PERTEMUAN X

22
PERTEMUAN X PERTEMUAN X PENYELESAIAN SENGKETA PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN KONSUMEN

description

PERTEMUAN X. PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN. Sengketa konsumen. Menyangkut sengketa antara pelaku usaha dan konsumen Menyangkut tata cara atau prosedur penyelesaian sengketa antara pelaku usaha dan konsumen yang terdapat pada Bab X UUPK. Cara Penyelesaian Sengketa Konsumen. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PERTEMUAN X

Page 1: PERTEMUAN X

PERTEMUAN XPERTEMUAN X

PENYELESAIAN SENGKETA PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMENKONSUMEN

Page 2: PERTEMUAN X

Sengketa konsumenSengketa konsumen

• Menyangkut sengketa antara pelaku usaha dan konsumen

• Menyangkut tata cara atau prosedur penyelesaian sengketa antara pelaku usaha dan konsumen yang terdapat pada Bab X UUPK

Page 3: PERTEMUAN X

Cara Penyelesaian Sengketa Cara Penyelesaian Sengketa KonsumenKonsumen

1. Diluar Pengadilan

diajukan oleh individu (penggugat),

2. Melalui Pengadilan

diajukan individu dan kelompok

Page 4: PERTEMUAN X

Diluar PengadilanDiluar Pengadilan

• Pasal 47 mengatur mengenai penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang diselenggarakan untk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak terulang kembali kerugian yang diderita oleh konsumen.

Page 5: PERTEMUAN X

Penyelesaian di luar pengadilan ini dapat Penyelesaian di luar pengadilan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:dilakukan dengan dua cara yaitu:

1.Penyelesaian secara damai diantara mereka yang bersengketa.

2.Penyelesaian melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), dan Lembaga Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) .

Page 6: PERTEMUAN X

1. Penyelesaian secara damai1. Penyelesaian secara damai

• Penyelesaian sengketa secara damai yang dimaksud adalah penyelesaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersengketa (pelaku usaha dan konsumen) tanpa melalui pengadilan atau Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), dan tidak bertentangan dengan Undang-undang Perlindungan Konsumen ini.

• Cara penyelesaian secara damai ini merupakan bentuk penyelesaian yang mudah, murah dan (relatif) lebih cepat apabila dapat berjalan dengan lancar. Penyelesaian dengan cara damai membutuhkan kemauan dan kemampuan berunding

Page 7: PERTEMUAN X

Hambatan-hambatanHambatan-hambatan

• pelaku usaha sering mengelak karena mereka merasa mempunyai kekuatan yang lebih besar dari konsumen yang dirugikan

• membutuhkan kesabaran, saling pengertian dan menghormati hak-hak dan kewajiban para pihak yang bersengketa

Page 8: PERTEMUAN X

2. 2. Penyelesaian sengketa melalui Penyelesaian sengketa melalui BPSKBPSK , BPKN dan LPKSM , BPKN dan LPKSM

• diatur dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen Bab XI dari Pasal 49 sampai dengan Pasal 58

• BPSK merupakan lembaga khusus yang dibentuk oleh pemerintah di setiap daerah tingkat II (Kepmenperindag No.350/MPP/Kep/12/2001)

• Keanggotaan BPSK terdiri dari unsur pemerintah, konsumen, dan pelaku usaha. (3-5 orang)

• Pengangkatan dan pemberhentian anggota BPSK ditetapkan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Page 9: PERTEMUAN X

BPSK daerahBPSK daerah

• Keppres No.90/ 2001 : pembentukan BPSK Medan, Palembang dll

• Keppres 108/ 2004 : Pembentukan BPSK Kupang, Samarinda dll

• Keppres 18. 2005 : pembentukan BPSK Jabar, Japus dll.

• Kepmenperindag No.301`/MPP/Kep/10/2001: pengangkatan dan pemberhentain angg BPSk

Page 10: PERTEMUAN X

Tugas dan wewenang BPSK Tugas dan wewenang BPSK Pasal 52 UUPK Pasal 52 UUPK

• penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasi.

• Dalam menangani dan menyelesaikan sengketa konsumen BPSK membentuk Majelis dengan jumlah anggota harus ganjil

• dibantu seorang panitera

Page 11: PERTEMUAN X

Pasal 54 ayat (3)Pasal 54 ayat (3)

• ”putusan yang dijatuhkan oleh Majelis BPSK bersifat final dan mengikat”.

• Artinya bahwqa tidak adanya upaya banding dan kasasi, yang ada “keberatan”. Apabila pelaku usaha keberatan atas putusan yang dijatuhkan oleh majelis BPSK, maka ia dapat mengajukan keberatannya itu kepada Pengadilan Negeri (Pasal14)

• Keputusan BPSK itu wajib dilaksanakan oleh pelaku dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah putusan diterima.

Page 12: PERTEMUAN X

• Pasal 58 UUPK dalam jangka waktu 14 hari Pengadilan Negeri yang menerima keberatan pelaku usaha harus sudah memutus perkara tersebut dalam jangka waktu 21 hari sejak diterimanya keberatan tersebut.

• Selanjutnya pengadilan negeri diberi waktu 14 hari untuk mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung. Keputusan Mahkamah Agung wajib dikeluarkan dalam jangka waktu 30 hari sejak permohonan kasasi diajukan.

Page 13: PERTEMUAN X

BPKNBPKN

• Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN). Badan ini akan lebih difungsikan sebagai badan yang mengkoordinasikan mulai dari kebijakan sampai dengan pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan konsumen.

Page 14: PERTEMUAN X

PP No. 57 Tahun 2001 PP No. 57 Tahun 2001 BPKN BPKN Keppres Nomor 150 Tahun 2004 Keppres Nomor 150 Tahun 2004

• operasional lembaga ini pada 5 Oktober 2004, sesuai Keppres Nomor 150 Tahun 2004. BPKN yang dibentuk Pemerintah merupakan lembaga independen yang berfungsi memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia

Page 15: PERTEMUAN X

Struktur Organisasi BPKNStruktur Organisasi BPKN

• Struktur Organisasi BPKNKeanggotaan BPKN terdiri dari unsur Pemerintah, Pelaku Usaha, LPKSM, Akademisi dan Tenaga Ahli.

• Berkedudukan di Jakarta, BPKN telah menetapkan tugas dan tata kerjanya sesuai Keputusan Ketua BPKN No. 02/BPKN/Kep/12/2004

Page 16: PERTEMUAN X

KOMISI-KOMISI BPKNKOMISI-KOMISI BPKN

• yaitu:

1.Komisi I : Penelitian dan Pengembangan,

2.Komisi II : Informasi, Edukasi dan Pengaduan

3. Komisi III : Kerjasama

Page 17: PERTEMUAN X

LPKSMLPKSMPasal 1 butir 9Pasal 1 butir 9

• LPKSM adalah lembaga non pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemrth yg memp kegiatan menangani perlindungan konsumen.

• Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) diakui sebagai mitra dalam penegakan Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Bidang garapannya akan diarahkan pada spesialisasi, misalnya LPKSM Kelistrikan, LPKSM Kesehatan, LPKSM Perbankan, dan lain-lain

Page 18: PERTEMUAN X

Dasar hukum Dasar hukum PP Nomor 59 Tahun 2001PP Nomor 59 Tahun 2001

• Pasal 2 ayat (1) “pemerintah mengakui LPKSM yg memenuhi syarat, yakni yg Terdaftar pada pemkab/pemkot”. Terdaftar artinya tercatat bukan ijin.

• LPKSM berbentuk BH / yyasan• Hak gugat LPKSM diatur dalam

Pasal 46 ayat (1) butir c dan ayat (2) UUPK

• LPKSM sbg legal standi in judicio

Page 19: PERTEMUAN X

Penyelesaian sengketa melalui Penyelesaian sengketa melalui pengadilanpengadilan

• Pasal 48 menyatakan bahwa “penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan mengacu pada ketentuan tentang peradilan umum yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 45”

Page 20: PERTEMUAN X

Yang berhak mengajukan gugatanYang berhak mengajukan gugatanPasal 46 ayat (1)Pasal 46 ayat (1)

a. Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli warisnya.

b. Sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama.

c. Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya;

d. Pemerintah dan/atau instansi terkait.

Page 21: PERTEMUAN X

Bagaimana Cara Pengaduan ke Bagaimana Cara Pengaduan ke BPSKBPSK

• Membuat surat permohonan kepada Ketua BPSK, Mengisi formulir pengaduan di kantor BPSK yang berisi :

• -Nama, Alamat Pengadu dan Alamat yang diadukan• -Keterangan waktu/tempat terjadinya transaksi• -kronologis kejadian• -bukti-bukti yang lengkap seperti: Faktur, Kwitansi, Bon

dll.• -Foto copy KTP pengadu.

Page 22: PERTEMUAN X