

B. Teknik Pengumpulan data

Teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data antara lain :

1. Studi pustaka yang dilakukan di perpustakaan Fakultas Farmasi UGM.

2. Studi pustaka yang dilakukan di perpustakaan pusat UGM.

3. Penelusuran data dilakukan melalui internet dan media cetak.

C. Cara Analisis

1. Menemukan pokok permasalahan tentang kanker terutama kanker mulut.

2. Mengumpulkan data dan membuat perumusan masalah terkait dengan

penyakit kanker secara umum dan khususnya mengenai kanker mulut.

3. Mencari bahan alam yang dapat berpotensi sebagai agen ko-kemoterapi.

4. Mencari cara pengembangan bahan tersebut menjadi sediaan yang

berkualitas sebagai agen ko-kemoterapi.

Page 23: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

23

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

A. Pengembangan Bawang Merah sebagai Agen Ko-kemoterapi

Produksi nasional bawang merah tahun 2006 mencapai 746.739 ton sedangkan

konsumsinya 626.244 ton (Antaranews, 2007). Hal ini menunjukkan adanya

surplus produksi bawang merah nasional. Adanya kelebihan produksi bawang

merah nasional tentu akan memiliki imbas terhadap harga bawang merah itu

sendiri yang cenderung turun dan merugikan petani. Oleh karena itu diperlukan

alokasi hasil panen bawang merah selain sebagai komoditas sayuran saja.

Bawang merupakan salah satu sumber flavonoid dan berkontribusi sangat besar

dalam konsumsi flavonoid. Setidaknya ada 25 macam flavonoid yang telah

diketahui, dan kuersetin adalah yang paling penting diantaranya (Slimestad,

2007). Kuersetin ini merupakan flavonoid yang sebagian besar menentukan

warna buah, bunga, dan sayuran.

Sumber-sumber makanan yang mengandung kuersetin tinggi yaitu bawang, apel,

dan teh. Ketersediaan hayati kuersetin pada apel dan kuersetin rutinoside murni

(kuersetin utama pada teh) adalah 30 % relatif dari bawang merah. Setelah

dikonsumsi kuersetin dari bawang mencapai konsentrasi tertinggi kurang dari 0,7

jam, sedangkan untuk apel dicapai setelah 2.5 jam, dan setelah 9 jam untuk

rutinoside. (Hollman et al., 1997). Hal ini menunjukkan kuersetin dari bawang

lebih cepat diabsorbsi. Sedangkan diantara bawang merah dan bawang putih,

bawang merah memiliki kandungan kuersetin yang lebih tinggi (Aoyama and

Yamamoto, 2007). Kandungan kuersetin dalam bawang merah sebesar 0,77 ±

0,24 mg tiap 100g sedangkan pada bawang putih 0,37±0,05 mg tiap 100g

(Rodrigues et al., 2003).

Kuersetin memberikan manfaat untuk meningkatkan kesehatan. kuersetin bekerja

sebagai antihistamin dan membantu mengurangi inflamasi. Selain itu, kuersetin

Page 24: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

24

juga berfungsi sebagai antioksidan dengan membersihkan partikel rusak di dalam

tubuh yang dikenal sebagai radikal bebas. Radikal bebas tersebut secara alami

berada di dalam tubuh berinteraksi dengan material genetik, dan mungkin

berkontribusi terhadap proses penuaan dini seperti halnya dengan pertumbuhan

kanker. Antioksidan seperti kuersetin dapat menetralkan radikal bebas dan

mengurangi atau bahkan mencegah kerusakan yang disebabkan olehnya

(Anonim6, 2008).

Menurut Haghiack dan Walle (2005) kuersetin dapat menginduksi nekrosis dan

apoptosis pada sel kanker mulut SCC-9. Kuersetin memiliki efek antiploriferatif

dengan bekerja pada siklus sel. Selain dapat digunakan sebagai terapi kanker

mulut, kuersetin dapat digunakan untuk terapi berbagai penyakit diantaranya

sebagai antiplatelet, jantung koroner, kanker kolon, dan kanker payudara.

Salah satu obat anti kanker yang digunakan untuk terapi kanker mulut adalah

cisplatin. Potensi sitotoksik dari cisplatin meningkat dengan pemberian kuersetin

(Cross et al, 1998). Di samping itu menurut Kuhar et al. (2007) kuersetin mampu

meningkatkan induksi apoptosis cisplatin sampai 16,3%. Penggunaan cisplatin

tanpa kombinasi dengan yang lain hanya mampu menginduksi sejumlah kecil

reaksi dalam sel, sedangkan apabila dikombinasikan dengan kuersetin akan

meningkatkan efek antiproliferasi dan pro apoptosisnya, tergantung tipe kanker,

dosis, dan durasi obat (Borska et al., 2003).

Sebagai obat anti kanker, cisplatin memiliki efek samping berupa kerusakan ginjal

(nephrotoxicity). Pengkombinasian kuersetin dengan cisplatin menunjukkan

penurunan yang berarti pada level nephrotoxicity marker’s. Selain memiliki efek

samping nephrotoxicity, cisplatin juga menyebabkan neurotoxicity (Anonim2,

2008). Menurut Heo dan Lee (2004) kuersetin memiliki kontribusi yang berarti

untuk perlindungan pada sel neuronal dari stress oksidatif yang diinduksi

neurotoksin. Hal ini menunjukkan kemampuan kuersetin dalam menekan efek

samping cisplatin yang menyebabakan neurotoxicity. Dengan demikian, kuersetin

dapat dimanfaatkan sebagai agen pendamping kemoterapi cisplatin yang dapat

Page 25: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

25

meningkatkan efektivitasnya dan sekaligus menekan efek sampingnya (agen ko-

kemoterapi).

B. Strategi Pengembangan Bawang Merah sebagai Agen Ko-kemoterapi

Dilihat dari potensi bawang merah yang merupakan sumber kuersetin yang

potensial, maka bawang merah dapat dikembangkan menjadi agen pendamping

kemoterapi. Kemoterapi merupakan metode pengobatan yang dilakukan dengan

cara memberikan obat dalam bentuk senyawa kimia untuk membunuh sel-sel

kanker dalam tubuh pasien. Terdapat beberapa macam cara kemoterapi salah

satunya yaitu dengan pengkombinasian dengan ko-kemoterapi.

Ko-kemoterapi merupakan penggunaan senyawa kemoprevensi yang bersifat non-

toksik atau lebih tidak toksik dikombinasikan dengan agen kemoterapi untuk

meningkatkan efikasinya dengan menurunkan toksisitasnya terhadap jaringan

yang normal. Dengan adanya kuersetin sebagai agen ko-kemoterapi akan mampu

meningkatkan efektivitas agen kemoterapi dan mengurangi efek sampingnya.

Oleh karena itu diperlukan pengembangan produk dari bawang merah yang dapat

digunakan sebagai agen ko-kemoterapi yang aman, nyaman dan efektif untuk

dikonsumsi.

Untuk menjadi suatu sediaan yang aman, nyaman , dan efektif untuk dikonsumsi

tentu memerlukan berbagai tahap yang tidak sedikit. Tahap-tahap tersebut

meliputi standarisasi, uji pra klinik dan uji klinik. Standardisasi mutlak dilakukan

terutama untuk tujuan memperoleh zat identitas. Zat identitas atau senyawa

penanda menjadi bagian penting dalam standar mutu bahan baku. Dalam hal ini

zat identitasnya adalah kuersetin. Standardisasi berguna untuk memperoleh

keterulangan dalam identitas bentuk sediaan. Jika telah dilakukan suatu

standardiasi, maka pengujian secara pra klinik dan klinik menjadi lebih jelas

karena obat bahan alam tersebut mempunyai identitas farmasi. Identitas farmasi

yang jelas mempunyai arti bahwa obat bahan alam tersebut sejak bahan baku

hingga formulasi dan bentuk sediaannya mengikuti dan memenuhi persyaratan

mutu. Melalui persyaratan mutu tersebut, diharapkan terwujudnya obat bahan

Page 26: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

26

alam dengan bentuk dan dosis yang memiliki reprodusibilitas dalam hal khasiat

dan keamanannya.

Untuk mendapatkan senyawa yang dikehendaki diperlukan suatu metode ekstraksi

yang tepat. Menurut Park et al. (2007), keberadaan kuersetin dalam ekstrak

etanolik bawang merah lebih besar dibandingkan kuersetin dalam serbuk bawang

merah. Oleh karena itu ekstraksi kuersetin dalam bawang merah lebih baik

dilakukan melalui ekstraksi etanolik. Dari hasil ekstraksi etanolik ini selanjutnya

dapat dibentuk menjadi bentuk sediaan yang siap dikonsumsi.

Bentuk sediaan yang dibuat akan menentukan rute administrasi pemberian obat.

Rute administrasi tergantung beberapa faktor, seperti kondisi perlakuan dan tujuan

terapetik. Preparasi kuersetin sebaiknya diformulasi sedemikian rupa sehinga

dapat memberikan pelepasan yang terkendali (Young et al., 2004). Kuersetin

sebagai agen ko-kemoterapi terhadap cisplatin yang ditujukan kanker mulut akan

lebih efektif apabila diberikan dalam bentuk sediaan tablet hisap. Tablet hisap

merupakan suatu sediaan yang digunakan dengan meletakkan tablet di dalam

mulut dan membiarkannya sampai larut dengan sendirinya. Tujuan dari bentuk

sediaan ini adalah untuk memberikan efek yang maksimal penyerapan di mulut

dan juga memberikan efek sistemik.

Bentuk sediaan tablet hisap harus memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

Untuk tujuan kenyamanan tersebut perlu ditambahkan bahan-bahan penolong

yang berfungsi sebagai pembawa zat aktif, penghilang aroma yang tidak sedap,

maupun penambah rasa dan warna agar lebih menarik. Oleh karena itu masih

diperlukan studi preformulasi untuk membuat formulasi tablet hisap yang dapat

memberi efek pelepasan zat aktif secara maksimal.

Dosis terapi dan toksisitas dari kuersetin dapat ditetapkan dengan prosedur standar

farmasi pada kultur sel atau pada binatang misalnya dengan menetapkan nilai

LD50 (dosis yang letal terhadap 50% populasi) dan ED50 (dosis yang efektif

terhadap 50% populasi) (Young et al., 2004). Dengan demikian, masih diperlukan

Page 27: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

27

penelitian lebih lanjut untuk menetapkan dosis yang efektif sebagai agen ko-

kemoterapi.

Apabila sediaan ekstrak bawang merah dapat dikembangkan menjadi agen ko-

kemoterapi tentu akan bermanfaat bagi berbagai pihak. Pengembangan produk

bawang merah sebagai agen ko-kemoterapi akan meningkatkan permintaan

bawang merah dari petani. Meningkatnya permintaan tersebut mau tak mau akan

memacu petani untuk memproduksi bawang merah lebih besar dengan kualitas

yang lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih dari pemerintah bagi

para petani bawang merah.

Perhatian pemerintah dalam upaya pengembangan produksi bawang merah dapat

diwujudkan dengan pengembangan agribisnis bawang merah. Adapun cara-cara

yang dapat ditempuh diantaranya dengan menyediakan benih varietas unggul

bawang merah, mengembangkan industri benih bawang merah dalam rangka

menjaga kontinuitas pasokan benih bermutu, dan mengembangkan diversifikasi

produk bawang merah dalam upaya peningkatan nilai tambah. Sedangkan

substansi pengembangan agribisnis bawang merah diarahkan pada pengembangan

ketersediaan benih unggul, pengembangan sentra produksi dan perluasan areal

tanam (Badan Penelitian dan Pengembanagan Pertanian, 2007). Selain itu kondisi

pasar lokal bawang merah saat ini sedang terpuruk akibat membanjirnya bawang

merah impor di pasar lokal. Kondisi ini menyebabkan harga bawang merah di

pasar tradisional anjlok karena harga bawang merah impor lebih murah daripada

produk petani setempat. Oleh karena itu diperlukan pula perhatian pemerintah

untuk memperbaiki kebijakan impor yang merugikan petani supaya petani dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah.

Adanya dukungan dari pemerintah, dan kerja sama yang baik antara kalangan

produsen, masyarakat dan kalangan peneliti maka diharapkan dapat

dikembangkan produk bawang merah sebagai agen ko-kemoterapi. Bagi kalangan

medis, dengan adanya agen ko-kemoterapi dari bahan alam ini dapat memberikan

alternatif cara terapi kanker yang lebih efektif. Pengembangan produk dari

Page 28: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

28

bawang merah ini akan meningkatkan nilai guna dari bawang merah menjadi

produk berbasis lokal yang berdaya saing.

Page 29: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

29

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Bawang merah berpotensi sebagai agen ko-kemoterapi.

2. Dalam bawang merah terdapat senyawa-senyawa aktif seperti kuersetin yang

mampu menonaktifkan zat-zat karsinogen dalam tubuh serta menginduksi

apoptosis sel kanker.

3. Bawang merah dapat dikembangkan menjadi suatu sediaan yang berkualitas

sebagai agen ko-kemoterapi.

B. Saran

1. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai senyawa-senyawa

yang terdapat dalam bawang merah beserta manfaatnya.

2. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui dosis yang tepat

dalam penggunaan ekstrak bawang merah.

3. Perlu adanya sinergi antara pemerintah, peneliti perguruan tinggi, petani dan

industri farmasi dalam pengembangan bawang merah.

4. Diperlukan perhatian pemerintah di dalam pengembangan kualitas

agroindustri bawang merah.

Page 30: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

30

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2007. Oral Cancer. diakses dari: http://www.cancer.org

. diakses tanggal 17 Maret 2008.

Anonim1. 2008. Kanker. diakses dari: http://id.wikipedia.org/wiki/kanker . diakses

tanggal 16 Maret 2008.

Anonim2. 2008. Oral Cancer. diakses dari:

http://en.wikipedia.org/wiki/Oral_cancer . diakses tanggal 16 Maret 2008.

Anonim3. 2008. Cisplatin. diakses dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Cisplatin .

diakses tanggal 4 April 2008.

Anonim4. 2008. Oral Cancer: Overview. Causes and Risk Factors. diakses dari:

http://www.oncologychannel.com/oralcancer/index.shtml . diakses tanggal 19

Maret 2008.

Anonim5. 2008. Phytochemical : Quercetin. diakses dari:

www.phytochemical.info . diakses tanggal 17 Maret 2008.

Anonim6. 2008. Quercetin. diakses dari:

http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary.cgi?cid=5280343 . diakses

tanggal 18 Maret 2008.

Anonim7. 2008. Quercetin. diakses dari:

http://www.umm.edu/altmed/articles/quercetin-000322.htm . diakses tanggal 17

Maret 2008.

Anonim8. 2008. Bawang Merah. diakses dari: www.ms.wikipedia.org . diakses

tanggal 19 Maret 2008.

Anonim10. 2001. Data Botani Bawang Merah. diakses dari:

http://www.lablink.or.id/index.html . diakses tanggal 1 April 2008.

Page 31: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

31

Anonim9. 2007. Cucumber Salad With Watermelon: What's Coookin'. diakses

dari: http://healthcorner.walgreens.com/display/1361.htm . diakses tanggal 15

Maret 2008.

Antaranews. 04 Juni, 2007. DPR Desak Pemerintah Atur Tataniaga Bawang

Merah. diakses dari: http://www.antara.co.id/arc/2007/6/4/dpr-desak-pemerintah-

atur-tataniaga-bawang-merah/ . diakses tanggal 20 Maret 2008.

Aoyama, S. and Yamamoto, Y. 2007. Antioxidant Activity and Flavonoid Content

of Welsh Onion (Allium fistulosum) and the Effect of Thermal Treatment. Food

Sci. Technol. Res. 13 (1): 67-72.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah

Pengembangan Agribisnis: Bawang Merah. diakses dari:

www.litbang.deptan.go.id . diakses tanggal 18 Maret 2008.

Basnakian A., Eugene O., Xiaoyan Y., Markus N., Hans G. and Sudhir V. 2005.

Cisplatin Nephrotoxicity Is Mediated by Deoxyribonuclease I. J Am Soc Nephrol

16: 697-702.

Borska, S., Gębarowska, E., Wysocka, T., Zalesińska, M. and Zabel, M. 2003.

The effects of quercetin vs cisplatin on proliferation and the apoptotic process in

A549 and SW1271 cell lines in in vitro conditions. Folia Morphol 63 ( 1):103–

105.

Budhy T. 2004. Mekanisme kejadian karsinoma sel skuamosa rongga mulut yang

terinfeksi Epstein Barr Virus (EBV) berdasarkan ekspresi p53, c-myc dan bcl-2.

Desertasi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi.

Conklin C., Bechberger J., MacFabe D., Guthrie N., Kurowska E. and Naus C.

2007. Genistein and quercetin increase connexin43 and suppress growth of breast

cancer cells. Carcinogenesis 28(1):93-100.

Page 32: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

32

Cotelle N. 2001, Role of flavonoids in oxidative stress, Current topics in

medicinal chemistry 1(6):569-90.

Cross, H., Tilby, M., Chipman, J., Ferry, D. and Gescher, A. 1998. Experimental

Cancer Effect of quercetin on the genotoxic potential of cisplatin. International

Journal of Cancer 66(3):404 – 408.

Duijne. 2002. Flora. diakses dari:

http://www.belindo.com/Default.aspx?NavID=59 . diakses tanggal 27 Maret

2008.

Haghiack, M. and Walle, T. 2005. Quercetin Induces Necrosis and Apoptosis in

SCC-9 Oral Cancer Cells. Nutrition and Cancer 53(2):220-231.

Hanahan, D. and Weinberg, R. 2000. The Hallmark of Cancer. Cell 100:57-70.

Heo, H. and Lee, C. 2004. J-Agric-Food-Chem. 15; 52(25):7514-7

Hollman, P., Trijp, J., Buysman, M., et al. 1997. Relative bioavailability of the

antioxidant flavonoid quercetin from various foods in man. FEBS Lett. 418(1-

2):152-6 diakses dari: http://www.diet-and-

health.net/Supplements/Quercetin.html . diakses tanggal 4 April 2008.

Kamarullah, M. 2005. Penanganan CA Serviks. diakses dari:

http://ppniternate.blogdrive.com/comments?id=1 . diakses tanggal 4 April 2008.

King, R. 2000. Cancer Biology. 2nd Edition. London: Pearson Education Limited.

Kuhar M., Sabiha I. and Singh N. 2007 Curcumin and Quercetin Combined with

Cisplatin to Induce Apoptosis in Human Laryngeal Carcinoma Hep-2 Cells

through the Mitochondrial Pathway. J. Cancer Mol 3(4): 121-128.

Lodish, H., Arnold, B., Zipursky, S. L., Matsudara, P., David, B. and Darnell, J.

2000. Molecular Cell Biology. London: W. H. Freeman and Company.

Page 33: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

33

Meiyanto, E. 1999. Kurkumin Sebagai Obat Kanker: Menelusuri Mekanisme

Aksinya. Majalah Farmasi Indonesia 10( 4): 224-236.

Murray, R., Granner, D., Mayes, P., and Rodwell, V. 2003. Kanker. Gen Kanker,

dan Faktor Pertumbuhan. Biokimia Harper. Edisi 25. diterjemahkan oleh:

Hartono, A. Jakarta: Penerbit EGC.

Oral Cancer Foundation. 2008. Oral Cancer Facts. diakses dari: http://www.oralcancerfoundation.org/ . diakses pada 9 April 2008.

Patton. 2007. Chemotherapy. diakses dari:

http://www.kidshealth.org/parent/system/ill/chemotherapy.html . diakses tanggal

28 maret 2008.

Priya D. and Devi, S. 1999. Protective effect of quercetin in cisplatin-induced cell

injury in the rat kidney. Indian Journal of Pharmacology 31(6):422-426.

Rodrigues A., Fogliano V., Graziani G., Mendes, S., Vale, A. And Goncalves, C.

2003. Nutrition Value of Onion Regional Varieties in Northwest Portugal.

EJEAFChe 2(4):519-524.

Scheneider, K. 1997. Cancer Genetics. Encyclopedia Of Human Biology. 2nd

Edition. 2:312-315.

Slimestad, R., Fossen, T. and Molund I. 2007. Onions : A Source of Unique

Dietary Flavonoids. J. Agric. Food Chem. 55 (25), 10067–10080.

Sukotjo, C. 2001. Kanker dan Alergi. diakses dari: http://www.mail-

archive.com/[email protected]/msg12645.html . diakses tanggal 4 April

2008.

Veeriah, S., Hofmann, T., Glei, M., Dietrich, H., Will, F., Schreier, P., Knaup, B.,

and Pool-Zobel, B. 2007. Apple polyphenols and products formed in the gut

differently inhibit survival of human cell lines derived from colon adenoma

Page 34: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

34

(LT97) and carcinoma (HT29). Journal of Agricultural and Food Chemistry

18;55(8):2892-900.

Yang, J., Hsia, T., Kuo, H., Chao, P., Chou, C., Wei, Y., and Chung, J. 2006.

Inhibition of lung cancer cell growth by quercetin glucuronides via G2/M arrest

and induction of apoptosis. Drug Metabolism and Disposition: The Biological

Fate of Chemicals 34(2):296-304.

Ye, B., Aponte, M., Dai, Y., Li, L., Ho, M., Vitonis, A., Edwards, D., Huang, T.,

and Cramer, D. 2007. Ginkgo biloba and ovarian cancer prevention:

epidemiological and biological evidence. Cancer Letters 18;251(1):43-52.

Young, Charles, Xing and Nianzeng. 2004. Methods and compositions for

inhibiting the proliferation of prostate cancer cells. diakses dari

http://www.pharmcast.com/PatentToSubWeb/PatentHome.htm . diakses tanggal 7

April 2008.

Page 35: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

35

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi (Penulis Pertama):

1. Nama Lengkap : Dwi Ana Nawangsari

2. NIM : 06/192720/FA/07534

3. Telp./HP : 08156756005

4. Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 25 Mei 1988

5. Alamat di Yogyakarta : Perum Swakarya 4A, Jakal KM 4,5.

6. Alamat Asal : Beji, Pedan, Klaten.

Latar Belakang Pendidikan :

1. SD N Beji 1, Beji, Pedan

2. SLTP N 1 Pedan

3. SMA Negeri 1 Klaten

4. Program Sarjana S-1 Jurusan Ilmu Farmasi, minat Farmasi Komunitas dan

Klinik, Fakultas Farmasi UGM .

Pengalaman Organisasi :

-

Karya Tulis yang Pernah Dibuat :

-

Identitas Pribadi (Penulis Kedua) :

1. Nama Lengkap : Indah Ikawati Setyarini

2. NIM : 06/198387/FA/07686

3. Telp./HP : 081329384810

4. Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 31 Maret 1988

5. Alamat di Yogyakarta : Perum Candi Gebang Permai VII/12A,

Condong Catur, Sleman, Yogyakarta.

6. Alamat Asal : Kemit, Kwaren, Ngawen, Klaten.

Latar Belakang Pendidikan :

1. SD N Kwaren 1, Ngawen, Klaten

2. SLTP Negeri 4 Klaten

3. SMA Negeri 1 Klaten

Page 36: Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Agen …ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bawang-merah-kemopreve… · kanker yang enggan melakukannya karena berbagai alasan

36

4. Program Sarjana S-1 Jurusan Ilmu Farmasi, minat Farmasi Komunitas dan

Klinik, Fakultas Farmasi UGM .

Pengalaman Organisasi :

Anggota Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Indonesia

Karya Tulis yang Pernah Dibuat :

-

Identitas Pribadi (Penulis Ketiga):

1. Nama Lengkap : Perdana Adi Nugroho

2. NIM : 05/187358/FA/07390

3. Telp./HP : 081804091390

4. Tempat, Tanggal Lahir : Purwokerto, 27 September 1987

5. Alamat di Yogyakarta : Sendowo E/ III C, Depok, Sleman

6. Alamat Asal : Jl. Karangkobar gang 7 no.9 Purwokerto

Latar Belakang Pendidikan :

1. SD N 1 Purwokerto

2. SMP N 1 Purwokerto

3. SMA 1 Purwokerto

4. Program Sarjana S-1 Jurusan Ilmu Farmasi, minat Farmasi Sains dan

Industri, Fakultas Farmasi UGM .

Pengalaman Organisasi :

Staf Departemen Lembaga Kekaryaan English Club Badan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Farmasi UGM

Karya Tulis yang Pernah Dibuat :

-