PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very...

35
PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di PERSEMAIAN MANGROVE DESA MUARA, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG AHMAD BAIQUNI RANGKUTI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very...

Page 1: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di

PERSEMAIAN MANGROVE DESA MUARA, KECAMATAN

TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG

AHMAD BAIQUNI RANGKUTI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...
Page 3: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pertumbuhan Bakau

Merah (Rhizophora mucronata) di Persemaian Desa Muara, Kecamatan Teluk

Naga, Kabupaten Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Ahmad Baiquni Rangkuti

NIM E44090035

Page 4: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

ABSTRAK

AHMAD BAIQUNI RANGKUTI. Pertumbuhan Bakau Merah (Rhizophora

mucronata) di Persemaian Mangrove Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang. Dibimbing oleh OMO RUSDIANA dan ANDI

SUKENDRO.

Keberhasilan kegiatan rehabilitasi lahan mangrove dipengaruhi oleh

berbagai faktor, diantaranya adalah tersedianya bibit tanaman di sepanjang tahun

dalam jumlah yang cukup. Pengetahuan terhadap proses pertumbuhan dan

perkembangan tanaman yang akan dijadikan bibit akan menjadi salah satu faktor

keberhasilan di dalam pembangunan persemaian. Bakau Merah (Rhizophora

mucronata) merupakan salah satu spesies tanaman yang tumbuh di hutan

mangrove. Pelestarian mangrove jenis ini menjadi sangat penting karena berada di

zonasi paling tengah dari formasi hutan mangrove, serta memiliki tingkat

reproduksi sepanjang tahun sehingga memudahkan untuk melakukan kegiatan

rehabilitasi sepanjang tahunnya. Tujuan penelitian adalah mendapatkan informasi

tentang perkembangan pertumbuhan R. mucronata sehingga diperoleh teknik

budidaya yang lebih baik. Perlakuan penelitian terdiri dari penanaman propagul

(buah mangrove) dengan keping buah dan penanaman tanpa keping buah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa penanaman

propagul tanpa keping buah memberikan pengaruh nyata terhadap peubah tinggi

dan panjang pada pertumbuhan propagul R. mucronata.

Kata Kunci: persemaian, pertumbuhan, propagul, Rhizophora mucronata

ABSTRACT

AHMAD BAIQUNI RANGKUTI. The Growth of Red Mangrove (Rhizophora

mucronata) in Nursery at Muara Village, Teluk Naga Subdistrict, Tangerang

Regency. Supervised by OMO RUSDIANA and ANDI SUKENDRO.

The success of mangrove rehabilitations are influenced by various factors

which one of them is the availability of seedling stocks over time. The knowledge

about growth process and development of plants which will be used as seedlings

are several factors of success of nursery development. Red mangrove (Rhizophora

mucronata) is one species of plants which grows in mangrove forest. The

conservation of this species is very important because its habitat is at the central

zone of mangrove formation and has high reproduction over time so it can be

easier to do rehabilitation. The aim of this research is to get the information about

R.mucronata growth and development to get better cultivation technique. The

treatments were planting of propagul that had pieces of fruit and planting of

propagul without pieces of fruit. Based on this research, the planting of propagul

without pieces of fruit gave significant effect toward the heigth and length of red

mangrove (R.mucronata) propagules development.

Keywords : growth, nursery, propagul, Rhizophora mucronata

Page 5: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di

PERSEMAIAN MANGROVE DESA MUARA, KECAMATAN

TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG

AHMAD BAIQUNI RANGKUTI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...
Page 7: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

Judul Skripsi : Pertumbuhan Bakau Merah (Rhizophora mucronata) di Persemaian

Mangrove Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang

Nama : Ahmad Baiquni Rangkuti

NIM : E44090035

Disetujui oleh

Dr Ir Omo Rusdiana, MSc

Pembimbing I

Ir Andi Sukendro, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala nikmat sehingga skripsi penelitian ini berhasil diselesaikan.

Tema penelitian yang dilaksanakan pada bulan September–Desember 2013 adalah

budidaya mangrove, dengan judul Pertumbuhan Bakau Merah (Rhizophora

mucronata) di Persemaian Mangrove Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang.

Penelitian ini merupakan bagian dari program rehabilitasi dan ekowisata

mangrove dengan energi terbarukan Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang oleh CSR Pertamina beserta Lembaga Landskap dan

lingkungan Universitas Trisakti, terimakasih atas kesempatan, waktu dan fasilitas

yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian. Penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada Dr Ir Omo Rusdiana, MSc dan Ir Andi Sukendro, MSi selaku

dosen pembimbing atas arahan dan bimbingannya selama ini. Ucapan terima kasih

juga penulis sampaikan kepada keluarga tercinta yang selalu mendoakan, ayah Ir

Ali Umum, ibu Sangkot, untuk teman-teman selingkar, teman-teman “macaca”

dan teman-teman seperjuangan SVK 46 khususnya teman-teman satu bimbingan.

Serta semua pihak yang mendukung di dalam terwujudnya skripsi ini, yang tidak

bisa saya ucapkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya

ilmiah ini, sehingga diharapkan adanya masukan dan saran untuk penyempurnaan

dari semua pihak. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

pengetahuan dan kehidupan masyarakat.

Bogor, Februari 2014

Ahmad Baiquni Rangkuti

Page 9: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL i

DAFTAR GAMBAR ii

DAFTAR LAMPIRAN ii

PENDAHULUAN 1

Latar belakang 1

Tujuan penelitian 2

Manfaat penelitian 2

Hipotesis

TINJAUAN PUSTAKA

2

Pengertian hutan mangrove 2

Rhizophora mucronata

METODE

3

Waktu dan lokasi penelitian 4

Bahan dan alat 5

Prosedur penelitian 5

Analisis data 7

KONDISI UMUM 8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

8

Pembahasan 15

Persentase hidup propagul Bakau Merah (Rhizophora mucronata) 16

Lepas keping buah 16

Pertumbuhan akar 17

Pertumbuhan daun 17

Pertumbuhan tinggi 18

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

19

Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 21

RIWAYAT HIDUP 25

Page 10: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

DAFTAR TABEL

1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan propagul PAH dan PTH 9

2 Persentase hidup bibit bakau merah 9

3 Data awal pertumbuhan akar dan panjang akar 10

4 Panjang akar pada bibit Rhizophora mucronata berdaun 2 11

5 Panjang akar pada bibit Rhizophora mucronata berdaun 4 11

6 Waktu pecah kuncup 12

7 Waktu bibit bakau berdaun 2 12

8 Waktu bibit bakau berdaun 4 13

9 Hasil Uji Duncan pada parameter tinggi 13

10 Rata-rata pertumbuhan tinggi 14

11 Perbandingan pertumbuhan tinggi propagul 15

DAFTAR GAMBAR

1 Peta penyabaran mangrove jenis Rhizophora mucronata 4

2 Propagul Rhizophora mucronata 7

3 Bagan percobaan pada bedeng pengamatan 7

4 Persentase lepas keping buah pada perlakuan PAH 9

5 Proses pertumbuhan panjang akar 11

6 Proses pertumbuhan daun 13

7 Pertumbuhan tinggi bibit bakau merah 14

8 Pertumbuhan bibit bakau di lokasi penanaman 14

9 Perbedaan akar pada perlakuan 17

10 Perbedaan tinggi pada perlakuan 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data analisis pertumbuhan tanaman 21

Page 11: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan sub

tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh

dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur (Bengen 2002).

Berdasarkan fungsinya, hutan mangrove mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu

fungsi fisik, fungsi ekologi dan fungsi ekonomi. Fungsi fisik hutan mangrove

adalah sebagai penjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dan tebing

sungai dari erosi air laut, serta menahan tiupan angin kencang dari laut. Fungsi

biologis hutan mangrove adalah sebagai tempat memijah dan berkembangbiaknya

berbagai macam ikan, kepiting, kerang, dan udang. Fungsi ekonominya adalah

sebagai pemasok kayu untuk kayu bakar maupun bahan bangunan, serta sebagai

tempat pariwisata, rekreasi, penelitian dan pendidikan (Kusmana et al. 2003).

Saat ini hutan mangrove di Indonesia telah banyak mengalami kerusakan.

Banyak hal yang menyebabkan kerusakan hutan mangrove, antara lain adalah

pembuatan tambak ikan dan udang, pencemaran limbah industri rumah tangga dan

pertanian. Tekanan pertambahan penduduk dan sosial ekonomi masyarakat

merupakan faktor penyebab terjadinya perambahan hutan mangrove untuk

keperluan kayu bakar, bangunan dan rumah tangga. Kegiatan pertanian yang tidak

ramah lingkungan menyebabkan sedimentasi yang mengakibatkan tanah timbul

sehingga tidak cocok lagi untuk habitat mangrove, kebakaran, hama dan penyakit

hutan. Kerusakan- kerusakan tersebut secara langsung mengurangi luasan hutan

mangrove.

Kegiatan rehabilitasi mangrove dimulai sejak tahun 1990-an melalui

kegiatan penghijauan dan reboisasi. Menurut data Departemen Kehutanan,

Kegiatan rehabilitasi dari tahun 1995 hingga 2007 telah mencapai 70.185 ha

dengan tingkat keberhasilan sangat rendah (Departemen Kehutanan 2008).

Mengingat kondisi hutan mangrove yang tiap tahun mengalami kerusakan,

maka perlu dilakukan rehabilitasi dalam upaya mempertahankan kelestarian

ekosistem mangrove. Kegiatan rehabilitasi ini bukan saja untuk mengembalikan

fungsi ekologis, namun juga mengembalikan nilai estetika. Upaya yang dilakukan

adalah dengan kegiatan penanaman. Salah satu faktor pendukung keberhasilan

penanaman dalam rehabilitasi adalah ketersediaan bibit dari beberapa spesies

tumbuhan mangrove.

Bakau Merah (Rhizophora mucronata) merupakan salah satu spesies

tanaman yang tumbuh di hutan mangrove. Pelestarian mangrove jenis ini menjadi

sangat penting karena berada di zonasi paling tengah dari formasi hutan mangrove,

memiliki tanah yang paling subur dan paling rimbun, serta memiliki tingkat

reproduksi sepanjang tahun sehingga memudahkan untuk melakukan kegiatan

rehabilitasi sepanjang tahunnya. Berbagai alternatif untuk mempercepat daya

tumbuh mangrove jenis ini perlu dilakukan, mengingat ketersediaan bibit yang

kurang mencukupi untuk merehabilitasi hutan mangrove yang telah rusak.

Sebelum melakukan kegiatan budidaya tanaman mangrove, perlu diketahui sifat

dan karakteristik buah, perkembangannya sampai menjadi bibit serta teknik-

teknik perlakuan terbaik terhadap propagul (buah) tanaman mangrove.

Page 12: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

2

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi tentang

perkembangan dan pertumbuhan bibit R. mucronata di persemaian, sehingga

diperoleh teknik pembudidayaan yang lebih baik.

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menyajikan data dan informasi untuk

perkembangan ilmu dan teknologi dalam budidaya tanaman mangrove khususnya

jenis R. mucronata.

Hipotesis

Bibit R. mucronata dengan perlakuan penanaman lepas keping buah (PTH),

pertumbuhan dan perkembangannya lebih baik dibandingkan dengan penanaman

saat memiliki keping buah (PAH).

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Hutan Mangrove

Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan

bahasa Inggris grove (Macnea 1968 dalam Kusmana 1996). Kata mangrove dalam

bahasa Inggris digunakan untuk menunjukkan komunitas tumbuhan yang tumbuh

di daerah jangkauan pasang surut maupun untuk individu-individu spesies

tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut, sedangkan dalam bahasa Portugis

kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, dilain

pihak, kata mangal dipakai untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut.

Menurut Snedaker (1978) dalam Kusmana et al. (2003), hutan mangrove

adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis

sampai subtropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang

mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob.

Menurut Aksornkoae (1993), hutan mangrove adalah tumbuhan halofit (tumbuhan

yang hidup pada tempat-tempat dengan kadar garam yang tinggi atau bersifat

alkalin), hidup di sepanjang areal pantai dan dipengaruhi oleh pasang tertinggi

sampai daerah mendekati ketinggian rata-rata air laut yang tumbuh di daerah

tropis dan subtropis.

Page 13: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

3

Karakteristik Hutan Mangrove

Menurut Bengen (2002), habitat hutan mangrove memiliki suatu

karakteristik yang unik jika dibandingkan dengan karakteristik hutan lainnya.

Karakteristik tersebut antara lain:

a. Umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya

berlumpur, berlempung atau berpasir.

b. Daerahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun

yang hanya tergenang pada saat purnama, frekuensi genangannya

menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove.

c. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari daratan

d. Terlindungi dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat. Air

bersalinitas payau ( 2–22 per mil) hingga asin (mencapai 38 per mil).

Zonasi Hutan Mangrove

Berdasarkan urutannya, zonasi hutan mangrove di Indonesia menurut

Bengen (2002) adalah:

a. Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir,

sering ditumbuhi oleh Avicennia spp. Pada zona ini biasanya

Avicennia spp. berasosiasi dengan Sonneratia spp. yang didominasi

tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik.

b. Lebih dalam kedaerah darat, hutan mangrove umumnya didominasi

oleh Rhizophora spp. Di zona ini juga dijumpai Brugeria spp. dan

Xylocarpus spp.

c. Zona berikutnya didominasi oleh Brugeria spp. zona transisi antara

hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi oleh

Nypa fruticans dan beberapa palem lainnya.

Adaptasi Morfologi Pohon Mangrove

Adaptasi pohon mangrove terhadap oksigen antara lain adalah bentuk

perakaran yang khas : bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumatofora atau

akar napas (Avicennia spp., Xylocarpus spp., dan Sonneratia spp.) untuk

mengambil oksigen dari udara; dan bertipe penyangga/ tongkat/ tongkat yang

mempunyai lentisel (Rhizophora spp.) pada kadar yang tinggi, mangrove

memiliki sel-sel khusus di dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan garam,

berdaun tebal dan kuat yang banyak mengandung air untuk mengatur

keseimbangan garam, dan daunnya memiliki struktur stomata khusus untuk

mengurangi penguapan.

Rhizophora mucronata

R. mucronata memiliki nama lokal: bakau, bako-gandul, bakau-genjah,

bakau-bandul, bakau-hitam, tanjang-lanang, tokke-tokke, bakao, bakau-laki,

blukap, tongke-besar, lului, bakau-bakau, wako, bako, bangko, blukap. Bakau

Page 14: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

4

merah merupakan tumbuhan mayor hutan mangrove dimana bentuknya berupa

pohon yang tingginya bisa mencapai 27 m, dengan diameter 70 cm, kulit kayu

berwarna gelap hingga hitam, terdapat celah horizontal, bunga berkelompok 4–8

kuntum, daun mahkota putih, berambut panjang hingga 9 mm. Buah berbentuk

telur berwarna hijau kecoklatan, 5–7 cm, hipokotil besar, kasar dan berbintil,

panjang 36–70 cm. Leher kotiledon kuning jika matang, sering bercampur dengan

bakau minyak, namun lebih toleran terhadap substrat yang lebih keras dan

berpasir. Lebih menyukai substrat yang tergenang dalam dan kaya humus, jarang

sekali didapati di tempat yang jauh dari pasang surut.

Manfaat R. mucronata adalah kayunya digunakan sebagai bahan bakar

dan arang. Tanin dari kulit kayu digunakan untuk pewarnaan, dan kadang-kadang

digunakan sebagai obat dalam kasus hematuria (pendarahan pada air seni).

Kadang-kadang ditanam di sepanjang tambak untuk melindungi pematang

(Kusmana et al. 2008). R. mucronata menghasilkan madu dari nektarnya,

memiliki buah yang bisa dimakan, mengandung selulosa dan xantat, produksi

rayon viskosa (viscose rayon) untuk bahan tekstil, kerangka ban, sabuk/alur untuk

industri, selofan.

Suhu umum rata-rata bagi pertumbuhan R. mucronata adalah 20–30°C

(68–86 °F). Suhu rata-rata maksimum dari suhu musim kemarau adalah 23–38°C

(73–100°F) sedangkan suhu rata-rata minimum dari suhu musim hujan adalah 13–

18°C (55–64 °F). Suhu minimum yang masih dapat ditoleransi adalah 10°C

(50°F) (Duke 1987).

Sifat umum dari perkembangan biji mangrove secara vivipar, yaitu biji

telah berkecambah sewaktu masuk di dalam buah yang masih melekat pada

tumbuhan induk. Cara yang khas ini diperlihatkan oleh Rhizophora spp. Lembaga

semai dapat menembus buah yang masih bergantungan, yang panjangnya seperti

anak panah tetapi berat di bagian bawahnya. Kemudian semai jatuh dengan akar

ke bawah, sehingga ujung akar itu dapat menancap ke dalam lumpur apabila air

sedang surut dan membentuk akar-akar cabang dalam waktu beberapa jam serta

tumbuh di tempat itu. Apabila air sedang pasang dan semai akarnya belum kuat

melekat di lumpur, maka semai tersebut akan hanyut terbawa air ke tempat lain,

dan ketika air surut akan tumbuh dengan normal kembali apabila keadaan

menguntungkan. R. mucronata tumbuh menyebar luas mulai dari Afrika Timur,

Madagaskar, Mauritania, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, Malanesia dan

Mikronesia, diintroduksi ke Hawaii (UNEPWCMC 2001).

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu pada bulan September

sampai dengan bulan Desember 2013. Lokasi penelitian yaitu di hutan mangrove

daerah Muara, Teluk Naga, Tangerang.

Page 15: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

5

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian yaitu cangkul, golok, polybag,

bambu/kayu, termometer, tali rafia, meteran, kamera, alat tulis, lembaran tally

sheet, millimeter blok, dan lain-lain. Bahan yang digunakan adalah propagul

(buah) mangrove.

Prosedur Penelitian

Penentuan Lokasi Persemaian Lokasi ini berada di daerah yang memiliki mangrove yaitu Desa Muara,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Lokasi persemaian diusahakan

pada tanah lapang dan datar, dekat dengan lokasi penanaman dan terendam air

pasang lebih kurang 20 kali/bulan.

Pembuatan Bedeng

Bedeng dibuat mengikuti bedeng yang telah ada di lokasi penelitian,

dengan ukuran (1x7)m. Bedengan tersebut dibuat menyerupai parit dengan

kedalaman 15–60 cm, berada di bawah ketinggian 0 mdpl, sehingga akan

tergenang ketika air pasang mencapai 20 cm maksimal semai tergenang.

Bedengan yang dibuat tidak memerlukan naungan, sehingga intensitas cahaya

yang masuk ke lokasi persemaiaan adalah 100%.

Penyiapan media tanam

Media yang digunakan untuk pembibitan adalah sedimen dari tanggul

bekas tambak atau sedimen yang sesuai dengan karakteristik pohon induknya.

Penelitian ini menggunakan media tanam lumpur berpasir.

Pemilihan Buah (Propagul)

Buah R. mucronata yang digunakan untuk pembibitan, dipilih dari pohon

mangrove yang berusia di atas 10 tahun. Buah yang baik, dicirikan oleh hampir

lepasnya hipokotil dari buahnya. Buah yang sudah matang dari R. mucronata,

dicirikan dengan warna buah hijau tua atau kecoklatan, dengan kotiledon (cicin)

berwarna kuning atau merah. Buah yang dijadikan bahan bibit penelitian

bersumber dari pohon induk yang tidak jauh dari lokasi penelitian.

Pembibitan Tahapan pembibitan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Mengambil polybag dengan ukuran diameter 10 cm kemudian mengisi

dengan media lumpur berpasir yang telah disediakan.

b. Polybag diisi sebanyak ¾ dari isi polybag

c. Setelah berisi media, polybag tersebut dilipat bagian atas kebagian luar,

dengan tujuan, pada saat surut dan cuaca kering, kristal-kristal garam air laut

tidak terjebak di dalam polybag yang bisa menghambat pertumbuhan buah

mangrove.

d. Selanjutnya, menanam buah mangrove yang telah dipilih dan berkondisi baik,

ke dalam polybag dengan kedalaman ± 10 cm (Priyono 2010)

Page 16: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

6

Pengamatan dan Pengukuran Pertumbuhan Bibit R. mucronata

Pengamatan pertumbuhan bibit R. mucronata dilakukan setiap 1 minggu

sekali sebanyak 8x atau selama 3.5 bulan (pengamatan vegetatif). Pengamatan

terhadap pertumbuhan vegetatif R. mucronata, meliputi pengukuran:

1. Propagul yang masih memiliki keping buah

a. Persentase hidup

Persentase hidup ini didapatkan dari pengamatan langsung pada

unit percobaan tiap minggunya. Dilakukan pada tiap ulangan, dalam satu

ulangan terdiri dari 25 unit contoh. Sehingga persentase merupakan hasil

rata-rata dari 5 ulangan.

b. Waktu terlepasnya keping buah

Pencatatan waktu keping buah terlepas dari propagulnya.

c. Pecah pucuk (berkecambah)

Pencatatan waktu unit contoh mulai mengalami pecah pucuk.

d. Waktu berakar

Pencatatan waktu unit contoh mulai berakar, dilakukan untuk

mengetahui waktu unit contoh mulai berakar setelah ditanam, di dalam

pengecekan tersebut dilakukan pada 5 unit contoh dengan memilih buah

yang memiliki pekembangan petumbuhan yang signifikan.

e. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur sejak propagulnya telah berdaun 2 sampai

berdaun 4. Pengukuran tinggi dilakukan pada 5 unit contoh perulangan, di

mulai dari titik pertumbuhan propagul.

f. Waktu bibit memiliki 2 daun dewasa dan panjang akarnya.

Pencatatan waktu bibit telah memiliki 2 daun dewasa. Daun

dewasa ditandai dengan bentuk yang utuh, mulai mengeras, berwarna hijau

tua. dan bibit telah membentuk tunas baru. Pengukuran panjang akar

dilakukan pada 3 unit contoh yang diacak dari semua ulangan.

g. Waktu tanaman memiliki 4 daun dewasa dan panjang akarnya.

Pencatatan waktu bibit telah memiliki 4 daun dewasa. Daun

dewasa ditandai dengan bentuk yang utuh, mulai mengeras, berwarna hijau

tua dan bibit telah membentuk tunas baru. Pengukuran panjang akar

dilakukan pada 3 unit contoh yang diacak dari semua ulangan.

2. Propagul yang tidak memiliki keping buah

Parameter yang diukur pada perlakuan ini sama dengan yang dilakukan

pada propagul yang masih memiliki keping buah. Hanya saja tidak dilakukan

pencatatan waktu keping buah terlepas, karena didalam pengunduhan sengaja

memilih yang tidak memiliki keping buah. Sehingga keping buah sudah

terlepas dari pohon induknya.

3. Pengukuran tanaman R. mucronata di lokasi penanaman.

Pengukuran bertujuan untuk mengetahui perkembangan tanaman tersebut

ketika ditanam di lapang, indikator yang diukur hanya perubahan tinggi per 7

hari. Tanaman yang dijadikan sampel pengukuran dipilih dengan berbagai

lokasi penanaman, dan berada di dalam petak permanen yang telah ada di

lokasi penelitian.

Page 17: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

7

Gambar 1 Propagul R. mucronata

4. Pencatatan dan dokumentasi setiap proses didalam pertumbuhan R.

mucronata.

5. Pengumpulan data sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu terkait dengan

topografi, kondisi umum lokasi penelitian dan data lain untuk mendukung

penelitian. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui wawancara dengan

masyarakat dan studi pustaka.

Analisis Data

Rancangan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL). Rancangan terdiri dari 1 faktor yaitu propagul, dengan 2

perlakuan: penanaman propagul lepas keping buah dan penanaman propagul yang

masih memiliki keping buah. Setiap perlakuan terdiri atas 5 ulangan, dan setiap

ulangan terdiri dari 25 unit contoh (bibit). Pengacakan dilakukan di dalam bedeng

pengamatan, bagan percobaan tersaji pada Gambar 2. Model statistik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

γij = µ + αi + εij

Keterangan : γij : variabel respon yang diamati

µ : nilai rata-rata sebenarnya

αi : pengaruh perlakuan propagul taraf ke-i

εij : pengaruh kesalahan percobaan pada perlakuan propagul ke-i ulangan

ke-j.

Gambar 2 Bagan percobaan pada bedeng pengamatan

Keterangan :

Pth Ui : propagul terlepas keping buah ulangan ke-

Pah : uji propagul ada keping buah ulangan ke-

PthU1 PthU4 PahU1 PahU4 PahU3

PahU2 PthU2 PthU5 PthU3 PahU5

Page 18: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

8

Analisis data menggunakan sidik ragam (ANOVA) pada taraf 5%. Apabila

terdapat perbedaan nyata dari perlakuan terhadap peubah yang diamati, maka

dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 5%. Pengelolaan data penelitian dilakukan

dengan menggunakan Microsoft office excel 2010 dan SAS 9.1.3.

KONDISI UMUM

Lokasi penelitian berada di persemaian Desa Muara, Kecamatan Teluk

Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Desa Muara terletak di sebelah

Utara Kecamatan Teluk Naga. Luas wilayah Desa Muara 505 ha, merupakan

dataran rendah dengan ketinggian 40 mdpl. Batas administratif Desa Muara

sebelah Utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan

dengan Desa Laut Jawa/ Desa Lemo, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa

Lemo, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Pasir. Desa Muara

mempunyai 2 (dua) iklim yaitu penghujan dan kemarau. Iklim yang

mempengaruhinya adalah iklim tropis dengan angin bertiup dari arah Barat dan

Timur, curah hujan rata-rata 2100 mm/tahun dan suhu udara 27–33ºC (Purwasih

2010)

Vegetasi yang mendominasi disekitar lokasi penelitian adalah jenis

Rhizophora sp. diantaranya Rhizophora mucronata, Rhizophora styolosa,

Rhizophora aviculata. Selain jenis Rhizophora, ditemukan pula jenis Avicenia sp.

Mata pencaharian masyarakat di desa tersebut adalah nelayan, pedagang, petani

tambak, dan hanya sedikit yang menjadi PNS (pegawai negri sipil).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Peubah yang diteliti adalah waktu awal berakar, panjang akar diawal

pertumbuhan, waktu pecah kelopak daun, waktu bibit berdaun 2 (dua), panjang

akar bibit berdaun 2, waktu bibit berdaun 4 (empat), panjang akar bibit berdaun 4,

tinggi bibit ketika sudah berdaun 4, persen tumbuh, dan waktu propagul lepas

keping buah.

Berdasarkan rekapitulasi hasil sidik ragam pada Tabel 1, peubah yang

menunjukkan adanya perbedaan nyata terhadap kedua perlakuan adalah panjang

akar di awal pertumbuhan dan tinggi bibit, sedangkan peubah lainnya tidak

berbeda nyata.

Page 19: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

9

Tabel 1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan propagul PAH

(penanaman ada keping buah) dan PTH (penanaman tanpa keping

buah)

Parameter Pengaruh perlakuan antara PAH dan PTH

Waktu awal berakar tn

Panjang awal berakar *

Waktu kelopak pecah tn

Waktu berdaun dua tn

Panjang akar bibit berdaun 2 tn

Waktu berdaun 4 tn

Panjang akar bibit berdaun 4 tn

Tinggi bibit *

atn= tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%; *= berbeda nyata pada taraf uji 5%.

Persentase Hidup Propagul

Persentase rata-rata hidup R. mucronata pada kedua perlakuan memiliki

perbedaan yang sangat besar. Persentase hidup pada PTH memiliki persentase

yang lebih besar 72.80% dibandingkan dengan PAH sebesar 51.20%. Persentase

tersebut menunjukkan adanya perbedaan di kedua perlakuan. Data persentase

hidup R. mucronata tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2 Persentase (%) hidup R. mucronata pada ke-2 perlakuan (PAH dan PTH)

Ulangan Perlakuan

PAH (%) PTH (%)

1 56.00 76.00

2 44.00 84.00

3 20.00 84.00

4 52.00 60.00

5 84.00 60.00

Rata-rata 51.20 72.80

Lepas Keping Buah

Lepas keping buah merupakan parameter yang hanya diukur pada

perlakuan PAH. Lepas keping buah terjadi karena proses alami yang terjadi pada

propagul yang telah ditanam. Proses yang diamati dilapang, keping buah

mengalami perubahan warna semakin gelap setelah dilakukan penanaman. Setelah

warnanya hitam dan propagul layu, keping buah pun terlepas dengan sendirinya.

Gambar 3 Persentase lepas keping buah pada perlakuan PAH

0

50

100

3 4 5

Lep

as k

epin

g b

uah

(%)

Waktu setelah tanam (hari)

Page 20: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

10

Keping buah paling banyak terlepas di hari ke-tiga setelah penanaman.

Pada hari ke- lima semua keping buah sudah terlepas dari propagulnya. Diagram

persentase keping buah dapat dilihat pada Gambar 3.

Pertumbuhan Akar

1. Awal waktu berakar dan panjang akarnya

Penelitian yang dilakukan pada akar, diawali dengan mencatat waktu awal

berakar propagul yang ditanam. Diperoleh pada bibit PAH, 3 dari 5 bibit yang

diperiksa sudah memiliki akar. Sedangkan pada PTH, semua bibit yang diperiksa

sudah memiliki akar. Setelah minggu kedua dilakukan kembali hal serupa. Bibit

pada PAH semuanya sudah memiliki akar, sama halnya dengan PTH. Berdasarkan

uji statsitik yang telah dilakukan, diperoleh bahwa perbedaan awal kemunculan

akar pada bibit R. mucronata dengan perlakuan PAH dan PTH tidak berbeda

nyata pada kedua perlakuan (Tabel 3).

Tabel 3 Data awal pertumbuhan akar dan panjang akar

Perlakuan Ulangan No unit

contoh

Berakar/ tidak Panjang

akar M1

(cm) M 1 M 2

PAH 1 2 1 1 1

PAH 2 20 0 1 0

PAH 3 7 0 1 0

PAH 4 13 1 1 1.3

PAH 5 17 1 1 0.3

PTH 1 1 1 1 4.1

PTH 2 15 1 1 3.9

PTH 3 10 1 1 4.7

PTH 4 24 1 1 1.6

PTH 5 6 1 1 2.2

Pada kolom berakar/tidak terdapat simbol 1 yang artinya ada, sedangkan 0 tidak ada.

Data panjang akar awal pertumbuhan, pada PAH akar yang terpanjang 1.3

cm dan yang terpendek adalah 0 atau belum berakar dan pada PTH akar yang

terpanjang 4.7 cm dan terpendek 1.6 cm. Berdasarkan uji Duncan, panjang awal

akar R. mucronata terdapat perbedaan yang nyata untuk perlakuan PTH dan PAH

(Lampiran 4).

2. Panjang akar pada bibit bakau berdaun 2 dan berdaun 4

Pengukuran panjang akar pada bibit bakau berdaun 2 dan 4 dilakukan pada

waktu bibit sudah memiliki 2 daun tua, dan 4 daun tua. Daun tua ditunjukkan

dengan bentuk yang sempurna, warna yang lebih gelap, dan memiliki pucuk yang

mulai mengembang sebagai calon bakal daun. Sama halnya dengan pengukuran

awal berakar, pengukuran ini juga dilakukan pada setiap ulangan, akan tetapi

dikarenakan banyaknya bibit yang mati, maka jumlah ulangan yang diukur

menjadi 3 bibit. Rata-rata panjang akar pada bibit berdaun 2 dengan perlakuan

PTH adalah 12.94 cm, sedangkan pada perlakuan PAH memiliki rata-rata sebesar

9.72 cm. Berdasarkan hasil sidik ragam, didapatkan bahwa kedua perlakuan yang

diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 4).

Page 21: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

11

Pengukuran panjang akar juga dilakukan pada bibit yang telah berdaun 4.

Cara pengukuran yang dilakukan sama dengan pengukuran akar pada bibit

berdaun 2. Rata-rata panjang akar bibit berdaun 4 dengan perlakuan PTH adalah

19.66 cm, sedangkan pada perlakuan PAH diperoleh rata-rata sebesar 16.61 cm.

Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan bahwa kedua perlakuan yang diberikan

tidak memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 5). Grafik pertumbuhan akar dapat

dilihat pada Gambar 4.

Tabel 4 Panjang akar pada bibit R. mucronata berdaun 2

Ulangan Panjang (cm)

PTH PAH

1 8.30 7.83

2 14.83 13.5

3 15.67 7.83

Rata-rata 12.94 9.72

Tabel 5 Panjang akar pada bibit R. mucronata berdaun 4

Gambar 4 Proses pertumbuhan panjang akar propagul R. mucronata

Pertumbuhan Daun

1. Pecah kuncup (berkecambah)

Pecah kuncup (berkecambah) adalah ketika daun keluar dari kelopak

daunnya. Peubah pecah kuncup yang diukur adalah waktu daun keluar dari

kelopaknya. Peubah ini dimaksudkan untuk membandingkan antara perlakuan

PAH dengan PTH, sehingga didapatkan pertumbuhan daun yang lebih cepat dari

keduanya.

0

5

10

15

20

25

awal berdaun 2 berdaun 4

paj

ang

(cm

)

Waktu pertumbuhan akar

PAH

PTH

Perlakuan Panjang (cm)

PTH PAH

1 16.33 16.00

2 18.67 18.00

3 24.00 15.83

Rata-rata 19.66 16.61

Page 22: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

12

Tabel 6 Waktu pecah kuncup bibit R. mucronata pada perlakuan PAH dan PTH

Ulangan Minggu

PAH PTH

1 8 8

2 11 7

3 8 5

4 9 7

5 6 9

Rata-rata 8 7

Berdasarkan Tabel 6, rata-rata daun membuka kuncup pada perlakuan

PAH yang tercepat adalah minggu ke-6 dan yang paling lama pada minggu ke-9,

sedangkan pada perlakuan PTH daun membuka kuncupnya yang tercepat pada

minggu ke-5 dan yang terlama pada minggu ke-9. Berdasarkan uji statistik yang

dilakukan, perlakuan PTH dan PAH pada pertumbuhan propagul R. mucronata,

waktu pecah kuncup (berkecambah) tidak memberikan pengaruh yang nyata

terhadap kedua perlakuan tersebut.

2. Waktu bibit berdaun 2 dan 4

Pengamatan waktu bibit berdaun 2 dan 4 bertujuan untuk mengetahui

adanya perbedaan pertumbuhan daun pada kedua perlakuan. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan, waktu bibit berdaun 2 pada perlakuan PAH rata-

rata waktu tercepat di minggu ke-10 dan yang terlama pada minggu ke-12.

Sedangkan pada perlakuan PTH rata-rata waktu bibit berdaun 2 yang tercepat

pada minggu ke-8 dan yang terlama pada minggu ke-12 (Tabel 7). Dari hasil sidik

ragam diketahui bahwa kedua perlakuan tidak memberikan respon yang berbeda

nyata terhadap waktu bibit Rhizophora berdaun 2.

Waktu bibit berdaun 4, pada perlakuan PAH yang tercepat minggu ke-12

dan yang terlama pada minggu ke-14. Sedangkan pada perlakuan PTH waktu rata-

rata bibit berdaun 4 yang tercepat pada minggu ke-11 dan yang terlama pada

minggu ke-13 (Tabel 8). Berdasarkan hasil sidik ragam diperoleh bahwa kedua

perlakuan tidak memberikan respon yang berbeda nyata . Grafik pertumbuhan

daun dapat dilihat pada Gambar 5.

Tabel 7 Waktu bibit R. mucronata berdaun 2

Ulangan Minggu

PAH PTH

1 11.6 12.0

2 12.0 11.2

3 12.2 7.8

4 11.2 10.8

5 10.2 11.4

Rata-rata 11.0 11.0

Page 23: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

13

Tabel 8 Waktu bibit R. mucronata berdaun 4

Ulangan Minggu

PAH PTH

1 14.0 13.4

2 13.7 12.6

3 14.0 11.4

4 12.2 12.8

5 14.0 13.4

Rata-rata 14.0 13.0

Gambar 5 Proses pertumbuhan daun pada bibit R. mucronata

Tinggi

Pengukuran tinggi dilakukan pada saat bibit telah berdaun 2 sampai

berdaun 4. Berdasarkan rekapitulasi pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan

memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi bibit R.

mucronata. Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata pertumbuhan tinggi awal

pada perlakuan PAH adalah 6.07 cm dan tinggi akhir adalah 8.31 cm, sedangkan

pada perlakuan PTH diperoleh rata-rata pertumbuhan tinggi awal adalah 4.66 cm

dan tinggi akhir 9.59 cm (Tabel 9). Grafik pertumbuhan tinggi bibit R. mucronata

dapat dilihat pada Gambar 6.

Tabel 9 Hasil Uji Duncan pengaruh perlakuan PAH dan PTH terhadap tinggi

rata-rata bibit R. mucronata

Perlakuan Tinggi awal

(cm)

Tinggi akhir

(cm)

Pertambahan

tinggi (cm) Peningkatan

(%)

PAH 6.07 8.31 2.212b 36.28

PTH 4.66 9.59 4.922a 105.66

Huruf yang sama tidak memberikan pengaruh yang nyata

0

2

4

6

8

10

12

14

16

berkecambah berdaun 2 berdaun 4

Min

ggu

waktu pertumbuhan daun

PAH

PTH

Page 24: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

14

Gambar 6 Pertumbuhan tinggi bibit R. mucronata

Data Tambahan

Tinggi R. mucronata di Lokasi Penanaman

Selain data persemaian R. mucronata, dilakukan juga pengambilan data

tinggi dari hasil penanaman bibit bakau di lokasi penanaman. Bibit bakau

ditanam dengan 2 perlakuan yaitu penanaman dengan memakai polybag dan

tidak memakai polybag. Pada perlakuan tanpa polybag, rata-rata tinggi awal

adalah 10.49 cm dan tinggi akhir 13.84 cm, sedangkan pada perlakuan

penanaman dengan polybag rata-rata tinggi awal adalah 10.51 cm dan tinggi

akhir 11.75 cm. Perlakuan penanaman memakai polybag diperoleh rata-rata

pertumbuhan tinggi 1.24 cm mencapai 11.79%, sedangkan pada perlakuan

penanaman bibit tanpa polybag rata-rata pertumbuhan tinggi 3.38 cm mencapai

32.22% dari tinggi awal (Tabel 10). Diagram pertumbuhan tinggi R. mucronata

di lokasi penanaman dapat dilihat pada Gambar 7.

Tabel 10 Rata-rata pertumbuhan tinggi, penanaman bibit langsung ketanah

dengan menggunakan polybag

Perlakuan Awal (cm) Akhir (cm) Rata-rata

pertumbuhan (cm)

Polybag 10.51 11.75 1.24

Non Polybag 10.49 13.84 3.38

Gambar 7 Pertumbuhan tinggi R. mucronata di lokasi penanaman

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

awal akhir

tinggi

(cm

)

minggu

PAH

PTH

0

3

6

9

12

15

18

1 5

Tin

ggi

(cm

)

Waktu setelah tanam(minggu)

polybag

non polybag

Page 25: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

15

Penanaman Propagul Langsung ke Tanah

Hasil penelitian diperoleh rata-rata tinggi awal propagul dengan

penanaman langsung ke-tanah 7.4 cm, dan rata-rata tinggi akhir pengukuran 14.18

cm. Rata-rata tingkat pertumbuhan tingginya mencapai 6.78 cm. Perbedaan

pertumbuhan tinggi propagul yang langsung ditanam ke tanah dengan propagul

yang ditanam pada polybag dapat dilihat pada Tabel 11. Berdasarkan hasil ragam

pada Lampiran 10, perlakuan penanaman propagul langsung ketanah dengan

propagul yang ditanam dengan polybag tidak memberikan pengaruh yang nyata

terhadap pertumbuhan tinggi R. mucronata.

Tabel 11 Perbandingan pertumbuhan tinggi antara penanaman propagul langsung

ke tanah dengan penanaman menggunakan polybag

Perlakuan Tinggi (cm)

Awal Akhir Pertumbuhan

NP 7.40 14.18 6.78

P 4.67 9.59 4.93 aNP= non polybag, P= polybag.

Pembahasan

Persentase Hidup Propagul R. mucronata

Persentase hidup propagul R. mucronata berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, diperoleh hasil yang tertinggi pada perlakuan PTH (penanaman

tanpa keping buah) yaitu sebanyak 72.80%, sedangkan pada perlakuan PAH

(penanaman ada keping buah) diperoleh sebanyak 51.20%. Persentase hidup

propagul bakau merah ini termasuk kecil apabila dibandingkan dengan penelitian-

penelitian terdahulu yang bisa mencapai 100%.

Buah yang diunduh adalah buah yang benar-benar masak secara

fisiologisnya. Buah atau benih R. mucronata yang masak dicirikan: propagul

berwarna hijau tua dengan panjang minimal 50 cm, kotiledon berwarna kuning,

memiliki cincin warna putih pada hipokotil yang bersebelahan dengan perikarp,

perikarp mudah lepas dari plumulanya (Taniguchi et al. 1999). Justice dan Bass

(2002) dalam Octeri (2004) menyatakan bahwa vigor benih tertinggi tercapai pada

saat benih masak secara fisiologis dan sejak itu benih perlahan-lahan kehilangan

vigor dan akhirnya mati.

Saat dilakukan pengunduhan tidak semua propagul yang didapatkan

memiliki tingkat kematangan yang sama. Sehingga waktu ditanam, masih terlihat

ada beberapa propagul yang lebih muda dibandingkan dengan yang lainnya.

ketika terjadi kekeringan propagul yang pertama mati adalah propagul yang masih

muda. Selain itu dari segi viabilitas propagul, setelah propagul diunduh, didalam

hari yang sama propagul tersebut langsung ditanam. Menurut Hachinohe (1998)

propagul dapat disimpan paling lama selama 10 hari. Hal ini dapat diartikan dari

viabilitas propagul yang di tanam masih sangat bagus atau bahkan mencapai

kondisi paling bagus saat penanaman.

Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan propagul R. mucronata,

terdiri dari kualitas tanah, salinitas, suhu, naungan, unsur tanah dan lainnya.

Page 26: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

16

Sehingga tidak bisa menyimpulkan suatu penyebab tinggi rendahnya persentase

hidup propagul R. mucronata disebabkan oleh salah satu faktor.

Lepas Keping Buah

Rata-rata waktu propagul lepas keping buah pada perlakuan PAH, yang

terbanyak di hari ke-3 setelah penanaman yaitu sebanyak 68%, kemudian pada

hari ke-5 keping buah sudah terlepas 100%. Kondisi yang kering, panas, dan tidak

ada perantara masuknya cahaya matahari ke lokasi persemaian, menyebabkan

kondisi propagul tersebut layu dan terbakar. Hal ini menjadi alasan, kenapa lepas

hipokotil tersebut sangat cepat. Kondisi hipokotil yang kering, layu dan mulai

mengkerut, menandakan bahwa kadar air semakin turun sehingga mengakibatkan

keping buah secara perlahan terlepas dari propagulnya.

Setelah keping buah tersebut lepas, terlihat propagul mulai berdiri

walaupun tidak lurus seperti sedia kala. Dari penelitian ini didapatkan salah satu

kelemahan penanaman dengan adanya keping buah tersebut terjadi kerusakan

pada fisik propagul. Hal ini akan sangat berpengaruh kepada bibit yang akan

dihasilkan dari propagul tersebut.

Pertumbuhan Akar

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya

berkembang dibawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh

di atas tanah. Berdasarkan asal usulnya, terdapat dua tipe akar, yaitu akar

tunggang dan serabut. Akar tunggang berkembang dari ujung embrio yang

terbatas, sedangkan akar serabut berkembang dari jaringan akar dewasa atau dari

bagian lain tubuh tumbuhan seperti batang, dan daun. Sistem akar R. mucronata

terdiri atas akar tunggang yang membentuk cabang pada sisi bagian dewasa akar,

yang biasa mengalami penebalan sekunder, hanya berfungsi sebagai alat

pemegang pada tanah dan untuk menyimpan bahan cadangan. Pengambilan air

dan garam dilakukan terutama oleh sistem akar yang masih di dalam pertumbuhan

(Mulyani 2006).

Pertumbuhan propagul dimulai dari pertumbuhan akar sebelum bagian

lainnya. Karena kondisi lingkungan tempat hidup yang basah, dipengaruhi pasang

surut air laut, sehingga jenis pohon mangrove ini beradaptasi dengan kondisi

tersebut. Selain itu pertumbuhan akar sangat di pengaruhi oleh genangan dan

tingkat kedalaman air. Pertumbuhan pada sistem perakaran, akar Rhizophora spp.

di areal mangrove dengan kondisi genangan yang tinggi akan menunjukkan posisi

akar yang berada jauh di bawah permukaan tanah, sebaliknya apabila genangan

semakin dangkal maka posisi akar akan berada dekat dengan permukaan tanah

(Triswanto 2000). Hal ini menunjukkan bahwa Rhizophora spp. memiliki

kemampuan tumbuh optimal pada kondisi genangan yang tinggi.

Pengukuran pertumbuhan akar terdiri dari waktu propagul berakar,

panjang akar diawal pertumbuhan, panjang akar ketika bibit R. mucronata telah

berdaun 2 dan berdaun 4. Data yang diperoleh pada perlakuan PAH dari 5

propagul yang diperiksa, hanya 3 yang telah berakar, sedangkan pada perlakuan

PTH semua unit contoh yang diperiksa sudah berakar. Semakin tinggi salinitas

akan menghambat pembentukan akar baru dan akar tanaman mengalami kesulitan

dalam menyerap air karena tingginya tekanan osmotik larutan tanah. Awal setelah

penanaman, dilakukan penyiraman karena air pasang surut tidak sampai ke lokasi

Page 27: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

17

persemaian. Hal ini diduga bisa mengakibatkan tingkat salinitas yang terdapat

didalam air lebih tinggi, dibanding dengan air yang mengalir melalui parit di

persemaian maupun air yang berada didalam tanah. Sehingga memberikan

dampak terhadap pertumbuhan akar.

Gambar 8 Contoh perbandingan akar 2 perlakuan

Berdasarkan hasil sidik ragam pengaruh perlakuan PAH dan PTH pada

pertumbuhan akar yang berpengaruh nyata adalah parameter panjang akar diawal

pertumbuhan. Propagul yang ditanam pada perlakuan PTH memiliki tingkat

kematangan yang lebih dibandingkan pada perlakuan PAH. Karena propagul PTH

yang diunduh adalah propagul yang telah terjatuh dari pohon induknya tanpa

keping buah. Tingkat kematangan propagul bisa menjadi penyebab pertumbuhan

akar pada perlakuan PTH lebih baik dibanding PAH. Perbedaan pertumbuhan

akar pada perlakuan dapat dilihat pada Gambar 8.

Peubah lain yang diukur tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap

pertumbuhan akar. Artinya perlakuan PAH dan PTH memiliki tingkat

pertumbuhan yang sama pada akar tersebut.

Pertumbuhan Daun

Proses pertumbuhan daun pada penelitian ini merupakan salah satu peubah

yang secara langsung bisa terlihat. Peubah yang diteliti dari proses pertumbuhan

daun adalah waktu daun buka kuncup, waktu propagul berdaun 2 dan waktu

propagul berdaun 4.

Berdasarkan hasil sidik ragam yang telah dilakukan semua parameter yang

di teliti tidak berbeda nyata. Hal ini dapat diartikan bahwa perlakuan PAH dan

PTH tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan daun,

sehingga PAH dan PTH memiliki tingkat pertumbuhan yang sama pada parameter

daun.

Waktu daun buka kuncup adalah waktu keluarnya daun dari kelopaknya.

Kamil (1982) mengemukakan bahwa secara visual dan morpologis suatu biji yang

berkecambah umumnya ditandai dengan terlihatnya daun yang menonjol dari

bijinya. Waktu propagul R. mucronata berbuka kuncup dengan perlakuan PAH

adalah 8 minggu setelah tanam, waktu berdaun dua adalah 11 minggu setelah

Page 28: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

18

tanam, dan waktu berdaun 4 adalah 14 minggu setelah tanam. Pada perlakuan

PTH waktu propagul berkecambah 7 minggu setelah tanam, berdaun 2, 11 minggu

setelah tanam, dan berdaun 4, 13 minggu setelah tanam. Kamil (1982),

menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

benih, terbagi atas faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam antara lain adalah

tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi Rudimeter (benih kurang

masak), asal benih dan daya tembus air serta unsur-unsur mekanik lainnya pada

kulit biji.

Pertumbuhan Tinggi

Tinggi tanaman merupakan ukuran yang sering diamati, baik sebagai

indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk

mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang ditetapkan. Hal ini

didasarkan atas kenyataan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan

yang paling mudah dilihat (Sitompul dan Guritno 1995). Pengukuran tinggi

dilakukan dari titik awal pertumbuhan sampai ujung pucuk daun.

Gambar 9 Perbedaan tinggi pada perlakuan

Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan PTH berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan tinggi semai R. mucronata, persen pertumbuhannya mencapai

105.66%. Faktor yang membedakan antara PTH dan PAH adalah tingkat

kemasakan propagulnya, yang akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan.

Sedangkan faktor lingkungan tentunya memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap pertumbuhan semai R. mucronata. Tetapi faktor lingkungan yang

mempengaruhi pertumbuhan PTH lebih tinggi dibandingkan dengan PAH perlu

dilakukan penelitian terkait faktor lingkungan tersebut. Perbedaaan tinggi antara

PAH dan PTH dapat dilihat pada Gambar 9.

Selain pengukuran pertumbuhan tinggi di persemaian, dilakukan juga

pengukuran tinggi di lokasi penanaman, dengan perlakuan penanaman dengan

menggunakan polybag dan tidak menggunakan polybag. Hal ini bermaksud untuk

melengkapi informasi tentang pertumbuhan R. mucronata. Diperoleh bahwa

penanaman tanpa polybag lebih baik dibandingkan dengan menggunakan polybag,

Page 29: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

19

berdasarkan data pertumbuhan tinggi yang diperoleh. Penanaman tanpa polybag

rata-rata pertumbuhannya 3.38 cm, mencapai 32.22% dari tinggi awal semai,

sedangkan penanaman dengan polybag pertumbuhannya 1.24 cm, mencapai

11.79% dari tinggi awal semai. Perbedaan pertumbuhan pada tinggi bibit

Rhizophora mucronata tersebut diakibatkan terhambatnya akar untuk mencari

unsur hara yang ada di tanah karena adanya polybag, sedangkan penanaman tanpa

polybag akarnya akan lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan tempat

tumbuhnya, sehingga pertumbuhan akarnya lebih panjang dan akses untuk

mendapatkan unsur hara lebih terjamin.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Proses pertumbuhan R. mucronata dimulai dari pertumbuhan akar di

minggu pertama setelah penanaman, dilanjutkan dengan berkecambah, kemudian

terbentuk sepasang daun sempurna dan selanjutnya 2 pasang daun. Perlakuan

penanaman propagul (buah) bakau merah tanpa keping buah memiliki

pertumbuhan yang lebih baik, dibandingkan dengan penanaman ada keping buah.

Tinggi dan panjang awal berakar yang berbeda nyata dapat diartikan bahwa

perlakuan tersebut memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bakau

merah. Pertumbuhan dengan penanaman tanpa polybag menghasilkan

perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang memakai polybag serta

perkembangan propagul yang ditanam langsung ke tanah lebih baik dibandingkan

dengan yang ditanam pada polybag.

Saran

1. Perlu dilakukan uji kualitas propagul yang memiliki keping buah saat

dipanen, setelah dilakukan penyimpanan dalam waktu yang berkala.

2. Perlu adanya perbaikan sistem irigasi yang terdapat di persemaian, sehingga

air pasang surut bisa masuk ke lokasi persemaian ketika musim kemarau.

3. Perlu penelitian tentang fenologi bunga dan buah R. mucronata.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini YN. 2000. Pengaruh media simpan, ruang simpan dan lama

penyimpanan propagul terhadap viabilitas benih Rhizophora apiculata

[Skripsi]. Bogor (ID): Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan

IPB.

Page 30: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

20

Aksornkoae S. 1993. Ecology and Management of Mangroves. Bangkok (TH):

The International Union of Nature and Natural Resources (IUCN)

Wetlands Programme.

Bengen DG. 2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Bogor (ID): PK-

SPL Sekolah Pasca Sarjana IPB.

Dinas Kehutanan DKI Jakarta. 1996. Rencana Proyek Rehabilitasi Hutan Bakau.

Jakarta (ID): Proyek Pengembangan Hutan Bakau Propinsi DKI Jakarta.

[DEPHUT] Departemen Kehutanan. 2008. Statistik Kehutanan Indonesia,

Forestry Statistik of Indonesia 2007. Jakarta (ID):

Duke NC, Jackes BR. 1987. A Systematic Revision of The Mangrove Genus

Sonneratia (Sonneratiaceae) In Australasia. Blumea, Vol. 32, No.2 (1987) :

277-302.

Hachinohe H. 1998. Manual Persemaian Mangrove di Bali. Suko O, penerjemah,

Ida A, editor. Bali: PT Indografika Utama. Terjemahan dari : Nursery

Manual for Mangrove Species at Benua Port in Bali.

Kamil J. 1982. Tekhnologi Benih I. Bandung (ID): PT Angkasa.

Kusmana C . 2003 . Teknik Rehabilitasi Mangrove. Bogor (ID): Fakultas

Kehutanan IPB.

Kusmana C, C Wibowo, R Budi, IZ Siregar, T Tiryana, S Sukardjo. 2008. Manual

of Mangove Silvikulture in Indonesia. Korea International Coorperation

Agency The Rehabilitation Mangrove Forest and Coastal Area Damaged

By Tsunami in Aceh Project.

Macnae W. 1968. A general account of the fauna and flora of swamps and forests

in the Indo West Pacific Region. Adv.Mar.Biol. 6:73-270.

Murdiyanto B. 2003. Mengenal, Memelihara dan Melestarikan Ekosistem Bakau.

Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan

dan Perikanan.

Mulyani S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Octeri Z. 2004. Kadar air kritis propagul Rhizophora mucronata dalam

hubungannya dengan viablitas propagul [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas

Kehutanan IPB.

Priyono A. 2010. Panduan Praktis Teknik Rehabilitasi Mangrove di Kawasan

Pesisir Indonesia. Semarang (ID): Kesemat.

Purwasih N. 2010. Profil Desa Muara. Tangerang (ID)

Sitompul SM, Bambang G. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta

(ID): UGM Press.

Taniguchi KS, Takashima, O. Suko. 1999. The Silviculture Manual for Mangrove.

Ministry of Forestry and Estate Crops. Jakarta (ID): PT. Indografika

Utama.

Triswanto A. 2000. Pengaruh kedalaman air pasang dan umur tanaman terhadap

keberhasilan penanaman Rhizophora mucronata Lamk. (studi kasus

rehabilitasi pulau-pulau kecil di Ghili Petagan, Nusa Tenggara Barat)

[Tesis]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB.

Page 31: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

21

Lampiran 1 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter tinggi di persemaian

Lampiran 2 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter tinggi di lokasi

penanaman

Lampiran 3 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter awal berakar

Source DF Sum of Square Mean Square F Value Pr > F

Model 1 18.44164000 18.44164000 6.65 0.0327

Error 8 22.18416000 2.77302000

Corrected Total 9 40.62580000

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Perlakuan

A

B

4.928 5 PTH

2.212 5 PAH

Source DF Sumof Square Mean Square F Value Pr > F

Model 1 6.88010417 6.88010417 11.17 0.0288

Error 4 2.46471667 0.61617917

Corrected

Total

5 9.34482083

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Perlakuan

A

B

3.3817 3 NP

1.2400 3 P

Source DF Sum of Square Mean Square F Value Pr > F

Model 1 0.40000000 0.40000000 2.67 0.1411

Error 8 1.20000000 0.15000000

Corrected Total 9 1.60000000

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Perlakuan

A

A

1.000 5 PTH

0.600 5 PAH

Page 32: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

22

Lampiran 4 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter panjang akar di awal

pengukuran

Lampiran 5 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter panjang akar pada saat

berdaun 2

Lampiran 6 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter panjang akar pada saat

berdaun 4

Source DF Sum of Square Mean Square F Value Pr > F

Model 1 19.32100000 19.32100000 18.21 0.0027

Error 8 8.48800000 1.06100000

Corrected Total 9 27.80900000

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Perlakuan

A

B

3.3000 5 PTH

0.5200 5 PAH

Source DF Sum of Square Mean Square F Value Pr > F

Model 1 15.48826667 15.48826667 1.15 0.3444

Error 4 53.98706667 13.49676667

Corrected

Total

5 69.47533333

Means with the same letter are not significantly different.

DuncanGrouping Mean N Perlakuan

A 12.9333 3 PTH

A 9.720 3 PAH

Source DF Sum of Square Mean Square F Value Pr > F

Model 1 14.01481667 14.01481667 1.66 0.2674

Error 4 33.81706667 8.45426667

Corrected Total 5 47.83188333

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Perlakuan

A

A

19.667 3 PTH

16.610 3 PAH

Page 33: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

23

Lampiran 7 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter panjang pada waktu

berbuka Kuncup (Berkecambah)

Lampiran 8 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter panjang pada waktu

berdaun 2

Lampiran 9 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter panjang pada waktu

berdaun 4

Source DF Sum of Square Mean Square F Value Pr > F

Model 1 2.70400000 2.70400000 0.91 0.3672

Error 8 23.68000000 2.96000000

Corrected Total 9 26.38400000

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Perlakuan

A

A

8.360 5 PAH

7.320 5 PTH

Source DF Sum of Square Mean Square F Value Pr> F

Model 1 1.60000000 1.60000000 0.96 0.3561

Error 8 13.34400000 1.66800000

Corrected Total 9 14.94400000 14.94400000

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Perlakuan

A

A

11.4400 5 PAH

10.6400 5 PTH

Source DF Sum of Square Mean Square F Value Pr > F

Model 1 1.89225000 1.89225000 2.94 0.1248

Error 8 5.15000000 0.64375000

Corrected Total 9 7.04225000

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Perlakuan

A

A

13.5900 5 PAH

12.7200 5 PTH

Page 34: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

24

Lampiran 10 Analisis Regresi dan Uji Duncan parameter panjang pada waktu

berdaun 4

Source DF Sum of Square Mean Square F Value Pr > F

Model 1 9.35428364 9.35428364 4.09 0.0739

Error 9 20.59168000 2.28796444

Corrected Total 10 29.94596364

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N Perlakuan

A

A

6.7800 6 NP

4.9280 5 P

Page 35: PERTUMBUHAN BAKAU MERAH (Rhizophora mucronata) di ... · conservation of this species is very important because its habitat is at ... berada di zonasi paling tengah dari formasi ...

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sibolga pada tanggal 24 Mei 1991 dari ayah Ir. Ali

Umum dan ibu Sangkot. Penulis adalah putra kedua dari enam bersaudara. Tahun

2009 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Padangsidimpuan dan pada tahun yang

sama penulis lulus seleksi masuk institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI-IPB) dan diterima di Departemen Silvikultur, Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai Ketua Departemen

PSDM DKM Ibaadurrahman pada tahun 2010˗2011, ketua DKM Ibadurrohman

pada tahun 2011˗2012, anggota FSLDK tahun 2011˗2012, dan sekjen JIMMKI

(Jaringan Intelektual Mahasiswa Muslim Kehutanan Indonesia) pada tahun 2012-

2013.

Selain aktif dalam organisasi penulis, pernah menjadi asisten PAI

(pengantar agama Islam) pada tahun ajar 2011/2012, praktikum pengaruh hutan

tahun ajar 2011/2012, nutrisi hutan tahun ajar 2012/2013, asisten di praktikum

lapang PPEH tahun ajar 2012/2013. Pada bulan Juli tahun 2011 penulis

melaksanakan Praktek Pengelolaan Ekosistem Hutan (PPEH) di Sancang Timur-

Papandayan, pada bulan Juni-Juli tahun 2012 penulis melaksanakan Praktik

Pengelolaan Hutan (PPH) di lokasi Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW)

Sukabumi, Bandung dan Cianjur serta pada bulan Maret - Mei tahun 2013 penulis

melaksanakan Praktek Kerja Profesi (PKP) di PT. Wana Hijau Pesaguan,

Agrabareksa Kalimantan Barat.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pertumbuhan Bakau Merah (Rhizphora mucronata) di

Persemaian Mangrove Muara, Teluk Naga Kota Tangerang” di bawah bimbingan

Dr Ir Omo Rusdiana, MSc dan Ir Andi Sukendro MSi.